7/17/2019 Epilepsi
http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 1/19
PRESENTASI DISKUSI TOPIK
EPILEPSI
Pembimbing:
dr. Hastari Soekardi, Sp.S
Disusun oleh:Leily Badrya
(!"!!!!#$%
KEPANITERAAN KLINIK NEUROLO&I
RU'AH SAKIT U'U' PUSAT AT'A)ATI
PRO&RA' STUDI PENDIDIKAN DOKTER
AKULTAS KEDOKTERAN DAN IL'U KESEHATAN
UNI*ERSITAS ISLA' NE&ERI S+ARI HIDA+ATULLAH
AKARTA-!
KATA PEN&ANTAR
7/17/2019 Epilepsi
http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 2/19
Segala puji bagi Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam
kepaniteraan klinik di stase Neurologi umah Sakit !mum Pusat "atma#ati $akarta.
Dalam kesempatan ini penulis mengu%apkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini& terutama kepada :
'. dr. (astari Soekardi& Sp.S selaku pembimbing kasus ini.
). Semua dokter dan sta* pengajar di SM" Neurologi umah Sakit !mum Pusat
"atma#ati $akarta.
+. ekan-rekan ,epaniteraan ,linik Neurologi umah Sakit !mum Pusat "atma#ati
$akarta.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan&
oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan makalah ini
sangat kami harapkan. Semoga makalah presentasi kasus ini dapat berman*aat bagi kita semua
dan dapat menambah #a#asan di bidang neurologi.
$akarta& '+ Agustus )'
Penyusun
BAB I
STATUS PASIEN
.. IDENTITAS PASIEN
2
7/17/2019 Epilepsi
http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 3/19
Nama : Tn. SD
$enis ,elamin : /aki-/aki
!sia : +' tahun 0'-)-'1234
Agama : 5slam
Alamat : $l. Madrasah Pondok 6enda& Pamulang T7W +7+&
Tangerang selatan& 6anten
Suku bangsa : $a#a 6arat
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : Tamat SMP
Status Menikah : ,a#in
No. M : 323++
Masuk S : '+ $uli )'
Pengambilan Data : '+ Agustus )'
.-. ANA'NESIS
Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis di ruang ra#at inap sara* pada tanggal '+
Agustus )'.
a. Kel/0a1 Uta2a
,ejang berulang ' hari sebelum masuk rumah sakit.
3. Ri4ayat Pe1yakit Sekara15
Pasien datang ke S!P "atma#ati dengan serangan kejang terakhir yang
dialami pasien ' hari SMS. Menurut istri pasien& sebelum kejang pasien tidak
merasakan apapun& setelah itu kedua tangan terasa kaku& kemudian kaku diseluruh
tubuh. Setelah itu pasien kejang kelojotan selam '-) menit dengan mata melirik keatas
dan mulut terkatup rapat. Pada saat kejang& pasien dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Pada kejang terakhir pasien tiba-tiba terjatuh dan tangan kiri terkena tumpahan sayur mendidih. Setelah kejang pasien merasa lemas& mual dan muntah. Menurut pasien&
3
7/17/2019 Epilepsi
http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 4/19
kejang terjadi ketika pasien sedang banyak pikiran dan seringkali terjadi pada saat
malam hari. ,eluar busa saat kejang disangkal. Serangan kejang pertama kali dialami
pasien saat pasien sekitar usia '8 tahun dengan serangan sebanyak ' kali setiap
malamnya sampai saat ini dengan gejala yang sama. ,ejang malam hari saat tidur dan
pasien tidak sadarkan diri. 6angkitan dia#ali dengan kaku pada kedua tangan&
kemudian kaku seluruh badan& kejang kelojotan menit& mata mendelik keatas.
Setelah kejang pasien merasa lemas dan mengalami muntah.Setelah itu& pasien berobat
ke dokter rutin minum obat dan rutin kontrol ke dokter setiap bulan. 9bat yang
diberikan oleh dokter yaitu %arbamaepine& dosis tidak diketahui pasien.
Selama dira#at di S!P "atma#ati& pasien tidak pernah mengalami kejang.
i#ayat nyeri kepala& muntah menyemprot& dan demam disangkal oleh pasien.
6. Ri4ayat Pe1yakit Da0/l/i#ayat prenatal : tidak diketahui pasien. i#ayat natal : Menurut pasien&
pasien lahir se%ara normal ditolong oleh bidan di klinik bidan& lahir %ukup bulan dan
langsung menangis. i#ayat postnatal : i#ayat kejang demam disangkal. Pasien
anak pertama dari + bersaudara.
d. Ri4ayat Pe1yakit Kel/ar5a
Tidak ada ri#ayat kejang pada keluarga pasien. i#ayat stroke dan hipertensi
dalam keluarga disangkal. 5bu pasien meninggal karena penyakit jantung.
e. Ri4ayat Ke3iasaa1 da1 Sosial
Pasien makan 3 kali sehari dengan makanan bervariasi. Pasien
merokok sejak SMA dan menghabiskan 1 bungkus rokok dalam 2
hari. Konsumsi alkohol dan penggunaan jarum suntik disangkal.
1.3. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fsik di ruangan rawat inap sara RSUP Fatmawati pada
13 Agustus 2015.
Status ;eneralis,eadaan umum : Tampak Sakit Sedang
,esadaran : <ompos mentis
Tanda =ital
Tekanan darah : kanan : ''72 mm(g kiri : ''72 mm(g
Nadi : 23 >7menit& regular& kuat& isi %ukup
Pernapasan : ) >7menit
Suhu : +&2<
6erat badan : 2 kg
Tinggi badan : '8' %m
6M5 : '1&2? kg7m) 0normal4
,eadaan /okal
4
7/17/2019 Epilepsi
http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 5/19
- Traumata stigmata : Terdapat perban ber#arna %oklat di
lengan kiri& terdapat keloid di bahu kanan& perdarahan 0-4.
- Pulsasi arteri %arotis : eguler& e@ual kanan-kiri
- Perdarahan peri*er : <apillary re*ill time ) detik
- ,;6 : Tidak teraba pembesaran
- <olumna Bertebralis : /urus di tengah
,ulit : Warna sa#o matang& sianosis 0-4& ikterik 0-4
,epala : Normose*ali& rambut hitam& distribusi merata
Mata : ,onjungtiBa anemis -7-& ptosis -7-& lago*talmus
-7-& pupil bulat isokor& +mm7+mm& re*leks %ahaya langsung C7C& re*leks
%ahaya tidak langsung C7C& ra%oon eye 0-4& sub%onjungtiBa bleeding 0-4
Telinga : Normotia C7C& battle sign 0-4
,iri : /iang telinga lapang& sekret 0-4& membran timpani tidak dapat
dinilai
,anan : /iang telinga lapang& sekret 0-4& membran timpani tidak dapat
dinilai
(idung : DeBiasi septum 0-4& sekret -7-
Mulut : Pu%at 0-4& sianosis 0-4
/idah : ,otor 0-4
Tenggorok : "aring hiperemis 0-4& uBula di tengah& tonsil T)-T)
/eher : 6entuk simetris& trakea lurus di tengah& tidak teraba
pembesaran ,;6 dan kelenjar tiroid
Pemeriksaan $antung
5nspeksi : Pulsasi i%tus %ordis tidak terlihatPalpasi : Pulsasi i%tus %ordis teraba di 5<S = linea mid%laBi%ula
sinistra
Perkusi : 6atas kanan 5<S 5= linea sternalis dekstra
6atas kiri 5<S = linea mid%laBi%ula sinistra
Pinggang jantung 5<S 555 linea parasternalis sinistra
Auskultasi : 6$ 5-55 reguler& murmur 0-4& gallop 0-4
Pemeriksaan Paru :
5nspeksi : Simetris saat statis dan dinamis& jejas 0-4
Palpasi : =okal *remitus sama di kedua lapang paru
Perkusi : Sonor di kedua lapang paruAuskultasi : Suara napas Besi%ular onki -7- Wheeing -7-.
Pemeriksaan Abdomen :
5nspeksi : Datar
Palpasi : Supel& nyeri tekan 0-4& hepatosplenomegali 0-4
Perkusi : Timpani di seluruh lapangan abdomen
Auskultasi : 6! 0C4 normal.
Pemeriksaan Ekstremitas :
Atas : akral hangat 0C4&sianosis 0-4& <T + detik& edema 0-4& jari
tabuh 0-4& de*ormitas 0-4.
6a#ah : akral hangat 0C4&sianosis 0-4& <T + detik& edema 0-4& jari
tabuh 0-4& de*ormitas 0-4.
5
7/17/2019 Epilepsi
http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 6/19
.7. PE'ERIKSAAN NEUROLO&IS
Status neurologis
;<S : E3M?=
Tanda angsang Meningeal
• ,aku kuduk : -
• /ase@ue : F8 7F8
• ,ernig : F '+ 7 F '+
• 6rudinsky 5 : - 7 -
• 6rudinsky 55 : - 7 -
'. Sara*-Sara* ,ranialis:
• N.5 0ol*aktorius4 : normosmia7normosmia
• N.55 0optikus4
- A%ies Bisus : ?7? 7 ?7?
- =isus %ampus : normal7normal
- /ihat #arna : normal7normal
- "unduskopi : tidak dilakukan
• N.555& 5=& =5 09%%ulomotorius& Tro%hlearis& Abdu%en4
- ,edudukkan bola mata : ortoposisi C 7 C
- Pergerakkan bola mata : normal7normal
- E>opthalmus : - 7 -
- Nistagmus : - 7 -
- Pupil:• 6entuk : bulat& isokor& G +mm7+mm
• e*leks %ahaya langsung : C7C
• e*leks %ahaya tidak langsung : C7C
• N.= 0Trigeminus4
- <abang Motorik : normal7normal
- <abang sensorik :
o 9phtalmikus : normal7normal
o Maksilaris : normal7normal
o Mandibularis : normal7normal
• N.=55 0"asialis4- Motorik orbito*rontalis : normal7normal
- Motorik orbikularis orbita : normal7normal
- Motorik orbikulari oris : normal7normal
- Penge%apan lidah : tidak diperiksa
• N.=555 0=estibulo%o%hlearis4
- =estibular : =ertigo : tidak diperiksa
Nistagmus : - 7 -
- ,oklearis : Tuli hinne : tidak diperiksa
Tuli Webber : tidak diperiksa
Test S#aba%h: tidak diperiksa
• N.5H& H 0;lossopharyngeus& =agus4
7/17/2019 Epilepsi
http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 7/19
- !Bula : ditengah
- Arkus *aring : simetris kanan dan kiri
- e*leks muntah : 0C4
• N.H5 0A%%esorius4
- Mengangkat bahu : normal7normal
- Menoleh : normal7normal
• N.H55 0(ypoglossus4- Pergerakkan lidah : tidak ada deBiasi
- Atro*i : -
- "asikulasi : -
- Tremor : -
Sistem Motorik
Ekstremitas atas : 7T=D
Ekstremitas ba#ah : 7
;erakkan 5nBolunter
'. Tremor : - 7 -
). <horea : - 7 -
+. Tonus : normotonus 7 normotonus
Sistem Sensorik :
'. Propiosepti* : normal7normal
). Eksterosepti* : normal7normal
"ungsi Serebelar
'. Ata>ia : tidak diperiksa
). Tes omberg : tidak diperiksa
+. $ari-jari : tidak diperiksa
3. $ari-hidung : normal7normal
. Tumit-lutut : tidak diperiksa
?. (ipotoni : - 7 - "ungsi /uhur
'. Astereognosia : -
). Apra>ia : -
+. A*asia : -
"ungsi 9tonom
'. Miksi : normal
). De*ekasi : normal+. Sekresi keringat : normal
e*leks "isiologis
'. 6i%eps : C)7T=D
). Tri%eps : C)7T=D
+. Patella : C)7C)
3. A%illes : C)7C)
e*leks Patologis
'. (o**man Tromer : - 7 -
). 6abinsky : - 7 -
+. <haddok : - 7 -
3. ;ordon : - 7 -. S%hae*er : - 7 -
?. ,lonus lutut : - 7 -
!
7/17/2019 Epilepsi
http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 8/19
8. ,lonus tumit : - 7 -
,eadaan Psikis
'. 5ntelegensia : normal
). Demensia : -
.8. RESU'E
Pasien datang ke S!P "atma#ati dengan serangan kejang terakhir yang
dialami pasien ' hari SMS. Menurut pasien& sebelum kejang pasien tidak merasakan
apapun& setelah itu kedua tangan terasa kaku& kemudian kaku diseluruh tubuh. Setelah
itu pasien kejang kelojotan selama '-) menit dengan mata melirik keatas dan mulut
terkatup rapat. Pada saat kejang& pasien dalam keadaan tidak sadarkan diri. Pada
kejang terakhir pasien tiba-tiba terjatuh dan tangan kiri terkena tumpahan sayur
mendidih. Setelah kejang pasien merasa lemas& mual dan muntah. Menurut pasien&
kejang terjadi ketika pasien sedang banyak pikiran dan seringkali terjadi pada saat
malam hari. ,eluar busa saat kejang disangkal. Serangan kejang pertama kali dialami
pasien saat pasien sekitar '8 tahun dengan serangan sebanyak ' kali setiap malamnya
sampai saat ini dengan gejala yang sama. ,ejang malam hari saat tidur dan pasien
tidak sadarkan diri. 6angkitan dia#ali dengan kaku pada kedua tangan& kemudian
kaku seluruh badan& kejang kelojotan menit& mata mendelik keatas. Setelah kejang
pasien merasa lemas dan mengalami muntah. Setelah itu& pasien berobat ke dokter rutin minum obat dan rutin kontrol ke dokter setiap bulan. i#ayat kejang demam 0-4
dan ri#ayat kejang pada keluarga 0-4.9bat yang diberikan oleh dokter yaitu
%arbamaepine& dosis tidak diketahui pasien.
Status lokalis terdapat perban ber#arna %oklat di lengan kiri& terdapat
keloid di bahu kanan& perdarahan 0-4.
Status generalis :
• ,eadaan !mum : Tampak Sakit Sedang
• ,esadaran : <ompos Mentis
• Tekanan Darah : ''72 mm(g
• Nadi : 23>7menit& regular& kuat& isi %ukup
• Suhu : +&2<
• Perna*asan : ) >7menit& reguler
• $antung : dalam batas normal
•Paru-paru : dalam batas normal
• Abdomen : dalam batas normal
• Ekstremitas : dalam batas normal
"
7/17/2019 Epilepsi
http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 9/19
Status neurologis
• ;<S: E3M?= I'
• Pupil : bulat& isokor diameter +mm7+mm
• Tanda angsal Meningeal : 0-4
•
N.%ranial : parese 0J4• Motorik : T=D
• Sensorik : normoestesi
• 9tonom : normal
.# Dia51osis Ker9a
Diagnosis klinis : ,ejang umum tonik-klonik& luka bakar
Diagnosis etiologis : 5diopatik
Diagnosis topis : korteks7Subkorteks
Diagnosis kerja : Epilepsi
.: Tata Laksa1a
<arbamaepine ) > ) mg P9
Asam "olat ' > mg P9
.$ Pro51osis
• Ad Bitam : bonam
• Ad *ungsionam : bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
#
7/17/2019 Epilepsi
http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 10/19
BAB II
TINAUAN PUSTAKA
-.. De;i1isi Epilepsi
Epilepsi merupakan salah satu kedaruratan dalam bidang neurologi. Kang
tergolong dalam kedaruratan epilepsi adalah serangan berulang dalam #aktu yang
singkat& serangan yang berlangsung lama& dan status epileptikus.
Epilepsi merupakan suatu keadaan neurologik yang ditandai oleh bangkitan
epilepsi yang berulang& yang timbul tanpa proBokasi. Sedangkan bangkitan epilepsi
sendiri adalah suatu mani*estasi klinis yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik
yang abnormal& berlebihan dan sinkron& dari neuron yang terutama terletak pada
korteks serebri. AktiBitas paroksismal abnormal ini umumnya timbul intermiten dan
L self-limited .
Sindroma epilepsi adalah penyakit epilepsi yang ditandai oleh sekumpulan
gejala yang timbul bersamaan 0 termasuk tipe bangkitan& etiologi& anatomi&*aktor
presipitan usia saat a#itan& beratnya penyakit& siklus harian dan prognosa4.
Serangan yang berulang tanpa perbaikan kesadaran atau serangan yang
berlangsung terus menerus selama + menit atau lebih disebut status epileptikus.
-.-. Epide2iolo5i
Status epileptikus paling sering timbul dalam tahun-tahun pertama kehidupan
dan setelah usia ? tahun. Anak-anak umumnya lebih sering mengalami status
epileptikus. 3-2 dari ' anak dapat mengalami status epileptikus sebelum usia '
tahun. '?-)3 anak dengan usia diba#ah '? tahun dan menderita epilepsi mengalamistatus epileptikus. Pada neonatus& hampir 8 kasus kejang dan kejang demam pada
neonatus mun%ul sebagai status epileptikus.
Persentase mortalitas dalam + hari setelah mengalami status epileptikus
sebesar )) dimana pada anak persentasinya sebesar +& pada de#asa sebesar )?
dan pada orangtua dengan usia diatas ? tahun sebesar +2. Persentase mortalitas
tersebut tergantung pada durasi& penyebab& dan usia saat terjadinya status epileptikus.
1$
7/17/2019 Epilepsi
http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 11/19
-.". Etiolo5i
Perlu diketahui bah#a epilepsi bukanlah suatu penyakit& tetapi suatu gejala
yang dapat timbul karena penyakit. Se%ara umum dapat dikatakan bah#a serangan
epilepsi dapat timbul jika terjadinya pelepasan aktiBitas energi yang berlebihan dan
mendadak dalam otak& sehingga menyebabkan terganggunya kerja otak. Ditinjau dari
penyebab epilepsy& dapat dibagi atas :
'. 5diopatik : penyebab tidak diketahui& umumnya mempunyai predisposisi geneti%.
). ,riptogenik : Dianggap simtomatik tetapi penyebabnya belum diketahui& termasuk
disini adalah sindrom West& sindrom /enno>-;astaut& dan epilepsi mioklonik.
;ambara klinik sesuai dengan ense*alopati di*us.
+. Simtomatik : Disebabkan oleh kelainan7lesi pada susunan sara* pusat& misalnya trauma
kepala& in*eksi SSP& kelainan %ongenital& lesi desak ruang& gangguan peredaran darah
otak& toksik 0al%ohol& obat4& metaboli%& kelainan neurodegeneratiBe
-.7. aktor Presipitasi
Penyebab atau *aktor yang memudahkan terjadinya epilepsi adalah misalnya
kelainan genetik& mal*ormasi otak& trauma otak 0jaringan parut di sel glia4& tumor&
perdarahan atau abses. ,ejang juga dapat dipi%u atau dipermudah oleh kera%unan
0misalnya alkohol4& in*lamasi& demam& pembengkakan sel atau pengerutan sel 0lebih jarang4& hipoglikemia& hipomagnesemia& hipokalsemia& kurang tidur& iskemia atau
hipoksia& dan perangsangan berulang 0misalnya kilatan %ahaya4.
-.. Pato;isiolo5i
Se%ara umum& epilepsi terjadi kerena menurunnya potensial membran sel sara*
akibat proses patologik dalam otak& gaya mekanik& atau toksik& yang selanjutnya
menyebabkan terlepasnya muatan listrik dari sel sara* tersebut.
"enomena pemi%u epilepsi adalah depolarisasi paroksismal pada neuron
tunggal 0pergeseran depolarisasi paroksismal 0PDS44. (al ini disebabkan oleh
pengakti*an kanal <a)C. <a)C yang masuk mula-mula akan membuka kanal kation yang
tidak spesi*ik sehingga menyebabkan depolarisasi yang berlebihan& yang akan terhenti
oleh pembukaan kanal , C dan <l- yang diakti*asi oleh <a)C. ,ejang epilepsi terjadi jika
jumlah neuron yang terangsang terdapat dalam jumlah yang %ukup.
Perangsangan neuron atau penyebaran rangsangan ke neuron disekitarnya ditingkatkan
oleh sejumlah mekanisme selular: dendrit sel piramidal mengandung kanal <a )C bergerbang
11
7/17/2019 Epilepsi
http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 12/19
Boltase yang akan membuka pada saat depolarisasi sehingga meningkatkan depolarisasi. Pada
lesi neuron akan lebih banyak kanal <a)C yang diekspresikan. ,anal <a)C dihambat oleh Mg)C&
sedangkan hipomagnesemia akan meningkatkan aktiBitas kanal ini. Peningkatan konsentrasi
, C ekstrasel akan mengurangi e*luks , C melalui kanal , C. (al ini berarti , C memiliki e*ek
depolarisasi& dan karena itu pada #aktu yang bersamaan meningkatkan pengakti*an kanal <a)C
Dendrit sel piramidal juga didepolarisasi oleh glutamat dari sinaps eksitatorik.
;lutamat bekerja pada kanal kation yang tidak permeabel terhadap <a)C 0AMPA4 dan pada
kanal yang permeabel terhadap <a)C 0kanal NMDA4. ,anal NMDA normalnya dihambat oleh
Mg)C. Akan tetapi depolarisasi yang dipi%u oleh pengakti*an kanal AMPA menghilangkan
penghambatan Mg)C 0kerja sama dari kedua kanal4. $adi& de*isiensi Mg)C dan depolarisasi
memudahkan pengakti*an kanal NMDA.
Potensial membran neuron normalnya dipertahankan oleh kanal , C. Syarat untuk hal
ini adalah gradien , C yang mele#ati membran sel harus adekuat. ;radien ini dihasilkan oleh
NaC7, C-ATPase. ,ekurangan senergi 0misalnya akibat kekurangan 9) atau hipoglikemia4 akan
menghambat NaC7, C-ATPase sehingga memudahkan depolarisasi.
Depolarisasi normalnya dikurangi oleh neuron inhibitorik yang mengakti*kan kanal , C
dan7 atau <l- yang diantaranya melalui ;A6A. ;A6A dihasilkan oleh glutamat
dekarboksilase 0;D4& yakni enim yang membutuhkan piridoksin 0Bitamin 6?4 sebagai
ko*aktor. De*isiensi Bitamin 6? atau berkurangnya a*initas enim terhadap Bitamin 6?
0kelainan genetik4 memudahkan terjadinya epilepsi. (iperpolarisasi neuron talamus dapat
meningkatkan kesiapan kanal <a)C tipe-T untuk diakti*kan sehingga memudahkan serangan
absans.
12
7/17/2019 Epilepsi
http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 13/19
-.8 Klasi;ikasi
Menurut <ommision o* <lassi*i%ation and Terminology o* 5nternational /eague
Against Epilepsi 05/AE4 tahun '12'& klasi*ikasi epilepsi sebagai berikut :
5. ,ejang Parsial 0*okal& lokal4
a. ,ejang parsial sederhana kejang parsial dengan kesadaran tetap normal.
'. Dengan gejala motorik
• "okal motorik tidak menjalar: kejang sebatas pada satu bagian tubuh saja.
• "okal motorik menjalar: kejang dimulai dari satu bagian tubuh dan
menjalar meluas ke daerah lain. Disebut juga epilepsi $a%kson
• =ersi*: gejang disertai gerakan memutar kepala& mata& tubuh
• Postural: kejang disertai dengan lengan atau tungkai kaku dalam sikap
tertentu
• Disertai gangguan *onasi: kejang disertai arus bi%ara yang terhenti atau
pasien mengeluarkan bunyi-bunyi tertentu.
13
7/17/2019 Epilepsi
http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 14/19
). Dengan gejala somatosensoris atau sensoris spesial kejang disertai
halusinasi sederhana yang mengenai kelima pan%aindera dan bangkitkan
yang disertai Bertigo.
• Somatosensoris: timbul rasa kesemutan atau seperti ditusuk-tusuk jarum
• =isual: terlihat %ahaya
• Auditoris: terdengar sesuatu
• ;ustatoris: terke%ap sesuatu
• Disertai Bertigo
+. Dengan gejala atau tanda gangguan sara* otonom 0sensasi epigastrium& pu%at&
berkeringat& membera& piroleksi& dilatasi pupil4
3. Dengan gejala psikis 0gangguan *ungsi luhur4
• Dis*asia: gangguan bi%ara misalnya mengulang suatu suku kata& kata atau
bagian kalimat
• Demensia: gangguan proses ingatan misalnya merasa seperti sudah
mengalami& mendengar& melihat& atau sebaliknya tidak pernah
mengalami& mendengar& melihat& mengetahui sesuatu. Mungkin
mendadak mengingat suatu peristi#a di masa lalu& merasa melihatnya
lagi
• ,ogniti*: gangguan orientasi #aktu& merasa diri berubah
• A*ekti*: merasa sangat senang& susah& marah& takut
• 5lusi: perubahan persepsi benda yang dilihat tampak lebih ke%il atau lebih
besar.
• (alusinasi kompleks 0berstruktur4: mendengar ada yang bi%ara musik&
melihat statu *enomena tertentu dan lain-lain.
b. ,ejang parsial kompleks kejang ini disertai gangguan kesadaran.
'. Serangan parsial sederhana diikuti gangguan kesadaran: kesadaran
mula-mula baik kemudian baru menurun.
• Dengan gejala par%ial sederhana A'-A3 gejala-gejala seperti pada
golongan A'-A3 diikuti menurunya kesadaran• Timbul automatisme. Automatisme yaitu gerakan-gerakan& perilaku yang
timbul dengan sendirinya& misalnya dengan gerakan mengunyah-nguyah&
menelan-nelan& #ajah muka berubah seringkali seperti ketakutan&
menata-nata sesuatu& memegang-megang kan%ing baju& berjalan&
mengembara tak menentu& berbi%ara& dll.
). Serangan parsial sederhana dengan penurunan kesadaran sejak
serangan kesadaran menurun sejak permulaan serangan.
• (anya dengan penurunan kesadaran
14
7/17/2019 Epilepsi
http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 15/19
• Dengan automatisme.
%. ,ejang parsial yang berkembang menjadi bangkitan umum 0tonik-klonik& tonik&
klonik4
'. ,ejang parsial sederhana yang berkembang menjadi kejang generalisata
). ,ejang parsial kompleks yang berkembang menjadi kejang generalisata
+. ,ejang parsial sederhana yang menjadi kejang parsial kompleks lalu
berkembang menjadi kejang generalisata.
55. ,ejang ;eneralisata 0konBulsi* atau nonkonBulsi*4
a. '. ,ejang lena 0Absen%e4
Pada kejang ini& kegiatan yang sedang dilakukan terhenti& muka tampak
membengong& bola mata dapat memutar ke atas& tidak ada reaksi bila diajak
bi%ara. 6iasanya serangan ini berlangsung selama O-'7) menit dan biasanya
dijumpai pada anak.
• (anya penurunan kesadaran
• Dengan komponen klonik ringan. ;erakan klonis ringan biasanya dijumpai
pada kelompok mata atas& sudut mulut& atau otot-otot lainnya bilateral.
•Dengan komponen atonik. Pada kejang ini& dijumpai otot-otot leher& lengan&
tangan& tubuh mendadak melemas hingga tampak mengulai.
• Dengan komponen tonik. Pada kejang ini& dijumpai otot-otot ekstremitas&
leher& atau punggung mendadak mengejang& kepala& badan& badan menjadi
melengkung ke belakang& lengan dapat mengetul atau mengedang
• Dengan automatisme
• Dengan komponen autonom
;ejala-gejala diatas dapat berdiri sendiri atau kombinasi.
). ,ejang lena tidak khas& dapat disertai:
• ;angguan tonus yang lebih jelas
• Permulaan dan berakhirnya bangkitan tidak mendadak.
b. ,ejang mioklonik
Pada kejang mioklonik terjadi kontraksi mendadak& sebentar& dapat kuat
atau lemas sebagian otot atau semua otot-otot& sesekali atau berulang-ulang.
,ejang ini dapat terjadi pada semua umur.
15
7/17/2019 Epilepsi
http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 16/19
%. ,ejang klonik
Pada kejang ini tidak ada komponen tonik& hanya terjadi kejang klojot.
Dijumpai terutama pada anak.
d. ,ejang tonik
Pada kejang ini tidak ada komponen klonik& otot-otot hanya menjadi
kaku& juga terdapat pada anak.
e. ,ejang tonik-klonik
,ejang ini sering dijumpai pada usia diatas balita yang terkenal dengan
nama grand mal. Serangan dapat dia#ali dengan aura yaitu tanda-tanda yang
mendahului suatu kejang. Pasien mendadak jatuh pingsan& otot-otot seluruh
badan kaku. ,ejang kaku berlangsung kira-kira O-'7) menit diikuti kejang
klojot di seluruh badan.
Serangan ini biasanya berhenti sendiri. Tarikan napas menjadi dalam
beberapa saat lamanya. 6ila pembentukan ludah ketika kejang meningkat&
mulut menjadi berbusa kerena hembusan na*as. Mungkin pula pasien miksi
ketika mendapat serangan. Setelah kejang berhenti pasien tertidur beberapa
lamanya& dapat pula bangun dengan kesadaran yang masih rendah& atau
menjadi sadar dengan keluhan badan pegal-pegal& lelah& nyeri kepala.
*. ,ejang atonik
Pada keadaan ini otot-otot seluruh badan mendadak melemas sehingga
pasien terjatuh. ,esadaran dapat tetap baik atau menurun sebentar. ,ejang ini
terutama tejadi pada anak-anak.
555. ,ejang tak tergolongkan
Termasuk golongan ini adalah serangan pada bayi berupa gerakan bola mata
yang ritmik& mengunyah-ngunyah& gerakan seperti berenang& menggigil& atau
pernapasan yang mendadak berhenti sementara.
-.# Pe2eriksaa1 Pe1/19a15 da1 Dia51osis
Diagnosis epilepsi ditegakkan terutama se%ara klinis& yaitu berdasarkan
deskripsi kejang& biasanya dari saksi karena pasien tidak sadar akan gejala-gejalanya.
Pemeriksaan dengan %uriga epilepsi bertujuan untuk :
1
7/17/2019 Epilepsi
http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 17/19
• Mengkon*rimasi atau mendukung diagnosis klinis
• Mengklari*ikasi sindrom epilepsi
• Menetapkan penyebab.
Elektroense*alogra*i 0EE;4 merupakan pemeriksaan penunjang yang
in*ormati* yang dapat memastikan diagnosis epilepsi bila ditemukan pola EE; yang
bersi*at khas epileptik baik terekam saat serangan maupun di luar serangan berupa
gelombang run%ing& gelombang paku& run%ing lambat& paku lambat.
Pemeriksaan tambahan lain yang juga berman*aat adalah pemeriksaan *oto
polos kepala& yang berguna untuk mendeteksi adanya *raktur tulang tengkorak <T-
S%an kepala. Kang berguna untuk mendeteksi adanya in*ark& hematoma& tumor&
hidrose*alus& sedangkan pemeriksaan laboratorium dilakukan atas indikasi untuk
memastikan adanya kelainan sistemik seperti hipoglikemia& hiponatremia& uremia&dll.
-.: Pe1atalaksa1aa1
Tujuan pengobatan adalah men%egah timbulnya serangan tanpa mengganggu
kapasitas *isik dan intelek pasien. Pengobatan epilepsi meliputi pengobatan
medikamentosa dan pengobatan psikososial.
Medikamentosa
Pada epilepsi yang simptomatis dimana kejang yang timbul adalah
mani*estasi penyebabnya seperti tumor otak& radang otak& gangguan metabolik& maka
disamping pemberian obat anti epilepsi diperlukan juga terapi kausal. 6eberapa
prinsip dasar yang perlu dipertimbangkan:
'. Pada kejang yang sangat jarang dan dapat dihilangkan *a%tor
pen%etusnya& pemberian obat harus dipertimbangkan.
). Pengobatan diberikan setelah diagnosis ditegakkan hal ini berarti
pasien mengalami lebih dari dua kali kejang yang sama
+. 9bat yang diberikan sesuai dengan jenis kejang
3. Sebaiknya menggunakan monoterapi kerena dengan %ara ini toksisitas
akan berkurang& mempermudah pemantauan& dan menghindari interaksi
obat.
. Dosis obat disesuaikan se%ara indiBidual
?. 6ila gagal dalam pengobatan& %ari penyebabnya.
1!
7/17/2019 Epilepsi
http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 18/19
8. Pengobatan dihilangkan setelah kejang hilang selama )-+ tahun.
Pengobatan dihentikan se%ara berangsur-angsur dengan menurunkan
dosisnya.
9bat pilihan berdasarkan jenis kejang
$enis kejang $enis obat
"okal 7 parsial sederhana <6& P6& P(T
,ompleks <6& P6& P(T& =A/
Tonik-klonik umum <6& P6& P(T& =A/
Tonik-klonik <6& P6& P(T& =A/
Mioklonik </9N& =A/
Absens7petit mal </9N& =A/
<6: karbamaepin P(T : *enitoin </9N : klonaepam P6 :
*enobarbital =A/ : asam Balproat
Dosis obat antiepilepsi dan konsentrasi dalam plasma
$enis obat Dosis
0mg7kg667hari4
<ara pemberian ,onsentrasi dalam
plasma 0!g7mm+4
"enobarbital '- '>7hari )-3
"enitoin 3-) '-)>7hari '-)
,arbamaepin 3-) +>7hari 3-'
Asam Balproate '-? +>7hari -'
,lonaepam .-.) +>7hari '-2
Diaepam .-.' 5= .+-.8
Diaepam .3-.? Per rektal
Pengobatan psikososial :
1"
7/17/2019 Epilepsi
http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 19/19
Pasien diberikan penerangan bah#a dengan pengobatan yang optimal
sebagian besar akan terbebas dari kejang. Pasien harus patuh dalam menjalani
pengobatannya sehingga dapat bebas dari kejang dan dapat belajar& bekerja&
dan bermasyarakat se%ara normal.
-.$ Pro51osis
Pasien epilepsi yang berobat teratur& '7+ akan bebas serangan paling sedikit )
tahun& dan bila lebih dari tahun sesudah serangan terakhir obat dihentikan& pasien
tidak mengalami kejang lagi& dikatakan telah mengalami remisi. Diperkirakan +
paisen tidak mengalami remisi meskipun minum obat teratur. Sesudah remisi&
kemungkinan mun%ulnya serangan ulang paling sering didapat pada kejang tonik-
klonik dan kejang parsial kompleks. Demikian pula usia muda lebih mudahmengalami relaps sesudah remisi.
Da;tar P/staka
'. Mansjoer AS& dkk. Kapita Selekta Kedokteran. $ilid ). Ed 555. "akultas
,edokteran !5: Media Aes%ulapius.). Mardjono M& Sidharta P. Neurologi Klinik Dasar. $akarta: Dian akyat )
+. !tama (. Antiepilepsi dan antikonvulsi dalam Farmakologi dan terapi. Edisi
. $akarta: 6alai Penerbit ",!5 )8
3. ,elompok Studi Epilepsi Perhimpunan Dokter Spesialis Sara* 5ndonesia
0Perdossi4. Pedoman tata laksana epilepsy. $akarta: Penerbit Perdossi )''
. /umbanntobing SM. Epilepsy (ayan). $akarta: 6alai Penerbit ",!5 )?
?. Mumenthaler M& Mattle (. Neurology. Ne# Kork: Thieme )3
8. Silbernagl S& /ang ". <olor Atlas o* Patophysiology. Ne# Kork Thieme )
1#