EMPLOYEE SATISFACTION ANALYSIS ON QUALITY OF WORK LIFE (QWL) IN THE REGION SOUTH BANK BENGKULU

Embed Size (px)

DESCRIPTION

EMPLOYEE SATISFACTION ANALYSIS ON QUALITY OF WORK LIFE (QWL)IN THE REGION SOUTH BANK BENGKULU

Citation preview

  • EMPLOYEE SATISFACTION ANALYSIS ON QUALITY OF WORK LIFE (QWL)

    IN THE REGION SOUTH BANK BENGKULU

    ABSTRACT

    By :

    Asti Feki Hidayat 1)

    Effed Darta Hadi dan Praningrum2)

    The purposes of research are first to Analyzing the Quality of Work Life (QWL) in

    Bengkulu Bank South Region. Second is Analyzing job satisfaction in Bengkulu Bank South

    Region. third to analyze the influence of factors QWL on employee satisfaction Bengkulu Job

    Bank South Region. Forth is Knowing QWL dominant factor to achieve the satisfaction of

    employees working in Bengkulu Bank South Region. This study uses a quantitative approach

    with all employees of the Bank Bengkulu respondents Southern Region totaling 131 people.

    The data obtained in this study obtained directly from the questionnaires addressed to the

    respondent. Quantitative analysis is performed by multiple linear regression model.

    The results showed the nine dimensions of quality of work Life (QWL) in Bengkulu

    Bank South Region used to look at employee satisfaction, with conclusions and suggestions

    that the first quality of work Life (QWL) overall is good, the variables that significantly is

    conflict resolution, communications, health, job security, compensation and pride, while

    variable employee participation, career development, and safety has no effect. Both employee

    satisfaction has also been good, but still there must be corrected on the variable management

    of employee participation, career development, and safety in order to better employee

    satisfaction. As well as socialization and internalization needs to be done, so the value of

    cultural quality of work Life (QWL) is still limited to known or understood it, into a culture

    that is integrated with the working life of employees.

    Keywords: quality of work Life; conflict resolution, communication, health, job security,

    Compensation, sense of pride, employee participation, career and job satisfaction

    1) Student Master of Management Program

    2) Thesis Supervisor

    PENDAHULUAN

    Di tengah persaingan dunia usaha yang semakin ketat setiap perusahaan harus memiliki

    keunggulannya masing-masing, untuk mencapai keunggulan bersaing tersebut diharapkan

    semua aspek pekerjaan dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitasnya. Salah satu aspek

    terpenting dalam menciptakan suatu keunggulan bersaing adalah dengan meningkatkan

    kualitas sumber daya manusia yang merupakan aset perusahaan yang sangat berharga yang

    harus dikelola dengan baik oleh perusahaan agar dapat memberikan kontribusi yang optimal.

    Salah satu aspek pengelolaan sumber daya manusia yang harus menjadi perhatian

    utama perusahaan adalah kepuasan kerja para karyawannya, karena jika karyawan yang bekerja

    merasakan tidak adanya kenyamanan, kurang dihargai dan tidak bisa mengembangkan segala

    potensi yang mereka miliki, maka secara otomatis karyawan tidak dapat fokus dan

  • berkonsentrasi secara penuh terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja karyawan itu sendiri

    sangat erat hubungannya dengan kualitas kehidupan kerja dimana ia bekerja, perusahaan yang

    kurang memperhatikan faktor kualitas kehidupan kerja sepertinya akan sulit mendapatkan atau

    mempertahankan pekerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, bahkan akan sulit

    membangkitkan kinerja karyawan yang sudah ada. Dan lebih dari itu akan menghadapi kondisi

    perpindahan pekerja (labour turnovers) karena mereka lebih memilih untuk bekerja di tempat

    atau perusahaan lain yang menerapkan berbagai faktor kualitas kehidupan kerja yang lebih

    menjanjikan (Umar, 2005:59)

    Davis dan Newstrom (1985) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu

    perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan diri pegawai yang berhubungan

    dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya.

    Selanjutnya Menurut Handoko (2001:192-193) menyatakan bahwa kepuasan kerja

    pada dasarnya merupakan hal yang bersifat individual, setiap individu memiliki tingkat

    kepuasan kerja yang berbeda beda sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianutnya, Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak

    menyenangkan berkaitan dengan bagaimana karyawan memandang pekerjaan mereka, dengan

    kata lain kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya yang dapat

    terlihat dari sikap karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu di lingkungan pekerjaannya.

    Handoko (1995:196) Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah

    mencapai kematangan psikologis dan pada gilirannya akan menjadi frustasi.

    Kepuasan kerja pegawai menurut Hariandja (2002:291) dapat dilihat bahwa pekerjaan

    tidak hanya sekedar aspek lain seperti melakukan interaksi dengan teman sekerja, atasan,

    mengikuti aturan-aturan dan lingkungan kerja tertentu yang seringkali tidak memadai atau

    kurang disukai. Semakin banyak aspek dalam pekerjaannya yang sesuai dengan keinginan dan

    sistem nilai yang dianut individu, semakin tinggi tingkat kepuasan yang didapat. Demikian

    pula sebaliknya, semakin banyak aspek dalam pekerjaannya yang tidak sesuai dengan

    keinginan dan sistem nilai yang dianut individu, semakin rendah tingkat kepuasan yang

    didapat.

    Kepuasan kerja memiliki arti yang sangat penting untuk memberikan situasi yang

    kondusif dilingkungan perusahaan, biasanya kepuasan kerja karyawan akan berhubungan

    dengan beberapa hal seperti ; Turnover, Tingkat ketidakhadiran (absen) kerja, Umur, Tingkat

    Pekerjaan dan Ukuran Organisasi Perusahaan. Oleh karenanya kepuasan kerja karyawan sangat

    berhubungan dengan kualitas kehidupan kerja / quality of work life tempat karyawan tersebut

    bekerja.

    Menurut Cascio (2006) bahwa quality of work life dapat didefinisikan sebagai persepsi

    karyawan tentang kesejahteraan mental dan fisiknya ketika bekerja, yaitu melalui tingkat

    partisipasi karyawan, pengembangan karir, penyelesaian konflik, komunikasi, kesehatan kerja,

    keselamatan kerja, lingkungan yang aman, kompensasi yang layak, serta faktor kebanggan

    terhadap organisasi.

    Ada dua pandangan mengenai maksud dari quality of work life sebagai berikut ;

    1. Quality of work life adalah sejumlah keadaan dan praktek dari organisasi (seperti: pengayaan penyelia yang demokratis, keterlibatan pekerja, dan kondisi kerja yang aman).

    2. Quality of work life adalah persepsi karyawan bahwa mereka ingin rasa aman, mereka merasa puas, dan mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang sebagai

    layaknya manusia.

    Jewell & Siegall (1998) mengemukakan bahwa berbagai macam komponen dari

    kesejahteraan karyawan secara umum yang lebih penting adalah lingkungan kerja yang aman

    dan sehat, hubungan yang baik dengan supervisor, dukungan dan persahabatan rekan sekerja,

    kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan individu, derajat kepuasan dengan situasi

    kerja, dan kesempatan untuk bertumbuh dan pengembangan pribadi. Istilah yang digunakan

  • untuk menjelaskan hasil interaksi individu, pekerjaan, organisasi global dan multidimensi ini

    adalah kualitas kehidupan bekerja.

    Sejalan dengan apa yang selalu diupayakan oleh Bank Bengkulu yang senantiasa terus

    berusaha meningkatkan kualitasnya agar dapat unggul dalam persaingan jasa perbankan saat

    ini. Dengan menyadari kondisi tersebut, pihak manajemen dan karyawan Bank Bengkulu

    berkomitmen untuk melaksanakan transformasi secara menyeluruh termasuk dalam segi

    sumber daya manusia, sehingga Bank Bengkulu dapat tampil sebagai bank yang menjadi tuan

    rumah di daerahnya sendiri dengan terus berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas produk

    dan layanannya kepada nasabah. Produk dan jasa layanan yang berkualitas hanya dapat

    diperoleh dari sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang tinggi pula.

    Memang harus diakui bahwa QWL pada Bank Bengkulu masih belum dikatakan baik.

    Hal ini dibuktikan dari pengumpulan data awal yang didapat melalui wawancara dengan Ibu

    WA dari bagian umum Bank Bengkulu Cabang Manna, diketahui dimensi QWL partisipasi

    karyawan sebetulnya sudah dapat dikatakan baik, hanya saja keterlibatan karyawan tersebut

    lebih dikarenakan atas dasar tuntutan pemenuhan dari tupoksinya masing-masing. Selanjutnya

    mengenai pengembangan karier, sebagian karyawan masih merasa tidak diperlakukan secara

    adil dan objektif tetapi lebih mengedepankan asas senioritas dan nepotisme.

    Dimensi lain QWL yang masih belum dapat dikatakan baik adalah kesehatan kerja, sesuai yang

    diungkapkan Ibu MS dan Ibu AF dari bagian kredit bahwa fasilitas kantor belum memadai

    seperti pendingin ruangan kurang sejuk, generator listrik tidak dapat mensuplai listrik ke

    seluruh bagian saat listrik PLN padam. Selain itu, Bank Bengkulu Wilayah Selatan tidak

    memiliki komite keselamatan kerja, jadi untuk penanganan keselamatan kerja di tangani oleh

    unit kerja masing-masing. Hal tersebut di atas dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan

    dan berdampak pada penurunan produktivitas kerja karyawan serta menghambat perusahaan

    untuk mencapai tujuannya.

    Kepuasan merupakan hal yang bersifat individual, setiap individu memiliki tingkat

    kepuasan yang berbeda-beda, sehingga pengukurannya pun sangat bervariasi. Selain itu tolak

    ukur yang mutlak dalam mengukur tingkat kepuasan tidak ada (Hasibuan, 2003), oleh karena

    itu diperlukan suatu cara dalam mengukur tingkat kepuasan karyawan suatu perusahaan. Salah

    satu cara dalam mengukur tingkat kepuasan karyawan adalah dengan mengetahui perasaan

    karyawan terhadap aspek-aspek pekerjaannya (Quality Work of Life/ QWL), karena QWL

    merupakan upaya untuk mencapai kinerja yang unggul, produktivitas yang tinggi dan upaya

    untuk mencapai kepuasan diri dan lingkungan kerja yang optimal (Arifin, 1999). Kepuasan

    kerja merupakan kondisi emosional seorang karyawan baik yang menyenangkan maupun tidak

    menyenangkan yang berpengaruh positif atau negatif terhadap pekerjaannya. Kepuasan dalam

    bekerja dapat ditemukan apabila ada keseimbangan antara apa yang diharapkan karyawan dan

    apa yang diterimanya dalam bekerja.

    QWL mencoba untuk menggambarkan bahwa setiap proses kebijakan yang diputuskan

    oleh perusahaan merupakan sebuah respon atas apa yang menjadi keinginan dan harapan

    karyawan mereka, hal itu diwujudkan dengan berbagi persoalan dan menyatukan pandangan

    mereka (perusahaan dan karyawan) ke dalam tujuan yang sama yaitu peningkatan kinerja

    karyawan dan perusahaan. Menurut Robins (2010) mendefinisikan quality of work life sebagai

    suatu proses dimana organisasi memberikan respon kepada kebutuhan karyawan dengan

    mengembangkan mekanisme yang mengijinkan karyawan untuk berbagi dalam membuat

    keputusan yang membentuk kehidupan kerjanya. Elemen-elemen penting dari quality of work

    life adalah keamanan kerja, kepuasan kerja, sistem penghargaan yang baik, keuntungan

    karyawan, ketelibatan karyawan dan performasi organisasi.

    Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Menganalisis Quality of Work Life

    (QWL) di Bank Bengkulu Wilayah Selatan. 2) Menganalisis kepuasan kerja di Bank Bengkulu

    Wilayah Selatan. 3) Menganalisis pengaruh faktor-faktor QWL terhadap kepuasan karyawan

  • kerja di Bank Bengkulu Wilayah Selatan. 4) Mengetahui faktor QWL yang dominan untuk

    mencapai kepuasan karyawan kerja di Bank Bengkulu Wilayah Selatan.

    Untuk mempermudah penelitian, peneliti membuat kerangka analisa yang

    menggambarkan bagaimana proses berpikir dalam penelitian ini.

    Gambar 1. Kerangka Analisis

    Pada Gambar ditunjukkan bahwa variabel faktor-faktor QWL yang terdiri dari

    Partisipasi Karyawan, Pengembangan Karier, Penyelesaian Konflik, Komunikasi, Kesehatan

    Kerja, Keselamatan Kerja, Keamanan Kerja, Kompensasi dan Kebanggaan berpengaruh

    signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Data ini akan didapat dari sumber primer

    (penyebaran kuesioner) serta sumber sekunder (data yang ada pada Bank Bengkulu Wilayah

    Selatan).

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan explanatory research, dalam

    penelitian ini menjelaskan adanya pengaruh antara variabel independen (variabel bebas) berupa

    variabel (partisipasi karyawan, pengembangan karir, penyelesaian konflik, komunikasi,

    kesehatan kerja, keselamatan kerja, keamanan kerja, kompensasi dan kebanggaan terhadap

    organisasi) terhadap variabel dependen (variabel terikat) yaitu kepuasan kerja karyawan Bank

    Bengkulu Wilayah Selatan.

    Populasi dalam penelitian ini seluruh karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan yang

    berjumlah 131 orang, rinciannya adalah sebagai berikut:

    Tabel 1. Populasi Penelitian

    No Bank Bengkulu Jumlah Populasi

    1.

    2.

    3.

    Wilayah Seluma

    Wilayah Manna

    Wilayah Kaur

    38

    48

    45

    Jumlah 131

    Sumber: Data Bagian Kepegawaian Bank Bengkulu, 2015

    1. Partisipasi karyawan

    2. Pengembangan karir

    3. Penyelesaian konflik

    4. Komunikasi

    Kepuasan Kerja Karyawan

    6. Keselamatan kerja

    5. Kesehatan kerja

    7. Keamanan kerja

    8. Kompensasi

    yanlayak

    9. Kebanggaan thd Org

  • Penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini, menggunakan metode sensus.

    Teknik sensus adalah seluruh populasi dijadikan sampel penelitian, sehingga sampel penelitian

    ini adalah seluruh karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan yang berjumlah 131 orang. Data

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang langsung diperoleh

    dari objek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner, yaitu

    menyebarkan daftar pertanyaan (angket) kepada seluruh pegawai sebagai responden atau objek

    penelitian. Pada penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu metode analisis secara

    deskriptif dan analisis secara kuantitatif.

    HASIL PENELITIAN

    Identitas Responden

    Berdasarkan penyebaran kuesioner kepada 131 karyawan Bank Bengkulu Wilayah

    Selatan maka dapat diketahui identitas responden berdasarkan kelompok usia, pendidikan

    terakhir, jenis kelamin, masa kerja dan status perkawinan:

    Tabel 2. Identitas Responden

    No Keterangan Jumlah Persentase

    1. Usia:

    a. 20 tahun b. 21 25 tahun c. 26 30 tahun d. 31 35 tahun e. 36 40 tahun f. 41 45 tahun g. 46 50 tahun h. 51 55 tahun

    -

    8

    19

    33

    32

    13

    18

    8

    -

    6,11

    14,50

    25,19

    24,43

    9,92

    13, 74

    6,11

    2. Pendidikan terakhir:

    a. SLTA/Sederajat b. S1 c. S2

    5

    111

    15

    3,82

    84,73

    11,45

    3. Jenis Kelamin

    a. Laki-laki b. Perempuan

    75

    56

    57,25

    42,75

    3. Masa Kerja

    a. 1 tahun b. 1 -5 tahun c. > 5 tahun

    17

    54

    60

    12,98

    41,22

    45,80

    4. Status pernikahan

    a. Belum Menikah b. Menikah

    21

    110

    16,03

    83,97

    Jumlah 131 100 Sumber: Bank Bengkulu Wilayah Selatan-Hasil penelitian yang dikelola, 2015

    Analisis Deskriptif

    Analisis deskriptif menggambarkan jawaban responden secara menyeluruh dalam

    bentuk frekuensi masing-masing item pertanyaan dengan menghitung rata rata sehingga dapat

    diketahui interpretasi masing-masing pertanyaan. Berikut ini akan dijelaskan secara deskriptif

    rata-rata penilaian responden terhadap variabel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam

  • penelitian ini adalah kuesioner. Tabel berikut distribusi jawaban responden penelitian pada

    variabel Quality Of Work Life (QWL) dan Kepuasan Kerja.

    Tabel 4.3

    Penilaian Responden terhadap Variabel Partisipasi Karyawan

    No Pernyataan Skor Rata-

    rata Keterangan

    SS S KS TS STS

    1 Saya memiliki jiwa kerjasama yang baik dalam tim di

    lingkungan pekerjaan 39 92 - - - 4,30

    Sangat

    Partisipatif

    2 Saya berpartisipasi setiap ada rapat yang dilaksanakan

    pihak Bank 26 105 - - - 4,20 Partisipatif

    3 Saya selalu percaya akan kualitas yang dimiliki tim 15 108 8 - - 4,05 Partisipatif

    Rata-rata Partisipasi karyawan (X1) 4,18 Partisipatif

    Sumber: Hasil penelitian, data diolah 2015

    Tabel 4.3 dapat dilihat nilai rata-rata variabel partisipasi karyawan sebesar 4,18 hal ini

    menunjukan bahwa karyawan secara keseluruhan sudah partisipatif.

    Tabel 4.4

    Penilaian Responden terhadap Variabel Pengembangan Karir

    No Pernyataan Skor Rata-

    rata Keterangan

    SS S KS TS STS

    1 Pekerjaan saya, memberi peluang berkembang

    untuk menggunakan berbagai keahlian yang saya

    miliki.

    16 115 - - - 4,12 Mendukung

    2 Setiap karyawan mendapatkan kesempatan yang

    sama untuk mendapatkan pelatihan dan pendidikan

    dari perusahaan

    46 85 - - - 4,35 Sangat

    Mendukung

    3 Saya puas dengan metode penilaian kinerja

    karyawan yang diterapkan di perusahaan 2 96 33 - - 3,76 Mendukung

    4 Syarat-syarat dalam promosi tidak menyulitkan

    bagi saya - 57 74 - - 3,44 Mendukung

    Rata-rata Pengembangan karier (X2) 3,92 Mendukung

    Sumber: Hasil penelitian, data diolah 2015

    Rata-rata skor pada variabel pengembangan karier secara keseluruhan sebesar 3,92 hal

    ini menggambarkan dimensi pengembangan karir pada Bank Bengkulu Wilayah sudah

    mendukung

    Tabel 4.5

    Penilaian Responden terhadap Variabel Penyelesaian Konflik

    No Pernyataan Skor Rata-

    rata Keterangan

    SS S KS TS STS

    1 Perusahaan selalu terbuka dalam menyelesaikan

    konflik internal (konflik yang ada di dalam

    organisasi) 33 92 6 - - 4,21

    Sangat

    Mampu

    Diselesaikan

    2 Proses penyampaian keluhan karyawan di

    lingkungan perusahaan sudah baik 4 104 23 - - 3,85 Mampu

    Diselesaikan

    3 Setiap konflik yang terjadi di perusahaan, selalu

    diselesaikan dengan jalan yang terbaik, mencari win-

    win solution dengan kedua belah pihak.

    28 93 10 - - 4,14 Mampu

    Diselesaikan

    Rata-rata Penyelesaian Konflik (X3) 4,07

    Mampu

    Diselesaikan

    Sumber: Hasil penelitian, data diolah 2015

  • Nilai rata-rata variabel penyelesaian konflik secara keseluruhan sebesar 4,07 dengan

    demikian dapat disimpulkan bahwa penyelesaian konflik yang terjadi di Bank Bengkulu

    Wilayah Selatan mampu diselesaikan.

    Tabel 4.6

    Penilaian Responden terhadap Variabel Komunikasi

    No Pernyataan Skor Rata-

    rata Keterangan

    SS S KS TS STS

    1 Di luar pekerjaan hubungan saya baik dengan

    rekan kerja. 37 94 - - - 4,28 Sangat

    Komunikatif

    2 Saya selalu berpikir positif terhadap orang lain

    dalam kelompok saya 35 96 - - 4,27 Sangat

    Komunikatif

    3 Saya menggunakan media komunikasi (telepon,

    fax, internet) yang disediakan perusahaan

    secara efektif.

    27 104 - - - 4,21 Sangat

    Komunikatif

    Rata-rata 4,25 Sangat

    Komunikatif

    Sumber: Hasil penelitian, data diolah 2015

    Rata-rata secara keseluruhan skor variabel komunikasi sebesar 4,25 hal ini

    menggambarkan bahwa hubungan antara Bank Bengkulu Wilayah Selatan dengan karyawan

    sangat komunikatif, hubungan sesama rekan kerja baik di dalam lingkungan pekerjaan maupun

    di luar pekerjaan terjalin dengan baik.

    Tabel 4.7

    Penilaian Responden terhadap Variabel Kesehatan Kerja

    No Pernyataan Skor Rata-

    rata Keterangan

    SS S KS TS STS

    1 Fasilitas kesehatan yang diberikan oleh

    perusahaan sudah baik 20 90 21 - - 3,99 Menyehatkan

    2 Fasilitas kesehatan gigi secara keseluruhan sudah

    memadai 18 108 5 - - 4,10 Menyehatkan

    3 Program kebugaran yang diselenggarakan oleh

    pihak perusahaan sudah baik 20 105 6 - - 4,11 Menyehatkan

    4 Menurut saya program rekreasi yang

    diselenggarakan pihak perusahaan sudah baik. 26 101 4 - - 4,17 Menyehatkan

    5 Perusahaan menyediakan program konseling

    yang berjalan dengan baik - 46 59 22 4 3,12 Cukup

    Menyehatkan

    Rata-rata Kesehatan Kerja (X5) 3,90 Menyehatkan

    Sumber: Hasil penelitian, data diolah 2015

    Nilai rata-rata variabel kesehatan kerja secara keseluruhan sebesar 3,90 hal ini

    menggambarkan bahwa kesehatan kerja di Bank Bengkulu Wilayah Selatan rata-rata sudah

    dirasakan menyehatkan bagi karyawan, program-program kesehatan kerja yang dilakukan

    perusahaan dirasakan karyawan sudah dapat menyehatkan.

  • Tabel 4.8

    Penilaian Responden terhadap Variabel Keselamatan kerja

    No Pernyataan Skor Rata-

    rata Keterangan

    SS S KS TS STS

    1 Komite keselamatan kerja selalu siap

    membantu karyawannya selama jam kerja. - 40 61 26 4 3,05 Cukup

    Menyelamatkan

    2 Saya tidak merasa khawatir terjadi

    kecelakaan karena adanya tim penolong

    gawat darurat dari perusahaan.

    - 15 62 42 12 2,61 Cukup

    Menyelamatkan

    3 Saya puas dengan program Keselamatan

    Kerja yang diterapkan di perusahaan - 4 60 51 16 2,40 Tidak

    Menyelamatkan

    Rata-rata Keselamatan kerja (X6) 2,68 Cukup

    Menyelamatkan

    Sumber: Hasil penelitian, data diolah 2015

    Variabel keselamatan kerja secara keseluruhan memiliki rata-rata sebesar 2,68 hal ini

    menggambarkan bahwa keselamatan kerja pada Bank Bengkulu Wilayah Selatan secara

    keseluruhan dirasakan cukup baik / cukup menyelamatkan bagi karyawan.

    Tabel 4.9

    Penilaian Responden terhadap Variabel Keamanan Kerja

    No Pernyataan Skor Rata-

    rata Keterangan

    SS S KS TS STS

    1 Di lingkungan perusahaan tidak pernah terjadi

    pemberhentian karyawan tetap. 31 100 - - - 4,24

    Sangat

    Aman

    2 Saya sangat puas dengan sistem pensiun yang

    diterapkan oleh perusahaan 40 91 - - - 4,31 Sangat

    Aman

    3 Di lingkungan perusahaan tidak pernah terjadi

    kehilangan barang berharga milik pribadi. 27 104 - - - 4,21 Sangat

    Aman

    Rata-rata Keamanan Kerja (X7) 4,25 Sangat

    Aman

    Sumber: Hasil penelitian, data diolah 2015

    Rata-rata variabel keamanan kerja secara keseluruhan sebesar 4,25 kategori Sangat

    Aman. Nilai rata-rata tersebut menggambarkan bahwa kondisi keamanan kerja di Bank

    Bengkulu Wilayah Selatan sangat aman, hal ini terkait dengan aspek dilingkungan perusahaan

    tidak pernah terjadi pemberhentian karyawan tetap, adanya program jaminan pensiun, dan

    dilingkungan perusahaan tidak pernah terjadi kehilangan barang berharga milik pribadi.

    Tabel 4.10

    Penilaian Responden terhadap Variabel Kompensasi

    No Pernyataan Skor Rata-

    rata Keterangan

    SS S KS TS STS

    1 Sistem penggajian yang diterapkan perusahaan

    berdasarkan kinerja saya (performance). 33 92 6 - - 4,21 Sangat

    Sesuai

    2 Saya puas dengan insentif yang diberikan

    perusahaan kepada saya 46 85 - - - 4,35 Sangat

    Sesuai

    3 Saya puas dengan bonus yang diberikan

    perusahaan kepada saya. 15 108 8 - - 4,05 Sesuai

    Rata-rata Kompensasi (X8) 4,20 Sesuai

    Sumber: Hasil penelitian, data diolah 2015

  • Rata-rata skor variabel kompensasi secara keseluruhan sebesar 4,20 hal ini

    menggambarkan bahwa karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan merasa bahwa kompensasi

    yang diberikan perusahaan sudah sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

    Tabel 4.11

    Penilaian Responden terhadap Variabel Kebanggaan

    No Pernyataan Skor Rata-

    rata Keterangan

    SS S KS TS STS

    I Kebanggaan (X9)

    1 Saya bangga dengan identitas perusahaan

    tempat saya bekerja. 18 108 5 - - 4,10 Membanggakan

    2 Perusahaan selalu berperan aktif dalam setiap

    program sosial kemasyarakatan 15 108 8 - - 4,05 Membanggakan

    3 Program Corporate Social Responsibility

    (CSR) yang diterapkan perusahaan selama ini

    berjalan baik

    26 105 - - - 4,20 Membanggakan

    Rata-rata Kebanggaan (X9) 4,12 Membanggakan

    Sumber: Hasil penelitian, data diolah 2015

    Nilai rata-rata secara keseluruhan variabel kebanggaan sebesar 4,12 hal ini

    menggambarkan bahwa secara keseluruhan karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan merasa

    bangga terhadap perusahaan.

    Tabel 4.12

    Penilaian Responden terhadap

    Quality of Work Life (QWL)

    No Faktor-faktor QWL Skor rata-rata Keterangan

    1 Partisipasi karyawan 4,18 Partisipatif

    2 Pengembangan karir 3,92 Mendukung

    3 Penyelesaian konflik 4,07 Mampu Diselesaikan

    4 Komunikasi 4,25 Sangat komunikatif

    5 Kesehatan kerja 3,90 Menyehatkan

    6 Keselamatan kerja 2,68 Cukup menyelamatkan

    7 Keamanan kerja 4,25 Sangat memberikan rasa aman

    8 Kompensasi 4,20 Sesuai dengan harapan karyawan

    9 Rasa bangga 4,12 Membanggakan

    Rata-rata QWL 3,95 Baik

    Sumber: Hasil penelitian, data diolah 2015

    Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui skor rata-rata Quality Of Work Life (QWL) secara

    keseluruhan sebesar 3,95 dengan kriteria baik, hal ini menggambarkan perasaan karyawan

    terhadap kualitas kehidupan kerja Bank Bengkulu Wilayah Selatan sudah baik. Variabel

    keamanan kerja dan variabel komunikasi memiliki nilai rata-rata paling tinggi diantara variabel

    QWL lainnya, yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 4,25 dengan kategori sangat baik. Untuk

    variabel yang memiliki nilai rata-rata terendah adalah variabel keselamatan kerja 2,68 kategori

    cukup baik.

  • Tabel 4.13

    Penilaian Responden terhadap Variabel Kepuasan Kerja

    No Pernyataan STP TP KP P SP Rata-

    rata Keterangan

    A Pekerjaan itu sendiri

    1 Saya menyukai pekerjaannya saat ini - - 5 108 18 4,10 Memuaskan

    2 Saya memiliki kemampuan yang seimbang

    dengan pekerjaan - - 15 108 15 4,05

    Memuaskan

    3 Perusahaan memberikan Feedback atas hasil

    kerja - - - 105 26 4,20

    Memuaskan

    B Upah dan Gaji

    4 Gaji yang diterima sesuai dengan tuntunan

    pekerjaan - - 6 91 34 4,21

    Sangat Memuaskan

    5 Gaji sesuai dengan keterampilan dan

    kemampuan individu - - - 85 46 4,35

    Sangat Memuaskan

    6 Insentif sesuai dengan hasil kerja - - 8 107 16 4,06 Memuaskan

    C Promosi

    7 Proses kenaikan jabatan yang terbuka - - - 115 16 4,12 Memuaskan

    8 Adanya hubungan fungsional yang positif 4,35 Sangat Memuaskan

    9 Promosi atau mutasi jabatan sesuai dengan

    kompetensi dan latar belakang pendidikan - - - 85 46 4,20

    Memuaskan

    D Supervisi atau atasan

    10 Adanya pengawasan langsung yang dilakukan

    atasan - - 7 91 33 4,05

    Memuaskan

    11 Promosi jabatan diberikan atas dasar prestasi

    karyawan - - 9 107 15 3,85

    Memuaskan

    12 Adanya suasana kekeluargaan di kantor - - 23 104 4 4,10 Memuaskan

    E Kelompok kerja

    13 Rekan kerja mempunyai sikap yang ramah - - 5 109 17 4,09 Memuaskan

    14 Rekan kerja bersifat kooperatif - - 7 104 20 4,10 Memuaskan

    15 Rekan kerja dapat mendukung penyelesaian

    tugas kelompok - - 6 99 26 4,15

    Memuaskan

    F Kondisi kerja atau lingkungan kerja

    16 Lingkungan tempat kerja bersih dan menarik - - - 107 24 4,18 Memuaskan

    17 Fasilitas kerja memadai dalam menunjang

    penyelesaian pekerjaan - - 1 99 31 4,23

    Sangat Memuaskan

    18 Kenyamanan ruang kerja - - - 107 24 4,18 Memuaskan

    Rata-rata 4,12 Memuaskan

    Sumber: Hasil penelitian, data diolah 2015

    Tabel di atas menggambarkan perasaan karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan

    mengenai kepuasan kerja yaitu terhadap aspek ; pekerjaan itu sendiri, sistem upah dan

    penggajian, sistem promosi, supervisi atasan, kelompok kerja, serta kondisi dan lingkungan

    kerja secara keseluruhan adalah memuaskan dengan skor rata-rata 4,12.

    Analisis Regresi Linier Berganda

    Metode analisis regresi berganda digunakan memprediksi variabel kepuasan kerja jika

    variabel Quality Of Work Life (QWL) mengalami peningkatan atau penurunan. Hasil

    perhitungan regresi berganda dapat dilihat pada tabel berikut:

  • Tabel 4.13

    Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

    No Keterangan Standardized

    Coefficients

    Nilai t

    Nilai sig

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    Partisipasi karyawan (X1)

    Pengembangan karier (X2)

    Penyelesaian konflik (X3)

    Komunikasi (X4)

    Kesehatan Kerja (X5)

    Keselamatan kerja (X6)

    Keamanan kerja (X7)

    Kompensasi (X8)

    Rasa bangga (X9)

    0,022

    -0,008

    0,133

    0,101

    0,200

    -0,029

    0,166

    0,233

    0,370

    0,454

    -0,245

    4,938

    3,420

    6,740

    -1,464

    11,640

    4,532

    11,610

    0,651

    0,807

    0,000

    0,001

    0,000

    0,146

    0,000

    0,000

    0,000

    10. F-hitung - 666,920 0,000

    11. Determinasi Berganda (R2) 0,940

    Sumber: Data primer yang diolah, 2015

    Dari nilai koefisien regresi ini diketahui faktor Quality Of Work Life (QWL) yang

    paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan Bank Bengkulu Wilayah

    Selatan adalah variabel rasa bangga, ini menggambarkan bahwa rasa bangga karyawan Bank

    Bengkulu Wilayah Selatan terhadap perusahaan memiliki hubungan dengan kepuasan kerja.

    Kebanggaan karyawan ini berhubungan dengan citra positif perusahaan di masyarakat yang

    berkaitan dengan program sosial kemasyarakatan yang sudah dilakukan oleh Bank Bengkulu

    selama ini seperti program tanggung jawab sosial terhadap lingkungan salah satunya yaitu

    melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk program

    penghijauan taman kota simpang lima Kota Bengkulu.

    Pengujian Hipotesis

    Pengujian Hipotesis Secara Parsial

    Melihat Tabel 4.5 diketahui nilai signifikansi partisipasi sebesar 0,651 lebih besar dari

    0,05. Berdasarkan hipotesa awal dikatakan bahwa jika nilai signifikansi variabel yang di uji

    lebih kecil dari nilai 0,05 maka uji hipotesa diterima, atau sebaliknya jika jika nilai signifikansi

    variabel yang di uji lebih besar dari nilai 0,05 maka uji hipotesa ditolak. Ini berarti bahwa

    pengujian pada variabel partisipasi karyawan tidak diterima dengan kata lain bahwa partisipasi

    karyawan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan Bank

    Bengkulu Wilayah Selatan.

    Variabel pengembangan karir memiliki perbandingan signifikansi sebesar 0,807 lebih

    besar dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa pengembangan karir tidak berpengaruh signifikan

    secara langsung terhadap kepuasan kerja karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan. Variabel

    penyelesaian konflik memiliki perbandingan signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05,

    ini berarti bahwa penyelesaian konflik berpengaruh signifikan secara langsung terhadap

    kepuasan kerja karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan.

    Variabel komitmen memiliki perbandingan signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari

    0,05. Artinya bahwa komitmen memiliki signifikan secara langsung terhadap kepuasan kerja

    karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan. Kesehatan kerja memiliki nilai perbandingan

    signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa Kesehatan kerja

    memiliki pengaruh signifikan secara langsung terhadap kepuasan kerja karyawan Bank

    Bengkulu Wilayah Selatan.

  • Variabel keselamatan kerja memiliki nilai perbandingan signifikansi sebesar 0,146

    lebih besar dari 0,05, berarti keselamatan kerja tidak berpengaruh signifikan secara langsung

    terhadap kepuasan kerja karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan. Variabel keamanan kerja

    dengan nilai perbandingan signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, artinya bahwa

    keamanan kerja berpengaruh signifikan secara langsung terhadap kepuasan kerja karyawan

    Bank Bengkulu Wilayah Selatan. Variabel kompensasi dengan nilai perbandingan signifikansi

    sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan variabel kebanggaan dengan nilai perbandingan

    signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa variabel

    kompensasi dan kebanggaan berpengaruh signifikan secara langsung terhadap kepuasan kerja

    karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan.

    Dari data di atas, maka setelah dilakukan pengujian secara parsial diketahui bahwa

    variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan adalah

    variabel yang memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,005 yaitu partisipasi karyawan,

    pengembangan karir dan keselamatan kerja, sedangkan variabel yang memiliki nilai

    signifikansi lebih kecil dari 0,005 atau yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan

    kerja karyawan adalah variabel penyelesaian konflik, komunikasi, kesehatan kerja, keamanan

    kerja, kompensasi dan rasa bangga.

    Pengujian Hipotesis secara Simultan

    Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui partisipasi karyawan, pengembangan karier,

    penyelesaian konflik, komitmen, kesehatan kerja, keselamatan kerja, keamanan kerja,

    kompensasi dan kebanggaan secara bersama-sama memiliki nilai perbandingan signifikansi

    sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti bahwa hasil pengujian hipotetsis secara

    simultan dapat diterima atau dengan kata lain dimensi QWL secara keseluruhan berpengaruh

    secara signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan.

    Hasil pengujian simultan ini sejalan dengan hasil penemuan Field dan Thucker (1992)

    mengimplikasikan bahwa organisasi yang menginginkan pegawai yang puas dapat memilih

    pegawai dengan predisposisi memperoleh kepuasan atau menciptakan lingkungan kerja yang

    memfasilitasi kepuasan, atau semuanya dengan terlebih dahulu membangun kualitas kehidupan

    kerja. Penelitian oleh Farley dan Allen (1987) menunjukkan bahwa kondisi kerja yang buruk,

    pendapatan yang tidak memadai dan kurangnya otonomi serta kurangnya stabilitas kerja

    berakibat pada rendahnya kepuasan kerja.

    Secara jelas dapat dikatakan bahwa kualitas kehidupan kerja dan kepuasan kerja sangat

    penting karena hal tersebut telah terlibat, berhubungan dengan hasil akhir positif organisasional

    yang lain. Sebagai contoh, pekerja yang puas dengan pekerjaan mereka memiliki tingkat

    absensi yang lebih rendah dan keinginan untuk pindah kerja yang kecil. Mereka juga lebih

    senang untuk menujukkan perilaku sebagai anggota organisasi tersebut dan puas dengan

    kualitas kehidupan kerja dalam organisasi tersebut secara keseluruhan.

    PEMBAHASAN

    Partisipasi Karyawan dalam QWL terhadap Kepuasan Kerja

    Tanggapan responden terhadap variabel partisipasi dengan dengan nilai rata-rata 4,18

    kategori partisipatif. Analisis regresi linier berganda diketahui bahwa partisipasi karyawan

    tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan Bank Bengkulu Wilayah

    Selatan.

    Allport dalam Sastropoetro (1998:12) mengatakan bahwa seseorang yang berpartisipasi

    sebenarnya mengalami keterlibatan dirinya/egonya yang sifatnya lebih daripada keterlibatan

    dalam pekerjaan atau tugas saja, dengan keterlibatan dirinya juga berarti keterlibatan pikiran

    dan perasaannya. Berbeda dengan teori tersebut, seharusnya partisipasi karyawan mengalami

  • keterlibatan dirinya/egonya yang sifatnya lebih daripada keterlibatan dalam pekerjaan atau

    tugas saja, hal ini belum terlihat dari partisipasi yang dilakukan oleh karyawan Bank Bengkulu

    Wilayah selatan karena hanya untuk memenuhi tuntutan pekerjaan saja, belum menjadi sebuah

    kesadaran. Dengan melihat pentingnya partisipasi bagi keberhasilan perusahaan untuk

    mencapai tujuannya, maka seharusnya partisipasi karyawan perlu diperhatikan dengan baik

    oleh perusahaan. Seharusnya partisipasi karyawan yang dapat menciptakan perasaan lebih

    dihargai karena mereka dipandang sebagai mitra kerja ketimbang sebagai pekerja.

    Pengembangan Karier dalam QWL terhadap Kepuasan Kerja

    Nilai rata-rata skor tanggapan terhadap pengembangan karier secara keseluruhan

    adalah 3,92 dengan kategori bahwa perusahaan mendukung pengembangan karir karyawan.

    Hasil analisis regresi menunjukan bahwa variabel pengembangan karier tidak berpengaruh

    terhadap kepuasan kerja karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan. Menurut Hasibuan (2003)

    pengembangan karier memberikan peran penting bagi setiap karyawan, bahkan menjadi

    idaman yang selalu dinanti-nantikan. Jika ada kesempatan bagi setiap karyawan dipromosikan

    berdasarkan asas keadilan dan objektivitas, karyawan akan terdorong bekerja giat,

    bersemangat, berdisiplin, dan berprestasi kerja sehingga memberikan kepuasan.

    Hasil wawancara dengan salah seorang karyawati berinisial WAM, bahwa sebagian besar karyawan sebenarnya belum mengetahui pengembangan karier, seperti syarat dan

    ketentuan rinci untuk kenaikan grade/pangkat, promosi dan alih tugas seringkali dilakukan

    belum memenuhi asas keadilan, objektivitas dan transparan, misalnya masih ada karyawan

    yang bekerja pada posisi yang sama dalam kurun waktu yang cukup lama sehingga muncul

    perasaan jenuh dan keterbatasan untuk pengembangan potensi diri. Sama dengan yang

    disampaikan sdr. AH, bahwa penghargaan terhadap hasil kerja individu masih kurang,

    seringkali promosi yang dilakukan masih belum merata dan transparan sehingga karyawan

    yang masih baru dan memiliki potensi seringkali merasa diabaikan.

    Program promosi seharusnya memberikan informasi tentang asas-asas, dasar-dasar,

    jenis-jenis, dan syarat-syarat karyawan yang dapat dipromosikan dalam perusahaan

    bersangkutan. Program promosi harus diinformasikan secara terbuka, baik asas, dasar, jenis,

    persyaratan, maupun metode penilaian karyawan yang akan dilakukan dalam perusahaan. Jika

    hal ini diinformasikan dengan baik, akan menjadi motivasi bagi karyawan untuk bekerja

    sungguh-sungguh. Hal inilah yang kemudian menjelaskan variabel pengembangan karir pada

    Bank Bengkulu Wilayah Selatan tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

    Penyelesaian Konflik dalam QWL terhadap Kepuasan Kerja

    Nilai rata-rata variabel penyelesaian konflik sebesar 4,07 dengan kategori mampu

    diselesaikan. Hasil analisis regresi didapati bahwa penyelesaian konflik berpengaruh signifikan

    terhadap kepuasan kerja, hal ini menunjukkan bahwa apabila dalam suatu perusahaan

    penyelesaian konfliknya baik, maka pegawai akan merasa dapat bekerja lebih baik. Menurut

    Sedarmayanti (2000:137) konflik merupakan perjuangan antara kebutuhan, keinginan,

    gagasan, kepentingan atau pihak saling bertentangan, sebagai akibat dari adanya perbedaan

    sasaran, nilai, pikiran, perasaan dan perilaku.

    Kepuasan kerja yang baik berindikasi pada indikatornya yaitu keterbukaan dalam

    penyelesaian konflik, proses penyampaian keluhan dan penyelesaian konflik dengan mencari

    solusi terbaik, apabila perusahaan sudah dapat menyelesaikan konflik dengan baik maka

    kualitas kehidupan kerja akan semakin baik. Sesuai dengan penanganan konflik di Bank

    Bengkulu Wilayah Selatan menggunakan prinsip keterbukaan dengan cara menimbulkan sikap

    positif dalam diri masing-masing individu, yaitu rasa saling menghormati, menghargai dan rasa

    toleransi.

  • Kehadiran konflik dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan tetapi hanya dapat

    diminimalisir, bahkan tidak semua konflik merugikan organisasi. Konflik yang ditata dan

    dikendalikan dengan baik dapat berujung pada keuntungan organisasi sebagai suatu kesatuan,

    sebaliknya apabila konflik tidak ditangani dapat merugikan kepentingan organisasi. Dalam

    konteks yang konstruktif, mengeluhkan pekerjaan bisa membawa perbaikan. Misalnya, jika

    mengeluhkan tentang kurang nyamannya lingkungan kerja. Karena keluhan itu, dapat

    mendorong untuk mengajak rekan sekerja merasakan hal yang sama di perusahaan untuk

    menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan bagi semua.

    Pada Bank Bengkulu Wilayah Selatan manajemen dapat terbuka dalam menyelesaikan

    konflik internal (konflik yang ada di dalam organisasi), baik konflik antar pribadi ataupun antar

    kelompok. Konflik dapat terjadi antara individu dalam satu kelompok, antara orang dengan

    pemimpinnya, diantara dua departemen atau lebih dalam satu organisasi, antara personalia staf

    dan lini dan antara serikat buruh dengan pimpinan (manajemen).

    Komunikasi dalam QWL terhadap Kepuasan Kerja

    Skor rata-rata tanggapan terhadap variabel komunikasi sebesar 4,25 dengan kategori

    sangat komunikatif. Hasil analisis regresi juga menunjukkan variabel komunikasi berpengaruh

    signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan. Hal ini

    mengindikasikan bahwa karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan menyadari menjaga

    komunikasi antar rekan kerja saatlah penting, hal ini dapat dilakukan dengan tetap mejaga

    hubungan baik sesama rekan kerja yaitu dengan selalu mengembangkan dan memelihara

    komunikasi yang akrab, hangat dan produktif.

    Sesuai dengan pendapat Johnson dalam Supratiknya (1995) bahwa upaya menjaga

    komunikasi antar individu dapat dilakukan dengan cara antara lain ;

    a. Harus saling memahami, yaitu saling percaya kemudian saling membuka diri dengan mengungkapkan tanggapan terhadap situasi yang sedang dihadapi termasuk menjaga

    ucapan saat berkomunikasi.

    b. Mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara tepat dan jelas disertai menunjukan sikap hangat perasaan senang.

    c. Saling menerima dan memberikan dukungan, termasuk menanggapi keluhan rekan kerja dengan menunjukan sikap memahami dan bersedia menolong.

    Dengan menciptakan suasana yang menyenangkan ketika tidak berada kantor atau di

    luar pekerjaan merupakan hal yang penting, karena komunikasi yang buruk dapat

    menyebabkan ketidakharmonisan, ketidaksepakatan, dan masalah lainnya hingga berlanjut ke

    dalam pekerjaan. Komunikasi yang baik antara internal maupun kelompok tentu saja dapat

    meningkatkan kualitas kehidupan kerja dalam suatu perusahaan karena dengan komukasi

    tersebut dapat meningkatkan koordinasi, motivasi dan kapabilitas pekerja untuk mencapai

    tujuan yang ingin dicapai perusahaan.

    Kesehatan Kerja dalam QWL terhadap Kepuasan Kerja

    Nilai rata-rata variabel kesehatan kerja secara keseluruhan sebesar 3,90 kategori sudah

    menyehatkan. Kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan karyawan Bank

    Bengkulu Wilayah Selatan. Hal ini menggambarkan bahwa Bank Bengkulu sudah

    melaksanakan program kesehatan kerja bagi karyawan seperti asuransi kesehatan bagi

    karyawan dan keluarga, program kebugaran/senam pagi, kegiatan rekreasi, dan funbike, yang

    tujuannya untuk menjaga kesehatan fisik maupun psikis karyawan. Program rekreasi sangat

    perlu bagi karyawan, karena para karyawan tersebut sudah bekerja secara rutin untuk mengatasi

    ketegangan atau stres maka perlu karyawan tersebut menenangkan pikiran.

    Menurut Harianja (2002), kesehatan di lingkungan kerja merupakan bagian dari sistem

    manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, kegiatan perencanaan,

  • tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi

    pengembangan penerapan, pencapaian pengkajian dan pemeliharaan kebijakan kesehatan dan

    keamanan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja.

    Kondisi sosial dan psikologis dari lingkungan kerja secara potensial memiliki arti yang

    lebih penting dari pada kondisi kerja fisik. Manfaat adanya kesehatan kerja sangat diperlukan,

    seperti: dapat meningkatkan efisiensi, motivasi dan kepuasan para pekerja.

    Keselamatan Kerja dalam QWL terhadap Kepuasan Kerja

    Hasil analisis menujukkan bahwa variabel Keselamatan kerja tidak berpengaruh

    signifikan dan tidak dapat menjelaskan kepuasan kerja karyawan Bank Bengkulu Wilayah

    Selatan. Undang-undang ketenagakerjaan No.36 tahun 2009 tentang kesehatan kerja pasal 165

    ayat 1, menegaskan bahwa pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya

    kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga

    kerja.

    Upaya meningkatkan keselamatan kerja pada Bank Bengkulu belum maksimal

    dilakukan, pihak bank hanya memiliki komite keselamatan kerja pada kantor pusat dan cabang

    utama saja, sedangkan untuk kantor cabang dan cabang pembantu komite keselatan kerja belum

    ada. Biasanya tugas komite keselamatan kerja ini diambil alih oleh bagian umum unit kerja

    masing-masing. Hal ini mengindikasikan bahwa program yang dibuat perusahaan untuk

    meningkatkan keselamatan kerja bagi karyawan belum baik.

    Lingkungan kerja yang nyaman dan kondisi kerja yang manusiawi merupakan syarat

    untuk mencapai kerja yang produktif, tentu saja hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas

    kehidupan kerja dan kepuasan kerja karyawan yang berdampak pada penurunan produktivitas

    kerja serta menghambat pencapai tujuannya perusahaan.

    Keamanan Kerja dalam QWL terhadap Kepuasan Kerja

    Hasil analisis diketahui bahwa keamanan kerja berpengaruh signifikan terhadap

    kepuasan kerja karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan. Rata-rata tanggapan responden

    terhadap variabel keamanan kerja secara keseluruhan sebesar 4,25 dengan kategori karyawan

    merasa sangat aman. Hal ini mengindikasikan kemanan kerja dilingkungan Bank Bengkulu

    sangat aman seperti tidak pernah terjadi pemberhentian karyawan tetap, Bank Bengkulu

    memberikan program pensiunan bagi karyawan yang memasuki masa purna tugas, serta

    keamanan terhadap barang-barang milik pribadi di lingkungan kerja.

    Menurut Cascio (2003) rasa aman karyawan terhadap pekerjaan bisa diwujudkan oleh

    organisasi dalam bentuk pensiun dan status karyawan. Dengan adanya kepastian status

    kepegawaian diharapkan karyawan tersebut akan bekerja secara sungguh-sungguh. Dana

    pensiun merupakan kewajiban moral perusahaan terhadap karyawannya, dimana perusahaan

    mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada karyawan terhadap masa

    yang akan datang karena tetap memiliki penghasilan pada saat mereka mencapai usia pensiun

    serta kompensasi yang lebih baik yaitu karyawan mempunyai tambahan kompensasi meskipun

    baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia pensiun atau berhenti bekerja.

    Di lingkungan perusahaan tidak pernah terjadi kehilangan barang berharga milik

    pribadi. Hal ini mengindikasikan bahwa Bank Bengkulu Wilayah Selatan sudah dapat

    memberikan rasa aman kepada karyawannya dalam bekerja, rasa aman tersebut tentu saja akan

    memberikan pengaruh yang baik terhadap kualitas kehidupan kerja dan kepuasan kerja

    karyawan secara keseluruhan.

    Kompensasi dalam QWL terhadap Kepuasan Kerja

    Hasil analisis data diketahui bahwa kompensasi berpengaruh secara signifikan dan

    dapat menjelaskan kepuasan kerja karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan. Skor rata-rata

  • variabel kompensasi secara keseluruhan sebesar 4,02 kategori sudah sesuai dengan harapan

    karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan kompensasi seperti sistem penggajian,

    insentif dan bonus yang diberikan perusahaan kepada karyawan sudah baik.

    Sistem penggajian pada Bank Bengkulu sesuai dengan kemampuan kerja karyawan dan

    beban kerja yang perusahaan minta, jika gaji yang diterima karyawan Bank Bengkulu

    dibandingkan dengan gaji yang diterima oleh pegawai dengan level yang sama diperusahaan

    yang berbeda, maka gaji pegawai Bank Bengkulu relatif sama. Berarti perusahaan sudah cukup

    adil dalam bidang kompensasi. Sesuai dengan pendapat Yunus (1999) merujuk pada Bruce dan

    Blackburn bahwa jalan untuk meningkatkan kepuasan karyawan salah satunya dengan

    meningkatkan kompensasi.

    Kebanggaan dalam QWL terhadap Kepuasan Kerja

    Hasil analisa data diketahui bahwa variabel kebanggaan berpengaruh secara signifikan

    terhadap kepuasan kerja karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan. Skor rata-rata tanggapan

    responden terhadap variabel kebanggaan sebesar 4,12 dengan kategori sangat membanggakan,

    artinya Bank Bengkulu secara keseluruhan dapat memberikan rasa bangga bagi karyawan.

    Menurut Walton (dalam Kossen, 1987), kepuasan kerja melalui QWL salah satunya

    harus mencakup apakah karyawan memandang bahwa organisasi bertanggung jawab secara

    sosial, apakah organisasi menghasilkan produk atau layanan yang berkontribusi pada rasa

    harga diri atau kebanggaan karyawan, apakah karyawan terlibat dalam aktivitas yang tidak etis,

    dan apa-apa saja praktek kerja organisasi.

    Bank Bengkulu dapat memperkuat identitas dan citra perusahaan dengan meningkatkan

    partisipasi masyarakat, memiliki tanggaung jawab secara sosial seperti memberikan beasiswa

    bagi pelajar SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi, mengadakan kegiatan sunatan masal kerja

    sama PKPU, memberikan bantuan kepada rumah ibadah, mengadakan kegiatan penghijauan

    taman kota, yang kesemuanya diharapkan dapat menciptakan citra positif Bank Bengkulu

    dimata masyarakat dan memberikan kebanggaan terhadap karyawan.

    Perusahaan berkepentingan menciptakan dan mengembangkan identitas yang dapat menimbulkan rasa bangga karyawan terhadap perusahaan, hal ini bertujuan untuk meningkatkan loyalitas karyawan bahwa mereka bekerja pada perusahaan yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi dan meningkatkan rasa memiliki karyawan terhadap perusahaan.

    IMPLIKASI STRATEGIS

    Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disusun implikasi strategis

    dari dimensi quality of work life pada Bank Bengkulu Wilayah Selatan sebagai sebikut;

    Implikasi Partisipasi Karyawan

    Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan melalui QWL, pihak bank Selama ini

    di Bank Bengkulu harus mempertahankan jiwa kebersamaan karyawan terutama kerjasama tim

    dalam lingkungan kerja, karyawan harus yakin dan percaya akan kualitas yang dimiliki tim.

    Implikasi Pengembangan Karier

    Pihak manajemen Bank Bengkulu dalam pengembangan karir dan program promosi

    karyawan dapat memberikan informasi tentang asas-asas, dasar-dasar, jenis-jenis, dan syarat-

    syarat karyawan yang dapat dipromosikan dalam perusahaan bersangkutan. Jika hal ini

    diinformasikan dengan baik, akan menjadi motivasi bagi karyawan untuk bekerja sungguh-

    sungguh.

  • Implikasi Penyelesaian Konflik

    Bank Bengkulu harus mempertahankan prinsip keterbukaan dalam penyelesaian

    konflik yang sudah diterapkan selama ini yaitu dengan cara menimbulkan sikap positif dalam

    diri masing-masing individu, mengembangkan rasa saling menghormati, menghargai dan rasa

    toleransi agar tetap terus dipertahankan karena telah teruji dapat menyelesaikan konflik yang

    terjadi.

    Implikasi Komunikasi

    Karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan tetap menjaga komunikasi antar rekan

    kerja, dengan terus mengembangkan sikap saling memahami, saling percaya, saling membuka

    diri dengan mengungkapkan tanggapan terhadap situasi yang sedang dihadapi termasuk

    menjaga ucapan saat berkomunikasi, mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara tepat

    dan jelas disertai menunjukan sikap hangat. Serta saling menerima dan memberikan dukungan,

    termasuk menanggapi keluhan rekan kerja dengan menunjukan sikap memahami dan bersedia

    menolong, akan menciptakan suasana yang menyenangkan ketika tidak berada kantor maupun

    di luar kantor.

    Implikasi Kesehatan Kerja

    Diharapkan manajemen Bank Bengkulu dapat menyediakan program konseling bagi

    karyawan, konseling dapat dilakukan dengan atasan karyawan yang bersangkutan selama

    konseling tersebut memang dibutuhkan, sebab kondisi sosial dan psikologis dari lingkungan

    kerja secara potensial memiliki arti yang lebih penting dari pada kondisi kerja fisik itu sendiri.

    Implikasi Keselamatan Kerja

    Bank Bengkulu Wilayah Selatan wajib melakukan upaya kesehatan melalui upaya

    pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja, dengan membantuk

    komite keselamatan kerja di seluruh unit tidak hanya pada kantor pusat dan cabang utama saja

    seperti saat ini, sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan kondisi kerja

    yang manusiawi.

    Implikasi Keamanan Kerja

    Perusahaan harus memperhatikan bentuk pensiun dan status karyawan. Dengan adanya

    kepastian status kepegawaian diharapkan karyawan tersebut akan bekerja secara sungguh-

    sungguh. Dana pensiun merupakan kewajiban moral perusahaan terhadap karyawannya,

    dimana perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada

    karyawan terhadap masa yang akan datang karena tetap memiliki penghasilan pada saat mereka

    mencapai usia pensiun serta kompensasi yang lebih baik yaitu karyawan mempunyai tambahan

    kompensasi meskipun baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia pensiun atau berhenti

    bekerja.

    Implikasi Kompensasi

    Diharapkan manajemen Bank Bengkulu dapat terus memberikan kompensasi yang

    layak bagi karyawan, saat karyawan memperoleh peningkatan imbalan dan pemenuhan

    kebutuhannya maka akan lebih merasa puas.

    Implikasi Kebanggaan

    Untuk meningkatkan rasa bangga karyawan terhadap Bank Bengkulu Wilayah Selatan,

    maka pihak manajemen harus memiliki kepekaan dan tanggung jawab social terutama

    masyarakat sekitar, Bank Bengkulu harus menghasilkan layanan yang berkontribusi pada rasa

    harga diri atau kebanggaan karyawan.

  • KESIMPULAN

    Quality of Work Life (QWL) Bank Bengkulu Wilayah Selatan secara umum dapat

    dikatakan sudah dalam kondisi yang baik,

    1. Quality Of Work Life (QWL) Bank Bengkulu Wilayah Selatan yang dilihat dari 9 dimensi yaitu partisipasi karyawan, pengembangan karir, penyelesaian konflik, komunikasi,

    kesehatan kerja, keselamatan kerja, keamanan kerja, kompensasi dan rasa bangga secara

    keseluruhan atau bersama-sama menunjukan hasil yang baik, artinya dapat disimpulkan

    bahwa QWL Bank Bengkulu Wilayah Selatan sudah baik, terutama pada dimensi rasa

    bangga, karyawan merasa bangga dengan dengan program kepedulian sosial

    kemasyarakatan yang sudah dilakukan Bank Bengkulu selama ini. Pada variabel

    kompensasi, adanya sistem penggajian berdasarkan kinerja, pemberian insentif dan bonus

    yang terus dilakukan berdasarkan produktivitas kerja. Pada variabel kesehatan, adanya

    jaminan kesehatan, program senam kebugaran, fun bike, serta program rekreasi. Pada

    variabel keamanan kerja, adanya sistem pensiun yang baik, tidak adanya pemberhentian

    karyawan tetap secara tidak jelas atau sepihak, tidak pernah terjadi kehilangan barang

    berharga milik karyawan.

    2. Kepuasan kerja karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan secara umum dapat dikatakan sudah puas, hal ini terlihat dari dimensi Quality Of Work Life (QWL) yang dianalisa

    sebelumnya terutama pada variabel rasa bangga, kompensai, kesehatan kerja dan keamanan

    kerja. Rasa bangga terhadap institusi hal ini terkait dengan program kepedulian sosial

    kemasyarakatan yang sudah dilakukan Bank Bengkulu selama ini. Karyawan juga merasa

    puas dengan kompensasi yang perusahaan yang berikan dengan sistem upah dan

    penggajian. Kondisi dan lingkungan kerja, pekerjaan itu sendiri, serta tim kerja, serta

    program pensiun yang menjadi faktor kepuasan kerja karyawan pada variabel keamanan

    kerja, kemudian diikuti oleh variabel lainnya.

    3. Dari sembilan dimensi quality of work Life (QWL) tersebut ternyata yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan Bank Bengkulu Wilayah

    Selatan adalah penyelesaian konflik, komunikasi, kesehatan kerja, keamanan kerja,

    kompensasi dan rasa bangga, sedangkan dimensi quality of work Life (QWL) yang tidak

    berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan adalah partisipasi karyawan,

    pengembangan karier, dan keselamatan kerja.

    4. Dimensi Quality Of Work Life (QWL) yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan Bank Bengkulu Wilayah Selatan adalah variabel rasa bangga,

    diikuti variabel kompensasi, selanjutnya variabel kesehatan dan keamanan kerja.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arifin, N. 1999. Aplikasi Konsep Quality of Work Life (QWL) dalam Upaya Menumbuhkan

    Motivasi Karyawan Berkinerja Unggul. Jurnal Usahawan, 10 : pp. 25-29.

    Asad, M. 2005. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

    Cascio,W.F. 2006. Managing Human Resources : Productivity, Quality of Work Life, Profits.

    7th Edition. McGraw-Hill Companies, Inc. USA.

    Davis, K dan J.W. Newstrom. 1985. Perilaku Organisasi. Jilid 1, Edisi 7. Terjemahan.

    Erlangga. Jakarta.

  • Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP

    Universitas Diponegoro. Semarang.

    Handoko, T.H. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE. Yogyakarta.

    Harianja, Marihot Tua Effendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Pengadaan,

    Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Karyawan,

    Penerbit PT. Grasindo, Jakarta.

    Hasibuan, M.S.P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Bumi Aksara.

    Jakarta.

    Hasibuan, M.S.P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Bumi Aksara.

    Jakarta.

    Indriantoro, Nur, dan Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian. Edisi 1. Yogyakarta:

    Penerbit BPFE Yogyakarta.

    Jewel, L.N, dan Siegel Marc, 1998, Psikologi Industri/Organisasi Modern,. Penerjemah, A

    Hadyana Pudjaatmaka dan Maetasari, Penerbit Archan,. Jakarta.

    Kossen, S. 1987. The Human Side of Organization (4th ed). Harper & Row, Publisher, Inc.

    Kuncoro dan Suhardjono, 2002, Manajemen Perbankan (Teori dan Aplikasi), Edisi Pertama,

    Penerbit BPFE , Yogyakarta

    Lau, R.S.M. & May, B.E. 1998. A Win-Win Paradigm for Quality of work Life and Business

    Performance. Human resource Development Quartely: Proquest Psychology Journals.

    Lindawati dan Maarif. 2009). Pengaruh Faktor-faktor Quality of Work Life (QWL) terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Pertamina (Persero) Perkapalan. Jurnal

    Manajemen dan Organisasi. Vol II, No. 1. April 2011.

    Mangkunegara, AA. AP. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT Remaja

    Rosdakarya. Bandung.

    Rethinam, G.S. & Ismail. M. 2008. Constructs of Quality of Work Life: A Perspective of

    Information and Technology Professionals. European Journal of Social Sciences. Vol.

    7, No. 1.

    Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk perusahaan. Raja Grafindo

    Persada, Jakarta.

    Robbins , Stephen P. & Mary Coulter. 2010. Manajemen. Jilid 2 Edisi ke10. Jakarta: Erlangga.

    Sekaran, Uma. 2006. Research Methode For Business: Metodologi Penelitian Untuk bisnis.

    Salemba Empat. Jakarta.

    Siagian, S.P. 2004. Teori Pengembangan Organisasi. Bumi Aksara. Jakarta.

  • Sianturi. 2010. Analisis Penerapan Quality of Work Life Terhadap Peningkatan Kinerja

    Karyawan Pada Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Bogor. Jurnal Economics

    and Managament. Diakses dari: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/62560

    Stoner, James, A. F dan Freeman. 1994. Manajemen (edisi Bahasa Indonesia). Edisi Kelima.

    Jakarta: Prenhallindo.

    Umar. H. 2005. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. PT Gramedia Pustaka Utama.

    Jakarta.

    Yunus, D.H. 1999. A Study of Job Satisfaction Based on QWL at PT. SBS. Tesis pada Program

    Studi Magister Manajemen. Universitas Indonesia. Depok.