42
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Leukemia (kanker darah) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertambahan jumlah sel darah putih (leukosit). Pertambahan ini sangat cepat dan tidak terkendali serta bentuk sel-sel darah putihnya tidak normal. Pada pemeriksaan mikroskopis apus darah tepi terlihat sel darah putih muda, besar-besar dan selnya masih berinti (disebut megakariosit) putih (neoplasma hematology). Beberapa ahli menyebut leukemia sebagai keganasan sel darah putih (neoplasma hematology). Leukemia ini sering berakibat fatal meskipun leukemia limpositik yang menahun (chronic lympocytic leucaemia), dahulu disebut sebagai jenis leukemia yang bisa bisa bertahan lama dengan pengobatan yang intensif. Kemungkinan anak-anak terkena kanker cukup tinggi. Mengingat tingginya risiko anak-anak terkena kanker dan tumor, diingatkan bahwa para orangtua perlu perhatian dan kesigapan. Terutama terhadap anak-anak yang memiliki gejala-gejala mirip dengan gejala kanker. Lebih ditekankan para orangtua, terutama masyarakat awam, mengetahui dan mendapatkan informasi cukup tentang kanker dan tumor yang menyerang anak-anak. Masyarakat diharapkan tahu banyak, sadar, percaya, dan akhirnya berbuat sesuatu untuk menghadapi kanker ini. Sekarang seluruh warga Indonesia harus memberikan perhatian khusus pada kanker anak yang antara lain adalah kanker darah atau leukemia, kanker 1

Edit Leukimia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kj

Citation preview

Page 1: Edit Leukimia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Leukemia (kanker darah) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan

pertambahan jumlah sel darah putih (leukosit). Pertambahan ini sangat cepat dan tidak

terkendali serta bentuk sel-sel darah putihnya tidak normal. Pada pemeriksaan mikroskopis

apus darah tepi terlihat sel darah putih muda, besar-besar dan selnya masih berinti (disebut

megakariosit) putih (neoplasma hematology).

Beberapa ahli menyebut leukemia sebagai keganasan sel darah putih (neoplasma

hematology). Leukemia ini sering berakibat fatal meskipun leukemia limpositik yang

menahun (chronic lympocytic leucaemia), dahulu disebut sebagai jenis leukemia yang bisa

bisa bertahan lama dengan pengobatan yang intensif.

Kemungkinan anak-anak terkena kanker cukup tinggi. Mengingat tingginya risiko

anak-anak terkena kanker dan tumor, diingatkan bahwa para orangtua perlu perhatian dan

kesigapan. Terutama terhadap anak-anak yang memiliki gejala-gejala mirip dengan gejala

kanker. Lebih ditekankan para orangtua, terutama masyarakat awam, mengetahui dan

mendapatkan informasi cukup tentang kanker dan tumor yang menyerang anak-anak.

Masyarakat diharapkan tahu banyak, sadar, percaya, dan akhirnya berbuat sesuatu untuk

menghadapi kanker ini. Sekarang seluruh warga Indonesia harus memberikan perhatian

khusus pada kanker anak yang antara lain adalah kanker darah atau leukemia, kanker tulang,

saraf, ginjal, dan getah bening. Pengobatan penyakit-penyakit ini pada anak-anak berbeda

dari orang dewasa, karena mereka masih di usia pertumbuhan. Kanker darah atau leukemia

merupakan bertambahnya sel darah abnormal --sel sarah putih-- secara berlebihan dan tidak

terkendali, dan penyebarannya ke seluruh tubuh sangat cepat. bertahan lama dengan

pengobatan yang intensif.

1.2 TUJUAN

1.      Tujuan Umum

Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kesehatan

terutama leukemia dan bisa membuat SAP.

2.      Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dan keluarga dengan

masalah leukemia.

1

Page 2: Edit Leukimia

b. Mahasiswa mampu menganalisa data dengan masalah leukemia.

c. Mahasiswa mampu menyusun rencana dan interfensi keperawatan terhadap klien

dengan leukemia.

d. Mahasiswa mampu melakukan implementasi sesuai dengan interfensi

keperawatan yang telah disusun.

e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap implementasi keperawatan

yang telah dilaksanakan.

f. Mahasiswa mampu menyusun SAP dan mengaplikasiannya di masyarakat.

2

Page 3: Edit Leukimia

BAB II

SAP

SAP KELAINAN HEMATOLOGI

(LEUKIMIA PADA ANAK)

Tema : Leukemia (Kanker Darah)

Sub Pokok Pembahasan : Definisi, etiologi, klasifikasi, tanda dan gejala, cara

perawatan dan penatalaksananya

Hari/Tanggal : Sabtu, 08 Maret 2015

Waktu : 30 Menit (16:30-17:00 WIB)

Sasaran : Tn.R dan Keluarga

Tempat : Rumah Tn.R

Penyaji : M.Khoirul Mukmin

A.TUJUAN

Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan Ny.R mengetahui tentang Leukemia.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan Ny.R dan keluarga mampu :

1.      Melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit leukemia (kanker darah) dengan

cara :

1.1  Menyebutkan pengertian penyakit leukemia

1.2  Menyebutkan penyebab timbulnya penyakit leukemia

1.3  Menyebutkan jenis-jenis penyakit yang termasuk leukimia

2.      Melakukan deteksi dini terhadap anggota keluarga yang terkena penyakit leukemia.

2.1  Mengenal dan menyebutkan gejala bila keluarga terkena penyakit leukemia

2.2  Mengenal dan menyebutkan tanda bahaya leukemia

3.      Melakukan tindakan pertolongan pertama terhadap anggota keluarga yang terkena

penyakit leukemia.

3.1  Menyebutkan tindakan-tindakan penting yang dapat dilakukan untuk mencegah dan

pengobatan penyakit leukemia.

3.2  Menyebutkan cara-cara perawatan pada pasien dengan leukemia

3

Page 4: Edit Leukimia

B. SASARAN

Tn.R dan keluarga

C. GARIS BESAR MATERI

1.        Pengertian leukemia

2.        Etiologi leukemia

3.        Klasifikasi osteoarthritis

4.        Tanda dan gejala leukemia

5.        Penatalaksana leukemia

6.        Cara perawatan pasien leukemia

D. METODE

1.      Ceramah

2.      Tanya Jawab

E. MEDIA

Poster

F. PELAKSANAAN KEGIATAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan PesertaMedia dan

Metode

1. 3 menit Pembukaan :

·      Membuka kegiatan

dengan mengucapkan salam

·      Menjelaskan tujuan dari

penyuluhan

·      Menyebutkan materi

yang akan diberikan

·         Menjawab Salam

·         Mendengarkan

·         Memperhatikan

Ceramah

2. 15 menit Pelaksanaan :

·      Menjelaskan tentang

pengertian leukemia

·      Menjelaskan tentang

macam-macam penyebab

leukemia

·         Memperhatikan

·         Mendengarkan

·         Bertanya dan

menjawab pertanyaan

yang diajukan

Ceramah,

memperlihatkan

poster dan

menjelaskannya

4

Page 5: Edit Leukimia

·      Menjelaskan klasifikasi

penyakit leukemia

·      Menjelaskan cara

pencegahan dan pengobatan

leukemia

·      Menjelaskan cara

perawatan pasien dengan

leukemia

·      Memberikan kesempatan

kepada peserta untuk bertanya

3. 10 menit Evaluasi :

·      Menanyakan kepada

peserta tentang materi yang

telah diberikan, dan

reinforcement kepada Ny.R

dan keluarga yang dapat

menjawab pertanyaan

·         Menjawab

Pertanyaan

Tanya Jawab

4. 2 menit Evaluasi :

·      Menyampaikan

Kesimpulan

·      Mengucapkan salam

penutup

·         Mendengakan

·         Menjawab salam

Ceramah

G. EVALUASI

a. Jumlah Peserta

Jumlah peserta yang hadir pada hari Sabtu, 7 April 2012 dengan materi tentang

Leukemia bertempat di rumah Tn.R adalah 5 orang. Dengan adanya penyuluhan yang

diberikan dapat bermanfaat dan dimengerti oleh Tn.R. Hal ini memotivasi seorang penyuluh

untuk lebih menguasai materi dan media yang ingin disampaikan karena seorang penyuluh di

anggap lebih berpengalaman dan kompeten dalam bidang kesehatan.

b. Pertanyaan yang di ajukan kepada keluarga :

5

Page 6: Edit Leukimia

1.      Apa yang dimaksud dengan Leukemia ?

2.      Apa tanda dan gejala leukemia ?

3.      Cara perawatan pasien leukemia

H. REFERENSI

2000.Kapita Selekta Kedokteran . Jakarta: Media aeskulapius FKUI.

Ngastiyah. 2005.Perawatan Anak Sakit Edisi 2.Jakarta:EGC

Suriadi & Rita. 2006. Asuhan Keperawatan anak Edisi 2. Jakarta:Sagung Seto

BAB III

PEMBAHASAN

6

Page 7: Edit Leukimia

3.1    KONSEP DASAR MEDIS

3.1.1      DEFINISI

Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk

darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).

Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum

tulang menggantikan elemen sumsum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 :

248 ).

Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio

patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam

membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief

Mansjoer, dkk, 2002 : 495).

Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa poliferasi sel

hemopoetik muda yang di tandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam pembentuk

sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lain. ( Kapita Selekta kedokteran,

2000 )

3.1.2 KLASIFIKASI

a.       Leukemia Mielogenus Akut (LMA)

LMA mengenai sel sistem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel

mieloid; monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Semua

kelompok usia dapat terkena. Insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia.

Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.

b.      Leukemia Mielogenus Krinis (LMK)

LMK juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namu lebih banyak sel

normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK jarang menyerang

individu dibawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi dengan tanda

dan gejala yang lebih ringan. Pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun,

peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.

c.       Leukemia Limfositik Kronis (LLK)

LLK merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 – 70 tahun. Manifestasi

klinis pasien tidak menunjukkan gejala. Penyakit baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau

penanganan penyakit.

d.      Leukemia Limfositik Akut (LLA)

7

Page 8: Edit Leukimia

LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-

laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15

tahun. LLA jarang terjadi. Limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan

jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal.

3.1.3 ETIOLOGI

Penyebab leukemia masih belum diketahui secara pasti hingga kini. Menurut hasil

penelitian, orang dengan faktor risiko tertentu lebih meningkatkan risiko timbulnya penyakit

leukemia.

a.       Host

1)      Umur, jenis kelamin, ras

Insiden leukemia secara keseluruhan bervariasi menurut umur. LLA merupakan

leukemia paling sering ditemukan pada anak-anak, dengan puncak insiden antara usia 2-4

tahun, LMA terdapat pada umur 15-39 tahun, sedangkan LMK banyak ditemukan antara

umur 30-50 tahun. LLK merupakan kelainan pada orang tua (umur rata-rata 60 tahun).

Insiden leukemia lebih tinggi pada pria dibandingkan pada wanita. Tingkat insiden yang lebih

tinggi terlihat di antara Kaukasia (kulit putih) dibandingkan dengan kelompok kulit hitam.

Leukemia menyumbang sekitar 2% dari semua jenis kanker. Menyerang 9 dari setiap

100.000 orang di Amerika Serikat setiap tahun. Orang dewasa 10 kali kemungkinan terserang

leukemia daripada anak-anak. Leukemia terjadi paling sering pada orang tua. Ketika

leukemia terjadi pada anak-anak, hal itu terjadi paling sering sebelum usia 4 tahun.

2)      Faktor Genetik

Insiden leukemia pada anak-anak penderita sindrom down adalah 20 kali lebih banyak

daripada normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat menyebabkan leukemia akut. Insiden

leukemia akut juga meningkat pada penderita dengan kelainan kongenital misalnya

agranulositosis kongenital, sindrom Ellis Van Creveld, penyakit seliak, sindrom Bloom,

anemia Fanconi, sindrom Wiskott Aldrich, sindrom Kleinefelter dan sindrom trisomi D.

Pada sebagian penderita dengan leukemia, insiden leukemia meningkat dalam keluarga.

Kemungkinan untuk mendapat leukemia pada saudara kandung penderita naik 2-4 kali.19

Selain itu, leukemia juga dapat terjadi pada kembar identik.

Berdasarkan penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control menunjukkan

bahwa orang yang memiliki riwayat keluarga positif leukemia berisiko untuk menderita

LLA (OR=3,75; CI=1,32-10,99) artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan

8

Page 9: Edit Leukimia

3,75 kali memiliki riwayat keluarga positif leukemia dibandingkan dengan orang yang

tidak menderita leukemia.

b.      Agent

1)      Virus

Beberapa virus tertentu sudah dibuktikan menyebabkan leukemia pada binatang.

Ada beberapa hasil penelitian yang mendukung teori virus sebagai salah satu penyebab

leukemia yaitu enzyme reserve transcriptase ditemukan dalam darah penderita leukemia.

Seperti diketahui enzim ini ditemukan di dalam virus onkogenik seperti retrovirus tipe C

yaitu jenis RNA yang menyebabkan leukemia pada binatang.

Pada manusia, terdapat bukti kuat bahwa virus merupakan etiologi terjadinya

leukemia. HTLV (virus leukemia T manusia) dan retrovirus jenis cRNA, telah ditunjukkan

oleh mikroskop elektron dan kultur pada sel pasien dengan jenis khusus leukemia/limfoma

sel T yang umum pada propinsi tertentu di Jepang dan sporadis di tempat lain, khususnya di

antara Negro Karibia dan Amerika Serikat.

2)      Sinar Radioaktif

Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat menyebabkan

leukemia. Angka kejadian LMA dan LGK jelas sekali meningkat setelah sinar radioaktif

digunakan. Sebelum proteksi terhadap sinar radioaktif rutin dilakukan, ahli radiologi

mempunyai risiko menderita leukemia 10 kali lebih besar dibandingkan yang tidak bekerja di

bagian tersebut. Penduduk Hirosima dan Nagasaki yang hidup setelah ledakan bom atom

tahun 1945 mempunyai insidensi LMA dan LGK sampai 20 kali lebih banyak. Leukemia

timbul terbanyak 5 sampai 7 tahun setelah ledakan tersebut terjadi. Begitu juga dengan

penderita ankylosing spondylitis yang diobati dengan sinar lebih dari 2000 rads mempunyai

insidens 14 kali lebih banyak.

3)      Zat Kimia

Zat-zat kimia (misal benzene, arsen, pestisida, kloramfenikol, fenilbutazon) diduga dapat

meningkatkan risiko terkena leukemia.18 Sebagian besar obat-obatan dapat menjadi

penyebab leukemia (misalnya Benzene), pada orang dewasa menjadi leukemia

nonlimfoblastik akut.

Penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control menunjukkan bahwa orang

yang terpapar benzene dapat meningkatkan risiko terkena leukemia terutama LMA (OR=2,26

dan CI=1,17-4,37) artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 2,26 kali terpapar

benzene dibandingkan dengan yang tidak menderita leukemia.

4)      Merokok

9

Page 10: Edit Leukimia

Merokok merupakan salah satu faktor risiko untuk berkembangnya leukemia. Rokok

mengandung leukemogen yang potensial untuk menderita leukemia terutama LMA.

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa merokok meningkatkan risiko LMA. Penelitian

Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control memperlihatkan bahwa merokok lebih

dari 10 tahun meningkatkan risiko kejadian LMA (OR=3,81; CI=1,37-10,48) artinya orang

yang menderita LMA kemungkinan 3,81 kali merokok lebih dari 10 tahun dibanding dengan

orang yang tidak menderita LMA.

Penelitian di Los Angles (2002), menunjukkan adanya hubungan antara LMA dengan

kebiasaan merokok. Penelitian lain di Canada oleh Kasim menyebutkan bahwa perokok berat

dapat meningkatkan risiko LMA. Faktor risiko terjadinya leukemia pada orang yang merokok

tergantung pada frekuensi, banyaknya, dan lamanya merokok.

c.       Lingkungan (Pekerjaan)

Banyak penelitian menyatakan adanya hubungan antara pajanan pekerjaan dengan

kejadian leukemia. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang, sebagian besar kasus

berasal dari rumah tangga dan kelompok petani. Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case

control meneliti hubungan ini, pasien termasuk mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga,

petani dan pekerja di bidang lain. Di antara pasien tersebut, 26% adalah mahasiswa, 19%

adalah ibu rumah tangga, dan 17% adalah petani. Berdasarkan hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa orang yang bekerja di pertanian atau peternakan mempunyai risiko

tinggi leukemia (OR = 2,35, CI = 1,0-5,19), artinya orang yang menderita leukemia

kemungkinan 2,35 kali bekerja di pertanian atau peternakan dibanding orang yang tidak

menderita leukemia.

3.1.4      PATOFISIOLOGI

Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap

infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah, dapat dikontrol sesuai dengan

kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang

yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi

seperti biasanya. Sel leukemi memblok produksi sel darah normal, merusak kemampuan

tubuh terhadap infeksi. Sel leukemi juga merusak produksi sel darah lain pada sumsum tulang

termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada

jaringan.

Analisis sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai aberasi kromosomal yang

terdapat pada pasien dengan leukemia. Perubahan kromosom dapat meliputi perubahan

10

Page 11: Edit Leukimia

angka, yang menambahkan atau menghilangkan seluruh kromosom, atau perubahan struktur

termasuk translokasi (penyusunan kembali), delesi, inversi dan insersi. Pada kondisi ini, dua

kromosom atau lebih mengubah bahan genetik, dengan perkembangan gen yang berubah

dianggap menyebabkan mulainya proliferasi sel abnormal.

Leukemia terjadi jika proses pematangan dari sistem sel menjadi sel darah putih

mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut

seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang

kompleks). Translokasi kromosom mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel,

sehingga sel membelah tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini

menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel

darah yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya termasuk hati,

limpa, kelenjar getah bening, ginjal, dan otak.

11

Page 12: Edit Leukimia

3.1.5   PATHWAYS

12

Page 13: Edit Leukimia

3.1.6      MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai

berikut :

a) Anemia

Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan

sumsum tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan berkurangnya

konsentrasi hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah kurang. Anak

yang menderita leukemia mengalami pucat, mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.

b) Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi

Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan

menurunkan daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk mempertahankan

daya tahan tubuh tidak dapat bekerja secara optimal.

c) Perdarahan

Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan

mukosa seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering

disebut petekia. Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau karena trauma.

Apabila kadar trombosit sangat rendah, perdarahan dapat terjadi secara spontan.

d) Penurunan kesadaran

Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat

menyebabkan berbagai gangguan seperti kejang sampai koma.

e) Penurunan nafsu makan

f) Kelemahan dan kelelahan fisik

3.1.7      PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a) Pemeriksaan laboratorium

1) Darah tepi

Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya

ada leukositosis (60%), kadang-kadang leukopenia (25%). Jumlah leukosit

biasanya berbanding langsung dengan jumlah blas. Jumlah leukosit neutrofil

seringkali rendah, demikian pula dengan kadar hemoglobin dan trombosit. Hasil

pemeriksaan sum-sum tulang biasanya menunjukkan sel blas yang dominan

Gejala yang terlihat dari darah tepi berdasarkan pada kelainan sum-sum tulang

berupa adanya pansitopenia, limositosis yang kadang-kadang menyebabkan

gambaran darah tepi monoton.

13

Page 14: Edit Leukimia

2) Sumsum tulang

Dari pemeriksaan sum-sum tulang akan ditemukan gambaran yang

monoton yaitu hanya terdiri dari sel limfopoitik patologis sedangkan sistem lain

terdesak

3) Biopsi limpa

Pemeriksaan ini memperlihatkan proliferasi sel leukimia dan sel yang

berasal dari jaringan limpa yang terdesak

b)  Cairan cerebrospinal

Bila sel patologis dan protein meningkat, maka merupakn suatu leukimia

meningeal. Kedaan ini dapat terjadi setiap saat pada perjalanan penyakit. Untuk

pencegahannya adalah dengan pemberian metotreksat (MTX).(Ngastiyah, 1997)

3.1.8     PENATALAKSANAAN

a) Program terapi

Pengobatan terutama ditunjukkan untuk 2 hal (Netty Tejawinata, 1996) yaitu:

1. Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan:

Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi

anemi. Apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari

10.000/mm³, maka diperlukan transfusi trombosit.

Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.

2. Pengobatan spesifik

Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal.

Pelaksanaannya tergantung pada kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi

prinsip dasar pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a) Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi kanker

sering disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan

maksud untuk mengurangi sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun

intratekal sehingga dapat mengurangi gejala-gajala yang tampak.

b) Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak

memperbanyak diri lagi.

c) Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat

d) Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan masa remis

e) Fase Pelaksanaan Kemoterapi:

Fase Induksi

14

Page 15: Edit Leukimia

Dimulai 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan

terapi kortikosteroid (prednison), vineristin, dan L-asparaginase. Fase induksi

dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan di

dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kuurang dari 5%.

Fase profilaksis sistem saraf pusat

Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine, dan hydrocortison

melalui intratekal untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak. Terapi

irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami

gangguan sistem saraf pusat.

Konsolidasi

Pada fase ini, kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan

remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh.

Secara berkala, dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon

sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang,

maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.

b) Pengobatan imunologik

Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar pasien

dapat sembuh sempurna. Pengobatan seluruhnya dihentikan setelah 3 tahun remisi terus

menerus.

c) Radioterapi

Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel

leukemia. Sinar berenergi tinggi ini ditujukan terhadap limpa atau bagian lain dalam tubuh

tempat menumpuknya sel leukemia. Energi ini bisa menjadi gelombang atau partikel seperti

proton, elektron, x-ray dan sinar gamma. Pengobatan dengan cara ini dapat diberikan jika

terdapat keluhan pendesakan karena pembengkakan kelenjar getah bening setempat.

d) Transplantasi Sumsum Tulang

Transplantasi sumsum tulang dilakukan untuk mengganti sumsum tulang yang

rusak dengan sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang rusak dapat disebabkan oleh

dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu, transplantasi sumsum tulang juga

berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker. Pada penderita LMK, hasil

terbaik (70-80% angka keberhasilan) dicapai jika menjalani transplantasi dalam waktu 1

tahun setelah terdiagnosis dengan donor Human Lymphocytic Antigen (HLA) yang sesuai.

Pada penderita LMA transplantasi bisa dilakukan pada penderita yang tidak memberikan

15

Page 16: Edit Leukimia

respon terhadap pengobatan dan pada penderita usia muda yang pada awalnya memberikan

respon terhadap pengobatan.

e) Terapi Suportif

Terapi suportif berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat yag ditimbulkan penyakit

leukemia dan mengatasi efek samping obat. Misalnya transfusi darah untuk penderita

leukemia dengan keluhan anemia, transfusi trombosit untuk mengatasi perdarahan dan

antibiotik untuk mengatasi infeksi.

3.1.9 KOMPLIKASI

Berikut ini dapat dicermati komplikasi yang timbul pada leukimia:

a. Anemia (kurang darah) : hal ini dikarenakan produksi sel darah merah kurang atau akibat

perdarahan

b. Terinfeksi berbagai penyakit : hal ini dikarenakan sel darah putih yang ada kurang

berfungsi dengan baik meskipun jumlahnya berlebihan tetapi sudah berubah menjadi

ganas sehingga tidak mampu melawan infeksi dan benda asing yang masuk ke dalam

tubuh. Di samping itu, pada leukimia, obat-obatan anti leukimia menurunkan kekebalan.

c. Perdarahan : hal ini terjadi sebagai akibat penekanan sel leukimia pada sum-sum tulang

sehingga sel pembeku darah produksinya berkurang.

d. Gangguan metabolism

1. Berat badan turun

2. Demam tanpa infeksi yang jelas

3. Kalium dan kalsium darah meningkat, malahan ada yang rendah

4. Gejala asidosis sebagai akibat asam laktat meningkat

e.  Penyusupan sel leukimia pada organ-organ:

1. Terlihat organ limpa membesar

2. Gejala gangguan saraf otak

3. Gangguan kesuburan

4. Tanda-tanda bendungan pembuluh pembuluh darah paru

3.1.10 PENYEBAB KEMATIAN

Telah diketahui bahwa leukimia (kanker darah) merupakan satu penyebab kematian.

Hal ini dikarenakan seseorang yang didiagnosa menderita leukimia, sepanjang hidupnya

harus berhadapan dengan:

a.       Penyakit infeksi

16

Page 17: Edit Leukimia

b.      Perdarahan

c.       Gabungan infeksi dan perdarahan

d.      Gangguan fungsi organ fital seperti otak, jantung dan paru akibat penyusupan sel

leukimia(Faisal Yatim, 2003).

3.2     KONSEP DASAR KEPERAWATAN

3.2.1      Pengkajian

1.   Keluhan Utama

Nyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan menurun, demam (jika disertai infeksi)

juga disertai dengan sakit kepala.

2.    Riwayat Perawatan Sebelumnya

3.   Riwayat kelahiran anak :

a.    Prenatal

b.    Natal

c.    Post natal

4.   Riwayat Tumbuh Kembang

Bagaimana pemberian ASI, adakah ketidaknormalan pada masa pertumbuhan dan

kelainan lain ataupun sering sakit-sakitan.

5.    Riwayat keluarga

Insiden LLA lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak yang terserang terlebih

pada kembar monozigot (identik).

2.      Pemeriksaan Fisik :

a.    Keadaan Umum tampak lemah

Kesadaran composmentis selama belum terjadi komplikasi.

b.    Pemeriksaan Kepala Leher

Rongga mulut : apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri),

perdarahan gusi

Konjungtiva : anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat infiltrasi ke

SSP.

c.   Pemeriksaan Integumen

Adakah ulserasi ptechie, ekimosis, tekanan turgor menurun jika terjadi dehidrasi

d.   Pemeriksaan Dada dan Thorax

Inspeksi bentuk thorax, adanya retraksi intercostae.

17

Page 18: Edit Leukimia

Auskultasi suara nafas, adakah ronchi (terjadi penumpukan secret akibat infeksi di

paru), bunyi jantung I, II, dan III jika ada.

Palpasi denyut apex (Ictus Cordis)

Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru.

e.    Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi bentuk abdomen apakah terjadi pembesaran, terdapat bayangan vena

auskultasi peristaltic usus,

palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran hepar dan limpa.

3.2.2 Diagnosa Keperawatan

a.   Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh

b.   Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia

c.   Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah

trombosit

d.   Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah

e.   Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping

agen kemoterapi

f.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia,

malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis

g.   Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukaemia

h.   Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi,

imobilitas.

i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada

penampilan.

j.    Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita

leukemia.

k.   Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak.

3.2.3     Intervensi Keperawatan

a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh

Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi

Intervensi :

1)      Pantau suhu dengan teliti

Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi

18

Page 19: Edit Leukimia

2)      Tempatkan anak dalam ruangan khusus

Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi

3)      Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan

teknik mencuci tangan dengan baik

Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif

4)      Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti

tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi

Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi

5)      Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik

Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan

organisme

6)      Berikan periode istirahat tanpa gangguan

Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler

7)      Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia

Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh

8)      Berikan antibiotik sesuai ketentuan

Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus

b.  Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia

Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas

Intervensi :

1)      Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk

berpartisipasi dala aktifitas sehari-hari

Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan

2)      Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan

Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau

penyambungan jaringan

3)      Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau

dibutuhkan

Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan

intervensi

4)      Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi

Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri

19

Page 20: Edit Leukimia

c. Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit

Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan

Intervensi :

1)      Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada

daerah ekimosis

Rasional : karena perdarahan memperberat kondisi anak dengan adanya anemia

2)      Cegah ulserasi oral dan rectal

Rasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah

3)      Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi

Rasional : untuk mencegah perdarahan

4)      Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut

Rasional : untuk mencegah perdarahan

5)      Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut

nadi cepat, dan pucat)

Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahan

6)      Hindari obat-obat yang mengandung aspirin

Rasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit

7)      Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar ntuk mengontrol perdarahan

hidung

Rasional : untuk mencegah perdarahan

d.      Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah

Tujuan :

- Tidak terjadi kekurangan volume cairan

- Pasien tidak mengalami mual dan muntah

Intervensi :

1)      Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi

Rasional : untuk mencegah mual dan muntah

2)      Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapi

Rasional : untuk mencegah episode berulang

3)      Kaji respon anak terhadap anti emetic

Rasional : karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasil

4)      Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengat

Rasional : bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntah

20

Page 21: Edit Leukimia

5)      Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering

Rasional : karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baik

6)      Berikan cairan intravena sesuai ketentuan

Rasional : untuk mempertahankan hidrasi

e. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping

agen kemoterapi

Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral

Intervensi :

1)      Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral

Rasional : untuk mendapatkan tindakan yang segera

2)      Hindari mengukur suhu oral

Rasional : untuk mencegah trauma

3)      Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari

yang dibalut kasa

Rasional : untuk menghindari trauma

4)      Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau

tanpa larutan bikarbonat

Rasional : untuk menuingkatkan penyembuhan

5)      Gunakan pelembab bibir

Rasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-pecah

(fisura)

6)      Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil

Rasional : karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks muntah

yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan kejang

7)      Berikan diet cair, lembut dan lunak

Rasional : agar makanan yang masuk dapat ditoleransi anak

8)      Inspeksi mulut setiap hari

Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi

9)      Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan

Rasional : untuk membantu melewati area nyeri

10)  Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesia

21

Page 22: Edit Leukimia

Rasional : dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan gigi,

memperlambat penyembuhan dengan memecah protein dan dapat mengeringkan

mukosa

11)  Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan

Rasional : untuk mencegah atau mengatasi mukositis

12)  Berikan analgetik

Rasional : untuk mengendalikan nyeri

f.       Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia,

malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis

Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat

Intervensi :

1)      Dorong orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makan

Rasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari

mual dan muntah serta kemoterapi

2)      Izinkan anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi,

rencanakan unmtuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak

meningkat

Rasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimal

3)      Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk

atau suplemen yang dijual bebas

Rasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi

4)      Izinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan

Rasional : untuk mendorong agar anak mau makan

5)      Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering

Rasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik

6)      Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient

Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk

menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan penting dalam

mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat

7)      Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep

Rasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori,

khususnya bila BB dan pengukuran antropometri kurang dari normal

22

Page 23: Edit Leukimia

g.      Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukaemia

Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat

diterima anak

Intervensi :

1)      Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5

Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau

keefektifan intervensi

2)      Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non

invasif, alat akses vena

Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman

3)      Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi

Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian

atau obat

4)      Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat

Rasional : sebagai analgetik tambahan

5)      Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur

Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri

h.   Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi,

imobilitas

Tujuan : pasien mempertahankan integritas kulit

Intervensi :

1)      Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah

perianal

Rasional : karena area ini cenderung mengalami ulserasi

2)      Ubah posisi dengan sering

Rasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit

3)      Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan

Rasional : mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit

4)      Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker

Rasional : efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi dapat terjadi

dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapi

5)      Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering

Rasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulit

23

Page 24: Edit Leukimia

6)      Dorong masukan kalori protein yang adekuat

Rasional : untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negatif

7)      Pilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasi

Rasional : untuk meminimalkan iritasi tambahan

i.        Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada

penampilan

Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positif

Intervensi :

1)      Dorong anak untuk memilih wig (anak perempuan) yang serupa gaya dan

warna rambut anak sebelum rambut mulai rontok

Rasional : untuk membantu mengembangkan penyesuaian rambut terhadap

kerontokan rambut

2)      Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar

matahari, angin atau dingin

Rasional : karena hilangnya perlindungan rambut

3)      Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek

dan halus

Rasional : untuk menyamarkan kebotakan parsial

4)      Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan

mungkin warna atau teksturnya agak berbeda

Rasional : untuk menyiapkan anak dan keluarga terhadap perubahan penampilan

rambut baru

5)      Dorong hygiene, berdan, dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin ,

misalnya wig, skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarik

Rasional : untuk meningkatkan penampilan

j. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita

leukaemia

Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang prosedur diagnostik atau

terapi

Intervensi :

1)      Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pda anak

Rasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlu

24

Page 25: Edit Leukimia

2)      Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari staff

Rasional : untuk mendorong komunikasi dan ekspresi perasaan

3)      Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam membantu

anak menjalani kehidupan yang normal

Rasional : untuk meningkatkan perkembangan anak yang optimal

4)      Dorong keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai kehidupan

anak sebelum diagnosa dan prospek anak untuk bertahan hidup

Rasional : memberikan kesempatan pada keluarga untuk menghadapi rasa takut

secara realistis

5)      Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka memberitahu anak

tentang hasil tindakan dan kebutuhan terhadap pengobatan dan

kemungkinan terapi tambahan

Rasional : untuk mempertahankan komunikasi yang terbuka dan jujur

6)      Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan

yang ada

Rasional : untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran keluarga

k.      Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak

Tujuan : pasien atau keluarga menerima dan mengatasi kemungkinan kematian anak

Intervensi :

1)      Kaji tahapan berduka terhadap anak dan keluarga

Rasional : pengetahuan tentang proses berduka memperkuat normalitas perasaan

atau reaksi terhadap apa yang dialami dan dapat membantu pasien dan keluarga

lebih efektif menghadapi kondisinya

2)      Berikan kontak yang konsisten pada keluarga

Rasional : untuk menetapkan hubungan saling percaya yang mendorong

komunikasi

3)      Bantu keluarga merencanakan perawatan anak, terutama pada tahap

terminal

Rasional : untuk meyakinkan bahwa harapan mereka diimplementasikan

4)      Fasilitasi anak untuk mengespresikan perasaannya melalui bermain

Rasional : memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang

dialami.

25

Page 26: Edit Leukimia

3.2.4 Implementasi

Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan

yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi

keperawatan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat

sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang

telah ditentukan dapat tercapai (Wong. D.L.2004:hal.331).

3.2.5 Evaluasi

Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut Wong. D.L, (2004 hal 596-610) hasil yang

diharapkan pada klien dengan leukemia adalah :

a.     Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi

b.     Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan

peningkatan toleransi aktifitas.

c.     Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.

d.     Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah

e.      Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyaman

f.      Masukan nutrisi adekuat

g.     Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-bukti

ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.

h.      Kulit tetap bersih dan utuh

i.      Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak

membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan

menerapkan metode ini dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.

j.       Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan

pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya. Keluarga mengekspresikan

perasaan serta kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama anak.

k.     Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan, keluarga dan anak

mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan mereka pada tahap

terminal, pasien dan keluarga mendapat dukungan yang adekuat.

26

Page 27: Edit Leukimia

BAB IV

PENUTUP

4.1    KESIMPULAN

Leukemia adalah suatu jenis kanker darah. Gangguan ini disebabkan oleh sel darah

putih yang diproduksi melebihi jumlah yang seharusnya ada. Leukemia akut pada anak

adalah suatu kelainan atau mutasi pembentukan sel darah putiholeh sumsum tulang anak

maupun gangguan pematangan sel-sel tersebutselanjutnya. Gangguan ini sekitar 25-30%

jumlahnya dari seluruh keadaankeganasan yang didapat pada anak.

Leukemia ada 4 jenis berdasarkan asal dan kecepatan perkembangan selkanker yaitu

Leukemia Mieloblastik Akut (LMA), Leukemia Mielositik Kronik (LMK), Leukemia

Limfoblastik Akut (LLA), dan Leukemia Limfositik Kronik (LLK) (Medicastore, 2009).

Gejala – gejala yang dirasakan antara lain anemia,wajah pucat, sesak nafas, pendarahan gusi,

mimisan, mudah memar, penurunanberat badan, nyeri tulang dan nyeri sendi.

Penyebab utama penyakit kelainan darah ini sampai sekarang belum diketahui secara

pasti dan masih terus diteliti. Namun, faktor genetik berperancukup penting pada beberapa

penelitian yang dilakukan. Dengan kata lain, ada hubungannya dengan faktor keturunan,

selain tentunya banyak faktor penyebab lain yang bervariasi sesuai kasus per kasus dan jenis

subtipe yang didapat.

Terapi yang diberikan pada penderita leukemia akut bertujuan untuk menghancurkan

sel-sel leukemia dan mengembalikan sel-sel darah yang normal.Terapi yang dipakai biasanya

adalah kemoterapi (pemberian obat melalui infus),obat-obatan, ataupun terapi radiasi.

Untuk kasus-kasus tertentu, dapat jugadilakukan transplantasi sumsum tulang

belakang.Mengenai kemungkinan keberhasilan terapi, sangat tergantung waktupenemuan

pertama penyakit si penderita. Apakah dalam stadium awal atau sudahlanjut, subtipe

penyakit, teratur tidaknya jadwal terapi yang dilakukan, timbul Relapse (kambuh) atau tidak

selama terapi maupun kemungkinan penyebab yangbisa diperkirakan.

4.2     SARAN

Bagi keluarga sebaiknya memahami bagaimana tatalaksana terapeutik untuk pasien

leukemia agar penyakitnya tidak memasuki stadium lanjut.

27

Page 28: Edit Leukimia

DAFTAR PUSTAKA

2000.Kapita Selekta Kedokteran . Jakarta: Media aeskulapius FKUI.

 Ngastiyah. 2005.Perawatan Anak Sakit Edisi 2.Jakarta:EGC

Suriadi & Rita. 2006. Asuhan Keperawatan anak Edisi 2. Jakarta:Sagung Seto

http://bantarmerak64.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-leukemia-pada-anak.html

http://delfielizablog.wordpress.com/2012/12/09/15/

http://jilioetamey.blogspot.com/2012/05/asuhan-keperawatan-dengan-leukemia-pada.html

http://mocos-87.blogspot.com/p/askep-leukimia.html

28