Leukimia Granulositik Kronis

  • Upload
    daphine

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 Leukimia Granulositik Kronis

    1/16

    Leukimia Granulositik Kronis pada Pasien Usia Lanjut

    PENDAHULUAN 

    Leukemia Granulositik Kronis (LGK) atau Leukemia Mielositik Kronis

    (LML) atau Chronic Myelogenous Leukemia (CML) merupakan suatu

    Myeloproliferative Disorder (MPD) yang ditandai oleh proliferasi dari seri granulosit

    tanpa gangguan diferensiasi, sehingga pada apusan darah tepi dapat dengan mudah

    dilihat tingkatan diferensiasi seri granulosit, mulai dari promielosit (ahkan

    mielolas), meta mielosit, mielosit, sampai granulosit! LGK terutama di"umpai pada

    orang de#asa erusia $% sampai &' tahun, dengan insiden puncak pada dekade

    keempat dan kelima kehidupan! LGK merupakan % dari semua "enis leukemia!

    LGK merupakan kelainan klonal dari sel punca pluripoten! Diagnosis LGK 

    diantu dengan adanya kromosom Philadelphia (Ph) yang khas! Kromosom ini

    merupakan translokasi antara kromosom * dan $$ seagai akiat agian dari onkogen

    +L erpindah ke gen C- pada kromosom $$ dan agian kromosom $$ erpindah

    ke kromosom *! Kromosom Ph menghasilkan gen chimeric C-.+L yang

    mengkode suatu protein gaungan yang memiliki aktivitas tirosin kinase erleih!

    Pada seagian esar pasien kromosom Ph terlihat dengan pemeriksaan kariotip sel

    tumor, tetapi pada seagian kecil kasus, anormalitas Ph tidak tampak dengan

    mikroskop, namun dengan pemeriksaan molecular kromosom ini dapat tampak 

    dengan teknik yang leih sensitive yaitu fluorescent in situ hybridization (/012) atau

     polymerase chain reaction  (PC-)! LGK dengan Ph.negatif C-.+L memiliki

    klinis sama seperti LGK Ph.positif! 3leh karena kromosom Ph merupakan kelainan

    yang didapat pada sel punca hematopoietic, kelainan dapat terlihat pada kedua "alur 

     aik myeloid (granulositik, eritroid, dan megakariositik) dan limfoid (sel dan 4)!

    Pada LGK, "umlah leukosit dapat meningkat demikian rupa (iasanya er"umlah

    %'!'''.$%'!'''5mm6), sehingga darah tampak er#arna keau.auan!

    1

  • 8/16/2019 Leukimia Granulositik Kronis

    2/16

    Kasus Skenario

    1eorang laki.laki erusia &' tahun datang ke Poliklinik -1 7krida dengan

    keluhan utama lemas se"ak $ ulan seelum masuk rumah sakit!

    Rumusan Masalah

    Laki.laki usia &' tahun keluhan lemas se"ak $ ulan lalu!

    Workin Dianosis

    Leukimia Granulositik Kronis

    Dianosis !andin

    ! -eaksi Leukemoid

    $! Mielofirosis

    6! Leukimia Mielomonositik kronis

    HipotesisLaki.laki usia &' tahun keluhan lemas se"ak $ ulan lalu karena menderita

    Leukimia Granulositik Kronis!

    "# Anamnesis

    +namnesis atau #a#ancara medis merupakan tahap a#al dari rangkaian

     pemeriksaan pasien! 2asil anamnesis ersifat su"ektif! Pen"elasan perihal keluhan

    utama pasien dan $erapa laman%a! +namnesis pada kasus lemas atau lelah kronisini dapat dilakukan secara autoanamnesis denan pasien# 4anyakan pada pasien

    lelah seperti apa %an dimaksud& kapan pertama kali terjadi& dan duaan

    pemi'u ejala! +pakah lelah sepan"ang #aktu, sesak sehais melakukan aktivitas

     erat yang menguras tenaga atau pikiran yang "enuh! +pakah sampai mengganggu

    aktivitas sehari.hari pasien! 

    +dakah ejala (isik lain  yang mengarahkan diagnosis ke penyakit fisik 

    organik, seperti8 demam, penurunan erat adan, cepat kenyah dan egah serta

    hilangnya nafsu makan (anoreksia), pucat (anemis), keringat malam, nyeri perut

    spesifik termasuk onsetnya ge"ala! 7ntuk menyingkirkan kemungkinan dugaan

    adanya gangguan sistem urogenital, tanyakan apakah ada nyeri saat erkemih! 

    1elan"utnya pertanyaan pelengkap lainnya seperti ri#ayat penyakit dahulu

    (-PD)! Apakah pen%akitn%a ini hilan tim$ul atau menetap dan peno$atan apa

    %an telah dilakukan untuk menurani ejala)ejala terse$ut# Adakah ri*a%at

    pen%akit lain +seperti ,!-. atau masalah psikolois dalam hidupn%a +untuk 

    2

  • 8/16/2019 Leukimia Granulositik Kronis

    3/16

    men%inkirkan dianosis pen%akit psikiatrik.# Penting untuk ditanyakan pula

    ri*a%at keluara& ri*a%at merokok atau terpapar radiasi& dan kondisi so'ial

    %an lenkap termasuk konsumsi makanan sehari)hari!,6

    ""# Pemeriksaan /isik  

    Langkah selan"utnya untuk mengetahui apakah informasi ersifat konfirmatif 

    atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan klinis pasien! Pemeriksaan fisik 

    meliputi tingkat kesadaran pasien +tampak sakit rinan atau $erat& 'ompos

    mentis0apati0somnolen0sopor0koma. dan ,,1 +T, HR, RR& dan BP .!

      1elan"utnya inspeksi agian kulit pasien apakah ada memar atau tanda)

    tanda pendarahan +ptekiae& ekimosis& purpura.! Pasien dengan keluhan lelah

    kronis #a"i dilakukan pemeriksaan mata +khususn%a konjunti2a dan s'lera.

    sea kuat dugaan pasien mengalami anemia, sekaligus untuk menyingkirkan

    differensial diagnosis kearah infeksi hepatoilier (sclera ikterik)! Mungkin "uga

    terdapat pendarahan retina pada pemeriksaan funduskopi! 1etiap pasien dengan

    keluhan hipermetaolisme atau gangguan pada saluran pencernaan aik hanya

     perasaan tidak enak di perut, nyeri, dan demam dilakukan palpasi hati dan limpa

    untuk menetahui apakah ada pem$esaran atau tidak !6,9 

    """# Pemeriksaan Penunjan

    Pada pemeriksaan hematoloi rutin& kadar 2 umumnya normal atau

    sedikit menurun yang menun"ukkan adanya anemia rinan  (2:g5dl pada 56

     pasien), leukositosis $erat  antara $'.&'!'''5;L! Persentasi eosinofil dan asofil

    meningkat! 4romosit iasanya meningkat antara %''.&''!'''5;L, pada eerapa

    kasus dapat normal atau tromositopeni #alaupun "arang! 1ering "uga ditemukan

    hiperurikemia akiat peningkatan pertukaran sel dan dapat dicetuskan oleh terapi

    ototoksik! LD2 meningkat seagai akiat increased ineffective turn over of 

    hemopoietic cells! Dapat ditemukan "uga peningkatan mencolok kadar dan kapasitas

    daya ikat vitamin $ serum karena peningkatan pementukan transkoalamin 0 oleh

    granulosit!$,%

    Sediaan Apus Darah ,epi mampu mem$edakan antara reaksi leukemoid

    denan LGK#  Pada LGK, eritrosit seagian esar normokrom normositer, sering

    ditemukan adanya polikromasi eritrolas asidofil atau polikromatofil! 4ampak seluruh

    tingkatan diferensiasi dan maturasi seri granulosit dengan pergeseran ke kiri, termasuk 

     peningkatan promielosit, mielosit dan metamielosit! Persentasi eosinofil dan atau

    3

  • 8/16/2019 Leukimia Granulositik Kronis

    4/16

     asofil "uga meningkat! 1kor Leukosit +lkali /osfatase (L+P) netrofil rendah atau

    nol!$,%

    Pada sediaan apus sumsum tulan terlihat adanya peningkatan kedapatan

    tulang (hiperseluler) akiat proliferasi dari sel.sel leukemia, sehingga rasio myeloid

    terhadap eritroid pun "uga meningkat! +ktivitas eritropoiesis menurun! 4romopoiesis

     ervariasi (iasanya menurun), megakaryosit tampak leih anyak! Dengan

     pe#arnaan retikulin, tampak ah#a stroma sumsum tulang mengalami firosis!

    1umsum tulang dan limpa mungkin mengandung fagosit yang erisi glikolipid mirip

    sel Gaucher atau histiosit laut iru akiat peningkatan pertukaran glukosererosida

    dan sfingolipid yang mirip dengan penampakan pada +LL!$,%

    Gam$ar3# Gam$aran Histiosit Laut)!iru dan sel Pseudo)Gau'her

    (1umer8 Greer s Clinical 2ematology! $th edition, $''*)

    Kar%otipik dahulu diker"akan dengan teknik pemitaan (G-banding technique),

    saat ini digantikan oleh metoda /"SH +Fluorescen Insitu Hybridization. yang leih

    akurat! eerapa aerasi gen fusi C-.+L kromosom Philadelphia (Ph) ditemukan

     pada LGK adalah ?@, ?*, ?*, ?$, i(A)! 1ementara dengan pemriksaan Polymerase

    Chain -eaction (PC-) dapat terdeteksi penyakit residual minimal pada LGK dengan

    adanya m-B+ hyrid produksi CL.+-! Penggunaan teknik ini "uga dapat

    mengkonfirmasi diagnosis pada pasien yang tidak "elas apakah memiliki kromosom

    Ph atau tidak!$,%,&

    4

  • 8/16/2019 Leukimia Granulositik Kronis

    5/16

    Gam$ar4# Kariotipe Philadelphia saat Metaphase +pem$elahan. dan "nter(ase

    +diam.

    (1umer8 2offrand +! Moss P+2! Kapita selekta hematologi! disi &, $'6)

    "1# Dianosis Kerja

    Manifestasi klinis yang di"umpai dari hasil anamnesis adalah rasa lemas,

    demam dan keringat malam, "uga sering merasa cepat kenyang dan egah memuat

    kita memikirkan adanya infeksi atau keganasan! Bamun ri#ayat atuk, nyeri

     erkemih, dan paparan radioaktif disangkal semakin mengarahkan diagnosis kearah

    adanya keganasan darah! elum lagi ditamah dengan adanya anemia, splenomegali,

    leukositosis, dan sel las mengarahkan diagnosis kearah Leukimia Granulositik 

    Kronik (LGK) dengan diagnosis anding terdekatnya adalah reaksi leukemoid akiat

    suatu infeksi!

    Diagnosis LGK ergantung pada huungan mielopoiesis %an meninkat

    men'olok& splenomeali dan adan%a kromosom Philadelphia! Pemeriksaan apus

    darah tepi dan sumsum tulan dapat meneakkan dianosis dalam (ase %an

    sesuai! 4erkadang diperlukan "uga pemeriksaan konfirmasi seperti kajian sitoenik 

    denan adan%a kromosom Philadelphia t+5&44. pada 567 kasus& translokasi

    se$aian lenan panjan kromosom 44 ke lenan panjan kromosom 5& dan en

    a$unan !-R)A!L 3 pada pemeriksaan P-R +897 kasus.#  Pemahaman

    mekanisme ker"a gen C-.+L mutlak diketahui, mengingat esarnya peranan gen

    ini pada diagnostic, per"alanan penyakit, prognostic, serta implikasi terapetiknya!

    3leh karena itu perlu diketahui sitogenetik dan ke"adiannya di tingkat molecular!

    iasanya LGK dapat diedakan dengan reaksi leukemoid yang erkaitan dengan

    5

  • 8/16/2019 Leukimia Granulositik Kronis

    6/16

    infeksi atau neoplasma dengan adanya kromosom Philadelphia,  eosino(ilia& $aso(ilia&

    dan skor alkali (os(atase netro(il %an rendah# Metaplasia myeloid agnogenk 

     iasanya muncul dengan mielofirosis mencolok dan splenomegali tanpa adanya

    kromosom Philadelphia!$,%.A

    1# Gejala Klinis

    Per"alanan penyakit LGK umumnya kronik dengan lama penyakitnya

     ervariasi! erdasarkan hal terseut, LGK diagi men"adi 6 fase, yaitu8 fase kronik,

    fase akselerasi, dan fase krisis las! Meskipun erlangsung kronis, pasien LGK "arang

    asimptomatik! Ge"ala a#al LGK pada fase kronik hampir sama seperti penyakit

    kronik lainnya yang memiliki manifestasi yang tidak khas, seperti8 rasa lemah, cepat

    lelah, penurunan erat adan, demam suferil, keringat malam dan peningkatan

    kadar asam urat! Semua keluhan terse$ut merupakan am$aran

    hipermeta$olisme aki$at proli(erasi sel)sel leukemia! Pasien mungkin sa"a datang

    tanpa ge"ala dan ditemukan leukositosis $erat +:399#9990;L. tanpa ejala in(eksi

    secara tidak senga"a (%' kasus) pada saat pemeriksaan darah rutin, screening

    kesehatan untuk persiapan pra.operasi, atau mengeluhkan rasa tidak enak di kuadran

    kiri atas, cepat kenyang akiat splenomegali yang mendesak lamung! Kadang "uga

    timul rasa nyeri seperti diremas di perut kanan atas! Splenomeali merupakan

    temuan (isik %an palin konsisten +

  • 8/16/2019 Leukimia Granulositik Kronis

    7/16

    ini diduga limpa yang tadinya sudah mengecil dengan terapi kemali memesar 

    (organomegali progresif), keluhan anemia ertamah erat, dan mungkin ter"adi

     pendarahan (ptekiae, ekimosis, purpura, atau pendarahan di retina) sehingga hasil

    laoratorium dapat ter"adi tromositopenia atau tromositosis! Mungkin "uga ada

    nyeri tulang atau nyeri akiat infark limpa! Ge"ala yang "arang timul adalah

     perdarahan retina yang mengakiatkan adanya gangguan penglihatan, pemesaran

    kelen"ar getah ening atau priapismus!$,9,%,A

    /ase krisis las (de novo blastic) erkaitan dengan ge"ala dan tanda leukemia

    akut yang sering disertai penyakit ekstrameduler meliputi adanya lesi tulang dan

     pansitopenia! /ase ini iasanya merupakan fase dengan ge"ala teruruk! +danya sel

     las pada darah tepi dan sumsum tulang (114) F$', meliputi myeloid (teranyak),

    erytroid, megakariolastik tergantung penampakan morfologi, sitokimia, dan

    immunologicnya! /ase ini tidak mempan dioati dengan imatini!6,%

    1"# Dianosis $andin

    3# Reaksi Leukemoid

    -eaksi leukemoid merupakan leukositosis reaktif yang erleih dengan sel

    darah putih matur dan imatur meman"iri sirkulasi! Karena gamaran darah mirip

    dengan leukemia kronis, proses ini diseut reaksi leukemoid! Penyakit ini ukan

     penyakit primer sumsum tulang dan iasanya sekunder terhadap penyakit lain!

    Granulosit paling sering terliat, tetapi monositosis yang mencolok dapat ter"adi pada

    tuerkulosis, sedangkan limfositosis leukemoid pernah dilaporkan pada tuerculosis,

     atuk re"an, dan mononucleosis infeksiosa!&

    Granulositosis dengan proporsi leukemoid dapat menyertai tumor.tumor ganas

    dengan atau tanpa metastasis ke tulang, infeksi tuerculosis atau piogenik yang parah,

    keracunan logam erat, krisis sel sait, gangguan metaolik erat yang mengenai

    gin"al atau hati, dan ketoasidosis diaetes! Pasien yang aru pulih dari agranulositosisatau dari kemoterapi mungkin memperlihatkan produksi erleih sel darah putih

    menyerupai proliferasi pada leukemia, tetapi leukopoesis dengan kecepatan seperti ini

     "arang menetapkan leih dari seminggu!&

    +paila reaksi leukemoid ter"adi karena penyakit mendasar yang sudah "elas,

     pemedaan dengan leukemia tidak sulit! Bamun, perlu diingat ah#a leukemia dapat

    timul ersama dengan penyakit lain! Leukemia dan tuerculosis, misalnya, dapat

    timul ersama.sama, dan masing.masing memperparah yang lain! +paila penyakit

    7

  • 8/16/2019 Leukimia Granulositik Kronis

    8/16

    yang primer tidak "elas, gamarannya mengisyaratkan leukemia! Gamaran yang

    memedakan reaksi leukemoid dengan LGK diperlihatkan pada tale 9 di a#ah ini!&

    ,a$el ># Per$edaan Antara Reaksi Leukemoid dan Leukemia Granulositik Kronik ?&@

    Reaksi Leukemoid Leukemia Granulositik Kronik  Leukosit iasanya :%'!'''5;L Leukosit iasanya E%'!'''5;L

    Granulasi toksik dan adan Dohle ?? Granulasi toksik 5 H '

    asofilia dan eosinofilia tidak ada 4erdapat asofilia dan eosinofilia, isa "uga tidak ada1el atang menon"ol 1emua stadium ada, terutama mielosit

    4idak ada tromositopenia 4erdapat tromositopenia

    +nemia ringan atau tidak ada sama sekali +da anemia, iasanya erat

    +da hiperseluler sumsum tulang +da hiperseluler sumsum tulang (leih erat)

    ritopoesis dan tromopoesis normal ritropoesis dan tromopoesis terhamat oleh leukopoesis

    Leukocyte +lkali Phosphatase (L+P) meningkat (E'') L+P isa meningkat atau tidak meningkatLimpa iasanya tidak teraa Limpa iasanya memesar  

    4idak terdapat kromosom Philadelphia Kromosom Philadelphia terdapat pada *' kasus

    4# Mielo(i$rosis denan Metaplasia Mieloid +MMM.4

    MMM merupakan suatu kelainan yang dihuungkan dengan adanya timunan

    sustansi kolagen erleih dalam sumsum tulang! Kelainan merupakan kelainan stem

    sel hematopoesis klonal, dihuungkan dengan chronic myeloproliferative disorders

    (CMPD), di mana adanya hematopoesis ekstramedular merupakan gamaran yang

    mencolok! MMM menyerang golongan umur menengah dan tua, rata.rata umur &'

    tahun, pria dan #anita memiliki kemungkinan yang sama!

    Pada $% kasus MMM erpenampilan asimtomatis! Diagnosis ditegakkan

    dengan adanya pemeriksaan darah yang anormal atau secara insidentil terdapat

    splenomegali! Ge"ala klinis pada umumnya adalah kelelahan otot dan penurunan erat

     adan (A.6*), sindrom hipermetaolik (%.$' pasien), pendarahan dan memar,

    kadang terdapat massa dalam perut, gout, dan kolik renal terdapat 9.&, diare dengan

    sea tidak "elas, dan nyeri susternal kadang diketemukan!

    ,a$el =# Kelainan Klinis untuk Dianosis Pasien denan Mielo(i$rosis denan Metaplasia Mieloid3

    Sanat serin ditemukan +

  • 8/16/2019 Leukimia Granulositik Kronis

    9/16

    syndrome dan mengalami hematopoesis ekstramedulare dermal, osteosklerosis yang

    seagian diikuti periostetis dengan nyeri tulang dan ketulian! ila permukaan serosa

    terliat dalam hematopoesis mungkin akan terdapat efusi pleura dan perikard atau

    asites! Kadang diikuti komplikasi neuroplogis erupa tekanan intracranial meningkat,

    delirium, koma, perdarahan sudural, kerusakan motorik, sensorik, dan paralisis!

    Pada pemeriksaan darah tepi, didapatkan sel eritrosit erentuk tear drop yang

    dihuungkan dengan adanya eritrosit erinti dalam sirkulasi, leukosit neutrofil imatur 

    dan platelet esar anormal! -etikulosit meningkat8 eritrosit polikromasi, fragmentasi

    dan sel target "uga sering ditemukan!nanormalitas morfologi ini diakiatkan adanya

     peruahan hematopoesis, easnya sel leih a#al dari sumsum tulang dan

    hematopoesis ekstramedular!

    +nemia dengan 2 :' gr5dl, ditemukan &' kasus yang dapat ter"adi akiat

    hemodilusi akiat volume plasma yang meningkat, gangguan produksi sumsum

    tulang, dan hemolisis! 2apusan darah tepi didapat aniso.poikilositosis, oval dari

    eritrosit, reaksi leukomoid (samping granulosit terdapat metamielosit, promielosit,

    dan normolas)! Morfologi anemia tidak khas pada umumnya normositik 

    normokromik, makrositik ila defisiensi asam folat dan mikrositik hipokromik ila

    defisiensi /e atau perdarahan gastrointestinal!

  • 8/16/2019 Leukimia Granulositik Kronis

    10/16

    terutama pada kerangka aksial dan proksimal tulang pan"ang! Korteks tulang

    mengalami penealan dan pola normal traekula menghilang! 2ematopoesis terutama

    ter"adi di lien dengan adanya splenomegali! 2epar "uga dapat terliat dengan adanya

    hepatomegali! Proporsi eritroid leih tinggi pada sisi ekstramedular daripada dalam

    sumsum tulang! 2ematopoesis ekstramedular ada tendensi indeks mitosis rendah, sel

    imatur, dan megalolastik yang tinggi daripada hematopoesis medulare!

    =# Leukemia Mielomonositik kronik  

    Penyakit ini di tandai dengan peningkatan hitung asolut monosit di daerah

     perifer! anyak monosit yang termasuk atipikal atau imatur dan mungkin

    memperlihatkan nukleolus! 1umsum tulang "uga mungkin anyak memperlihatkan

     anyak sel terelah dan ercelah dengan inti sel seperti tapal kuda! Pasien "uga

    mungkin akan mengalami peningkatan lisoIim!

    1""# Epidemioloi

    Penyakit ini dapat mengenai laki atau perempuan (L8P H 98) dan semua usia,

    usia puncak 9'.&' tahun! Bamun dapat "uga ter"adi pada anak.anak dan neonatus atau

     pada orang sangat tua dan iasanya leih progresif! 4idak ada faktor predisposisi

    tertentu, tetapi ke"adian meningkat pada koran yang selamat dari om atom

    2iroshima Bagasaki di

  • 8/16/2019 Leukimia Granulositik Kronis

    11/16

    untuk mementuk en (usi  !-R) A!L t(*,$$)! Kromosom $$ yang mengalami

    translokasi inilah yang dinamakan kromosom Philadelphia! Gen fusi pada ini

    kromosom Philadelphia selan"utnya ditranskripsi men"adi mRNA h%$rid  yang

    kemudian ditranslasikan, menkode dan mensintesis protein tirosin kinase denan

    $erat 439 kD +p439. yang sangat meningkat diandingkan produk +L normal dan

    selan"unya erperan dalam leukemogenesis, menyeakan proliferasi erleihan sel

    induk pluripoten pada system hematopoiesis! Klon.klon ini, selain proliferasinya

     erleihan "uga dapat ertahan hidup leih lama dianding sel normal, karena gen

    C-.+L "uga ersifat anti.apoptosis! Dampak kedua mekanisme di atas adalah

    terentuknya klon anormal yang akhirnya mendesak sistem hematopoiesis lainnya!

    dengan demikian ter"adi ekspansi kompartemen precursor myeloid disertai oleh

     pementukan erleihan unsur.unsur myeloid matang! =alaupun pada GLK sel yang

    mengandung kromosom Ph mendominasi sumsum tulang, namun sel akal normal

    tetap ada tetapi tertekan oleh klon positif Ph!$,%,A 

    Gam$ar8# Proses Pem$entukan Kromosom Philadelphia

    (1umer8 0sselacher K

  • 8/16/2019 Leukimia Granulositik Kronis

    12/16

    merupakan oat lini pertama dalam penatalaksanaan penyakit fase kronis, karena

    mampu mengontrol "umlah darah dan menyeakan sumsum men"di negative Ph!

    Penilaian terhadap respon dia*ali denan penilaian sumsum tulan se'ara

    teratur +=)? $ulanan. untuk menilai sitoenetik metaphase# Pasien dengan respon

    optimal dimana hitung darah tepi normal, dan setidaknya respon sitogenetik minimal

    (Ph? :*% dalam 6 ulan, Ph? :6% dalam & ulan, atau Ph.dalam $ ulan) serta

    respon molecular mayor dengan setidaknya penurunan 6 log pada transkripsi C-.

    +L dalam @ ulan tetap melan"utkan terapi ini! 7ntuk yang gagal, dosis dapat

    dinaikkan men"adi &''.@'' mg5hari atau dioati dengan generasi keduanya (Dasatini

    atau Bilotini) atau ahkan sampai transplantasi sumsum tulang! Dosis harus

    diturunkan apaila ter"adi neutropeni erat (:%''5ml) atau tromositopeni erat

    (:%'!'''5ml) atau peningkatan 1G345P4 dan iliruin! fek samping yang mungkin

    timul mual, ruam kulit, nyeri kram otot, dan retensi cairan!&,A

    ,a$el3# Kriteria respon Peno$atan Pasien LGK >

    Hidroksiurea +H%drea. =9 m0K!!0hari# +paila leukosit E6''!'''5ml,

    dosis dinaikkan maks $,%g5hari dan dihentikan ila leukosit :@!'''5ml atau tromosit

    :''!'''5ml! !ila leukosit sanat tini dapat disertai hidrasi %an $aik dan

    alopurinol untuk men'eah hiperurisemia#3at merupakan terapi terpilih untuk 

    induksi remisi hematologic pada LGK sea akan leih efektif dalam mengontrol

     peningkatan "umlah sel darah putih dan tidak menimulkan firosis paru atau supresi

    114 erkepan"angan seperti pada penggunaan usulfan! leh karena itu& selama

    penunaan o$at harus dipantau H$& leukosit& trom$osit& (unsi injal& dan

    (unsi hati!$

    )"nter(eron 4a atau 4$ =juta "U0m40hari sampai ter"adi remisi sitogenetik 

    ($ ulan pasca terapi)! 3at ini "uga dapat mengontrol leukosit sekaligus menunda

    12

  • 8/16/2019 Leukimia Granulositik Kronis

    13/16

    onset transformasi akut dan memperpan"ang harapan hidup keseluruhan men"adi .$

    tahun! -esponder teraik terhadap 0/B men"adi Ph., tetapi iasanya tetap C-.+L

    ?!$,A

    4ransplantasi sel stem alogenik (stem cell transplantation51C4) merupakan

    terapi definitive untuk LGK! 0ndikasi dilakukan "ika pasien erusia :%' tahun,

     pendonor erasal dari saudara kandung dengan 2L+ yang cocok dengan pasien!

    4ransfuse limfosit donor dapat erharga dalam mengeliminasi sel C-.+L ? pada

    kasus pasca 1C4 relaps!A

    C"# Komplikasi

    4ransformasi akut ($' atau leih las di sumsum tulang) dapat ter"adi cepat

    dalam eerapa hari atau minggu! Pada umumnya, pasien mempunyai fase akselerasi

     ersama dengan anemia, tromositopenia, dan peningkatan asofil, eosinofil, atau sel las di darah tepi dan sumsum tulang! Limpa dapat memesar meskipun hitung darah

    tepi terkontrol dan sumsum tulang dapat men"adi firosis! Pasien dapat erada dalam

    fase ini selama eerapa ulan, fase penyakit yang leih mudah dikontrol daripada

    saat fase kronik! Pada kedua fase, akselerasi maupun akut, anormalitas kromosom

     aru sering muncul! Pada sekitar seperlima kasus, transformasi akut men"adi

    limfolastik! Pada seagian esar kasus, transformasi yang ter"adi adalah men"adi

    leukemia myeloid akut (LM+) atau tipe campuran! 4ipe terseut leih sulit untuk 

    dioati dan ketahanan hidup "arang meleihi eerapa ulan! 0matini sangat erguna

    dalam transformasi lastik, tetapi resistensi terhadap pengoatan iasa ter"adi dalam

     eerapa minggu!

    Masalah metaolik dapat ter"adi akiat cepatnya sitolisis yang akan

    mengakiatkan ter"adinya hiperurikemia, hiperkalemia, dan hiperfosfatemia! 2al ini

    dapat menyeakan gangguan keseimangan asam.asa dan isa erakhir pada renal

    failure! Peningkatan ekstrim dari leukosit dapat menyeakan komplikasi leukostatik 

     pada eerapa organ, khususnya otak, paru, retina, dan penis! Perandingan leukosit

    dan eritrosit yang tidak seimang menyeakan peningkatan viskositas darah akiat

     peningkatan fraksi leukosit terseut! Myelolas merupakan sel yang leih kaku

    diandingkan dengan leukosit lain!

    Penurunan "umlah tromosit dalam darah (tromositopenia) pada LGK dapat

    mengganggu proses hemostasis! Keadaan ini dapat menyeakan pasien mengalami

    epistaksis, pendarahan dari gusi, dan ptechiae! 4romositopenia yang ekstrim dapat

    menyeakan pendarahan masif yang isa erakhir pada kematian!

    13

  • 8/16/2019 Leukimia Granulositik Kronis

    14/16

    Pada suatu fase LGK di mana ter"adi tromositosis, risiko ter"adinya clotting

    yang erleihan (eJcess clotting) men"adi meningkat! 4romositopoesis yang tidak 

    terkendali akan menghasilkan tromosit dalam "umlah esar yang erpotensi

    mementuk ekuan dalam "umlah esar pula! ekuan yang terentuk dapat men"adi

    thromus yang menyumat pemuluh darah, terutama kapiler, sehingga esar 

    kemungkinan untuk ter"adi infark "aringan!

    +ktivitas hematopoesis eJtramedular yang erleihan menyeakan

    akumulasi produk sel darah dalam "umlah yang sangat esar pada limpa dan hati,

    sehingga timul splenohepatomegali!

  • 8/16/2019 Leukimia Granulositik Kronis

    15/16

    kelangsungan hidup men"adi &.* tahun! Meskipun 0matini leih memerikan hasil

    yang men"a"ikan, tetapi median kelangsungan hidup masih menunggu eerapa hasil

    u"i klinik yang saat ini masih erlangsung! /aktor yang dapat memperuruk prognosis

     pasien LGK adalah usia lan"ut, keadaan umum yang uruk, disertai ge"ala sistemik 

    ditamah dengan hasil laoratorium yang menun"ukan adanya anemia, asofilia,

    eosinofilia, Ph., C-.+L.! 4erapinya leih lama (E6 ulan) untuk mencapai remisi

    serta memerlukan dosis tinggi, #aktu remisi yang singkat!$ 

    1eagian esar pasien LGK akan meninggal setelah memasuki fase akhir yang

    diseut krisis lastik! Gamarannya mirip dengan leukemia akut, yaitu produksi

     erleihan sel muda leukosit, iasanya erupa mielolas dan promielosit, disertai

     produksi neutrofil, tromosit, dan sel darah merah yang amat kurang!6,9

    Kesimpulan

    Pasien laki.laki usia &' tahun dengan keluhan lemas se"ak $ ulan lalu karena

    menderita Leukimia Granulositik Kronik (LGK)! Diagnosis LGK ergantung pada

    huungan mielopoiesis yang meningkat mencolok, splenomegali dan adanya

    kromosom Philadelphia! Pemeriksaan apus darah tepi dan sumsum tulang dapat

    menegakkan diagnosis dalam fase yang sesuai! 4erkadang diperlukan "uga

     pemeriksaan konfirmasi seperti ka"ian sitogenik dengan adanya kromosom

    Philadelphia t(*,$$) pada *@ kasus, translokasi seagian lengan pan"ang kromosom

    $$ ke lengan pan"ang kromosom *, dan gen gaungan C-.+L pada pemeriksaan

    PC- (%' kasus)! Prognosis terrgantung keadaan a#al pasien saat terdiagnosis dan

    terapi yang dilakukan! 1aat ini hasil klinis sangat aik dan pasien dapat mengontrol

     penyakit dalam #aktu lama!

    Da(tar Pustaka

    ! Gleadle

    $''&!h!A'.!

    2 1udoyo +=, 1etiyohadi , +l#i 0, 1imadirata M, 1etiati 1! uku a"ar ilmu

     penyakit dalam! disi ke.%! s hematology and oncology! $nd edition! 718 McGra#.2ill ducation

    $'6!

    ! uyukasik , 2aInedaroglu 0C, 3sman 0! Chronic "yeloid #eukimia$ %ractical 

    issue in diagnosis& treatment and follo'-up! 0nternational

  • 8/16/2019 Leukimia Granulositik Kronis

    16/16

    0sselacher K