Darussalam, Banda Aceh Telp. (0651) 8012221 Email.
[email protected]
SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS
Fisika Moderen
User
Email :
[email protected]
1.1. KECEPATAN RELATIVISTIK
...........................................................................
1
1.3.TRANSFORMASI
GALILEO...............................................................................
3
DAN WAKTU
...........................................................................................
3
DAN PERCEPATAN
.................................................................................
5
1.4.2. POSTULAT EINSTEIN
..................................................................
12
1.5. TRANSFORMASI LORENTZ
............................................................................
12
1.7.1. BUKTI PEMULURAN WAKTU
................................................... 20
1.7.2. PARADOKS KEMBAR
................................................................
21
1.8. RELATIVITAS MASSA
....................................................................................
24
1.9. RELATIVITAS ENERGI
...................................................................................
26
1.10. RELATIVITAS MOMENTUM
..........................................................................
28
2.1. RADIASI BENDA HITAM
.................................................................................
31
2.1.1. PERCOBAAN BENDA HITAM
.................................................. 31
2.1.2. LAJU ENERGI RADIASI KALOR
.............................................. 33
2.1.3. RUMUS RAYLEIG JEANS
......................................................... 34
2.1.4. HUKUM PERGESERAN WIEN
.................................................. 36
2.1.5. TEORI PLANCK
..........................................................................
37
2.2. EFEK FOTOLISTRIK
......................................................................................
42
2.2.2. HASIL PERCOBAAN EFEK FOTOLISTRIK
............................ 43
2.2.3. GRAFIK HUBUNGAN ANTARA ENERGI KINETIK
ELEKTRON DAN FREKUENSI CAHAYA ...............................
44
2.3.MOMENTUM FOTON DAN EFEK COMPTON
............................................... 48
Fisika Moderen
3.4. MIKROSKOP
ELEKTRON.............................................................................
64
4.1 SPEKTRUM ATOM
........................................................................................
66
4.3 MODEL ATOM
...............................................................................................
71
4.3.4. KELEMAHAN MODEL ATOM RUTHERFORD.......................
73
4.3.5. MODEL ATOM BOHR
................................................................
73
4.4 EKSPERIMEN FRANCK- HERTZ
.................................................................
78
4.5 SPEKTRUM SINAR – X
................................................................................
79
BAB V TEORI KUANTUM
..................................................................................................
84
5.1 BENTUK TUNAK PERSAMAAN SCHRODINGER
.................................... 84
5.2 PERSAMAAN SCHRODINGER ATOM HIDROGEN
................................. 86
5.3 PEMISAHAN VARIABEL
..............................................................................
89
5.5 BILANGAN KUANTUM
ORBITAL..............................................................
91
5.6 BILANGAN KUANTUM
MAGNETIK..........................................................
93
BAB VI ATOM BERELEKTRON BANYAK
.......................................................................
102
6.1 EFEK ZEEMAN ANOMALOUS
....................................................................
102
6.2 BILANGAN KUANTUM SPIN
......................................................................
103
6.3 ELEKTRON
.....................................................................................................
105
6.3.2 PENGISIAN ORBITAL
................................................................
107
Fisika ModerenPage3
6.4.6 UNSUR METALOID
....................................................................
112
6.4.6.1 ATOM SILIKON
............................................................
112
6.4.6.2 ATOM ARSENIK
...........................................................
113
6.4.6.3 ATOM INDIUM
.............................................................
114
6.5 RESISTIVTAS LISTRIK
.................................................................................
117
6.6 SINAR LASER
................................................................................................
117
Fisika Moderen
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah Shubhanahu Wata’ala atas rahmat
dan karuniaNya
lah, penulis telah selesai menyempurnakan isi buku ajar matakuliah
Fisika Moderen ini untuk
edisi ke-2. Kemudian selawat dan salam kepada junjungan alam Nabi
Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wasallam beserta keluarganya sekaliannya.
Buku Fisika Moderen edisi pertama tahun 2010 telah digunakan dalam
perkuliahan mulai
tahun ajaran 2010/2011 sampai dengan 2014/2015. Buku Fisika Moderen
edisi ke-2 tahun 2016
ini mulai digunakan dalam perkuliahan tahun ajaran 2015/2016.
Penyajian dan tingkat kedalaman materi dalam buku Fisika Modern ini
telah disesuaikan
dengan kebutuhan guru fisika modern di SMA/MA dan kebutuhan calon
mahasiswa yang akan
melanjutkan studinya di program magister. Diharapkan kepada
mahasiswa calon guru fisika
SMA/MA tidak hanya mempelajari buku Fisika Modern ini, akan tetapi
agar mendapatkan
wawasan yang lebih luas lagi, perlu mempelajari melalui buku-buku
lain, internet, jurnal dan
lain-lain sebagainya.
Walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam usaha
menyempurnakan isi
buku ini menurut kadar ilmu yang ada pada penulis, namun masih ada
kekurangan, kesalahan
ataupun kejanggalannya, baik tentang isi dan susunan materi. Oleh
sebab itu penulis masih
sangat mengharapkan adanya kritikan dan saran dari para pakar,
pembaca dan pemakai, guna
kesempurnaan isi dan susunan materi pada masa-masa mendatang. Atas
saran dan kritikan,
penulis mengucapkan terimakasih.
dapat merambat melalui ruang hampa udara (ruang vakum). Berdasarkan
teori gelombang
elektromagnetik, Maxwell telah menghitung besarnya cepat rambat
gelombang elektromagnetik
yaitu sebesar c = 2,99792 x 10 8 m/s = 3 x 10
8 m/s. Kenyataannya dalam kehidupan manusia
sehari-hari selalu ditemukan bahwa kecepatan-kecepatan mobil,
kereta api, pesawat terbang
merupakan kecepatan-kecepatan rendah, artinya kecepatan - kecepatan
tersebut masih jauh lebih
kecil bila dibandingkan dengan cepat rambat gelombang cahaya.
Elektron dengan massa 9,11 x
10 -31
kg yang dipercepat melalui beda potensial sekitar 36,5 kV baru
dapat bergerak dengan
kelajuan sekitar 1,12 x 10 8 m/s.
Walaupun hukum Newton telah dapat menjelaskan peristiwa yang
berhubungan dengan
benda-benda yang bergerak dengan kecepatan rendah, tetapi hukum ini
gagal menjelaskan
peristriwa-peristiwa yang berhubungan dengan benda-benda yang
bergerak dengan kecepatan
yang mendekati cepat rambat gelombang cahaya. Kecepatan yang
mendekati cepat rambat
gelombang cahaya disebut kecepatan relativistik.
Salah satu uji kasus hukum ini adalah pada akselerator, yaitu alat
untuk mempercepat
gerak partikel bermuatan listrik, proton, deutron, elektron dan
laian-lain sebagainya. Walaupun
beda potensial yang sangat tinggi (sampai jutaan volt) dioperasikan
pada akselerator tersebut
untuk mempercepat elektron, akan tetapi kenyataannya diperoleh
bahwa kelajuan elektron
tersebut tidak melebihi dari 0,99 c. Sedangkan secara eksperimen
hubungan antara beda
potensial dan kelajuan elektron adalah
2. Kelajuan cahaya dalam vakum memiliki nilai sama, yaitu c = 3 x
10 8 m/s dalam semua
kerangka acuan inersial.
Dalam bab ini akan dibahas hanya teori relativitas khusus, meliputi
penjumlahan kecepatan
relativistik, penyusutan panjang (kontraksi panjang), pemuluran
waktu (dilatasi waktu), massa
relativistik, energi dan momentum relativistik.
eV
Rumus tersebut menunjukkan bahwa apabila besar beda potensial AKV
yang dioperasikan pada
2
1 2
AK mv
sebuah akselerator ditingkatkan 4 kali semula, maka energi kinetik
elektron juga akan meningkat
menjadi 4 kali semula dan kelajuan elektron akan meningkat mejadi 2
kali semula. Berarti bila
pada suatu saat kecepatan elektron yang dihasilkan oleh sebuah
akselerator adalah 0,6 c,
kemudian beda potensial dinaikkan menjadi 4 kali semula, maka
kelajuan elektron menjadi 2 x
0,6 c = 1,2 c. Tetapi dalam eksperimen hanya diperoleh kelajuan
elektron tetap sebesar 0,99 c.
Ini menunjukkan bahwa hukum mekanika Newton bertentangan dengan
hasil percobaan yang
berhubungan dengan kecepatan relativistik.
Pada tahun 1905 Einstein mengemukakan teori relativitas khusus
untuk menjelaskan batas
kecepatan suatu partikel. Disebut teori relativitas khusus karena
hanya berlaku bagi kerangka
acuan inersial. baru pada tahun 1916 Einstein mengusulkan teori
relativita umum yang
digunakan bagi semua kerangka acuan, baik inersial mapun
noninersial. Dalam teori ini, Eintein
mengemukakan dua postulat dasar sebagai berikut :
1. Semua hukum fisika memiliki bentuk yang sama pada semua kerangka
acuan inersial
Fisika Moderen
BAB II
Sifat khas dari cahaya adalah dapat menunjukkan peristiwa
pemantulan, pembiasan,
interferensi dan difraksi. Oleh karena itu teori fisika klasik
menganggap cahaya adalah
gelombang. Kemudian teori Maxwell menyatakan bahwa cahaya (sinar
tampak) adalah
gelombang elektromagnetik.
Dalam bab yang lalu telah diperoleh fakta bahwa mekanika Newton
harus diganti dengan
teori relativitas khusus Einstein, apabila dilakukan pembahasan
tentang kecepatan partikel yang
berada dalam orde kecepatan cahaya. Walaupun pada awal abad ke-20
telah banyak
permasalahan yang dapat diterangkan dengan menggunakan teori
relativitas, namun masih ada
hasil-hasil percobaan dan persoalan-persoalan teoritis yang belum
terjawab. Misalnya fenomena
spektra radiasi benda hitam, efek fotolistrik, radiasi sinar-x dan
hamburan Compton, tidak
dapat dijelaskan jika cahaya masih dipandang sebagai
gelombang.
Sehubungan dengan fenomena radiasi benda hitam, pada tahun 1990 Max
Planck
menyatakan bahwa cahaya dianggap sebagai aliran partikel yang
terdiri dari paket-paket energi
yang disebut kuanta atau foton. Jadi cahaya dipandang selain
bersifat sebagai gelombang juga
bersifat sebagai partikel. Dapatlah dikatakan bahwa cahaya memiliki
sifat dualisme, yaitu dalam
keadaan tertentu sifat gelombang cahaya lebih menonjol daripada
sifat partikel cahaya dan dalam
keadaan lainnya sifat partikel cahaya lebih menonjol daripada sifat
gelombangnya.
Jika elektron, proton dan neutron yang masing-masing mempunyai
massa dan digolongkan
sebagai kelompok partkel, apakah partikel seperti elektron juga
memiliki sifat dualisme ? Louis
de Broglie dengan hipotesisnya bahwa partikel seperti elektron yang
bergerak dengan kecepatan
tertentu dapat memiliki sifat gelombang dengan panjang gelombang
yang sesuai. Berdasarkan
hipotesis ini, maka partikelpun memiliki sifat dualisme (dualisme
gelombang partikel). Hipotesis
de Broglie dibuktikan melalui percobaan difraksi elektron yang
dilakukan oleh Davisson-
Germer dan G.P.Thomson
Sumber cahaya dapat diperoleh melalui benda-benda padat yang
dipanaskan, seperti filamen
lampu pijar ataupun lucutan listrik dalam gas, seperti lampu TL,
lampu neon dan helium. Jika
sebuah lampu pijar 100 watt dan 5 watt dinyalakan secara
bersama-sama selama selang waktu
tertentu. Lampu 100 watt menyerap 100 joule energi listrik setiap
detik, sedangkan lampu 5 watt
menyerap 5 joule energi listrik setiap detik. Berarti energi yang
digunakan lampu 100 watt lebih
besar daripada lampu 5 watt. Ternyata suhu lampu 100 watt lebih
tinggi daripada lampu 5 watt.
Hal ini menunjukkan bahwa makin besar energi yang diserap oleh
suatu benda makin tinggi
kenaikan suhunya dan makin tinggi suhu suatu benda makin besar
energi kalor yang dipancarkan
benda tersebut.
Suatu benda hitam adalah permukaan benda hitam atau kusam yang
merupakan penyerap
dan sekali gus pemancar radiasi kalor yang baik. Sedangkan
permukaan putih atau mengkilat
adalah penyerap dan pemancar radiasi kalor yang buruk.
Sebuah kotak yang permukaan dalamnya dicat warna putih, kotak
dilengkapi dengan
tutup dan pada salah satu dindingnya di beri lubang, maka lubang
tersebut dapat berfungsi
sebagai benda hitam (Gambar 2.1.1).
Mula-mula ketika tutup kotak dalam keadaan terbuka dan kotak berada
di tempat yang
terang (sinar matahari ) ternyata lubang menunjukkan warna putih
(terang), akan tetapi ketika
tutup kotak ditutup, lubang menunjukkan warna hitam (gelap).
Mengapa demikian ?
Fisika Moderen
BAB III
Jika elektron, proton dan neutron yang masing-masing mempunyai
massa dan digolongkan
sebagai kelompok partkel, apakah partikel seperti elektron juga
memiliki sifat dualisme ? Louis
de Broglie dengan hipotesisnya bahwa partikel seperti elektron yang
bergerak dengan kecepatan
tertentu dapat memiliki sifat gelombang dengan panjang gelombang
yang sesuai. Berdasarkan
hipotesis ini, maka partikelpun memiliki sifat dualisme (dualisme
gelombang partikel). Hipotesis
de Broglie dibuktikan melalui percobaan difraksi elektron yang
dilakukan oleh Davisson-
Germer dan G.P. Thomson
Dalam peristiwa interferensi dan difraksi cahaya, sifat gelombang
cahaya lebih menonjol
daripada sifat partikelnya, sedangkan dalam peristiwa efek
fotolistrik dan efek Compton, sifat
partikel cahaya lebih menonjol daripada sifat gelombangnya. Sifat
partikel dinyatakan oleh
besaran momentum (p), sedangkan besaran gelombang dinyatakan oleh
besaran panjang
gelombang (λ).
3.1.TEORI DE BROGLIE
Dalam tahun 1913 Niels Bohr memadukan antara konsep klasik dan
kuantum dengan postulat
Bohr pertama, menyatakan bahwa elektron atom dapat mengelilingi
inti atom tanpa
memancarkan energy gelombang elektromagnetik. Elektron berada pada
orbit yang momentum
angulernya merupakan kelipatan dari
adalah Ln = m v rn
Jika n = 1, maka panjang gelombang elektron menurut postulat Bohr
menjadi
Bandingkan rumus postulat Bohr dengan rumus momentum foton p = . (
persamaan ( 2.11).
Berdasarkan kepada sifat dualisme cahaya, maka Louis de Broglie
pada tahun 1924
mengemukakan teori yang menyatakan bahwa partikel seperti elektron
yang bergerak ada
kemungkinan memiliki sifat gelombang dengan panjang gelombang yang
sesuai. Elektron yang
bergerak dengan kecepatan v memiliki momentum p = mv, sehingga
panjang gelombang de
Broglie dari elektron tersebut adalah
(3-1)
mv p
2π
Dalam tahun 1896 seorang fisikawan Belanda bernama Pieter Zeeman
mengamati spektrum
yang dipancarkan oleh atom-atom gas yang berada di dalam medan
magnetik homogen. Hasil
pengamatan Zeeman menjelaskan bahwa sebuah spektral yang dihasilkan
oleh suatu atom gas
akan terpecah menjadi tiga garis yang terpisah apabila atom gas
tersebut dipengaruhi oleh medan
magnetik luar homogen. Peristiwa ini disebut efek Zeeman
Normal.
Terjadinya efek Zeeman tidak dapat dijelaskan oleh orbit lingkaran
model atom Bohr, karena
orbit lingkaran hanya memiliki satu orientasi atom atau hanya satu
arah momentum sudut.
Vektor momentum sudut L adalah vektor yang melalui inti atom dan
tegak lurus bidang orbit.
Arah vektor L dan arah putaran elektron ditunjukkan oleh kaedah
tangan kanan. Jika jempol
menyatakan arah vektor L, maka arah putaran empat jari menyatakan
arah putaran elektron
dalam orbitnya.
Berdasarkan efek Zeeman, maka Arnold Sommerfeld mengusulkan bahwa
orbit elektron
selain berbentuk lingkaran harus ada yang berbentuk ellips. Dengan
orbit ellips, orientasi orbit
dapat lebih dari satu. Oleh karena itu untuk menyatakan keadaan
kuantum dari elektron
diperlukan dua bilangan kuantum lain yang menyatakan vektor
momentum sudut orbital, yaitu
bilangan kuantum orbital dan bilangan kuantum magnetik.
bilangan kuantum yang menentukan besar momentum sudut elektron
diberi lambang L,
bulat mulai dari nol sampai dengan (n-1).
Dalam bab ini akan dibahas, bagaimana cara medan magnetik
mempengaruhi atom,
sehingga menybabkan terjadinya Efek Zeeman Normal ?
5.1. BENTUK TUNAK PERSAMAAN SCHRODINGER
Letak perbedaan antara mekanika klasik ( mekanika Newton) dan
meanika kuantum adalah pada
cara menafsirkannya. Dalam mekanika klasik, kedudukan dan momentum
akhir sebuah partikel
dapat ditentukan oleh kedukan dan momentum awal serta gaya-gaya
yang beraksi pada partikel
tersebut. Semua besaran tersebut dapat diukur dengan ketelitian
yang tinggi, namun dalam
mekanika kuantum kedudukan dan momentumn awal serta gaya-gaya yang
beraksi tidak dapat
diukur dengan ketelitian yang tinggi. Misalnya dalam mengukur
jari-jari lintasan elektron dalam
atom hidrogen, apakah selalu diperoleh angka tepat sama dengan 5,28
x 10 -11
m. Oleh karena itu
di dalam mekanika kuantum diambil angka peluang terbesarnya. Dalam
setiap eksperimen sering
menghasilkan harga-harga yang berbeda, mungkin lebih besar atau
lebih kecil, akan tetapi
sebahagian besar berpeluang terbesar diperoleh angka sama dengan
5,28 x 10 -11
m.
Kuantitas yang diperlukan dalam mekanika kuantum adalah fungsi
gelombang dari
partikel yang dinyatakan oleh ψ. Dalam penentuan harga fungsi
gelombangψ, maka disyaratkan
partikel mempunyai kebebasan bergerak, artinya partikel tidak
dipengaruhi oleh gaya eksternal.
Contohnya adalah getaran harmonik, gerak elektron dalam atom dan
gerak partikel dalam kotak.
Kerapatan peluang P untuk mendapatkan sebuah partikel pada saat
melalui suatu titik tertentu
peluang mempunyai rumus seperti
dalam ruang (x, y, z) pada saat t adalah berbanding lurus dengan ψ
2 . Oleh karena itu kerapatan
Bilangan kuantum orbital disebut bilangan kuantum azimut, diberi
lambang l , adalah
sedangkan bilangan kuantum magnetik, diberi lambang lm , adalah
bilangan kuantum yang
menentukan arah momentum sudut elektron. Harga l dibatasi oleh
harga n, yaitu bilangan
Fisika Moderen
BAB VI
Model Bohr- Sommerfeld yang menyatakan bahwa orbit elektron dalam
mengelilingi inti atom
selain berbentuk lingkaran juga harus ada yang berbentuk ellips,
ternyata telah berhasil
menjelaskan efek Zeeman normal (NEZ). Dalam model ini keadaan
elektron ditetapkan
berdasarkan tiga bilangan kuantum n, l dan ml . Akan tetapi model
atom Bohr- Sommerfeld tidak
dapat menjelaskan hasil eksperimen yang menyatakan bahwa sebenarnya
garis-garis spektral itu
terpecah lebih dari tiga komponen. Fenomena ini disebut efek Zeeman
Anomalous (AEZ).
Dalam tahun 1921, O. Stern dan W.Gerlach melakukan percobaan, yaitu
mengarahkan
seberkas atom perak netral ( momentum sudut orbital total nol) yang
berasal dari sebuah tungku
(oven) melewati celah kolimator dan kemudian berkas atom masuk
kedalam daerah medan
magnetik tak hamogen (Gambar 6.1)
Gambar 6.1 : Diagram eksperimen Stern-Gerlach. Tanpa medan magnetik
pada layar fotografik terbentuk garis lurus, tetapi dengan ada
medan magnetik
terbentuk pola seperti pada gambar.
Dengan adanya medan magnetiktak homogen, maka pada layar fotografik
terbentuk pola
seperti pada gambar. Gejala ini dapat ditafsirkan bahwa berkas atom
semula telah dipisahkan
olehmedan magnetik tak homogen menjadi dua bahagian, yaitu berkas
atom yang menyimpang
ke arah kutub magnetik U dan berkas atom yang menyimpang ke arah
kutub magnetik S. Gaya
yang menyebabkan penyimpangan berkas atom adalah
(6-1)
Karena atom-atom dalam keadaan netral, maka momen magnetik yang
berkaitan dengan
gerak orbital elektronnya adalah nol. Oleh karena itu interaksi
magnetik yang menghasilkan
penyimpangan berkas atom dari arahnya semula harus berasal dari
momen magnetik lainnya.
Fenomena ini membuktikan bahwa elektron-elektron di dalam atom
memiliki duakutub magnetik
yang arah momen magnetiknya saling berlawanan. Momen magnetik ini
disebut momen
magnetik spin. Di dalam medan magnetik homogen, maka momen magnetik
spin hanya
mengalami momen gaya yang mempunyai kecendrungan untuk
mensejajarkan dirinya terhadap
S
U
Fisika Moderen
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur (Alih Bahasa : The Houw Liong). (1990), Konsep
Fisika Modern, Jakarta :
Erlangga.
Kanginan, Marthen. (2000). Fisika 2000, SMU Kelas 3 jilid 3C,
Jakarta : Erlangga
Kaplan, Irving. (1962). Nuclear Physics, Cambridge : Addison Wesley
Publishing Company.
Krane, Kenneth. S. (Penerjemah : Hans J) (1992). Fisika Modern,
Jakarta : Universitas
Indonesia.
L. A. Littefield & N. Thorley. (1979) Atomic and Nuclear
Physics An Introduction, New
York : Van Nostrand Reinhold Company. Ltd.
Fisika Moderen
FISIKA MODEREN
FIS IK
A M
O D
E R
E N
E d
Darussalam, Banda Aceh Telp. (0651) 8012221 Email.
[email protected]
SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS
COVER BUKU PAK TARMIZI.pdf (p.1)
GABUNG BUKU FISIKA INTI 24 JAN 2018 - Copy.pdf (p.2-128)
COVER .pdf (p.1)
Barcode1: 1234567890