7
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI SISTEM SARAF DEPRESI DAN SKIZOPRENIA Tujuan Mahasiswa mampu menjelaskan teori singkat farmakoterapi sistem saraf , menge medik , memahami metode penyelesaian suatu kasus dan penelusuran informasi saraf. Dasar Teori Depresi Depresi adalah gangguan yang heterogen. Ada beberapa klasifikasi depresi. Dalam ini akan digunakan klasifikasi DSM IV TR (diagnostic and Statistical Manual of Mental 1994, Text Revision) yang dikeluarkan oleh ikatan ahli psikiatri Amerika. Menurut klasifikasi tersebut, depresi termasuk dalam gangguan mood; gangguan mo lainnya adalah gangguan bipolar. Pada klasifikasi ini, depresi terbagi menjadi tiga y gangguan distimia, depresi mayor (depresi klinis) dan depresi yang tidak terklasifika Distimia adalah suatu bentuk gangguan mood depresi yang ditandai dengan ketiada kesenangan atau kenikmatan hidup yang berlangsung terus menerus selama paling sedikit tahun. Gejala umumnya adalah menghindar dari kehidupan social, gangguan tidur, dan ti bisa menikmati hidup, yang paling buruk dapat berupa keinginan bunuh diri, dan isolas terhadap kehidupann sosial. Depresi mayor atau depresi klinis adalah keadaan perasaan sedih, melankolis, at murung yang berlanjut hingga mengganggu fungsi sosial dan kehidupan sehari hari pasien.

Depresi

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI SISTEM SARAF DEPRESI DAN SKIZOPRENIA

TujuanMahasiswa mampu menjelaskan teori singkat farmakoterapi sistem saraf , mengenal rekam medik , memahami metode penyelesaian suatu kasus dan penelusuran informasi obat sistem saraf.

Dasar Teori

Depresi

Depresi adalah gangguan yang heterogen. Ada beberapa klasifikasi depresi. Dalam bab ini akan digunakan klasifikasi DSM IV TR (diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, 1994, Text Revision) yang dikeluarkan oleh ikatan ahli psikiatri Amerika. Menurut klasifikasi tersebut, depresi termasuk dalam gangguan mood; gangguan mood lainnya adalah gangguan bipolar. Pada klasifikasi ini, depresi terbagi menjadi tiga yakni gangguan distimia, depresi mayor (depresi klinis) dan depresi yang tidak terklasifikasikan. Distimia adalah suatu bentuk gangguan mood depresi yang ditandai dengan ketiadaan kesenangan atau kenikmatan hidup yang berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 tahun. Gejala umumnya adalah menghindar dari kehidupan social, gangguan tidur, dan tidak bisa menikmati hidup, yang paling buruk dapat berupa keinginan bunuh diri, dan isolasi terhadap kehidupann sosial. Depresi mayor atau depresi klinis adalah keadaan perasaan sedih, melankolis, atau murung yang berlanjut hingga mengganggu fungsi sosial dan kehidupan sehari hari pasien.

Keadaan murung atau perasaan sedih yang dialami seseorang namun tidak mengganggu fungsi sosial seseorang seringkali juga dianggap depresi. Namun, keadaan ini depresi klinik adalah suatu diagnosis medis yang mempunyai makna yang berbeda dengan pengertian depresi atau keadaan tertekan seperti yang dikenal oleh masyarakat sehari hari.

Skizofrenia dan Gangguan yang TerkaitSkizofrenia adalah sekelompok gangguan psikotik dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas proses piker, kadang kadang mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya, waham yang kadang kadang aneh, gangguan persepsi, afek abnormal yang terpadu dengan situasi nyata atau sebenarnya, dan autism. Meskipun demikian, kesadaran yang jernih dan kapasitas intelektual biasanya tidak terganggu.

EtiologiPenyebabnya belum diketahui. Ditemukan kelainan pada area otak tertentu, termasuk system limbic, korteks frontal, dan basal ganglia, misalnya pelebaran sulkus, fisura, serta ventrikel lateral III dan IV; perubahan asimetri hemisfer serebri; dan gangguan densitas otak, namun tidak ada satu pun yang patognomonik atau selalu ditemukan pada pasien skizofrenia. Menurut pendapat lain, skizofrenia merupakan aktivitas dopamine otak yang berlebihan. Dilaporkan juga bahwa kadar 5 hydroxyindoleacetic acid (5 HIAA) menurun pada skizofrenia kronik dan pada pasien skizofrenia dengan pelebaran ventrikel. Faktor genetic memegang peran penting. Seseorang mempunyai kecenderungan skizofrenia bila mempunyai keluarga seorang pasien skizofrenia. Demikian juga pada kembar monozigot. Ditinjau dari aspek psikososial, disebutkan terdapat defek dan disintegrasi ego. Faktor lingkungan dan psikologis juga berperan

Manifestasi KlinisSkizofrenia Harus satu gejala berikut ini yang amat jelas ( dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) : a. Thought eco = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras) dan isinya pikiran ulangan, walaupun isinya sama tapi kualitasnya berbeda; thought insertion atau tought withdrawl =isi pikiran asing dari

luar masuk ke dalam pikirannya (witdrawl); atau thought broadcasting = isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya. b. Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; atau delusional perception = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat c. Halusinasi auditorik : o Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien; atau o Suara yang mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (di antara berbagai suara yang berbicara); atau o Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh d. Waham waham menetap jenis lainnya yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau bercakap cakap dengan mahluk asing, dan sebagainya). Atau paling sedikit memiliki dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas : a. Halusinasi yang menetap dari panca indra apa saja disertai baik oleh waham yang mengambang maupun setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, atau pun disertai ide ide berlebihan yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan bulan terus menerus; b. Arus pikiran terputus atau mengalami sisipan, yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme; c. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu atau fleksibilitas cerea, negativism, mutisme, atau stupor; d. Gejala gejala negative, seperti sikap apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dan pergaulan social serta menurunnya kinerja social; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptik. Adanya gejala gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase prodromal nonpsikotik). Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak

bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri secara sosial.

Kriteria diagnostik untuk tiap subtipe : Tipe Paranoid o Preokupasi dengan satu/lebih waham atau halusinasi dengar yang menonjol. o Tidak ada gejala gejala berikut ini yang menonjol : bicara terdisorganisasi, perilaku terdisorganisasi atau katatonik, dan afek yang datar atau tidak sesuai. Tipe Terdisorganisasi o Semua gejala ini menonjol, yaitu bicara terdisorganisasi, perilaku terdisorgansisasi, dan afek yang datar atau tidak sesuai. o Tidak memenuhi kriteria untuk tipe katatonik Tipe Katatonik o Imobilitas motorik seperti katalepsi atau stupor o Aktivitas motorik yang berlebihan o Negativism yang ekstrim atau mutisme o Gerakan volunteer yang aneh, seperti gerakan streotipik, manerisme, atau seringai yang menonjol o Ekolalia atau ekopraksia Tipe Residual o Tidak adanya waham, halusinasi, bicara terdisorganisasi, dan perilaku kataonik terdisorganisas atau katatonik yang menonjol. o Terdapat terus bukti bukti gangguan Tipe tidak tergolongkan

-

-

-

-

Skizotipal Rubric diagnostic ini tidak dianjurkan untuk digunakan secara umum karena tidak dibatasi secara tegas dengan skizofrenia simpleks atau dengan gangguan kepribadian schizoid atau paranoid. Tiga atau empat gejala khas berikut ini harus ada, secara terus menerus atau secara episodik, sedikitnya untuk dua tahun lamanya :

a. Afek yang tidak sewajarnya atau menyempit (individual tampak dingin dan acuh tak acuh). b. Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik, atau ganjil c. Hubungan social yang buruk dan tendensi menarik diri dari pergaulan social d. Kepercayaan yang aneh atau pikiran bersifat magic yang mempengaruhi perilaku dan tidak serasi dengan norma norma budaya setempat e. Kecurigaan atau ide ide paranoid f. Pikiran obsesional berulang ulang yang tak terkendali, sering dengan isi yang bersifat dysmorphophobic (keyakinan tentang bentuk tubuh yang tidak normal/buruk dan tidak terlihat secara obyektif oleh orang lain), seksual, atau agresif g. Persepsi persepsi panca indra yang tidak lazim termasuk mengenai tubuh (somatosensory) atau ilusi ilusi lain, depersonalisasi atau derealisasi h. Pikiran yang bersifat samar samar, berputar putar, penuh kiasan, sangat terinci dan ruwet, atau stereotipik, yang bermanifestasi dalam pembicaraan yang aneh atau cara lain, tanpa inkoherensi yang jelas dan nyata i. Sewaktu waktu ada episode mempunyai keadaan psikotik yang bersifat sementara dengan ilusi, halusinasi auditorik, atau lainnya yang bertubi tubi, dan gagasan yang mirip waham, biasanya terjadi tanpa provokasi dari luar Individu harus tidak pernah memenuhi criteria skizofrenia dalam stadium manapun. Suatu riwayat skizofrenia pada salah satu seorang anggota keluarga terdekat memberikan bobot tambahan untuk diagnosis ini tetapi bukan merupakan prasyarat. Gangguan Waham Menetap kelompok ini meliputi serangkaian gangguan dengan waham waham yang berlangsung lama sebagai salah satu gejala klinis yang khas atau paling mencolok dan tidak dapat digolongkan sebagai gangguan mental organic, skizofrenia, atau gangguan afektif Gangguan Psikotik Akut dan Sementara Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang diberikan untuk ciri ciri utama terpilih gangguan ini. Urutan prioritas yang dipakai adalah : a. Awal yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka waktu gejala gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari hari, tidak termasuk gejala prodromal yang gejalanya sering tidak jelas), sebagai cirri khas yang menentukan seluruh kelompok

b. Adanya sindrom yang khas (berupa polimorfik = beraneka ragam dan berubah cepat, atau skizofrenia like = gejala skizofrenia yang khas) c. Adanya stress akut yang berkaitan (tidak selalu ada). Kesulitan atau problem yang berkepanjangan tidak boleh dimasukkan sebagai sumber stress dalam konteks ini d. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi criteria episode manic atau episode depresi, walaupun perubahan emosional dan gejala gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu ke waktu. Tidak ada penyebab organic. Tidak ada intoksikasi. Gangguan waham induksi Diagnosis gangguan waham karena induksi harus dibuat hanya jika : a. Dua orang atau lebih mengalami waham atau sistem waham yang sama dan saling mendukung dalam keyakinan waham itu b. Mereka mempunyai hubungan dekat yang tak lazim dalam bentuk seperti diuraikan di atas c. Ada bukti dalam kaitan waktu atau konteks lainnya bahwa waham tersebut diinduksi pada anggota yang pasif dari suatu pasangan atau sekelompok melalui kontak dengan anggota yang aktif (hanya satu orang anggota sktif yang menderita gangguan psikotik sesungguhnya, waham diinduksi pada anggota pasif dan biasanya waham tersebut hilang bila mereka dipisahkan) d. Jika ada alas an untuk percaya bahwa dua orang yang tinggal bersama mempunyai gangguan psikotik yang terpisah, maka tidak ada satupun di antaranya termasuk kelompok ini. Gangguan Skizoafektif Diagnosis ini hanya dibuat apabila gejala gejala definite adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama sama menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi criteria baik skizofrenia manapun, epsisode manic atau depresi. Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang berbeda. Perjalanan Penyakit dan Prognosis Gejala dimulai pada masa remaja diikuti perkembangan gejala prodromal dalam beberapa hari sampai beberapa bulan. Sindrom prodromal dapat berlangsung selama

setahun atau lebih sebelum mulai gejala psikotik yang jelas. Setelah episode psikotik pertama, pemulihan berjalan bertahap dan diikuti oleh lamanya episode fungsi dari fungsi dasar pasien. Gangguan skizotipal berjalan kronik dan berfluktuasi. Kadang kadang berkembang menjadi skizofrenia yang berlebihan. Tidak terdapat awal yang pasti. Lebih lazim terjadi pada individu yang mempunyai hubungan dengan pasien skizofrenia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien mempunyai prognosis buruk, namun sejumlah faktor telah dihubungkan dalam memperbaiki prognosis pasien. Penatalaksanaan Prinsip umum : 1. Pendekatan per individu 2. Farmakoterapi (antipsikotik) harus ditunjang oleh psikoterapi 3. Satu macam pendekatan terapi tidak cukup Tujuan utama perawatan di RS adalah ikatan efektif antara pasien dan system pendukung masyarakat. Indikasi rawat : Keperluan diagnostic dan terapi Keamanan pasien karena ide ide bunuh diri atau homicidal Disorganisasi yang jelas dan perilaku inappropriate, termasuk daya dalam fungsi pribadi

Khusus untuk gangguan skizotipal, seringkali pasien menderita depresi dan ansietas yang perlu di tangani. Psikoterapi pada umumnya bersifat suportif dan edukatif dengan tujuan rehabilitasi sosial