35
1

DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

1

Page 2: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

DAFTAR ISI Daftar isi 2

Sambutan Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran 9

Susunan kepanitiaan Seminar Nasional dan Workshop Fakultas Keperawatan

Universitas Padjadjaran tahun 2018

15

Susunan Acara Seminar Nasional dan Workshop Fakultas Keperawatan

Universitas Padjadjaran tahun 2018

18

Materi pembicara 20

Presentasi Oral 48 HUBUNGAN KESEJAHTERAAN SPIRITUALDENGANMANAJEMEN DIRI DIABETES PADAPASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

DI KOTA KENDARI

49

ANALISIS PENERAPAN STANDARDIZED NURSING LANGUAGES DALAM

KONTEKS DIAGNOSIS KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT

50

PERSEPSI PASIEN DIABETES MELITUS TERHADAP PERAWATAN

INTEGRATIF DIABETES DI MASYARAKAT DI KOTA BANDUNG

51

PENGUNGKAPAN STATUS HIV KEPADA KELUARGA: LITERATURE

REVIEW

52

PENGALAMAN PERAWAT MEMBERIKAN PERAWATAN PALLIATIVE

CAREDAN END OF LIFE CARE DI INSTALASI GAWAT DARURAT : A

LITERATURE RIVIEW

53

KESEHATAN SPIRITUAL PADA HIV/AIDS: LITERATURE REVIEW 54

PENGARUH MEDIA VIDEO TERHADAP KETERAMPILAN PEMASANGAN

ELEKTROCARDIOGRAM PADA MAHASIWA STIKES KARSA HUSADA

GARUT

55

PENGARUH TERAPI MENELAN TERHADAP PENCEGAHAN

ASPIRASIPADA PASIEN DISFAGIA STROKE DI RUMAH SAKIT HARJONO,

INDONESIA

56

SYSTEMATICAL REVIEW: HIV/AIDS-RELATED STIGMA AND

DISCRIMINATION AMONG NURSE

57

STUDI LITERATUR : GAMBARAN PENGALAMAN PASIEN TB-MDR

DALAM MENJALANI PENGOBATAN

58

LITERATURE REVIEW : INTERVENSI DALAM MENINGKATKAN

KUALITAS TIDUR PASIEN GAGAL JANTUNG

59

HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN TINGKAT STRES PADA

KELUARGA PASIEN DENGAN PENYAKIT KRITIS DI RUANG ICU RSUD

MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG

60

IPSWICH TOUCH TEST DETEKSI SEDERHANA RISIKO LUKA KAKI

DIABETES: LITERATURE REVIEW

61

2

Page 3: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

PATIENT SAFETY CULTURE DI INSTALASI GAWAT DARURAT :

LITERATURE REVIEW

62

DAMPAK SYMPTOM CLUSTER PADA KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER

STADIUM LANJUT

63

SYSTEMATICAL REVIEW: EFEKTIFITAS NONSPEECH-ORALMOTOR

THERAPY (NS-OMTs) DAN SPEECH AND LANGUAGE THERAPY (SLT)

TERHADAP WAKTU KEMAMPUAN BICARA PADA PASIEN STROKE DENGAN DYSARTHRIA

64

MANFAATAN YOGURT TEMPEUNTUK MENCEGAH STUNTING

65

KAJIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PRIVASI DAN KEPUASAN PADA

REMAJA KONDISI PENYAKIT KRONIS: TINJAUAN LITERATUR

66

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN VEIN VIEWER AV 400 DALAM

PEMASANGAN INFUS : LITERATUR REVIEW

67

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP FATIGUE PADA PASIEN KANKER

PAYUDARA: SEBUAH KAJIAN LITERATURE

68

LITERATURE REVIEW: INTERVENSI KEPERAWATAN BERHUBUNGAN

DENGAN PENATALAKSAAN UNTUK MENURUNKAN SKALA FLEBITIS

PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS

69

PENGETAHUAN WANITA TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI

TERHADAP KEHAMILAN DI WILAYAH PUSKESMAS MARGAJAYA

70

LITERATURE REVIEW: ANALISIS FAKTOR DOMINAN YANG

MEMPENGARUHI MASALAH KESEHATAN PADA DOSEN

71

STRATEGI KEPERAWATAN DALAM PENCEGAHAN PRESSURE ULCER

PASIEN TIRAH BARING DI RUANG INTENSIF : LITERATURE REVIEW

72

IMPLEMENTASI PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION PADA PENURUNAN

TINGKAT STRES, ANSIETAS, DAN DEPRESI MAHASISWA KEPERAWATAN

YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI

73

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS HIDUP

ANAK DENGAN ASMA DI RSUD dr. SOEKARDO TASIKMALAYA DAN

RSUD KABUPATEN CIAMIS

74

HUBUNGAN PENUAAN SUKSES DENGAN KARAKTERISTIK LANSIA

YANG TINGGAL DI DAERAH PESISIR PANTAI

75

3

Page 4: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

e-ways (EARLY WARNING SYSTEM) : STUDI LITERATUR DETEKSI DINI

PENYAKIT STROKE BERBASIS APLIKASI TELEPON PINTAR

76

HUBUNGAN LAMANYA MENDERITA TB DENGAN INTERAKSI SOSIAL DI

PUSKESMAS SINDANGLAUT KABUPATEN CIREBON

77

HAMBATAN LSL (LAKI-LAKI SEKS DENGAN LAKI-LAKI) TERKAIT

PERAWATAN HIV: LITERATURE REVIEW

78

EDUKASI KELUARGA DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN DASAR PASIEN KANKER DI KOTA

BANDUNG

79

PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP DYSMENORRHEA

PRIMER PADA SISWI MADRASAH ALIYAH PUTRI PUI MAJALENGKA

80

HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT DALAM PELAKSANAAN

IDENTIFIKASI DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT

KOTA MEDAN

81

DAMPAK FATIGUE TERHADAP KUALITAS HIDUPPADA ANAK DENGAN

KANKER: TINJAUAN LITERATUR

82

PERSEPSI SISWA TENTANG OBESITAS DI SMAN 17 SAMARANG

KABUPATEN GARUT

83

KORELASI KEJADIAN PRE EKLAMSIA PADA IBU HAMIL TERHADAP

KECEMASAN DI PUSKESMAS TAROGONG KABUPATEN GARUT

84

HUBUNGAN MOTIVASI SUAMI PADA IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN

PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKAWENING GARUT

85

STANDAR PELAYANAN ANTENATAL CARE: LITERATURE RIVIEW

86

PERSEPSI TERHADAP PENYAKIT PADA PASIEN HEMODIALISIS DI

BANDUNG

87

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEREMPUAN USIA SUBUR

DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI INDONESIA: LITERATURE REVIEW

88

HUBUNGAN FUNGSI KESEHATAN KELUARGA DENGAN KARIES GIGI PADA ANAK

SEKOLAH DASAR

89

PENDEKATAN INTERVENSI NON-FARMAKOLOGI UNTUK MENGATASI

MUAL MUNTAH KEHAMILAN: LITERATURE REVIEW

90

PERSEPSI REMAJA TENTANG KEHAMILAN DILUAR NIKAH : TINJAUAN

LITERATUR

91

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN DAN

PEMBERANTASAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTI DI KELURAHAN

CIWALEN GARUT

92

4

Page 5: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PREEKLAMPSIA

DI INDONESIA : LITERATUR REVIEW

93

EFEKTIVITAS PIJAT DALAM PENCEGAHAN DEPRESI POST PARTUM DI

INDONESIA: LITERATURE REVIEW

94

PENGARUH AKUPRESUR TERHADAP MUAL DAN MUNTAH PADA PASIEN

TUBERKULOSIS PARU

95

PENGARUH BUERGER ALLEN EXERCISE TERHADAP SKORPENGKAJIAN LUKA (MUNGS) PADA PASIEN ULKUS KAKI DIABETIK DI RSU DR.

SLAMET GARUT

96

PEMANFAATAN AIR REBUSAN DAUN JAMBU BIJI SEBAGAI BAHAN

TAMBAHAN UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PASIEN DIARE

97

PERBEDAAN KEMANDIRIAN LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI

WERDHADAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGANYA

98

PEMBERIAN SUKROSA ORAL 75% PADA AKTIFITAS MENANGIS RESPON

EMOSIONAL ANAK USIA 1- 28 BULAN TERHADAP KADAR ENKEPHALIN

99

DUKUNGAN KELUARGA DALAM MEMPERSIAPKAN MANTAN

PENGGUNA NARKOBA KEMBALI KE MASYARAKAT DI PANTI

REHABILITASI KABUPATEN KUNINGAN

100

PERILAKU REMAJA PUTRI TENTANG PENCEGAHAN KANKER

PAYUDARA MELALUI PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI

PONDOK PESANTREN AL HASAN

101

HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DENGAN HASIL UJI KOMPETENSI NERS

STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS 2017

102

PENGARUH PEMBERIAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF: PLASTISIN

TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA

PRA SEKOLAH DI TK “ S “ KABUPATEN BANDUNG

103

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN GAYA HIDUP LANSIA

YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS CIPAGERAN

104

PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PHBS RUMAH TANGGA DI DESA

TEGALPANJANG SUCINARAJA GARUT

105

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENATALAKSANAAN

DETEKSI DINI PREEKLAMPSIA OLEH PETUGAS KESEHATAN:

LITERATUR REVIEW

106

STIGMA KELUARGA GANGGUAN JIWA : STUDI LITERATUR

107

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN DAMPAK KEKERASAN PADA

PERAWAT DI UNIT PSIAKIATRI: STUDI LITERATUR

108

5

Page 6: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

MANAJEMEN LATIHAN PASIEN HIPERTENSI LITERATURE REVIEW

109

MANFAAT IMPLEMENTASI EARLY WARNING SYSTEM DEWASA DI UNIT

EMERGENSI : STUDI LITERATUR

110

GAMBARAN KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA SMA DI

KECAMATAN BATUNUNGGAL

111

KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN PASIEN DENGAN HIPERTENSI DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG

112

PERILAKU REMAJA PENGGEMAR KOREAN WAVE : A Literature Review

113

FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PELECEHAN

PADA LANSIA: A LITERATURE REVIEW

114

INTERVENSI NON-FARMAKOLOGIS MENGATASI INTERNET ADDICTION:

A LITERATURE REVIEW

115

RESILIENSI PADA SURVIVOR BENCANA ALAM: KAJIAN LITERATUR

116

ANALISIS BEBAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSGM

UNPAD TAHUN 2018

117

EFEKTIFITAS HIPNOTERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN ANAK

YANG MENJALANI HOSPITALISASI: A LITERATURE REVIEW

118

POLA KONSUMSI MAKANAN ANAK AUTISME DI SEKOLAH LUAR BIASA

NEGERI 1 GARUT

119

GAMBARAN PERILAKU BULYING PADA SISWA-SISWI SPN 2 TAROGONG

KIDUL KABUPATEN GARUT

120

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI, VITAMIN, DAN PROTEIN DENGAN

KEMAMPUAN BERFIKIR SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 1 KOTAYASA KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS

121

PALLIATIVE CARE PADA ANAK HIV/AIDS KORBAN MOTHER TO CHILD

TRANSMISSION LITERATURE REVIEW

122

DAMPAK PENGGUNAAN GAME ONLINE TERHADAP REMAJA DI

WARUNG INTERNET PENYEDIA GAME ONLINE WILAYAH MARGONDA

DEPOK

123

SIKAP SISWA SEKOLAH DASAR TENTANG PENCEGAHAN SEXUAL

ABUSE

124

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN DALAM

PERAWATAN PASIEN GANGGUAN JIWA

125

6

Page 7: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

PENGARUH LATIHAN ISOMETRIK HANDGRIP TERHADAP PERUBAHAN

TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI KELOMPOK

PROLANIS UPT PUSKESMAS PANGHEGAR KOTA BANDUNG

TAHUN 2018

126

FUNGSI KOGNITIF DAN KEBIASAAN OLAHRAGA LANSIA DI PRSLU

GARUT

127

FAKTOR RESIKO TUBERKULOSIS PADA LANSIA DI PUSKESMAS

KABUPATEN GARUT

128

KESIAPSIAGAAN PERAWAT PUSKESMAS DALAM MENGHADAPI

BENCANA DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2018

129

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT

KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG PERAWATAN BEDAH RSU

KABUPATEN TANGERANG

130

PERILAKU KELUARGA DALAM MERAWAT LANSIA DENGAN PENYAKIT

HIPERTENSI DI DESA CIWARAK WILAYAH KERJA PUSKESMAS

JATIWARAS

131

GAMBARAN STIGMA YANG DIPERSEPSIKAN OLEH PASIEN

TUBERKULOSIS MULTI-DRUG RESISTANT (TB-MDR)

132

SELF-MANAGEMENT DAN SELF-EFFICACY PADA PASIEN DIABETES

MELITUS DI WILAYAH PUSKESMAS BABAKAN SARI

133

PENGARUH PELATIHAN PENERAPAN EVIDENCE-BASED PRACTICE

TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PERAWAT DAN BIDAN

TENTANG EVIDENCE-BASED PRACTICE

134

MEMBANGUN POLA HIDUP SEHAT LANSIA HIPERTENSI DENGAN

BEROLAHRAGA

135

KETERAMPILAN PEMBERIAN OKSIGEN PADA MAHASISWA

KEPERAWATAN SEBELUM DAN SETELAH PEMBERIAN MEDIA VIDEO

136

HUBUNGAN LUAS PERMUKAAN DIALYZER DENGAN STATUS NUTRISI

PASIEN HEMODIALISA

137

PEMBERDAYAAN SISWA DALAM UPAYA PREVENTIF PERILAKU

KEKERASAN REMAJA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KABUPATEN GARUT

138

KARAKTERISTIK DAN EFIKASI DIRI KELUARGA PASIEN DENGAN

INFARK MIOKARD DI INDONESIA

139

KEJADIAN MUKOSITIS PADA ANAK KANKER YANG MENDAPATKAN

PENGOBATAN KEMOTERAPI

140

PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PENCEGAHAN LUKA TEKAN

PADA MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS

141

PERBANDINGAN UKURAN SCAR IMUNISASI BCG YANG DIBERIKAN

PADA BAYI USIA 0 - < 2 BULAN DAN USIA 2-3 BULAN SEBAGAI

PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PADA ANAK

142

7

Page 8: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

SIKAP EKSPLISIT MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS TERHADAP

LANSIA

143

PENGARUH PEMBERIAN SUKROSA 75% TERHADAP ENKEPHALIN

SETELAH IMUNISASI DASAR

144

PEMANFAATAN AIR REBUSAN DAUN JAMBU BIJI SEBAGAI BAHAN

TAMBAHAN UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PASIEN DIARE

145

KEJADIAN MUKOSITIS PADA ANAK KANKER YANG MENDAPATKAN

PENGOBATAN KEMOTERAPI

146

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN I-SPRING PRESENTER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA KULIAH KEPERAWATAN DASAR: NUTRISI

147

GAMBARAN KESEJAHTERAAN PADA PASIEN STROKE: LITERATURE

REVIEW

148

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA

IBU POST SECTIO CAESARIA

149

EFEKTIVITAS TERAPI MUSIK DAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP

PENURUNAN TINGKAT NYERI DAN KESTABILAN TANDA-TANDA VITAL

PADA PASIEN POST OPERASI DI RSUD DR SLAMET KABUPATEN GARUT

150

PENGARUH PENGENCERAN KETOROLAC INTRAVENA TERHADAP NYERI

SAAT PEMBERIAN OBAT INTRAVENA DI RUANG TOPAS DAN ZAMRUD

RSUD dr SLAMET GARUT

151

ENCHANCING TENS CAPABILITY FOR COTLESS BIOMEDICAL CONSUMER APPLIANCE CONTROL AND REDUCE CONFINEMENT PAIN 1st STAGE

152

KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN BERDASARKAN INDIKATOR

SASARAN KESELAMATAN

153

HAMBATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT PADA PASIEN

DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2018

154

PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP TEKANAN DARAH

PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS GUNTUR GARUT

TAHUN 2017

155

ANALISIS PENERAPAN MODEL ADAPTASI ROY PADA KLIEN

KANKER SERVIKS STADIUM DINI: SEBUAH STUDI KASUS

156

KESIAPAN SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS DALAM

MENGHADAPI BENCANA DI WILAYAH KABUPATEN GARUT

157

HUBUNGAN ANTARA LAMA RAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE

UNIT (ICU

158

8

Page 9: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

SAMBUTAN

DEKAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVESITAS PADJADJARAN

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Yang terhormat:

− Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko

PMK) atau yang mewakili beserta jajarannya

− Menteri Pendayaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men

PANRB) atau yang mewakili beserta jajarannya

− Rektor Universitas Padjadjaran beserta jajarannya

− Gubernur Jawa Barat atau yang mewakili beserta jajarannya

− Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat beserta jajarannya

− Kapolda Jawa Barat beserta jajarannya

− Pangdam 3 Siliwangi beserta jajarannya

− Danlanud Husein Sastranegara beserta jajarannya

− Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat beserta jajarannya

− Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat beserta jajarannya

Yang terhormat para pembicara:

− Dr. Meidianti Utami,

− Dra. Juniarti Sahar, M.App.Sc., PhD.,

− Mamat Lukman, S.Kp., SKM., M.Si.

− Neti Juniarti, S.Kp., M.Kes., M.Nurs., PhD

− Dr. Susanne Dida

− Widiharningsih

Serta para peserta seminar nasional dan workshop keperawatan

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang

Maha Pengasih dan Penyayang, karena atas ijin-Nya, pada hari ini kita dapat berkumpul

di sini untuk bersama-sama mengikuti acara Seminar Nasional dan Workshop

9

Page 10: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

10

Keperawatan dengan tema: “Pencegahan dan Penanganan Penyakit Katastropik melalui

Sinergitas dan Kolaborasi Multidisiplin dalam Implementasi Program Indonesia Sehat

dengan Pendekatan Keluarga”. Seminar dan workshop ini dilaksanakan dalam rangka

Dies Natalis Fakultas Keperawatan yang ke 24.

Para hadirin yang saya hormati,

Masalah kesehatan di Indonesia saat ini masih cukup kompleks. Selama dua

dekade terakhir ini, telah terjadi transisi epidemiologis yang signifikan, penyakit tidak

menular telah menjadi beban utama, meskipun beban penyakit menular masih berat juga.

Indonesia sedang mengalami double burden penyakit, yaitu penyakit tidak menular dan

penyakit menular sekaligus. Saat ini penyakit katastropik juga menjadi masalah kesehatan

yang cukup besar di masyarakat. Penyakit katostropik adalah penyakit akut atau

berkepanjangan yang mengancam jiwa atau dengan ancaman cacat sisa yang serius.

Penyakit ini juga membutuhkan biaya yang tinggi untuk hospitalisasi dan pengobatan.

Sembilan penyakit yang termasuk dalam penyakit katastropik yang tertinggi di Indonesia

adalah jantung, stroke, diabetes, kanker, ginjal, hepatitis, thalasemia, leukemia, dan

hemofilia. Biaya kesehatan untuk penyakit-penyakit tersebut meningkat dari tahun ke

tahun. Penyakit katastropik menyerap beban biaya JKN yang tinggi. Penyakit katastropik

ini dapat dicegah melalui perilaku kesehatan seperti berhenti merokok, makan sehat dan

berimbang, melaksanakakan olahraga secara teratur dan meminimalkan stress.

Untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan yang kompleks termasuk penyakit

katastropik, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mencanangkan rencana

pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 berupa Program Indonesia Sehat

dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial

dan pemeratan pelayanan kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3

pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan

nasional: 1) pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan

dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2)

penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan

kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan,

menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi

Page 11: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

11

berbasis risiko kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan

strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya. Disamping

itu dinyatakan dalam arah kebijakan RPJMN tahun 2015-2019 antara lain adalah

meningkatkan ketersedian, penyebaran dan kualitas sumber daya kesehatan, termasuk

perawat.

Untuk mensukeskan Program Indonesia Sehat, Pemerintah melalui Kementerian

Kesehatan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 39 tahun 2016 tentang

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga serta adanya Instruksi Presiden RI

nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Dengan adanya kedua

kebijakan ini diharapkan tujuan pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia dapat

tercapai dengan optimal. Selain itu, dibutuhkan kerjasama multidisiplin agar tidak terjadi

fragmentasi, tumpang tindih, konflik interprofesional, keterlambatan pemeriksaan dan

tindakan potensi kerawanan. akibat buruknya komunikasi dan pemahaman didalam tim.

Dengan keselarasan langkah yang dinamis antar berbagai klinisi dan disiplin keilmuan

diharapkan dapat membangun tim pelayanan kesehatan dengan tatanan dan kultur yang

kondusif untuk sinergitas dan kolaborasi multidisiplin. Badan Kesehatan Dunia (WHO)

telah mencanangkan “Global Strategy for Human Resources for Health: Workforce 2030”

dengan visi mempercepat pencapaian “Universal Health Coverage” dan “Sustainable

Development Goals” melalui pemerataan akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

dari tenaga kesehatan yang terampil dan memiliki motivasi tinggi dalam sistem pelayanan

kesehatan nasional yang berjalan dengan baik (WHO, 2015). Visi ini juga didukung oleh

Konsil Keperawatan Dunia (ICN) yang menegaskan bahwa perawat di setiap negara perlu

mengadvokasi dan memperkuat peran penting perawat dalam pengembangan kualitas

kebijakan kesehatan dan perbaikan sistem pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien

untuk meningkatkan akses dan pemberian pelayanan kesehatan yang efektif. Sesuai

dengan motto dari ICN “No health without a worforce, no workforce without nurses and

midwives” maka perawat harus mengambil peranan penting dalam mewujudkan

kesehatan masyarakat. Isu-isu dan kebijakan ini harus meliputi akses terhadap perawatan,

kualitas perawatan, keselamatan pasien dan keselamatan kerja bagi perawat (ICN, 2015).

Perawat sebagai bagian integral dalam pelayanan kesehatan nasional harus

kompeten untuk melakukan pelayanan keperawatan pada tingkat primer, sekunder dan

tersier dalam berbagai area praktik. Tingkat perkembangan yang telah dicapai hingga

Page 12: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

saat ini cukup menggembirakan, namun sebenarnya masih dapat dicapai perkembangan

yang lebih baik, apabila jajaran Keperawatan Indonesia beserta para anggotanya

memahami benar arti dan makna keperawatan sebagai profesi, dan mengerti berbagai

upaya yang perlu dilakukan. Sangat diharapkan bahwa langkah pengembangan

Keperawatan Indonesia menuju perwujudannya sebagai sebuah profesi dapat dilakukan

dengan benar dan berkelanjutan, sehingga Keperawatan Indonesia diterima sepenuhnya

sebagai profesi dan turut aktif membangun bangsa ini, terutama di bidang kesehatan.

Secara nyata pelayanan asuhan keperawatan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan

menjadi professional, dan Keperawatan Indonesia sepenuhnya menopang berbagai upaya

Sistem Pemberian Pelayanan Kesehatan kepada masyarakat. Yang sangat diperlukan

adalah kerja sama antar semua pihak yang menangani Keperawatan Indonesia, terutama

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Kesehatan, Persatuan

Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai organisasi perawat di Indonesia, Kolegium

Keperawatan Indonesia, Himpunan dan Ikatan Keperawatan, serta para pengelola dan

pelaksana pendidikan di institusi pendidikan keperawatan, khususnya di institusi

pendidikan tinggi keperawatan.

Berkaitan dengan tema tersebut kami menghadirkan beberapa narasumber sebagai

pemateri utama yang menyampaikan materi tentang:

1. Peran Pemerintah Daerah Dalam Memberdayakan Perawat untuk

Pencegahan dan Penanganan Penyakit Katastropik di Jawa Barat

2. Model Pencegahan Penyakit Katastropik Berbasis Keluarga

3. Perawat Desa untuk Mendukung Program Indonesia Sehat

dengan Pendekatan Keluarga

4. “Reality and Virtual Nursing Centre” sebagai wahana kolaborasi dalam

pencegahan dan penanggulangan penyakit katastropik

5. Komunikasi kesehatan dalam mendukung sinergitas dan kolaborasi

multidiplin dalam program Indonesia Sehat

6. Perspektif kader kesehatan dalam mendukung pelaksanaan Program

Indonesia Sehat

Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu:

1. Meningkatkan pengetahuan peserta (dosen, mahasiswa, praktisi, dan

alumni) terkait kebijakan nasional tentang kebutuhan Indonesia terhadap

12

Page 13: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

profesi keperawatan sebagai salah satu pemberi layanan publik terkait

penyakit katastropik.

2. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang praktik berdasarkan bukti terbaik

(evidence-based practice) terkait pendidikan dan pelayanan keperawatan.

3. Meningkatkan pengetahuan peserta terkait sistem karir dan penghargaan

yang dapat diberikan kepada profesi keperawatan.

4. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang nilai ekonomi pelayanan

keperawatan

5. Sharing pengalaman tentang Pengembangan model praktek mandiri

keperawatan (tahapan-tahapan)

6. Memperluas relasi mahasiswa Keperawatan Universitas Padjadjaran dengan

para alumni yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dalam

menuntut ilmu di Fakultas Keperawatan Unpad

7. Mempererat tali silaturahmi antar Mahasiswa dan Alumni Fakultas

Keperawatan Unpad

8. Menumbuhkan kepedulian dan kecintaan alumni Fkep Unpad terhadap

Fakultas Keperawatan Unpad

9. Meningkatkan kepekaan mahasiswa terhadap isu keperawatan terkini

Kegiatan seminar dilaksankan pada hari ini kamis sampai jumat tanggal 14 – 15

November 2018 pukul 08.00 WIB s/d selesai, bertempat di Rumah Sakit Pendidikan

Universitas Padjadjaran. Peserta kegiatan seminar nasional ini dihadiri oleh mahasiswa,

professional perawat, dosen dan pemerhati keperawatan yang berjumlah 250 peserta dari

berbagai provinsi, diantaranya: Provinsi Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Daerah

Istimewa Yogyakarta, Sulawesi Tenggara, Provinsi Maluku, Provinsi Sumatera Utara,

Kepulauan Riau, Kalimantan Utara dan Provinsi Kalimantan Timur.

Hadirin yang saya muliakan.

Acara ini dapat terlaksana karena dukungan dan usaha semua pihak. Oleh karena

itu, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras untuk

melaksanakan kegiatan ini., Terima kasih juga kami sampaikan kepada pihak pihak yang

telah bekerjasama dengan kami sehingga acara ini berjalan sesuai harapan.

13

Page 14: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

14

Kegiatan seminar nasional ini menjadi agenda rutin yang dilaksanakaan Fakultas

Keperawatan Universitas Padjadjaran.

Kami sebagai panitia penyelenggara mohon maaf apabila terdapat kekurangan-

kekurangan dalam pelaksanaan acara ini, karena kami menyadari tak ada gading yang tak

retak. Harapan kami mudah-mudahan melalui seminar ini pengetahuan yg kita dapatkan

dapat bermanfaat dan dapat diimplimentasikan dalam menunjang peningkatan kualitas

pelayanan keperawatan

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Bandung, 14 November 2018

Dekan,

Henny Suzana Mediani, S.Kp., M.Ng., PhD

Page 15: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

15

SUSUNAN KEPANITIAAN

SUSUNAN KEPANITIAAN SEMINAR NASIONAL KEPERAWATAN DAN REUNI AKBAR FAKULTAS KEPERAWATAN UNPAD 2018

1. Pelindung : Rektor Universitas Padjadjaran

2. Penasehat : 1. Dekan Fakultas Keperawatan UNPAD 2. Wakil Dekan Fakultas Keperawatan UNPAD

3.

Ketua :

Neti Juniarti, S.Kp., M.Kes., MNurs., PhD.

4.

Wakil Ketua :

Citra Windani M.S.,S.Kep.,Ners.,M. Kep.

Etika Emaliyawati, S.Kep., Ners., M.Kep

Annisa Rahmafillah

5.

Sekretaris :

Desy Indra Yani, S.Kep., Ners., MNS

Michael Mochamad Danny

6.

Bendahara :

Agustini K., MBA.

Witdiawati, S.Kep., Ners., M.Kep.

Ayu Prawesti, S.Kep., Ners., M.Kep

Annisa Revika Sally Syamima

7.

Seksi Acara :

1. Aat Sriati, SKp., M.Si

2. Dadang Purnama, S.Kep., Ners., MKM

3. Tetty Sholehati, M. Kep

4. Fanny Adistie, M. Kep

5. Gusgus Ghraha R, S.Kep., Ners., M.Kep., Sp.An

6. Dedah Budianti, SKM, M.MKes

7. Adimiharja, S.Kep., Ners

8. Rycco Darmareja, S.Kep., Ners

9. Lisa Noviana Savitri

10. Ayuni Putri Khairunnisa 11. Fauziyyah Ratih

12. Hera Prafitri Rusmana

13. Mita Permatasari

14. Tati Sumarni

15. Yana Yulianti

8. Seksi Ilmiah 1. Laili Rahayuwati, M.Kes., MSc.,Dr. PH. 2. Prof. Suryani, S.Kp., MHSc.,PhD 3. Tuti Pahria, S.Kp., M.Kes., Ph.D 4. Restuning Widiasih, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat.,PhD 5. Mamat Lukman. SKM., S.Kp., M.Si 6. Desy Indra Yani, S.Kep., Ners., MNS 7. Ahmad Yamin, S.Kp., M.Kes., Sp.Kom 8. Citra Windani M.S., S.Kep., Ners., M.Kep

Page 16: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

16

9. Ida Maryati, S.Kp., M.Kep., Sp. Mat

10. Windy Rakhmawati, S.Kp., M.Kep

9. Seksi Humas, Publikasi, : 1. Iwan Suhendar, S.Sos., M.M.Kes

Promosi, dan Dokumentasi 2. Ristina Mirwanti M. Kep. 3. Yayat Sudrajat 4. Saeful 5. Kadhafi Hendarsyah Permana St., MM 6. Nenden Siti Romlah SAP 7. Jajang Ganjar Waluya, S.Kep., Ners 8. Naomi Sella A 9. Farah Riski Deskia 10. Nisrina Aprilia Putri 11. Rizkika Nur Amalia 12. Siti Nuraidah 13. Rifa Nur Afifah 14. Zulfa Syafiyah P 15. Agfithania Briliani Suharli 16. Dissy Lizara Diana 17. Firmansyah Danukusumah 18. Nehemia Simanjuntak

10. Seksi Dana Usaha :

1.

Iwan Salahudin, SKM.,S.Kep.,M.M.Kes 2. Udin Rosidin, SKM.,S.Kep.,M.Kes 3. Dyah Setyorini, S.Kp., MH.Kes 4. Furkon, S.Kep.,Ners.,M.M.Kes 5. Ema Arum, S.Pd.,S.Kep.,Ners.,M.Kes 6. Hesti Platini, S.Kep.,Ners.,M.Kep 7. Sandra Pebrianti, S.Kep.,Ners 8. Amalina Fildzah 9. Dhiya Calvina 10. Dylla Istiazahra 11. Rahmat Tri H 12. Dhea Shobrina 13. Muntiq Jannatunna‟im

11. Seksi Kesekretariatan :

1.

Adelse Prima Mulya, S.Kep., Ns., M.Kep 2. Gilang Anggita, S.Kep., Ners 3. Wiwi Mintarsih SAP 4. Usa 5. Hj. Sukmawati, S.Sos.,S.Kep.,Ners.,M.Kes 6. Lilis Mamuroh, S.Pd.,S.Kep.,Ners.,M.M.Kes 7. Ns. Henny Yulianita, S.Kep.,M.Kep 8. Theresia Eriyani, S.Kep.,Ners.,M.H.Kes 9. H. Kosim, S.Kep., Ners., M.M

10. Ita Vusfita, S. Kep., Ners 11. Eva Nurlaela, S. Kep., Ners

12. Ihda Al Adawiyah MZ, S. Kep., Ners

13. Nur Maziyya, S. Kep., Ners

Page 17: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

17

14. Elsa Nur Laela Sari

15. Ghifani Sifa Azahra

16. Nadilla Cynthia Nur Fikriyah 12. Seksi Akomodasi, logistik, 1. Wawan Setiawan, MBA.

perlengkapan, kemanan, 2. Irman Somantri, S.Kp., M.Kep

kebersihan dan transportasi 3. Umar Sumarna, SKM.,S.Kep.,M.Kes

4. Bambang Aditya N., S.Kep.,Ners.,M.Kep

5. Indra Maulana, S.Kep.,Ners.,M.M

6. Sukma Senjaya, S.Kep.,M.M.Kes

7. Annisa Labertha, S.Kep., Ners

8. Tian Pradiani, S.Kep., Ners

9. Muhamad Nisin

10. Juanda

11. Dana

12. Bakhrizal

13. Komarudin

14. Ramat

15. Lala Yuliani

16. Ade Haniah S R

17. Cisa Tasya Aulia Firdausa Bagre

18. Esrha Theresya

19. Gerald Betharayoga Gerliandi

20. Nur Agustina 13. Seksi Konsumsi : 1. Nina Sumarni, S.Sos.,S.Kep.,Ners.,M.Kes

2. Iceu Amira, DA, S.Sos.,S.Kep.,Ners.,M.Kes

3. Hendrawati, S.Pd.,S.Kep.,Ners.,M.M.Kes

4. Aam Amaliyah

5. Ayu Prawesti Priambodo, S.Kep.Ners.,M.Kep

6. Elah

7. Jelita Puspa Nirwana, S.Kep., Ners

8. Novianty Ayu Lestari

9. Aulia Febriyanti

10. Bella Salsabila

11. Firdha Rizkiani Cipta Pertiwi 12. Gina Fitriani 13. Nazla Farras Nida

14. Seksi Kesehatan : PNC Unpad

15. BEM Project Supervisor : Departemen Hubungan Eksternal

Ricky Simbolon

Sandra Restuti

Departemen Kajian Strategis Riza Nurul Ihsan

Page 18: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

SUSUNAN ACARA

waktu

Rabu H1

14 November 2018

Tenpat

07.00 – 08.00 Registrasi Peserta Meja Registrasi Lt. 2

08.00 – 08.30 OPENING CEREMONY Auditorium Lt. 2

08.35 – 09.50 PLENARY SESSION 1 Pembicara 1: Mamat Lukman, SKM., S.Kp., M.Si Materi : Perawat Desa untuk Mendukung Program Indonesia Sehat

dengan Pendekatan Keluarga

Pembicara 2: Dr. Susanne Dida (Kapusdi Komunikasi Kesehatan

FIKOM UNPAD) Materi: Komunikasi kesehatan dalam mendukung sinergitas dan

kolaborasi multidiplin dalam program Indonesia Sehat

09.50 – 10.15 Coffee Break Selasar Auditorium

10.15 – 11.30 PLENARY SESSION 2 Auditorium Pembicara 1: dr. Samsul Komar (Kedeputian Jawa Barat) Materi: Peran BPJS dalam Mendukung Pelayanan Keperawatan yang Bermutu dalam menangani penyakit katastropik

Lt. 2

Pembicara 2: Gubernur Jawa Barat*

Materi: Peran Pemerintah Daerah Dalam Memberdayakan Perawat

untuk Pencegahan dan Penanganan Penyakit Katastropik di Jawa Barat

11.30 – 12.15 Keynote dr. Sigit Priohutomo, M.Ph Deputi Biodamng Koordinasi Peningkatan Kesehatan Kemenko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan*

Materi: Sinergitas dan Kolaborasi dalam Pencegahan dan Penanganan Penyakit Katastropik di Indonesia dalam Program Indonesia Sehat

12.15 – 13.15 ISHOMA

13.15– 14.30 PLENARY SESSION 3 Auditorium Pembicara 1: Dra. Junaiti Sahar, S.Kp., M.AppSc., PhD Materi : Model Pencegahan Penyakit Katastropik Berbasis Keluarga

Lt. 2

Pembicara 2:

Kepala Departemen Keperawatan Komunitas FKep Unpad Neti Juniarti, S.Kp., M.Kes., MNurs., PhD. Materi : “Reality and Virtual Nursing Centre” sebagai wahana

kolaborasi dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit katastropik

Pembicara 3: Widiharningsih (Kader Kesehatan Cigondewah Kaler)

Materi: Perspektif kader kesehatan dalam mendukung pelaksanaan

Program Indonesia Sehat

14.30 – 15.30 CONCURRENT SESSION 1: Presentasi oral Ruang Tutorial

15.30 – 16.00 Coffee Break Skills Lab Lt. 2

16.00 – 17.00 CONCURRENT SESSION 2 : Presentasi oral

18

Page 19: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

WAKTU Kamis H2

15 November 2018

TEMPAT

07.00 – 08.00

Registrasi Peserta

Meja Registrasi Lt.5

08.00 – 09.45 PARALEL WORKSHOP KEPERAWATAN Ruang Lecture Workshop 1 : BSN

Materi: Modern dressing untuk perawatan luka kronis Lt. 5

Workshop 2 : Rumat

Materi: Modern dressing untuk perawatan luka diabetes

Workshop 3 : Pembicara: Purwo Suwignyo

S.Kp.,M.Kep.,Sp.KMB (Provider EMNUR terakreditasi

PPNI

Materi : Kualitas CPR Dewasa

Workshop 4 : Pembicara : Etika Emaliyawati M.Kep., Aan

Nuraeni.,M.Kep., Ayu Prawesti., M. Kep., Ristina

Mirwanti.,M.Kep., (Departemen Gawat Darurat dan Kritis

Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran)

Materi : Kualitas CPR pada pediatric

09.45 – 10.45 CONCURRENT SESSION 3: Presentasi oral Ruang Tutorial Skills Lab Lt.2

10.45 – 11.00 Coffee Break Selasar Lt. 2 11.00 – 12.00 KAJIAN ISSUE KEPERAWATAN Auditorium Lt. 2

Materi: Issue terkini asuhan keperawatan keluarga dan

pelayanan kesehatan masyarakat untuk menangani penyakit

katastropik

Pembicara:

1. Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas (IPKKI) wilayah Jawa Barat : Asep Rustandi Gojali, S.Kep., MKM

2. BPJS Regional Bandung: Salas Auladi, S.Kep., Ners

12.15 – 13.15 CLOSING CEREMONY Pengumuman the Best Oral Presenter dan Best Poster Presenter

MAKAN SIANG & SHOLAT

REGISTRASI ULANG REUNI AKBAR

19

Page 20: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

ORAL PRESENTER

48

Page 21: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

PENGUNGKAPAN STATUS HIV KEPADA KELUARGA: LITERATURE REVIEW

Rita Kombong1, Kusman Ibrahim

2, Aat Sriati

2

1 Mahasiswa Magister Keperawatan Universitas

Padjadjaran 2 Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran Email : [email protected]

ABSTRAK

Latar belakang: pengungkapan status berdampak pada penerimaan keluarga. Kajian ini bertujuan untuk mengeksplorasi literature dan penelitian terkini tentang pengungkapan status HIV dengan focus khusus pada pengungkapan status HIV kepada keluarga.

Metode:sistematic review dengan pendekatan menggunakan 4 database yaitu Google Scholar, Pubmed, ProQuest, EBSCOhost menggunakan bahasa inggris dengan istilah pencarian “disclosure of status”, “HIV” dan “family”.

Hasil: Ada pun criteria inklusi yaitu pencarian di batasi dari periode tahun 2012 sampai 2018, hanya teks lengkap yang disertakan, bahasa inggris, kuantitatif, status HIV diketahui keluarga. Sehingga di dapatkan 11 artikel dengan klasifikasi yaitu manfaat pengungkapan, tempat pengungkapan, faktor pendukung, hambatan pengungkapan. Ada pun manfaat pengungkapan yaitu mendapat dukungan, meningkat kan hubungan antara orang tua dan anak. Untuk faktor pendukung yaitu pasangan yang telah melakukan uji HIV, jenis kelamin, pendapat keuangan, faktor klinis, psikososial dan pendidikan. Tempat pengungkapan yaitu pengungkapan orang tua kepada anak yang terinfeksi dan pengungkapan ODHA kepada pasangan dan orang tua. Hambatan meliputi: takut stigmanisasi, kehidupan keluarga yang sulit, ketakutan diketahui orang lain dan mengecewakan anak-anak.

Kesimpulan: publikasi telah menunjukkan bahwa dengan pengungkapan status ODHA kepada keluarga (pasangan, orang tua, anak) dapat meningkatkan hubungan keluarga dan meningkatkan kepatuhan pengobatan.

Rekomendasi: peneliti selanjutnya untuk melihat perbedaan persepsi stigma HIV ODHA dan keluarga yang telah mengetahui status penyakit anggota keluarga.

Katakunci : Pengungkapan status, HIV, Keluarga

52

Page 22: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

PENDAHULUAN

HIV (Human Immunodeficiency Virus) bukan hanya merupakan masalah medis tetapi juga

masalah sosial sehingga menjadi penghalang untuk mencapai kesejahteraan bagi pasien dengan

penyakit ini terutama dinegara berkembang (Yakhmi et al., 2014). Dapat menyebabkan kehilangan

pekerjaan sebagai sumber keuangan, keluarga dan teman sebagai dukungan (De Wet, Du Plessis &

Klopper, 2013). Adapun data HIV di Dunia menurut UNAIDS (2017) terdapat sekitar 1,8 juta yang

terinfeksi pada tahun 2016. Indonesia menurut laporan perkembangan HIV Tri wulan 1 (2016) sebanyak

198,219 terhitung sampai maret dan presentasi tertinggi pada usia 25 – 49 tahun (69,7%). Bila dilihat

urutan jumlah yang terinfeksi provinsi Jawa Barat menempati urutan ke empat dari seluruh provinsi

Indonesia dengan jumlah 18,727 terinfeksi virus ini (Kemenkes, 2016). Dengan meningkatnya jumlah

orang terinfeksi akan menambah beban terhadap kehidupan individu, keluarga, sosial dan masyarakat

serta pembangunan bangsa (Ibrahim et al., 2010). Muncul kekhawatiran untuk mengakhiri epidemi

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) tahun 2030.

Cara untuk mengurangi penyebaran penyakit ini adalah dengan pengungkapan status kepada

keluarga namun sulit dilakukan terutama kepada pasangan. Disebabkan pengungkapan status

merupakan masalah yang sulit karena mempunyai risiko mengancam jiwa dan stigmanisasi (Geary et

al., 2014; Mucheto et al., 2011). Selain itu pasien dengan keluarga menghadapi masalah sosial dan

finansial karena pengangguran dan penghasilan rendah (De Wet, Du Plessi & Klopper, 2013). Berbeda

dengan temuan Makoae dan Jubber (2008) bahwa dengan pengungkapan status mendapat kebebasan

yang telah hilang dan memiliki dukungan keluarga baik secara finansial atau emosional serta faktor

penunjang dalam pengobatan ARV (antiretroviral). Ada pun pengungkapan status kepada keluarga

dekat seperti saudara kandung atau pasangan cenderung dilakukan oleh pasien yang memiliki

pengetahuan luas tentang penyakit dan pengobatan sehingga mendapatkan dukungan emosional dan

nyata (Go et al., 2016). Jadi dengan pengungkapan status memegang peran penting dalam mengurangi

penyebaran HIV.

Pengungkapan merupakan bagian penting dalam pengobatan HIV dan pencegahan.

Pengungkapan status adalah keputusan yang diambil oleh pasien dengan memutuskan dengan siapa dia

ingin mengungkapkan status penyakit untuk meminta bantuan, informasi dan dukungan (Shushtari et

al., 2014). Salah satu contoh ODHA mengalami masalah dalam pengobatan disebabkan tablet ARV

harus disembunyikan dan mengkonsumsi obat tidak dihadapan orang lain (Goulder & Walker, 2002).

Sehingga Salah satu manfaat utama dari pengungkapan adalah mendapatkan dukungan sosial yang

menjadi sumber penting untuk mengatasi infeksi HIV secara efektif (Shushtari et al., 2014). Sekalipun

mempunyai sisi negatif setelah pengungkapan namun pengungkapan dapat membantu dalam mengatasi

masalah secara bersama sama.

Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Pada wanita yang terinfeksi tidak

mengungkapkan status dengan alasan bahwa pengungkapan dapat menyebabkan perceraian (Mucheto

Page 23: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

et al., 2011). Pengungkapan berlaku untuk pria dan wanita, tetapi lebih sering dilakukan oleh wanita

(Nachega et al., 2012). Berbeda dengan pengungkapan status pada remaja usia muda dan usia tua yang

mana remaja usia muda memutuskan untuk mengungkapan status kepada ibu sedangkan pada remaja

usia tua memutuskan sendiri kepada siapa diungkapkan (Michaud et al., 2009). Untuk itu diperlukan

konseling sehingga pasien mengetahui fungsi dan keuntungan dari pengungkapan.

Respon terhadap pengungkapan status pada keluarga beragam baik yang menerima atau

mendukung dan menolak secara langsung atau harus menghindar. Ini sesuai temuan Adeoye-Agboolaet

et al. (2016) bahwa pengungkapan merupakan keputusan penting yang akan diambil karena

menghasilkan respon postif dan negatif. Respon negatif seperti terjadi pada wanita di India dikaitkan

dengan karakter amoral, ditolak oleh mertua atau anggota keluarga (Yakhmi et al., 2014) sedangkan

respon positif yaitu mendapat dukungan emosional, dukungan fisik, keuangan, spiritual dan sosial

(Dankoli et al., 2014; Okareh et al., 2015; Sadoh & Sadoh, 2009). Pengungkapan dapat memberikan

dampak positif atau keuntungan bila terdapat stigmanisasi yang rendah.

Kepada siapa pengungkapan status dipengaruhi oleh budaya. Ini ditunjukkan pada negara barat,

negara Asia dan Afrika terdapat perbedaan kepada siapa pengungkapan yaitu negara barat, teman

adalah orang pertama yang mengetahui status penyakit dan di India pengungkapan lebih pada anggota

keluarga lebih tinggi (Chandra, Deepthivarma, & Manjula, 2003; Greeff et al., 2008). Selain itu

temuan Adeoye-Agboola et al. (2016) pengungkapan sering dilakukan pada pasangan seksual dari pada

anggota keluarga, teman, pendeta atau Iman atau rekan kerja atau majikan. Perbedaan ini terjadi karena

sifat dukungan sosial yang dinamis tergantung budaya dari masyarakat dan keadaan individu (Forouzan

et al., 2013). Serta tipe atau keadaan keluarga yang dimiliki berpengaruh pada pengungkaan (Adeoye-

Agboola et al., 2016). Karena pengungkapan kepada pasangan seksual adalah untuk pencegahan dan

pengendalian penyakit sedangkan alasan untuk mengungkapan kepada anggota keluarga disebabkan

untuk perawatan pasien dan mendapat dukungan emosional dan keluangan (Joge et al., 2013). Untuk itu

kepada siapa diungkapkan tergantung pasiennya tapi disarankan keluarga merupakan orang terdekat

yang perlu mengetahui status penyakit.

Peranan keluarga sebagai support sistem pertama dalam menghadapi stressor. karena AIDS

dapat mempengaruhi komposisi rumah tangga, interaksi sosial, kesejahteraan ekonomi keluarga karena

pengangguran dan pendapatan rendah (De Wet, Du Plessis & Klopper, 2013; Li, 2006). Sesuai dengan

kebutuhan keluarga baik dari segi budaya, etnis dan latar belakang agama (Kumpfer., 2014). Dimana

terdapat fungsi keluarga yang mempengaruhi pemahaman terhadap informasi HIV/AIDS (De Wet, Du

Plessis & Klopper, 2013). Dengan melaksanakan fungsi keluarga maka dapat membantu kepatuhan

pengobatan sehingga kesehatan keluaraga dapat tercapai.

Merujuk pada permasalahan di atas, maka pentingnya untuk dilakukan penelaan literatur

(literature review) tentang pengungkapan status HIV kepada keluarga.

Page 24: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

SEARCHING LITERATUR/ METODE PENELITIAN

Untuk memudahkan pencarian literatur, penulis memakai PICO. Populasi yang digunakan

adalah pasien HIV, rencana intervensi yang diberikan adalah pengungkapan status kepada keluarga,

tidak membandingkan dan hasil yang diharapkan adalah mendapatkan dukungan dari keluarga

Pencarian literatur dilakukan pada beberapa data base seperti Pubmed, ebscohost, proquest, dan

google scholar. Key word yang digunakan dalam pencarian literatur ini adalah disclosure, HIV, family.

Artikel yang terpilih memenuhi kriteria inklusi seperti artikel dipublikasikan dalam rentang tahun 2012-

2018, berbahasa Inggris, kuantitatif, status HIV diketahui keluarga, dan full text. Kriteria eksklusi dalam

pencarian literatur ini adalah metode penelitian yang menggunakan kualitatif , Mixed Metode, pasangan

sejenis.

SELEKSI LITERATUR DAN PENGUMPULAN DATA

Berdasarkan artikel terpilih dapat dijelaskan pada tabel berikut ini :

Data Base Jumlah Artikel Artikel yang memenuhi kriteria inklusi

Pubmed 213 1

Ebschohost 132 2

Google Scholar 716 7

ProQuest 19 1

Total 1.080 11

Adapun PRISMA Flow Diagram untuk penentuan literatur sebegai berikut :

1.080 Titles identified by electronic database search

703 Title excluded

377 Full text articles screened and assessed for eliglibility

350 Records excluded

27 Records screened

11 articles included in the systematic review

Page 25: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

HASIL Tabel 1

Analisis terhadap artikel hasil penelitian yang menjadi literature review ini dipaparkan dalam tabel di bawah ini:

Penulis dan Tahun publikasi

Judul

Tujuan penelitian

Desain penelitian

Jumlah Responden

Tempat pengungk apan

Hasil Penelitian

Kesimpulan

Vreeman et al. (2014)

A cross- sectional study

of disclosure of

HIV status to

children and

adolescents in

western Kenya

untuk menggambarkan

prevalensi

pengungkapan dan

faktor terkait di

antara kohort anak

dan remaja yang

terinfeksi HIV di

Kenya.

cross- sectional

792 responden (orang tua)

Anak dengan

usia rata-

rata anak-

anak

adalah 9,7

tahun (SD = 2,6) dan 51%

adalah

perempua

n

Prevalensi pengungkapan

adalah 26% dan

bervariasi secara

signifikan menurut

usia; sementara

62% anak usia 14

tahun tahu status

mereka, hanya 42%

dari Anak usia 11 tahun dan 21% anak umur 8 tahun tahu.

Beberapa anak yang terinfeksi

HIV di Kenya

tahu status HIV

mereka.

Kemungkinan

pengungkapan

dikaitkan dengan

faktor klinis dan

psikososial.

Boon-yasidhi et al.(2013)

Development of a diagnosis disclosure model for perinatally

HIV-infected

children in

Thailand

Untuk mendukung pengasuh dalam pengungkapan satatus

prospective cohort study

186 responden (orang tua)

Anak dengan umur rata rata 11, 7 tahun

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur direncanakan dan dilaksanakan dengan hati-hati dapat mengarah pada hasil positif dari pengungkapan HIV.

Kami menemukan bahwa model ini layak, diterima dengan baik, dan menghasilkan hasil yang memuaskan. Perawat dan penyedia layanan kesehatan dapat mulai mempersiapkan

Page 26: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

anak-anak untuk pengungkapan sedini usia 7, idealnya sebelum usia 10 tahun, untuk memungkinkan waktu yang cukup untuk proses pengungkapan yang harus diselesaikan sebelum memasuki masa remaja.

Mahloko & Disclosing untuk menentukan Cross 149 Anak usia Prevalensi Orang tua Madiba. HIV diagnosis alasan pengasuh sectional responden 4- 17 pengungkapan mengungkapkan

(2012) to children in untuk (orang tua) tahun adalah 40% dan diagnosis Odi district, pengungkapan dan yang usia rata-rata sehingga anak South Africa: non-pengungkapan menerima pengungkapan mereka akan reasons for diagnosis HIV ART adalah 9,3 tahun. mematuhi disclosure and untuk anak-anak (antiretro Alasan pengobatan ART; non-disclosure yang menggunakan viral) pengungkapan pengungkapan ART dan untuk termasuk bahwa yang tertunda menentukan anak tidak dilakukan oleh persepsi pengasuh mengikuti orang tua yang tentang reaksi anak- pengobatan (n = 59; karena anak-anak anak terhadap 39%). mereka terlalu pengungkapan muda untuk memahami diagnosis HIV.

Page 27: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

Shushtari et al. Disclosure of Menentukan cross- 175 orang Orang tua Peserta sering Dapat (2014) HIV status and pengungkapan sectional dengan HIV mengungkapkan memberikan

social support status HIV dan status HIV mereka pemahaman among people faktor terkaitnya kepada anggota berdasarkan bukti living with seperti dukungan keluarga. Tetapi ada untuk promosi HIV sosial selain perbedaan tentang pengetahuan dan karakteristik pengungkapan intervensi demografi dan status HIV dalam penanggulangan penyakit di antara konteks keluarga. tentang orang orang yang hidup Anggota keluarga yang hidup dengan HIV di Iran dianggap lebih dengan HIV / mendukung. AIDS dan status dukungan sosial yang mereka rasakan. .

Tenzek et al. Examining the Dampak dari Meta- 4.274 Anak Hasil menunjukkan Secara (2013) impact of keputusan ibu untuk Analysis Responden bahwa keseluruhan,

parental mengungkapkan (ibu) pengungkapan temuan ini disclosure of status HIV kepada seorang menunjukkan HIV on positifnya kepada anak meningkatkan kekuatan children: A anak-anaknya hubungan orangtua- komunikasi dan meta-analysis. anak (rata-rata r ¼ pengaruhnya þ.171). terhadap keluarga.

Amoran (2012) Predictors of untuk menentukan cross- 637 Pasangan Di antara peserta Tingkat disclosure of prevalensi dan sectional responden yang pengungkapan

sero-status to determinan analitik mengungkapkan rendah di Afrika.

sexual partners pengungkapan status HIV-nya, Studi ini

among people status HIV untuk 17,3% diungkapkan menunjukkan

living with pasangan seksual pada hari menerima bahwa ODHA

HIV/AIDS in antara Orang Hidup hasil tes, 15,5% terutama yang

Ogun State, dengan HIV / AIDS dalam dua minggu, memiliki

Nigeria. (ODHA) di negara 9,7% dalam 2 kehidupan

Page 28: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

bagian Ogun, hingga 4 minggu, keluarga yang Nigeria. 8,3% dalam 1 bulan sulit harus atau lebih. didukung untuk 324 (50,9%) membuat mengindikasikan keputusan yang bahwa mereka telah efektif untuk mengungkapkan mengungkapkan kepada pasangan status mereka seksual utama

mereka.

Johnson (2012) Social impact Untuk menilai cross- 331 Pasangan Mayoritas, 129 Pengungkapan of HIV/AIDS tingkat sectional Responden dan ibu (85,4%), dari status pada

on clients pengungkapan diri responden yang umumnya rendah

attending a status oleh ODHA, menikah di antara ODHA

teaching untuk mengungkapkan dalam penelitian

hospital in menggambarkan status mereka ini. Alasan utama

Southern tingkat dan pola kepada pasangan yang mereka

Nigeria stigma dan mereka dan 65 berikan adalah diskriminasi, jika (50,4%) takut stigmatisasi ada, dialami oleh mendukung.

ODHA dan untuk Terlepas dari

menilai efek sero pasangan,

positif terhadap pengungkapan

sikap teman, kepada ibu (39,9%)

anggota keluarga, adalah yang

pekerja kesehatan, tertinggi.

rekan kerja dan

komunitas

Batte et al. (2015) Disclosure of Untuk menentukan cross- 408 pasangan Secara keseluruhan Pengungkapan HIV test prevalensi dan sectional responden 83,8% dari wanita hasil tes HIV

results by faktor yang terkait (wanita melaporkan bahwa untuk pasangan

women to their dengan seorang anak mereka telah seksual dalam

Page 29: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

partners pengungkapan hasil dalam 2 mengungkapkan kelompok

following tes HIV oleh wanita tahun) status HIV mereka perempuan ini antenatal HIV untuk pasangan ke pasangan seksual relatif tinggi.

testing: a seksual mereka mereka.

population- setelah tes HIV Pengungkapan

based cross- antenatal di secara signifikan

sectional komunitas lebih tinggi di

survey among permukiman kumuh antara wanita yang

slum dwellers Kamwokya, pasangannya juga

in Kampala Kampala, Uganda. telah diuji untuk

Uganda HIV

Longinetti,Santac Gender Untuk menentukan cross- Sebanyak Pasangan Perempuan dengan Menemukan efek atterina & El- perspective of faktor-faktor risiko sectional 883 pendapatan lebih interaksi jenis

Khati. risk factors yang terkait dengan responden. tinggi lebih kelamin dan

(2014) associated with pengungkapan Mayoritas mungkin untuk pendapatan pada disclosure of status HIV di antara adalah mengungkapkan pengungkapan HIV status, a penerima ART perempuan dibandingkan status. cross-sectional (ART) di Selatan (73%) wanita dengan

study in Afrika. dengan usia pendapatan yang

Soweto, South rata-rata 39 lebih rendah,

Africa. tahun. sementara pria

dengan pendapatan

lebih tinggi rendah pengunkapan daripada pria dengan penghasilan lebih rendah.

Dankoli et al. HIV disclosure Menentukan studi cross Dari 198 Pasangan, 60% responden Pengungkapan (2014). status and prevalensi sectional (99%) sudah menikah. status HIV adalah

factors among pengungkapan responden, Sebagian besar tinggi dalam adult HIV status HIV dan 159 (80,3%) (97,5%) telah populasi

Page 30: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

positive faktor-faktor yang adalah mengungkapkan penelitian. patients in a terkait dengan perempuan. status HIV dan Pasangan adalah secondary pengungkapan oleh mayoritas (36,8%) pilihan orang yang health facility pasien HIV-positif diungkapkan paling disukai in North- yang menghadiri kepada pasangan untuk Eastern klinik terapi anti- mereka. mengungkapkan Nigeria, 2011. retroviral (ART) di status HIV, dan Rumah Sakit yang paling Spesialis Negara diadopsi sebagai Gombe (SSHG) pendukung fasilitas kesehatan pengobatan. sekunder di Nigeria Pengungkapan utara-timur . status HIV didorong setelah diagnosis karena kepentingannya terutama di antara

pasangan

Osingada et al. Prevalence, Penelitian ini cross- 344 peserta Anak Hanya 37% yang Pengungkapan (2016). barriers and bertujuan untuk sectional memberi tahu orang tua tentang

factors memeriksa pola setidaknya satu dari status HIV positif associated with pengungkapan HIV anak-anak mereka pada anak-anak parental serostatus kepada bahwa mereka HIV mereka masih disclosure of pasangan seksual, positif.Hambatan rendah di their HIV anggota keluarga, pengungkapan Kampala positive status dan adalah ketakutan perkotaan. to children: a bahwa anak-anak

cross-sectional teman dan dapat memberi tahu

study in an berkorelasi di orang lain tentang

urban clinic in antara individu status HIV orang

Kampala, yang menerima tua, khawatir atau

Uganda pengobatan mengecewakan

Page 31: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

antiretroviral di anak-anak dan

Ethiopia timur. persepsi bahwa

anak-anak mungkin

tidak mengerti

Page 32: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

PEMBAHASAN

Salah satu upaya untuk mengurangi penularan penyakit HIV/AIDS adalah dengan

pengungkapan. Pengungkapan status HIV adalah masalah yang kompleks karena mengandung

konsekuensi psikososial, budaya dan ekonomi yang signifikan dan memiliki nilai positif untuk

kesehatan yang lebih baik (Geary et al., 2014: Onono et al., 2014). Seperti pada penelitian Boon-Yasidhi

et al. (2013) bahwa pengungkapan yang dilaksanakan dengan hati hati dapat memberikan dampak

positif dari pengungkapan status HIV.

Pengungkapan status adalah masalah yang sangat pribadi dan sulit. Ini sesuai dengan pendapat

Michaud et al. (2009) bahwa keputusan untuk pengungkapan atau tidak pengungkapan lebih pada

representasi dan keadaan keluarga. Sejalan dengan alasan untuk pengungkapan atau menyembunyikan

tergantung orang yang terinfeksi (Greeff et al., 2008). Dari beberapa pencarian literatur yang terpilih

sebanyak 11 artikel dari beberapa negara yaitu Kenya, Thailand, Iran, Nigeria, Afrika selatan dan

Uganda. Dimana 4 artikel yang menekankan pada pengungkapan orang tua kepada anak yang

terinfeksi, dan 7 artikel menekankan pada pengungkapan ODHA kepada keluarga (pasangan, orang

tua). Ringkasan keseluruhan dari hasil pencarian disajikan pada Tabel 1. Sehingga dapat dibahas

dibawah ini.

Salah satu manfaat dari pengungkapan status adalah mendapat dukungan keluarga. Sesuai

dengan penelitian Shushtari et al. (2014) di Iran pada 175 orang yang terinfeksi melakukan

pengungkapan status pada orang tua sehingga mendapatkan dukungan yang dirasakan. Ini sejalan

dengan penelitian Tenzek et al. (2013) pada 4.274 ibu yang terinfeksi melakukan pengungkapan kepada

anak dengan komunikasi yang tepat sehingga meningkatkan hubungan antara orang tua dan anak.

Sehingga pada penelitian di Nigeria oleh Amoran (2012) terdapat variasi waktu pengungkapan yaitu

didapatkan 17,3% melakukan pengungkapan setelah didiagnois sebanyak 17,3%, dalam seminggu

sebanyak 15,5%, dua sampai empat minggu sebanyak 9,7 dan 8,3% dalam sebulan atau lebih hal ini

disebabkan oleh kehidupan keluarga yang sulit sehingga dibutuhkan waktu yang tepat untuk

pengungkapan status.

Pengungkapan dapat dilakukan dengan mudah kepada pasangan jika terdapat faktor

pendukung. Seperti penelitian di Uganda oleh Batte et al. (2015) didapatkan pengungkapan pada

perempuan lebih tinggi (83,8%) kepada pasangan yang telah melakukan uji HIV sehingga memudahkan

pengungkapan. Ini juga didukung oleh penelitian Dankoli et al. (2014) di Nigeria utara – timur bahwa

mayoritas (36,8%) perempuan telah mengungkapan status kepada pasangan yang telah memeriksa

status HIV dan mendukung pengobatan dan untuk kepentingan bersama. Ini berbeda pada penelitian di

Afrika Selatan didapatkan bahwa pengungkapan status di pengaruhi oleh jenis kelamin dan pendapatan

keuangan (Longinetti, Santacatterina & El-Khati., 2014). Begitu juga pada penelitian Johnson (2012)

pengungakapn status 85,4% pada pasangan dan 39,9% pada ibu responden sedangkan diantara ODHA

tidak terjadi karena takut stigmanisasi. Selain itu menurut Amoran (2012) tipe keluarga monogami,

yang menikah dan berpendidikan lebih mungkin untuk mengungkapkan status kepada pasangan.

Pada anak yang telah infeksi perlu mengetahui status penyakit dari orang tua. Seperti pada

penelitian Vreeman et al. (2014) di Kenya untuk responden sebanyak 792 orang tua ditemukan variasi

Page 33: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

yang signifikan menurut usia anak yang dikaitkan dengan faktor klinis dan psikososial yaitu 62% usia

14 tahun, 42% usia 11 tahun dan 21% untuk usia 8 tahun. Ini didukung oleh penelitian di Afrika Selatan

oleh Mahloko & Madiba (2012) bahwa alasan pengungkapan karena anak tidak mengikuti pengobatan

atau tertunda disebabkan anak tidak memahami penyakitnya. Hal ini berbeda pada penelitian Osingada

et al. (2016) di Uganda ditemukan pengungkapan status penyakit pada anak masih rendah sebesar 37%

disebabkan ketakutan akan tersebar informasi status penyakit orang tuanya dan anak anak belum

mengerti. Sejalan dengan penelitian Boon-Yasidhi et al. (2013) bahwa pengungkapan kepada anak

harus direncanakan dengan baik.

Dalam pengungkapan status terdapat hambatan yang dialami. Ini sesuai dengan penelitian

Johnson (2012) alasan pengungkapan status rendah adalah takut stigmatisasi. Selain itu kehidupan

keluarga yang sulit harus didukung dengan keputusan yang efektif dalam pengungkapan status (Amora,

2012). Ketakutan akan anak- anak dapat memberitahukan status HIV kepada orang lain dan dapat

mengecewakan anak-anak (Osingada et al., 2016).

SIMPULAN

Secara keseluruhan pengungkapan yang dilakukan ODHA kepada keluarga dapat

meningkatkan kepatuhan pengobatan dan hubungan antara orang tua dengan anak.

SARAN

Perlu penelitian lebih untuk melihat perbedaan persepsi stigma HIV ODHA dan keluarga yang telah

mengetahui status penyakit anggota keluarga untuk meningkatkan kualitas hidup pasien HIV.

REFERENSI

[1] Adeoye-Agboola, D. I., Evans, H., Hewson, D., & Pappas, Y. (2016). Factors influencing HIV disclosure among people living with

HIV/AIDS in Nigeria: a systematic review using narrative synthesis and meta-analysis. Public health, 136, 13-28.

[2] Amoran, O. E. (2012). Predictors of disclosure of sero-status to sexual partners among people living with HIV/AIDS in Ogun State,

Nigeria. Nigerian journal of clinical practice, 15(4), 385-390. Doi: 10.4103/1119-3077.104507

[3] Batte, A., Katahoire, A. R., Chimoyi, A., Ajambo, S., Tibingana, B., & Banura, C. (2015). Disclosure of HIV test results by women to

their partners following antenatal HIV testing: a population-based cross-sectional survey among slum dwellers in Kampala Uganda. BMC Public Health, 15(1), 63. Doi:10.1371/journal. pone.0171407

[4] Boon-yasidhi, V., Chokephaibulkit, K., McConnell, M. S., Vanprapar, N., Leowsrisook, P., Prasitsurbsai, W., ... & Naiwatanakul, T.

(2013). Development of a diagnosis disclosure model for perinatally HIV-infected children in Thailand. AIDS care, 25(6), 756-762.

Doi: 10.1080/09540121.2012.749331

[5] Chandra, P. S., Deepthivarma, S., & Manjula, V. (2003). Disclosure of HIV infection in south India: Patterns, reasons and reactions.

AIDS Care, 15(2), 207-215

[6] De Wet, G. E., Du Plessis, E., & Klopper, H. C. (2013). HIV-positive patients' and their families' comprehension of HIV-and AIDS-

related information. Health SA Gesondheid (Online), 18(1), 1-11.

[7] Dankoli, R. S., Aliyu, A. A., Nsubuga, P., Nguku, P., Ossai, O. P., Tukur, D., ... & Abdullaziz, M. (2014). HIV disclosure status and

factors among adult HIV positive patients in a secondary health facility in North-Eastern Nigeria, 2011. The Pan African Medical

Journal, 18(Suppl1). Doi: 10.11694/pamj.supp.2014.18.1.3551

[8] Forouzan, A. S., Jorjoran Shushtari, Z., Sajjadi, H., Salimi, Y., & Dejman, M. (2013). Social support network among people living with

HIV/AIDS in Iran. AIDS research and treatment, 2013.

[9] Geary, C., Parker, W., Rogers, S., Haney, E., Njihia, C., Haile, A., & Walakira, E. (2014). Gender differences in HIV disclosure, stigma,

and perceptions of health. AIDS care, 26(11), 1419-1425. DOI: 10.1080/09540121.2014.921278

[10] Go, V. F., Latkin, C., Le Minh, N., Frangakis, C., Ha, T. V., Sripaipan, T., . . . Quan, V. M. (2016). Variations in the role of social

support on disclosure among newly diagnosed HIV-infected people who inject drugs in Vietnam. AIDS and Behavior, 20(1), 155-164.

Doi:10.1007/s10461-015-1063-5

[11] Goulder, P. J., & Walker, B. D. (2002). HIV-1 superinfection-a word of caution. N Engl J Med. 2002;347:756-758. DOI:

10.1056/NEJMe020091

Page 34: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran

[12] Greeff, M., Phetlhu, R., Makoae, L. N., Dlamini, P. S., Holzemer, W. L., Naidoo, J. R., ... & Chirwa, M. L. (2008). Disclosure of HIV status: experiences and perceptions of persons living with HIV/AIDS and nurses involved in their care in Africa. Qualitative health

research, 18(3), 311-324.

[13] Ibrahim, K., Songwathana, P., Boonyasopun, U., & Francis, K. (2010). The HIV/AIDS epidemic in Indonesia: does primary health care

as a prevention and intervention strategy work? International journal of nursing practice, 16(2), 87-91. Doi.org/10.1111/j.1440-

172X.2010.01816.x

[14] Johnson, O. E. (2012). Social impact of HIV/AIDS on clients attending a teaching hospital in Southern Nigeria. SAHARA-J: Journal

of Social Aspects of HIV/AIDS, 9(2), 47-53. Doi.org/10.1080/17290376.2012.683578

[15] Joge, U. S., Deo, D. S., Choudhari, S. G., Malkar, V. R., & Ughade, H. M. (2013). " Human immunodeficiency virus serostatus

disclosure-Rate, reactions, and discrimination": A cross-sectional study at a rural tertiary care hospital. Indian Journal of

Dermatology, Venereology, and Leprology, 79(1), 135. DOI: 10.4103/0378-6323.104690

[16] Kementerian Kesehatan, R. I. (2016). Laporan perkembangan HIV-AIDS Triwulan I tahun 2016. Jakarta: Direktorat jenderal

pencegahan dan pengendalian penyakit

[17] Kumpfer, K. L. (2014). Family-based interventions for the prevention of substance abuse and other impulse control disorders in girls.

ISRN Addiction, 2014. Doi.org/10.1155/2014/308789

[18] Li, L., Wu, S., Wu, Z., Sun, S., Cui, H., & Jia, M. (2006). Understanding family support for people living with HIV/AIDS in Yunnan,

China. AIDS and Behavior, 10(5), 509-517. Doi.org/10.1007/s10461-006-9071-0

[19] Longinetti, E., Santacatterina, M., & El-Khatib, Z. (2014). Gender perspective of risk factors associated with disclosure of HIV status,

a cross-sectional study in Soweto, South Africa. PLoS One, 9(4), e95440. Doi:10.1371/journal.pone.0095440.

[20] Makoae, M., & Jubber, K. (2008). Confidentiality or continuity?Family caregivers\'experiences with care for HIV/AIDS patients in

homebased care in Lesotho. Sahara-j: Journal of Social Aspects of Hiv/aids, 5(1), 36-46.

[21] Mucheto, P., Chadambuka, A., Shambira, G., Tshimanga, M., Gombe, N., & Nyamayaro, W. (2011). Determinants of nondisclosure of

HIV status among women attending the prevention of mother to child transmission programme, Makonde district, Zimbabwe, 2009.

Pan African Medical Journal, 8(1)

[22] Murithi, L. K., Masho, S. W., & Vanderbilt, A. A. (2015). Factors enhancing utilization of and adherence to prevention of mother-to-

child transmission (PMTCT) service in an urban setting in Kenya. AIDS and behavior, 19(4), 645-654.

[23] Michaud, P.-A., Suris, J.-C., Thomas, L. R., Kahlert, C., Rudin, C., Cheseaux, J.-J., . . . Study, C. H. C. (2009). To say or not to say: a

qualitative study on the disclosure of their condition by human immunodeficiency virus–positive adolescents. Journal of Adolescent

Health, 44(4), 356-362. Doi.org/10.1016/j.jadohealth.2008.08.004

[24] Nachega, J. B., Morroni, C., Zuniga, J. M., Sherer, R., Beyrer, C., Solomon, S., ... & Rockstroh, J. (2012). HIV-related stigma, isolation,

discrimination, and serostatus disclosure: a global survey of 2035 HIV-infected adults. Journal of the International Association of

Physicians in AIDS Care, 11(3), 172-178. DOI: 10.1177/1545109712436723

[25] Okareh, O. T., Akpa, O. M., Okunlola, J. O., & Okoror, T. A. (2015). Management of conflicts arising from disclosure of HIV status

among married women in southwest Nigeria. Health care for women international, 36(2), 149-160

[26] Onono, M. A., Cohen, C. R., Jerop, M., Bukusi, E. A., & Turan, J. M. (2014). HIV serostatus and disclosure: implications for infant

feeding practice in rural south Nyanza, Kenya. BMC Public Health, 14(1), 390. doi:10.1186/1471-2458-14-390

[27] Osingada, C. P., Okuga, M., Nabirye, R. C., Sewankambo, N. K., & Nakanjako, D. (2016). Prevalence, barriers and factors associated

with parental disclosure of their HIV positive status to children: a cross-sectional study in an urban clinic in Kampala, Uganda. BMC

public health, 16(1), 547. Doi: 10.1186/s12889-016-3235-2

[28] Sadoh, W. E., & Sadoh, A. E. (2009). Experiences of HIV positive mothers who chose not to breastfeed their babies in Nigeria. African

journal of reproductive health, 13(1), 27-35.

[29] Shushtari, Z. J., Sajjadi, H., Forouzan, A. S., Salimi, Y., & Dejman, M. (2014). Disclosure of HIV status and social support among

people living with HIV. Iranian Red Crescent Medical Journal, 16(8). Doi: 10.5812/ircmj.11856

[30] Tenzek, K. E., Herrman, A. R., May, A. R., Feiner, B., & Allen, M. (2013). Examining the impact of parental disclosure of HIV on

children: A meta-analysis. Western Journal of Communication, 77(3), 323-339. Doi: 10.1080/10570314.2012.719092

[31] Tam, M., Amzel, A., & Phelps, B. R. (2015). Disclosure of HIV serostatus among pregnant and postpartum women in sub-Saharan

Africa: a systematic review. AIDS care, 27(4), 436-450. Doi.org/10.1080/09540121.2014.997662

[32] UNAIDS, W. (2017). Global AIDS monitoring. Geneva: UNAIDS.

[33] Vreeman, R. C., Scanlon, M. L., Mwangi, A., Turissini, M., Ayaya, S. O., Tenge, C., & Nyandiko, W. M. (2014). A cross-sectional

study of disclosure of HIV status to children and adolescents in western Kenya. PloS one, 9(1), e86616.

Doi:10.1371/journal.pone.0086616

[34] Yakhmi, S., Sidhu, B. S., Kaur, B., & Dalla, E. K. (2014). Study of HIV related stigma in people living with HIV/AIDS (PLHA): Role

of gender differences. Indian Journal of Scientific Research, 5(2), 35.

Page 35: DAFTAR ISI - Universitas Padjadjaran