Upload
tri-wahyuningsih
View
555
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
contoh makalah
Citation preview
MO FORENSIK
KELOMPOK 9
0302007249 STEPHANIE CITRA SARI Y
0302007250 STEVEN TIRTA PUTRA
0302007261 VANIA ZAMBRI
0302007265 VIRA RIEZKY YANWIKA
0302007266 VITTA KUSMA
0302007267 VIVI RIZKI HENSMIT
0302007310 NIK MUHD FARIS BIN NIK MAT
0302007321 NUR ATIQAH BT MOH NASIR
0302007322 NUR FAIRUZ BT MD TERIDI
0302007323 NUR FARAHA BT DAUD
0302007324 NUR HAFIZAH BT MANSOR
0302007325 NUR HIDAYAH BT KASIM
0302007326 NUR NAQIBAH BT IDERIS
0302007327 NUR SHARAFINA BT SAFIEE
0302007328 NURHAFIZA BT SATIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
17 APRIL 2010
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu Kedokteran Forensik adalah satu cabang spesialistik yang mempelajari
pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan penegakan hokum serta keadilan. Ilmu
kedokteran forensic telah dikenal sejak zaman Babilonia, yang mencatat ketentuan bahwa
dokter saat itu mempunyai kewajiban untuk memberi kesembuhan bagi para pasiennya
dengan ketentuan ganti rugi bila hal itu tidak dicapai.
Dalam perkembangannya lebih lanjut, ternyata ilmu kedokteran 2Forensik tidak
semata-mata bermanfaat dalam urusan penegakan hukum dan keadilan di lingkup pengadilan
saja,tetapi juga bermanfaat dalam segi kehidupan bermasyarakat lain. Untuk data memberi
bantuan yang maksimal bagi pelbagai keperluan tersebut di atas, seorang dokter dituntut
untuk dapat memanfaatkan ilmu kedokteran yang dimilikinya secara optimal.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai dokter yang diminta untuk membantu dalam
pemeriksaan kedokteran forensik oleh penyidik, dokter tersebut dituntut oleh undang-undang
untuk melakukannya dengan sejujur-jujurnya serta menggunakan pengetahuan yang sebaik-
baiknya.
Oleh itu, dalam bidang ini dipelajari tata laksana mediko-legal, tanatologi,
traumatologi, toksikologi, teknik pemeriksaan dan segala sesuatu yang terkait, agr semua
dokter dalam memenuhi kewajibannya membantu penyidik, dapat benar-benar memanfaatkan
segala pengetahuan kedokterannya untuk kepentingan peradilan sera kepentingan lain yang
bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN KASUS
KASUS
Sesosok mayat bayi ditemukan di suatu tempat sampah. Masyarakat melaporkannya
kepada polisi. Mereka juga melaporkan bahwa semalam mereka melihat seorang perempuan
yang menghentikan mobilnya di dekat tempat sampah dan berada di sana cukup lama.
Seorang dari anggota masyarakat setempat mencatat nomor mobil perempuan tersebut.
Polisi mengambil mayat bayi tersebut dan menyerahkannya kepada anda sebagai
dokter direktur rumah sakit. Polisi juga mengatakan bahwa sebentar lagi si perempuan yang
dicurigai sebagai pelakunya akan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Anda harus
mengatur segalanya agar semua pemeriksaan dapat berjalan dengan baik dan akan
membriefing para dokter yang akan menjadi pemeriksa.
Pada pemeriksaan luar jenazah, dapat dipastikan jenazah adalah bayi laki-laki dengan
adanya alat kelamin laki-laki. Pada saat ditemukan, polisi melaporkan bayi dibungkus dengan
kain, dengan tali pusat masih melekat pada plasenta, dan keadaan tersebut masih sama
sewaktu dibawa ke rumah sakit. Selain itu, ditemukan tanda sianosis di ujung jari, kuku dan
mulut. Terdapat juga Tardieu’s spot pada konjungtiva bulbi,palpebra dan kulit wajah
sedangkan pada mulut tidak ditemukan benda asing. Pada permukaan dalam bibir ditemukan
luka memar. Selain itu, tidak ditemukan luka lecet atau tanda kekerasan lain pada tubuh dan
wajah bayi.
Pada pemeriksaan bedah bayi, ditemukan Tardieu’s spot pada jantung dan paru.
Selain itu, diafragama pada bayi ini sudah turun sampai sela iga 4-5. Paru berwarna merah
muda, tidak merata dengan pleura yang tegang. Uji apung paru memberikan hasil positif.3
I. Interpretasi Temuan Mayat Bayi
Pada pemeriksaan jenazah didapatkan:
1. Organ genetalia eksterna yang ditemukan pada bayi ini menunjukkan bayi ini seorang
laki-laki
2. Tali pusat masih melekat pada plasenta
- ini menunjukkan bahwa bayi ini tidak pernah dirawat.
3. Tanda sianosis di ujung jari, kuku dan mulut
- tanda sianosis yang didapatkan pada korban menujukkan ia mengalami
kematian disebabkan oleh asfiksia
4. Tardieu’s spot pada konjungtiva bulbi,palpebra dan kulit wajah
- ini adalah tanda khas pada kasus asfiksia
- bintik-bintik kemerahan ini disebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh
darah kapiler karena hipoksia
5. Pada mulut tidak ditemukan benda asing
- hal ini dapat menyingkirkan kemungkinan kematian akibat tercekik benda
asing
6. permukaan dalam bibir ditemukan luka memar
- luka memar ini menujukkan adanya kekerasan tumpul atau terjadi
pembekapan
Pada pemeriksaan bedah jenazah bayi didapatkan:
1. Tardieu’s spot pada jantung dan paru
- Tardieu’s spot yang didapatkan menunjukkan berlakunya asfiksia pada korban
2. Diafragama pada bayi ini sudah turun sampai sela iga 4-5
4
- diafragma yang turun menunjukkan dada sudah mengembang dan bayi lahir hidup
3. Paru berwarna merah muda, tidak merata dengan pleura yang tegang
- ini menunjukkan bayi lahir hidup
4. Uji apung paru memberikan hasil positif.
- hasil uji apung paru yang positif menunjukkan bayi ini lahir hidup
II. Sebab Kematian
Pada kasus ini, berdasarkan tanda-tanda yang didapatkan menunjukkan kemungkinan
kematian akibat asfiksia mekanik. Asfiksia mekanik adalah mati lemas yang terjadi bila udara
pernafasan terhalau memasuki saluran pernafasan.
III. Kemungkinan Cara Kematian
Kemungkinan cara kematian korban ini adalah kematian tidak wajar, yaitu
pembunuhan anak sendiri. Oleh karena tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan lain seperti
luka lecet, dan hanya ditemukan luka memar, bayi ini paling mungkin mati akibat
pembekapan dengan bahan lunak.
5
IV Visum Et Repertum
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Jl. Salembar Raya 6 Telp: 3106197, Fax : 3154626 Jakarta 10430
------------------------------------------------------------------------------------------------
VISUM ET REPERTUM
( JENAZAH )
Nomor: 3456-SK III/2345/2-95 Jakarta,15 April 2010
Lamp.: satu sampul tersegel------------------------------------------------------------------------
Perihal: Hasil pemeriksaan Pembedahan----------------------------------------------------------
Atas jenazah-----------------------------------------------------------------------------
PROJUSTITIA
Visum Et Repertum
Yang bertanda tangan di bawah ini,---------------,dokter ahli kedokteran forensic pada
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta,
menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari kepolisian Resort polisi Jakarta Selatan
No.Pol.:B/789/VR/XII/95/Serse teretanggal 14 April 2010,maka pada tanggal lima belas
April tahun dua ribu sepuluh, pukul delapan lewat tiga puluh menit Waktu Indonesia bagian
Barat, bertempat di ruang bedah jenazah Bagian Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
6
Indonesia telah melakukan pemeriksaan atas jenazah yang menurut surat permintaan tersebut
adalah:
Nama: --------------------------------------------------------------------------------------------
Jenis kelamin: laki-laki---------------------------------------------------------------------------
Umur:--------------------------------------------------------------------------------------------
Kebangsaan:--------------------------------------------------------------------------------------
Agama;--------------------------------------------------------------------------------------------
Pekerjaan:----------------------------------------------------------------------------------------
Alamat:----------------------------------------------------------------------------------------------
HASIL PEMERIKSAAN
I.PEMERIKSAAN LUAR :
1. Organ genetalia yang ditemukan pada bayi ini menunjukkan bayi ini seorang laki-laki
2. Tali pusat masih melekat pada plasenta
3. Tanda sianosis di ujung jari, kuku dan mulut
4. Tardieu’s spot pada konjungtiva bulbi,palpebra dan kulit wajah
5. Pada mulut tidak ditemukan benda asing
6. Permukaan dalam bibir ditemukan luka memar
II.PEMERIKSAAN DALAM :
1. Tardieu’s spot pada jantung dan paru
2. Diafragama pada bayi ini sudah turun sampai sela iga 4-5
3. Paru berwarna merah muda, tidak merata dengan pleura yang tegang
7
4. Uji apung paru memberikan hasil positif
KESIMPULAN :
Pada mayat bayi laki-laki ini ditemukan luka memar pada permukaan dalam bibir
yang dapat disebabkan oleh pembekapan bahan lunak dengan sebab kematian asfiksia
mekanik.
Pada mayat bayi laki-lai ini juga ditemukan Tardieu’s spot pada pada konjungtiva
bulbi,palpebra, paru, jantung dan kulit wajah kerana pecahnya pembuluh darah
kapiler yang disebabkan poleh asfiksia
Demikian saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya yang
sebaik-baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP……………………………
Dokter yang memeriksa,
Dr. Kelompok 9
Nip 130……..
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
ASPEK HUKUM
Pasal 341 KUHP
Seorang ibu dengan sengaja menghilangkan jiwa anaknya pada ketika dilahirkan atau
tidak berapa lama sesudah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia sudah melahirkan
anak, dihukum, karena makar mati terhadap anak , dengan hukuman penjara selama-
lamanya 7 tahun.
Pasal 342 KUHP
Seorang ibu yang dengan sengaja akan menjalankan keputuan yang diambilnya sebab
takut ketahuan bahwa ia tidak lama lagi akan melahirkan anak, menghilangkan jiwa
anaknya itu pada ketika dilahirkan atau tidak lama kemudian dari pada itu, dihukum
karena pembunuhan anak yang direncanakan dengan hukuman penjara selama-lamanya 9
tahun.
Pasal 342 KUHP
Bagi orang lain yang turut campur dalam kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341
dan 342 dianggap kejahatan itu sebagai makar mati atau pembunuhan
Pasal 181 KUHP
Barang siapa mengubur, menyembunyikan, mengangkut atau menghilangkan mayat
dengan maksug hendak menyembunyikan kematian dan kelahiran orang itu, dihukum
9
penjara selama-lamanya 9 bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus
rupiah.
Pasal 304 KUHP
Barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau membiarkan orang dalam kesengsaraan,
sedang ia wajib memberi kehidupan perawatan atau pemeliharaan pada orang itu karena
hukum yang berlaku atasnya atau karena menurut perjanjian, dihukum penjara selama 2
tahun 8 bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah.
Pasal 305 KUHP
Barang siapa menaruhkan anak yang dibawah umur 7 tahun disuatu tempat supaya
dipungut oleh orang lain, atau dengan maksud akan terbebas dari pada pemeliharaan anak
itu , meninggalkannya , dihukum penjara sebanyak-banyaknya 5 tahun 6 bulan.
Pasal 306 KUHP
(1) Kalau salah satu perbuatan yang diterangkan dalam pasal 304 dan 306 itu
menyebabkan luka berat , maka si tersalah dihukum penjara selama-lamanya 7 tahun
6 bulan.
(2) Kalau salah satu perbuatan ini menyebabkan orang lain mati, sitersalah itu dihukum
penjara selama-lamanya 9 tahun.
Pasal 307 KUHP
Kalau sitersalah karena kejahatab yang diterangkan dalam pasal 305 adalah bapa atau ibu
anak itu, maka baginya hukuman yang ditentukan dalam pasal 305 dan 306 dapat
ditambah dengan sepertiganya.
10
Pasal 308 KUHP
Kalau ibu menaruh anaknya disuatu tempat supaya dipungut oleh orang lain tidak lama
sesudah anak itu dilahirkan oleh karena takut akan diketahui orang ia melahirkan anak
atau dengan maksud akan terbebas dari pemeliharaan anak itu, meninggalkannya , maka
hukuman maksimum yang tersebut dalam pasal 305 dan 306 dikurangi sehingga
seperduanya.
PROSEDUR MEDIKO-LEGAL
1. Penemuan dan pelaporan
o Dilakukan oleh warga masyarakat yang melihat, mengetahui atau mengalami
suatu kejadian yang diduga merupakan suatu tindak pidana.
o Pelaporan dilakukan ke pihak yang berwajib,dalam hal ini Kepolisian RI dan
lain-lain.
2. Penyelidikan
o Dilakukan oleh penyelidik untuk mengetahui apakah benar ada kejadian
seperti yang dilaporkan.
o Menurut Pasal 4 KUHAP, penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara
Republik Indonesia.
3. Penyidikan
o Dilakukan oleh penyidik
o Tindak lanjut setelah diketahui benar-benar terjadi suatu kejadian.
o Penyidik dapat meminta bantuan seorang ahli.
11
o Menurut pasal 2 PP No 27/1983, penyidik adalah Pejabat Polisi Negara
Republik Indonesia dengan pangkat serendah-rendahnya Pembantu Letnan
Dua, dan pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus
oleh undang-undang sekurang-kurangnya Pengatur Muda Tingkat 1(golongan
II/b).
4. Pemberkasan perkara
o Dilakukan oleh penyidik, menghimpun semua hasil penyidikannya dan
diteruskan ke penuntut umum.
5. Penuntutan
o Dilakukan oleh penuntut umum di siding pengadilan setelah berkas perkara
yang lengkap diajukan ke pengadilan.
6. Persidangan
o Persidangan pengadilan dipimpin oleh hakim atau majelis hakim.
o Dilakukan pemeriksaan terhadap terdakwa, para saksi dan juga para ahli.
o Dokter dapat dihadirkan di sidang pengadilan untuk bertindak selaku saksi ahli
atau selaku dokter pemeriksa.
7. Putusan pengadilan
o Vonis dijatuhkan oleh hakim dengan ketentuan, yaitu keyakinan pada diri
hakim bahwa memang telah terjadi suatu tindak pidana dan bahwa terdakwa
memang bersalah. Keyakinan hakim harus ditunjang oleh sekurang-kurangnya
dua dari lima alat bukti yang sah, yaitu keterangan saksi, keterangan terdakwa,
keterangan ahli, surat dan petunjuk.
12
PEMERIKSAAN BAYI
Diantara masalah-masalah yang perlu dijawab oleh seorang dokter adalah:
1. Apakah bayi dilahirkan hidup atau mati?
2. Berapakah umur bayi tersebut?
3. Apakah bayi tersebut sudah dirawat?
4. Apakah sebab kematian?
Penentuan lahir mati atau lahir hidup
Tanda-tanda Lahir hidup Lahir mati
Tanda-tanda maserasi - - Baru terlihat setelah
8-10 hari kematian
inutero.
- Bila kematian baru
terjadi 3 atau 4 hari:
Perubahan berupa
vesikel atau bula yang
berisi cairan
kemerahan, epidermis
bewarna putih dan
berkeriput, bau
tengik, dan tubuh
mengalami
perlunakan.
13
- Organ-organ tampak
basah tetapi tidak
berbau busuk
Pengembangan dada - Dada sudah
mengembang
- Diafragma sudah
turun sampai sela iga
4-5
- Iga masih mendatar
dan diafragma masih
setinggi iga 3-4.
Pemeriksaan makroskopik
paru
- Paru sudah mengisi
rongga dada dan
menutupi sebahagian
kandung jantung.
- Paru berwarna merah
muda tidak merata
dengan pleura tegang.
- Menunjukkan
gambaran mosaic
kerana alveoli telah
berisi udara.
- Gambaran marmer
akibat pembuluh
daran interstitial
berisi darah
- Konsistensi seperti
- Paru-paru masih
tersembunyi
dibelakang kandung
jantung atau telah
mengisi rongga dada.
- Paru-paru bewarna
kelabu ungu merata
seperti hati,
konsistensi
padat,tidak teraba
derik udara dan
pleura yang longgar
14
spons dan teraba
derik udara.
- Pengirisan paru
dalam air : terlihat
jelas keluarnya
gelembung udara dan
darah.
- Berat paru bertambah
2 kali kerana
berfungsinya sirkulasi
darah jantung paru.
Uji apung paru - Hasil positip - -Hasil negatip
Pemeriksaan mikroskopik
paru
- Alveoli paru
mengembang
sempurna dengan
atau tanpa emfisema
obstruktif
- Tidak terlihat
projection.
- Perwarnaan Gomori
atau Ladewig: serabut
retikulin tampak
tegang.
- Tanda khas untuk
paru bayi yang belum
bernafas adalah
adanya tonjolan yang
berbentuk seperti
bantal yang akan
bertambah tinggi dan
dasar menipis
sehingga tampak
seperti dada (club –
like)
- Pada paru bayi yang
belum bernafas dan 15
sudah membusuk
dengan pewarnaan
Gomori atau
Ladewig: Tapak
serabut retikulin pada
permukaan dinding
alveoli berkelok-
kelok seperti rambut
yang kerinting
Penentuan Umur Bayi
Penentuan umur janin atau embrio dalam kandungan rumus De Haas adalah untuk 5 bulan
pertama, panjang kepala tumit(cm)=kuadrat umur gestasi (bulan) dan selanjutnya = umur
gestasi(bulan) x 5.
Penentuan sudah atau belum dirawat
Tali pusat
- Telah terikat,diputuskan dengan gunting atau pisau lebih kurang 5cm dari pusat bayi
dan diberi obatt antiseptic
- Pada kasus pembunuhan tali pusat terputus dekat perlekatannya pada uri atau pusat
bayi dengan ujung yang tidak rata.
Verniks Kaseosa(Lemak Bayi)
16
- Pada yang telah dirawat ia telah dibersihkan demikian pua bekas-bekas darah
- Pada bayi yang dibuang ke dalam air, verniks tidak akan hilang selluruhnya dan dapat
ditemukan didaerah lipatan kulit,ketiak,belakang telinga,lipat paha dan lipat leher.
Pakaian
- Pada bayi yang teah dirawat bayi akan dipakaikan baju atau penutup seluruh tubuh
pada bayi.
Penentuan Sebab Kematian
Penyebab kematian tersering pada pembunuhan anak sendiri adalah mati lemas (asfiksia).
Kematian dapat pula diakibatkan oleh proses persalian (trauma lahir), kecelakaan,
pembunuhan atau alamiah.
Trauma lahir
- Kaput subsedaneum
- Sefal hematom
- Perdarahan intracranial
- Perdarahan subaraknoid atau interventrikuler
- Perdarahan epidural
Pembunuhan
- Cara tersering dijadikan adalah yang menimbulkan asfiksia: pembekapan,
penyumbatan jalan nafas, penjeratan, pencekikkan dan penenggelaman
17
- Pembunuhan dengan kekerasan tumpul jarang dijumpai sekiranya ada menyebabkan
patah atau retak tulang tengkorak dan memar jaringan otak.
- Pembunuhan dengan senjata tajam jarang ditemukan. Sekiranya ada, akan ditemukan
tusukan didaerah palatum mole melalui foramen magnum dan merusak medulla
oblongata.
- Pembunuhan dengan jalan membakar menyiramkan cairan panas, memberikan racun
dan memuntir kepala sangat jarang terjadi.
PEMERIKSAAN MAYAT BAYI
Pemeriksaan luar Tanda
Kulit - Sudah dibersihkan atau belum
- Keadaan verniks kaseosa
- Warna
- Berkeriput atau tidak
Mulut - Kehadiran benda asing
Tali pusat - Sudah terputus atau masih melekat
pada uri
- Potongan rata atau tidak
- Tanda sudah diberi antiseptic atau
belum
- Tanda-tanda kekerasan pada tali pusat
hematoma tau Wharton ‘s Jelly
berpindah tempat.
18
Kepala - Apakah terdapat kaput suksedaneum
atau molase tulang-tulang tengkorak.
Tanda-tanda Kekerasan - Ada atau tidak tanda pembekapan di
sekitar mulut dan hidung.
- Tanda memar pada mukosa bibir dan
pipi.
- Tanda pencekikan atau jerat pada
leher
- Memar atau lecet pada tengkuk
Mulut - Apakah terdapat benda asing
- Perhatikan palatum mole tedapat
robekan atau tidak
Tanda asfiksia - Tardieu’s Spot pada permukaan
paru,jantung,thymus dan epiglottis
Tulang belakang - Apakah terdapat kelainan congenital
dan tanda-tanda kekerasan.
Kepala - Perhatikan apakah terdapat
perdarahan subdural atau
subaraknoid.
- Perhatikan keadaan falks serebri dan
tentorium cerebri.
19
PEMERIKSAAN IBU
Pemeriksaan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara mayat bayi dengan si
perempuan tersebut:
o Tes DNA mitokondria
Mitokondria memiliki molekul DNA sendiri yang disebut sebagai DNA
mitokondria. Pada manusia genom mitokondria DNA mengandung sekitar 16.000 pasang
basa DNA, dimana ini hanya mewakili sebagian dari total pasang basa DNA yang
terdapat pada inti sel. Yang membuat DNA ini istimewa, tidak seperti DNA nukleus yang
diwarisi secara seimbang dari ayah dan ibu, DNA ini diwarisi hanya dari sang ibu, karena
semua mitokondria manusia diturunkan dari mitokondria sel telur ibu. Sehingga, kita bisa
melakukan tes untuk membandingkan mitokondria anak dan ibu untuk menentukan
hubungan mereka.(adanya kemiripan)Karena mitokondria merupakan struktur yang kuat
dan melindungi DNA yang dikandungnya, DNA mitokondria sangat berguna juga untuk
mengidentifikasi korban-korban bencana alam dimana DNA nukleus sudah terdegradasi
ataupun rusak. Sebagian besar sel di tubuh kita mengandung antara 500 sampai 1000
copy dari molekul DNA mitokondria yang membuatnya lebih mudah untuk ditemukan
dan diekstrak daripada DNA nukleus.
Cara pengambilan sampel: Sampel darah diambil sebanyak 2 ml dengan
menggunakan tabung EDTA kemudian diberi label yang jelas, dan tanggal pengambilan
sampel. Sampel disimpan pada suhu 4°C.
20
o Tes golongan darah
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis
penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).
Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya
saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat
menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal,
syok, dan kematian.
Cara yang biasa dilakukan adalah absorpsi elusi dengan prosedur sebagai berikut :
- 2-3 helai benang mengandung bercak darah kering difiksasi dengan metil alkohol
selama 15 menit. Benang diangkat dan dibiarkan mengering. Selanjutnya dilakukan
penguraian benang tersebut menjadi serat-serat halus dengan mengguakan dua buah
jarum.
- Lakukan juga pada darah yang tidak mengandung bercak darah sebagai kontrol
negatif.
- Serat benang dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi. Ke dalam tabung pertama yang
mengandung golongan darah A diteteskan serum anti-A dan pada tabung kedua yang
mengandung golongan darah B diberi serum anti-B hingga serabut benang terendam
seluruhnya. Kemudian tabung-tabung disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu
4˚C selama satu malam.
- Kemudian dilakukan pencucian dengan menggunakan larutan garam faal dingin (4˚C)
sebanyak 5 - 6 kali, lalu tambahkan 2 tetes suspensi 2% sel indikator, pusing dengan
kecepatan 1000 RPM selama 1 menit. Bila tidak terjadi aglutinasi, cuci sekali lagi dan
kemudian tambahkan 1-2 tetes garam faal. Panaskan pada suhu 56˚C selama 10 menit
dn pindahkan pada tabung lain. Tambahkan 1 tetes suspensi sel indikator ke dalam
masing-masing tabung, biarkan selama 5 menit pada kecepatan 1000 RPM.
- Pembacaan hasil dilakukan secara makroskopik. Bila terjadi aglutinasi bererti darah
mengandung antigen yang sesuai dengan antigen sel indikator.
21
Dari tes bisa diketemukan kemungkinan adanya hubungan ibu dan anak, sehinga
hasilnya tidak mutlak menunjukkan si pelaku.
Pemeriksaan terhadap tersangka ibu:
- Tes DNA mitokondria
- Tes golongan darah
- Pemeriksaan kejiwaan
Dilakukan untuk mengetahui keadaan psikis sang ibu saat melakukan
kejahatan. Pasal 44 ayat 1 KUHP berbunyi : Barangsiapa melakukan perbuatan
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan padanya disebabkan karena jiwanya
cacat dalam tumbuhnya (gebrekkige ontwikkeling) atau terganggu karena
22
penyakit (ziekelijke storing), tidak dipidana. Apabila psikosis ditemukan, maka
harus dibuktikan apakah penyakit itu telah ada sewaktu tindak pidana dilakukan.
- Tanda-tanda baru melahirkan :
1. Perlukaan pada vagina oleh karena proses kelahiran
2. Kadar prolaktin yang tinggi
3. Tubuh yang gemuk
4. Perubahan Pada Vulva, Vagina dan Perineum.
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta
peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam
keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak
sebagai tonjolan kecil dan dalam proses pembentukan berubah menjadi
karankulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara. Ukuran vagina akan
selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama.
Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum
mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun
dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan
otot perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan
vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir puerperium
dengan latihan harian.
5. Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil.
Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum adalah sebagai
berikut:
23
Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus Diameter Uterus
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm
7 hari (minggu 1) Pertengahan pusat dan
simpisis
500 gram 7,5 cm
14 hari (minggu 2) Tidak teraba 350 gram 5 cm
6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm
Gambar. Tinggi fundus uteri pada masa nifas
24
DAFTAR PUSTAKA
1) Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S et al. Ilmu Kedokteran
Forensik:pembunuhan anak sendiri. Jakarta:Bagian Kedokteran Forensik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 1997. p. 165-77.
2) Anonymous. Peraturan Perundang-undangan Bidang Kedokteran:hukum pidana yang
berkaitan dengan profesi dokter. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 1994. p. 40-41
3) Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik:visum et repertum. 1 st ed. Jakarta:
Binarupa Aksara: 1997. p. 72-74.
4) Anonymous. Teknik Autopsi Forensik. Jakarta: Bagian kedokteran Forensik Fakultas
Kedokteran UI; 2000.
5) Tanatologi Forensik.2009. Available at:
http://klinikindonesia.com/forensik/tanatologi.php, Accessed, April 16, 2010.
6) Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sisitem Endokrin. February 28, 2010.
Available: http://www.lusa.web.id/perubahan-fisiologis-masa-nifas-pada-sistem-
endokrin/#more-725. Accessed, April 16, 2010.
25