Upload
vike-poraddwita-yulianti
View
228
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
CASE BASED DISCUSSION
KASUS NON PSIKOTIK
Oleh:
Devi Agustina Fadilah 01.209.5861
Diva Oktavianita Handoko 01.209.5881
Nur Azizah 01.209.5970
Vike Poraddwita Yulianti 01.209.6043
Vivien Karina Sari 01.209.6044
Pembimbing:
Dr. Aliyah Himawati, Sp.KJ
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
RSJD PROF DR SOEROYO MAGELANG
PERIODE 10 Februari – 15 Maret 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014
Lembar Pengesahan
Kasus Non Psikotik
Telah Diterima dan Disetujui
Pada Maret 2014
Oleh Pembimbing Sebagai Salah Syarat Menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa
Prof. DR. Soerojo, Magelang
Mengetahui
Magelang, Maret 2014
Dr. Aliyah Himawati, Sp.KJ
No. Rekam Medis : 77268
Tanggal Kunjungan : 3 Maret 2014
Case Base Discussion PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
1
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Usia : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Salaman
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Pernikahan : Sudah menikah
Tanggal Masuk RS : 19 Februari 2013
No. CM : 77268
II. ANAMNESIS RIWAYAT PSIKIATRI
Didapat dari data alloanamnesis dari keluarga:
Nama : Ny. S
Usia : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Salaman
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Pernikahan : Menikah
Hubungan dengan Pasien : Ibu pasien
1. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Jiwa RSJS Magelang dengan keluhan mendengar
suara berisik tanpa ada wujudnya
Case Base Discussion PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
2
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSJS Magelang diantar oleh ibu pasien, dengan keluhan
mendengar suara berisik sejak 2 hari yang lalu. Pasien mendengar suara berisik seolah-
olah seperti di keramaian pada kedua telinganya padahal pasien sedang berada di kamar
dan tidak ada siapa-siapa. Sebelumnya hal tersebut didahului dengan keluhan pasien tidak
bisa tidur. Pasien sudah tidak bisa tidur kurang lebih selama 3 minggu, pasien sering
terbangun di malam hari dan tidak dapat tidur kembali. Pasien juga sering terlihat
bingung, sehingga tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Pasien adalah seorang ibu
rumah tangga dengan 1 anak berusia 2 bulan. Pasien sehari-harinya lebih sering di dalam
kamar, dan malas beraktivitas bahkan untuk mengurus bayi pasien juga malas. Nafsu
makan pasien berkurang, untuk mandi pasien masih bisa seperti biasanya 2 kali sehari.
Pasien juga mengeluhkan konsentrasi mulai berkurang (tidak mudengan). 2 hari yang lalu
pasien juga pernah berfikir untuk mengakhiri hidup, namun niatan tersebut diurungkan.
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien akhir-akhir ini jadi murung dan tidak mau
berbicara, pasien hanya berbicara seperlunya. 2 hari yang lalu pasien sempat
mengirimkan sms kepada tantenya, dmengatakan bahwa ia tidak bisa tidur dan ingin
pulang. Saat ini pasien tinggal bersama ibunya bersama anak dan adiknya.
Awal perubahan perilaku pasien pernah ibu pasien rasakan pada tahun 2003. Ibu
pasien mengatakan saat itu keadaan keluarga sedang kurang baik, suaminya (ayah pasien)
berselingkuh dan senang mengajak pasien pergi bersama wanita tersebut. Pasien juga
sering diteror oleh teman wanita ayahnya. Semenjak saat itu menurut ibu pasien, pasien
lebih senang murung dan mengurung diri di kamar, tidak nafsu makan, tidak bisa tidur
dengan baik. Ibu pasien membawa pasien ke RSJ Magelang dan setelah mendapatkan
obat keadaan pasien membaik.
Pada tahun 2011, Pasien kembali berperilaku aneh. Pada hari pernikahannya
pasien tidak mau berjalan ke masjid untuk melakukan ijab qabul, dan setelah ijab selesai
pasien tiba-tiba berteriak sambil menangis histeris seperti orang ketakutan, padahal 3 hari
sebelum menikah pasien tidak mau jauh dari calon suaminya dan harus selalu
bersamanya kemanapun. Saat itu pasien langsung dibawa ke RSJS, dan sempat rawat
inap selama 5 hari. Kemudian pasien pulang dengan ijin dokter karena keadaan sudah
membaik.
Case Base Discussion PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
3
Saat ditanya apa keluhannya pasien lebih sering diam, kemudian menjawab
dengan menangis. Pasien awalnya hanya menjawab dengan jawaban bingung, iya, dan
tidak. Kemudian pasien mengatakan bahwa kehidupan di rumah mertua sangat berbeda
dengan rumah ibunya. Menurutnya keluarga besar suaminya sangatlah kasar, suka
berbicara kasar dan di dalam rumah tidak ada saling sapa. Suami pasien juga selalu
marah dan tidak pernah mau mendengarkan istrinya. Suaminya saat ini adalah pilihannya
sendiri, menikah sejak 3 tahun yang lalu dan berpacaran sejak SMP. Pasien mengatakan
bahwa ia tidak betah di rumah mertua. Karena keluhan pasien semakin berat maka ibu
dan suami pasien membawa ke RSJ Magelang.
Grafik Perjalanan Penyakit
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat Psikiatrik
Pasien pernah satu kali dirawat di RSJS Magelang pada tahun 2011
b. Riwayat Medis Umum
Hipertensi, kejang, trauma kepala disangkal.
Case Base Discussion PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
4
c. Riwayat Obat – obatan dan Alkohol
Pasien tidak pernah memiliki riwayat pemakaian obat-obatan terlarang,
alcohol dan merokok.
4. Riwayat Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Tidak ada keluhan
pada saat ibu pasien hamil, pasien lahir dalam keadaan normal dan dibantu
kelahirannya oleh dukun desa.
2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai umur, seperti: pertama kali
mengangkat kepala, berguling, duduk, merangkak, berdiri, berjalan-berlari,
memegang benda-benda di tangannya, meletakkan segala sesuatu di mulutnya dan
memegang benda-benda di tangannya.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien masuk SD saat berusia 6 tahun.Pasien tidak pernah tinggal kelas.
Hubungan pasien dengan guru dan temannya baik, tidak pernah ada masalah
serius selama sekolah.Pasien memiliki banyak teman selama disekolah.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja
Setelah lulus sekolah dasar pasien melanjutkan ke SMP. Di SMP pasien
tidak pernah tinggal kelas, dan mempunyai banyak teman. Namun keluhan pasien
dimulai disini, saat ayah pasien mempunyai teman dekat wanita dan sering
mengajak pasien pergi bersama wanita tersebut. Pasien menjadi murung.
Setelah lulus SMP Pasien melanjutkan sekolah sampai ke jenjang SMK.
Pasien tidak pernah tinggal kelas. Hubungan pasien dengan guru dan temannya
baik, Tidak pernah ada masalah serius selama sekolah. Pasien memiliki banyak
teman selama disekolah.
Case Base Discussion PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
5
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah sampai lulus SMK.
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.
c. Riwayat Pernikahan
Pasien menikah 1 kali, saat menikah pasien berumur 23 tahun atas pilihan
sendiri. Pasien sudah berpacaran sejak SMP. Pasien dikaruniai 1 anak.
d. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan penegak hukum karena melakukan
pelanggaran hukum.
e. Riwayat Aktivitas Sosial
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan tetangga dan sekitar namun
bukan orang yang begitu aktif mengikuti aktivitas sosial di sekitar rumahnya
dan jarang berkomunikasi dengan tetangga.
f. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama Islam dan mendapatkan ilmu agama islam pertama kali
dari orang tua pasien. Pasien juga rutin solat 5 waktu dan terkadang mengikuti
pengajian di sekitar rumahnya.
g. Riwayat Psikoseksual
Pasien menyadari dirinya seorang perempuan dan selama ini
berpenampilan dan berperilaku sebagaimana seorang perempuan, dan
memiliki ketertarikan terhadap laki-laki.
h. Riwayat Situasi Hidup Sekarang
Pasien saat ini tinggal bersama ibu kandung, adik, dan anaknya. Pasien
tinggal di rumah layak huni. Sosialisasi dengan tetangga sekitar kurang.
Case Base Discussion PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
6
5. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Pasien dibesarkan oleh ibu dan
ayah pasien. Dalam keluarga pasien, tidak terdapat salah satu anggota keluarga yang
memiliki riwayat keluhan yang sama dengan pasien.
Genogram: Pohon Keluarga
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Gangguan Jiwa
= Meninggal
6. Riwayat Sosial Ekonomi Sekarang
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarga pasien mengandalkan
penghasilan dari suami pasien. Keuangan keluarga pasien tergolong cukup untuk
mencukupi kehidupan sehari-hari.
Case Base Discussion PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
7
7. Taraf Kepercayaan
Alloanamnesis : dapat dipercaya
Autoanamnesis : dapat dipercaya
III. STATUS MENTAL
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 19 Februari 2014 di RSJS Magelang.
1. Gambaran Umum
a. Penampilan
Tampak seorang perempuan, sesuai umur, rawat diri baik, berpakaian bersih
b. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
c. Tingkah laku
Hipoaktif
2. Mood dan Afek
a. Mood
Disforik
b. Afek
Depresif
c. Kesesuaian
Appropiate
d. Emosi lain
-
3. Bicara
a. Kualitas dan kuantitas : menurun
b. Gangguan bicara : -
4. Gangguan persepsi
a. Ilusi : -
b. Halusinasi : auditorik
Case Base Discussion PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
8
c. Depersonalisasi : -
d. Derealisasi : -
5. Proses pikir
a. Bentuk pikir : Realistik
b. Arus pikir : Remming
c. Isi pikir : Normal
6. Sensorium dan Kognisi
a. Kesadaran neurologis : Composmentis (GCS 15)
psikiatri : Jernih
b. Orientasi Waktu : baik
Tempat : baik
Situasional : baik
c. Daya ingat Segera : baik
Jangka pendek: baik
Jangka panjang:baik
d. Konsentrasi : menurun
e. Perhatian : sulit ditarik, mudah dicantum
f. Kemampuan baca tulis : baik
g. Kemampuan visuospasial : tidak dilakukan pemeriksaan
h. Pikiran abstrak : baik
7. Pengendalian impuls : baik
8. Tilikan : trueinsight
9. Reliabilitas: Alloanamnesis: dapat dipercaya
Autoanamnesis : dapat dpercaya.
IV. PEMERIKSAAN FISIKA. Status Internus
1. Keadaan umum : Tampak sehat, kesan gizi cukup
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg Case Base Discussion Psikotik
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang9
Nadi : 88x / mnt
Respirasi : 20x / mnt
Suhu : Afebris
4. Kepala ( mata dan THT )
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : Normotia/normotia, sekret -/-
Mulut : Sianosis (-)
Tenggorokan : Faring hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Hidung : Kavum nasi lapang/lapang, sekret -/-
5. Thorax
a. Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak teraba
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS 5-6
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Suara jantung I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
b. Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Vokal fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor kanan=kiri
Auskultasi : Bunyi nafas dasar vesikuler.
6. Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
7. Urogenital : Dalam batas normal
Case Base Discussion PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
10
8. Ekstremitas :
Superior Inferior
Oedem -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral hangat/ hangat hangat/hangat
Cappilary refill test <2detik <2 detik
Deformitas -/- -/-
B. Pemeriksaan Neurologis :
1. Kaku kuduk : Tidak ditemukan
2. Saraf kranialis : Dalam batas normal.
3. Motorik : Dalam batas normal.
Motorik Superior Inferior
Gerakan N/N N/N
Kekuatan 5/5 5/5
Tonus N/N N/N
Trofi E/E E/E
4. Sensorik : Sensibilitas dalam batas normal
5. Refleks fisiologis : +/+
6. Refleks patologis : -/-
V. RESUME
Pasien mendengar suara berisik sejak 2 hari yang lalu. Pasien mendengar suara
berisik seolah-olah seperti di keramaian pada kedua telinganya padahal pasien sedang
berada di kamar dan tidak ada siapa-siapa. Sebelumnya hal tersebut didahului dengan
keluhan pasien tidak bisa tidur. Pasien sudah tidak bisa tidur kurang lebih selama 3
minggu, pasien sering terbangun di malam hari dan tidak dapat tidur kembali. Pasien juga
Case Base Discussion PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
11
sering terlihat bingung, sehingga tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Pasien sehari-
harinya lebih sering di dalam kamar, dan malas beraktivitas bahkan untuk mengurus bayi
pasien juga malas. Nafsu makan pasien berkurang, untuk mandi pasien masih bisa seperti
biasanya 2 kali sehari. Pasien juga mengeluhkan konsentrasi mulai berkurang (tidak
mudengan). 2 hari yang lalu pasien juga pernah berfikir untuk mengakhiri hidup, namun
niatan tersebut diurungkan. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien akhir akhir ini
jadi murung dan tidak mau berbicara, pasien hanya berbicara seperlunya.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan:
a. Tingkah laku: hipoaktif
b. Sikap: kooperatif
c. Mood: disforik
d. Afek: depresif, appropriate
e. Emosi lain:
f. Kuantitas arus pikir: remming
g. Isi Pikir : normal
h. Konsentrasi: kurang
i. Perhatian: sulit ditarik, mudah dicantum
j. Reliabilitas alloanamnesis bisa dipercaya
VI. DIAGNOSIS BANDING
F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
Pedoman Diagnosis Menurut PPDGJ III Kondisi Pada Pasien
a. episode depresi berat yang memenuhi criteria menurut
32.2 tersebut diatas;
b. disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. waham
biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau
malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa
bertanggung jawab atas hal itu. halusinasi auditorik atau
olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau
Terpenuhi
Terpenuhi
Case Base Discussion PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
12
menuduh, atau bau kotoran atau daging busuk. retardasi
psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.
Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan
sebagai serasi atau tidak serasi dengan afek (mood
congruent)
F33.3 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat dengan Gejala
Psikotik
Pedoman diagnosis menurut PPDGJ III Pada pasien iniUntuk diagnosis pasti:
a. kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33) harus
dipenuhi, dan episode sekarang harus memenuhi
criteria untuk episode depresif berat dengan gejala
psikotik (F32.3), dan
b. sekurang-kurangnya dua episode telang berlangsung
masing-masing selama minimal 2 minggu dengan sela
waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang
bermakna
Terpenuhi
Terpenuhi
VIII. DIAGNOSIS MULTIAXIAL
AXIS I : F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
AXIS II : R46.8 Diagnosa Aksis II Tertunda
AXIS III : Tidak ada (none)
AXIS IV : Masalah Keluarga (tekanan dari mertua)
AXIS V : GAF admission: 40-31
IX. PENATALAKSANAAN
A. Non FarmakoterapiEdukasi pasien dan keluarga
Case Base Discussion PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
13
Menjelaskan tentang penyakit pasien kepada pasien dan keluarga, perjalanan
penyakitnya dan prognosisnya
Memberi dorongan atau motivasi kepada pasien agar minum obat secara
teratur.
Menasehati keluarga untuk memberikan dukungan moral kepada pasien.
Menasehati keluarga untuk saling memahami, saling terbuka, dan mencari
jalan keluar secara bersama-sama.
Menasehati keluarga agar jangan selalu membebani semua masalah kepada
pasien
Menasehati keluarga supaya mengawasi pasien untuk minum obat dan
mengantar pasien kontrol
B. Farmakoterapi 1. Anti-depresan
Fluoxetine 1 x 10 mg (tiap pagi)
Fluoxetine merupakan anggota SSRI pertama yang diakui FDA untuk
pengobatan depresi. Seperti SSRI lain, obat ini bekerja dengan menghambat
reuptake serotonin (5-HT1A, 5-HT2C, dan 5-HT3C) ke dalam pre-sinap saraf
terminal. Sehingga akan terjadi peningkatan neurotransmisi oleh serotonin
kemudian menimbulkan efek antidepresan.
Adapun keistimewaan fluoxetine dibanding antidepresan lainnya adalah
obat ini boleh diberikan pada usia lanjut, di atas 65 tahun.
Untuk pemberian awal, biasanya dosis fluoxetine dimulai 20 mg per hari pada
pagi hari.Selanjutnya, dosis lazim untuk mengatasi depresi berkisar 20-40 mg per
hari, karena berpotensi untuk aktivasi SSP awal pada pengobatan.Sementara itu,
dosis awal yang bisa diberikan pada pasien tua adalah 10 mg per hari.Kemudian
dititrasi menjadi 20 mg atau lebih per hari. Karena fluoxetine memiliki waktu
paruh 2-4 hari dan zat aktifnya, norfluoxetine, memiliki waktu paruh 7-9 hari, jadi
sangat beralasan menunggu hingga 4 minggu antara titrasi dosis.
Efek samping yang paling umum dijumpai pada pemakaian fluoxetine
adalah agitasi, insomnia, dan neuromuscular restlessness mirip akathisia.Ini
mungkin karena kurang selektifnya fluoxetine terhadap reseptor norepinefrin dan Case Base Discussion Psikotik
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang14
serotonin-2C (5-HT2C).Tapi untungnya, efek samping ini biasa berlangsung
singkat dan bisa membaik dengan pengurangan dosis.Pemberian temporer
bersama dengan penghambat beta adrenergik atau benzodiazepine kerja panjang
juga bisa mengurangi efek samping yang timbul.
X. PROGNOSIS
Faktor Resiko Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga (-)
Dukungan keluarga dan lingkungan (+)
Status sosial ekonomi: cukup
Stressor: (+):
Onset usia : 14 tahun
Perjalanan penyakit: Akut
Jenis penyakit: Gangguan depresi
Penyakit organik: (-)
Regresi: (-)
Respon terapi (obat-obatan)
Kepatuhan minum obat (+)
Baik
Baik
Baik
Baik
Buruk
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Prognosis
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Fungsionum : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
Case Base Discussion PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan dan Sadock. Sinopsis Psikiatri jilid 2, Ilmu Pengetahuan dan Psikiatri Klinis.
Edisi Ketujuh. Jakarta : Binarupa Aksara. 2010.
2. Maslim R. Panduan Praktis, Penggunaan Kliis Obat Psikotropik. Cetakan III. PT Nuh
Jaya. Jakarta. 2007. H : 23-30.
3. Muslim R. Diagnosis Gangguan jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK UNIKA Atma Jaya. Jakarta. 2003.
Case Base Discussion PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
16