37
CASE BASED DISCUSSION Non Psikotik Pembimbing: dr. Nur Dwi Esthi, Sp.KJ Di Susun Oleh : Alvian Reza Andika Widyatama Angelika Ayu Rahmi M. Bathin Bonia Elsha H. Putri M. Rifki Maulana Neysa Glenda Preciosa Sara Vigorousty Loppies 1

Cbd Non Psikotik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

case based discussion pasien non psikotik. RSJS Magelang - Universitas Trisakti

Citation preview

Page 1: Cbd Non Psikotik

CASE BASED DISCUSSIONNon Psikotik

Pembimbing:

dr. Nur Dwi Esthi, Sp.KJ

Di Susun Oleh :

Alvian Reza

Andika Widyatama

Angelika

Ayu Rahmi M.

Bathin Bonia

Elsha H. Putri

M. Rifki Maulana

Neysa Glenda Preciosa

Sara Vigorousty Loppies

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG

PERIODE 12 JANUARI – 6 FEBRUARI 2015

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

1

Page 2: Cbd Non Psikotik

STATUS PASIEN PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. IS

Usia : 34 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jalan Kesatrian Kulon, Magelang

Suku : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Tidak Bekerja

Status Pernikahan : Belum Menikah

Tanggal Pemeriksaan : 26 Januari 2015

II. ANAMNESIS RIWAYAT PSIKIATRI

Didapat dari data auto anamnesis pada tanggal 26 Januari 2015 di Bangsal P5 dan

alloanamnesis dari keluarga pada tanggal 28 Januari 2015 di rumah pasien:

Identitas Keluarga

Nama

Usia

Jenis Kelamin

Alamat

Suku

Agama

Pekerjaan

Status Pernikahan

Hubungan

Ny. R

64 tahun

Perempuan

Jalan Kesatrian Kulon,

Magelang

Jawa

Islam

Ibu Rumah Tangga

Menikah

Ibu Kandung

A. Keluhan Utama

Merasa kepala nyeri seperti ditekan dan berbunyi “dung dung” sejak 4 bulan sebelum

masuk Rumah Sakit

2

Page 3: Cbd Non Psikotik

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Allo-anamnesis

Menurut ibu, sejak 4 bulan lalu, penderita mengeluh sakit kepala sampai merintih

kesakitan. Kemudian dibawa ke RSU Tidar, diperiksa oleh dokter saraf dan di CT Scan.

Hasilnya tidak ada kelainan, namun penderita tidak percaya. Sempat berobat ke ahli

spiritual yang mengatakan penderita kerasukan arwah tertentu, namun tidak membaik.

Kemudian kontrol ke puskesmas dan diberikan rujukan untuk berobat di RSJS

Magelang. Di RSJS berobat jalan, penderita didiagnosis depresi.

Sejak penderita usia 17 tahun mulai sulit untuk diajak berkomunikasi, menjadi

lebih senang untuk menyendiri dan apabila ada keinginan yang tidak terpenuhi

penderita menjadi marah. Beberapa kali bertengkar karena keinginannya tidak tercapai.

Penderita sejak kecil sering bertengkar dengan adiknya yang ke empat hanya

karena hal kecil. Kondisi ini berlanjut hingga masa dewasa. Tepat 4 bulan SMRS,

sebelum berobat ke RSU Tidar, penderita sempat bertengkar hebat dengan adiknya

sampai berhasil memukul adiknya. Setelah itu, menurut ibu, pasien merasa ketakutan

akan dibalas oleh adiknya sehingga memilih menghindar.

Penderita sejak 1 tahun SMRS penderita sering merasa curiga kepada orang lain,

setiap orang lain jalan melewati penderita merasa seperti orang tersebut mengawasinya.

Sehingga hal tersebut sering mengganggu dan membuatnya menjadi marah. Karena

merasa diawasi, penderita memilih untuk pindah kamar, dimana letak kamar itu diluar

dari rumahnya. Dan di kamar tersebut, pasien mengurung diri.

Auto-anamnesis

Penderita datang, diantar ibunya ke RS dengan keluhan kepala terasa nyeri seperti

ditekan dan merasa bunyi “dung dung” di kepala. Keluhan sudah dirasakan sejak 4 bulan

lalu. Penderita sudah berobat ke spesialis saraf sebelumnya dan dilakukan pemeriksaan

CT Scan kepala dan didapatkan hasil normal namun pasien masih sulit sekali percaya

terhadap hasil yang normal itu. Penderita merasa bingung apakah ia sakit fisik atau sakit

jiwa. Penderita juga mengeluhkan adanya nyeri di lutut kanan sehingga ia berjalan

pincang. Lututnya kemudian juga diperiksakan dengan menjalani pemeriksaan rontgen

lutut dan hasilnya normal. Dengan alasan yang sama, pasien tidak bisa percaya hasil dan

tetap mengatakan bahwa kenyataannya kakinya sakit. Karena memikirkan sakit kepalanya

itu, pasien mengeluhkan sulit tidur dan pasien baru merasa mengantuk pukul 02.00 WIB

3

Page 4: Cbd Non Psikotik

dan menurut pasien, ia seperti orang stres yang susah tidur. Selain itu, pasien merasa

sering kurang konsentrasi, pasien juga merasa minder, pasien juga mengeluh adanya

gangguan nafsu makan, makan hanya sedikit. Pasien juga malas melakukan kegiatan

apapun dan lebih memilih menyendiri. Pasien merasa tidak ada dorongan melakukan

aktivitas. Namun pasien menyangkal adanya ide untuk bunuh diri.

Pasien menyangkal adanya gejala halusinasi seperti mendengar suara-suara yang

tidak ada sumbernya, atau dalam bentuk pengelihatan, dan bentuk lain juga disangkal.

Saat ini pasien merasa dirinya sakit, namun ia bingung apakah ini sakit jiwa atau sakit

fisik.

Penderita merasa keluhannya muncul semakin mengganggu saat bertemu dengan

adiknya di rumah. Penderita merasa minder dan marah kemudian menyebabkan penderita

makin kesakitan. Saat merasa kesakitan kemudian pasien suka keluar rumah untuk

menghindari adiknya tersebut.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

a. Riwayat Psikiatri

Penderita pernah berobat jalan ke RSJS dan di diagnosis dengan depresi. Pasien

mendapatkan pengobatan selama rawat jalan dan diminta kontrol. Karena pasien

merasa pengobatan tersebut tidak ada efeknya, pasien kemudian menghentikan

pengobatan tersebut.

b. Medis umum

Riwayat trauma kepala (-), kejang (-), tekanan darah tinggi (-), DM (-), asma (-)

disangkal.

c. NAPZA dan merokok

Napza : disangkal

Alkohol : disangkal

Rokok : 1 hari setengah bungkus

Grafik perjalanan penyakit

4

Page 5: Cbd Non Psikotik

Status Mental

Fungsi peran

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

a. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Penderita merupakan anak ke-3 dari 5 bersaudara kandung. Pasien lahir secara

normal, ditolong oleh dukun beranak. Bayi langsung menangis, namun ibu lupa

mengenai berat badan lahir dan panjang badannya

b. Riwayat masa anak-anak awal (0-3 tahun)

Tumbuh kembang pasien sesuai dengan usianya, tidak ada gangguan dalam proses

tumbuh kembang.

c. Riwayat masa anak-anak tengah (3-11 tahun)

Pada masa ini pasien tumbuh dan berkembang seperti anak seusianya. Penderita

termasuk anak yang aktif, dapat bergaul dan bermain dengan teman-teman sebayanya.

Penderita lulus SD sampai tamat kelas 6, tidak pernah tinggal kelas, melanjutkan ke

SMP tapi hanya sampai kelas 2 karena kondisi ekonomi keluarga. Penderita memiliki

prestasi yang biasa-biasa saja.

d. Riwayat masa anak-anak akhir (11-18 tahun)

Penderita mulai suka menyendiri, dan tidak suka berkomunikasi dengan teman,

tetangga dan keluarga. Penderita jarang bercerita mengenai masalah pribadi. Jika

memiliki masalah penderita lebih memilih untuk menyendiri. Penderita menjadi lebih

mudah marah dan pendendam. Sering bertengkar dengan adiknya yang ke empat.

Masalah saat bertengkar hanyalah masalah sepele, namun bisa menyebabkan

pertengkaran hebat.

5

20152014

Page 6: Cbd Non Psikotik

e. Riwayat masa dewasa

a) Riwayat keagamaan

Penderita beragama Islam, namun tidak rajin solat dan mengaji sejak penderita

mengeluhkan sakit.

b) Riwayat pendidikan

Penderita berpendidikan SD. Pasien termasuk anak yang dapat mengikuti

pelajaran sehingga prestasinya cukup baik. Sekolah hingga kelas 2 SMP dan

berhenti karena kurang biaya.

c) Riwayat pekerjaan

Penderita tidak pernah bekerja semenjak putus sekolah.

d) Riwayat pernikahan

Penderita belum menikah.

e) Riwayat aktivitas sosial

Penderita tidak suka mengikuti kegiatan di kampungnya.

f) Riwayat hukum

Penderita tidak pernah melakukan pelanggaran hukum.

E. Riwayat keluarga

Penderita merupakan anak ke-3 dari 5 bersaudara kandung, tinggal di Magelang

bersama ayah, ibu, dan adik-adiknya dirumah. Tidak ada anggota keluarga lain yang

menderita gangguan jiwa. Penderita mengaku dibesuk 1 minggu sekali. Perekonomian

penderita termasuk ekonomi menengah kebawah.

Pasien memiliki masalah pribadi dengan adik pasien yang ke 4, menurut ibu, mereka

sering bertengkar dengan sebab yang tidak penting, misal hanya karena masalah

memarkir motor saja. Pasien memiliki sifat pendendam. Sebelum masuk rumah sakit,

pasien sempat bertengkar hebat dengan adiknya hingga berhasil memukul adiknya itu.

Karena takut dibalas, pasien lebih sering menyendiri di kamar yang ia buat sendiri di luar

rumahnya. Jika bertemu adiknya ia merasa cemas dan memilih untuk keluar rumah

dengan tujuan yang tidak jelas.

6

Page 7: Cbd Non Psikotik

Genogram :

Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

: pasien

------ : tinggal serumah

F. Taraf Kepercayaan

Alloanamnesis : Dapat Dipercaya

Autoanamnesis : Dapat Dipercaya

III. STATUS MENTAL

Pemeriksaan dilakukan di Bangsal P5 Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo Magelang

pada tanggal 26 Januari 2015

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Tampak seorang laki-laki, wajah terlihat sesuai umur, rawat diri kurang, cara

berpakaian kurang rapi, kebersihan diri cukup. Kesan gizi baik

2. Kesadaran

a. Neurologik : Compos Mentis

b. Psikologik : Jernih

c. Sosial : Terganggu

3. Pembicaraan

Kualitas : Spontan, Normal

Kuantitas : Normal

7

Page 8: Cbd Non Psikotik

4. Tingkah laku : Normoaktif

5. Sikap : Kooperatif

6. Kontak Psikis : Mudah ditarik, mudah dicantum perhatiannya.

B. Alam Perasaan

1. Mood : Disforik

2. Afek : Apropiate

C. Gangguan Persepsi

1. Ilusi : tidak ada

2. Halusinasi : tidak ada

3. Depersonalisasi : tidak ada

4. Derealisasi : tidak ada

D. Proses Pikir

1. Isi pikir :

Preokupasi Memikirkan apakah sakitnya berbahaya atau tidak

2. Arus Pikir

a. Kuantitas : normal

b. Kualitas : koheren

3. Bentuk Pikir : non-realistik

E. Sensorium dan Kognitif

1. Tingkat kesadaran : Jernih

2. Orientasi Waktu : Baik

Tempat : Baik

Personal : Baik

Situasional : Baik

3. Pengetahuan umum : Baik

4. Daya ingat jangka panjang : Baik

5. Daya ingat jangka pendek : Baik

6. Daya ingat segera : Baik

7. Konsentrasi : Baik

8. Perhatian : Baik

9. Kemampuan baca tulis : Baik

10. Pikiran abstrak : Baik

11. Kemampuan visuospasial : Baik

8

Page 9: Cbd Non Psikotik

12. Daya nilai sosial : Baik

F. Pengendalian Impuls

Pengendalian diri selama pemeriksaan : Baik

Respon penderita terhadap pemeriksa : Baik

G. Tilikan

Intelectual insight

IV. PEMERIKSAAN FISIKA. Status Internus

1. Keadaan umum : Tampak sakit ringan, kesan gizi cukup

2. Kesadaran : Compos Mentis

3. Tanda vital

Tekanan darah : 130/70mmHg

Nadi : 68 x/menit

Respirasi : 18 x/menit

Suhu : Afebris

4. Kepala ( mata dan THT )

Kepala : Normocephali

Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Hidung : Kavum nasi lapang/lapang, sekret -/-

Telinga : Normotia/normotia, sekret -/-

Mulut : Sianosis (-)

Tenggorokan : Faring hiperemis (-)

Leher : Pembesaran KGB (-)

5. Thorax

a. Jantung

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS 4

Auskultasi : Suara jantung I/II reguler, murmur (-), gallop (-)

b. Paru

Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris

9

Page 10: Cbd Non Psikotik

Palpasi : Vokal fremitus kanan=kiri

Perkusi : Sonor kanan=kiri

Auskultasi : Bunyi nafas dasar vesikuler

6. Abdomen

Inspeksi : Perut tampak datar

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)

Perkusi : Timpani

7. Urogenital : Dalam batas normal

8. Ekstremitas :

Superior Inferior

Oedem -/- -/-

Sianosis -/- -/-

Akral hangat/ hangat hangat/hangat

Cappilary refill test <2detik <2 detik

Deformitas -/- -/-

B. Pemeriksaan Neurologis :

1. Kaku kuduk : Tidak ditemukan

2. Saraf kranialis I - XII : Tidak ada penemuan bermakna

3. Motorik :

Motorik Superior Inferior

Gerakan N/N N/N

Kekuatan 5/5 5/5

Tonus N/N N/N

Trofi E/E E/E

4. Sensorik : Tidak dilakukan pemeriksaan10

Page 11: Cbd Non Psikotik

5. Refleks fisiologis : ++/++

6. Refleks patologis : - /-

V. RESUME

Pasien laki-laki, usia 34 tahun datang dnegan alasan kepala nyeri dan berbunyi

“dung-dung”. Selain itu penderitra juga mengeluh nyeri lutut kanan, penderita merasa

khawatir apakah sedang sakit fisik atau sakit jiwa. Penderita sudah memeriksakan

kondisi fisik nya dan semua hasil pemeriksaan fisik dan penunjang tidak menunjukan

kelainan. Gejala seperti halusinasi, ilusi di sangkal. Pasien mengeluhkan sulit tidur

dan pasien baru merasa mengantuk pukul 02.00 WIB dan menurut pasien, ia seperti

orang stres yang susah tidur. Selain itu, pasien merasa sering kurang konsentrasi,

pasien juga merasa minder, pasien juga mengeluh adanya gangguan nafsu makan,

makan hanya sedikit. Pasien juga malas melakukan kegiatan apapun dan lebih

memilih menyendiri. Pasien merasa tidak ada dorongan melakukan aktivitas. Namun

pasien menyangkal adanya ide untuk bunuh diri.

Berdasarkan pemeriksaan status mental pada tanggal 26 Januari 2015

ditemukan kualitas dan kuantitas pembicaraan normal, tingkah laku normoaktif, sikap

kooperatif, mood euthym, afek disforik, gangguan persepsi tidak ada, isi pikir

preokupasi ada, bentuk pikir realistik dengan tilikan intelectual insight.

Sindrom yang ditemukan :

Sindrom Depresi

- Afek Disforik

- Malas beraktivitas seperti tidak ada dorongan

- Gangguan tidur, gangguan makan

- Sulit konsentrasi

- Harga diri rendah

VI. DIAGNOSIS BANDING11

Page 12: Cbd Non Psikotik

F32.11 Episode Depresif Sedang Dengan Gejala Somatik

Pedoman diagnostik menurut PPDGJ III Pada pasien ini

a) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama

depresi seperti pada episode depresi ringan (F30.0).

b) Ditambah sekurang-kuragnya 3 (dan sebaiknya 4) dari

gejala lainnya.

c) Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar

2 minggu.

d) Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan

sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga.

Terpenuhi

Terpenuhi

Terpenuhi

Terpenuhi

F 45.0 Gangguan Somatisasi

Pedoman diagnostik menurut PPDGJ III Pada pasien ini

Diagnosis Pasti memerlukan semua hal berikut:

a) Adanya banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-

macam yang tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya

kelainan fisik yang sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun.

b) Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari

beberapa dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang

dapat menjelaskan keluhan-keluhannya.

c) Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan

keluarga yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya

dan dampak dari perilakunya.

Tidak Terpenuhi

Terpenuhi

Terpenuhi

VII. DIAGNOSIS MULTIAXIAL

AKSIS I : F32.11 Episode Depresif Sedang dengan gejala somatik

AKSIS II : F60.0 Gangguan Kepribadian Paranoid

AKSIS III : Tidak ada diagnosis

AKSIS IV : Masalah dengan keluarga : Siblings rivalry

AKSIS V : GAF admission: 80 - 71

VIII. DAFTAR MASALAH

12

Page 13: Cbd Non Psikotik

Masalah Deskripsi

Organobiologi Gangguan aktivitas Serotonin, Dopamin, Norepinefrin

Psikologis Bertengkar dengan adiknya.

Sosial Aktivitas sosial sedikit, cenderung menarik diri.

IX. PENATALAKSANAANA. Non Farmakoterapi

Psikoterapi Suportif

Merupakan terapi yang paling penting. Membantu membuka pola pikir

penderita untuk dapat menerima kenyataan dan dapat mencari solusi apabila ada

masalah di masa datang. Memotivasi dan memberi dukungan sehingga penderita

dapat berfungsi fisik dan sosial secara optimal dan memotivasi penderita untuk

mengkonsumsi obat secara teratur.

Terapi keluarga

Memberikan bimbingan kepada keluarga agar selalu berperan aktif dalam

setiap proses penatalaksanaan penderita. Memberi penjelasan kepada keluarga

tentang pentingnya peranan obat untuk kesembuhan penderita sehingga keluarga

perlu mengingatkan dan mengawasi pasien untuk minum obat secara teratur. Efek

samping obat juga diberitahu kepada keluarga. Memberikan motivasi kepada

keluarga untuk bersama-sama membantu penderita pulih dengan menghargai

pasien sebagai seorang individu.

Occupational Therapy

Pasien dibimbing untuk tetap melakukan aktivitas sehari-hari, baik untuk

diri sendiri dan untuk mengembalikan peran sosialnya. Terapi ini cukup baik

untuk meningkatkan kembali kepercayaan diri pasien. Diharapkan fungsi sosial

dapat kembali normal seperti biasanya.

B. Farmakoterapi

13

Page 14: Cbd Non Psikotik

Fluoxetine Tab 1 x 10mg

Fluoxetin merupakan obat anti depresan golongan SSRI (Serotonin

selective reuptake inhibitor). Fluoxetin merupakan obat golongan SSRI yang

paling luas digunakan karena obat ini kurang menyebabkan antikolinergik,

hampir tidak menimbulkan sedasi, dan cukup diberikan satu kali sehari.

X. PROGNOSIS

Faktor-faktor Pada pasien Baik Buruk

Riwayat gangguan sebelumnya

Status pernikahan

Dukungan keluarga

Status ekonomi

Stressor

Kepribadian premorbid

Onset usia >30 tahun

Jenis penyakit

Perjalanan penyakit

Respon terapi

Kepatuhan minum obat

Tidak ada

Belum Menikah

Baik

Menengah Kebawah

(+) dendam kepada adik

Paranoid

Tidak

Episode Depresi

Kronis

Baik

Baik

Ad Vitam : Ad Bonam

Ad Fungsionum : Dubia ad Bonam

Ad Sanationam : Dubia ad Bonam

14

Page 15: Cbd Non Psikotik

TINJAUAN PUSTAKA

DEPRESI

LATAR BELAKANG

Depresi biasanya terjadi saat stress yang dialami seseorang tidak kunjung reda, atau

dapat pula berkorelasi dengan kejadian dramatis yang baru terjadi atau menimpa seseorang.

Depresi adalah masalah yang bisa dialami oleh siapapun di dunia ini.

Banyak orang yang enggan mengaku mengalami depresi karena khawatir dianggap

sakit jiwa. Padahal, depresi sebagai gangguan mental yang paling banyak menimbulkan

beban disabilitas, meningkatkan morbiditas, mortalitas & risiko bunuh-diri, serta bisa

berdampak menurunkan kualitas hidup pasien dan seluruh keluarganya. Berdasarkan studi

Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), gangguan mental menempati

urutan keempat penyebab disabilitas pada 2000.

Setiap tahap perubahan dalam perjalanan hidup manusia senantiasa mendatangkan

perasaan tegang atau stres dalam jiwa manusia. Isi perasaan tegang itu tidak saja rasa gembira

karena mendapatkan suatu keadaan atau benda yang sejak lama telah diidamkan atau yang

sama sekali tidak dinyana, baik yang menggembirakan atau sebaliknya.

Perasaan tegang juga timbul karena kecewa mengalami situasi yang sama sekali tak

diduga dan tak diharapkan terjadi dalam hidupnya. Perasaan gembira dan sedih tertekan

(depresif) merupakan ketegangan jiwa yang sama dampaknya menjadikan jiwa manusia

bergolak gelombang tidak tenteram seperti sebelumnya satu sampai tiga bulan menurut para

ahli.

Secara perlahan pergolakan gelombang rasa suka dan duka itu bergulir mulai

gelombang kecil sederhana sampai membesar kemudian melandai dan akhirnya mendatar

kembali mencapai ketenangan.

15

Page 16: Cbd Non Psikotik

DEFENISI

Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan

alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan

nafsu makan, psokomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya

serta gagasan bunuh diri.

EPIDEMIOLOGI

Gejala depresi memang sering tidak terasa dan tidak diketahui. Bahkan, lebih dari 30

persen kasus depresi di tempat praktik dokter tidak terdeteksi. Karena, gejala utama depresi

seperti perasaan depresif (murung, sedih), hilangnya minat/gairah, dan rasa lemas pernah

terjadi pada siapa pun.

Depresi merupakan gangguan mental yang paling banyak menimbulkan beban

distabilitas, meningkatkan morbiditas, mortalitas, dan risiko bunuh diri. Berdasarkan studi

Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), gangguan mental menempati

urutan keempat penyebab disabilitas pada tahun 2000.

Diperkirakan, 121 juta manusia di muka bumi ini menderita depresi. Ironisnya,

mereka yang menderita depresi berada dalam usia produktif, yakni cenderung terjadi pada

usia kurang dari 45 tahun.

Tidak mengherankan, bila diperkirakan 60 persen dari seluruh kejadian bunuh diri

terkait dengan depresi (termasuk skizofrenia). Depresi juga berdampak pada penurunan

kualitas hidup pasien dan seluruh keluarganya.

ETIOLOGI

Penyebab gangguan neurosa depresi tidak diketahui dengan pasti. Etiologi secara

hipotetis diperbincangkan antara lain karena faktor gangguan biologik (termasuk faktor

genetik) dan faktor psiko-sosial.

16

Page 17: Cbd Non Psikotik

Faktor Biologik

Diduga kuat bahwa norepinephrine dan serotonin adalah dua jenis neurotransmitter

yang bertanggung jawab mengendalikan patofisiologi ganguan alam perasaan pada manusia.

Pada binatang percobaan. Pemberian antidepresan dalam waktu sekurang kurangnya dua

sampai tiga minggu, berkaitan dengan melambatnya penurunan sensitifitas pada receptor post

synaptic beta adrenergic dan 5HT2.

Temuan terakhir penelitian biogenic amine menunjukkan dukungan terhadap hipotesa

bahwa pada gangguan alam perasaan (mood) pada umumnya, khususnya episode depresif

terjadi kekacauan regulasi norepinephrine dan serotonin dijaringan otak yang dapat dikoreksi

oleh zat antidepressant dalam jangka waktu dua sampai tiga minggu.

Masalah genetik

Didapatkan fakta bahwa gangguan alam perasaan (mood) baik tipe bipolar (adanya

episode manik dan depresi) dan tipe unipolar (hanya depresi saja) memiliki kecenderungan

menurun kepada generasinya, berdasar etiologi biologik.

Psikososial

Peristiwa traumatik kehidupan dan lingkungan sosial dengan suasana yang

menegangkan dapat menjadi kausa gangguan neurosa depresi. Sejumlah data yang kuat

menunjukkan kehilangan orangtua sebelum usia 11 tahun dan kehilangan pasangan hidup

harmoni dapat memacu serangan awal gangguan neurosa depresi.

GAMBARAN KLINIK

Gejala utama (pada derajat ringan, sedang dan berat):

afek depresif

kehilngan minat dan kegembiraan, dan

berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah

yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

Gejala lainnya:17

Page 18: Cbd Non Psikotik

Tidur terganggu

Nafsu makan berkurang

Konsentrasi dan perhatian berkurang

Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

Gagasan tentaang rasa bersalah dan tidak berguna

Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-

kurangnya dua minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat

dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.

DIAGNOSIS

Berdasarkan PPDGJ III, Pedoman Diagnostik Episode Depresif Ringan terdiri dari :

F32.0 Episode Depresif Ringan

Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi ditambah sekurang-

kurangnya 2 dari gejala lainnya

tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya lamanya seluruh episode berlangsung

sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu

hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya

F32.1 Episode Depresif Sedang

Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episode

depresif ringan ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya.

Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu

menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan

rumah tangga.

18

Page 19: Cbd Non Psikotik

F32.2 Episode Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik

Semua 3 gejala utama depresi harus ada ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala

lainnya dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat.

Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok,

maka pasien mungkibn tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak

gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian penilaian secara menyeluruh terhadap

episode depresif berat masih dapat dibenarkan.

Episode depresif biasanya haarus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan

tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk

menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu

Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau

urusan rumah tangga kecuali paada taraf yang sangat terbatas.

F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik

Episode depresif berat yang memenuhi kriteria menurut F.32 tersebut disertai waham,

halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan

atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu.

F 32.8 Episode Depresif Lainnya

F 32.9 Episode Depresif YTT

F 33. Gangguan Depresif Berulang

Gangguan ini tersifat dengan episode berulang dari :

1. Episode depresi ringan (F32.0)

2. Episode depresi sedang (F32.1)

3. Episode depresi berat (F32.3)

Episode masing-masing rata-rata lamanya sekitar 6 bulan. Akan tetapi frekuensinya

lebih jarang dibandingkan dengan gangguan bipolar.Tanpa riwayat adanya episode tersendiri

dari peninggian afek dan hiperaktivitas yang memenuhi kriteria mania (F30.1 dan F30.2).

19

Page 20: Cbd Non Psikotik

Namun kategori ini tetap harus digunakan jika ternyata ada episode singkat dari peninggian

afek dan hiperaktiviats ringan yang memenuhi kriteria hipomania (F30.0), segera sesudah

suatu episode depresif (kadang-kadang tampaknya dicetuskan oleh tindakan pengobatan

depresi).

Pemulihan keadaan biasanya sempurna di antara episode, namun sebagian kecil

pasien mungkn mendapat depresi yang akhirnya menetap, teruatam pada usia lanjut (untuk

keadaan ini, kategori ini harus tetap digunakan).

Episode masing-masing, dalam berbagai tingkat keparahan seringkali dicetuskan oleh

perisitiwa kehidupan yang penuh stres atau trauma mental lain (adanya stres tidak essensial

untuk penegakan diagnosis).

DIAGNOSIS BANDING

Dalam diagnosis banding bisa dipertimbangkan sindrom mental organik dan

kesedihan (berkabung) bila cocok dengan situasi penderita. Gejala-gejala fisiologik dari

keadaan sedih dan depresi dapat saja sama, tetapi hilangnya rasa percaya diri, perasaan

bersalah, dan membenci diri sendiri mengisyaratkan depresi, terutama bila gejala-gejala ini

menetap lebih dari sebulan.

Sikap pesimis merupakan ciri diagnostik yang dapat membantu dalam membedakan

kesedihan dengan depresi. Ide-ide bunuh diri juga mengarah pada depresi.

Pertanyaan mengenai keinginan bunuh diri perlu dikeluarkan selama wawancara

secara terbuka dan langsung. Penderita yang berisiko tinggi bunuh diri adalah pecandu

alkohol, jenis kelamin pria, mereka yang hidup sendiri, mereka yang mempunyai suatu

rencana bunuh diri yang spesifik, dan orang-orang tua.

Perlu diketahui bahwa kebanyakan korban bunuh diri yang berhasil telah

berkonsultasi dengan dokter (tidak mesti karena depresinya) sebelum kematiannya. Dalam

membedakan depresi dengan perasaan berkabung, maka waktu dan gejala-gejala dapat

membantu.

Proses berkabung yang berlangsung lebih dari 6 bulan mengisyaratkan adanya

penyakit sekunder. Dua petunjuk dari rasa kehilangan yang berlarut-larut adalah hilangnya

20

Page 21: Cbd Non Psikotik

ini. Kestabilan emosional bila orang yang dikasihi disebut-sebut, dan yang berduka merasa

bahwa orang yang dicintai tersebut masih ada.

Baik delirium maupun demensia sulit dibedakan dari depresi. Membedakan delirium

dengan dmenesia adalah penting untuk penatalaksanaan penderita. Pada delirium, terjadi

perkabutan kesadaran dengan berkurangnya kapasitas untuk memusatkan dan

mempertahankan perhatian terhadap rangsang, biasanya disertai disorientasi.

Gambaran klinis ini timbul dalam waktu singkat. Pada demensia, terjadi penurunan

fungsi yang tidak nyata. Penyebab psudodemensia yang paling sering adalah depresi: pasien

yang depresi dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan, sementara penderita

yang benar-benar mengalami demensia tidak akan dapat menjawab. Pada depresi juga terjadi

perubahan mendadak, citra diri yang buruk, menarik diri, dan apatis.

Penggunaan kuesioner tentang kesehatan secara umum atau inventaris depresi Beck

(keduanya dapat memberi kesimpulan sendiri) dapat membantu spesialis dalam diagnosis

banding kasus-kasus yang sulit. Akhir-akhir ini telah digunakan tes penekanan dengan

deksametason untuk membantu diagnosis.

Tes ini merupakan suatu teknik riset, namun kesulitan interpretasi timbul pada kasus

alkoholik dan obesitas. Selain itu, tes ini juga tidak spesifik untuk depresi; hampir separuh

dari penderita dengan depresi endogen gagal dalam menjalani tes penekanan

PENATALAKSANAAN

Psikoterapi adalah pilihan utama dalam pengobatan depresi. Selain itu pengobatan

dengan psikofarmako dengan mengutamakan antidepresan, terutama yang mengandung agen

serotonergik seperti sertraline (zoloft 50 mg/hari).

Beberapa pasien memberikan respon yang cukup bagus dengan pemberian obat

psikostimulan dalam dosis kecil seperti amfetamin 5-15 mg/ hari. Dalam semua kasus harus

ada kombinasi kedua hal tadi.

Pengobatan lainnya adalah dengan ECT digunakan pada depresi berat, terutama pada

penderita psikotik, mengancam melakukan bunuh diri dan penderita yang tidak mau makan.

Obat-obatan yang juga bisa digunakan:

21

Page 22: Cbd Non Psikotik

Anti depresi Trisiklik

Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs)

Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs)

Psikostimulan

PROGNOSIS

Semakin cepat masalah diidentifikasi dan diberikan pengobatan, depresi memiliki prognosis

yang baik. Apabila lingkungan sangat mendukung, penderita bisa sembuh sempurna. Jika

tidak diobati, depresi bisa berlangsung sampai 6 bulan atau lebih. Sebagian besar penderita

menglami episode depresi berulang, sekitaar 4-5 kali sepanjang hidupnya.

22

Page 23: Cbd Non Psikotik

LAMPIRAN FOTO

23

Page 24: Cbd Non Psikotik

24

Page 25: Cbd Non Psikotik

25

Page 26: Cbd Non Psikotik

DAFTAR PUSTAKA

1. Maramis, W.S. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Presss : Surabaya.

1994.

2. Kaplan,I. H. and Sadock,J. B. Sinopsis Psikiatri Ilmu Perilaku Psikiatri Klinis, Edisi

Ketujuh. Binarupa Aksara Publisher: Jakarta. 2010.

3. Hawari, D. Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Dana Bhakti Prima Yasa:

Yogyakarta. 1997.

4. Beck, C. M., Rawlins, R. P., and Williams, S. R. Mental Health Psychiatric Nursing A

Holistic, Life Cycle Approach. The CV. Mosby Company: ST.Louis. 2002.

5. Setiabudi, T. Catatan Psikiatri. Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti: Jakarta. 2007.

26

Page 27: Cbd Non Psikotik

6. American Psychiatric Association. Diagnosis dan Statistical Manual of Mental disorders

(DSM IV TM). American Psychological Association (APA): Washington DC. 1996.

27