38
Buku Panduan Pengelolaan Sampah Anorganik Oleh: Lembaga Advoksi Green Aceh Community A. Pengetahuan Bahan Baku PET dan PP untuk dicacah: Praktek Lapangan Pencacahan Bahan Baku. B. Membuat Produk Lain Selain PET dan PP sebagai Produk Tambahan (kardus): Praktek Lapangan Pencacahan Bahan Baku. C. Mengevaluasi Hasil Produk PET dan PP sebagai contoh untuk Penguatan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan: Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL).

Buku Panduan Pengolahan Sampah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Modul Pengelolaan Sampah

Citation preview

Buku PanduanPengelolaan Sampah Anorganik

Oleh: Lembaga Advoksi Green Aceh CommunityA. Pengetahuan Bahan Baku PET dan PP untuk dicacah: Praktek Lapangan Pencacahan Bahan Baku.

B. Membuat Produk Lain Selain PET dan PP sebagai Produk Tambahan (kardus): Praktek Lapangan Pencacahan Bahan Baku.C. Mengevaluasi Hasil Produk PET dan PP sebagai contoh untuk Penguatan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan: Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL).LATAR BELAKANG Sampah sebagai hasil buangan cair kegiatan produksi dan konsumsi manusia baik dalam bentuk padat, cair, maupun gas merupakan sumber pencernaan lingkungan hidup yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Permasalahan dalam penangan sampah terjadi karena ketidakseimbangan antara produksi dengan kemampuan dalam pengelolaannya, volume sampah terus meningkat sejalan dalam pertambahan penduduk, perubahan kualitas hidup dan dinamika kegiatan masyarakat. Sampah yang tidak dikelola inilah penyebab terjadinya gangguan kesehatan karena menjadi sarang penyakit, menjijikan dan menimbulkan bau yang tidak sedap, banjir, pencemaran tanah, air dan berkurangnya nilai kebersihan serta keindahan lingkungan.Disisi yang lain sebenarnya sampah dapat memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat, terutama pemulung melalui proses daur ulang (re-cycle) karena sampah diolah menjadi barang yang berguna.

Besar manfaat tersebut juga sangat tergantung pada proses kegiatan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pemerintah dan partisipasi masyarakat.

Buku panduan ini berisi tentang penjelasan mengenai persampahan dan bagaimana memanfaatkannya dengan tepat melalui kegiatan pemilahan hingga penglahan sampah terutama sampah plastic sebagaimana yang termaktub dalam Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah yang menekankan bahwa sampah harus dipilah.

Panduan ini diharapkan dapat menjadi arahan dasar bagi para pihak yang bergerak dalam usaha pengelolaan sampah khususnya pemulung dan masyarakat secara luas untuk mendukung kegiatan pengelolaan sampah secara terpadu.

Mudah-mudahan panduan ini bermanfaat, terutama dalam mewujudkan pengelolaan sampah secara terpadu dan manfaat eknomi bagi peningkatan pendapatan.Banda Aceh, 5 Mei 2015A. PENDAHULUANPeningkatan jumlah penduduk, sosial ekonomi dan teknologi akan mempengaruhi prilaku/gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat. Perubahan tersebut akan berpengaruh pula pada volume, jenis dayang dan karakteristik sampah yang dihasilkan. Pembangunan yang tidak merata antara pedesaan dan perkotaan inipun akan mempengaruhi pada terkonsentrasinya jumlah penduduk disuatu daerah yaitu perkotaan, dan berakibat terkonsentrasinya sumber dan timbunan sampah di perkotaan.Saat ini pengelolaan sampah sebagian besar kota masih menimbulkan pemaslahan yang sulit dikendalikan. Sampah apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai permasalahan, diantaranya estetika, kesehatan dan potensi bencana lingkungan.Pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh dinas terkait hanya berfokus pada pengumpulan dan pengangkutan ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) tanpa melalui pengolahan tertentu. Kebanyakan TPA bermasalah terhadap lingkungan hidup, misalnya TPA tidak dilapisi oleh lapisan kedap air seperti geotextile, tidak pengolahan air lindi, dan masih diizinkannya praktik open dumping dan open burning.Sehingga menyebabkan banyak permasalahan seperti pencemaran air lindi ke air tanah, bau busuk dan pencemaran udara.Untuk menurunkan timbulan sampah, kini saatnya untuk mempromosikan pemilahan sampah, dengan harapan akan menurunkan masalah sampah seperti telah dikatakan di atas dan juga untuk menurunkan pembuangan sampah ke sungai, danau dan kawasan perairan lainnya; untuk menurunkan pembakaran terbuka; dan menghindari pemulung berada di kawasan TPA; dan menurunkan konsumsi sumber daya alam.Ketika kita akan memulai menerapkan pemilahan sampah, penting untuk memastikan kondisi system daur ulang saat ini dan kita harus memprediksi bagaimana sistem ini akan bekerja ketika volume sampah yang harus diproses meningkat.1. PengertianSampah merupakan material atau sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang sudah tidak kita gunakan lagi setelah berakhirnya suatu proses (habis pakai) Sampah adalah merupakan istilah yang digunakan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya benda-benda yang tidak bergerak.2. Jenis-jenis Sampah

Berdasarkan sumbernya sampah sebagai berikut:1. Sampah alam

2. Sampah manusia

3. Sampah konsumsi

4. Sampah nuklir

5. Sampah industri

6. Sampah pertambangan

Berdasarkan sifatnya sampah terbagi atas:1. Sampah organik dapat diurai (degradable), Contoh: sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.2. Sampah anorganik tidak terurai (undegradable), Contoh: Plastik, kaca, besi dan logam lainnya.

Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:

1. Sampah Padat

2. Sampah Cair

Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas (kegiatan) industry (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur dan konsumsi.a) Sampah AlamSampah yang diproduksi dikehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering dihutan yang terurai menjadi sampah. Diluar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.b) Sampah ManusiaSampah manusia adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses (kotoran) dan urin (air seni). Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri.c) Sampah Konsumsi

Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasiljan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ketempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia untuk mengurangi efek negatifnya sekaligus untuk memanfaatkannya menjadi sumber ekonomi.

d) Limbah RadioaktifSampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh Karena itu sampah sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).

e) Sampah PadatSampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine (air seni) dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, logam gelas dan lain-lain.Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam, maka sampah dapat dibagi menjadi:

1. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob dan anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi.

Jenis sampah ini dapat dibagi lagi menjadi: Recycable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastic, kertas, pakaian dan lain-lain. Non-recycable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diolah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.f) Sampah CairSampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ketempat pembuangan sampah.

Sampah jenis ini dapat berupa:

Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung bakteri patogen yang berbahaya. Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung bakteri patogen.g) Sampah Industri dan Pertambangan

Sampah yang dihasilkan dari kegiatan perindustrian dan pertambangan mempunyai volume yang sangat besar, selain itu sampah industri dan pertambangan ada yang berkarakter infeksius, mudah terbakar, berbahaya dan beracun dan lain-lain.B. pengelolaan sampahPengelolaan sampah adalah kegiatan yang terdiri dari dimulai dari kegiatannya pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaurlangan, atau pembuangan dari material sampah. kalimat ini bisasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhaap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan ntuk memulihkan sumber daya alam. pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.1. Tujuan Pengelolaan SampahPengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan tiga tujuan:

1) Untuk mengurangu volume sampah (reduse).2) Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis (reuse).

3) Mengola sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup (recycle).2. Manfaat Pengelolaan Sampah1) Penghematan sumber daya alam.

2) Penghematan energi.

3) Penghematan lahan TPA.

4) Lingkungan asri (bersih, sehat dan nyaman)3. Bencana Sampah yang tidak dikelola dengan baik1) Longsor tumpukan sampah.2) Sumber penyakit.3) Pencemaran lingkungan.

C. Metode-Metode Pengelolaan Sampah1) Metode penghindaran dan penguranganSebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan pengurangan sampah. Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuj fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).2) Metode Pembuangan Penimbunan darat

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer didunia.

Penimbunan ini biasanya dilakukan ditanah yang ditinggalkan, lubang bekas pertambangan atau lubang dalam. Sebuah situ penimbunan darat yang didesain dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, diantaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya Hama dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. Pembakaran/PengkremasianPembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yang melibatkan temperatur tinggi biasa disebut perlakuan panas. Kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu. Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau indutri dalam skala besar. Hal ini bisa dilakukan untuk sampah padat, cair maupun gas. Pengkremasian dikenal sebgai cara yang praktis untuk membuang beberapa jenisa sampah berbahaya, contohnya sampah medis, (sampah biologis). Pengkremasian adalah metode kontroversial karena menghasilkan polusi udara.3) Metode Daur-ulangDaur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kacajika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padata yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dari proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce and Recycle). Material yang didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil dan barang elektronik.D. Material-material yang dapat didaur ulangAdapaun material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah: Bahan bangunan

Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin penghancur, terkadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah dan batu. Hasil yang lebih kasar dapat dijadikan menjadi pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan bangunan baru semacam bata. BateraiBanyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit. Mereka harus disortit terlebih dahulu dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya, baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia. Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang. Barang ElektronikBarang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone umumnya didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut (emas, besi baja, silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai (microchip, processor, kabel, resistor, palstik, dll). Namun tujuan utama dari proses daur ulang, yaitu kelesetarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih belum jelas. Logam

Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut. Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagal bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas. Kaca

Kaca dapat juga didaur ulang. Kaea yang didapat dari botol dan lain sebagainya dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersarna-sarna dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 300'6 material kaca daur ulang.

Kertas

Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.

Plastik

Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti rnendaur ulang logam. Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadidua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan rnudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali.Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic.Benda plastik hampir kita temukan di semua tempat, mulai dari bungkus makanan, peralatan elektronik, mobil, motor, peralatan rumah tangga dan sebagainya. Untuk membentuk plastik tersebut setiap jenis bentuk dan material plastik mempengaruhi proses dan teknologi pembuatannya. Bahan baku plastik sendiri bisa diperoleh dari alam seperti karet alam dan yang paling banyak di gunakan adalah bahan buatan (sintetis) yang di hasilkan oleh lndustri Petrokimia yang berbahan baku minyak bumi.Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi tantangan besar bagi kita adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk rnembuat sampah bekas kantong plastik itu benar-benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak negatif sampah plastik ternyata sebesar fungsinya juga.

Dibutuhkan waktu yang sangat lama agar plastik dapat terurai oleh tanah dengan sempurna. lni adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah.

Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia.

Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi.

Kantong plastik juga penyebab banjir, karena menyumbat saluran saluran air dan sungai sehingga mengakibatkan banjir.

Sampah Plastik dapat menyebabkan perubahan iklimSejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca.

Berbagai upaya menekan penggunaan kantong plastik pun dilakukan oleh beberapa Negara. Salah satunya dengan melakukan upaya kampanye untuk menghambat terjadinya pemanasan global. Sampah kantong plastik telah menjadi musuh serius bagi kelestarian lingkungan hidup. Jika sampah bekas kantong plastik itu dibiarkan di tanah, dia akan menjadi polutan yang signifikan. Kalau dibakar, sampah-sarnpah itu pun akan secara signifikan menambah kadar gas rumah kaca di atmosfer.E. Jenis-jenis PlastikKita bisa mengenali berbagai bahan pembuat plastik. Para ahli di dunia telah sepakat membuat kode untuk mengenali bahan-bahan pembuat plastik. Tujuannya tentu untuk memudahkan kita mengenali bahaya dan keamanan wadah yang terbuat dari plastik. Kode ini berupa angka yang biasanya ditempatkan di belakang kemasan dalam tanda berbentuk segitiga.Kode-kode ini pertama kali dikeluarkan pada 1988 oleh The Society of Plastic Industry di Amerika Serikat.

Berikut adalah gambar tabel, kode, pengunaan, sifat bahan, dan saran pengunaan dari jenis-jenis bahan plastik tersebut :

Tabel karakeristik beberapa senyawa dalam kemasan yang terbuat dari material plastik.

Bagaimana membaca kode itu?Segitiga menunjukkan bahwa kemasan plastik tersebut adalah produk daur ulang. Lalu, kode angka pada segitiga itu sating berkaitan dengan huruf yang ada di bawahnya. Angka dan huruf ini menunjukkan jenis ptastik penyusunnya. Hingga saat ini, ada tujuh kode pada kemasan plastik yang biasa digunakan:

1-PET/PETE

Artinya plastik tersebut tersusun dari polyethylene terephthalate. Kemasan dengan angka ini berarti mengandung 30% PET. Biasanya kemasan dengan bahan ini jernih atau transparan. Umumnya dipakai untuk botol air mineral, botol jus, atau gelas plastik.Kemasan plastik dengan kode 1-PET hanya untuk sekali pakai. Kita tak boleh menggunakannya berulang. Bahan ini juga tidak baik untuk menyimpan makanan serta minuman panas.

2-HDPEBahan kemasan plastik ini tersusun oleh high sensity polyethylene (HOPE). Bahan baku plastik ini aman karena tidak bereaksi terhadap makanan atau minuman. Bahan ini lebih kuat, keras, burarn, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi sehingga btasa dipakai pada botol susu berwama putih susu, tupperware, galon air minum, dan kursi lipat.

Meski begitu, kemasan ini juga tidak untuk dipakai berulangkali. Sebab senyawa antimoni trioksida terus meningkat setring waktu dan itu berbahaya bagi kesehatan kita.

3-PVC

lni adalah singkatan dari polyvinyl chloride (PVC) yang mengandung di-2-etilheksiladipat (DEHA) yang dapat bereaksi dengan makanan. Kandungan DEHA mudah bermigrasi pada suhu 15 derajat celcius. Bahan ini berbahaya dan sulit mengalami daur ulang. Biasanya jenis ini dipakai untuk plastik pernbungkus (cling wrap).4-LDPE

Jika mendapati tanda ini dalam plastik, artinya bahan ini terbuat dari low density polyethylene. Bahan ini terbuat dari minyak bumi. Sifatnya kuat, agak tembus cahaya fleksibel, dan permukaannya agak berlemak. Pada suhu dibawah 60 derajat celcius, sangat resisten terhadap senyawa kimia. Meski punya daya proteksi terhadap uap, air baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.

5-PP

Kemasan ini terbuat dari polypropylene. Biasa ditemukan pada botol transparan tapi tidak terlalu jernih atau berawan. Plastik jenis ini berkarakter lebih kuat, ringan, dengan daya tembus uap yang rendah. Makanya plastik jenis ini aman untuk kemasan makanan dan minuman. Plastik jenis ini juga tahan terhadap lemak dan stabil terhadap suhu tinggi.

6-PSlni adalah rnenandakan kemasan ini terbuat dari polystyrene (PS) atau biasa disebut polimer aromatik. Saat bertemu dengan makanan atau minuman, bahan ini dapat mengeluarkan bahan styrene. Bahan ini harus dihindari karena berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, pertumbuhan dan sistem saraf. Ada baiknya kita langsung membakar bila menemukannya.7-Lainnya (other)Artinya bahan ini disusun selain dari enam bahan plastik yang disebutkan di atas. Kandungannya antara lain styrene acrylonitrile (SAN), acrylonitrile butadiene styrene (ABS), polycarbonate (PC) dan nylon.

Kandungan SAN biasa terdapat pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik dan plastik kemasan.Kandungan ABS biasa untuk bahan mainan lego dan pipa. SAN dan ABS memiliki resistensi tinggi terhadap reaksi kimia, kuat, dan tingkat kekerasannya dapat ditingkatkan tapi aman.

Adapun PC biasanya ada pada botol susu bayi, gelas anak batita, botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. Kandungan PC berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas.

Jadi, bijaklah menggunakan plastik sebagai wadah. Cermati kode angka, jangan lupa eek bahan-bahan pembuatnya. Dan yang paling penting bagi kita adalah bisa memisah-misahkan atau memilah-milah bahan tersebut yang telah menjadi sampah sehingga dapat meningkatkan harga jual.!

F. Proses Daur Ulang Sampah Plastik

Sampah plastik merupakan masalah yang sudah dianggap serius bagi pencemaran lingkungan, khususnya terhadap pencemaran tanah. Salah satu solusi yang dapat diterapkan dalam penanganan limbah atau sampah plastik ini adalah dengan mendaur ulang.

Agar penanganan sampah plastik. Ini dapat efektif dan efesien, dibutuhkan sebuah sistem pengelolaan yang terintegrasi, dimana seluruh elemen yang ada pada sistem turut berpartisiasi aktif. Pengelolaan sampah plastik yang terintegrasi melibatkan kerjasama yang optimal antara manusia, teknologi dan organisasional.

Dengan demikian diharapakan dapat meningkatkan meningkatkan peran serta rnasyarakat melalui sosialisasi melalui media poster maupun pemberian insentif, teknologi pengolahan sampah plastik, fasilitas pendukung; pengolahan sampah plastik, rancangan stasiun kerja yang mempertimbangkan faktor ergonomis, serta sistern manajerial dengan memanfaatkan TPS sebagai tempat pengolahan sampah tahap pertama. Daur ulang plastik adalah melakukan proses dasar daur ulang untuk mengolah sampah plastik menjadi pellet atau bijih plastik yang merupakan bahan dasar pembentuk plastik menurut produk yang diinginkan.Dalam proses ini, jenis bahan baku yang digunakan menentukan jenis bijih plastik yang dihasilkan. Proses pemilahan sampah plastik menurut jenis, warna dan ukuran sangat penting dilakukan sebelum tahapan proses selanjutnya dilakukan. Proses pemilahan sangat menentukan kualitas produk daur ulang.

G. Metode Daur Ulang Sampah Plastik

Pada umumnya tahapan proses daur ulang digolongkan menjadi 2 bagian besar, yaitu: Bagian proses sortir bahan baku yang menggunakan tenaga manusia.

Bagian proses yang menggunakan mesin.a) Proses penanganan sampah plastik sebelum daur ulang1. Pemilahan plastik menurut jenisnya.Plastik harus di pisahkan berdasarkan jenisnya agar dihasilkan hasil yang seragam (homogen). Proses ini merupakan proses pemisahan yang pertama kali dilakukan. Pada proses ini dilakukan pekerjaan untuk memisahkan bahan baku yang datang dan membuang material/benda asing yang tidak diharapakan masuk kedalam proses.2. Pencucian tahap pertama dart bahan-bahan ikutan (kotoran).

Sampah yang di peroleh dari pemukiman, TPS-TPS maupun TPA biasanya mengandung bahan-bahan campuran baik berupa tempelan merk, tutup maupun bahan-bahan lain seperti tanah. Plastik dibersihkan dengan memisahkan bahan-bahan ikutan tersebut dengan tangan kemudian dicuci dengan air.Tahap selanjutnya plastik yang telah dipilah dan dibersihkan tersebut dapat dijual dengan harga tinggi kepada pengumpul atau di cincang dengan mengunakan mesin pencacah plastik.3. Mencincang plastik dengan mengunakan mesin.

Proses ini dilakukan untuk mengurangi ukuran material dan mempermudah proses selanjutnya, dengan cara memotong atau merajang plastik dalam bentuk asalnya.

4. Pencucian Tahap 2Tujuan : agar tidak mengganguproses penggilingan.Terdiri dari 2 tahap, yaitu: Prewashing untuk memisahkan material-material asing terutama agar tidak ikut dalam proses selanjutnya. Menggunakan media cair sebagai sarana untuk mencuci material dan membawa material asing keluar dari proses.

Pencucian menggunakan mesin friction water.Materi dicuci kembali oleh ulir menanjak yang berputar pada putaran tinggi sehinggga hasil dari friksi dapat melepaskan material asing yang masih terdapat pada bahan. Masih menggunakan media air untuk membawa material asing keluar dari proses.

5. Pengringan dengan metode penjemuran maupun menggunakan mesin vacum Seceara mekanik yaitu dengan memeras material dengan gerakan memutar sehingga air dapat keluar.

Dengan menguapkan air pada suhu tertentu agar bahan benar-benar terbebas dari suhu yang melekat.

6. Pengemasan dan PenyimpananHasil cincangan plastik yang telah kering kemudian di kemas kedalam media penyimpan seperti karung atau kotak untuk selanjutnya disirnpan sebelum dijual atau untuk diproses lebih lanjut.b) Proses daur ulang sampah plastik

Sementara tahapan-tahapan dalam proses daur ulang plastik adalah sebagai berikut :1. Bahan plastik yang telah dicincang diproses dengan Mesin Pelet untuk memperoleh butiran plastik (pelet) dengan ukuran 4-6 mm.Adapun tahapan dalam proses ini adalah sebagai berikut:

Pemanasan

Material yang telah bersih dari pengotor dilelehkan dengan proses pemanasan material pada suhu 2000C. Suhu panas dihasilkan oleh heater.

Selanjutnya lelehan dialirkan untuk menuju proses penyaringan. Penyaringan Dilakukan dengan lembaran besi yang dilobangi sebesar kira-kira 4mm di seluruh permukaannya.

Diharapkan lelehan plastik akan melewati saringan ini untuk menghasilkan lelehan plastik berbentuk silinder panjang yang nantinya akan dipotong-potong. Pendinginan

Setelan berbentuk silinder, material dilewatkan pada air dingin sebagai media pendingin.

Pencetakan/Penggilingan

Pencetakan bijih plastik dilakukan dengan membentuk lelehan plastik menjadi berbentuk mie dengan diameter 4 mm.

Pembungkusan dan Pemeriksaan Dilakukan pembungkusan terhadap material kering dalam karung plastik.

Pemeriksaan untuk mengetahui apakah proses produksi berjalan baik.

2. Berdasarkan jenis plastik dapat ditentukan jenis produk yang akan diproduksi.

3. Pembuatan produk jadi dengan menggunakan Mesin Molding (mesin cetak plastik) sesuai dengan mal cetakan dari jenis dan bentuk produk yang diinginkan.

c) Proses Produksi Bahan Plastik1. Persiapan Bahan

Dilakukan pengujian MFI (Melt Flow Index) untuk menguji viskositas material.

Semakin tinggi berat molekul material maka semakin rendah nilai MFl nya. Bahan dengan nilai MFI kecil akan membutuhkan suhu yang lebih besar untuk kemudahan alirannya.Jika bahan baku yang digunakan adalah pellet atau bijih plastik basil daur ulang maka pengujian MFI tidak diperlukan. Material yang digunakan tidak murni dan tidak diketahui komposisi yang sebenarnya. Untuk menghasilkan produk yang balk, langkah yang dilakukan adalah trial and error dan pengontrolan yang intens.

2. Pencampuran I

Bijih plastik yang sudah dipersiapkan dicampurkan dengan zat aditif yaitu pigmen sebagai pewarna kantong plastik nantinya. Pencampuran dilakukan dengan mixer dalam tabung mixer.

3. Pengeringan PelletProses pengeringan dilakukan terhadap campuran homogen pellet dan pigmen menggunakan oven dryer. Material dimasukkan ke dalam oven, selanjutnya oven dryer ditutup dan diset pada temperatur sesuai kebutuhan dan sesuai material yang sedang dikeringkan.4. Pencampuran II

Proses pencampuran untuk mendapatkan campuran yang homogen antara material polimer dengan aditif yang sudah berupa lelehan polimer. Pencampuran ini berlangsung dalam mesin ekstrusiPencampuran ini terdiri atas dua macam pencampuran yaitu pencampuran kering dan pencampuran panas. Pencampuran Kering (Dry Blending)Pencarnpuran antara material bijih plastik dengan aditif yang digunakan menjadi homogen tanpa menggunakan panas dan kontak hanya terjadi pada permukaan saja. Pencampuran Panas (Hot Blending)Proses Pencampuran antara material bijih ptastik dengan aditlf agar menjadi homogen menggunakan panas untuk memperoleh dispersi panas yang lebih baik. Beberapa alat yang menggunakan prinsip ini adalah extruder, banbury mixer, dan granulator.5. Pembuatan Kantong Plastik Campuran plastik yang sudah melalui proses ekstrusi dengan menggunakan ekstruder yang dilengkapai dengan die akan membentuk lembaran plastik berbentuk tabung. Pernbuatan lembaran plastik ini menggunakan air cooling ring(pendingin). Lembaran- lembaran ini kemudian digulung baru dimasukkan dalam mesin cetak untuk membentuk kantong plastik.

6. Pemeriksaan dan Pengujian hasil produksi (Quality Control).

Produk yang dihasilkan harus diperiksa kembali sebelum proses pengemasan dan penyimpanan untuk di pasarkan.7. Pemasaran

Tahap terakhir dari suatu proses produksi adalah pemasaran. Dalam hal ini produk yang berkualitas bagus akan mudah bersaing dengan produk sejenis produksi pabrikan lain. Jumlah produksi yang besar juga ikut membantu menurunkan cost (biaya) produksi sehingga harga dapat kompetitif dipasaran.

H. Pemilahan Sampah Secara Praktis

a) Pokok-pokok dalam Melakukan Penempatan Terpilah

Penempatan sampah secara terpilah diterapkan sebagai upaya menurunkan beban sampah dalam konteks pengelolaan sampah. lni dimaksudkan bahwa jika kita akan mengembangkan pengetolaan sarnpah terpadu, kita harus merancangnya sebagai keterpaduan sistem dimana kita akan rnengelola sampah dari hulu (sumber sampah) hingga hilir (TPA atau tempat pengolahan sampah lainnya).

Pertama, kegiatan pemilahan sampah harus dilakukan sedini mungkin pada sumbernya (perumahan, kawasan komersial dan lain-lain). lni merupakan metode yang paling efektif untuk memperoleh jenis sampah tertentu yang tak terkontaminasi oleh jenis-jenis sarnpah yang tidak serupa sehingga memudahkan untuk proses daur ulang.

Disisi lain, pemilahan di TPA harus dihindari karena beberapa alasan sebagai berikut:

Menurunkan nilai/kualitas sampah.

Membahayakan kesehatan pemulung. Menyulitkan operasional dan perawatan TPA.Pokok-pokok penempatan terpilah adalah perubahan perilaku, penyediaan metode tepat guna, dan menjaga keberlanjutan dari upaya pemilahan sampah. Pemerintah kabupaten/kota harus menginformasikan kepada penduduk tentang perlunya pemilahan sampah secara kongkrit dalam upaya menjaga kebersihan dan kesehatan kota dengan rujukan pada permasalahan pengelolaan sampah dan hasil analisa yang memadai.

Adalah penting membagi informasi mengenai manfaat kegiatan pemilahan sampah diantara orang-orang yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, termasuk informasi kegunaannya dalam menurunkan beban pemerintah kabupaten/kota dalam pengelolaan sampah dan memberikan manfaat kepada masyarakat akan gaya hidup dan penghidupan yang lebih baik.Pemerintah kabupaten/kota juga harus mengumumkan jenis dan metode pemilahan sampah dengan jelas. Kemudian mendefinisikan jenis dan metode berdasarkan hasil analisa yang tepat; yaitu, jenis sampah apa yang layak untuk dipilah, apa yang telah dilakukan oleh sebagian masyarakat.Pemerintah kabupaten/kota harus mendefinisikan jenis dan metode yang layak dengan mempertimbangkan dampak, beban, biaya, kejadian aktual dan kearifan lokal dan lain-lain; dan kemudian harus memutuskan jenis sampah yang harus dipilah sebagai rekomendasi untuk diterapkan disebuah kota. Adalah efektif untuk rnenyelenggarakan pendidikan publik terkait dengan perlunya pemilahan sampah melalui sekolah, kampanye publik, media massa dan lain-lain.b) Model Penempatan secara TerpilahSebagai rujukan, bab ini menunjukkan beberapa model sehubungan dengan model penempatan secara terpilah, sebagai berikut:

Model 1:

Pemilahan satu atau beberapa jenis sampah anorganik pada tingkat rumah tangga atau kawasan komersial. Model ini fokus pada pemilahan sampah an-organik seperti botol PET, plastik jenis lain, logam, kertas, dan lain-lain, ini mempertimbangkan bahwa sampah yang terpilah akan dikirim ke pabrik daur ulang yang sudah ada pada lokasi yang terdekat. Model ini mudah dilakukan; yaitu dengan menyiapkan kantong atau wadah untuk menampungnya. Pemerintah kabupaten/kota perlu memperkenalkan secara jelas bagaimana pemilahan sampah dilakukan. Model 2:

Pemilahan sampah organik dari sisa makanan untuk komposting di kawasan perumahan atau komersial. Model ini fokus pada pemilahan sampah organik sisa makanan untuk dikumpulkan pada wadah dan dikirim ke tempat pengomposan atau pengomposan pada skala rumah tangga. Penting untuk diketahui bahwa harus disediakan wadah tertutup untuk mengumpulkan sampah organik sisa rnakanan untuk mencegah serangga dan binatang lainnya. Perlu melakukan pengangkutan sampah jenis ini lebih sering, karena sampah ini rnudah membusuk. Sehingga perlu dijaga keteraturan frekuensi pengangkutan sampah organik sisa makanan ini jika kita menginginkan bahan baku kompos yang masih segar. Pemerintah kabupaten/kota perlu memperkenalkan jenis sampah organik yang harus dipilah untuk pembuatan kompos dan bagaimana cara memilahnya. Perlu juga diperhatikan bahwa sekalipun diberbagai kota sampah organik sangat mendominasi tetapi pada dasarnya sampah organik yang bagus untuk kompos sangatlah terbatas ketersediaannya. Sehingga perlu opsi lain dalam pengolahan sampah organik ini, misalnya makanan ternak atau pengolahan gas metan (methanetion) . Model 3 :

Pemilahan satu atau beberapa sampah an-organik dan sampah organik sisa makanan pada perumahan atau kawasan komersial. Model ini dilakukan dengan penyediaan wadah untuk rnenampung satu atau beberapa sampah an-organik dan sampah organik sisa makanan, misalnya dapat dipilah ke dalam 1 wadah untuk sampah an-organik dan 1 wadah untuk sampah organik sisa makanan. Pada level pemilahan lebih lanjut, ini dapat dipilah kedalam beberapa wadah jenis sampah an-organik (plastik, kertas, logam, dan lain-lain) dan 1 wadah untuk sampah organik sisa makanan.

Sekalipun ini agak rumit, tetapi menjadi mudah apabila mampu menjaga konsistensi perilaku memilah sebagai gaya hidup.

Model 4:

Pernilahan satu atau beberapa sampah an-organik pada TPS (atau tempat publik lain untuk pemilahan). Model ini menyediakan wadah atau beberapa wadah untuk mengumpulkan sampah an-organik pada TPS. Misalnya ketika tingkat rumah tangga telah mernilah sampah an-organik pada 1 wadah maka tahap berikutnya pemerintah kabupaten/kota harus memfasilitasi wadah terpisah juga untuk penampungan sampah an-organik (botol PET, plastik jenis lain, kaca, logam dll) secara terpilah pada TPS. Jika kita bermaksud menggunakan model ini maka perlu prasyarat seperti menyiapkan fasilitas untuk mengumpulkan sampah an-organik yang terpilah dari rumah tangga atau kawasan komersial yang terpilah agar tidak terkontaminasi oleh jenis sampah lain ketika dikirim ke TPS. Maksudnya bahwa model ini membutuhkan persyaratan khusus untuk mempertahankan kondisi sampah an-organik.

Didalam menentukan model yang akan dipilih, harus dikembangkan metode praktis yang telah teruji dibeberapa kota dan atau di kota yang bersangkutan dengan mempertimbangkannya sebagai bentuk pengelolaan sampah yang efektif, di samping mempertimbangkan beban rumah tangga, beban pengumpulan, ramah lingkungan dan kestabilan, sehingga secara rasional kota dapat rnemulai untuk menerapkan aktivitas daur ulang dari hal-hal sederhana yang mudah diterapkan.c) Pokok-pokok pengumpulan secara terpisahPokok-pokok dasar untuk melakukan pengumpqlan secara terpilah adalah sebagai berikut :

Pemerintah kabupaten/kota harus merumuskan rencana dan metode untuk pengumpulan yang efisien dimana pengumpul mampu mengumpulkan hasil pemilahan sampah yang dilakukan warga tanpa peningkatan beban.

Pemerintah kabupaten/kota harus mengelola dan menjaga serta mengawasi terhadap proses pengumpulan tersebut.

Ada beberapa kasus bahwa sampah yang dibuang secara terpilah oleh warga dan ditempatkan pada wadah yang berbeda, tetapi pengumpul sampah mencampurkannya kembali di dalam satu gerobak atau truk.

Kondisi ini menghancurkan tingkat kepercayaan masyarakat dalam membangun sistem daur ulang dan menghilangkan motivasi rnasyarakat yang telah melakukan pemilahan terhadap sampah mereka. Adalah pentlng untuk menjaga sistem pengumpulan terpilah atas sampah yang telah ditempatkan secara terpilah oleh masyarakat.d) ModeLPengumpulanSecaraTer~il~

Sebagai rujukan, bab ini menunjukkan beberapa model terkait dengan metode pengurnpulan secara terpilah, sebagai berikut:

~ .Model 1:

Penurunan waktu pengumpulan dari setiap jenis sarnpah. Maksudnya bagaimana kita dapat menetapkan tanggal dan waktu pemuatan dan penjernputan untuk memindahkan sampah terpilah ke tempat pengolahan atau daur ulang, sehingga pengumpulan sampah terpilah jenis tertentu dapat dipindahkan tepat waktu. Jadwal pemuatan dan penjemputan harus diatur dalam manajernen pengangkutan yang terpadu sehingga mampu mencapai efisiensi (penurunan waktu pengurnpulan) dan efektivitas yang dapat diukur dan di-review setiap periode tertentu. . .