Author
doandien
View
217
Download
0
Embed Size (px)
BUKU 2
PEDOMAN PENCACAHAN DAN PENGAWASAN
SURVEI VOLUME PENJUALAN ECERAN BERAS
BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA
2013
KATA PENGANTAR
Buku Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras ini dimaksudkan
sebagai petunjuk dan pegangan (prosedur operasional standar) bagi pencacah
dan pengawas dalam melakukan pencacahan dan penghitungan rata-rata harga
beras umum tertimbang.
Mengingat kualitas data sangat ditentukan oleh keberhasilan
pengumpulan data di lapangan, maka kepada para pencacah dan pengawas
diharapkan dapat memahami dan mengikuti petunjuk yang telah digariskan di
dalam buku ini.
Akhirnya, saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pencacah dan
pengawas dalam melaksanakan pencacahan dan pengawasan Survei Volume
Penjualan Eceran Beras.
Jakarta, April 2013
Kepala Badan Pusat Statistik
Dr. Suryamin, M.Sc. NIP. 19560805 197903 1 001
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Tujuan dan Kegunaan Survei Volume Penjualan Eceran Beras ............ 2
II. METODOLOGI SURVEI .................................................................................. 4
2.1. Periode Survei .......................................................................................... 4
2.2. Cakupan Wilayah ..................................................................................... 5
2.3. Ruang Lingkup ......................................................................................... 5
2.4. Organisasi Lapangan ............................................................................... 5
2.5. Tahapan Pelaksanaan Survei .................................................................. 5
2.6. Jenis Daftar yang Digunakan ................................................................... 6
2.7. Pemilihan Sampel Pasar dan Pedagang .................................................. 8
2.8. Beberapa Petunjuk Untuk Melakukan Wawancara ................................ 12
III. KONSEP DAN DEFINISI ............................................................................... 14
IV. PETUNJUK DAN CARA PENGISIAN DAFTAR ............................................ 16
4.1. Petunjuk Umum Pengisian Daftar.......................................................... 16
4.2. Cara Pengisian Daftar SB-I ................................................................... 16
4.3. Cara Pengisian Daftar SB-II .................................................................. 21
V. PENGOLAHAN .............................................................................................. 24
5.1. Pengolahan Hasil Survei Volume Penjualan Eceran Beras .................... 24
5.2. Pengolahan Daftar SB-II ......................................................................... 24
5.3. Cara Penghitungan Harga Eceran Beras Umum .................................... 29
VI. PENYAJIAN DAN LAPORAN HASIL SURVEI .............................................. 31
6.1. Bentuk Laporan ..................................................................................... 31
6.2. Pelaporan Dan Waktu Membuat Laporan ............................................. 31
6.3. Isi Laporan ............................................................................................. 31
LAMPIRAN .... 34
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar berpenghasilan
menengah ke bawah, pengeluaran untuk beras menyerap bagian yang cukup
besar dari biaya hidup mereka. Hal ini terlihat dalam penghitungan Indeks Harga
Konsumen (IHK) dimana beras memiliki bobot yang cukup tinggi yaitu sebesar
4,20 persen (Nilai Konsumsi Dasar Hasil SBH 2007). Dibandingkan dengan
komoditas lainnya, bobot beras tergolong tinggi, sehingga naik turunnya harga
beras sangat berpengaruh terhadap IHK.
Penghitungan IHK yang kini mencakup 82 kota/kabupaten menuntut
semakin ditingkatkannya kualitas data hasil pencacahan harga konsumen,
khususnya harga beras. Peningkatan kelengkapan, akurasi, dan keseragaman
data hasil pencacahan merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas data.
Disisi lain, upaya stabilisasi harga kebutuhan pokok, khususnya beras,
merupakan faktor penting dalam menjaga kestabilan ekonomi khususnya dan
laju pembangunan pada umumnya. Usaha tersebut diarahkan untuk melindungi
kepentingan produsen dan konsumen sekaligus, serta dilaksanakan sedemikian
rupa agar berjalan sesuai dengan mekanisme pasar. Bagi produsen,
peningkatan pendapatan dan produksi dirangsang dengan menetapkan harga
dasar gabah, sementara perlindungan konsumen dilaksanakan dengan menjaga
ketersediaan beras di pasar dengan harga yang terjangkau oleh daya beli
masyarakat.
Dalam praktik lapangan, pencacahan harga beras dihadapkan pada
masalah pemilihan jenis dan kualitas beras yang dapat mewakili keseluruhan
beras yang beredar di suatu pasar. Komposisi beras yang beredar di suatu pasar
berbeda dengan pasar/tempat lainnya. Disamping itu, pada pasar yang sama
komposisinya dapat berbeda pula antar waktu. Hal-hal tersebut dapat terjadi
karena :
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 2
a. Adanya perbedaan musim, yaitu musim panen dan musim paceklik.
b. Adanya perubahan jenis beras yang dihasilkan dari wilayah produsen.
c. Adanya perubahan/perbedaan jenis dan kualitas beras yang disalurkan oleh
pemerintah ke pasar.
d. Adanya perubahan permintaan masyarakat.
e. Terjadinya gangguan distribusi beras dari produsen ke konsumen akibat
bencana alam seperti: banjir, gempa bumi, dan sebagainya.
Untuk mengatasi masalah tersebut di atas, perlu dilaksanakan Survei
Volume Penjualan Eceran Beras (SVPEB) di seluruh kota IHK.
1.2. Tujuan dan Kegunaan Survei Volume Penjualan Eceran Beras
Komposisi volume penjualan beras yang beredar merupakan cerminan
dari pola konsumsi beras di suatu tempat. Pada dasarnya tujuan SVPEB adalah
untuk mengetahui komposisi jenis dan kualitas beras yang beredar di pasar, baik
antar pasar maupun antar waktu. Di samping itu dari survei ini dapat pula
diketahui peranan masing-masing pasar dalam menyerap berbagai jenis beras.
Secara rinci tujuan SVPEB adalah:
a. Untuk mengetahui volume penjualan eceran beras menurut jenis dan
kualitas yang diperjualbelikan di pasar-pasar.
b. Untuk mengetahui daya serap pasar terhadap berbagai jenis dan kualitas
beras.
c. Untuk mengetahui peranan masing-masing pasar dalam pembentukan harga
beras di suatu kota.
Selanjutnya volume penjualan eceran beras ini dapat digunakan untuk
menghitung harga eceran beras umum di kota bersangkutan.
Dengan diketahuinya pola konsumsi beras yang diasumsikan sama dengan
pola penjualan eceran beras di pasar-pasar, maka diharapkan akan memberikan
manfaat, antara lain :
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 3
a. Bagi Kementerian Pertanian untuk melihat pengaruh perkembangan varietas
padi terhadap permintaan beras di pasar.
b. Bagi Pemerintah Daerah (Pemda) merupakan salah satu bahan untuk
memperkirakan kebutuhan beras di kota yang bersangkutan dan mengetahui
komposisi jenis beras yang beredar di pasar.
c. Bagi Bulog dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengendalian harga
beras.
d. Bagi Badan Pusat Statistik (BPS) dapat dijadikan sebagai dasar analisis
perbandingan perubahan pola konsumsi beras di kota yang bersangkutan
dan dasar penghitungan harga eceran beras umum.
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 4
BAB II
METODOLOGI SURVEI
2.1. Periode Survei
Pada dasarnya SVPEB dilakukan untuk memonitor terjadinya perubahan
komposisi peredaran beras di pasar. Akan tetapi, karena keterbatasan waktu,
biaya, dan tenaga, maka ditetapkan bahwa SVPEB hanya diselenggarakan 2
(dua) kali dalam satu tahun. Sebagai pedoman diberikan gambaran sebagai
berikut :
a. SVPEB I sebaiknya :
Dilakukan sekitar bulan terjadinya panen raya, dimana pola konsumsi/
komposisi volume peredaran beras sangat dipengaruhi oleh keberhasilan
panen. Pada umumya musim ini jatuh pada sekitar Bulan Januari sampai
Maret.
b. SVPEB II sebaiknya :
Dilakukan pada bulan masa paceklik, dimana terjadi perubahan pola
konsumsi, karena peredaran volume jenis beras di pasaran sangat di
pengaruhi oleh intervensi beras pemerintah (operasi pasar oleh Bulog). Pada
umumnya jatuh sekitar Bulan Juli sampai September.
Musim panen raya ataupun paceklik, mungkin berbeda antar daerah yang
satu dengan lainnya. Oleh karena itu, keputusan kapan dilakukan SVPEB
ditentukan oleh BPS Provinsi/Kabupaten/Kota yang lebih mengetahui daerahnya
masing-masing. Kemudian BPS Provinsi/Kabupaten/Kota agar memberitahukan
BPS jadual pelaksanaan SVPEB yang akan dilaksanakan.
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 5
2.2. Cakupan Wilayah
SVPEB ini dilakukan di pasar-pasar terpilih yang terdapat di 82 kota IHK,
terutama pasar yang banyak terdapat pedagang eceran beras (banyak
masyarakat membeli beras di pasar-pasar tersebut).
2.3. Ruang Lingkup
Data yang dikumpulkan dalam survei ini mencakup komposisi jenis beras
per kualitas yang beredar di pasar. Akan tetapi, untuk kepentingan tertentu dapat
pula mencakup sistem perdagangan, transportasi dan sebagainya.
2.4. Organisasi Lapangan
a. Kepala BPS Provinsi/Kabupaten/Kota bertanggung jawab atas kelancaran
pelaksanaan pemantauan SVPEB, maupun pengiriman hasilnya ke BPS.
b. Kepala Bidang Statistik Distribusi bertanggung jawab atas pengawasan/
pemeriksaan hasil SVPEB dan kebenaran hasilnya.
c. Kepala Seksi HK/HPB BPS Provinsi bertanggung jawab untuk mengkoordinir
pelaksanaan SVPEB pada kota-kota IHK di provinsi masing-masing termasuk
ibukota provinsi.
d. Kepala Seksi Statistik Distribusi BPS Kabupaten/Kota bertanggung jawab
untuk mengkoordinir pelaksanaan SVPEB di Kabupaten/Kota masing-masing.
e. Seluruh kota IHK harus menyusun laporan dan mengirimkannya ke BPS
(dengan tembusan BPS Provinsi).
f. Pengawas bertanggung jawab untuk memberi petunjuk secara berkala
kepada petugas pencacah serta melakukan pemeriksaan dokumen maupun
pengawasan lapangan.
g. Petugas pencacah adalah staf/KSK BPS Provinsi/Kabupaten/Kota IHK.
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 6
2.5. Tahapan Pelaksanaan Survei
Pelaksanaan Survei Volume Penjualan Eceran Beras dilaksanakan dalam
dua tahap, sebagai berikut :
a. Tahap Pertama
:
Pendaftaran seluruh pedagang beras di pasar
terpilih. Untuk keperluan ini digunakan daftar SB-I
(Lampiran 1). Data yang dikumpulkan antara lain
mencakup perdagangan, transportasi, dan lain
sebagainya.
b. Tahap Kedua : Pengumpulan keterangan tentang volume
penjualan beras. Untuk keperluan ini digunakan
daftar SB-II (Lampiran 2).
2.6. Jenis Daftar yang Digunakan
No. Jenis Daftar Kegunaan Keterangan
(1) (2) (3) (4)
1. Daftar SB-I Daftar ini digunakan untuk pendaftaran pedagang. Memuat nama toko/pedagang, alamat, jenis usaha, jenis barang yang dijual, keterangan beras, rata-rata volume penjualan per hari
Dilaksanakan oleh pencacah dan diperiksa oleh pengawas. Daftar SB-II ini disimpan di Seksi HK/HPB BPS Provinsi dan Seksi Statistik Distribusi Kabupaten/Kota
2. Daftar Sampel Pedagang Terpilih
Daftar ini memuat rekapitulasi sampel pedagang terpilih
Pemilihan sampel dikoordinir Kasi HK/HPB BPS Provinsi atau Kasi Statistik Distribusi BPS Kabupaten/Kota dan direkap oleh pengawas. Kemudian didistribusikan ke pencacah
3. Daftar SB-II Daftar ini digunakan untuk pencacahan pedagang beras dan keterangan volume penjualan beras berdasarkan jenis/kualitas
Dilaksanakan oleh pencacah dan diperiksa oleh pengawas. Daftar SB-II ini disimpan di Seksi HK/HPB BPS Provinsi dan Seksi Statistik Distribusi Kabupaten/Kota
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 7
No. Jenis Daftar Kegunaan Keterangan
(1) (2) (3) (4)
4. Lembar Kerja I (LK-I)
Untuk rekapitulasi volume penjualan beras menurut jenis/kualitas per pedagang terpilih
Direkap dan dihitung oleh Staf atau Kepala Seksi Statistik Distribusi Kabupaten/Kota dan Staf atau Kepala Seksi HK/HPB BPS Provinsi
5. Lembar Kerja II (LK-II)
Untuk rekapitulasi volume penjualan eceran beras selama seminggu menurut pasar dan jenis/kualitas
Direkap dan dihitung oleh Staf atau Kepala Seksi Statistik Distribusi Kabupaten/Kota dan Staf atau Kepala Seksi HK/HPB BPS Provinsi
6. Lembar Kerja III (LK-III)
Untuk rekapitulasi persentase volume penjualan eceran beras selama seminggu menurut pasar dan jenis/kualitas
Direkap dan dihitung oleh Staf atau Kepala Seksi Statistik Distribusi Kabupaten/Kota dan Staf atau Kepala Seksi HK/HPB BPS Provinsi
7. Lembar Kerja IV (LK-IV)
Untuk rekapitulasi persentase volume penjualan eceran beras selama seminggu menurut pasar terhadap masing-masing jenis/kualitas
Direkap dan dihitung oleh Staf atau Kepala Seksi Statistik Distribusi Kabupaten/Kota dan Staf atau Kepala Seksi HK/HPB BPS Provinsi
8. Lembar Kerja V (LK-V)
Daftar jenis beras menurut volume dan penjualan terbanyak
Direkap dan dihitung oleh Staf atau Kepala Seksi Statistik Distribusi Kabupaten/Kota dan Staf atau Kepala Seksi HK/HPB BPS Provinsi
9. Lembar Kerja Penghitungan (LKP-I)
Untuk menghitung harga beras umum per jenis/kualitas
Direkap dan dihitung oleh Staf atau Kepala Seksi Statistik Distribusi Kabupaten/Kota dan Staf atau Kepala Seksi HK/HPB BPS Provinsi
10. Lembar Kerja Penghitungan (LKP-II)
Untuk menghitung harga beras umum tertimbang
Direkap dan dihitung oleh Staf atau Kepala Seksi Statistik Distribusi Kabupaten/Kota dan Staf atau Kepala Seksi HK/HPB BPS Provinsi
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 8
2.7. Pemilihan Sampel Pasar dan Pedagang
Metode pemilihan sampel yang dipakai adalah metode sampel bertingkat,
yaitu :
a. Pemilihan Sampel Pasar
Pemilihan pasar dilakukan secara purposive, berdasarkan kriteria tertentu
antara lain :
Pasar tersebut cukup besar, terutama dilihat dari banyaknya pedagang
eceran beras di pasar tersebut.
Beraneka ragam jenis beras yang diperdagangkan.
Dapat terjamin kesinambungan pencatatan harga beras di pasar tersebut.
Dari pasar terpilih tersebut dilakukan pendaftaran terhadap seluruh
pedagang beras dengan menggunakan daftar SB-I. Hasil pencatatan dengan
daftar SB-I dipakai sebagai kerangka sampel pedagang eceran beras.
b. Pemilihan Sampel Pedagang Eceran Beras
Pemilihan sampel pedagang eceran beras dilakukan oleh pengawas
dengan menggunakan metode penarikan sampel acak beraturan (systematic
random sampling).
Tata cara penarikan sampel pedagang adalah sebagai berikut :
1) Urutkan daftar SB-I hasil listing dari pasar satu ke pasar lainnya.
Beri tanda cek () pada kolom (16) s.d. (21) yang sesuai.
2) Beri nomor urut sampel pada blok V mulai dari kolom (16) sampai dengan
kolom (21) yang ada tanda cek () nya. Pemberian nomor urut ini dimulai
dari kolom (16) terlebih dahulu untuk seluruh pasar. Setelah selesai satu
kolom, maka dilanjutkan ke kolom berikutnya mulai pasar pertama hingga
pasar terakhir, demikian seterusnya sampai ke kolom (21). Teliti kembali
isian kolom (16) sampai dengan kolom (21), jangan sampai ada tanda cek
() di kolom tersebut apabila di kolom (11) berkode 1, yaitu pedagang
besar.
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 9
3) Setelah penomoran sampel selesai untuk seluruh pasar, misalnya :
tanda cek () terakhir bernomor 255, berarti pedagang beras yang
berkode 2 dan 3 pada blok V kolom (11) berjumlah 255 untuk seluruh
pasar yang diobservasi. Uji silang kebenaran pengisian blok V kolom (16)
sampai dengan kolom (21) dapat dilakukan sebagai berikut :
Nomor urut terakhir = Nomor urut terakhir kolom (1) seluruh pasar
dikurangi dengan jumlah kode 1 pada kolom (11) dari seluruh pasar.
4) Hitunglah interval (I) :
I = N / n , dengan satu angka dibelakang koma
N = Banyaknya pedagang eceran dan pedagang besar yang
merangkap eceran (nomor urut terakhir; dalam contoh di atas
255).
n = Banyaknya pedagang eceran beras (yang telah ditentukan)
yang akan dipilih untuk pencacahan dengan SB-II.
5) Dengan interval I, lakukan pengambilan sampel pedagang beras dengan
menggunakan angka random sebagai berikut :
* Ambil salah satu angka random yang memenuhi syarat sama dengan
atau lebih kecil dari I (random start I)
* Pedagang beras pada kolom (16) sampai dengan kolom (21) yang
mempunyai nomor sampel yang sama dengan angka random yang tadi
adalah pedagang beras pertama yang terpilih dan segera berikan
lingkaran pada nomor ini (R1)
* Pedagang terpilih kedua adalah :
R2 = R1 + I
Demikian seterusnya sehingga diperoleh n pedagang terpilih :
( R1,R2,R3 , . . . . . . Rn ).
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 10
6) Cara Penggunaan Tabel Angka Random
* Periksa banyaknya angka digit dari bilangan I tersebut.
Misalnya : I = 2,6 dibulatkan menjadi 3, maka banyaknya digit/angka dari
random start adalah 1.
* Tentukan baris dan kolom untuk menentukan dimulainya pengambilan
angka random pertama. Misalnya : halaman 2 baris 7 kolom 1. Maka
angka yang terletak di halaman 2 baris 7 kolom 1 tersebut adalah 9, dan
ini merupakan angka random pertama (R1).
* Karena R1 > I (9>3) lanjutkan ke baris bawahnya hingga didapat R1 3.
Dalam hal ini angka yang sesuai terletak di baris ke-11.
* Bila sampai baris terakhir belum didapat angka random yang memenuhi
syarat, lanjutkan ke kolom berikutnya (dalam contoh ini : kolom 2) dari
atas berturut-turut ke bawah sampai diperoleh R1 I.
Sebagai contoh :
R1 = 3
R2 = 3 + I = 3 + 2,6 = 5,6 = 6
R3 = 3 + 2I = 3 + 5,2 = 8,2 = 8
:
:
Rn = 3 + (n-1) I
Rumus secara umum :
Rn = R1 + (n-1) I
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 11
c. Cara Pengisian Daftar Sampel Pedagang Terpilih
Setelah pengambilan sampel pedagang eceran beras selesai dan nomor
pedagang terpilih pada kolom (16) sampai dengan kolom (21) yang ada tanda
check () dilingkari maka setiap nomor yang diberi lingkaran itu diberi nomor
urut kembali mulai dari satu untuk setiap pasar dengan pensil warna. Misal :
nomor urut 3 di dalam kolom (16) terpilih sebagai angka random pertama
(R1), maka ditulis 31. Begitu seterusnya sampai nomor pedagang terpilih
terakhir (ke-n). Kemudian informasi tentang pedagang terpilih dipindahkan ke
dalam daftar sampel pedagang terpilih (Lampiran 8) oleh pengawas.
Daftar sampel pedagang terpilih terdiri dari lima kolom, yaitu :
Kolom (1) : nomor urut
Tuliskan nomor urut dari 1 s/d n (besarnya sampel pedagang terpilih,
sudah ditentukan)
Kolom (2) : kode responden
Kode responden terdiri dari 9 angka (digit)
Digit 5 dan 6 no. urut pasar
Misal untuk Kota Jakarta (kode 3100), nomor urut pasar ke 7, dan nomor
urut pedagang terpilih adalah 29. Maka pengisiannya adalah sebagai
berikut :
3 1 0 0 0 7 0 2 9
Digit 1,2,3 dan 4 kode kota
Pedagang eceran beras terpilih
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 12
Kolom (3) dan (4) : setelah nomor sampel pedagang terpilih di kolom
(16) sampai dengan kolom (21) diberi lingkaran, maka isian pada baris yang
sama kolom (3) dan (4) yaitu nama dan alamat pedagang dikutip ke dalam
daftar ini di kolom (3) dan (4).
Kolom (5) : dipergunakan untuk menuliskan hal-hal yang perlu dijelaskan
secara khusus.
d. Penggantian Responden
Apabila responden terpilih, karena satu dan lain hal tidak bisa
memberikan keterangan, misalkan telah pindah atau tutup, maka bisa diganti
dengan nomor urut sampel pedagang sesudah atau sebelumnya pada kolom
yang sama.
Misal : di kolom (16) terpilih nomor 15, karena tidak bisa memberikan
keterangan diganti dengan nomor 16 atau 14.
2.8. Beberapa Petunjuk Untuk Melakukan Wawancara
Untuk memperoleh keterangan yang obyektif atau wajar perlu adanya
hubungan pribadi yang baik antara petugas dan responden (pedagang) yaitu
orang yang memberikan keterangan yang diperlukan.
Sekali petugas telah menghubungi penjual yang dapat menjadi responden
maka untuk waktu selanjutnya dia harus dapat memelihara dan memupuk
hubungan dengan responden tersebut secara baik. Dengan demikian,
bantuan/kerjasama yang ia berikan akan tetap terjaga baik dan obyektif.
Responden akan memberikan keterangan-keterangan dengan wajar dan jujur,
tidak menyembunyikan keadaan yang sesungguhnya terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan petugas.
Hal-hal yang harus diperhatikan setiap petugas adalah :
a. Berpakaian yang wajar dan pantas.
b. Pilihlah waktu berwawancara yang tepat, misalnya yaitu pada waktu
responden sedang tidak melayani pembeli.
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 13
c. Saat-saat pertama berwawancara :
Tunjukkan surat tugas apabila perlu. Bila timbul pertanyaan-pertanyaan dari
responden, jawablah secara langsung dan tepat, jangan melantur kemana-
mana. Cara ini tentu saja tidak perlu diulangi pada kunjungan-kunjungan
selanjutnya.
d. Percaya pada diri sendiri.
e. Perhatikan tipe responden (sifat dan karakteristiknya).
f. Berbicaralah dengan tenang, jelas, dan cukup keras. Terangkan dengan jelas
setiap hal yang perlu dijelaskan, kepada responden sehingga ia akan
memberikan jawaban yang tepat sesuai dengan maksud pertanyaan seperti
dalam daftar.
g. Jangan memburu-buru responden.
h. Bawalah pembicaraan dalam situasi kekeluargaan.
i. Akhiri wawancara dengan baik.
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 14
BAB III
KONSEP DAN DEFINISI
Untuk memperjelas dan menyeragamkan pengertian dari istilah-istilah
yang digunakan dalam Buku Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras
ini, maka disusun beberapa konsep dan definisi sebagai berikut :
1. Pasar, ialah suatu tempat dimana terjadi transaksi antara penjual dan
pembeli atas suatu barang/jasa atau tempat yang lazim terdapat permintaan
dan penawaran atau pemberian jasa baik secara eceran maupun grosir/party.
2. Pedagang Eceran, yaitu orang-orang/pihak-pihak yang menyerahkan
barang/jasanya langsung kepada konsumen akhir atas dasar harga yang
telah disetujui bersama antara kedua belah pihak.
3. Pedagang Besar, ialah pedagang yang menjual barang dagangannya dalam
jumlah besar/grosir/party kepada pedagang lain. Barang tersebut oleh
pembelinya akan dijual lagi. Dengan demikian pembelinya bukan merupakan
konsumen akhir.
4. Pedagang Besar Merangkap Eceran, ialah pedagang beras yang selain
melayani penjualan secara grosir/party, juga menjual secara eceran pada
tempat yang sama.
5. Pedagang Khusus Beras, ialah pedagang yang khusus menjual beras saja
dan tidak memperdagangkan barang dagangan lainnya.
6. Pedagang Campuran, yaitu pedagang yang selain memperdagangkan
beras, juga menjual barang-barang lain, misalnya : barang-barang kelontong,
bumbu-bumbuan, dan bahan-bahan makanan lainnya.
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 15
7. Rata-Rata Volume Penjualan Beras Sehari, yang dimaksudkan disini rata-
rata besarnya/banyaknya volume beras yang habis terjual per hari selama
tujuh hari terakhir atau tiga hari terakhir bila tidak bisa dicakup tujuh hari,
untuk semua jenis beras yang diperdagangkan.
8. Harga Eceran, adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli kepada
penjual untuk memperoleh suatu jenis barang atau jasa secara eceran.
9. Wilayah Pasar, ialah daerah aktivitas antara penjual dan pembeli yang
pengelolaan sehari-harinya dilakukan oleh Kepala Pasar.
10. Jenis/Kualitas Beras, ialah macam-macam beras yang beredar di pasar
yang dibedakan berdasarkan :
a. Varietas (contoh : IR-64, Cisadane, Rojolele, dsb).
b. Nama jenis/kualitas beras yang populer di daerah setempat (misalnya :
Jongkong, Aries, Cianjur).
c. Asal daerah lainnya (contoh : DN Bali, Pare-Pare, Banyuwangi, dll).
Khusus butir a dan b yang dimaksud jenis/kualitas beras disini bukan
(tidak termasuk) merek/cap perdagangan. Contoh : Cisadane diakui/diberi
merek Cianjur.
11. Satuan, ialah ukuran baku/standar untuk penjualan suatu barang. Dalam
survei ini satuan yang digunakan untuk beras adalah kilogram (kg). Apabila di
suatu daerah digunakan satuan setempat, seperti liter, gantang, beruk dan
lain-lain, maka harus dikonversikan ke dalam kg.
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 16
BAB IV
PETUNJUK DAN CARA PENGISIAN DAFTAR
4.1. Petunjuk Umum Pengisian Daftar
a. Setiap daftar terdiri dari beberapa blok.
b. Pengisian hendaknya mengikuti pedoman yang ditentukan pada bab ini.
c. Pengisian hanya dilakukan dengan menggunakan pensil hitam.
d. Semua kolom pada garis yang tidak bertanda hitam hendaknya
ditanyakan/diisi.
e. Jawaban yang tidak berisi, berikan tanda strip (-) dan jangan dicoret,
karena akan membingungkan para pengolah selanjutnya.
f. Apabila terdapat isian yang banyak kesalahan dan kotor, hendaknya
disalin ke dalam daftar yang baru, dengan tetap melampirkan daftar
sebelumnya.
g. Periksalah dengan seksama jawaban yang Saudara peroleh, bagi
jawaban yang meragukan hendaknya Saudara tanyakan lagi kepada
responden yang bersangkutan.
h. Jaga kerahasiaan daftar perorangan agar tidak merugikan pihak
responden.
4.2. Cara Pengisian Daftar SB-I
Daftar SB-I digunakan untuk pendaftaran semua pedagang beras, baik
pedagang eceran, pedagang besar, atau pedagang besar yang merangkap
sebagai pedagang eceran.
Daftar SB-I terbagi atas lima blok, yaitu :
Blok I : Keterangan Tempat
Blok II : Keterangan Petugas
Blok III : Ringkasan
Blok IV : Catatan
Blok V : Keterangan Pedagang
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 17
Blok I : Keterangan Tempat
Blok I terdiri dari empat rincian. Rincian 1 s/d 4 diisi dengan nama
Provinsi, Kabupaten/Kota, Nama Pasar dan Alamat Pasar.
Blok II : Keterangan Petugas
Blok II ini diisi dengan nama, tanggal dan tanda tangan pencacah serta
nama, tanggal dan tanda tangan pengawas.
Rincian 1 dan rincian 4, diisi dengan nama pencacah dan pengawas.
Rincian 2 dan rincian 5, diisi dengan tanggal waktu pencacahan dan
pengawasan.
Rincian 3 dan rincian 6, diisi dengan tanda tangan pencacah dan
pengawas.
Blok III : Ringkasan
Blok ini diisi setelah pengisian Blok V selesai dan diperiksa kebenarannya
oleh pencacah. Blok III terdiri dari 7(tujuh) rincian, merupakan ringkasan dari
Blok V.
Rincian 1 : Banyaknya kode 1 pada kolom (11) Blok V atau banyaknya
baris yang terisi pada kolom (12) Blok V.
Rincian 2 :
Banyaknya kode 2 pada kolom (11) Blok V atau banyaknya
baris yang terisi pada kolom (13) Blok V.
Rincian 3 : Banyaknya kode 3 pada kolom (11) Blok V atau banyaknya
baris yang terisi pada kolom (14) dan (15) Blok V.
Rincian 4 : Rata-rata volume penjualan sehari pedagang besar = jumlah
kolom (12) Blok V dibagi banyaknya kode 1 kolom (11).
Rincian 5 : Rata-rata volume penjualan sehari pedagang eceran = jumlah
kolom (13) Blok V dibagi banyaknya kode 2 kolom (11).
Rincian 6a : Rata-rata volume penjualan sehari secara grosir/party
pedagang besar yang merangkap pedagang eceran = jumlah
kolom (14) dibagi banyaknya jumlah kode 3 kolom (11) Blok
V.
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 18
Rincian 6b : Rata-rata volume penjualan sehari secara eceran pedagang
besar yang merangkap pedagang eceran = jumlah kolom (15)
Blok V dibagi banyaknya jumlah kode 3 kolom (11) Blok V.
Rincian 7 : Rata-rata penjualan sehari secara eceran = jumlah rincian 5
dan 6b.
Blok IV : Catatan
Pada blok ini hendaknya isikan beberapa catatan serta keterangan-
keterangan lain yang dianggap perlu untuk diketahui, sehingga akan dapat
membantu dalam proses pengolahan maupun analisis lain yang akan diambil
kemudian.
Blok V : Keterangan Pedagang
Blok V terdiri dari 21 kolom, yaitu :
Kolom (1) : Tuliskan nomor urut pedagang sesuai dengan urutan kunjungan
yang dilakukan.
Kolom (2) : Tuliskan nama pedagang, toko atau orang yang dianggap
Bertanggung jawab penuh untuk memberikan keterangan
terhadap pertanyaan yang diajukan.
Kolom (3) : Tuliskan alamat lengkap tempat berjualan pedagang tersebut.
Misal : - Nama jalan dan nomornya
- Blok dalam pasar serta nomornya
- Nama kios dan lorong /gang tempat berdagang
Kolom (4) : Tuliskan kode 1 bila jenis usaha pokok pedagang adalah menjual
beras. Isikan kode 2 bila menjual beras sebagai jenis usaha
tambahan.
Kolom (5) : Isikan kode 1 bila jenis barang yang diperdagangkan adalah
khusus beras. Isikan kode 2 bila jenis barang yang
diperdagangkan selain beras juga berdagang jenis barang lain.
(misalnya : kelontong, palawija, dsb).
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 19
Kolom (6) : Isikan salah satu kode di bawah ini :
Kode 1 bila pembelian beras langsung dari Bulog
Kode 2 bila pembelian beras langsung dari pedagang besar
Kode 3 bila pembelian beras langsung dari penggilingan beras
Kode 4 bila pembelian beras dari petani
Kode 5 bila pembelian beras selain dari kode 1 s/d 4 di atas.
Kolom (7) : Isikan salah satu kode di bawah ini :
Kode 1 bila beras yang diperdagangkan dibayar dimuka
Kode 2 bila sistem pembayaran terhadap beras yang
diperdagangkan adalah secara tunai
Kode 3 bila sistem pembayaran secara kredit
Kode 4 bila beras yang diperdagangkan adalah beras titipan,
dimana pedagang ini tidak mempunyai resiko atas dagangan
(konsinyasi)
Kode 5 lain-lain pembayaran bila belum tercakup pada kode 1
s/d 4 tersebut di atas.
Kolom (8) : Isikan banyaknya jenis varietas beras yang dijual atau bila
keterangan ini sulit diperoleh, catat saja ada berapa jenis varietas
beras yang dijual pada waktu pelaksanaan listing.
Kolom (9) : Isikan status pemilikan tempat berjualan yang digunakan dengan
kode-kode di bawah ini :
Kode 1 bila tempat yang digunakan untuk berjualan adalah milik
sendiri
Kode 2 bila tempat yang digunakan untuk berjualan adalah
dengan menyewa/mengontrak pihak lain
Kode 3 bila tempat yang digunakan untuk berjualan tidak
temasuk dalam kode 1 atau kode 2.
Pemilikan tempat penjualan secara bersama (patungan)
dikategorikan dalam kode 1.
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 20
Kolom (10) : Isikan status pemilikan alat angkut/kendaraan bermotor roda 4
atau lebih dengan kode di bawah ini :
Kode 1 bila alat angkut yang digunakan untuk pengangkutan
beras adalah milik sendiri
Kode 2 bila alat angkut yang digunakan untuk pengangkutan
beras adalah menyewa/mengontrak dengan pihak lain
Kode 3 bila alat angkut yang digunakan untuk pengangkutan beras
tidak termasuk dalam kode 1 atau kode 2.
Kolom (11) : Isikan tipe pedagang dengan kode di bawah ini :
Kode 1 bila pedagang besar
Kode 2 bila pedagang eceran
Kode 3 bila pedagang besar merangkap eceran.
Tanyakanlah kepada pedagang yang bersangkutan bagaimana
cara penjualannya. Amatilah stok beras yang ada di kiosnya yang
bisa membantu dalam pengisian kode pada kolom (12) ini.
Kolom (12), (13), (14) dan (15) :
Tanyakan rata-rata volume penjualan per hari (kg) dari masing-
masing pedagang yang diobservasi. Usahakan memperoleh data
rata-rata sehari dalam seminggu terakhir.
Bilamana kolom (11) berkode 1, kolom (12) diisi rata-rata
volume penjualan per hari, dan kolom (13), (14), dan (15)
diberi tanda strip (-).
Bilamana kolom (11) berkode 2, kolom (12), (14), dan
(15) diberi tanda strip (-) dan kolom (13) diisi rata-rata
volume penjualan per hari.
Bilamana kolom (11) berkode 3, kolom (14) diisi rata-rata
volume penjualan per hari secara grosir/party dan kolom (15)
diisi rata-rata volume penjualan per hari secara eceran,
sedangkan kolom (12) dan (13) diberi tanda strip (-).
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 21
Kolom (16) s/d kolom (21) :
Diisi di kantor sesudah selesai pencacahan, untuk menentukan
sampel pedagang.
Berikan tanda check () pada salah satu kolom (16), (17) atau
kolom (18) jika pada kolom (13) ada isian dan beri tanda check ()
pada salah satu kolom (19), (20), atau (21), jika pada kolom (15)
ada isian.
4.3 Cara Pengisian Daftar SB-II
Setelah dilakukan pendaftaran semua pedagang beras yang ada dalam
pasar terpilih dengan daftar SB-I, maka pedagang yang terpilih akan dicacah
dengan daftar SB-II. Kepada setiap petugas diberi daftar sampel pedagang
terpilih untuk dicacah. Bila karena satu dan lain hal seorang pedagang terpilih
tidak bisa memberikan keterangan, maka dilakukan penggantian sampel
pedagang.
Daftar SB-II terdiri dari 4 (empat) blok, yaitu :
Blok I : Keterangan Tempat
Blok II : Keterangan Petugas
Blok III : Catatan
Blok IV : Keterangan Volume Penjualan Eceran Beras.
Sebelum dilanjutkan pengisian blok-blok pada daftar SB-II, tuliskan kode
responden pada sisi kiri atas daftar SB-II.
Kode Responden
Kode Responden terdiri atas 9 digit, yaitu :
- Digit 1 s/d 4 menunjukkan kota
- Digit 5 s/d 6 menunjukkan nomor urut pasar
- Digit 7 s/d 9 menunjukkan nomor pedagang terpilih, disalin dari kolom (2)
Daftar Sampel Pedagang Terpilih.
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 22
JENIS STATUS
JENIS BARANG PEMILIK-
NO. NAMA PEDAGANG/ ALAMAT LENGKAP USAHA YG DIPER- SISTIM SISTIM BANYAK- AN TEM-
URUT TOKO POKOK DAGANG- PENGA- PEMBA- NYA JENIS PAT BER-
KAN DAAN YARAN VARIETAS JUALAN
BERAS
(Kode) (Kode) (Kode) (Kode) (Kode)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]
1 Toko Monica Pasar Inpres Senen AKS No. 5 2 2 5 2 3 2
2 Pak Sutopo Pasar Inpres Senen AKS No. 10 2 2 2 2 3 2
3 Bu Hadi Pasar Inpres Senen AKS No. 11 2 2 2 2 2 1
V. KETERANGAN PEDAGANGKETERANGAN TENTANG
BERAS DAGANGAN
Contoh kode responden :
3 1 0 0 0 7 0 2 9
Nomor urut pasar
Omset Penjualan per Hari
Tanyakan rata-rata volume penjualan eceran per hari dalam seminggu terakhir
dan isikan pada sisi sebelah kanan atas daftar SB-II.
Tipe Pedagang
Coretlah salah satu apakah pedagang tersebut merupakan pedagang eceran
atau pedagang besar yang merangkap eceran.
Blok I : Keterangan Tempat
Blok I daftar SB-II terdiri atas :
1. Provinsi
2. Kabupaten/Kota : Cukup jelas
3. Nama Pasar
4. Nama pedagang/toko : diambil dari daftar SB-I blok (V) kolom (2)
5. Alamat : disalin dari daftar sampel pedagang terpilih kolom (3).
Kode kota
Nomor urut pedagang eceran beras terpilih
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 23
Blok II : Keterangan Petugas
Cukup Jelas
Blok III : Catatan
Tuliskan dalam blok catatan ini hal-hal diluar ketentuan yang ada
sehingga membantu pengawas dan pengolahan, seperti terjadinya penggantian
responden, satuan masih dalam satuan setempat, dll.
Blok IV : Keterangan Volume Penjualan Eceran Beras
Blok ini digunakan untuk mencatat seluruh jenis/kualitas beras yang
terjual dalam 1 (satu) hari sebelumnya atau rata-rata perhari yang terjual dalam
seminggu.
Kolom (1) : Cukup jelas
Kolom (2)
:
Jenis/kualitas beras
Jenis/kualitas beras dalam survei ini adalah jenis/kualitas
beras yang diperdagangkan oleh tiap pedagang.
Isian kolom (3) s/d kolom (5) adalah data yang terjadi
pada satu hari sebelum hari kunjungan.
Kolom (3) : Tanyakan jumlah penjualan untuk masing-masing
jenis/kualitas beras. Bila yang terkena sampel adalah
pedagang besar yang merangkap pedagang eceran, maka
volume penjualan yang dimasukkan ke kolom (3) adalah
volume penjualan secara eceran saja.
Kolom (4) : Tanyakan harga eceran per kg untuk masing-masing
jenis/kualitas beras.
Harga eceran disini adalah harga transaksi yang terjadi.
Kolom (5) : Hitung nilai penjualan (dalam rupiah) untuk masing-masing
jenis/kualitas beras dengan cara mengalikan isian kolom (3)
dengan kolom (4). Pengisian dalam bilangan bulat.
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 24
BAB V
PENGOLAHAN
5.1. Pengolahan Hasil Survei Volume Penjualan Eceran Beras
Pengolahan hasil survei volume penjualan eceran beras yang
dilaksanakan di Ibukota Provinsi dilakukan oleh BPS Provinsi dan
Kabupaten/Kota setempat, sedangkan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dilakukan oleh BPS. Daftar SB-I dan SB-II yang telah selesai harap segera
dikirim ke BPS, Direktorat Statistik Harga. Dengan demikian, pengolahan daftar
SB-II sudah dapat digunakan sebagai penimbang perhitungan harga beras
umum pada minggu berikutnya. Yang dimaksud dengan pengolahan SB-I
adalah proses pengambilan sampel dan pemberian nomor responden seperti
yang telah dijelaskan pada Bab II.
5.2. Pengolahan Daftar SB-II
Hasil pencacahan daftar SB-II diolah dengan menggunakan 5 (lima)
Lembar Kerja, yaitu : LK-I s.d. LK-V.
a. Lembar Kerja I (LK-I) : Ringkasan Volume Penjualan Eceran Beras
Lembar kerja ini digunakan untuk mendapatkan jumlah volume penjualan
eceran beras di masing-masing pasar yang diobservasi dengan daftar SB-II,
dirinci menurut jenis beras yang terjual.
Cara-cara Pengisian LK-I
Lembar Kerja ini terdiri atas 15 kolom. Isikan nama pasar yang diobservasi
serta faktor pengali (inflation factor/IF) disudut kanan atas untuk masing-
masing pasar yang diperoleh dengan rumus :
Ni
IFi =
ni
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 25
dimana :
IFi = inflation factor untuk pasar ke-i
Ni = jumlah pedagang beras eceran dan pedagang besar
merangkap eceran di pasar ke-i
nI = jumlah sampel pedagang yang diobservasi untuk pasar ke -i
Kolom (1) : Nomor urut
Cukup Jelas
Kolom (2) : Jenis/kualitas beras
Tuliskan jenis beras yang dijual oleh masing-masing pedagang
dari daftar SB-II blok IV kolom (2).
Kolom (3) s.d (12) :
- Nomor responden
Isikan di atas masing-masing kolom (3) s.d (12), tiga digit terakhir dari
Nomor Responden untuk masing-masing daftar SB-II.
- Volume Penjualan Beras
Isikan volume penjualan beras untuk masing-masing pedagang dari daftar
SB-II blok IV kolom (3).
Kolom (13) : Jumlah kolom (3) s.d (12).
Kolom (14) : Perkiraan volume penjualan selama satu minggu
Kolom (15) : Persentase (%) volume penjualan untuk masing-masing
jenis/kualitas beras terhadap total volume penjualan di
kolom (14).
Catatan : Jika banyaknya sampel terpilih dari satu pasar lebih dari 10
pedagang, maka dapat digunakan lebih dari satu lembar LK-I.
Sedangkan untuk pengisian kolom (13), (14) dan kolom (15)
diisi pada lembar tambahan terakhir.
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 26
b. Lembar Kerja II (LK-II) : Rekapitulasi Volume Penjualan Eceran Beras
Selama Seminggu.
Lembar Kerja ini merupakan rekapitulasi dari LK-I, dimana volume beras
pada masing-masing pasar (kolom (2) s.d (8), LK-II) didapat dari kolom (14)
LK-I. Bila di kota tersebut lebih dari 7 (tujuh) pasar yang diobservasi, maka
LK-II yang digunakan lebih dari satu lembar.
Cara-cara Pengisian LK-II.
Lembar kerja ini terdiri atas 9 kolom. Tulis nama kota secara lengkap pada
judul lembar kerja ini.
Kolom (1) : Jenis/kualitas beras.
sama dengan LK-I.
Kolom (2) s.d (8) :
Pasar ...... : Diisi dengan nama pasar yang diobservasi di kota tersebut.
Kemudian isikan volume setiap jenis beras dari masing-
masing pasar (dari kolom (14), LK-I).
Kolom (9) : Jumlah kolom (2) s.d kolom (8)
Catatan : Pada baris paling bawah, hitung persentase setiap pasar.
c. Lembar Kerja III (LK-III) : Persentase Volume Penjualan Eceran Beras
Selama Seminggu Menurut Jenis/Kualitas
Beras di Masing-Masing Pasar
Lembar kerja ini digunakan untuk melihat berapa besar untuk setiap
jenis/kualitas yang terjual terhadap jumlah seluruh jenis/kualitas beras yang
dijual di masing-masing pasar.
Cara-cara Pengisian LK-III
Lembar kerja ini terdiri atas 9 (sembilan) kolom. Tulis nama kota secara
lengkap pada judul lembar kerja ini.
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 27
Kolom (1) : Jenis/kualitas beras.
sama dengan LK-I dan LK-II.
Kolom (2) s.d (8) :
Pasar ...... : Diisi dengan nama pasar yang diobservasi di
kota tersebut. Kemudian isikan persentase (%) untuk setiap
jenis/kualitas beras di masing-masing pasar dengan cara
membagi setiap volume penjualan beras untuk masing-masing
jenis/kualitas beras (dari LK II kolom (2) s.d. (8) terhadap
total/jumlah seluruh jenis/kualitas beras yang di jual masing-
masing pasar.
Kolom (9) : Jumlah
Adalah persentase dari jumlah masing-masing jenis/kualitas
beras dari seluruh pasar (LK II kolom (9)) terhadap total
jumlah seluruh jenis/kualitas beras yang dijual.
- Jumlah baris bawah (ke kanan) adalah jumlah persentase
masing-masing jenis/kualitas beras di masing-masing pasar
(harus 100 %).
d. Lembar Kerja IV (LK-IV) : Persentase Volume Penjualan Eceran Beras
Selama Seminggu Menurut Pasar terhadap
Masing-Masing Jenis/Kualitas Beras
Lembar kerja ini digunakan untuk mengetahui berapa besar
peranan/persentase (%) dari masing-masing jenis/kualitas beras disetiap
pasar terhadap jumlah jenis/kualitas beras yang dijual di seluruh pasar. Dari
persentase di masing-masing pasar untuk setiap jenis/kualitas beras
nantinya akan digunakan sebagai bobot (penimbang) pasar untuk masing-
masing jenis/kualitas beras.
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 28
Cara-cara Pengisian LK-IV
Lembar kerja ini terdiri atas 9 (sembilan) kolom. Tulis nama kota secara
lengkap pada judul lembar kerja ini.
Kolom (1) : Jenis/kualitas Beras.
sama dengan LK-I dan LK-III.
Kolom (2) s.d (8) :
Pasar ...... : Diisi dengan nama pasar yang diobservasi di kota tersebut.
Kemudian isikan persentase (%) untuk setiap jenis/kualitas
beras di masing-masing pasar dengan cara membagi setiap
volume penjualan beras untuk masing-masing jenis/kualitas
beras (dari LK II kolom (2) s.d. (8)) terhadap total/jumlah
seluruh jenis/kualitas beras yang di jual seluruh pasar.
Kolom (9) : Jumlah
Adalah jumlah persentase masing-masing jenis/kualitas beras
dari seluruh pasar (harus 100 %).
- Jumlah baris bawah (ke kanan) adalah persentase dari
jumlah masing-masing volume penjualan beras di masing-
masing pasar terhadap total/jumlah volume penjualan
diseluruh pasar.
e. Lembar Kerja V (LK-V) : Daftar Jenis/Kualitas Beras Diurutkan Menurut
Volume Penjualan Terbesar
Lembar kerja ini digunakan untuk mendapatkan volume penjualan 6
(enam) jenis/kualitas beras yang banyak terjual diseluruh pasar dari (LK-II
kolom (9)). Dari masing-masing volume jenis/kualitas beras di proporsikan
terhadap total/jumlah volume 6 jenis/kualitas beras tersebut untuk
mendapatkan persentase dari masing-masing jenis/kualitas beras yang
nantinya akan digunakan sebagai bobot untuk penghitungan harga beras
umum tertimbang.
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 29
Cara-cara Pengisian LK-V
Lembar kerja ini terdiri atas 3 (tiga) kolom.
Kolom (1) : Jenis/kualitas beras.
Didapat dari LK-II kolom (9) untuk 6 (enam) jenis/
kualitas beras dengan volume penjualan terbesar.
Kolom (2)
:
Volume (Kg)
Isikan volume penjualan dari jenis/kualitas beras yang
mempunyai volume yang terbesar (diurutkan dari volume
penjualan eceran beras yang terbesar).
Kolom (3) : Persentase (%)
Adalah proporsi volume masing-masing jenis/kualitas
beras terhadap total/jumlah dalam persentase.
5.3. Cara Penghitungan Harga Eceran Beras Umum
Sebagaimana sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa salah satu
tujuan survei ini adalah untuk mendapatkan penimbang guna penghitungan
harga eceran beras umum yang akan dijadikan dasar bagi analisis-analisis
selanjutnya.
a. Untuk menghitung harga eceran masing-masing jenis beras umum digunakan
Lembar Kerja IV (LK-IV).
1) Isikan pada sudut kanan atas jenis beras yang dihitung harganya.
2) Pada kolom sebelah kiri isikan nama-nama pasar yang diobservasi, serta
peranan relatif = daya serap (%) = W, pada masing-masing pasar untuk
jenis/kualitas beras yang akan dihitung harganya. Isian kolom W dikutip
dari kolom (2) s.d. kolom (8) untuk setiap jenis/kualitas beras yang akan
dihitung harganya.
3) Pada baris tanggal isikanlah tanggal perhitungan harga jenis beras
tersebut.
4) Kolom (P = harga) diisi dengan harga hasil observasi pada tanggal yang
bersangkutan untuk masing-masing pasar atas jenis/kualitas beras yang
akan dihitung harganya.
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 30
5) Pangkatkan P dengan (W/100) dan hasilnya isikan pada kolom PW.
6). Pada baris jumlah kolom PW, isikan angka yang merupakan perkalian
dari isian kolom PW masing-masing pasar.
b. Untuk menghitung harga eceran beras umum (jenis/kualitas terbesar) di suatu
kota digunakan Lembar Kerja V (LK-V).
Isikan pada kolom jenis beras yang diobservasi dan penimbang/bobot (W)
yang dikutip dari tabel V. Cara penghitungan sama dengan butir a diatas,
sehingga didapatkan harga eceran umum (harga beras umum).
c. Cara penghitungan harga beras umum diatas menggunakan rumus sbb :
1). Harga eceran beras umum (dihitung untuk semua jenis/kualitas beras).
m
Pi = Pij Wij
j = 1 dimana : Pi = Harga eceran umum beras ke-i
W ij = Penimbang/bobot pasar ke-j untuk jenis/kualitas beras ke-i
Pij = Harga beras ke-i pada pasar ke-j
m = Banyaknya pasar yang diobservasi
2). Harga eceran beras umum umum (beberapa jenis beras terbanyak
volume penjualannya)
n
Pu = Pi Wi i = 1
dimana : Pu = Harga rata-rata eceran umum umum beras dari n
jenis beras
W i = Penimbang/bobot volume penjualan beras jenis ke-i
Pi = Harga kualitas beras ke-i
n = Banyaknya jenis beras yang diikutkan dalam
penghitungan harga eceran umum.
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 31
BAB VI
PENYAJIAN DAN LAPORAN HASIL SURVEI
Setiap pelaksanaan survei harus dibuatkan laporan hasil survei secara
tertulis. Untuk keseragaman penyajian hasil survei tersebut dan cara
pelaporannya, disusun pedoman sebagai berikut :
6.1. Bentuk Laporan
Laporan diperbanyak secukupnya dengan menggunakan kertas ukuran
kwarto, berupa cetakan atau stensilan. Kulit muka (cover) apabila biaya
memungkinkan sebaiknya dicetak terutama untuk laporan survei pedagang
beras yang diikuti dengan Survei Volume Penjualan Eceran Beras. (Contoh kulit
laporan terlampir pada lampiran 10).
6.2. Pelaporan dan Waktu Membuat Laporan
Laporan hasil dikirim kepada :
Kepala Badan Pusat Statistik Up. Direktorat Statistik Harga. Hasil survei
dapat pula dikirimkan kepada Instansi lain di daerah setempat yang dianggap
perlu.
Hasil survei tersebut agar secepatnya dikirim ke BPS paling lambat satu minggu
setelah hasil survei diolah.
6.3. Isi Laporan
Laporan tertulis harus berisi :
Bab I : Latar Belakang Survei
Dalam bab ini diutarakan apa yang melatarbelakangi survei yang
dilakukan atau mengapa survei tersebut dilakukan.
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 32
Bab II : Pelaksanaan Survei
Dalam hal ini perlu dilaporkan tentang pelaksanaan/penyelenggaraan
survei mengenai :
- macam kegiatan dalam pelaksanaan
- waktu pelaksanaan survei
- pelaksanaan survei
- lokasi survei
- hal-hal lain yang berkenaan dengan pelaksanaan survei
a. Kegiatan Survei
Contoh :
Macam Kegiatan Tanggal
Pelaksanaan
Jumlah Hari
- Perencanaan & persiapan ........ s/d ........ ...................
- Pencacahan ........ s/d ........ ...................
- Pengolahan Data ........ s/d ........ ...................
- Pelaporan ........ s/d ........ ...................
Jumlah ...................
b. Pelaksanaan Survei
Contoh :
1. Pimpinan Survei : ................................... (Jabatan : .................)
2. Pengawas : ................................... orang
3. Pencacah : ................................... orang
Jumlah : ................................... orang
Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2013 33
c. Lokasi survei
Contoh :
Wilayah Pasar Nama Pasar Jumlah Responden
................... ................. .......................
................... ................. .......................
................... ................. .......................
Dst ................. ....................... Jumlah .......................
d. Hal-hal lain yang berkenaan dengan pelaksanaan survei menurut BPS
setempat perlu dilaporkan.
Bab III : Hasil Survei
Apabila hasil survei yang dilaporkan merupakan gabungan antara hasil
Pendaftaran Pedagang Eceran Beras di pasar terpilih dengan Survei Volume
Penjualan Eceran Beras, maka laporan hasil survei menjadi dua sub bab :
1. Hasil Pendaftaran Pedagang Eceran Beras (Listing) di pasar terpilih.
2. Hasil Survei Volume Penjualan Eceran Beras di pasar terpilih.
Dalam bab ini baik untuk laporan hasil SB-I dan SB-II agar dilaporkan secara
ringkas dengan menggunakan contoh tabel seperti dalam Lampiran11.
LAMPIRAN
Lampiran 1
1. Provinsi 1. Nama Pencacah
2. Kabupaten/Kota 2. Tanggal Pencacahan
3. Nama Pasar 3. Tanda Tangan Pencacah
4. Alamat 4. Nama Pengawas
5. Tanggal Pengawasan
6. Tanda Tangan Pengawas
1. Pedagang Besar Orang 4. Pedagang Besar Kg
2. Pedagang Eceran Orang 5. Pedagang Eceran Kg
3. Pedagang Besar 6. Pedagang Besar
Merangkap Eceran Merangkap Eceran
a. Secara Party Kg
b. Secara Eceran Kg
7. Rata-Rata Penjualan
Secara Eceran
PENDAFTARAN PEDAGANG BERAS
Orang
IV. CATATAN
III. R I N G K A S A N
BANYAKNYA PEDAGANG RATA-RATA VOLUME PENJUALAN SEHARI
PELAKSANAAN SURVEI
VOLUME PENJUALAN ECERAN BERAS
I. KETERANGAN TEMPAT II. KETERANGAN PETUGAS
Kg
DAFTAR SB-I
Badan Pusat Statistik
34
JENIS STATUS STATUS
JENIS BARANG PEMILIK- PEMILIKAN ALAT TIPE
NO. NAMA PEDAGANG/ ALAMAT LENGKAP USAHA YG DIPER- SISTIM SISTIM BANYAK- AN TEM- ANGKUT/KENDARAAN PEDA-
URUT TOKO POKOK DAGANG- PENGA- PEMBA- NYA JENIS PAT BER- BERMOTOR RODA 4 GANG PEDAGANG PEDAGANG
KAN DAAN YARAN VARIETAS JUALAN ATAU LEBIH BESAR ECERAN SECARA SECARA < 100 100-300 300 < < 100 100-300 300