26
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Kerangka Penelitan Kerangka penelitian merupakan dasar pemikiran untuk pelaksanaan penelitian kali ini. Pembuatan kerangka penelitian ini bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian yang sistematis untuk melaksanakan penelitian dan penulisan laporan. Kerangka penelitian terdiri dari 4 unsur utama, yaitu latar belakang, rumusan masalah dan tujuan, metode penelitian, serta hasil penelitian. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak Rumkital dr. Ramelan Surabaya mengenai tingkat kebisingan di kawasan rumah sakit dan jenis barrier apa yang efektif untuk mengatasi kebisingan tersebut. 4.2 Rangkaian Kegiatan Penelitian 4.2.1 Ide Studi Ide studi merupakan tahap paling awal dalam suatu penelitian. Munculnya ide studi karena padatnya transportasi di Jalan Ahmad Yani, Surabaya. Dengan banyaknya kendaraan yang melintas di Jalan Ahmad Yani tersebut dipastikan tingkat kebisingan pun meningkat. Rumah sakit angkatan laut (rumkital) dr. Ramelan adalah salah satu fasilitas umum yang terdapat di Jalan Gadung. Rumah sakit ini juga beriringan dengan frontage road yang baru dibuka oleh pemerintah. Keberadaan rumah sakit ini di persimpangan jalan 35

BAB IV Metodologi Penelitian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisis Tingkat Kebisingan di RUmah Sakit Angkatan Laut dr Ramelan Surabaya

Citation preview

Page 1: BAB IV Metodologi Penelitian

BAB 4METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Kerangka PenelitanKerangka penelitian merupakan dasar pemikiran untuk

pelaksanaan penelitian kali ini. Pembuatan kerangka penelitian ini bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian yang sistematis untuk melaksanakan penelitian dan penulisan laporan. Kerangka penelitian terdiri dari 4 unsur utama, yaitu latar belakang, rumusan masalah dan tujuan, metode penelitian, serta hasil penelitian. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak Rumkital dr. Ramelan Surabaya mengenai tingkat kebisingan di kawasan rumah sakit dan jenis barrier apa yang efektif untuk mengatasi kebisingan tersebut.

4.2 Rangkaian Kegiatan Penelitian1.2.1 Ide Studi

Ide studi merupakan tahap paling awal dalam suatu penelitian. Munculnya ide studi karena padatnya transportasi di Jalan Ahmad Yani, Surabaya. Dengan banyaknya kendaraan yang melintas di Jalan Ahmad Yani tersebut dipastikan tingkat kebisingan pun meningkat. Rumah sakit angkatan laut (rumkital) dr. Ramelan adalah salah satu fasilitas umum yang terdapat di Jalan Gadung. Rumah sakit ini juga beriringan dengan frontage road yang baru dibuka oleh pemerintah. Keberadaan rumah sakit ini di persimpangan jalan berpotensi menerima dampak kebisingan dari jalanan dan dapat mengganggu ketenangan pasien. Maka dari itu, muncul ide studi dengan judul Analisis Tingkat Kebisingan di Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya.

1.2.2 Studi LiteraturStudi literatur digunakan untuk mencari informasi yang

berkaitan dengan pemetaan kebisingan di Rumkital dr. Ramelan. Sumber pustaka yang digunakan meliputi: Literatur (text book) tentang kebisingan dan barrier Jurnal nasional maupun tugas akhir yang berkaitan dengan

pola kebisingan di kawasan atau rumah sakit

35

Page 2: BAB IV Metodologi Penelitian

36

Jurnal atau tugas akhir tentang penelitian pola kebisingan di suatu kawasan atau rumah sakit.

Literatur tentang pemetaan kebisingan menggunakan program Surfer 9.0.

Page 3: BAB IV Metodologi Penelitian

Latar BelakangKemajuan kegiatan perekonomian mengakibatkan penggunaan transportasi meningkat

terutama kendaraan bermotor.Peningkatan kendaraan ini membawa dampak terhadap masyarakat sekitar, salah

satunya adalah kebisingan.Rumah Sakit Angkatan Laut (Rumkital) dr. Ramelan sebagai salah satu fasilitas umum.

Ide Tugas AkhirAnalisis Tingkat Kebisingan di Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan, Surabaya

Rumusan MasalahSeberapa besar tingkat kebisingan

maksimum dan minimum di Rumkital dr. Ramelan Surabaya?

Bagaimana jenis barrier yang sesuai guna meminimalisir kebisingan di kawasan Rumkital dr. Ramelan

Surabaya?

Tujuan PenelitianMengukur tingkat kebisingan

maksimum dan minimum di kawasan Rumkital dr. Ramelan Surabaya dan membandingkannya dengan standar

baku mutu yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Negara Republik Indonesia No. 48/ MENLH/PER/XI/

1996.Menentukan penggunaan jenis barrier

yang efektif guna meminimalisir kebisingan di kawasan Rumkital dr.

Ramelan Surabaya.

Metode

Studi LiteraturLiteratur atau tugas akhir mengenai pola kebisingan di kawasaan dan

rumah sakit.Literatur mengenai teori pemetaan

kebisingan dan jenis barrier.

Pengumpulan Data SekunderPeta Rumkital dr. Ramelan Surabaya

Pengumpulan Data PrimerPengukuran tingkat kebisingan pada wilayah studi diwakili 18 titik sampling dengan SLMPengukuran jumlah kendaraan dengan counterPengukuran koordinat titik sampling dengan GPS

A

37

`

Page 4: BAB IV Metodologi Penelitian

Analisa Data dan PembahasanData mentah yang telah didapatkan ditabulasi dalam tabel

Data yang ada dalam 1 interval pada titik yang sama diolah untuk mendapatkan LeqNilai Leq pada hari yang sama diolah untuk mendapatkan nilai Lsm

Nilai Lsm titik utama diolah untuk mendapatkan level bunyi pada titik tambahanData hasil olahan dan koordinat titik dari GPS diinput pada program Surfer untuk membuat peta penyebaran kebisingan

Pembahasan kontur yang mengarah pada pengadaan barrierPembahasan jenis barrier yang digunakan dan perhitungannya.

HASIL PENELITIAN (sesuai dengan Tujuan Penelitian)Memperoleh peta pola persebaran tingkat kebisingan yang diperoleh dari program Surfer dan dibandingkan dengan standar baku mutu.

Memberikan masukan kepada pihak Rumkital dr. Ramelan mengenai jenis barrier yang efektif guna meminimalisir intensitas kebisingan di wilayah studi.

Kesimpulan dan Saran

A

38

Gambar 4.1 Kerangka Penelitian

1.2.3 Perumusan MasalahDari ide studi yang didapat dan dihubungkan dengan

studi literature yang telah diperoleh, maka dapat diperoleh permasalahan. Permasalahan ini kemudian dirumuskan dan akan menjadi pedoman dalam melakukan penelitian. Rangkaian penelitian yang dilakukan ini akan menjawab permasalahan pada rumusan masalah.

1.2.4 Persiapan Penelitian1.2.4.1 Persiapan Alat

Persiapan alat dilakukan agar penelitian dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Sound Level Meter (SLM)

Page 5: BAB IV Metodologi Penelitian

39

Gambar 4.2 Sound Level Meter Kalibrasi Secara Internal, lagkah-langkahnya adalah :

O Posisikan Range Selector (3-7, Gambar 4.2) pada posisi “50-100”.

O Posisikan Fast/Slow Selector (3-6, Gambar 4.2) pada posisi “SLOW”

O Posisikan A/C weighting & calibration selector (3-4, Gambar4.2) pada posisi “94 dB CAL”

o Atur secara hati – hati Calibration VR (3-10, Gambar 4.2) dengan obeng “minus” hingga pada layar tertera “94±0.2” dB.

Kalibrasi Secara Eksternal, langkah-langkahnya adalah:o Persiapkan “SOUND CALIBRATOR, model “SC-941”

(optional) atau model “SC940A” (optional). Nyalakan Sound Calibrator dan tancapkan output dari kalibrator pada Electric condenser micro-phone (3-1, Gambar 4.2) dari SLM.

o Posisikan Range Selector (3-7, Gambar 4.2) pada posisi “50-100”.

o Posisikan Time Weighting Selector (3-5, Gambar 4.2) pada posisi “SLOW”.

Kalibrasi yang dianjurkan adalah kalibrasi eksternal, karena lebih presisi.

Global Positioning System (GPS) digunakan untuk penentuan koordinat titik sampling yang akan diinput ke dalam program surfer.

Page 6: BAB IV Metodologi Penelitian

40

Gambar 4.3 Global Positioning System (GPS) Counter digunakan sebagai alat pengukur jumlah kendaraan

bermotor yang lewat pada lokasi penelitian ini.

Gambar 4.4 Counter

1.2.4.2 Identifikasi Sumber KebisinganSumber kebisingan berasal dari lalu lintas kendaraan

bermotor yang melewati kawasan penelitian yaitu kendaraan roda dua (sepeda motor), kendaraan roda empat (berbahan bakar bensin dan solar) dan kendaraan dengan roda lebih dari empat (truk dan bus).

1.2.4.3 Pengumpulan Data SekunderPengumpulan data sekunder berupa data-data awal yang

diperlukan untuk mendukung pelaksanaan penelitian, antara lain: Peta wilayah Rumkital dr. Ramelan Surabaya

1.2.5 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian1.2.5.1 Lokasi Penelitian

Page 7: BAB IV Metodologi Penelitian

41

Dalam menentukan lokasi sampling dilakukan dengan menggunakan metode sampling statistik yaitu Simple Random Sampling dimana metode tersebut diterapkan pada populasi yang homogen dan cara pengambilan samplingnya dilakukan secara random (acak).

Lokasi sampling diwakili dengan beberapa titik sampling. Penentuan titik sampling juga dengan mempertimbangkan berbagai macam hal. Letak titik sampling dapat dilihat pada peta lokasi penelitian sebagai berikut.

Page 8: BAB IV Metodologi Penelitian

42

Gambar 4.5 Peta Lokasi Titik Sampling

Page 9: BAB IV Metodologi Penelitian

43

1.2.5.2 Waktu PenelitianBerdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No

48 tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan, waktu pengukuran dilakukan selama aktivitas 24 jam (LSM) dengan cara pada siang hari tingkat aktivitas yang paling tinggi selama 16 jam (LS) pada selang waktu 06.00-22.00 dan aktivitas malam hari selama 8 jam (LM) pada selang 22.00 – 06.00. Setiap pengukuran harus mewakili selang waktu tertentu dengan menetapkan paling sedikit 4 waktu pengukuran pada siang hari dan pada malam hari paling sedikit 3 waktu pengukuran. Namun pada penelitian kali ini, akan dilakukan 4 waktu pengukuran siang hari pada selang waktu 01.00-17.00 dan 2 waktu pengukuran malam hari pada selang waktu 17.00-01.00. hal ini dikarenakan pembagian waktu sesuai peraturan tidak mencukupi untuk mengambil data pada seluruh titik sampling. Maka dari itu pembagian waktu setiap interval disamakan yaitu setiap 4 jam.

1.2.6 Pelaksanaan Penelitian1.2.6.1 Pengukuran Tingkat Kebisingan

Penelitian dilakukan dengan mengambil data secara langsung pada lapangan. Pengambilan data kebisingan yaitu dengan menggunakan alat SLM. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan pada lokasi penelitian, yaitu pada titik sampling yang telah ditentukan sebelumnya.

Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 48 tahun 1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan, pengukuran tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan cara sederhana yaitu pengukuran selama 10 menit untuk tiap pengukuran, pembacaan dilakukan tiap 5 detik. Pengukuran level bunyi dilakukan selama 4 hari yaitu hari Jumat mewakili hari menjelang libur, Sabtu dan Minggu mewakili hari libur dan hari Senin mewakili hari kerja dengan interval waktu:

L1: jam 01.00-05.00L2: jam 05.00-09.00L3: jam 09.00-13.00L4: jam 13.00-17.00L5: jam 17.00-21.00L6: jam 21.00-01.00*L= interval ke-..

Page 10: BAB IV Metodologi Penelitian

44

Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 48 tahun 1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan, pada masing-masing interval waktu yang ditentukan akan didapatkan data level kebisingan. Rinciannya adalah pada masing-masing interval akan dilakukan pengukuran selama 10 menit (600 detik) dan dilakukan pembacaan level kebisingan tiap 5 detik, dengan demikian pada waktu 10 menit tersebut akan didapatkan 120 data (600 detik : 5 detik) level kebisingan. Hal tersebut akan diulang pada interval waktu yang lain. Pengukuran dengan prosedur demikian akan dilakukan pada 18 titik yang telah ditentukan sebelumnya.

1.2.6.2 Pengukuran Jumlah KendaraanPengukuran jumlah kendaraan dilakukan dengan

menggunakan alat hitung (counter). Perhitungan dilakukan bersamaan dengan pengambilan data sampling. Pada penelitian ini, perhitungan jumlah kendaraan dilakukan di beberapa titik saja yaitu titik titik yang berhubungan langsung dengan jalan raya. Pada titik-titik ini kendaraan yang lewat adalah merupakan sumber bising.

1.2.7 Analisis Data PrimerSetelah dilaksanakan penelitian dengan pengukuran

langsung pada lapangan, maka akan diperoleh data. Data yang ada harus diolah terlebih dahulu untuk bisa dipergunakan. Adapun langkah langkah untuk menganalisis data primer adalah sebagai berikut: a. Data yang telah didapatkan ditabulasi dalam tabel pada

excel.b. Pengolahan data primer dilakukan untuk memperoleh nilai Leq

di daerah penelitian sehingga nantinya dapat dibuat peta kebisingan nyata daerah penelitian. Pengolahan data untuk tingkat kebisingan latar belakang dengan menggunakan metoda Leq. Untuk masing-masing titik sampling pada masing-masing interval terdapat 120 data. Nantinya akan dilakukan pengolahan terhadap data tersebut guna memperoleh 1 data yang mewakili kebisingan satu titik sampling pada masing – masing interval. Untuk itu, perlu pengolahan data dengan menggunakan rumus :

Page 11: BAB IV Metodologi Penelitian

45

Leq=10 Log[ 1T∑i=1

n

100,1Li ti ]

Dimana :

T = 600 (berasal dari lamanya waktu sampling, yaitu selama

10 menit/ 600 detik)

Li= Level kebisingan hasil pembacaan

ti= 5 (berasal dari interval pembacaan, yaitu tiap 5 detik)Perhitungan Leq dilakukan pada seluruh data untuk masing-masing interval pada tiap titik.

c. Setelah didapatkan 1 data untuk masing-masing interval maka dilanjutkan dengan perhitungan level bunyi untuk siang (Ls) dan malam (Lm). Setelah didapatkan level bunyi untuk siang dan malam, dicari level bunyi siang malam (Lsm). Untuk itu, perlu pengolahan data dengan menggunakan rumus :

Ls=10 Log[ 1T∑i=1

4

100,1Li ti ]

Dimana :

T = 16 (berasal dari lamanya waktu sampling, yaitu selama

16 jam)

Page 12: BAB IV Metodologi Penelitian

46

Li= Level kebisingan hasil pembacaan pada masing-masing

interval

data yang diinputkan adalah L1, L2, L3, L4)

ti = 4 (berasal dari interval pengambilan sampling, yaitu tiap 4

jam)

Lm=10 Log[ 1T∑i=1

3

100,1Li ti ]

Dimana :

T = 8 (berasal dari lamanya waktu sampling, yaitu selama 8

jam)

Li= Level kebisingan hasil pembacaan pada masing-masing

interval

(data yang diinputkan adalah L

5, L6, L7)

ti = interval pengambilan sampling (untuk pukul 22.00 –

24.00 ti = 2, untuk

pukul 24.00 – 03.00 dan 03.00 – 06.00 ti = 3)

Page 13: BAB IV Metodologi Penelitian

47

Lsm=10 Log 124

[100,1Ls×16+100,1Lm+5×8 ]

Perhitungan LSM dilakukan pada seluruh data untuk masing

– masing hari.

Data LSM pada tiap titik yang dihitung akan digunakan sebagai input data pada pembuatan peta kebisingan dengan menggunakan program Surfer

4.3 Pembuatan Peta Kontur KebisinganPerangkat lunak surfer adalah suatu program

permodelan untuk pembuatan kontur. Untuk membuat kontur diperlukan input data dan input grid. Input data adalah data yang akan diproses untuk dibuat kontur, sedangkan input grid adalah koordinat titik yang akan dibuat kontur berupa sumbu X dan sumbu Y serta sumbu Z sebagai data yang akan diproses. Dalam pembuatan kontur, diperlukan pemilihan metode grid.

Untuk menentukan koordinat X dan Y dari masing-masing ttik sampling dengan menggunakan program autocad dengan menempatkan kursor di titik sampling. Setelah mendapatkan koordinat (X,Y) untuk seluruh titik maka langkah selanjutnya adalah memasukkan data konsentrasi dengan cara sebagai berikut: Pada program excel dibuat 3 kolom dimana kolom 1 adalah

sumbu X (koordinat sumbu X dari peta sampling), kolom 2 sumbu Y (koordinat sumbu Y dari peta sampling), dan kolom 3 adalah konsentrasi dari kebisingan (nilai Leq) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.6

Page 14: BAB IV Metodologi Penelitian

48

Gambar 4.6 Tampilan Program Excel Data yang telah dimasukkan ke program excel. Kemudian

dilakukan Save as dengan memilih menu file.

Gambar 4.7 Tampilan Menu File Save As Berikutnya pilih menu file new untuk memulai pemetaan

dengan program surfer dan pilih menu plot document kemudian klik ok. Tampilan form dari program surfer dapat dilihat pada Gambar 4.8

Page 15: BAB IV Metodologi Penelitian

49

Gambar 4.8 Tampilan Menu Surfer Untuk memulai pemetaan atau membuatan kontur, terlebih

dahulu dilakukan pengecekan data dengan cara pilih menu grid lalu data pilih data yang akan di grid (misal data excel hari senin 17.00-22.00), kemudian klik open. Pada layar akan muncul form perintah grid data, jika data yang dimasukkan sudah benar maka klik ok dan di layar akan ada report dari data yang dimasukkan tadi. Jika jumlah data yang dimasukkan sudah benar maka klik ok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.9 dan 4.10

Gambar 4.9 Tampilan menu Grid data

Page 16: BAB IV Metodologi Penelitian

50

Gambar 4.10 Tampilan form Grid data Setelah melakukan grid data dan untuk membuat kontur peta

(kebisingan) pilih menu Map countur map dan akan muncul form perintah untuk membuka file yang akan dibuat kontur (misal grid 17.00-22.00). pada layar akan muncul gambar kontur dari data yang telah dimasukkan tadi. Untuk mengganti warna kontur maupun angka kontur dapat dilakukan dengan cara klik kanan pilih propertis, akan muncul form perintah countur propertis pilih menu level. Dengan mengeklik dua kali pada menu line akan mengganti warna kontur dan menu tabel untuk menampilkan angka kontur yang akan ditampilkan pada peta kontur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.11, Gambar 4.12, dan Gambar 4.13.

Page 17: BAB IV Metodologi Penelitian

51

Gambar 4.11 Tampilan Form perintah Open Grid

Gambar 4.12 Tampilan gambar countur map

Page 18: BAB IV Metodologi Penelitian

52

Gambar 4.13 Tampilan form countur properties Berikutnya pilih menu File Export untuk menyimpan hasil

kontur tadi dengan menggunakan save type AutoCad DXF (*.dxf) misal nama file 17.00-22.00.

Gambar 4.14 Tampilan form export Untuk mengeplotkan ke dalam peta, terlebih dahulu kita buka

file gambar di autocad. Kemudian kita buka file kontur tadi (dalam bentuk *dxf), dan copy dan paste pada gambar peta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.15 dan Gambar 4.16

Page 19: BAB IV Metodologi Penelitian

53

Gambar 4.15 Tampilan peta titik sampling pada program autocad

Gambar 4.16 Tampilan kontur peta pada autocad

Page 20: BAB IV Metodologi Penelitian

54

Gambar 4.17 Tampilan peta dan kontur pada program autocad

4.4 Penentuan Jenis BarrierAda dua jenis barrier yaitu barrier alami dan barrier

buatan. Penentuan jenis barrier yang akan digunakan dapat dilakukan setelah nilai kebisingan maksimum dan minimum diperoleh. Dari data-data tersebut dapat dihitung berapa besar nilai kebisingan yang harus direduksi kemudian jenis apa yang akan digunakan.

4.5 PembahasanSetelah dilakukan pembuatan peta tingkat kebisingan

yang ada, selanjutnya dilakukan pembahasan dan kajian mengenai :a. Besar nilai tingkat kebisingan pada wilayah studi

Pada bagian ini akan membahas mengenai pengolahan data dari awal hingga mendapatkan nilai kebisingan maksimum dan minimum untuk masing – masing hari dan membandingkannya dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 tahun 1996.

b. Hasil pemetaan mengenai tingkat kebisingan pada wilayah studi.Pada bagian ini akan membahas mengenai tingkat pola kebisingan di sepanjang wilayah studi, karena dengan dibuatnya peta tingkat kebisingan akan terlihat jelas pola tingkat kebisingan pada masing-masing tempat di sekitar wilayah studi.

c. Jenis barrier yang efektif untuk meminimalisir kebisingan.Pada bagian ini akan membahas jenis barrier bagaimana yang efektif guna meminimalisir intensitas kebisingan di wilayah studi. Penentuan jenis barrier yang digunakan berdasarkan hasil peta kontur pada pembahasan sebelumnya.

4.6 Kesimpulan dan SaranDari pembahasan yang telah dilakukan akan didapatkan

kesimpulan akhir dari penelitian ini. Penarikan kesimpulan berpedoman pada perumusan masalah yang ada serta berdasar pada pembahasan dan kajian yang telah dilakukan.

Page 21: BAB IV Metodologi Penelitian

55