Upload
phungphuc
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Diskripsi Kondisi Prasiklus
SDN Muncar 02 beralamat di Dusun krajan RT 01 RW 03 Desa
Muncar Kecamatan Sususkan Kabupaten Semarang. Berdasarkan lokasinya
SDN muncar 02 berada di tengah-tengah wilayah perkampungan Desa Muncar
yang terdiri dari lima kedukuhan. Jumlah total siswa di SDN Muncar 02
adalah 151 siswa yang terdiri dari 69 siswa perempuan dan 72 siswa laki-laki.
Sedangkan jumlah siswa kelas V yang menjadi obyek dalam penelitian ini
adalah 28 yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Jumlah
guru dan karyawan di SDN Muncar 02 12 orang. Guru yang Sarjana 7 orang,
D2 ada 4 orang dan SMA 1 orang. Sarana dan prasarana yang ada di SDN
Muncar 02 sudah baik. Ala-alat peraga sudah tersedia dan mencukupi untuk
masing-masing mata pelajaran yang akan digunakan saat proses pembelajaran
berlangsung. SDN Muncar 02 memiliki 6 ruang kelas, 2 ruang kantor guru
yang salah satunya dalam masa perbaikan, 1 musholla, 1 perpustakaan, 1
ruang UKS, WC siswa dan guru yang terpisah, dan gudang sekolah. Tata
ruang SDN Muncar 02 berbentuk leter U dengan lapangan serbaguna yang ada
di tengah-tengahnya yang bisa dimanfaatkan untuk upacara bendera, tempat
olahraga, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang dilaksanakan di tempat terbuka.
Kondisi prasiklus atau kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum
penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah
dilakukan pada siswa kelas V SDN Muncar 02 Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 28 siswa pada
pembelajaran IPS, bahwa guru melakukan proses belajar mengajar dengan
meodel konvensional yaitu ceramah. Dengan model konvensional tersebut
siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan dari guru dan selanjutnya
mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru, sehingga hasil belajarnya
37
berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang diterapkan oleh
sekolah sebesar >71 hanya 39,29 % siswa yang dapat mencapainya. Kemudian
peneliti dan guru kelas berkolaborasi mencari masalah yang menyebabkan
60,71 % siswa nilainya masih dibawah KKM. Masalah yang ditemukan adalah
rendahnya tingkat penguasaan materi pembelajaran oleh siswa dan dari 28
siswa yang mengikuti pelajaran hanya 3 sampai 5 siswa yang terlihat aktif
dalam proses pembelajaran. Karenanya peneliti dan guru mengambil
kesimpulan untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran agar pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan dapat lebih optimal yaitu
dengan penerapan model pembelajaran cooperative script. Nilai KKM juga
ditingkatkan agar guru termotivasi untuk mencapai nilai KKM tersebut. KKM
tersebut adalah 90, jika siswa belum mencapai KKM 90 maka dinyatakan
belum tuntas dalam belajarnya.
Kondisi awal sebelum diadakan tindakan penelitian, perolehan nilai
tentang perjuangan melawan penjajah ketuntasan belajar siswa dari 28 siswa
terdapat 2 siswa yang mencapai ketuntasan dan 26 siswa yang belum mencapai
ketuntasan dengan kriteria ketuntasan minimum 90. Hal ini dapat terlihat dari
tabel 4.1
Tabel 4.1
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS Kelas V Pada Prasiklus
Skor Ketuntasan Frekuansi Persentase (%)
≥ 90 Tuntas 2 7,14
< 90 Tidak Tuntas 26 92,86
Jumlah 28 100
Dilihat dari tabel 4.1 hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS belum
maksimal, hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam
belajarnya sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 90. Dari tabel
diatas diketahui terdapat hanya 2 siswa yang tuntas dalam pembelajaran sesuai
dengan KKM yang diterapkan dan terdapat 26 siswa yang belum tuntas dalam
38
pembelajaran IPS dengan Standar Deviasi 12,13. Sehingga peneliti merasa perlu
mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar
siswa, khususnya siswa kelas V SD Negeri Muncar 02 Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan tabel 4.1 dapat
digambarkan dalam diagram kerucut pada gambar 4.1
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pada Prasiklus
Berdasarkan penelitian sebelumnya, rendahnya hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran sehari-hari adalah model pembelajaran konvensional yang ditandai
dengan guru mengajar hanya dengan ceramah dan tanya-jawab dan tidak
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan data hasil
belajar yang rendah dari siswa kelas V di SD Negeri Muncar 02 Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 di atas,
peneliti akan melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan
rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian
ini peneliti akan memberikan pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe cooperative script dalam setiap pembelajaran untuk meningkatkan
hasil belajar siswa yang akan dilakukan dalam dua siklus.
0
5
10
15
20
25
30
Jumlah Siswa Persentase (%)
2 7,14
26
92,86
Tuntas
Tidak Tuntas
39
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Dalam Siklus I terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan ini hal-hal yang dilakukan adalah menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi perjuangan melawan
penjajah, menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan,
menyusun instrumen penilaian, menyusun pedoman observasi, menyiapkan
media yang diperlukan dalam pembelajaran nantinya yaitu materi tentang
perjuangan melawan penjajah. Merencanakan personal yang akan dilibatkan
dalam penelitian yaitu dengan guru kelas yang mengajar di kelas V pada
tempat penelitian dilakukan. Merancang tes formatif dan menyiapkan rubrik
penilaian proses yaitu meringkas, diskusi, dan presentasi.
Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
a. Pertemuan Pertama
1) Kegiatan Awal
Pertemuan pertama pada siklus 1 berlangsung pada hari Senin, 09 April
2012 pukul 07.35 WIB setelah kegiatan upacara bendera selesai, untuk mengawali
pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, mengabsen
siswa dan melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa mengenai materi
perlawanan terhadap penjajah. Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan
tentang materi yang akan diajarkan yaitu perjuangan melawan penjajah sub bab
perjuangan melawan penjajahan Belanda. Langkah selanjutnya yaitu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan menjelaskan
langkah-langkah atau prosedur tindakan pada model pembelajaran yang akan
digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script.
2) Kegiatan inti
Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada kegiatan inti antara lain : siswa
membentuk kelompok berpasangan dan duduk sebangku. Masing-masing siswa
menerima materi perjuangan melawan penjajahan Belanda dari guru, selanjutnya
tugas siswa adalah menyimak dan kemudian membuat ringkasan. Selanjutnya
siswa yang telah duduk berpasangan menetapkan peran masing-masing yaitu
40
peran sebagai pembicara dan pendengar. Kemudian didapati kesepakatan bahwa
deretan siswa yang duduk di bangku deretan kanan adalah siswa yang berperan
sebagai pembicara dan siswa di deretan kiri menerima peran sebagai pendengar.
Setelah masing-masing siswa menerima perannya selanjutnya mereka melakukan
kegiatan diskusi berpasangan antara pembicara dan pendengar. Tugas pembicara
adalah menyampaikan hasil ringkasannya tentang perjuangan melawan penjajah
selengkap mungkin dan bisa juga ditambahkan hal-hal lain yang ia tau, sementara
tugas pendengar adalah menyimak penjelasan dari pembaca, memberi tanggapan
dan masukan, mengoreksi jika ada kesalahan dari pembicara serta membantu
mengingat ide-ide pokok dari materi. Pembaca dan pendengar berdiskusi tentang
perjuangan melawan penjajahan Belanda. Bertukar peran, siswa yang semula
berperan sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya kemudian
mereka kembali melaksanakan diskusi berpasangan. penilaian proses dilakukan
sepanjang kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa membuat kesimpulan. Siswa
bersama-sama dengan guru meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan membuat kesimpulan.
3) Kegiatan Akhir
Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari.
Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa
mengerjakan LKS dan dicocokkan bersama-sama dan hasilnya dikumpulkan
kepada guru. Pelajaran diakhiri pukul 08.45 WIB.
b. Pertemuan Kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada hari kamis , 12 April 2012. Uraian
kegiatannya adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Pertemuan ini berlangsung pada pukul 09.00 WIB yang diawali dengan
upacan salam dan presensi oleh guru. Uraian kegiatan pada pertemuan kedua
meliputi guru bertanya pada siswa tentang materi yang diterima pada pertemuan
sebelumnya dan pertanyaan dari guru : “selain Belanda, negara mana yang kalian
41
ketahui pernah menjajah Indonesia?”. Guru menyampaikan tujuan dari
pembelajaran tentang perjuangan melawan penjajahan Jepang, selanjutnya guru
menyampaikan langkah-langkah dan prosedur pembelajaran yang akan dilakukan.
2) Kegiatan Inti
Uraian kegiatan pada kegiatan inti pertemuan kedua ini meliputi : siswa
membentuk kelompok berpasangan dan duduk sebangku. Masing-masing siswa
menerima materi perjuangan melawan penjajahan Jepang dari guru, selanjutnya
tugas siswa adalah menyimak dan kemudian membuat ringkasan. Selanjutnya
siswa yang telah duduk berpasangan menetapkan peran masing-masing yaitu
peran sebagai pembicara dan pendengar. Kemudian didapati kesepakatan bahwa
deretan siswa yang duduk di bangku deretan kanan adalah siswa yang berperan
sebagai pembicara dan siswa di deretan kiri menerima peran sebagai pendengar.
Setelah masing-masing siswa menerima perannya selanjutnya mereka melakukan
kegiatan diskusi berpasangan antara pembicara dan pendengar. Tugas pembicara
adalah menyampaikan hasil ringkasannya tentang perjuangan melawan penjajah
selengkap mungkin dan bisa juga ditambahkan hal-hal lain yang ia tau, sementara
tugas pendengar adalah menyimak penjelasan dari pembaca, memberi tanggapan
dan masukan, mengoreksi jika ada kesalahan dari pembicara serta membantu
mengingat ide-ide pokok dari materi. Pembaca dan pendengar berdiskusi tentang
perjuangan melawan penjajahan Jepang. Bertukar peran, siswa yang semula
berperan sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya kemudian
mereka kembali melaksanakan diskusi berpasangan. penilaian proses dilakukan
sepanjang kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa membuat kesimpulan. Siswa
bersama-sama dengan guru meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan membuat kesimpulan.
3) Kegiatan Akhir
Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari.
Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa
42
mengerjakan LKS dan dicocokkan bersama-sama dan hasilnya dikumpulkan
kepada guru. Pelajaran diakhiri pukul 10.10 WIB.
Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan
I dan II maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala
kegiatan dalam proses pembelajaran.
Hasil observasi kinerja guru oleh observer Siklus I, pada perencanaan
pembelajaran guru menggunakan RPP, pada pelaksanaan pembelajaran guru
melakukan apersepsi dan memberikan motivasi, kegiatan pembelajaran
menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, memberikan kesempatan siswa
mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata
tertib kelas, pada penilaian guru melakukan penilaian pada siswa, memberikan
umpan balik, dan memberikan pujian. Namun masih ada kekurangan guru yang
perlu diperbaiki misalnya mobilitas guru ketika memberikan bimbingan pada
siswa dalam pelaksanaan kerja kelompok, pengelolaan waktu yang belum
maksimal sehingga proses pembelajaran masih terkesan kacau, dan penilaian pada
setiap siswa juga belum maksimal sehingga perlu diperbaiki lagi. Lebih rinci
untuk hasil observasi siswa dan guru dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 4. 2
Hasil Implementasi RPP IPS Pada Siswa Kelas V Siklus I
No. Aspek Kesimpulan Rekomendasi
I. Pra
pembelaja
ran
Kekuatan : Siswa sudah siap dengan pembelajaran, siswa telah menempati tempat duduknya dengan baik
43
II Kegiatan
Awal
Pembelaja
ran
Kekuatan : siswa menjawab pertanyaan apersepsi
Hal perlu diperbaiki: menjawab
pertanyaan dari guru
Lakukan tanya jawab yang lebih variatif sehingga siswa tertarik untuk menjawab
III. Kegiatan Inti
Pembelaja
ran
Kekuatan : siswa melaksanakan pembelajaran dengan baik, siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan guru.
Hal perlu diperbaiki: keaktifan
siswa
Siswa perlu lebih aktif dan antusias lagi dalam pembelajaran
IV. Penutup
Kekuatan : siswa melakukan refleksi bersama guru
Hal perlu diperbaiki: refleksi
bersama guru
Ajak semua siswa melakukan refleksi
Tabel 4.3
Hasil Implementasi RPP IPS Pada Guru Kelas V Siklus I
No. Aspek Kesimpulan Rekomendasi
A. Perencanaan Pembelajaran
Kekuatan : tersedia RPP, tersedia materi pelajaran dan sarana penunjang pembelajaran kegiatan belajar.
B Strategi Pembelajaran
Kekuatan : menyampaikan apersepsi dan motifasi, membantu siswa membangun pemahaman sendiri, memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat.
Hal perlu diperbaiki: belum menyampaikan tujuan pembelajaran dan dalam penyampaian langkah-langkah pembelajaran belum jelas dan tegas
tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran harus disampaikan kepada siswa dengan jelas dan tegas hingga siswa benar-benar paham sebelum memulai
44
kegiatan pembelajaran.
C. Manajemen Kelas
Kekuatan : tata tertib kelas terlaksana dengan baik, waktu untuk setiap langkah kegiatan belum dikelola dengan baik
Hal perlu diperbaiki: perli
peningkatan dalam pengelolaan waktu
pengelolaan waktu perlu ditingkatkan
D. Penilaian Kekuatan : perkembangan belajar siswa dipantau dengan baik, umpan balik diberikan terhadap hasil belajar, penghargaan terhadap siswa berupa pujian dan nilai proses yang tinggi
Hal perlu diperbaiki: penghargaan
kepada siswa yang telah berani melakukan sesuatu yang positif
penghargaan terhadap siswa yang berani menjawab pertanyaan walaupun salah harus tetap diberi pujian karena keberaniannya.
Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan pada Siklus I, dan tes
formatif yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 April 2012 diambil data secara
kuantitatif melalui penilaian unjuk kerja hasil belajar materi perjuangan melawan
penjajah maka dapat diperoleh hasil belajar yaitu nilai tertinggi yang dicapai
sebelum tindakan sebesar 91 dan nilai terendah 53. Siswa yang telah mencapai
KKM 90 ada 2 siswa (7,14 %), sedangkan yang belum mencapai KKM 90
sebanyak 26 siswa (92,86 %). Pada Siklus I nilai tertinggi yang bisa dicapai siswa
telah meningkat yaitu 94, sedangkan nilai terendah 85. Siswa yang mencapai
KKM 90 sebanyak 16 anak (57,14 %) sedangkan siswa yang belum mencapai
45
KKM 90 sebanyak 12 anak (42,86%). Standar deviasi yang diperoleh 2,92.
Berikut ini tabel perolehan nilai siklus I :
Tabel 4.4
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I
Skor Ketuntasan Frekuensi Presentase (%)
≥ 90 Tuntas 16 57,14
< 90 Tidak Tuntas 12 42,86
Adapun hasil belajar IPS dengan menggunakan model cooperative script
siswa telah mencapai 57,14 % karena dari 28 siswa yang memperoleh nilai di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal 90 ada 12 siswa, sedangkan 16 siswa telah
memperoleh nilai ≥ KKM atau dinyatakan tuntas belajar. Kondisi tersebut dapat
digambarkan menggunakan diagram sebagai berikut:
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I
Refleksi dan analisis hasil tes unjuk kerja pada Siklus I terdapat 16 siswa
yang tuntas dan 12 siswa belum tuntas belajar, sehingga perlu diadakan perbaikan
pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran Siklus I diketahui masih
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Jumlah Presentase (%)
16
57,14
12
42,86
Siswa Tuntas
Siswa Tidak Tuntas
46
terdapat beberapa siswa yang tidak mendengarkan penjelasan tentang langkah-
langkah pembelajaran yang disampaikan guru atau kurang serius pada saat model
cooperative script diterapkan. Serta ada sebagian siswa kurang memahami materi
perjuangan melawan penjajah. Akan tetapi pada Siklus I telah terjadi peningkatan
pembelajaran materi perlawanan terhadap penjajah yaitu pada kondisi awal yang
dapat dilihat pada ketuntasan pembelajaran dari 7,14 % naik menjadi 57,14 %
pada hasil belajar Siklus I. Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada
Siklus I, ada 12 siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu
90. Maka peneliti akan memperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran pada Siklus
II, agar pembelajaran materi dalam KD (Kompetensi Dasar) selanjutnya tercapai
secara optimal. Hal perlu dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada Siklus
II antara lain dengan cara:
a. Pengelolaan waktu oleh guru yang ditingkatkan agar proses belajar lebih
terarah dan teratur sesuai langkah-langkah pembelajaran.
b. Dalam penyampaian langkah-langkah pembelajaran memberi contoh
dengan demostrasi oleh 2 siswa, sehingga siswa dapat memahami dengan
benar langkah-langkah pembelajaran cooperative script.
c. Pemerataan mobilitas guru saat menjadi fasilitator dalam proses
pembelajaran.
d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang
belum dipahami.
e. Penegasan peran terhadap masing-masing siswa.
Refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses
pembelajaran dilakukan oleh guru kelas, peneliti, dan siswa kelas V. Dalam
diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran IPS melalui model
pembelajaran cooperative script. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas
dengan menerapkan model pembelajaran cooperative script mendapat
pengalaman dan wawasan baru dalam pembelajaran serta guru merasa lebih
mudah dalam mengajar, tidak menguras tenaga guru karena siswa yang lebih aktif
dalam proses pembelajaran sedangkan hanya menjalankan perannya sebagai
fasilitator, bagi siswa pembelajaran dirasa mudah diterima dan dipahami karena
47
pembelajaran dilakukan bersama temannya sehingga mereka merasa lebih leluasa
dan mudah menerima penjelasan dari teman karena kesetaraan tingkat bahasa
dalam komunikasi serta siswa yang berkemampuan rendah merasa terbantu oleh
temannya tentang hal-hal yang belum dimengerti karena mereka lebih leluasa
bertanya pada teman tanpa merasa takut atau malu.
Hasil refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari model
pembelajaran cooperative script. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan
dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah
sesuai dengan indikator yang diharapkan. Setelah selesai pembelajaran pada siklus
I pada hari Sabtu, 14 April 2012 dilakukan pertemuan untuk melaksanakan tes
formatif untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi.
Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada
hasil belajar siswa peneliti memberikan patokan 80% dari keseluruhan siswa
hasil belajarnya meningkat dengan mencapai nilai ≥ 90 berdasarkan hasil evaluasi
siswa.
Hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I adalah
sebagai berikut:
A. Kelebihan
1. Dalam pelaksanaan pembelajaran terarah dengan baik karena memang
sudah diprogramkan dengan baik.
2. Rasa antusias dari siswa yang sangat besar karena mereka merasa
mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas sehingga bisa menekan rasa
jenuh mereka terhadap pelajaran.
3. Dalam kegiatan pembelajaran terasa lebih hidup karena siswa belajar
lebih leluasa.
4. Siswa merasa lebih senang dengan model pembelajaran yang
dilaksanakan karena mereka merasa proses belajar dilakukan sambil
bermain dan bercakap-cakap dengan teman mainnya.
5. Bermanfaat karena dapat menumbuhkan dan memupuk keberanian siswa
saat berada dalam proses belajar dikelas, yang dulunya tidak mau
menjawab menjadi mau menjawab, mereka juga merasa percaya diri
48
menyampaikan pendapatnya didepan kelas melalui presentasi, dan
mengurangi rasa rendah diri.
6. Melatih tanggung jawab siswa dalam keikutsertaanya dalam pelajaran.
B. Kekurangan
a. Hambatan
1. Penerapan model pembelajaran cooperative script belum terbiasa
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa masih kaku
menjalankannya.
2. Mobilitas guru masih kurang dalam memberikan bimbingan pada siswa
yang mengalami kesulitan.
3. Adanya siswa yang belum siap dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Penyelesaian
1. Dalam proses pembelajaran perlu adanya persiapan yang benar-benar
matang agar pembelajaran terlaksana dengan baik dan optimal.
2. Perlu adanya pengarahan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang
dilaksanakan siswa.
3. Membuat siswa lebih aktif dalam setiap kegiatan belajar sehingga
keterampilan kerjasama kelompok siswa lebih meningkat.
4. Pemberian peringatan kepada siswa yang tanggung jawabnya kurang
saat melaksanakan kegiatan belajar.
4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Praktik pembelajaran pada Siklus II dilaksanakan dengan melihat
kekurangan dan kelebihan pada Siklus I. Pelaksanaan Siklus II merupakan upaya
perbaikan pada Siklus I dengan lebih memberi semangat kepada siswa. Dalam
Siklus II, terdapat dua kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan ini hal-hal yang dilakukan adalah menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi perjuangan melawan
penjajah, menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan, menyusun
instrumen penilaian, menyusun pedoman observasi, menyiapkan media yang
49
diperlukan dalam pembelajaran nantinya yaitu materi tentang perjuangan para
tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Merencanakan personal
yang akan dilibatkan dalam penelitian yaitu dengan guru kelas yang mengajar di
kelas V pada tempat penelitian dilakukan. Merancang tes formatif dan
menyiapkan rubrik penilaian proses yaitu meringkas, diskusi, dan presentasi.
Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
a. Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin, 16 April2012 melalui beberapa
kegiatan sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Pertemuan pertama pada siklus 1 berlangsung pada hari Senin, 16 April
2012 pukul 07.35 WIB setelah kegiatan upacara bendera selesai, untuk mengawali
pembelajaran ini guru mengucapkan salam, menginstruksikan pada siswa untuk
merapikan tempat duduknya, mengabsen siswa dan melakukan apersepsi dengan
bertanya pada siswa mengenai materi perlawanan terhadap penjajah. Berdasarkan
jawaban dari siswa guru menegaskan tentang materi yang akan diajarkan yaitu
perjuangan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Langkah
selanjutnya yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan dan menjelaskan langkah-langkah atau prosedur tindakan pada
model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif
tipe cooperative script.
2) Kegiatan Inti
Kegiatannya inti pada siklus ini seperti kegiatan pada Siklus I. Kegiatan
inti meliputi: siswa membentuk kelompok berpasangan dan duduk sebangku.
Masing-masing siswa menerima materi tentang perjuangan para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dari guru, selanjutnya tugas siswa adalah
menyimak dan kemudian membuat ringkasan. Selanjutnya siswa yang telah duduk
berpasangan menetapkan peran masing-masing yaitu peran sebagai pembicara
dan pendengar. Kemudian didapati kesepakatan bahwa deretan siswa yang duduk
di bangku deretan kanan adalah siswa yang berperan sebagai pembicara dan siswa
50
di deretan kiri menerima peran sebagai pendengar. Setelah masing-masing siswa
menerima perannya selanjutnya mereka melakukan kegiatan diskusi berpasangan
antara pembicara dan pendengar. Tugas pembicara adalah menyampaikan hasil
ringkasannya tentang perjuangan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia selengkap mungkin dan bisa juga ditambahkan hal-hal lain yang ia tahu,
sementara tugas pendengar adalah menyimak penjelasan dari pembaca, memberi
tanggapan dan masukan, mengoreksi jika ada kesalahan dari pembicara serta
membantu mengingat ide-ide pokok dari materi. Pembaca dan pendengar
berdiskusi tentang perjuangan melawan penjajahan Belanda. Bertukar peran,
siswa yang semula berperan sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya kemudian mereka kembali melaksanakan diskusi berpasangan.
penilaian proses dilakukan sepanjang kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa
membuat kesimpulan. Siswa bersama-sama dengan guru meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan membuat kesimpulan.
3) Kegiatan Akhir
Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari.
Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa
mengerjakan LKS dan dicocokkan bersama-sama dan hasilnya dikumpulkan
kepada guru. Pelajaran diakhiri pukul 08.45 WIB.
b. Pertemuan Kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada hari kamis, 19 April 2012 melalui
beberapa kegiatan sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Pertemuan ini berlangsung pada pukul 09.00 WIB yang diawali dengan
upacan salam dan presensi oleh guru. Guru mengawali pelajaran dengan tanya-
jawab dengan siswa. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran tentang
perjuangan melawan penjajahan Jepang, selanjutnya guru menyampaikan
langkah-langkah dan prosedur pembelajaran yang akan dilakukan.
51
2) Kegiatan Inti
Uraian kegiatannya seperti kegiatan pada Siklus I. Kegiatan inti meliputi:
siswa membentuk kelompok berpasangan dan duduk sebangku. Masing-masing
siswa menerima materi lanjutan tentang perjuangan para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dari guru, selanjutnya tugas siswa adalah
menyimak dan kemudian membuat ringkasan. Selanjutnya siswa yang telah duduk
berpasangan menetapkan peran masing-masing yaitu peran sebagai pembicara
dan pendengar. Kemudian didapati kesepakatan bahwa deretan siswa yang duduk
di bangku deretan kanan adalah siswa yang berperan sebagai pembicara dan siswa
di deretan kiri menerima peran sebagai pendengar. Setelah masing-masing siswa
menerima perannya selanjutnya mereka melakukan kegiatan diskusi berpasangan
antara pembicara dan pendengar. Tugas pembicara adalah menyampaikan hasil
ringkasannya tentang perjuangan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia selengkap mungkin dan bisa juga ditambahkan hal-hal lain yang ia tahu,
sementara tugas pendengar adalah menyimak penjelasan dari pembaca, memberi
tanggapan dan masukan, mengoreksi jika ada kesalahan dari pembicara serta
membantu mengingat ide-ide pokok dari materi. Pembaca dan pendengar
berdiskusi tentang perjuangan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia. Bertukar peran, siswa yang semula berperan sebagai pembicara ditukar
menjadi pendengar dan sebaliknya kemudian mereka kembali melaksanakan
diskusi berpasangan. penilaian proses dilakukan sepanjang kegiatan pembelajaran
berlangsung. Siswa membuat kesimpulan. Siswa bersama-sama dengan guru
meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan membuat
kesimpulan.
3) Kegiatan Akhir
Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari.
Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa
mengerjakan LKS dan dicocokkan bersama-sama dan hasilnya dikumpulkan
kepada guru. Pelajaran diakhiri pukul 10.10 WIB.
52
Refleksi
Berdasarkan refleksi dan analisis hasil belajar pada Siklus II terdapat 25
siswa yang tuntas dan ada 3 siswa yang tidak tuntas belajar. Dari hasil
pelaksanaan pembelajaran Siklus II diketahui bahwa terdapat peningkatan
pembelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat pada ketuntasan hasil belajar siswa yang
sudah mencapai KKM.
Hasil observasi kinerja guru sangat baik pada Siklus II ini, pada
perencanaan pembelajaran guru menggunakan RPP, kegiatan pembelajaran
menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, memberikan kesempatan siswa
mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata
tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran dengan lebih baik dan efisien, pada
penilaian guru melakukan penilaian pada siswa, memberikan umpan balik, dan
memberikan pujian. Berdasarka hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa
terlihat bahwa siswa antusias mengikuti pembelajaran, siswa merasa senang dan
hampir keseluruhan siswa memiliki keaktifan, konsentrasi dan mampu bekerja
sama dengan baik. Hal ini bisa dilihat pada tabel rekapitulasi hasil pengamatan
siswa dan guru pada Siklus II di bawah ini :
Tabel 4.5
Hasil Implementasi RPP IPS Pada Siswa Kelas V Siswa Siklus II
No. Aspek Kesimpulan Rekomendasi
I. Pra
pembelaja
ran
Kekuatan : Siswa sudah siap dengan pembelajaran, siswa telah menempati tempat duduknya dengan baik.
II Kegiatan
Awal
Pembelaja
ran
Kekuatan : siswa menjawab pertanyaan apersepsi
Hal perlu diperbaiki:
menjawab pertanyaan dari guru
Lakukan tanya jawab yang lebih variatif sehingga siswa tertarik untuk menjawab
53
III. Kegiatan Inti
Pembelaja
ran
Kekuatan : siswa melaksanakan pembelajaran dengan baik, siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan guru, siswa juga terlihat lebih antusias pada pelajaran yang diikutinya. Siswa lebih leluasa dalam mengikuti pelajaran.
IV. Penutup
Kekuatan : siswa dan guru kompak dalam menarik kesimpulan, siswa melakukan refleksi bersama guru
Hal perlu diperbaiki: refleksi
bersama guru
Ajak semua siswa melakukan refleksi
Tabel 4.6
Hasil Implementasi RPP IPS Pada Guru Kelas V Siklus II
No. Aspek Kesimpulan Rekomendasi
A. Perencanaan Pembelajaran
Kekuatan : RPP disediakan dengan baik, tersedia materi pelajaran yang lengkap dan sarana penunjang pembelajaran kegiatan belajar.
B Strategi Pembelajaran
Kekuatan : menyampaikan apersepsi dan motifasi, membantu siswa membangun pemahaman sendiri, memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat.
Hal perlu diperbaiki: ketegasan dalam menginstruksikan siswa ketika melaksanakan langkah-langkah dalam pembelajaran
Tegaslah dan jelaskan dengan sungguh-sungguh tentang apa yang harus dilakukan siswa saat pelajaran berlangsung.
54
C. Manajemen Kelas
Kekuatan : tata tertib kelas terlaksana dengan baik, waktu untuk setiap langkah kegiatan dalam pembelajaran sudah lebih terarah
Hal perlu diperbaiki: perlu
peningkatan dalam pengelolaan waktu
pengelolaan waktu perlu dimaksimalkan demi tercapainya sebuah pembelajaran yang maksimal pula
D. Penilaian Kekuatan : perkembangan belajar siswa dipantau dengan baik, umpan balik diberikan terhadap hasil belajar, penghargaan terhadap siswa berupa pujian dan nilai proses yang tinggi
Hal perlu diperbaiki: penghargaan
kepada siswa yang telah berani melakukan sesuatu yang positif
penghargaan terhadap siswa yang berani menjawab pertanyaan walaupun salah harus tetap diberi pujian karena keberaniannya.
Berdasarkan tindakan yang dilaksanakan pada Siklus II dan tes formatif
yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 April 2012, yaitu nilai tertinggi yang
dicapai pada Siklus I sebesar 94, dan nilai terendah 85. Siswa yang telah
mencapai KKM 90 ada 16 siswa (57,14 %), sedangkan yang belum mencapai
KKM 90 sebanyak 12 siswa (42,86 %). Pada Siklus II nilai tertinggi yang bisa
dicapai siswa telah meningkat yaitu 98 sedangkan nilai terendah 86. Siswa yang
mencapai KKM 90 sebanyak 25 siswa (89,29 %) dan sedangkan siswa yang tidak
mencapai KKM ada 3 siswa (10,71 %). Standar deviasi yang diperoleh 2,69.
Berikut tabel perolehan nilai Siklus II.
Tabel 4.7
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II
Skor Ketuntasan Frekuensi Presentase (%)
≥ 90 Tuntas 25 89,29
< 90 Tidak Tuntas 3 10,71
55
Berdasarkan tabel 4.3 bahwa peningkatan hasil belajar mencapai 89,29 %
dari 28 siswa yang mengikuti tes, 25 siswa nilainya tuntas sedangkan siswa yang
tidak tuntas atau memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
90 ada 3 (10,71 %). Kondisi tersebut digambarkan menggunakan diagram kerucut
sebagai berikut:
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II
Gambar 4.3 di atas mendeskripsikan persentase dari 28 siswa pada Siklus
II yaitu siswa yang tuntas adalah siswa yang mendapatkan nilai sama dengan atau
lebih besar dari KKM 90 sebanyak 25 siswa (89,29 %), sedangkan siswa yang
tidak tuntas adalah siswa yang mendapat nilai di bawah KKM 90 masih ada 3
siswa (10,71 %)
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
1. Siklus I
Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang dilaksanakan di SDN
Muncar 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/2012
kelas V terlihat bahwa terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa setelah
0
5
10
15
20
25
Jumlah Presentase (%)
25
89,29 3
10,71
Siswa Tuntas
Siswa Tidak Tuntas
56
diadakan pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
cooperative script, dengan nilai rata-rata 67 sebelum diadakan penelitian dan
setelah diadakan penelitian pada Siklus I nilai rata-rata menjadi 90. Berarti
pembelajaran telah berhasil baik dengan jumlah siswa yang nilainya tuntas dari
KKM 90 sebanyak 16 siswa dengan tingkat keberhasilan 57,14% dari jumlah
siswa sebanyak 28 siswa, dan pada Siklus I ini sudah terjadi peningkatan hasil
belajar, tetapi masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak 12 siswa dengan
persentase 42,86 %. Hal tersebut dikarenakan siswa belum terlihat antusias dalam
kegiatan pembelajaran karena mereka belum terbiasa pada penggunaan model
pembelajaran cooperative script, ada pula siswa yang belum siap mengikuti
pelajaran karena mereka belum jelas tentang apa yang harus mereka lakukan,
selain itu mobilitas guru dalam membimbing siswa juga belum maksimal.
Penelitian ini tidak sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah
direncanaan, ada beberapa kendala yang mempengaruhi penelitian sehingga
penelitian ini belum maksimal. Misalnya adanya siswa yang bercanda disaat
diskusi kelompok berlangsung dan beberapa penjelasan serta perintah dari guru
kurang tidak tegas sehingga siswa kurang memperhatikan tetapi mereka malah
berbicara dengan teman yang lain di saat guru memberi perintah atau penjelasan
kepada siswa.
2. Siklus II
Berbagai hal yang merupakan kekurangan yang ada pada Siklus I
diperbaiki pada siklus II. Kegiatan yang dilakukan pada Siklus II ini masih sama
dengan pertemuan sebelumnya yaitu pada siklus I. pada pembelajaran di Siklus II
siswa sudah antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil dari siklus II,
siswa telah mengalami peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPS dengan
persentase 89,29 %. Siswa tersebut telah tuntas dengan patokan nilai KKM yang
telah ditentukan yaitu 90, tetapi masih ada 3 siswa dari 28 siswa yang belum
tuntas dengan persentase 10,71 %. Pada siklus II rata-rata kelas menjadi 93
dengan nilai tertinggi 98 dan nilai terendah 86.
57
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung,
partisipasi siswa dalam pembelajaran cukup besar. Siswa lebih aktif mengikuti
proses pembelajaran dan lebih aktif menjawab pertanyaan dari guru serta lebih
berani mengemukakan pendapat. Dengan penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe cooperative script ternyata telah memberikan antusias besar
kepada siswa di dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS. Hal ini
terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Setelah
dilakukan siklus I dan siklus II dengan siklus I sebanyak 2 kali pertemuan dan
siklus II sebanyak 2 kali pertemuan, dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam
pembelajaran IPS pada KD “Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang
pada masa penjajahan Belanda dan Jepang dan Menghargai jasa dan peranan para
tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia”.
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi keberhasilan dalam
menggunakan model pembelajaran cooperative script pada mata pelajaran IPS
khususnya materi perjuangan melawan penjajah dan perjuangan para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia di kelas V SDN Muncar 02 Kecamatan
Sususkan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Keberhasilan tersebut
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.8
Perbandingan Hasil Belajar IPS Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Ketuntasan
Belajar Skor
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frekuensi % Frekuensi % Jumlah %
Tidak Tuntas < 90 26 92,86 12 42,86 3 10,71
Tuntas ≥ 90 2 7,14 16 57,14 25 89,29
Jumlah 28 100 28 100 28 100
Berdasarkan tabel 4.4 perbandingan hasil pembelajaran materi perjuangan
melawan penjajah dan perjuangan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal ada 26 siswa (92,86 %) yang
58
belum tuntas karena mendapat nilai di bawah KKM 90, sedangkan 2 siswa (7,14
%) telah tuntas karena mendapat nilai di atas KKM 90. Pada kondisi awal nilai
tertinggi yang dicapai 91 dan nilai terendahnya 53. Karena terdapat 92,86 % siswa
yang belum tuntas maka digunakan model pembelajaran cooperative script.
Pada hasil belajar Siklus I terlihat peningkatan hasil belajar materi tentang
perjuangan melawan penjajah. Siswa kelas V SDN Muncar 02 telah mencapai
hasil belajar materi perjuangan melawan penjajah 57,14 % karena dari 28 siswa
yang memperoleh nilai yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 90
sebanyak 16 siswa dan 12 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM
90. Pada Siklus I ini nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 94 dan nilai
terendah 85. Kemudian tindakan dilanjutkan dengan Siklus II. hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPS materi perjuangan para tokoh dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia siswa mencapai 89,29 %. Dalam Siklus II nilai tertinggi
yang diperoleh siswa 98 dan nilai terendahnya 86. Pembelajaran IPS materi
perjuangan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia telah
dicapai sesuai dengan indikator kinerja yang peneliti harapkan yaitu 80% dari
jumlah siswa keseluruhan mendapatkan nilai ≥ 90 sesuai KKM 90 sebagai hasil
belajar mata pelajaran IPS. Hasil belajar IPS secara umum sudah berhasil
walaupun peningkatannya tidak bisa mencapai 100% dari jumlah siswa
keseluruhan siswa yang mengikuti tes, namun siswa yang memperoleh nilai lebih
dari atau sama dengan KKM yang ditentukan yaitu 90 sebanyak 26 siswa
(89,29%) yang berarti indikator kinerja yang peneliti harapkan telah terlampaui.
Sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM 90 hanya 3 siswa (10,71 %).
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat diketahui bahwa telah
terjadi peningkatan hasil belajar pada materi perjuangan melawan penjajah sampai
dengan perjuangan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
setelah siswa mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran cooperative script. Hasil belajar siswa berdasarkan tes formatif dan
penilaian proses dari Siklus I dan Siklus II selalu mengalami kenaikan. Bila
dituangkan dalam bentuk diagram maka akan tampak perbandingan pembelajaran
59
IPS materi perjuangan melawan penjajah sampai dengan perjuangan para tokoh
dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia sebagai berikut:
Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Hasil Belajar IPS Pada Prasiklus, Siklus
I, dan Siklus II
Selain pada tingkat ketuntasan hasil belajar yang meningkat, rata-rata hasil
belajar IPS juga mengalami peningkatan dari hasil prasiklus 67, ke siklus I
menjadi 90 dan ke siklus II sebesar 93. Hasil tersebut dapat dilihat dari grafik
perbandingan skor rata-rata hasil belajar IPS berikut ini :
Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Skor Rata-Rata Hasil Belajar IPS Pada
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
0
20
40
60
80
100
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Kondisi awal Siklus I Siklus II
26
92.86
12
42.86
3 10.71
2 7.14 16
57.14
25
89.29
Tidak Tuntas
Tuntas
67
90 93
0
20
40
60
80
100
Prasiklus Siklus I Siklus II
Skor Rata-Rata
60
Adapun perolehan skor maksimal juga mengalami peningkatan dari hasil
prasiklus sebesar 91 meningkat menjadi 94 pada siklus I dan mengalami
peningkatan kembali pada siklus II sebesar 98. Hasil tersebut dapat dilihat pada
grafik perbandingan skor maksimal berikut ini :
Gambar 4.6 Diagram Perbandingan Skor Maksimal Hasil Belajar IPS
Pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Pada perolehan skor minimal juga mengalami peningkatan dari hasil
prasiklus 53 meningkat menjadi 85 pada siklus I dan mengalami peningkatan
kembali pada siklus II sebesar 86. Hasil tersebut dapat dilihat pada grafik
perbandingan skor minimal berikut ini :
Gambar 4.7 Diagram Perbandingan Skor Minimal Hasil Belajar IPS
Pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
91
94
98
86
88
90
92
94
96
98
100
Prasiklus Siklus I Siklus II
Skor Maksimal
53
85 86
0
20
40
60
80
100
Prasiklus Siklus I Siklus II
Skor Minimal