Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi
kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II,
pembahasan hasil penelitian, dan hasil tindakan yang kami paparkan sebagai
berikut:
4.1 Deskripsi Kondisi Awal
Proses pembelajaran sebelum dilaksanakan siklus 1 dan siklus 2, terlebih
dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui hasil belajar siswa
terutama pada mata pelajaran IPA. Sebelum penelitian dilakukan, pembelajaran
IPA di kelas III SDN Dukuh 03 yang dilakukan guru masih bersifat konvesional/
tradisional, yaitu guru memberikan materi pelajaran menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab. Hal tersebut membuat peserta didik malas untuk
berpikir, siswa cenderung menghafal materi sehingga sangat mudah untuk
melupakannya. Siswa tidak berani menjawab pertanyaan dari guru pada awal
pembelajaran, siswa tidak berani bertanya, konsentarsi siswa dalam pembelajaran
rendah, hanya siswa tertentu saja yang aktif didalam diskusi kelas dan siswa
cenderung lupa pada pelajaran yang sudah diberikan. Hal itu disebabkan guru
kurang kreatif dalam mengajar, hanya berceramah saja, media kurang lengkap,
pendekatan kurang bervariasi serta belum menggunakan model pembelajaran
yang menarik dan tepat.
Sedangkan mata pelajarn IPA merupakan ilmu yang menekankan
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar memahami alam
sekitar secara ilmiah. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kesimpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan sehingga sulit dipahami siswa.
Hasil belajar IPA Siswa kelas III SDN Dukuh 03 Salatiga sebelum
diadakan tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum tuntas.
35
Ketuntasan klasikal belajar siswa kelas III pada pelajaran IPA hanya 40% dengan
nilai rata-rata 64.9. Hal ini belum sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada
setiap Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM) atau jauh dari ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPA yaitu 70. Hasil belajar IPA selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4. 1
Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran IPA
Siswa Kelas III SDN Dukuh 03 Salatiga
Kondisi Awal
NO SkorKetuntasan Frekuensi Presentase Keterangan
KKM(70)
1 ≥ 70 12 40% Tuntas
2 <70 18 60% TidakTuntas
Jumlah 30 100%
Nilai rata-rata 64.9 NilaiTertinggi 93
NilaiTerendah 31
Berdasarkan table 4.1 pada kondisi awal dapat diketahui bahwa dari total
jumlah siswa yaitu 30 siswa diketahui presentase ketuntasan hanya 40% dari 30
peserta didik hanya 12 yang mendapat nilai diatas KKM yaitu 70. Sedangkan
sisanya 60% atau 18 peserta didik mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu 70
dinyatakan tidak tuntas pada mata pelajaran IPA.
Pada kondisi awal, nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 64.9
dengan nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 31. Berdasarkan Tabel 4.1 nilai mata
pelajaran IPA pada kondisi awal maka dapat digambarkan dalam Gambar 4.1.
Gambar 4.1
Hasil Ketuntasan Belajar IPA
Kondisi awal
0%
50%
100%
Tidak Tuntas Tuntas
60% 40% Tidak Tuntas
Tuntas
36
Berdasarkan kondisi inilah, perlu untuk melakukan penelitian tindakan
kelas dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas III SDN
Dukuh 03 Salatiga melalui model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL).Dari analisis data hasil belajar pra siklus dijadikan sebagai
sampel penelitian.
Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklus dilakukan 2 kali
pertemuandengan penerapan model pembelajaranContextual Teaching and
Learning (CTL) dalampembelajaran IPA.Masing-masing pertemuan berlangsung
selama 2× 35 menit.
4.2 Siklus 1
Pada subbab siklus 1, akan diuraikan tentang rencana tindakan,
pelaksanaan tindakan, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada
siklus 1 dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan
berlangsung selama dua kali 35 menit.
4.2.1 Perencanaan Tindakan
Subbab tahap perencanaan tindakan menjelaskan tentang perencanaan
yang dilakukan oleh peneliti bersama guru kolaborator (guru kelas III) yaitu ibu
Kustinah, S.Pd.SD. Perencanaan tindakan ini dilakukan sebelum pelaksanaan
tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning.
a. Pertemuan Pertama
Kegiatan perencanaan yang dilakukan pada pertemuan pertama meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
model Contextual Teaching and Learning. Penyusunan RPP didiskusikan dengan
guru kelas III dan sebagai guru kolaborator.
Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, media yang akan digunakan
serta penentuan waktu penelitian. Diskusi ini dilakukan untuk kelancaran
penelitian dan penyesuaian dengan kalender akademik sekolah.
37
Berdasarkan RPP yang telah susun, materi pembelajaran yang akan
diajarkan pada pertemuan pertama adalah tentang kondisi cuaca (berawan, cerah,
panas, dingin, dan hujan). Selanjutnya peneliti menyiapkan perlengkapan
pembelajaran yaitu media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Selain media pembelajaran, peneliti juga mempersiapkan perlengkapan
lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa sesuai
dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.lembar observasi
kegiatan guru dan siswa digunakan untuk memeriksa keterlaksanaan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning.
b. Pertemuan Kedua
Kegiatan perencanaan pada pertemuan kedua adalah tindak lanjut dari
pertemuan pertama, yang membedakan adalah materi yang dipelajari. Pada
pertemuan kedua materi yang dipelajari adalah tentang macam-macam awan ,
simbol kondisi cuaca, dan pengaruh keadaan awan terhadap kondisi cuaca.
Sama halnya dengan pertemuan pertama, pada pertemuan kedua peneliti
bersama guru kolaborator mendiskusikan tentang penyusunan RPP dengan
menggunakan model Contextual Teaching and Learning. Diskusi yang dilakukan
meliputi penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, media yang akan digunakan serta penentuan waktu penelitian.
Selanjutnya peneliti menyiapkan perlengkapan pembelajaran yaitu media
yang akan digunakan dalam pembelajaran. Selain itu peneliti juga mempersiapkan
lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa sesuai
dengan model Contextual Teaching and Learning.
Peneliti juga menyusun soal evaluasi berupa soal pilihan ganda soal
dengan jumlah 20 soal yang akan diberikan pada siswa pada akhir siklus atau
pertemuan kedua. Soal evaluasi disusun berdasarkan materi yang sudah dipelajari
siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
38
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Subbab pelaksanaan tindakan mendeskripsikan tentang rincian proses
pelaksanaan tindakan dari kegiatan awal sampai kegiatan penutup. Rincian
pelaksanan tindakan siklus 1 sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 7 April 2015 pukul 09.00-10.10 WIB. Guru yang ditunjuk
sebagai observer untuk mengamati kegiatan guru dan siswa adalah ibu Kustinah,
S.Pd.SD selaku guru kelas III. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan
yaitu kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
1. Pendahuluan
Pada pertemuan pertama, guru mengawali kegiatan dengan memberikan
salam, mengabsensi siswa, dan mengecek kerapian serta kelengkapan alat dan
sumber belajar yang disiapkan oleh siswa. Agar siswa menjadi bersemangat
belajar, guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Tik-tik Bunyi Hujan”.Siswa
menyanyikannya dengan semangat.Selanjutnya, guru memberikan apersepsi
dalam bentuk pertanyaan “Bagaimana keadaan cuaca di daerah kalian?Apakah
sering turun hujan atau selalu cerah? Bagaimana cara mengetahui bahwa hari akan
hujan atau cerah?. Guru mempersilahkan siswa menjawab apersepsi yang
diberikan. Beberapa siswa mengacungkan tangan. Agar tidak berebutan dalam
menjawab, guru mempersilahkan satu per satu siswa untuk memberikan
jawabannya.
Setelah siswa selesai menjawab apersepsi, guru memberikan penguatan
lewat pujian, agar siswa terus memiliki keberanian dalam menyampaikan hal-hal
yang diketahui. Setelah siswa menjawab pertanyaan apersepsi, guru menjelaskan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dari materi yang akan dipelajari.
Selanjutnya guru menjelaskan bahwa hari ini akan mempelajari tentang
keadaan cuaca dengan menggunakan model pembelajaran contextual teaching and
learning. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.
39
2. Kegiatan Inti
Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran, selanjutnya guru bertanya
kepada siswa “anak-anak ada berapakah jenis cuaca?”.Siswa mengatakan bahwa
jenis cuaca ada 2 yaitu cuaca panas dan hujan. Selanjutnya, Siswa diminta untuk
melihat dan memperhatikan slide pada power point dan mendengarkan penjelasan
guru tentang berbagai jenis cuaca.
Setelah itu, guru melakukan tanya jawab kepada siswa “siapa yang tahu
cuaca di sekitar sekolah apakah cuaca panas,dingin,hujan,cerah dan berawan?
Bagaimanakah cuaca bisa terjadi?” siswa menjawab pertanyaan guru. Kemudian,
siswa memperhatikan slide dan mendengarkan penjelasan guru tentang terjadinya
cuaca. Setelah itu, siswa di minta mengamati langit, awan dan cuaca di sekitar
sekolah. Melalui pengamatan lingkungan sekitar siswa menjelaskan hubungan
antara langit,awan dan cuaca. Guru menampilkan slide dan menjelaskan tentang
hubungan antara langit,awan dan cuaca.
Selanjutnya, Siswa membentuk kelompok (dengan teman sebangku),
siswa dibagikan lembar kerja siswa (LKS) untuk dikerjakan secara berkelompok.
Guru meminta anggota perwakilan mempresentasikan hasil kerja kelompok di
depan kelas. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas dan siswa
lainnya menyimak hasil diskusi temannya. Setelah itu guru bersama siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3. Kegiatan Penutup
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru bersama-sama siswa mengambil
kesimpulan dan guru memberikan evaluasi individual berupa pekerjaan rumah
(PR) kepada siswa. Setelah itu, guru menyampaikan rencana pembelajaran
berikutnya dan mengucapkan salam.
b) Pertemuan Kedua
Sama halnya dengan pertemuan pertama, pada pertemuan kedua peneliti
bersama guru kolaborator mendiskusikan tentang penyusunan RPP dengan
menggunakan model pembelajaran CTL. Diskusi yang dilakukan meliputi
penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
40
media yang akan digunakan serta penentuan waktu penelitian. Pelaksanaan
tindakan pada siklus 1pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14
April 2016 pukul 09.00-10.10WIB. Guru yang ditunjuk sebagai observer untuk
mengamati kegiatan guru dan siswa adalah ibu Kustinah, S.Pd. SD selaku guru
kelas III. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan
inti dan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Pada pertemuan kedua, guru mengawali kegiatan dengan memberikan
salam, mengabsensi siswa, dan mengecek kerapian serta kelengkapan alat dan
sumber belajar yang disiapkan oleh siswa. Agar siswa menjadi bersemangat
belajar, guru mengajak siswa bernyanyi “tik tik bunyi hujan”.Setelah itu, guru
memberikan apersepsi dalm bentuk pertanyaan “siapa yang pernah
memperhatikan awan ? bagaimanakan awan bisa terbentuk ?”. Siswa
mengancungkan tangan menjawab pertanyaan tersebut. Agar suasana tidak
menjadi ricuh, guru memilih beberapa anak menjawab pertanyaan aperepsi
tersebut.
Selanjutnya guru menjelaskan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan. Suasana kelas sangat tenang dan siswa mendengarkan penjelasan
guru dengan baik.
2. Kegiatan Inti
Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran, selanjutnya guru bertanya
kepada siswa “anak-anak coba kalian sebutkan macam-macam awan?”. Siswa
tampak kebinggungan untuk menjawabnya dan agar tidak binggung menjawabnya
siswa diminta untuk memperhatikan slide di depan kelas dan mendengarkan
penjelasan guru tentang macam- macam awan. Selanjutnya, guru kembali
bertanya dengan pertanyaan yang sama, dan anak-anak menjawab dengan benar.
Setelah itu, siswa melakukan pengamatan yaitu siswa mendapatkan tugas
untuk mengamati kondisi cuaca di sekitar sekolah.Siswa memprediksikan atau
membuat perkiraan cuaca selanjutnya.
41
Selanjutnya, siswa ditanya “apakah kita bisa perkirakan cuaca?”misalnya
pada sore hari nanti akan turun hujan”. Dan kemudian, siswa memperhatikan slide
dan mendengarkan penjelasan guru tentang perkiraan cuaca. Suasana kelas
tampak tenang.
Siswa ditanya tentang simbol-simbol cuaca seperti apa. Siswa dapat
menjawab pertanyaan tersebut setelah siswa memperhatikan slide dan
mendengarkan penjelasan guru tentang simbol-simbol cuaca.
Selanjutnya, siswa membentuk kelompok (dengan teman sebangku), siswa
dibagikan lembar kerja siswa (LKS) untuk dikerjakan secara berkelompok.Guru
meminta anggota perwakilan mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan
kelas. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas dan siswa lainnya
menyimak hasil diskusi temannya. Setelah itu guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
3. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, siswa memberikan kesan dan pesan terkait dengan
pembelajaran. Setelah itu guru memberikan tindak lanjut berupa soal
evaluasi.Siswa mengerjakan soal dengan baik sesuai dengan alokasi waktu.
Setelah selesai mengerjakan, guru meminta siswa untuk mengumpulkan ke depan
kelas. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.
4.2.3 Hasil Tindakan
Pada subbab ini, akan diuraikan tentang hasil tindakan pada siklus 1. Hasil
tindakan menguraikan hasil analisis data dari lembar observasi kegiatan guru dan
kegiatan siswa sesuai dengan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learningserta hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai soal evaluasi yang
diberikan pada pertemuan kedua.
a. Hasil Analisis Lembar Observasi
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan observasi bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Pada pertemuan pertama,
observasi dilakukan oleh guru kelas III yaitu ibu Kustinah dengan mengisi
42
lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa sesuai dengan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning.
Hasil dari analisis lembar observasi terhadap kegiatan guru dan siswa
sesuai dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning secara
rinci disajikan dalam Tabel 4.2 dan 4.3sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 1 Pertemuan Pertama
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Pendahuluan 5 4 1
3 Kegiatan Inti 12 9 3
4 Kegiatan Penutup 3 2 1
Jumlah 22 17 5
Berdasarkan Tabel 4.2 tentang hasil observasi kegiatan guru
pertemuan pertama, dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan
pembelajaran terdapat beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh guru.
Dari keseluruhan 22 butir pengamatan, 17 butir pengamatan sudah terlaksana
dan terdapat 5 butir pengamatan yang tidak terlaksana.
Hasil dari pengamatan kegiatan guru secara umum pembelajaran sudah
terlaksana dengan baik sesuai dengan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning. Namun masih terdapat beberapa kegiatan guru yang
tidak telaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada
pertemuan pertama.
Kegiatan guru yang belum tampak antara lain terdapat dalam kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dari kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan
hanya terdapat satu kegiatan yang tidak dilakukan guru yaitu guru tidak
memeriksa kesiapan belajar siswa.
Pada kegiatan inti, guru tidak melakukan tanya jawab kepada siswa.
Guru tidak memberi penguatan materi kembali kepada siswa dan guru juga
43
tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Pada kegiatan
penutup, guru bersama siswa tidak melakukan refleksi.
Tabel 4.3
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus 1 Pertemuan Pertama
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 1 1 0
2 Kegiatan Pendahuluan 6 5 1
3 Kegiatan Inti 11 9 2
4 Kegiatan Penutup 3 3 0
Jumlah 21 19 3
Berdasarkan Tabel 4.3 tentang hasil observasi kegiatan siswa
pertemuan pertama, dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan
pembelajaran terdapat beberapa kegiatan yang belum Nampak atau belum
dilakukan oleh siswa. Dari keseluruhan 21 butir pengematan, 19 butir
pengamatan sudah terlaksana dan terdapat 3 butir pengamatan yang tidak
terlaksanakan oleh siswa. Hasil dari pengamatan kegiatan siswa secara umum
pembelajaran sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan model Contextual
Teaching and Learning. Namun masih terdapat beberapa kegiatan siswa yang
tidak terlaksana. Kegiatan siswa yang belum nampak antara lain adalah pada
kegiatan pendahuluan yaitu siswa tidak menjawab pertanyaan apersepsi yang
diberikan guru. Pada kegiatan inti, siswa masih ribut saat mengikuti
pembelajaran dan siswa tidak bertanya tentang hal- hal yang belum diketahui
tentang materi yang dipelajari.
2) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua, observasi masih dilakukan oleh guru kelas III
yaitu ibu Kustinah dengan mengisi lembar observasi kegiatan guru dan
kegiatan siswa sesuai dengan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning. Kegiatan observasi bertujuan untuk memeriksa keterlaksanaan
model pembelajaran.
44
Hasil dari analisis lembar observasi terhadap kegiatan guru dan siswa
sesuai dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning secara
rinci disajikan dalam Tabel 4.4 dan 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 1 Pertemuan Kedua
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Pendahuluan 5 4 1
3 Kegiatan Inti 12 12 1
4 Kegiatan Penutup 3 2 1
Jumlah 22 19 3
Berdasarkan Tabel 4.4 tentang hasil observasi kegiatan guru
pertemuan kedua dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan
pembelajaran terdapat beberapa kegiatan yang belum nampak atau belum
dilakukan oleh guru. Dari keseluruhan 22 butir pengamatan, 19 butir
pengamatan sudah terlaksana dan terdapat 3 butir pengamatan yang tidak
terlaksana.
Hasil pengamatan kegiatan guru secara umum pembelajaran sudah
terlaksana dengan baik sesuai dengan model Contextual Teaching and
Learning. Namun masih ada beberapa kegiatan yang tidak terlaksana sesuai
dengan RPP pada pertemuan kedua siklus 1.
Beberapa kegiatan guru yang belum nampak antara lain adalah pada
kegiatan pendahuluan yaitu guru tidak melakukan kegiatan untuk memeriksa
kesiapan belajar siswa. Pada kegiatan inti, guru tidak memberi penguatan
materi kembali kepada siswa. Guru tidak mengucapkan salam penutup.
45
Tabel 4.5
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus 1 Pertemuan Kedua
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 1 1 0
2 Kegiatan Pendahuluan 6 6 0
3 Kegiatan Inti 11 9 2
4 Kegiatan Penutup 3 2 1
Jumlah 21 18 3
Berdasarkan Tabel 4.5 tentang hasil observasi kegiatan siswa petemuan
kedua, dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan pembelajaran
terdapat beberpa kegiatan siswa yang belum Nampak atau belum dilakukan oleh
siswa. Dari keseluruhan 21 butir pengamatan, 18 butir pengamatan sudah
terlaksana dan terdapat 3 butir pengamatan yang tidak terlaksana.
Hasil dari pengamatan kegiatan siswa secara umum pembelajaran sudah
telaksana dengan baik. Namun masih terdapat beberapa kegiatan siswa yang
belum nampak/ belum terlaksana sesuai dengan RPP pada pertemuan kedua siklus
1.
Beberapa kegiatan siswa yang belum nampak antara lain adalah pada
kegiatan inti yaitu siswa tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran masih banyak
siswa yang pasif dan siswa tidak bertanya tentang hal- hal yang belum diketahui
tentang materi yang dipelajari. Pada kegiatan penutup, siswa tidak melakukan
refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan.
b. Hasil Analisis Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa pada siklus 1 diperoleh dari nilai soal evaluasi yang
dikerjakan siswa pada pertemuan kedua.Soal evaluasi berbentuk pilihan ganda
yang terdiri dari 20 butir soal. Nilai siswa diperoleh dengan menghitung skor yang
diperoleh kemudian mengubahnya menjadi nilai akhir. Hasil dari analisis hasil
belajar siswa secara rinci disajikan dalam Tabel 4.6 sebagai berikut:
46
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran IPA
Siswa Kelas III SDN Dukuh 03 Salatiga
Siklus 1
NO Interval Nilai Jumlah % Keterangan
1 50- 59 3 10% Belum tuntas
2 60- 69 7 23,3% Belum tuntas
3 70- 79 9 30% Tuntas
4 80- 89 6 20% Tuntas
5 90- 100 5 16,7% Tuntas
Jumlah 30 100%
Rata- rata 74
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 55
Berdasarkan Tabel 4.6 tentang distribusi frekuensi nilai mata pelajaran
IPA pada siklus 1, maka dapat dikaji tentang rentang nilai, frekuensi, presentasi
dan juga perolehan nilai rata-rata, nilai tertinggi dan nilai terendah. Dalam
distribusi frekuensi nilai pada siklus 1, perolehan nilai siswa dibagi kedalam 5
rentang nilai.
Terdapat 3 siswa (10%) yang memperoleh nilai pada rentang 50-59, pada
rentang 60-69 juga diperoleh oleh 7 siswa (23.3%). Selanjutnya, terdapat 9 siswa
(30%) yang memperoleh nilai pada rentang 70-79. Pada rentang nilai 80-89
diperoleh oleh 6 siswa (20%) dan 5 siswa (16.7%) yang memperoleh nilai pada
rentang 90-100.
Pada siklus 1, nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 74 dengan nilai
tertinggi 95 dan nilai terendah 55. Berdasarkan table nilai mata pelajaran IPA
pada siklus 1 maka dapat digambarkan dalam diagram batang pada Gambar 4.2
sebagai berikut:
47
Gambar 4.2
Diagram Batang Rentang Nilai
Siswa Kelas III SDN Dukuh 03
Siklus 1
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 70) maka dapat
dilakukan analisis untuk menentukan jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas.
Analisis ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat disajikan dalam Tabel
4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7
Analisis Ketuntasan Belajar Siklus I
NO Skor Ketuntasan Frekuensi Presentase Keterangan
KKM(70)
1 ≥ 70 20 66.7% Tuntas
2 <70 10 33.3% Tidak Tuntas
Jumlah 30 100%
Bedasarkan Tabel 4.7 analisis ketuntasan belajar siklus 1, maka dapat dianalisis
bahwa jumlah siswa yang tuntas adalah 20 siswa atau mencapai 66.7%.
Sedangkan untuk siswa yang belum tuntas adalah 10 siswa atau mencapai
33.3%. Ketuntasan belajar disajikan dalam diagram batang pada Gambar 4.3
sebagai berikut:
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
48
Gambar 4.3
Diagram Batang Ketuntasan Belajar
Siswa Kelas III SDN Dukuh 03
Siklus 1
4.2.4 Refleksi
Setelah dilakukannya kegiatan pembelajaran siklus 1 dari pertemuan
pertama dan kedua, maka selanjutnya diadakan refleksi atas tindakan
pembelajaran di siklus 1. Refleksi digunakan sebagai bahan perbaikan dengan
membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator
aktivitas yang telah ditetapkan.
Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi yang dilakukan oleh
peneliti, guru kolabolator. Refleksi didasarkan atas temuan baik temuan observer
maupun temuan peneliti selama proses pembelajaran dilaksanakan. Refleksi
dimaksudkan agar kekurangan-kekurangan selama tindakan pada siklus I, dapat
diperbaiki sewaktu melaksanakan tindakan pada siklus II. Adapun kekurangan-
kekurangan yang ditemui selama tindakan pada siklus I, adalah sebagai berikut:
1. Kurang aktifnya siswa dalam mengerjakan tugas kelompok.
2. Siswa belum terlatih untuk memberikan tanggapan terhadap hasil
teman-temannya
3. Sulit mengontrol siswa ketika pengamatan di lingkungan sekolah
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Tidak Tuntas Tuntas
67.7%
33.3% Tidak Tuntas
Tuntas
49
Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) pada pelaksanaan tindakan siklus 1
terdapat 20 siswa yang tuntas atau ketuntasan klasikal mencapai 67,7%. Artinya
hasil dari tindakan belum memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti tentukan
sebesar 80%. Berdasarkan hasil analisis, masih terdapat 10 siswa yang
memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70).
4.3 Siklus II
4.3.1 Perencanaan Tindakan
Subbab tahap perencanaan tindakan menjelaskan tentang perencanaan
yang dilakukan oleh peneliti bersama guru kolaborator (guru kelas III) yaitu ibu
Kustinah, S.Pd.SD. Perencanaan tindakan ini dilakukan sebelum pelaksanaan
tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning. Tahapan perencanaan tindakan Siklus 2 merupakan upaya perbaikan
pelaksanaan pembelajaran siklus 1.
a. Pertemuan Pertama
Kegiatan perencanaan yang dilakukan pada pertemuan pertama meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
model Contextual Teaching and Learning. Penyusunan RPP didiskusikan dengan
ibu Kustinah, S.Pd.SD selaku guru kelas III dan sebagai guru kolaborator. Diskusi
yang dilakukan meliputi penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, tujuan pembelajaran, media yang akan digunakan serta penentuan
waktu penelitian.
Berdasarkan RPP yang telah susun, materi pembelajaran yang akan
diajarkan pada pertemuan pertama adalah tentang “kegiatan manusia yang sesuai
dengan keadaan cuaca”. Selanjutnya peneliti menyiapkan perlengkapan
pembelajaran seperti media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Selain itu
50
peneliti juga mempersiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar
observasi kegiatan siswa sesuai dengan Contextual Teaching and Learning.
b. Pertemuan Kedua
Kegiatan perencanaan pada pertemuan kedua adalah tindak lanjut dari
pertemuan pertama, yang membedakan adalah materi yang dipelajari.Pada
pertemuan kedua materi yang dipelajari adalah tentang hubungan antara pakaian
yang dikenakan dengan keadaan cuaca.
Sama halnya dengan pertemuan pertama, pada pertemuan kedua peneliti
bersama guru kolaborator mendiskusikan tentang penyusunan RPP dengan
menggunakan model Contextual Teaching and Learning. Diskusi yang dilakukan
meliputi penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, media yang akan digunakan serta penentuan waktu penelitian.
Selanjutnya peneliti menyiapkan perlengkapan pembelajaran seperti media
pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran. Selain itu peneliti juga
mempersiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan
siswa sesuai dengan model Contextual Teaching and Learning.
Peneliti juga menyusun soal evaluasi berupa soal pilihan ganda soal yang
akan diteskan pada siswa pada akhir siklus atau pertemuan kedua. Soal evaluasi
disusun berdasarkan materi yang sudah dipelajari siswa pada pertemuan pertama
dan pertemuan kedua.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Subbab pelaksanaan tindakan mendeskripsikan tentang rincian proses
pelaksanaan tindakan dari kegiatan awal sampai kegiatan penutup. Rincian
pelaksaan tindakan Siklus 2 sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 21 April 2016 pukul 09.00-10.10 WIB. Guru yang ditunjuk
sebagai observer untuk mengamati kegiatan guru dan siswa adalah ibu Kustinah
S.Pd. SD selaku guru kelas III. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan
yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup.
51
1. Kegiatan Pendahuluan
Pada pertemuan pertama, guru mengawali kegiatan dengan memberikan
salam, mengabsensi siswa, dan mengecek kerapian serta kelengkapan alat dan
sumber belajar yang disiapkan oleh siswa. Selanjutnya, guru memberikan
apersepsi dalam bentuk pertanyaan “anak- anak pada saat hujan apa yang kita
lakukan?”Guru mempersilahkan siswa menjawab apersepsi yang diberikan.
Beberapa siswa mengacungkan tangan. Agar tidak berebutan dalam menjawab,
guru mempersilahkan satu per satu siswa untuk memberikan jawabannya.
Selanjutnya guru menjelaskan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan. Suasana kelas sangat tenang dan siswa mendengarkan penjelasan
guru dengan baik.
2. Kegiatan Inti
Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran, selanjutnya guru bertanya
kepada siswa “anak- anak pada saat cuaca panas kegiatan apa yang bisa
dilakukan?”.Siswa mengatakan kegiatan menjemur pakaian.Guru bertanya lagi
“keadaan cuaca apa kita dapat menjemur pakaian?”. Selanjutnya, Siswa diminta
untuk melihat dan memperhatikan slide pada power point dan mendengarkan
penjelasan guru tentang kegiatan manusia sesuai dengan keadaan cuaca.
Setelah itu, guru melakukan tanya jawab kepada siswa dan siswa diminta
untuk melakukan pengamatan di luar kelas yaitu mengamati cuaca , untuk
mengetahui kegiatan apa yang sesuai dengan keadaan cuaca yang diamati.
Kemudian siswa membentuk kelompok (dengan teman sebangku), siswa
dibagikan lembar kerja siswa (LKS) untuk dikerjakan secara berkelompok.Guru
meminta anggota perwakilan mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan
kelas. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas dan siswa lainnya
menyimak hasil diskusi temannya. Setelah itu, guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang
belum diketahui tentang pelajaran hari ini. Guru memberi penguatan materi.
3. Kegiatan Penutup
52
Pada kegiatan penutup, siswa memberikan kesan dan pesan terkait dengan
pembelajaran. Setelah itu guru memberikan tindak lanjut/evaluasi. Guru
mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup
b) Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 pertemuan kedua dilaksanakan pada
hariKamis tanggal 28 April 2016 pukul 09.00-10.10 WIB. Guru yang ditunjuk
sebagai observer untuk mengamati kegiatan guru dan siswa adalah ibu Kustinah
S.Pd. SD selaku guru kelas III. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Pada pertemuan pertama, guru mengawali kegiatan dengan memberikan
salam, mengabsensi siswa, dan mengecek kerapian serta kelengkapan alat dan
sumber belajar yang disiapkan oleh siswa. Agar siswa menjadi bersemangat
belajar, guru memberikan apersepsidalam bentuk pertanyaan yaitu “pada saat
cuaca hujan/ dingin kita menggunakan apa anak-anak agar tidak terkena hujan dan
tidak merasa dingin?”. Siswa mengancungkan tangan menjawab pertanyaan
apersepsi. Agar suasana tidak menjadi ricuh, guru memilih beberapa anak
menjawab pertanyaan apersepsi tersebut.
Selanjutnya guru menjelaskan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan. Suasana kelas sangat tenang dan siswa mendengarkan penjelasan
guru dengan baik.Siswa mendengarkan penjelasan guru.
2. Kegiatan Inti
Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran, selanjutnya,guru menampilkan
slide dan menjelaskam tentang cuaca mempengaruhi cara berpakaian. Siswa
memperhatikan slide dan mendengarkan penjelasan guru tentang cuaca
mempengaruhi cara orang berpakaian dengan baik.
Kemudian guru melakukan tanya jawab setelah menyampaikan materi
“apa yang kalian lihat pada slide tersebut? jenis pakaian seperti apa yang orang
gunakan pada saat cuaca panas ?”. Siswa menjawab pertanyaan tersebut dengan
mengacungkan tangan. Guru menanggapi berbagai jawaban dari siswa.
53
Setelah itu, siswa membentuk kelompok (dengan teman sebangku), siswa
dibagikan lembar kerja siswa (LKS) untuk dikerjakan secara berkelompok.Guru
meminta anggota perwakilan mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan
kelas. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas dan siswa lainnya
menyimak hasil diskusi temannya. Setelah itu, guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang
belum diketahui tentang pelajaran hari ini. Guru memberi penguatan materi.
3. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa membaca ringkasan materi
yang ada di papan tulis. Siswa menyampaikan kesanpesan mengenai pembelajaran
yang telah dilakukan. Setelah itu guru memberikan tindak lanjut berupa soal
evaluasi. Siswa mengerjakan soal dengan baik sesuai dengan alokasi waktu.
Setelah selesai mengerjakan, guru meminta siswa untuk mengumpulkan ke depan
kelas. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.
4.3.3 Hasil Tindakan
Pada subbab ini, akan diuraikan tentang hasil tindakan pada Siklus 2. Hasil
tindakan menguraikan hasil analisis data dari lembar observasi kegiatan guru dan
kegiatan siswa sesuai dengan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning serta hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai soal evaluasi yang
diberikan pada pertemuan kedua.
a. Hasil Analisis Lembar Observasi
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan observasi bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Pada pertemuan pertama,
observasi masih dilakukan oleh ibu Kustinah dengan mengisi lembar
observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa sesuai dengan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning.
54
Hasil dari analisis lembar observasi terhadap kegiatan guru dan siswa
sesuai dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning secara
rinci disajikan dalam Tabel 4.8 dan 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 2 Pertemuan Pertama
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Pendahuluan 5 5 0
3 Kegiatan Inti 12 12 0
4 Kegiatan Penutup 3 2 1
Jumlah 22 21 1
Berdasarkan Tabel 4.8 hasil observasi kegiatan guru pertemuan
pertama, dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan
pembelajaran yang dijabarkan dalam 22 butir pengamatan, 21 butir
pengamatan sudah dilaksanakan dan 1 butir kegiatan belum dilksanakan .
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pembelajaran sudah berjalan
dengan baik. Namun masih terdapat satu kegiatan yang belum nampak yaitu
pada kegiatan penuutup, guru tidak melakukan refleksi pembelajaran bersama
siswa.
Tabel 4.9
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus 2
Pertemuan Pertama
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 1 1 0
2 Kegiatan Pendahuluan 6 6 0
3 Kegiatan Inti 11 11 0
4 Kegiatan Penutup 3 3 0
Jumlah 21 1 0
Berdasarkan Tabel 4.9 hasil observasi kegiatan siswa pertemuan
pertama, dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan
pembelajaran yang dijabarkan dalam 21 butir pengamatan, semuanya telah
55
nampak dilakukan oleh siswa. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
pembelajaran sudah berjalan dengan baik, siswa telah melakukan semua
kegiatan pembelajaran sesuai yang tertulis dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Berdasarkan hasil lembar observasi kegiatan siswa, dari semua butir
pengamatan pada lembar observasi telah dilakukan oleh siswa selama
pembelajaran berlangsung. Namun ada beberapa siswa yang masih bergurau
dengan temannya saat bekerja kelompok.
2) Pertemuan Kedua
Kegiatan observasi bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Pada pertemuan kedua,
observasi masih dilakukan oleh Ibu Kustinah dengan mengisi lembar
observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa sesuai dengan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning.
Hasil dari analisis lembar observasi terhadap kegiatan guru dan siswa
sesuai dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning secara
rinci disajikan dalam Tabel 4.10 dan 4.11 sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 2 Pertemuan Kedua
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Pendahuluan 5 5 0
3 Kegiatan Inti 12 12 0
4 Kegiatan Penutup 3 3 0
Jumlah 22 22 0
Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi kegiatan guru pertemuan
pertama, dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan
pembelajaran yang dijabarkan dalam 22 butir pengamatan, semuanya telah
nampak dilakukan oleh guru. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
56
pembelajaran sudah berjalan dengan baik, guru telah melakukan semua
langkah-langkah pembelajaran sesuai yang tertulis dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Berdasarkan hasil lembar observasi kegiatan guru, semua butir
pengamatan pada lembar observasi telah dilakukan oleh guru selama
pembelajaran berlangsung.
Tabel 4.11
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus 2 Pertemuan Kedua
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 1 1 0
2 Kegiatan Pendahuluan 6 6 0
3 Kegiatan Inti 11 11 0
4 Kegiatan Penutup 3 3 0
Jumlah 21 21 0
Berdasarkan tabel 4.11 hasil observasi kegiatan siswa pertemuan
pertama, dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan
pembelajaran yang dijabarkan dalam 21 butir pengamatan, semuanya telah
nampak dilakukan oleh siswa. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
pembelajaran sudah berjalan dengan baik, siswa telah melakukan semua
kegiatan pembelajaran sesuai yang tertulis dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Berdasarkan hasil lembar observasi kegiatan siswa, pembelajaran
sudah berlangsung dengan sangat baik.Hal ini nampak dari semua butir
pengamatan pada lembar observasi telah dilakukan oleh siswa selama
pembelajaran berlangsung.
b. Hasil Analisis Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa pada Siklus 2 diperoleh dari nilai soal evaluasi yang
dikerjakan siswa pada pertemuan kedua.Soal evaluasi berbentuk pilihan ganda
yang terdiri dari 20 butir soal. Nilai siswa diperoleh dengan menghitung skor yang
diperoleh kemudian mengubahnya menjadi nilai akhir. Hasil dari analisis hasil
belajar siswa secara rinci disajikan dalam Tabel 4.12 sebagai berikut:
57
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran IPA
Siswa Kelas III SDN Dukuh 03 Salatiga
Siklus II
NO Interval Nilai Jumlah % Keterangan
1 50- 59 - - Belum tuntas
2 60- 69 2 6.7% Belum tuntas
3 70- 79 6 20% Tuntas
4 80- 89 15 50% Tuntas
5 90- 100 7 23.3% Tuntas
Jumlah 30 100%
Rata- rata 82.67
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Berdasarkan Tabel 4.12 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA pada
Siklus 2, maka dapat dikaji tentang rentang nilai, frekuensi, presentase dan juga
perolehan nilai rata-rata, nilai tertinggi dan juga nilai terendah. Terdapat 2 siswa
(6.7%) yang memperoleh nilai pada rentang 60-69 dan 6 siswa (20%) yang
memperoleh nilai pada rentang 70-79, pada rentang 80-89 juga diperoleh oleh 15
siswa (50%). Selanjutnya , terdapat 7 siswa (23.3%) yang memperoleh nilai pada
rentang 90-100.
Pada Siklus 2, nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 82.67 dengan nilai
tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Berdasarkan tabel nilai mata pelajaran IPA
pada Siklus 2 maka dapat digambarkan dalam diagram batangpada Gambar 4.4
sebagai berikut:
Gambar 4.4
Diagram BatangRentang Nilai
Siswa Kelas III SDN Dukuh 03
Siklus 2
0
5
10
15
20
50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Rentang nilai
58
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 70) maka dapat
dilakukan analisis untuk menentukan jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas.
Analisis ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat disajikan dalam Tabel
4.13 sebagai berikut:
Tabel 4.13
Total Jumlah dan Presentase Ketuntasan Belajar Siklus I
NO Skor Ketuntasan Frekuensi Presentase Keterangan
1 ≥ 70 28 93.3% Tuntas
2 <70 2 6.7% Tidak Tuntas
Jumlah 30 100%
Berdasarkan Tabel 4.13 analisis ketuntasan belajar Siklus 2, maka dapat
dianalisis bahwa jumlah yang tuntas adalah 28 siswa ataumencapai 93.3% siswa
telah tuntas dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70). Sedangkan untuk
siswa yang belum tuntas adalah 2 siswa atau mencapai 6.7%.Ketuntasan belajar
disajikan dalam diagram batang pada gambar 4.5 sebagai berikut:
Gambar 4.5
Diagram BatangKetuntasan Belajar
Siswa Kelas III SDN Dukuh 03
Siklus 2
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Tidak Tuntas Tuntas
93.3%
6.7%
Tidak Tuntas
Tuntas
59
4.3.4 Refleksi
Setelah dilakukannya kegiatan pembelajaran Siklus 2 dari pertemuan
pertama dan kedua, maka selanjutnya diadakan refleksi atas tindakan
pembelajaran di Siklus 2. Refleksi digunakan sebagai bahan perbaikan dengan
membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator
aktivitas yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil refleksi diketahui bahwa peneliti sudah dapat
menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan
sangat baik. Hal ini nampak pada hasil observasi kegiatan guru dan siswa yang
menunjukkan bahwa seluruh indikator pengamatan kegiatan pembelajaran sudah
dilakukan selama proses pembelajaran.
Pada pertemuan pertama, berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa
masih terdapat beberapa siswa yang sibuk sendiri dan bergurau saat diskusi
kelompok. Namun pada pertemuan kedua, kekurangan tersebut sudah tidak
nampak lagi dan pembelajaran sudah dapat terlaksana dengan sangat baik. Melalui
model pembelajaran contextual teaching and learning, siswa dapat berperan aktif
dalam pembelajaran.
Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan Kriteria Ketuntasan Belajar
(KKM = 70) maka diperoleh data sebanyak 28 siswa dengan presentase 93,3%
tuntas dan 2 siswa dengan presentase 6.7% tidak tuntas. Berdasarkan indikator
keberhasilan ketuntasan belajar yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 80%,
maka dapat dinyatakan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai karena
presentase ketuntasan telah mencapai 93.3%.
Sedangkan untuk perolehan nilai rata-rata belajar secara klasikal mencapai
82,67. Jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan berdasarkan nilai rata-rata
belajar secara klasikal yang sudah ditentukan peneliti yaitu naik minimal 5 dari
Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM = 70), maka dapat dinyatakan bahwa indikator
keberhasilan juga telah tercapai karena nilai rata-rata belajar telah naik lebih dari
5 dari Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM = 70).
60
Dapat disimpulkan bahwa permasalahan-permasalahan yang muncul pada
siklus 1 dapat diselesaikan dengan baik melalui upaya yang direncanakan pada
refleksi siklus 1 dan dilakukan pada Siklus 2. Hasil tindakan yang diperoleh pada
Siklus 2 juga telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh
peneliti.
4.4 Hasil Analisis Data
Pada bab analisis data, akan diuraikan tentang perbandingan hasil belajar
dan ketuntasan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Dukuh 03 Salatiga pada
kondisi awal, siklus 1 dan Siklus 2. Melalui perbandingan belajar dan ketuntasan
hasil belajar pada kondisi awal, siklus 1 dan Siklus 2, maka dapat diketaui
perbedaan dan peningkatan yang ditemukan. Perbandingan ketuntasan belajar IPA
ditunjukan pada Tabel 4.14 sebagai berikut:
Tabel 4.14
Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA
Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2
No Ketuntasan
Belajar
Nilai
KKM
(70)
Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)
1. Tuntas ≥ 70 12 40% 20 67.7% 28 93.3%
2. Tidak Tuntas < 70 18 60% 10 33.3% 2 6.7%
Jumlah 30 100 30 100 30 100
Nilai Rata-rata 64.9 74 82.67
Berdasarkan Tabel 4.14 perbandingan ketuntasan belajar IPA, dapat
diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari kondisi awal, siklus 1 dan
Siklus 2.Pada kondisi awal, siswa yang tuntas atau mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM ≥ 70) hanya berjumlah 12 siswa (40%), sementara siswa yang
belum tuntas berjumlah 18 siswa (60%).
Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus 1, nampak peningkatan jumlah
siswa yang tuntas yaitu dengan jumlah 20 siswa (67.7%), sedangkan siswa yang
belum tuntas berjumlah 10 siswa (33.3%). Berdasarkan hasil tindakan pada siklus
61
1, dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar secara klasikal belum mencapai
indikator keberhasilan yaitu mencapai 80% dari total keseluruhan siswa sehingga
masih diperlukan perbaikan pada Siklus 2. Setelah pelaksanaan tindakan pada
Siklus 2, jumlah siswa yang tuntas mengalami peningkatan yaitu mencapai
93.3%, sedangkan siswa yang belum tuntas hanya berjumlah 2 siswa ( 6.7%).
Berdasarkan hasil tindakan pada siklus 2, dapat diketahui bahwa
ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai atau memenuhi indikator
keberhasilan yang ditetapkan yaitu mencapai 80% dari total keseluruhan siswa.
Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat
dalam diagram tabel pada Gambar 4.6 sebagai berikut:
Gambar 4.6
Diagram Batang Perbandingan Nilai Ketuntasan Hasil Beajar IPA
Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2
4.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelas III SD Negeri
Dukuh 03 Salatiga, ditemukan beberapa permasalahan yang muncul pada
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Kondisi Awal Siklus 1 siklus 2
60% 67.7%
93.3%
40% 33.3%
6.7%
Tidak Tuntas
Tuntas
62
pembelajaran IPA. Permasalahan yang ditemukan yaitu terkait model
pembelajaran yang digunakan guru, selama ini guru hanya menggunakan model
ceramah dan tanya jawab sehingga siswa pasif dalam pembelajaran dan siswa
kurang tertarik mengikuti pembelajaran sehingga menimbulkan rasa bosan saat
mengikuti pembelajaran. Dalam keadaan yang demikian , biasanya siswa hanya
dituntut untuk menerima apa yang dianggap penting oleh guru dan siswa menjadi
cenderung lebih sering menghafal materi, siswa menjadi subjek yang pasif.
Padahal siswa dituntut untuk menjadi subjek yang aktif dan kreatif dalam aktivitas
disuatu pembelajaran.
Guru juga belum mengoptimalkan penggunaan media dalam pembelajaran
sehingga siswa kurang dapat memahami materi yang dipelajari. Guru hanya
menggunakan media gambar yang ada dalam buku paket. Beberapa permasalahan
tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah.
Hasil dokumentasi awal menunjukkan hasil belajar siswa masih rendah
yaitu kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 70). Data hasil belajar
siswa yang diperoleh dari nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) pada semester II
tahun ajaran 2015/2016 menunjukkan bahwa dari keseluruhan jumlah siswa yaitu
30 siswa terdapat 18 siswa (60%) yang belum tuntas dan hanya 12 siswa (40%)
yang tuntas.
Untuk mengatasi permasalahan yang telah dikemukakan maka diperlukan
model pembelajaran dalam pembelajaran IPA. Menurut Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (2006), proses pembelajaran IPA ditekankan pada pemberian
pengalaman langsung serta mendorong siswa untuk melakukan inkuiri atau
penemuan agar mendapat pemahaman yang mendalam serta mengembangkan
kompetensi dalam memperlajari alam secara ilmiah.
Berdasarkan kondisi yang demikian, maka peneliti merasa diperlukan
adanya tindakan perbaikan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA
dengan menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning.
Melalui penerapan model pembelajaran contextual teaching and learningdiduga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.Penelitian
63
tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus
terdiri dari dua pertemuan.
Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan.Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 7 April
2016. Sedangkan untuk pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal
14 April 2016. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh Fransius Dicky dan yang
ditunjuk sebagai observer adalah ibu Kustinah, S.Pd.SD.
Pelaksanaan tindakan siklus 2 dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21 April 2016.
Sedangkan untuk pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28
April 2016. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh Fransius Dicky dan yang
ditunjuk sebagai observer adalah ibu Kustinah, S.Pd.SD.
Pelaksanaan siklus 2 merupakan upaya perbaikan dari pelaksanaan
tindakan pada siklus 1. Upaya perbaikan tindakan dilakukan agar hasil tindakan
pada siklus 2 ini dapat mencapai indikator keberhasilan. Selain itu, agar proses
pembelajaran yang dirasa masih kurang pada siklus 1 dapat berjalan lebih baik
pada siklus 2.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa dari 30 siswa kelas III SDN
Dukuh 03 Salatiga siswa yang tuntas sebelum tindakan adalah 12 siswa dengan
presentase 40%. Setelah diberikan tindakan pada siklus I terjadi peningkatan
jumlah ketuntasan siswa menjadi 20 siswa (67.7%). Setelah diberikan tindakan
pada siklus II, terjadi lagi peningkatan jumlah ketuntasan menjadi 28 siswa
(93.3%). Siswa yang belum tuntas sebelum diberikan tindakan adalah 18 siswa
(60%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I, berkurang menjadi 10 siswa
(33.3%). Setelah dilaksanakan lagi tindakan pada siklus II, menjadi 2 siswa
(6.7%). Siswa yang tidak tuntas pada siklus 2 dikarenakan siswa tersebut adalah
siswa sering tidak memperhatikan guru saat mengajar serta sibuk sendiri saat
mengikuti pelajaran.
Meskipun masih ada 2 siswa yang tidak tuntas dan presentase ketuntasan
tidak mencapai 100% tetapi, berdasarkan indikator keberhasilan ketuntasan
64
belajar yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 80%, maka dapat dinyatakan
bahwa indikator keberhasilan telah tercapai karena presentase ketuntasan telah
mencapai 93,3%.
Selain meningkatkan ketuntasan belajar, menerapkan model contextual
teaching and learning dalam pembelajaran IPA materi cuaca, juga meningkatkan
kinerja guru dan aktivitas siswa. Dengan kata lain, bahwa upaya peningkatan
hasil belajar IPA melalui model pembelajaran contextual teaching and learning,
materi cuaca pada siswa kelas III SDN Dukuh 03 Salatiga , berhasil dilakukan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan Kusniarti
(2012) dalam penelitian yang berjudul “Meningkatan Hasil Belajar IPA Melalui
Metode Eksperimen dengan Pendekatan CTL Siswa Kelas IV Semester I SD
Negeri Growong Lor 3 Juwana Kabupaten Pati Tahun 2011 / 2012” menyatakan
bahwa metode eksperimen dan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar
IPA siswa kelas IV SDN Growong Lor 3 Juwana.
Selanjutnya, juga mendukung penelitian yang telah dilakukan Sri Sukamti
(2013) dalam penelitiannnya yang berjudul “Peningkatkan Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Masyarakat Belajar pada Pembelajaran Pkn Kelas 4 SD Negeri Randuacir 02
Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2012/2013” menyatakan bahwa Model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil
belajar Pkn Siswa kelas IV SDB Randuacir o2 Salatiga.
Natalia Natal (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Pendekatan Contextual
Teaching And Learning ( CTL ) pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Sraten 01 Salatiga Semester II Tahun
2011/2012” menyatakan bahwa pendekatan contextual teaching aning and
learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV diSDN Sraten 01
Salatiga.
Selain mendukung tiga hasil penelitian sebelumnya, hasil penelitian ini
juga mendukung pernyataan teoritis, Kesuma (2010 :59) mengatakan bahwa
65
Contextual Teaching and Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam
kehidupan mereka.
Elaine B. Johnson (2010:67) mendefinisikan Contextual Teaching and
Learning sebagai sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa
melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara
menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan
keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya
mereka.