Upload
nguyenthuy
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi awal subjek penelitian
Observasi awal yang dilakukan di kelas V SD Negeri Candisari I Ampel,
peneliti berhasil menemukan beberapa permasalahan yang terjadi di dalam proses
pembelajaran. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran IPA berlangsung.
Proses pembelajaran IPA cenderung bersifat konvensional. Guru masih
menggunakan metode ceramah. Alasan penggunaan metode ini adalah banyaknya
materi yang harus diajarkan sedangkan guru menganggap waktu yang tersedia
tidak cukup banyak. Pembelajaran IPA dapat menggunakan metode lain, seperti
percobaan atau eksperimen. Akan tetapi, ada beberapa materi yang kurang tepat
jika diajarkan dengan metode eksperimen. Pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung, siswa terlihat tenang. Siswa mengatakan paham dengan materi yang
disampaikan Akan tetapi ketika guru bertanya mengenai materi, siswa tidak
mampu menjawab. Daya serap siswa masih rendah. Siswa masih kurang paham
walau sudah mendengarkan penjelasan guru. Daya ingat siswa juga kurang baik
karena hanya terbiasa mendengarkan dan mencatat saja. Catatan yang dibuat
hanya berisi daftar saja, tanpa gambar dan hanya terdiri dari satu warna saja. Hal
ini memperlihatkan daya kreativitas siswa juga kurang.
Siswa kelas 5 berjumlah 26 siswa. terdapat 5 siswa yang mengalami
keterlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan khusus. Sedangkan
20 siswa lainnya merupakan siswa yang mampu menerima pelajaran dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, terlihat dari
nilai ulangan harian siswa sebelum tindakan pada mata pelajaran IPA sebagian
besar siswa memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=63),
sehingga peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Candisari I.
Berdasarkan hasil observasi guru kelas dapat dilihat dalam tabel ketuntasan
siswa sebagai berikut:
Kategori
Tuntas Belum tuntas
Rata
Maksimal
Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa perolehan nilai
pra siklus dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai diatas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM=63) sebanyak 10 siswa dengan
sedangkan yang belum mencapai ketuntasan minimal
persentase 61,5 %. Rata
61,08. Sedangkan nilai tertinggi 78 dan nilai terendah 40.
Melihat kenyataan tersebut, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian di
kelas V SD Candisari I Ampel dengan menerapkan model pembelajaran PAPA
PEPI agar siswa lebih mudah memahami dan hafal materi secara lebih baik.
Model pembelajaran PAPA PEPI merupaka
pembelajaran peta pikiran. Model pembelajaran ini diterapkan pada mata
Berdasarkan hasil observasi guru kelas dapat dilihat dalam tabel ketuntasan
siswa sebagai berikut:
Tabel 4.1
Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus
Siswa Kelas V SD Negeri Candisari I
Tahun Pelajaran 2013-2014
Kategori Nilai Frekuensi Persentase
≥ 63 10 38,5 Belum tuntas < 63 16 61,5
Jumlah 26
Rata-rata 61,08
Minimal 40 Maksimal 78
menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa perolehan nilai
pra siklus dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai diatas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM=63) sebanyak 10 siswa dengan persentase
sedangkan yang belum mencapai ketuntasan minimal sebanyak 16 siswa dengan
61,5 %. Rata-rata nilai siswa kelas V SD Negeri I Ampel sebesar
61,08. Sedangkan nilai tertinggi 78 dan nilai terendah 40.
Gambar 4.1
Persentase Nilai Pra Siklus
Melihat kenyataan tersebut, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian di
kelas V SD Candisari I Ampel dengan menerapkan model pembelajaran PAPA
PEPI agar siswa lebih mudah memahami dan hafal materi secara lebih baik.
Model pembelajaran PAPA PEPI merupakan pengembangan dari model
pembelajaran peta pikiran. Model pembelajaran ini diterapkan pada mata
61,5
38,5Belum Tuntas
Tuntas
56
Berdasarkan hasil observasi guru kelas dapat dilihat dalam tabel ketuntasan
(%)
100
menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa perolehan nilai
pra siklus dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai diatas Kriteria
persentase 38,5 %,
sebanyak 16 siswa dengan
rata nilai siswa kelas V SD Negeri I Ampel sebesar
Melihat kenyataan tersebut, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian di
kelas V SD Candisari I Ampel dengan menerapkan model pembelajaran PAPA
PEPI agar siswa lebih mudah memahami dan hafal materi secara lebih baik.
n pengembangan dari model
pembelajaran peta pikiran. Model pembelajaran ini diterapkan pada mata
57
pelajaran IPA. Peneliti mengharapkan siswa lebih cepat dalam memahami materi.
Selain itu, peneliti berharap agar daya kreativitas siswa meningkat karena
pembuatan peta pikiran menggunakan banyak warna, garis, gambar dan simbol.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari dua
siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : penyusunan rencana,
pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan dan refleksi. Hasil dari penelitian ini
adalah aktivitas guru selama proses pembelajaran IPA dengan menggunakan
model pembelajaran PAPA PEPI. Hasil penelitian yang lain meliputi kreativitas
dan hasil belajar siswa. Kreativitas siswa dilihat dari hasil penghitungan skor
pada rubrik kreativitas yang diisi sesuai dengan hasil karya pembuatan peta
pikiran. Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai tes setelah pembelajaran
berlangsung. Selain itu, terdapat hasil pengamatan terhadap aktivitas guru selama
proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti menjadi pengajar pada
pelaksanaan siklus. Pelaksanaan siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Setiap
siklus dilaksanakan selama dua jam pelajaran.
4.2 Siklus I
4.2.1 Penyusunan Rencana
Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran PAPA PEPI. Model ini diterapkan karena peneliti melihat kondisi
siswa yang kesulitan memahami dan menghafal materi. Selain itu, siswa masih
mencatat dengan metode lama. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya inovasi
dalam pencatatan materi. Peta pikiran membantu siswa dalam mencatat serta
menumbuhkan kreativitas. Tahap penyusunan rencana yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Melakukan pengajaran pra siklus di kelas V SD Negeri Candisari I.
2. Berdiskusi dengan guru kelas untuk menganalisis kompetensi dasar yang
akan disampaikan kepada siswa.
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
kompetensi dasar yang ingin dicapai.
58
4. Menyusun kelompok heterogen yang akan digunakan pada pembuatan peta
pikiran.
5. Membuat peta pikiran kosong untuk penyampaian informasi mengenai
jenis batuan.
6. Menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk membuat peta pikiran siswa.
7. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi aktivitas guru untuk
mengetahui aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran PAPA PEPI.
8. Membuat lembar kerja siswa, paparan materi, soal tes pada akhir siklus.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Tahap tindakan pada penelitian ini adalah pelaksanaan skenario
pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berikut
merupakan jadwal pelaksanaan tindakan siklus I yang terdiri dari 3 pertemuan.
Tabel 4.2
Jadwal Pelaksanaan Siklus I
No. Pertemuan
ke-
Tanggal pelaksanaan Alokasi waktu
1. I 19 Maret 2014 3 x 35 menit
2. II 20 Maret 2014 2 x 35 menit
3. III 24 Maret 2014 2 x 35 menit
Rincian pelaksanaan tindakan pada siklus I sebagai berikut:
a. Pertemuan I
Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 19
Maret 2014. Pada pertemuan I guru mengawali pembelajaran dengan berdoa,
melakukan presensi, mengecek kesiapan siswa, melakukan apersepsi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru memperkenalkan pembelajaran
dengan menggunakan peta pikiran. Guru menunjukkan karton yang berisi
cabang-cabang peta pikiran. Cabang-cabang masih kosong.
Pada tahap penyampaian informasi kompetensi, guru menjelaskan
secara singkat mengenai batuan. Guru bertanya jawab mengenai tempat
59
ditemukan batu. Guru menyebutkan jenis batuan berdasarkan proses
pembentukannya.
Tahap kedua adalah tahap sajian masalah terbuka. Guru membagikan
gambar contoh batuan dan ciri-ciri batuan tersebut kepada siswa. Siswa
berdiskusi dengan teman sebangku untuk menentukan nama batuan dari
gambar yang mereka dapat. Siswa yang sudah menemukan nama batuan
tersebut, menempelkan gambar dan ciri pada karton peta pikiran yang
kosong. Guru membimbing siswa dalam menempelkan gambar tersebut.
Pada pertemuan ini, tahap pembagian kelompok tidak dilakukan. Hal
ini dikarenakan peneliti ingin memperkenalkan penggunaan peta pikiran di
kalangan siswa. Tahap ini akan dilakukan pada pertemuan II siklus I.
Tahap pembuatan simpulan dilakukan oleh guru dan siswa. guru
membahas peta pikiran yang sudah jadi. Guru menyebutkan satu persatu
batuan tersebut. Siswa diminta membaca ciri-ciri masing-masing batuan.
Setelah nama dan ciri batuan disebutkan, siswa mencari kegunaan batuan
tersebut. Guru menuliskan kegunaan batuan pada karton peta pikiran.
Pada tahap evaluasi guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa. Pada tahap ini, guru juga memberikan lima pertanyaan pada
siswa. Siswa yang mampu menjawab diberi reward oleh guru. Siswa yang
belum bisa menjawab atau menjawab dengan jawaban yang kurang tepat,
diberi penguatan oleh guru.
Kegiatan akhir dilakukan refleksi. Selain itu, siswa diberi kertas berisi
cabang-cabang peta pikiran kosong. Kertas tersebut diisi oleh siswa sesuai
dengan gambar peta pikiran yang telah dibahas. Guru mengucapkan salam
untuk mengakhiri pertemuan I tersebut.
b. Pertemuan II
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 20 Maret 2014.
Alokasi waktu pada pertemuan kedua tidak sesuai dengan yang direncanakan
60
di RPP. Penulis mengharapkan alokasi waktu pelaksanaan 3 x 35 menit. Akan
tetapi dalam pelaksanaannya, penenliti hanya dapat menggunakan waktu
2x35 menit. Maka dari itu, ada beberapa tahap yang tidak dilaksanakan.
Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam. Pertemuan kedua
dilaksanakan setelah istirahat pertama pukul 09.30 wib. Guru melakukan
apersepsi berupa pertanyaan mengenai materi yang telah diajarkan pada
pertemuan pertama. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
Tahap informasi kompetensi tidak terlaksana sesuai RPP dikarenakan
guru belum menyiapkan LCD untuk memperlihatkan video. Tahap ini
digantikan oleh penyampaian cara-cara membuat peta pikiran. Penjelasan ini
diberikan secara singkat.
Tahap sajian masalah terbuka, guru memaparkan materi apa saja yang
akan digunakan siswa untuk membuat peta pikiran. Materi jenis pelapukan
dan jenis tanah diberikan pada siswa. Siswa dalam kelompok akan
mempelajari materi yang didapat dengan metode berdiskusi.
Siswa kelas V SD Negeri Candisari I dibagi menjadi 5 kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang. Pembagian materi peta pikiran
sebagai berikut, 3 kelompok membuat peta pikiran dari materi pelapukan.
Sedangkan 2 kelompok lainnya membuat materi peta pikiran materi tanah.
Siswa dalam diskusi mempelajari secara bersama dan membagi tugas. Dalam
satu kelompok ada siswa yang bertugas menggambar. Siswa lainnya
mengarahkan dalam pembuatan peta pikiran. Pada tahap ini, guru berkeliling
mengecek kinerja kelompok. Bagi kelompok yang kurang paham, guru
menjelaskan dan mencari jalan keluar bersama. Siswa membuat peta pikiran
sesuai dengan kreativitas mereka.
Tahap presentasi hasil kelompok terjadi sedikit kendala. Waktu yang
tidak sesuai dengan perencanaan di RPP membuat siswa tidak bisa
mempresentasikan hasil karya mereka. Akan tetapi, siswa tetap diminta
61
menempelkan hasil karya peta pikiran di papan tulis. Sebagai alternatif dari
permasalahan ini, guru yang mempresentasikan hasil secara umum.
Tahap evaluasi, guru bertanya jawab dengan siswa mengenai hal-hal
yang belum diketahui siswa. Siswa kurang antusias dalam tahap ini
dikarenakan keadaan yang sudah mendekati istirahat.
Tahap pembuatan kesimpulan terkesan terburu-buru. Hal ini
dikarenakan waktu yang kurang. Pada tahap ini, siswa diminta mencatat hasil
pembelajaran di rumah masing-masing. Hasil karya siswa dibawa pulang
untuk pedoman mencatat.
Tahap akhir, guru menutup pembelajaran dengan salam.
c. Pertemuan III
Pertemuan ketiga diadakan pada hari Senin, 24 Maret 2014. Pada awal
pertemuan, guru mengucap salam dan menayakan kesiapan siswa. guru
melanjutkan dengan pengulangan materi tentang batuan, pelapukan dan jenis
tanah.
Pertemuan ketika lebih difokuskan pada evaluasi. Siswa dibagikan soal
evaluasi. Soal terdiri dari 20 butir soal pilhan ganda, siswa mampu
menyelesaikan dalam waktu 1 x 35 menit. Guru mengakhiri pembelajaran
dengan salam.
4.2.3 Observasi
Observasi / pengamatan pada penelitian ini meliputi observasi aktivitas guru
dalam mengajar. Observasi menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan
aktivitas guru yang telah dibuat peneliti. Peneliti berperan sebagai guru dalam
menjelaskan materi dalam menerapkan model pembelajaran peta pikiran.
Observer dalam penelitian ini adalah guru kelas dan teman peneliti. Hasil
observasi guru dengan menggunakan model pembelajaran PAPA PEPI pada
siklus I adalah pada saat pembelajaran siklus ini, peneliti meminta bantuan
observer untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir.
62
Observer menuangkan hasil pengamatan dengan cara mengisi lembar observasi
yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut berisi 25 item untuk mengetahui
aktivitas guru selama mengajar. Peneliti berperan sebagi guru dalam pembelajaran
ini. dalam lembar observasi berisi poin-poin kegiatan pembelajaran yang harus
dilakukan guru. Pilihan berupa ya/tidak. Pilihan (ya) dipilih apabila guru
melaksanakan pembelajaran tersebut. Sedangkan apabila guru tiidak
melaksanakan pembelajaran tersebut, maka kolom (tidak) yang harus dipilih.
Pengisian ini berdasarkan keadaan yang terjadi.
Hasil Observasi guru, dituangkan dalam tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru
Siklus I
No. Aspek Yang dinilai
Keterlaksanaan (%)
Pertemuan I Pertemuan II
1. Awal Pembelajaran 100 75
2. Tahap Informasi Kompetensi 33,3 66,6
3. Tahap Sajian Masalah terbuka 75 100
4. Tahap pembuatan peta pikiran 50 100
5. Tahap Presentasi Kelompok 33,3 66,6
6. Tahap Akhir Pembelajaran 80 80
Rata-rata 62 81, 4
Berdasarkan tabel 4.3, Hasil Observasi guru pada pertemuan 1 keterlaksanaan
kegiatan guru siklus I pada tahap I yaitu melakukan kegiatan awal memperoleh
jumlah skor 4 atau terlaksana 100 %, untuk tahap II yaitu penyampaian informasi
memperoleh jumlah skor 1 atau terlaksana 33,3 %, untuk tahap III yaitu tahap
sajian masalah terbuka memperoleh jumlah skor 3 atau terlaksana 75 %, untuk
tahap IV pembuatan peta pikiran memperoleh jumlah skor 3 atau terlaksana 100
%, untuk tahap V yaitu tahap presentasi kelompok memperoleh jumlah skor 1
atau terlaksana 33,3 %, untuk tahap VI yaitu akhir pembelajaran memperoleh
jumlah skor 4 atau terlaksana 80 %. Jumlah dari keenam tahap adalah 16 atau
62% pencapaian kegiatan. Pertemuan II pada tahap I yaitu melakukan kegiatan
63
awal memperoleh jumlah skor 3 atau terlaksana 75 %, untuk tahap II yaitu
penyampaian Informasi memperoleh jumlah skor 2 atau terlaksana 66,6 %, untuk
tahap III yaitu tahap sajian masalah terbuka memperoleh jumlah skor 4 aatu
terlaksana 100 %, untuk tahap IV pembuatan peta pikiran memperoleh jumlah
skor 6 atau terlaksana 100 %, untuk tahap V yaitu tahap presentasi kelompok
memperoleh jumlah skor 2 atau terlaksana 66,6 %, untuk tahap VI yaitu akhir
pembelajaran memperoleh jumlah skor 4 atau terlaksana 80 %. Jumlah dari
keenam tahap adalah 21 atau 81,4% dari keseluruhan pencapaian aktivitas
mengajar.
4.2.4 Hasil Tindakan Siklus I
4.2.4.1 Hasil Rubrik Kreativitas
Rubrik kreativitas digunakan untuk menghitung daya kreativitas siswa.
rubrik diisi sesuai dengan hasil karya peta pikiran yang mereka buat. Penilaian
juga dilihat berdasarkan pada proses pengerjaan peta pikiran. Hasil dari rubrik
dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4
Hasil Rubrik Kreativitas Siswa Pada Siklus I
Kelp Respon Ide Keterkaitan Ketekunan Skill Estetika Jumlah Persentase (%)
1 2 3 3 3 3 2 16 88,9
2 2 2 2 3 3 3 15 83,3
3 3 2 3 3 2 3 16 88,9
4 2 3 3 3 3 2 16 88,9
5 3 2 3 3 2 2 15 83,3
Total 12 12 14 15 13 12 78 433,3
Rata-rata
2,4 2,4 2,8 3 2,6 2,4 15,6 86,7
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ada enam aspek yang dinilai. Aspek-aspek
tersebut adalah respon, ide, keterkaitan, ketuntasan, skill, dan estetika. Daya
kreativitas siswa kelas V SD Negeri Candisari I mencapai 86,7 %. Ini
menunjukkan bahwa daya kreativitas siswa masuk dalam kategori baik. Hal ini
dapat dilihat dari hasil karya masing-masing kelompok.
64
4.2.4.2 Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa diukur dengan menggunakan tes evaluasi. Guru
memberikan evaluasi secara tertulis kepada siswa pada akhir siklus I yaitu pada
pertemuan III. Terlihat peningkatan dari hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan
tindakan dan sesudah dilaksanakan tindakan. Hal ini terlihat dari hasil rekap
ulangan harian sebelum dilaksanakan tindakan dan hasil tes evaluasi siswa setelah
dilaksanakan tindakan siklus I. Jumlah siswa yang tuntas pada rekap nilai ulangan
harian sebelum tindakan berjumlah 10 siswa (KKM=63) sedangkan 16 siswa
lainnya belum tuntas. Setelah tindakan, jumlah siswa yang tuntas bertambah
menjadi 14 siswa sedangkan 12 siswa belum mencapai ketuntasan ( KKM=63) .
hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Ketuntasan Belajar siklus I
Siswa Kelas V SD Negeri Candisari I
Kategori Nilai frekuensi persentase (%)
Tuntas ≥ 63 14 53,8
Belum tuntas < 63 12 46,2
Jumlah 26 100
Rata-rata 65,6
Minimal 50
Maksimal 95
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa. pada siklus I
dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki nilai yang telah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM=63) sebanyak 14 siswa dengan persentase 53,8 %,
sedangkan yang belum mencapai ketuntasan minimal sebanyak 12 siswa dengan
persentase 46, 2 %. Rata-rata nilai siswa 65,58 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai
terendah 50. Berdasarkan ketuntasan belajar pada tabel 4.5 dapat digambarkan
dalam grafik lingkaran sebagai berikut:
Dengan demikian dalam penerapan model pembelajaran PAPA PEPI hasil
belajar siswa meningkat dibandingkan hasil belajar sebelum dilaksanakan
tindakan. Namun untuk lebih meningkatkan hasil
diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa dengan penerapan model
pembelajaran PAPA PEPI dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
4.2.5 Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui kreativitas dan hasil belajar siswa
dalam penerapan model pembelajaran PAPA PEPI. Refleksi ini juga digunakan
sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses
pembelajaran. Hasil
diharapkan. Refleksi diadakan dalam
proses pembelajaran. Diskusi berisi tentang evaluasi mengenai kegiatan
pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PAPA PEPI bagi guru
(peneliti), guru observer, dan siswa. dari diskusi ini didapatkan bahwa guru
(peneliti) dapat menyampaikan banyak materi dalam waktu singkat, bagi siswa
merasa lebih mudah mengingat materi dan menghafal. Selain itu kreativitas siswa
tersalurkan.
Siklus I pada penelitian tindakan kelas ini menunjukkan peningkatan
kreativitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa
kreativitas siswa menunjukkan nilai sebesar 86,7 %. Namun peningkatan
Gambar 4.2
Persentase Nilai Siklus I
Dengan demikian dalam penerapan model pembelajaran PAPA PEPI hasil
belajar siswa meningkat dibandingkan hasil belajar sebelum dilaksanakan
tindakan. Namun untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa di atas KKM
diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa dengan penerapan model
pembelajaran PAPA PEPI dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
Refleksi dilakukan untuk mengetahui kreativitas dan hasil belajar siswa
m penerapan model pembelajaran PAPA PEPI. Refleksi ini juga digunakan
sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses
tindakan dibandingkan dengan indikator keberhasilan yang
diharapkan. Refleksi diadakan dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam
proses pembelajaran. Diskusi berisi tentang evaluasi mengenai kegiatan
pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PAPA PEPI bagi guru
eneliti), guru observer, dan siswa. dari diskusi ini didapatkan bahwa guru
(peneliti) dapat menyampaikan banyak materi dalam waktu singkat, bagi siswa
merasa lebih mudah mengingat materi dan menghafal. Selain itu kreativitas siswa
da penelitian tindakan kelas ini menunjukkan peningkatan
kreativitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa
kreativitas siswa menunjukkan nilai sebesar 86,7 %. Namun peningkatan
53,8
46,2Tuntas
Belum Tuntas
65
Dengan demikian dalam penerapan model pembelajaran PAPA PEPI hasil
belajar siswa meningkat dibandingkan hasil belajar sebelum dilaksanakan
belajar siswa di atas KKM
diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa dengan penerapan model
pembelajaran PAPA PEPI dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
Refleksi dilakukan untuk mengetahui kreativitas dan hasil belajar siswa
m penerapan model pembelajaran PAPA PEPI. Refleksi ini juga digunakan
sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses
tindakan dibandingkan dengan indikator keberhasilan yang
bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam
proses pembelajaran. Diskusi berisi tentang evaluasi mengenai kegiatan
pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PAPA PEPI bagi guru
eneliti), guru observer, dan siswa. dari diskusi ini didapatkan bahwa guru
(peneliti) dapat menyampaikan banyak materi dalam waktu singkat, bagi siswa
merasa lebih mudah mengingat materi dan menghafal. Selain itu kreativitas siswa
da penelitian tindakan kelas ini menunjukkan peningkatan
kreativitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa
kreativitas siswa menunjukkan nilai sebesar 86,7 %. Namun peningkatan
66
kreativitas tersebut masih rendah dan belum menunjukkan indikator keberhasilan
sehingga perlu adanya perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya. Hasil penilaian
kreativitas siswa tersebut masuk dalam kategori baik. Kategori ini dilihat dari
tabel 3.5 .
Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan mengacu pada kriteria
ketuntasan minimal sebesar 63 maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa, terdapat
14 siswa tuntas dengan persentase 53,8 % dengan rata-rata 61,8. Berdasarkan
indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu tercapainya KKM pada hasil
belajar siswa, peneliti memberikan patokan 80 % dari jumlah keseluruhan siswa
dinyatakan hasil belajarnya meningkat. Dari evaluasi siswa pada siklus I ternyata
ketuntasan siswa baru mencapai 53,8 %. Artinya jika dilihat dari hasil belajar
yang ditentukan hasil evaluasi tertulis siklus I belum mencapai indikator
keberhasilan yang diharapkan.
Kinerja guru pada siklus I cukup baik. Berdasarkan hasil observasi kinerja
guru pada siklus I menunjukkan nilai sebesar 74 %. Guru sudah melakukan
kegiatan pembelajaran dengan sebaik mungkin dan telah berusaha melaksanakan
langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP. Namun, guru masih kurang
baik dalam penggunaan waktu. Guru masih belum melaksanakan beberapa
tindakan dikarenakan penghitungan waktu yang kurang baik.
Berdasarkan hasil tindakan siklus I perlu dilaksanakannya siklus II. Siklus
II dilaksanakan sesuai dengan penerapan siklus I. Siklus II juga akan menerapkan
model pembelajaran PAPA PEPI agar meningkatkan kreativitas dan hasil belajar
siswa. berdasarkan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I
adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
1. Siswa lebih tertarik dalam belajar dengan menggunakan model
pembelajaran PAPA PEPI.
2. Kegiatan pembelalajaran tampak lebih baik, kretivitas dan kerjasama antar
siswa meningkat.
67
3. Siswa mampu mengingat materi lebih cepat dan mampu menjawab
pertanyaan secara lisan dengan cepat.
4. Siswa sudah terarah dalam kegiatan kerjasama kelompok
b. Kekurangan
Hambatan
1. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran kurang sesuai.
2. Waktu kurang sesuai dengan perencanaan waktu pada rencana
pembelajaran.
3. Video tidak diputar karena tidak mempersisapkan LCD.
4. Beberapa siswa belum terbiasa menggunakan peta pikiran dalam metode
pencatatan sehingga siswa masih menulis catatan dengan cara biasa.
Penyelesaian
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat lebih terprogram dan
disesuaikan dengan kekurangan. Rencana dibuat dengan perbandingan
kekurangan siklus I.
2. Rencana pembelajaran disesuaikan dengan waktu pelaksanaan sehingga
tidak terjadi kesalahan lagi.
3. Persiapan perlengkapan lebih diperhatikan lagi. Misalnya, memastikan
LCD sebelum pelaksanaan pembelajaran.
4. Lebih memperhatikan lagi dalam pembagian kelompok sehingga dalam
kelompok siswa yang lebih paham cara kerja peta pikiran bisa membantu
siswa lain yang kurang mengerti.
4.3 Siklus II
4. 3. 1 Penyusunan Rencana
Rencana pembelajaran siklus II dilaksanakan 3 pertemuan yaitu pertemuan
I, pertemuan II, dan pertemuan III. Sama halnya dengan siklus I, pada siklus II
peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran.
Persiapan tersebut antara lain:
1. Berdiskusi dengan guru kelas untuk menganalisis kompetensi dasar yang akan
disampaikan pada siswa.
68
2. Menyiapkan RPP untuk siklus II. RPP dibuat dengan melengkapi kekurangan
pada siklus I sehingga kekurangan pembelajaran di suklus II tidak diulangi
pada siklus II. Pokok bahasan pada siklus II adalah mengenai sumber daya
alam.
3. Menyusun kelompok heterogen siswa. Penyusunan ini berdasarkan pada hasil
observasi nilai dan keaktifan siswa. Peneliti membagi siswa dengan kelompok
berbeda dengan kelompok pada siklus I.
4. Menyiapkan peralatan (Karton, majalah BOBO, gunting, lem, dan pewana)
yang diperlukan untuk membuat peta pikiran siswa.
5. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi aktivitas guru untuk mengetahui
aktivitas guru selama proses pembelajaran serta mempersiapkan rubrik
kreativitas siswa..
6. Membuat lembar kerja siswa, paparan materi dan soal tes pada akhir siklus.
4. 3. 2 Pelaksanaan Tindakan
Tahap tindakan pada penenlitian ini adalah pelaksanaan skenario
pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Berikut
merupakan jadwal pelaksanaan tindakan siklus II yang terdiri dari 3 pertemuan.
Tabel 4.6
Jadwal Pelaksanaan Siklus I
No. Pertemuan
ke-
Tanggal pelaksanaan Alokasi waktu
1. I 28 April 2014 3 x 35 menit
2. II 29 April 2014 2 x 35 menit
3. III 30 April 2014 2 x 35 menit
Rincian pelaksanaan tindakan pada siklus I sebagai berikut:
a. Pertemuan I
Pelaksanaan siklus II pertemuan I dilakukan pada hari Senin, 28 April
2014. Pada awal pembelajaran, guru mengajak untuk berdoa, salam kemudian
absensi dan dilanjutkan dengan bercerita mengenai pengalaman membeli
69
bensin sampai tumpah. Siswa mendengarkan dengan penuh perhatian. Guru
bertanya jawab mengenai bensin sebelum menyebutkan tujuan pembelajaran.
Tahap penyampaian informasi dilakukan setelah guru menyampaikan
tujuan pembelajaran, kegiatan inti dimulai. Siswa diminta menyebutkan
sumber daya alam yang ada disekitar mereka. Guru menjelaskan bahwa sumber
daya alam digolongkan menjadi dua. Guru menjelaskan secara singkat
mengenai jenis-jenis sumber daya alam beserta contohnya.
Tahap sajian masalah terbuka, guru menggambar peta pikiran di papan
tulis. Guru menggambar pusat dan membuat dua cabang. Penjelasan pada tahap
penyampaian informasi ditulis secara singkat. Siswa menggolongkan sumber
daya yang mereka sebutkan tadi dan guru menuliskannya di papan tulis sesuai
dengan cara pembuatan peta pikiran .
Tahap pembuatan kesimpulan, siswa bersama guru membahas ulang
mengenai peta pikiran yang sudah jadi. Tahap selanjutnya adalah pembagian
kelompok. Pembagian kelompok pada siklus II lebih heterogen. Peneliti
menngunakan hasil observasi sebagai acuan. Siswa dengan nilai tinggi dibagi
rata. Siswa yang aktif dalam kelompok juga dibagi rata. Siswa yang kurang
bias menangkap kerja peta pikiran juga dibagi. Sehingga pembagian kelompok
lebih heterogen. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. Dua kelompok terdiri dari
6 siswa. Sedangkan dua kelompok lainnya terdiri dari 7 siswa. Tugas tiap
kelompok sama yaitu membuat peta pikiran sumber daya alam. Setiap
kelompok dibagikan peralatan (Karton, majalah BOBO, gunting, lem,dan
pewarna). Selain itu, setiap kelompok juga mendapatkan lembar kerja siswa,
cara membuat peta pikiran, dan paparan materi. Siswa bekerja secara
kelompok. Mereka membuat peta pikiran sesuai dengan kretivitas masing-
masing. Mereka menyambut secara antusias tugas ini. Pada saat mereka
mengerjakan, guru berkeliling mengecek kinerja dalam kelompok.
Tahap evaluasi, guru bertanya jawab mengenai hal yang belum diketahui
siswa. Pada saat bertanya jawab, ada siswa yang menjawab dengan jawaban
70
yang kurang tepat. Guru juga meluruskan kesalahpahaman dan memberi
penguatan pada siswa tersebut.
Tahap refleksi dilaksanakan pada kegiatan akhir. Guru bersama siswa
membuat rangkuman untuk pembelajaran hari itu. Guru menutup pembelajaran
dengan salam dan siswa istirahat.
b. Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan II dilaksanakan pada hari
Selasa, 29 April 2014. Pada awal pembelajaran, guru mengucapkan salam dan
berdoa. Setelah mengecek kesiapan siswa, guru menempelkan daur oksigen.
Guru menjelaskan daur oksigen sesuai gambar. Penyampaian daur oksigen
termasuk dalam tahap penyampaian informasi kompetensi.
Tahap pembagian kelompok tetap dilakukan lagi. Siswa diberi kesempatan
untuk lebih mematangkan lagi hasil diskusi mereka. Beberapa kelompok ada
yang belum selesai mengerjakan. Pengerjaan peta pikiran dilanjukan lagi.
Guru juga meminta kelompok untuk mennetukan salah satu siswa yang akan
mempresentasikan peta pikiran yang mereka buat. Kelompok I diwakili oleh
Jihan, kelompok 2 oleh Tia Ristyana, kelompok 3 oleh Erika dan kelompok 4
oleh Lina M. Presentasi yang dilakukan sudah baik. Perwakilan siswa
menyampaikan hasil diskusi dengan baik. Hasil pembuatan peta pikiran juga
lebih baik daripada siklus I. Pada siklus ini, siswa lebih mampu menuangkan
pemikiran mereka. siswa juga bekerja sama dengan baik.
Guru melakukan konfirmasi dengan bertanya jawab mengenai hal-hal
yang belum diketahui siswa. Pada tahap pembuatan kesimpulan, guru bersama
siswa membuat peta pikiran rangkuman di papan tulis. Siswa mencatat peta
pikiran rangkuman dikertas yang telah disediakan.
Tahap terakhir adalah tahap refleksi. Guru mengadakan refleksi dengan
memberi pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan. Siswa yang
mampu menjawab pertanyaan, diberi reward berupa gambar “jempol”. Siswa
71
antusias dalam menjawab pertanyaan sampai bel istirahat berbunyi. Siswa yang
belum mapu menjawab diberi penguatan.
Guru menutup pembelajaran dengan salam.
c. Pertemuan III
Pertemuan III pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 30 April 2014.
Ini merupakan pertemuan terakhir. Pada awal pertemuan guru mengucapkan
salam dan berdoa. Dalam RPP pertemuan ketiga diisi dengan presentasi
kelompok. Akan tetapi, presentasi kelompok sudah selesai pada pertemuan
kedua. Sehingga pada pertemuan ketiga langsung kepada tahap pembuatan
kesimpulan. Pembuatan kesimpulan dilakukan dengan membahas lagi catatan
yang sudah dibuat pada pertemuan kedua.
Tahap berikutnya adalah tahap evaluasi. Evaluasi ini hanya dilakukan pada
pertemuan terakhir. Evaluasi ini dalam bentuk tes tertulis berisi 20 butir soal.
Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru secara
mandiri.setelah pengerjaan soal, siswa diberi kesempatan untuk bertanya
mengenai hal-hal yang belum diketahui siswa. Ini merupakan tahap refleksi.
Guru memberi beberapa pertanyaan secara lisan. Siswa yang dapat menjawab
diberi reward.
4. 3. 3 Observasi
Hasil observasi siklus II mengenai pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran PAPA PEPI dapat dipaparkan sebagai berikut:
Pengamatan dilaksanakan peneliti dibantu oleh guru kelas dan dimulai
bersamaan dengan dimulainya pembelajaran. Bapak Joko Widiyanto, S. Pd
mengamati peneliti menyajikan materi. Pengamatan dilaksanakan dengan
menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang telah disiapkan peneliti.
Lembar pengamatan mengacu pada tahap-tahap pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran PAPA PEPI.
72
Hasil observasi guru dituangkan dalam tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7 Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru
Siklus II
No. Aspek Yang dinilai
Keterlaksanaan (%)
Pertemuan I Pertemuan II
1. Awal Pembelajaran 75 100
2. Tahap Informasi Kompetensi 100 100
3. Tahap Sajian Masalah terbuka 100 100
4. Tahap pembuatan peta pikiran 100 83,3
5. Tahap Presentasi Kelompok 0 100
6. Tahap Akhir Pembelajaran 80 100
Rata-rata 75,8 97,2
Berdasarkan tabel 4.7, pada pertemuan 1 jumlah skor hasil observasi guru
siklus II pertemuan I pada tahap I yaitu melakukan kegiatan awal memperoleh
jumlah skor 3 atau terlaksana 75 %, untuk tahap II yaitu penyampaian Informasi
memperoleh jumlah skor 3 atau terlaksana 100 %, untuk tahap III yaitu tahap
sajian masalah terbuka memperoleh jumlah skor 4 atau terlaksana 100%, untuk
tahap IV pembuatan peta pikiran memperoleh jumlah skor 6 atau terlaksana
100%, untuk tahap V yaitu tahap presentasi kelompok memperoleh jumlah skor 0
karena pertemuan pertama tidak diadakan presentasi, untuk tahap VI yaitu akhir
pembelajaran memperoleh jumlah skor 4 atau terlaksana 80 %. Jumlah dari
keenam tahap adalah 20 atau 75,8 % dari keseluruhan pencapaian aktivitas
mengajar. Pertemuan II pada tahap I yaitu melakukan kegiatan awal memperoleh
jumlah skor 4 atau terlaksana 100 %, untuk tahap II yaitu penyampaian Informasi
memperoleh jumlah skor 3 atau terlaksana 100 %, untuk tahap III yaitu tahap
sajian masalah terbuka memperoleh jumlah skor 4 atau terlaksana 100 %, untuk
tahap IV pembuatan peta pikiran memperoleh jumlah skor 5 atau terlaksana
83,3%, untuk tahap V yaitu tahap presentasi kelompok memperoleh jumlah skor 3
atau terlaksana 100 %, untuk tahap VI yaitu akhir pembelajaran memperoleh
jumlah skor 5 atau terlaksana 100 %. Jumlah dari keenam tahap adalah 24 atau
97,2% dari keseluruhan pencapaian aktivitas mengajar.
73
4. 3. 4 Hasil Tindakan
4. 3. 4. 1 Hasil Rubrik Kreativitas
Rubrik kreativitas menilai enam aspek dalam kinerja siswa membuat
peta pikiran . Enam aspek tersebut adalah respon, ide, keterkaitan, ketekunan, skill
dan estetika. Penilaian dilihat berdasarkan hasil pembuatan peta pikiran dan
proses pengerjaan peta pikiran . Hasil dari rubrik kreativitas siswa dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8 Hasil Rubrik Kreativitas Siswa
Siswa Kelas V SD Negeri Candisari I Siklus II
Kelp Respon Ide Keterkaitan Ketekunan Skill Estetika Jumlah Persentase (%)
1 3 3 3 3 2 2 16 88,9
2 2 3 3 3 2 2 15 83,3
3 3 2 3 3 2 3 16 88,9
4 3 3 3 3 3 3 18 100,0
Total 11 11 12 12 9 10 65 361,1
Rata-rata
2,8 2,8 3,0 3 2,3 2,5 16,3 90,3
Tabel 4.8 menunjukkan hasil rubrik kreativitas siswa. Dari data
tersebut, dapat diketahui bahwa daya kreativitas siswa kelas V SD Negeri
Candisari I mencapai 90,3 %. Menurut kategori penilaian kreativitas, data
kreativitas siswa masuk dalam kategori baik sekali. Hal ini dapat dilihat dari hasil
karya pembuatan peta pikiran yang dibuat oleh masing-masing kelompok.
4. 3. 4. 2 Hasil Belajar Siswa
Evaluasi dilakukan pada pertemuan III. Soal evaluasi pada siklus II ini
berisi 20 butir soal yang telah lolos dalam uji validitas. Siswa mengerjakan soal-
soal secara mandiri. Nilai yang diperoleh siswa tercantum dalam tabel 4.9. Tabel
tersebut menunjukkan nilai siswa mengalami peningkatan. Siswa yang mendapat
nilai diatas KKM sebanyak 24 siswa.
Untuk lebih jelasnya, ketuntasan belajar siklus II dapat
berikut:
Kategori
Tuntas
Belum tuntas
Rata
Minimal
Maksimal
Tabel 4.9 menunjukkan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II. Dari
tabel tersebut dapat dilihat bahwa 24 dari 26 siswa mendapat nilai diatas nilai 63
dengan persentase 92,3 %. Sedangkan hanya 2 siswa dengan persentase 7,7 yang
belum mencapai nilai diatas 63. Rata
tertinggi 100 dan nilai terendah 55.
Jika dilihat dalam grafik lingkaran, data ketuntasan hasil belajar akan
terlihat sebagai berikut:
4. 3. 5 Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan I, II
dan III maka selanjutnya diadakan refleksi
kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini berisi tentang evaluasi mengenai
Untuk lebih jelasnya, ketuntasan belajar siklus II dapat dilihat pada tabel
Tabel 4.9 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Siswa Kelas V SD Negeri Candisari I
Kategori Keterangan Frekuensi persentase
≥ 63 24 92,3
Belum tuntas < 63 2 7,7
Jumlah 26
Rata-rata 74, 4
Minimal 55
Maksimal 100
Tabel 4.9 menunjukkan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II. Dari
tabel tersebut dapat dilihat bahwa 24 dari 26 siswa mendapat nilai diatas nilai 63
dengan persentase 92,3 %. Sedangkan hanya 2 siswa dengan persentase 7,7 yang
lai diatas 63. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa 74,4. Nilai
tertinggi 100 dan nilai terendah 55.
Jika dilihat dalam grafik lingkaran, data ketuntasan hasil belajar akan
terlihat sebagai berikut:
Gambar 4.3 Persentase Hasil Siklus II
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan I, II
dan III maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala
kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini berisi tentang evaluasi mengenai
Tuntas
Belum Tuntas
74
dilihat pada tabel
tase (%)
100
Tabel 4.9 menunjukkan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II. Dari
tabel tersebut dapat dilihat bahwa 24 dari 26 siswa mendapat nilai diatas nilai 63
dengan persentase 92,3 %. Sedangkan hanya 2 siswa dengan persentase 7,7 yang
rata nilai yang diperoleh siswa 74,4. Nilai
Jika dilihat dalam grafik lingkaran, data ketuntasan hasil belajar akan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan I, II
dalam bentuk diskusi atas segala
kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini berisi tentang evaluasi mengenai
75
kegiatan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PAPA PEPI. Hasil
dari diskusi ini didapatkan bahwa tidak hanya hasil belajar siswa yang meningkat
tapi juga nilai rata-rata siswa juga meningkat. Selain itu, penerapan model
pembelajaran ini juga meningkatkan kreativitas siswa. Pemahaman siswa akan
materi lebih cepat.
Siklus II pada penelitian tindakan kelas ini menunjukkan peningkatan
kreativitas dan hasil belajar siswa. Hasil rubrik kreativitas siswa 90,3 %. Sesuai
dengan kategori penilaian kreativitas, daya kreativitas siswa kelas V SD Negeri
Candisari I termasuk baik sekali. Berdasarkan hasil rubrik kreativitas siswa,
indikator keberhasilan yang ditentukan sudah tercapai. Hasil evaluasi yang
diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar (KKM=63) maka diperoleh sebanyak
24 siswa dengan persentase 92,3 % siswa telah tuntas dan rata-rata dari
keseluruhan 74,4. Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu
ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa, peneliti memberikan patokan 80 %
dari jumlah keseluruhan siswa dinyatakan hasil belajarnya meningkat yaitu
dengan mencapai nilai ≥ 63. Dari hasil evaluasi siswa pada siklus II, ketuntasan
siswa mencapai 92,3 %. Artinya jika dilihat dari indikator keberhasilan yang
ditentukan hasil evaluasi tertulis siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang
ditentukan penulis.
Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II secara keseluruhan
hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II sebagai berikut:
1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram dan sudah dilaksanakan dengan
baik.
2. Siswa antusias mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran PAPA PEPI.
3. Kegiatan pembelajaran nampak lebih baik beradampak positif pada semangat
belajar siswa.
4. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.
5. Siswa bekerjasama dengan baik dalam proses pembelajaran.
6. Penerapan PAPA PEPI terbukti meningkatkan kreativitas, pemahaman, daya
ingat siswa.
76
4. 4 Analisis Data Rekapitulasi Nilai Pra siklus, Siklus I dan Siklus II
Berikut ini dapat dilihat tabel nilai pra siklus, siklus I dan siklus II serta
rekapitulasi pengelompokan nilai kreativitas dalam tabel berikut:
Tabel 4.10 Rekapitulasi nilai Kreativitas Siswa
Kelas V SD Negeri Candisari I
Tindakan Siklus I Siklus II
Rata-rata 86,7 90,3
Minimal 83,3 83,3
Maksimal 89,9 100
Kategori Baik Baik sekali
Dari tabel 4.10 dapat diketahui rata-rata kreativitas siswa pada siklus I 86,7
dengan nilai terendah 83,3 dan nilai tertinggi 89,9. Nilai ini menunjukkan bahwa
siswa kelas V SD Negeri Candisari I masuk pada kategori baik. Pada siklus II
rata-rata kreativitas 90,3 dengan nilai terendah 83,3 dan nilai tertinggi 100.
Kategori nilai kreativitas siklus II adalah baik sekali. Dapat dilihat adanya
peningkatan kreativitas siswa pada setiap siklusnya. Grafik rata-rata kreativitas
siswa dapat digambarkan sebagai berikut:
.
Gambar 4.4 Histogram Rata-Rata Kreativitas
Analisis data kuantitatif yang berasal dari hasil belajar siswa pada saat pra
siklus, siklus I dan siklus II akan disajikan dalam sebuah tabel dan grafik.
84
85
86
87
88
89
90
91
Siklus I Siklus II
Kreativitas
Perbandingan ketuntasan siswa kelas V saat
dilihat pada tabel sebagai beri
Dari tabel 4.11 rekapitulasi pengelompokkan nilai diatas dapat dilihat
adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas. Sebelum tindakan (
jumlah siswa yang tuntas ada 10 siswa, setelah siklus I jumlah
siswa. Sedangkan setelah siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa
klasifikasi tidak tuntas, sebelu
siklus I teradapat 12 siswa yang tidak tuntas dan siklus II hanya 2 siswa yang
belum tuntas. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran PAPA PEPI dapat meningkatkan hasil belaja
siswa meningkat setiap siklusnya. Berdasarkan tabel 4.11 diatas tentang siswa
tuntas dan tidak tuntas dapat dilihat pada gambar berikut:
Diagram Linear Pengelompokkan Nilai
0
5
10
15
20
25
30
Pra siklus
Nilai
Kriteria
≥ 63 Tuntas
< 63 Tidak tuntas
Perbandingan ketuntasan siswa kelas V saat pra siklus, siklus I
dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.11 Rekap Ketuntasan Siswa
Siswa Kelas V SD Negeri Candisari I
Dari tabel 4.11 rekapitulasi pengelompokkan nilai diatas dapat dilihat
adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas. Sebelum tindakan (
jumlah siswa yang tuntas ada 10 siswa, setelah siklus I jumlah siswa
gkan setelah siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa
klasifikasi tidak tuntas, sebelum tindakan ada 14 siswa yang belum tuntas, setelah
siklus I teradapat 12 siswa yang tidak tuntas dan siklus II hanya 2 siswa yang
belum tuntas. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran PAPA PEPI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar
siswa meningkat setiap siklusnya. Berdasarkan tabel 4.11 diatas tentang siswa
tuntas dan tidak tuntas dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.5 Diagram Linear Pengelompokkan Nilai
Pra siklus, Siklus I dan Siklus II
Pra siklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
Pra siklus Siklus I
Jumlah siswa
Persentase (%)
Jumlah siswa
Presentase (%)
Jumlah siswa
10 38,5 14 53,8
16 61,5 12 46,2
77
, siklus I dan siklus II
Dari tabel 4.11 rekapitulasi pengelompokkan nilai diatas dapat dilihat
adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas. Sebelum tindakan (pra siklus)
siswa tuntas ada 14
gkan setelah siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa. Pada
tindakan ada 14 siswa yang belum tuntas, setelah
siklus I teradapat 12 siswa yang tidak tuntas dan siklus II hanya 2 siswa yang
belum tuntas. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model
r siswa. Hasil belajar
siswa meningkat setiap siklusnya. Berdasarkan tabel 4.11 diatas tentang siswa
Tidak Tuntas
Siklus II
Jumlah siswa
Presentase (%)
24 92,3
2 7,7
78
Pada tabel 4.11 dan diagram linear 4.5 menunjukkan pembelajaran yang
menerapkan model pembelajaran PAPA PEPI dapat meningkatkan jumlah siswa
yang tuntas dan menurunkan jumlah siswa yang tidak tuntas
4. 5 Pembahasan
Dari pemaparan hasil observasi awal untuk kreativitas siswa pada pra siklus,
siklus I dan siklus II tampak adanya peningkatan kreativitas. Penggunaaan model
pembelajaran PAPA PEPI pada materi Pembentukan tanah (siklus I) telah
mencapai 86,7 % atau masuk dalam kategori baik dan sumber daya alam (siklus
II) telah mencapai 90,3 % atau masuk dalam kategori baik sekali. Hal ini dilihat
dari hasil pembuatan peta pikiran . Siswa dalam kelompok membuat peta pikiran
dengan memaksimalkan ide kreatif mereka. Siswa menggunakan banyak warna,
gambar dan simbol. peta pikiran yang mereka buat memudahkan pemahaman
materi. Siswa lebih mudah menghafal dan memahami materi dengan memahami
peta pikiran yang mereka buat. PAPA PEPI memaksimalkan penggunaan peta
pikiran (Mind Mapping). Mind map (peta pikiran) adalah alat pemikiran kreatif
yang betul-betul hebat, mind map adalah sarana untuk menggali kreativitas (Tony
Buzan: 2012). Penggunaaan peta pikiran sangat tepat untuk meningkatkan
kreativitas siswa.
Salah satu kelompok yang beranggotakan 6 siswa, membuat peta pikiran
dengan kreatif. Perpaduan warna yang mereka buat sangat baik. Mereka
menyajikan materi Sumber Daya Alam dengan menarik. Mereka menggambar
bunga sebagai pusat dari peta pikiran . kemudian mereka membuat dua cabang
dengan warna hijau. Cabang pertama berisi sumber daya alam yang dapat
diperbarui dan cabang kedua berisi sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
Setiap cabang mereka membuat dengan tulisan berbeda warna. Disamping kata
kunci yang mereka buat, terdapat gambar yang mereka gunting dari majalah
BOBO. Gambar tersebut mendukung kata kunci pada cabang yang mereka tulis.
mereka menggunakan lebih dari tiga warna.dalam pembuatan peta pikiran mereka
antusias. Ide-ide yang mereka tuangkan begitu banyak. Hal ini membuat suasana
pembelajaran menjadi menyenangkan.
79
Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan Vina
Agustina tahun 2013 dengan judul Penerapan Metode Mind mapping Dalam
Pembelajaran IPA Pada Materi Daur Air Untuk Meningkatkan Kemampuan
Kreatif Siswa : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cibodas
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013.
Berdasarkan hasil penelitian dari Vina Agustina disimpulkan bahwa model
pembelajaran Peta pikiran dapat meningkatkan kemampuan kreatif siswa dalam
pembelajaran IPA.
Model Pembelajaran PAPA PEPI juga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Berdasarkan hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II tampak
peningkatan hasil belajar. Pada pra siklus, siswa hanya mencapai ketuntasan
38,5%, mengalami peningkatan pada siklus I yaitu tercapai ketuntasan 53,8 %.
Tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran PAPA PEPI pada mata
pelajaran IPA dalam materi pembentukan tanah dan sumber daya alam di kelas V
SD Negeri Candisari I telah mencapai keberhasilan ketuntasan pada siklus II
sebesar 92,3 %. Buzan pada bukunya yag berjudul “Mind Map untuk Anak : agar
anak lulus ujian dengan nilai bagus.” Mengatakan bahwa Mind map (peta pikiran
akan mempermudah kamu mengulang semua pelajaran untuk ujian-Mind map
akan membantumu memilah, menyusun pekerjaanmu, mengerjakan ujian dan
mendapat nilai bagus. Hal ini juga terjadi pada siswa kelas V SD Negeri Candisari
I. dengan menggunakan peta pikiran siswa lebih mudah dalam mengingat dan
memahami. Semakin paham, maka siswa akan semakin mudah mengerjakan tes
yang diberikan.
Hasil penelitian ini juga relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Hasil penelitian dari Farija Roslaini pada tahun 2012 dengan judul Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Mind mapping Pada IPA Di
Kelas IV SD Negeri 104188 Medan Krio Tahun Ajaran 2011/2012. Berdasarkan
hasil penelitian dari Farija Roslain, terjadi peningkatan nilai rata-rata dan
persentase jumlah siswa yang tuntas. Hal ini menujukkan bahawa menerapkan
model pembelajaran PAPA PEPI dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
80
Proses pembelajaran dalam pelaksanaan praktik di lapangan yang dilakukan
oleh peneliti terdapat beberapa hal yang menyebabkan adanya peningkatan
kreativitas dan hasil belajar siswa pada penerapan model pembelajaran PAPA
PEPI. Dalam proses pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PAPA
PEPI siswa dituntut untuk mengembangakan ide kreatif mereka. Mereka bebas
menuangkan ide dalam pembuatan peta pikiran. Mereka menggunakan banyak
warna, gambar dan simbol untuk menghasilkan sebuah karya peta pikiran yang
mengesankan. Selain PAPA PEPI juga terbukti memaksimalkan kinerja otak.
Kinerja otak kanan dan kiri berkesinambungan. Penerapan PAPA PEPI secara
langsung membuat siswa memiliki daya kreatif tinggi. Pembuatan peta pikiran
juga menjadikan siswa paham dan hafal secara lebih mudah. Pengolahan materi
secara langsung membuat mereka semakin paham. peta pikiran menggunakan
kata-kata singkat tapi menjelaskan secara luas. Cara kerja peta pikiran juga
menyenangkan. Tanpa sadar, ketika mereka memperhatikan presentasi, mereka
secara cepat memahami materi.
Proses pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PAPA PEPI
secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Saat pembelajaran
siswa yang berkemampuan tinggi dapat membantu siswa yang berkemampuan
rendah bekerjasama meringkas materi menjadi lebih singkat. Pemberian materi
pembelajaran dikemas dengan suasana menyenangkan. Daya ingat siswa
meningkat terbukti dengan cepat siswa dapat menghafal materi. Siswa dapat
menjawab pertanyaan secara lisan maupun tulisan dengan cepat dan tepat.
Berdasarkan perolehan nilai kreativitas dan hasil belajar yang didapatkan
pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
PAPA PEPI memudahkan siswa memahami materi sehingga dapat meningkatkan
kreativitas dan hasil belajar siswa siswa kelas V SD Negeri Candisari I
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2013/2014.