17
30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan tentang gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan metode problem-based learning, deskripsi kemampuan berpikir kritis dan deskripsi kemampuan menyelesaikan soal cerita yang diperoleh mahasiswa serta bagaimana pengaruh pelaksanaan pembelajaran dengan metode problem-based learning dalam perkuliahan Pemecahan Masalah Matematika. A. Gambaran Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Problem-Based Learning Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dalam lima kali pertemuan. Materi yang dibahas tentang aritmatika dan geometri bangun datar. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada tahapan pembelajaran yang sudah dikembangkan dalam delapan tahapan kegiatan. Tahapan kegiatan dan keterlaksanaannya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1 Tahapan Pembelajaran dan Keterlaksanaanya No Langkah Pembelajaran Keterlaksanaan Aktivitas Pengajar (Ya/Tidak) Pert.1 Pert.2 Pert.3 Pert.4 Pert.5 1 Memberikan masalah utama kepada mahasiswa terkait dengan konsep yang dipelajari sebagai stimulus Ya Ya Ya Ya Ya 2 Mengorganisasikan mahasiswa dalam kelompok untuk mengidentifikasi masalah dan menggali informasi yang relevan dengan masalah yang diberikan Ya Ya Ya Ya Ya 3 Memberi kesempatan kepada mahasiswa mengajukan pertanyaan tentang apa yang mereka tidak mengerti terkait dengan masalah yang diberikan Ya Ya Ya Ya Ya 4 Mengarahkan mahasiswa dalam kelompok untuk memprioritaskan beberapa alternatif solusi masalah Ya Ya Ya Ya Ya 5 Mengarahkan mahasiswa dalam kelompok untuk mengintegrasikan pendapat Ya Ya Ya Ya Ya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2528/5/LAPPEN...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian

  • Upload
    vodang

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2528/5/LAPPEN...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan tentang gambaran

pelaksanaan pembelajaran dengan metode problem-based learning, deskripsi kemampuan

berpikir kritis dan deskripsi kemampuan menyelesaikan soal cerita yang diperoleh mahasiswa

serta bagaimana pengaruh pelaksanaan pembelajaran dengan metode problem-based learning

dalam perkuliahan Pemecahan Masalah Matematika.

A. Gambaran Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Problem-Based Learning

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dalam lima kali pertemuan. Materi yang dibahas

tentang aritmatika dan geometri bangun datar. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan

mengacu pada tahapan pembelajaran yang sudah dikembangkan dalam delapan tahapan kegiatan.

Tahapan kegiatan dan keterlaksanaannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1 Tahapan Pembelajaran dan Keterlaksanaanya

No Langkah Pembelajaran Keterlaksanaan Aktivitas Pengajar (Ya/Tidak) Pert.1 Pert.2 Pert.3 Pert.4 Pert.5

1 Memberikan masalah utama kepada mahasiswa terkait dengan konsep yang dipelajari sebagai stimulus

Ya Ya Ya Ya Ya

2 Mengorganisasikan mahasiswa dalam kelompok untuk mengidentifikasi masalah dan menggali informasi yang relevan dengan masalah yang diberikan

Ya Ya Ya Ya Ya

3 Memberi kesempatan kepada mahasiswa mengajukan pertanyaan tentang apa yang mereka tidak mengerti terkait dengan masalah yang diberikan

Ya Ya Ya Ya Ya

4 Mengarahkan mahasiswa dalam kelompok untuk memprioritaskan beberapa alternatif solusi masalah

Ya Ya Ya Ya Ya

5 Mengarahkan mahasiswa dalam kelompok untuk mengintegrasikan pendapat

Ya Ya Ya Ya Ya

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2528/5/LAPPEN...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian

31

No Langkah Pembelajaran Keterlaksanaan Aktivitas Pengajar (Ya/Tidak) Pert.1 Pert.2 Pert.3 Pert.4 Pert.5

untuk menyeleksi solusi masalah

6 Mendampingi mahasiswa dalam kelompok Memecahkan masalah dengan solusi masalah yang sudah dipilih dan disepakati bersama

Ya Ya Ya Ya Ya

7 Meminta perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil pemecahan masalah kelompok lain memberikan tanggapan

Ya Ya Ya Ya Ya

8 Membimbing mahasiswa melakukan refleksi diri terkait dengan materi dan kebermanfaatkan materi pelajaran dengan kehidupan mereka sehari-hari

Ya Ya Ya Ya Ya

Meskipun semua tahapan pembelajaran terlaksana dalam lima kali pertemuan, tetapi masih

ada kekuranga dari beberapa aspek khususnya pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Pada bagian

tahapan ke-2 yaitu mengorganisasikan mahasiswa dalam memahami masalah dan mencari

inforamasi pemecahan masalah dan tahapan ke-4 yaitu Mengarahkan mahasiswa dalam

kelompok untuk memprioritaskan beberapa alternatif solusi masalah, mahasiswa masih

mengalami kesulitan karena belum terbiasa dan masih cenderung individual.Tetapi kondisi ini

mulai teratasi untuk pertemuan berikutnya. Mahasiswa sudah mulai dapat menikmati

pembelajaran sehingga prosesnya dapat berjalan dengan baik.

B. Deskripsi Data Amatan

1. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa

Untuk melihat kemampuan berpikir kritis mahasiswa sebagai acuan penentuan

kategori keberadaan kondisi kemampuan mereka dalam berpikir kritis maka mereka diberi tes.

Tes yang diberikan kepada mereka berupa tes uraian yang dikembangkan berdasarkan aspek-

aspek yang terdapat dalam berpikir kritis. Hal ini harapannya soal tes ini benar-benar dapat

dijadikan dasar untuk membuat kategori kemampuan berpikir kristis mereka. Dari hasil ini

nanti maka kemampuan berpikir kritis mahasiswa akan digolongan menjadi tiga yaitu tinggi

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2528/5/LAPPEN...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian

32

(skor ≥78), sedang (skor antara 54 - 77), dan rendah (skor antara 30 – 53). Berikut adalah hasil

pengkategorian kemampuan berpikir kritis yang diperoleh dari hasil tes.

Tabel 2 Deskripsi Kemampuan berpikir kritis kedua kelompok

N Tinggi

(skor ≥78 Sedang (54-77)

Rendah (30-53)

KELAS KONTROL 34 7 21% 13 38% 14 41%

KELAS ESPERIMEN 35 12 34% 14 40% 9 26%

2. Deskripsi Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita

Berikut adalah kondisi awal kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan soal cerita

yang terdisi atas enam soal.

Tabel 3 Deskripsi Kondisi Awal Kemampuan Menyelesaikan soal cerita kedua kelompok

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance

KELAS KONTROL 34 24 92 2211 65.03 21.072 444.029 KELAS ESPERIMEN 35 24 90 2284 65.26 18.200 331.255

Berdasarkan perhitungan skor nilai pada tabel 1 terlihat bahwa rata-rata untuk kedua

kelompok sama. Untuk lebih menguatkan data ini maka berikut adalah uji homogenitas dari

data kedua kelompok untuk menunjukkan bahwa kedua data memiliki varian yang sama

sehingga kedua kelompok dapat dinyatakan setara.

Tabel 4 Homogenitas data kemampuan menyelesaikan

soal cerita kondisi awal

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.193 1 67 .143

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3 di atas maka didapatkan data kedua

kelompok homogen karena nilai signifikansi =0,143 lebih besar dari 0,005 (0,143> 0,05).

Untuk melihat pengaruh dari pembelajaran yang dilakukan maka perlu dilihat hasil tes

akhir dari kedua kelompok memalui postes. Berikut data yang diperoleh dari hasil tes akhir

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2528/5/LAPPEN...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian

33

untuk melihat kemampuan akhir setelah kelompok eksperimen mendapat perlakuan dengan

pembelajaran dengan metode problem-based learning.

C. Normalitas dan Homogenitas Data Amatan

D. Uji Hipotesa Penelitian

Untuk menentukan pengaruh dari pembelajaran yang dilakukan maka perlu melihat

kembali tentang rumusan hipotesis yang dijadikan dasar untuk menentukan keputusan. Karena

desain penelitian menggunakan desain faktorial maka perumusan hipotesis juga menggunakan

aturan desain faktorial. Berikut rumusan hipotesis dengan analsis varian desain faktorial. Pada

analisis varian desain faktorial ini dapat dirumuskan 4 macam hipotesis pokok.

1) Efek Gabungan (Bersama-sama)

Hipotesis gabungan (bersama-sama) merupakan hipotesis yang menyatakan tentang efek

perlakuan secara bersama antara variabel bebas satu (metode pembelajaran) dan

variabel bebas lainnya (kemampuan berpikir kritis). Hipotesis yang dapat dirumuskan untuk

menyatakan efek gabungan antara lama belajar dan tingkat kemampuan awal sbb.

Ho = Tidak ada perbedaan kemampuan menyelesaikan soal cerita antara pembelajaran

dengan metode problem-based learning dan metode ekspositori dan antara kemampuan

berpikir kritis secara bersama

H1 = Terdapat perbedaan perbedaan kemampuan menyelesaikan soal cerita antara

pembelajaran dengan metode problem-based learning dan metode ekpositori dan antara

kemampuan berpikir kritis secara bersama

2) Efek Perlakuan Metode Pembelajaran (problem-based learning dan ekpositori)

Hipotesis tentang efek metode pembelajaran yang digunakan untuk menyatakan ada

tidaknya perbedaan kemampuan menyelesaikan soal cerita yang diakibatkan oleh metode

pembelajaran tanpa memperhatikan perlakuan lainnya. Hipotesis yang dapat dirumuskan untuk

menyatakan efek metode pembelajaran terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita dapat

dinyatakan berikut ini.

Ho = Tidak ada kemampuan menyelesaikan soal cerita antara mahasiswa yang diajar dengan

metode problem-based learning dengan metode ekspositori.

H1 = Terdapat perbedaan kemampuan menyelesaikan soal cerita antara mahasiswa yang diajar

dengan metode problem-based learning dengan metode ekspositori.

3) Efek Perlakuan Kemampuan Berpikir Kritis (Tinggi, Sedang, dan Rendah)

Hepotesis tentang efek kemampuan berpikir kritis digunakan untuk menyatakan ada

tidaknya perbedaan kemampuan menyelesaikan soal cerita yang diakibatkan oleh

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2528/5/LAPPEN...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian

34

perlakuan kemampuan berpikir kritis (tinggi, sedang, dan rendah)

tanpa memperhatikan perlakuan lainnya. Hipotesis yang dapat dirumuskan berikut ini.

Ho = Tidak ada perbedaan kemampuan menyelesaikan soal cerita antara mahasiswa

yang tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi, sedang, dan rendah.

H1 = Terdapat perbedaan ada perbedaan kemampuan menyelesaikan soal cerita antara

mahasiswa yang tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi, sedang, dan rendah.

4) Efek Interaksi antara Metode Mengajar dengan Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis

Hipotesis tentang Interaksi antara metode mengajar dengan tingkat kemampuan berpikir

kritis digunakan untuk menyatakan ada tidaknya interaksi yang signifikan antara metode

mengajar dengan tingkat kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Hipotesis dapat dirumuskan

berikut ini.

Ho = Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara metode belajar dengan tingkat

kemampuan berpikir kritis mahasiswa.

H1 = Terdapat interaksi yang signifikan antara metode belajar dengan tingkat kemampuan

berpikir kritis mahasiswa.

Untuk menguji keempat hipotesis maka digunakan hasil ouput olahan SPSS 15.0 tentang

analisis varian desain faktorial.

Kriteria Pengujian:

(1) Menggunakan koefisien Sig., dengan ketentuan

Jika nilai sig. Hitung (probabilitas) < 0,05 maka tolak Ho.

Jika nilai sig. Hitung (probabilitas) > 0,05 maka terima Ho.

(2) Menggunakan koefisien F hitung, dengan ketentuan.

Jika koefisien F Hitung > F tabel maka tolak Ho.

Jika koefisien F Hitung < F tabel maka terima Ho.

Tabel yang dapat digunakan adalah Tests of Between Subjects Effects dengan tampilan berikut

ini.

Tabel 5 Hasil output tests of between-subjects effects

No Hipotesis df F hitung F tabel Sig. Keputusan

1 Gabungan (Model) 6 836,081 5,99 .000 Ho ditolak 2 Efek Metode Pembelajaran 2 2408,265 18.51 .000 Ho ditolak 3 Efek Kemampuan Berpikir Kritis 2 97,677 18,51 .000 Ho ditolak 4 Efek Interaksi Metode Pembelajaran

dengan Kemampuan Berpikir Kritis 2 2,301 18,51 .109 Ho diterima

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2528/5/LAPPEN...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian

35

Berdasarkan hasil analisis yang disajikan pada tabel 4 maka dapat dibuat sebuah

keputusan bahwa:

1. Terdapat perbedaan kemampuan menyelesaikan soal cerita antara pembelajaran dengan

metode problem-based learning dan metode ekpositori dan antara kemampuan berpikir

kritis secara bersama-sama.

2. Terdapat perbedaan kemampuan menyelesaikan soal cerita antara mahasiswa yang diajar

dengan metode problem-based learning dengan metode ekspositori.

3. Terdapat perbedaan kemampuan menyelesaikan soal cerita antara mahasiswa yang tingkat

kemampuan berpikir kritis tinggi, sedang, dan rendah.

4. Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara metode belajar dengan tingkat

kemampuan berpikir kritis mahasiswa

Hasil uji hipotesis ini hanya menyatakan tentang perbedaan perkomponen, baik komponen

metode pembelajaran (metode problem-based learning dan Ekspositori), maupun komponen

kemampuan berpikir kritis mahasiswa (tinggi, sedang dan rendah). Untuk melihat perbedaan

rerata (mean) per pasangan antara subkomponen metode mengajar dengan sub komponen

kemampuan berpikir kritis serta pengaruh sub komponen kemampuan berpikir kritis terhadap

kemampuan menyelesaikan soal cerita maka perlu dilakuka uji lanjutan menggunakan analisis

anova satu jalur (One Way Anova).

Untuk melakukan analisis tersebut maka perlu dirumuskan hipotesis terlebit dahulu.

Rumusan hipotesis yang dapat diambil adalah sebagai berikut.

Hipotesis 1

Ho = Tidak terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita antara

mahasiswa yang diajar dengan metode problem-based learning dengan metode

ekspositori dengan tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi

H1 = Terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita antara

mahasiswa yang diajar dengan metode problem-based learning dengan metode

ekspositori dengan tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi

Hipotesis 2

Ho = Tidak terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita antara

mahasiswa yang diajar dengan metode problem-based learning dengan metode

ekspositori dengan tingkat kemampuan berpikir kritis sedang

H1 = Terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita antara

mahasiswa yang diajar dengan metode problem-based learning dengan metode

ekspositori dengan tingkat kemampuan berpikir kritis sedang

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2528/5/LAPPEN...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian

36

Hipotesis 3

Ho = Tidak terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita antara

mahasiswa yang diajar dengan metode problem-based learning dengan metode

ekspositori dengan tingkat kemampuan berpikir kritis rendah

H1 = Terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita antara

mahasiswa yang diajar dengan metode problem-based learning dengan metode

ekspositori dengan tingkat kemampuan berpikir kritis rendah

Hipotesis 4

Ho = Tidak terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita antara

mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan sedang yang diajar dengan

metode problem-based learning

H1 = Terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita antara

mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan sedang yang diajar dengan

metode problem-based learning

Hipotesis 5

Ho = Tidak terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita antara

mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah yang diajar dengan

metode problem-based learning

H1 = Terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita antara

mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah yang diajar dengan

metode problem-based learning

Hipotesis 6

Ho = Tidak terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita antara

mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis sedang dan rendah yang diajar dengan

metode problem-based learning

H1 = Terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita antara

mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis sedang dan rendah yang diajar dengan

metode problem-based learning

Proses Pengujian Hipotesis 1

Berikut hasil output data untuk mahasiswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis

dangan pembelajaran dengan metode problem-based learning dan ekpositori.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2528/5/LAPPEN...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian

37

Tabel 6 Deskripsi rerata (mean) untuk skor kemampuan berpikir kritis tinggi

Data pada tabel 6 menunjukkan mean kelas eksperimen sebesar 88,25 dengan nilai

maksimal 100 dan terendah 67. Mean kelas kontrol sebesar 85,57 dengan nilai maksimal 90 dan

terendah 82. Untuk melakukan uji hipotesis dalam rangka untuk melihat perdedaan mean kelas

kotrol dan kelas eksperimen antara mahasiswa yang mempunyai kemampuan berikir kritis tinggi

maka perlu melihat uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas.

Tabel 7 Hasil uji normalitas

untuk mahasiswa yang kemampuan berpikir kritisnya tinggi

Tabel 8

Hasil uji homogenitas untuk mahasiswa yang kemampuan berpikir kritisnya tinggi

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.931 1 17 .105 Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas tabel 7 dan 8 maka dapat disimpulkan

bahwa data berdistribusi normal dan homogen karena nilai signifikasinya > 0,05.

Tabel 9 Hasil uji anova satu jalur

untuk mahasiswa yang kemampuan berpikir kritisnya tinggi

Sum of Squares df Mean Square F hitung F tabel Sig. Keputusan

Between Groups 31.720 1 31.720 .518 4.45 .482 Ho

diterima Within Groups 1041.964 17 61.292 Total 1073.684 18

SKOR KBK TINGGI

7 85.57 3.155 1.192 82.65 88.49 82 9012 88.25 9.450 2.728 82.25 94.25 67 10019 87.26 7.723 1.772 83.54 90.99 67 100

7.829 1.796 83.47 91.051.796a 64.44a 110.08a -3.344

KELAS KONTROLKELAS EKSPERIMENTotal

Fixed EffectsRandom Effects

Model

N Mean Std. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper Bound

95% Confidence Interval forMean

MinimumMaximum

Between-Component

Variance

Warning: Between-component variance is negative. It was replaced by 0.0 in computing this random effects measure.a.

Tests of Normality

.208 7 .200* .909 7 .389

.171 12 .200* .907 12 .195

KELAS KONTROLDAN EKSPERIMENKELAS KONTROLKELAS EKSPERIMEN

SKOR KBK TINGGIStatistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance.*.

Lilliefors Significance Correctiona.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2528/5/LAPPEN...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian

38

Hasil ini menjukkan bahwa nilai F hitung < F tabel dan nilai signikansinya 0,482 > 0,05

maka keputusan dari rumusan hipotesis 1 adalah Ho diterima dan H1 ditolak. Sehingga dapat

diambil keputusan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan

soal cerita antara mahasiswa yang diajar dengan metode problem-based learning dengan metode

ekspositori dengan tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi.

Proses Pengujian Hipotesis 2

Tabel 10 Deskripsi rerata (mean) untuk skor kemampuan berpikir kritis sedang

Rerata (mean) untuk mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis sedang untuk kedua

kelas didapatkan 65,54 untuk kelas kontrol dan 70,93 untuk kelas eksperimen . Nilai maksimal

dan minimal untuk kelas kontrol sebesar 78 dan 53. Kelas eksperimen nilai maksimal 85 dan

minimal 62.

Hasil uji normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa kedua data baik kelas kontrol

maupun kelas eksperimen memiliki distribusi normal dan homogeny seperti terlihat pada tabel

11 dan tabel 12.

Tabel 11 Uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov

KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SKOR KBK SEDANG

KELAS KONTROL .144 13 .200* .954 13 .658 KELAS EKSPERIMEN .243 14 .240* .917 14 .798

* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction

SKOR KBK SEDANG

13 65.54 7.709 2.138 60.88 70.20 53 7814 70.93 6.580 1.759 67.13 74.73 62 8527 68.33 7.524 1.448 65.36 71.31 53 85

7.145 1.375 65.50 71.172.696 34.08 102.59 10.740

KELAS KONTROLKELAS EKSPERIMENTotal

Fixed EffectsRandom Effects

Model

N MeanStd. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper Bound

95% Confidence Interval forMean

MinimumMaximum

Between-Component

Variance

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2528/5/LAPPEN...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian

39

Tabel 12 Uji homogenitas data untuk skor kemampuan

berpikir kritis sedang

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.199 1 25 .660

Tabel 13 Hasil uji anova satu jaluruntuk mahasiswa yang

kemampuan berpikir kritisnya sedang

Sum of Squares df Mean Square F hitung F Tabel Sig. Keputusan

Between Groups 195.841 1 195.841 8.837 4,24 .031 Ho ditolak Within Groups 1276.159 25 51.046 Total 1472.000 26

Berdasarkan hasil uji anova satu jalur pada tabel 13 maka hasil keputusan untuk hipotesis

2 adalah terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita antara

mahasiswa yang diajar dengan metode problem-based learning dengan metode ekspositori

dengan tingkat kemampuan berpikir kritis sedang.

Proses Pengujian Hipotesis 3

Untuk menguji hipotesis 3 langkah yang dilakukan sama dengan pengujian hipotesis 1

dan hipotesis 2. Hasil analisis deskriptif didapatkan mean masing-masing kelas adalah 53,08

(kelas control) dan 47,56 (kelas eksperimen). Untuk nilai minimal untuk kelas control 36 dan

nilai maksimalnya 66. Sedangkan untuk kelas eksperimen nilai minimal 34 dan maksimal 62.

Secara manual ada sedikit perbedaan antara mean kelas kontrol dan kelas ekperimen yaitu

sebesar 5,52. Tetapi hal ini belumlah cukup dan perlu diuji lagi dengan uji anova satu jalur.

Tabel 14 Deskripsi rerata (mean) untuk skor kemampuan berpikir kritis sedang

SKOR KBK RENDAH

13 53.08 9.323 2.586 47.44 58.71 36 669 47.56 7.667 2.556 41.66 53.45 34 62

22 50.82 8.932 1.904 46.86 54.78 34 668.698 1.854 46.95 54.69

2.764 15.70 85.93 8.130

KELAS KONTROLKELAS EKSPERIMENTotal

Fixed EffectsRandom Effects

Model

N Mean Std. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper Bound

95% Confidence Interval forMean

MinimumMaximum

Between-Component

Variance

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2528/5/LAPPEN...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian

40

Sebelum uji anova satu jalur maka perlu dilakuka uji normalitas dan homogenitas untuk

kedua data. Tabel 15 dan tabel 16 menunjukkan bahwa kedua data dalam kondisi normal dan

homogeny karena nilai signifikasni kedua > 0,05.

Tabel 15

Uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov

KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. SKOR KBK RENDAH

KELAS KONTROL .189 13 .200* .937 13 .419

KELAS EKSPERIMEN .264 9 .071* .912 9 .330

* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction

Tabel 16 Uji homogenitas data untuk skor kemampuan

berpikir kritis rendah

Levene Statistic df1 df2 Sig.

SKOR KBK RENDAH Based on Mean .764 1 20 .393 Based on Median .559 1 20 .463 Based on Median and with adjusted df .559 1 19.555 .464

Based on trimmed mean .736 1 20 .401

Tabel 17 Hasil uji anova satu jaluruntuk mahasiswa yang

kemampuan berpikir kritisnya sedang

Sum of Squares df Mean Square F hitung F Tabel Sig. Keputusan

Between Groups 162.127 1 162.127 6.143 4,351 .016 Ho ditolak Within Groups 1513.145 20 75.657

Total 1675.273 21

Hasil analisi anova satu jalur didapatkan nilai F hitung (6,143) > F tabel (4,351) dan

signifikansi yang diperoleh (0,016) < 0,05 sehingga keputusannya adalah Ho ditolak dan H1

diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan

menyelesaikan soal cerita antara mahasiswa yang diajar dengan metode problem-based learning

dengan metode ekspositori dengan tingkat kemampuan berpikir kritis rendah.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2528/5/LAPPEN...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian

41

Proses Pengujian Hipotesis 4

Pengujian hipotesis 4 dimaksudkan untuk meilihat perbedaan mean untuk mahasiswa

dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan sedang dan keduanya medapatkan pembelajaran

dengan metode problem-based learning. Data pad tabel 18 berikut akan memberikan gambaran

tentang kemampuan berpikir kritis tinggi dan sedang untuk kelompok eksperimen.

Tabel 18 Deskripsi rerata (mean) untuk skor kemampuan berpikir kritis tinggi

dan sedan untuk kelas eksperimen

Hasil deskripsi data ini menunjukkan adanya perbedaan mean untuk kedua kelompok

yaitu sebesar 17,32. Tetapi data ini harus didukung dengan analisis lanjut dengan analisis varian

untuk keduanya. Syarat yang dilakuka adalah data harus diuji kenormalannya dan

homogenitasnya.

Tabel 19 Uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov

KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PBL K TINGGI DAN SEDANG

PBL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TINGGI

.171 12 .200* .907 12 .195

PBL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SEDANG

.243 14 .240** .917 14 .198

* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction

Tabel 20 Uji homogenitas data untuk skor kemampuan

berpikir kritis tinggi dan sedang

Levene Statistic df1 df2 Sig.

PBL K TINGGI DAN SEDANG

Based on Mean .547 1 24 .467 Based on Median .660 1 24 .424 Based on Median and with adjusted df .660 1 23.043 .425

Based on trimmed mean .653 1 24 .427

PBL K TINGGI DAN SEDANG

12 88.25 9.450 2.728 82.25 94.25 67 100

14 70.93 6.580 1.759 67.13 74.73 62 85

26 78.92 11.805 2.315 74.16 83.69 62 1008.024 1.574 75.68 82.17

8.685 -31.43 189.27

PBL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TINGGI

PBL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SEDANG

TotalFixed EffectsRandom Effects

Model

N Mean Std. DeviationStd. Error Lower BoundUpper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2528/5/LAPPEN...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian

42

Hasil uji normalitas dan homogenitas didapatkan bahwa data yang diperoleh normal dan

homogeny sehingga bisa dilajut pada uji selanjutnya. Berikut adalah hasil uji lanjutan untuk

memperoleh data apakah mean keduanya berbeda atau tidak.

Tabel 21 Hasil uji anova satu jaluruntuk mahasiswa yang

kemampuan berpikir kritisnya sedang

Sum of Squares df Mean

Square F hitung F tabel Sig. Keputusan

Between Groups 1938.668 1 1938.668 30.112 4,259 .000 Ho ditolak

Within Groups 1545.179 24 64.382 Total 3483.846 25 Perhitungan pada tabel 21 menunjukka bahwa nilai F hitung (30,112) > F tabel (4,259)

dengan nilai signifikansi (0,000) < 0,05 sehingga keputusannya Ho ditolak dan H1 diterima.

Sehingga keputusannya Terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita

antara mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan sedang yang diajar dengan

metode problem-based learning Proses Pengujian Hipotesis 5

Pengujian hipotesis 5 digunakan uji melihat apakah terdapat perbedaan mean antara

kelompok mahasiswa dengan kemampuan berpikir tinggi dengan rendah setelah mendapat

pembelajaran dengan metode problem-based learning. Data berikut akan merikan gambaran

umum tentang kondisi nilai kedua kelompok dan uji prasyarat untuk melakukan uji anova satu

jalur.

Tabel 22 Deskripsi rerata (mean) untuk skor kemampuan berpikir kritis tinggi dan sedang

Untuk kelompok eksperimen

PBL K TINGGI DAN RENDAH

12 88.25 9.450 2.728 82.25 94.25 67 100

9 47.56 7.667 2.556 41.66 53.45 34 62

21 70.81 22.326 4.872 60.65 80.97 34 1008.743 1.908 66.82 74.80

20.550 -190.30 331.92

PBL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TINGGI

PBL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS RENDAH

TotalFixed EffectsRandom Effects

Model

N Mean Std. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2528/5/LAPPEN...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian

43

Tabel 23 Uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov

PROBLEM-BASED LEARNING Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. PBL K TINGGI DAN RENDAH

PBL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TINGGI

.171 12 .200* .907 12 .195

PBL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS RENDAH

.264 9 .071 .912 9 .330

* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction Data deskripsi yang terdapat dalam tabel 23 menunjukkan adalah perbedaan mean

kemampuan menyelesaikan soal cerita antara mahasiswa dengan kemampuan berpikir kristis dan

yang rendah. Uji lanjutan perlu dilakukan untuk memperkuat hasil ini dengan didahului dengan

uji normalitas dan homogenitas. Hasil yang diperoleh kedua data dalam keadaan normal dan

homogen.

Tabel 24 Uji homogenitas data untuk skor kemampuan

berpikir kritis tinggi dan rendah

Levene Statistic df1 df2 Sig.

PBL K TINGGI DAN RENDAH

Based on Mean .449 1 19 .511 Based on Median .488 1 19 .493 Based on Median and with adjusted df .488 1 18.804 .493

Based on trimmed mean .495 1 19 .490

Tabel 25 Hasil uji anova satu jalur untuk mahasiswa yang kemampuan berpikir kritisnya tinggi dan rendah

Sum of Squares df Mean Square F

hitung F tabel Sig. Keputusan

Between Groups 8516.766 1 8516.766 111.40

9 4,381 .000 Ho ditolak

Within Groups 1452.472 19 76.446 Total 9969.238 20

Berdasarkan hasil perhitungan analisis anova satu jalur didapatkan nilai F hitung (111,40)

> F tabel (4,381) dan signifikansi (0,000) < 0,05 sehingga keputusannya Ho ditolak dan H1

diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Terdapat perbedaan rerata (mean)

kemampuan menyelesaikan soal cerita antara mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis

tinggi dan rendah yang diajar dengan metode problem-based learning.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2528/5/LAPPEN...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian

44

Proses Pengujian Hipotesis 6

Pengujian hipotesis yang terakhir (6) digunakan untuk melihat perbedaan mean

kemampuan menyelesaikan soal cerita bagi mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran dengan

metode problem-based learning. Berikut adalah gambaran tentang data kedua kelompok.Terlihat

pada tabel 26 bahwa mean mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis sedang sebesar 70,93

dengan nilai minimal 62 dan nilai maksimal 85. Sedangkan mahasiswa dengan kemampuan

berpikir kristis rendah meannya 47,56 dengan nilai minimal 34 dan maksimal 62.

Hasil ini sudah membedaan adanya perbedaan mean antara kedua kelompok. Untuk lebih

menguatkan maka perlu dilakukan uji lanjutan dengan anova satu jalur berikut ini.

Tabel 26 Deskripsi rerata (mean) untuk skor kemampuan

berpikir kritis sedang dan rendah

Tabel 27 Uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov

PROBLEM-BASED LEARNING Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. PBL K SEDANG DAN RENDAH

PBL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SEDANG

.243 14 .064 .917 14 .198

PBL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS RENDAH

.264 9 .071 .912 9 .330

a Lilliefors Significance Correction

PBL K SEDANG DAN RENDAH

14 70.93 6.580 1.759 67.13 74.73 62 85

9 47.56 7.667 2.556 41.66 53.45 34 62

23 61.78 13.528 2.821 55.93 67.63 34 857.014 1.463 58.74 64.82

11.951 -90.06 213.63

PBL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITISSEDANG

PBL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITISRENDAH

TotalFixed EffectsRandom Effects

Model

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2528/5/LAPPEN...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian

45

Tabel 28 Uji homogenitas data untuk skor kemampuan

berpikir kritis sedang dan rendah

Levene Statistic df1 df2 Sig.

PBL K SEDANG DAN RENDAH

Based on Mean .027 1 21 .870 Based on Median .000 1 21 .986 Based on Median and with adjusted df .000 1 20.802 .986

Based on trimmed mean .018 1 21 .895 Karena data yang diperoleh normal dan homogeny maka dilakukan uji parametrik dengan

anova satu jalur. Hasil pengujian mendapatkan bahwa nilai F hitung (60,831) > F tabel (4,425)

dan nilai signifikansinya 0,000 < 0,05 maka Ho ditolah dan H1 diterima.

Tabel 29 Hasil uji anova satu jaluruntuk mahasiswa yang

kemampuan berpikir kritisnya sedang

Sum of Squares df Mean Square F hitung F tabel Sig. Keputusan

Between Groups 2992.762 1 2992.762 60.831 4,425 .000 Ho ditolak Within Groups 1033.151 21 49.198 Total 4025.913 22

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan

menyelesaikan soal cerita antara mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis sedang dan

rendah yang diajar dengan metode problem-based learning.

Keputusan Akhir

Berdasarkan hasil analisis signifikasi umum (menyatakan tentang perbedaan

perkomponen, baik komponen metode pembelajaran (metode problem-based learning dan

Ekspositori)) dan analisis perbedaan rerata (mean) per pasangan antara subkomponen metode

mengajar dengan sub komponen kemampuan berpikir kritis serta pengaruh sub komponen

kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan menyelesaikan soal ceritaanalisis maka dapat

diambil keputusan berikut ini.

1. Terdapat perbedaan kemampuan menyelesaikan soal cerita antara pembelajaran dengan

metode problem-based learning dan metode ekpositori dan antara kemampuan berpikir kritis

secara bersama-sama.

2. Terdapat perbedaan kemampuan menyelesaikan soal cerita antara mahasiswa yang diajar

dengan metode problem-based learning dengan metode ekspositori.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2528/5/LAPPEN...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian

46

3. Terdapat perbedaan kemampuan menyelesaikan soal cerita antara mahasiswa yang tingkat

kemampuan berpikir kritis tinggi, sedang, dan rendah.

4. Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara metode belajar dengan tingkat kemampuan

berpikir kritis mahasiswa

5. Tidak terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita antara

mahasiswa yang diajar dengan metode problem-based learning dengan metode ekspositori

dengan tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi

6. Terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita antara mahasiswa

yang diajar dengan metode problem-based learning dengan metode ekspositori dengan

tingkat kemampuan berpikir kritis sedang

7. Terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita antara mahasiswa

yang diajar dengan metode problem-based learning dengan metode ekspositori dengan

tingkat kemampuan berpikir kritis rendah

8. Terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita antara mahasiswa

dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan sedang yang diajar dengan metode problem-

based learning

9. Terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita antara mahasiswa

dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah yang diajar dengan metode problem-

based learning

10. Terdapat perbedaan rerata (mean) kemampuan menyelesaikan soal cerita antara mahasiswa

dengan kemampuan berpikir kritis sedang dan rendah yang diajar dengan metode problem-

based learning