40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum perusahaan yang mencakup segala informasi terkait perusahaan, data yang telah dikumpulkan, proses pengolahan data dengan menggunakan metode berdasarkan teori dan referensi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, serta analisis dan pembahasan berdasarkan hasil pengolahan data. 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Minyak dan gas bumi sebagai salah satu devisa Negara Indonesia memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. PT. Pertamina (PERSERO) Indonesia merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang penambangan dan pengelolaan minyak serta gas bumi di Indonesia. Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia terbagi kedalam 2 sektor, yaitu Hulu dan Hilir. Kegiatan usaha Pertamina Hulu meliputi bidang-bidang eksplorasi, produksi, dan transmisi minyak dan gas bumi (migas) serta usaha jasa bidang hulu migas yaitu bisnis gas dan jasa pengeboran.Sasaran utama di sektor usaha hulu Pertamina adalah peningkatan produksi dan cadangan minyak dan gas bumi, baik di wilayah kerja domestik maupun luar negeri, serta ditunjang oleh pengembangan sumber-sumber energi baru dan terbarukan. Untuk sektor hilir, kegiatan usahanya meliputi bisnis pengolahan, pemasaran dan niaga, serta bisnis LNG. Pada sektor usaha hilir, PT. Pertamina (PERSERO) berupaya untuk meningkatkan profitabilitas antara lain melalui optimasi operasional kilang pengolahan maupun peremajaan armada perkapalan, selain terus menjaga kapabilitas distribusi terutama untuk produk-produk BBM bersubsidi sebagai Public Service Obligation. Tugas utama PT Pertamina (Persero) dalam mengelola kegiatan di bidang industri perminyakan Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan dan menjamin kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas di seluruh Indonesia. 2. Sebagai sumber devisa Negara. 3. Menyediakan kesempatan kerja sekaligus alih teknologi dan pengetahuan. 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum perusahaan yang mencakup

segala informasi terkait perusahaan, data yang telah dikumpulkan, proses pengolahan data

dengan menggunakan metode berdasarkan teori dan referensi yang telah dijelaskan pada

bab sebelumnya, serta analisis dan pembahasan berdasarkan hasil pengolahan data.

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Minyak dan gas bumi sebagai salah satu devisa Negara Indonesia memegang peranan

penting dalam pembangunan nasional. PT. Pertamina (PERSERO) Indonesia merupakan

perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang penambangan

dan pengelolaan minyak serta gas bumi di Indonesia. Kegiatan Pertamina dalam

menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia terbagi kedalam 2 sektor, yaitu

Hulu dan Hilir. Kegiatan usaha Pertamina Hulu meliputi bidang-bidang eksplorasi,

produksi, dan transmisi minyak dan gas bumi (migas) serta usaha jasa bidang hulu migas

yaitu bisnis gas dan jasa pengeboran.Sasaran utama di sektor usaha hulu Pertamina adalah

peningkatan produksi dan cadangan minyak dan gas bumi, baik di wilayah kerja domestik

maupun luar negeri, serta ditunjang oleh pengembangan sumber-sumber energi baru dan

terbarukan.

Untuk sektor hilir, kegiatan usahanya meliputi bisnis pengolahan, pemasaran dan

niaga, serta bisnis LNG. Pada sektor usaha hilir, PT. Pertamina (PERSERO) berupaya

untuk meningkatkan profitabilitas antara lain melalui optimasi operasional kilang

pengolahan maupun peremajaan armada perkapalan, selain terus menjaga kapabilitas

distribusi terutama untuk produk-produk BBM bersubsidi sebagai Public Service

Obligation.

Tugas utama PT Pertamina (Persero) dalam mengelola kegiatan di bidang industri

perminyakan Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan dan menjamin kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas di

seluruh Indonesia.

2. Sebagai sumber devisa Negara.

3. Menyediakan kesempatan kerja sekaligus alih teknologi dan pengetahuan.

31

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

32

Dengan demikian untuk menjamin pengadaan dan penyaluran minyak dan gas dalam

jumlah yang memenuhi permintaan dengan kualitas yang sesuai dengan spesifikasi yang

diinginkan PT Pertamina (Persero) membangun beberapa unit pengolahan minyak di

beberapa daerah di Indonesia. Unit pengolahan minyak (Refinery Unit) atau kilang yang

dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1

Unit Pengolahan Minyak Kilang PT Pertamina (PERSERO)

No Nama Lokasi Kapasitas BPSD (barrel per

stream day) Keterangan

1 RU I Pangkalan Brandan 5,000 Ditutup Januari 2007

2 RU II Dumai dan Sungai Paking 170,000 Aktif

3 RU III Plaju dan Sungai Gerong 135,000 Aktif

4 RU IV Cilacap, Jateng 348,000 Aktif

5 RU V Balikpapan, Kalimantan

Timur 270,000 Aktif

6 RU VI Balongan,Jawa Barat

(existing) 125,000 Aktif

7 RU VII Kasim-Sorong, papua 10,000 Aktif

TOTAL 1,058,000 BPSD

Sumber: PT. Pertamina (PERSERO)

Saat ini, kilang PT. Pertamina (Persero) RU I Pangkalan Brandan, Sumatera Utara

yang tadinya memiliki kapasitas pengolahan sebesar 5.000 BPSD tidak beroperasi lagi

dikarenakan beberapa sumur yang dijadikan sumber feed sudah tidak berproduksi.

4.1.1 PT. Pertamina (PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap

RU IV Cilacap mengelola minyak bumi (crude oil) yang berasal dari crude domestic

dan crude import dengan total kapasitas pengolahan crude sebesar 348.000 BSD (Barrel

per Stream Day) merupakan kilang dengan kapasitas terbesar di Indonesia. Kilang minyak

Cilacap saat ini terdiri dari beberapa unit pemrosesan utama diantaranya adalah:

1. Kilang BBM (Fuel Oil Complex) dengan tujuan menghasilkan produk bahan bakar

baik minyak maupun gas dengan unit utama Crude Distilling Unit, Naphta Reforming

Unit, Kerosene Hydrotreating Unit, Gasoil Hydrotreating Unit, dan LPG Recovery

Unit.

2. Kilang Pelumas (Lube Oil Complex) dengan tujuan menghasilkan produk pelumas

dasar sebagai bahan utama industri pelumas dengan unit utama High Vacuum Unit,

Propane Deaspalted Unit, Furfural Extraction Unit, MEK Dewaxing Unit, dan Lube

Oil Hydrotreating Unit.

3. Kilang Aromatik (Aromatic Complex) dengan tujuan menghasilkan produk yang

memiliki added value tinggi seperti Paraxylene dan Benzene dengan unit utama

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

33

Naphta Hydrotreating Unit, Naphta Reforming Unit, Sulfolane Extraction Unit,

Transalkylation Unit, Xylene Fractionation, Paraxylene Extraction Unit, dan Xylene

Isomerization Unit.

4. Kilang Pengolah Limbah Sulfur (Sulfur Recovery Complex) dengan tujuan mengolah

gas H2S yang dihasilkan sebagai limbah proses produksi yang berpotensi mencemari

lingkungan untuk dikonversi menjadi senyawa sulfur yang dapat dijual sebagai bahan

baku industri turunannya dengan unit utama Amine Treating Unit, Sulfur Recovery

Unit, dan Tail Gas Unit.

Fuel Oil

Complex

I

Fuel Oil

Complex

II

LPG 7.92 mbsd

Premium 68.25 mbsd

Naphta 16.67 mbsd

Kerosine 62.10 mbsd

Avtur 10.34 mbsd

Solar (ADO/IDO) 82.00 mbsd

LSWR 14.33 mbsd

Minyak Bakar 56.43 mbsd

Base Oil 428 kt/a Parafinic

Oil 34 kt/a

Minarex 24 kt/a

Asphalt 720 kt/a

Slack Wax 100 kt/a

Solar 40 kt/a (0.9 mbsd)

MFO 359 kt/a (7.4 mbsd)

LPG 11.88 kt/a

Raffinate 108.90 kt/a

Paraxylene 268.95 kt/a

Benzene 103.29 kt/a

Toluene 0.0 kt/a

Heavy Aromate 27.06 kt/a

Gas 78.85 t/d

LPG 324 t/d

Sulphur 59 mt/d

Condensate 28 t/d

LPG 1066 t/d

Prophylene 430 t/d

HOMC 37.5 mbsd

RFCC

Lube Oil

Complex I/II/III

Paraxylene

LPG & Sulphur

Rec.

Middle East

Crude

118 mbsd

Long Residue

1747 kt/a

56.13 mbsd

Mix Crude

(Domestic &

Import)

230 mbsd

Naphta

591 kt/a

15.77 mbsdLSWR

62 mbsd

Off Gas

600 t/d

Gambar 4.1 Unit pemrosesaan kilang minyak Cilacap

Sumber: PT. Pertamina (PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap

Gambar 4.1 menunjukkan unit-unit pemrosesan yang berada pada PT. Pertamina

(Persero) Refinery Unit IV Cilacap. Panah hitam menunjukkan input yang masuk ke

kilang, panah biru menunjukkan output yang dihasilkan oleh kilang tersebut, panah warna

kuning menunjukkan off gas (limbah gas) yang dihasilkan oleh kilang sebelumnya yang

dapat dijadikan input untuk kilang lain atau dapat diolah menjadi keluaran lain yang

memiliki nilai jual, sedangkan panah warna merah menunjukkan residue atau sisa dari

kilang yang menjadi input untuk kilang lain.

Sebagai contoh, panah warna hitam yang mengarah ke Fuel Oil Complex I adalah

input yang masuk kedalam kilang tersebut, berupa middle east crude sebanyak 118 MBSD.

Panah warna biru dari Fuel Oil Complex I mengarah pada output-output yang dihasilkan

dari kilang tersebut, berupa LPG, Premium, Naphtha, dan lain-lain. Panah warna merah

dari Fuel Oil Complex I menunjukkan residue yang dihasilkan kilang tersebut yang

selanjutnya digunakan sebagai input untuk kilang Lube Oil Complex I/II/III. Panah warna

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

34

kuning dari Fuel Oil Complex I menunjukkan hasil fuel gas (limbah gas) yang dihasilkan

oleh kilang tersebut yang selanjutnya digunakan sebagai input untuk kilang LPG &

Sulphur Recovery.

Dari unit-unit pemrosesan yang dimiliki PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap

dihasilkan berbagai macam produk. Produk utama yang dihasilkan kilang Cilacap antara

lain:

1. BBM (Gasoline, Naphtha, Kerosene, Avtur, Solar (ADO/IDO), LSWR, Minyak Bakar

(IFO)

2. Produk Liquid Gas (LPG, Propylene)

3. Produk Pelumas Dasar dan Turunannya (Base Oil, Parafinic Oil, Solvent Minarex,

Asphalt, Slack Wax)

4. Produk Aromatik (Paraxylene, Benzene, Toluene, Heavy Aromate) serta Liquid Sulfur.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

RU IV menggunakan landasan yang kokoh dalam melaksanakan kiprahnya untuk

mewujudkan visi dan misi perusahaan dengan menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang

sesuai dengan standar global best practice, serta dengan mengusung tata nilai korporat

yang telah dimiliki dan dipahami oleh seluruh unsur perusahaan.

Visi Pertamina RU IV:

Visi Pertamina RU IV Cilacap adalah “Menjadi kilang minyak dan pertrokimia yang

unggul di Asia pada tahun 2020”.

Misi Pertamina RU IV:

Misi Pertamina RU IV Cilacap yaitu; “Mengoperasikan kilang secara aman, handal,

efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”.

Hal tersebut mencerminkan RU IV selalu senantiasa berupaya untuk memberikan yang

terbaik bagi perusahaan serta kontribusi nyata bagi kesejahteraan bangsa dan Negara.

4.1.3 Logo Perusahaan

Pengembangan filosofi dan tampilan visual logo Pertamina adalah hasil analisa dan

penelitian mendalam yang dilaksanakan untuk memahami bagaimana lingkungan bisnis &

pasar beroperasi pada tingkatan yang berbeda.Diperoleh melalui konvensi bersama dari

Pekerja dan Top Management. Merupakan simbol atau lambang menggambarkan filosofi,

visi, misi &aspirasi perusahaan.

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

35

Gambar 4.2 Logo pertamina

Sumber: PT. Pertamina (PERSERO) Berikut ini merupakan arti bentuk logo Pertamina:

1. Mengandung makna simbol “Anak Panah”

Gambar 4.3 Bentuk panah logo pertamina

Sumber: PT. Pertamina (PERSERO)

Melambangkan aspirasi organisasi Pertamina untuk senantiasa bergerak ke depan,

maju dan progresif.

2. Simbol seperti monogram huruf “P”

Gambar 4.4 Bentuk huruf P logo pertamina

Sumber: PT. Pertamina (PERSERO)

Merupakan huruf pertama kata ”PERTAMINA”.

3. Melambangkan kebanggaan nasional Indonesia

Ketiga elemennya melambangkan pulau-pulau dengan berbagai skala yang merupakan

bentuk negara Indonesia. Kata “PERTAMINA” merupakan nama perusahaan dari PT

PERTAMINA (PERSERO) dan bukan merupakan singkatan atau akronim, dan

tulisannya harus berwarna hitam kecuali ditentukan lain dalam ketentuan ini.

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi berguna untuk pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab

dalam menjalankan sebuah perusahaan sesuai tingkatan karir yang ada di perusahaan

tersebut. Adapun struktur organisasi PT. Pertamina (PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap

dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

36

GENERAL MANAGER

RU IV

SECRETARY

MANAGER RELIABILITYMANAGER GENERAL

AFFAIRSMANAGER

PROCUREMENT

SECTION HEAD PLANT

RELIABILITY

SECTION HEAD

EQUIPMENT RELIABILITY

SECTION HEAD PUBLIC

RELATION

SECTION HEAD SECURITY

SECTION HEAD

PURCHASING

SECTION HEAD SERVICES

& WAREHOUSING

SECTION HEAD

INVENTORY CONTROL

SECTION HEAD

CONTRACT OFFICE

MANAGER

OPERATIONAL,

PERFORMANCE, &

IMPROVEMENT

MANAGER HEALTY,

SAFETY &

ENVIRONMENTAL

SECTION HEAD FIRE &

INSURANCE

SECTION HEAD

OCCUPATIONAL HEALTH

SECTION HEAD SAFETY

SECTION HEAD

ENVIRONMENTAL

MANAGER

OPERATIONAL,

PERFORMANCE, &

IMPROVEMENT

SECTION HEAD PROJECT

ENGINEERING

SECTION HEAD ENERGY

CONSERVATION & LOSS

CONTROL

LEAD OF PROCESS

ENGINEERING

MANAGER RELIABILITY

MANAGER

MAINTENANCE

EXEUTION II

MANAGER

MAINTENANCE

EXEUTION I

MANAGER

MAINTENANCE

PRODUCTION III

MANAGER

MAINTENANCE

PRODUCTION II

MANAGER

MAINTENANCE

PRODUCTION I

MANAGER

MAINTENANCE

PLANNING & SUPPORT

MANAGER REFINERY

PLANNING &

OPTIMIZATION

MANAGER TURN

AROUND

SECTION HEAD FUEL OIL

COMPLEX I

SECTION HEAD FUEL OIL

COMPLEX II

SECTION HEAD HEAD

UTILITIES

SECTION HEAD OIL

MOVEMENT

SECTION HEAD LUBE OIL

COMPLEX I

SECTION HEAD LUBE OIL

COMPLEX II

SECTION HEAD LUBE OIL

COMPLEX III

SECTION HEAD

PARAXYLENE

SECTION HEAD

LABORATORY

SECTION HEAD RFCC

SECTION HEAD UTILITIES

RFCC

SECTION HEAD GTO

SECTION HEAD

MAINTENANCE AREA 1

SECTION HEAD

MAINTENANCE AREA 2

SECTION HEAD

MAINTENANCE AREA 3

SECTION HEAD

MAINTENANCE AREA 4

SECTION HEAD GENERAL

MAINTENANCE

SECTION HEAD

MAINTENANCE AREA 5

SECTION HEAD

MAINTENANCE AREA 6

SECTION HEAD

MAINTENANCE AREA 7

SECTION HEAD

WORKSHOP

SECTION HEAD

PLANNING &

SCHEDULING

SECTION HEAD REFINERY

PLANNING

SECTION HEAD SUPPLY

CHAIN & DISTRIBUTION

SECTION HEAD BUDGET

& PERFORMANCE

SECTION HEAD TURN

AROUND

SECTION HEAD

EQUIPMENT EVERHAUL

SECTION HEAD

SCHEDULING MAT. &

SERVICES SUPPORT

LEAD OF ENG.

STATIONARY &

STATUTORY INSPECTION

LEAD OF ENG. ELECTRIC

& INSTRUMENT

LEAD OF ENG. ROTATING

EQUIPMENT INSPECTION

I

I

I Gambar 4.5 Struktur organisasi perusahaan

Sumber: PT. Pertamina (PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap

4.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini meliputi diagram blok proses produksi pada

kilang I, yield dari stream yang dihasilkan di kilang I, kapasitas tiap unit yang beroperasi

dan tangki pada kilang I, harga NRP tahun 2016, komponen yang diperlukan untuk proses

blending, dan keterbatasan yang dimiliki setiap komponen. Diagram blok proses produksi

pada kilang I dan penjelasan setiap unit dan produk yang dihasilkan dapat dilihat pada

gambar 2.1 pada Bab II.

Data yield merupakan data perbandingan massa output dengan massa inputnya, jika

input hanya diproses menjadi satu output saja maka yield-nya akan memiliki nilai 100%.

Stream pada proses produksi kilang I merupakan hasil keluaran atau output yang

dikeluarkan oleh unit pemrosesan. Ada dua jenis yield pada proses produksi ini, yaitu yield

dalam bentuk weight (berat) dan dalam bentuk volume.

Tabel 4.2

Yield Stream Unit CDU I Yield Volume (%) Weight (%)

Fuel Gas 1.81 0.68

Light Naphta 20.07 16.51

Heavy Naphta

Peudo Comp 1 - -

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

37

Yield Volume (%) Weight (%)

LGO 14.75 14.08

Peudo Comp 3 - -

HGO 11.71 11.80

Long Residu 41.74 46.87

Total 100.00 99.03

Losses - -

Sumber: PT. Pertamina (PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap

Tabel 4.2 menunjukkan data yield dari masing-masing stream yang dihasilkan oleh

unit CDU I. Dapat dilihat bahwa unit CDU I dapat menghasilkan fuel gas sebesar 1,81%,

light naphtha dan heavy naphtha sebesar 20,07%, LGO sebesar 14,75%, HGO sebesar

11,71% dan long residue sebesar 41,74% dari volume input yang masuk ke unit CDU I.

Tabel 4.3

Yield Stream Unit NHT I

Stream Weight (%) Volume (%)

Fuel Gas 10.16 9.98

L. Naphtha 25.39 27.08

H. Naphtha 61.65 58.97

Total 97.20 96.03

Loss/(Gain) 2.80 3.97

Sumber: PT. Pertamina (PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap

Tabel 4.3 menunjukkan data yield dari masing-masing stream yang dihasilkan oleh

unit NHT I. Dapat dilihat bahwa unit NHT I dapat menghasilkan fuel gas sebesar 10,16%,

light naphtha sebesar 25,39%, dan heavy naphtha sebesar 61,65% dari volume input yang

masuk ke unit NHT I. Unit ini mengalami losses sebesar 2,80% dari volume input-nya.

Tabel 4.4

Yield Stream Unit HDS

Stream Weight (%) Volume (%)

Treated Solar 99.56 97.70

Fuel gas 0.44 2.30

Sumber: PT. Pertamina (PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap

Tabel 4.4 menunjukkan data yield dari masing-masing stream yang dihasilkan oleh

unit HDS. Dapat dilihat bahwa unit HDS dapat menghasilkan fuel gas sebesar 0,44% dan

treated solar sebesar 99,56% dari volume input yang masuk ke unit HDS.

Tabel 4.5

Yield Stream Unit Platformer

Stream Weight

(%)

Volume

(%)

Weight

(%)

Volume

(%)

Weight

(%)

Volume

(%)

Weight

(%)

Volume

(%)

ON 80 90 92 100

Gas 11.61 12.27 15.82 17.57 18.06 18.23 24.31 26.65

LPG 0.89 1.25 1.22 1.79 1.39 1.85 1.87 2.71

Reformate 87.50 86.48 82.96 80.64 80.55 77.61 73.82 70.64

Total 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 97.69 100.00 100.00

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

38

Stream Weight

(%)

Volume

(%)

Weight

(%)

Volume

(%)

Weight

(%)

Volume

(%)

Weight

(%)

Volume

(%)

ON 80 90 92 100

Loss/Gain - - - - - 2.31 - -

Sumber: PT. Pertamina (PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap

Tabel 4.5 menunjukkan data yield dari masing-masing stream yang dihasilkan oleh

unit Platformer. Dapat dilihat bahwa unit Platformer dapat menghasilkan fuel gas sebesar

12,27%, LPG sebesar 1,25%, dan Reformate sebesar 86,48% dari volume input yang

masuk ke unit Platformer untuk bilangan oktan 80. Seperti yang dapat dilihat pada tabel

4.5, yield yang diterapkan untuk menghasilkan setiap bilangan oktan akan berbeda, namun

yield yang tersedia hanya untuk bilangan oktan sebesar 80, 90, 92 dan 100. Oleh karena

itu, diperlukan interpolasi dari tabel 4.5 untuk bilangan oktan lainnya.

Tabel 4.6

Interpolasi Yield Stream Unit Platformer

ON Gas Weight

(%)

LPG Weight

(%)

Reformate Weight

(%)

Gas

Volume

(%)

LPG

Volume

(%)

Reformate Volume

(%)

72 8.24 0.63 91.13 0.82 8.03 91.15

73 8.66 0.66 90.68 0.87 8.56 90.57

74 9.08 0.69 90.22 0.93 9.09 89.98

75 9.51 0.73 89.77 0.98 9.62 89.40

76 9.93 0.76 89.32 1.03 10.15 88.82

77 10.35 0.79 88.86 1.09 10.68 88.23

78 10.77 0.82 88.41 1.14 11.21 87.65

79 11.19 0.86 87.95 1.20 11.74 87.06

80 11.61 0.89 87.50 12.27 1.25 86.48

81 12.03 0.92 87.05 12.80 1.30 87.05

82 12.45 0.96 86.59 13.33 1.36 86.59

83 12.87 0.99 86.14 13.86 1.41 86.14

84 13.29 1.02 85.68 14.39 1.47 85.68

85 13.72 1.06 85.23 14.92 1.52 85.23

86 14.14 1.09 84.78 15.45 1.57 84.78

87 14.56 1.12 84.32 15.98 1.63 84.32

88 14.98 1.15 83.87 16.51 1.68 83.87

89 15.40 1.19 83.41 17.04 1.74 83.41

90 15.82 1.22 82.96 17.57 1.79 82.96

91 16.94 1.31 81.76 17.90 1.82 79.13

92 18.06 1.39 80.55 18.23 1.85 77.61

93 18.84 1.45 79.71 19.28 1.96 76.74

94 19.62 1.51 78.87 20.34 2.07 75.87

95 20.40 1.57 78.03 21.39 2.17 75.00

96 21.19 1.63 77.19 22.44 2.28 74.13

97 21.97 1.69 76.34 23.49 2.39 73.25

98 22.75 1.75 75.50 24.55 2.50 72.38

99 23.53 1.81 74.66 25.60 2.60 71.51

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

39

ON Gas Weight

(%)

LPG Weight

(%)

Reformate Weight

(%)

Gas

Volume

(%)

LPG

Volume

(%)

Reformate Volume

(%)

100 24.31 1.87 73.82 26.65 2.71 70.64

Sumber: PT. Pertamina (PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap

Pada tabel 4.6 dapat dilihat hasil interpolasi yang dilakukan dari bilangan oktan 72

hingga 100. Interpolasi dilakukan dari bilangan oktan 72 hingga 100 karena unit

Platformer I dapat menghasilkan Reformate dari bilangan oktan 72 (performansi

minimum) hingga bilangan oktan 100 (performansi maksimum).

Data kapasitas tiap unit adalah jumlah kapasitas dari input yang dapat masuk ke unit

tersebut untuk diproses, sedangkan kapasitas tangki adalah jumlah kapasitas yang dapat

ditampung didalam tangki tersebut. Kapasitas tiap unit dan tangki dapat dinyatakan dalam

satuan TPSD (Ton Per Stream Day) atau MBSD (Million Barrel per Stream Day).

Tabel 4.7

Kapasitas unit (TPSD) di FOC I, LOC I, LOC II, dan LOC III

Fuel Oil Complex I Lube Oil Complex I Lube Oil Complex II & III

Unit Kapasitas (TPSD) Unit Kapasitas (TPSD) Unit Kapasitas (TPSD)

CDU I 16242 HVU I 2574 HVU I 3883

NHT I 2869 PDU I 538 PDU II & III 784

HDS 2300 FEU I 555 FEU II & III 2270

PLATFORMER I 1650 MDU I 372 MDU II & III 841

KEROMEROX 2165

HTU 1700

Sumber: PT. Pertamina (PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap

Tabel 4.7 menunjukkan data kapasitas unit dalam satuan TPSD dari unit-unit yang ada

pada kilang I. Dapat dilihat bahwa unit CDU I memiliki kapasitas sebesar 16242 TPSD,

unit NHT I memiliki kapasitas sebesar 2869 TPSD, unit HDS memiliki kapasitas sebesar

2300 TPSD, dan seterusnya hingga unit HTU yang memiliki kapasitas sebesar 1700 TPSD.

Tabel 4.8

Kapasitas unit (MBSD) di FOC I, LOC I, LOC II, dan LOC III

Fuel Oil Complex I Lube Oil Complex I Lube Oil Complex II & III

Unit Kapasitas

(MBSD) Unit

Kapasitas

(MBSD) Unit

Kapasitas

(MBSD)

CDU I 118 HVU I 17.3 HVU II 25.45

NHT I 25.6 PDU I 3.5 PDU II & III 5.1

HDS 17.3 FEU I 3.99 FEU II & III 15.64

PLATFORMER I 14.1 MDU I 2.77 MDU II & III 6.19

KEROMEROX 17.3

HTU 12.13

Sumber: PT. Pertamina (PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap

Tabel 4.8 menunjukkan data kapasitas unit dalam satuan MBSD dari unit-unit yang

ada pada kilang I. Dapat dilihat bahwa unit CDU I memiliki kapasitas sebesar 118 MBSD,

unit NHT I memiliki kapasitas sebesar 25,6 MBSD, unit HDS memiliki kapasitas sebesar

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

40

17,3 MBSD, dan seterusnya hingga unit HTU yang memiliki kapasitas sebesar 12,13

MBSD.

Tabel 4.9

Kapasitas Tangki

Nama Volume (MB) Keterangan

SPO DIST. 2393,7 Tangki untuk menampung produk SPO Distillate

SPO RAFF 512,1 Tangki untuk menampung produk SPO Raffinate

LMO DIST 3099,6 Tangki untuk menampung produk LMO Distillate

LMO RAFF 2315,7 Tangki untuk menampung produk LMO Raffinate

LMO HDT 2724 Tangki untuk menampung produk LMO Hydrotreated

MMO DIST 3804 Tangki untuk menampung produk MMO Distillate

MMO RAFF 2259,9 Tangki untuk menampung produk MMO Raffinate

MMO HDT 2726,7 Tangki untuk menampung produk MMO Hydrotreated

DAO DIST 3370,2 Tangki untuk menampung DAO Distillate

DAO RAFF 2260,5 Tangki untuk menampung produk DAO Raffinate

DAO HDT 2724,9 Tangki untuk menampung produk DAO Hydrotreated

HSDC/SOLAR 26612,1 Tangki untuk menampung produk HSDC/Solar

36T-101 200 Tangki untuk proses blending Premium

32T-105 110 Tangki untuk menampung produk Naphtha RFCC

71T-21 120 Tangki untuk menampung produk Reformate I

31T-7 100 Tangki untuk menampung produk Light Top

31T-101 25 Tangki untuk menampung produk Light Naphtha

36T-102 80 Tangki untuk menampung produk Reformate II

36T-105 200 Tangki untuk menampung produk Premium

Sumber: PT. Pertamina (PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap

Tabel 4.9 menunjukkan data kapasitas tangki dalam satuan MB dari tangki-tangki

yang ada pada kilang I. Dapat dilihat bahwa tangki SPO Dist. memiliki kapasitas sebesar

2393,7 MB, tangki SPO Raff memiliki kapasitas sebesar 512,1 MB, tangki LMO Dist

memiliki kapasitas sebesar 3099,6 MB, dan seterusnya hingga tangki 36T-105 yang

memiliki kapasitas sebesar 200 MB.

Data harga NRP (Net Retail Price) tahun 2016 merupakan data harga pasar yang

dipasang oleh perusahaan untuk membeli produknya. Harga NRP ditetapkan dalam satuan

Ribu Dolar USD dan pada setiap pembelian 1 MB (Million Barrel). Data harga NRP dapat

dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Data NRP produk

Nama Produk NRP (RIBU

USD/MB) Nama Produk

NRP(RIBU

USD/MB)

FUEL GAS 32,85 SLACK WAX 95 51,26

LPG 39,81 HVI 650 69,92

LIGHT TOP 50,16 SLACK WAX 650 120,17

REFORMATE I 53,87 MINAREX I 34,53

AVTUR 45,92 MINAREX H 55,65

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

41

Nama Produk NRP (RIBU

USD/MB) Nama Produk

NRP(RIBU

USD/MB)

SOLAR 59,60 ASPHALT 54,48

SLOP 52,68 IFO 30,49

HSDC 22,27 NAPHTHA RFCC 50,96

HVI 60 52,68 REFORMATE II 50,96

SLACK WAX 60 54,67 LIGHT NAPHTHA 40,14

MINAREX A 34,62 PREMIUM 56,75

HVI 95 48,55 EXCESS NAPHTHA 45,92

HVI 160S 63,16

Sumber: PT. Pertamina (PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap

Data komponen blending adalah data dari komponen-komponen yang akan digunakan

untuk perencanaan proses blending yang baru. Komponen yang dapat dimasukkan dalam

proses blending ada lima macam, yaitu Reformate I (ON 78) yang didapat dari unit

Platformer I, Light Top (ON 65) yang didapat dari unit NHT, Naphtha RFCC (ON 93)

yang didapat dari kilang II, Reformate II (ON 96) yang didapat dari kilang II dan Light

Naphtha (ON 70) yang didapat dari kilang II.

Dari kelima komponen yang tersedia, akan dipilih 3 komponen yang dapat

menghasilkan Premium dengan ON 88 dan keuntungan yang maksimum. Untuk memilih 3

komponen yang akan dijadikan Premium dengan proses blending, terdapat batasan dalam

menyusun ketiga komponen tersebut yakni Reformate I harus dilibatkan, komponen yang

memiliki bilangan oktan tinggi (Naphtha RFCC dan Reformate II) tidak boleh dicampur,

dan komponen yang memiliki bilangan oktan rendah (Light Top dan Light Naphtha) tidak

boleh dicampur. Karena batasan-batasan yang ada maka muncul 4 alternatif yang dapat

dipilih untuk membuat Premium dengan bilangan oktan sebesar 88. Alternatif-alternatif

yang dapat digunakan untuk perencanaan proses blending disajikan pada tabel 4.11 dan

ilustrasi proses blending dengan alternatif-alternatif yang ada disajikan pada gambar 4.6.

Tabel 4.11

Alternatif Perencanaan Blending Premium No. Alternatif Estimasi Hasil

1 Reformate I (ON 78) + Naphtha RFCC (ON 93) + Light Top

(ON 65) Premium (ON 88)

2 Reformate I (ON 78) + Naphtha RFCC (ON 93) + Light

Naphtha (ON 70) Premium (ON 88)

3 Reformate I (ON 78) + Reformate II (ON 96) + Light Top (ON

65) Premium (ON 88)

4 Reformate I (ON 78) + Reformate II (ON 96) + Light Naphtha

(ON 70) Premium (ON 88)

Sumber: PT. Pertamina (PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

42

Gambar 4.6 Ilustrasi proses blending produk Premium

Setiap komponen-komponen yang akan digunakan untuk perencanaan proses blending

masing-masing memiliki keterbatasan. Keterbatasan masing-masing komponen bermacam-

macam, bisa ditinjau dari volume atau jumlah komponen yang tersedia, ON dari

komponen, jumlah maksimum dari output yang dihasilkan serta jumlah maksimum dari

sisa komponen yang diizinkan, dimana sisa-sisa dari komponen yang terpakai akan dijual

sebagai produk Excess Naphtha (kecuali komponen Light Top, jika ada sisa maka akan

dijual sebagai produk Light Top). Keterbatasan masing-masing komponen dapat dilihat

pada tabel 4.12.

Tabel 4.12

Batasan Setiap Komponen No Komponen Batasan

1 Reformate I Volume yang tersedia = 10,68 MB

ON = 78

2 Light Top Volume yang tersedia = 5.598 MB

ON = 65

3 Naphtha RFCC Volume yang tersedia = 35,774 MB

ON = 93

4 Reformate II Volume yang tersedia = 19,44 MB

ON = 96

5 Light Naphtha Volume yang tersedia = 12,72 MB

ON = 70

6 Premium Volume = Total volume dari komponen blending

ON = 88

7 Excess Naphtha Volume = Total volume dari sisa komponen yang tidak dijadikan Premium

Volume maksimum = 47,51 MB

Sumber: PT. Pertamina (PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap

Data diagram blok proses produksi, yield stream, kapasitas tiap unit dan tangki serta

harga NRP produk akan dibutuhkan dalam proses pembuatan template proses produksi

untuk menghitung keuntungan yang diperoleh kilang I. Sedangkan data komponen-

komponen yang dibutuhkan untuk proses blending dan batasannya dibutuhkan untuk

merancang proses blending yang baru untuk membuat produk Premium dengan ON 88 dan

keuntungan yang maksimum.

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

43

4.3 Pengolahan Data

Dari data yang telah dikumpulkan, selanjutnya dilakukan pengolahan data untuk

mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Untuk mendapatkan hasil proses blending

produk Premium yang optimum, maka dilakukan pembuatan template untuk menghitung

keuntungan pada kilang I dan pemilihan alternatif serta penentuan komposisi komponen

untuk proses blending produk Premium dengan metode Pemrograman Linear dan bantuan

software LINGO.

4.3.1 Pembuatan Template Perhitungan Keuntungan Kilang I

Untuk dapat menghitung keuntungan yang dapat dihasilkan di kilang I PT. Pertamina

(PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap, maka diperlukan sebuah template yang

menggambarkan alur sistem produksi pada kilang I. Pembuatan template dilakukan dengan

bantuan Ms. Excel karena adanya perhitungan-perhitungan yang perlu dilakukan dengan

template. Perhitungan keuntungan dilakukan terhadap kilang I karena proses produksi

bahan baku untuk membuat produk Premium dilakukan di kilang I dan untuk menghitung

biaya yang dibutuhkan dalam proses blending tidak dapat dipisah dari biaya yang

dibutuhkan untuk operasional dari kilang I. Untuk membuat template tersebut, maka

langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:

1. Membuat alur proses produksi kilang I pada Ms. Excel sesuai dengan diagram blok

proses yang dapat dilihat pada gambar 2.1 di Bab II.

2. Menghitung jumlah dan volume stream yang keluar dari setiap unit.

Gambar 4.7 Contoh penghitungan jumlah dan volume stream

Gambar 4.7 merupakan contoh perhitungan stream Naphtha pada CDU I. Data yield

diperoleh dari tabel 4.2, dan kapasitas operasional dari unit CDU I merupakan jumlah

input minyak mentah yang masuk kedalam unit CDU I, yaitu sebesar 103 MBSD atau

14177,34 TPSD. Perhitungan dapat dijabarkan sebagai berikut:

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

44

3. Menghitung kapasitas operasional tiap unit dan tangki.

Gambar 4.8 Contoh perhitungan di FEU I

Nilai kapasitas operasional didapatkan bila jumlah stream yang masuk (feed) lebih

kecil dari kapasitas desain, maka kapasitas operasional unit tersebut adalah jumlah

stream yang masuk (feed). Sedangkan bila jumlah stream yang masuk (feed) lebih

besar dari kapasitas desain, maka kapasitas operasional unit tersebut adalah kapasitas

desain unit. Data kapasitas desain tiap unit diperoleh dari tabel 4.7 dan 4.8.

Contoh perhitungan pada FEU I adalah sebagai berikut:

Jumlah feed (4.92 MBSD) ˃ kapasitas desain (3.99 MBSD)

Maka kapasitas operasional = 3.99 MBSD

Karena jumlah feed yang masuk lebih besar dari kapasitas desain yang tersedia, maka

nilai kapasitas operasional sama dengan kapasitas desainnya, dan sisa feed yang tidak

dapat masuk kedalam unit FEU I masuk kedalam tangki SPO Dist. Contoh

perhitungan jumlah feed yang masuk kedalam tangki SPO Dist. (kapasitas operasional

tangki) adalah sebagai berikut:

Berikut ini merupakan kapasitas operasional tiap unit dan tangki.

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

45

Tabel 4.13

Kapasitas Operasional Unit Kondisi Awal Fuel Oil Complex I Lube Oil Complex I Lube Oil Complex II/III

Unit TPSD MBSD Unit TPSD MBSD Unit TPSD MBSD

CDU I 14177.34 103 HVU I 2574 17.3 HVU II 3883 25.45

NHT 1 2340.68 20.6721 PDU I 538 3.5 PDU II/III 784 5.1

HDS 2300 17.3 FEU I 555 3.99 FEU II 2270 15.64

PLATFORMER 1,443 12.2 MDU I 338.55 2.574 MDU II/III 841 6.19

KEROMEROX 1288.72 10.22

HTU 1700 12.13

Tabel 4.14

Kapasitas Desain dan Operasional Tangki Kondisi Awal

Nama Tangki Kapasaitas

Desain (M3)

Kapasitas Desain

(MBSD)

Kapasitas

Operasional (MB)

Kapasitas

Operasional

(TON)

SPO DIST. 12687,7 79,79685535 32,24 4.658,10

SPO RAFF 2715,6 17,07924528 - -

LMO DIST 16428,8 103,3257862 20,11 2.899,55

LMO RAFF 12274,7 77,19937107 16,17 2.226,40

LMO HDT 14438 90,80503145 11,96 1.697,00

MMO DIST 20161,7 126,8031447 3,10 456,50

MMO RAFF 11978 75,33333333 11,64 1.622,00

MMO HDT 14451,9 90,89245283 0 -

DAO DIST 17863,6 112,3496855 29,59 4.378,80

DAO RAFF 11981,9 75,35786164 - -

DAO HDT 14442 90,83018868 0,00 -

HGO 16447,4 103,4427673 103,44 14.347,71

SWEET NAPHTHA 7553,9 47,50880503 - -

TOTAL 228,26 32.286,06

Kapasitas mode pada unit FEU II, HTU, MDU II/III dengan jumlah hari operasional

tiap mode disajikan pada tabel 4.15

Tabel 4.15

Kapasitas Mode Mode TPSD MBSD Hari

FEU II

LMO 2180 15.36 8

MMO 2200 15.19 13

DAO 1786 12.07 9

MDU II

LMO 841 6.19 7

MMO 768.9 5.5 23

HTU

LMO 1700 11.98 7

MMO 1700 12.13 12

DAO 1687.77 11.61 8

HGO 1200 8.65 3

MDU III

LMO 841 6.19 4

DAO 456.996 3.14 26

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

46

Gambar 4.9 Contoh perhitungan di FEU I

Contoh perhitungan mode LMO pada HTU dengan jumlah hari operasinal 7 hari. Data

hari operasional diperoleh dari tabel 4.15.

Jumlah feed (2018.057) > kapasitas desain (1700)

Maka kapasitas operasional = 1700 TPSD

Contoh perhitungan kapasitas tangki LMO Raff.

4. Setelah pembuatan template dan perhitungan output dari setiap unit selesai, maka akan

diperoleh resume berupa jumlah produk akhir yang dihasilkan oleh setiap unit. Untuk

mengetahui pendapatan yang dihasilkan setiap produk maka jumlah produk akhir yang

dihasilkan dikalikan dengan harga jualnya. Data harga jual diperoleh dari tabel 4.10.

Resume jumlah output produk akhir dan pendapatan yang diperoleh tiap produk

disajikan dalam tabel 4.16.

Tabel 4.16

Harga Produk Akhir

Nama Produk Output

(TON)

Output

(MB)

NRP(RIBU

USD/MB)

Pendapatan

(RIBU USD)

FUEL GAS 16.910,8 141,01 32,85 4.632,1

LPG 356,7 41,00 39,81 1.632,1

LIGHT TOP 17.828,9 167,94 50,16 8.423,9

REFORMATE 38.272,6 320,54 53,87 17.267,4

AVTUR 38.661,6 306,53 59,60 18.269,1

SOLAR 82.478,9 608,54 52,68 32.058,0

SLOP 4.790,6 37,53 22,27 835,8

HSDC 9.592,8 70,00 52,68 3.687,6

HVI 60 7.922,1 59,45 54,67 3.250,1

SLACK WAX 60 2.234,4 17,76 34,62 614,8

MINAREX A 6.493,5 42,49 48,55 2.063,1

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

47

Nama Produk Output

(TON)

Output

(MB)

NRP(RIBU

USD/MB)

Pendapatan

(RIBU USD)

HVI 95 7484,90 54,41 63,16 3.436,5

HVI 160S 13.971,0 98,66 51,26 5.057,5

SLACK WAX 95 1766,10 13,6799 69,92 956,5

HVI 650 9505,52064 64,48 120,17 7.748,7

SLACK WAX 650 2376,38016 17,14 34,53 591,9

MINAREX I 480,0 2,94 55,65 163,4

MINAREX H 400 2,45 54,48 133,3

ASPHALT 41.906,9 212,50 30,49 6.479,1

IFO 83.510,8 544,70 33,96 18.498,1

TANKI 32286,1 228,26 33,96 7.751,8 LOSS/GAIN 6089.74

TOTAL 425.320.17 143.550,7

5. Menghitung keuntungan dari kondisi awal dengan cara mengurangi pendapatan yang

diperoleh dengan biaya pengadaan bahan baku kilang I yaitu minyak mentah yang

berupa crude ALC. Biaya yang diperhitungkan hanya biaya pengadaan bahan baku

saja karena yang akan dihitung adalah keuntungan dalam proses produksi saja, bukan

keuntungan perusahaan secara detail. Berikut perhitungan keuntungan kondisi awal

kilang I sebelum adanya proses optimasi.

Jumlah minyak mentah yang dibutuhkan = 3090 MB

Harga beli crude ALC (minyak mentah) = 38,66 RIBU USD

Keuntungan selama sebulan (30 hari)

Hasil dari template perhitungan keuntungan ini menjadi kondisi awal dimana jumlah

produk yang dihasilkan oleh middle east crude sebesar 425320,17 ton dan memperoleh

keuntungan sebesar 24091,27 RIBU USD atau 7,80 RIBU USD per barrel. Dapat dilihat

pada tabel 4.15 ada beberapa unit yang tidak beroperasi setiap hari, dan hanya beroperasi

beberapa hari dalam sebulan sehingga jika keuntungan dihitung per hari maka akan sulit

untuk dianalisis. Oleh karena itu, keuntungan pada kilang I dihitung dalam periode satu

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

48

bulan dengan anggapan jumlah hari kerjanya adalah 30 hari. Keseluruhan template dapat

dilihat pada Lampiran 1.

4.3.2 Perencanaan Proses Blending Produk Premium

Untuk menghasilkan produk Premium dengan bilangan oktan sebesar 88, ada 5

komponen yang dapat dimasukkan dalam proses blending, yaitu Reformate I (ON 78) yang

didapat dari unit Platformer I, Light Top (ON 65) yang didapat dari unit NHT, Naphtha

RFCC (ON 93) yang didapat dari kilang II, Reformate II (ON 96) yang didapat dari kilang

II dan Light Naphtha (ON 70) yang didapat dari kilang II. Dari kelima komponen yang

tersedia, akan dipilih 3 komponen yang dapat menghasilkan Premium dengan ON 88 dan

keuntungan yang maksimum.

Untuk memilih 3 komponen yang akan dijadikan Premium dengan proses blending,

terdapat batasan dalam menyusun ketiga komponen tersebut yakni Reformate I harus

dilibatkan, komponen yang memiliki bilangan oktan tinggi (Naphtha RFCC dan Reformate

II) tidak boleh dicampur, dan komponen yang memiliki bilangan oktan rendah (Light Top

dan Light Naphtha) tidak boleh dicampur. Karena batasan-batasan yang ada maka muncul

4 alternatif yang dapat dipilih untuk membuat Premium dengan bilangan oktan sebesar 88.

Pembuatan model pemrograman linear untuk masing-masing alternatif yang tersedia

dibutuhkan untuk mengetahui alternatif mana yang terbaik yang dapat menghasilkan

produk akhir Premium dengan bilangan oktan 88 dan keuntungan yang maksimum.

Alternatif yang dapat digunakan untuk membuat produk Premium disajikan pada tabel

4.17.

Tabel 4.17

Alternatif Perencanaan Blending Premium No. Alternatif Estimasi Hasil

1 Reformate I (ON 78) + Naphtha RFCC (ON 93) + Light Top

(ON 65) Premium (ON 88)

2 Reformate I (ON 78) + Naphtha RFCC (ON 93) + Light

Naphtha (ON 70) Premium (ON 88)

3 Reformate I (ON 78) + Reformate II (ON 96) + Light Top (ON

65) Premium (ON 88)

4 Reformate I (ON 78) + Reformate II (ON 96) + Light Naphtha

(ON 70) Premium (ON 88)

Sumber: PT. Pertamina (PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

49

4.3.2.1 Pemrograman Linear Alternatif 1

Gambar 4.10 Ilustrasi proses blending dengan alternatif 1

Alternatif 1 adalah pencampuran dari produk Reformate I, Naphtha RFCC, dan Light

Top. Untuk membuat model program linear dari alternatif 1, langkah-langkah yang harus

dilakukan adalah:

1. Mendefinisikan variabel-variabel yang terkait.

Z = Pendapatan

X1 = Total volume Premium

X2 = Total volume Excess Naphtha

X3 = Total volume Light Top

X11 = Jumlah stream Reformate I untuk Premium

X12 = Jumlah stream Naphtha RFCC untuk Premium

X13 = Jumlah stream Light Top untuk Premium

X21 = Sisa stream Reformate I

X22 = Sisa stream Naphtha RFCC

2. Menentukan fungsi tujuan, yaitu maksimasi pendapatan.

Maks Z = a X1 + b X2 + c X3

dengan

Z = Pendapatan (Ribu USD)

a = Harga jual Premium (Ribu USD/MB) = 56,75

X1 = Total volume Premium (MB)

b = Harga jual Excess Naphtha (Ribu USD/MB) = 45,92

X2 = Total volume Excess Naphtha (MB)

c = Harga jual Light Top (Ribu USD/MB) = 50,16

X3 = Total volume Light Top (MB)

Pemeriksaan satuan:

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

50

Ribu USD = Ribu USD + Ribu USD + Ribu USD

Ribu USD = Ribu USD (Valid)

3. Menentukan variabel yang dapat dirubah, yaitu jumlah stream Reformate I (X11),

jumlah stream Napthta RFCC (X12), dan jumlah stream Light Top (X13).

4. Menentukan constraint.

Subject to constraint:

a. Total volume Premium

X1 = X11 + X12 + X13

dengan

X1 = Total volume Premium (MB)

X11 = Jumlah stream Reformate I untuk Premium (MB)

X12 = Jumlah stream Naphtha RFCC untuk Premium (MB)

X13 = Jumlah stream Light Top untuk Premium (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB = MB + MB + MB

MB = MB (Valid)

b. Total volume Excess Naphtha

X2 = X21 + X22

dengan

X2 = Total volume Excess Naphtha (MB)

X21 = Sisa stream Reformate I (MB)

X22 = Sisa stream Naphtha RFCC (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB = MB + MB

MB = MB (Valid)

c. Volume Light Top yang tersedia

X3 + X13 ≤ 5,598 MB

dengan

X3 = Total volume Light Top (MB)

X13 = Jumlah stream Light Top untuk Premium (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB + MB ≤ MB

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

51

MB ≤ MB (Valid)

d. Total volume maksimum dari Excess Naptha

X2 ≤ 47,51 MB

dengan

X2 = Total volume Excess Naphtha (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB ≤ MB (Valid)

e. Volume Reformate I yang tersedia

X11 + X21 ≤ 10,68 MB

dengan

X11 = Jumlah stream Reformate I untuk Premium (MB)

X21 = Sisa stream Reformate I (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB + MB ≤ MB

MB ≤ MB (Valid)

f. Volume Naphtha RFCC yang tersedia

X12 + X22 ≤ 35,774 MB

dengan

X12 = Jumlah stream Naphtha RFCC untuk Premium (MB)

X22 = Sisa stream Naphtha RFCC (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB + MB ≤ MB

MB ≤ MB (Valid)

g. Perhitungan bilangan oktan

(

) (

) (

)

78X11 + 93X12 + 65X13 = 88X1

dengan

X11 = Jumlah stream Reformate I untuk Premium (MB)

X12 = Jumlah stream Naphtha RFCC untuk Premium (MB)

X13 = Jumlah stream Light Top untuk Premium (MB)

X1 = Total volume Premium (MB)

Pemeriksaan satuan:

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

52

MB + MB + MB = MB

MB = MB (Valid)

h. Kapasitas tangki untuk proses blending

X1 ≤ 200 MB

dengan

X1 = Total volume Premium (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB = MB (Valid)

5. Mengolah formulasi dengan software LINGO.

Gambar 4.11 Tampilan model program linear alternatif 1 pada LINGO

6. Setelah klik solve pada LINGO, maka akan keluar output seperti pada gambar 4.12.

Gambar 4.12 Output alternatif 1 pada LINGO

7. Setelah mendapatkan hasil pemrograman linear dari software LINGO, dilakukan

verifikasi dan validasi model untuk mengetahui apakah model tersebut sudah dapat

memenuhi tujuan yang diinginkan, dimana tujuan yang diinginkan adalah bilangan

oktan Premium sebesar 88.

ON = ON1 V1 + ON2 V2 + ON3 V3

(

) (

) (

)

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

53

ON = 88 (Valid)

4.3.2.2 Pemrograman Linear Alternatif 2

Gambar 4.13 Ilustrasi proses blending dengan alternatif 2

Alternatif 2 adalah pencampuran dari produk Reformate I, Naphtha RFCC, dan Light

Naphtha. Untuk membuat model program linear dari alternatif 2, langkah-langkah yang

harus dilakukan adalah:

1. Mendefinisikan variabel-variabel yang terkait.

Z = Pendapatan

X1 = Total volume Premium

X2 = Total volume Excess Naphtha

X11 = Jumlah stream Reformate I untuk Premium

X12 = Jumlah stream Naphtha RFCC untuk Premium

X13 = Jumlah stream Light Naphtha untuk Premium

X21 = Sisa stream Reformate I

X22 = Sisa stream Naphtha RFCC

X23 = Sisa stream Light Naphtha

2. Menentukan fungsi tujuan, yaitu maksimasi pendapatan.

Maks Z = a X1 + b X2

dengan

Z = Pendapatan (Ribu USD)

a = Harga jual Premium (Ribu USD/MB) = 56,75

X1 = Total volume Premium (MB)

b = Harga jual Excess Naphtha (Ribu USD/MB) = 45,92

X2 = Total volume Excess Naphtha (MB)

Pemeriksaan satuan:

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

54

Ribu USD = Ribu USD + Ribu USD

Ribu USD = Ribu USD (Valid)

3. Menentukan variabel yang dapat dirubah, yaitu jumlah stream Reformate I (X11),

jumlah stream Napthta RFCC (X12), dan jumlah stream Light Naphtha (X13).

4. Menentukan constraint.

Subject to constraint:

a. Total volume Premium

X1 = X11 + X12 + X13

dengan

X1 = Total volume Premium (MB)

X11 = Jumlah stream Reformate I untuk Premium (MB)

X12 = Jumlah stream Naphtha RFCC untuk Premium (MB)

X13 = Jumlah stream Light Naphtha untuk Premium (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB = MB + MB + MB

MB = MB (Valid)

b. Total volume Excess Naphtha

X2 = X21 + X22 + X23

dengan

X2 = Total volume Excess Naphtha (MB)

X21 = Sisa stream Reformate I (MB)

X22 = Sisa stream Naphtha RFCC (MB)

X23 = Sisa stream Light Naphtha (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB = MB + MB + MB

MB = MB (Valid)

c. Total volume maksimum dari Excess Naptha

X2 ≤ 47,51 MB

dengan

X2 = Total volume Excess Naphtha (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB ≤ MB (Valid)

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

55

d. Volume Reformate I yang tersedia

X11 + X21 ≤ 10,68 MB

dengan

X11 = Jumlah stream Reformate I untuk Premium (MB)

X21 = Sisa stream Reformate I (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB + MB ≤ MB

MB ≤ MB (Valid)

e. Volume Naphtha RFCC yang tersedia

X12 + X22 ≤ 35,774 MB

dengan

X12 = Jumlah stream Naphtha RFCC untuk Premium (MB)

X22 = Sisa stream Naphtha RFCC (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB + MB ≤ MB

MB ≤ MB (Valid)

f. Volume Light Naphtha yang tersedia

X13 + X23 ≤ 12,72 MB

dengan

X13 = Jumlah stream Light Naphtha untuk Premium (MB)

X23 = Sisa stream Light Naphtha (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB + MB = MB

MB = MB (Valid)

g. Perhitungan bilangan oktan

(

) (

) (

)

78X11 + 93X12 + 70X13 = 88X1

dengan

X11 = Jumlah stream Reformate I untuk Premium (MB)

X12 = Jumlah stream Naphtha RFCC untuk Premium (MB)

X13 = Jumlah stream Light Naphtha untuk Premium (MB)

X1 = Total volume Premium (MB)

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

56

Pemeriksaan satuan:

MB + MB + MB = MB

MB = MB (Valid)

h. Kapasitas tangki untuk proses blending

X1 ≤ 200 MB

dengan

X1 = Total volume Premium (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB = MB (Valid)

5. Mengolah formulasi dengan software LINGO.

Gambar 4.14 Tampilan model program linear alternatif 2 pada LINGO

6. Setelah klik solve pada LINGO, maka akan keluar output seperti pada gambar 4.15.

Gambar 4.15 Output alternatif 2 pada LINGO

7. Setelah mendapatkan hasil pemrograman linear dari software LINGO, dilakukan

verifikasi dan validasi model untuk mengetahui apakah model tersebut sudah dapat

memenuhi tujuan yang diinginkan, dimana tujuan yang diinginkan adalah bilangan

oktan Premium sebesar 88.

ON = ON1 V1 + ON2 V2 + ON3 V3

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

57

(

) (

) (

)

ON = 88 (Valid)

4.3.2.3 Pemrograman Linear Alternatif 3

Gambar 4.16 Ilustrasi proses blending dengan alternatif 3

Alternatif 3 adalah pencampuran dari produk Reformate I, Reformate II, dan Light

Top. Untuk membuat model program linear dari alternatif 3, langkah-langkah yang harus

dilakukan adalah:

1. Mendefinisikan variabel-variabel yang terkait.

Z = Pendapatan

X1 = Total volume Premium

X2 = Total volume Excess Naphtha

X3 = Total volume Light Top

X11 = Jumlah stream Reformate I untuk Premium

X12 = Jumlah stream Reformate II untuk Premium

X13 = Jumlah stream Light Top untuk Premium

X21 = Sisa stream Reformate I

X22 = Sisa stream Reformate II

2. Menentukan fungsi tujuan, yaitu maksimasi pendapatan.

Maks Z = a X1 + b X2 + c X3

dengan

Z = Pendapatan (Ribu USD)

a = Harga jual Premium (Ribu USD/MB) = 56,75

X1 = Total volume Premium (MB)

b = Harga jual Excess Naphtha (Ribu USD/MB) = 45,92

X2 = Total volume Excess Naphtha (MB)

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

58

c = Harga jual Light Top (Ribu USD/MB) = 50,16

X3 = Total volume Light Top (MB)

Pemeriksaan satuan:

Ribu USD = Ribu USD + Ribu USD + Ribu USD

Ribu USD = Ribu USD (Valid)

3. Menentukan variabel yang dapat dirubah, yaitu jumlah stream Reformate I (X11),

jumlah stream Reformate II (X12), dan jumlah stream Light Top (X13).

4. Menentukan constraint.

Subject to constraint:

a. Total volume Premium

X1 = X11 + X12 + X13

dengan

X1 = Total volume Premium (MB)

X11 = Jumlah stream Reformate I untuk Premium (MB)

X12 = Jumlah stream Reformate II untuk Premium (MB)

X13 = Jumlah stream Light Top untuk Premium (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB = MB + MB + MB

MB = MB (Valid)

b. Total volume Excess Naphtha

X2 = X21 + X22

dengan

X2 = Total volume Excess Naphtha (MB)

X21 = Sisa stream Reformate I (MB)

X22 = Sisa stream Reformate II (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB = MB + MB

MB = MB (Valid)

c. Volume Light Top yang tersedia

X3 + X13 ≤ 5,598 MB

dengan

X3 = Total volume Light Top (MB)

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

59

X13 = Jumlah stream Light Top untuk Premium (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB + MB ≤ MB

MB ≤ MB (Valid)

d. Total volume maksimum dari Excess Naptha

X2 ≤ 47,51 MB

dengan

X2 = Total volume Excess Naphtha (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB ≤ MB (Valid)

e. Volume Reformate I yang tersedia

X11 + X21 ≤ 10,68 MB

dengan

X11 = Jumlah stream Reformate I untuk Premium (MB)

X21 = Sisa stream Reformate I (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB + MB ≤ MB

MB ≤ MB (Valid)

f. Volume Reformate II yang tersedia

X12 + X22 ≤ 19,44 MB

dengan

X12 = Jumlah stream Reformate II untuk Premium (MB)

X22 = Sisa stream Reformate II (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB + MB ≤ MB

MB ≤ MB (Valid)

g. Perhitungan bilangan oktan

(

) (

) (

)

78X11 + 96X12 + 65X13 = 88X1

dengan

X11 = Jumlah stream Reformate I untuk Premium (MB)

X12 = Jumlah stream Reformate II untuk Premium (MB)

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

60

X13 = Jumlah stream Light Top untuk Premium (MB)

X1 = Total volume Premium (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB + MB + MB = MB

MB = MB (Valid)

h. Kapasitas tangki untuk proses blending

X1 ≤ 200 MB

dengan

X1 = Total volume Premium (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB = MB (Valid)

5. Mengolah formulasi dengan software LINGO.

Gambar 4.17 Tampilan model program linear alternatif 3 pada LINGO

6. Setelah klik solve pada LINGO, maka akan keluar output seperti pada gambar 4.18.

Gambar 4.18 Output alternatif 3 pada LINGO

7. Setelah mendapatkan hasil pemrograman linear dari software LINGO, dilakukan

verifikasi dan validasi model untuk mengetahui apakah model tersebut sudah dapat

Page 31: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

61

memenuhi tujuan yang diinginkan, dimana tujuan yang diinginkan adalah bilangan

oktan Premium sebesar 88.

ON = ON1 V1 + ON2 V2 + ON3 V3

(

) (

) (

)

ON = 88 (Valid)

4.3.2.4 Pemrograman Linear Alternatif 4

Gambar 4.19 Ilustrasi proses blending dengan alternatif 4

Alternatif 4 adalah pencampuran dari produk Reformate I, Reformate II, dan Light

Naphtha. Untuk membuat model program linear dari alternatif 4, langkah-langkah yang

harus dilakukan adalah:

1. Mendefinisikan variabel-variabel yang terkait.

Z = Pendapatan

X1 = Total volume Premium

X2 = Total volume Excess Naphtha

X11 = Jumlah stream Reformate I untuk Premium

X12 = Jumlah stream Reformate II untuk Premium

X13 = Jumlah stream Light Naphtha untuk Premium

X21 = Sisa stream Reformate I

X22 = Sisa stream Reformate II

X23 = Sisa stream Light Naphtha

2. Menentukan fungsi tujuan, yaitu maksimasi pendapatan.

Maks Z = a X1 + b X2

dengan

Z = Pendapatan (Ribu USD)

a = Harga jual Premium (Ribu USD/MB) = 56,75

Page 32: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

62

X1 = Total volume Premium (MB)

b = Harga jual Excess Naphtha (Ribu USD/MB) = 45,92

X2 = Total volume Excess Naphtha (MB)

Pemeriksaan satuan:

Ribu USD = Ribu USD + Ribu USD

Ribu USD = Ribu USD (Valid)

3. Menentukan variabel yang dapat dirubah, yaitu jumlah stream Reformate I (X11),

jumlah stream Reformate II (X12), dan jumlah stream Light Naphtha (X13).

4. Menentukan constraint.

Subject to constraint:

a. Total volume Premium

X1 = X11 + X12 + X13

dengan

X1 = Total volume Premium (MB)

X11 = Jumlah stream Reformate I untuk Premium (MB)

X12 = Jumlah stream Reformate II untuk Premium (MB)

X13 = Jumlah stream Light Naphtha untuk Premium (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB = MB + MB + MB

MB = MB (Valid)

b. Total volume Excess Naphtha

X2 = X21 + X22 + X23

dengan

X2 = Total volume Excess Naphtha (MB)

X21 = Sisa stream Reformate I (MB)

X22 = Sisa stream Reformate II (MB)

X23 = Sisa stream Light Naphtha (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB = MB + MB + MB

MB = MB (Valid)

c. Total volume maksimum dari Excess Naptha

X2 ≤ 47,51 MB

Page 33: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

63

dengan

X2 = Total volume Excess Naphtha (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB ≤ MB (Valid)

d. Volume Reformate I yang tersedia

X11 + X21 ≤ 10,68 MB

dengan

X11 = Jumlah stream Reformate I untuk Premium (MB)

X21 = Sisa stream Reformate I (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB + MB ≤ MB

MB ≤ MB (Valid)

e. Volume Reformate II yang tersedia

X12 + X22 ≤ 19,44 MB

dengan

X12 = Jumlah stream Reformate II untuk Premium (MB)

X22 = Sisa stream Reformate II (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB + MB ≤ MB

MB ≤ MB (Valid)

f. Volume Light Naphtha yang tersedia

X13 + X23 ≤ 12,72 MB

dengan

X13 = Jumlah stream Light Naphtha untuk Premium (MB)

X23 = Sisa stream Light Naphtha (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB + MB = MB

MB = MB (Valid)

g. Perhitungan bilangan oktan

(

) (

) (

)

78X11 + 96X12 + 70X13 = 88X1

dengan

Page 34: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

64

X11 = Jumlah stream Reformate I untuk Premium (MB)

X12 = Jumlah stream Reformate II untuk Premium (MB)

X13 = Jumlah stream Light Naphtha untuk Premium (MB)

X1 = Total volume Premium (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB + MB + MB = MB

MB = MB (Valid)

h. Kapasitas tangki untuk proses blending

X1 ≤ 200 MB

dengan

X1 = Total volume Premium (MB)

Pemeriksaan satuan:

MB = MB (Valid)

5. Mengolah formulasi dengan software LINGO.

Gambar 4.20 Tampilan model program linear alternatif 4 pada LINGO

6. Setelah klik solve pada LINGO, maka akan keluar output seperti pada gambar 4.21.

Gambar 4.21 Output alternatif 3 pada LINGO

Page 35: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

65

7. Setelah mendapatkan hasil pemrograman linear dari software LINGO, dilakukan

verifikasi dan validasi model untuk mengetahui apakah model tersebut sudah dapat

memenuhi tujuan yang diinginkan, dimana tujuan yang diinginkan adalah bilangan

oktan Premium sebesar 88.

ON = ON1 V1 + ON2 V2 + ON3 V3

(

) (

) (

)

ON = 88 (Valid)

4.4 Analisis dan Pembahasan

Setelah membuat template perhitungan keuntungan dan model program linear dari

masing-masing alternatif, maka selanjutnya akan dilakukan analisis dan pembahasan

terkait hasil blending dari masing-masing alternatif, keuntungan yang diperoleh dari

masing-masing alternatif, dan analisis sensitivitas.

4.4.1 Analisis Hasil Optimasi Proses Blending

Setelah pemrograman linear dijalankan pada setiap alternatif yang ada, didapatkan

hasil berupa komposisi dari masing-masing komponen yang dibutuhkan, total output

Premium, Excess Naphtha, dan Light Top yang dihasilkan dan pendapatan yang diperoleh

dari penerapan alternatif. Hasil dari pemrograman linear untuk masing-masing alternatif

dengan menggunakan software LINGO dapat dilihat pada tabel 4.18.

Tabel 4.18

Hasil Pemrograman Linear Tiap Alternatif

Alternatif

Volume Komponen Total

Volume

Premium

(MB)

Total Volume

Excess

Naphtha

(MB)

Total

Volume

Light Top

(MB)

Pendapatan

(Ribu

USD/hari) 1

(MB)

2

(MB)

3

(MB)

Reformate I +

Naphtha RFCC

+ Light Top

10,68 35,774 3,133 49,58 - 2,46 2937,71

Reformate I +

Naphtha RFCC

+ Light Naphtha

10,68 35,774 4,003 50,45 8,71 - 3263,72

Reformate I +

Reformate II +

Light Top

10,68 19,44 2,118 32,23 - 3,479 2004,065

Reformate I +

Reformate II +

Light Naphtha

10,68 19,44 2,706 32,82 10,01 - 2322,72

Dari tabel 4.18 dapat dilihat bahwa alternatif 1 menghasilkan Premium dengan jumlah

sebesar 49,58 MB dan Light Top sebesar 2,46 MB serta pendapatan sebesar 2937,71 Ribu

Page 36: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

66

USD dengan komposisi Reformate I sebesar 10,68 MB, Naphtha RFCC sebesar 35,774

MB, dan Light Top sebesar 3,133 MB. Alternatif 2 menghasilkan Premium dengan jumlah

sebesar 50,45 MB dan Excess Naphtha sebesar 8,71 MB serta pendapatan sebesar 3263,72

Ribu USD dengan komposisi Reformate I sebesar 10,68 MB, Naphtha RFCC sebesar

35,774 MB, dan Light Naphtha sebesar 4,003 MB. Alternatif 3 menghasilkan Premium

dengan jumlah sebesar 32,23 MB dan Light Top sebesar 3,479 MB serta pendapatan

sebesar 2004,065 Ribu USD dengan komposisi Reformate I sebesar 10,68 MB, Reformate

II sebesar 19,44 MB, dan Light Top sebesar 2,118 MB. Alternatif 4 menghasilkan

Premium dengan jumlah sebesar 32,82 MB dan Excess Naphtha sebesar 10,01 MB serta

pendapatan sebesar 2322,72 Ribu USD dengan komposisi Reformate I sebesar 10,68 MB,

Reformate II sebesar 19,44 MB, dan Light Naphtha sebesar 2,706 MB. Dari hasil

pemrograman linear terhadap keempat alternatif yang ada, alternatif yang menghasilkan

pendapatan paling besar adalah alternatif 2. Perencanaan proses blending ini dilakukan

dalam periode 1 hari.

4.4.2 Analisis Keuntungan Kilang I

Analisis keuntungan dilakukan terhadap kilang I karena proses produksi bahan baku

untuk membuat produk Premium dilakukan di kilang I dan untuk menghitung biaya yang

dibutuhkan dalam proses blending tidak dapat dipisah dari biaya yang dibutuhkan untuk

operasional dari kilang I. Dari setiap alternatif yang telah diselesaikan dengan model

program linear, pendapatan yang didapatkan dan biaya yang dikeluarkan tentunya berbeda-

beda. Oleh karena itu, keuntungan yang akan didapatkan dari pemilihan setiap alternatif

pun akan berbeda.

Untuk menentukan alternatif yang paling menguntungkan, perlu dilakukan

perbandingan dari kondisi awal dengan setiap alternatif yang ada. Pendapatan kondisi awal

diperoleh dari pembuatan template perhitungan keuntungan yang disajikan pada tabel 4.16

dan pendapatan setiap alternatif diperoleh dari hasil pemrograman linear yang disajikan

pada tabel 4.18 dikalikan dengan hari kerjanya (30 hari). Perbandingan keuntungan awal

dengan setiap alternatif yang ada akan disajikan pada tabel 4.19.

Tabel 4.19

Perbandingan Keuntungan Kondisi Awal dan Tiap Alternatif Per Bulan Nama Produk Kondisi Awal Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4

Pendapatan (Ribu USD)

FUEL GAS 4.632,1 4.632,1 4.632,1 4.632,1 4.632,1

LPG 1.632,1 1.632,1 1.632,1 1.632,1 1.632,1

LIGHT TOP 8.423,9 3.706,824 - 5.231,688 -

REFORMATE 17.267,4 - - - -

Page 37: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

67

Nama Produk Kondisi Awal Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4

PREMIUM - 84.421,3 85.902,475 54.882,925 55.887,4

EXCESS NAPHTHA - - 12.003,488 - 13.794,368

AVTUR 18.269,1 18.269,1 18.269,1 18.269,1 18.269,1

SOLAR 32.058,0 32.058,0 32.058,0 32.058,0 32.058,0

SLOP 835,8 835,8 835,8 835,8 835,8

HSDC 3.687,6 3.687,6 3.687,6 3.687,6 3.687,6

HVI 60 3.250,1 3.250,1 3.250,1 3.250,1 3.250,1

SLACK WAX 60 614,8 614,8 614,8 614,8 614,8

MINAREX A 2.063,1 2.063,1 2.063,1 2.063,1 2.063,1

HVI 95 3.436,5 3.436,5 3.436,5 3.436,5 3.436,5

HVI 160S 5.057,5 5.057,5 5.057,5 5.057,5 5.057,5

SLACK WAX 95 956,5 956,5 956,5 956,5 956,5

HVI 650 7.748,7 7.748,7 7.748,7 7.748,7 7.748,7

SLACK WAX 650 591,9 591,9 591,9 591,9 591,9

MINAREX I 163,4 163,4 163,4 163,4 163,4

MINAREX H 133,3 133,3 133,3 133,3 133,3

ASPHALT 6.479,1 6.479,1 6.479,1 6.479,1 6.479,1

IFO 18.498,1 18.498,1 18.498,1 18.498,1 18.498,1

TANKI 7.751,8 7.751,8 7.751,8 7.751,8 7.751,8

TOTAL PENDAPATAN 143.550,7 205.987,62 215.765,46 177.974,11 187.541,27

Biaya (Ribu USD)

CRUDE OIL 119.459,4 119.459,4 119.459,4 119.459,4 119.459,4

NAPHTHA RFCC - 54.691,2912 54.691,2912 - -

LIGHT NAPHTHA - - 15.317,424 - 15.317,424

REFORMATE II - - - 29719,872 29719,872

TOTAL BIAYA 119.459,4 174.150,6912 189.468,1152 149.179,272 164.496,696

KEUNTUNGAN 24.091,27 31.836,93 26.297,35 28.794,84 23.044,57

Dari tabel 4.19 dapat dilihat bahwa keuntungan pada kondisi awal sebelum optimasi

dijalankan adalah sebesar 24091,27 Ribu USD. Alternatif 1 memiliki keuntungan sebesar

31836,93 Ribu USD, alternatif 2 memiliki keuntungan sebesar 26297,35 Ribu USD,

alternatif 3 memiliki keuntungan sebesar 28794,84 Ribu USD dan alternatif 4 memiliki

keuntungan sebesar 23044,57 Ribu USD. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa

alternatif 1 menghasilkan keuntungan terbesar yaitu 31836,93 Ribu USD dan alternatif 4

menghasilkan keuntungan terkecil yaitu 23044,57 Ribu USD.

Pada analisis hasil optimasi proses blending yang dilakukan sebelumnya, didapatkan

hasil bahwa pendapatan maksimum diperoleh oleh alternatif 2. Namun setelah pendapatan

setiap alternatif dan biaya yang dikeluarkan dibandingkan, alternatif yang paling

menguntungkan adalah alternatif 1. Hal ini terjadi karena untuk menerapkan alternatif 2,

biaya yang harus dikeluarkan sangat tinggi, sehingga walaupun pendapatan yang diperoleh

alternatif 2 paling besar, keuntungan yang diperoleh lebih sedikit dari alternatif 1 yang

hanya membutuhkan biaya lebih sedikit. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

alternatif yang sebaiknya diterapkan adalah alternatif 1, karena alternatif 1 menghasilkan

keuntungan paling besar yaitu 31836,93 Ribu USD dimana hasil ini meningkatkan

keuntungan dari kondisi awal sebesar 7745,66 Ribu USD atau sebesar 32,15%.

Page 38: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

68

4.4.3 Skema Penerapan Alternatif 1

Setelah menganalisis hasil linear programming dan hasil keuntungan setiap alternatif,

diketahui bahwa alternatif 1 memiliki keuntungan yang paling besar dibandingkan dengan

alternatif lainnya, sehingga alternatif 1 yang sebaiknya diterapkan pada proses blending

produk Premium. Untuk menjalankan alternatif 1, dibutuhkan komponen Reformate I,

Light Top, dan Naphtha RFCC. Reformate I dapat diambil dari tangki 71T-21 yang

berkapasitas 120 MB, Light Top diambil dari tangki 31T-7 yang berkapasitas 100 MB, dan

Naphtha RFCC diambil dari tangki 32T-105 yang berkapasitas 110 MB. Untuk alternatif 1,

jumlah Reformate I yang dibutuhkan adalah sebesar 10.68 MB, Light Top sebesar 3,133

MB, dan Naphtha RFCC sebesar 35.774 MB. Komponen-komponen ini ditransfer ke

tangki 36T-101 yang berkapasitas 200 MB melalui pipa untuk dilakukan pencampuran.

Hasil dari pencampuran ini adalah Premium sebanyak 49.58 MB yang ditransfer ke tangki

36T-105 (tangki Premium) berkapasitas 200 MB dan sisa Light Top sebesar 2.46 MB

ditransfer kembali ke tangki 31T-7 (tangki Light Top) berkapasitas 100 MB. Untuk

gambaran skema penerapan alternatif 1 dapat dilihat pada gambar 4.22.

Tangki 71T-21Reformate I

120 MB

Tangki 31T-7Light Top100 MB

Tangki 32T-105Naphtha RFCC

110 MB

P-1

P-2

P-3

Tangki 36T-101Blending Premium

200 MB

P-4P-5

Tangki 36T-105Premium200 MB

Tangki 31T-7Light Top100 MB

Reformate I10.68 MB

Light Top3.133 MB

Naphtha RFCC35.774 MB

Premium49.58 MB

Light Top2.46 MB

Gambar 4.22 Skema penerapan alternatif 1

Page 39: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

69

4.4.4 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan pada hasil optimisasi suatu

kasus untuk mengetahui apakah perubahan parameter berdampak pada perubahan kinerja

sistem beserta keuntungannya, sehingga nantinya dampak dari perubahan parameter

tersebut dapat diketahui dan diantisipasi terlebih dahulu. Analisis sensitivitas dapat

dilakukan dengan melihat hasil reduced cost pada variabel keputusan, dimana hasil

reduced cost menyatakan seberapa besar kenaikan laba per unit yang dibutuhkan (untuk

fungsi maksimasi) atau penurunan biaya per unit yang dibutuhkan (untuk fungsi minimasi)

agar variabel keputusan yang bernilai nol pada hasil optimum menjadi bernilai positif.

Perubahan parameter untuk analisis sensitivitas dengan hasil reduced cost dapat dilakukan

dengan menambahkan nilai original value dari koefisien variabel keputusan dengan nilai

reduce cost nya. Pada alternatif 1, nilai reduced cost setiap variabel keputusan ditampilkan

pada gambar 4.23.

Gambar 4.23 Output solusi optimum alternatif 1 pada LINGO

Dari gambar 4.23 dapat dilihat variabel keputusan yang memiliki nilai reduced cost

adalah X2, sehingga parameter yang akan diubah nilainya adalah nilai X2. Untuk merubah

nilai X2, maka koefisien variabel keputusan tersebut harus dijumlahkan dengan nilai

reduced cost nya. Oleh karena itu, formulasi yang baru akan menjadi:

Maksimasi Z = 56,75 X1 + (45,92 + 7,96) X2 + 50,16 X3

Subject to constraints:

X1 = X11 + X12 + X13

X2 = X21 + X22

X3 + X13 ≤ 5,598 MB

X2 ≤ 47,51 MB

X11 + X21 ≤ 10,68 MB

X12 + X22 ≤ 35,774 MB

(

) (

) (

)

Setelah formulasi baru ini dimasukkan kedalam LINGO, maka akan muncul hasil

seperti pada gambar 4.24.

Page 40: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/1659/5/BAB IV.pdf · 2020. 9. 1. · efisien, dan berwawasan lingkungan untuk memperoleh profit yang tinggi”. Hal tersebut mencerminkan

70

Gambar 4.24 Hasil analisis sensitivitas alternatif 1

Dari gambar 4.24 dapat dilihat bahwa tidak ada perubahan yang berarti dari setiap

variabel keputusannya dan fungsi tujuan (pendapatan) yang diperoleh juga tidak

mengalami perubahan sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan koefisien yang

merupakan harga jual dari variabel X2 (Excess Naphtha) tidak berpengaruh signifikan pada

hasil yang diperoleh dan tidak dapat membuat variabel keputusan bernilai positif. Hal ini

berarti perubahan parameter X2 tidak berpengaruh pada kinerja sistem dan keuntungan

yang dihasilkan.