BAB ISI CLMHN Kel. 6

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKontribusi keperawatan kesehatan jiwa pada pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia dibagi di tiga tatanan pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit jiwa, rumah sakit umum dan masyarakat. Pelayanan keperawatan jiwa pada ketiga tatanan ini bersifat kontinum, holistik, komprehensif dan paripurna. Dalam rangka berkontribudi dalam ketiga tatanan pelayanan kesehatan jiwa makadikembangkan pelayanan keperawatan jiwa yang professional yaitu Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa di rumah sakit jiwa, Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat (Community Mental Helath Nursing) di masyarakat dan Keperawatan Konsultasi Kesehatan Jiwa (Consultation Liaison Mental Health Nursing) di rumah sakit umum bagi klien gangguan fisik.Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa (MPKP Jiwa) telah dikembangkan sejak tahun 2000 di rumah sakit Marzoeki Mahdi dan telah tersebar hampir diseluruh rumah sakit jiwa dan beberapa unit psikiatri rumah sakit umum. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui manfaat MPKP pada pelayanan dan asuhan keperawatan kesehatan jiwa di rumah sakit jiwa.Community Mental Health Nursing(CMHN) dikembangan untuk memberikan pelayanan keperawatan jiwa bagi masyarakat yang mengalami gangguan jiwa, risiko gangguan jiwa dan yang sehat jiwa. Secara lengkap dilaksanakan dengan lebih baik setelah terjadi gempa dan tsunami di Aceh pada tahun 2004, dan telah dilaksanakan hampir diseluruh puskesmas di Aceh. Replikasi telah dilakukan dihampir 20 propinsi lain di tanah air. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui manfaatnya bagi kesehatan jiwa masyarakat sehingga pelayanan keperawatan berbasis bukti dapat dilaksanakan dengan target yang gangguan dapat mandiri dan produktif, yang risiko tercegah dari gangguan jiwa dan yang sehat mendapatkan upaya promosi kesehatan jiwa.Consultation liaison mental health nursing(CLMHN) dikembangkan untuk memberi pelayanan psikososial bagi klien gangguan fisik yang dirawat di rumah sakit jiwa. Pemberian pelayanan berdasarkan kebutuhan holistik, kontinum dan keselamatan dan keamanan yang terjaga dengan baik. Pelatihan bagi seluruh karyawan agarcaringdan prima dengan menggunakan komunikasi terapeutik dan khusus untuk perawat ditambahkan dengan asukhan keperawatan psikososial pada diagnosis keperawatan yang berkaitan dengan ansietas dan depresi. Beberapa rumah sakit umum telah melaksanakannya dengan bervariasi, dan telah dilakukan beberapa penelitian untuk mengetahui manfaatnya1.2 Rumusan MasalahDalam makalah ini dirumuskan mengenai konsep CLMHN (Consultant Liasison Mental Health Nursing).1.3 Tujuan PenulisanTulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep CLMHN (Consultant Liasison Mental Health Nursing).BAB IIPEMBAHASAN2.1 KONSEP CLMHNPada tahun 70-an, pelayanan keperawatan kesehatan jiwa meluas dari yang tadinya psychiatric and mental health nursing ditambah dengan psychosocial nursing, dengan menerapkan asuhan keperawatan psikososial pada klien sakit fisik di rumah sakit umum. Di Indonesia pada era tersebut ada banyak rumah sakit umum yang mempunyai unit pelayanan psikiatri, namun belum tampak pelayanan psikososial bagi klien sakit fisik. Pelayanan Consultation Liaison Mental Health Nursing (CLMHN) belum berkembang dengan baik dan memerlukan upaya agar klien sakit fisik mendapatkan pelayanan yang holistik khususnya perawatan psikososial. Keperawatan Kesehatan Jiwa (psychiatric mental health nursing) merupakan area praktik keperawatan yang khusus yang berkomitmen meningkatkan kesehatan jiwa melalui asesmen, diagnosis dan treatment terhadap respons manusia terhadap masalah kesehatan jiwa dan gangguan jiwa (Stuart, 2009). Asuhan keperawatan kesehatan jiwa diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat pada keadaan sehat, risiko dan gangguan jiwa dengan melakukan promosi kesehatan jiwa, pencegahan dan treatment sepanjang daur kehidupan. (APNA, 2013). Domain keperawatan kesehatan jiwa kontemporer terdiri dari asuhan keperawatan (direct care) kepada klien dalam konteks keluarga, komunikasi (communication) yang terapeutik dalam memberikan asuhan, manajemen (management) pelayanan keperawatan secara terus menerus dan berfokus pada klien, pengajaran (teaching) kepada klien, keluarga, kelompok masyarakat yang peduli dan masyarakat secara keseluruhan sehingga lingkungan menjadi kondusif, koordinasi (coordinating) secara lintas sektor sehingga seluruhnya tertata dengan baik, delegasi (delegating) untuk mencapai pelayanan yang berkesinambungan dan kolaborasi (collaborating) antara semua tim kesehatan yang memberikan pelayanan (Stuart, 2009). Untuk mewujudkannya semua domain itu, maka perlu program yang sistematis dan berkesinambungan. Di Indonesia, semua pendidikan perawat mempunyai kurikulum untuk memberikan asuhan dan pelayanan keperawatan jiwa di rumah sakit jiwa, pelayanan keperawatan jiwa di masyarakat dan pelayanan aspek psikososial pada klien sakit fisik di rumah sakit umum dan masyarakat.Pelayanan keperawatan jiwa di masyarakat yang dikenal dengan Community Mental Helath Nursing (CMHN) telah dimulai melalui praktik mahasiswa sejak 1985, dan dikembangkan lebih lengkap bersama tim keperawatan (perawat rumah sakit jiwa dan dosen keperawatan jiwa di JABODETABEK) pada tahun 2005 dan dilakukan ujicobadi Aceh dengan bantuan WHO, ADB, CBM, USAID bekerjasama dengan dinas kesehatan propinsi, dinas kesehatan kabupaten/ kota, puskesmas dan masyarakat. Pelayanan keperawatan kesehatan jiwa bagi klien sakit fisik telah dimulai melalui praktik mahasiswa keperawatan sejak 1985, kemudian mulai dikembangkan melalui pelatihan CLMHN pada beberapa rumah sakit umum sejak 2005. Semuanya ini dapat dilaksanakan sejalan dengan dibukanya pendidikan perawat spesialis jiwa pada tahun 2005 di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dan sampai saat ini telah meluluskan sebanyak 70 orang, dengan kemampuan melakukan manajemen dan asuhan keperawatan di rumah sakit jiwa (MPKP), rumah sakit umum (CLMHN) dan masyarakat (MPKP) dengan melakukan tindakan keperawatan jiwa spesialis.Psychiatric and mental liaison nurseadalah perawat yang memberikan konsultasi kesehatan jiwa pada klien sakit fisik dengan melakukan asesmen dan tindakan baik kepada klien maupun kepada keluarga (Frisch & Frisch , 2006). Seyogyanya seluruh perawat memberikan asuhan keperawatan secara holistik artinya bukan hanya kepada diagnosis fisik saja tetapi juga diagnosis psikososial atau masalah kesehatan jiwa klien. Asuhan keperawatan difokuskan kepada masalah biologis, pikiran, emosi, psikologis, spiritual, sosial dan lingkungan klien. Asuhan keperawatan yang diberikan dengan pendekatanconsultation liaison mental health nursingberfokus pada diagnosis keperawatan yang berkaitan dengan diagnosis medis (anxietas dan depresi) yaitu ansietas, gangguan citra tubuh, harga diri rendah situasional, keputusasaan dan ketidakberdayaan (Keliat, B. A., Daulima & Farida, 2007d). Standar asuhan keperawatan generalis dan terapi modalitas keperawatan jiwa telah dikembangkan untuk menyelesaikan diagnosis keperawatan yang sering ditemukan pada klien sakit fisik yang dirawat di rumah sakit umum.Perawat merupakan tenaga kesehatan yang terbanyak, terlama dan yang pertamamelakukankontak dengan klien sehingga mempunyai kesempatan memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dialami klien. Jika seluruh interaksi perawat dengan klien memberi kesan positif maka tenaga perawat dapat berkontribusi dengan baik dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit umum. Pendekatan CLMHN merupakan salah satu pilihan untuk mewujudkannya.Pelatihan CLMHN direncanakan untuk seluruh karyawan rumah sakit umum dan untuk perawat rumah sakit umum. Kemampuan yang direncanakan bagi seluruh karyawan (termasuk perawat) adalah sikapcaring, pelayanan prima dan komunikasi yang efektif dan terapeutik sedangkan untuk perawat ditambah pelatihan asuhan keperawatan psikososial. Pelatihan ini telah dilaksanakan diberbagai rumah sakit umum di Indonesia namun belum merupakan program wajib bagi rumah sakit umum. Untuk pelatihan bagi karyawan telah dilakukan dibeberapa rumah sakit umum yaitu rumah sakit Siloam Karawaci (30 orang), rumah sakit Cikini Jakarta (400 orang), rumah sakit Immanuel Bandung (440 orang), rumah sakit Sudarso Pontianak (90 orang), rumah sakit RSCM Jakarta (120 orang), rumah sakit Duri Riau (22 orang), rumah sakit Panti Waluyo (40 orang), rumah sakit UKI Jakarta (90 orang), rumah sakit Duren Sawit (40 orang), rumah sakit MRCCC Jakarta (40 orang) dan rumah sakit Dr Iskak Tulung Agung (320 orang dan direncanakan untuk 1000 karyawan).

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanPsychiatric and mental liaison nurseadalah perawat yang memberikan konsultasi kesehatan jiwa pada klien sakit fisik dengan melakukan asesmen dan tindakan baik kepada klien maupun kepada keluarga (Frisch & Frisch , 2006). Seyogyanya seluruh perawat memberikan asuhan keperawatan secara holistik artinya bukan hanya kepada diagnosis fisik saja tetapi juga diagnosis psikososial atau masalah kesehatan jiwa klien. Asuhan keperawatan difokuskan kepada masalah biologis, pikiran, emosi, psikologis, spiritual, sosial dan lingkungan klien. Asuhan keperawatan yang diberikan dengan pendekatanconsultation liaison mental health nursingberfokus pada diagnosis keperawatan yang berkaitan dengan diagnosis medis (anxietas dan depresi) yaitu ansietas, gangguan citra tubuh, harga diri rendah situasional, keputusasaan dan ketidakberdayaan (Keliat, B. A., Daulima & Farida, 2007).3.2 SaranDari makalah ini, penyusun menyarankan kepada pembaca sebagai calon perawat yang profesional agar mengenal jelas konsep CLMHN, terutama kepada mahasiswa yang nantinya akan mendalami bagian keperawatan jiwa.

Daftar Pustaka

Keliat, B.A , 2012. Kontribusi Keperawatan Kesehatan Jiwa. Diakses pada tanggal 24 April 2014 dari www.budiannakeliat.com

8