Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    1/46

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Dalam suatu proses produksi, setiap tenaga kerja selain menanggung

    beban kerja fisik dan mental juga berhadapan dengan berbagai potensi bahaya

    (potensial hazard) di tempat kerja. Berbagai potensi bahaya tersebut sering

    disebut sebagai faktor bahaya lingkungan kerja fisika, kimia, biologis,

    fisiologis/ergonomi dan psikologis yang bersumber dari berbagai peralatan,

    bahan, proses kerja dan kondisi lingkungan kerja. Beban kerja semakin berat

    apabila tenaga kerja juga dituntut untuk bekerja dengan ritme pekerjaan yang

    lebih cepat dan target produksi yang lebih tinggi. Sedangkan berat ringannya

    dampak potensi bahaya tergantung dari jenis, besar potensi bahaya dan

    tingkat risikonya.

    Dampak yang dapat ditimbulkan akibat adanya beban kerja dan

    potensi bahaya yang dihadapi tenaga kerja antara lain berupa kecelakaan

    kerja, penyakit akibat kerja dan gangguan kesehatan lainnya seperti kelelahan

    dan ketidaknyamanan. Selain itu, tenaga kerja juga dapat menderita penyakit

    dan gangguan kesehatan yang didapat dari lingkungan di luar tempat kerja

    sehingga dapat diperberat atau memperberat penyakit atau gangguan

    kesehatan akibat kerja. pabila kondisi tersebut tidak diantisipasi maka

    kesehatan tenaga kerja sangat terganggu sehingga produktifitas kerja akan

    menurun.

    !enurut World Health Report tahun "##" bahaya lingkungan kerja

    $

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    2/46

    merupakan faktor utama timbulnya penyakit akibat kerja (% &) dan

    merupakan urutan kesepuluh sebagai penyebab kesakitan dan kematian.

    Sedangkan menurut laporan ' ("##*) setiap tahun ditemukan " (dua) juta

    orang meninggal, $+# juta kasus % &/% &, "-# juta kasus & &. Dari "-

    negara yang dipantau oleh ' ("##$), data kematian, kesakitan dan

    kecelakaan kerja di 'ndonesia berada pada posisi ke "+.

    ntuk mengantisipasi keadaan tersebut di atas dan meminimalkan

    dampak yang terjadi apabila tenaga kerja mengalami kecelakaan, penyakit

    akibat kerja dan gangguan kesehatan lainnya, maka setiap perusahaan

    di ajibkan memberikan pelayanan kesehatan kerja kepada semua tenaga

    kerjanya sebagaimana diamanatkan dalam %eraturan !enteri 0enaga &erja

    1omor %er. #*/!en/$23" tentang %elayanan &esehatan &erja. al ini dapat

    di ujudkan dengan cara promotif, pre4entif, kuratif, dan rehabilitatif.

    Salah satu upaya pre4entif yaitu dengan mencegah terjadinya potensi

    bahaya yaitu dengan menganalisa, memantau atau menge4aluasi lingkungan

    kerja baik lingkungan kerja maupun lingkungan luar tempat kerja sehingga

    meminimalkan terjadinya bahaya terhadap kerja. &egiatannya adalah

    melakukan pengukuran setiap akses produksi agar mengetahui bahaya5bahaya

    (polutan), faktor5faktor kimia, fisika maupun biologi yang timbul baik secara

    kualitatif maupun kuantitatif, serta berusaha melakukan perbaikan dan

    pencegahan, serta cara kerja higinie perusahaan.

    leh karena itu, untuk mengetahui bagaimana cara pemantauan dan

    e4aluasi lingkungan kerja, bahaya risiko yang ditimbulkannya, serta cara

    mengendalikannya, akan dibahas lebih dalam pada makalah ini.

    "

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    3/46

    1.2. Tujuan dan Manfaat

    1.2.1. Tujuan Umum

    o !elakukan pemantauan dan e4aluasi lingkungan kerja di %0 S0

    'ndonesia.

    1.2.2. Tujuan Khu u

    o !elakukan identifikasi risiko bahaya di %0 S0 'ndonesia.

    o !elakukan penilaian bahaya lingkungan kerja di %0 S0 'ndonesia.

    o !engetahui cara pengendalian bahaya lingkungan kerja di %0 S0

    'ndonesia.

    1.2.!. Manfaat

    o Bagi penulis

    Dapat melakukan identifikasi risiko bahaya, penilaian bahaya,

    serta cara pengendalian bahaya lingkungan kerja di %0 S0

    'ndonesia sebagai salah satu kegiatan pelatihan hiperkes bagi

    dokter.

    o Bagi perusahaan

    !endapatkan pertimbangan dari peserta kegiatan pelatihan

    hiperkes bagi dokter mengenai identifikasi risiko bahaya,

    penilaian bahaya, serta cara pengendalian bahaya lingkungan

    kerja di %0 S0 'ndonesia.

    o Bagi dinas terkait

    Sebagai bahan e4aluasi kegiatan pelatihan hiperkes bagi dokter

    mengenai identifikasi risiko bahaya, penilaian bahaya, serta

    cara pengendalian bahaya lingkungan kerja di %0 S0

    *

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    4/46

    'ndonesia.

    1.!. "umu an Ma alah

    o Bagaimana cara melakukan pemantauan dan e4aluasi lingkungan

    kerja di %0 S0 'ndonesia6

    o Bagaimanakah cara pengendalian terhadap lingkugan kerja di %0

    S0 'ndonesia6

    BAB II

    7

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    5/46

    TIN#AUAN PU$TAKA

    2.1 L%ngkungan dan H%g%ene Tem&at Kerja

    0ujuan utama higinie perusahaan adalah melindungi pekerja dan

    masyarakat sekitar perusahaan dari pengaruh bahaya yang timbul.

    &egiatannya adalah melakukan pengukuran setiap akses produksi agar

    mengetahui bahaya5bahaya (polutan) yang timbul baik secara kualitatif

    maupun kuantitatif, serta berusaha melakukan perbaikan dan pencegahan, cara

    kerja higinie perusahaan adalah masalah teknik.

    %ertama5tama yang harus diketahui tentang keberadaan dan peran

    higinie perusahaan adalah mengenal keberadaan perusahaan dan macam

    produksinya, kemudian bahan baku apa yang diolahnya, bagaimana pula

    proses kerja dari unit kerjanya, bahan5bahan penolong macam apa yang

    digunakan, berikutnya macam limbah yang dihasilkan apakah limbah padat,

    cair dan bau.

    &hususnya pemeriksaan terhadap tenaga kerja, secara rutin dilakukan

    pemeriksaan kesehatan, monitoring daya kerja, menerima keluhan dari pekerja

    apa yang dirasakan selama bekerja.

    2.1.1. Anal% % L%ngkungan Tem&at Kerja

    &oreksi tempat kerja bagian penting dari peran iperkes agar

    diketahui kadar faktor penyebab penyakit hubungan terutama gangguan fisik.

    &oreksi ini harus dinyatakan oleh seberapa prediksi oleh karya an yang

    terpapar dan kemudian dibuktikan dengan pengukuran di tempat kerja.

    0erutama proses produksi yang menggunakan bahan kimia (chemical

    8

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    6/46

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    7/46

    gas ; , mesin fotokopi, asap rokok, bahan pembunuh serangga. &etiga,

    pencemaran oleh mikroorganisme akibat ketidaksengajaan bahan5bahan yang

    terba a kedalam gedung seperti jamur, 4irus dan bakteri, fiber glass, karpet.

    &eempat pencemaran oleh kotoran binatang pengerat dan serangga.

    al5hal yang disebutkan di atas harus dija ab oleh komitmen dan

    kebijakan prinsip dasar S!&* yaitu setiap perusahaan ajib menerapkan

    sistem manajemen tentang &* yang terintegrasi dengan manajemen makro

    perusahaan.

    !eningkatnya perkembangan industri, semakin kuat pula

    meningkatnya pencemaran di tempat kerja yaitu adanya limbah industri yang

    keluar dari proses produksi. saha mencegah pencemaran di tempat kerja

    melalui treatment yang disediakan. Salah satu dampak negatif yaitu

    pencemaran baik pencemaran zat cair, zat padat, bau dan gas. imbah industri

    seperti larutan kimia, pe arna bisa merusak kulit, pencemaran udara seperti

    asap, debu gas sangat mengganggu pernafasan, pencemaran lainnya bertahan

    lama seperti plastik, serat mengganggu kesuburan tanah.

    saha pencegahan terus dilakukan mengingat limbah tersebut

    disamping merugikan tenaga kerja, juga mengganggu lingkungan sekitarnya.

    %encemaran zat cair didesain fasilitas pengelola air limbah industri

    ( aste ater treatment plant), selepas ini dimonitor terus sampai pada batas

    toleransi yang ditetapkan. %encemaran udara sangat mengganggu pernafasan,

    karena itu setiap industri harus mematuhi 1 B yang ditetapkan, pengujian

    emisi dilakukan setiap saat. Desain perlengkapan (safety treatment) dipasang

    pembersih debut (dust collector), dan dilepas ke udara bebas.

    -

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    8/46

    %encemaran tanah akibat limbah cair, sampah padat. %engolahan yang

    beraktifitas pengeboran minyak, pembuangan limbah harus dipetakan diluar

    area pertanian subur.

    %roses pembakaran harus di tempat yang disediakan jauh dari

    komunitas penduduk, dan pemusnahan racun dari endapan harus ditanam

    dalam area tertentu.

    %edoman tentang baku emisi yang dinyatakan dalam 1 B diharapkan

    industri harus mematuhi dengan penuh tanggung ja ab.

    'ndustri ber a asan produkti4itas ramah lingkungan (green

    producti4ity) merupakan program yang terpadu, peraturan mengenai

    lingkungan mendorong industri mengurangi emisi dengan memasang instalasi

    peralatan pengurangan polusi gas dan pengolahan air limbah.

    'ntegrasi pengendalian pencemaran meliputi berbagai basis seperti

    sumber produksi, proses produksi, peran informasi, pemulihan memantau

    kualitas lingkungan.

    =4aluasi masing5masing basis dilakukan menurut karakter masing5

    masing substansi, misalnya proses produksi bahan baku apa yang diolah,

    proses produksi apakah menggunakan bahan kimia serta limbah yang

    dihasilkan apakah membahayakan bagi karya an. Selanjutnya e4aluasi

    lingkungan dilakukan melalui pengukuran, statistik pengukuran menjadi

    andalan untuk dianalisis.

    'ndustri yang maju harus berorientasi pada occupational health and

    safety atau iperkes dan keselamatan kerja. iperkes lebih berorientasi pada

    upaya agar tenaga kerja sehat dan produksi, dan keselamatan kerja lebih

    3

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    9/46

    ditekankan pada aspek teknis dalam melaksanakan pekerjaan berpedoman

    pada undang5undang keselamatan kerja (undang5undang 1omor $ tahun

    $2-#), bah a setiap tenaga kerja dan tenaga lainnya berhak mendapat

    perlindungan atas keselamatannya dalam melaksanakan pekerjaan untuk

    melaksanakan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup, dan sumber produksi

    dipergunakan secara aman dan efisien serta melakukan upaya membina

    norma5norma perlindungan kerja yang di ujudkan dalam undang5undang

    disesuaikan perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi.

    2.2 P'ten % atau "% %k' Baha(a d% Tem&at Kerja

    Suatu bahaya kesehatan akan muncul bila seseorang kontak dengan

    sesuatu yang dapat menyebabkan gangguan/kerusakan bagi tubuh ketika

    terjadi pajanan (>e?posure@) yang berlebihan. Bahaya kesehatan dapat

    menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh pajanan suatu sumber bahaya di

    tempat kerja.

    %otensi bahaya kesehatan yang biasa di tempat kerja berasal dari

    lingkungan kerja antara lain faktor kimia, faktor fisik, faktor biologi, faktor

    ergonomis dan faktor psikologi.

    2.2.1.Baha(a )akt'r )% %k

    Aaktor fisik adalah faktor di dalam tempat kerja yang

    bersifat fisika antara lain kebisingan, penerangan, getaran, iklim

    kerja, gelombang mikro dan sinar ultra ungu. Aaktor5faktor ini

    mungkin bagian tertentu yang dihasilkan dari proses produksi atau

    produk samping yang tidak diinginkan.

    2

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    10/46

    1. Ke*% %ngan

    &ebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki

    yang bersumber dari alatalat proses produksi dan atau alat5alat kerja

    yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan

    pendengaran. Suara keras, berlebihan atau berkepanjangan dapat

    merusak jaringan saraf sensitif di telinga, menyebabkan kehilangan

    pendengaran sementara atau permanen. al ini sering diabaikan

    sebagai masalah kesehatan, tapi itu adalah salah satu bahaya fisik

    utama. Batasan pajanan terhadap kebisingan ditetapkan nilai ambang

    batas sebesar 38 dB selama 3 jam sehari.

    A&a (ang da&at d%lakukan untuk men+egah atau mengurang%

    *aha(a dar% ke*% %ngan,

    o 'dentifikasi sumber umum penyebab kebisingan, seperti mesin,

    system 4entilasi, dan alat5alat listrik. 0anyakan kepada pekerja

    apakah mereka memiliki masalah yang terkait dengan kebisingan.

    o !elakukan inspeksi tempat kerja untuk pajanan kebisingan. 'nspeksi

    mungkin harus dilakukan pada aktu yang berbeda untuk

    memastikan bah a semua sumbersumber kebisingan teridentifikasi.

    o 0erapkan rule of thumb sederhana jika sulit untuk melakukan

    percakapan, tingkat kebisingan mungkin melebih batas aman.

    o 0entukan sumber kebisingan berdasarkan tata letak dan identifikasi

    para pekerja yang mungkin terekspos kebisingan

    o 'dentifikasi kontrol kebisingan yang ada dan e4aluasi efekti4itas

    pengendaliannya

    $#

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    11/46

    o Setelah tingkat kebisingan ditentukan, alat pelindung diri seperti

    penutup telinga (earplug dan earmuff) harus disediakan dan dipakai

    oleh pekerja di lokasi yang mempunyai tingkat kebisingan tidak dapat

    dikurangi.

    o Dalam kebanyakan kasus, merotasi pekerjaan juga dapat membantu

    mengurangi tingkat paparan kebisingan.

    2. Penerangan

    %enerangan di setiap tempat kerja harus memenuhi syarat

    untuk melakukan pekerjaan. %enerangan yang sesuai sangat penting

    untuk peningkatan kualitas dan produkti4itas. Sebagai contoh,

    pekerjaan perakitan benda kecil membutuhkan tingkat penerangan

    lebih tinggi, misalnya mengemas kotak.

    Studi menunjukkan bah a perbaikan penerangan, hasilnya

    terlihat langsung dalam peningkatan produkti4itas dan pengurangan

    kesalahan. Bila penerangan kurang sesuai, para pekerja terpaksa

    membungkuk dan mencoba untuk memfokuskan penglihatan mereka,

    sehingga tidak nyaman dan dapat menyebabkan masalah pada

    punggung dan mata pada jangka panjang dan dapat memperlambat

    pekerjaan mereka.

    A&a (ang da&at d%lakukan untuk men+egah atau mengurang%

    &'ten %al kerug%an dar% &enerangan (ang *uruk,

    o %astikan setiap pekerja mendapatkan tingkat penerangan yang sesuai

    pada pekerjaannya sehingga mereka tidak bekerja dengan posisi

    membungkuk atau memicingkan mata,

    $$

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    12/46

    o ntuk meningkatkan 4isibilitas, mungkin perlu untuk mengubah

    posisi dan arah lampu.

    !. -etaran

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    13/46

    peralatan untuk memasang penyerap getaran atau peredam kejut.

    o Bila getaran disebabkan oleh mesin besar, pasang penutup lantai yang

    bersifat menyerap getaran di orkstation dan gunakan alas kaki dan

    sarung tangan yang menyerap kejutan , meskipun itu kurang efektif

    dibanding di atas.

    o

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    14/46

    o !enciptakan ketidaknyamanan bagi para pekerja.

    o !engurangi konsentrasi pekerja, akurasi dan perhatian mereka untuk

    praktek kerja yang aman.

    gar tubuh manusia berfungsi secara efisien, perlu untuk

    tetap berada dalam kisaran suhu normal. ntuk itu diperlukan iklim

    kerja yang sesuai bagi tenaga kerja saat melakukan pekerjaan. 'klim

    kerja merupakan hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan

    gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat panas dari tubuh

    tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya.

    'klim kerja berdasarkan suhu dan kelembaban ditetapkan

    dalam &epmenaker 1o 8$ tahun $222 diatur dengan memperhatikan

    perbandingan aktu kerja dan aktu istirahat setiap hari dan

    berdasarkan beban kerja yang dimiliki tenaga kerja saat bekerja

    (ringan, sedang dan berat).

    A&a (ang da&at d%lakukan untuk men+egah atau

    mem&er*a%k% k'ntr'l %kl%m kerja,

    o %astikan bah a posisi dinding dan pembagi ruangan tidak membatasi

    aliran udara.

    o Sediakan 4entilasi yang mengalirkan udara di tempat kerja, tanpa

    meniup langsung pada mereka yang bekerja dekat itu.

    o !engurangi beban kerja fisik mereka yang bekerja dalam kondisi

    panas dan memastikan mereka memiliki air dan istirahat yang cukup.

    /. "ad%a % T%dak Meng%'n

    :adiasi gelombang elektromagnetik yang berasal dari

    $7

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    15/46

    radiasi tidak mengion antara lain gelombang mikro dan sinar ultra

    ungu (ultra 4iolet).

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    16/46

    darah dan menyebabkan kerusakan pada sistem tubuh dan organ lainnya.

    Bahan kimia berbahaya dapat berbentuk padat, cairan, uap, gas, debu,

    asap atau kabut dan dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara utama

    antara lainC

    o 'nhalasi (menghirup)C Dengan bernapas melalui mulut atau hidung,

    zat beracun dapat masuk ke dalam paru5paru. Seorang de asa saat

    istirahat menghirup sekitar lima liter udara per menit yang

    mengandung debu, asap, gas atau uap. Beberapa zat, seperti

    fiber/serat, dapat langsung melukai paruparu. ainnya diserap ke

    dalam aliran darah dan mengalir ke bagian lain dari tubuh.

    o %encernaan (menelan)C Bahan kimia dapat memasuki tubuh jika

    makan makanan yang terkontaminasi, makan dengan tangan yang

    terkontaminasi atau makan di lingkungan yang terkontaminasi. Gat di

    udara juga dapat tertelan saat dihirup, karena bercampur dengan

    lendir dari mulut, hidung atau tenggorokan. Gat beracun mengikuti

    rute yang sama sebagai makanan bergerak melalui usus menuju perut.

    o %enyerapan ke dalam kulit atau kontak in4asifC Beberapa di antaranya

    adalah zat mele ati kulit dan masuk ke pembuluh darah, biasanya

    melalui tangan dan ajah. &adang5kadang, zat5zat juga masuk

    melalui luka dan lecet atau suntikan (misalnya kecelakaan medis).

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    17/46

    batas (1 B).

    1. Bahan k%m%a d% tem&at kerja

    Bahan5bahan kimia digunakan untuk berbagai keperluan di

    tempat kerja. Bahanbahan kimia tersebut dapat berupa suatu produk akhir

    atau bagian bentuk bahan baku yang digunakan untuk membuat suatu

    produk. 9uga dapat digunakan sebagai pelumas, untuk pembersih, bahan

    bakar untuk energi proses atau produk samping.

    Banyak bahan kimia yang digunakan di tempat kerja

    mempengaruhi kesehatan kita dengan cara5cara yang tidak diketahui.

    Dampak kesehatan dari beberapa bahan kimia bisa secara perlahan atau

    mungkin membutuhkan aktu bertahuntahun untuk berkembang.

    A&a (ang &erlu d%ketahu% untuk men+egah atau mengurang%

    *aha(a fakt'r k%m%a,

    o &emampuan bahan kimia untuk menghasilkan dampak kesehatan

    negatif (sifat beracun). Semua bahan kimia harus dianggap sebagai

    sumber potensi bahaya sampai dampak bahan kimia tersebut

    sepenuhnya diketahui.

    o Hujud bahan kimia selama proses kerja. al ini dapat membantu

    untuk menentukan bagaimana mereka bisa kontak atau masuk ke

    dalam tubuh dan bagaimana paparan dapat dikendalikan

    o Bagaimana mengenali, menilai dan mengendalikan risiko kimia

    misalnya dengan memasang peralatan pembuangan (e?haust) pada

    sumber polutan, menggunakan rotasi pekerjaan untuk mempersingkat

    $-

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    18/46

    pajanan pekerja terhadap bahaya.

    o 9enis alat pelindung diri ( %D) yang diperlukan untuk melindungi

    pekerja, seperti respirator dan sarung tangan.

    o Bagaimana mengikuti sistem komunikasi bahaya bahan kimia yang

    sesuai melalui lembar data keselamatan ( D&) dan label dan

    bagaimana menginterpretasikan D& dan label tersebut.

    2. Lem*ar Data Ke elamatan dan Pela*elan Bahan K%m%a

    %elabelan merupakan pemberian tanda berupa gambar/simbol,

    huruf/tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk pernyataan lain yang

    disertakan pada bahan berbahaya, dimasukkan ke dalam, ditempelkan,

    atau merupakan bagian kemasan bahan berbahaya, sebagai keterangan

    atau penjelasan yang berisi nama sediaan atau nama dagang, nama bahan

    aktif, isi/berat netto, kalimat peringatan dan tanda atau simbol bahaya,

    petunjuk pertolongan pertama pada kecelakaan.

    %elabelan bahan kimia merupakan salah satu cara penting untuk

    mencegah penyalahgunaan atau penanganan yang dapat menyebabkan

    cedera atau sakit. Dalam transportasi, bila kemungkinan terjadi

    kecelakaan, maka sangat penting dalam keadaan darurat untuk

    mengetahui risiko dari zat5zat tersebut. Sebagian besar negara memiliki

    sistem pelabelan untuk menginformasikan isi yang ada di dalam

    adah/kontainer dan untuk memperingatkan bahaya. ntuk memastikan

    bah a peringatan dimengerti oleh lintas batas dan termasuk bahasanya,

    %BB telah mengembangkan Sistem armonisasi

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    19/46

    bahan kimia. 'denya adalah bah a setiap negara akan mengadopsi rambu

    yang sama, meskipun hal ini tidak ajib. 'ni telah diadopsi di +- negara

    sejauh ini, termasuk negara5negara ni =ropa, ;ina, merika Serikat,

    &anada, ruguay, %araguay, Iietnam, Singapura, 1igeria,

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    20/46

    jamur sering terjadi pada pekerja yang menghirup debu organik,

    misalnya pernah dilaporkan dalam kepustakaan tentang aspergilus paru

    pada pekerja gandum. Demikian juga >grain asma@ sporotrichosis adalah

    salah satu contoh penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh jamur.

    %enyakit jamur kuku sering diderita para pekerja yang tempat kerjanya

    lembab dan basah atau bila mereka terlalu banyak merendam tangan atau

    kaki di air seperti pencuci. gak berbeda dari faktor5faktor penyebab

    penyakit akibat kerja lainnya, faktor biologis dapat menular dari seorang

    pekerja ke pekerja lainnya.

    saha yang lain harus pula ditempuh cara pencegahan penyakit

    menular, antara lain imunisasi dengan pemberian 4aksinasi atau suntikan,

    mutlak dilakukan untuk pekerja5pekerja di 'ndonesia sebagai usaha

    kesehatan biasa. 'munisasi tersebut berupa imunisasi dengan 4aksin cacar

    terhadap 4ariola, dan dengan suntikan terhadap kolera, tipus dan para

    tipus perut. Bila memungkinkan diadakan pula imunisasi terhadap 0B;

    dengan B;< yang diberikan kepada pekerja5pekerja dan keluarganya

    yang reaksinya terhadap uji !antaou? negatif, imunisasi terhadap difteri,

    tetanus, batuk rejan dari keluarga5keluarga pekerja sesuai dengan usaha

    kesehatan anak5anak dan keluarganya, sedangkan di 1egara yang maju

    diberikan pula imunisasi dengan 4irus influenza.

    2.2. .Baha(a )akt'r Erg'n'm% dan Pengaturan Kerja

    'ndustri barang dan jasa telah mengembangkan kualitas dan

    produkti4itas. :estrukturisasi proses produksi barang dan jasa terbukti

    meningkatkan produkti4itas dan kualitas produk secara langsung

    "#

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    21/46

    berhubungan dgn disain kondisi kerja %engaturan cara kerja dapat

    memiliki dampak besar pada seberapa baik pekerjaan dilakukan dan

    kesehatan mereka yang melakukannya. Semuanya dari posisi mesin

    pengolahan sampai penyimpanan alat5alat dapat menciptakan hambatan

    dan risiko. %enyusunan tempat kerja dan tempat duduk yang sesuai harus

    diatur sedemikian sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya bagi

    kesehatan. 0empat tempat duduk yang cukup dan sesuai harus

    disediakan untuk pekerja5pekerja dan pekerjapekerja harus diberi

    kesempatan yang cukup untuk menggunakannya.

    %rinsip ergonomi adalah mencocokan pekerjaan untuk pekerja.

    'ni berarti mengatur pekerjaan dan area kerja untuk disesuaikan dengan

    kebutuhan pekerja, bukan mengharapkan pekerja untuk menyesuaikan

    diri. Desain ergonomis yang efektif menyediakan orkstation, peralatan

    dan perlengkapan yang nyaman dan efisien bagi pekerja untuk

    digunakan. al ini juga menciptakan lingkungan kerja yang sehat, karena

    mengatur proses kerja untuk mengendalikan atau menghilangkan potensi

    bahaya.

    0enaga kerja akan memperoleh keserasian antara tenaga kerja,

    lingkungan, cara dan proses kerjanya. ;ara bekerja harus diatur

    sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan

    yang berlebihan atau gangguan kesehatan yang lain. :isiko potensi

    bahaya ergonomi akan meningkatC

    o Dengan tugas monoton, berulang atau kecepatan tinggi.

    o Dengan postur tidak netral atau canggung .

    "$

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    22/46

    o Bila terdapat pendukung yang kurang sesuai.

    o Bila kurang istirahat yang cukup.

    A&a (ang da&at d%lakukan untuk men+egah atau

    mem%n%malkan *aha(a 'rgan% a % kerja dan erg'n'm% ,

    o !enyediakan posisi kerja atau duduk yang sesuai, meliputi sandaran,

    kursi / bangku dan / atau tikar bantalan untuk berdiri.

    o Desain orkstation sehingga alat5alat mudah dijangkau dan bahu

    pada posisi netral, rileks dan lengan lurus ke depan ketika bekerja.o 9ika memungkinkan, pertimbangkan rotasi pekerjaan dan

    memberikan istirahat yang teratur dari pekerjaan intensif. al ini

    dapat mengurangi risiko kram berulang dan tingkat kecelakaan dan

    kesalahan.

    2.! )ung % N%la% Am*ang Bata NAB

    %engendalian lingkungan kerja dimaksudkan untuk mengurangi

    pemaparan terhadap bahan yang berbahaya di lingkungan kerja, teknik

    pengendalian adalah untuk mencegah efek kesehatan yang merugikan di

    kalangan para pekerja. Betapa kompleksnya bahan5bahan kimia yang

    digunakan dalam proses produksi, maka deteksi yang cermat kaitannya

    dengan kesehatan kerja secara periodik harus terukur. Betapa pentingnya nilai

    ambang batas yang berfungsi sebagai patokan melindungi tenaga kerja

    berakti4itas dan proteksi dalam lingkungan kerja. 1ilai ambang batas bahan

    setidaknya bisa dipakai standar apakah seseorang masih mampu secara tetap 3

    jam perhari atau 7# jam setiap minggu, dengan persyaratan tidak

    ""

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    23/46

    mengakibatkan gangguan kesehatan atau berpenyakit akibat kerja.

    !engetahui secara tepat nilai ambang batas sangat penting apakah

    toksik berpengaruh terhadap daya kesehatan dana bereaksi secara faali oleh

    bahan dengan kadar tertentu. 1ilai mbang Batas (1 B) atau 0hreshold

    imit Ialue (0 I) adalah kadar tertentu suatu bahan sehingga seseorang

    masih sanggup menghadapinya secara kurun tertentu dengan tidak ada tanda

    penyakit kronis.

    1ilai ambang batas dapat dipakai pedoman untuk perencanaan

    dinyatakan aman (no e?posure le4el), disamping itu nilai ambang batas

    sebagai standardisasi perbandingan. 0erdapat ukuran yang lain yaitu kadar

    tertinggi diperkenankan (&0D) atau ma?imum allo able concertration

    (! ;) adalah dimensi di atas 1 B kadar ini kadang5kadang dipergunakan

    untuk kepentingan proses produksi tertentu.

    9enis gangguan kesehatan atau penyakit akibat hubungan kerja dari

    bahan tertentu dengan gradasi &D0 mengakibatkan penyakit akut.

    !engingat kepentingan eksistensi industri gradasi toksisitas

    dibedakan C non to?ic, lo to?ic, moderately to?ic, highly to?ic dan e?tremely

    "*

    =fek kut

    %erubahan Aaali

    %erubahan %erilaku (efek kronis)

    Biokimia tubuh

    Dosis

    1 B

    Beban faali

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    24/46

    highly to?ic.

    &eterangan C

    ($) 5 1on 0o?ic

    (") 5 o 0o?ic, menimbulkan gangguan kesehatan dan gejala klinis,

    menyebabkan penyakit kronis.

    (*) 5 !oderately to?ic, mendapatkan perhatian khusus secara medis

    menyebabkan teknis akut.

    (7) 5 ighly to?ic, pemaparan tingkat membahayakan.

    (8) 5 =?tremely high to?ic, bisa mengakibatkan kematian.

    &emajuan industri banyak memakai bahan yang berisiko tinggi, yaitu

    menggunakan bahan berbahaya beracun (B*) seperti alumunium, tembaga

    serta udara di tempat kerja harus mendapatkan perhatian terus menerus secara

    produk terukur nilai ambang batasnya.

    0erdapat sepuluh kelompok besar polutan di udara yang terdaftar dan

    terus di aspadai.

    $. &arbon oksida (; dan ; ").

    ". 1itrogen oksida (1" , 1 ", 1 ).

    *. Sulfur oksida (S ", S *)

    "7

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    25/46

    7. idrokarbon (; 7, ;+ +, ;7 $#).

    8. ksida fotokimia ( *).

    +. &elompok partikulat (debu, minyak, partikel logam, asap, garam sulfat).

    -. Senya a organik (as bestos, hidrogen flourida, hidrogen sulfide, amonia, asam

    sulfat, pestisida).

    3. Substansi radioaktif (tritium, nuklir).K

    2. &ebisingan.

    $#. 0oksik metaloid.

    2. Pen+emaran L%ngkungan Kerja

    %encemaran lingkungan adalah masuknya atau di masuknya zat

    omega atau komponen lain ke dalam suatu sistem kehidupan oleh kegiatan

    manusia sehingga mempengaruhi kualitas tertentu sampai turun ke tingkat

    lebih rendah dan mempengaruhi normalitas kehidupan.

    %enurunan kualitas lingkungan hidup oleh perusakan dan tindakan

    mengakibatkan lingkungan tidak berfungsi sebagaimana dikehendaki oleh

    komunitas pada umumnya menerapkan normalitas lingkungan di perlukan

    kriteria tertentu dalam menetapkan baku mutu lingkungan hidup yaitu

    menstandarkan ukuran semua zat, bahan, omega, sebagai unsur pencemaran.

    &ekuatan hukum tentang pengelolaan lingkungan hidup tertuang dalam

    ndang5 ndang :epublik 'ndonesia 1omor "* tahun $22-. untuk

    menanggulangi masalah pencemaran lingkungan hidup diperlukan upaya

    pelestarian daya dukung yang merupakan rangkuman untuk melindungi

    terhadap setiap perubahan yang berdaya negatif keluarga bagi kesehatan

    "8

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    26/46

    manusia.

    ebih spesifikasi pencemaran lingkungan untuk mengantisipasi

    adanya pencemaran di tempat lingkungan kerja. Bentuk pencemaran tersebut

    bisa mengganggu pola komunitas tenaga kerja sehingga bila pencemaran tidak

    dikendalikan akan mengakibatkan gangguan kesehatan dan berakhir dengan

    daya kerja tidak optimal.

    Dalam industri pencemaran lebih banyak diakibatkan pemakaian

    bahan5bahan kimia, dan limbah yang diakibatkan atau proses produksi

    sehingga penanganan ditempuh melalui tiga langkah utama yaitu pengenalan

    bahan pencemar, e4aluasi tentang dampak yang ditimbulkannya dan

    pengendalian lingkungan kerja dari berbagai resiko kerja, pengenalan bahan5

    bahan pencemar meliputi karakter bahan yang dikemas dalam !SDS, e4aluasi

    dikembangkan pola analisis seberapa besar pengaruh terhadap kesehatan,

    peranan nilai ambang batas menjadi kriteria penting dan diperhitungkan,

    sehingga pemantauan biologic menjadi dasar e4aluasi.

    %engendalian lingkungan kerja dimaksudkan untuk mengurangi

    pencemaran bahan5bahan yang digunakan, mengurangi pemaparan bahan5

    bahan yang digunakan, mengurangi pemaparan besar ditempuh beberapa

    udara segar dalam ruang kerja.

    %encemaran lingkungan kerja terutama melalui media udara diduga

    dominan menggunakan kesehatan, terdapat beberapa kelompok polutan udara

    antara lain karbon oksida (; , ; ")L Sulfur oksida (S " , S *) 1itrogen

    oksida (1o, 1 ")L idro karbon (; 7, ; + +), %ertikulat ( sap, debu, partikel

    logam, minyak), senya a organik ( ", S 7, 1 *, "S), substansi radio aktif

    "+

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    27/46

    dan kebisingan).

    Semua kelompok polutan tersebut bila digunakan dalam aktifitas kerja

    perlu diukur nilai ambang batasnya, polutan udara ini diserap melalui proses

    pernapasan, organ tubuh yang terganggu adalah hidung, tenggorokan dan

    paru5paru sangat fatal sekali bah a gangguan paru5paru sudah mengarah pada

    kanker paru akibat pemaparan polutan udara.

    !asalah penerangan tempat kerja juga menjadi perhatian utama

    terutama untuk menghindari kelelahan mata dan penurunan konsentrasi kerja,

    karena itu ketajaman penglihatan harus diukur sesuai dengan kebutuhan

    obyeknya kelelahan 4isual timbul sebagai akibat stress intensif pada fungsi

    mata, ditandai dengan iritasi pada selaput lendir dan mata merah, penglihatan

    menjadi rangkap disertai pusing, menurunnya ketajaman penglihatan.

    Desain penempatan lampu penerangan harus disesuaikan dengan

    lokasi kerja, untuk lokasi gudang sedikitnya kekuatan 8# lu?, untuk

    penerangan di lokasi pekerjaan logam, pelapisan perabot sedikitnya "## lu?,

    untuk penerangan di lokasi pekerjaan dengan ketelitian sedikitnya *## lu?,

    penerangan untuk pekerjaan dengan pengujian ketelitian sedikitnya $### lu?.

    2./ Anal% % Dam&ak L%ngkungan Kerja

    %encemaran lingkungan adalah masuknya zat, energi kedalam

    lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga tingkat tertentu

    menyebabkan kondisi lingkungan hidup tidak dapat berfungsi baik

    sebagaimana layaknya.

    Gat dan energi yang masuk harus diukur batas kadarnya yang sering

    "-

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    28/46

    disebut baku mutu lingkungan, karena itu setiap penyelenggara kegiatan di

    industri sangat dipengaruhi sangat diharapkan terdapat badan uji karakter

    material, dan aneka limbah di dalam industri kaitannya dengan dampak

    terhadap kesehatan lingkungan kerja.

    Dampak lingkungan berdimensi komplek bersifat lintas sektoral dan

    kadang5kadang berdimensi aktu panjang, siklus perubahan lingkungan

    dia ali oleh aktifitas proses produksi atau akti4itas manusia, dengan berbagai

    dampak pengembangan teknologi melahirkan akumulasi bahan pencemar dan

    mempengaruhi kualitas lingkungan kerja, berikutnya dan mengganggu

    kualitas kesehatan manusia.

    !embangun industri adalah membangun ka asan lingkungan usaha

    terutama di sektor produk setengah jadi atau barang siap pakai, kegiatan

    industri yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dan teknologi dengan

    melibatkan komunitas manusia sebagai pelaku didalamnya. %encemaran

    lingkungan seharusnya diukur setiap perubahan yang dianggap peka seperti

    komunitas gangguan kesehatan kronis seperti merosotnya kekebalan tubuh.

    Aenomena diatas harus ditandai melalui pengendalian pencemaran melalui

    berbagai strategi pencegahan lingkungan sehat dibedakan antara lingkungan

    dampak tinggal keluarga (space for general line) dan lingkungan tempat

    mencari nafkah (resources for li4e), keduanya harus memiliki ruang

    kesehatan. !enurut definisi kesehatan dunia (H ) kesehatan dialihkan sehat

    fisik, sehat mental, sehat sosial dan sehat spiritual.

    Dalam kegiatan manapun lingkungan diharapkan memberikan

    dukungan kesehatan yang proporsional misalnya kehidupan makro,

    "3

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    29/46

    lingkungan memberikan pengaruh kesehatan masyarakat, pada kehidupan

    mikro lingkungan memberikan dukungan kesehatan keluarga dimana

    bertempat tinggal, sedangkan kehidupan maso lingkungan kerja memberikan

    pengaruh sehat untuk berkarya dan memiliki spirit kerja.

    %engaruh kesehatan akibat lingkungan (=n4ironmental gents) seperti

    bahan5bahan pencemar harus diukur cermat tingkat toksiknya. Bahan5bahan

    yang dianggap bahaya baik fisik atau kimia harus diketahui nilai ambang

    batasnya sebenarnya besar pengaruh berperan dalam lingkungan kerja,

    peraturan diagnosa patologik besar manfaatnya.

    %engendalian pencemaran terpadu (integrated pollution control

    management) merupakan upaya meningkatkan kualitas lingkungan kerja agar

    terpenuhi produkti4itas kerja optimal.

    Dalam pendekatan bahasa hipotetik ditanyakan semakin tinggi tingkat

    kelayakan kerja berarti menekan serendah mungkin tingkat kecelakaan kerja,

    berarti penyelenggaraan >0he orld day for safety and health at ork@ adalah

    indikasi hubungan kerja dengan kesehatan kerja. Dengan demikian secara

    konseptual maupun praktikal peranan sistem manajemen keselamatan dan

    kesehatan kerja (S!&*) adalah in4estasi yang sangat berharga dalam upaya

    membangun kebiasaan kerja yang baik.

    !eningkatnya perkembangan industri semakin kuat meningkatnya

    pencemaran dan limbah industri perlu diantisipasi nilai ambang batas

    pencemaran yang dilepas sebagai konsumsi komunitas pekerja.

    2.3 Pen%la%an "% %k' Baha(a L%ngkungan Kerja

    "2

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    30/46

    0erdapat * (tiga) sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan

    penilaian risiko di tempat kerja yaitu untuk C

    o mengetahui, memahami dan mengukur risiko yang terdapat di tempat

    kerjaL

    o menilai dan menganalisa pengendalian yang telah dilakukan di tempat

    kerjaL

    o melakukan penilaian finansial dan bahaya terhadap risiko yang ada.

    o mengendalikan risiko dengan memperhitungkan semua tindakan

    penanggulangan yang telah diambilL

    2.3.1.Elemen4elemen dalam &en%la%an r% %k'

    &eparahan atau tingkat kemungkinan yang ditimbulkan dari

    suatu potensi bahaya yang sudah die4aluasi sebelumnya, dapat

    diperkirakan dengan mempertimbangkan hal5hal sebagai berikut C

    $%fat dar% k'nd% % dan %tua % a&a (ang akan d%l%ndung%

    o !anusia

    o %roperty (aset perusahaan seperti C mesin, pesa at,

    bangunan, bahan dsb)

    o ingkungan

    Pengaruhn(a terhada& ke ehatan manu %a

    o :ingan

    o Berat/Serius

    o !eninggal

    Lua n(a kemungk%nan *aha(a (ang d%t%m*ulkan

    *#

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    31/46

    o Satu orang

    o Beberapa orang

    %robabilitas atau kemungkinan timbulnya risiko dapat

    diperkirakan dengan mempertimbangkan hal5hal sebagai berikutC

    Kemungk%nan kekera&an atau lama &ema&aran 5

    o &ondisi normal operasi

    o Sifat pekerjaan C manual atau masinal

    o Haktu yang dihabiskan untuk bekerja didaerah berbahaya

    o 9umlah pekerja yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan

    o Arekuensi pemaparan

    Kemungk%nan 6aktu kejad%an ke+elakaan

    o :eliabilitas dan data statistik lainnya

    o Data historis kecelakaan

    o Data penyakit akibat kerja

    o &omposisi risiko

    Kemungk%nan mengh%ndarkan dan mem*ata % *aha(a 5

    o Siapa yang mengoperasian peralatan/mesin C

    Skill (terampil)

    nskill (tidak terampil)

    0idak bera ak (unmanned)

    o %emahaman dan kesadaran terhadap risiko C

    !elalui informasi yang bersifat umum

    !elalui pengamatan langsung

    *$

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    32/46

    !elalui tanda peringatan

    !elalui indikator peralatan

    o Aaktor manusia untuk menghindarkan dan membatasi risiko C

    !ungkin

    !ungkin diba ah kondisi tertentu

    0idak mungkin

    o Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

    2.3.2.Langkah4Langkah Pen%la%an "% %k' 5

    %enilaian risiko di tempat kerja dilakukan dengan mengikuti

    8 (lima) langkah sistimatis sebagai berikut C

    o !engidentifikasi dan mencari potensi bahaya yang terdapat di

    tempat kerja.

    o

    !enetapkan akibat yang ditimbulkan oleh potensi bahaya

    tersebut dan

    o bagaimana kemungkinan kejadiaannya.

    o !elakukan e4aluasi terhadap risiko dan menetapkan apakah

    persyaratan pencegahan yang ada sudah layak atau masih

    diperlukan tambahan persyaratan pengendalian lain.

    o !encatat semua temuan.

    o !engkaji hasil penilaian dan melakukan re4isi apabila

    diperlukan.

    Dalam menentukan suatu risiko apakah dapat diterima atau tidak

    akan tergantung kepada penilaian/pertimbangan dari suatu organisasi

    *"

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    33/46

    berdasarkan tindakan pengendalian yang telah ada meliputi C

    o Sumber daya (finansial, sumber daya manusia, fasilitas, dll)

    o :egulasi atau standard yang berlaku

    o :encana keadaan darurat

    o ;atatan atau data kecelakaan terdahulu, dll

    Dengan catatan bah a alaupun suatu risiko masih dapat

    diterima namun tetap harus dipantau/dimonitor secara terus menerus.

    :isiko dianalisa dengan menggabungkan penilaian atas

    kemungkinan dan konsekuensi.

    0ipe analisis terhadap risiko, bisa dilakukan melalui analisa

    kualitatif, semi kualitatif, kuantitatif maupun gabungan dari hal tersebut.

    o &ualitatif

    !etode ini menganalisa dan menilai suatu risiko dengan cara

    membandingkan terhadap suatu diskripsi/uraian dari parameter

    (peluang dan akibat) yang digunakan. mumnya dipakai metode

    matriks.

    o Semi kualitatif

    !etode ini pada prinsipnya hampir sama dengan analisa

    kualitatif, perbedaannya pada metode ini uraian/deskripsi dari

    parameter yang ada dinyatakan dengan nilai/skore tertentu.

    o &uantitatif

    !etode ini dilakukan dengan menentukan nilai dari masing5masing

    parameter yang didapat dari hasil analisa data5data yang representatif

    nalisa terhadap nilai peluang atau akibat dilakukan dengan

    **

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    34/46

    beberapa metode seperti C analisa statistik, model komputer, simulasi,

    fault tree analysis, dll.

    2.3.!.Pengendal%an "% %k' Baha(a L%ngkungan Kerja

    %engendalian risiko dapat dilakukan melalui tahapan5tahapan

    sebagai berikut

    'dentifikasi beberapa pilihan pengendalian yaitu C

    %enurunan :isiko (risk reduction)

    %ada prinsipnya dibagi menjadi " yaitu C

    o %enurunan ikely ood (%robabilitas)

    o %enurunan &onsekuensi

    Dengan menggunakan cara yang biasa dinamakan tehnik

    segregasi yang terbagi dalam

    o Duplikasi C ada cadangan, menurunkan konsekuensi

    o Separasi C jangan pernah mengumpulkan suatu benda yang

    potensial terjadi kebakaran, menurunkan konsekuensi

    ntuk menurunkan %robabilitas dapat dilakukan dengan

    beberapa cara sebagai berikut C

    o Dengan mengadakan training

    o !enggunakan prosedur yang benar terhadap sistem kerja.

    o %engaturan ork design.

    o %emeliharaan peralatan/ instalasi.

    o &erapian dan kebersihan lingkungan kerja

    *7

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    35/46

    o !onitoring lingkungan kerja secara rutin

    !elakukan transfer terhadap risiko (0ransferred :isk)

    Semua pekerja/ji a maupun aset/harta semua ditransfer

    dengan melakukan asuransi kepada perusahaan asuransi yang

    dapat dipertanggungja abkan.

    :isiko dihindari ( 4oidance :isk)

    o %enghindaran dari risiko yang ada dengan rotasi pekerjaan

    o %enggantian material yang ada

    !enerima risiko (acceptable risk)

    :isiko dapat diterima apabila berdasarkan penilaian tidak akan

    memberikan dampak.

    =4aluasi dari option5option pengendali yang didasarkan pada biaya,

    resources (internal) yang dimiliki dan faktor eksternal misalnya

    pertimbangan politik, ekonomi dan sosial.

    !enetapkan pilihan option pengendalian yang akan digunakan.

    %ersiapan dan perencanaan option pengendalian

    %elaksanaan pengendalian.

    =4aluasi tingkat risiko setelah pengendalian

    Bila sisa risiko masih tinggi dilakukan lagi tindakan

    pengendalian yang tahapannya sama (retain)

    Pengendal%an da&at d%lakukan dengan h%rark% &engendal%an r% %k' e*aga%

    *er%kut5

    *8

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    36/46

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    37/46

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    38/46

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    39/46

    menimbulkan bahaya berupa gangguan pendengaran pada

    tenaga kerja.%engendalian resiko bahaya yang dilakukan oleh %0 S0

    'ndonesia yaitu berupa penggunaan alat pelindung diri berupa

    penggunaan ear plug. Seharusnya pengendalian tidak hanya

    dilakukan dengan penggunaan ( %D) saja, namun harus

    dilakukan pengendalian secara tehnik dan administrati4e.

    !isalnya dengan mengatur posisi dan lokasi.". 'klim kerja dan 4entilasi

    Ientilasi pada lingkungan kerja %0 S0 'ndonesia dirasa

    kurang sehingga menyebabkan suhu ruangan menjadi panas.

    al tersebut dapat menyebabkan dehidrasi pada tenaga kerja.

    al ini dapat diatasi dengan penyediaan air minum di dekat

    tempat kerja. Selain itu 4entilasi yang kurang dapat diberikan

    4entilasi tambahan seperti 4an dan kipas angin pada ruang

    produksi.*. %enerangan

    %enerangan pada %0 S0 sudah cukup dan terdapat penerangan

    secara local pada bagian kerja tertentu.7. :adiasi

    0erdapat alat yang memancarkan radiasi ionizing tetapi tidak

    secara langsung menimbulkan bahaya bagi pekerja. Seharusnya

    para tenaga kerja diberikan alat pelindung diri dari sinar radiasi.8.

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    40/46

    0erdapat debu sisa pengamplasan pada bagian sanding.

    Seharusnya para memakai masker yang sesuai dan kaca mata

    yang sesuai.

    !.2.2. Erg'n'm%

    $. %enataan tempat kerja sudah sesuai jenis pekerjaan.". uas ruang kerja dan lebar jalan pada bagian tertentu kurang

    memadai.*. 0empat kerja dapat digunakan untuk semua orang dengan

    berbagai ukuran.7. ;ara mengangkat, mengangkut dan mendorong sudah sesuai

    karena sebagian besar bahan yang di buat produksi sudah

    menggunakan mesin atau alat bantu mekanik yang memadai.

    .

    !.2.!. )akt'r H%g%ene Peru ahaan

    &antin da Bersih, terpisah dari

    tempat kerjair !inum da !udah dijangkau

    0empat cuci tangan da 0idak setiap bagian ada0oilet da 9umlah memadai

    oker da ampir di setiap bagian

    ada

    0empat sampah da ampir di setiap bagian

    ada.

    Di %0. S0, penyediaan makan untuk tenaga kerja dilakukan dengan

    sistem catering. ;atering yang dipilih adalah catering berizin, yaitu prima dan

    yukama. Selain itu, %0. S0 juga memiliki kantin yang diselenggarakan oleh

    koperasi karya an dan disediakan untuk karya an maupun umum. !enu

    7#

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    41/46

    makanan setiap karya an sama baik dari segi jumlah dan porsi. %engaturan kalori

    serta nutrisi untuk makanan dilakukan oleh perusahaan, terutama dokter

    perusahaan, dengan mengajukan kebutuhan kalori untuk pekerjaan sedang. 0etapi

    untuk pemilihan menu dilakukan oleh pihak catering.

    &antinuntuk karya an dan umum. 0idak dilakukan standarisasi gizi,

    dikarenakan sifatnya komersil. %ihak perusahaan hanya mengatur higiene kantin.

    Di beberapa bagian, karya an juga diberikan susu sebagai tambahan.

    Secara umum, perhatian perusahaan terhadap gizi cukup baik, tetapi masih kurang

    dalam hal kualitas, terutama penyediaan lauk pauk.

    ir minum untuk karya an tersedia di hampir setiap bagian. Setiap

    karya an memba a tempat minum dan lokasi tempar minum dalam jangkauan.

    0idak setiap bagian memiliki tempat cuci tangan, namun tempat cuci

    tangan hampir selalu ada di setiap toilet.

    9umlah toilet memadai, $ toilet untuk $3 pekerja.

    Secara umum higiene perusahaan baik.

    !.2. . Ketatarumahtanggaan dan Managemen L%m*ah

    $. 0empat penyimpanan dan rak tertata cukup rapi, tempat sampah

    tersedia memadai di lingkungan kerja". &erapian dan kebersihan lingkungan kerja terpelihara dengan

    baik, terdapat tenaga cleaning ser4ice yang aktif membersihkan

    sisa5sisa proses produksi*. !anagemen pengelolaan limbah cukup baik, terdapat 7 jenis

    limbah yang dihasilkan dari proses produksiC limbah B*,

    sampah umum, sampah infeksius, dan sisa oli. %engelolaan

    7$

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    42/46

    limbah berkerja sama dengan beberapa pihak luar untuk

    masing5masing jenis limbah. %embuangan limbah dilakukan

    secara rutin tiap bulan.

    %embahasan C %engelolaan limbah di %0 S0 'ndonesia telah

    dilakukan dengan baik.

    !.2./. K%m%a

    1. Bahan kimia digunakan di bagian produksi dan di bagian

    laboratorium". Bahan kimia disimpan di ruang penyimpanan dalam adah

    yang sesuai dengan jenis bahan kimia*. 0erdapat lemari asam7. Belum ada absorben atau bahan penetral lain untuk

    membersihkan tumpahan bahan kimia

    :isiko tumpahan bahan kimia dapat dikendalikan dengan

    menyediakan absorben atau bahan penetral yang sesuai dengan

    jenis bahan kimia di lokasi laboratorium, dan ruang penyimpanan.

    7"

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    43/46

    BAB I7

    KE$IMPULAN DAN $A"AN

    .1. Ke %m&ulan

    'dentifikasi resiko bahaya yang ada di %0 S0 'ndonesia telah

    dilaksanakan dengan mengambil beberapa faktor, yakni

    o Aaktor Aisik

    o Aaktor Aisiologi (=rgonomi)

    o Aaktor igiene %erusahaan

    o &etatarumahtanggaan dan !anagemen imbah

    o Aaktor &imia

    Sebagian besar lokasi %0 S0 'ndonesia dirasakan resiko bahaya

    sudah cukup di minimalisir oleh tim &* %0 S0 'ndonesia. 1amun di

    beberapa lokasi masih di temukan adanya kemungkinan resiko bahaya yang

    mengancam tenaga kerja.

    :esiko bahaya paling banyak di rasakan adalah dari faktor fisik,

    berupa kebisingan, iklim kerja dan getaran. !engingat %0 S0 'ndonesia

    adalah perusahaan yang mayoritas akti4itasnya menggunakan mesin dengan

    ukuran cukup besar.

    7*

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    44/46

    ;ara pengendalian bahaya lingkungan kerja di %0 S0 'ndonesia.

    !ayoritas adalah dengan penggunaan %D ( lat %elindung Diri). 1amun

    pada kunjungan kali ini masih ditemukan tingkat kepatuhan penggunaan %D

    masih kurang. al ini dapat di maklumi, karena penggunaan %D biasanya

    kurang nyaman di gunakan dalam jangka aktu lama.

    .2. $aran

    o Bagi perusahaan

    %enggunaan %D ( lat %elindung Diri) untuk eliminasi resiko bahaya

    yang ada hendaknya menjadi pilihan terakhir. &arena untuk

    mengurangi resiko bahaya di perusahaan dapat menggunakan tehnik

    subtitusi ataupun eliminasi dari resiko bahaya tersebut.

    o Bagi penulis

    %ada kesempatan lain penilaian faktor bahaya dapat dilakukan lebih

    lengkap, rinci dan akurat dengan bantuan ceklist.

    o Bagi dinas terkait

    !elakukan pemantauan berkala dan memberikan masukan agar %0

    S0 'ndonesia menjadi lebih baik, serta karya an yang bekerja dapat

    melaksanakan tugasnya dengan aman.

    77

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    45/46

    DA)TA" PU$TAKA

    $. merican conference of go4ernmental hygienist ($22*). Threshold Limit

    Value and Biological Exposure Indices for 1993 199!" ;incinnati, hio.

    ". Auad msyari ($22+). #em$angun Ling%ungan &ehat" irlangga

    ni4ersity %ress.

    *. &untodi.("##2) . udit hiperkes dan keselamatan kerja. Balai pelatihan

    dan pengujian keselamatan kerja dan hiperkes.

    7. aryoto &usnoputranto ($228). To%si%ologi Ling%ungan" ni4ersitas

    'ndonesia. Aakultas &esehatan !asyarakat .

    8. aryuti dan Sis anto ($22#). 'e$isingan" Balai iperkes dan

    &eselamatan &erja 9a a 0imur. Departemen 0enaga &erja.

    +. 'nternational abor rganization.("#$*) &eselamatan dan &esehatan &erja

    di 0empat &erja !odul ima. 9akarta C ' .

    -. embaga 'nformasi dan %ublikasi 'ndonesia ($228). (etun)u%

    (ela%sanaan (eraturan dan (erundangan di Bidang 'etenaga%er)aan*

    #em$uda+a%an 'eselamatan dan 'esehatan 'er)a"

    3. 1ico. S. &alangie ($227). 'e$uda+aan dan 'esehatan" (engem$angan

    78

  • 8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2

    46/46

    (ela+anan 'esehatan (rimer melalui (ende%atan &osial

    Buda+a" ni4ersitas 'ndonesia.

    2. %urdon, %.H ($23#). En,ironmental Health" 1e Nork. cademic %ress.

    $#. %rofil %0 S0 'ndonesia.

    $$. H . ccupational health. Diperoleh dari

    httpC// . ho.int/occupationalOhealth/public .

    LAMPI"AN

    http://www.who.int/occupational_health/publichttp://www.who.int/occupational_health/publichttp://www.who.int/occupational_health/public