Upload
bintang-ubamnata
View
65
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
STEP 1
Unfamiliar Terms
1. Anthropologi Medis
Antropologi medis adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap
penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono,
1993). Definisi yang dibuat Solita ini masih sangat sempit karena antropologi sendiri
tidak terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan pengaruh unsur budaya
saja.
2. PRECEDE dan PROCEED
TEORI PRECED-PROCEED( Lawrence Green : 1991 )
Perilaku kesehatan ditentukan oleh faktor : Predisposing factors, terwujud
dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai Enabling factors, tersedianya
atau tidak tersedianya fasilitas Reinforcing factors, terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau dari kelompok referensi dari perilaku masyarakat
Contoh :
Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai karena :
1. Ia tahu BAB di jamban lebih sehat( Pf)
2. Ia punya bahan bangunan untuk memebangun WC( Ef )
3. Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC ( Rf)
Secara matematis : B = f ( Pf, Ef, Rf )
3. Advokasi
Suatu kegiatan yang ditujukan kepada decision maker, untuk meyakinkan agar setiap
kebijakan yang dikeluarkan memperhatikan kesehatan. Pendekatan untuk mendapatkan
dukungan tentang kesehatan.
4. Promosi kesehatan
Proses meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Upaya memperkenalkan pelayanan kesehatan, yang tujuan akhirnya agar
masyarakat memiliki pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat.
5. Teori perilaku
Teori tentang perilaku hewan atau manusia.
6. Kemitraan
Upaya kerjasama individu 1 dan lain untuk tujuan tertentu.
STEP 2
Rumusan Masalah
1. Jelaskan Teori Perilaku menurut Lawrence Green?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan strategi, sasaran, sejarah, ruang lingkup promosi
kesehatan?
3. Apa saja langkah-langkah perencanaan promosi kesehatan?
4. Jelaskan terkait komunikasi promosi kesehatan?
5. Jelaskan terkait teori perubahan perilaku
STEP 3
Brain Storming
1. Jelaskan terkait Teori Perilaku menurut Lawrence Green?
Teori ini menganalisis perilaku dari tingkat kesehatan. Perilaku dipengaruhi oleh :
a. Faktor predisposisi (Predisposition factor);
b. Faktor pendukung (Enable factor);
c. Faktor pendorong (Reinforcing factor).
Menurut Notoadmojo :
a. Knowledge;
b. Attitude;
c. Practice.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan strategi, sasaran, sejarah, ruang lingkup promosi
kesehatan?
Strategi promosi kesehatan menurut WHO 1984 ada 3 yaitu :
a. Advokasi;
b. Dukungan sosial;
c. Pemberdayaan masyarakat.
Strategi promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986) yaitu :
a. Kebijakn berwawasan kesehatan;
b. Lingkungan yang mendukung;
c. Reorientasi pelayanan kesehatan;
d. Keterampilan individu;
e. Gerakan masyarakat.
Sasaran promosi kesehatan ada 3 yaitu :
a. Primer;
b. Sekunder;
c. Tersier.
Ruang lingkup promosi kesehatan dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
a. Aspek perilaku sasaran pelayanan kesehatan;
b. Tempat pelayanan promosi kesehatan atau tatanan;
c. Aspek tingkat pelayanan masyarakat.
3. Apa saja langkah-langkah perencanaan promosi kesehatan?
Langkah-langkah promosi kesehatan :
a. Menetapkan tujuan promosi kesehatan;
b. Menentukan sasaran promosi kesehatan;
c. Menyusun isi materi;
d. Menentukan metode promosi kesehatan;
e. Menentukan media promosi kesehatan;
f. Menentukan rencana evaluasi promosi kesehatan;
g. Menjadwalkan pelaksanaan.
4. Jelaskan terkait komunikasi promosi kesehatan?
Terdapat unsur-unsur komunikasi dalam promosi kesehatan yaitu komunikator,
komunikan, media dan pesan. Terdiri dari empat bentuk yaitu interpersonal, massa,
intrapersonal dan organisasi.
5. Teori Perubahan Perilaku
Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan
perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan
atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan yang
lainnya, banyak teori tentang perubahan perilaku.
1. Teori Stimulus-Organisme-Respon (S-O-R)
2. Teori Festinger (Dissonance Theory)
3. Teori Fungsi
4. Teori Kurt Lewis
STEP 4
Penjelasan Lengkap
1. Jelaskan terkait Teori Perilaku menurut Lawrence Green?
Teori ini menganalisis perilaku dari tingkat kesehatan. Perilaku dipengaruhi oleh :
a. Faktor predisposisi (Predisposition factor);
Merupakan faktor internal yang ada pada diri individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat yang mempermudah individu untuk berperilaku yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
b. Faktor pendukung (Enable factor);
Yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas
atau sarana-sarana kesehatan.
c. Faktor pendorong (Reinforcing factor)
Faktor yang menguatkan perilaku, yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan, teman sebaya, orang tua yang merupakan kelompok referensi dari perilaku
masyarakat.
Menurut Notoadmojo :
a. Knowledge;
b. Attitude;
c. Practice.
TEORI PERILAKU
PERILAKU
Definisi: Perilaku merupakan respon atau reaksi yang ditunjukkan oleh individu dalam
menghadapi respon dari luar, bentuknya berupa kegiatan atau aktivitas manusia yang dapat
diamati maupun tidak. Menurut Notoatmodjo, perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.Perilaku tertutup (covert behavior): Perilaku tertutup (covert behavior) merupakan bentuk
respon seseorang yang sifatnya tertutup, respon yang diberikan masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pngetahuan / kesadaran dan sikap, sehingga belum dapat diamati secara jelas.
Misalnya, seorang wanita penjaja seks tahu tentang pentingnya skrining IMS secara rutin.
b.Perilaku terbuka (overt behavior): Pada perilaku terbuka, respon yang ditunjukkan dalam
menanggapi stimulus sudah dapat diamati secara nyata dengan suatu tindakan (practice).
Misalnya, WPS melakukan skrining IMS secara rutin ke Klinik ASA PKBI.
Domain Perilaku: Ada dua hal yang menyebabkan perbedaan perilaku seseorang dengan
orang yang lain dengan pemberian stimulus yang sama. Hal tersebut disebut dengan
determinan perilaku, diantaranya:
a.Determinan internal, merupakan karakteristik seseorang yang sifatnya bawaan, misalnya
tingkat kecerdasan, emosi, jenis kelamin, dan sebagainya.
b.Determinan eksternal, merupakan lingkungan individu, baik lingkungan fisik, sosial
budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Biasanya determinan eksternal lebih dominan.
Indikator Perubahan Perilaku: Kegiatan penyuluhan, pendampingan dan usaha lain yang
dilakukan oleh ASA PKBI merupakan usaha untuk melakukan perubahan perilaku pada WPS
dari perilaku yang kurang sehat ke perilaku yang lebih sehat dengan melakukan skrining IMS
yang merupakan deteksi dini terhadap IMS. Untuk mengukur keberhasilan, dapat dilihat dari:
a.Pengetahuan: Untuk melakukan perubahan perilaku yang kurang sehat ke perilaku sehat,
maka seseorang harus tahu alasan ‘apa’ dan ‘mengapa’ dari apa yang dilakukannya, sehingga
bisa menimbang keuntungan atau manfaat dan kerugian yang diperoleh dari perubahan
perilaku tersebut. Pengetahuan yang perlu ditekankan, diantaranya:
1)Pengetahuan tentang penyakit yang berhubungan misalnya tentang IMS, meliputi
penyebab IMS, gejala atau tanda IMS, cara pengobatan dan cara mendapatkan layanan
pengobatan dan perawatan, cara penularan, dan cara pencegahan IMS.
2)Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat, dalam konteks
IMS beberapa hal yang perlu diketahui adalah bagaimana cara penggunaan kondom yang
benar, cara menjaga kebersihan diri, menghindari Douching Vagina atau sejenisnya,
mengenali pasangan seksual akan tanda-tanda IMS, dll.
3)Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan, misalnya dengan memanfaatkan skrining
IMS di klinik ASA PKBI. Sikap: Sikap merupakan penilaian seseorang terhadap stimulus
atau objek, dalam hal ini merupakan penilaian WPS tehadap anjuran melakukan pemeriksaan
skrining secara rutin yaitu 2 minggu sekali. Tindakan (practice): Tindakan atau practice,
merupakan tahapan akhir dari proses perubahan perilaku, diharapkan bahwa seseorang
setelah tahu, menilai dan menyikapi, maka seseorang tersebut akan melakukan suatu
tindakan.
4.Faktor perilaku Notoatmodjo menjelaskan bahwa berdasarkan teori perilaku dari
Lawrence Green, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu:
a.Faktor predisposisi (Predisposing Factor): Faktor predisposisi meliputi pengetahuan,
sikap terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan seseorang, sistem nilai yang dianut, tingkat
pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya persepsi yang dapat memfasilitasi atau
menghindarkan motivasi untuk berubah. Contoh: para WPS yang yang tidak melakukan
pemeriksaan skrining secara rutin memiliki kepercayaan bahwa sebelum ada tanda-tanda
yang nyata terhadap adanya IMS, maka skrining tidak begitu penting.
b.Faktor pemungkin (Enabling Factor): Faktor pemungkin meliputi ketrampilan, sumber-
sumber, atau hambatan-hambatan yang dapat membantu atau menghindarkan perubahan
perilaku yang diinginkan. Faktor ini ditunjukkan seperti adanya sarana atau rintangan,
fasilitas-fasilitas, sumber-sumber perseorangan atau komunitas contohnya pendapatan atau
asuransi kesehatan, hukum dan undang-undang. Ketrampilan juga merupakan faktor
pemungkin yang dibutuhkan untuk terjadinya perilaku yang diinginkan.
c.Factor penguat (Reinforcing Factor): Faktor ini meliputi sikap dan perilaku dari petugas
kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, termasuk juga undang-undang dan peraturan
yang terkait dengan kesehatan sebagai penguat. Meliputi penerimaan pujian atau
penghargaan, dan feed back yang diterima oleh individu dari orang lain yang dapat
mendorong atau menghambat untuk melanjutkan perilaku.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan strategi, sasaran, sejarah, ruang lingkup
promosi kesehatan?
Strategi promosi kesehatan menurut WHO 1984 ada 3 yaitu :
a. Advokasi;
Kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu/mendukung terhadap sesuatu
yang diinginkan.
b. Dukungan sosial;
Kegiatan untuk mencapai tujuan dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat.
c. Pemberdayaan masyarakat.
Menempatkan/mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan kesehatan.
Strategi promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986) yaitu :
a. Kebijakan berwawasan kesehatan;
Kegiatan yang ditujukan kepada para pembuat kebijakan yang berwawasan kesehatan.
Setiap kebijakan pembangunan di bidang apa saja harus mempertimbangkan dampak
kesehatannya bagi masyarakat. Misal : seorang akan mendirikan pabrik/industri, maka
sebelumnya dilakukan analisis dampak lingkungan.
b. Lingkungan yang mendukung;
Kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendkung
yang ditujukan pada : pemimpin organisasi, masyarakat, pengelola tempat-tempat
umum.
Kegiatan-kegiatan organisasi diharapkan memperhatikan dampaknya terhadap
lingkungan, baik lingkungan fisik dan non-fisik yang mendukung kesehatan
masyarakat.
c. Reorientasi pelayanan kesehatan;
d. Keterampilan individu;
e. Gerakan masyarakat.
Sasaran promosi kesehatan ada 3 yaitu :
a. Primer;
Sesuai misi pemberdayaan masyarakat contoh kepala keluarga, anak sekolah, ibu hamil.
b. Sekunder;
Sesuai dengan dukungan sosial contoh tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama.
c. Tersier.
Sesuai dengan advokasi contoh pembuat kebijakan mulai dari pusat sampai daerah.
Ruang lingkup promosi kesehatan dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
a. Aspek perilaku sasaran pelayanan kesehatan;
b. Tempat pelayanan promosi kesehatan atau tatanan;
c. Aspek tingkat pelayanan masyarakat.
3. Apa saja langkah-langkah perencanaan promosi kesehatan?
Langkah-langkah promosi kesehatan :
a. Menetapkan tujuan promosi kesehatan;
b. Menentukan sasaran promosi kesehatan;
c. Menyusun isi materi;
d. Menentukan metode promosi kesehatan;
e. Menentukan media promosi kesehatan;
f. Menentukan rencana evaluasi promosi kesehatan;
g. Menjadwalkan pelaksanaan.
4. Jelaskan terkait komunikasi promosi kesehatan?
Unsur-unsur komunikasi :
a. Komunikator
Orang yang memberikan sumber informasi.
b. Komunikan
Orang yang menerima dan mengolah informasi.
c. Pesan
Pesan informasi yang disampaikan oleh komunikator ke komunikan.
d. Media
Alat penyampaian yang digunakan oleh komunikator ke komunikan.
Bentuk-bentuk komunikasi :
a. Intrapersonal;
Komunikasi pada diri orang itu sendiri dalam menanggapi informasi dari luar.
b. Interpersonal;
Komunikasi secara langsung face to face antara dua orang. Contoh : konseling.
c. Komunikasi massa;
Komunikasi kepada orang banyak dalam sekali waktu.
d. Organisasi.
Program-program kesehatan, terutama yang terkait dengan PHBS perlu selalu
disosialisasikan secara terus menerus, hal ini dikarena perubahan tingkah laku
kadang-kadang hanya dapat terjadi dalam kurun waktu yang relative lama. Dari
pengalaman bertahun-tahun pelaksanaan promosi atau penyuluhan kesehatan
masyarakat mengalami berbagai hambatan dalam rangka mencapai tujuannya, yaitu
mewujudkan perilaku hidup sehat bagi masyarakat. Dari penelitian-penelitian yang
ada terungkap meskipun kesadaran dan pengetahuan masyarakat sudah tinggi
tentang kesehatan, namun perilaku kesehatan masyarakat masih rendah.
Dari berbagai aspek terkait dalam Promosi Kesehatan yang perlu mendapatkan
perhatian secara seksama adalah tentang metode dan alat peraga yang
digunakan dalam promosi kesehatan. Dengan metode yang benar dan
penggunaan alat peraga yang tepat sasaran, maka materi atau bahan isi yang perlu
dikomunikasikan dalam promosi kesehatan akan mudah diterima, dicerna dan
diserap oleh sasaran, sehingga kesadaran masyarakat akan PHBS lebih mudah
terwujud.
Panduan ini merupakan sebuah buku pegangan bagi fasilitator kesehatan atau
petugas promosi kesehatan lainya yang mempunyai peran memberikan informasi
dan pelajaran ketrampilan bagi masyarakat sasaran dalam hal perikau hidup
bersih dan sehat. Buku ini berisi tentang metode, media promosi kesehatan,
serta bagaimana cara membuat media grafis promosi kesehatan, sehingga
mereka mampu membuat media sesuai dengan kearifan local.
PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan adalah upaya mempengaruhi masyarakat agar
menghentikan perilaku beresiko tinggi dan menggantikannya dengan perilaku
yang aman atau pelaing tidak beresiko rendah. Program Promosi Kesehatan tidak
di rancang ”di belakang meja”. Supaya efektif, program harus dirancang berdasarkan
realitas kehidupan sehari-hari masyarakat sasaran setempat.
Umumnya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar
merubah perilakunya, yaitu : (i) Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat
hidup masyarakat yang melakukannya menjadi lebih mudah, misalnya adanya
sumber air bersih yang lebih dekat; (ii) Pengertian yaitu bila perilaku yang baru
masuk akal bagi masyarakat dalam konteks pengetahuan lokal, (iii)
Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh
agama) setempat menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan
dan (iv) Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya
kemampuan untuk membangun jamban dengan teknologi murah namun tepat guna
sesuai dengan potensi yang di miliki.
Program promosi menekankan aspek ”bersama masyarakat”. Maksudnya
adalah (i) bersama dengan masyarakat fasilitator mempelajari aspek-aspek
penting dalam kehidupan masyarakat untuk memahami apa yang mereka
kerjakan, perlukan dan inginkan, (ii) bersama dengan masyarakat fasilitator
menyediakan alternatif yang menarik untuk perilaku yang beresiko misalnya jamban
keluarga sehingga buang air besar dapat di lakukan dengan aman dan nyaman serta
(iii) bersama dengan masyarakat petugas merencanakan program promosi kesehatan
dan memantau dampaknya secara terus-menerus.
Seseorang belajar melalui panca inderanya. Setiap indera ternyata berbeda pengaruhnya
terhadap hasil belajar seseorang, sebagai mana gambaran berikut :
Oleh karena itu seseorang dapat mempelajari sesuatu dengan baik apabila ia
menggunakan lebih dari satu indera
METODE PROMOSI KESEHATAN
Jenis Metode Promosi Kesehatan
Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik
Komunikasi, Sasaran yang dicapai dan Indera penerima dari sasaran promosi.
Ber d asar k an Teknik Kom u nikasi
a. Metode penyuluhan langsung.
Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau
bertatap muka dengan sasaran. Termasuk di sini antara lain :
kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD), pertemuan di balai
desa, pertemuan di Posyandu, dll.
b. Metode yang tidak langsung.
Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan
secara tatap muka dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan
pesannya dengan perantara (media). Umpamanya publikasi
dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan film, dsb
Ber d as ar k an J uml a h S a s a r an Y a ng Di ca p ai
a. Pendekatan PERORANGAN
Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung
maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan,
antara lain : kunjungan rumah, hubungan telepon, dan lain-
lain
b. Pendekata
K
ELOMPOK
Dalam
pendekatan
ini petugas
promosi
b
erhubungan
dengan
sekolompok
sasaran.
Beberapa
metode
penyuluhan
yang
masuk
dalam
ketegori ini
antara lain
: Pertemuan,
Demostrasi,
Diskusi
kelompok,
Pertemuan
FGD, dan
lain-lain
c. Pendekatan
masal
Petugas Promosi Kesehatan menyampaikan pesannya secara sekaligus
kepada sasaran yang jumlahnya banyak. Beberapa metode yang masuk dalam
golongan ini adalah : Pertemuan umum, pertunjukan kesenian, Penyebaran
tulisan/poster/media cetak lainnya, Pemutaran film, dll
B e r d a sarkan I n de r a P e n e r i ma
a. Metode MELIHAT/MEMPERHATIKAN. Dalam hal ini pesan
diterima sasaran melalui indera penglihatan, seperti : Penempelan
Poster, Pemasangan Gambar/Photo, Pemasangan Koran dinding,
Pemutaran Film
b. Metode PENDENGARAN. Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran
melalui indera pendengar, umpamanya : Penyuluhan lewat radio,
Pidato, Ceramah, dll
c. Metode “KOMBINASI”. Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara
(dilihat, didengar, dicium, diraba dan dicoba)
Kelebihan dan kekurangan masing-masing metode
Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah adalah suatu hubungan langsung antara penyuluh dengan
masyarakat sasaran dan keluarganya di rumah ataupun ditempat biasa
mereka berkumpul. Biasanya kegiatan ini disebut anjang sono, anjang karya,
dsb.
Cara melakukannya dengan memperhatikan hal-hal
seperti berikut :
-. Ada maksud dan tujuan
tertentu
- Tepat waktunya dan tidak membuang-
buang waktu
- Rencanakan beberapa kunjungan berurutan untuk
menghemat waktu
- Kunjungi pula sasaran yang jauh dan
terpencil
- Metode ini untuk memperkuat metode-metode lainnya atau bila metode-
metode lainnya tidak mungkin
Selama berkunjung harus diingat hal-hal
seperti :
- Membicarakan soal-soal yang menarik
perhatian
- Biarkan keluarga sasaran berbicara sebanyak-banyaknya dan jangan
memotong pembicaraannya
- Bicara bila keluarga sasaran itu ingin
mendengarkannya
- Bicara dalam gaya yang menarik
sasaran
- Pergunakan bahasa umum yang mudah, bicara pelan-pelan
dan suasana menyenangkan
- Harus sungguh-sungguh dalam
pernyataan
- Jangan memperpanjang
mempersilat lidah
- Biarkan keluarga sasaran merasa sebagai pemrakarsa gagasan
yang baik
- Harus jujur dalam mengajar maupun
belajar
- Meninggalkan keluarga sasaran sebagai
kawan
- Catat tanggal kunjungan, tujuan, hasil
dan janji
- Membawa surat selebaran, brosur, dsb untuk diberikan kepada keluarga
sasaran. Ini akan menjalin persahabatan
Kelebihan metode ini
adalah :
- Mendapat keterangan langsung perihal masalah-masalah
kesehatan
- Membina
persahabatan
- Tumbuhnya kepercayaan pada penyuluh bila anjuran-
anjurannya diterima
- Menemukan tokoh-tokoh masyarakat yang
lebih baik
- Rintangan-rintangan antara penyuluh dengan keluarga sasaran
menjadi kurang
- Mencapai juga petani yang terpencil, yang terlewat oleh
metode lainnya
- Tingkat pengadopsian terhadap perilaku kesehatan yang baru
lebih tinggi
Keterbatasannya
adalah :
- Jumlah kunjungan yang mungkin dilakukan
adalah terbatas
- Kunjungan-kunjungan yang cocok bagi keluarga sasaran dan penyuluh
adalah terbatas sekali
- Kunjungan yang terlalu sering pada satu keluarga sasaran akan
menimbulkan prasangka pada keluarga lainnya
Pertemuan Umum
Pertemuan umum adalah suatu pertemuan dengan peserta campuran
dimana di sampaikan beberapa informasi tertentu tentang kesehatan untuk
dilaksanakan oleh masyarakat sasaran.
Cara melakukannya dengan perencanaan dan persiapan yang
baik, seperti :
- Rundingkan dahulu dengan orang-orang
yang terkait
- Konsultasi dengan tokoh-tokoh setempat dan buatlah agenda acara
sementara
- Jaminan kedatangan para nara sumber lainnya (bila
diperlukan)
- Usahakan ikut sertanya semua golongan di
tempat itu.
Hal-hal perlu
diperhatikan :
- Rapat diselenggarakan ditempat yang letaknya strategis, dengan
penerangan dan udara yang segar
- Waktu yang dipilh adalah waktu luang
masyarakat
- Pada siang hari, bila tempat-tempat tinggal orang
berjauhan
- Tepat memulai dan mengakhiri
pertemuan
- Perhatikan ditujukan kepada tujuan pertemuan dengan memberikan
kesempatan untuk berdiskusi. Hindari pertengkaran pendapat
- Anjuran mempergunakan alat-alat
peraga
- Usaha-usaha menarik perhatian, menggugah hai dan
mendorong kegiatan
- Memberikan penghargaan kepada semua golongan
yang hadir
- Libatkan tokoh-tokoh masyarakat
setempat
- Usahakan kegiatan lanjutan
(bila ada)
- Berikan selembaran-selembaran yang sesuai dengan materi yang
didiskusikan
Kelebihan metode ini
adalah :
- Banyak orang yang
dicapai
- Menjadi tahap persiapan untuk metode
lainnya
- Perkenalan pribadi dapat
ditingkatkan
- Segala macam topik/judul dapat
diajukan
- Adopsi suatu anjuran secara
murah/sedikit biaya
Kekurangan /
keterbatasannya :
- Tempat dan sarana pertemuan tidak selalu
cukup
- Waktu untuk diskusi biasanya
terbatas sekali
- Pembahasan topik sedikit lebih sulit karena peserta yang hadir
adalah campuran
- Kejadian-kejadian di luar kekuasaan seperti cuaca buruk, dsb dapat
mengurangi jumlah kehadiran
Pertemuan Diskusi ( Kelompok Diskusi
Terfokus )
Pertemuan diskusi adalah untuk kelompok yang lebih kecil atau lebih
sedikit pesertanya yaitu berkisar 12-15 orang saja. Harus ada partisipasi
yang baik dari peserta yang hadir. Biasanya dipergunakan untuk menjelasan
suatu informasi yang lebih rinci dan mendetail serta pertukaran pendapat
mengenai perubahan perilaku kesehatan. Keberhasilan pertemuan FGD
banyak tergantung dari petugas penyuluh untuk :
- Memperkenalkan soal yang dapat perhatian
para peserta
- Memelihara perhatian yang terus menerus dari
para peserta
- Memberi kesempatan kepada semua orang untuk mengemukakan
pendapatnya dan menghindari dominasi beberapa orang saja
- Membuat kesimpulan pembicaraan-pembicaraan dan menyusun
saran-saran yang diajukan
- Berikan bahan-bahan informasi yang cukup agar peserta sampai
pada kesimpulan yang tepat.
Demonstrasi cara atau
percontohan
Demontrasi adalah memperlihatkan secara singkat kepada suatu kelompok
bagaimana melakukan suatu perilaku kesehatan baru. Metode ini lebih
menekankan pada bagaimana cara melakukannya suatu perilaku kesehatan.
Kegiatan ini bukan lah suatu percobaan atau pengujian, tetapi sebuah
usaha pendidikan. Tujuannya adalah untuk meyakinkan orang-orang
bahwa sesuatu perilaku kesehatan tertentu yang dianjurkan itu adalah
berguna dan praktis sekali bagi masyarakat. Demonstrasi ini
mengajarkan suatu ketrampilan yang baru.
Cara melakukannya dengan segala perencanaan dan persiapan yang
diperlukan, seperti :
- Datang jauh sebelum kegiatan di mulai untuk memeriksa peralatan dan
bahan yang diperlukan
- Mengatur tempat sebaik mungkin, sehingga semua peserta dapat
melihatnya dan ikut
dalam diskusi
- Demonstrasi dilakukan tahap demi tahap sambil membangkitkan
keinginan peserta untuk bertanya-tanya
- Berikan kesempatan pada wakil peserta untuk mencoba ketrampilan
perilaku yang baru
- Berikan selebaran yang cepat (brosur, dll) yang bersangkutan dengan
demostrasi itu
Anjuran :
- Pilihlah topik yang berdasarkan keperluan masyarakat
- Demonstrasi dilakukan tepat masanya
- Pengumuman yang luas sebelum waktunya untuk menarik banyak
perhatian dan peserta
- Pergunakan alat-alat yang mudah di dapat orang
- Hilangkan keraguan-raguan, tetapi hindarikan pertengkaran mulut
- Hargai cara-cara yang biasa dilakukan masyarakat
Kelebihan / keuntungan metode ini :
- Cara mengajar ketramilan yang efekif
- Merangsasang kegiatan
- Menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri
Kekurangan / keterbatasannya :
- Memerlukan banyak persiapan, peralatan dan ketrampilan
- Merugikan bila demonstrasi dilaksanakan dengan kualitas yang buruk
MEDIA PROMOSI KESEHATAN
Pengertian
Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu
untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau
dicium, untuk
memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan informasi
Kegunaan
Biasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan
papan tulis dengan photo dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga,
baik secara kombinasi maupun tunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu
:
• Alat peraga harus mudah dimengerti oleh
masyarakat sasaran
• Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima
oleh sasaran
Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-
keuntungan :
• Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir. Dengan
contoh yang telah disebutkan pada bagian atas dapat dilihat bahwa salah tafsir
atau salah pengertian tentang bentuk plengsengan dapat dihindari.
• Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap.
• Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang
mengesankan.
• Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
• Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.
Jenis / Macam Media
Alat-alat peraga dapat dibagi dalam 4 kelompok besar :
Benda asli, yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati.
Merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah serta cepat
dikenal, mempunyai bentuk serta ukuran yang tepat. Tetapi alat peraga ini
kelemahannya tidak selalu mudah dibawa ke mana-mana sebagai alat bantu
mengajar.
Termasuk dalam macam alat peraga ini
antara lain :
• Benda sesungguhnya, misalnya tinja di kebun, lalat di
atas tinja, dsb
• Spesimen, yaitu benda sesungguhnya yang telah diawetkan seperti
cacing dalam botol pengawet, dll
• Sample yaitu contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan
seperti oralit, dll
Benda tiruan, yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya.
Benda tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi
kesehatan. Hal ini dikarena menggunakan benda asli tidak memungkinkan,
misal ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dll. Benda tiruan
dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen,
plastik dan lain-lain.
Gambar/Media grafis, seperti poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan, dll.
Poste
r
Adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan
sedikit kata-kata. Kata-kata dalam poster harus jelas artinya, tepat pesannya dan
dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6 meter. Poster
biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak
dilalui orang misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman,
dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun,
gambar atau photo.
Poster terutama dibuat untuk mempengaruhi orang banyak, memberikan
pesan singkat. Karena itu cara pembuatannya harus menarik, sederhana dan
hanya berisikan satu ide atau satu kenyataan saja. Poster yang baik adalah
poster yang mempunyai daya tinggal lama dalam ingatan orang yang
melihatnya serta dapat mendorong untuk bertindak.
Lea
flet
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat
yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana.
Ada beberapa yang disajikan secara berlipat.
Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentan suatu masalah,
misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga, deskripsi
tentang diare dan penecegahannya, dan lain-lain. Leaflet dapat diberikan atau
disebarkan pada saat pertemuan- pertemuan dilakukan seperti pertemuan
FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat
dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy.
Gambar alat optik. seperti photo, slide, film, dll
Phot
o
Sebagai bahan untuk alat peraga, photo digunakan
dalam bentuk :
a. Album, yaitu merupakan foto-foto yang isinya berurutan,
menggambarkan suatu cerita, kegiatan dan lain-lain. Dikumpulkan dalam
sebuah album. Album ini bisa dibawa dan ditunjukan kepada masyarakat
sesuai dengan topik yang sedang di diskusikan. Misalnya album photo yang
berisi kegiatan-kegiatan suatu desa untuk merubah kebiasaan BABnya
menjadi di jamban dengan CLTS sampai mendapat pengakuan resmi dari
Bupati.
b. Dokumentasi lepasan. Yaitu photo-photo yang berdiri sendiri dan tidak
disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan satu pokok persoalan
atau titik perhatian. Photo ini digunakan biasanya untuk bahan brosur,
leaflet, dll
Slid
e
Slide pada umumnya digunakan dengan sasaran kelompok atau grup. Slide ini
sangat effektif untuk membahas suatu topic tertentu, dan peserta dapat
mencermati setiap materi dengan cara seksama, karena slide sifatnya dapat
diulang-ulang
F
ilm
Film lebih kearah sasaran secara masal, sifatnya menghibur namun
bernuansa edikatif.
5. Teori perubahan perilaku
Definisi
Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu
aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai
bentangan yang sangat luas, mencakup: berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan
sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan
emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat
dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik
dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung.
Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut
dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat
dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku
makhluk hidup termasuk perilaku manusia. Hereditas atau faktor keturunan adalah
konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk
selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah kondisi atau lahan untuk perkembangan
perilaku tersebut.
Health belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial :
1. Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari
suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.
2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya
merubah perilaku.
3. Perilaku itu sendiri.
Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan
dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan
sarana dan petugas kesehatan. Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi
untuk memperkecil kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, dan adanya
kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan keuntungan.
Perubahan Perilaku
Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan
perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan
atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan yang
lainnya, banyak teori tentang perubahan perilaku.
1. Teori Stimulus-Organisme-Respon (S-O-R)
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku
tergantung pada kualitas rangsangan (stimulus) yang berkomunikasi dengan
organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources).
Proses perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan belajar,
proses tersebut menggambarkan bagaimana belajar pada individu yang terdiri dari :
a. Stimulus (rangsangan) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau
ditolak.
b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian organisme (diterima) maka ia
mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
c. Setelah itu organisme mengelolah stimulus tersebut sehingga terjadi
kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).
d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka
stimulus tersebut mempunya efek tindakan dari individu tersebut (perubahan
perilaku).
Perubahan perilaku didasari oleh: Stimulus-Organisme-Respons.
a. Perubahan perilaku terjadi dengan cara meningkatkan atau memperbanyak
rangsangan (stimulus).
b. Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses pembelajaran
(learning process).
c. Materi pembelajaran adalah stimulus.
2. Teori Festinger (Dissonance Theory)
Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara
sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance). Apabila
terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi
ketidak seimbangan (dissonance).
Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan
melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan akhirnya
kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).
Rumus perubahan perilaku menurut Festinger:
Terjadinya perubahan perilaku karena adanya perbedaan elemen kognitif yang
seimbang dengan elemen tidak seimbang.
Contoh: Seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya terjadi karena ketidak
seimbangan antara keuntungan dan kerugian stimulus (anjuran perikasa hamil).
3. Teori Fungsi
Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu terjadi
karena adanya kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan
perubahan perilaku seseorang apabila stimulus tersebut dapat mengerti dalam konteks
kebutuhan orang tersebut. Oleh sebab itu stimulus atau obyek perilaku harus sesuai
dengan kebutuhan orang (subyek).
Prinsip teori fungsi yakni:
a. Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek).
b. Perilaku merupakan pertahanan diri dalam mengahadapi lingkungan (bila
hujan, panas).
c. Perilaku sebagai penerima obyek dan memberikan arti (respons terhadap
gejala sosial).
d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab
situasi (marah, senang).
4. Teori Kurt Lewis
Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa perilaku adalah merupakan suatu keadaan
yang seimbang antara kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan penahan
(restraining forces). Perubahan perilaku itu dapat berubah apabila terjadi
ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut.
Sehingga ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang
yakni :
a. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan tetap.
b. Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.
c. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.
Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku
a. Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi
perubahan alam (lingkungan) secara alamiah.
b. Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang
direncanakan oleh yang bersangkutan.
c. Kesiapan berubah (readiness to change): Perubahan perilaku karena terjadinya
proses internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini
berbeda pada setiap individu.
Faktor Pembentuk Perilaku
Prilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :
a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
b. Faktor-faktor pendukung (enebling factors), yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan,
misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
c. Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi
dari perilaku masyarakat.
Berdasarkan 3 faktor determinan perilaku tersebut, maka kegiatan promosi kesehatan
sebagai pendekatan perilaku hendaknya diarajkan kepada 3 faktor tersebut:
a. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepaada faktor predisposisi adalah
pemberian informasi atau pesan kesehatan dan penyuluhan kesehatan.
b. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada faktor pemungkin
(enabling) adalah memberdayakan masyarakat melalui pengorganisasian atau
pengembangan masyarakat.
c. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada faktor penguat
(reinforcing) adalah berupa pelatihan-pelatihan kepada para tokoh masyarakat, baik
formal maupun non formal.
Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada
kegiatan organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan
lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini
merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia.
Prilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :
a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
b. Faktor-faktor pendukung (enebling factors), yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan,
misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
c. Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi
dari perilaku masyarakat.
STEP 5
Learning Objective
1. Jelaskan teori teori perilaku
2. Jelaskan anthropologi medis secara singkat
STEP 6
Belajar Mandiri
Bambang Sutomo, Dosen Poltekkes Semarang, Magister Promkes Undip.
Dachroni, Drs, MPH. 2003. Buku Panduan Straegi Promosi Kesehatan di Indonesia. Jakarta
Selatan : Sudin Kesehatan Masyarakat.
DepartemenKesehatanRI,PusatPromosiKesehatan. 2008.
PedomanPengelolaanPromosiKesehatanDalamPencapaianPHBS. Jakarta.
DepartemenKesehatanRI,PusatPromosiKesehatan. 2008.
PanduanPelatihanKomunikasiPerubahanPerilakuUntukKIBBLA. Jakarta.
DepartemenKesehatanRI,PusatPromosiKesehatan.
2004.PengembanganMediaPromosiKesehatan.Jakarta.
Dorland. 1998. Buku Saku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Reprositori USU. Sejarah Promosi Kesehatan dan Sejarah Piagam Ottawa.
Yasamas. 2006. Sejarah Promosi Kesehatan.
STEP 7
Diskusi Panel