24
1. Konsep diri a. Pengertian Konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap dimulai dari bayi dapat mengenali dan membedakan orang lain. Proses yang berkesinambungan dari perkembangan konsep dari dipengaruhi oleh pengalaman interpersonal dan kuntural yang memberikan perasaan positif,memahami kopetensi pada area yang bernilai bagi individu dan dipelajari melaluia akumulasi kontak-kontak sosial dan pengalaman dengan orang lain (Suliswati dkk, 2005) Konsep diri (self concept) merupakan bagian dari masalah psikososial yang tidak didapat sejak lahir. Konsep diri ini berkembang secara bertahap sesuai dengan tahap perkembangan psikososial seseorang.(Hidayat,

BAB II tinjauan teori proposal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bab II Konsep Diri

Citation preview

Page 1: BAB II tinjauan teori proposal

1. Konsep diri

a. Pengertian

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan,

kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu dalam

berhubungan dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara

bertahap dimulai dari bayi dapat mengenali dan membedakan

orang lain. Proses yang berkesinambungan dari perkembangan

konsep dari dipengaruhi oleh pengalaman interpersonal dan

kuntural yang memberikan perasaan positif,memahami kopetensi

pada area yang bernilai bagi individu dan dipelajari melaluia

akumulasi kontak-kontak sosial dan pengalaman dengan orang lain

(Suliswati dkk, 2005)

Konsep diri (self concept) merupakan bagian dari masalah

psikososial yang tidak didapat sejak lahir. Konsep diri ini

berkembang secara bertahap sesuai dengan tahap perkembangan

psikososial seseorang.(Hidayat, 2004). Konsep diri merupakan

suatu integrasi yang kompleks dari perasaan, sikap sadar maupun

tidak sadar dan persepsi tentang totalitas diri, tubuh, harga diri, dan

peran (Potter & Perry, 2005)

Tarwoto dan Wartonah menyatakan perkembangan konsep

diri secara bertahap dimulai sejak bayi sudah mengenal dan

membedakan dirinya dengan orang. Setiap individu memiliki

pandangan yang berbeda mengenai konsep diri, ada yang positif

dan ada yang negatif. Individu dengan konsep diri yang positf

Page 2: BAB II tinjauan teori proposal

dapat berfungsi lebih efektif yang terlihat dari kemampuan

interpersonal, kemampuan intelektual, dan penguasaan lingkungan

sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan

sosial yang maladaptif (Tarwoto dan Wartonah, 2010).

Hurlock mengemukakan bahwa konsep diri dapat dibagi

menjadi dau, yaitu konsep diri sebenarnya merupakan konsep

seseorang tentang dirinya yang sebagian besar ditentukan oleh

peran dan hubungannya dengan orang lain terhadap dirinya.

Konsep diri ideal, merupakan gambaran seseorang mengenai

keterampilan dan kepribadian yang didambakannya (Hurlock,

2001).

Setiap macam konsep diri mempunyai aspek fisik dan

psikologis. Aspek fisik terdiri dari konsep yang dimiliki individu

tentang penampilannya, kesesuaian dengan seksnya, arti penting

tubuhnya dalam hubungannya dan perilakunya, dan gengsi yang

diberikan tubuhnya dimata orang lain. Aspek psikologis diri

konsep individu tentang kemampuan dan ketidakmamuan, harga

dirinya, dan hubungan dengan orang lain (Hurlock, 2001)

Pendapat Gabriel Marcel mempertajam konsep diri manusia

melalui bukunya problematic Man (1995) dalam buku Zuyina

Lukaningsih, dengan menegaskan bahwa kata kunci untuk

memahami konsep diri manusia tidak dapat mengakibatkan relasi

anatar mausia. Bahwa manusia ada dengan partisipasi (being by

participation), yaitu manusia masuk dalam individualnya dengan

Page 3: BAB II tinjauan teori proposal

persekutuannya dengan manusia-manusia lainnya melalui cinta,

harapan dan kepercayaan (Zuyina Luk Lukaningsih, 2010).

b. Teori Perkembangan Konsep Diri

Konsep diri belum ada saat bayi dilahirkan, tetapi

berkembang secara bertahap, saat bayi dapat dirinya dengan orang

lain, mempunyai nama sendiri, pakaian sendiri. Anak mulai dapat

mempelajari dirinya, yang mana kaki, tangan, mata dan sebagainya

serta kemampuan berbahasa akan memperlancar proses tumbuh

kembang anak (Suliswati dkk,2005)

Konsep diri merupakan hasil dari aktivitas

pengeksplorasian dan pengalamannya dengan tubuhnya sendiri.

Konsep diri dipelajari melalui pengalaman pribadi setiap individu ,

hubungan dengan orang lain dan interaksi dengan dunia diluar

dirinya. Konsep ini berkembang terus mulai dari bayi hingga usia

tua. Pengalaman dalam keluarga merupakan dasar pembentukan

konsep diri karena keluarga dapat memberikan perasaan mampu

dan tidak mampu, perasaan diterima atau ditolak dan dalam

keluarga individu mempunyai kesempatan untuk mengidentifikasi

dan meniru prilaku orang lain yang diinginkannya serta merupakan

pendorong yang kuat agar individu mencapai tujuan yang sesuai

atau pengharapan yang pantas. Dengan demikian jelas bahwa

kebudayaan dan sosialasi memengaruhi konsep diri dan

perkembangan kepribadian seseorang (Suliswati dkk, 2005)

Page 4: BAB II tinjauan teori proposal

Seseorang dengan konsep diri yang positif dapat

mengeksplorasi dunianya secara terbuka dan jujur karena latar

belakang penerimaannya sukses, konsep diri yang positif berasal

dari pengalaman yang positifmengarah pada kemampuan

pemahaman. Krakteristik individu dengan konsep diri yang positif:

1) Mampu membina hubungan pribadi, mempunyai

teman dan gampang bersahabat

2) Mampu berpikir dan membuat keputusan.

3) Dapat beradaptasi dan menguasai lingkungan

(Suliswati dkk, 2005)

Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan

individu dan sosial yang maladaptif.

Setiap individu dalam kehidupannya tidak terlepas dari

berbagai steresor, dengan adanya stressor akan menyebabkan

ketidakseimbangan dalam diri sendiri. Dalam usuha mengatasi

ketidakseimbangan tersebut individu menggunakan koping

individu (konstruktif) ataupun koping yang besifat merusak

(destruktif). Koping yang konstruktif akan menghasilkan respon

yang adaptif aktualisasi diri dan konsep diri yang positif (Suliswati

dkk,2005).

Aktualisasi diri merupakan respon adaptif yang tertinggi

karena individu dapat mngekprisikan kemampuan yang

demilikinya. Konsep diri yang positif adalah individu dapat

Page 5: BAB II tinjauan teori proposal

mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya secara jujur dan

dalam menilai suatu masalah individu berpikir secara positif dan

realistik. Apabila individu menggunakan koping yang deskruktif ia

akan mengalami kecemasan, sehingga menimbulkan rasa

bermusuhan yang dilanjutkan dengan individu menilai dirinya

rendah, tidak berguna, tidak berdaya, tidak berarti, takut dan

mengakibatkan kecamasan yang meningkat, proses ini akan

berlangsung terus yang dapat menimbulkan respon yang maladaltif

berupa kekacauan identitas, harga diri yang rendah dan

depersonalisasi (Suliswatu, 2005).

c. Komponen konsep diri

1) Citra diri

Gambaran atau citra diri (body image) mencakup sikap

individu terhadap tubuhnya sendiri, termasuk penampilan fisik,

struktur dan fungsinya, perasaan mengenai citra diri meliputi hal-

hal yang berkaitan dengan seksualitas, femininitas dan

maskulnitas, keremajaan, kesehatan, dan kekuatan. Citra tubuh

dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik.

Perubahan perkembangan yang normal seperti penuan terlihat lebih

jelas terhadap citra diri dibandingkan dengan aspek-aspek diri

lainnya (Hidayat, 2004).

Page 6: BAB II tinjauan teori proposal

Citra diri berhubungan dengan kepribadian. Cara seseorang

memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

psikologis. Pandangan yang realistis terhadap diri, menerima dan

menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman sehingga

terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Hidayat,

2004)

Citra diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara

sadar dab tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan

tentang ukuran, bentuk dan fungsi penampilan tubuh saat ini dan

masa lalu (Tarwoto dan Wartonah, 2010).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

citra diri bergantung pada bagian realitas tubuh, sehingga

seseorang biasanya tidak dapat beradaptasi dengan cepat untuk

berubah secara fisik. Perubahan fisik boleh jadi tidak sesuai dengan

citra diri ideal seseorang (Hidayat, 2004)

2) Ideal diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana harus

berprilaku sesuai dengan standar pribadi. Standar dapat

berhubungan dengan tipe orang yang diinginkannya atau sejumlah

aspirasi, cita-cita, nilai-nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan

mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma

sosial (keluarga dan budaya) dan kepada siapa ingin dilakukan

Page 7: BAB II tinjauan teori proposal

(Hidayat, 2004). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ideal

diri yaitu: kecenderungan individu menetapkan ideal diri pada

batas kemampuannya, faktor budaya, ambisi dan keinginan untuk

melebihi dan berhasil, kebutuhan yang realistik, keinginan untuk

menghindari kegagalan, perasaan cemas, dan harga diri (Sunaryo,

2004).

Pembentukan idiel diri dimulai pada masa kanak-kanak

dipengaruhi oleh orang yang penting pada dirinya yang

memberkan harapan atau tuntutan tertentu. Seiring dengan

berjalannya waktu individu menginternalisasikan harapan tersebut

dan akan membentuk dasar dari ideal diri. Pada usia remaja, ideal

diri akan terbentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru

dan teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang

merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran

serta tanggung jawab. Individu cenderung menetapkan tujuan yang

sesuai dengan kemampuannya, kultur, realita, menghindari

kegagalan dan rasa cemas. Ideal diri harus cukup tinggi supaya

mendukung respek terhadap diri, tetapi tidak terlalu tinggi, terlalu

menuntut, samar-samar atau kabur. Ideal diri berperan sebagai

pengatur internal dan membantu individu mempertahankan

kemampuannya menghadapi komflik atau kondisi yang membuat

bingung. Ideal diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan

keseimbangan mental (Suliswati dkk, 2005).

Page 8: BAB II tinjauan teori proposal

3) Harga Diri

Harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang

dicapai, dengan cara menganalisis seberapa jauh perilaku individu

tersebut sesuai dengan ideal dirinya (Sunaryo, 2004). Harga diri

(self-esteem) adalah penilaian individu tentang dirinya dengan

menganalisis kesesuaian anatara prilaku dan ideal diri yang lain.

Harga diri dapat diperoleh melalui penghargaan dari diri sendri

maupun dari orang lain. Perkembangan harga diri juga ditentukan

oleh perasaan diterima, dicintai, dihormati oleh orang lain, serta

keberhasilan yang pernah dicapai individu dalam hidupnya

(Hidayat, 2004).

Harga diri adalah penilian terhadap hasil yang dicapai

dengan analisi, sejauh mana perilaku memenuhi ideal diri jika

individu selalu sukses maka cendurung harga dirinya akan tinggi

dan jika mengalami gagal cenderung harga diri menjadi rendah.

Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain (Tarwoto dan

Wartonah, 2010).

Harga diri dapat dipahami dengan memikirkan hubungan

anatara konsep diri seseorang dan ideal diri. Harga diri juga

dipengaruhi oleh sejumlah kontrol yang meraka miliki terhadap

tujuan dan keberhasilan dalam hidup (Sunaryo, 2004).

Page 9: BAB II tinjauan teori proposal

4) Peran

Peran adalah serangkaian prilaku yang diharapkan oleh

masyarakat yang sesuai dengan fungsiyang ada dalam masyarakat

atau suatu pola sikap, perilaku, nilai, dan tujuan yang diharapkan

dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat, misalnya

sebagai orang tua, atasan, teman dekat dan sebagainya. Setiap

peran atasan, teman dekat dan sebagainya. Setiap peran

berhubungan dengan pemenuhan harapan-harapan tertentu.

Apabila harapan tersebut dapat terpenuhi, rasa percaya diri

seseorang akan meningkat. Sebaliknya, kegagalan untuk memenuhi

harapan atas peran dapat menyebabkan penurunan harga diri atau

terganggunya konsep diri .

Peran adalah pola sikap, perilaku nilai yang diharapkan dari

seseorang berdasarkan posisi di masyarakat (Tarwoto dan

Wartonah, 2010).

Menurut Stuart & Sudden (1998), peran membentuk pola

perilaku yang diterima secara sosial yang berkaitan dengan fungsi

seorang individu dalam berbagai kelompok sosial. Sepanjang

hidup orang yang menjalani berbagai perubahan peran. Perubahan

normal yang berkaitan dengan pertumbuhan dan maturasi

mengakibatkan transisi perkembangan. Transisi situasi terjadi

Page 10: BAB II tinjauan teori proposal

ketika orang tua, pasangan hidup, atau teman dekat meninggal atau

orang pindah rumah, menikah, bercerai atau ganti pekerjaan.

5) Identitas diri

Identitas diri adalah penilaian individu tentang

dirinyasebagai suatu kesatuan yang utuh. Identitas mencakup

konsistensi seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai

keadaan serta menyeritkan perbedaan atau keunikan dibandingkan

dengan orang lain. Identitas seringkali dapat melalui pengamatan

sendiri dan dari apa yang didengar seseorang dari orang lain

mengenai dirinya (Hidayat, 2004).

Identitas diri adalah kesadaran akan dirinya sendiri yang

bersumber dari observasi dan penelitian yang merupakan sintesis

dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh

(Tuwarto, Wartonah, 2010).

Identitas diri adalah kesadaran diri dari individu akan

keunikan yang terjadi terus-menerus sepanjang hidup.menurut

Kozier (2004). Identitas diri seseorang biasanya beruppa

karakteristik-karakteristik yang membedakan seseorang dengan

yang lainnya meliputi nama, jenis kelamin, umur, ras, suku,

budaya, pekerjaan atau peran. Menurut Erikson (1963) dalam

Potter & Perry (2005) identitas diri menunjukan kesadaran akan

suatu kepastian dan adanya pemisahan dari yang lainnya, perasaan

diri seutuhnya dan pemeliharaan solidaritas dengan kelompok

Page 11: BAB II tinjauan teori proposal

sosial yang ideal melalui ekspresidan keunikan individu. Identitas

seperti halnya citra tubuh sangat berkaitan erat dengan penampilan

dan kemampuan (Potter & Perry, 2005).

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

1) Tingkat perkembangan dan pengetahuan

Perkembangan anak seperti dukungan mental, perlakuan

dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep diri.

2) Budaya

Pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang

tuanya, kelompok dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja

seharian akan membawa anak lebih dekat pada lingkungan.

3) Sumber eksternal dan internal

Kekuatan dan perkembangan pada indiividu sangat

berpengaruh terhadap konsep diri. Pada sumber internal misalnya,

orang yang humoris koping individunya lebih efektif. Sumber

eksternal misalnya adanya dukungan dari masyarakat dan ekonomi

yang kuat.

4) Pengalaman sukses atau gagal

Adanya kecendrungan bahwa riwayat sukses akan

meningkatkan konsep diri demikian pula sebaliknya.

Page 12: BAB II tinjauan teori proposal

5) Stressor

Stressor dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan

baru, ujian dan ketakutan. Jika koping individu tidak adekuat maka

akan menimbulkan depresi, menarik diri, dan kecemasan.

6) Usia. Keadaan sakit dan trauma

Usia tua dan keadaan sakit akan mempengaruhi persepsi

dirinya (Tuwarto dan Wartonah,2010)

Calhoun dan Acocella (2001) mengungkapkan ada

beberapa sumber informasi untuk konsep diri seseorang, yaitu:

1) Orang tua

Orang tua adalah kontak sosial yang paling awal kita alami

dan yang paling berpengaruh. Orang tua sangat penting bagi

seorang anak, sehingga apa mereka komunikasikan akan lebih

berpengaruh daripada informasi lain yang diterima anak sepanjang

hidupnya. Orang tua memeberikan arus informasi yang konstan

mengenai diri anak. Orang tua juga membantu dalam menetapkan

penghargaan serta mengajarkan anak bagaimana menilai dirinya

sendiri. Pengharapan dan penilaian tersebut akan terus terbawa

sampai anak menjadi dewasa.

2) Teman sebaya

Page 13: BAB II tinjauan teori proposal

Setelah orang tua, kelopok teman sebaya juga cukup

mempengaruhi konsep diri individu. Penerimaan maupun

penolakan kelompok teman sebaya terhadap seorang anak akan

berpengaruh pada konsep diri anak tersebut. Peran yang diukir

anak dalam kelompok teman sebayanya dapat memberi pengaruh

yang dalam pada pandangannya tentang dirinya sendiri dan

peranan ini, bersama dengan penilaian diri yang dimilikinya akan

cenderung terus berlangsung dalam hubungan sosial ketika ia

dewasa.

3) Masyarakat

Sama sepertiorang tua dan teman sebaya, masyakat juga

memberitahu individu bagaimana mendifinisikan diri sendiri.

Penilian dan penghargaan masyarakat terhadap individu dapat

masuk ke dalam konsep diri individu dan individu akan beperilaku

sesuai dengan pengharapan tersebut.

4) Belajar

Konsep diri merupakan hasil belajar.belajar dapat didefinisikan

sebagai perubahan psikologis yang relatif permanen yang terjadi dalam

diri seseorang sebagai akibat dari pengalaman. Dalam mempelajari

konsep diri, terhadap tiga faktor utama yang harus dipertimbangkan,

yaitu: asosiasi, ganjaran dan motivasi.

e. Kriteria kepribadian yang sehat

1) Citra tubuh yang positif dan akurat

Page 14: BAB II tinjauan teori proposal

Kesadaran akan diri berdasarkan atas observasi mandiri dan

perhatian yang sesuai akan kesehatan diri. Termasuk persepsi dan

saat masa lalu.

2) Ideal diri

Individu mempunyai ideal diri yang realitas dan mempunyai tujuan

hidup yang dapat dicapai.

3) Konsep diri yang positif

Konsep diri yang positif menunjukan bahwa individu akan sesuai

dalam hidupnya.

4) Harga diri yang Tinggi

Seseorang yang mempunyai harga diri yang tinggi akan

memandang dirinya sebagai seseorang yang berarti dan

bermanfaat. Ia memandangdirinya sama dengan apa yang

diinginkan.

5) Kepuasan penampilan peran

Individu yang mempunyai kepribadian sehat akan dapat

berhubungan dengan orang lain secara intim dan mendapat

kepuasan. Ia dapat mempercayai dan terbuka pada orang lain

seperti membina hubungan interdependen.

6) Identitas yang jelas

Individu merasakan keunikan dirinya yang memberi arah

kehidupan dalam mencapai tujuan (Tarwoto dan Wartonah,2010).

f. Karakteristik Konsep Diri Rendah

Page 15: BAB II tinjauan teori proposal

1) Menhindari sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu

2) Tidak mau berkaca

3) Menghindari diskusi tentang topik dirinya

4) Menolak usaha rehabilitasi

5) Melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat

6) Mengingkari perubahan pada dirinya

7) Peningkatan ketergantungan pada yang lain

8) Tanda dari keresahan seperti marah, keputusasaan, menagis

9) Menolak berpartisipasi dalam perawayan diri

10) Tingkah laku yang merusak seperti penggunaan obat-obatan dan

alcohol

11) Menghindari kontak sosial

12) Kurang betangguang jawab (Tarwoto dan Wartonah,2010).

g. Faktor-faktor resiko Gangguan Konsep Diri.

1) Gangguan Konsep Diri

a) Perubahan perkembangan

b) Trauma

c) Jenis kelamin yang tidak sesuai

d) Budaya yang tidak sesuai.

2) Gangguan citra tubuh

a) Hilangnya bagian tubuh

b) Perubahan perkembangan

c) Kecacatan

3) Gangguan Harga Diri

Page 16: BAB II tinjauan teori proposal

a) Hubungan interpersonal yang tidak harmonis

b) Kegagalan perkembangan

c) Kegagalan mencapai tujuan hidup

d) Kegagalan dalam mengikuti aturan normal.