63
TINJAUAN TEORITIS DAN TINJAUAN KASUS A. Tinjauan Teoritis 1. Konsep Dasar Keluarga a. Pengertian Keluarga Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing- masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. (UU No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera dalam Suprajitno, 2004). Sedangkan menurut Bailon dan Maglaya (dalam Nasrul Effendy 1998) keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing 1

Tinjauan Teori Dm

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ok

Citation preview

TIN

TINJAUAN TEORITIS DAN TINJAUAN KASUS A.Tinjauan Teoritis 1.Konsep Dasar Keluarga

a. Pengertian Keluarga Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. (UU No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera dalam Suprajitno, 2004).Sedangkan menurut Bailon dan Maglaya (dalam Nasrul Effendy 1998) keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.b. Fungsi keluarga

Menurut Friedman (1998) terdap at lima fungsi keluarga, yaitu:

1) Fungsi afektif (the affective function)Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.

2) Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement function)

Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.

3) Fungsi reproduksi (the reproductive function)

Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

4) Fungsi ekonomi (the economic function)

Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care function)

Adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.

Selain fungsi di atas ada beberapa fungsi keluarga yang harus dijalankan keluarga menurut Effendy (1998, hal. 35), yaitu:1) Fungsi biologis

a)Untuk meneruskan keturunan

b) Memelihara dan membesarkan anak

c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

d) Memelihara dan merawat anggota keluarga

2)Fungsi psikologis

a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman

b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

d) Memberikan identitas keluarga

3) Fungsi sosialisasi

a) Membina sosialisasi pada anak

b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak

c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

4) Fungsi ekonomi

a)Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dan sebagainya.

5) Fungsi pendidikan

a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.c.Tipe keluarga.

Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi dua, yaitu : 1) Keluarga inti (nuclear family)

Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi.

2) Keluarga besar (extended family)

Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek - nenek, paman - bibi). Namun dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa indivualisme, pengelompokan tipe keluarga selain kedua di atas berkembang menjadi :

1) Keluarga bentukan kembali (dyadic family)

Adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai, atau kehilangan pasangannya.

2) Orang tua tunggal (single parent family)

Adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.

3)Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)

4) The single adult living aloneOrang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal tanpa pernah menikah.

5)The non marital heterosexual cohabiting family Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya.

6) Gay and Lesbian family. (Suprajitno, 2004, hal. 2 )

d. Tingkat perkembangan keluarga

Delapan tahap siklus kehidupan keluarga (Duvall, 1985 dalam Suprajitno, 2004, hal.2) yaitu ;

1) Tahap I Keluarga Baru Menikah dengan tugas:

a) Membina hubungan intim yang memuaskan.

b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.

c) Mendiskusikan rencana memiliki anak.

2)Tahap II Keluarga dengan Anak Baru Lahir (Usia Anak Tertua sampai 30 bulan) dengan tugas:

a)Mempersiapkan menjadi orang tua

b) Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga baru, interaksi keluarga, hubungan seksual dan kegiatan.

c) Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya.3) Tahap III Keluarga dengan Anak Usia Pra-Sekolah (Usia anak tertua berumur 2/4-5 tahun) dengan tugas:

a)Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misalnya kebutuhan tempat tinggal, privasi, dan rasa aman.

b) Membantu anak untuk bersosialisasi.

c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus terpenuhi.d) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik didalam atau di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.g) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan.

4) Tahap IV Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (Anak tertua berumur 6-12 tahun) dengan tugas:

a)Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah, dan lingkungan lebih luas.

b) Mempertahankan keintiman pasangan.

c)Memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.

5) Tahap V Keluarga dengan Anak Remaja (Anak Tertua berumur 13-20 tahun) dengan tugas:

a) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi.

b)Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga. c)Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.

d) Mempersiapkan perubahan stem peran dan peraturan keluarga untuk memenuhi Kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

6) Tahap VI Keluarga Mulai Melepas Anak sebagai Dewasa (Mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah) dengan tugas : a) Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar.

b) Mempertahankan keintiman hubungan.

c)Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.

d) Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan di rumah.

7) Tahap VII Keluarga Usia Pertengahan dengan tugas :

a)Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan.

b) Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya.

c)Meningkatkan keakraban pasangan.

8)Tahap VIII Keluarga Usia Tua (juga menunjuk kepada anggota keluarga yang berusia lanjut, usia pensiun hingga pasangan yang sudah meninggal dunia) dengan tugas:

a)Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan pasangannya.

b) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga.

c) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.d) Melakukan life review masa lalu.e. Lima tugas keluarga di bidang kesehatan:

Tugas keluarga dalam bidang kesehatan, yaitu :

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga.

2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.

3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga (Suprajitno. 2004, hal.l 7).2.Konsep Dasar Diabetes Mellitus

a.Pengertian

Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, 2001). Menurut Mansjoer (2000) Diabetes Mellitus (DM) adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, diserta lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskot elektron. Sementara itu Price dan Wilson (2005) berpendapat bahwa DM adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Jadi DM adalah penyakit metabolik yang biasanya bersifat herediter dengan tanda-tanda hiperglikemia, dan glukosuria, sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif dalam tubuh.

Ada beberapa tipe DM yang dibedakan berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan terapinya. Klasifikasi diabetes yang utama adalah:

1) Tipe 1 : Diabetes Melitus tergantung insulin (Insulin-Dependent Diabetes Mellitus [IDDM])

a) Diabetes yang tergantung insulin, dimana sel-sel beta pankreas yang dalam keadaan normal menghasilkan hormon insulin dihancurkan oleh suatu proses autoimun.

b) Tipe ini ditandai oleh awitan mendadak yang biasanya terjadi pada usia 30 tahun.

2) Tipe II : Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus [NIDDM])

a) Diabetes yang tidak tergantung insulin.b) Terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin.c) Tipe ini pada mulanya diatasi dengan diet dan latihan, jika kenaikan glukosa darah tetap terjadi, tetapi diet dan latihan tersebut dilengkapi dengan obat hipoglikemik oral dan jika tidak bisa mengendalikan diperlukan penyuntikan insulin.d)Ditemukan paling sering pada usia lebih dari 30 tahun dan obesitas.

3) Diabetes Mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya

a) Bergantung pada kemampuan pankreas untuk menghasilkan insulin.

b) Mungkin memerlukan terapi dengan obat oral atau insulin.

4)Diabetes Gestasional

a) Awitan selama kehamilan, biasanya terjadi pada trimester kedua atau ketiga.

b) Disebabkan oleh hormon yang disekresikan plasenta dan menghambat kerja insulin.c)Diatasi dengan diet dan insulin (jika diperlukan) untuk mempertahankan secara ketat kadar glukosa darah normal.

(Smeltzer, 2001, hal.1220).

b.Patofisiologi

Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik yang disebabkan oleh faktor genetik, faktor lingkungan (makanan yang berlebihan atau kegemukan) dan aktivitas insulin. Dan etiologi tersebut dapat menyebabkan penurunan glukosa dan peningkatan insulin. Begitu juga sebaliknya dapat terjadi peningkatan glukosa dan penurunan insulin. Dari peningkatan insulin dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia, gejala-gejala hipoglikemia disebabkan oleh pelepasan epineprin (berkeringat, gemetar, sakit kepala, dan palpitasi), juga akibat kekurangan glukosa dalam otak (tingkah laku yang aneh, sensorium yang tumpul dan koma).

Akibat dari defisiensi insulin juga akan mengakibatkan terjadinya hiperglikemia, yang ditandai dengan terjadinya proses lipolisis (pemecahan lemak) yang terjadi di otot, jika terjadi terus menerus akan mengakibatkan penumpukan atau peningkatan badan keton dalam darah yang dapat menyebabkan ketoasidosis yang pada akhirnya pasien mengalami koma diabetika dan meninggal. Jika hiperglikemia parah dan melebihi ambang ginjal, maka akan menimbulkan glukosuria yang dapat mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran kemih (poliuria) dan timbul rasa harus dengan hasil akhir dehidrasi dan kehilangan elektrolit sehingga pasien banyak minum (polidipsia). Bila tidak ditanggulangi dapat terjadi hipotensi dan pasien mengalami syok. Akhirnya akibat penurunan penggunaan oksigen otak akan terjadi koma dan meninggal. Karena glukosa hilang bersama kemih, maka klien mengalami keseimbangan kalori negatif dan berat badan berkurang. Rasa lapar dan banyak makan (polipagia) mungkin akan timbul sebagai akibat kehilangan kalori, pasien mengeluh lelah dan mengantuk.

Komplikasi vaskuler jangka panjang dari diabetes melibatkan pembuluh-pembuluh darah kecil (mikroangiopati) dan pembuluh darah sedang dan besar (makroangiopati). Mikroangiopati dapat terjadi pada glomerulus ginjal (nefropati diabetik) manifestasi dini nefropati berupa protein urea dan hipertensi. Jika hilangnya fungsi nefron terus berkelanjutan, pasien akan menderita insufisiensi ginjal dan uremia. Pada tahap ini, pasien mungkin memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal. Mikroangiopati juga menyebabkan gangguan jalur poliol (glukosa ( sorbitol ( fruktosa) akibat kekurangan insulin. Jika terdapat peningkatan sorbitol dalam lens akan mengakibatkan pembentukan katarak atau kebutaan Dan jika terjadi penimbunan sorbitol dan fruktosa pada jaringan saraf akan menyebabkan neuropati, neuropati dapat menyerang saraf perifer, saraf kranial, atau sistem saraf otonom.

Pada akhirnya makroangiopati diabetik ini akan mengakibatkan penyumbatan vaskuler. Jika mengenai arteria-arteria perifer, maka dapat mengakibatkan insufisiensi vaskuler perifer yang disertai klaudikasio intermiten dan gangren pada ektremitas. Jika yang terkena adalah arteria koronaria dan aorta, maka dapat mengakibatkan angina dan infark miokardium.c.Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Doengoes (1999) hal. 728 pemeriksaan diagnostic yang dilakukan pada pasien DM adalah :

1) Glukosa Darah Dapat meningkatkan antara 100-200 mg/dl atau lebih.2) Aseton Plasma (Keton)

Positif secara mencolok.3) Asam Lemak Bebas

Kadar lipid dan kolesterol meningkat.4) Osmolalita Serum

Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/L.5) Elektrolit

Natrium mungkin normal, meningkat atau menurun.6) Gas Darah Arteri

Biasanya menunjukkan pH rendah dan menurunan pada HCO3 (Asidosis metabolik). Dengan kompensasi alkalosis respiratorik.7) Trombosit Darah

Ht mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis, merupakan respons terhadap stress atau infeksi.8) Ureum Kreatinin

Mungkin normal atau meningkat (dehidrasi/penurunan fungsi ginjal).9) Insulin Darah

Mungkin menurun atau bahkan sampai tidak ada (tipe I) atau normal sampai tinggi (tipe II).10) Pemeriksaan Fungsi Tiroid

Peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.11) Urine

Gula dan aseton positif dan osmolalitas meningkat.

d.Penatalaksanaan Medis

Terapi terbaru bagi penatalaksanaan Diabetes Mellitus dibagi menjadi terapi primer dan terapi sekunder (Lanywati,2001,hal.25).

1) Terapi Primer

a) Diet Diabetes Mellitus

(1)Karbohidrat

Karbohidrat merupakan komponen terbesar, yaitu mencapai 68 % dari total kalori yang dibutuhkan setiap harinya. Jenis karbohidrat yang dianjurkan terutama adalah polisakarida, misalnya pati gandum (roti, bakmi dan macarini), nasi, kentang, ubi dan jagung.

(2)Protein

Protein dicadangkan 12% dari total kalori. Protein hewani terutama diperoleh dari daging.

(3)Lemak

Lemak diperlukan sebanyak 20% dari total kalori. Lemak tersebut sebaiknya diambil dari lemak nabati dan sedikit dari lemak hewani.

(4)Serat

Dianjurkan bagi para penderita DM, agar setiap harinya mengkonsumsi 60 gram serat-serat gizi yang dapat diperoleh dari 350 gram sayur-mayur dan kacang-kacangan. Serat-serat gizi berguna dalam regulasi kadar gula darah. b) Latihan Fisik / Olahraga

Semua penderita Diabetes Mellitus dianjurkan untuk melakukan latihan fisik ringan secara teratur setiap harinya selama 20 menit, latihan dilakukan 1,5 jam sesudah makan.c) Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan mengenai perlunya diet secara ketat, latihan fisik, minum obat dan juga pengetahuan tentang komplikasi, pencegahan maupun perawatannya.1) Terapi sekunder

Terapi sekunder dengan pemberian obat anti diabetika. Obat ini digunakan untuk mengontol kadar gula darah. Golongan obat ini adalah sulfonylurea, glipozid, dan gliburide. Obat ini mempunyai efek meningkatkan kemampuan sel-sel beta pancreas untuk mensekresikan insulin, juga meningkatkan jumlah reseptor insulin dan memperbaiki kerusakan kerja insulin post reseptor insulin. Selain obat oral terkadang pasien juga mendapat insulin injeksi untuk reaksi lebih cepat. Insulin umumnya diberikan dengan suntukan di bawah kulit (subkutan). Pada keadaan khusus diberikan pada jaringan otot (intramuskuler) atau pembuluh darah (intravena). Daerah suntukan insulin adalah :a. Perut, penyerapan tercepat

b. Lengan, penyerapan sedang

c. Paha, penyerapan lambat

d. Pantat, penyerapan lambat

3.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga a.Pengkajian

Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan pasien (keluarga) denagn memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. (Effendy, 1998).1). Pengumpulan data

Adapun data yang dikumpulkan (Friedman, 1998) adalah :a)Data Umum

(1)Identitas kepala keluarga

(2)Komposisi keluarga

(3)Genogram

(4)Tipe Keluarga

(5)Latar nelakang budaya keluarga

(6)Agama

(7)Status sosial ekonomi keluarga

(8)Aktivitas rekreasi keluarga

b)Tahap dan Riwayat perkembangan keluarga

(1)Tahap perkembangan keluarga saat ini

(2)Tahan perkembangan keluarga yang belu terpenuhi

(3)Riwayat keluarga sebelumnya

c)Data Lingkungan

(1)Karakteristik rumah

(2)Karakteristik lingkungan dan komunitas

(3)Mobilitas geografi keluarga

(4)Perkumpulan keluarga dan interaksi sosial keluarga

(5)Sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga

d)Struktur Keluarga

(1)Pola komunikasi

(2)Struktur peran

(3)Nilai dan norma keluargae)Fungsi Keluarga

(1)Fungsi ekonomi

(2)Fungsi mendapatkan status sosial

(3)Fungsi pendidikan

(4)Fungsi sosialisasi

(5)Fungsi pemenuhan kesehatan

(6)Fungsi religius

(7)Fungsi rekreasi

(8)Fungsi reproduksi

(9)Fungsi afektiff)Pemeriksaan kesehatan

g)Koping keluarga dan stress

(1)Stresor jangka pendek dan jengka panjang

(2)Kemampuan keluarga untuk bersespon terhadap situasi atau

stressor

(3)Penggunaan stategi koping

(4)Stratefi adaptasi disfungsional

h)Harapan keluarga

2). Analisa data

Dalam menganalisa data ada tiga norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga (Effendy, 1998,hal.48), yaitu :a)Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga.

b)Keadaan rumah dan sanitasi c)Karakteristik keluarga

3). Rumusan Masalah

Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga yang diambil didasarkan kepada analisa konsep, prinsip, teori dan standar yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum mengambil keputusan tentang masalah kesehatan dan keperawatan keluarga (Effendy, 1998, hal. 48).4). Skoring

Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan kepada beberapa kriteria (Effendy, 1998,hal.48), yaitu :

a)Sifat masalah yang dikelompokkan menjadi aktual, risiko dan potensial.

b)Kemungkinan masalah dapat diubah adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan. c)Potensial masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan.d)Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan mengatasi masalah dalam hal beratnyadan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan kesehatan.

Dalam menentukan prioritas diagnosa keperawatan dan kesehatan keluarga, perlu disusun skala prioritas dengan teknik skoring (Suprajitnp, 2004) sebagai berikut :

TABEL 1

SKORING MASALAH KEPERAWATAN KELUARGANOKROTERIANILAIBOBOT

1Sifat masalah

Skala :

a. Aktual

b. Risiko

c. Potensial3

2

11

2Kemungkinan masalah dapat diubahSkala :

a. Dengan mudahb. Hanya sebagian

c. Tidak dapat21

02

3Potensi masalah dapat dicegahSkala :

a. Tinggi

b. Cukup

c. Rendah32

11

4Menonjolnya masalahSkala :

a. Masalah berat harus ditanganib. Masalah yang tidak perlu segera ditangani

c. Masalah tidak dirasakan21

01

TOTAL5

Berdasarkan kriteria diatas maka dapat diprioritaskan suatu masalah, masing- masing masalah keperawtan diskoring terlebih dahulu kemudian hasil skoring tersebut dijumlahkan nilainya. Adapun rumus untuk mendapatkan nilai skoring tersebut adalah :

Skor

X Bobot

Nilai Tretinggi5). Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga yang muncul menurut NANDA (Carpenito,2001; Friedman, 1998) adalah :a)Manajemen kesehatan dapat dirubahb)Perilaku mencari hidup sehat

c)Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah

d)Kurang pengetahuane)Konflik keputusanf)Berduka disfungsionalg)Konflik peran orang tuah)Isolasi sosiali)Perubahan dalam proses keluargaj)Potensial perubahan dalam menjadi orang tuak)Perubahan penampilan peranl)Potensial terhadap kekerasanm)Potensial terhadap pertumbuhan koping keluargan)Penatalaksanaan program terapeutik takefektifb.Perencanaan

Langkah selanjutnya setelah pengkajian adalah menyusun perencanaan keperawatan kesehatan dan keperawatan keluarga. Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi. Adapun tahap-tahap dalam menyusun perencanaan :1).

Prioritas diagnosa

Prioritas diagnosa berdasarkan atas nilai tertinggi (Suprajitno,

2004).2).

Rencana Perawatan

Dalam menyusun rencana perawatan terdiri dari tujuan jangka panjang yang mengacu pada masalah, tujuan jangka pendek yang mengacu pada pada lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan, kriteria yang menggambarkan tentang faktor-faktor yang tidak tetap yang dapat memberikan petunjuk bahwa tuijuan dapat dicapai, estndar yang menunjukkan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk membandingkan dengan pelaksanaan yang sebenarnya. (Efendi, 1998, hal.54).c.Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga yang didasarkan pada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Hal-hal yang perla diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawtan terhadap keluarga hdala sumber daya keluarga, tingkat pendidikan keluarga, sarana dan prasarana yang ada dala keluarga. (Efendy, 1998).

b.Evaluasi

Componen terakhir dari proses perawatab hdala evaluasi. Evaluasi merupakan upaya untuk menentukan apakah seluruh proses sudah berjalan dengan baik atau Belem. Apabila hasil tidak mencapai tujuan maka pelaksanaan tindakan diulang kembali dengan beberapa perbaikan. Sebagai statu proses evaluasi ada empat dimensi yaitu :1).

Dimensi keberhasilan yaitu evaluasi dipusatkan untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan 2).

Dimensi ketepatgunaan yaitu evaluasi yang dikaitkan dengan sumber daya.3)Diensi kecocokan yaitu evaluasi yang berkaitan denagn kecocokan kemampuan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan

4)Dimensi kecukupan yaitu evaluasi yang berkaitan dengan kecukupan perlengkap dari tindakan yang telah dilaksanakan. (Efendi, 1998, hal.59).

TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELURGA BAPAK KS DENGAN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS III DENPASAR SELATAN

TANGGAL 23-27JUNI 2008

1. PENGKAJIAN

Pengkajian data dilaksanakan pada hari Jumat, 23 Juni 2008 pukul 09.00 wita. Data diperoleh dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan dokumentasi.

A. Data Umum

1. Kepala Keluarga

a. Nama

:KSb. Umur

:45 Tahun

c. Jenis Kelamin:Laki- Laki

d. Pendidikan

:SD

e. Pekerjaan

:Sopir

f. Agama

:Hindu

g. Suku/Bangsa:Bali / Indonesia

h. Alamat:Jl. Raya Pamogan Gang BPU Pudak Sari No.29 Denpasari. Tanggal Pengkajian: 23 Juni 2008

2. Komposisi Keluarga:

TABEL I

KELURGA BAPAK MD DENGAN DIABETES MELLITUS

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS III DENPASAR SELATAN

TANGGAL 23-27JUNI 2008 NONamaL/PUmur

(Th)Hub.dg

KKPendidikanPekerjaanImunisasiKondisi Ket

1.

2.

3.

WS

SK

KD

P

P

P

42

21

17

Istri

Anak I

AnakII

SMA

SMA

SMA

Swasta

Swasta

-

-

-

-

Sakit

Sehat

Sehat

-

-

-

Sumber : Keluarga Bapak KS3. Genogram

Sumber : Keluarga bapak KS

Keterangan:

:Laki-Laki

:Perempuan

:Laki-Laki Meninggal

:Laki-laki yang menderita penyakit DM

:Perempuan Meninggal

:Kasus/Klien teridentifikasi

:Tinggal Serumah

Penjelasan Genogram :

Keluarga Bapak KS terdiri dari istri dan dua orang anak. Keluarga bapak KS tinggal serumah dengan istri dan dua orang anak perempuannya. Ayah dan Ibu bapak KS sudah meninggal karena umurnya yang sudah tua, bukan karena penyakit menular. Tetapi di keluarga besar klien WS ada yang menderita penyakit KS yaitu ayah kandung klien WS.

4. Tipe Keluarga

Keluarga Bapak KS termasuk tipe keluarga inti, yang terdiri dari ayah, ibu dan 2 orang anak.5. Latar Belakang Budaya (Etnis)

Latar belakang keluarga Bapak KS termasuk ke dalam etnis Bali. Secara etnis merupakan lingkungan keluarga homogen (hanya 1 etnis Bali). Dalam kesehariannya menggunakan Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama anggota keluarga maupun masyarakat.

6. Agama

Keyakinan yang dianut oleh keluarga bapak KS seluruhnya agama Hindu. Persembahyangan dan kegiatan keagamaan dilaksanakan pada hari tertentu seperti purnama, tilem, galungan, kuningan dan lain-lain.

7. Status Sosial Ekonomi KeluargaDi keluarga bapak KS 3 orang yang mempunyai pekerjaan dan pekerjaan itu sebagai pekerjaan tetap. Bapak KS bekerja sebagai sopir truk pengangkut buah-buahan, sedangkan ibu WS bekerja di Asuransi. Anaknya yang pertamanya SK bekerja di hotel. Dari penghasilan mereka tersebut dipakai untuk menutupi keperluan keluarga. Menurut keluarga penghasilannya sekarang yang didapat sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari meski terkadang kurang.

TABEL 2

DATA PENDAPATAN DAN PENGELUARAN KELUARGA KEPERAWATAN PADA KELURGA BAPAK KS DENGAN DIABETES MELLITUS

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS III DENPASAR SELATAN

TANGGAL 23 JUNI 2008NoNama Anggota KeluargaPekerjaanPendapatan

(Rp)Pengeluaran

(Rp)Keterangan

1KSSopir1.500.000750.000Tdk tetap

2WSPegawai Asuransi1.000.000-tetap

3SKPegawai hotel500.000-tetap

jumlah3.000.0002.700.000

300.000Ditabung

3.000.0003.000.000

Sumber : keluarga bapak KS8. Aktivitas Rekreasi Keluarga atau Waktu LuangKepala keluarga mengatakan mempunyai kebiasaan untuk rekreasi dan waktu luang. Biasanya memanfaatkan waktu liburan bersama, atau lebih sering juga saat ada waktu luang dihabiskan untuk berbincang-bincang sambil nonton TV di rumah.

B. Tahap dan Riwayat Perkembangan Keluarga1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini

Keluarga bapak KS saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa2. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi

Keluarga mengatakan tahap perkembangan keluarga dapat dilalui dengan cukup baik tanpa hambatan. Meskipun sibuk bapak KS dan Ibu WS tetap meluangkan waktu untuk anak-anaknya.

3. Riwayat Keluarga Sebelumnya Dalam keluarga bapak KS tidak ada riwayat yang menderita penyakit yang sama dengan istrinya. Ibu WS mengatakan di keluarganya ada yang menderita penyakit yang sama seperti ibu WS yaitu ayah kandung ibu WS. Ibu WS subah menderita penyakit kencing manis sejak 2,5 bulan yang lalu.

C. Data Lingkungan

1. Karakteristik Rumah

Bapak KS mengatakan tinggal di kamar kos tipe permanen dengan ukuran 3,5 m x 4 lengkap dengan 1 dapur dan 1 kamar mandi dalam. Penerangan kamar mengunakan lampu neon 15 watt pada malam hari dan cahaya matahari pada siang hari. Lantai kamar terbuat dari keramik. Ibu biasa menyapu kamar dua kali sehari dan mengepel satu kali seminggu. Kamar klien cukup bersih dan rapi. Ventilasi kamar pasien 30% dari luas kamar. Dapur keluarga agak kotor dan perabotannya tidak tertata rapi. Limbah dapur dan kamar mandi dibuang atau dialirkankeselokan di depan rumah kosan. Jamban yang digunakan oleh keluarga adalah jamban jongkok dengan kebersihan cukup. Sumber air minum dari PDAM dan sumur bor. Karakteristik airnya bersih, jarak septikteng dengan sumur 15 m. Halaman rumah kos ditanami pohon mangga. Sampah rumah tangga biasanya dibuang atau dikumpulkan di tong sampah di bawah pohon mangga dan akan diangkut oleh tukang sampah. Klien mengatakan merasa senang dan nyaman menempati kamarnya.

GAMBAR 1

DEENAH RUMAH KOS KELUARGA BAPAK KS

DENGAN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS III DENPASAR SELATAN

Gang BPU Pudak Sari 1X

Keterangan :

1. Pura

8. Kamar kos

2. Sumur bor

9. Kamar kos

3. Pohon mangga

10. Kamar kos

4. Sumur

11. Kamar klien

5. Garasi

12. Dapur

6. Septikteng

13. Kamar mandi/WC

7. Kamar kos2. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas

Keluarga bapak KS berada di lingkungan kota. Untuk menuju rumah kosnya bapak KS dan keluarga melewati gang yang tidak terlalu ramai dan cukup luas, di sekitar tempat tinggalnya tidak terlalu bising dan lingkungannya cukup padat penduduk. Sarana transportasi di lingkungan rumah cukup lancar. Lingkungan rumahnya cukup bersih. Jenis pelayanan kesehatan yang ada seperti bidan praktek yang jaraknya 200 m dari rumah dan Puskesmas yang jaraknya 6 km.

3. Mobilitas Geografis Keluarga

Keluarga mengatakan sudah kos sejak lima bulan yang lalu, sebelumnya keluarga Bapak KS tinggal di rumah saudara mereka di Panjer selama 5 tahun dan pulang ke Klungkung setiap hari raya keagamaan.

4. Perkumpulan dan Interaksi dengan masyarakat

Keluarga mengatakan selalu ikut serta dalam aktivitas yang diselenggarakan oleh masyarakat di lingkungan tempat mereka kos. Hubungan keluarga dengan masyarakat di lingkungan cukup baik.

5. Sistem pendukung atau jaringan sosial kesehatan

Ibu mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit akan diantar berobat ke bidan atau puskesmas. Jika ada masalah biasanya keluarga akan meminta bantuan pada keluarga (kerabat).

D. Struktur Keluarga

1. Pola Komunikasi

Komunikasi antara anggota keluarga yang lain dan masyarakat di sekitar lingkungannya baik, begitu juga komunikasi dengan petugas kesehatan saat dikunjungi baik, terbukti dari sikap keluarga yang kooperatif dalam menanyakan kesehatan anggota keluarganya dan keluarga tampak antusias mendengarkan penjelasan dari petugas.2. Struktur Kekuasaan

Keluarga bapak KS dalam menghadapi masalah dipecahkan secara musyawarah. Kemudian dari hasil musyawarah itu keputusan diambil oleh kepala keluarga. Masalah keuangan diatur oleh ibu WS sebagai ibu rumah tangga dan dibantu oleh bapak KS.

3. Struktur Peran

Keluarga bapak KS mengatakan masing- masing anggota keluarga memiliki peran masing masing dan sudah menjalankan perannya dengan baik. Bapak KS adalah panutan dalam keluarga ini.4. Nilai dan Norma Keluarga

Keluarga bapak KS mengatakan kalau nilai dan norma yang ditetapkan dalam keluarga sesuai dengan keputusan dari seluruh anggota keluarga tanpa mengabaikan adat dan budaya serta agama yang dianut. Keluarga bapak KS memandang bahwa masalah kesehatan adalah masalah yang penting, dimana tidak ada dalam keluarga yang melarang anggotanya untuk berobat ke unit pelayanan kesehtan.

E. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif

Bersama istri, KS berusaha untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya.saling menyayangi satu sama lain, membina kekerabatan serta saling menghormati orang yang lebih tua, saling bertukar pikiran dengan sesama anggota keluarga dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

2. Fungsi Sosial

Bapak KS dn ibu WS mengatakan bahwa mereka bertanggung jawab dalam membesarkan anaknya. Tapi yang lebih berperan adalah ibu NR yang lebih sering berada dirumah. Keluarga agak mengalami kesulitan dalam membesarkan anak-anaknya karena klien sering sakit. Selain itu, karena kurangnya biaya dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

3.Fungsi Keperawatan Kesehatan

a. Keyakinan, Nilai dan Perilaku Keluarga

Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang sangat penting sehingga perlu dijaga dan dipertahankan. Klien WS mengatakan tidak tahu mengapa bisa sakit kencing manis, bagaimana cara mengobatinya dan apa akibat bila tidak segera diobati. Klien WS mengatakan akan melaksanakan dan mentaati diet yang dianjurkan oleh petugas kesehatan.

b. Definisi Keluarga Tentang Sehat dan Sakit

Keluarga mengatakan sehat adalah dapat melakukan aktivitas sehari- hari dan dapat bekerja, sedangkan sakit adalah tidak dapat melakukan aktivitas sehari- hari seperti biasanya. Keluarga menanyakan apakah penyakit yang diderita klien WS sangat parah. Klien WS mengatakan tidak tahu tentang penyakit kencing manis.c. Status Kesehatan dan Kerentanan Sakit yang Dirasakan Oleh Keluarga

Bapak KS mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang sakit, hanya saja klien WS yang sekarang sedang menjaga kesehatannya melalui diet teratur, istirahat dan aktivitas yang cukup untuk mencegah kenaikan kadar gula dalam darahnya. Klien WS mengatakan satu minggu yang lalu obatnya habis dan klien tidak memeriksakan diri ke Puskesmas sehingga selama satu minggu klien tidak minum obat. Klien melakukan semua itu karena ingin mencoba untuk sembuh dengan diet saja tanpa mengkonsusi obat, tetapi hal ini megakibatkan gula darahnya naik lagi sewaktu memeriksakan diri ke Puskesmas tanggal 22 Juni 2008. Klien WS mengatakan dirinya sudah dari satu bulan yang lalu menderita penyakit DM, gejala awal yang dirasakan adalah sering minum tetapi klien menganggap hal tersebut biasa karena aktivitas klien yang banyak diluar rumah. Setelah kaki kanan klien WS bengkak akibat jatuh dari motor tidak sembuh-sembuh, klien lalu berobat ke Puskesmas III Denpasar Selatan dan oleh dokter klien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan gula darah, ternyata gula darahnya tinggi sebesar 363 mg/dl. Sejak saat itu klien melaksanakan diet dan diberi obat Glibenclamid. Keluhan yang klien WS rasakan saat ini tidak ada tetapi klien merasa takut jika tangan atau kakinya terluka karena proses penyembuhan luka akan lama.

d. Praktek Diet Keluarga

Keluarga mengatakan dalam keluarga tidak ada pembatasan makanan baik jumlah dan frekuensinya untuk suami dan anak-anaknya. Keluarga biasa makan tiga kali sehari dengan komposisi nasi, lauk-pauk, sayur, dan kadang-kadang buah. Sedangkan klien WS mengkonsumsi makanan yang dianjurkan oleh petugas kesehatan. Klien WS mengatakan biasa makan jagung, kentang, ketela pohon, sayur mayur, tahu, tempe dan kadang-kadang buah. Dalam keluarga tidak terdapat makanan pantangan, makanan disajikan dalam keadaan tertutup.

e. Kebiasaan Tidur dan Istirahat

Klien WS mengatakan tidur malam pukul 21.00 Wita dan bangun pagi pukul 05.30 Wita. Klien WS jarang tidur siang. Klien WS mengatakan kalau badannya lemas, dia akan segera beristirahat.

f. Latihan dan Rekreasi

Keluarga mengatakan jarang menggunakan waktu luang untuk berekreasi keluar rumah, biasanya waktu luang dipakai untuk bersantai dan berkumpul dengan keluarga di rumah. Klien WS mengatakan sering jalan-jalan tiap pagi di komplek perumahan tempat dia tinggal.

g. Kebiasaan Penggunaan Obat-obatan dalam Keluarga

Keluarga mengatakan dalam keluarganya tidak berani sembarangan minum obat kalau sakit, kecuali obat yang diminum oleh klien WS sekarang yaitu Gilibenclamid 5 mg yang diminum setiap pagi. Klien WS memperlihatkan obat yang didapatnya dari puskesmas III Denpasar Selatan. Keluarga mengatakan biasanya kalau ada anggota keluarga yang sakit langsung dibawa ke bidan yang praktek dekat rumah kos atau ke Puskesmas.

h. Perawatan Diri

Keluarga mengatakan selalu berusaha untuk menjaga diri agar terhindar dari penyakit yang tidak diinginkan yaitu dengan istirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi sesuai dengan kemampuan keluarga. Masing-masing anggota keluarga biasa mandi dua kali sehari, gosok gigi tiap mandi, keramas dua kali dalam semingu, ganti baju satu kali sehari, begitu pula saat makan tetap mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

i. Praktek Lingkungan

Keluarga mengatakan dalam lingkungan tempat tinggalnya tidak ada bahaya yang begitu mengancam yang berasal dari tanah, air, udara dan pemakaian pestisida tidak ada. Keluarga menyapu di dalam kamar dan halaman rumah kos dua kali sehari, lantai kamar bersih. Klien WS mengatakan jendela kamar dibuka pada siang hari dan ditutup jika pergi. Penataan peralatan rumah sudah cukup rapi. Klien WS mengatakan pakaian yang belum dicuci digantung di belakang pintu, tampak banyak pakaian tergantung di belakang pintu.

j. Pemeriksaan Kesehatan Secara Teratur

Klien WS mengatakan akan memeriksakan diri ke Puskesmas jika obatnya sudah habis.

k. Kesehatan Gigi

Keluarga mengatakan dalam anggota keluarga tidak ada yang mengalami masalah kesehatan gigi.

l. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien WS mengatakan di keluarga besarnya ada yang menderita penyakit kencing manis yaitu ayah kandung klien WS sudah dideritanya sejak 1 bulan yang lalu.

m. Pelayanan Perawatan Kesehatan yang Diterima

Selama ini keluarga bapak KS jika sakit biasanya meminta pelayanan ke bidan atau ke Puskesmas III Denpasar Selatan dan untuk mengetahui kadar gula darahnya klien WS biasanya mengecek di laboratorium di Puskesmas III Denpasar Selatan. Keluarga mengatakan selama berobat di Puskesmas III Denpasar Selatan sudah cukup memuaskan.

n. Perasaan atau Persepsi Terhadap Pelayanan Kesehatan

Keluarga mengatakan pelayanan yang diterima saat berkunjung ke Puskesmas dan rumah sakit cukup memuaskan.

o. Sumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan

Keluarga mengatakan biaya yang diperlukan untuk pelayanan kesehatan diambil dari penghasilan Bapak KS,Ibu WS dan anaknya (SK).

p. Logistik Untuk Mendapatkan Perawatan

Keluarga mengatakan untuk menjangkau pelayanan kesehatan menggunakan sepeda motor dan jarang diantar. Jarak dari rumah ke bidan praktek 200 m dan jarak dari rumah ke Puskesmas induk 6 km.

F. Pemeriksaan Fisik

TABEL 3

PEMERIKSAAN FISIK PADA KELUARGA BAPAK KS

No Pemeriksaan FisikKSWS

1Keadaan Umum

a. Postur tubuh

b. Bangun tubuh

c. Kesadaran

d. TB/BB

Tegak

Sedang

Compos mentis

170 cm/70 kgTegak

Gemuk

Compos mentis

158 cm/65 kg

2Gejala Kardinal

a. Suhu

b. Tensi

c. Nadi

d. Respirasi370C

120/80 mmHg

80 x/menit

20 x/menit36,50 C

110/70 mmHg

80 x/menit

20 x/menit

1. Data penunjang

Hasil laboratorium pemeriksaan gula darah klien WS tanggal 11 Mei 2007, yaitu Gula Darah Puasa (GDP) = 388 mg/dl.

2. Keadaan fisik klien WS

a. Kepala : Kulit kepala bersih, persebaran rambut merata.

b. Mata: Konjungtiva merah muda, pergerakan bola mata terkoordinir, penglihatan baik.

c. Hidung: Mukosa hidung merah muda, penciuman baik.

d. Telinga: Pendengaran jelas, kebersihan cukup.

e. Mulut :Mukosa bibir lembab stomatithis tidak ada, pembesaran tonsil tidak ada.

f. Leher:Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, bendungan vena jugularis tidak ada, pergerakan leher baik.

g. Thorak:Bentuk simetris, retraksi otot dada tidak ada, wheezing -/-, ronchi -/-.

h. Abdomen : Asites dan distensi tidak ada.

i. Ekstremitas:

Ekstremitas atas :Pergerakan terkoordinasi, kebersihan cukup, luka tidak ada.

Ekstremitas bawah: Pergerakan terkoordinir, kebersihan cukup, luka tidak ada, bengkak di kaki kanan klien sudah hilang.

j. Genetalia:Tidak diobservasi.

k. Anus: Tidak diobservasi

G. Koping Keluarga

1. Stressor Jangka Pendek dan Panjang

Keluarga mengatakan sampai saat ini tidak ada yang menyebabkan stres yang terkait dengan sosial, ekonomi dan lingkungan. Klien WS mengatakan khawatir kalau gula darahnya tinggi dan klien ingin cepat sembuh.

2. Kemampuan Keluarga Untuk Berespon terhadap Situasi atau Stressor

Keluarga mengatakan bila ada masalah, keluarga mampu bertindak atau mengatasi masalah secara objektif dan realitis. Keluarga juga cukup tanggap terhadap keadaan klien WS.3. Penggunaan Strategi Koping

Keluarga mengatakan bila menghadapi suatu masalah diselesaikan secara musyawarah bersama anggota keluarga dan apabila masalah itu tidak bisa diselesaikan maka keluarga akan meminta bantuan dengan anggota keluarga yang lain.4. Strategi Adaptasi Disfungsional

Keluarga mengatakan tidak pernah menggunakan tindakan kekerasan dan otoritas bila menemukan masalah dalam keluarga.

2. Analisa Data

TABEL 4

ANALISA DATA KEPERAWATAN KELURGA BAPAK KS

KELURGA BAPAK MD DENGAN DIABETES MELLITUS

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS III

DENPASAR SELATAN

TANGGAL 23 JUNI 2008

NOData SubjektifData ObjektifMasalah

1234

1a. Klien WS mengatakan tidak tahu mengapa bisa sakit kencing manis, bagaimana cara pengobatanya dan apa akibat bila tidak segera diobati.

b. Keluarga menanyakan apakah penyakit yang diderita klien WS sangat parah.

c. Klien WS mengatakan satu minggu yang lalu obatnya habis dan klien tidak memeriksakan diri ke puskesmas sehingga selama satu minggu klien tidak minum obat. Klien melakukan semua itu karena inggin mencoba untuk sembuh dengan diet saja tanpa mengkonsumsi obat, tetapi hal ini mengakibatkan gula darahnya naik lagi sewaktu memeriksakan diri ke puskesmas tanggal 11 Mei 2007.

d. Klien WS mendapatkan obat oral (glibenclamid 5 mg yang diminum setiap pagi).

e. Klien WS memperlihatkan obat yang didapatkan dari Puskesmas.

f. Hasil laboratorium tanggal 11 Mei 2007 GDP = 388 mg/dl.

Kurang Pengetahuan keluarga

2g. Klien WS mengatakan jendela kamar dibuka pada siang hari dan ditutup jika pergi.

h. Klien WS mengatakan pakaian yang belum dicuci di gantung di belakang pintu.

i. Dapur keluarga agak kotor dan perabotanya tidak tertata dengan rapi.

j. Tampak banyak pakaian yang tergantung di belakang pintu.

Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah .

3. Rumusan Masalah Keperawatan a. Kurang pengetahuan keluarga.

b. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah.

4. Skoring

TABEL 5MASALAH KURANG PENGETAHUAN KELUARGA

NOKriteriaPerhitunganSkorPembenaran

12345

1.Sifat masalah (aktual)3/3 x 11Kurang pengetahuan keluarga dapat dilihat dari antusias keluarga bertanya tentang keadaan klien WS.

2.Kemungkinan masalah dapat diubah (dengan mudah)2/2 x 22Keluarga sangat kooperatif dalam mendengarkan penjelasan dari petugas tentang keadaan penyakit DM yang diderita klien WS.

3.Potensi masalah untuk dicegah (tinggi)3/3 x 11Keinginan keluarga untuk mengetahui tentang pengertian, penyebab, cara mengatasi dan akibat dari penyakit DM.

4.Menonjolnya masalah (Masalah berat harus ditangani)2/2 x 11Keluarga tahu klien WS menderita penyakit DM tetapi belum terlalu paham tentang DM sehingga perlu diberi informasi agar masalah yang dialami klien WS dapat ditangani.

Total Skor 5

TABEL 6MASALAH KERUSAKAN PENATALAKSANAAN

PEMELIHARAAN RUMAH

NoKriteriaPerhitunganSkorPembenaran

12345

1.Sifat masalah (aktual)3/3 x 11Lingkungan rumah yang tidak sehat dapat menimbulkan penyakit dan berdampak buruk pada keluarga.

2.Kemungkinan masalah dapat diubah (hanya sebagian) x 21Mengingta sumber-sumber yang ada di keluarga hanya butuh waktu.

3.Potensi masalah untuk dicegah (tinggi)3/3 x 11Keluarga tahu tentang pemeliharaan.

4.Menonjolnya masalah (Masalah yang tidak perlu segera ditangani) x 1 Keluarga mengerti dan paham dengan masalah kesehatan yang ada dalam keluarga namun perlu waktu dan perencanaan untuk mengatasi dan menangani masalah tersebut.

Total Skor3

5. Diagnosa Keperawatan

a. Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarga ditandai dengan klien WS mengatakan tidak tahu mengapa bisa sakit kencing manis, bagaimana cara pengobatanya dan apa akibat bila tidak segera diobati, klien WS mengatakan tidak tahu tentang penyakit kencing manis, klien WS mengatakan satu minggu yang lalu obatnya habis dan klien tidak memeriksakan diri ke Puskesmas sehingga selama satu minggu klien tidak minum obat, klien melakukan semua itu karena ingin mencoba untuk sembuh dengan diet saja tanpa mengkonsumsi obat, tetapi hal ini mengakibatkan gula darahnya naik lagi sewaktu memeriksakan diri ke Puskesmas tanggal 22 Juni 2008, keluarga menanyakan apakah penyakit yang diderita klien WS sangat parah, klien WS mendapatkan obat oral (Glibenclamid 5 mg yang diminun setiap pagi), klien WS memperlihatkan obat yang didapatkan dari Puskesmas, hasil laboratorium tanggal 22 Juni 2008 GDP = 388 mg/dL.

b. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan rumah yang menguntungkan bagi kesehatan ditandai dengan klien WS mengatakan jendela kamar di buka pada siang hari dan ditutup jika pergi, klien WS mengatakan pakaian yang belum dicuci digantung dibelakang pintu, dapur keluarga agak kotor dan perabotanya tidak tertata dengan rapi, tampak banyak pakaian yang tergantung di belakang pintu.

2. PERENCANAAN

A. Prioritas Masalah Keperawatan Berdasarkan Hasil Skoring Tertinggi

1. Kurang pengetahuan keluarga (skor 5)

2. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (skor 3 ).

1

11

13

12

2

10

3

9

4

8

5

6

7

PAGE 23