56
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Hipertensi adalah masalah kesehatan ditandai oleh tekanan darah sistolik persisten di atas 140 mmhg dan tekanan darah diastolik di atas 85 mmhg (Brooker chris, 2009 dalam Nisfiani A, 2014). Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. 2. Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO (Worlth Health Organization), tekanan darah dianggap normal bila kurang dari 135/85 mmHg, dikatakan hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg. Sedangkan klasifikasi hipertensi menurut WHO berdasarkan tekanan diastolik (Martuti, 2009: 4) dalam Nawangsari S & Fitria (2012), yaitu: a. Hipertensi derajat I, yaitu jika tekanan diastoliknya 95 109 mmHg. b. Hipertensi derajat II, yaitu jika tekanan diastoliknya 110 119 mmHg. c. Hipertensi derajat III, yaitu jika tekanan diastoliknya lebih dari 120 mmHg. 15 Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

  • Upload
    vuhuong

  • View
    227

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah masalah kesehatan ditandai oleh tekanan darah

sistolik persisten di atas 140 mmhg dan tekanan darah diastolik di atas 85

mmhg (Brooker chris, 2009 dalam Nisfiani A, 2014). Definisi Hipertensi

atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih

dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua

kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup

istirahat/tenang.

2. Klasifikasi Hipertensi

Menurut WHO (Worlth Health Organization), tekanan darah

dianggap normal bila kurang dari 135/85 mmHg, dikatakan hipertensi bila

lebih dari 140/90 mmHg. Sedangkan klasifikasi hipertensi menurut WHO

berdasarkan tekanan diastolik (Martuti, 2009: 4) dalam Nawangsari S &

Fitria (2012), yaitu:

a. Hipertensi derajat I, yaitu jika tekanan diastoliknya 95 – 109 mmHg.

b. Hipertensi derajat II, yaitu jika tekanan diastoliknya 110 – 119 mmHg.

c. Hipertensi derajat III, yaitu jika tekanan diastoliknya lebih dari 120

mmHg.

15

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

16

Menurut kutipan Brunner & Suddarth’s (2013) pada individu

lansia,diagnosis hipertensi diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Hipertensi sistolik saja dimana tekanan sistolik terukur melebihi 160

mmHg, dengan tekanan diastolik normal atau mendekati normal (di

bawah 90 mmHg)

b. Hipertensi esensial dimana diastoliknya lebih besar atau sama dengan

90 mmHg berapapun tekanan sistoliknya

c. Hipertensi sekunder atau hipertensi yang dapat disebabkan oleh

penyebab yang mendasarinya

Kriteria untuk menilai apakah seseorang itu menderita penyakit

hipertensi atau tidak haruslah ada suatu standar nilai ukur dari tensi atau

tekanan darah. berbagai macam klasifikasi hipertensi yang digunakan di

masing-masing negara seperti klasifikasi menurut Joint National

Committee 7 (JNC 7) yang digunakan di negara Amerika Serikat,

klasifikasi menurut Chinese Hypertension Society yang digunakan di Cina,

Klasifikasi menurut European Society of Hypertension (ESH) yang

digunakan negara-negara di Eropa, Klasifikasi menurut International

Society on Hypertension in Blacks (ISHIB) yang khusus digunakan untuk

warga keturunan Afrika yang tinggal di Amerika.

JNC telah mengeluarkan guideline terbaru yang dikeluarkan pada

tahun 2013 JNC 8 mengenai tatalaksana hipertensi atau tekanan darah

tinggi. Mengingat bahwa hipertensi merupakan suatu penyakit kronis yang

memerlukan terapi jangka panjang dengan banyak komplikasi yang

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

17

mengancam nyawa seperti infark miokard, stroke, gagal ginjal, hingga

kematian jika tidak dideteksi dini dan diterapi dengan tepat, dirasakan

perlu untuk terus menggali strategi tatalaksana yang efektif dan efisien,

dengan begitu, terapi yang dijalankan diharapkan dapat memberikan

dampak maksimal.

Tabel. 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC 8

Klasifikasi Tekanan Sistolik

(mmHg)

Tekanan Diastolik

(mmHg)

Normal

Pre Hipertensi

Stadium I

Stadium II

< 120

120 – 139

140 – 159

≥ 160

< 80

80 – 89

90 – 99

≥ 100

3. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Hipertensi

a. Hipertensi primer/ esensial adalah hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya diantaranya adalah genetik, jenis kelamin dan usia,

konsumsi diit tinggi garam dan lemak, berat badan (Obesitas atau >25

% diatas BB ideal), gaya hidup seringnya merokok dan mengkonsumsi

alkohol dapat meningkatkan tekanan darah (Udjianti, 2010).

b. Hipertensi sekunder misalnya dalam penggunaan kontrasepsi oral,

neurogenik (tumor otak, gangguan psikiatris), kehamilan dan stres

(Udjianti, 2010).

Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi

risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang dapat

dikendalikan (minor). Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor)

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

18

seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan usia. Sedangkan faktor risiko

yang dapat dikendalikan (minor) yaitu obesitas, kurang olah raga atau

aktivitas, merokok, minum kopi, sensitivitas natrium, kadar kalium rendah,

alkoholisme, stress, pekerjaan, pendidikan dan pola makan (Suhadak, 2010

dalam Andria K, 2013).

4. Penyebab

Sekitar 90% hipertensi dengan penyebab yang belum diketahui pasti

disebut dengan hipertensi primer atau esensial. Ada beberapa faktor resiko

yang dapat menyebabkan hipertensi primer/esensial yaitu asupan natrium

yang meningkat dan asupan kalium yang menurun, factor genetic, stress

psikologis, pengaturan abnormal terhadap norepineprin, dan

hipersensitivitas. Sedangkan 7% disebabkan oleh kelainan ginjal atau

hipertensi renalis dan 3% disebabkan oleh kelainan hormonal atau

hipertensi hormonal dan penyebab lain (Arif Muttaqin,2014).

5. Manifestasi Klinis

Penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara

tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya

berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).

Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing,

wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita

hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

19

Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul

gejala seperti berikut :

a. Sakit kepala

b. Kelelahan

c. Mual

d. Gelisah/cemas

e. Muntah

f. Sesak nafas

g. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada

otak, mata, jantung dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat

mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi

pembengkakan otak (Lily I . Rilantono, 2013).

6. Patofisiologi

Tekanan darah dipengaruhi volume sekuncup dan total peripheral

resistance. Apabila terjadi peningkatan salah satu dari variabel tersebut

yang tidak terkompensasi maka dapat menyebabkan timbulnya hipertensi.

Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah

secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi dan mempertahankan

stabilitas tekanan darah dalam jangka panjang. Sistem pengendalian

tekanan darah sangat kompleks. Pengendalian dimulai dari sistem reaksi

cepat seperti reflex kardiovaskuler melalui sistem saraf, refleks

kemoreseptor, respon iskemia, susunan saraf pusat yang berasal dari

atrium, dan arteri pulmonalis otot polos. Sedangkan sistem pengendalian

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

20

reaksi lambat melalui perpindahan cairan antara sirkulasi kapiler dan

rongga intertisial yang dikontrol oleh hormon angiotensin dan vasopresin.

Kemudian dilanjutkan sistem poten dan berlangsung dalam jangka panjang

yang dipertahankan oleh sistem pengaturan jumlah cairan tubuh yang

melibatkan berbagai organ.

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya

angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme

(ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan

darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.

Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah

menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I

diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki

peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.

Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH)

dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan

bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan

meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh

(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk

mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan

cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah

meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.

Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks

adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

21

penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler,

aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara

mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan

diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler

yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.

Manifestasi klinis yang dapat muncul akibat hipertensi menurut Elizabeth

J. Corwin ialah bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah

mengalami hipertensi bertahun-tahun. Manifestasi klinis yang timbul dapat

berupa nyeri kepala saat terjaga yang kadang-kadang disertai mual dan

muntah akibat peningkatan tekanan darah intrakranium, penglihatan kabur

akibat kerusakan retina, ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan

susunan saraf, nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) karena

peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, edema dependen

akibat peningkatan tekanan kapiler. Keterlibatan pembuluh darah otak

dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang

bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi atau hemiplegia

atau gangguan tajam penglihatan. Gejala lain yang sering ditemukan

adalah epistaksis, mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk,

sukar tidur, dan mata berkunang-kunang. (Bianti Nuraini, 2015).

7. Manajemen Hipertensi

Hipertensi adalah suatu kondisi kronis dan menyebabkan komplikasi

serius jika seseorang tidak dapat mengontrol tekanan darah, manajemen

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

22

hipertensi terdiri dari 2 bagian utama, terapi farmakologi dan modifikasi

gaya hidup.

a. Terapi farmakologis

Terapi farmakologis adalah terapi untuk mengobati tekanan darah

tinggi yang dapat membantu mencegah yang lebih serius, bahkan

mengancam kehidupan komplikasi. Jenis utama dari obat yang

digunakan untuk kontrol tekanan darah tinggi termasuk obat diuretik,

dikombinasikan alpha dan beta blocker, Beta-blocker, angiotensin-

converting enzyme inhibitor, angiotensin receptor II Blocker, antagonis

kalsium, dan vasodilator. (smeltzer & bare, 2004 dalam Akhter,

N;2010)

b. Modifikasi Gaya Hidup

Modifikasi gaya hidup adalah terapi tambahan untuk semua klien

dengan hipertensi yang menerima terapi farmakologis. Praktek gaya

hidup sehat terus bisa mengurangi jumlah dan dosis obat antihipertensi

(Black & Hawks, 2005 dalam Akhter, N; 2010). Ada bukti bahwa

tekanan darah orang yang mampu memodifikasi gaya hidup mereka

yang lebih rendah dan dapat mengurangi faktor risiko kardiovaskular

lainnya. Mereka yang dimodifikasi gaya hidup mereka bisa mengurangi

kemungkinan serangan jantung, stroke,dan diabetes (Kaplan, 2002

dalam Akhter, N; 2010). Perawat dapat membantu pasien memodifikasi

gaya hidup mereka dengan memberitahu mereka bahwa ada beberapa

faktor yang dapat dimodifikasi yang telah terbukti berkontribusi

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

23

hipertensi, meliputi: obesitas; kurangnya olahraga aerobik yang teratur;

asupan alkohol setiap hari melebihi 1 oz etanol secara teratur; asupan

natrium yang berlebihan; dan gaya hidup stres. Selain itu perawat dapat

membantu klien untuk mengidentifikasi bagaimana dia / dia bisa

membuat perubahan yang sesuai gaya hidup untuk memodifikasi faktor

di atas. Modifikasi gaya hidup untuk penderita hipertensi meliputi

penurunan berat badan, manajemen diet, pembatasan alkohol, berhenti

merokok, olahraga teratur, manajmen stress, dan kepatuhan pengobatan

biasa.

1) Penurunan berat badan

Penurunan berat badan penting bagi pasien yang indeks massa

tubuhnya yang ≥ 25. Penurunan berat badan membantu dalam

mengurangi tekanan darah. Penurunan berat badan juga

meningkatkan efektivitas obat antihipertensi (black & hawks, 2005;

kaplan,2002 dalam Akhter,N; 2010). Kejadian hipertensi meningkat

tiga kali lipat pada indeks massa tubuh (BMI) dari 26 dibandingkan

dengan BMI 21. Pemeliharaan berat badan yang signifikan sulit bagi

pasien obesitas. Berat badan menurunkan tekanan darah melalui

beberapa efek termasuk peningkatan sensitivitas insulin. Hal ini

dapat mengakibatkan: penurunan lemak visceral; penurunan aktivitas

sistem saraf simpatik; peningkatan tingkat leptin plasma; dan

pembalikan disfungsi endotel dilakukan oleh oksida nitrat,

vasodilatasi yang diinduksi (Kaplan,2002 dalam Akhter,N; 2010).

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

24

Penurunan berat badan dapat dilakukan dengan menyeimbangkan

diet,mengurangi asupan garam, dan melakukan olahraga teratur.

2) Manajemen diet

Pengaturan pola makan dapat mengurangi keparahan hipertensi

dan dalam beberapa kasus, mengurangi kebutuhan untuk obat-

obatan. Orang-orang dengan hipertensi harus makan diet rendah

garam, kalori, kolesterol, dan lemak jenuh. Orang dengan hipertensi

harus makan lebih banyak buah, sayuran, biji-bijian dan kacang-

kacangan dibandingkan dengan lemak. Sebagai tambahan, mereka

harus mengganti daging sapi dalam diet mereka dengan alternatif

seperti ikan atau ayam. Hal ini juga menyarankan bahwa makanan

panggang atau rebus lebih baik daripada digoreng. The Dietary

Approaches to Stop Hypertension (DASH) menunjukkan bahwa

modifikasi diet dapat membantu dalam mengontrol tekanan darah.

DASH yang direkomendasikan pola makan sehat untuk mengontrol

hipertensi (Chen, Litvak, Howe, Parvez, 2006 dalam Akhter,N;

2010)

3) Pembatasan natrium

Pembatasan natrium, perkiraan menunjukkan 40% orang

dengan hipertensi adalah sensitif dengan natrium (Black & Hawks,

2005). Pembatasan untuk asupan natrium dapat menurunkan tekanan

darah pada beberapa kasus hipertensi stadium I, jika asupan natrium

diturunkan, jumlah obat yang dibutuhkan mungkin akan menurun.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

25

Sodium merupakan bahan yang tersembunyi di banyak makanan

olahan. Secara umum, rata-rata orang dewasa asupan garam 5

sampai 15 gram/hari, tetapi efek terapi pengurangan sodium pada

tekanan darah tidak terjadi sampai asupan garam dikurangi menjadi

6 gram / hari atau lebih rendah (Black & Hawks,2005 dalam

Akhter,N; 2010).

4) Modifikasi diet lemak

Modifikasi asupan makanan lemak dengan mengurangi

fraksi/tingkatan lemak jenuh dan meningkatkan lemak tak jenuh

ganda mengarah ke penurunan kadar tekanan darah dan kolesterol

secara signifikan. Karena dislipidemia merupakan faktor risiko

utama dalam perkembangan penyakit arteri koroner, terapi diet

bertujuan mengurangi lipid dalam total rejimen diet (Black &

Hawks, 2005 dalam Nargis Akhter,2010).

5) Suplemen kalium

Suplemen yang tinggi natrium untuk kalium dalam diet

modern ditemukan bertanggung jawab untuk pengembangan

hipertensi. Banyak studi meneliti efek kalium pada tekanan darah

dan kebanyakan dari mereka mengidentifikasi efek yang bermanfaat

(Ducher, Fauvel, & Cerutti, 2006). Pembatasan kalium menyebabkan

defisit kalium seluler yang memicu sel untuk memperoleh natrium

untuk mempertahankan tonisitas dan volume kalium. Untuk defisit

kalium, natrium, dan klorida dalam tubuh yang pertma kali terkena

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

26

mereka dikontrak baik intraseluler dan ekstraseluler kompartemen,

sehingga rendering menurunkan tekanan darah (Adrogue & Madias,

2007 dalam Akhter,N; 2010).

6) Pembatasan alkohol

Konsumsi lebih dari 1 ons alkohol/hari dikaitkan dengan

prevalensi lebih tinggi hipertensi dan ketidakpatuhan terhadap terapi

antihipertensi (Black & Hawks, 2005). Selain mekanisme yang

terlibat, masalah yang belum terselesaikan tentang hubungan tekanan

darah dengan alkohol termasuk apakah ada ambang batas dosis

alkohol untuk asosiasi dengan hipertensi, alkohol terkait hipertensi

dan peran interaksi dengan jenis kelamin, suku, ciri-ciri gaya hidup

lainnya, pola minum, dan pilihan minuman (Klatsky & Gunderson,

2008 dalam Akhter,N; 2010).

7) Berhenti merokok

Berhenti merokok pada pasien hipertensi dapat memberikan

pengurangan resiko kematian dengan pengurangan permanen 40

mmHg tekanan darah, atas dan di atas obat antihipertensi.

Penggunaan "kesetaraan tekanan darah denagn merokok "dapat

menghubungkan dua faktor risiko terpisah dan dapat menyebabkan

pergeseran paradigma dalam mengatasi tantangan klinis yang ada

(Wen, Tsai, Chan, Tsai, Cheng & Chiang, 2008). Berhenti merokok

sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko Penyakit kardiovaskular

(Black & Hawks, 2005 dalam Akhter,N; 2010).

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

27

8) Olahraga

Gaya hidup yang berupa aktivitas fisik dapat mengurangi

risiko pengembangan hipertensi. Terdapat sebuah program reguler

latihan aerobik mencapai tingkat moderat kebugaran fisik untuk

penyejuk kardiovaskular dan dapat membantu klien hipertensi

obesitas berat reduksi dan juga meminimalkan risiko penyakit

kardiovaskular. Latihan aerobik adalah Latihan yang melibatkan atau

meningkatkan konsumsi oksigen tubuh. Erobik berarti "dengan

oksigen", dan mengacu pada penggunaan oksigen dalam

metabolisme tubuh atau proses energi yang menghasilkan

(Donatelle, 2005). Latihan aerobik sangat membantu untuk pasien

dan harus dilakukan pada tingkat yang moderat intensitas untuk

periode waktu yang panjang. Sebuah kegiatan olahraga teratur dapat

menurunkan tekanan darah pada klien hipertensi. Olahraga dapat

meningkatkan pasien dengan rasa kesejahteraan, mengurangi

ketegangan emosional dan menimbulkan tingkat lipoprotein densitas

tinggi (HDL), memungkinkan lipid seperti kolesterol dan trigliserida

akan diangkut dalam aliran darah berbasis air dan mengurangi risiko

morbiditas cardio-vascular dan mortalitas (Black & Hawks, 2005

dalam Akhter,N; 2010). Latihan yang direkomendasikan untuk

penderita hipertensi melibatkan berjalan, jogging atau bersepeda

dengan intensitas sedang mulai 4-52 minggu panjang dan setiap sesi

biasanya berlangsung 30-60 menit (Baster & Baster-Brooks, 2005

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

28

dalam Akhter,N; 2010). Berjalan, berenang, bersepeda dan berlatih

yoga juga dianjurkan.

9) Manajemen stress

Berbagai terapi relaksasi, termasuk meditasi, yoga, musik,

istirahat dan psikoterapi dapat mengurangi tekanan darah. Relaksasi

sangat bermanfaat jika dipraktekkan secara rutin dalam kehidupan

sehari-hari. Teknik yang melibatkan relaksasi secara luas digunakan

oleh orang-orang untuk mengurangi kecemasan dan mengatasi

masalah yang berhubungan dengan stres. Prosedur relaksasi adalah

bentuk aktif dan pendidikan terapi yang dapat menurunkan

terjadinya ketegangan dan gangguan kecemasan (Schneider,

Staggers, Alexander,Sheppard, Rainforth, Kondwani, et al., 1995).

10) Kepatuhan pasien dalam pengobatan

Hipertensi merupakan penyakit kronis yang membutuhkan

seseorang untuk mematuhi pengobatan dan perawatan. Orang

dengan hipertensi harus minum obat sebagai ditentukan dan harus

melakukan kunjungan rutin ke dokter untuk membuat janji untuk

pemantauan tekanan darah mereka.

Menurut Mc Donald dan Gibson (2006), manajemen diri

kemampuan pasien untuk mengelola gejala, pengobatan, fisik dan

psikologis dan gaya hidup berubah melekat dalam hidup dengan kondisi

kronis.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

29

De Monaco dan Hippel (2007) mendefinisikan manajemen diri

sebagai perilaku seseorang dalam : 1) terlibat dalam kegiatan yang

melindungi dan meningkatkan kesehatan; 2) pemantauan dan mengelola

gejala dan tanda penyakit; 3) mengelola dampak penyakit pada fungsi,

emosi, dan hubungan interpersonal; dan 4) mengikuti rejimen

pengobatan.

Lin, KW (2006) mendefinisikan penyakit manajemen diri yang

kronis sebagai intervensi penyakit sistemik yang melibatkan

pemantauan diri dan partisipasi dalam pengambilan keputusan, atau

keduanya.

Menurut teori self-regulatory atau regulasi diri istilah manajemen

diri adalah, proses reaktif aktif menetapkan tujuan, memilih strategi,

mengamati diri sendiri, membuat penilaian berdasarkan pengamatan,

dan bereaksi dengan tepat dan jelas dalam salah satu strategi

(Bartholomew, Parcel, Kok, & Gottliels, 2006). Kesimpulannya,

manajemen diri adalah kemampuan atau kesediaan pasien untuk

mengubah dan mempertahankan perilaku tertentu yang bertujuan untuk

melindungi dan meningkatkan kesehatan.

B. Tinjauan Umum Tentang Lansia

1. Definisi Lansia

Menua (= menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya

secara perlahan-perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

30

diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya

sehingga tidak dapat bertahan jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki

kerusakan yang diderita. (Constantinides, 1994., Martono, H. Hadi & Kris

Pranaka, Edisi ke-4, 2011).

Lanjut usia merupakan bagian dari proses tumbuh kembang.

Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi,

anakanak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Semua orang akan

mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup

manusia yang terakhir. Seseorang mengalami kemunduran fisik, mental

dan sosial secara bertahap pada masa ini (Azizah, 2011 dalam Anni

Sinaga, 2015).

Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang

dimulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagaimana

diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai

kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup

berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini dan memasuki

selanjutnya yaitu usia lanjut kemudian mati. Bagi manusia yang normal,

siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase

hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya

(Darmojo, 2004) Menurut (Keliat, 1999) Usia lanjut dikatakan sebagai

tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Christine B,

2013 dalam Taufik Nugroho, 2014).

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

31

2. Proses Menua

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,

tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak

permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang

berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu anak,

dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun

psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya

kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih,

gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin

memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak proporsional

(Nugroho, 2012 dalam Taufik Nugroho, 2014).

Toeri-teori proses menua ( Siti Bandiyah, 2009) diantaranya :

a. Teori-teori Biologi

1) Teori genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)

Menurut teori menua telah terprogram secara geenetik untuk

spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan

biokimia yang diprogrma oleh molekul-molekul/DNA dan setiap sel

pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas

adalah mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan

fungsional sel)

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

32

2) Pemakaian dan Rusak kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-

sel tubuh lelah (terpakai)

3) Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut

teori akumulasi dari produk sisa. Sebagai contoh adanya pigmen

Lipofuchine di sel otot jantung dan sel susunan saraf pusat pada

orang lanjut usia yang mengakibatkan mengganggu fungsi sel itu

sendiri

4) Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan

5) Tidak ada perlindungan terhadap radiadi, penyakit dan kekurangan

gizi

6) Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory)

Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi

suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan

terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan

sakit. Sebagai contoh ialah tambahan kelenjar timus yang ada pada

usia dewasa berinvolusi dan semenjak itu terjadilah kelainan

autoimun (menurut GOLDTERIS & BROCKLEHURST, 1989

dalam Siti Bandiyah, 2009).

7) Theory Immunology Slow Virus (immunology Slow Virus Theory)

System immune menjadi efektif dengan bertambahnya usia

dan masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan

organ tubuh.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

33

8) Teori stress

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan

tubuh. Rgenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan

lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel

tubuh lelah terpakai.

9) Teori Radikal bebas

Radikal bebas dapat terbentuk dindalam bebas, tidak stabilnya

radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen

bahan-bahan organic seperti karbohidrat dan proteon. Radikal ini

menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.

10) Teori Rantai Silang

Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan

ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen, ikatan ini

menyebabkan kurangnya elastis kekacauan dan hilangnya fungsi.

11) Teori Program

Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang

membelah setelah sel-sel tersebut mati.

b. Teori kejiwaan Sosial

1) Akitivitas atau kegiatan (Activity Theory)

2) Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)

3) Teori pembebasan (Didengagement Theory)

a) Kehilangan peran (Loss of Role)

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

34

b) Hambatan kontak sosial (Restrastion of Contacts and Relation

Ships)

c) Berkurangnya komitmen (Reuced commitment to Social Mores

and Values)

3. Batasan Usia Lanjut

Batasan usia lanjut didasarkan atas Undang-Undang No. 13 Tahun

1998 adalah 60 tahun. Namun,berdasarkan pendapat beberapa ahli dalam

program kesehatan usia lanjut. Departemen kesehatan membuat

pengelompokan seperti dibawah ini :

a. Kelompokan Pertengahan Umur

Kelompokan usia dalam masa verilitas,yaitu masa persiapan usia

lanjut yang menampakan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa (45-54

tahun).

b. Kelompok Usia Lanjut Dini

Kelompok dalam masa prasenium,yaitu kelompok yang mulai

memasuki usia lanjut (55-64 tahun)

c. Kelompok Usia Lanjut

Kelompok dalam masa Senium (65 tahun keatas)

d. Kelompok Usia Lanjut dengan Risiko Tinggi

Kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun atau kelompok usia

lanjut yang hidup sendiri,terpencil,menderita penyakit berat atau cacat.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

35

Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam

Notoatmodjo (2011) lanjut usia meliputi :

a. Usia pertengahan (middle age) adalah kelompok usia 45-59 tahun .

b. Usia Lanjut (elderly) adalah kelompo usia 60-70 tahun.

c. Usia Lanjut Tua (old) adalah kelompok usia antara 70-90 tahun

d. Usia Sangat Tua (very old) adalah kelompok usia diantara 90 tahun.

4. Klasifikasi Lansia

Menurut Maryam (2008) dalam Wulandari D (2015) klasifikasi

lansia dibagi lima, yaitu :

a. Pralansia (prasenelis), yaitu seseorang yang berusia antara 45 sampai 59

tahun.

b. Lansia yaitu, seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

c. Lansia resiko tinggi, yaitu seseorang yang berusia 70 tahun lebih atau

seseorang yang berusia 60 tahun lebih dengan masalah kesehatan.

d. Lansia potensial, yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan

atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa.

e. Lansia tidak potensial, yaitu lansia yang tidak bisa mencari nafkah,

sehingga hidup bergantung pada orang lain.

5. Tipe Lansia

Menurut Effendi & Makhfudi, (2009) dalam Wulandari D (2015)

tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan,

kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya. Tipe tersebut yaitu :

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

36

a. Tipe mandiri

Lansia tersebut bisa mengganti kegiatan yang hilang dengan yang

baru, selektif dalam mencari pekerjaan, dan dapat bergaul dengan

teman.

b. Tipe arif bijaksana

Lansia tersebut bisa menyesuaikan diri dengan perubahan zaman,

mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, dermawan, dan

menjadi panutan.

c. Tipe pasrah

Lansia tersebut hanya menerima dan menunggu nasib baik,

mengikuti kegiatan agama, dan melakukan pekerjaan apa saja.

d. Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi

pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik, dan

banyak menuntut.

e. Tipe bingung

Lansia biasanya suka kaget, kehilangan kepribadian,

mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan acuh tak acuh.

6. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia

a. Perubahan system tubuh yang berhubungan dengan usia menurut

(Brunner & Suddarth, 2013) :

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

37

1) Perubahan pada system kardiovaskuler

Perubahan struktural yang terjadi akibat penuaan pada jantung

dan system karidovaskular mengakibatkan penurunan curah jantung,

penurunan kemampuan merespons stress; frekuensi jantung dan

volume sekuncup tidak meningkat dengan kebutuhan maksimal;

kecepatan pemulihan jantung lebih lambat; peningkatan tekanan

darah. Seperti, keluhan keletihan dengan peningkatan aktivitas.

2) Perubahan system pernapasan

Perubahan system respirasi yang berhubungan dengan usia

yang mempengaruhi kapasitas dan fungsi paru meliputi; peningkatan

diameter anterioposterior dada, kolpas osteoporotik vertebra yang

mengakibatkan peningkatan kurvatura konveks tulang belakang,

penurunan mobilitas kosta dan penurunan efisiensi otot pernapasan,

peningkatan volume residual paru; penurunan gas dan kapasitas

difusi membuat lansia lebih rentan terhadap infeksi respirasi. Seperti,

keletihan dan sesak napas setelah beraktivitas; kesulitan

membatukkan sekret.

3) Perubahan system integument

Dengan bertambahnya usia, terjadilah perubahan instrinksik

dan ekstrinksik yang mempengaruhi fungsi dan penampilan kulit.

Epidermis dan dermis menjadi lebih tipis. Serat elastik berkurang

jumlahnya, kolagen menjadi kaku, lemak subkutan berkurang

terutama pada ekstermitas. Hilangnya kapiler kulit mengakibatkan

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

38

penurunan suplai darah, penurunan perlindungan terhadap trauma

dan pajanan matahari; penurunan perlindungan terhadap suhu yang

ekstrim; berkurangnya sekresi minyak alami dan keringat. Seperti,

kulit Nampak tipis dan keriput; keluhan cedera; memar dan terbakar

matahari, dan lain-lain.

4) Perubahan system reproduksi

Produksi estrogen dan progesterone oleh ovarium menurun

saat menopause. Perubahan yang terjadi pada system reproduksi

wanita meliputi penipisan dinding vagina dengan pengecilan ukuran

dan hilangnya elastisitas; penurunan ssekresi vagina, mengakibatkan

kekeringan, gatal, dan menurunnya keasaman vagina; involusi

(atropi) uterus dan ovarium; dan penurunan tonus muskulus

pubokoksigeus, mengakibatkan lemasnya vagina dan perineum.

Perubahan tersebut berakibat perdarahan vagina dan nyeri saat

bersenggama. Pada pria lansia, penis dan testis menurun ukurannya

dan kadar androgen berkurang. Seperti, wanita; nyeri saat

beruhubungan kelamin, pria; ereksi dan pencapaian orgasme

melambat.

5) Perubahan system musculoskeletal

Perubahan pada system musculoskeletal pada usia lanjut

mengakibatkan kehilangan kepadatan tulang, kehilangan ukuran dan

kekuatan otot, degenerasi tulang rawan sendi. Seperti, penurunan

tinggi badan; rentan terhdap fraktur; kifosis; keluhan nyeri

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

39

punggung; kehilangan kekuatan; fleksibilitas dan ketahanan serta

nyeri sendi.

6) Perubahan system genitourinarius

Pada system ini, tetap berfungsi secara adekuat pada individu

lansia, meskipun terjadi penurunan massa ginjal akibat kehilangan

primer beberapa nefron. Perubahan fungsi ginjal meliputi penurunan

laju filtrasi; penurunan fungsi tubuler dengan penurunan efisiensi

dalam resorbsi dan pemekatan urin, dan perlambatan restorasi

keseimbangan asam basa terhadap stres. Pria dan Wanita; kapasitas

kandung kemih menurun, keterlambatan rasa ingin berkemih. Pria;

hiperplasi prostat jinak, wanita; otot dasar panggul melemah. Seperti,

retensi urin, kesulitan berkemih, urgensi, frekuensi dan inkontinensia

urin.

7) Perubahan system gastrointestinal

Peristaltik di esophagus kurang efisien pada lansia. Selain itu,

sfingter gastroesofageus gagal berelaksasi, mengakibatkan

pengosongan esophagus terlambat. Terjadi penurunan salivasi,

kesulitan menelan makanan, dan penurunan motilitas

gastrointestinal. Seperti, keluhan mulut kering, keluhan sesak, nyeri

uluh hati, dan gangguan pencernaan. Keluhan konstipasi, flatulens

dan ketidaknyamanan abdomen.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

40

8) Perubahan system saraf

Struktur dan fungsi system saraf berubah dengan

bertambahnya usia. Berkurangnya massa otak progresif akibat

berkurangnya sel saraf yang tidak bisa diganti. Terjadi penurunan

sintesis dan metabolisme neurotransmitter utama. Impuls saraf

dihantarkan lebih lambat, sehingga lansia memerlukan waktu yang

lebih lama untuk merespons dan bereaksi. Kinerja system saraf

otonom berkurang efisiennya, dan hipotensi postural, yang

menyebabkan seseorang merasa pusing saat berdiri dengan cepat,

dapat terjadi. Iskemia serebral dengan pusing akan mempengaruhi

mobilitas dan keamanan. Homeostasis lebih sulit dijaga, namun bila

tanpa perubahan patologis, seorang lansia dapat berfungsi dengan

adekuat dan mempertahankan kemampuan kognitif dan intelektual.

Bersama dengan perubahan system saraf adalah penurunan aliran

darah otak. Seperti, respons dan reaksi melambat; keluhan pingsan

dan sering jatuh. Namun, dalam kondisi normal, pasokan glukosa

dan oksigen masih mencukupi.

9) Perubahan system indera khusus

Kehilangan sensorik akibat penuaan mengenai semua organ

sensorik dan mengancam interaksi. Merupakan saat dimana lansia

menjadi kurang kemampuan kinerja fisiknya dan lebih banyak

duduk. Penurunan fungsi organ ini, mengakibatkan kehilangan

sensorik yang biasanya dapat dibantu . beberapa penurunan fungsi

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

41

diantaranya : penglihatan; berkurangnya kemampuan memusatkan

pada benda dekat, ketidakmampuan menerima cahaya yang

menyilaukan, kesulitan menyesuaiakan terhadap perubahan

intensitas cahaya; penurunan kemampuan membedakan warna.

Seperti, pegang benda jauh dari wajah, keluhan silau dan lain-lain.

Pada indera pendengaran; penurunan kemampuan untuk mendengar

suara dengan frekuensi yang tinggi, seperti : memberikan respons

yang tidak sesuai, minta individu mengulang kta-kata. Pada indera

kecap dan penghidu ; penurunan kemampuan terhadap pengecapan

dan penciuman. Seperti, menggunakan gula dan garam yang

berlebihan.

b. Menurut Nugroho, ( 2008) dalam Wulandari D (2015) ada tiga

perubahan yang terjadi pada lansia, yaitu :

1) Perubahan atau kemunduran biologis

a) Kulit menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastis lagi, fungsi

kulit sebagai penyekat suhu tubuh lingkungan terhadap masuknya

kuman.

b) Rambut rontok, berwarna putih kering, dan tidak mengkilat. Hal

ini berkaitan dengan perubahan degenerative kulit.

c) Gigi mulai habis.

d) Penglihatan dan pendengaran berkurang.

e) Mudah lelah, gerakan menjadi gambaran lamban dan kurang

lincah.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

42

f) Kerampingan tubuh menghilang terjadi timbunan lemak terutama

di bagian perut dan panggul.

g) Jumlah sel otot berkurang mengalami atrofi sementara jumlah

jaringan ikat bertambah, volume otot secara keseluruhan

menyusut, fungsi dan kekuatan menurun atau berkurang.

h) Berbagai pembuluh darah sangat penting, khususnya di jantung

dan otak yang mengalami kekakuan. Lapisan intim menjadi kasar

akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar kolesterol

tinggi dan lain-lain yang memudahkan timbulnya penggumpalan

darah dan thrombosis.

i) Tulang pada proses menua pada kapur (kalsium) menurun akibat

tulang menjadi kropos dan mudah patah.

j) Seks yaitu produksi hormone testoteron pada pria dan hormone

progesterone dan estrogen wanita menurun dengan bertambahnya

umur.

2) Perubahan atau kemunduran kognitif

a) Mudah lupa karena ingatan tidak berfungsi dengan baik.

b) Ingatan kepada hal-hal dimasa muda lebih baik dari pada yang

terjadi pada masa tuanya.

c) Orientasi umum dan persepsi terhadap waktu dan ruang atau

tempat juga mundur, erat hubungannya dengan daya ingatan yang

sudah mundur dan juga karena pandangan yang sudah

menyempit.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

43

d) Meskipun telah mempunyai banyak pengalaman skor yang

dicapai dalam test-test intelegensi menjadi lebih rendah sehingga

lansia tidak mudah untuk menerima hal-hal yang baru.

3) Perubahan-perubahan psikososial

a) Pensiun, merupakan produktifitas selain itu identitas pensiun

dikaitkan dengan peranan dalam sebuah pekerjaan.

b) Merasakan atau sadar akan kematian.

c) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan

bergerak yang lebih sempit.

d) Penyakit kronis dan ketidak mampuan.

e) Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial.

f) Gangguan syaraf panca indra.

g) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.

h) Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dan teman

maupun family.

i) Hilangnya kemampuan dan ketegapan fisik.

j) Perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri.

C. Tinjauan Umum Tentang Tekanan Darah Pada Lansia

1. Definisi Tekanan Darah

Menurut Wirawan (2013) dalam Zuliani & Yani (2014) Penyakit

darah tinggi atau hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan di mana

seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

44

Hipertensi pada lanjut usia adalah pada tekanan sistolik sama atau lebih

besar dari 140 mmHg dan/atau tekanan diastolic sama atau lebih besar dari

90 mmHg (Darmojo, 2006).

Pada tahap awal, ganngguan dari dinding pembuluh darah yang

menyebabkan elastisitasnya bekurang akan memacu jantung bekerja lebih

keras, karena terjadi hipertensi. Selanjutnya, bila terjadi sumbatan maka

jaringan akan dialiri zat asam oleh pembuluh darah ini kan rusak dan mati,

hal inilah yang disebut infark. Bila terjadi dijantung, dapat saja

menyebebkan infark jantung, atau infark miokard, atau bila masih lebih

ringan dapat tejadi angina pictoris dan gangguan koroner lainnya (Stanley

2006).

Pada lanjut usia, tekanan darah akan naik secara bertahap. Elastisitas

Jantung pada orang berusia 70 tahun menurun sekitar 50% disbanding

orang berusia 20 tahun, maka dari itu tekanan darah wanita dan pria tua itu

relative tinggi.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi Pada Lansia

Menurut Darmojo (2006) dalam Zuliani & Yani (2014), faktor yang

mempengaruhi hipertensi pada lanjut usia adalah :

a. Renin : Tingginya kadar renin menyebabkan vasokontriksi dan

peningkatan volume darah (akibat meningkatnya retensi garam dan

cairan pada ginjal), mengakibatkan tingginya kadar tekanan darah.

b. Peningkatan sensitivitas terhadap asupan garam : Dengan bertambahnya

usia semakin sensitif terhadap peningkatan atau penurunan kadar

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

45

natrium. Ini menyebabkan penurunan fungsi ginjal dengan penurunan

perfusi ginjal dan laju filtrasi glomerulus.

c. Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer : Akibat proses menua

akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer yang

mengakibatkan hipertensi sistolik.

d. Perubahan ateromatous : Akibat proses menua menyebabkan disfungsi

endotel yang berlanjut pada pembentukan berbagai sitokin dan

substansi kimiawi lain yang kemudian menyebabkan resorbi natrium di

tubulus ginjal, meningkatkan proses sklerosis pembuluh darah perifer

dan keadaan lain berhubungan dengan kenaikan tekanan darah.

3. Klasifikasi Hipertensi

Tabel 2.2 : Klasifikasi Hipertensi pada Orang Dewasa Menurut

Badan Kesehatan Dunia WHO Tahun 1999

Kategori Tekanan sistolik

(mmhg)

Tekanan diastolic

(mmhg)

Tensi optimal < 120 < 80

Tensi normal < 130 < 85

Tensi normal tinggi 130-139 85-89

Tingkat 1 : hipertensi ringan 140-159 90-99

Subgroup: batas 140-149 90-94

Tingkat 2 : hipertensi sedang 160-179 100-109

Tingkat 3 : hipertensi berat 180-209 110-119

Hipertensi sistolik isolasi > 140 < 90

Subgroup: batas 140-149 < 90

Tingkat 4 : hipertensi maligna > 210 > 120

Sumber : Junaidi 2010

Sementara itu, seorang bapak ilmu penyakit dalam Kaplan

memberikan batasan atau ukuran-ukuran tertentu dalam memutuskan

orang dikatakan menderita hipertensi atau tidak. Batasan ini didasarkan

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

46

terutama pada perbedaan usia dan jenis kelamin masing-masing orang.

Kaplan membuat ketentuan semacam ini :

a. Seorang pria yang berusia < 45 tahun dapat dikatakan menderita

hipertensi apabila tekanan darahnya pada waktu istirahat > 130/90

mmHg.

b. Seorang pria berusia > 45 tahun juga dapat dikatakan menderita

hipertensi apabila tekanan darahnya > 145/95 mmHg.

c. Bagi seorang wanita yang tekanan darahnya > 160/95 mmHg, maka

dinyatakan hipertensi (Santoso, 2010) dalam Zuliani & Yani (2014).

4. Komplikasi Hipertensi

Adapun komplikasi hipertensi di antanya: Menyebabkan

aterosklersis sehingga mempercepat terjadinya penyakit jantung iskemik;

Gagal jantung; System saraf menyebabkan perdarahan intraserebral; Ginjal

menyebabkan glomerulu atau nekrosis, proteinuria; Gangguan

penglihatan; Gangguan neurology; Gagal jantung; Gangguan fungsi ginjal;

Gangguan serebral; Tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara.

D. Tinjauan Umum Tentang Self-Management

1. Pengertian Self management

Self-management diartikan sebagai sebuah penguatan bagi individu

dengan penyakit kronik sebaik cara untuk meningkatkan status kesehatan

dan mengurangi besarnya biaya perawatan kesehatan ( Wilson, 2001

dalam Chaplin et al., tanpa tahun dan Brilliati P, 2016).

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

47

Self-management didefinisikan dalam cara yang berbeda-beda, tetapi

secara umum hal ini dideskripsikan sebagai kemampuan individu untuk

mengatur gejala-gejala, pengobatan, kensekuensi fisik dan psikis, dan

perubahan gaya hidup yang melekat pada kehidupan seseorang dengan

penyakit kronis ( Barlow et al., 2002 dalam Lennon et al, 2013 dan

Brilliati P, 2016).

Perawatan diri adalah istilah yang lebih luas. Menurut Riegel dan

Carlson (2002) manajemen diri merupakan salah satu komponen dari

perawatan diri yang melibatkan proses menjaga kesehatan melalui praktik

kesehatan yang positif, dan mengelola penyakit. Manajemen diri merujuk

pada perilaku individu dimaksudkan untuk mempertahankan atau

meningkatkan kesehatan dan mencegah eksaserbasi (Deaton, 2000).

Dokter sering mendefinisikan manajemen diri sebagai kepatuhan pasien

atau kepatuhan terhadap rejimen pengobatan, mengenai manajemen diri,

pasien juga bertanggung jawab untuk memantau dan menanggapi

perubahan dalam status kesehatan mereka dan kehidupan sehari-hari,

menjaga kesehatan umum mereka dan menghindari faktor risiko untuk

penyakit lain, misalnya dengan makan makanan yang sehat dan

berpartisipasi dalam olahraga teratur (Deaton). Faktor utama dari

manajemen diri dari penyakit kronis adalah bahwa orang berpartisipasi

secara efektif dalam mengelola perawatan kesehatan mereka sendiri secara

terus-menerus (Gallagher, Donoghue, Chenoweth, & Stein-Parbury, 2008

dalam Akhter,N; 2010).

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

48

2. Teori-teori Self Management

Menurut Boger (2014) dalam Brilliati P (2016) teori-teori yang

menonjol yang mungkin menopang keberhasilan self-management adalah

sebagai berikut :

a. Model Perawatan Kronik ( The Chronic Care Model)

Model perawaatan kronik menyatakan bahwa ada 6 elemen yang

berpengauh pada peningkatan kualitas klinis seseorang, yaitu

komunitas, sistem kesehatan, dukungan self-management, delivery

system design, dukungan keputusan, dan informasi klinis ( Wagner,

1998;1999 dalm Boger, 2014 dan Brillianti P 2016)

b. Perceived Control

Kontrol perasaan didefinisikan sebagai keyakinan bahwa

seseorang dapat menentukan keadaan internal dan kebiasaan mereka

sendiri, mempengaruhi lingkungannya, dan/atau tujuan yang diharapkan

(Wallston et al.,1987 dalam Booger, 2014 dan Brilianti P, 2016)

c. Locus of control

Locus didikotomikan menjadi dua, yaitu internal dan eksternal

(Rotter, 1966 dalam Booger 2014 dan Brilianti P, 2016). Seseorang

dengan internal locus control didefinisikan sebagai seseorang yang

percaya bahwa hasil atau penguatan yang dinilai terjadi sebagai

konsekuensi langsung dari tindakan pribadi. Sedangkan eksternal locus

control menandakan sebuah kepercayaan bahwa penguatan atau hasil

adalah hasil dari kebiasaan orang lain atau dipengaruhi oleh nasib,

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

49

keberuntungan, atau kesempatan. Namun banyak keterbatasan dalam

teori ini dalam penerapan self-management.

d. The Transtheoretical Of Change

Teori ini dalam hal perubahan kebiasaan digunakan untuk

mengklasifikasikan tingkatan-tingkatan yang berbeda atas kesiapan

motivasi untuk berubah (Prochaska et al., 1992 dalam Booger 2014 dan

Brilianti P 2016), The Transtheoretical Of Change berakar dari tugas

seputar kecanduan, namun diaplikasikan pada sejumlah kebiasaan yang

relevan pada self-management seperti peningkatan aktifias fisik, kontrol

berat badan, dan diet (Sarkin et al., 2001 dalam Booger, 2014 dan

Brilianti P, 2016), dan kepatuhan pengobatan pada kondisi seseorang

dengan penyakit kronis (Willey et al., 2003 dalam Booger, 2014 dan

Brillianti, 2016).

e. Self-efficacy

Self-efficacy didefinisikan sebagai kepercayaan seseorang untuk

berhasil dalam situasi tertentu. Teori ini berasal dari teori sosial kognitif

yang dicetus oleh Albert Bandura. Teori ini menganut pendapat bahwa

seseorang yang belajar melalui dua cara, yaitu pengalaman langsung

dan model sosial. Bandura percaya bahwa model sosial menjadi hal

yang lebih berpengaruh terhadap pembelajaran manusia, sejak

kesempatan untuk mendapat pengalaman langsung itu terbatas. Bandura

melihat seseorang sebagai pihak yang berkontribusi atas lingkungan

sekitar kehidupannya, atau agen perubahan dan bukan sekedar produk

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

50

dari ligkungannya (Bandura, 2011 dalam Booger, 2014 dan Brillianti P,

2016).

3. Self- management dengan Hipertensi

Perspektif manajemen diri adalah yang menerima perhatian

meningkat dalam literatur penyakit kronis. Beberapa program manajemen

diri telah dikembangkan untuk mendukung pasien dengan penyakit kronis

seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan lupus erythomatus

sistemik. Program manajemen diri muncul untuk meningkatkan parameter

klinis yang signifikan pada pasien dengan diabetes dan hipertensi (Lin,

KW;2006).

Program manajemen diri bertujuan untuk:

a. Membantu klien untuk memperoleh interpersonal lebih efektif, kognitif,

dan perilaku emosional;

b. Untuk mengubah persepsi klien dan sikap evaluasi situasi bermasalah;

dan

c. Mengubah lingkungan stres yang merangsang atau tidak bersahabat

atau belajar untuk mengatasinya dengan menerima bahwa tidak dapat

dihindari (Kanfer & Gaelick-Buys, 1991).

Manajemen diri pada orang dengan hipertensi. Hipertensi merupakan

penyakit kronis yang membutuhkan seseorang untuk mengelola perawatan

kesehatan mereka sendiri secara terus-menerus. Dalam penelitian ini,

perilaku manajemen diri pada orang dengan hipertensi didasarkan pada

karya Lin, et al. (2008) dengan pasien diabetes. Menurut Lin et al.,

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

51

Manajemen diri untuk pasien diabetes terdiri dari 5 komponen. Yang

meliputi : Integrasi diri; Regulasi diri; interaksi dengan tenaga kesehatan

profesional dan lain-lain yang signifikan; pemantauan diri; dan kepatuhan

terhadap rejimen direkomendasikan.

Integrasi diri mengacu pada kemampuan pasien untuk

mengintegrasikan layanan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari mereka

melalui kegiatan seperti diet yang tepat, olahraga, dan kontrol berat badan.

Penderita hipertensi harus mampu 1) mengatur porsi makan dan pilihan

ketika makan di luar; 2) makan lebih banyak buah, sayuran, biji-bijian dan

kacang-kacangan; 3) menurunkan tingkatan lemak jenuh; 4)

mempertimbangkan efek pada tekanan darah ketika membuat pilihan

makanan; 5) menghindari/ mengurangi minum alkohol (kurang dari 1 ons

per hari); 6) mengurangi garam sekitar 6 gram / hari atau lebih rendah

dalam makanan; 7) menurunkan berat badan secara efektif; 8) mengelola

pilihan makanan untuk mengontrol tekanan darah; 9) olahraga untuk

mengontrol tekanan darah dan berat badan dengan berjalan, jogging atau

bersepeda berlangsung 30-60 menit per hari; 10) menggabungkan

hipertensi dalam kehidupan sehari-hari; 11) melakukan rutinitas hipertensi

untuk menyesuaikan situasi baru; 12) berhenti merokok; dan 13) stres

kontrol dengan mendengarkan musik, istirahat, dan berbicara dengan

anggota keluarga.

Regulasi diri mencerminkan pasien regulasi diri dari perilaku

mereka melalui memonitor diri tanda-tanda dan gejala tubuh (yang

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

52

mengidentifikasi situasi kehidupan dan penyebab terkait dengan perubahan

tekanan darah dan mengambil tindakan berdasarkan pada pengamatan ini/

regulasi diri). Perilaku regulasi diri mencakup: 1) memahami alasan untuk

perubahan tingkat tekanan darah; 2) mengenali tanda-tanda dan gejala

tekanan darah tinggi dan rendah; 3) bertindak dalam menanggapi gejala; 4)

mengenal gejala tekanan darah tinggi dan rendah; 5) mengobati reaksi

tekanan darah rendah; 6) membuat keputusan berdasarkan pengalaman; 7)

mengenali untuk situasi yang dapat mempengaruhi tingkat darah tekanan;

dan 8) membandingkan perbedaan antara tingkat tekanan darah saat ini

dan sasaran.

Interaksi dengan kesehatan profesional dan lainnya didasarkan pada

konsep bahwa perawatan kesehatan yang baik melibatkan kolaborasi

dengan penyedia layanan kesehatan dan lain-lain yang signifikan. Perilaku

yang mencerminkan interaksi dengan tenaga kesehatan professional dan

lain-lain yang signifikan adalah sebagai berikut: 1) nyaman mendiskusikan

derajat fleksibilitas dalam rencana pengobatan dengan penyedia layanan

kesehatan; 2) nyaman menyarankan perubahan rencana perawatan untuk

penyedia layanan kesehatan; 3) nyaman meminta penyedia layanan

kesehatan pertanyaan; 4) berkolaborasi dengan penyedia layanan

kesehatan untuk mengidentifikasi alasan untuk kontrol tekanan darah yang

buruk; 5) nyaman mendiskusikan tes out-of-range tekanan darah dengan

penyedia layanan kesehatan; 6) nyaman meminta penyedia layanan

kesehatan tentang sumber daya perawatan hipertensi; 7) meminta orang

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

53

lain untuk membantu terkait tekanan darah tinggi; 8) meminta orang lain

untuk membantu dalam mengontrol tekanan darah; dan 9) nyaman

meminta orang lain untuk teknik manajemen tekanan darah tinggi.

Pemantauan diri berkaitan dengan monitoring tekanan darah untuk

mendeteksi tingkat tekanan darah dalam rangka untuk menyesuaikan

aktivitas perawatan diri. Perilaku pemantauan diri meliputi: 1) memeriksa

tekanan darah saat merasa sakit; 2) memeriksa tekanan darah ketika

mengalami gejala tekanan darah rendah; dan 3) memeriksa tekanan darah

untuk membantu membuat keputusan perawatan diri hipertensi.

Kepatuhan terhadap rejimen direkomendasikan mengacu ke pasien,

kepatuhan terhadap ditentukan obat hipertensi dan klinik kunjungan.

Dimensi ini juga melibatkan mengambil jumlah yang ditentukan obat,

minum obat jumlah yang ditentukan kali, dan melihat dokter setiap 1-3

bulan.

4. Faktor-Faktor Terkait Dengan Self-Manajemen Pada Pasien Dengan

Hipertensi

Banyak faktor yang mempengaruhi manajemen diri hipertensi. Meliputi :

a. Usia.

Usia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi manajemen

diri. Lee et al. (2010) menemukan bahwa pasien yang lebih tua dengan

hipertensi memiliki perilaku perawatan diri yang lebih baik. Namun, di

usia tua, kemampuan kognitif bisa menurun dan ini dapat

mempengaruhi perilaku manajemen diri mereka (Sinclair, Girling &

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

54

Bayer, 2000) dan kemampuan mereka untuk membuat keputusan

sehari-hari (Dickson, Tkacs & Riegel, 2007)

b. Jenis kelamin.

Ditemukan bahwa pasien perempuan memiliki perilaku perawatan

diri / self-management yang lebih baik daripada pasien laki-laki. Chung

et al. (2006) menemukan bahwa wanita memiliki lebih banyak

pengetahuan tentang penyakit dibandingkan laki-laki, karena itu mereka

mungkin lebih mampu beradaptasi makanan untuk diet sodium dibatasi

karena mereka bertanggung jawab untuk menyiapkan makanan. Selain

itu, Yount, Setuju, dan rebellon (2004) menemukan bahwa wanita

melaporkan mengunjungi penyedia dan menggunakan obat lebih sering

daripada pria.

c. Pendapatan.

Penghasilan memiliki efek pada manajemen diri. Pasien

berpenghasilan rendah tidak mampu membeli makanan sehat dan obat

secara teratur, sehingga mereka tidak dapat melakukan manajemen diri

hipertensi.

d. Pendidikan.

Pendidikan dianggap sebagai prasyarat penting untuk manajemen

diri dari penyakit kronis (Kolbe, 2002). Weijman, Ros, Rutten,

Schaufeli, Schabracq dan Winnubst (2004) menemukan bahwa tingkat

pendidikan terkait dengan frekuensi manajemen diri.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

55

e. Komorbiditas/penyakit penyerta.

Hipertensi merupakan penyakit yang memiliki hubungan dengan

beberapa kondisi penyakit penyerta seperti diabetes mellitus, stroke,

penyakit ginjal kronis, dan penyakit jantung koroner. Komorbiditas/

penyakit penyerta merupakan salah satu faktor pasien-spesifik yang

mempengaruhi kontrol hipertensi (Naik, Kallen, Walder, Street, 2008).

Kondisi komorbiditas ini mempengaruhi pengelolaan diri dalam

hipertensi. Pasien stroke mengalami penurunan kapasitas kognitif

karena kerusakan neurologis dan mereka dapat mengembangkan

demensia, sehingga pasien tidak dapat melakukan kerja normal (Kim &

Kang, 2007). Ditemukan bahwa komorbiditas kardiovaskuler

mengurangi manajemen diri pada hipertensi (Polijicanin, Ajdukovic,

Sekerija, Pibernik-Okanovic, Metelko, Mavrinac, 2010).

f. Lokasi residensi.

Orang perkotaan pengelolaan dirinya lebih tinggi dari masyarakat

pedesaan karena di perkotaan ada banyak organisasi kesehatan swasta

dan pemerintah, banyak dokter dan banyak departemen kedokteran

yang tersedia. Di sisi lain, di daerah pedesaan organisasi perawatan

kesehatan yang jauh dari orang-orang yang tinggal. Ada yang sangat

sedikit penyedia layanan kesehatan dan beberapa toko obat dan ini

mempengaruhi manajemen diri.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

56

g. Waktu sejak didiagnosis.

Waktu sejak diagnosis atau durasi sejak didiagnosa dengan

hipertensi memiliki efek pada manajemen diri. Beberapa pasien yang

serangan yang lebih lama mengelola lebih baik dari pasien baru karena

mereka telah mengalami faktor risiko hipertensi. Mereka tahu tanda-

tanda dan gejala dan telah digunakan antihipertensi obat. Lee et al.

(2010) menemukan hubungan positif antara tahun hipertensi dan

perawatan diri perilaku. Mereka menyatakan bahwa orang-orang

dengan waktu yang lebih lama terkena hipertensi mungkin punya

kesempatan belajar lebih untuk mereka.

5. Teori Self Care t-Dorothea E. Orem

a. Konsep Self Care Dorothea Orem

Selama tahun 1958-1959 Dorothea Orem sebagai seorang

konsultan pada bagian pendidikan Departemen Kesehatan, Pendidikan

dan Kesejahteraan dan berpartisipasi dalam suatu proyek pelatihan

peningkatan praktek perawat (vokasional). Ide inilah yang kemudian

dikembangkan dalam konsep keperawatannya “Self Care”. Pada tahun

1959 konsep keperawatn Orem ini pertama sekali dipublikasikan.

Tahun 1965 Orem bekerjasama dengan beberapa anggota fakultas dari

Universitas di Amerika untuk membentuk suatu Comite Model

Keperawatan (Nursing Model Commitee). Tahun 1968 bagian dari

Nursing Model Committee termasuk Orem melanjutkan pekerjaan

mereka melalui Nursing Development Conference Group (NDCG).

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

57

Orem Kemudian mengembangkan konsep keperawatanya “self

care” dan pada tahun 1971 dipublikasikan Nursing; Concepts of

Practice. Pada edisi pertama fokusnya terhadap individu, sedangkan

edisi kedua (1980), menjadi lebih luas lagi meliputi multi person unit

(keluarga, kelompok dan masyarakat).

Orem mengembangkan teori Self Care Deficit meliputi 3 teori

yang berkaitan yaitu : 1). Self Care, 2). Self care defisit dan 3) nursing

system. Ketiga teori tersebut dihubungkan oleh enam konsep sentral

yaitu; self care, self care agency, kebutuhan self care therapeutik, self

care defisit, nursing agency, dan nursing system, serta satu konsep

perifer yaitu basic conditioning factor (faktor kondisi dasar).

Postulat self care teori mengatakan bahwa self care tergantung

dari prilaku yang telah dipelajari, individu berinisiatif dan membentuk

sendiri untuk memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya.

1) Teori Self Care

Untuk memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu

memahami konsep self care, self-care agency, basic conditioning

faktor dan kebutuhan self care therapeutik. Self care adalah

performance atau praktek kegiatan individu untuk berinisiatif dan

membentuk prilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan

dan kesejahteraan. Jika self care dibentuk dengan efektif maka hal

tersebut akan membantu membentuk integritas struktur dan fungsi

manusia dan erat kaitannya dengan perkembangan manusia.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

58

Self care agency adalah kemampuan manusia atau kekuatan

untuk melakukan self care. Kemampuan individu untuk melakukan

self care dipengaruhi oleh basic conditioning factors seperti; umur,

jenis kelamin, status perkembangan, status kesehatan, orientasi sosial

budaya, sistem perawatan kesehatan (diagnostik, penatalaksanaan

modalitas), sistem keluarga, pola kehidupan, lingkungan serta

ketersediaan sumber.

Kebutuhan self care therapeutic (Therapeutic self acre

demand) adalah merupakan totalitas dari tindakan self care yang

diinisiatif dan dibentuk untuk memenuhi kebutuhan self care dengan

menggunakan metode yang valid yang berhubungan dengan tindakan

yang akan dilakukan. Konsep lain yang berhubungan dengan teori

self care adalah self care requisite. Orem mengidentifikasikan tiga

katagori self care requisite :

a) Universal meliputi; udara, air makanan dan eliminasi, aktifitas dan

istirahat, solitude dan interaksi sosial, pencegahan kerusakan

hidup, kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia.

b) Developmental, lebih khusus dari universal dihubungkan dengan

kondisi yang meningkatkan proses pengembangan siklus

kehidupan seperti; pekerjaan baru, perubahan struktur tubuh dan

kehilangan rambut.

c) Perubahan kesehatan (Health Deviation) berhubungan dengan

akibat terjadinya perubahan struktur normal dan kerusakan

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

59

integritas individu untuk melakukan self care akibat suatu

penyakit atau injury.

2) Teori Self Care Deficit

Merupakan hal utama dari teori general keperawatan menurut

Orem. Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa

(atau pada kasus ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam

melakukan self care secara efektif. Keperawatan diberikan jika

kemampuan merawat berkurang atau tidak dapat terpenuhi atau

adanya ketergantungan. Orem mengidentifikasi lima metode yang

dapat digunakan dalam membantu self care:

a) Tindakan untuk atau lakukan untuk orang lain.

b) Memberikan petunjuk dan pengarahan.

c) Memberikan dukungan fisik dan psychologis.

d) Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung

pengembangan personal.

e) Pendidikan.

Perawat dapat membantu individu dengan menggunakan

beberapa atau semua metode tersebut dalam memenuhi self care.

Orem menggambarkan hubungan diantara konsep yang telah

dikemukakannya.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

60

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual untuk Keperawatan

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa jika kebutuhan

lebih banyak dari kemampuan, maka keperawatan akan dibutuhkan.

Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan oleh perawat pada saat

memberikan pelayanan keperawatan dapat digambarkan sebagi

domain keperawatan. Orem (1991) mengidentifikasikan lima area

aktifitas keperawatan yaitu:

a) Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat klien dengan

individu, keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi

perencanaan keperawatan.

b) Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui

keperawatan.

c) Bertanggungjawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan

kebutuhan untuk kontak dan dibantu perawat.

Nursing

agency

deficit

Self-care

demands

Self-care

agency

Self-care

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

61

d) Menjelaskan, memberikan dan melindungi klien secara langsung

dalam bentuk keperawatan.

e) Mengkoordinasikan dan mengintegrasi keperawatan dengan

kehidupan sehari-hari klien, atau perawatan kesehatan lain jika

dibutuhkan serta pelayanan sosial dan edukasional yang

dibutuhkan atau yang akan diterima.

3) Teory Nursing System

Nursing system didesain oleh perawat didasarkan pada

kebutuhan self care dan kemampuan pasien melakukan self care.

Jika ada self care defisit, self care agency dan kebutuhan self care

therapeutik maka keperawatan akan diberikan. Nursing agency

adalah suatu properti atau atribut yang lengkap diberikan untuk

orang-orang yang telah didik dan dilatih sebagai perawat yang dapat

melakukan, mengetahui dan membantu orang lain untuk menemukan

kebutuhan self care terapeutik mereka, melalui pelatihan dan

pengembangan self care agency.

Orem mengidentifikasi tiga klasifikasi nursing system yaitu:

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

62

WHOLLY COMPENSATORY SYSTEM

PARTLY COMPENSATORY SYSTEM

SUPPORTIVE - EDUCATIVE SYSTEM

Gambar 2.2 Sistem Keperawatan Dasar(Basic Nursing Systems)

a) Wholly Compensatory system

Suatu situasi dimana individu tidak dapat melakukan

tindakan self care, dan menerima self care secara langsung serta

ambulasi harus dikontrol dan pergerakan dimanipulatif atau

adanya alasan-alasan medis tertentu. Ada tiga kondisi yang

termasuk dalam kategori ini yaitu; tidak dapat melakukan

tindakan self care misalnya koma, dapat membuat keputusan,

Pendukung dan melindungi klien

Kompensasi ketidakmampuan untuk self care

Pendukung dan

Menyelesaikan therapeutik self care klien

Tindakan Perawat

Tindakan pasien

Menerima asuhan dan bantuan nurse

Mengatur kemampuan self care

Menjalankan self care measure

Membantu klien sesuai kebutuhan

Kompensasi keterbatasan klien untuk self care

Pendukung dan

Menjalankan beberapa kegiatan self care

Tindakan Perawat

Melakukan/menyelesaikan self care

Mengatur latihan dan Perkembangan

kemampuan self care

Tindakan pasien Tindakan Perawat

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

63

observasi atau pilihan tentang self care tetapi tidak dapat

melakukan ambulasi dan pergerakan manipulatif, tidak mampu

membuat keputusan yang tepat tentang self carenya.

b) Partly compensatory nursing system

Suatu situasi dimana antara perawat dan klien melakukan

perawatan atau tindakan lain dan perawat atau pasien mempunyai

peran yang besar untuk mengukur kemampuan melakukan self

care.

c) Supportive educative system

Pada sistem ini orang dapat membentuk atau dapat belajar

membentuk internal atau external self care tetapi tidak dapat

melakukannya tanpa bantuan. Hal ini juga dikenal dengan

supportivedevelopmental system.

6. Manajemen Diri Dan Edukasi Pasien

Program manajemen penyakit memperlengkapi pasien dengan

informasi dan rencana perawatan diri untuk mengatur kesehatan mereka

dan mencegah komplikasi yang dihasilkan dari rendahnya pengawasan

terhadap proses penyakit tersebut. Edukasi pasien merupakan komponen

penting dari manajemen diri dalam program manajemen penyakit. Strategi

edukasi mungkin mencakup individu atau kelompok untuk keadaan atau

penyakit tertentu serta penyediaan handout tertulis yang mudah dibaca dan

dimengerti pasien.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

64

7. Mendukung Manajemen Diri (Self Management)

Pada komponen ini, pasien yang berperan utama dalam menjaga

kesehatannya yang bertujuan untuk menekan biaya pengobatan. Pasien

diajarkan dan dilengkapi dengan peralatan yang diperlukan untuk

memantau dan menjaga kesehatannya seperti memantau tekanan darah dan

kadar gula darah secara rutin. Ketaatan pasien untuk melakukan

serangkaian perawatan, serta teratur meminum obat sangat diperlukan

untuk menjalankan komponen ini.

Hipertensi atau yang lebih sering dikenal dengan tekanan darah

tinggi yang terjadi pada arteri. Tekanan darah adalah pengukuran terhadap

dinding arteri saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh (US National

Library of Medicine [NLM], 2010). Hipertensi merupakan kondisi serius

yang dapat menjadi penyebab beberapa masalah kesehatan.

Tekanan darah diukur dengan menggunakan dua buah angka yang

mereprensentasikan sistol dan diastol. Tekanan darah manusia pada

umumnya adalah 120/80 mmHg. Angka 120 merepresentasikan tekanan

sistol dimana tekanan yang terjadi selama jantung berdetak. Sedangkan

angka 80 merepresentasikan tekanan diastol dimana tekanan yang terjadi

ketika jantung beristirahat berdetak. Alat pengukur tekanan darah disebut

sphygmomanometer.

Tekanan darah diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Tekanan darah normal adalah kondisi dimana nilai sistol kurang dari

120 mmHg dan diastol kurang dari 80 mmHg.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 51: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

65

b. Prehipertensi adalah kondisi dimana nilai sistol berada di antara 120 –

139 mmHg atau diastol 80 - 89 mmHg.

c. Hipertensi tahap 1 adalah kondisi dimana nilai sistol berada di antara

140 - 159 mmHg atau diastol 90 - 99 mmHg.

d. Hipertensi tahap 2 adalah kondisi dimana nilai sistol diatas 160 mmHg

atau diastol diatas 100 mmHg.

Hasil pengukuran tekanan sistol dan diastol ini yang akan menjadi

input parameter dalam sistem dismen. Sehingga karyawan yang diduga

terkena hipertensi dapat dipantau tekanan darahnya agar tidak bertambah

parah.

a. Standar Perawatan Hipertensi

Sama halnya dengan diabetes, manajemen perawatan penderita

hipertensi bertujuan untuk memcapai hasil yang baik dimana keadaan

pasien stabil atau lebih baik. Tujuan dari evaluasi pasien hipertensi

adalah untuk menilai gaya hidup pasien dan mengidentifikasi faktor

risiko cardiovascular; untuk mengetahui penyebab tingginya tekanan

darah (blood pressure/BP); dan untuk mengetahui ada tidaknya

kerusakan organ dan CVD (cardiovascular disease) (American Heart

Association, 2003).

Perawatan yang dilakukan untuk manajemen hipertensi adalah :

1) Kontrol Tekanan Darah.

Kontrol tekanan darah dipengaruhi oleh pola hidup pasien,

dosis obat yang diberikan, kombinasi obat yang diberikan. Jika hal-

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 52: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

66

hal tersebut tidak tepat maka tentunya mengakibatkan hasil tekanan

darah yang tidak terkontrol. Terapi antihipertensi dilakukan untuk

mengurangi gangguan cardiovascular dan ginjal serta kematian.

Target perawatan hipertensi adalah agar penderita hipertensi

mencapai tekanan darah (BP) < 140 / 90 mmHg atau BP < 130 / 80

mmHg untuk pasien penderita diabetes atau penyakit ginjal kronis.

2) Modifikasi Pola Hidup

a) Mengurangi berat badan

Rekomendasi : Menjaga berat badan normal ( body mass index

(BMI) 18.5 -24.9 kg/m2).

b) Perencanaan pola makan (Dietary Approaches to Stop

Hypertension (DASH))

Rekomendasi : Mengadopsi diet buah-buahan, sayuran, dan susu

rendah lemak.

c) Diet natrium

Rekomendasi : Mengurangi asupan natrium < 100 mmol per hari

(2,4 g natrium atau 6 gram natrium klorida).

d) Aktivitas fisik

Rekomendasi : Aktifitas fisik teratur (misalnya jalan cepat)

minimal 30 menit per hari.

e) Konsumsi alkohol

Rekomendasi : Untuk pria < 2 x minum per hari sedangkan

wanita dan orang berberat badan ringan < 1 x minum per hari.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 53: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

67

Keterangan : 1 x minum = 1 / 2 oz atau 15 mL etanol (misalnya,

12 bir oz, 5 oz anggur, 1.5 oz 80 wiski).

3) Obat

Pemberian obat dilakukan ketika pendekatan modifikasi pola

hidup tidak menghasilkan tekanan darah pasien sesuai dengan target

Disman.

4) Follow-Up dan Monitoring

Pasien harus ditindak-lanjuti dan melakukan pengobatan untuk

interval waktu tertentu (bulanan atau kurang dari sebuan) sampai

tujuan BP tercapai ketika terapi obat antihipertensi dimulai.

Konsultasi akan perlu untuk sering dilakukan untuk pasien hipertensi

stadium 2 atau dengan komlikasi lainnya. Serum potassium dan

creatinine harus dipantau minimal 1 atau 2 kali dalam setahun.

setelah BP mencapai target dan stabil, konsultasi dilakukan 3-6

bulan sekali. Penentuan interval konsultasi juga tergantung pada

faktor adanya penyakit lain misalnya diabetes. Pemberitahuan untuk

tidak mengkonsumsi rokok (tembakau) harus selalu diberikan.

E. Kerangka Teori

Penjelasan Kerangka Teori

Faktor-faktor resiko pada hipertensi ada 2 yaitu yang pertama faktor

risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor): keturunan, jenis kelamin, ras

dan usia, yang kedua ada faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor) yaitu

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 54: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

68

obesitas, kurang olahraga atau aktivitas, merokok, minum kopi, sensitivitas

natrium, kadar kalium rendah,alkohol, stres, pekerjaan, pendidikan dan pola

makan. Faktor-faktor resiko tersebut dapat mempengaruhi terjadinya

hipertensi. Hipertensi dapat dicegah dengan 2 cara yaitu dengan farmakologi

dan non farmakologi, salah satu pencegahan non farmakologi adalah self

management. Self management terdiri dari 5 komponen yaitu : Integritas Diri

(diet, olahraga, kontrol berat badan, mengurangi mengkonsumsi alkohol dan

rokok, kontrol stres), Regulasi Diri (pengetahuan akan penyebab perubahan

tekanan darah, pengetahuan akan tanda dan gejala hipertensi, kemampuan

membuat keputusan), Interaksi dengan tenaga kesehatan dan lainnya,

Pemantauan Tekanan Darah dan yang terakhir Kepatuhan terhadap aturan

yang dianjurkan (minum obat yang teratur dan kunjungan klinik)

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 55: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

69

Keterangan :

: Diteliti : Tidak diteliti

Gambar 2.3 Kerangka Teori ( Menurut modifikasi dari Udjianti., Suhadak.,

& Nargis Akhter,2010)

Kepatuhan terhadap aturan

yang dianjurkan

Minum obat yang

teratur

Klinik kunjungan

Pemantauan

tekanan darah

Interaksi dengan

tenaga kesehatan

dan lainnya

Regulasi Diri

Pengetahuan akan

penyebab perubahan

tekanan darah,

pengetahuan akan tanda

dan gejala Hipertensi,

kemampuan membuat

keputusan

Integrasi Diri

Diet, Olahraga, Kontrol

Berat Badan,

Mengurangi

mengkonsumsi alkohol

dan rokok, Kontrol

stress

Self Management Lansia

Non Farmakologi

Obat-obatan Hipertensi seperti

diuretik, beta-bloker, dll

Farmakologi

Hipertensi pada

Lansia

Faktor-faktor resiko pada hipertensi :

1. Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) : keturunan, jenis kelamin, ras dan usia.

2. Faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor) yaitu: obesitas, kurang olah raga atau aktivitas,

merokok, minum kopi, sensitivitas natrium, kadar kalium rendah, alkoholisme, stress,

pekerjaan, pendidikan dan pola makan.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 56: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/4135/3/INDA GALUH LESTARI BAB II.pdf · Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, ... dapat

70

F. Kerangka Konsep

Gambar 2.4 Kerangka Konsep

G. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang kebenarannya

perlu diteliti lebih lanjut (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis pada penelitian ini

adalah :

Ha : Ada pengaruh self management terhadap tekanan darah lansia yang

mengalami hipertensi.

H0 : Tidak ada pengaruh self management terhadap tekanan darah lansia

yang mengalami hipertensi.

Hipertensi pada

Lansia

Self- Management

Integrasi diri

Regulasi diri

Interaksi dengan tenaga

kesehatan dan lainnya

Pemantauan tekanan darah

Kepatuhan terhadap aturan

yang dianjurkan

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017