36
TINJAUAN TEORITIS DAN TINJAUAN KASUS A. Tinjauan Teoritis 1. Konsep Dasar Keluarga a. Pengertian Keluarga 1) Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatanikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998, hal. 12) 2) Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi dan kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental dan emosional serta sosial individu-individu yang ada di dalamnya dilihat dari interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum. (Duval, 1972)

Tinjauan Tioritis Dan Tinjauan Kasus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askep

Citation preview

TINJAUAN TEORITIS DAN TINJAUAN KASUSA. Tinjauan Teoritis

1. Konsep Dasar Keluarga

a. Pengertian Keluarga

1) Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatanikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998, hal. 12)

2) Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi dan kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental dan emosional serta sosial individu-individu yang ada di dalamnya dilihat dari interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum. (Duval, 1972)

3) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Depkes RI, 1988)

4)Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan lainnya dalam perzn dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. (Bailon dan Maglaya, 1989, hal. 2).

b. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (1998) mengemukakan ada lima fungsi keluarga : 1) Fungsi Afektif

Yaitu yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar kekuatan keluarga, fungsi efektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.

Anggota keluarga mengernbangkan gambaran dirinya yang positif, peranan yang dimiliki dcngan balk dan penuh rasa kasih sayang.

2) Fungsi Sosiaiisasi

Yaitu proses perkemhangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin, norma budaya perilaku melalui interaksi dalam keluarga selanjutnya individu mampu berperan di dalam masyarakat.

3) Fungsi Reproduksi

Yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

4)Fungsi Ekonomi

Yaitu fungsi rnemenuhi kebutuhan keluarga seperti : makanan, pakaian, perumahan dan lain-lain. 5) Fungsi Perawatan Keluarga

Yaitu keluarga menyediakan makanan, pakaian. perlindungan dan asuhaan kesehatan/keperawatan, kemampuan keluarga melakukan asuhaan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu.

Fungsi yang lain yang dapat dijalankan sebagai beril:ut :

1 ) Fungsi biologisa) Untuk meneruskan keturunan.

b) Memelihara dan membesarkan anak c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

d) Memelihara dan m~rawat anggota keluarga.

2) Fungsi Psikologisa) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.

b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.

c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga. d) Memberikan identitas keluarga.

3) Fungsi Sosialisasi

a) Membina sosialisasi pada anak.

b) Membantu norma-norrna tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

4) Fungsi Ekonoini

a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

b) Pengaturan penggunaan, penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang misalnya : pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.

5) Fungsi Pendidikan

a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa. c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya. (Effendy N., 1998, haL 35)

c. Tipe Keluarga

1) Tipe-tipe kcluarga secara umum dikemukakan untuk mempermudah pemahaman tentang keluarga. Adapun tipe-tipe keluarga antara lain :

a) Keluarga lnti (Konjugal)

Yaitu keluarga yang menikah sebagai orang tua atau pemberian nafkah, keluarga inti terdiri dari suami, istri dan anak mereka anak kandung, anak adopsi atau keduanya.b) Keluarga Orientasi (Keluarga Asal)

Yaitu untuk keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan.c) Keluarga Besar

Yaitu keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh darah), yang paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu salah satu teman keluarga ini. Berikut ini termasuk sanak keluarga", kakek/nenek, tante, paman dan sepupu. (Friedman, 1998, hal. 12)

2) Tipe / Bentuk Keluarga

a) Kcluarga Inti (Nuciear Family)

Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

b) Keluarga Besar (Exstended Family)

Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sehagainya.

c) Keluarga Berantai (Serial Family)

Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. d) Keluarga Duda/Janda (Single Family)

Keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. e) Keluarga Berkomposisi (Composite)

Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

f) Keluarga Kabitas (Cahabitation)

Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga. (Effendy N., 1998, hat 33)

d. Tingkat Perkembangan Keluarga

Seperti individu yang mengalami tahap peirtunnbuhan dan perkembangan yang berturut-turut keluarga sebagai sebuah unit juga mengalami tahap-tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun delapan tahap siklus kehidupan keluarga antara lain : 1) Tahap I Keluarga Pemula (juga menunjuk pasangan menikah atau tahap pernikahan).

Tugasnya adalah :

a) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.

b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

c) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua).

2) Tahap II Keluarga yang Sedang Mengasuh Anak (anak tertua adalah bayi sampai umur 30 bulan). Tugasnya adalah :

a) Membentuk keluarga muda sebagal sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga).

b) Rekonsiliasi tugas-~ugas perkembangan yang bertentangan dan kehutuhan anggota keluarga.

c) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

d)Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran, orang tua dan kakek dan nenek.

3)Tahap III Keluarga dengan Anak Usia Prasekolah (anak tertua berumur 2 hingga 6 tahun).tugasnya adalah :a)Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : rumah, ruang bermain, privasi, keamanan.

b) Mensosialisasikan anak.

c) Mengintegrasikan ana!k yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain.

d) Mempertahankan hubungan yang sehat dalarn (hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan diluar keluarga (keluarga besar dan komunitas).

4)Tahap IV Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (anak tertua berumur 6 hingga 13 tahun).

Tugasnya adalah

a)Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.

b)Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

5) Tahap V Keluarga dengan Anak Remaja (anak tertua berumur 13 hinnga 20 tahun).

a)Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.

b) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.

c) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.

6) Tahap VI Keluarga yang Melepaskan Anak Usia Dewasa Muda (mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah).

Tugasnya adalah :

a) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak. b) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan.

c) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dan suami maupun istri.

7) Tahap VII Orang Tua Usia Pertengahan (tanpa jabatan, pensiunan). Tugasnya adalah :

a) Menyediakan lingkungan yang meningkatkar, kesehatan.

b) Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak-anak. c) Memperkokoh hubungan perkawinan.8)Tahap VIII Keluarga dalam Masa Pensiun Dan Lansia (juga menunjuk kepada anggota keluarga yang berusia lanjut atau pensiun hingga pasangan yang sudah meninggal dunia). Tugasnya adalah

a) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.

b)Menyesuaikau terhadap pendapatan yang menurun. c) Mempertahankan hubungan perkawinan. d)Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan. e) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.

f)meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi hidup). (Friedman, 1998, hal. 109)

e. Lima Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Seperti dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan meliputi :I ) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan rnerupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti, orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan.

2) Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.

3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

Perawatan dapat dilakukan diinstitusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.

4)Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

5)Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga. (Suprajitno, 2004, hal. 17)

2. Konsep Dasar Hipertensi

a. Pengertian1) Hipertensis adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. (Brunner and Suddarth, 2002, hal. 896)

2) Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah sistolik dan atau diastolik yang tidak normal dimana tekanan darah sistolik melebihi 160 mmHg dan diastolik melebihi 95 mmHg. (Sylvia A. Price, 1995, hal. 533)

3) Hipertensis adalah tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik > 90 mmHg atau bila pasien memakai obat antihipertensi. (Arief Mansjoer, 1999, hal. 518)

4)Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih atau sedang dalam pengobatan antihipertensi ini menurut The Sixth Report of the joint national committee on prevention, detection, evaluation and treatment of high blood pressure (1997). Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. (Slamet Suyono, 2001, hal. 453)

5) Hipertensis adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri dimana tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik (www.mediacastore.com)b. Patofisiologi

Peningkatan tekanan darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, tapi sampai saat ini untuk hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Sedangkan pada hipertensi sekunder diketahui penyebabnya yaitu : disebabkan oleh penyakit lain, seperti glomerulonefritis akut, glomerulonefi-itis kronis, pyelonefritis kronik, penyempitan arteri renalis, diabetes melitus, obat-obatan dan pil KB. Tekanan darah dipengaruhi juga oleh curah jantung dan tahanan perifer. Sebagian besar pasien hipertensi menunjukkan curah jantung yang meningkat dan kemudian diikuti dengan kenaikan tahanan perifer yang mengakibatkan kenaikan tekanan darah yang menetap. Peningkatan tekanan perifer sebagai akibat perubahan struktural pada pembuluh darah jantung akan menyebabkan aktivitas dalam memompakan darah meningkat sehingga terjadi peningkatan tekanan darah secara bertahap dalam waktu yang lama. Adapun faktor risiko yang meningkatkan hipertensi adalah obesitas,stres dan kelebihan natrium Dimana stress merupakan faktor peninggian aktivitas saraf simpatis yang menyebabkan terjadinya kontriksi fungsi dan hipertropi struktural dari pembuluh, darah dan jantung.Begitu pula sistem renin angiotensin juga sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan tekanan darah dimana produksi renin dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : stimulasi saraf simpatis. Renin berperan dalam proses konversi argiotensin I menjadi angiotensin II yang mempunyai efek vasokonstriksi, dimana aliran darah terhambat sehingga menyebabkan curah jantung dan tahanan perifer meningkat yang berakibat terhadap peningkatan tekanan darah yang menetap. Disamping hal tersebut peningkatan asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma curah jantung dan tekanan darah. Dimana peninggian tekanan darah tidak jarang merupakan tanda pada hipertensi. Tanda dan gejala klinis yang dapat ditemukan antara lain : nyeri kepala/sakit kepala, epistaksis, pusing, sukar tidur, penglihatan kabur akibat kerusakan pada retina, nokturia, edema dan kadang-kadang disertai dengan mual dan muntah. Komplikasi yang sering ditimbulkan apabila hipertensi tidak ditanggulangi adalah stroke, gagal ginjal, gangguan penglihatan, infark miokardium. (Slamet Suyono, 2001, hal. 455)

c. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik yang diperlukan pada pasien hipertensi antara lain :

1) Pengukuran, tekanan, darah menggunakan sfigmomanometer air raksa.

2)Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan pada pasien hipertensi yaitu : pemeriksaan ureum dan kreatinin dalam darah dipakai untuk menilai fungsi ginjal, pemeriksaan kalium dan serum dapat membantu menyingkirkan kemungkinan aldosteronisme primer pada pasien hipertensi, pemeriksaan kadar glukosa dalam darah karena sering dijumpai hipertensi pada klien diabetes melitus, pemeriksaan urinalis diperlukan juga karena protein uria ditemukan pada hampir separuh pasien.

3)Foto rontgen untuk mengetahui kemungkinan ditemukan pembesaran jantung, vaskularisasi atau aorta yang lebar.

4)EKG untuk mengetahui kemungkinan ada pembesaran ventrikel kiri, pembesaran atrium. kiri dan adanya penyakit jantung koroner.

5)Ekokardiogram untuk melihat adanya penobalan pada dinding ventrikel kiri dan terjadinya dilatasi serta gangguan fungsi sistolik dan diastolik. (Slamet Suyono, 2001, hal. 461)

d. Penatalaksanaan MedisPenanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis penatalaksanaan :

1)Penatalaksanaan non farmakologis atau perubahan gaya hidup Perubahan gaya hidup dengan cara :

a) Mengurangi asupan garam/diet rendah garam

Tujuan diet rendah garam adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Pembatasan asupan garam sampai 60 mmol / hari berarti tidak menambahkan garam pada waktu makan, memasak tanpa garam. (l) Bahan makanan yang dianjurkan

(a) Sumber karbohidrat

Beras, kentang, singkong, terigu, makanan yang diolahdari bahan makanan tersebut di atas tanpa garam dapur.

(b) Sumber protein hewani

Daging dan ikan maksimal 100 gram sehari, telur maksimal satu butir sehari.

(c) Sumber protein nabati

Semua kacang-kacangan dan hasilnya yang diolah dan dimasak tanpa garam dapur. (d) Sayuran

Semua sayuran segar, sayuran yang diawetkan tanpa garam dapur.

(e) Buah-buahan

Semua buah-buahan segar seperti mengkudu, bengkoang, mentimun dan buah Yang diawetkan tanpa garam dapur.

(2)Bahan makanan yang tidak dianjurkan

(a) Sumber karbohidrat

Roti, biskuit dan kue-kue yang dimasak dengan garam dapur.

(b) Sumber protein hewani

Daging, ikan, susu dan telur yang diawetkan dengan garam dapur seperti abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, udar.g kering dan telur asin.

(c) Sumber protein nabati

Semua kacang-kacangan yang hasilnya dimasak dengan garam dapur.

(d) Sayuran

Sayuran yang dimasak dan diawetkan dengan garam dapur seperti sayuran dalam kaleng, asinan dan acar. (e) Buah-buahan

Buah-buahan yang diawetkan dengan garam dapur seperti : buah dalam kaleng.

(f) Mentega biasa dan bumbu-bumbu yang mengandung garam dapur seperti : kecap, terasi dan vetsin.

(Sunita Almatsier, 2004, hal. 64) b) Menghindari alkohol dan merokok. c) Mengurangi berat badan. d) Olah raga secara teratur.

e) Menghindari faktor penyebab stres.

f)Berbagai cara untuk mendapatkan keadaan relaksasi seperti meditasi, yoga.

2) Penatalaksanaan farmakologis

Penatalaksanaan farmakologis keputusan untuk mulai memberikan obat antihipertensi. Antihipertensi yang sering digunakan pada pengobatan antara lain : obat golongan diuretik, penyekat beta, antagonis kalsium dan penghambat enzim konversi angiotensin (penghambat ACE).

Pengobatan hipertensi berdasarkan beberapa prinsip :

a) Pengobatan hipertensi sekunder lehih mengutamakan pengobatan kausal.b)Pengobatan hipertensi primer ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi.

c)Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat antihipertensi selain dengan perubahan gaya hidup.

d)pengobatan hipertensi primer adalah pengobatan jangka panjang dengan kemungkinan besar untuk seumur hidup (Slamet Suyono, 2001, hal. 463).

3. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga a. Pengkajian

Pengkajian perawatan adalah sekumpulan tindakan yang digunakan perawat untuk mengikuti keadaan pasien atau keluarga dengan memakai patokan norma-norma kesehatan pribadi maupun sosial serta integritas dan kesanggupan untuk mengatasi masalah (Zaidin Ali, 1999, hal. 57).

1) Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukau dengan wawancara, pengamatan/observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi.Adapun data yang dikumpulkan (Friedman, 1998, hal. 56) yaitu : a) Data Umum

(1) Identitas Kepala Keluarga

(2) Kumposisi Keluarga (3) Genogram (4) Tipe Keluarga

(5) Latar Belakang Keluarga (6) Agama

(7) Status Sosial Ekonomi Keluarga (8) Aktivitas Rekreasi Keluarga

b) Tahap dan Riwayat Pekembangan Keluarga

(1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini(2) Tahap Perkernhangan Keluarga yang Belum terpenuhi (3) Riwayat Keluarga Sebelumnya

c) Data Lingkungnn

(1) Karakteristik Rumah

(2) Karakterisitk Lingkungan dan Komunitas (3) Mobilitas Geografis Keluarga

(4)Perkumpulan Keluarga dan lnteraksi dengan Masyarakat (5) Sistem Pendukung atau Jaringan Sosia1 Keluarga

d) Struktur Keluarga

(1) Pola Komunikasi (2) Struktur Kekuasaan

(3) Struktur Peran

(4) Nilai dan Norma Keluarga e) Fungsi Keluarga

(1) Fungsi Afektif (2) Fungsi Sosialisasi

(3) Fungsi Perawatan Kesehatan f) Pemeriksaan Fisik

g) Koping Keluarga

(1) Stressor Jangka Pendek dan Panjang

(2) Kemampuan Keluarga untuk Berespon terhadap Situasi/ Stressor

(3) Penggunaan Strategi Koping (4) Strategi Adaptasi Disfungsional 2)Analisa Data

Di dalam menganalisa data ada tiga norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga yaitu a)Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga. b) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan. c) Karakteristik keluarga.

3) Rumusan masalahSetelah data di analisa maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Rumusan masalah kesehatan keluarga dapat menggambarkan keadaan kesehatan dan status kesehatan keluarga karena merupakan hasil pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan, lingkungan, norma, nilai, kultur yang dianut oleh keluarga tersebut. Perumusnn masalah kesehatan dan keperawatan keluarga yang diambil didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang didasarkan kepada analisa konsep, prinsip, teori dan standar yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisa mengambil keputusan tentang masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. (Effendy N., 1998, hal. 48)

4) Skoring

Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan kepada beberapa kriteria, sebagai berikut : (Effendy N., 1998, hal. 53) a)Sifat masalah, dikelompokkan menjadi aktual, risiko, potensial (Nanda, 1998).

b)Kemungkinan masalah dapat diubah adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan.

c) Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan.

d) Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalarn hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan kesehatan.

Untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun skala prioritas seperti berikut ini :TABEL 1

SKORING MASALAH KEPERAWATAN

No Kriteria Nilai Bobot

1Sifat Masalah :Skala

A. Aktual

B. Risiko

C. Potensial 3

2

11

2Kemungkinan masalah dapat diubah Skala

a. Dengan mudah

b. Hanya sebagian

c. Tidak dapat 2

1

02

3Potensi Masalah untuk Mencegah Skala a. Tinggi

b. Cukup

c. Rendah 3

2

11

4Menonjolkanya MasalahSkala

a. masalah berat harus ditangani

b. masalah yang tidak perlu segera ditangani

c. masalah tidak dirasakan2

1

01

Total 5

Berdasarkan kriteria di atas maka dapat diprioritaskan suatu masalah, masing-masing masalah keperawatan di skoring kemudian dijumlahkan nilainya.

Rumus untuk mendapatkan nilai skoring tersebut adalah :

5)Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul menurut Nanda (Carpenito L.J 2001 dan Friedman, 1998, hal. 60) adalah : a) Manajemen kesehatan yang dapat diubah b) Prilaku mencari hidup sehat

c) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah d) Kekurangan pengetahuan e) Konflik keputusan

f) Berduka disantisipasi g) Berduka disfungsional h) Konflik peran orang tua i)lsolasi sosial

j) Perubahan dalam proses keluarga

k)Potensial perubahan dalam menjadi orang tua 1) Potensial terhadap kekerasan m)Perubahan penampilan peran

n) Potensial terhadap pertumbuhan koping keluarga o) Penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif

b. Perencanaan

Langkah selanjutnya setelah pengkajian adalah menyusun perencanaan keperawatan kesehatan dan keperawatan keluarga. Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan, dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan yang ialah diidentifikasi. Adapun tahap-tahap dalam menyusun perencanaan adalah :

1) Prioritas diagnosa berdasarkan atas nilai skor yang tertinggi. 2) Rencana perawatan

Dalam menyusun rencana perawatan terdiri dari tujuan jangka panjang yang mengacu pada masalah, tujuan jangka pendek mengacu pada lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan, kriteria yang menggambarkan tentang faktor-faktor yang tidak tetap yang dapat memberikan petunjuk bahwa tujuan dapat tercapai, standar yang menunjukkan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya. (Effendy N., 1998, hal. 54)

c. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga didasarkan pada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga adalah sumber daya keluarga (keuangan), tingkat pendidikan keluarga, adat istiadat yang berlaku, respons dan penerimaan keluarga, sarana dan prasarana yang ada pada keluarga. (Effendy N., 1998, hal. 59).

d. Evaluasi

Evaluasi sebagal langkah terakhir dari proses keperawatan dimana evaluasi dalam upaya menentukan apakah seluruh proses sudah berjalan dengan baik dan apakah tindakan berhasil dengan baik dan atau belum. Apabila proses tidak sesuai dengan rencana maka proses tersebut ditinjau kembali dan lakukan perbaikan.

Sebagai suatu proses evaluasi ada 4 dimensi evaluasi yaitu :

1) Dimensi keberhasilan yakni evaluasi dipusatkan untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan.

2)Dimensi ketepatgunaan yakni evaluasi yang dikaitkan dengan sumber daya (uang tenaga, bahan dan waktu)

3) Dimensi kecocokan yakni evaluasi yang berkaitan dengan kecocokan kemampuan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. 4) Dimensi kecukupan yakni evaluasi yang berkaitan dengan kecakapan perlengkapan dari tindakan yang telah dilaksanakan. (Zaidin Ali, 1999, hal. 121)