41
6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data Center Universitas Udayana” .Pada penelitian ini mengacu dari beberapa sumber dan tinjauan yang sudah ada sebelumnya dan sudah dilakukan penelitian oleh penulis-penulis lain, yang sudah dibahas dalam penelitian dengan metode dan simulasi yang berbeda sesuai dengan masalah-masalah yang berbeda sesuai dengan penelitian dari setiap masalah yang akan dibahas.Dari semua hal itu akan terlihat perbedaan masalah dan penelitian yang dilakukan penulis . Berikut merupakan uraian singkat dari beberapa referensi yang digunakan tersebut : 1. Penelitian ini berjudul “Efisiensi Konsumsi Daya pada Pusat Data” oleh Komang Agus Sukerta P.,ST, Universitas Udayana Penelitian ini menjelaskan tentang langkah langkah teknis yang dapat meminimalisir konsumsi daya dan emisi gas karbon dioksida sekaligus mengurangi biaya operasional sebuah pusat data. Penelitian ini juga menjelaskan tentang usaha yang dapat dilakukan dalam upaya menghemat konsumsi daya pada data center untuk menghemat biaya dan mendukung gerakan green data center. Pada penelitian ini penulis melakukan upaya penghematan energi data center secara menyeluruh baik dari sisi hardware, software, jaringan, permodelan sistem penempatan perangkat, pendinginan dan sistem pengolahan data system hybrid yang keseluruhan akan menurunkan konsumsi daya dan meningkatkan efisiensi secara signifikan namun tetap dapat menjaga kinerja data center bekerja secara maksimal. 2. Penelitian kedua berjudul “Efisiensi Kinerja Pengelolaan Energi pada Arsitektur Data Center Komputasi Awan Menggunakan GreencloudOleh Mohamad Fathurahman, Politeknik Negeri Jakarta dan Kalamullah Ramli, Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

6

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Mutakhir

Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

Center Universitas Udayana” .Pada penelitian ini mengacu dari beberapa sumber dan

tinjauan yang sudah ada sebelumnya dan sudah dilakukan penelitian oleh penulis-penulis

lain, yang sudah dibahas dalam penelitian dengan metode dan simulasi yang berbeda sesuai

dengan masalah-masalah yang berbeda sesuai dengan penelitian dari setiap masalah yang

akan dibahas.Dari semua hal itu akan terlihat perbedaan masalah dan penelitian yang

dilakukan penulis .

Berikut merupakan uraian singkat dari beberapa referensi yang digunakan tersebut :

1. Penelitian ini berjudul “Efisiensi Konsumsi Daya pada Pusat Data” oleh Komang

Agus Sukerta P.,ST, Universitas Udayana

Penelitian ini menjelaskan tentang langkah – langkah teknis yang dapat

meminimalisir konsumsi daya dan emisi gas karbon dioksida sekaligus mengurangi

biaya operasional sebuah pusat data. Penelitian ini juga menjelaskan tentang usaha

yang dapat dilakukan dalam upaya menghemat konsumsi daya pada data center

untuk menghemat biaya dan mendukung gerakan green data center. Pada penelitian

ini penulis melakukan upaya penghematan energi data center secara menyeluruh

baik dari sisi hardware, software, jaringan, permodelan sistem penempatan

perangkat, pendinginan dan sistem pengolahan data system hybrid yang keseluruhan

akan menurunkan konsumsi daya dan meningkatkan efisiensi secara signifikan

namun tetap dapat menjaga kinerja data center bekerja secara maksimal.

2. Penelitian kedua berjudul “Efisiensi Kinerja Pengelolaan Energi pada Arsitektur

Data Center Komputasi Awan Menggunakan Greencloud” Oleh Mohamad

Fathurahman, Politeknik Negeri Jakarta dan Kalamullah Ramli, Universitas

Indonesia

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

7

Pada penelitian ini mengusulkan skema penghematan energi pada data center yakni

skema DVFS dan DNS. Pada penelitian ini telah disimulasikan menggunakan

Greencloud, yang merupakan ekstensi dari NS2, kepada tiga macam arsitektur data

center yakni two-tier, three-tier dan three-tier high-speed dengan jenis workload

adalah high performance computing (HPC). Penerapan skema penghematan

meliputi skema DVFS dan DNS saja serta DVFS dan DNS sekaligus. Setelah

dilakukan simulasi konsumsi daya pada data center untuk arsitektur two-tier, three-

tier dan three-tier high-speed, dengan menerapkan skema penghematan energi

DVFS dan DNS diperoleh hasil sebagai berikut: Pada skema tanpa penghematan

energi, untuk ketiga arsitektur data center, konsumsi energi terbesar berada pada

server rata-rata sebesar 73,72% sedangkan sisanya sebesar 26,28% dikonsumsi oleh

switch, sedangkan jumlah server yang mengalami peak rate rata-rata sebanyak

27,8%. Pada skema penghematan DVFS, konsumsi terbesar tetap pada server

dengan lonjakan cukup drastis rata-rata hampir 100% dengan konsumsi energi pada

switch relatif sama dengan pada kasus tanpa skema penghematan, namun jumlah

server yang mengalami peak rate menurun rata-rata sebesar 18,8%. Skema

penghematan DNS merupakan skema penghematan terbaik untuk tipe workload

HPC karena berhasil menghemat penggunaan energi listrik baik pada server

maupun switch sebesar masing-masing 63,42% dan hampir 100%. Penerapan skema

penghematan DVFS dan sekaligus DNS tidak memberikan hasil yang lebih baik

untuk kasus workload HPC.

3. Reducing Data Center Energy Consumption via Coordinated Cooling and Load

Management merupakan paper yang dibuat oleh Luca Parolini, Bruno Sinopoli dan

Bruce H. Krogh dari Carnegie Mellon University.

Paper ini menjelaskan tentang manajemen energi data center berdasarkan kerangka

permodelan yang menandai pengaruh dari decision variable pada kinerja

komputasi, generasi termal dan konsumsi daya. Dinamika suhu dimodelkan oleh

jaringan komponen yang saling berhubungan yang mencerminkan distribusi spasial

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

8

server, computer room air conditioning (CRAC) units, dan komponen non

komputasi di data center.

4. Five Strategies for cutting Data Center Energy Cost Through Enhanced Cooling

Efficiency merupakan white paper yang diterbitkan oleh Emerson Network Power.

White paper ini menyajikan tentang lima strategi untuk meningkatkan efisiensi

pendinginan data center, diantaranya yaitu yang pertama penyegelan yang tepat

dari lingkungan data center. Sebuah segel uap memainkan peran penting dalam

mengendalikan kelembaban relatif, mengurangi humidifikasi yang tidak perlu dan

dehumidification. Kedua yaitu Mengoptimalkan aliran udara. Penataan rak,

penempatan AC dan manajemen kabel semua berpengaruh pada jumlah energi yang

dikeluarkan untuk memindahkan udara dalam fasilitas penting. Ketiga yaitu

menggunakan economizer bila sesuai. Economizers memungkinkan udara luar yang

akan digunakan untuk mendukung pendinginan data center selama bulan-bulan

dingin, menciptakan peluang untuk pendinginan bebas energi. Keempat yaitu

meningkatkan efisiensi pendinginan sistem. Teknologi baru, seperti sistem

kapasitas variabel dan peningkatan kontrol, mendorong peningkatan efisiensi sistem

pendingin udara ruangan. Dan yang terakhir yaitu menempatkan pendinginan lebih

dekat dengan sumber panas. Sistem pendingin tambahan dengan menempatkan

pendinginan lebih dekat dengan sumber panas akan mengurangi jumlah energi yang

dibutuhkan untuk gerakan udara.

5. The Effect of Data Center Temperature on Energy Efficiency merupakan paper yang

ditulis oleh Michael K Patterson dari Intel Corporation

Dalam paper ini penulis memeriksa gambar energi secara utuh dari koneksi utilitas

hingga penolakan panas dari fasilitas sampai ke lingkungan luar dan melihat

dampak peningkatan suhu sekitar terhadap setiap komponen dalam rantai itu.

Analisis ini menunjukkan bahwa ada suhu optimum untuk operasi data center yang

akan tergantung pada karakteristik individu atau komponen masing-masing di

dalam data center, termasuk peralatan IT, arsitektur sistem pendingin, lokasi data

center (misalnya kondisi ambien luar), serta faktor-faktor lainnya. Dampak lain dari

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

9

peningkatan suhu inlet lingkungan, seperti masalah kehandalan dan kompleksitas

operasional juga dibahas. Telah disimpulkan bahwa hanya meningkatkan suhu

lingkungan di Data Center tidak pasti memiliki efek yang diinginkan dari

pengurangan penggunaan energi.

Ringkasan dari tinjauan mutakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.1 Tinjauan Mutakhir (State Of The Art)

No Nama Penulis Judul Metode Hasil

1 Komang Agus

Sukerta P.,ST

Efisiensi

Konsumsi Daya

pada Pusat Data

Penerapan sistem

hybrid untuk

efektifitas kinerja dan

efisiensi sumber daya,

dan penerapan teknik-

teknik pendinginan

yang tepat guna.

Metode rack oriented cooling system

meningkatkan efisiensi cooling power

dengan menggunakan power untuk

kipas sesuai kebutuhan. Alat ini

memiliki sensor panas sehingga bisa

mendeteksi heat dan dapat

menganalisa berapa kecepatan kipas

yang dibutuhkan.

2 Mohamad

Fathurahman,

Kalamullah

Ramli

Efisiensi Kinerja

Pengelolaan

Energi pada

Arsitektur Data

Center

Komputasi

Awan

Menggunakan

Greencloud

Simulator Greencloud

diimplementasikan

model energi untuk

switch dan link.

Skema

penghematannya

meliputi hanya DVFS,

hanya DNS, dan

DVFS dan DNS.

Skema penghematan DNS merupakan

skema penghematan terbaik untuk tipe

workload HPC karena berhasil

menghemat penggunaan energi listrik

baik pada server maupun switch

sebesar masing-masing 63,42% dan

hampir 100%. Penerapan skema

penghematan DVFS dan sekaligus

DNS tidak memberikan hasil yang

lebih baik untuk kasus workload HPC.

3 Luca Parolini,

Bruno Sinopoli,

Bruce H. Krogh

Reducing Data

Center Energy

Consumption via

Coordinated

Cooling and

Load

Management

Penggaplikasian

Coordinated Cooling

dan Load management

untuk mengurangi

konsumsi energi pada

data center

Konsumsi data center terutama

disebabkan oleh CRAC. Optimal

controller mampu mempertahankan

perbedaan yang lebih kecil kecil antara

suhu input dan output dari CRAC jika

dibandingkan dengan greedy

controller. Optimal controller

menghasilkan konsumsi energi pada

data center lebih rendah

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

10

Tabel 2.1 (Lanjutan) Tinjauan Mutakhir (State Of The Art) 4 Emerson

Network Power

Five Strategies

for cutting Data

Center Energy

Cost Through

Enhanced

Cooling

Efficiency

Lima strategi untuk

meningkatkan efisiensi

pendinginan data

center

Sistem pendingin tambahan

memberikan respon terhadap

meningkatnya kepadatan peralatan

yang bisa meningkatkan skalabilitas

dan efisiensi sistem pendingin yang

ada.

5 Michael K

Patterson

The Effect of

Data Center

Temperature on

Energy

Efficiency

Penggunaan matrix

PUE dalam analisis

penggunaan energi di

data center

Mengubah sistem manajemen termal

untuk sering mengganti chiller dengan

economizer yang dapat dijalankan

untuk sebagian besar karena ruang

setpoint hangat adalah metode yang

paling menjanjikan untuk mengurangi

biaya energi

2.2 Data Center

Pusat data atau yang lebih dikenal Data Center adalah suatu fasilitas yang

digunakan untuk menempatkan sistem komputer dan komponen-komponen terkaitnya,

seperti sistem telekomunikasi dan penyimpanan data. Fasilitas ini biasanya mencakup juga

catu daya redundan atau cadangan, koneksi komunikasi data redundan, pengontrol

lingkungan, pencegah bahaya kebakaran, serta piranti keamanan fisik. Salah satu

penempatan server untuk website atau database (Dewannanta, 2007).

Data center adalah pusat pemrosesan data yang didukung dengan perangkat

pengolahan data tersebut. Disebut juga dengan pusat komputerisasi. Data center

merupakan server data terpusat dari jaringan, baik dalam jaringan lokal ataupun global,

jaringan instansi ataupun perusahaan. Data center dikelola oleh administrator. Pengelolaan

data center yang baik mendukung seluruh kinerja dari jaringan, yang baik mendukung

seluruh kinerja dari jaringan, dari pemakaian aplikasi, oleh karena itu aturan dan standar

pengukuran merupakan hal yang penting dari pemakaian aplikasi, dari administrasi data

center. Beberapa tahun ini data center menjadi pembahasan yang ramai, yang sebelumnya

data center bukan merupakan bahasan yang perlu di oprek lebih dalam secara teori, tetapi

kebutuhan akan informasi dari pengolahan kebutuhan akan informasi dari pengolahan data

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

11

center yang baik membuat pakar-pakar jaringan akhirnya memutuskan untuk membahas

data center server lebih dalam beserta perancangan data center dalam Infrastruktur TI

sendiri.

Dalam white paper yang berjudul Data Center Operational Efficiency Best

Practices, data center adalah kompilasi dari server, penyimpanan, sistem jaringan, system

mekanikal atau elektrikal, aplikasi dan alat-alat, prosedur tata kelola dan staf. Terdapat 4

tahap yang mencirikan data center berdasarkan kombinasi efisiensi, ketersediaan dan

fleksibilitas di antaranya Basic, Consolidated, Available, dan Strategic (IBM, 2012).

Pada data center terdapat ratusan bahkan ribuan server yang tersusun pada rak

server yang ditata sesuai bentuk fisiknya, baik tower maupun rack dari ukuran 1U s/d 4u.

Disetiap ruang memiliki pendingin, sistem catu daya, ups, security dan jaringan terkoneksi

yang ditata dengan detail. Bahkan lantai dimana server dibangun memiliki karakteristik

yakni terdapat upaya peredam dan selokan tempat jaringan kabel listrik maupun komputer.

2.3 Komponen Data Center

Dalam white paper yang berjudul Classification of Data Center Infrastructure

Management (DCIM) Tools, Data Center memiliki istilah untuk menggambarkan dan

membedakan pusat infrastruktur, sistem dan klasifikasi manajemen data seperti pada tabel

2.2.

Tabel 2.2 Terminology Definition and Examples Data Center

Term Definition Data Center Examples

Facility and IT

Infrastructure

Totalitas sistem material dan peralatan

fisik dasar yang diperlukan untuk

memfasilitasi operasi yang handal,

terkontrol dan lingkungan TI yang aman.

Power System

Cooling System

Security System

IT Seluruh spektrum teknologi untuk

pengolahan informasi, termasuk perangkat

lunak, perangkat keras, teknologi

komunikasi dan layanan terkait.

Servers

Storage System

Network System

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

12

Tabel 2.2 (Lanjutan) Terminology Definition and Examples Data Center

Environment Lingkungan fisik dalam bangunan atau

fasilitas perangkat keras dan piranti lunak

data center.

IT Rom

Electrical Room

Mechanical Room

Subset Sebuah pengelompokan dari subsistem

fisik sebagai fungsi utama.

Monitoring &

Automation

Planning &

Implementation

Data Collection

Subsystem Sebuah piranti lunak yang dirancang

khusus membahas kebutuhan secara

spesifik.

Facility Power Device

Monitoring

IT Room Security

Monitoring

Primary Function Fungsi pertama piranti lunak dalam rangka

pembangunan dan bernilai penting

dibandingkan dengan fungsi subsistem

tertentu.

Piranti perusahaan

yang menganalisis

fungsi daya

Secondary

Function

Fungsi kedua piranti lunak pada subsistem. Piranti perusahaan

yang menganalisis

fasilitas HVAC

Data center terdiri dari beberapa komponen penting. Dalam white paper yang

berjudul The Green Grid Metrics : Data Center Infrastructure Efficiency (Dcie) Detailed

Analysis terdapat beberapa komponen data center seperti pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Komponen Data Center

Sub Component Core Distributor

Facility

Power

Transfer Switch

UPS

DC Batteries / Rectifiers (non-UPS-Telco Nodes)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

13

Tabel 2.3 (Lanjutan) Komponen Data Center Generator

Transformer (Step Down)

Power Distribution Unit (PDU)

Rack Distribution Unit (RDU)

Breakers Panels

Distrbution Wiring

Lightning

Heating Ventilation and Air Conditioning (HVAC)

Cooling Tower

Condenser Water Pumps

Chillers

Chilled Water Pumps

Computer Room Air Conditioner (CRAC’s)

Computer Room Air Handlers (CRAH’s)

Dry cooler

Suplay Fans

Return Fans

Air Economizer

Water-side Economizer

Humidifier

Physical Security

Fire Suppresion

Water Detection

Physical Security Servers/Devices

Building Management System

Probes / Sensors

IT Equipment

Computer Devices

Server

Network Devices

Switches

Router

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

14

Tabel 2.3 (Lanjutan) Komponen Data Center IT Support Systems

Printers

PC’s / workstations

Remote Management (KVM / console / etc.)

Miscellaneous Devices

Security encryption, Storage encryption, Appliances, etc.

Storage

Storage Devices - Switches, Storage Array

Backup Devices – Media Libraries, Virtual Media Libraries

Telecommunication

All Telco Devices

Others

Rack Server

Cables

Cable Tie

Adapun definisi dari komponen data center pada tabel 2.2 dijelaskan pada tabel 2.4.

Tabel 2.4 Definisi Komponen Data Center

Nama Komponen Definisi

Power Siklus daya yang mengubah daya pada perangkat off dan

kemudian membuat perangkat berfungsi lagi (on).

Transfer Switch Saklar listrik yang beralih beban antara dua sumber.

Uninterruptible Power

Supply (UPS)

Catu daya seperti baterai untuk mempertahankan daya dalam hal

pemadaman listrik. UPS menjaga komputer berjalan selama

beberapa menit setelah pemadaman listrik, sehingga

memungkinkan untuk menyimpan data yang ada di RAM dan

mematikan komputer dengan aman.

DC Batteries/Rectifiers (non-

UPS – Telco Nodes)

Sebuah komponen dari sirkuit yang memungkinkan arus dilalui

dalam satu arah namun menghambat aliran arus ke arah lain.

Rectifier digunakan untuk mengubah AC ke DC.

Generator Sebuah alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

15

Tabel 2.4 (Lanjutan) Definisi Komponen Data Center Transformer (step down) Komponen elektromagnet yang dapat mengubah taraf suatu

tegangan AC ke taraf lainnya.

Power Distribution Unit

(PDU)

Perangkat listrik yang digunakan untuk mengontrol distribusi

listrik ke beban individu. PDU dapat terintegrasi langsung ke

UPS.

Rack Distribution Unit

(RDU)

Bingkai logam digunakan untuk menahan berbagai perangkat

keras seperti server, router, switch dan peralatan elektronik

lainnya.

Breakers Panels Komponen dari sistem pasokan listrik yang membagi daya listrik

ke sirkuit anak perusahaan, dan memberikan perlindungan sekring

atau pemutus sirkuit untuk setiap rangkaian, pada penutup yang

sama.

Distribution Wiring Komponen dari sistem pasokan listrik yang dilengkapi dengan

kabel.

Lightning Berfungsi menerangi ruangan

Heating Ventilation and Air

Conditioning (HVAC)

Sistem HVAC mengendalikan lingkungan sekitar (suhu,

kelembaban, aliran udara, dan penyaringan udara) dan harus

direncanakan dan dioperasikan bersama dengan komponen data

center lainnya seperti hardware, kabel manajemen, penyimpanan

data, sistem keamanan fisik dan daya.

Cooling Tower Sebuah menara besar biasanya melekat pada pembangkit listrik di

mana air beredar untuk menurunkan suhunya dengan penguapan

parsial.

Condenser Water Pumps Sistem ini pengatur suhu dan kelembaban dengan pemanasan dan

pendingin air. Hal ini juga digunakan untuk menolak air dari

pendingin dan memadatkan kembali refrigeran menjadi cairan.

Chillers Sistem pendingin yang digunakan untuk penyerap panas dari suatu

zat atau produk sehingga temperaturnya berada dibawah

temperature lingkungan. Zat yang digunakan sebagai fluida dalam

proses penyerapan panas disebut refrigran.

Chilled Water Pumps Pompa yang memiliki kecepatan variabel yang digunakan ketika

satu pompa memberikan umpan beberapa pendingin dan juga

ketika beban pendinginan terhubung ke suhu udara di luar.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

16

Tabel 2.4 (Lanjutan) Definisi Komponen Data Center Computer Room Air

Conditioner (CRAC’s)

Perangkat yang memonitor dan mempertahankan suhu, distribusi

udara dan kelembaban di ruang jaringan atau data center. CRAC

mengganti unit AC yang digunakan untuk pendingin data center.

Computer Room Air

Handlers (CRAH’s)

Perangkat di data center yang digunakan untuk menangani panas.

Tidak seperti CRAC unit yang menggunakan pendinginan

mekanis untuk mendinginkan udara ke data center, CRAH

menggunakan kipas, pendingin kumparan dan sistem air chiller

untuk menghilangkan panas.

Dry Cooler Beroperasi dengan perpindahan panas melalui permukaan yang

memisahkan fluida kerja dari udara sekitar, seperti dalam tabung

untuk penukar panas udara, memanfaatkan perpindahan panas

konvektif.

Supply Fans Alat yang memberikan pasokan udara ke dalam ruangan.

Return Fans Alat yang mengatur pengembalian udara ke dalam ruangan.

Air-side Economizer Alat mekanis digunakan untuk mengurangi konsumsi energi.

Economizers recycle energi yang dihasilkan dalam suatu sistem

atau memanfaatkan perbedaan suhu lingkungan untuk mencapai

peningkatan efisiensi.

Water-side Economizer Perangkat mekanik yang dimaksudkan untuk mengurangi

konsumsi energi, atau untuk melakukan fungsi lain yang berguna

seperti pemanasan suatu fluida.

Humidifier Alat yang dapat meningkatkan kelembaban di satu ruangan atau

seluruh ruangan.

Physical Security Keamanan fisik adalah perlindungan pada hardware, program,

jaringan, dan data dari keadaan fisik dan kejadian yang dapat

menyebabkan kerugian serius atau kerusakan pada suatu

perusahaan, lembaga, atau institusi.

Fire Suppression Sistem supresi kebakaran biasanya digunakan pada peralatan

listrik berat. Sistem pemadaman kebakaran menggunakan

kombinasi bahan kimia kering atau basah untuk mencegah

kebakaran peralatan.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

17

Tabel 2.4 (Lanjutan) Definisi Komponen Data Center Water Detection Perangkat elektronik kecil yang dirancang untuk mendeteksi

keberadaan air dan memperingati manusia untuk melakukan

pencegahan kerusakan air.

Physical Security

Servers/Devices

Keamanan berbentuk fisik untuk menjaga server dan alat-alat

lainnya

Building Management

System

Sistem kontrol berbasis komputer dipasang pada bangunan yang

mengontrol dan memantau peralatan bangunan mekanik dan listrik

seperti ventilasi, pencahayaan, sistem tenaga, system kebakaran,

dan sistem keamanan.

Probes / Sensors Konverter yang mengukur perbedaan suhu dan mengubahnya

menjadi sinyal sehingga dapat dibaca oleh operator.

Compute Devices Mesin untuk melakukan perhitungan secara otomatis.

Server Sebuah komputer atau perangkat pada jaringan yang mengelola

sumber daya jaringan.

Network Devices Komponen yang digunakan untuk menghubungkan komputer atau

perangkat elektronik lainnya bersama sehingga dapat berbagi file

atau sumber daya.

Switches Perangkat yang menyaring dan meneruskan paket antara segmen

LAN.

Routers Sebuah perangkat dalam jaringan yang menangani transfer pesan

antar komputer.

IT Support Systems Sistem berbasis komputer yang mendukung kegiatan di data

center.

Printers Sebuah perangkat yang mencetak teks atau ilustrasi di kertas.

PC’s / workstations Suatu jenis komputer yang digunakan untuk aplikasi teknik

(CAD/CAM), pengembangan piranti lunak, desktop publishing,

dan jenis-jenis aplikasi yang memerlukan moderat daya komputasi

dan kemampuan grafis berkualitas relatif tinggi.

Remote Management

(KVM / console / etc.)

Proses di mana perangkat pengendalian secara fisik tidak melekat

pada unit yang dikendalikan

Miscellaneous Devices Perangkat lain-lain yang mendukung dalam saat kegiatan

operasional dilakukan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

18

Tabel 2.4 (Lanjutan) Definisi Komponen Data Center Security encryption,

Storage encryption,

Appliances, etc

Penerjemahan data menjadi kode rahasia. Untuk membaca file

yang dienkripsi harus memiliki akses ke password untuk

memungkinkan mendekripsikan data tersebut.

Storage Kapasitas perangkat untuk menahan dan menyimpan data.

Storage Devices –

Switches, Storage Array

Perangkat untuk merekam (menyimpan) informasi (data).

Backup Devices - Media

Libraries, Virtual Media

Libraries

Untuk menyalin file ke disk kedua sebagai tindakan pencegahan

dalam kasus pertama gagal.

Telecommunication Mengacu pada semua jenis transmisi data, dari suara ke video.

All Telco Devices Alat-alat yang dapat berfungsi sebagai transmisi data.

Others Peralatan lain yang mendukung didalam data center.

Rack Server Rack yang khusus di rancang untuk penempatan server ataupun

peralatan jaringan network seperti hub-switch.

Cables Sarana penyalur atau pengalirhantar (transmitter) yang bertugas

menyalurkan setiap informasi yang telah diubah menjadi sinyal-

sinyal listrik.

Cable Ties Alat yang digunakan untuk mengikat sekumpulan kabel atau

mengelompokkan kabel sehingga rapi dan terorganisir.

2.3.1 IT Equipment Data Center Universitas Udayana

2.3.1.1 Server

Server adalah sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu

dalam sebuah jaringan komputer. Server didukung dengan sumber daya yang cukup besar

dan dilengkapi dengan sistem operasi khusus yaitu sistem operasi jaringan. Server juga

menjalankan perangkat lunak administratif yang mengontrol akses terhadap jaringan dan

sumber daya yang terdapat di dalamnya, seperti halnya berkas atau pencetak, dan

memberikan akses kepada anggota jaringan.

Dilihat dari fungsinya, server dikategorikan manjadi beberapa jenis :

a. Server Aplikasi (Application Server)

b. Server Data (Data Server)

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

19

c. Server Proxy (Proxy Server)

Aplikasi Server adalah aplikasi pada sistem komputer yang berfungsi melayani

permintaan akses dari komputer pengguna atau klien. Salah satu contoh aplikasinya adalah

Web Server. Web Server berisi tampilan informasi-informasi yang dapat diakses

menggunakan web browser seperti mozilla firefox dan internet explorer. Contoh lain yaitu

FTP Server, FTP Server berfungsi melayani transaksi pertukaran data komputer server

dengan klien menggunakan aplikasi FTP klien.

Berikut ini adalah jenis-jenis dari aplikasi server :

1. DHCP Server

DHCP server merupakan sebuah aplikasi yang menjalankan layanan untuk menyewakan

alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa

sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server

2003, atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.

Gambar 2.1 Skema DHCP Server (Purba, 2013).

2. Mail Server

Mail Server adalah suatu aplikasi pada komputer yang bertindak sebagai sebuah

server (penyedia layanan) dalam jaringan atau internet, yang memiliki fungsi untuk

melakukan penyimpanan dan distribusi yang berupa pengiriman, penyaluran, dan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

20

penerimaan surat elektronik atau e-mail. Mail Server berjalan dengan beberapa protokol

pada TCP/IP, yakni SMTP (port 25), POP3 (port 110), dan IMAP (port 143).

Gambar 2.2 Skema aplikasi mail server dengan Zimbra Partner (Purba, 2013).

3. DNS Server

DNS (Domain Name System) Server adalah salah satu jenis aplikasi yang melayani

permintaan pemetaan IP Address ke FQDN (Fully Qualified Domain Name) dan dari

FQDN ke IP Address. FQDN lebih mudah untuk diingat oleh manusia daripada IP Address.

Sebagai contoh, sebuah komputer memiliki IP Address 167.205.22.114 dan memiliki

FQDN “nic.itb.ac.id”.Nama “nic.itb.ac.id” tentunya lebih mudah diingat daripada nomor IP

Address.

Gambar 2.3 Skema aplikasi DNS Server (Purba, 2013).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

21

4. FTP Server

FTP server merupakan sebuah server yang memanfaatkan File Transfer Protocol

(FTP) untuk keperluan transfer file antar mesin pada jaringan TCP/IP. FTP adalah sebuah

protokol internet yang berjalan di dalam lapisan aplikasi yang merupakan standar untuk

pentransferan berkas komputer antar mesin-mesin dalam sebuah jaringan internet atau

intranet.

Gambar 2.4 Skema aplikasi FTP Server (Purba, 2013).

5. HTTP/Web Server

Server HTTP atau Server Web/WWW adalah server web yang dapat dijalankan di

banyak sistem operasi (Unix, BSD, Linux, Microsoft Windows dan Novell Netware serta

platform lainnya) yang berguna untuk melayani dan memfungsikan situs web. Protokol

yang digunakan untuk melayani fasilitas web/www ini menggunakan HTTP.

Jenis-Jenis Web Server :

1. Apache Web server – the HTTP web server

2. Microsoft Windows server 2003 Internet Information Service

3. Light HTTP

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

22

Gambar 2.5 Skema aplikasi Web Server (Purba, 2013).

6. Proxy Server

Aplikasi server yang dapat bertindak sebagai untuk melakukan request terhadap

content dari Internet atau intranet. Proxy Server bertindak sebagai gateway terhadap dunia

Internet untuk setiap komputer klien. Proxy server tidak terlihat oleh komputer klien.

Pengguna yang berinteraksi dengan Internet melalui sebuah proxy server tidak akan

mengetahui bahwa sebuah proxy server sedang menangani request yang dilakukannya.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

23

Gambar 2.6 Skema aplikasi Proxy Server (Purba, 2013).

7. Database Server

Sebuah program komputer yang menyediakan layanan pengelolaan basis data dan

melayani komputer atau program aplikasi basis data yang menggunakan model

klien/server. Istilah ini juga merujuk kepada sebuah komputer (umumnya merupakan

server) yang didedikasikan untuk menjalankan program yang bersangkutan. Sistem

manajemen basis data (SMBD) pada umumnya menyediakan fungsi-fungsi server basis

data, dan beberapa SMBD (seperti halnya MySQL atau Microsoft SQL Server) sangat

bergantung kepada model klien-server untuk mengakses basis datanya.

Gambar 2.7 Skema Database Server (Purba, 2013).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

24

8. SSH Server

SSH server merupakan aplikasi server yang berfungsi untuk melakukan remote atau

pengendalian komputer dari jarak jauh.

Gambar 2.8 Skema SSH Server (Purba, 2013).

2.3.1.2 Switch

Switch adalah perangkat jaringan yang bekerja dilapisan Data-link, mirip dengan

bridge, berfungsi menghubungkan banyak segmen LAN ke dalam satu jaringan yang lebih

besar. Switch jaringan (atau switch untuk singkatnya) adalah sebuah alat jaringan yang

melakukan bridging transparan (penghubung segementasi banyak jaringan dengan

forwarding berdasarkan alamat MAC).

Switch jaringan dapat digunakan sebagai penghubung komputer atau router pada

satu area yang terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data link, cara kerja switch hampir

sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port sehingga sering dinamakan

multi-port bridge.

Switch adalah komponen jaringan yang di gunakan untuk menghubungkan beberapa

HUB untuk membentuk jaringan yang lebih besar atau menghubungkan komputer

komputer yang mempunyai kebutuhan bandwidth yang besar. Switch memberikan unjuk

kerja yang jauh lebih baik dari pada HUB dengan harga yang sama atau sedikit lebih

mahal.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

25

Switch terbagi dalam 2 tipe utama: switch layer-2 dan layer-3. Switch layer-2

beroperasi pada layer data-link model OSI dan berdsarkan terknologi bridging. Switch tipe

ini membangun koneksi logika antar port berdasarkan pada alamat MAC. Switch layer-2

dapat digunakan untuk memecah jaringan yang sedang berjalan ke dalam collision domain

yang lebih kecil untuk meningkatkan unjuk kerja.

Switch layer-3 beroperasi pada layer-3 dari model OSI dasar teknologi routing.

Switch tipe ini membangun koneksi logika antar port berdasarkan alamat jaringan. Switch

ini dapat digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan yang berbeda di dalam suatu

internetwork. Switch layer-3 kadang di sebut Switch routing atau switch multilayer.

2.3.1.3 Router

Router merupakan salah satu perangkat dalam dunia jaringan komputer. Pengertian

Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa jaringan

atau network, baik jaringan yang menggunakan teknologi sama atau yang berbeda,

misalnya menghubungkan jaringan topologi Bus, topologi Star atau topologi Ring.

Karena router ini menghubungkan beberapa jaringan tentunya router berbeda

dengan Switch. Switch hanya perangkat yang digunakan untuk menghubungkan beberapa

komputer sehingga membentuk LAN atau local area network. Sedangkan router adalah

perangkat yang menghubungkan satu LAN dengan banyak LAN lainnya.

Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah

jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah

jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga

mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua

buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda atau berbeda arsitektur jaringan,

seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

26

Gambar 2.9 Fungsi Router (http://belajar-komputer-mu.com, 2012).

Router umumnya dipakai untuk jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP, router

jenis ini dinamakan IP Router. Internet merupakan contoh utama dari jaringan yang

memiliki IP Router.

Umumnya router ada dua jenis, yaitu router statis dan router dinamis,

Router statis atau static router merupakan router yang memiliki tabel routing statis yang

disetting dengan cara manual oleh para administrator jaringan.

Sedangkan router dinamis atau dynamic router merupakan router yang memiliki

dan membuat tabel routing dinamis dengan membaca lalu lintas jaringan dan juga dengan

saling berhubungan dengan router lainnya.

2.4 Syarat Utama Suatu Data Center

Disain dan perencanaan data center harus memperhatikan minimum aspek-aspek

berikut :

a. Lokasi aman, memenuhi syarat sipil bangunan, geologi, vulkanologi, topografi

b. Terproteksi dengan sistem cadangan, untuk sistem catudaya, pengatur

udara/lingkungan, komunikasi data

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

27

c. Menerapkan tata kelola standar data center meliputi Standar Prosedur Operasi,

Standar Prosedur Perawatan, Standar dan Rencana Pemulihan dan Mitigasi

Bencana, Standar Jaminan Kelangsungan Bisnis.

2.5 Kriteria Perancangan Data Center

Dalam melakukan perancangan terhadap sebuah data center, harus diperhatikan

kedua hal tersebut dengan tujuan mendapatkan data center sesuai dengan kriteria berikut:

2.5.1 Availability

Data center diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan dan

terus- enerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan

terjadinya suatu kerusakan yang berarti atau tidak. Data center harus dibuat sebisa

mungkin mendekati zero failure untuk seluruh komponennya.

2.5.2 Scalability dan Flexibility

Data center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang cepat

atau ketika adanya servis baru yang harus disediakan oleh data center tanpa melakukan

perubahan yang cukup berarti bagi data center secara keseluruhan.

2.5.3 Security

Data center menyimpan berbagai aset perusahaan yang berharga, oleh karenanya

sistem keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun

pengamanan non-fisik (Yulianti, 2008).

2.6 Kategori Data Center

Berdasarkan fungsinya, data center dibagi menjadi 2 kategori umum yaitu:

1. Internet Data Center : hanya untuk mendukung aplikasi terkait dengan Internet

saja, biasanya dibangun dan dioperasikan oleh service provider atau perusahaan

yang memiliki model bisnis berdasarkan pada Internet commerce.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

28

2. Corporate/Enterprise Data Center : mendukung semua fungsi yang memungkinkan

berbagai model bisnis berjalan pada layanan Internet, intranet, dan keduanya.

2.7 Service Utama Pada Data Center

Servis utama yang secara umum diberikan oleh data center adalah sebagai berikut:

Gambar 2.10 Service Data Center (Yulianti, dkk. 2008)

2.7.1 Infrastruktur yang menjamin kelangsungan bisnis

Aspek-aspek yang mendukung kelangsungan bisnis ketika terjadi suatu kondisi

kritis terhadap data center. Aspek-aspek tersebut meliputi kriteria pemilihan lokasi data

center, kuantifikasi ruang data center, laying-out ruang dan instalasi data center, sistem

elektrik yang dibutuhkan, pengaturan infrastruktur jaringan yang scalable, pengaturan

sistem pendingan dan fire suppression.

2.7.2 Infrastruktur Keamanan Data Center

Terdiri dari sistem pengamanan fisik dan non-fisik pada data center. Fitur sistem

pengamanan fisik meliputi akses user ke data center berupa kunci akses memasuki ruangan

(kartu akses atau biometrik) dan segenap petugas keamanan yang mengawasi keadaan data

center (baik di dalam maupun di luar), pengamanan fisik juga dapat diterapkan pada

seperangkat infrastruktur dengan melakukan penguncian dengan kunci gembok tertentu.

Pengamanan non fisik dilakukan terhadap bagian software atau sistem yang berjalan pada

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

29

perangkat tersebut, antara lain dengan memasang beberapa perangkat lunak keamanan

seperti access control list, firewall, IDS dan host IDS, fitur-fitur keamanan pada Layer 2

(datalink layer) dan Layer 3 (network layer) disertai dengan manajemen keamanan.

2.7.3 Optimasi Aplikasi

Akan berkaitan dengan layer 4 (transport layer) dan layer 5 (session layer) untuk

meningkatkan waktu respon suatu server. Layer 4 adalah layer end-to-end yang paling

bawah antara aplikasi sumber dan tujuan, menyediakan end-to-end flow control, end-to-end

error detection and correction, dan mungkin juga menyediakan congestion control

tambahan. Sedangkan layer 5 menyediakan riteri dialog (siapa yang memiliki giliran

berbicara/mengirim data), token management (siapa yang memiliki akses ke resource

bersama) serta sinkronisasi data (status terakhir sebelum link putus). Berbagai isu yang

terkait dengan hal ini adalah load balancing, caching, dan terminasi SSL, yang bertujuan

untuk mengoptimalkan jalannya suatu aplikasi dalam suatu sistem.

2.7.4 Infrastruktur IP

Infrastruktur IP menjadi servis utama pada data center. Servis ini disediakan pada

layer 2 dan layer 3. Isu yang harus diperhatikan terkait dengan layer 2 adalah hubungan

antara ladang server dan perangkat layanan, memungkinkan akses media, mendukung

sentralisasi yang reliable, loop-free, predictable, dan scalable. Sedangkan pada layer 3, isu

yang terkait adalah memungkinkan fast-convergence routed network (seperti dukungan

terhadap default gateway). Kemudian juga tersedia layanan tambahan yang disebut

Intelligent Network Services, meliputi fitur-fitur yang memungkinkan application services

network-wide, fitur yang paling umum adalah mengenai QoS (Quality of Services),

multicast (memungkinkan kemampuan untuk menangani banyak user secara konkuren),

private LANS dan policy-based routing.

2.7.5 Storage

Data Center juga digunakan sebagai pusat seluruh data – data yang diakses oleh

semua klien yang terhubung, tentunya didukung dengan kapasitas memori yang besar pula.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

30

Agar dapat melayani klien dengan kualitas yang baik, karena klien bisa saja mengakses

data secara bersamaan dengan kapasitas yang besar (Dewannanta, 2007).

2.8 Standard Data Center

Pada penelitian ini digunakan standar TIA-942 dalam merancang data center.

Telecommunications Industry Association TIA-942 adalah standar yang menentukan

persyaratan minimum untuk infrastruktur telekomunikasi dari data center dan ruang

komputer. Topologi yang diusulkan dalam standar ini dimaksudkan untuk dapat di terapkan

pada setiap ukuran data center. Standar ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2005,

setelah kabel kerja terstruktur didefinisikan dalam TIA/EIA-568, dan sering dikutip oleh

perusahaan seperti ADC Telecommunications dan Cisco Systems. Pada bulan April 2005,

TIA menanggapi dengan standar infrastruktur TIA-942, standar data center pertama untuk

secara khusus menangani infrastruktur data center. Dimaksudkan untuk digunakan oleh

desainer data center dalam proses pembangunan gedung, TIA-942 meliputi ruang dan tata

letak, infrastruktur pengkabelan, tiered reliability, dan aspek lingkungan.

1. Ruang dan Tata Letak

Alokasi ruangan yang tepat untuk data center dimulai dengan memastikan ruangan

yang dapat dengan mudah dialokasikan untuk pertumbuhan dan perubahan lingkungan.

Perancang harus menjaga keseimbangan antara biaya penggunaan awal dan antisipasi

ruangan untuk kedepannya. Perancangan ruangan data center harus fleksibel dehingga

nanti kedepannya bisa menyesuaikan dengan perkembangan data center itu.

Sebagian besar dari TIA-942 berhubungan dengan spesifikasi fasilitas. Standar ini

merekomendasikan bidang fungsional tertentu yang membantu untuk menentukan

penempatan peralatan berdasarkan desain topologi star standar untuk ruang komersial

biasa. Merancang sebuah data center dengan daerah-daerah fungsional, mengantisipasi

pertumbuhan dan membantu menciptakan sebuah lingkungan dimana aplikasi dan server

dapat ditambahkan dan ditingkatkan dengan minimal gangguan dan downtime. Menurut

TIA-942, sebuah data center harus mencakup bidang fungsional utama berikut :

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

31

One or More Entrance Room

Ini adalah lokasi untuk mengakses data center dan antar muka dengan sistem

pengkabelan. Pintu masuk mungkin terletak di dalam atau di luar ruangan komputer data

center yang menjadi tempat peralatan pengolahan data. Standar merekomendasikan lokasi

pintu masuk di luar ruang komputer untuk keamanan yang lebih baik.

Main Distribution Area (MDA)

Main distribution area adalah daerah pusat koneksi serta router dan switch untuk

infrastruktur LAN dan SAN. Main distribution area mungkin termasuk horizontal cross-

connect (HC) untuk area distribusi perangkat terdekat. Standar ini membutuhkan

setidaknya satu MDA dan menentukan instalasi rak terpisah untuk fiber, UTP dan kabel

koaksial pada lokasi ini.

One or More Horizontal Distribution Areas (HDA)

HDA berfungsi sebagai titik distribusi untuk kabel horizontal dan cross-connect dan

peralatan aktif untuk mendistribusikan kabel ke daerah distribusi perangkat. Sama seperti

MDA, standar ini menentukan instalasi rak terpisah untuk fiber, UTP dan kabel koaksial di

lokasi ini. Standar ini juga merekomendasikan lokasi switch dan patch panel untuk

meminimalkan panjang kabel patch dan memfasilitasi manajemen kabel. HDA terbatas

pada 2000 koneksi dan jumlahnya tergantung pada jumlah kabel dan ukuran data center.

Equipment Distribution Area (EDA)

Kabel horizontal biasanya diakhiri dengan patch panel. Standar ini menetapkan

pemasangan rak dan kabinet untuk membuat pola hot and cold aisles, kombinasi yang

efektif untuk membuang panas dari perangkat.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

32

Zone Distribution Area (ZDA)

Ini adalah titik interkoneksi dalam kabel horizontal antara HAD dan EDA. ZDA

dapat berperan debagai titik konsolidasi untuk fleksibilitas konfigurasi ulang atau untuk

komponen seperti mainframe dan server yang tidak dapat menerima patch panel. Hanya

satu ZDA diperbolehkan dalam kabel horizontal dengan maksimal 288 sambungan.

Backbone and Horizontal Cabling

Dalam data center, kabel backbone menyediakan koneksi antara MDA, HAD dan

pintu masuk ruangan, sementara kabel horizontal menyediakan koneksi antara HAD, ZDA

dan EDA. Kabel backbone dapat di install antara HAD untuk redudansi. Setiap are

fungsional harus berada sedemikian rupa untuk mencegah melebihi panjang kabel

maksimum untuk kedua backbone dan kabel horizontal.

Gambar 2.11 TIA-942 Compliant Data Centre Showing Key Functional Area (TIA-942, 2008)

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

33

2. Infrastruktur Pengkabelan

Standar TIA-942 menetapkan sistem pengkabelan telekomunikasi dan menyediakan

spesifikasi sebagai berikut :

1. Standard singlemode fiber

2. 62.5 and 50μm multimode fiber

3. Laser-optimised 50μm multimode fibre (recommended)

4. 75-ohm coaxial cable

5. 4-Pair Category 6 UTP and ScTP cabling

TIA-942 merekomendasikan penggunaan laser-optimised 50μm multimode fiber

untuk kabel backbone karena kemampuannya yang mendukung kecepatan jaringan yang

lebih tinggi pada jarak jauh dan juga lebih hemat biaya dari pada fiber singlemode.

TIA-942 menyediakan beberapa persyaratan dan rekomendasi untuk manajemen

kabel. Data center harus dirancang dengan rak terpisah, listrik dan kabel komunikasi harus

ditempatkan dalam jalur yang terpisah. Ruang yang cukup harus disediakan di antara rak

dan kabinet.

3. Tier Data Center

Perancangan data center berangkat dari kebutuhan yang ada, untuk kemudian

didefinisikan berbagai perlengkapan IT yang diperlukan beserta pemilihan teknologi

berbarengan dengan perencanaan infrastruktur data center yang lain. Ada 4 tier dalam

perancangan data center yang setiap tiernya menawarkan tingkat availabilitas yang

berbeda disesuaikan dengan kebutuhan suatu data center menurut TIA 942

(Telecommunication Industry Association). Berikut diberikan tabel spesifikasi setiap tier:

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

34

Tabel 2.5 Tier Data Center

Parameter Tier I – Basic Tier II –

Redundant

Components

Tier III –

Concurrently

Maintainable

Tier IV – Fault

Tolerant

Tingkat

Availabilitas

99.671% 99.741% 99.982% 99.995%

Sifat terhadap

gangguan

(terencana atau

tidak)

Rentan Agak rentan Tidak rentan

terhadap

gangguan

terencana, namun

masih rentan

terhadap

gangguan tidak

terencana

Tidak rentan

Keadaan power

and cooling

distribution

Single path with

no redudancy

Single path with

redundant

component

(N+1)

Multiple power

and cooling

distribution path

tetapi hanya satu

path yang aktif,

termasuk

komponen yang

redundant (N+1)

Multiple active

power and

cooling

distribution path

termasuk

komponen

redundant

2(N+1)

Ketersediaan

raised floor, UPS,

generator

Bisa ada maupun

tidak

Harus punya

raised floor, UPS

dan generator

Harus punya

raised floor, UPS

dan generator

Harus punya

raised floor,

UPS dan

generator

Waktu

implementasi

3 bulan 3-6 bulan 15-20 bulan 15-20 bulan

Downtime

tahunan

28.8 jam 22.0 jam 1.6 jam 0.4 jam

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

35

Tabel 2.5 (Lanjutan) Tier Data Center Cara untuk

melakukan

maintenance

preventif

Harus di

shutdown

keseluruhan

Hanya untuk

power path dan

beberapa bagian

lain dari

infrastruktur

yang

memerlukan

proses shutdown

Memiliki

kapasitas

tambahan dan

distribusi yang

cukup untuk

menampung

beban yang

dipunyai system

utama ketika

system tersebut di

maintenance

Skala data center

yang cocok

dibangun

Kecil Sedang Besar (skala

enterprise)

Besar (skala

enterprise)

4. Pertimbangan Lingkungan

Beberapa pertimbangan lingkungan ada dalam TIA-942 standar data center yang

mirip dengan persyaratan ruang peralatan yang ditetapkan dalam standar TIA sebelumnya.

Pertimbangan ini termasuk didalamnya, tetapi tidak terbatas pada pencegah kebakaran,

tingkat kelembaban, suhu operasi, arsitektur, listrik atau power dan spesifikasi mechanical

system.

5. Power

Menentukan kebutuhan listrik didasarkan pada tier yang diinginkan dan dapat

mencakup dua atau lebih banyak power dari utility, UPS, multiple circuits to systems, dan

generator.

Kebutuhan daya harus diestimasi untuk semua peralatan pendukung seperti UPS,

generator, pendingin, HVAC, pencahayaan dan lainnya. Estimasi daya harus dibuat untuk

mengakomodasi redudansi yang diperlukan dan pertumbuhan di masa depan.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

36

6. Sistem Pendingin

Ini merupakan standar yang paling signifikan. Standar ini menggabungkan

spesifikasi untuk mendorong aliran udara dan mengurangi jumlah panas yang dihasilkan

oleh perangkat data center. Standar ini merekomendasikan penggunaan sistem pendingin

yang memadai serta sistem raised-floor untuk pendinginan yang lebih fleksibel. Selain itu,

standar leamari dan rak harus diatur dalam pola hot and cold aisles. Semua peralatan

dipasang di rak untuk mencapai aliran udara depan ke belakang, yang menarik udara dingin

dari ruang dingin. Barisan rak harus dipasang saling membelakangi. Sistem pendingin ini

dikonfigurasi untuk menyalurkan udara dingin ke cold aisle dan menarik udara yang

kembali melalui hot aisle.

Gambar 2.12 Hot/Cold Aisle Cooling (TIA-942, 2008)

Karena tidak semua panas peralatan keluar dari belakang, pertimbangan lain untuk

pendinginan adalah sebagai berikut :

Meningkatkan aliran udara dengan menghalangi kebocoran udara dan

meningkatkan ketinggian raised floor

Penyebaran peralatan pada raised floor yang tidak terpakai

Menggunakan rak terbuka

Menggunakan ubin berlubang dengan bukaan besar

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

37

2.9 Sistem Pendingin Data Center

Sistem pendingin pada data center dibuat untuk menjaga kestabilan temperatur

yang cocok untuk data center. Disain sistem pendingin harus terencana dengan baik agar

aliran udara dari perangkat pendingin mengalir dengan arah paralel ke barisan

kabinet/rak. Kriteria umum desain sistem pendingin pada data center yang harus

dipenuhi yaitu memiliki skalabilitas dan adaptabilitas yang sangat baik, sudah

terstandardisasi, sederhana namun cerdas dan manajemen yang baik.

Menurut Neil Rasmusen, yang perlu diperhatikan dalam mendesain sistem

pendingin adalah jalur yang jelas dari sumber pendingin ke server/perangkat pada data

center. Ada 3 jenis aliran distribusi udara yang terjadi, yaitu flooded, locally ducted,

dan fully ducted. Dapat dilihat pada gambar :

Gambar 2.13 Flow Pendingin Pada Data Center (Neil Rasmusen, 2010)

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

38

Menentukan kebutuhan sistem pendingin yang dibutuhkan untuk sebuah

data center diperlukan input berupa jumlah panas yang dihasilkan oleh perangkat

IT dan sumber panas lainnya di data center. Pengukuran kebutuhan menggunakan

standar watt.

Metode pendinginan pada data center saat ini sangat variatif. Beberapa

metode yang sering digunakan adalah room oriented cooling system, row

oriented cooling system, dan rack oriented cooling system.

2.9.1 Room Oriented Cooling System

Sistem pendingin ini merupakan sistem pendingin yang paling mendasar.

Karena sistem pendingin ini berorientasi pada suhu ruangan data center.

Tujuan utamanya adalah mendinginkan suhu seluruh ruangan dengan

menggunakan pendingin ruangan yang disebar di pinggir ruangan data center.

Gambar 2.14 Room Oriented Cooling System

Dari sistem pendingin tersebut terdapat beberapa kekurangan yaitu :

1. Sistem pendingin masih konvensional dan kurang efektif karena udata

panas dan udara dingin bercampur serta aliran udara dingin yang

dibutuhkan oleh perangkat kurang tepat, dikarenakan beberapa area

bisa sangat dingin sedangkan beberapa area lainnya sangat panas.

2. Menimbulkan udara hangat akibat bertemunya udara panas dan dingin

berdampak pada meningkatnya proses kondensasi sehingga

humiditinya jadi lebih lembab.

3. Lebih rumit jika ada keperluan penambahan kapasitas di posisi tertentu.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

39

2.9.2 Row Oriented Cooling System

Row oriented cooling system atau yang sering disebut hot aisle and

cold aisle adalah sistem pendingin yang membuat 2 jalur udara yaitu jalur

udara panas dan jalur udara dingin. Udara dingin disalurkan di cold aisle ke

bagian depan rack server. Kemudian dihisap oleh server untuk menurunkan panas

di dalam server dan udara panasnya dibuang ke belakang rack server setelah

itu udara panas akan naik ke atas lalu dihisap oleh CRAC/PAC.

Gambar 2.15 Row Oriented Cooling System

Posisi CRAC/PAC berada pada jalur hot aisle agar udara panas yang

naik bisa dihisap oleh CRAC/PAC tanpa bercampur dengan udara dingin.

Dengan cara ini lebih efisien karena udara dingin yang dihisap oleh server

tidak tercampur oleh udara panas.

Penggunaan CRAC/PAC di setiap baris bisa dikatakan modular karena

bisa menggunakan CRAC/PAC yang kapasitasnya lebih kecil dan cukup untuk

mendinginkan 2 baris rack server saja.

2.9.3 Rack Oriented Cooling System

Sitem pendingin rack oriented cooling system tidak lagi

menggunakan CRAC / PAC yang disebarkan di sisi-sisi ruang data center tapi

sudah disebar di tiap barisan rak server. Didalam barisan rack server ini

disisipkan cooling system yang mendinginkan udara panas di belakang

server dan menghembuskan ke sisi depan server.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

40

Gambar 2.16 Rack Oriented Cooling System

Jalur udara panas yang dihasilkan oleh server langsung disalurkan secara

tertutup ke alat pendingin yang disisipkan di samping rack server. Oleh karena

itu udara panas yang dihasilkan tidak bercampur dengan udara sekitar maupun

mencemari udara dingin yang dihasilkan.

2.10 Green Data Center

Green data center adalah adalah gudang untuk penyimpanan, manajemen,

dan penyebaran data di mana mekanikal, pencahayaan, listrik dan sistem

komputer yang dirancang untuk melakukan efisiensi energi secara maksimum dan

menghasilkan dampak lingkungan seminimal mungkin (SNIA, 2008).

Green data center berarti data center berkelanjutan secara efisien dalam

proses, energi, dan peralatan yang digunakan (SNIA, 2008). Green data center

adalah tempat penyimpanan, manajemen, dan penyebaran data di mana mesin,

cahaya, listrik, dan sistem komputer dirancang untuk memaksimalkan efisiensi

energi dan meminimalkan dampak ke lingkungannya (Milojkovic, dkk. 2010).

Green data center serupa dengan data center biasa yang digunakan untuk

media penyimpanan, manajemen, dan distribusi data. Yang membedakannya

adalah hardware, elektrisitas, dan sistem komputer. Semuanya didesain untuk

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

41

mencapai efisiensi maksimal, dan dampak lingkungan minimal (Toledo, dkk.

2011).

Green data center serupa dengan data center yang dapat beroperasi

dengan efisiensi energi maksimal dan dampak lingkungan minimal. Termasuk

mesin, listrik, pencahayaan, elektrisitas, dan peralatan TI (server, jaringan, media

penyimpanan). Perusahaan mulai beralih ke green data center dikarenakan

tingginya biaya listrik sehubungan dengan operasional data center. Ini adalah cara

untuk mengurangi biaya operasional perusahaan dalam infrastruktur.

Green data center ditentukan oleh efisiensi di mana data center mengubah

sumber daya ke dalam perhitungan. Pengelolaan fasilitas ini akan fokus dalam

meminimalkan limbah TI dan memecahkan masalah buruknya pemanfaatan TI

dan alokasi sumber daya untuk peralatan yang relatif kurang produktif.

2.11 Green Metrics

Green metrics adalah metrics yang mengevaluasi efisiensi energi dari

system komunikasi bergerak. Green metrics dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu

metrics tingkat equipment, dan metrics tingkat facility.

Metrics tingkat equipment mengevaluasi masing-masing perangkat pada

jaringan yang berada pada konsumsi tingkat rendah. Sedangkan metrics tingkat

facility mengevaluasi konsumsi energi tingkat tinggi pada sebuah sistem dalam

sudut pandang makro.

Pada penelitinian ini, green metrics yang digunakan terdiri dari Power

Usage Efectiveness (PUE) dan Data Center infrastructure Efficiency (DCiE) yang

ditawarkan oleh Green Grid.

2.11.1 Power Usage Efectiveness (PUE)

Power Usage Effectiveness (PUE) adalah metrics yang digunakan untuk

menentukan efisiensi energi pada sebuah data center. PUE ditentukan dengan

membagi jumlah daya listrik yang masuk di pusat data dengan daya yang

digunakan langsung untuk menjalankan infrastruktur komputer yang ada di

dalamnya. Karena itu PUE dinyatakan sebagai rasio, dimana efisiensi secara

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

42

keseluruhan akan membaik seiring dengan menurunnya hasil bagi menuju faktor 1

(ideal tanpa kerugian daya). Metrics ini dikembangkan oleh The Green Grid

Association, a non-profit, open industry consortium of end users, policy makers,

technology providers, facility architects, and utility companies yang bekerja untuk

meningkatkan efisiensi sumber daya teknologi informasi dan pusat data di seluruh

dunia. PUE adalah metrik yang sangat baik untuk mengetahui seberapa baik

sebuah data center memberikan energi untuk peralatan teknologi informasi.

PUE adalah nilai total power yang dipakai untuk seluruh equipment di

data center dibandingkan dengan power yang digunakan untuk perangkat IT-nya

seperti yang ditunjukkan oleh rumus berikut :

PUE = .............................................. (1)

Gambar 2.17 Power Usage Effectiveness (Mamane, 2009)

Total Facility Power didefinisikan sebagai daya yang didedikasikan

sepenuhnya untuk data center. IT Equipment Power didefinisikan sebagai energi

yang dikonsumsi oleh peralatan yang digunakan untuk mengelola, memproses,

menyimpan, atau rute data dalam komputer.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

43

IT Equipment Power termasuk daya yang berkaitan dengan semua

peralatan IT misalnya, komputasi, storage, dan peralatan jaringan bersama dengan

peralatan tambahan misalnya, KVM switch, monitor, dan workstation atau laptop

yang digunakan untuk memantau atau mengontrol data center.

Total Facility Power mencakup semua energi peralatan IT seperti yang

telah dijelaskan diatas di atas ditambah segala sesuatu yang mendukung peralatan

IT yang menggunakan daya, seperti:

1. Komponen pengiriman Power, termasuk sistem UPS, switchgear,

generator, power distribution units (PDUs), batteries, dan kerugian

distribusi eksternal untuk peralatan IT

2. Cooling system components, seperti chillers, cooling towers, pumps,

computer room air handling units (CRAHs), computer room air

conditioning units (CRACs), dan direct expansion air handler (DX)

units

3. Beban komponen lain, seperti pencahayaan data center.

PUE dapat digunakan untuk menggambarkan alokasi energi data center.

Misalnya PUE 3,0 menunjukkan bahwa total penggunaan daya data center tiga

kali lebih besar dari penggunaan energi untuk peralatan IT. Selain itu PUE dapat

membantu memahami dampak nyata dari penggunaan daya komponen IT.

Tabel 2.6 Kriteria Nilai PUE dan DCiE (Mamane, 2009)

PUE DCiE

3,0 0,33 Very Inefficient

2,5 0,40 Inefficient

2,0 0,50 Average

1,5 0,67 Efficient

1,2 0,83 Very Efficient

Karena nilai kerugian distribusi listrik dan konsumsi listrik akan selalu

positif, maka PUE tidak bisa kurang dari 1 ataupun DCiE lebih besar dari 100%.

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

44

2.11.2 Data center Infrastructure Efficiency (DCiE)

DCiE dapat diartikan sebagai rasio IT Equipment Power dan Total Facility

Power seperti yang ditunjukkan pada persamaan dibawah :

DCiE = ............................. (2)

IT Equipment Power dapat diartikan sebagai power yang didedikasikan

sepenuhnya sampai data center.

Total Facility Power dapat diartikan sebagai daya yang dikonsumsi oleh

peralatan yang digunakan untuk mengelola, memproses, menyimpan atau rute

data dalam komputer.

IT Equipment Power termasuk beban yang berkaitan dengan semua

peralatan IT misalnya, komputasi, storage, dan peralatan jaringan bersama dengan

peralatan tambahan misalnya, KVM switch, monitor, dan workstation atau laptop

yang digunakan untuk memantau atau mengontrol data center.

Total Facility Power mencakup semua beban peralatan IT seperti yang

telah dijelaskan diatas di atas ditambah segala sesuatu yang mendukung peralatan

IT yang menggunakan beban, seperti:

1. Komponen pengiriman Power, termasuk sistem UPS, switchgear,

generator, power distribution units (PDUs), batteries, dan kerugian

distribusi eksternal untuk peralatan IT

2. Cooling system components, seperti chillers, cooling towers, pumps,

computer room air handling units (CRAHs), computer room air

conditioning units (CRACs), dan direct expansion air handler (DX)

units

3. Beban komponen lain, seperti pencahayaan data center.

DCiE dinyatakan dalam persentase, dengan nilai target 100%. Perhitungan

ini menyatakan berapa persen energi yang dibayar, digunakan oleh peralatan

komputasi dalam data center. Data center pada umumnya mempunyai DCiE

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

45

40%. Total Facility Power adalah energi total yang digunakan khusus dalam data

center. Sedangkan IT Equipment Power adalah total energi yang dikonsumsi oleh

peralatan yang digunakan untuk mengatur, memproses, menyimpan, ataupun

mengantarkan data untuk komputasi. Pengukuran berkelanjutan akan memberikan

pengertian yang lebih dalam terhadap infrastruktur data center. Serta memberikan

penjelasan tetang faktor yang paling mempengaruhi efisiensi fasilitas secara

keseluruhan.

2.12 Cluster Server

Server merupakan suatu elemen penting dalam suatu sistem informasi.

Dimana server merupakan sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan

tertentu dalam sebuah jaringan komputer. Sehingga sebuah server harus memiliki

kemampuan yang berkali–kali lipat dari komputer pribadi dan dengan harga yang

berkali–kali lipat juga. Solusinya untuk mengatasinya adalah dengan cluster server.

Cluster server adalah sekumpulan komputer (umumnya server jaringan) independen

yang beroperasi serta bekerja secara erat dan terlihat oleh klien jaringan seolah-olah

komputer-komputer tersebut adalah satu buah unit komputer. Sehingga cluster server

ini mempunyai kemampuan komputasi yang relatif baik.

Clustering terbagi kedalam beberapa jenis yaitu High Availability, Load

Balancing Cluster dan Grid Computing.

2.12.1 High Availability

High Availability cluster atau yang juga sering disebut Failover Cluster pada

umumnya diimplementasikan untuk tujuan meningkatkan ketersediaan layanan yang

disediakan oleh cluster tersebut. Elemen cluster akan bekerja dengan memiliki node

redundan, yang kemudian digunakan untuk menyediakan layanan saat salah satu

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir · 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data

46

elemen cluster mengalami kegagalan. Ukuran yang paling umum dari kategori ini

adalah dua node, yang merupakan syarat minimum untuk melakukan redudansi.

Dimana implementasi cluster jenis ini akan mencoba untuk menggunakan redudansi

komponen cluster untuk menghilangkan kegagalan disuatu tititk (Single Point of

Failure).

2.12.2 Load Balancing Cluster

Cluster jenis ini beroperasi dengan mendistribusikan beberapa pekerjaan

secara merata melalui beberapa node yang bekerja dibelakang (Back end node).

Umumnya cluster ini akan dikonfigurasi sedemikian rupa sehingga dengan beberapa

front-end load –balancing redundan.

2.12.3 Grid Computing

Grid Computing biasa disebut computer cluster, tapi difokuskan pada

throughput seperti utilitas perhitungan ketimbang menjalankan pekerjaan–pekerjaan

yang sangat erat yang biasanya dilakukan oleh super komputer. Grid Computing

dioptimalkan untuk beban pekerjaan yang mencakup banyak pekerjaan independen

atau paket – paket pekerjaan, yang tidak harus berbagi data yang sama antar

pekerjaan selama proses komputasi dilakukan. Grid bertindak untuk mengatur alokasi

pekerjaan kepada komputer–komputer yang akan melakukan tugas tersebut secara

independen.