23
11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori II.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan mempunyai peranan penting karena laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2007) disebutkan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul-skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis, serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Menurut PSAK No. 1 (IAI, 2007) tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

11

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

II.1 Landasan Teori

II.1.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan mempunyai peranan penting karena laporan

keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut

posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2007) disebutkan bahwa

laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Laporan

keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai

cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan

dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral

dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul-skedul dan

informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya

informasi keuangan segmen industri dan geografis, serta pengungkapan

pengaruh perubahan harga.

Menurut PSAK No. 1 (IAI, 2007) tujuan laporan keuangan adalah

memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas

perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna

laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

12

menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas

penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan

menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: (1) aset; (2)

kewajiban; (3) ekuitas; (4) pendapatan dan beban termasuk keuntungan

dan kerugian; dan (5) arus kas.

Adapun arakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat

informasi dalam laporan keuangan menjadi berguna bagi pemakai laporan

keuangan. Terdapat empat karakteristik pokok laporan keuangan yaitu

(IAI, 2007) :

1. Dapat dipahami

Ini berarti bahwa kualitas penting yang ditampung dalam laporan

keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh

pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki

pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,

akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari dengan ketekunan yang

wajar.

2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi

kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi

memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan

ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa

masa lalu, masa kini atau masa depan, membantu mengkoreksi hasil

evaluasi mereka di masa lalu.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

13

3. Keandalan

Keandalan merupakan kualitas informasi yang disampaikan

laporan keuangan menyebabkan pemakai informasi akuntansi sangat

tergantung pada kebenaran informasi yang dihasilkan. Keandalan

suatu informasi sangat tergantung pada kemampuan suatu informasi

untuk menggambarkan secara wajar keadaan/peristiwa yang

digambarkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

4. Dapat dibandingkan

Suatu laporan keuangan dapat diperbandingkan bila informasi

tersebut dapat saling diperbandingkan baik antar periode maupun

antar perusahaan. Laporan keuangan mempunyai peranan penting

bagi banyak pihak, sehingga ketepatan waktu dalam penyampaian

laporan keuangan sangat dibutuhkan.

II.1.2 Pengertian Auditing

Menurut Arens & Beasley (2010:4) dalam bukunya Auditing and

Assurance Services An Integrated Approach pengertian Auditing adalah :

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about

information to determine and report on the degree of correspondence

between the information and established criteria. Auditing should be

done by a competent, independent person.”

Sedangkan menurut Mulyadi (2002 :9) pengertian auditing adalah

sebagai suatu proses yang sistematis dalam memperoleh dan

mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan pernyataan

tentang tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

14

hubungan antara pernyatan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan

mengkomunikasikan hasilnya dengan pihak-pihak yang berkepentingan.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa auditing

merupakan bentuk komunikasi atas kewajaran suatu laporan keuangan

perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan yang digunakan oleh

para stakeholder, terutama investor.

II.1.3 Jenis-Jenis Audit

Menurut Sukrisno Agoes (2004:10) ditinjau dari luasnya pemeriksaan

audit, audit dapat dibedakan atas :

- General Audit ( Pemeriksaan Umum )

General Audit merupakan suatu pemeriksaan umum atas laporan

keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)

independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pemeriksaan

tersebut harus dilakukan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan

Publik dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Aturan

Etika KAP yang disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) serta

standar pengendalian mutu.

- Special Audit ( Pemeriksaan Khusus)

Special audit merupakan suatu pemeriksaan terbatas ( sesuai

dengan permintaan auditee ) yang dilakukan oleh KAP yang

independen, pada akhir pemeriksaan auditor tidak perlu memberikan

pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

Pendapat yang diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

15

diperiksa, karena proses audit yang dilakukan juga terbatas. Misalnya

KAP diminta untuk memeriksa apakah adanya kecurangan terhadap

penagihan utang usaha di perusahaan.

II.1.4 Tujuan Audit

Menurut Standard Pemeriksaan Akuntan Publik (SPAP) dalam Seksi

110 menyatakan bahwa :

“Tujuan auditing atas laporan keuangan oleh auditor independent pada

umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam

semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas,

dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia”.

Auditor independen mempunyai tanggung jawab untuk merencanakan

dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan tentang apakah

laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan

oleh kekeliruan dan kesengajaan.

II.1.5 Standar-standar Audit

Standar Pemeriksaan Akuntan Publik dalam Ikatan Akuntan

Indonesia (2001) mendefinisikan standar auditing sebagai berikut :

“Standar auditing merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis

yang terdiri dari sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan

Standar Auditing (PSA) yang merupakan penjabaran lebih lanjut masing-

masing standar yang tercantum dalam standar auditing yang berisi

ketentuan-ketentuan dan panduan utama yang harus diikuti oleh akuntan

publik dalam melaksanakan perikatan audit”.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

16

Standar auditing merupakan pedoman kerja yang paling utama bagi

auditor dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar-

standar ini meliputi pertimbangan mengenai kualitas professional auditor,

seperti keahlian dan independensi, persyaratan pelaporan, dan bahan bukti.

Berdasarkan Standar Pemeriksaan Akuntan Publik dalam Ikatan

Akuntan Indonesia (2001), standar auditing dibagi menjadi tiga bagian

dasar, yaitu :

a. Standar Umum

i. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang

mewakili keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai

auditor.

ii. Dalam semua hak yang berhubungan dengan penugasan,

independensi, dalam sikap mental harus dipertahankan oleh

auditor.

iii. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya,

auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya

dengan cermat dan seksama.

b. Standar Pekerjaan Lapangan

i. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika

digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

ii. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian

internal harus diperoleh untuk merencanakan audit yang

akan dilakukan.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

17

iii. Bukti audit komponen yang cukup harus diperoleh melalui

inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi

sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat

atas laporan keuangan auditan.

c. Standar Pelaporan

i. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan

telah diusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum

ii. Laporan audit harus menunjukan keadaan yang didalamnya

prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam

penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam

hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan

dalam periode sebelumnya.

iii. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus

dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan

audit.

II.1.6 Teori Kepatuhan (Compliance Theory)

Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang menurut Kamus Umum

Bahasa Indonesia, patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada

perintah atau aturan dan berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh,

ketaatan, tunduk, patuh pada ajaran atau peraturan.

Teori kepatuhan telah diteliti dalam ilmu-ilmu sosial khususnya di

bidang psikologi dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya

proses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

18

individu. Menurut Tyler (dalam Saleh dan Susilowati, 2004) terdapat dua

perspektif dasar mengenai kepatuhan hukum yaitu instrumental dan

normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh

didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan-tanggapan terhadap

perubahan insentif, dan penalti yang berhubungan dengan perilaku.

Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai

moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka.

Secara umum seorang individu cenderung akan mematuhi hukum

yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal

mereka. Komitmen normatif melalui moralitas personal (normative

commitment through morality) berarti mematuhi hukum karena hukum

tersebut dianggap sebagai keharusan, sedangkan komitmen normatif

melalui legitimasi (normative commitment through legitimacy) berarti

mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki

hak untuk mendikte perilaku (Sudaryanti,2008).

II.1.7 Keterlambatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Audit

Delay)

Audit delay adalah rentang waktu antara tanggal tutup buku dengan

tanggal pelaporan laporan keuangan. Semakin lama rentang audit delay

maka semakin tidak tepat waktu. Ketepatan waktu merupakan salah satu

syarat relevansi dan keandalan penyajia laporan keuangan. Namun pada

penerapan ketepatan waktu pelaporan terdapat banyak kendala.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

19

Menurut IAI, dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian

Laporan Keuangan No. 43 (SAK, 2007), kendala relevansi dan keadalan

laporan keuangan adalah ketepatan waktu pelaporan keuangan.

“ Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka

informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen

mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relefansi antara pelaporan tepat

waktu dan ketentuan informasi handal. Untuk menyediakan informasi

tepat waktu, seringkali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi

atau peristiwa lainnya diketahui.”

Informasi tidak tepat waktu (terlambat) merupakan informasi yang

tidak relevan dan berpengaruh terhadap kredibilitas atau kualitas

informasi laba. Jika informasi merupakan informasi yang tidak relevan,

maka informasi menjadi tidak berguna atau tidak bermanfaat lagi bagi

pembuat keputusan. Informasi yang tepat waktu memang tidak menjamin

bahwa informasi tersebut pasti merupakan informasi yang relevan.

Namun suatu informasi mustahil merupakan informasi yang relevan tanpa

tepat waktu dalam penyampaiannya. Oleh karena itu tepat waktu

merupakan sebuah keharusan dalam publikasi laporan keuangan sehingga

ada jaminan tentang relevansi informasi yang bersangkutan.

Untuk melihat ketepatan waktu, biasanya suatu penelitian melihat

keterlambatan pelaporan (lag). Menurut Dyer dan McHugh, dalam

penelitian Bandi dan Hananto (2000), ada tiga kriteria keterlambatan,

yaitu :

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

20

1. Keterlambatan audit (Auditors’ Report Lag) yaitu interval jumlah hari

antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor

ditandatangani.

2. Keterlambatan Pelaporan (Reporting Lag) yaitu interval jumlah hari

antara tanggal laporan auditor ditandatangani sampai tanggal

pelaporan oleh BEJ.

3. Keterlambatan total (Total Lag) yaitu interval jumlah hari antara

tanggal periode laporan keuangan sampai tanggal laporan

dipublikasikan oleh bursa.

II.1.8 Peraturan Penyampaian Laporan Keuangan di Indonesia

Pada Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

dinyatakan dengan jelas bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan

laporan keuangan berkala dan laporan insidental lainnya kepada

Bapepam. Bapepam mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam

Nomor: KEP-80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan

perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan

perusahaan dan laporan auditor independennya kepada Bapepam

selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal

laporan keuangan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30

September 2003, Bapepam semakin memperketat peraturan dengan

dikeluarkannya Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan

Ketua Bapepam Nomor: KEP- 36/PM/2003 tentang Kewajiban

Penyampaian Laporan Keuangan Berkala.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

21

Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 ini menyatakan bahwa laporan

keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat

yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada

akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

Dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 disebutkan bahwa Laporan

Keuangan yang harus disampaikan ke Bapepam terdiri dari: (1) neraca;

(2) laporan laba rugi; (3) laporan perubahan ekuitas; (4) laporan arus kas;

(5) laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral

dari laporan keuangan jika dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang

sesuai dengan jenis industrinya; (6) catatan atas laporan keuangan.

Namun peraturan tersebut kemudian tidak berlaku bagi emiten atau

perusahaan publik yang efeknya tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan

Bursa Efek di negara lain, dengan dikeluarkannya Keputusan Ketua

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor

40/BL/2007 tentang Jangka Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Berkala dan Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang

Efeknya Tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan Bursa Efek di Negara

Lain. Dalam lampirannya, yaitu Peraturan Bapepam Nomor X.K.7,

disebutkan bahwa batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan

kepada Bapepam dan LK dilakukan mengikuti ketentuan di negara lain

tersebut.

Berkaitan dengan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

persyaratan ketepatan waktu merupakan suatu keharusan, karena

perusahaan yang tidak tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

22

akan dikenakan sanksi administrasi dan denda sesuai dengan ketentuan

peraturan. Jenis saksi yang dikenakan oleh Bursa Efek Jakarta Nomor :

Kep-307/BEJ/07-2004 kepada emiten yang melakukan keterlambatan

waktu dalam penyampaian laporan keuangannya adalah :

1. Peringatan tertulis I akan diberikan kepada emiten yang terlambat

menyampaikan laporan keuangan sampai 30 hari kalender

terhitung sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan

keuangan, dalam hal ini 31 Maret.

2. Peringatan tertulis II dan denda sebesar lima puluh juta rupiah

apabila mulai hari ke-31 hingga hari kalender ke-60, dalam hal ini

sampai akhir Mei.

3. Peringatan tertulis III serta denda tambahan sebesar seratus lima

puluh juta rupiah apabila hingga akhir Juni 2011 perusahaan

tercatat masih juga belum menyampaikan data keuangannya.

4. Terakhir, emiten akan dihentikan perdagangan sahamnya jika

mereka belum juga melaporkan penggunaan keuangan perusahaan

hingga hari ke-91, dan sanksi baru akan dicabut jika perusahaan

menyerahkan laporan keuangan dan membayar denda yang

diterimanya

Pasar modal di Indonesia memandang keterlambatan tersebut sebagai

pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan informasi di pasar modal.

Ketepatan waktu juga turut mendukung kinerja pasar yang efisien dan

cepat serta mengurangi kebocoran dan rumor di pasar saham (Ukago,

2004).

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

23

II.1.9 Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan penyampaian

laporan keuangan

1. Penerapan IFRS

IFRS (Internasional Financial Reporting Standards) adalah suatu

upaya untuk memperkuat arsitektur keungan global dan mencari

solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi

keuangan. Penerapan IFRS dapat menjadi salah satu faktor terjadinya

audit delay di karenakan : (1) masih sedikitnya pengetahuan

masyarakat tentang IFRS, (2) IFRS dalam penjelasannya masih

menggunakan bahasa Inggris, (3) Infrastruktur profesi akuntan yang

belum siap, (4) perubahan dari rule-based system menjadi principel-

based system, (5) pencatatan menggunakan fair value. Untuk itu kita

memerlukan banyak waktu untuk memahami dan mempelajarinya

2. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan dapat diukur melalui nilai total asset, total

penjualan, total nilai buku perusahaan, jumlah tenaga kerja, dan area

ekspansi perusahaan. Penelitian ini telah dilakukan seperti penelitian

Menurut Courtis (1976), Giling (1977), Ashton dan Elliot (1987)

dalam Imam, Subekti, dan Novi (2004) , ukuran perusahaan dengan

indicator total aktiva lebih dari 500milyar rupiah memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap audit delay, yaitu : pertama, perusahaan

besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat

dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena manajemen

perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

24

mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut

dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan

pemerintah. Kedua, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung

menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan

audit lebih awal.

3. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan

keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal

saham tertentu (Hanafi dan Halim, 2003). Profitabilitas merupakan

salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat

menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka

semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi

perusahaannya. Ada tiga rasio yang dapat digunakan untuk mengukur

tingkat profitabilitas suatu perusahaan yaitu: profit margin, return on

asset (ROA), dan return on equity (ROE).

Menurut Hilmi dan Ali (2008) menemukan bukti empiris bahwa

profitabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan. Penelitian-penelitian tersebut juga

menunjukkan bukti bahwa perusahaan yang memperoleh laba

cenderung tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya dan

sebaliknya jika mengalami rugi.

4. Ukuran KAP

Saat ini terdapat empat kantor Akuntan Publik (KAP), disebut

juga Big four, yaitu PricewaterCooper (PWC), Ernst & Young, The

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

25

Deloitte Touche Tohmatsu, dan Klynveld Peat Marwick Goerdeler

(KPMG). Sedangkan KAP Non-Big four adalah KAP lokal. Ahmad

dan Kamarudin (2003) beranggapan bahwa KAP yang lebih besar

dinilai lebih mampu melaksanakan audit secara efisien dan lebih

efektif daripada KAP yang lebih kecil serta memiliki fleksibilitas

dalam menjadwal pelaksanaan audit sehingga audit dapat diselesaikan

secara tepat waktu. Selain itu, KAP besar diyakini dapat memberikan

keyakinan yang lebih mengenai kualitas audit.

5. Kompleksitas

Tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan yang bergantung

pada jumlah dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diversifikasi

jalur produk dan pasarnya, lebih cenderung mempengaruhi waktu

yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya.

Sehingga hal tersebut juga mempengaruhi ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan perusahaan kepada publik. Hubungan

tersebut juga didukung oleh penelitian Ashton et.al (1987) dalam

Owusu-Ansah (2000) yang menemukan bahwa terdapat hubungan

positif antara kompleksitas operasi perusahaan dengan audit delay.

II.2 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang kebenarannya harus diuji terlebih

dahulu sebelum diterima menjadi teorema atau dalil. Statistika menjadi salah

satu alat yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis. Ada 2 jenis

statistika hipotesis :

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

26

- Hipotesis Nol

Pernyataan yang menjadi dasar pembanding. Secara matematik,

Hipotesis Nol (H0) ditulis dalam bentuk persamaan (“=”) . H

0 harus

menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan.

- Hipotesis Alternatif

Pernyataan yang menjadi altenatif H0. Secara matematik, Hipotesis

Alternatif (H1) ditulis dalam bentuk pertidak-samaan (“≠. <, >”) . H

1

menyatakan ada perbedaan atau ada hubungan

Pada prinsipnya pengujian hipotesis adalah:

- Penerimaan H0 atau

- Penolakan H0 yang menyebabkan penerimaan H

1

Kebenaran Hipotesis bersifat tidak mutlak, sangat tergantung dari

kebenaran teori pendukung dan kesempurnaan pengambilan sampel yang

mewakili seluruh populasi. Jadi penerimaan atau penolakan Hipotesis bukanlah

persoalan kebenaran, tapi lebih pada persoalan cukup bukti yang mendukung

atau tidak. Suatu hipotesis DITERIMA karena dari sampel yang digunakan tidak

terdapat cukup bukti untuk menolak hipotesis itu dan BUKAN karena hipotesis

itu BENAR. Suatu hipotesis DITOLAK karena dari sampel yang digunakan tidak

terdapat cukup bukti untuk menerima hipotesis itu dan BUKAN karena hipotesis

itu SALAH. Kalau memang diinginkan memperoleh kebenaran mutlak, maka

penelitian harus mencakup keseluruhan pengamatan (populasi), sesuatu yang

sangat mahal dan membutuhkan ketelitian dan waktu yang panjang.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

27

II.2.1 Kerangka Hipotesis

Mengacu pada studi literatur dan penelitian-penelitian

sebelumnya, maka hipotesis yang akan dikembangkan dari penelitian ini

adalah penerapan IFRS, ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran KAP,

dan kompleksitas.

Berdasarkan studi literatur dan penelitian-penelitian terdahulu

tersebut, maka dilakukan penelitian yang mencoba mengungkapkan

faktor baru dalam penentuan ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan, yaitu penerapan IFRS. Sedangkan ukuran perusahaan,

profitabilitas, ukuran KAP, dan kompleksitas menjadi acuan dalam

penyempurnaan hasil penelitian terhadap keterlambatan penyampaian

laporan keuangan.

Jika digambarkan dalam skema, secara garis besar pengujian

hipotesis parsial dan gabungan dalam penelitian ini dilakukan dalam

format sebagai berikut:

Variabel Independen Variable Dependen

IFRS

Ukuran Perusahaan

Profitabilitas

Keterlambatan penyampaian laporan

keuangan

Ukuran KAP

Kompleksitas

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

28

Kerangka pemikiran tersebut penerapan IFRS, ukuran perusahaan,

profitabilitas, ukuran KAP, dan kompleksitas sebagai variabel

independent, dan keterlambatan penyampaian laporan keuangan sebagai

variabel dependen.

II.2.2 Perumusan Hipotesis

Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian sebelumnya yang telah

dilakukan oleh Ahmad dan Komarudin (2003), Carslaw dan Kaplan (1991),

Hilmi dan Ali (2008), Owusu dan Ansah (2000), dan Subekti , Imam dan

Novi (2004)

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Sebelumnya

Peneliti Sampel Variabel Independen

Kesimpulan

Ahmad dan Komarudin (2003)

100 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Malaysia pada tahun 1996-2000

Total aset, jenis industri,pendapatan,opini audit

Total aset, jenis industri, pendapatan, opini audit mempunyai pengaruh terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan.

Hilmi dan Ali (2008)

Profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik, reputasi kantor akuntan publik (KAP), leverage keuangan, ukuran perusahaan dan opini akuntan publik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik dan reputasi kantor akuntan publik (KAP) berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan leverage keuangan, ukuran perusahaan dan opini akuntan publik tidak signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

29

Owusu dan Ansah (2000)

47 perusahaan di Zimbabwe

Ukuran perusahaan, profitabilitas, gearing (kecepatan), item luar biasa, bulan dari akhir tahun keuangan, kompleksitas operasi perusahaan dan umur perusahaan

Ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, umur perusahaan dan bulan dari akhir tahun keuangan berpengaruh terhadap audit reporting lead time. Ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan dan audit reporting lead time mempengaruhi kecepatan perusahaan dalam mengumumkan pendapatan awalnya, tetapi hanya ukuran perusahaan yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan akhir tahun yang telah diaudit.

Subekti , Imam dan Novi (2004)

Laporan keuangan auditan yang terjadi di Indonesia pada masa krisis ekonomi.

Ukuran perusahaan, opini auditor, profitabilitas

Ukuran perusahaan, opini auditor, tingkat profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan.

Perdhana (2009)

138 perusahaan manufaktur dan 22 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005-2007

Ukuran perusahaan, opini audit, ukuran KAP dan jenis industri

Hasil utama dari penelitian ini adalah audit delay secara signifikan berpengaruh pada perusahaan yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian dan termasuk dalam industri non-keuangan.

Sistya Rachmawati (2005)

Seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003-2005

Profitabilitas, Solvabilitas, Auditor internal perusahaan dan Ukuran KAP

Audit delay berpengaruh signifikan terhadap ukuran perusahaan dan ukuran KAP

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

30

Perkembangan pasar modal di Indonesia berdampak peningkatan

permintaan akan audit laporan keuangan. Informasi akuntansi berperan

sebagai sarana komunikasi yang efektif antara pihak investor dan juga

bagi pihak manajemen perusahaan akan lebih efektif lagi jika informasi

tersebut disajikan tepat waktu. Informasi-informasi tersebut adalah

laporan tahunan yang terdiri dari laporan keuangan dan laporan auditor

independen. Semakin cepat laporan audit atas laporan keuangan

tersebut dipublikasikan maka semakin berguna pula bagi pemakai

informasi laporan. Waktu penyajian laporan audit dipengaruhi oleh

beberapa faktor, sehingga dapat disimpulkan suatu hipotesis, yaitu:

1. Pengaruh IFRS terhadap keterlambatan penyampaian laporan

keuangan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dari tahun 2005-2010

ditemukan bahwa tingkat keterlambatan penyampain laporan

keuangan menjadi meningkat setiap tahun nya. Dimana penerapan

IFRS dapat menjadi salah satu faktornya dikarenakan masih

sedikitnya pengetahuan masyarakat tentang IFRS, banyak

disclousure, banyak menggunakan fair value, dan relatif baru untuk

diterapkan.

Dalam penelitian ini dikembangkan hipotesis alternatif sebagai

berikut :

Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan IFRS terhadap

keterlambatan penyampaian laporan keuangan.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

31

2. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap keterlambatan penyampaian

laporan keuangan.

Ukuran perusahaan menunjukan besar atau kecilnya suatu

perusahaan diukur berdasarkan nilai tertentu, dalam penelitian ini

menggunakan total aktiva perusahaan.

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan seperti penelitian

Subekti, Imam dan Novi (2004) menunjukan bahwa faktor ukuran

perusahaan dengan indikator total aktiva memiliki pengaruh yang

besar terhadap audit delay. Pengaruh ini ditunjukkan dengan

semakin besar nilai aktiva perusahaan maka semakin pendek audit

delay dan sebaliknya. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan

proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang

berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit

delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitori

secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah.

Dalam penelitian ini dikembangkan hipotesis alternatif

sebagai berikut :

Ha2 : Terdapat pengaruh yang signifikan ukuran perusahaan

terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan.

3. Pengaruh Pofitabilitas terhadap keterlambatan penyampaian laporan

keuangan

Hasil penelitian Owusu dan Ansah (2000) bahwa pofitabilitas

dapat mempengaruhi perilaku ketepatan waktu pelaporan euangan.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

32

Oleh karena itu, perusahaan yang mampu menghasilkan profit

cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya

dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian.

Dalam penelitian ini dikembangkan hipotesis alternatif sebagai

berikut :

Ha3 : Terdapat pengaruh yang signifikan profitabilitas terhadap

keterlambatan penyampaian laporan keuangan.

4. Pengaruh Ukuran KAP terhadap keterlambatan penyampaian

laporan keuangan

Hasil penelitian Hilmi dan Ali (2008) mendefinisikan kualitas

audit sebagai gabungan probabilitas pendeteksian dan pelaporan

kesalahan laporan keuangan yang material. Beliau menyimpulkan

bahwa Kantor Akuntan Publik yang lebih besar, kualitas audit yang

dihasilkan juga lebih baik. Kualitas auditor yang mengaudit

perusahaan sangat penting, auditor yang berkualitas merupakan

informasi baik sehingga manajemen akan segera menyampaikan

laporan keuangan yang diaudit oleh kantor akuntan publik yang

memiliki reputasi baik. Perusahaan yang diaudit oleh KAP yang

berkualitas baik akan melaporkan laporan keuangan perusahaan

lebih tepat waktu dibandingkan perusahaan yang diaudit oleh KAP

yang kurang berkualitas.

Hubungannya dengan teori agensi, manajer sebagai agen yang

telah diberikan wewenang untuk mengelola perusahaan oleh

prinsipal akan cenderung memilih Kantor Akuntan Publik yang

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00035 AK BAB II.pdf · 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori

33

berkualitas untuk menilai laporan keuangan perusahaan karena

dinilai lebih efektif dalam mengaudit dan menghasilkan laporan

audit yang sesuai dengan kewajaran laporan keuangan perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat disusun

adalah sebagai berikut :

Ha4 : Terdapat pengaruh yang signifikan ukuran KAP terhadap

keterlambatan penyampaian laporan keuangan.

5. Pengaruh Kompleksitas terhadap keterlambatan penyampaian

laporan keuangan

Hasil penelitian yang dilakukan (Owusu-Ansah, 2000)

menemukan bukti empiris bahwa tingkat kompleksitas operasi

sebuah perusahaan memiliki hubungan positif terhadap ketepatan

waktu perusahaan dalam menyampaikan laporan keuangan kepada

publik

Dalam penelitian ini dikembangkan hipotesis alternatif sebagai

berikut :

Ha5 : Terdapat pengaruh yang signifikan kompleksitas terhadap

keterlambatan penyampaian laporan keuangan.