21
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian teoretis ini merupakan penjelasan teori-teori yang relevan dengan penelitian. Kajian sebagai dasar dalam pelaksanaan penelitian. Penelitian yang didasarkan pada teori maka akan lebih akurat hasilnya. Kajian yang sangat penting dibahas dalam landasan teori yaitu inti dari penelitian itu sendiri. Kajian yang akan dipaparkan dalam penelitian ini yaitu pidato dan metode demonstrasi. Dalam kaitannya dengan pembelajaran (dan tes) bahasa di sekolah, tugas berpidato dapat berwujud permainan simulasi. Misalnya, peserta didik bersimulasi sebagai kepala sekolah berpidato dalam upacara bendera, hari sumpah pemuda, dan sebagainya ( Nurgiyantoro, 2013: 420). 1. Pidato Pidato merupakan kegiatan berbicara di depan orang banyak untuk menyampaikan suatu tujuan atau gagasan, pikiran atau informasi dari pembicara kepada orang lain dengan cara lisan (Yanuarita, 2012: 19). Melakukan pidato berhubungan dengan retorika, yaitu seni menggunakan bahasa dengan efektif yang diartikan juga sebagai the art of persuasion. The art of persuasion itu sendiri adalah sebagai seni membujuk atau mempengaruhi audience. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengarnya. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik dapat membantu untuk mencapai jejang karir yang baik. 6 Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

6

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

Kajian teoretis ini merupakan penjelasan teori-teori yang relevan dengan

penelitian. Kajian sebagai dasar dalam pelaksanaan penelitian. Penelitian yang

didasarkan pada teori maka akan lebih akurat hasilnya. Kajian yang sangat penting

dibahas dalam landasan teori yaitu inti dari penelitian itu sendiri. Kajian yang akan

dipaparkan dalam penelitian ini yaitu pidato dan metode demonstrasi. Dalam

kaitannya dengan pembelajaran (dan tes) bahasa di sekolah, tugas berpidato dapat

berwujud permainan simulasi. Misalnya, peserta didik bersimulasi sebagai kepala

sekolah berpidato dalam upacara bendera, hari sumpah pemuda, dan sebagainya (

Nurgiyantoro, 2013: 420).

1. Pidato

Pidato merupakan kegiatan berbicara di depan orang banyak untuk

menyampaikan suatu tujuan atau gagasan, pikiran atau informasi dari pembicara

kepada orang lain dengan cara lisan (Yanuarita, 2012: 19). Melakukan pidato

berhubungan dengan retorika, yaitu seni menggunakan bahasa dengan efektif yang

diartikan juga sebagai the art of persuasion. The art of persuasion itu sendiri adalah

sebagai seni membujuk atau mempengaruhi audience. Pidato yang baik dapat

memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengarnya. Kemampuan

berpidato atau berbicara yang baik di depan publik dapat membantu untuk mencapai

jejang karir yang baik.

6

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

7

Menurut Badudu (2012: 9), pidato adalah penyampaian gagasan, pikiran atau

informasi serta tujuan dari pembicara kepada orang lain( audience ) dengan cara

lisan. Pidato juga dapat diartikan sebagai the art of persuasion, yaitu sebagai seni

membujuk atau mempengaruhi. Berpidato bukanlah suatu pekerjaan yang sederhana

karena dalam berpidato menyangkut beberapa unsur penting seperti: pembicara,

pendengar, tujuan dan isi pidato, persiapan, teknik dan etika dalam berpidato. Perlu

diperhatikan juga hal yang dapat jadi masalah bagi seseorang yang berpidato yaitu jika

seseorang memaksakan diri untuk menyampaikan persoalan yang tidak dikuasainya.

Pidato yang seperti ini akan membuat ketidak runtutan materi yang disampaikan.

a. Jenis Metode Pidato

Orang akan berpidato harus tahu metode yang akan digunakan. Penggunaan

metode yang tepat akan membawa pendengar antusias dalam mengikuti pidatonya.

Mereka akan merespon pada setiap kata/ kalimat yang diucapkan. Badudu (2012:10)

mengatakan bahwa pidato dapat berjalan dengan lancar maka harus memperhatikan

metode pidato yang akan digunakan. Metode pidato tersebut adalah: impromtu,

manuskrip, memoriter, ekstemporer.

1) Impromtu (Tanpa Persiapan)

Metode ini sering disebut metode spontanitas, yaitu metode pidato yang tidak

dilakukan persiapan atau pembuatan naskah tertulis terlebih dahulu. Biasanya

dilakukan hanya oleh orang-orang yang akan tampil mendadak. Pada dasarnya metode

seperti ini tidak diperkenankan atau tidak ideal karena kemungkinan besar lupa

dengan ide dan gagasan pidato yang hendak disampaikan. Apabila metode ini

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

8

digunakan oleh oarang yang belum terbiasa berpidato maka yang akan terjadi adalah

kegagapan materi. Jadi resiko pada metode ini sangat besar.

Keuntungan metode ini adalah :

a) dapat mengungkapakan perasaan sebenarnya,

b) gagasan dan pendapat datang secara spontan,

c) memungkinkan pembicara terus berpikir.

Kerugian metode ini adalah:

a) dapat menimbulkan simpulan yang mentah karena terbatasnya pengetahuan

pembicara,

b) penyampaian tidak lancar, terutama bagi orang yang belum berpengalaman,

c) gagasan yang disampaikan bisa jadi acak-acakan,

d) mudah kena demam panggung.

2) Manuskrip (Naskah)

Metode naskah berarti seorang sudah mempersiapkan pidatonya dengan baik.

Ia sudah menulis secara utuh,mulai dari pembuka sampai dengan penutup. Jika ada

cerita atau humor, maka selingan itu sudah ditulis dalam naskah. Metode naskah ini

sangat baik bagi mereka yang baru tampil di depan umum. Ide, gagasan yang terdapat

di dalamnya tersusun rapi, tidak ada lompatan ide atau gagasan, tidak ada yang

terlupakan semuanya terungkapkan secara jelas tanpa ada yang dilupakan. Jika tampil

dalam situasi yang formal, maka metode ini sangat baik.

Keuntungan metode ini adalah:

a) kata-katanya dapat dipilih sebaik-baiknya,

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

9

b) pernyataan dapat dihemat,

c) lebih fasih dalam berbicara,

d) hal-hal yang menyimpang dapat dihindari,

e) naskah dapat diterbitkan atau diperbanyak.

Kerugian metode ini adalah:

a) interaksi dengan pendengar menjadi berkurang,

b) pembicara terlihat kaku,

c) tanggapan pendengar tidak dapat mempengaruhi pesan,

d) persiapannya lebih lama,

3) Memoriter (Hafalan)

Metode ini memang sungguh luar biasa karena kemampuan mengingat

seseorang betul-betul diasah. Ketika hendak membawakan pidatonya, tidak lagi

menggunakan naskahnya karena apa yang tertera di dalam naskah itu sudah dihafal

semuanya. Dia sudah menguasai secara lebih baik susunan bahasa, ide, gagasan yang

terdapat dalam naskahnya. Metode ini cocok bagi mereka yang daya ingatnya tinggi,

topik pidatonya menarik dan sederhana dan penyampaiannya tidak terlalu lama. Jika

kita tidak mempunyai kapasitas dalam mengingat atau menghafal, maka jangan sekali-

kali mencoba untuk melakukan dengan model seperti ini. Keuntungan dan kerugian

metode ini hampir sama dengan metode manuskrip (naskah), ditambah risiko yang

lebih besar. Naskah sudah dibuat sebelumnya.

Keuntungan metode ini adalah:

a) kata-katanya dapat dipilih sebaik-baiknya,

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

10

b) pernyataan dapat dihemat,

c) lebih fasih dalam berbicara,

d) hal-hal yang menyimpang dapat dihindari,

e) naskah dapat diterbitkan atau diperbanyak.

Kerugian metode ini adalah:

a) interaksi dengan pendengar menjadi kurang,

b) pembicara terlihat kaku,

c) tanggapan pendengar tidak dapat mempengaruhi pesan,

d) persiapannya lebih lama.

4) Ekstemporer

Naskah pidato hanya berupa outline (garis besar) dan pokok-pokok penunjang,

yang bersifat sebagai pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam pikiran.

Metode ini sering disebut metode penjabaran termasuk jenis pidato yang terbaik.

Dalam metode ini orang tidak membuat atau menggarap naskah pidato. Naskah yang

dibuat tidak lengkap. Komunikator hanya membuat kerangka atau pokok-pokok

gagasan penting. Biasanya pokok-pokok gagasan itu ditulis dalam kertas kecil secara

runtut namun kurang begitu lengkap, komunikator akan mengembangkan pokok-

pokok gagasan itu ketike berpidato.

Keuntungan metode ini adalah:

a) komunikasi dengan pendengar lebih baik,

b) pesan dapat berubah sesuai kebutuhan,

c) penyajiannya lebih spontan.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

11

Kerugian metode ini adalah:

a) persiapan kurang baik bila dibuat terburu-buru,

b) pemilihan bahasa yang jelek,

c) kefasihan kurang,

d) kemungkinan menyimpang dari outline

e) tak dapat diterbitkan.

b. Fungsi Pidato

Seseorang yang akan melakukan aktivitas harus tahu fungsinya. Fungsi yang

dikatahui maka akan membuat aktivitas yang dilakukan akan terarah. Diantara

aktivitas yang dilakukan orang adalah berpidato. Pidato itu tidak hanya sekedar

menyampaikan informasi, tetapi dalam pidato itu terdapat fungsi dan tujuan . Fungsi

pidato itu merupakan hal utama yang perlu diketahui sebelum membawakan pidato

ibaratnya sebagai pemandu agar dapat melalui jalan yang jelas dan tujuan yang tepat.

Menurut Yanuarita (2012:10) fungsi-fungsi pidato antara lain:

1) memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain,

2) mempermudah komunikasi antara atasan dan bawahan dalam sebuah

organisasi,

3) mempermudah komunikasi antar sesama anggota organisasi,

4) mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka

rela,

5) menenangkan massa atau khalayak ramai,

6) membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga

orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.

c. Tujuan Pidato

Tujuan itu adalah sesuatu yang hendak dicapai. Kegiatan yang bertujuan maka

akan bisa terarah. Tujuan itu mempermudah kita untuk melakukan sesuatu yang akan

kita capai. Kegiatan/ketrampilan berpidato juga harus bertujuan. Tujuan pidato

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

12

menurut yanuarita ( 2012: 20) meliputi: informatif, persuasif, argumentatif, deskriptif,

rekreatif, edukatif, entertain.

1) Informatif/Instruktif

Pidato bertujuan menyampaikan informasi atau keterangan kepada

pendengar atau memberikan sesuatu yang menarik untuk audience.

2) Persuasif

Pidato persuasif berisi tentang usaha untuk mendorong,menyakinkan

dan mengajak audience untuk melakukan sesuatu hal.

3) Argumentatif

Pidato argumentatif bertujuan untuk meyakinkan audience.

4) Deskriptif

Pidato deskriptif bertujuan untuk melukiskan atau menggambarkan

sesuatu keadaan.

5) Rekreatif

Pidato rekreatif bertujuan untuk meggembirakan atau menghibur

audience.

6) Edukatif

Pidato edukatif berupaya menekankan pada aspek-aspek pendidikan.

7) Entertain

Pidato entertain bertujuan memberikan penyegaran kepada audience yang

sifatnya lebih santai.

d. Jenis Pidato

Kita sering menyaksikan orang berpidato baik di sekolah atau di masyarakat.

Bentuk/jenis pidato yang kita saksikan bermacam-macam tergantung kapada tujuan

yang hendak disampaikan. Dari sekian jenis pidato tujuan umumnya sama yaitu dalam

rangka memberi informasi. Perbedaan iformasi yang akan disampaikan itu yang dapat

menentukan jenis yang mana. Jenis pidato itu antara lain pidato pembukaan, pidato

pengarahan, pidato sambutan, pidato peresmian, pidato laporan, pidato pertanggung

jawaban (Yanuarita, 2012: 26).

1) Pidato Pembukaan

Pidato pembukaan merupakan sebuah pidato singkat yang dibawakan oleh pembawa

acara atau MC (Master of Ceremoni) untuk mengawali atau membuka suatu acara.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

13

2) Pidato Pengarahan

Pidato pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.Pidato ini

memberikan seluruh gambaran mengenai suatu cara yang sedang dilaksanakan.

3) Pidato Sambutan

Pidato sambutan merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau

peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang

terbatas secara bergantian.

4) Pidato Peresmian

Pidato peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk

meresmikan sesuatu.

5) Pidato Laporan

Pidato laporan yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan

tertentu,atau menyampaikan hasil dari suatu kegiatan tertentu.

6) Pidato Pertanggungjawaban

Pidato pertanggungjawaban adalah pidato yang berisi suatu laporan

pertanggungjawaban mengenai suatu tugas yang sudah dilaksanakan dalam suatu

periode tertentu (Yanuarita, 2012: 27).

e. Etika Pidato

Dalam melakukan pidato perlu mengetahui etika berpidato supaya dapat

mengukur tindakan kita sendiri. Etika ini sangat penting karena orang yang berpidato

menjadi pusat perhatian orang banyak. Melakukan kesalahan sedikit saja atau berlaku

tidak sopan menjadi bahan pembicaraan. Berpidato itu perlu hati-hati/ beretika supaya

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

14

penampilannya bisa menarik. Etika dalam berpidato yang dimaksud adalah sebagai

berikut:

1) Etika Berpidato di Depan Umum

Hal ini berkaitan dengan penampilan, antara lain mengenakan pakaian yang sesuai

dengan suasana pertemuan, rapi, bersih, dan sopan.

2) Etika Berpidato di Depan Pejabat

Hal ini berkaitan dengan menghilangkan rasa rendah diri. Jangan tampil seolah-olah

menggurui, sikap lebih tahu, tidak memberikan penghormatan yang berlebihan pada

audience.

3) Berpidato di Depan Pemuka Agama

Jangan mengeluarkan kata-kata yang dapat menyinggung umat beragama. Jangan ada

nada merendahkan atau memuji agama tertentu. Perbanyak istilah-istilah keagamaan.

4) Etika Berpidato di Depan Para Wanita

Bila pembicara seorang laki-laki, hati-hati jangan sampai menyinggung harkat dan

martabat wanita. Hindari kata-kata kasar atau kurang senonoh.

5) Etika Berpidato di Depan Pemuda/Mahasiswa

Pidato mengutamakan penalaran yang berkaitan dengan dunia anak-anak muda.

Jangan mengeluarkan kata-kata yang bersifat menentang, jangan mengkritik dan

menyalahkan.

6) Etika Berpidato di Depan Masyarakat Desa

Gunakan kata-kata yang sopan dan sederhana, sesekali perlu disisipkan beberapa

istilah dalam bahasa daerah setempat ( Yanuarita, 2012: 30).

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

15

f. Kerangka Pidato

Menurut Yanuarita ( 2012: 32) bahwa kerangka pidato terdiri dari

pendahuluan, isi, pembahasan, dan penutup.

1) Pendahuluan

Diawali salam pembuka untuk mengantar ke arah pokok persoalan yang akan dibahas.

Pada bagian pendahuluan perlu juga sedikit menggambarkan mengenai isi dari pidato

yang dibawakan.

2) Isi

Inti dari pidato sedapat mungkin ringkas dan mudah dipahami.Usahakan jangan

menyimpang dari tema.Susunlah materi atau isi pidato secara sistematis: maksud,

tujuan, sasaran, rencana, langkah.

3) Pembahasan

Bagian ini adalah kesatuan yang berisi alasan-alasan yang mendukung hal-hal yang

dikemukakan pada bagian isi.

4) Penutup

Menutup pidato dengan membuat rangkuman atau kesimpulan. Menceriterakan secara

singkat yang menarik. Dan, terakhir adalah salam penutup.

g. Sikap Berpidato

Ketika kita berdiri di depan para pendengar, tentu tidak sekedar memamerkan

wajah dan tubuh. Sikap kita berdiri, mimik wajah sangat mempengaruhi kesan

pendengar terhadap pribadi kita. Cara berjalan, berdiri di depan mimbar dan berbagai

gerakan tubuh lainnya sangat mempengaruhi pendengar diri kita. Oleh karena itu

sikap pada saat pidato sangat penting untuk diperhatikan. Sikap tersebut antara lain:

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

16

1) Sikap Berdiri

Sikap berdiri yang kurang baik, yaitu:

a) berdiri dengan kaki sebelah,

b) bersandar pada mimbar,

c) berdiri terlalu rapat,

d) berdiri terlalu terbuka.

2) Mimik Wajah

Mimik wajah yang kurang baik yaitu:

a) tertawa yang dibuat-buat,

b) tersenyum terus-menerus,

c) muka selalu masam,

d) dahi selalu berkerut.

3) Gerakan Anggota Badan

Gerakan yang kurang baik yaitu:

a) selalu menggerak-gerakkan bagian-bagian tertentu,

b) merogoh-rogoh saku,

c) memainkan pensil atau pulpen ,

d) berbicara melihat teks terus-menerus,

e) terlalu banyak melangkah atau berjalan.

4) Penampilan Sebelum, Saat, dan Sesudah Pidato

a) Sebelum Pidato:

(1) memperhatikan pakaian,

(2) sikap tenang,

(3) sikap hormat.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

17

b) Saat Pidato:

(1) percaya diri sendiri,

(2) menghirup nafas panjang sebelun mulai berpidato tetapi tidak boleh ter lihat oleh

audience,

(3) tataplan audien pada bagian atas matanya.

c) Sesudah pidato:

(1) mengucapkan salam akhir,

(2) wajah cerah dan sidikit senyum,

(3) memberi hormat ( Badudu, 2012: 42-43).

2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan guru

dalam mengajar. Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan

memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau

benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan (Sanjaya, 2006: 152).

Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan lisan oleh guru.

Walaupun dalam proses demontrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan

tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Roestiyah (2008:

82) menyatakan bahwa demonstrasi adalah cara mengajar di mana seorang

instruktur/tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses, misalnya merebus air

mendidih 100C sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati;

mendengar mungkin meraba-raba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh

guru tersebut.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

18

a. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

1) Kelebihan Metode Demonstrasi

a) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari karena

siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

b) Proses pembelajaran akan lebih menarik sebab siswa tak hanya mendengar tetapi

juga melihat peristiwa yang terjadi.

c) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempa tan untuk

membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih

menyakini kebenaran materi pembelajaran.

2) Kelemahan Metode Demonstrasi

a) Metode demontrasi memerlukan persiapan yang lebih matang karena tanpa

persiapan yang memadai demonstrasi dapat gagal sehingga dapat menyebabkan

metode ini tidak efektif lagi, bahkan sering terjadi untuk menghasilkan

pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih

dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.

b) Demonstrasi memerlukan peralatan,bahan-bahan,dan tempat yang memadai yang

berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal

dibanding dengan ceramah.

c) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru secara khusus

sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu

demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk

keberhasilan proses pembelajaran siswa (Sanjaya, 2006: 152-153).

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

19

b. Langkah-Langkah Menggunakan Metode Demonstrasi

Menurut Sanjaya ( 2006: 153-154 ) langkah-langkah menggunakan metode

demonstrasi meliputi tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.

1) Tahap Persiapan

a) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demontrasi

berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek penge tahuan, sikap

atau keterampilan tertentu;

b) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. Garis-

garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari

kegagalan;

c) Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang

diperlukan.

2) Tahap Pelaksanaan

a) Langkah Pembukaan.

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan,

diantaranya :

(1) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan

dengan jelas sesuatu yang didemonstrasikan;

(2) Kemukakan tujuan yang harus dicapai oleh siswa;

(3) Kemukakan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa

ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanan

demonstrasi;

b) Langkah Pelaksanaan Demonstrasi

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

20

(1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk

berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki

sehingga mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi;

(2) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang

menegangkan;

(3) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan

memerhatikan reaksi seluruh siswa;

(4) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut

sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

c) Langkah Mengakhiri Demonstrasi

Apabila demonstrasi telah selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu

diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan

pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini

diperlukan untuk menyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau

tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa malakukan

evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

Guru memberikan pengarahan/penjelasan secara umum materi yang perlu untuk

ditingkatkan pada pertemuan berikutnya. Memberikan hadiah/pujian pada siswa yang

sudah bagus ketika berpidato.

c. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Menggunakan Metode Demonstrasi

1) Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat memberi

motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.

2) Mempertimbangkan baik-baik apakah teknik yang dipilih mampu menjamin

tujuan yang telah dirumuskan.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

21

3) Mengamati jumlah siswa yang memberi kesempatan untuk suatu demontrasi yang

berhasil, bila tidak kita harus mengambil kebijaksanaan lain.

4) Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan.

5) Waktu yang cukup tersedia, sehingga dapat memberi keterangan bila diperlukan,

dan siswa dapat bertanya.

6) Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa

untuk mengamati dengan baik dan bertanya.

7) Perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang dilakukan itu berhasil, dan

bila perlu demonstrasi bisa diulang (Roestiyah, 2008: 84).

Menurut Sudjana (2009: 83) pelaksanaan demonstrasi dan eksperimen dapat

digabungkan, artinya demonstrasi dulu lalu diikuti dengan eksperimen. Supaya

demonstrasi dan eksperimen dapat digunakan secara efektif, maka perlu

memerhatikan petunjuk penggunaannya yaitu:

1) Persiapan /Perencanaan

a) Menetapkan tujuan demonstrasi dan eksperimen,

b) Tetapkan langkah-langkah pokok demonstrasi dan eksperimen,

c) Menyiapkan alat-alat yang diperlukan.

2) Pelaksanaan Demonstrasi dan Eksperimen

a) Usahakan demonstrasi dan eksperimen dapat diikuti, diamati oleh selururuh kelas.

b) Tumbuhkan sikap kritis pada siswa sehingga terdapat tanya jawab, dan diskusi

tentang masalah yang didemonstrasikan.

c) Beri kesempatan kepada setiap siswa untuk mencoba sehingga siswa merasa

yakin tentang kebenaran suatu proses.

d) Buatlah penilaian dari kegiatan siswa,dalam eksperimen tersebut.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

22

3) Tindak Lanjut Demonstrasi dan Eksperimen Setelah demontrasi dan eksperimen

selesai, guru memberi tugas kepada Siswa baik secara tertulis maupun secara

lisan.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian Sutoro (2010) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Pidato

Persuasif pada Pelajaran Bahasa Indonesia melalui Metode Simulasi Lomba Pidato

berbahasa Indonesia pada kelas XII IPS I Semester I SMA Negeri Ajibarang”,

menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berpidato pada siswa setelah

dilaksanakan tindakan sebagaimana tersebut dalam judul. Peningkatan terjadi pada

semua aspek. Data yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar,

yaitu hasil evaluasi tertulis siklus 1 adalah 68,40 siklus II 86,06. Psikomotorik siklus 1

63,20, siklus II 69,00. Ketuntasan belajar siklus 1 25%, siklus II 82%. Dari hasil

penelitian diketahui nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa sebelum diberi tindakan

55,10 dan berada dalam kategori kurang.

Pada siklus I, masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Nilai rata-

rata kelas dalam praktik berpidato baru mencapai 63, 20, masih di bawah nilai KKM

yang ditetapkan yaitu 65. Adapun rata-rata skor keakuratan informasi pidato 6.70,

hubungan antar informasi 6.15, ketepatan struktur dan kosakata 6.45, kelancaran

berpidato 6. 55, kewajaran urutan wacana 6.35, gaya pengucapan 6.25, lafal 6.45,

intonasi 6.10, nada 6.15, dan sikap 6,06. belum sesuai dengan indikator KKM yang

diharapkan. Nilai rata-rata evaluasi kognitif tertulis mencapai 68.40. Ini berarti masih

ada kekurangansempurnaan pada perencanaan ataupun pada proses pembelajaran.

Penerapan metode simulasi lomba pidato berbahasa Indonesia dapat

memperbaiki hasil belajar maupun ketuntasan belajar klasikal. Nilai terendah yang

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

23

dapat dicapai 57 pada siklus I dan meningkat pada siklus 2 yaitu 62. Nilai tertinggi

yang dicapai adalah 71 pada siklus I,dan meningkat menjadi 76 pada siklus2. Rata-

rata kelas pada siklus I dapat mencapai nilai 63, 20 dan meningkat menjadi 69,00 pada

siklus 2. Ketuntasan belajar pada siklus I hanya 25%, meningkat pada siklus 2

menjadi 82%. Nilai rata-rata tugas menyusun teks pidato 64,05 pada siklus I

meningkat menjadi 68,50 pada siklus 2. Jadi secara umum setiap komponen pada

siklus I meningkat pada siklus 2.

Sutoro juga menyimpulkan bahwa hasil penelitiannya secara keseluruhan

belum menggambarakan hasil nilai kognitif yang optimal dan belum dapat dikatakan

“sangat memuaskan”. Teknik guru menggunakan metode simulasi lomba pidato

berbahasa Indonesia dan menggunakan media pembelajaran sudah ada peningkatan.

Metode simulasi juga mampu menarik perhatian siswa dan motivasi belajar pun ada

peningkatan. Siswa merasa antusias mengikuti pembelajaran berpidato. Rasa malu,

grogi, takut dapat diatasi, sehingga bisa berpidato dengan baik.

Penelitian Sutoro tersebut relevan dengan penelitian ini karena memiliki tujuan

yang sama yaitu untuk meningkatkan kemampuan berpidato. Jika subjek penelitian

Sutoro di tingkat SLTA, peneliti di tingkat SLTP khususnya kelas IX MTs. Selain itu,

hal yang membedakan lagi yaitu jenis metode yang digunakan. Sutoro menggunakan

metode simulasi lomba pidato berbahasa Indonesia sedangkan peneliti menggunakan

metode demonstrasi. Kedua metode ini sama-sama mengharuskan guru untuk

mempraktekan materi yang ajarkan.

C. Kerangka Pikir

Dalam pembelajaran keterampilan berpidato ini, penulis melihat bahwa minat

siswa terhadap kegiatan berpidato masih rendah. Siswa cenderung malas mengikuti

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

24

pembelajaran berpidato, siswa terlihat bermalas-malasan saat mengerjakan tugas

berpidato dari guru. Banyak diantara siswa yang memilih melakukan aktivitas di luar

pembelajaran, misalnya bercerita di luar topik pembelajaran atau bercanda dengan

teman sebangku. Perilaku tersebut menunujukkan bahwa minat dan antusias siswa

terhadap pembelajaran berpidato tergolong rendah. Ketika guru mrmberikan tugas

bercerita, banyak diantara siswa yang mengeluh dan tidak menginginkan tugas

tersebut.

Proses belajar mengajar aspek berbicara khususnya dalam kompetensi dasar

berpidato kurang berhasil/belum maksimal. Kemampuan siswa dalam aspek berpidato

di kelas IX A masih lemah dan belum sesuai dengan batas minimal ketuntasan belajar

yaitu 70. Penulis menengarai ada berbagai faktor penyebab mengapa siswa tidak

mendapat nilai maksimal. Diantaranya adalah selama ini pembelajaran berpidato tidak

dilakukan secara serius dan antusias. Siswa beranggapan bahwa berpidato merupakan

kegiatan sepele yang dapat dilakukan oleh siapa pun sehingga tidak memerlukan

keterampilan khusus dalam pelaksanaannya. Pidato itu sebuah keterampilan yang

membutuhkan banyak aspek diantaranya keberanian, tidak grogi, punya ilmu retorika

dan sebagainya.

Faktor lain adalah siswa cenderung kurang berani berpidato di depan umum.

Siswa merasa takut salah, malu, grogi, tegang, dan kurang percaya diri bila ditunjuk

berpidato di depan kelas. Hal tersebut disebabkan siswa tidak menguasai bahan

berpidato dan kurang mampu mengorganisasikan gagasannya pada saat berpidato.

Selain itu, faktor dari luar diri siswa juga berpengaruh misalnya, penggunaan metode

yang kurang tepat, serta kondisi dan tata ruang kelas yang tidak kondusif. Kegiatan

berpidato belum secara intensif dilakukan oleh guru. Siswa hanya diberi tugas untuk

berpidato tanpa ada rangsangan dengan menggunakan metode tertentu.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

25

Karena permasalahan tersebut, maka penulis mencoba mencari alternatif

tindakan yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi. Pemilihan metode

demonstrasi dipandang mampu untuk meningkatkan kemampuan berpidato. Metode

demonstrasi akan dapat menumbuh rasa ketertarikan dalam diri siswa terhadap

pembelajaran berpidato, sehingga aspek-aspek keterampilan siswa dalam berpidato

secara otomatis akan mengalami perubahan seiring dengan tumbuhnya keterterikan

tersebut. Rasa grogi, takut, malu mulai berkurang. Siswa bisa dengan santai

menyampaikan materi pidato dengan baik.

Dalam siklus 1, guru menggunakan metode demostrasi, siswa melihat,dan

mengamati teks pidato dari mulai salam pembuka sampai salam penutup. Siswa

berlatih menyusun teks pidato dan mempraktikan. Dalam siklus ini guru menyajikan

dua jenis pidato dan siswa memilih salah satu dari pidato tersebut. Dengan

menyajikan teks pidato itu diharapkan siswa bisa mencontoh cara mebuat teks pidato.

Siswa bisa mengembangkan ide pidato sendiri.

Dalam siklus 2, guru menggunakan metode demonstrasi. Saat guru

mendemonstrasikan pidato siswa melihat/memperhatikan, berlatih menyusun teks

pidato dan mempraktikan. Dari tindakan tersebut diharapkan dengan menggunakan

metode demonstrasi kemampuan berpidato akan mengalami peningkatan. Siswa dapat

berpidato sesuai dengan apa yang telah dicontohkan guru. Rasa malu, grogi, takut jadi

hilang.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan digunakannya metode

demonstrasi kemampuan berpidato siswa kelas IX A MTs Ma’arif 04 Tamansari

Purbalingga dapat meningkat .

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/2471/3/BAB II_AMBAR KHUMAIDAH_PBSI'14.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kajian

26

Bagan 1 Kerangka Pikir Penelitian

BAB III.

Kondisi

awal

Guru masih

mengajarkan

Tanpa

menggunakan

metode

demonstrasi

Proses pembelajaran

berpidato belum

maksimal

keterampilan

berpidato siswa

belum

maksimal/ketunta

san belajar masih

kurang

Proses

pembelajaran

berpidato

dengan

menggunakan

metode

demonstrasi

Siklus I

Menggunakan metode

demonstrasi,siswa

melihat dan

mempraktikan.

Siklus II

Menggunakan metode

demanstrasi ,siswa

melihat,berlatih

menyusun teks pidato dan

mempraktikan

Kondisi

akhir

Diduga dengan

menggunakan metode

demonstrasi

kemampuan berpidato

akan mengalami

peningkatan.

tindakan

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014