43
8 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Keluarga 1. Definisi Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes, 2008). Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga (Setiadi, 2008). Pengertian asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan / dipusatkan pada keluarga sebagai unit / kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran atau penyalur.

BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

8

BAB II

KONSEP DASAR

A. Konsep Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal

disuatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling

ketergantungan (Depkes, 2008).

Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya

sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari

keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga

inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk

membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari

keluarga (Setiadi, 2008).

Pengertian asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah

tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan / dipusatkan

pada keluarga sebagai unit / kesatuan yang dirawat dengan sehat

sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran atau penyalur.

Page 2: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

9

2. Tipe / Bentuk Keluarga (Sudiharto, 2007)

a. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang dibentuk

karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari

suami, istri, dan anak-anak baik karena kelahiran (naturl) maupun

adopsi.

b. Keluarga asal (Family of Origin), merupakan satu unit keluarga

tempat asal seseorang dilahirkan.

c. Keluarga besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah

keluarga yang lain, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara

sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.

d. Keluarga berantai (Social Family), adalah keluarga yang terdiri

dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan

merupakan suatu keluarga inti.

e. Keluarga duda / janda (Single Family), adalah keluarga yang

terjadi karena perceraian atau kematian pasangan yang dicintai.

f. Keluarga komposit (Composite Family), adalah keluarga dari

perkawinan poligami dan hidup bersama.

Page 3: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

10

g. Keluarga kohabitasi (Cohabitation Family), adalah dua orang

menjadi satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau

tidak.

h. Keluarga inses (Incest Family), adalah seiring dengan masuknya

nilai-nilai global dan pengaruh informasi yang sangat dahsyat,

dijumpai bentuk keluarga yang tidak lazim.

i. Keluarga tradisional dan nontradisional, adalah keluarga yang

dibedakan berdasarkan ikatan perkawinan. Keluarga tradisional

diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga nontradisional tidak

diikat oleh perkawinan.

3. Tugas Keluarga

a. Menurut Setiadi (2008) ada lima tugas keluarga dalam bidang

kesehatan, yaitu sebagai berikut:

1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

bagi keluarga.

3) Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit

dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat

atau usianya yang terlalu muda.

Page 4: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

11

4) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan

kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan

lembaga kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan

baik fasilitas kesehatan yang ada.

b. Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan, tugas pokok tersebut

adalah, sebagai berikut:

1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai kedudukan

masing-masing.

4) Sosialisasi antar anggota keluarga.

5) Pengaturan jumlah anggota keluarga.

6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

7) Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih

luas.

8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota

keluarga.

4. Peran Keluarga

Page 5: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

12

a. Peran formal keluarga (Murwani, 2007)

1) Peran parental dan perkawinan

Delapan peran dasar yang membentuk posisi sosial

sebagai suami - ayah dan istri – ibu:

a) Peran sebagai provider (penyedia)

b) Peran sebagai pengatur rumah tangga

c) Peran perkawinan anak

d) Peran sosialisasi anak

e) Peran rekreasi

f) Peran persaudaraan kinship (memelihara hubungan

keluarga paternal dan maternal)

g) Peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif pasangan)

h) Peran seksual

2) Peran perkawinan

Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu hubungan

perkawinan yang kokoh itu sangat penting. Anak-anak

terutama dapat mempengaruhi hubungan perkawinan,

menciptakan situasi dimana suami dan istri membentuk suatu

koalisi dengan anak. Memelihara suatu hubungan perkawinan

Page 6: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

13

yang memuaskan merupakan salah satu tugas perkembangan

yang vital dari keluarga.

3) Peran informal

a) Pengharmonis : menengahi perbedaan yang terdapat

diantara para anggota, menghibur dan menyatukan kembali

perbedaan pendapat.

b) Inisiator – kontributor : mengemukakan dan mengajukan

ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah

atau tujuan-tujuan kelompok.

c) Pendamai (compromiser) : merupakan salah satu bagian

darai konflik dan ketidaksepakatan, pendamai menyatakan

kesalahan posisi dan mengakui kesalahannya, atau

menawarkan penyelesaian “setengah jalan”.

d) Perawat keluarga : orang yang terpanggil untuk merawat

dan mengasuh anggota keluarga lain yang

membutuhkannya.

e) Koordinator keluarga : mengorganisasi dan merencanakan

kegiatan-kegiatan keluarga, berfungsi mengangkat

keterikatan / keakraban.

5. Fungsi Keluarga (Murwani, 2007)

Page 7: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

14

a. Fungsi biologis

1) Untuk meneruskan keturunan

2) Memelihara dan membesarkan anak

3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

4) Memelihara dan merawat anggota keluarga

b. Fungsi psikologis

1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman

2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

3) Memelihara dan merawat anggota keluarga

4) Memberikan identitas keluarga

c. Fungsi sosialisasi

1) Membina sosialisasi pada anak

2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak

3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

d. Fungsi ekonomi

1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk pemenuhan

kebutuhan keluarga

Page 8: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

15

2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga

3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan

datang misalnya pendidikan anak, jaminan hari tua dan

sebagainya

e. Fungsi pendidikan

1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,

ketrampilan, dan membentuk perilaku anak sesuai dengan

bakat dan minat yang dimiklikinya

2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan

datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa

3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat

perkembangannya

f. Fungsi perlindungan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari

tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga

merasa terlindung dan merasa aman.

g. Fungsi perasaan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara

instuitif, merasakan perasaan anak dan anggota keluarga sehingga

Page 9: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

16

saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan

keharmonisan dalam keluarga.

h. Fungsi religius

Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan

dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam

kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk

menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur

kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah didunia ini.

i. Fungsi rekreatif

Tugas keluarga dalam fungsi rekreatif ini tidak selalu harus

pergi ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana

menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga

sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-

masing anggota.

6. Keperawatan Kesehatan Keluarga

a. Definisi

Perawatan kesehatan keluarga adalah pencegahan

terjadinya gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga

yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan

Page 10: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

17

kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan

keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari

tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat

melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan

masalah kesehatan (Murwani, 2007).

b. Alasan keluarga sebagai unit pelayanan

1) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan

lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat

2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan,

mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah

kesehatan dalam kelompoknya

3) Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan,

dan apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah

kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya

4) Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai

individu (pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil

keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya

5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk

berbagai upaya kesehatan masyarakat

Page 11: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

18

B. Konsep Penyakit

1. Pengertian

Demam typhoid adalah penyakit menular yang bersifat akut,

yang ditandai dengan bakteremia, perubahan pada sistem

retikuloendotelial yang bersifat difus, pembentukan makroabses dan

ulserasi Nodus Peyer di distal ileum (Soegeng, 2002).

Sedangkan menurut Hidayat (2006) thyfus abdominalis adalah

penyakit infeksi yang terjadi pada usus halus yang disebabkan oleh

salmonella thypi, yang dapat ditularkan melalui makanan, mulut atau

minuman yang terkontaminasi oleh kuman salmonella thypi.

Demam typhoid adalah suatu penyakit sistemik bersifat akut

yang disebabkan oleh Salmonella Typhi yang ditandai dengan panas

berkepanjangan, ditopang dengan bakterimia tanpa keterlibatan

struktur endokardial atau endothelial dan invasi bakteri sekaligus

multliplikasi kedalam sel fagosit mononuclear dari hati, limfa, dan

kelenjar usus (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008).

Typhoid adalah suatu penyakit infeksi akut yang biasanya

mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari tujuh

hari, gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran.

Page 12: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

19

2. Anatomi Fisiologi

Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal (mulai dari

mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang

berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat dan

energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang

bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses

tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut,

tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,

rectum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang

terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pancreas, hati dan kandung

empedu.

a. Mulut

Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya

makanan dan air pada manusia. Mulut biasanya terletak dikepala

dan umumnya merupakan bagian awal sistem pencernaan lengkap

yang berakhir di anus.

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan.

Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan

dirasakan oleh organ perasa yang terdapat dipermukaan lidah.

Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan

pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan

lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.

Page 13: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

20

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan

dikunyah oleh gigi belakang (molar, geraham) menjadi bagian-

bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah

akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan

enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya, ludah juga

mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang

memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses

menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

b. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan adalah tabung berotot pada vertebrata yang

dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam

lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan

menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus (dari

bahasa Yunani: oioca, oerio, “membawa” dan ogeryov, phagus,

“memakan”).

Esophagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang

belakang. Esophagus dibagi menjadi 3 bagian:

1) Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)

2) Bagian tengah (campuran dari otot rangka dan otot halus)

Page 14: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

21

3) Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus)

c. Lambung

Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk

seperti kandang keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu:

1) Kardia

2) Fundus

3) Antrum

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan

melalui otot berbentuk cincin (sfinter) yang bisa membuka dan

menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya

kembali lambung ke dalam kerongkongan.

Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang

berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan

enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat

penting :

1) Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh

asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa

menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya

tukak lambung.

Page 15: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

22

2) Asam Klorida (HCL)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam,

yang diperlukan oleh pepsin guna memperoleh protein.

Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai

penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai

bakteri.

3) Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

d. Usus halus (usus kecil)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran

pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar.

Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut usus

zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus

melepaskan lendir yang melumasi isi usus dan air yang membantu

melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna. Dinding usus

juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein,

gula, dan lemak. Otot yang meliputi usus halus meliputi 2 lapisan.

Lapisan luar : terdiri atas serabut-serabut longitudinal yang lebih

tipis dan lapisan dalam : merupakan serabut sirkuler untuk

membantu gerakan peristaltik. Lapisan sub mukosa terdiri atas

jaringan penyambung, sedangkan mukosa bagian dalam tebal,

banyak mengandung pembuluh darah dan kelenjar.

Page 16: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

23

Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu :duodenum,

jejunum, dan ileum.

1) Usus dua belas jari (duodenum)

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari

usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkan

ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari

merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari

bulbo duodenum dan berakhir di ligamentumTreitz.

Usus dua belas jari merupakan organ peritoneal, yang

tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum, pH usus

dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan.

Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari

pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari

bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua

belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari

usus halus. Makanan masuk ke duodenum melalui sfingter

pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika

penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal kepada lambung

untuk berhenti mengalirkan makanan.

2) Usus kosong (jejunum)

Page 17: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

24

Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis

yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, diantara usus

dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada

manusia dewasa panjang seluruh usus halus antar 2-8 meter, 1-

2 meter adalah bagian dari usus kosong. Usus kosong dan usus

penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mucus

terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari

usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas

jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara histologist

pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni

sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk

membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara

makroskopis.

3) Usus penyerapan (ileum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari

usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ini memiliki

panjang sekitar 2-4 meter dan terletak setelah duodenum dan

jejunum, dan dilanjutkan usus buntu. Ileum memiliki pH antara

7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap

vitamin B12 dan garam-garam empedu.

Page 18: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

25

Dinding usus terdiri atas 4 lapisan dasar : lapisan paling

luar (lapisan serosa), dibentuk oleh peritoneum. Peritoneum

mempunyai lapisan visceral dan pariental, dan lapisan yang

terletak antara lapisan ini dinamakan rongga peritoneum.

Nama khusus yang telah diberikan pada lipatan-lipatan

peritoneum, antara lain:

a. Mesentium merupakan lipatan peritoneum yang lebar yang

mengandung jejunum dan ileum dari dinding posterior

abdomen dan memungkinkan usus bergerak leluasa.

Mesentrium menyokong pembuluh darah dari limfe yang

mensuplai usus.

b. Omentum mayus merupakan lapisan ganda peritoneum

yang menggantung dari kurvatura mayor lambung dan

berjalan turun di depan visera abdomen omentum biasanya

mengandung banyak lemak dan kelenjar limfe yang

membantu rongga peritoneum (melindungi) dari infeksi.

c. Omentum minus merupakan lipatan peritoneum yang

terbentang dari kurvatura minor lambung dan bagian atas

duodenum menuju ke hati. Salah satu fungsi penting

peritoneum adalah mencegah pergerakan antara organ-

organ yang berdekatan dengan mensekresi cairan serosa

sebagai pelumas.

Page 19: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

26

3. Etiologi / Predisposisi

Page 20: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

27

Etiologi demam typhoid dan demam paratyphoid adalah

salmonella thypi, salmonella parathypi A, salmonella parathypi B,

salmonella parathypi C. salmonella thyposa merupakan gram negatif

yang bergerak dengan bulu getar, tidak berspora. Mempunyai

sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu antigen O (Ohne

Hauch) yaitu somatic antigen (tidak menyebar), terdiri dari zat

kompleks lipopolisakarida, antigen H (Hauch / menyebar) terdapat

pada flagella, antigen Vi merupakan polisakarida kapsul varilen.

Ketiga jenis antigen tersebut di dalam tubuh manusia akan

menimbulkan pembentukan tiga macam antibodi yang lazim disebut

aglutinin.

Faktor resiko dari thypoid yaitu :

a. Lingkungan

Lingkungan yang kotor akan mengundang berbagai vektor yang

menjadi perantara dari bakteri salmonella dan lingkungan yang

kotor akan memudahkan bakteri ini berkembangbiak dengan baik.

b. Vektor

Binatang-binatang perantara dari salmonella diantaranya adalah

lalat dan kecoa.

c. Kebersihan diri

Page 21: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

28

Jika seseorang yang kurang dalam perawatan diri khususnya cuci

tangan akan memudahkan kuman masuk melalui pencernaan.

4. Patofisiologi

Penyakit thypoid disebabkan oleh kuman salmonella thypi,

salmonella parathypi A, salmonella parathypi B, salmonella parathypi

C, yang masuk kedalam tubuh manusia melalui mulut dengan

makanan dan air yang tercemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh

asam lambung dan terjadi peningkatan produksi asam lambung yang

menimbulkan perasaan yang tidak enak di perut, mual, muntah,

aneroksia dan mengakibatkan terjadinya iritasi mukosa lambung

sebagian lagi masuk ke dalam usus halus sehingga terjadi infeksi yang

merangsang peristaltik usus sehingga menimbulkan diare atau

konstipasi selain itu kuman mencapai jaringan limfoid plague penyeri

diellium terminalis yang mengalami hipertropi.

Di tempat ini terjadi komplikasi perdarahan dan perforasi

intestinal dapat terjadi, kuman salmonella kemudian menembus ke

lamina propia, masuk ke aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe

mesentrial, yang juga mengalami hipertropi. Selanjutnya kuman

salmonella thypi ke aliran darah melalui duktus toracikus kuman

salmonella typhi lain mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus,

salmonella typhi bersarang di plague peyeri, limpa hati, dan bagian-

bagian lain sistem retikuloendotelia.

Page 22: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

29

Endotoksi salmonella typhi membantu terjadinya proses

inflamasi lokal pada jaringan tempat salmonella typhi

berkembangbiak, namun pada typhi disebabkan karena salmonella

typhi dan endotoksinya merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen

oleh leukosit pada jaringan yang meradang dalam perkembangbiakkan

kuman dapat mengakibatkan hipertropi splenomegali terjadi

penekanan pada usus mengakibatkan nyeri (Soegeng, 2002).

5. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinik demam typoid pada anak biasanya lebih

ringan daripada orang dewasa. Masa tunas 10-20 hari. Yang tersingkat

4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui

minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin

ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu,

nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat , nafsu makan kurang.

Menyusul manifestasi klinik yang biasa ditemukan ialah :

a. Demam

Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu,

bersifat febris remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu

pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya

menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam

hari. Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan

Page 23: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

30

demam. Pada minggu ketiga suhu berangsur menurun dan normal

kembali pada akhir minggu ketiga.

b. Gangguan pada saluran pencernaan

Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering

dan pecah-pecah. Lidah tertutup selaput putih kotor, ujung dan

tepinya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen

ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan limpa

membesar disertai nyeri perabaan. Biasanya sering terjadi

konstipasi tetapi juga dapat diare atau normal.

c. Gangguan kesadaran

Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak

berada dalam, yaitu apatis sampai somnolen, jarang sopora koena

atau gelisah (kecuali penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan

pengobatan). Disamping gejala-gejala tersebut mungkin terdapat

gejala lainnya. Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan

roseola, yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam

kapiler kulit yang dapat ditemukan pula bradikardia dan epistaksis

pada anak besar.

6. Penatalaksanaan

Pengobatan demam typoid terdiri atas dua bagian yaitu :

a. Non farmakologi

Page 24: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

31

1) Perawatan

Pasien demam typoid perlu dirawat di rumah sakit

untuk isolasi, observasi dan pengobatan. Pasien harus tirah

baring absolute sampai minimal 7 hari bebas demam atau

kurang lebih selama 14 hari.

Maksud tirah baring adalah untuk mencegah terjadi

komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus. Mobilisasi

pasien dilakukan secara bertahap, sesuai dengan pulihnya

kekuatan pasien.

Pasien dengan kesadaran yang menurun, posisi

tubuhnya harus diubah-ubah pada waktu-waktu tertentu untuk

menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus.

Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan, karena

kadang terjadi obstipasi dan retensi air kemih.

2) Diet

Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan

protein tinggi. Bahan makanan tidak boleh mengandung

banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas.

Susu 2 gelas sehari, dan diberikan makanan lunak. Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat dini,

Page 25: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

32

yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran

dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman.

b. Farmakologi

1) Kloramfenikol

Belum ada obat anti mikroba yang dapat menurunkan

demam lebih cepat dibandingkan dengan kloramfenikol. Dosis

untuk orang dewasa 4x500 mg sehari oral. Dengan

penggunaan kloramfenikol, demam pada demam typoid turun

rata-rata setelah 5 hari.

2) Tiamfenikol

Dosis dan efektivitas tiamfenikol pada demam typoid

sama dengan kloramfenikol komplikasi pada hematologis pada

penggunaan tiamfenikol lebih jarang daripada kloramfenikol.

Dengan tiamfenikol demam pada demam typoid akan turun

sekitar 5-6 hari.

3) Kotrimaksazol (kombinasi dan sulfamitoksasol)

Dosis untuk orang dewasa adalah 2 kali 2 tablet sehari,

digunakan sampai 7 hari bebas demam. Dengan kotrimaksazol

demam pada demam typoid akan turun sekitar 5-6 hari.

Page 26: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

33

4) Ampicillin dan Amoksillin

Indikasi mutlak penggunaannya adalah pasien demam

typoid dengan leokopenia. Dosis yang dianjurkan berkisar

antara 75-150 mg/kg berat badan sehari, digunakan sampai 7

hari bebas demam. Dengan ampicillin dan amoksilin demam

pada demam typoid akan turun sekitar 7-9 hari.

5) Sefalosforin generasi ketiga

Beberapa uji klinis menunjukkan bahwa sefalosforin

generasi ketiga antara lain sefiperazon, seftriakson, dan

cefotaksim. Obat anti mikroba ini sangat efektif untuk demam

typoid, tetapi lama pemberian yang optimal belum diketahui

dengan pasti.

6) Fluorokinolon

Fluorokinolon efektif untuk demam typoid, tetapi dosis

dan lama pemberian yang optimal belum diketahui dengan

pasti.

7. Komplikasi

Komplikasi dapat terjadi :

a. Pada usus halus

1) Perdarahan usus

Page 27: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

34

Bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukan

pemeriksaan tinja dengan benzidin. Jika perdarahan banyak

terjadi milena, dapat disertai nyeri perut dengan tanda-tanda

ranjatan.

2) Perforasi usus

Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelahnya

dan terjadi pada bagian distal ileum. Perforasi yang tidak

disertai peritonitis hanya dapat ditemukan bila terdapat udara

di rongga peritoneum, yaitu pekak hati menghilang dan

terdapat udara diantara hati dan diafragma pada foto rontgen

abdomen yang dibuat dalam mengadakan tegak.

3) Peritonitis

Biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa

perforasi usus. Ditemukan gejala abdomen akut, nyeri perut

yang hebat, dinding abdomen tegang (defense muscular) dan

nyeri tekan.

b. Di luar usus

Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis

(bakterimia), yaitu meningitis, kolesistitis, ensefolopati. Terjadi

karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia.

Page 28: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

35

8. Pengkajian Fokus

a. Pengkajian keluarga

Friedman membagi proses pengkajian keperawatan

keluarga ke dalam tahap-tahap meliputi identifikasi data, tahap dan

riwayat perkembangan, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi

keluarga dan koping keluarga.

b. Riwayat keluarga

Typoid bisa disebabkan karena adanya riwayat keluarga

yang pernah menderita penyakit typoid. Mengingat penularan

salmonella typhi salah satunya adalah pasien dengan carier orang

yang sembuh dari demam typoid dan terus mengekspres salmonella

typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari satu tahun.

c. Karakteristik lingkungan

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap penyebab

terjadinya typoid, yaitu lingkungan yang kotor akan berisiko tinggi

untuk terkena penyakit typoid.µµµ

d. Fungsi perawatan kesehatan

Page 29: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

36

Pada keluarga yang pernah menderita typoid perawatan

kesehatan perlu dilakukan seperti mengatur diitnya yaitu jangan

makan yang keras-keras, padat, dan asam. Pada keluarga jika sakit

dapat periksa ke puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat.

9. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan SGOT dan SGPT

Seringkali meningkat tetapi kembali normal setelah

sembuhnya demam typoid. Kenaikan SGOT dan SGPT ini tidak

memerlukan pembatasan pengobatan.

b. Pemeriksaan leukosit

Pada demam typoid terdapat Leukopenia dan Limfositosis

relatif, tetapi kenyataannya leukopenia tidaklah sering dijumpai.

Pada kebanyakan kasus demam typoid, jumlah leukosit pada

sediaan darah tepi berada dalam batas normal, malahan kadang-

kadang terjadi leukositosis, walaupun tidak ada komplikasi atau

infeksi sekunder.

Leukositosis : peningkatan jumlah leukosit

Leukopenia : penurunan jumlah leukosit

Nilai normal leukosit:

Dewasa : 4500-10000 µL

Page 30: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

37

Anak usia 2 tahun : 6000-17000 µL

Bayi baru lahir : 9000-30000 µ L

c. Biakan darah

Biakan darah positif mematikan demam typoid tetapi

biakan darah negatif tidak menunjukkan demam typoid. Hal ini

disebabkan karena hasil biakan darah bergantung pada beberapa

faktor:

1) Teknik pemeriksaan laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium satu dengan yang nlain

berbeda. Hal ini disebabkan oleh karena perbedaan teknik dan

media biakan yang digunakan karena jumlah kuman yang

berada dalam darah hanya sedikit, yaitu kurang dari 10 kuman

/ ml darah (dewasa 5-10 ml, anak 2-5 ml) dan darah tersebut

harus segera ditanam dalam media biakan sewaktu berada

disisi pasien dan langsung dikirim ke laboratorium. Waktu

pengambilan darah paling baik adalah saat demam tinggi pada

waktu bakteremia berlangsung.

2) Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakit

Pada demam typoid biakan darah terhadap salmonella

typhi terutama positif pada minggu pertama penyakit dan

Page 31: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

38

berkurang pada minggu-minggu berikutnya, pada waktu

kambuh biakan dapat positif lagi.

3) Vaksinasi dimasa lampau

Vaksinasi dimasa lampau menimbulkan antibodi dalam

darah pasien. Antibodi ini dapat menekan bakteremia, hingga

biakan darah mungkin negatif.

4) Pengobatan dengan obat antimikrobia

Bila pasien sebelum biakan darah sudah mendapat obat

anti mikroba pertumbuhan kuman dalam media biakan

terhambat dan hasil biakan mungkin negatif.

5) Kepekaan salmonella typhi terhadap obat antimikrobia

Penelitian di laboratorium kesehatan perum bio farma

menunjukkan bahwa selama 1984-1990 salmonella typhi dan

salmonella paratyphi A masih 100% sensitif terhadap

kloramfenikol 83,3%-100% sensitif terhadap ampisilin dan

97%-100% sensitif terhadap kotrimaksasol.

d. Uji widal

Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antar antigen dan

antibodi (aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella

terdapat dalam serum pasien demam typoid, juga pada orang yang

Page 32: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

39

pernah tertular salmonella dan pada orang yang pernah divaksinasi

terhadap demam typoid, maksud uji widal tersebut adalah untuk

menentukan adanya aglutinin dalam serum pasien yang disangka

menderita typoid. Akibat infeksi salmonella typhi pasien membuat

antibodi (aglutinin), yaitu :

1) Aglutinin O, yang dibuat karena rangsang antigen O (berasal

dari tubuh kuman)

2) Aglutinin H, karena rangsang dari antigen H (berasal dari

flagella kuman)

3) Aglutinin Vi, karena rangsangan dari antigen Vi (berasal dari

simpai kuman).

Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang

ditemukan titernya untuk diagnosis. Makin tinggi titernya, makin

besar kemungkinan pasien menderita demam typoid. Pada infeksi

yang aktif, titer uji widal akan meningkat. Pada pemeriksaan ulang

yang dilakukan selang paling sedikit 5 hari (Ngastiyah, 2005).

Perlu diketahui bahwa ada jenis dari demam typoid yang

mempunyai gejala hampir sama, hanya bedanya demam biasa tidak

terlalu tinggi (lebih ringan) ialah yang terdapat pada paratyphoid

A,B,C untuk menemukan kuman penyebab perlu pemeriksaan

darah seperti pasien typoid.

Page 33: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

40

Interpretasi uji widal

Tidak ada consensus baku mengenai tingginya titer uji

widal yang mempunyai nilai diagnostik yang pasti untuk demam

typoid. Biakan darah positif memastikan demam typoid, tetapi

biakan darah negative tidak menyingkirkan demam typoid.

Peningkatan titer uji widal selama 2 sampai 3 minggu, memastikan

diagnosis demam typoid. Reaksi widal tunggal dengan titer

antibodi O 1/320 atau titer antibodi H 1/640 menyokong diagnosis

demam typoid pada pasien dengan gambaran klinis yang sama.

Page 34: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

41

Page 35: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

42

10. Pathways Keperawatan

air dan Makanan yang mengandung kuman salmonella typhi

mulut

Saluran pencernaan

usus limfoid plague payeri di ileum terminalis

proses infeksi perdarahan dan perforasi intestinal

merangsang peristaltik usus lamina propia

perasaan tidak enak di perut, mual, muntah, anoreksia diare kuman masuk aliran limfe mesentrial

intake tidak adekuat diit rendah serat menuju limfe dan hati

perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan penurunan absorbs pada usus kuman berkembang biak

konstipasi peradangan usus

keterbatasan aktifitas kelemahan fisik jaringan tubuh nyeri tekan

tirah baring lama peradangan gangguan rasa nyaman nyeri

intoleransi aktifitas proses termoregulasi tubuh

demam hipermetabolisme

peningkatan suhu tubuh output berlebihan

devisit volume cairan

Page 36: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

43

11. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d

gangguan absorbsi nutrient, status hipermetabolik, secara medik

masukan dibatasi, takut makan dapat menyebabkan diare ditandai

dengan penurunan berat badan, penurunan lemak, subkutan / massa

otot, tonus otot buruk, bunyi usus hiperaktif, konjungtiva dan

membrane mukosa pucat.

b. Hipertermi b/d peningkatan tingkat metabolisme, penyakit,

dehidrasi, efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada

hipotalamus, perubahan pada regulasi temperature ditandai dengan

peningkatan suhu tubuh yang lebih tinggi dari jangkauan normal,

kulit kemerahan, hangat waktu disentuh, peningkatan pernapasan,

takhikardi.

c. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d hiperperistaltik, diare lama,

iritasi kulit / jaringan, ekskoriasi fisura parirektal, fistula ditandai

dengan laporan nyeri abdomen kolik / kram / nyeri menyebar,

perilaku berhati-hati, gelisah, nyeri wajah, perhatian diri sendiri.

12. Fokus Intervensi dan Rasional

a. Diagnosa keperawatan 1

Page 37: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

44

Resiko kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d

gangguan absorbsi nutrient, status hipermetabolik, secara medik

masukan dibatasi, takut makan dapat menyebabkan diare ditandai

dengan penurunan berat badan, penurunan lemak, subkutan / massa

otot, tonus otot buruk, bunyi usus hiperaktif, konjungtiva dan

membrane mukosa pucat.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan

nutrisi terpenuhi.

Intervensi :

1) Timbang berat badan setiap hari.

Rasional : Memberikan informasi tentang kebutuhan diet /

keefektifan terapi.

2) Dorong tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase sakit

akut.

Rasional : Menurunkan kebutuhan metabolik untuk

mencegah penurunan kalori dan simpanan energi.

3) Anjurkan istirahat sebelum makan.

Rasional : Menenangkan peristaltik, dan meningkatkan rasa

makanan.

Page 38: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

45

4) Berikan kebersihan oral.

Rasional : Mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa

makanan.

5) Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan

menyenangkan, dengan situasi tidak terburu-buru, temani.

Rasional : Lingkungan yang menyenangkan menurunkan

stress dan lebih kondusif untuk makan.

6) Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen,

flatus.

Rasional : Mencegah serangan akut / eksaserbasi gejala.

7) Catat masukan dan perubahan simtomatologi.

Rasional : Memberikan rasa kontrol pada pasien dan

kesempatan untuk memilih makanan yang

diinginkan / dinikmati, dapat meningkatkan

masukan.

8) Dorong pasien untuk menyatakan perasaan masalah mulai

makan diet.

Rasional : Keragu-raguan untuk makan mungkin diakibatkan

Page 39: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

46

oleh takut makanan akan menyebabkan eksaserbasi

gejala.

9) Pertahankan puasa sesuai indikasi.

Rasional : Istirahat menurunkan peristaltik usus dan diare

dimana menyebabkan malabsorbsi / kehilangan

nutrient.

10) Kolaborasi nutrisi parenteral total, terapi IV sesuai indikasi.

Rasional : Program ini mengistirahatkan saluran GI

sementara memberikan nutrisi penuh.

b. Diagnosa keperawatan 2

Hipertermi b/d peningkatan tingkat metabolisme, penyakit,

dehidrasi, efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada

hipotalamus, perubahan pada regulasi temperature ditandai dengan

peningkatan suhu tubuh yang lebih tinggi dari jangkauan normal,

kulit kemerahan, hangat waktu disentuh, peningkatan pernapasan,

takhikardi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan suhu

tubuh dalam batas normal.

Intervensi :

Page 40: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

47

1) Pantau suhu pasien (derajat dan pola) perhatikan mengigil.

Rasional : Suhu 38,9 – 41,1 C menunjukkan proses

penyakit infeksi akut. Pola demam dapat membantu dalam

diagnosis, missal kurva demam lanjut berakhir lebih dari 24

jam menunjukkan pneumonia pnemokokal, demam scarlet atau

typoid.

2) Pantau suhu lingkungan, batasi / tambah linen tempat tidur,

sesuai indikasi.

Rasional : Suhu lingkungan / jumlah selimut harus diubah

untuk mempertahankan suhu mendekati normal.

3) Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alcohol.

Rasional : Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan

alkohol atau air es mungkin menyebabkan peningkatan suhu

secara aktual, selain itu alkohol dapat mengeringkan kulit.

4) Kolaborasi pemberian antipiuretik.

Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam untuk aksi

sentralnya pada hipotalamus. Meskipun demam

mungkin dapat berguna dalam membatasi

Page 41: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

48

pertumbuhan organisme, dan meningkatkan

autodestruksi dari sel-sel yang terinfeksi.

5) Berikan selimut dingin.

Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam umumnya

lebih besar dari 39,5 – 40 C pada waktu terjadi kerusakan /

gangguan pada otak.

c. Diagnosa keperawatan 3

Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d hiperperistaltik, diare lama,

iritasi kulit / jaringan, ekskoriasi fisura parirektal, fistula ditandai

dengan laporan nyeri abdomen kolik / kram / nyeri menyebar,

perilaku berhati-hati, gelisah, nyeri wajah, perhatian diri sendiri.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa

nyaman terpenuhi.

Intervensi :

1) Dorong pasien untuk melaporkan nyeri.

Rasional : Mencoba untuk mentoleransi nyeri, daripada

meminta analgetik.

2) Kaji laporan kram abdomen atau nyeri, catat lokasi, lamanya,

intensitas (skala 0-10). Selidiki dan laporan perubahan

karakteristik nyeri.

Page 42: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

49

Rasional : Nyeri kolik hilang timbul pada penyakit crohn.

Nyeri sebelum defekasi sering terjadi pada KU

dengan tiba-tiba, dimana dapat berat dan terus-

menerus, perubahan pada karakteristik nyeri

dapat menunjukkan penyebaran penyakit /

terjadinya komplikasi.

3) Catat petunjuk non verbal, gelisah, menolak untuk bergerak,

berhati-hati dengan abdomen, menarik diri, dan depresi.

Selidiki perbedaan petunjuk verbal dan non verbal.

Rasional : Bahasa tubuh / petunjuk non verbal dapat secara

psikologis dan fisilogis dan dapat digunakan pada

hubungan petunjuk verbal untuk mengidentifikasi

luas / beratnya masalah.

4) Kaji ulang faktor-faktor yang meningkatkan atau

menghilangkan nyeri.

Rasional : Dapat menunjukkan dengan tepat pencetus dan

faktor pemberat seperti stress, tidak toleran

terhadap makanan atau mengidentifikasi

terjadinya komplikasi.

5) Izinkan pasien untuk memulai posisi yang nyaman, misalnya

lutut fleksi.

Page 43: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sitimaryam... · ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

50

Rasional : Menurunkan tegangan abdomen dan

meningkatkan rasa kontrol.

6) Berikan tindakan nyaman (missal : pijatan punggung, ubah

posisi) dan aktivitas senggang.

Rasional : Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali

perhatian dan meningkatkan kemampuan koping.

7) Bersihkan area rectal dengan sabun ringan dan air / lap setelah

defekasi dan memberikan perawatan kulit, misalnya salep, jel /

jeli minyak.

Rasional : Supaya tidak terjadi lecet pada area rectal dan

membuat klien nyaman.