290
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan adalah proses sepanjang hayat dari perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan semua komitmen manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk Tuhan. Aktivitas pendidikan dapat berlangsung dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Peserta didik membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha menggali dan mengembangkan potensi dirinya di sekolah dengan penerapan metode pengajaran atau dengan cara lain yang dapat diterapkan pada sekolah yang disesuaikan dengan sistem pendidikan nasional. Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapai tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan adalah proses sepanjang hayat dari perwujudan

pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

dalam rangka pemenuhan semua komitmen manusia sebagai makhluk

individu, makhluk sosial dan makhluk Tuhan. Aktivitas pendidikan dapat

berlangsung dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Peserta didik

membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha menggali

dan mengembangkan potensi dirinya di sekolah dengan penerapan metode

pengajaran atau dengan cara lain yang dapat diterapkan pada sekolah yang

disesuaikan dengan sistem pendidikan nasional.

Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sistem pendidikan nasional

harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan

mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapai

tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan global

sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah,

dan berkesinambungan.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

2

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dimiliki bermanfaat bagi

masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan hal tersebut bahwa pendidikan

merupakan faktor penting dalam hal menentukan terhadap kualitas kehidupan

sumber daya manusia pada suatu negara. Apabila dalam sebuah negara itu

memiliki kualitas pendidikan yang baik maka idealnya negara tersebut

memiliki sumber daya manusia yang berkualitas pula.

Kenyataannya peserta didik sebagai manusia memiliki perbedaan dalam

hal kemampuan, bakat, minat, motivasi, watak, ketahanan, semangat dan

sebagainya. Ada peserta didik yang lebih unggul pada semua ciri tersebut tapi

ada juga peserta didik lemah pada salah satu ciri yang telah disebutkan.

Keadaan tersebut dapat membatasi kelangsungan pembelajaran dan hasil

pendidikan. Untuk itu peran seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar

harus mampu mengembangkan perubahan tingkah laku pada peserta didik.

Perubahan tingkah laku tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. Dapat

dipahami bahwa tujuan pendidikan digunakan sebagai dasar untuk

merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan tersebut terdiri dari aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu dalam mengajar pada bidang studi

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

3

apapun, guru harus berupaya mengembangkan pengetahuan, keterampilan,

nilai dan sikap peserta didik, sebab ketiga aspek tersebut merupakan

pembentuk kepribadian individu.

Pembelajaran IPS memerlukan suatu metode yang tepat supaya konsep-

konsep yang ada, dapat dipahami oleh peserta didik secara maksimal, selain

itu tidak dapat dilupakan yaitu membentuk kepribadian. Oleh karena itu guru

harus dapat memilih metode yang sesuai dengan pokok bahasan yang

disampaikan dan mempunyai cara-cara yang menarik sehingga peserta didik

merasa senang terhadap pembelajaran IPS.

Pembelajaran sangat erat kaitannya dengan penggunaan otak sebagai

pusat aktivitas mental mulai dari pengambilan, pemrosesan, hingga

penyimpulan informasi. Untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran, maka

proses pembelajaran harus menggunakan pendekatan keseluruhan otak. Fakta

yang harus disadari, bahwa dunia pembelajaran bagi anak saat ini dipenuhi

dengan informasi yang up to date setiap saat. Ketidak mampuan memproses

informasi secara optimal ditengah arus informasi menyebabkan banyak

peserta didik yang mengalami hambatan dalam belajar.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di SMP N 4

Wonosari diperoleh gambaran kegiatan pembelajaran IPS di kelas VIII C

ditemukan masalah-masalah dalam pembelajaran antara lain tingkat

kreativitas dan pemahaman peserta didik rendah, masih terdapat peserta didik

yang berbicara dengan temannya daripada memperhatikan guru yang sedang

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

4

menjelaskan materi, guru dalam menyampaiakan materi sudah menggunakan

modifikasi metode namun belum optimal.

Kreativitas peserta didik rendah dapat dilihat antara lain ketika guru

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan

berpendapat, hanya ada dua peserta didik yang bertanya dan memberikan

pendapat, sebagian besar peserta didik tidak mengerjakan latihan soal yang

diberikan guru, bahkan tidak sedikit pula bahwa peserta didik membuat

catatan dengan cara menyalin langsung seluruh informasi yang tersaji pada

buku ataupun penjelasan lisan yang disampaikan guru. Hal ini mengakibatkan

hubungan antar ide maupun informasi menjadi sangat terbatas dan spesifik,

berujung pada minimnya kreativitas yang dapat dikembangkan setelahnya.

Tingkat pemahaman peserta didik yang rendah dapat diperoleh dari

nilai yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

diharapkan yaitu nilai 70. Berdasarkan data nilai UAS Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial Semester 1 dari 32 peserta didik pada kelas VIII C

menunjukkan 7 peserta didik mendapat nilai di atas KKM dan 25 peserta didik

mendapat nilai di bawah KKM (data terlampir). Berdasarkan data tersebut

dapat disimpulkan bahwa masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai

di bawah KKM. Peserta didik yang belum mencapai KKM perlu mengikuti

kegiatan remidi. kegiatan remidi mengindikasikan pemahaman peserta didik

terhadap materi masih rendah dan pembelajaran dalam kelas tersebut

dikatakan belum tuntas. Peneliti belum menjumpai adanya upaya

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

5

meningkatkan kreativitas dan pemahaman dalam pembelajaran IPS. Untuk itu

dibutuhkan suatu metode untuk membantu otak berpikir secara teratur

sehingga kreativitas dan pemahaman dapat tercipta pada peserta didik.

Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas, maka diperlukan

inovasi pembelajaran berbeda diantaranya yaitu dengan metode peta pikiran

atau mind mapping untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi peserta

didik. Peserta didik tidak perlu fokus untuk mencatat tulisan yang ada dipapan

tulis secara keseluruhan, peserta didik hanya mengetahui inti masalah,

kemudian membuat peta pikirannya masing-masing dengan kreativitasnya

sendiri. Salah satu bentuk metode pembelajaran yang dapat dijadikan solusi

untuk meningkatkan kreativitas dan pemahaman pada peserta didik yang

belum dikembangkan di SMP N 4 Wonosari adalah metode pembelajaran

mind mapping.

Mind mapping adalah salah satu metode yang memudahkan dalam hal

menyerap dan mengeluarkan informasi dari dalam otak peserta didik. Hasil

dari mind mapping yaitu mind map. Mind map menggunakan warna yang

memiliki struktur alami yang memancar dari pusat, menggunakan garis

lengkung, simbol, kata dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian yang

sederhana, mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja otak. Secara harfiah

mind map akan memetakan pikiran-pikiran. Dengan membuat sendiri mind

map, peserta didik melihat pembelajaran IPS itu lebih jelas, dan mempelajari

materi dalam pembelajaran IPS lebih bermakna. Peserta didik lebih mudah

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

6

belajar dengan catatannya sendiri yang menggunakan bentuk huruf yang

dimiliki dan ditambah dengan pemberian warna yang berbeda disetiap catatan.

Metode mind mapping diharapkan dapat membantu guru melakukan

pembelajaran yang relatif mudah dipahami peserta didik, sehingga

pembelajaran dapat berlangsung dalam situasi yang menyenangkan dan dapat

menumbuhkan kreativitas peserta didik. Kenyataannya catatan yang baik dan

efektif membantu peserta didik dalam hal mengingat detail-detail tentang

point-point kunci, memahami konsep-konsep utama dan melihat kaitannya.

Metode mind mapping membantu peserta didik untuk mengingat perkataan

dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu

mengorganisasi materi, memberikan wawasan serta menumbuhkan kreativitas

peserta didik.

Kreativitas peserta didik dalam pembelajaran dapat dilihat pada

interaksi dan komunikasi yang terjalin antar peserta didik dalam pelaksanaan

metode mind mapping. Mind mapping menggunakan pengingat-pengingat

visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang digunakan untuk

belajar mengorganisasikan dan merencanakan. Mind mapping membangkitkan

ide-ide orisinal dan memicu peningkatan pemahaman. Metode mind mapping

merupakan metode yang mengaktifkan kedua belahan otak. Guru memberikan

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan gagasan

dalam membuat mind mapping sehingga akan mempermudah dalam

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

7

pemahaman dalam pembelajaran. Peran peserta didik dalam pembelajaran

akan lebih optimal dalam menerapkan metode mind mapping ini.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian tindakan kelas dengan

menggunakan metode mind mapping dalam pembelajaran IPS diharapkan

dapat meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Oleh karena itu

penelitian ini berjudul “Penerapan Metode Mind Mapping Sebagai Upaya

untuk Meningkatkan Kreativitas dan Pemahaman Peserta Didik dalam

Pembelajaran IPS Kelas VIII C SMP N 4 Wonosari”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka

dapat teridentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1.

2.

Guru dalam menyampaiakan materi sudah menggunakan modifikasi

metode namun belum optimal.

3.

Peserta didik membuat catatan dengan cara menyalin langsung seluruh

informasi yang tersaji pada buku ataupun penjelasan lisan.

4.

Masih terdapat peserta didik yang melakukan pembicaraan dengan

temannya daripada memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi.

5.

Tingkat kreativitas peserta didik dalam pembelajaran IPS masih rendah.

Tingkat pemahaman peserta didik dalam pembelajaran IPS masih rendah.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

8

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya permasalahan yang teridentifikasi, maka

permasalahan dibatasi pada masih rendahnya tingkat kreativitas dan

pemahaman peserta didik dalam pembelajaran IPS. Ada bebagai metode yang

dapat digunakan antara lain dengan metode jigsaw, diskusi kelompok,

simulasi dan mind mapping. Namun yang paling tepat diterapkan pada kelas

VIII C yaitu metode mind mapping. Menurut Yovan P.Putra (2008: 255-256)

metode mind mapping memiliki kelebihan antara lain memangkas waktu

belajar dengan mengubah pola pencatatan linear yang memakan waktu

menjadi pencatatan efektif yang sekaligus langsung dapat dipahami oleh

peserta didik, mampu meningkatkan kreativitas serta dapat mengakomodir

berbagai sudut pandang yang berbeda dari individu dalam kelompok.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1.

2.

Seberapa besar peningkatan kreativitas peserta didik melalui penerapan

metode mind mapping dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP N 4

Wonosari?

Seberapa besar peningkatan pemahaman peserta didik melalui penerapan

metode mind mapping dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP N 4

Wonosari?

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

9

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini, maka

tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui:

1.

2.

Peningkatan kreativitas peserta didik dengan menggunakan metode mind

mapping dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP N 4 Wonosari.

Peningkatan pemahaman peserta didik dengan menggunakan metode mind

mapping dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP N 4 Wonosari.

F. Manfaat Penelitian

Penelitiaan ini dapat diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1.

a.

Manfaat Teoritis

b.

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam

pembelajaran IPS terutama dalam peningkatan kreativitas dan

pemahaman melalui metode pembelajaran mind mapping.

2.

Membentuk kemampuan untuk memahami hakekat dan proses

penyusunan penelitian ilmiah.

a.

Manfaat Praktis

1)

Bagi Guru :

Menambah referensi guru mengenai metode pembelajaran

khususnya mind mapping untuk diterapkan dalam pembelajaran

IPS di kelas.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

10

2)

b.

Dapat memberikan masukan dalam menerapkan metode mind

mapping yang sesuai dengan kondisi peserta didik.

1)

Bagi Peserta Didik:

2)

Membantu peserta didik dalam mengembangkan kreativitas.

3)

Menambahkan pengalaman belajar IPS yang lebih bisa membantu

dalam hal peningkatan pemahaman materi IPS.

c.

Membantu dalam proses mendapatkan nilai-nilai sosial yang

berguna bagi kehidupan.

Bagi Peneliti: Menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan

dibidang penelitian sebagai persiapan menjadi seorang pendidik

dimasa mendatang.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1.

a.

Hakekat Pembelajaran IPS

Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan sesuatu yang dirancang dengan sengaja

yang bersifat eksternal untuk mendukung terjadinya proses belajar

mengajar internal dalam diri individu. Pengertian pembelajaran tersebut

sejalan dengan Sugihartono (2007: 81), menjelaskan bahwa

pembelajaran adalah merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan

sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan,

mengorganisir dan menciptakan sistem lingkungan belajar dengan

berbagai metode sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan

belajar mengajar secara efektif dan efisien serta hasil yang optimal.

Selanjutnya Riyanto (2002: 57) berpendapat bahwa pembelajaran

adalah suatu proses eksperimentasi. Selalu harus ada yang dipelajari

karena adanya pengalaman-pengalaman baru. Sedangkan pengertian

pembelajaran menurut Syaiful Sagala (2006: 61), pembelajaran adalah

membelajarkan peserta didik dengan menggunakan asas pendidikan

maupun teori belajar, hal tersebut merupakan penentu utama

keberhasilan pendidikan. Menurut Syaiful Sagala (2006: 68)

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

12

menyatakan bahwa pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam

memilih kegiatan pembelajaran, hal tersebut dibuat karena adanya

kebutuhan untuk menyakinkan yang pertama yaitu adanya alasan untuk

belajar, yang kedua yaitu peserta didik belum mengetahui apa yang

akan diajarkan, oleh karena itu guru menetapkan hasil-hasil belajar dan

tujuan yang akan dicapai.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah usaha yang dilakukan pendidik membelajarkan

peserta didik dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori

belajar untuk menyampaikan materi dalam proses belajar mengajar

dengan bantuan metode mengajar dengan hasil yang maksimal.

b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran

yang memadukan dari disiplin ilmu sosial dan humaniora. Tersaji

secara sistematis dan terkoordinasi yang menggambarkan atas ilmu-

ilmu yang terkandung di dalamnya. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

salah satunya yaitu menjadikan peserta didik menjadi warga negara

yang baik.

Pernyataan di atas selaras dengan pendapat Trianto (2010: 171)

yang menyatakan bahwa IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang

ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

13

hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar

realitas dan fenomena sosial yang diwujudkan satu pendekatan

interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial. IPS

merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi

materi cabang-cabang ilmu sosial.

IPS menurut Supardi (2011: 182), menjelaskan bahwa Ilmu

Pengetahuan Sosial dikenal dengan sebutan studi sosial, menurut

National Council for Sosial Studies (NCSS) adalah:

“Sosial studies are the intergrated study of the sosial sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, sosial studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and the natural sciences.”

Definisi yang diberikan oleh NCSS menyebutkan bahwa IPS

merupakan kajian terintegrasi dari ilmu sosial dan humaniora untuk

mengembangkan kemampuan sebagai warga negara. Melalui program

yang diberikan di sekolah, IPS merupakan perpaduan yang sistematis

dari disiplin ilmu antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah,

hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama dan sosiologi, seperti

keserasian isi humaniora, matematika dan ilmu alam.

Terkait dengan pengertian di atas dapat dijelaskan pula bahwa IPS

merupakan mata pelajaran yang dirumuskan atas dasar realitas dan

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

14

fenomena sosial yang diorganisasikan dengan satu pendekatan

interdisipliner, multidisipliner dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora

(sosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, politik, hukum, budaya,

psikologi sosial, ekologi).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS

merupakan mata pelajaran yang terintegrasi dari berbagai cabang ilmu-

ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,

dan budaya yang bertujuan membahas masalah sosial atau

kemasyarakatan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pendidikan.

c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada tingkat

pendidikan dasar dan menengah. Materi yang terkandung di dalamnya

yang merupakan suatu penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial dan

menekankan pada keterampilan peserta didik dalam memecahkan

masalah yang ada pada lingkup sendiri maupun lingkup yang sangat

kompleks.

Menurut Udin Saripudin Winataputra (1989: 16) menyatakan

bahwa IPS memiliki tiga dimensi yaitu hakikat nilai, hakikat realitas

sosial, dan hakikat pengetahuan. Hakikat nilai berarti IPS menanamkan

pengertian tentang nilai-nilai yang berlaku di masyarakat pada daerah

atau negara. Hakikat realitas sosial berarti bahwa IPS membahas

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

15

pengertian tentang kondisi sosial suatu masyarakat yang sesungguhnya.

Hakikat pengetahuan berarti bahwa IPS mengajarkan pengetahuan

kepada peserta didik agar dapat bermanfaat dalam kehidupan

masyarakat. Berdasarkan hakikat IPS tersebut, maka penerapan mata

pelajaran IPS secara khusus dapat dirinci sebagai berikut: sesuai dengan

tujuan pendidikan nasional, tujuan kelembagaaan sekolah, memenuhi

karakteristik pelajar, sesuai dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan

setempat serta berisikan aspek penalaran, sikap, nilai serta

keterampilan.

1)

Untuk perincian lebih lanjut Udin Saripudin Winataputra (1989:

18) menjabarkan tujuan pengajaran ilmu pengetahuan sosial sebagai

berikut:

a)

Pengetahuan dasar atau basic knowledge, meliputi:

b)

Konsep dasar atau basic conceps yakni pengertian yang memiliki

abstraksi yang sangat tinggi.

c)

Ide utama atau main ideas yang melukiskan suatu generalisasi.

2)

Fakta yang spesifik atau spesific fact seperti data statistik

penduduk.

Proses berpikir

a)

Proses berpikir meliputi:

Proses pembentukan konsep atau concept formation.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

16

b)

c)

Pengembangan generalisasi secara induktif dimana peserta didik

menganalisis dan menginterprestasikan data.

3)

Penerapan prinsip-prinsip, yakni bagaimana peserta didik

memperoleh pengetahuan seperti fakta dan generalisasi.

Sikap, perasaan dan kepekaan

a)

Sikap, perasaan dan kepekaan meliputi:

b)

Kemampuan untuk mengidentifikasi diri dengan orang yang

memiliki perbedaan kebudayaan.

c)

Kemampuan dalam membentuk pendapat sendiri.

d)

Keterbukaan pikiran.

4)

Kesiapan menerima perubahan.

Keterampilan

a)

Keterampilan tersebut meliputi:

b)

Keterampilan yang bersifat akademis.

Kemampuan untuk bekerja sama.

Menurut Hamid Hasan (1996: 104) ada dua cara dalam melihat

ruang lingkup tujuan pendidikan IPS. Ruang lingkup pertama adalah

berdasarkan materi kajian. Cara kedua adalah dengan melihat dampak

dari suatu kegiatan belajar IPS. Melalui cara pertama dikenal adanya

ruang lingkup yang berkembang dari lingkungan yang dekat dengan

kehidupan peserta didik sampai dengan kehidupan yang sangat jauh

berada di luar lingkungan fisik keberadaan peserta didik. Cara kedua

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

17

atau yang berdasarkan dampak menghasilkan adanya tujuan yang

dinamakan sebagai tujuan pengajaran dan tujuan pengayaan.

Tujuan pengajaran adalah tujuan yang akan dicapai dengan

melakukan kegiatan dan pembahasan materi tertentu. Tujuan ini akan

dihasilkan melalui kegiatan yang dirancang oleh pendidik. Tujuan

pengayaan adalah hasil positif dari aktivitas yang dilakukan oleh

peserta didik. Tujuan pengayaan ini dapat dihasilkan melalui

pemahaman peserta didik maupun dalam berbagai aktivitas untuk

memahami materi kajian. Menurut Supardi (2011: 185) tujuan IPS

adalah untuk mengembangkan peserta didik agar peka terhadap masalah

sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif

terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil

mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa

dirinya sendiri maupun menimpa masyarakat.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standart Isi, dijelaskan bahwa jenjang

SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah,

sosiologi, dan ekonomi. Melalui pembelajaran IPS diberikan di sekolah,

memiliki tujuan untuk mempersiapkan anak didik menjadi warga

negara yang baik berdasarkan pancasila dan UUD 1945, dengan menitik

beratkan pada pengembangan individu yang dapat memahami masalah-

masalah yang berada dalam lingkungannya, baik yang berasal dari

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

18

lingkungan sosial yang membahas interaksi antar manusia, dan

lingkungan alam yang membahas interaksi antar manusia dan

lingkungannya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota

masyarakat, selain itu dapat berpikir kritis dan kreatif, dan dapat

melanjutkan serta mengembangkan nilai-nilai budaya bangsa.

Dapat disimpulkan bahwa setelah memahami materi IPS yang

diajarkan sesuai dengan tujuan IPS maka harapannya peserta didik

memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang positif bagi calon

warga negara dan warga masyarakat demokratis dan pada gilirannya

mampu mengambil keputusan mengenai hak dan kewajibannya sebagai

pribadi dan warga masyarakat. Pada akhirnya tujuan IPS benar-benar

dapat teraplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.

d. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial

Setiap mata pelajaran tentu memiliki karakteristik yang

membedakan dari mata pelajaran yang lain. Demikian pula mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP. Terkait dengan

pengertian dan tujuan IPS, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Sisdiknas, pasal 37 menjelaskan beberapa karakteristik Ilmu

Pengetahuan Sosial itu, antara lain:

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

19

1)

Karakteristik IPS menurut sifat dan statusnya dapat dirinci sebagai

berikut:

Menurut sifat dan statusnya

a) IPS merupakan mata pelajaran yang terutama diberikan di tingkat

sekolah.

b) IPS merupakan bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum

pendidikan dasar dan menengah.

2)

Menurut materinya, ruang lingkup materi IPS meliputi:

Menurut materinya

a) Materi kajian IPS merupakan perpaduan atau integrasi dari

berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, sehingga akan

lebih bermakana dan konstektual apabila materi IPS didesain

secara terpadu.

b) Materi IPS juga terkait dengan masalah-masalah sosial

kemasyarakatan dan kebangsaan, seiring dengan perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi serta tuntutan dunia global.

c) Jenis materi IPS dapat berupa fakta, konsep dan generalisasi,

terkait juga dengan aspek kognitif, psikomotorik dan nilai-nilai

spiritual.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

20

3)

Tujuan IPS dapat dirinci sebagai berikut:

Menurut tujuannya

a)

b)

Memberikan pengetahuan untuk menjadikan peserta didik sebagai

warga negara yang baik, sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan,

sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga bangsa, bersifat

demokratis dan bertanggung jawab, memiliki identitas dan

kebangsaan nasional. Untuk itu peserta didik perlu dibekali

pengetahuan dan nilai yang bersumber dari ilmu-ilmu sosial dan

humaniora serta masalah sosial kemasyarakatan dan kebangsaan.

c)

Mengembangkan kemampuan belajar berpikir kritis dan inkuiri

untuk dapat memahami, mengidentifikasi, menganalisis dan

kemudian memiliki keterampilan sosial untuk ikut berpartisipasi

dalam memecahkan masalah-masalah sosial.

d)

Melatih belajar mandiri, disamping berlatih untuk membangun

kebersamaan, melalui program-program pembelajaran yang

kreatif dan inovatif.

Mengembangkan kecerdasan, kebiasaan dan keterampilan sosial.

Melalui pembelajaran IPS, diharapkan peserta didik memiliki

kecerdasan dan keterampilan dalam berbagai hal yang terkait

dengan kehidupan sosial kemasyarakatan. Menumbuhkan rasa

senang terhadap setiap aktivitas sosial, sehingga melahirkan

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

21

kebiasaan sosial yang sesuai dengan nilai, norma dan ketentuan

yang ada.

e)

f)

Pembelajaran IPS juga diharapkan dapat melatih peserta didik

untuk menghayati nilai-nilai hidup yang baik dan terpuji termasuk

moral, kejujuran, keadilan, dan lain-lain sehingga memiliki

akhlak mulia.

Mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat

dan lingkungan.

e. Manfaat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

1)

Setiap mata pelajaran mempunyai manfaat yang mempunyai

kaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai, dalam hal ini pula mata

pelajaran IPS. Beberapa manfaat yang didapat dari pembelajaran IPS

adalah:

Mengembangkan Aspek Kognitif

Menurut Djodjo Suradisastra, dkk (1991: 7) mengatakan bahwa

ranah kognitif dalam IPS menyangkut hal-hal tentang manusia dan

dunianya dapat dinalar agar mampu dijadikan sebagai alat

pengambilan keputusan yang rasional dan tepat. Jadi bahan kajian

IPS bukanlah hal yang bersifat hafalan belaka namun mendorong

daya nalar yang kreatif yang membuat peserta didik mampu untuk

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

22

mengambil sebuah konsep dari suatu kejadian yang terjadi dalam

lingkungan sekitar.

2) Mengembangkan Aspek Afektif

3)

Menurut Djodjo Suradisastra, dkk (1991: 7) mengatakan aspek

afektif didapat apabila pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh

peserta didik dapat mendorong tindakan yang berdasarkan nalar,

sehingga dapat dijadikan alat untuk berkiprah, dan mendorong

semangat ilmiah dan imajinasi.

Mengembangkan Aspek Psikomotor

Menurut Djodjo Suradisastra dkk, (1991: 8). Aspek psikomotor

dapat diraih dalam pengajaran IPS dengan memberikan keterampilan

yang dapat dipakai untuk menangani gejala-gejala sosial dengan

memberikan fakta, konsep, generalisasi dan selanjutnya prinsip,

penjelasan dan teori kepada peserta didik. Keterampilan yang

diberikan kepada peserta didik diharapkan berguna dalam

pengambilan keputusan dalam partisipasi kehidupan nyata.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS mempunyai tiga

manfaat yaitu mengembangkan aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik, maka guru dalam menyiapkan isi materi pelajaran yang

sebaik mungkin dengan mengenali sumber bahan pelajaran, memilih

bahan pembelajaran yang sesuai dan siap disajikan dalam proses belajar

mengajar. Ciri utama pengetahuan sosial terletak pada perilaku manusia

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

23

mulai dari menekankan pengetahuan, nilai, sikap, keterampilan sosial

dan kenegaraan dalam kehidupan masyarakat bangsa dan negara

Indonesia.

f. Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Materi ilmu pengetahuan sosial yang dikembangkan menyangkut

masalah sosial dengan kompetensi yang telah digariskan dalam

kurikulum. Beberapa strategi pembelajaran dapat digunakan untuk

menyajikan materi pokok IPS. Pembelajaran IPS yang berorientasi pada

disiplin ilmu dapat mengintegrasikan Kompetensi Dasar yang ada

dalam Standar Isi melalui model pembelajaran IPS terpadu.

Menurut Supardi (2011: 182) materi kajian IPS merupakan

perpaduan atau integrasi dari berbagai cabang-cabang ilmu-ilmu sosial

dan humaniora, sehingga akan lebih bermakna dan konstektual apabila

materi IPS didesain secara terpadu. Jenis materi IPS dapat berupa fakta,

konsep yang terkait dengan aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

1) Model Integrated

Menurut Supardi (2011: 196) terdapat beberapa model

keterpaduan dalam pembelajaran IPS antara lain:

Model integrated menggunakan pendekatan antar bidang keilmuan

yang konsepnya saling tumpang tindih (overlap). Dalam model ini

konsep, tema atau topik dapat dikembangkan berdasarkan a) isu atau

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

24

peristiwa yang aktual di masyarakat, b) potensi utama yang ada di

suatu tempat, c) permasalahan yang ada di masyarakat, d) karakter.

Dalam model ini, SK dan KD dari berbagai bidang ilmu sosial yang

memiliki kesamaan dapat diangkat sebagai konsep atau tema sentral.

Keterpaduan dalam IPS dengan menggunakan model integrated

dapat digambarkan seperti gambar 1.

SK/KD/ SK/KD/ Materi Materi Sejarah Ekonomi Tema

SK/KD/ SK/KD Materi Materi Geografi Sosiologi

Gambar 1. Model Integrated dalam Pembelajaran IPS

2) Model Connected/Correlated

Model connected merupakan keterkaitan yang berangkat dari satu SK,

KD dan materi kemudian dicari hubungan dengan SK, KD dan materi

yang lain. Pembelajaran terpadu model connected dilakukan dengan

mengaitkan satu KD/KD/materi kemudian dicari hubungan dengan

SK/KD/materi yang lain. Keterpaduan IPS dengan menggunakan

model connected dapat digambarkan seperti gambar 2.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

25

Gambar 2. Model Connected dalam Pembelajaran IPS

Melihat dua pendekatan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di

atas, maka penelitian ini menggunakan model connected dalam

pembelajaran IPS. Penelitian ini mengaitkan antara SK: 2. Memahami

proses kebangkitan nasional, KD: 2.1 Menjelaskan proses

perkembangan kolonialisme dan imperalisme barat serta pengaruh yang

ditimbulkan di berbagai daerah, dan SK: 7. Memahami kegiatan

perekonomian Indonesia, KD: 7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam

perekonomian nasional.

2.

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran Mind Mapping

Kegiatan belajar yang dilakukan dalam menyampaikan materi

pelajaran diperlukan sebuah metode untuk menyampaikannya. Metode

pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses

SK/KD/Materi Geografi

SK,KD,Materi Geografi

SK/KD/Materi

Ekonomi

SK/KD/Materi Sosiologi

SK/KD/Materi Sejarah

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

26

belajar mengajar, maka dengan metode pembelajaran yang sesuai

peserta didik akan bersemangat dan suasana kelas akan lebih hidup,

sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat maksimal.

Menurut Sugihartono (2007: 81) menyatakakan metode

pembelajaran berarti cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran

sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Dalam pembelajaran

terdapat beragam jenis metode pembelajaran. Masing-masing metode

memiliki kelebihan dan kelemahan. Guru dapat memilih metode yang

dipandang tepat dalam kegiatan pembelajarannya. Hal tersebut selaras

dengan yang diungkapkan oleh Djamarah (2002: 85) dalam pemilihan

metode merupakan hal yang sangat penting perlu diperhatikan karena

metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan

memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai

tujuan pembelajaran.

1) Metode Ceramah

Menurut Hamzah B.Uno (2011: 97) berbagai macam metode

telah banyak diciptakan dan dipergunakan dalam proses pembelajaran

diantaranya yaitu:

Metode pembelajaran melalui ceramah adalah metode yang

menghendaki peserta didik harus mendapat informasi yang sama

dalam jumlah peserta didik yang banyak. Kegiatan pembelajaran

yang menekankan pada penyampaian informasi secara verbal dan

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

27

cenderung searah (guru kepada peserta didik) dan menggunakan

teknologi rendah.

2) Metode Simulasi

Metode simulasi adalah metode pembelajaran yang sengaja

dirancang untuk bertindak atau mencoba suatu kondisi yang

sebenarnya akan terjadi atau dilakukan. Biasanya dalam kegiatan

pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mencoba dan

melakukan sesuatu pada situasi yang dikondisikan.

3) Metode Jigsaw

Metode pembelajaran jigsaw adalah metode yang menghendaki

peserta didik belajar melalui kelompok. Metode ini mendorong

kerjasama dalam kelompok. Setiap anggota kelompok memahami

dan mendalami sesuatu, kemudian digabung menjadi satu dengan

anggota-anggota kelompok lain untuk memperoleh suatu

pemahaman yang utuh.

Selain tiga metode di atas, Sugiyanto (2010: 104) salah satu

metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran yaitu:

4) Mind Mapping

Mind mapping metode ini dikembangkan oleh Tony Buzan yang

didasarkan pada bekerjanya otak. Otak mengingat informasi dalam

bentuk gambar, simbol, bentuk-bentuk dan perasaan. Otak

menyimpan informasi dengan pola dan asosiasi seperti pohon

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

28

dengan cabang dan rantingnya. Dengan demikian proses menyajikan

dan menangkap isi pelajaran dalam peta pikiran mendekati operasi

alamiah dalam berpikir.

Keberhasilan pembelajaran IPS diukur dari keberhasilan peserta

didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut dan dipengaruhi

beberapa faktor antara lain: faktor guru, faktor materi pelajaran, faktor

lingkungan, faktor metode pengajaran, dan faktor lainnya termasuk

peserta didik itu sendiri. Keberhasilan tersebut dapat diamati dari

beberapa sisi banyaknya soal yang mampu dikerjakan dengan benar,

maka tingginya pemahaman dan penguasaan peserta didik dalam suatu

pelajaran dan makin banyak soal yang mampu dikerjakan dengan benar

diharapkan makin tinggi tingkat keberhasilan pembelajaran tersebut.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pengertian metode pembelajaran adalah cara-cara yang ditempuh guru

untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan.

Pemilihan metode yang tepat terhadap situasi kelas dapat mendukung

bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya hasil belajar anak yang

memuaskan.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

29

b. Mind Mapping

1) Definisi Mind Mapping

Metode mind mapping menggunakan berbagai gambar dan

warna yang akan menyeimbangkan cara kerja kedua otak. Sehingga

dengan metode ini dapat menjadikan peserta didik senang untuk

belajar. Mind mapping mempunyai bentuk seperti diagram yang

digunakan untuk mempresentasikan kata-kata, ide-ide (pikiran),

tugas-tugas atau hal-hal lain yang dihubungkan dari ide pokok otak.

Menurut Sugiyanto (2010: 104) menyatakan bahwa otak

menyimpan informasi dengan pola dan asosiasi seperti pohon

dengan cabang dan rantingnya. Jadi otak tidak menyimpan informasi

menurut kata demi kata atau kolom demi kolom dalam kalimat baris

yang rapi seperti yang dikeluarkan dalam berbahasa, maka untuk

dapat mengingat kembali dengan cepat apa yang telah dipelajari

sebaiknya belajar meniru bekerjanya otak yaitu seperti pohon dengan

cabang dan rantingnya disertai gambar, warna simbol pola dan

asosiasi yaitu dalam bentuk peta pikiran yang menyerupai pohon.

Menurut Bobbi DePorter (2002: 175-176), mind mapping

adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat

banyak informasi. Setelah selesai, catatan yang telah dibuat

membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik

utama di tengah dan subtopik dan perincian menjadi cabang-

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

30

cabangnya. Mind mapping terbaik adalah pikiran yang warna-warni

dan menggunakan banyak gambar dan simbol, biasanya tampak

seperti karya seni. Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-

cabang melengkung, akan merangsang secara visual. Sehingga

infomasi dari mind mapping mudah untuk diingat.

Michael Gelb dalam Buzan (2007: 179-181): mind mapping

dapat diartikan sistem revolusioner dalam perencanaan dan

pembuatan catatan yang telah mengubah hidup jutaan orang di

seluruh dunia. Pembuatan mind mapping didasarkan pada cara kerja

alamiah otak dan mampu menyalakan percikan-percikan kreatifitas

dalam otak karena melibatkan kedua belahan otak. Mind mapping

dipopulerkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an. Menurut Bobbi

DePorter, (2010: 152-159): mind mapping juga dapat disebut dengan

peta pikiran. Mind mapping juga merupakan metode mencatat secara

menyeluruh dalam satu halaman. Mind mapping menggunakan

pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-

ide yang berkaitan. Pada hakikatnya mind mapping menggunakan

citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan

pada otak. Metode mind mapping adalah metode baru untuk

mencatat yang bekerjanya disesuaikan dengan bekerjanya dua belah

otak (otak kiri dan otak kanan). Metode ini mengajarkan untuk

mencatat tidak hanya menggunakan gambar atau warna.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

31

Dari uraian di atas, dapat diambil sebuah definisi bahwa peta

pikiran (mind mapping) adalah metode mencatat secara menyeluruh

dalam satu halaman membentuk sebuah pola gagasan yang saling

berkaitan, dengan topik utama di tengah dan subtopik menjadi

cabang-cabang melengkung yang menyerupai pohon dengan

kombinasi warna-warni, gambar dan simbol.

2) Kegunaan Mind Mapping

Mind mapping digunakan untuk menggeneralisasikan,

memfisualisasikan serta mengklasifikasikan ide-ide. Selain itu dapat

pula digunakan sebagai bantuan dalam belajar, berorganisasi,

pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.

Menurut Sugiyanto (2010: 105) mengatakan bahwa ketika

informasi baru diserap dengan menggunakan peta-peta konsep,

kapasitas penyimpanan meningkat pula. Format grafis ini banyak

menarik perhatian para pembelajar visual dan pembelajar global dan

otak emosional dengan gambar dan warna. Pendapat tersebut

dipertegas oleh Michael Michalko dalam Buzan (2009: 6), metode

mind mapping dapat dimanfaatkan atau berguna untuk berbagai

bidang termasuk bidang pendidikan. Kegunaan metode mind

mapping dalam bidang pendidikan antara lain:

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

32

a) Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah.

b) Memungkinkan kita merencanakan rute atau kerangka pemikiran

suatu karangan.

c) Mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat.

d) Mendorong pemecahan masalah dengan kreatif.

Menurut Yovan P. Putra (2008: 255-256) menyatakan bahwa

dengan mengaplikasikan mind mapping, individu dapat

mengantisipasi derasnya laju informasi dengan memiliki

kemampuan mencatat yang memungkinkan terciptanya hasil cetak

mental (mental computer printout). Hal tersebut tidak hanya berguna

untuk membantu dalam mempelajari informasi yang diberikan, tetapi

juga dapat merefleksikan pemahaman personal yang mendalam atas

informasi tersebut. Jika dikaitkan dengan kreativitas, menurut Yovan

P. Putra (2008: 256), aplikasi pada mind mapping dapat

meningkatkan kreativitas individu maupun kelompok. Hal ini

disebabkan salah satunya karena mind mapping memungkinkan

penggunaan unsur-unsur kreativitas seperti gambar, bentuk, warna

dan lainnya dalam membentuk representasi mental. Selain itu, mind

mapping dapat mengakomodir berbagai sudut pandang yang berbeda

dari individu dalam kelompok. Berbagai teknologi pikiran yang

memacu kreativitas seperti brainwriting, brainwalking dan semantic

intuition sangat kompatibel dengan aplikasi mind mapping.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

33

Menurut Yovan P. Putra (2008: 256), banyak individu yang

telah meraih keberhasilan berkat daya kreativitas yang dimunculkan

melalui mind mapping. Seorang diantaranya adalah Walt Disney.

Disney disebut sebagai seseorang yang paling kratif pada abad ke-

20. Kreativitasnya sangat tinggi disebabkan karena dia bisa

menjalankan tiga fungsi pemikiran sekaligus yaitu pemimpi, realis,

dan kritik. Ketiga fungsi tersebut Disney jalankan dengan optimal

melalui aplikasi mind mapping, jauh sebelum Tony Buzan

mempopulerkan penggunaannya. Kreativitas adalah hal yang

menyebabkan Walt Disney sebagai pemain utama pada industri

hiburan.

Aplikasi mind mapping menurut Yovan P. Putra (2008: 257)

bahwa mind mapping memungkinkan terciptanya kreativitas

individu sehingga secara otomatis memaksa setiap individu untuk

berpikir melampaui batasannya. Menurut Ryuta Kawashima, head of

the neuroscientist dari Tohoku University di Jepang, pencipta

program pelatihan “brain traning”, pikiran memiliki usianya sendiri

yang berbeda dengan usia biologis individu. Jika individu

menggunakannya, maka ia membuatnya lebih muda. Sebaliknya jika

individu tidak menggunakannya, ia membuatnya menjadi lebih tua.

Sehingga tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa aplikasi

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

34

mind mapping dapat berkontribusi dalam mempermuda usia pikiran

individu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegunaan mind

mapping dalam pembelajaran adalah memperlancar saluran-saluran

kreatif. Mind mapping dapat melatih peserta didik dalam menangkap

butir-butir pokok informasi untuk mempermudah memahami materi

yang hasilnya sangat signifikan dan memunculkan daya kreativitas

peserta didik.

3) Langkah Membuat Mind Map

Langkah membuat mind map menurut Tony Buzan (2009: 15-19)

sebagai berikut:

a) Mulai dari tengah dengan kertas kosong yang pasangannya

diletakkan mendatar.

b) Pergunakan gambar untuk ide sentral.

c) Pergunakan warna.

d) Menghubungkan cabang utama ke gambar pusat dan

menghubungkan cabang antar tingkat dan seterusnya.

e) Membuat garis hubung yang melengkung bukan garis lurus.

f) Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

35

Gambar 3. Contoh Aplikasi Mind Map

4) Langkah-langkah Pembelajaran IPS Menggunakan Metode

Mind Mapping

Mind mapping merupakan salah satu cara pengembangan

kreativitas bagi peserta didik untuk menghasilkan ide-ide, akan

mempermudah peserta didik dalam mengidentifikasi secara jelas dan

kreatif dari apa yang mereka pelajari. Selain itu mind mapping

membuat peserta didik memahami pokok bahasan dan hasil dari

mind mapping dapat digunakan sebagai panduan belajar yang dapat

digunakan sebagai sumber rujukan.

Menurut Tony Buzan (2009: 6), indikator mind mapping

sebagai berikut:

a) Merencanakan

b) Berkomunikasi

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

36

c) Menjadi lebih kreatif

d) Menyelesaikan masalah

e) Memusatkan perhatian

f) Belajar lebih cepat dan efisien

g) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran

h) Melatih “gambar keseluruhan”

i) Mengingat dengan lebih baik

Bobbi DePorter, (2010: 155-158) untuk membuat mind map

menggunakan pulpen berwarna dan dimulai dari bagian tengah

kertas. Menggunakan kertas secara melebar untuk mendapatkan

lebih banyak tempat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan

membuat mind map sebagai berikut:

a) Tulis gagasan utamanya di tengah-tengah kertas dan lingkupilah

dengan lingkaran, persegi, atau bentuk lain. Misalnya, mind

mapping dilingkupi oleh gambar bohlam.

b) Tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap

poin atau gagasan utama. Jumlah cabang-cabangnya bervariasi,

tergantung dari jumlah gagasan atau segmen. Gunakan warna

yang berbeda untuk tiap cabang.

c) Tulislah untuk kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang

dikembangkan untuk detail. Kata-kata kunci adalah kata-kata

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

37

yang menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan.

Bila menggunakan singkatan, dipastikan mengenal singkatan-

singkatan tersebut sehingga dengan mudah segera mengingat

artinya selama berhari-hari atau berminggu-minggu setelahnya.

d) Tambahkan simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi untuk

mendapatkan ingatan yang lebih baik.

Mind map dipresentasikan dan didiskusikan secara klasikal di

dalam kelas. Istilah mind map merupakan hasil dari metode mind

mapping yaitu berupa hasil visualisasi dari simbol atau gambar yang

dapat digunakan sebagai catatan tertulis dan hasilnya akan mudah

diingat dan dipahami dalam pikiran. Dalam membuat mind map juga

diperlukan keberanian dan kreativitas yang tinggi. Variasi dengan

huruf kapital, warna, garis bawah atau simbol-simbol yang

menggambarkan poin atau gagasan utama. Menghidupkan mind map

yang telah dibuat akan lebih mengesankan. Penggunaan metode

mind mapping yang divariasi dengan metode ceramah, tanya jawab

dan diskusi, karena dalam setiap pembelajaran harus diawali

penjelasan atau informasi dari guru dalam penyajian atau

penyampaian bahan pelajaran.

Berdasarkan pendapat para ahli di pada halaman sebelumnya,

maka dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap mind mapping dalam

pembelajaran IPS meliputi :

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

38

a)

b)

Merencanakan, pada tahap ini peserta didik merencanakan

pembuatan mind mapping. Guru menginformasikan peserta didik

dalam merencanakan pembuatan mind mapping secara individu.

c)

Berkomunikasi, setelah merencanakan pembuatan mind mapping

kemudian peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok

dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan

sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru membimbing peserta

didik dalam berkomunikasi.

d)

Menjadi lebih kreatif, setelah berkomunikasi, peserta didik

bersama anggota kelompok untuk menjadi lebih kreatif

melakukan kegiatan berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan

mind mapping. Guru sebagai tutor memberikan motivasi dan

membimbing peserta didik dalam menjadi lebih kreatif.

e)

Menyelesaikan masalah, pada tahap ini peserta didik melakukan

diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dijumpai dengan

anggota kelompoknya selama pembuatan mind mapping. Guru

berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan

masalah bila masalah dalam kelompok tersebut belum dapat

diselesaikan.

Memusatkan perhatian, setelah kegiatan diskusi menyelesaikan

masalah selesai dilakukan maka kegiatan selanjutnya yaitu

presentasi. Peserta didik memusatkan perhatian kepada anggota

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

39

kelompok yang bersedia untuk menjadi presentator. Guru

meminta peserta didik dalam memusatkan perhatian ketika

presentasi mind mapping dilakukan.

f)

g)

Belajar lebih cepat dan efisien, ketika kegiatan presentasi mind

mapping dilakukan peserta didik belajar lebih cepat dan efisien,

Guru membimbing dan mengintruksikan peserta didik dalam

belajar lebih cepat dan efisien.

h)

Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, setelah kegiatan

presentasi dilakukan, peserta didik menyusun dan menjelaskan

pikiran-pikiran dengan cara dibahas dan dikaji secara bersama-

sama terhadap hasil mind mapping yang dipresentasikan. Guru

membimbing dan memotivasi peserta didik dalam menyusun dan

menjelaskan pikiran-pikiran.

i)

Melatih “gambar keseluruhan”, setelah kegiatan menyimpulkan

materi pembelajaran menggunakan hasil mind mapping dalam

mengingat dengan lebih baik, peserta didik melatih “gambar

keseluruhan”. Guru meminta peserta didik untuk mengubah arah

berpikir secara spontan dalam melatih “gambar keseluruhan”

ketika melakukan koreksi hasil mind mapping.

Mengingat dengan lebih baik, setelah peserta didik selesai melatih

“gambar keseluruhan”, peserta didik berusaha mengingat dengan

lebih baik dengan menyimpulkan materi pembelajaran

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

40

menggunakan hasil mind mapping yang dibuatnya. Guru

mendorong peserta didik dalam mengingat dengan lebih baik

ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari

hasil mind mapping peserta didik.

5) Kelebihan Metode Mind Mapping

Menurut Tony Buzan (2009: 8), terdapat beberapa kelebihan

saat menggunakan mind mapping dalam pembelajaran, yaitu:

a) Mind mapping merupakan cara yang cepat digunakan.

b) Mind mapping dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide

yang muncul dikepala peserta didik.

c) Proses menggambar diagram pada hasil mind mapping bisa

memunculkan ide-ide yang lain.

d) Diagram mind mapping yang sudah terbentuk bisa menjadi

panduan untuk menulis.

Ditinjau dari segi waktu mind mapping juga dapat

mengefisienkan penggunaan waktu dalam mempelajari suatu

informasi. Hal ini utamanya disebabkan karena mind mapping dapat

menyajikan gambaran menyeluruh atas suatu hal, dalam waktu yang

lebih singkat. Dengan kata lain, mind mapping mampu memangkas

waktu belajar dengan mengubah pola pencatatan linear yang

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

41

memakan waktu menjadi pencatatan yang efektif yang sekaligus

langsung dapat dipahami oleh individu.

Menurut Yovan P. Putra (2008: 258), keutamaan metode

pencatatan menggunakan mind mapping, antara lain:

a) Tema utama terdefenisi secara sangat jelas karena dinyatakan di

tengah.

b) Level keutamaan informasi teridentifikasi secara lebih baik.

Informasi yang memiliki kadar kepentingan lebih diletakkan

dengan tema utama.

c) Hubungan masing-masing informasi secara mudah dapat segera

dikenali.

d) Lebih mudah dipahami dan diingat.

e) Informasi baru setelahnya dapat segera digabungkan tanpa

merusak keseluruhan struktur mind mapping, sehingga

mempermudah proses pengingatan.

f) Masing-masing mind mapping sangat unik, sehingga

mempermudah proses pengingatan.

g) Mempercepat proses pencatatan karena hanya menggunakan kata

kunci.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

42

Menurut Bobbi DePorter (2010: 172) mengatakan bahwa

manfaat mind mapping sebagai berikut:

a) Fleksibel

Peserta didik dapat menjelaskan suatu hal tentang pemikiran

maka dengan mudah menambahkannya di tempat yang sesuai

dengan peta pikiran tanpa harus kebingungan.

b) Dapat memusatkan pikiran

Dengan menggunakan mind mapping tidak perlu berpikir untuk

menangkap setiap kata yang dibicarakan, yang perlu dilakukan

adalah berkonsentrasi pada gagasan-gagasannya.

c) Meningkatkan pemahaman

Ketika membaca tulisan dari hasil metode mind mapping akan

meningkatkan pemahaman dan memberikan catatan tinjauan

ulang yang sangat berarti nantinya.

d) Menyenangkan

Imajinasi dan kreativitas tidak terbatas. Dan hal ini menjadikan

pembuatan dan peninjauan ulang catatan lebih menyenangkan.

Dengan membuat mind map peserta didik bisa mengasah

sikap kreatif mereka. Dalam membuat mind map peserta didik bisa

lebih dekat dengan materi IPS yang sedang mereka pelajari,

mereka akan mempunyai pemahaman lebih tentang konsep-konsep

yang ada pada materi IPS. Mind map melatih kecerdasan otak

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

43

kanan dan otak kiri. Otak kanan yang berisi penggunaan warna,

bentuk dan simbol-simbol yang mereka pikirkan dalam membuat

mind map sedangkan pada otak kiri berisi konsep-konsep materi

IPS yang harus peserta didik kuasai.

Mind mapping dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan

memicu ingatan dengan mudah, jauh lebih mudah daripada

pencatatan tradisional. Dengan menggunakan mind mapping akan

dicapai peningkatan beberapa aspek yaitu konsentrasi, kreativitas,

daya ingat, dan pemahaman sehingga peserta didik dapat mengambil

keputusan berkualitas yang tepat. Indikator mind mapping

merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menyelesaikan

masalah, memusatkan perhatian, belajar lebih cepat dan efisien,

menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, melatih “gambar

keseluruhan”, mengingat dengan lebih baik.

Dari beberapa pendapat para ahli mengenai mind mapping,

dapat disimpulkan bahwa peta pikiran (mind mapping) adalah

metode mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman membentuk

sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama di

tengah dan subtopik menjadi cabang-cabang melengkung yang

menyerupai pohon dengan kombinasi warna-warni, gambar dan

simbol.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

44

3. Kreativitas

Mengembangkan kreativitas dibutuhkan suatu keberanian dalam

merubah karena kreativitas menuntut keberanian dalam melepaskan diri

dari berpikir konvensional yang perlu perubahan setiap saat oleh karena itu

perlu perencanaan yang matang dan berkesinambungan. Kreativitas adalah

kemampuan untuk mencipta sesuatu yang baru. Orang yang memiliki

kreativitas itu mempunyai daya imajinatif serta mempunyai inisiatif dalam

menyelesaikan permasalahan yang ada dengan cara berpikir tidak biasa.

Sedangkan pengertian kreativitas menurut Julia Cameron The

Artist’s Way dalam Elaine B. Johnson (2009: 213), kreativitas adalah sifat

sejati, sebuah proses yang sama normal dan menakjubkan seperti bunga

yang mekar di ujung tangkai berwarna hijau. Kreativitas ibarat darah

sebagaimana darah yang merupakan kenyataan dari tubuh fisik tanpa harus

dicari. Kreativitas merupakan sebuah kenyataan spritual dari diri tanpa

harus dicari. Pada gilirannya ditakdirkan untuk meneruskan kreativitas

dengan menjadikan diri kreatif.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh Elaine B. Johnson (2009: 213-

214) menyatakan bahwa aktivitas mental membantu kreativitas. Berpikir

kreatif bukanlah sebuah proses yang sangat terorganisasi, sebagaimana

berpikir kritis. Tidak seperti berpikir kritis yang mencoba untuk

memperlembut emosi dengan cara memfokuskan diri pada proses logika

sebagai bagian dari proses berpikir. Sebaliknya berpikir kreatif adalah

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

45

sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memperhatikan intuisi,

menghidupkan imajinasi mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan

baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan dan membangkitkan

ide-ide yang tidak terduga.

a.

Menurut Elaine B. Johnson (2009: 213-214) menyatakan bahwa

berpikir kreatif yang membutuhkan ketekunan, disiplin diri dan perhatian

penuh meliputi aktivitas mental seperti:

b.

Mengajukan pertanyaan.

c.

Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan

pikiran terbuka.

d.

Membangun keterkaitan, khususnya diantara hal-hal yang berbeda.

e.

Menghubung-hubungkan berbagai hal dengan bebas.

f.

Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru

dan berbeda.

Mendengarkan intuisi.

Kreatif peserta didik dapat terwujud tidak hanya dibutuhkan

keterampilan berpikir kreatif tetapi juga ciri-ciri afektif-kreatif. Oleh

karena itu pendidikan hendaknya tidak hanya memperhatikan

pengembangan keterampilan berpikir semata-mata tetapi pembentukan

sikap, perasaaan dan ciri-ciri kepribadian yang mencerminkan kreativitas

yang perlu dikembangkan.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

46

Didalam aktivitas pembelajaran tidak lepas dari istilah belajar.

Belajar merupakan suatu proses yang dinamis yang dapat mempengaruhi

setiap aspek kehidupannya, baik aspek fisik maupun mental. Melalui

proses kedua aspek tersebut melahirkan suatu ide-ide dan gagasan peserta

didik sehingga akan terbentuk kreativitas belajar yang optimal.

a.

Perilaku kreatif adalah hasil dari pemikiran kreatif. Oleh karena itu

hendaknya sistem pendidikan dapat merangsang pemikiran, sikap dan

perilaku kreatif-produktif, disamping pemikiran logis dan penalaran.

Pengertian kreativitas menurut Utami Munandar, (1990: 47-49) yaitu

sebagai berikut:

Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru,

berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada.

Biasanya orang mengartikan kreativitas sebagai daya cipta,

sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang baru.

Sesungguhnya apa yang diciptakan itu tidak perlu hal-hal yang baru

sama sekali, tetapi merupakan gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang

sudah ada sebelumnya. Disini termasuk segala pengetahuan yang

pernah diperolehnya baik selama di bangku sekolah maupun yang

dipelajari dalam keluarga dan dalam masyarakat. Gagasan-gagasan

yang kreatif, hasil-hasil karya yang kreatif tidak muncul begitu saja.

Untuk dapat mencipta sesuatu yang bermakna dibutuhkan persiapan.

Salah satu yang menentukan sejauh mana seseorang itu kreatif adalah

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

47

kemampuannya untuk dapat membuat kombinasi baru dari hal-hal

yang ada. Peserta didik yang kreatif dapat membuat aneka ragam

benda dengan menggunakan bahan-bahan bekas yang sudah tidak

terpakai.

b.

Karya-karya unggul hasil pemikiran para ilmuwan dan penemu

pada dasarnya tidak merupakan sesuatu yang baru sama sekali, tetapi

merupakan kombinasi dari gagasan-gagasan atau unsur-unsur yang

sudah ada sebelumnya. Kreativitas terletak pada keberhasilan

membentuk kombinasi-kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada

sebelumnya menjadi sesuatu yang bermakna dan bermanfaat. Contoh:

sepatu sudah dikenal sejak dahulu, demikian pula roda. Akan tetapi

orang yang akan pertama kali memikirkan membuat kombinasi antara

sepatu dan roda menjadi sepatu roda termasuk orang yang kreatif.

Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir devergen) adalah kemampuan

berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan banyak

kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekannya

adalah pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban.

Makin banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan

terhadap suatu masalah makin kreatiflah seseorang. Tentu saja

jawaban-jawaban itu harus sesuai dengan masalahnya. Jadi tidak

semata-mata banyaknya jawaban yang dapat diberikan yang

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

48

menentukan kreativitas seseorang, tetapi juga kualitas atau mutu dari

jawabannya.

a.

Ciri-ciri aptitude ialah ciri-ciri yang berhubungan dengan

kognisi, dengan proses berpikir, sedangkan ciri-ciri nonaptitude ialah

ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan. Menurut

Utami Munandar (1990: 88) kedua jenis ciri kreativitas itu diperlukan

agar perilaku kreatif dapat terwujud. Berikut ini ciri-ciri aptitude dan

nonaptitude akan diuraikan lebih lanjut dengan memberikan

perumusan (definisi) yang menjelaskan konsepnya, serta contoh

perilaku peserta didik yang mencerminkan ciri-ciri tersebut:

1)

Ciri-ciri Kemampuan Berpikir Kreatif (aptitude):

a)

keterampilan berpikir lancar

(1)

Definisi

(2)

Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian

masalah atau pertanyaan.

b)

Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.

(1)

Perilaku Peserta Didik

(2)

Mengajukan banyak pertanyaan.

(3)

Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada

pertanyaan.

2)

Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah.

Keterampilan Berpikir Luwes (fleksibel)

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

49

a)

(1)

Definisi

(2)

Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang

bervariasi.

b)

Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang

berbeda-beda.

(1)

Perilaku Peserta Didik

(2)

Memberikan macam-macam penafsiran (interprestasi)

terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah.

(3)

Memberikan pertimbangan terhadap situasi, yang

berbeda dari yang diberikan orang lain.

3)

Mampu mengubah arah berpikir secara spontan.

a)

Berpikir Orisinal

(1)

Definisi

(2)

Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.

b)

Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim

dari bagian-bagian atau unsur-unsur.

(1)

Perilaku Peserta Didik

(2)

Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak

pernah terpikirkan oleh orang lain.

(3)

Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha

memikirkan cara-cara yang baru.

Memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

50

4)

a)

Keterampilan Memperinci (mengelaborasi)

(1)

Definisi

(2)

Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu

gagasan atau produk.

b)

Menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu

objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih

menarik.

(1)

Perilaku Peserta Didik

(2)

Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain.

(3)

Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak

puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana.

5)

Menambahkan garis-garis, warna-warna, dan detil-detil

(bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau

gambar orang lain.

a)

Keterampilan Menilai (mengevaluasi)

(1)

Definisi

(2)

Menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan

apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat

atau suatu tindakan bijaksana.

b)

Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang

terbuka.

Perilaku Peserta Didik

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

51

(1)

(2)

Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandang

sendiri

(3)

Mempunyai alasan (rasional) yang dapat dipertangung

jawabkan untuk mencapai suatu keputusan.

Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan

yang tercetus.

b.

1)

Ciri-Ciri Afektif (nonaptitude)

a)

Rasa Ingin Tahu

(1)

Definisi

(2)

Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak.

b)

Peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui/meneliti.

(1)

Perilaku Peserta Didik

(2)

Mempertanyakan segala sesuatu.

(3)

Senang menjajaki buku-buku, peta-peta, gambar-

gambar dan sebagainya untuk mencari gagasan-gagasan

baru.

2)

Ingin mengamati perubahan-perubahan dari hal-hal atau

kejadian-kejadian.

a)

Bersifat Imajinatif

Definisi

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

52

(1)

(2)

Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal

yang tidak atau belum pernah terjadi

Mengunakan khayalan tetapi mengetahui perbedaan

antara khayalan dan kenyataan

b)

(1)

Perilaku Peserta Didik

(2)

Memikirkan/membayangkan hal-hal yang belum

pernah terjadi.

(3)

Memikirkan bagaimana jika melakukan sesuatu yang

belum pernah dilakukan orang lain.

3)

Melihat hal-hal dalam suatu gambar yang tidak dilihat

orang lain.

a)

Merasa Tertantang Oleh Kemajemukan

(1)

Definisi

(2)

Merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit.

b)

Lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.

(1)

Perilaku Peserta Didik

(2)

Menggunakan gagasan atau masalah-masalah yang

rumit.

(3)

Melibatkan diri dalam tugas-tugas yang majemuk.

Berusaha terus menerus agar berhasil.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

53

4)

a)

Sifat Berani Mengambil Resiko

(1)

Definisi

(2)

Tidak takut gagal atau mendapat kritik.

b)

Tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan, hal-hal

yang tidak konvensional atau yang kurang berstruktur.

(1)

Perilaku Peserta Didik

(2)

Berani mempertahankan gagasan atau pendapatnya

walau mendapat tantangan atau kritik.

(3)

Tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain.

5)

Berani mencoba hal-hal baru.

a)

Sifat Menghargai

(1)

Definisi

(2)

Dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam

hidup.

b)

Menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang

sedang berkembang.

(1)

Perilaku Peserta Didik

(2)

Menghargai hak-hak sendiri dan hak-hak orang lain.

(3)

Menghargai kesempatan-kesempatan yang diberikan.

Senang dengan penghargaan terhadap dirinya.

Menurut Sugihartono (2007: 14) menyatakan bahwa kreativitas

merupakan salah satu kemampuan mental yang unik pada manusia.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

54

Kreativitas sering melibatkan kemampuan berpikir. Orang yang kreatif

dalam berpikir mampu memandang sesuatu dari sudut pandang yang baru

dan dapat menyelesaikan masalah yang berbeda dari orang pada

umumnya.

Menurut Rhodes dalam Sugihartono (2007: 15) menyebutkan 4 ciri

kreativitas sebagai ”Four P’s Creativity” atau empat P, yaitu:

a.

b.

Person, merupakan keunikan individu dalam pikiran dan

ungkapannya.

c.

Proses, yaitu kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas dalam berpikir.

d.

Press, merupakan situasi kehidupan dan lingkungan sosial yang

memberi kemudahan dan dorongan untuk menampilkan tindakan

kreatif.

Menurut Bobbi DePorter (2010: 301) menyatakan bahwa proses

berpikir kreatif (kreativitas) mengalir melalui 5 tahap yaitu:

Product, diartikan sebagai kemampuan dalam menghasilkan karya

yang baru dan orisinil dan bermakna bagi individu dan lingkungannya.

a.

b.

Persiapan (mendefinisikan masalah, tujuan, atau tantangan).

c.

Inkubasi (mencerna fakta-fakta dan mengolahnya dalam pikiran).

d.

Huminasi (mendesak ke permukaan, gagasan-gagasan bermunculan).

e.

Verifikasi (memastikan solusi itu benar-benar memecahkan masalah).

Aplikasi (mengambil langkah untuk menindak lanjuti solusi tersebut).

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

55

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kreativitas mencakup

kemampuan peserta didik dalam berpikir dan bersikap untuk melahirkan,

menciptakan dan mengembangkan potensinya yang membutuhkan

ketekunan, disiplin diri dan perhatian penuh. Instrumen yang digunakan

adalah lembar observasi kreativitas yang meliputi sering mengajukan

pertanyaan yang baik, mampu menyatakan pendapat secara spontan,

mampu mengajukan gagasan yang berbeda dengan orang lain, hasil mind

map, mampu memberikan alasan yang rasional, mempertanyakan segala

sesuatu, dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang, mampu

mengerjakan dan menyelesaikan tugas, tidak mudah terpengaruh terhadap

pendapat orang lain, dan kemampuan menyampaikan mind map dalam

presentasi.

4. Pemahaman

Pemahaman adalah dapat menjelaskan informasi yang ditangkap dari orang

lain dengan bahasa sendiri. Orang yang memiliki pemahaman yang cukup

terhadap suatu informasi ataupun materi pelajaran yang telah dipelajari yaitu

mereka dapat membuat pernyataan ulang dan mampu menguraikan dan

memberikan contoh dalam bentuk yang berbeda.

Menurut Ngalim Purwanto (2006: 44-45) pemahaman atau komprehensi

adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan testee mampu memahami arti atau

konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini testee tidak hanya

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

56

hafal secara verbalistis tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang

ditanyakan. Kata kerja operasional yang biasa dipakai dalam rumusan TIK untuk

jenjang pemahaman diantaranya: membedakan, mengubah, mempersiapkan,

menyajikan, mengatur, menginterprestasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan,

memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan mengambil kesimpulan.

Menurut Nana Sudjana (2002: 24) pemahaman dapat dibedakan ke

dalam tiga katagori yaitu:

Menurut Nana Sudjana, (2002: 24), tipe hasil belajar yang lebih tinggi

daripada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan

kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain

dari yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus

lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi

daripada pengetahuan. Dalam taksonomi bloom (kata kerja operasional) adalah

kata kerja yang dapat diukur, dievaluasi, dicapai dan dibuktikan. Kata kerja ini

dapat membantu dalam menentukan kejelasan kompetensi dasar atau indikator

yang sesuai dengan tingkat kesulitan.

a. Tingkat terendah

Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari

terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris

ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika,

mengartikan Merah Putih, menerapkan prinsip-prinsip listrik dalam

memasang sakelar.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

57

b. Tingkat kedua

c.

Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan

bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau

menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian,

membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Menghubungkan

pengetahuan tentang konjungasi kata kerja, subjek, dan posesif

pronoun sehingga mengetahui menyusun kalimat ”my friend is

studying” bukan ”my friend studying” merupakan contoh pemahaman

penafsiran.

Tingkat ketiga atau tertinggi

Menurut Nana Sudjana (2002: 25) bahwa karakteristik soal-soal

pemahaman sangat mudah dikenal. Misalnya mengungkapkan tema, topik

atau masalah yang sama dengan yang pernah dipelajari atau diajarkan

tetapi materinya berbeda. Mengungkapkan tentang sesuatu dengan bahasa

sendiri dengan simbol tertentu termasuk ke dalam pemahaman terjemahan.

Dapat menghubungkan hubungan antar unsur dari keseluruhan pesan suatu

karangan termasuk ke dalam pemahaman penafsiran. Item ekstrapolasi

Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman

ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu

melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang

konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu,

dimensi, kasus ataupun masalahnya.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

58

mengungkapkan kemampuan di balik pesan yang tertulis dalam suatu

keterangan atau tulisan. Sebagian item pemahaman dapat disajikan dalam

gambar, denah, diagram, atau grafik. Dalam tes objektif tipe pilihan ganda

dan tipe benar-salah banyak mengungkapkan aspek pemahaman.

Menurut Sardiman (2003: 42-43) pemahaman atau comprehension

dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Maksudnya

pemahaman tidak sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar subjek

belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipahami. Kalau

sudah demikian, belajar akan bersifat mendasar. Kenyataannya banyak

peserta didik di sekolah-sekolah yang melupakan unsur pemahaman ini.

Banyak contoh terjadi para peserta didik melakukan belajar pada malam

hari menjelang akan ujian pada pagi harinya. Kegiatan belajar ini

cenderung hanya sekedar mengetahui sesuatu bahan yang dituangkan di

kertas ujian pada pagi harinya. Tetapi kalau ditanya pada dua atau tiga hari

kemudian mengenai apa yang dipelajari kebanyakan sudah lupa.

Pemahaman dalam artian peserta didik diminta untuk membuktikan bahwa

memahami hubungan yang sederhana diantara konsep. Misalnya untuk

menjawab soal tes yang berkaitan dengan pemahaman materi diajarkan

kepada peserta didik beberapa minggu lalu kemudian selang beberapa

minggu selanjutnya guru melakukan tes untuk mengetahui tingkat

pemahaman, dalam hal ini peserta didik benar-benar paham mengenai

materi tersebut.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

59

Pemahaman merupakan hasil dari usaha yang telah dilakukan oleh

seseorang. Seseorang dikatakan berhasil jika mengalami perubahan

tingkah laku. Bloom dalam Subiyanto (1988: 47) mengklasifikasikan

tujuan pembelajaran mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik. Ranah kognitif bersangkutan dengan daya pikir,

pengetahuan atau penalaran, ranah afektif bersangkutan dengan perasaan

dan ranah psikomotorik bersangkutan dengan keterampilan fisik,

keterampilan motorik atau keterampilan tangan.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman

merupakan tingkat kemampuan yang mengharapkan peserta didik mampu

mengetahui arti atau konsep suatu materi. Indikator pemahaman peserta

didik yaitu peserrta didik dapat menjawab soal tes yang didalamnya

terdapat kata kerja operasional yaitu dapat menjelaskan, mendiskripsikan,

menguraikan, menerangkan, mengubah, memberikan contoh, dan

menyimpulkan.

5.

a.

Karakteristik Peserta Didik

Pengertian Peserta Didik

Pada dasarnya suatu aktivitas pendidikan berlangsung dengan

melibatkan unsur subjek atau pihak sebagai aktor penting. Unsur

tersebut adalah peserta didik dan pendidik. Bahkan karena begitu

pentingnya kedudukan kedua menjadi unsur dasar yang membentuk

aktivitas pendidikan.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

60

Menurut Dwi Siswoyo, dkk (2008: 87) bahwa pengertian peserta

didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

potensi diri melalui proses pendidikan. Sebagai anak, peserta didik

mempunyai potensi bakat-bakat dan disposisi luar biasa yang

memungkinkan tumbuh dan berkembang melalui pendidikan.

Pandangan modern mengenai peserta didik adalah subjek atau pesona,

yakni makhluk yang mempribadi tidak lagi sebagai objek yang non-

pribadi sebagaimana pandangan para ahli pada abad pertengahan.

Peserta didik merupakan subjek yang otonom maksudnya yaitu

memiliki motivasi, hasrat, ambisi, ekspresi, cita-cita, mampu merasakan

kesedihan, bisa senang dan bisa marah. Sebagai subjek yang memiliki

otonomi maka peserta didik dapat mengembangkan diri secara terus

menerus agar bisa menyelesaikan masalah yang dijumpai sepanjang

hidupya.

1)

Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik

sebagaimana dijelaskan Dwi Siswoyo (2008: 88) adalah bahwa peserta

didik merupakan:

Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga

merupakan insan yang unik. Maksudnya individu sejak lahir telah

memiliki potensi-potensi yang berbeda dengan individu lain yang

ingin dikembangkan dan diaktualisasikan.

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

61

2)

3)

Individu yang sedang berkembang, yakni selalu ada perubahan

dalam diri peserta didik secara wajar baik yang ditunjukkan kepada

diri sendiri maupun ke arah penyesuaian dengan lingkungan.

4)

Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan

manusiawi. Maksudnya adalah walaupun individu makhluk yang

berkembang punya potensi fisik dan psikis untuk bisa mandiri namun

karena belum dewasa maka individu membutuhkan bantuan dan

bimbingan dari pihak lain sesuai kodrat kemanusiannya.

Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Hal ini

dikarenakan bahwa di dalam diri anak ada kecenderungan untuk

memerdekan diri, sehingga mewajibkan bagi pendidik dan orang tua

untuk setapak demi setapak memberikan kebebasan kepada anak dan

pada akhirnya pendidik mengundurkan diri.

Dari beberapa pengertian mengenai peserta didik maka dapat

disimpulkan pengertian peserta didik yaitu individu yang sedang dalam

proses belajar yang memiliki kemampuan yang beragam dalam

mengembangkan potensi diri.

b. Karakteristik Peserta Didik

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

62

1) Aspek Kognitif

Sebelum memulai suatu proses pembelajaran, perlu mengetahui

karakteristik dari peserta didik. Karakteristik peserta didik yang perlu

diketahui yaitu sejauh mana peserta didik mampu menguasai materi

pembelajaran IPS yang disampaikan oleh guru. Sebagaimana mata

pelajaran, peserta didik juga memiliki karakteristik tersendiri yang bisa

dibedakannya dari satu jenjang pendidikan lainnya. Karakteristik

tersebut dapat dilihat dari tiga aspek yang didasarkan pada taksonomi

Bloom dalam psikologi, yaitu aspek kognitif, aspek psikomotorik dan

aspek afektif. Selanjutnya ketiga aspek ini dapat diuraikan satu persatu

sehingga terlihat karakteristik peserta didik di Jenjang Sekolah

Menengah Pertama (SMP), (Depdiknas, 2004, 309-311) yaitu sebagai

berikut:

a)

Menurut Piaget perkembangan kognitif anak usia SMP adalah

pada masa usia remaja awal sudah mencapai tahap operasi

formal. Pada usia ini secara mental anak telah dapat berpikir

logis tentang berbagai gagasan yang abstrak. Dengan kata lain,

berpikir operasi formal lebih bersifat hipotesis dan abstrak serta

sistematis dan ilmiah dalam memecahkan masalah dari pada

berpikir kongkret. Implikasi pendidikan atau bimbingan dari

periode operasi formal ini, adalah perlunya disiapkan program

Perkembangan Aspek Kognitif

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

63

pendidikan atau bimbingan yang memfasilitasi perkembangan

kemampuam berpikir peserta didik. Upaya yang dapat dilakukan

antara lain :

(1)

(2)

Penggunaan metode mengajar yang mendorong anak aktif

bertanya, mengemukakan gagasan, atau menguji-cobakan

metode.

b)

Melakukan dialog, diskusi, atau curah pendapat dengan

peserta didik tentang masalah-masalah sosial, baik itu

menyangkut sosiologi, geografi, ekonomi maupun sejarah.

(1)

Aspek kognitif meliputi:

(2)

Knowledge (pengetahuan, ingatan ).

(3)

Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,

contoh).

(4)

Application (menerapkan).

(5)

Analysis (menguraikan, menentukan hubungan).

(6)

Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk

bangunan baru).

2) Aspek Psikomotorik

Evaluation (menilai).

a)

Perkembangan aspek psikomotor pada anak usia SMP

sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perkembangan pada anak

Perkembangan Aspek Psikomotorik

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

64

usia SD, karena usia SMP merupakan kelanjutan dari usia SD.

Pada masa usia SMP keterampilan anak semakin berkembang

dengan baik, sehingga dapat dijadikan pijakan untuk

menentukan pilihan yang akan ditekuninya di usia selanjutnya.

Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu

faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang

pengetahuan maupun ketrampilan. Oleh karena itu,

perkembangan psikomotor sangat menunjang keberhasilan

peserta didik. Pada masa usia SMP perkembangan psikomotor

ini umumnya sudah dicapainya, dan untuk selanjutnya

dikembangkannya. Pekembangan fisik, terutama organ-organ

seksual mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan-

perasaan dan dorongan-dorongan baru yang dialaminya, seperti

perasaan cinta, rindu, dan keinginan untuk berkenalan itim

dengan lawan jenis.

Pada usia SMP (remaja awal) perkembangan emosi anak

menunjukan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat

terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya bersifat

negatif dan temperamental (mudah tersinggung/marah, atau

sedih). Oleh karena itu, mencapai kematangan emosional

merupakan tugas perkembangan yang sangat sulit bagi remaja.

Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

65

emosional, lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan

kelompok teman sebaya.

Dalam hubungan persahabatan, anak remaja memilih

teman yang memiliki kualitas psikologis yang relatif sama

dengan dirinya, baik menyangkut interes, sikap, nilai, dan

kepribadian. Pada masa ini berkembang sikap ”comformity”

yaitu kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini,

pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran (hobi) atau keinginan

orang lain (teman sebaya) perkembangan konformitas pada

remaja dapat memberikan dampak yang positif maupun yang

negatif bagi dirinya. Jika temannya menampilkan sikap dan

perilaku yang mulia seperti taat beribadah, berakhlak mulia,

rajin belajar, hormat pada orang tua, dan berpenampilan baik

seperti temannya. Sebaliknya, jika temannya berpenampilan

tidak baik, dia pun akan seperti temannya tersebut.

b)

(1)

Aspek Psikomotor :

(2)

mulai melakukan (Initiatory level),

(3)

tahap dapat melakukan dengan benar (Pre-routine level),

3) Aspek Afektif

terampil dan menjadi kebiasaan melakukan dengan benar

(Routinized level).

a) Perkembangan Aspek Afektif

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

66

Perkembangan aspek afektif anak usia SMP tidak beda

dengan perkembangannya pada aspek psikomotornya. Kedua

aspek ini terkait erat sehingga perkembangannya selalu seiring

dan sejalan. Sikap, perilaku teman (terutama teman sebaya) dan

lingkungan masyarakatnya sangat mempengaruhi perkembangan

sikap dan perilaku anak. Perkembangan aspek afektif anak juga

terkait erat dengan perkembangan kepribadian anak. Fase

remaja merupakan saat yang paling penting bagi perkembangan

dan integrasi kepribadian. Masa remaja juga merupakan saat

berkembangnya identitas (jati diri). Perkembangan identitas

masa remaja berkaitan erat dengan komitmennya terhadap

akupasi (pendudukan, pesan-pesan) masa depan, peran-peran

pada masa dewasa, dan sistem keyakinan pribadi.

Perkembangan identitas dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya adalah:

(1)

(2)

Iklim keluarga, yaitu yang berkaitan dengn interaksi

sosioemosional antara anggota keluarga serta sikap dan

perilaku orang tua terhadap anak.

(3)

Tokoh idola, yaitu orang-orang yang dipersepsi oleh remaja

sebagai figur yang memiliki posisi di masyarakat.

Peluang pengembangan diri, yaitu kesempatan untuk

melihat ke depan dan menguji dirinya dalam setting

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

67

(adegan) kehidupan yang beragam. Aspek afektif meliputi:

reseiving (sikap menerima), responding (memberikan

respon), valuing (nilai), organization (organisasi),

characterization (karaterisasi).

B. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu relevan dengan penelitian ini.

Beberapa penelitian yang relevan adalah:

1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Tugiyati (2010), dalam skripsinya

yang berjudul Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Penguasaan Materi IPS di SMP Muhammadiyah I Kalibawang Tahun

Ajaran 2009/2010. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penerapan

pembelajaran dengan metode mind mapping dapat meningkatkan

penguasaan materi IPS di SMP Muhammadiyah I Kalibawang. Hal ini

dapat ditunjukan dengan meningkatnya partisipasi belajar dan hasil belajar

peserta didik, data membuktikan bahwa terjadi peningkatan presentase

partisipasi belajar dan terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik

disetiap akhir siklus. Prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS

sebagai berikut: nilai rata-rata pada siklus I 65, pada siklus II 70, dan nilai

rata-rata pada akhir siklus 72,50 hal yang sama terjadi peningkatan jumlah

peserta didik yang mencapai batas tuntas minimal (>60) yaitu sebelum

tindakan 16 peserta didik ( 66,67% ), yang tuntas pada siklus I sebanyak

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

68

17 peserta didik (70,83% ), kemudian yang tuntas pada siklus II menjadi

20 peserta didik (83,33% ), dan pada akhir siklus I dan II meningkat

menjadi 21 peserta didik (87,50%), serta 3 peserta didik yang belum tuntas

karena terbatasnya waktu penelitian tidak dilanjutkan ke siklus III dan

hanya diadakan remidi sampai dapat mencapai ketuntasan. Dalam

penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian penulis yaitu

sama-sama meneliti tentang penerapan metode mind mapping, sedangkan

perbedaan dengan penelitian penulis adalah tujuan penelitiannya yaitu

meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik.

2. Penelitian oleh Mindarno dengan judul Penerapan Metode Mind Mapping

Untuk Meningkatkan Penguasaan Kompetensi Mata Pelajaran IPS di SMP

Negeri 2 Gamping Sleman, menunjukkan adanya peningkatan skor yang

diperoleh guru, hal ini membuktikan bahwa peran dan kegiatan guru

semakin baik, tiap siklus rata-rata aktivitas peserta didik meningkat. Tiap

siklus nilai rata-rata yang diperoleh oleh peserta didik, tiap pertemuan

adalah sebagai berikut; siklus pertama rata-rata nilai yang diperoleh 7,73,

siklus kedua nilai rata-rata 8,22, siklus ketiga nilai rata-rata 8,73. Dari

ketiga nilai rata-rata yang diperoleh oleh peserta didik maka dapat

dikatakan terjadi peningkatan. Dalam penelitian tersebut memiliki

persamaan dengan penelitian penulis yaitu sama-sama meneliti tentang

penerapan metode mind mapping, sedangkan perbedaan dengan penelitian

Page 69: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

69

penulis adalah tujuan penelitiannya yaitu meningkatkan kreativitas dan

pemahaman peserta didik.

C. Kerangka Berpikir

Kegiatan pembelajaran di kelas VIII C mengalami beberapa kendala

yaitu diantaranya antara lain masih terdapat peserta didik yang melakukan

pembicaraan dengan temannya daripada memperhatikan guru yang sedang

menjelaskan materi, tingkat kreativitas dan pemahaman peserta didik rendah.

Kreativitas peserta didik rendah dapat dilihat antara lain ketika guru

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan

berpendapat tidak ada yang bertanya dan memberikan pendapat, tidak ada

peserta didik yang mengajukan gagasan, sebagian besar peserta didik tidak

mengerjakan latihan soal yang diberikan guru, bahkan tidak sedikit pula

bahwa peserta didik membuat catatan dengan cara menyalin langsung seluruh

informasi yang tersaji pada buku ataupun penjelasan lisan. Hal ini

mengakibatkan hubungan antar ide maupun informasi menjadi sangat terbatas

dan spesifik, berujung pada minimnya kreativitas yang dapat dikembangkan

setelahnya.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

70

Tingkat pemahaman peserta didik yang rendah dapat diperoleh dari

nilai yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

diharapkan yaitu 70. Berdasarkan data nilai UAS Semester 1 dari 32 peserta

didik pada kelas VIII C menunjukkan 7 peserta didik dapat mendapat nilai di

atas KKM dan 25 peserta didik mendapat nilai di bawah KKM. Berdasarkan

data tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak peserta didik yang

mendapatkan nilai di bawah KKM. Peserta didik yang belum mencapai KKM

perlu mengikuti kegiatan remidi.

Penerapan metode mind mapping diharapkan mampu meningkatkan

kreativitas dan pemahaman peserta didik pada pembelajaran IPS. Peserta

didik dapat berpikir dan bersikap kreatif serta dapat memahami materi

pembelajaran IPS sehingga dengan menerapkan metode mind mapping dapat

meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Dengan demikian,

uraian kerangka pikir tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4. Bagan Kerangka Berpikir

Kondisi Awal kreativitas dan pemahaman rendah

Tindakan

Kondisi Akhir

Metode Pembelajaran Mind Mapping

Kreativitas dan Pemahaman Peserta Didik Meningkat

Page 71: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

71

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.

2.

Penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan kreativitas peserta

didik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP N 4 Wonosari.

Penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan pemahaman

peserta didik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP N 4

Wonosari.

Page 72: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

72

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

(classroom action research) yang berupaya untuk memperbaiki serta

mengubah kondisi pembelajaran dan melihat pengaruh nyata dari upaya

tersebut. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang akar

permasalahannya muncul di kelas dan dirasakan langsung oleh guru yang

bersangkutan. Penelitian ini mencoba untuk meningkatkan kreativitas dan

pemahaman dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan metode mind

mapping di kelas VIII C SMP N 4 Wonosari karena krativitas dan

pemahaman di kelas tersebut paling rendah.

Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi, penelitian yang dilakukan

secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang

mengamati proses jalannya tindakan. Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang

melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta

melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah

peneliti dibantu teman sejawat, bukan guru yang sedang melakukan tindakan.

Guru sebagai pelaksana tindakan dengan metode mind mapping, dalam

pelaksanaannya dipandu langsung oleh peneliti. Kolaborasi dilakukan dari

observasi awal samapi pada tahap akhir setiap siklus.

Page 73: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

73

B. Definisi Operasional Variabel

1.

2.

Mind mapping (peta pikiran) adalah metode mencatat secara menyeluruh

dalam satu halaman membentuk sebuah pola gagasan yang saling

berkaitan, dengan topik utama di tengah dan subtopik menjadi cabang-

cabang melengkung yang menyerupai pohon dengan kombinasi warna-

warni, gambar dan simbol.

3.

Kreativitas adalah kemampuan peserta didik dalam berpikir dan bersikap

untuk melahirkan, menciptakan dan mengembangkan potensinya yang

membutuhkan ketekunan, disiplin diri dan perhatian penuh. Instrumen

yang digunakan adalah lembar observasi kreativitas yang meliputi sering

mengajukan pertanyaan yang baik, mampu menyatakan pendapat secara

spontan, mampu mengajukan gagasan yang berbeda dengan orang lain,

hasil mind map, mampu memberikan alasan yang rasional,

mempertanyakan segala sesuatu, dapat melihat masalah dari berbagai

sudut pandang, mampu mengerjakan dan menyelesaikan tugas, tidak

mudah terpengaruh terhadap pendapat orang lain, dan kemampuan

menyampaikan mind map dalam presentasi.

Pemahaman adalah tingkat kemampuan kognitif yang mengharapkan

peserta didik mampu mengetahui arti atau konsep suatu materi yang

dipelajari. Indikator pemahaman peserta didik yaitu peserta didik dapat

menjawab soal tes yang didalamnya terdapat kata kerja operasional yaitu

Page 74: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

74

dapat menjelaskan, mendiskripsikan, menguraikan, menerangkan,

mengubah, memberikan contoh, dan menyimpulkan materi.

C. Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP N 4 Wonosari yang terletak di

Kelurahan Piyaman, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul,

Yogyakarta. Pemilihan sekolah tersebut berdasarkan pra survey yang

menunjukkan masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran IPS.

2. Subjek Penelitian

Pihak yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah kelas VIII C

SMP N 4 Wonosari dengan jumah peserta didik 32 yang terdiri dari 14

peserta didik laki-laki dan 18 peserta didik perempuan. Pemilihan kelas

VIII C sebagai subjek penelitian adalah berdasarkan pengamatan dan

wawancara dengan guru IPS bahwa selama proses pembelajaran IPS

berlangsung, kelas VIII C memiliki kreativitas dan pemahaman peserta

didik yang paling rendah.

Kreativitas peserta didik rendah dapat dilihat antara lain ketika guru

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan

berpendapat sebagian besar peserta didik tidak ada yang bertanya dan

memberikan pendapat, tidak ada yang mengajukan gagasan, sebagian

besar peserta didik tidak mengerjakan latihan soal yang diberikan guru,

Page 75: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

75

bahkan tidak sedikit pula bahwa peserta didik membuat catatan dengan

cara menyalin langsung seluruh informasi yang tersaji pada buku ataupun

penjelasan lisan. Tingkat pemahaman peserta didik yang rendah dapat

diperoleh dari nilai yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang diharapkan yaitu 70. Berdasarkan data nilai UAS IPS

Semester 1 dari 32 peserta didik pada kelas VIII C menunjukkan 7 peserta

didik mendapat nilai di atas KKM dan 25 peserta didik mendapat nilai di

bawah KKM (data terlampir). Dengan dijadikannya kelas tersebut sebagai

subjek penelitian, maka diharapkan dapat terjadi peningkatan kreativitas

dan pemahaman peserta didik setelah diterapkannya metode mind

mapping.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksankan pada semester genap tahun ajaran

2011/2012. Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai

dengan Mei 2012.

D. Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

milik Kemmis dan MC Taggart yang menggambarkan penelitian tindakan

kelas meliputi beberapa siklus dan masing-masing terdiri dari empat tahapan.

Adapun tahap tersebut seperti tersaji pada gambar 5, sebagai berikut:

Page 76: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

76

Gambar 5. Proses Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart (Suwarsih Madya, 2007: 67)

Empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai sebagai

berikut:

1. Perencanaan (planning)

Peneliti harus menyiapkan dan menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran, lembar observasi, pedoman wawancara, dan tes.

Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi, lembar

kerja peserta didik, lembar evaluasi, pedoman wawancara, dan tes disusun

oleh peneliti kemudian dikonsultasikan dengan guru kelas dan dosen

pembimbing. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum

dipergunakan sebagai dasar melakukan tindakan yaitu dinilaikan kepada

tim ahli. Hasil penilaian RPP dapat diketahui apakah bagus atau kurang,

apabila kurang maka direvisi terlebih dahulu. Setelah direvisi dinyatakan

bagus maka RPP dapat dipergunakan dalam pembelajaran.

Keterangan:

1. Perencanaan (planning)

2. Pelaksanaan Tindakan (action)

3. Pengamatan (observation)

4. Refleksi (reflection)

Page 77: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

77

2. Pelaksanaan tindakan (action)

Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran yang berpedoman

pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran

yang digunakan adalah metode mind mapping. Pelaksanaan tindakan

dilakukan secara kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru

IPS sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya

proses tindakan adalah peneliti.

3. Pengamatan (observasion)

Observasi dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran dengan

mengunakan lembar observasi yang telah dibuat. Observasi dilakukan oleh

dua orang yaitu peneliti dan dibantu oleh teman sejawat.

4. Refleksi (reflection)

Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan guru mengenai hasil

pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran. Refleksi bertujuan

untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi saat

pembelajaran berlangsung. Hasil dari diskusi yang dilakukan dapat

digunakan sebagai pertimbangan dalam merencanakan pembelajaran siklus

berikutnya agar berjalan sesuai dengan tujuan penelitian.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk

membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali

ke langkah semula. Jadi bentuk penelitian tindakan bukan merupakan

Page 78: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

78

kegiatan tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan yang akan

kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.

E. Prosedur Penelitian Tindakan

Pelaksanaan tindakan direncanakan beberapa siklus. Setiap satu siklus

terdiri dari dua pertemuan. Pelaksanaan penelitian dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Perencanaan tindakan

Peneliti mengadakan diskusi dengan guru mengenai masalah

peningkatan kreativitas dan pemahaman peserta didik, selanjutnya

mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

metode mind mapping dengan acuan silabus yang ada. Menyusun alat

evaluasi pembelajaran sesuai dengan indikator hasil belajar. Menyusun

lembar observasi dan format wawancara sebagai alat evaluasi kegiatan.

Rencana materi yang akan dibahas dalam siklus I adalah kedatangan bangsa

barat ke Indonesia sampai terbentuknya kekuasaan kolonial, pengertian

pajak dan retribusi, unsur dan jenis-jenis pajak. Peneliti mempersiapkan

bahan dan alat seperti: kertas, gambar, dan soal tes untuk peserta didik.

2. Pelaksanaan tindakan

Sebelum menerapkan metode mind mapping guru melakukan

apersepsi dengan pertanyaan maupun pernyataan yang disesuaikan dengan

materi yang akan dipelajari. Setelah melakukan apersepsi maka melakukan

Page 79: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

79

motivasi dengan berbagai hal misalnya penyajian gambar yang berhubungan

dengan materi dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Guru

menjelaskan materi pembelajaran. Selama peserta didik membuat mind map

guru berkelliling untuk memberikan penjelasan jika ada peserta didik yang

bertanya. Guru dapat memperbaiki mind map yang belum terstruktur

menjadi terstruktur. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk

mewujudkan kreativitas masing-masing.

Langkah-langkah pelaksanaan metode mind mapping dalam

pembelajaran IPS meliputi :

a.

b.

Merencanakan, pada tahap ini peserta didik merencanakan pembuatan

mind mapping. Guru menginformasikan peserta didik dalam

merencanakan pembuatan mind mapping secara individu.

c.

Berkomunikasi, setelah merencanakan pembuatan mind mapping

kemudian peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam

menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan

materi yang dipelajari. Guru membimbing peserta didik dalam

berkomunikasi.

Menjadi lebih kreatif, setelah berkomunikasi, peserta didik bersama

anggota kelompok untuk menjadi lebih kreatif melakukan kegiatan

berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping. Guru

sebagai tutor memberikan motivasi dan membimbing peserta didik dalam

menjadi lebih kreatif.

Page 80: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

80

d.

e.

Menyelesaikan masalah, pada tahap ini peserta didik melakukan diskusi

untuk menyelesaikan masalah yang dijumpai dengan anggota

kelompoknya selama pembuatan mind mapping. Guru berkeliling dan

membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah bila masalah

dalam kelompok tersebut belum dapat diselesaikan.

f.

Memusatkan perhatian, setelah kegiatan diskusi menyelesaikan masalah

selesai dilakukan maka kegiatan selanjutnya yaitu presentasi. Peserta

didik memusatkan perhatian kepada anggota kelompok yang bersedia

untuk menjadi presentator. Guru meminta peserta didik dalam

memusatkan perhatian ketika presentasi mind map dilakukan.

g.

Belajar lebih cepat dan efisien, ketika kegiatan presentasi mind map

dilakukan peserta didik belajar lebih cepat dan efisien, Guru

membimbing dan mengintruksikan peserta didik dalam belajar lebih

cepat dan efisien.

h.

Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, setelah kegiatan presentasi

dilakukan, peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran

dengan cara dibahas dan dikaji secara bersama-sama terhadap hasil mind

mapping yang dipresentasikan. Guru membimbing dan memotivasi

peserta didik dalam menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran.

Melatih “gambar keseluruhan”, setelah kegiatan menyusun dan

menjelaskan pikiran-pikiran, peserta didik melatih “gambar

keseluruhan”. Guru meminta peserta didik untuk mengubah arah berfikir

Page 81: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

81

secara spontan dalam melatih “gambar keseluruhan” ketika melakukan

koreksi hasil mind mapping.

i.

3. Observasi

Mengingat dengan lebih baik, setelah peserta didik selesai melatih

“gambar keseluruhan”, peserta didik berusaha mengingat dengan lebih

baik dengan menyimpulkan materi pembelajaran menggunakan hasil

mind mapping yang dibuatnya. Guru mendorong peserta didik dalam

mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan

yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik.

Observasi dilakukan selama proses tindakan berlangsung untuk

mengamati proses kreativitas terbentuk serta mengobservasi guru selama

melaksanakan metode mind mapping. Saat observasi peneliti mengamati

dan mencatat segala aktivitas yang dilakukan peserta didik. Aktivitas yang

dimaksud berupa berfikir kreatif dan sikap kreatif yang ditunjukkan oleh

peserta didik terutama dalam penerapan metode mind mapping. Observasi

pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, semua aktivitas

tersebut diamati dan dicatat dalam lembar pengamatan berdasarkan

indikator yang ada dicatat dalam lembar pengamatan berdasarkan indikator

yang ada. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang

telah disediakan serta berupa catatan lapangan. Teknik observasi dilakukan

dengan menggunakan alat berupa daftar cek jawaban, yakni ya atau tidak.

Peneliti memfoto kegiatan pembelajaran sehingga pengamatan yang

Page 82: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

82

dilakukan memiliki bukti yang nyata dan otentik. Kemudian dilakukan tes

untuk mengamati kemajuan tingkat pemahaman peserta didik setelah

melakukan pembelajaran dengan menggunkan metode mind mapping.

4. Refleksi

Seluruh data yang diperoleh kemudian dianalisis. Setelah selesai

dianalisis kemudian direfleksikan sehingga diketahui tindakan, masalah

serta hasil yang terjadi selama penelitian. Selanjutnya refleksi akan

digunakan sebagai acuan untuk melakukan tindakan pada siklus berikutnya.

Hasil pengamatan dan diskusi siklus I menjadi pertimbangan perlu

dilanjutkan siklus II dan seterusnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Menurut Cholid Narbuka (2005: 70) menyatakan bahwa wawancara

adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan

dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung

informasi-informasi atau keterangan-keterangan. Wawancara ini bertujuan

untuk mengetahui tanggapan dari guru dan peserta didik dalam

pembelajaran IPS dengan menggunakan metode mind mapping. Wawancara

ini dilakukan terhadap guru dan peserta didik berdasarkan pedoman

wawancara yang telah dipersiapkan.

Page 83: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

83

2. Tes Pemahaman

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 223) tes merupakan alat atau

prosedur yang dipergunakan untuk mengetahui sesuatu dalam suasana

dengan cara dan aturan-aturan yang telah ditentukan. Peserta didik diberikan

tes soal yang berbentuk check point (pilihan ganda) dan soal uraian. Tes soal

diberikan setiap akhir siklus dengan tujuan mengetahui seberapa besar

tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari.

3. Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 229) didalam pengertian

psikologik observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan meliputi

kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan

seluruh alat indera. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti

melakukan pengamatan. Sehingga dalam hal ini observasi yang dilakukan

adalah terfokus pada aktivitas kreativitas peserta didik baik itu berfikir

kreatif maupun sikap kreatif terhadap pembelajaran IPS dengan melalui

penerapan metode mind mapping. Kegiatan ini dilakukan setiap penelitian

berlangsung.

4. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 158) dokumentasi, dari asal

katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis sehingga di dalam

melaksanakan dokumentasi menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-

buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian

Page 84: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

84

dan sebagainya. Metode dokumentasi yang peneliti lakukan yaitu

mengumpulkan data penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan

dalam penelitian tindakan kelas. Metode dokumentasi ini peneliti gunakan

untuk memperoleh data tentang visi misi sekolah, data peserta didik dan

lokasi serta data yang berkenaan dengan kreativitas dan tes pemahaman

belajar peserta didik.

G. Instrumen Penelitian

1. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan guru dan peserta didik. Wawancara

mengacu pada pedoman wawancara. Kisi-kisi wawancara tersaji dalam tabel

1 dan II, sebagai berikut:

Page 85: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

85

Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Peserta Didik

Aspek yang ditanyakan Indikator

Butir wawan

cara a. Berfikir kreativitas 1) Gagasan atau ide baru yang muncul

dalam benak peserta didik dengan dengan adanya metode mind mapping

Keterampilan berpikir lancar

1

2) Kemampuan dalam hal macam-macam penafsiran (interprestasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah antara ide dengan materi

Keterampilan berpikir luwes (fleksibel)

2

3) Kemampuan memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain saat diskusi

Berpikir orisinal 3

4) Keterampilan memperinci (mengelaborasi)

4 Antusias mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain saat diskusi

5) Kegiatan peserta didik sebelum mind map dikumpulkan

Keterampilan menilai (mengevaluasi)

5

b. Sikap kreativitas 1) Sikap peserta didik saat guru

memberikan penjelasan Rasa ingin tahu 6

2) Sikap peserta didik saat melihat mind map

Bersifat imajinatif 7

3) Sikap peserta didik saat menghadapi tugas membuat mind mapping

Merasa tertantang oleh kemajemukan

8

4) Sikap peserta didik saat presentasi dan diskusi

Sifat berani mengambil resiko

9

5) Sikap peserta didik dalam berpendapat Sifat menghargai 10

Page 86: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

86

Tabel 2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru

Aspek yang ditanyakan

Indikator Butir

wawancara

a. Berfikir kreativitas 1) Gagasan atau ide baru yang muncul

dalam benak peserta didik dengan dengan adanya metode mind mapping

Keterampilan berpikir lancar

1

2) Kemampuan peserta didik dalam hal macam-macam penafsiran (interprestasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah antara ide dengan materi

Keterampilan berpikir luwes (fleksibel)

2

3) Kemampuan peserta didik memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain saat diskusi

Berpikir orisinal 3

4) Keterampilan memperinci (mengelaborasi)

4 Antusias peserta didik mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain saat diskusi

5) Kegiatan peserta didik sebelum mind map dikumpulkan

Keterampilan menilai (mengevaluasi)

5

b. Sikap kreativitas 1) Sikap peserta didik saat guru

memberikan penjelasan Rasa ingin tahu 6

2) Sikap peserta didik saat melihat mind map

Bersifat imajinatif 7

3) Sikap peserta didik saat menghadapi tugas membuat mind mapping

Merasa tertantang oleh kemajemukan

8

4) Sikap peserta didik saat presentasi dan diskusi

Sifat berani mengambil resiko

9

5) Sikap peserta didik dalam berpendapat Sifat menghargai 10

Page 87: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

87

2. Tes Pemahaman

Tes pemahamn terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian.

Soal tersebut sebelum diberikan kepada peserta didik dikonsultasikan

kepada guru pembimbing. Soal yang dibuat berdasarkan materi yang telah

disampaikan. Tes dilakukan setiap akhir siklus untuk mengetahui tingkat

pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan.

3. Observasi

Observasi dilakukan peneliti selama proses penelitian berlangsung.

Hal-hal yang berkaitan dengan kreativitas baik sikap kreatif peserta didik

dan berpikir kreatif yang ditunjukkan peserta didik dalam penerapan metode

mind mapping merupakan materi dalam observasi yang dilakukan peneliti.

Kisi-kisi observasi tersaji dalam tabel 3 dan 4.

Page 88: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

88

Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Observasi Mind Mapping

No. Aspek yang

diamati

Indikator No

Item

1. Pendahuluan a.

b.

Apersepsi

c.

Motivasi

d.

Tujuan pembelajaran

e.

Materi pembelajaran

f.

Pembagian kelompok

1

Menjelaskan metode mind mapping

2

3

4

5

6

2. Langkah

Pembelajaran

Mind Mapping

a.

b.

Merencanakan

c.

Berkomunikasi

d.

Menjadi lebih kreatif

e.

Menyelesaikan masalah

f.

Memusatkan perhatian

g.

Menyusun dan menjelaskan pikiran-

pikiran

h.

Mengingat dengan lebih baik

i.

Belajar lebih cepat dan efisien

7

Melatih “gambar keseluruhan”

8

9

10

11

12

13

14

15

3. Penutup dan

Evaluasi

a.

b.

Pelaksanaan Tes

c.

Penghargaan

16

Kesimpulan

17

18

Page 89: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

89

Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Observasi Kreativitas

No. Indikator Kreativitas

Perilaku Peserta Didik No. Item

1. A. Keterampilan berfikir lancar

Mengajukan banyak pertanyaan 1

2. B. Sifat

menghargai

2 Mampu mengubah arah berfikir

secara spontan

3. C. Berfikir berfikir

orisinal

Memiliki cara berpikir yang lain

dari yang lain

3

4. D. Keterampilan

memperinci

(mengelaborasi)

Menambahkan garis-garis, warna-

warna, dan detil-detil (bagian-

bagian) terhadap hasil mind map

sendiri atau mind map orang lain

4

5. E. Keterampilan

menilai

(mengevaluasi)

Mempunyai alasan (rasional) yang

dapat dipertangung jawabkan

untuk mencapai suatu keputusan

5

6. F. Rasa ingin tahu Mempertanyakan segala sesuatu 6

7. G. Bersifat

imajinatif

Melihat hal-hal dalam suatu

gambar yang tidak dilihat orang

lain

7

8. H. Merasa

tertantang oleh

kemajemukan

8 Melibatkan diri dalam tugas-tugas

yang majemuk

9. I. Sifat berani

mengambil

resiko

Tidak mudah dipengaruhi oleh

orang lain

9

10 J. Keterampilan

berfikir luwes

(fleksibel)

Menghargai kesempatan-

kesempatan yang diberikan

10

Page 90: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

90

H. Keabsahan Data

Terdapat 2 strategi pada triangulasi dengan metode ini, yaitu :

Di dalam penelitian ini yang dimaksud keabsahan data adalah upaya

untuk mengadakan pengecekan kebenaran data melalui cara lain. Keabsahan

data dapat diketahui dengan cara triangulasi. Triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data

itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu

(Moleong, 2009: 330). Triangulasi yang digunakan dalam data ini dengan

memanfaatkan penggunaan metode.

a. Pengecekan derajat penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik

pengumpulan data yakni observasi, dokumentasi, dan wawancara.

b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang

sama.

I. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis untuk

memastikan bahwa dengan menerapkan metode mind mapping dapat

meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Data yang bersifat

kualitatif yang terdiri dari hasil observasi dan dokumentasi dianalisis secara

kualitatif. Menurut Soedarsono (2001: 26) apabila yang dikumpulkan berupa

data kualitatif, maka analisis dilakukan secara kualitatif pula. Proses tersebut

Page 91: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

91

dilakukan melalui tahap: menyederhanakan, mengklasifikasi, memfokuskan,

mengorganisasi (mengaitkan gejala) secara sistematis dan logis, serta membuat

abstraksi atas kesimpulan makna hasil analisis.

Teknik analisis data kualitatif diperoleh dari observasi dan

dokumentasi. Peneliti menggunakan teknik dari Mathew B. Miles dan Michael

Hubberman (Sugiyono, 2009: 338-345) yaitu reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan. Untuk lebih jelasnya maka akan diperjelas pada gambar

berikut ini.

Gambar 6. Teknik Analisis Data Kualitatif

1.

Langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

yakni:

Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2009: 339) reduksi data merupakan proses

berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta

Data Collection

Data Reduction

Conclusions atau Verifying

Data Display

Page 92: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

92

kedalaman wawasan yang tinggi. Reduksi data berpatokan pada tujuan

utama dari sebuah penelitian. Dalam mereduksi data meliputi proses

memilih, memusatkan, menyederhanakan, dan mengolah data yang

terekam atau tertulis di lapangan tidak hanya merangkum satu saja tetapi

juga mengubah data untuk dimengerti sesuai pokok masalah yang akan

dituju sehingga menjadi informasi yang bermakna.

2. Penyajian Data

3.

Data-data hasil reduksi kemudian disajikan dalam bentuk

paragraph yang saling berhubungan (narasi) yang dijelaskan melalui

matriks, grafik dan diagram. Tujuannya adalah mempermudah dalam

mengkonstruksi dan menginterprestasikan, memaparkan dan

menyimpulkan data yang dipilih berkaitan dengan permasalahan yang

menjadi fokus penelitian.

Kesimpulan (Verifying)

Data yang harus diproses dengan langkah-langkah tersebut

kemudian ditarik kesimpulan dengan metode induktif. Kesimpulan

bersifat sementara kemudian diverifikasi selama penelitian berlangsung

dengan cara melihat kembali reduksi data sehingga kesimpulan yang

diambil tidak menyimpang dari permasalahan penelitian.

Sedangkan data yang dikumpulkan berupa angka atau data

kuantitatif, cukup dengan menggunakan analisis deskriptif dan sajian

visual. Sajian tersebut untuk menggambarkan bahwa dengan tindakan

Page 93: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

93

yang dilakukan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan, dan

atau perubahan ke arah yang lebih baik jika dibandingkan dengan

keadaan sebelumnya.

J. Indikator Keberhasilan Tindakan

Suatu tindakan dikatakan berhasil apabila mampu mencapai kriteria yang

telah ditentukan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006: 107) keberhasilan

proses mengajar dapat mencapai kriteria baik atau minimal apabila 60%

sampai 75% peserta didik menguasai bahan ajar dan 75% atau lebih yang

mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan minimal,

optimal, atau bahkan maksimal. Mengacu pendapat tersebut, maka indikator

keberhasilan dalam penelitian ini adanya peningkatan jumlah peserta didik

yang mencapai taraf keberhasilan minimal yang ditentukan, yaitu dapat

ditunjukkan sebagai berikut:

1. Penelitian ini dikatakan telah berhasil meningkatkan kreativitas peserta

didik selama penerapan metode mind maping apabila hasil observasi

kreativitas peserta didik diakhir siklus berada dalam katagori tinggi dan

sangat tinggi yaitu minimal 75%. Lembar observasi kreativitas terdiri dari

10 aspek dengan skor minimal 1 dan skor maksimal 4. Pengatagorian

kreativitas dilakukan dengan cara mengembangkan instrumen kreativitas

yang terdiri dari 10 aspek butir pernyataan, setiap butir pernyataan dibuat

rentangan skor yaitu 4, 3, 2 dan 1. Hasil analisis menunjukkan bahwa skor

Page 94: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

94

ideal tertinggi adalah 40 dan terendah adalah 10 sehingga selisihnya

sebesar 30. Selisih sebesar 30 dibagi 5 sehingga hasilnya 6 (interval).

Dengan demikian tingkatan kreativitas adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Pedoman Penilaian Kreativitas Peserta Didik

Kriteria Skor

Sangat Tinggi 35 – 40

Tinggi 29 – 34

Sedang 23 – 28

Rendah 17 – 22

Sangat Rendah 10 – 16

2. Penelitian ini dikatakan telah meningkatkan pemahamaan peserta didik

apabila 75% dari peserta didik memiliki nilai minimal 70 pada nilai tes

setiap akhir siklus. Dikatakan tuntas jika nilai ≥70 dan belum tuntas bila

nilai <70. Hal ini berdasarkan kurikulum SMP N 4 Wonosari mengenai

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada mata pelajaran IPS yaitu 70.

Tabel 6. Pedoman Penilaian Pemahaman Peserta Didik

Nilai Kriteria

≥70 Tuntas

<70 Belum tuntas

Page 95: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

95

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Situasi dan Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis SMP N 4 Wonosari

Letak geografis adalah letak suatu tempat berdasarkan

kenyataannya dipermukaan bumi. Secara geografis dan administratif SMP

N 4 Wonosari terletak di RT 04, RW 04 Dusun Ngerboh I, Desa Piyaman,

Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. dengan batas sebagai

berikut:

a.

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Nglipar

Letak geografis SMP Negeri 4 Wonosari

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Karangmojo

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Semanu

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Playen

Untuk lebih mengetahui secara jelas dapat melihat peta penelitian.

Peta penelitian terlihat pada halaman berikutnya sebagai berikut:

Page 96: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

96

Gambar 7. Peta Penelitian

Skala = 1:500.000

Page 97: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

97

2. Visi dan Misi SMP N 4 Wonosari

a. Visi

b.

Mewujudkan peserta didik sebagai pribadi yang takwa, cerdas, dan

terampil.

1)

Misi

2) Pembimbingan keagamaan

Ibadah di sekolah.

3) PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan.

4) Ekstra Olahraga.

5) Ekstra keterampilan.

Untuk mendukung tercapainya Visi dan Misi tersebut, SMP N 4

Wonosari mempunyai strategi khusus yaitu selektif dalam penerimaan

peserta didik baru, meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan

menjaga hubungan kekeluargaan antar warga.

3. Kondisi Fisik SMP N 4 Wonosari

Gedung SMP N 4 Wonosari merupakan bangunan permanen untuk

semua kelas maupun kantor pegawai dan guru. SMP N 4 Wonosari

memiliki ruang kelas sebanyak 12 ruang yang terdiri dari Kelas VII

berjumlah 4 ruang, kelas VIII berjumlah 4 ruang dan kelas IX bejumlah 4

ruang. Selain ruang kelas, terdapat ruang yang digunakan sebagai

Page 98: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

98

penunjang kegiatan belajar mengajar, antara lain: Laboratorium IPA,

Ruang BK, Perpusatakaan, Ruang OSIS, Koperasi Sekolah, Ruang UKS,

Laboratorium Komputer, ruang guru, kantor TU, kantor kepala sekolah,

mushola, toilet, dapur, ruang keterampilan, tempat parkir, lapangan

upacara, tempat parkir guru, kantin sekolah.

4. Kondisi Non Fisik SMP N 4 Wonosari

Dengan adanya fasilitas tersebut menunjang kegiatan-kegiatan

ekstra kulikuler yang ada di SMP N 4 Wonosari. Ekstrakulikuler dibagi

menjadi dua yaitu wajib (pramuka) dan pilihan (Baca Tulis Al quran,

musik, karya ilmiah remaja, story telling, basket, bola voli, sepak bola, tae

kwon do, bulu tangkis). Kegiatan ini dijadikan wahana penyaluran dan

pengembangan minat ataupun bakat peserta didik sehingga potensi yang

dimiliki dapat tersalurkan secara optimal.

Kegiatan belajar mengajar di SMP N 4 Wonosari dimulai pukul

07.15 hingga 13.15. Adapun pukul 07.00 - 07.15 diadakan untuk apel

kedisplinan peserta didik dan khusus hari Jumat diadakan senam bersama

di halaman sekolah. Pembagian jam pelajaran di SMP N 4 Wonosari

sebagai berikut:

Page 99: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

99

Tabel 7. Pembagian Jam Pelajaran di SMP N 4 Wonosari

Jam Waktu

1 07.15 - 07.55

2 07.55 – 08.35

3 08.35 – 09.15

Istirahat I 09.15 – 09.35

4 09.35 – 10.15

5 10.15 – 10.55

6 10.55 – 11.35

Istirahat II 11.35 – 11.55

7 11.55 – 12.35

8 12.35 – 13.15

Administrasi pembelajaran yang digunakan di SMP N 4 Wonosari

dalam penyususan buku kerja yaitu ada dua hal yaitu buku satu dan dua.

Buku satu meliputi: Standar Isi (SKL, SK, KD), Program Semester,

Program Tahunan, kalender sekolah, penetapan KKM, soal-soal dan kisi-

kisi serta daftar pustaka. Sedangkan buku kerja dua meliputi: daftar hadir

peserta didik, catatan harian peserta didik, pelaksanaan harian, daftar nilai

dan analisis hasil evaluasi, program dan pelaksanaan remidi maupun

pengayaan.

Mengenai potensi para pengajar, sebagian besar tenaga pengajar

yang direkrut oleh SMP N 4 Wonosari telah menempuh jenjang S1, karya

Page 100: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

100

tulis ilmiah juga telah dilaksanakan oleh beberapa guru di sekolah. Dalam

hal belajar mengajar SMP N 4 Wonosari telah menerapkan KTSP. SMP N

4 Wonosari memiliki 33 tenaga pengajar dan 10 karyawan tata usaha.

Struktur kepemimpinan di SMP N 4 Wonosari dipimpin oleh kepala

sekolah. Tugas kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah dan

empat pembantu kepala sekolah yang meliputi bagian kurikulum,

kesiswaan, sarana prasarana dan hubungan masyarakat (humas). Untuk

lebih jelasnya ada pada gambar di bawah ini.

Gambar 8. Struktur Organisasi SMP N 4 Wonosari

Kepala Sekolah R. Danang Soetandyo, S.Pd.

Wk. Sek Tutik

Pujirahayu, S.Pd.

Wk. Ur Kurikulum

Dwi Wajayanti

S.Pd.

Wk. Ur Kesiswaan Sunarno,

S.Pd.

Wk. Sar. Pras Bambang, S.Pd.Kn.

Wk. Ur Humas Handoko,

S.Pd.

Wali Kelas

Bimbingan Konseling Puji Purnomo S.Pd

Ka. Tata Usaha Sugiyono

Peserta Didik

Page 101: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

101

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan

1. Tahapan Penelitian

Sebelum peneliti melakukan penelitian di SMP N 4 Wonosari,

terlebih dahulu meminta izin kepada pihak sekolah. Setelah pihak sekolah

memberikan izin untuk melakukan penelitian, peneliti kemudian mencari

surat izin resmi melalui Sekretariat Daerah Istimewa Yogyakarta dan

Bappeda Kabupaten Gunungkidul. Dalam proses perizinan tersebut

peneliti juga melakukan diskusi dengan guru mengenai proses

pembelajaran dan permasalahan peserta didik di kelas. Adapun tahapan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Diskusi Mengenai Permasalahan dalam Pembelajaran IPS

Setelah melakukan perbincangan yang cukup panjang dengan

guru pengampu mata pelajaran IPS di SMP N 4 Wonosari yaitu Ibu

Tutik Pujirahayu, S.Pd. dapat ditarik kesimpulan bahwa permasalahan

yang muncul dalam pembelajaran IPS adalah secara garis besar

pembelajaran yang terjadi masih cenderung searah dan guru menjadi

pihak dominan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru biasanya

memberikan penjelasan dengan menggunakan metode ceramah dan

peserta didik cukup mendengarkan. Penjelasan yang dilakukan oleh

guru mengacu pada buku teks sehingga guru terfokus pada buku teks

saat pembelajaran berlangsung. Saat peneliti melakukan pengamatan

proses pembelajaran di kelas, peneliti menemukan beberapa masalah

Page 102: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

102

nyata dalam proses pembelajaran. Permasalahan tersebut terlihat dari

dominasi pembelajaran yang bersumber pada guru. Peserta didik

terlihat kurang antusias mengikuti pembelajaran bahkan seringkali

peserta didik tidak fokus terhadap pembelajaran yang dilakukan.

Kreativitas peserta didikpun tidak tercipta dalam kelas karena peserta

didik hanya sebagai pendengar. penjelasannya pun kurang jelas

sehingga tidak terserap oleh peserta didik dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi diperoleh data nilai Ujian Akhir

Semester I rata-rata nilai IPS kelas VIII C adalah 52,5. Nilai itu masih

jauh dari kriteria ketunasan minimal (KKM) mata pelajaran IPS yaitu

70. Berikut ini disajikan nilai UAS Semester I untuk kelas VIII A – VIII

D dalam bentuk tabel:

Tabel 8. Nilai UAS Semester I Mata Pelajaran IPS

Kelas Jumlah total nilai Jumlah peserta didik Rata-rata nilai

VIII A 1932 32 60,38

VIII B 1874 32 58,56

VIII C 1680 32 52,50

VIII D 1742 32 54,48

Sumber: Data sekunder (Dokumen Nilai UAS I SMP N 4 Wonosari)

Page 103: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

103

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Hasil UAS Semester I Kelas VIII C

Katagori Nilai Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi 90 – 100 - -

Tinggi 80 – 100 - -

Sedang 65 – 79 7 21,87%

Rendah 55 – 64 4 12,50%

Sangat Rendah 0 – 54 21 65,63%

Jumlah 32 100%

Sumber: Data primer yang sudah diolah

Berdasarkan hasil dokumentasi berdasarkan tabel di atas dapat

dideskripsikan bahwa tingkat pemahaman peserta didik pada Ujian

Akhir Semester I masih tergolong sangat rendah, sebagian peserta didik

memiliki nilai dengan katagori sangat rendah. Hal tersebut dapat dilihat

dari persentase dengan katagori sangat rendah sebesar 65,63% (21

peserta didik), katagori rendah sebesar 12,50% (4 peserta didik) dan

katagori sedang hanya sisanya yaitu 21,87% (7 peserta didik). Hal ini

terjadi karena penerapan metode yang digunakan bersifat konvensional,

artinya pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah murni.

Selain itu juga disebabkan karena keterbatasan sarana dan prasarana

yang mendukung pelaksanaan pembelajaran.

Page 104: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

104

Berdasarkan hasil perbincangan antara peneliti dan guru mata

pelajaran IPS terlihat bahwa tugas seorang guru dan peneliti untuk bisa

memecahkan permasalahan tersebut. Untuk itu perlu adanya perubahan

dalam pembelajaran agar mampu meningkatkan kreativitas dan

pemahaman peserta didik. Metode pembelajaran juga mempunyai

perananan penting dalam meningkatkan kreativitas dan pemahaman

peserta didik. Maka dari itu perlu ada metode yang bisa memecahkan

masalah tersebut. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan

metode mind mapping.

Penerapan metode mind mapping harapannya dapat

meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik terhadap materi

IPS. Dijelaskan pula kepada guru IPS bahwa penelitian ini akan dibatasi

pada peningkatan kreativitas dan pemahaman peserta didik dalam

pembelajaran IPS dengan menggunakan metode mind mapping

diharapakan metode ini mampu membuat peserta didik kreatif dan

memahami materi dengan lebih baik.

b. Dialog Awal dengan Guru Mengenai Jadwal Penelitian

Setelah mengetahui permasalahan pembelajaran dan

memperkenalkan metode mind mapping, peneliti melakukan diskusi

dengan guru mengenai pembagian materi maupun jadwal mengajar

guru mata pelajaran IPS. Penelitian yang dilakukan pada semester

genap selalu terkendala dengan banyaknya hari libur sekolah karena

Page 105: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

105

pada semester genap dilangsungkan dengan kegiatan UAN (Ujian Akhir

Nasional) sehingga menghambat jadwal penelitian. Maka dari itu pihak

sekolah memberikan pengertian bahwa dalam suatu rencana dan

kenyataan perlu ada kesepahaman antara peneliti dan pihak sekolah.

Pada kesempatan tersebut diputuskan untuk menentukan waktu

penelitian dan masuk kelas menerapkan metode mind mapping dimulai

tanggal 11 April 2012.

c. Observasi Kelas yang akan Digunakan Sebagai Subjek Penelitian

Di SMP N 4 Wonosari terdapat 12 kelas yaitu masing-masing

jejang terdiri dari empat kelas (kelas A, B, C, D). Sebelum melakukan

penelitian, peneliti melakukan pertimbangan yang matang untuk

menentukan subjek penelitian. Subjek penelitian ini adalah peserta

didik kelas VIII C SMP N 4 Wonosari yang berjumlah 32 peserta didik,

yang terdiri dari 14 peserta didik laki-laki dan 18 peserta didik

perempuan. Pemilihan subjek adalah berdasarkan hasil data ujian

semester I mata pelajaran IPS kelas VIII C lebih rendah dibandingkan

kelas yang lainnya dan observasi awal yang menunjukkan pada kelas

tersebut cenderung kurang kreatif. Diperkuat juga dengan hasil

wawancara dengan guru yang menyatakan bahwa ditunjukkan

seringnya guru melakukan kegiatan remidi karena hasil belajar belum

tuntas atau belum memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 70.

Page 106: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

106

d. Persamaan Persepsi Antara Guru dan Peneliti Tentang Metode Mind

Mapping dalam Pembelajaran IPS

Sebelum melaksanakan tindakan penelitian perlu adanya

persamaan persepsi atau pandangan antara guru dan peneliti. Hal ini

dilakukan supaya tidak terjadi kesalahpahaman disaat pelaksanaan

tindakan. Berdasarkan persamaan persepsi antara guru dan peneliti

diperoleh kesepakatan mengenai guru mata pelajaran IPS Ibu Tutik

Pujirahayu, S.Pd. sebagai guru pelaksana tindakan sedangkan peneliti

bertugas sebagai observer. Selanjutnya peneliti menjelaskan tentang

metode mind mapping dan menjelaskan pokok-pokok yang harus

dilakukan guru maupun peneliti sebelum melakukan tindakan. Materi

yang digunakan merupakan materi hasil perpaduan antara KD 2.1 dan

KD 7.3. Hal demikian menjadi baru bagi guru untuk itu dalam hal ini

peneliti memberikan gambaran pembelajaran. Guru menjadi sangat

tertarik dan merasa tertantang untuk mengajarkan IPS seperti yang

diharapakan. Sementara itu peneliti selain sebagai observer juga

membuat RPP, contoh mind mapping, menyiapkan hadiah, menyiapkan

gambar untuk digunakan sebagai apersepsi dan menyiapakan soal-soal

untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik yang sebelumnya

dikonsultasikan kepada guru.

Page 107: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

107

e. Rancangan Pembelajaran

Berdasarkan permasalahan ada di atas, maka pada penelitian ini

peneliti mencoba memperbaiki pembelajaran yang ada yang mana

bermula pada teacher center menjadi student center. Perbaikan

pembelajaran dilakukan oleh peneliti dengan menerapkan metode mind

mapping selama proses pembelajaran IPS yang tujuannya untuk

meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Perbaikan

dilakukan dalam beberapa siklus dengan indikator yang telah ditentukan

sebelumnya. Adapaun rancangan pembelajaran untuk setiap siklus

adalah sebagai berikut:

1)

2)

Pendahuluan: kegiatan pembukaan seperti salam, presensi,

penyampaian apersepsi dan motivasi.

Kegiatan inti: melakukan eksprorasi mengenai materi yang akan

dipelajari, setelah itu penyampaian materi. Pada siklus pertama,

materi yang disampaikan adalah kedatangan bangsa barat ke

Indonesia sampai terbentuknya kekuasaan kolonial, pengertian pajak

dan retribusi, unsur dan jenis-jenis pajak. Setiap siklus dua

pertemuan. Sebelumnya diberikan penjelasan mengenai pembuatan

mind map dan keterangan-keterangan tujuan penerapan mind

mapping untuk pembelajaran dan menjelaskan manfaat pembelajaran

menggunakan mind mapping. Langkah pertama dalam siklus

pertama menerapkan metode mind mapping yaitu peneliti membuat

Page 108: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

108

mind map yang telah dipersiapkan dari rumah kemudian

dikonsultasikan guru selanjutnya ditunjukkan oleh guru kepada

peserta didik pada saat proses belajar mengajar. Kemudian peserta

didik membuat mind map secara individual. Selanjutnya secara

bergiliran perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil dari

mind map nya. Di dalam kegiatan presentasi diadakan diskusi yang

dipimpin oleh moderator yang telah disepakati. Setelah diskusi

dilakukan setiap akhir siklus diadakan tes untuk mengetahui

pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan.

3)

Penutup: dalam kegiatan penutup akhir siklus diadakan kegiatan

refleksi dan evaluasi terhadap proses pembelajaran. Hasil evaluasi

dan refleksi siklus I untuk dijadikan rencana pelaksanaan siklus

berikutnya.

C. Hasil Tindakan

1. Siklus I

a. Perencanaan

Tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah mencari Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kemudian

mempersiapkan materi yang akan diberikan dalam proses pembelajaran.

Materi yang dibahas adalah kedatangan bangsa barat ke Indonesia

sampai terbentuknya kekuasaan kolonial, pengertian pajak dan retribusi,

Page 109: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

109

unsur dan jenis-jenis pajak. Metode yang digunakan adalah mind

mapping. Selain mempersiapakan meteri yang akan diberikan kepada

peserta didik pada perencanaan tindakan juga mempersiapkan

instrumen yang akan digunakan. Instrumen yang dipersiapkan adalah

soal-soal untuk mengukur pemahaman peserta didik terhadap materi

yang diberikan sedangkan lembar observasi untuk mengetahui tingkat

kreativitas dan pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui

tanggapan peserta didik mengenai pembelajaran yang telah

berlangsung, hadiah, pena pewarna, dan nomor observasi.

Tahap kedua membuat RPP yang disesuaikan dengan SK dan KD

yang ada. Satu pertemuan menggunakan waktu 2x40 menit. RPP yang

telah dibuat dikonsultasikan kepada guru. Kemudian guru memberikan

beberapa masukan yang disesuaikan dengan standar mutu sekolah yang

dimiliki SMP N 4 Wonosari kemudian RPP tersebut dijadikan panduan

dalam kegiatan pembelajaran.

Tahap ketiga mempersiapkan alat yang membantu pembelajaran

yang digunakan untuk melakukan apersepsi, penjelasan materi maupun

pemberian tugas rumah. Pertemuan pertama, peneliti membawa hasil

mind mapping sebagai contoh. Pertemuan kedua membawa gambar-

gambar yang berhubungan dengan materi untuk dijadikan alat bantu

apersepsi.

Page 110: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

110

Tahap keempat membuat instrumen penelitian yaitu lembar soal

dan lembar jawab, lembar observasi, dan lembar wawancara. Lembar

soal dan lembar jawab yang diberikan pada peserta didik telah

divalidasi oleh guru sedangkan lembar observasi guna mengetahui

seberapa besar kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik kelas VIII C

digunakan pada proses pembelajaran menggunakan mind mapping yang

isinya mengacu pada berfikir kreatif dan sikap kreatif. Lembar

wawancara menjadi acuan dalam melaksankan wawancara dengan guru

dan peserta didik setelah siklus berakhir. Pertanyaan yang diajukan

diperoleh dari pedoman wawancara. Tidak lupa bahwa harus

menyiapkan hadiah bagi peserta didik yang telah menjadi yang terbaik

dalam memperoleh nilai tes dan presentasi untuk setiap pertemuan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I mengacu pada RPP yang telah

dibuat pada tahap perencanaan. Materi yang dibahas adalah kedatangan

bangsa barat ke Indonesia sampai terbentuknya kekuasaan kolonial,

pengertian pajak dan retribusi, unsur dan jenis-jenis pajak.

Pelaksananaa siklus I terbagi dalam dua pertemuan yang tersaji dalam

tabel 10 berikut ini.

Page 111: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

111

Tabel 10. Jadwal Pembelajaran Siklus I

Hari/tanggal Waktu Materi Rabu, 11 April 2012

10.15 -11.35 Kedatangan bangsa barat ke Indonesia sampai terbentuknya kekuasaan kolonial. Pengertian pajak dan retribusi. Unsur dan jenis-jenis pajak.

Rabu, 18 April

2012

10.15 -11.35

Guru memulai pelajaran berdasarkan RPP yang terbagi dalam tiga

tahap yaitu pendahuluan, inti kegiatan, dan penutup. Tahap

pendahuluan, guru memberikan salam dan memberikan yel-yel

semangat. Selanjutnya melakukan presensi yang diikuti dengan

pengambilan nomor observasi. Apersepsi untuk mengetahui

pemahaman awal peserta didik tentang materi kolonialisme dan pajak.

Selain melaksanakan apersepsi juga menyampaikan motivasi dan

menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Kegiatan

selanjutnya adalah kegiatan inti pembelajaran yaitu guru sebelum

menampilkan contoh hasil mind mapping yang telah dipersiapkan

terlebih dahulu oleh peneliti yang berhubungan dengan materi yang

dipelajari. Dalam kegiatan menampilkan hasil mind mapping, guru

menjelaskan kembali secara sekilas sekedar mengingatkan metode yang

akan digunakan dalam pembelajaran IPS untuk kali ini dan minggu-

minggu kedepan. Selanjutnya guru menanyakan kepada peserta didik

tentang pendapatnya mengenai mind mapping. Setelah terjadinya

Page 112: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

112

kegiatan tanya jawab, guru menyampaian materi dengan seksama. Guru

membagi peserta didik menjadi 4 kelompok. Guru menyampaikan

langkah-langkah metode mind mapping. Guru menginformasikan

peserta didik untuk merencanakan pembuatan mind mapping secara

individu. Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota

kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan

sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru berkeliling dan membantu

peserta didik dalam menyelesaikan masalah ketika pembuatan mind

mapping.

Pada sesi presentasi pertama guru mempersilahkan kepada

kelompok yang siap untuk memprentasikan hasil mind mapping akan

tetapi tidak ada yang berani maju dengan alasan takut salah dan

ditertawakan oleh teman-teman yang lainnya. Kemudian guru

menunjuk kelompok yang dilihat sudah cukup siap untuk memulai

presentasi. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar lebih cepat

dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping.

Kegiatan presentasi dapat dilakukan oleh 2 kelompok. Selama kegiatan

penutup, guru mengajak peserta didik untuk melakukan kesimpulan dan

memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi maupun mind

mapping. Guru menyampaian kegiatan yang akan dilakukan dan hal-hal

yang perlu dipersiapkan pada pertemuan berikutnya. Untuk menambah

pemahaman peserta didik, diberikan tugas rumah yang dikumpulkan

Page 113: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

113

minggu depan. Kegiatan belajar mengajar diakhiri dengan salam,

berpindah tempat duduk dan memberikan salam serta yel-yel semangat.

Pertemuan kedua terbagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan

pendahuluan, inti, dan penutup. Kegiatan pendahuluan dimulai guru

dengan mengucapkan salam, mengkondisikan peserta didik dan

presensi. Setelah itu dilakukan apersepsi dan pemberian motivasi. Guru

menyampaian tujuan yang hendak dicapai. Pada pertemuan kedua

siklus pertama masuk kelas dengan tepat waktu pada pukul 10.15 WIB.

Kegiatan inti yaitu melanjutkan presentasi hasil mind mapping. Dalam

kegiatan ini yang mempresentasikan hasil mind mapping adalah satu

orang secara perwakilan dari kelompoknya. Selanjutnya setelah

presentasi, kelompok lain diminta untuk menanggapi dengan cara

berdiskusi, tanggapan dilakukan oleh anggota kelompok presentasi

secara bergantian. guru memotivasi peserta didik menyusun dan

menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind

mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi.

Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik ketika

memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind

mapping peserta didik. Waktu presentasi dan diskusi dibatasi maksimal

15 menit. Pada akhir sesi presentasi guru memberi pertanyaan kepada

kelompok yang maju untuk mengetahui seberapa besar pemahaman

peserta didik terhadap materi dengan menggunakan mind map dan

Page 114: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

114

memberi beberapa perbaikan pada mind map yang mereka buat. Guru

membagikan soal tes kepada peserta didik untuk dikerjakan secara

individu pada lembar jawab yang telah disediakan. Guru menggunakan

cara-cara tertentu untuk memberikan penghargaan yaitu dengan

memuji, memberikan tepuk tangan, hadiah pagi peserta didik yang

memenuhi kriteria yang sudah ditentukan. Guru memberikan

kesimpulan materi yang dipelajari hari ini selanjutnya menutup

pembelajaran dengan salam dan menyerukan kepada peserta didik

untuk yel-yel semangat. Guru menyampaikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan belajar mengajar

diakhiri dengan mengucapkan salam dan yel-yel semangat.

c. Observasi

Pertemuan pertama, peserta didik telihat binggung dan cemas

karena baru mulai beradaptasi dengan metode mind mapping dalam

pembelajaran IPS. Beberapa peserta didik cenderung asyik berbicara

dan ramai sendiri membicarakan sesuatu diluar materi pelajaran

misalnya tentang pertandingan sepak bola. Guru kemudian memancing

perhatian peserta didik dengan memperlihatkan mind map. Guru

menjelaskan metode mind mapping dan peserta didik terlihat sangat

tertarik. Tindakan tersebut sangat ditanggapi peserta didik degan sikap

langsung tenang dan memusatkan pandangan ke depan. Guru mulai

menjelaskan materi dan peserta didikpun telihat sangat memperhatikan.

Page 115: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

115

Peserta didik membuka buku pelajaran dan ada satu peserta didik

menanyakan mengenai mind mapping maupun materi yang dipelajari

hari ini. Pembelajaran diakhiri dengan pemberian tugas yang ditanggapi

cukup baik oleh peserta didik.

Pertemuan kedua, peserta didik mengikuti tanya jawab yang

diberikan oleh guru saat apersepsi. Pada saat pemberian motivasipun

peserta didik terlihat tenang hanya ada satu meja yang terlihat perlu

perhatian khusus dari guru. Pengkondisian kelas lebih mudah karena

belajar dari pertemuan pertama. Selanjutnya diadakan kegiatan tes

siklus I yang keadaan peserta didik ada yang masih menoleh temannya

kemudian mendapat teguran dari guru yaitu memidahkan tempat duduk

dari paling depan menjadi paling belakang.

Hasil mind map belum menunjukkan adanya kemapuan kreatif

secara menyeluruh oleh peserta didik tetapi terlihat adanya kemauan

peserta didik untuk memperbaikinya. Keadaan ini terlihat saat

memberikan komentar terhadap mind map yang dibuat. Kegiatan

penutup diakhiri dengan penyimpulan oleh salah satu peserta didik yang

bersedia membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.

Peneliti juga menanyakan manfaat pembelajaran yang telah dialami

peserta didik dan jawabannya sangat beragam yaitu pembelajaran

menyenangkan, membuat berfikir kreatif dan ada yang mengatakan

pembelajarannya rumit kemudian kegiatan penutup diberikan hadiah.

Page 116: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

116

Waktu pembelajaran lebih sekitar 15 menit, meskipun setelah jam

pelajaran IPS adalah istirahat dan peserta tidak keberatan mesti lebih

jamnya.

1) Kreativitas Peserta Didik

Peningkatan kreativitas peserta didik memerlukan sebuah

penerapan metode yang terarah dan tepat. Metode mind mapping

merupakan salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai metode yang diharapakan mampu mendukung peningkatan

kreativitas peserta didik, Pada dasarnya mind mapping menekankan

pentingnya kreativitas peserta didik dalam setiap aktivitas

pembelajaran.

Kreativitas dapat diukur dari beberapa kegiatan yang saling

terkait. indikator dalam mengukur kreativitas peserta didik meliputi:

keterampilan berfikir lancar, keterampilan berfikir luwes (fleksibel),

berfikir berfikir orisinal, keterampilan memperinci (mengelaborasi),

keterampilan menilai (mengevaluasi), rasa ingin tahu, bersifat

imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat berani

mengambil resiko, sifat menghargai. Setiap indikator dibagi menjadi

satu kegiatan aktivitas yang menunjukkan kreativitas baik dalam

berpikir kreatif maupun sikap kreatif.

Untuk mengetahui setiap aktivitas yang terjadi selama

penelitian, peneliti melakukan observasi atau pengamatan langsung

Page 117: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

117

mengenai kreativitas saat diskusi sebelum dan sesudah presentasi

mind map dan semua yang terjadi dalam pembelajaran. Alat yang

digunakan dalam mengamati perkembangan kreativitas peserta didik

digunakan lembar instrumen. Lembar observasi kreativitas terdiri

dari 10 aspek dengan skor minimal 1 dan skor maksimal 4. Kriteria

penilaian dalam mengukur kreativitas terdapat pada lembar observasi

kreativitas peserta didik dapat dilihat pada lampiran.

Katagori

Tabel 11. Tingkat Kreativitas Siklus I

Skor Frekuensi Persentase (%)

Sangat tinggi 35 – 40 - -

Tinggi 29 – 34 - -

Sedang 23 – 28 21 65,63%

Rendah 29 – 34 7 21,87%

Sangat Rendah 10 – 16 4 12,50%

Jumlah 32 100%

Sumber: hasil penelitian yang sudah diolah

Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus I

tingkat kreativitas dapat dilihat dengan hasil pengamatan terhadap

peserta didik yang belum mencapai katagori tinggi maupun sangat

tinggi. Sedangkan tingkat kreativitas dari hasil pengamatan yang

berkatagori sedang sebanyak 65,63% (21 peserta didik), berkatagori

rendah sebanyak 21,87% (7 peserta didik), dan katagori sangat

rendah sebanyak 12,50% (4 peserta didik). Untuk mengetahui

Page 118: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

118

tingkat kreativitas berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I dapat

diamati dalam diagram berikut ini.

Gambar 9. Tingkat Kreativitas Siklus I

2) Pemahaman Peserta Didik

Pemahaman dalam pembelajaran IPS merupakan hasil belajar

yang dicapai peserta didik secara efektif di kelas khususnya setelah

peserta didik mempelajari mata pelajaran IPS yang diberikan oleh

guru dan dinyatakan dalam bentuk angka. Hasil dari pemahaman

tersebut diukur dari nilai tes setiap siklusnya. Dikatakan tuntas jika

nilai ≥70 dan belum tuntas bila nilai <70. Hal ini berdasarkan

kurikulum SMP N 4 Wonosari mengenai Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) pada mata pelajaran IPS yaitu 70. Adapun daftar

nilai peserta didik dapat dilihat secara keseluruhan dalam lampiran.

0% 0%

65.63%

21.87%

12.50%

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Persentase

Tingkat Kreativitas Siklus I

Tingkat Kreativitas

Page 119: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

119

Katagori

Tabel 12. Tingkat Pemahaman Siklus I

Nilai Frekuensi Persentase

Tuntas ≥70 10 31,25%

Belum Tuntas <70 22 68,75%

Jumlah 32 100%

Sumber: hasil penelitian yang sudah diolah

Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus I,

tingkat pemahaman belum optimal karena belum berhasil mencapai

criteria keberhasilan yang ditentukan yaitu 75%. Tingkat

pemahaman dari hasil belajar yang berkatagori tuntas sebanyak

31,25% (10 peserta didik), dan katagori belum tuntas sebanyak

68,75% (22 peserta didik). Untuk mengetahui tingkat pemahaman

berdasarkan hasil belajar pada siklus I dapat diamati dalam diagram

berikut ini.

Gambar 10. Tingkat Pemahamaan siklus I

31.25%

68.75%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Tuntas Belum tuntas

persentase

Tingkat Pemahaman Siklus I

Siklus I

Page 120: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

120

d. Refleksi

1) Kelebihan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan

tindakan, ditemukan beberapa kelebihan, antara lain:

a) Peserta didik sudah ada kemauan untuk mempresentasikan

hasil mind mapping meskipun masih malu-malu.

b) Adanya respon yang baik terhadap metode mind mapping yang

nampak saat guru menanyakan kepada peserta didik manfaat

yang diperoleh melalui metode mind mapping saat kegiatan

penutup pada pertemuan kedua.

2) Kelemahan

Berdasarkan observasi yang dilakukan selama proses tindakan,

maka ditemukan beberapa kelamahan. Kelemahan tersebut sebagai

berikut:

a) Peserta didik kurang mampu untuk dikondisikan dengan baik

oleh guru saat pertemuan pertama.

b) Peserta didik kurang memahami tentang penerapan metode

mind mapping sehingga hasil mind mapping yang dibuat oleh

peserta didik belum maksimal.

Page 121: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

121

c) Tingkat pemahaman masih rendah sehingga hasil belajar

belum mencapai ketuntasan sesuai dengan kreteria ketunasan

minimal (KKM).

d) Alokasi waktu pada pertemuan kedua lebih 15 menit.

3) Tindak lanjut

Berdasarakan hasil analisis dan refleksi siklus I maka perlu

pembenahan untuk menyusun perencanaan pada siklus II, maka

perlu melakukan tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk

menaggulangi kelemahan pada pembelajaran pada siklus I dapat

dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut:

a)

b)

Guru dan peneliti lebih kreatif lagi mencari cara untuk

mengkondisikan peserta didik, seperti dengan memberikan

gambar-gambar yang lebih menarik lagi ataupun menambahkan

metode lain di dalamnya.

Memberikan penjelasan tentang materi secara rinci serta

mempertegas pengerjaan mind mapping sehingga hasil yang

didapat lebih maksimal. Peneliti memberikan rambu-rambu

untuk membuat mind mapping berdasarkan materi

pembelajaran.

Page 122: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

122

2. Siklus II

a.

Hasil refleksi pada Siklus I dijadikan pedoman untuk menyusun

perencanaan pada siklus II. Melihat hasil siklus I bahwa kelas VIII C

yang peserta didiknya memiliki kemampuan yang heterogen dengan

latar belakang akademik yang berbeda, untuk itu perlu ada kerja keras

dari guru dan peneliti dalam hal peningkatan kreativitas dan

pemahaman materi lebih baik lagi. Pengaturan waktu di dalam kelas

perlu diperbaiki dalam siklus kedua ini. Siklus ini terdiri dari dua kali

pertemuan yang membahas materi tentang kebijakan dan tindakan

pemerintah kolonial, prinsip-prinsip perpajakan, fungsi pajak, contoh

pajak dalam keluarga (4x40 menit dengan 2 kali pertemuan). Sebelum

pembelajaran dilaksanakan penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan

persiapan, yaitu:

Perencanaan

Tahap pertama yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). RPP sebelumnya sudah dinilai oleh tim ahli. RPP

disusun secara kolaboratif antara peneliti dan guru IPS kelas VIII C.

RPP yang dibuat memuat: standar kompetensi, kompetensi dasar

indikator hasil belajar, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, langkah-

langkah pembelajaran dalam penerapan mind mapping serta rubrik

penilaian yang digunakan untuk menentukan indikator keberhasilan

Page 123: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

123

pembelajaran. Aspek yang dinilai pada hasil diarahkan pada ketepatan

peserta didik meletakkan konsep dan tanda hubung yang tepat.

Tahap kedua yaitu peneliti menyiapkan gambar untuk membantu

pembelajaran di kelas dan persiapan materi diambil dari materi

pelajaran sesuai dengan sub pokok bahasan dalam buku IPS.

Selanjutnya peneliti dan guru IPS kelas VIII C bekerjasama membuat

soal tes untuk dilakukan pada akhir siklus II. Tahap ketiga yaitu

membagi peserta didik yang berjumlah 32 peserta didik menjadi 4

kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 8 orang.

Selanjutnya tahap keempat yaitu menyiapkan lembar observasi,

dan lembar wawancara. Lembar soal dan lembar jawaban yang

diberikan pada peserta didik telah divalidasi oleh guru sedangkan

lembar observasi dilakukan oleh dua observer (peneliti dan teman

sejawat) pada siklus II guna mengetahui seberapa besar kreativitas yang

dimiliki oleh peserta didik kelas VIII C. Lembar observasi terdiri dari

10 indikator dengan keterangan satu indikator terdiri dari 4 sub

indikator yang mengacu pada berpikir kreatif dan sikap kreatif. Lembar

wawancara akan menjadi acuan dalam melaksankan wawancara dengan

guru dan peserta didik setelah siklus II berakhir. Pertanyaan yang

diajukan diperoleh dari pedoman wawancara. Tidak lupa bahwa harus

menyiapkan hadiah bagi peserta didik yang telah menjadi yang terbaik

Page 124: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

124

dalam memperoleh nilai tes yang kedua dan presentasi untuk siklus

yang kedua.

b.

Setelah dipersiapkan rencana pembelajaran maka proses

pembelajaran akan dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran

yang telah ditetapkan. Proses belajar mengajar ini meliputi beberapa

tahap sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran (RPP

dilampiran). Pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 4x40 menit.

Adapun jadwal penelitian dapat diperlihatkan pada tabel sebagai

berikut:

Pelaksanaan Tindakan

Tabel 13. Jadwal Pembelajaran Siklus II

Hari/tanggal Waktu Materi

Rabu, 2 Mei

2012

10.15 -11.35 Kebijakan dan tindakan pemerintah

kolonial dan prinsip-prinsip

perpajakan

Fungsi pajak dan contoh pajak yang

ditanggung keluarga

Rabu, 9 Mei

2012

10.15 -11.35

Kegiatan awal, pada pertemuan pertama siklus kedua masuk kelas

dengan tepat waktu pada pukul 10.15 WIB. Pada kegiatan awal guru

mengadakan salam, presensi, apersepsi dan motivasi, tujuan

pembelajaran serta menyampaikan materi dengan seksama. Guru

menginformasikan peserta didik untuk merencanakan pembuatan mind

Page 125: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

125

mapping secara individu. Tugas yang harus peserta didik selesaikan

pada pertemuan ini yaitu masing-masing individu membuat mind

mapping dengan materi kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial,

prinsip-prinsip perpajakan, fungsi pajak dan contoh pajak yang

ditanggung keluarga. Hasil mind mapping yang paling bagus dipilih

oleh masing-masing kelompok untuk dipresentasikan di depan papan

tulis. Waktu mengerjakan mind mapping dibatasi selama 15 menit.

Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota

kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan

sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru memberikan motivasi

kepada peserta didik untuk menjadi lebih kreatif saat berdiskusi dalam

pembuatan dan penyusunan mind mapping. Guru berkeliling dan

membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah ketika

pembuatan mind mapping. Guru meminta peserta didik untuk

memusatkan perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan. Guru

meminta peserta didik untuk melatih “gambar keseluruhan” dalam

kegiatan koreksi terhadap hasil mind mapping yang dibuat secara

individu. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik

ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil

mind mapping peserta didik.

Konsep yang ditulis untuk satu kelompok sama akan tetapi bentuk

mind mapping masing-masing individu berbeda. Ketika waktu peserta

Page 126: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

126

didik membuat mind mapping peserta didik terlihat sangat konsentrasi

mengerjakan mind mapping ada sebagian peserta didik yang terlihat

kebingungan dengan bentuk dan warna yang harus mereka gunakan

dalam membuat mind mapping tersebut. Setelah selesai mengerjakan

mind mapping masing-masing kelompok memilih hasil mind mapping

yang terbaik. Kegiatan selanjutnya adalah presentasi hasil mind

mapping.

Hasil mind mapping dipresentasikan oleh salah satu orang

perwakilan dari kelompoknya. Selanjutnya setelah presentasi, kelompok

lain diminta untuk menanggapi, tanggapan dilakukan oleh anggota

kelompok presentasi secara bergantian. Guru memotivasi peserta didik

menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas mind

mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi.

Waktu presentasi dan tanya jawab untuk satu kelompok dibatasi

maksimal 15 menit. Kelompok yang dapat mempresentasikan pada

pertemuan pertama siklus II berjumlah 2 kelompok. Pada akhir sesi

presentasi guru memberi pertanyaan kepada kelompok yang maju untuk

mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi

dengan menggunakan mind map dan memberi beberapa perbaikan pada

mind map yang mereka buat. Guru juga menjelaskan bahwa pada

pertemuan minggu depan akan dilaksanakan tes, maka peserta didik

harus mempersiapkan dengan baik supaya mendapatkan hasil yang

Page 127: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

127

maksimal tentunya. Diakhiri pembelajaran dengan salam dan semangat

pasti bisa.

Pada pertemuan kedua ini peserta didik masuk kelas jam 10.15

WIB, guru memulai presensi. Setelah selesai presensi kemudian

apersepsi, memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti, guru meminta peserta didik yang belum

mempresentasikan untuk mempresentasikan hasil mind mapping di

depan papan tulis. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan

menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind

mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi.

Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar lebih cepat dan

efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping.

Presentasi pada pertemuan ini tidak ada hambatan seperti rasa malu dari

anggota kelompok. Diskusipun berjalan dengan sangat lancar dan

banyak tanggapan dari peserta didik. Selanjutnya guru memberikan

perbaikan mind mapping dalam salah satu kelompok saja karena

kelompok yang lainnya sudah cukup sesuai dengan diharapakan dan

direncanakan.

Pada sesi berikutnya adalah tes yang dikerjakan secara individu.

tes dibatasi 25 menit. Pada waktu tes ini guru lebih memberikan

peringatan kepada peserta didik. Guru berkata: “ayo tempat duduk kasih

jarak, tidak boleh nyontek”. Setelah waktu tes yang ditentukan habis

Page 128: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

128

peserta didik mengumpulkan lembar jawab tes tepat waktu. Suasana tes

sangat tenang dan roman wajah peserta didik dan guru terlihat berseri-

seri. Sebelum pertemuan diakhiri, guru memberi PR (pekerjaan rumah)

kepada peserta didik yaitu membawa struk bukti pembayaran pajak

yang ditanggung keluarga.

c. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data utama dalam

penelitian ini dalam upaya peningkatan kreativitas dan pemahaman

peserta didik saat pembelajaran IPS. Peneliti bertindak sebagai observer

dengan dibantu teman sejawat melakukan pengamatan pada siklus II,

observasi dilakukan mulai dari kegiatan pendahuluan kegiatan inti

hingga penutup.

Pertemuan pertama dalam tahap ini menunjukkan bahwa kelas

menjadi lebih berwarna, hal ini ditunjukkan oleh suasana presentasi dari

masing-masing kelompok dan tanggapan dari kelompok lain. Hal yang

terlihat adalah adanya peserta didik yang saling tunjuk untuk maju ke

depan. Kondisi demikian dapat dipaparkan sebagai berikut: Saat guru

mempersilahkan setiap kelompok untuk presentaasi, tidak ada peserta

didik yang berani karena alasan malu dengan anggota kelompok

lainnya untuk memulai presentasi sampai pada akhirnya guru menunjuk

kelompok Welta (peserta didik yang tampak aktif di kelasnya) yang

memulai presentasi,Welta memulai presentasi dengan baik. Kelompok

Page 129: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

129

Welta dapat menjawab semua pertanyaan dari teman-teman ataupun

dari guru dengan baik.

1)

Pertemuan kedua, peserta didik mulai berani bertanya dan

menanggapi hasil mind map kelompok yang maju, sudah tidak ada lagi

peserta didik yang terlihat malu-malu. Komentar kelompok lain yang

muncul seperti: “kenapa pada kelompok anda tidak membahas

mengenai pajak barang mewah ya? Selanjutnya seharusnya masing-

masing garis hubung diberi nomor atau tanda lain supaya lebih mudah

membedakan. Setelah kelompok pertama selesai presentasi maka

dilanjutkan kelompok yang kedua. Kegiatan presentasi berjalan lancar

dan tidak ada kegiatan yang berbeda jauh dari kelompok sebelumnya.

Pengamatan Terhadap Kreativitas Peserta Didik

Katagori

Tabel 14. Tingkat Kreativitas Siklus II

Skor Frekuensi Persentase (%)

Sangat tinggi 35 – 40 - -

Tinggi 29 – 34 14 43,75%

Sedang 23 – 28 14 43,75%

Rendah 29 – 34 3 9,38%

Sangat Rendah 10 – 16 1 3,12%

Jumlah 32 100%

Sumber:data primer yang sudah diolah

Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus II

tingkat kreativitas dapat dilihat dengan hasil pengamatan terhadap

Page 130: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

130

peserta didik yang belum mencapai katagori yang maksimal yaitu

sangat tinggi. Tingkat kreativitas dari hasil pengamatan yang

berkatagori tinggi 43,75% (14 peserta didik) katagori sedang sebanyak

43,75% (14 peserta didik), berkatagori rendah sebanyak 9,38% (3

peserta didik), dan katagori sangat rendah sebanyak 3,12% (1 peserta

didik). Untuk mengetahui tingkat kreativitas berdasarkan hasil

pengamatan pada siklus II dapat diamati dalam diagram berikut ini.

2)

Gambar 11. Tingkat Kreativitas Siklus II

Tingkat Pemahaman

Pemahaman dalam pembelajaran IPS merupakan hasil belajar

yang dicapai peserta didik secara efektif di kelas khususnya setelah

peserta didik mempelajari mata pelajaran IPS yang diberikan oleh

guru dan dinyatakan dalam bentuk angka. Hasil dari pemahaman

tersebut diukur dari nilai tes setiap siklusnya. Dikatakan tuntas jika

0%

43.75% 43.75%

9.38%

3.12%

05

101520253035404550

Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Persentase

Tingkat Kreativitas Siklus II

Tingkat Kreativitas

Page 131: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

131

nilai ≥70 dan belum tuntas bila nilai <70. Hal ini berdasarkan

kurikulum SMP N 4 Wonosari mengenai Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) pada mata pelajaran IPS yaitu 70. Adapun daftar

nilai peserta didik dapat dilihat secara keseluruhan dalam lampiran.

Nilai tes yang dilakukan pada siklus II dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Katagori

Tabel 15. Tingkat Pemahaman Siklus II

Nilai Frekuensi Persentase

Tuntas ≥70 25 78,13%

Belum Tuntas <70 7 21,87%

Jumlah 32 100%

Sumber: hasil penelitian yang sudah diolah

Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus II

tingkat pemahaman dapat dilihat dengan hasil belajar peserta didik

yang sudah mencapai KKM. Hal ini tidak terlepas dari upaya

pembelajaran menggunakan mind mapping yang dilakukan dalam

pembelajaran IPS. Tingkat pemahaman dari hasil belajar yang

berkatagori tuntas sebanyak 78,13% (25 peserta didik) dan katagori

belum tuntas sebanyak 21,87% (7 peserta didik). Untuk mengetahui

tingkat pemahaman berdasarkan hasil belajar pada siklus II dapat

diamati dalam diagram berikut ini.

Page 132: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

132

Gambar 12. Tingkat Pemahamaan Siklus II

d.

1) Kelebihan

Refleksi

a) Pada kegiatan siklus kedua, menunjukkan proses perencanaan

berjalan lancar, sesuai dengan rencana yang telah dibuat secara

kolaborasi antara peneliti dan guru yang termuat dalam RPP.

b) Jadwal jam pertemuan telah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan

c) Dalam diskusi saat setelah presentasi sudah ada kritikan yang

dilontarkan dari peserta didik kepada peserta didik yang lain.

2) Kekurangan

a)

b)

Peserta didik masih terlihat malu-malu untuk presentasi mewakili

kelompoknya.

Hasil tes pemahaman masih belum maksimal.

78.13%

21.87%

0102030405060708090

Tuntas Belum tuntas

persentase

Tingkat Pemahaman Siklus II

Siklus II

Page 133: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

133

3) Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi siklus II, maka perlu

pembenahan untuk menyusun perencanaan pada siklus III, untuk itu

perlu melakukan tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk

menanggulangi kelemahan pada pembelajaran pada siklus II dapat

dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut:

a)

b)

Guru dan peneliti menentukan urutan presentasi sehingga tidak

ada lagi peserta didik merasa belum siap untuk presentasi.

Peserta didik dibiasakan dengan dengan metode mind mapping

sehingga diharapkan dapat lebih mudah peserta didik memahami

dan menguasai materi dengan baik.

3. Siklus III

a. Perencanaan

Pada rencana tindakan siklus III peneliti tetap menerapkan

metode mind mapping pada mata pelajaran IPS, dengan metode

pembelajaran ini diharapkan dapat lebih membantu untuk

meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Menindak

lanjuti hasil refleksi pada siklus II, maka peneliti berupaya untuk

melakukan perbaikan pada proses pembelajaran, yaitu peserta didik

dibiasakan dengan metode mind mapping sehingga diharapkan dapat

lebih mudah memahami dan menguasai materi dengan baik. Siklus ini

Page 134: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

134

terdiri dari dua kali pertemuan yang membahas materi tentang perairan

laut (4x40 menit dengan 2 kali pertemuan). Sebelum pembelajaran

dilaksanakan penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan persiapan,

yaitu:

Tahap pertama yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). RPP disusun secara kolaboratif antara peneliti dan

guru IPS kelas VIII C. RPP yang dibuat memuat: standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator hasil belajar, tujuan pembelajaran yang

akan dicapai, langkah-langkah pembelajaran dalam penerapan mind

mapping serta rubrik penilaian yang digunakan untuk menentukan

indikator keberhasilan pembelajaran. Aspek yang dinilai pada hasil

diarahkan pada ketepatan peserta didik meletakkan konsep dan tanda

hubung yang tepat. RPP dikembangkan berdasarkan standar mutu yang

dimiliki SMP N 4 Wonosari yang telah dikembangkan oleh peneliti dan

guru IPS kelas VIII C.

Tahap kedua yaitu peneliti dan guru IPS kelas VIII C bekerjasama

membuat soal tes. Soal berjumlah lima belas dengan perincian pilihan

ganda berjumlah sepuluh dan soal uraian singkat berjumlah lima. Di

dalam tahap ini pembuatan soal peneliti sangat dibantu dengan adanya

soal yang dimiliki oleh pihak sekolah seperti bank soal dari MGMP

Kabupaten Gunungkidul serta soal-soal yang dikumpulkan yang

Page 135: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

135

digunakan pada saat ujian sekolah dan buku yang berada di

perpustakaan yang digunakan sebagai rujukan.

Tahap ketiga yaitu membagi peserta didik yang berjumlah 32

peserta didik menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok

beranggotakan 8 orang dalam presentasi dan diskusi hasil mind map

tentang materi yang telah diajarkan. Tahap keempat yaitu yaitu

menyiapkan lembar observasi dan lembar wawancara. Lembar soal dan

lembar jawaban yang diberikan pada peserta didik telah divalidasi oleh

guru sedangkan lembar observasi disiapkan pada siklus III guna

mengetahui seberapa besar kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik

kelas VIII C yang terlihat pada aktivitas peerta didik baik dalam

berpikir kreatif maupun sikap kreatif yang indikatornya sudah

ditentukan sebelumnya. Lembar indikator terdiri dari sepuluh indikator

yang masing-masing indikator terdiri dari empat sub indikator yang

masing-masing indikator mempunyai skor 1 sampai dengan 4. Skor

keseluruhan indikator yang ada pada lembar observasi maksimal 40 dan

minimal 10. Perincian skor lembar observasi sebagai berikut: apabila

skor 35 – 40 berkatagori sangat tinggi, skor 29 – 34 berkatagori tinggi,

skor 23 – 28 berkatagori sedang, skor 17 – 22 berkatagori rendah, dan

skor 10 – 16 berkatagori sangat rendah. Selanjutnya pada lembar

wawancara akan menjadi acuan dalam melaksankan wawancara dengan

guru dan peserta didik setelah siklus III berakhir. Pertanyaan yang

Page 136: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

136

diajukan diperoleh dari pedoman wawancara. Tidak lupa bahwa harus

menyiapkan hadiah bagi peserta didik yang telah menjadi yang terbaik

dalam memperoleh nilai tes yang kedua dan presentasi untuk siklus

yang ketiga.

b. Pelaksanaan Tindakan

Setelah dipersiapkan rencana pembelajaran maka proses

pembelajaran akan dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran

yang telah ditetapkan. Penelitian ini dilaksanakan tanggal 16 dan 23

Mei 2012. Pada siklus ketiga diadakan dua kali pertemuan. Adapun

pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 4x40 menit. Selama kegiatan

pembelajaran, peneliti bertindak sebagai pengamat sedangkan guru

sebagai pihak yang memberikan tindakan. Jadwal pelaksanaan dapat

dilihat pada table beriku ini:

Tabel 16. Jadwal Pembelajaran Siklus III

Hari/tanggal Waktu Materi

Rabu, 16 Mei

2012

10.15 -11.35 Kebijakan dan tindakan pemerintah

kolonial dan prinsip-prinsip

perpajakan

Fungsi pajak dan contoh pajak yang

ditanggung keluarga

Rabu, 23 Mei

2012

10.15 -11.35

Pada pertemuan ini peserta didik mendapatkan pengalaman

langsung dan dapat merasakan secara langsung manfaat yang diperoleh

Page 137: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

137

dengan menggunakan mind map dalam menguasai konsep-konsep IPS.

Kegiatan awal, pada pertemuan pertama masuk kelas siklus ketiga

dengan tepat waktu pada pukul 10.15 WIB. Pada kegiatan awal guru

melakukan presensi, apersepsi, motivasi serta menyampaikan tugas

yang harus peserta didik selesaikan pada pertemuan ini yaitu masing-

masing individu membuat mind mapping dan menyampaikan langkah-

langkah mind mapping. Hasil mind mapping yang paling bagus dipilih

oleh masing-masing kelompok untuk dipresentasikan di depan papan

tulis. Waktu mengerjakan mind mapping dibatasi selama 15 menit.

Kegiatan inti, guru memberikan materi secara baik dan sangat

menarik, selanjutnya guru membagi kedalam 4 kelompok dan semua

peserta didik berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing untuk

menyesuaikan konsep yang akan mereka tulis, konsep yang ditulis

untuk satu kelompok sama akan tetapi bentuk mind mapping masing-

masing individu berbeda. Guru mendorong peserta didik berkomunikasi

dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari

berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru

memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi lebih kreatif

saat berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping. Guru

berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah

ketika pembuatan mind mapping. Jam 10.30 dimulai semua peserta

didik mulai membuat mind mapping hingga sampai jam 10.45 berarti

Page 138: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

138

tepat waktu, peserta didik sudah mulai terbiasa membuat mind

mapping, ketika waktu peserta didik membuat mind mapping peserta

didik terlihat sangat antusias dan penuh semangat mengerjakan mind

mapping. Setelah selesai mengerjakan mind mapping masing-masing

kelompok memilih hasil mind mapping yang terbaik.

Kegiatan selanjutnya adalah presentasi hasil mind mapping.

Dalam kegiatan ini yang mempresentasikan hasil mind mapping adalah

satu orang secara bergantian dengan anggota kelompoknya. Guru

meminta peserta didik untuk memusatkan perhatian ketika presentasi

mind mapping dilakukan. Guru mengintruksikan peserta didik dapat

belajar lebih cepat dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil

mind mapping. Selanjutnya setelah presentasi, kelompok lain diminta

untuk menanggapi, tanggapan dilakukan oleh anggota kelompok

presentasi secara bergantian. Waktu presentasi dan tanya jawab dibatasi

maksimal 15 menit. Pada sesi presentasi pertama guru mempersilahkan

kepada kelompok yang siap untuk memprentasikan hasil mind mapping

peserta didik-peserta didik membuat kesepakatan pertama kali yang

maju dimulai dari kelompok pertama. Kemudian kelompok pertama

maju dan mempresentasikan hasil mind mapping. Pada akhir sesi

presentasi guru memberi pertanyaan kepada kelompok yang maju untuk

mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi

dengan menggunakan mind map dan memberi beberapa pujian pada

Page 139: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

139

mind mapping yang mereka buat karena hasilnya sangat

mengembirakan. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan

menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind

mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi.

Guru meminta peserta didik untuk melatih “gambar keseluruhan” dalam

kegiatan koreksi terhadap hasil mind mapping yang dibuat secara

individu. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik

ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil

mind mapping peserta didik. Guru juga menjelaskan bahwa pada

pertemuan minggu depan akan dilaksanakan tes yang ketiga.

Pada pertemuan kedua ini peserta didik masuk kelas jam 10.15

WIB guru memulai presensi, apersepsi, motivasi dan tujuan

pembelajaran. Guru meminta peserta didik untuk membagi

kelompoknya seperti pembagian kelompok yang telah disepakati

kemudian melanjutkan kegiatan presentasi. Presentasi berjalan lancar

dan tidak ada kegiatan berbeda dengan presentasi kelompok

sebelumnya. Kegiatan presentasi kelompok sudah berakhir dan

hasilnya sangat luar biasa, ada kritikan, pujian serta tanggapan dari

peserta didik. Sangat terlihat mereka terlihat kemandirian sudah timbul,

serta kretivitas telah terlihat dengan adanya hasil mind mapping

maupun dari proses presentasi dan diskusi yang telah mereka

laksanakan. Pada sesi berikutnya adalah tes yang dikerjakan secara

Page 140: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

140

individu. Waktu tes dibatasi 25 menit. Guru berkata: “saya yakin kalian

pasti bisa mengerjakan dengan hasil yang maksimal”. Setelah waktu tes

yang ditentukan habis peserta didik mengumpulkan lembar jawab tes

tepat waktu. Suasana tes sangat tenang dan roman wajah peserta didik

dan guru terlihat berseri-seri.

Kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan pada peserta

didik untuk memberikan kesimpulan dari materi yang telah

dipresentasikan peserta didik agar peserta didik lebih paham lagi.

Kemudian guru dan peneliti membagikan hadiah kepada peeerta didik

yang sudah berani presntasi dan mendapatkan nilai tes kedua yang

terbaik, selanjutnya semua peserta didik mendapatkan hadiah karena

telah bisa membuat mind mapping dalam kegiatan pembelajaran.

c. Observasi

Guru telah berusaha semaksimal mungkin menerapkan metode

mind mapping. Pada siklus III ini telah berjalan sesuai dengan rencana

dan semua aturan yang harus dikerjakan oleh peserta didik disampaikan

secara tertulis dan lisan. Langkah-langkah yang pada siklus sebelumnya

belum dilaksanakan, pada siklus III ini telah dilaksanakan. Pada

dasarnya guru telah melaksanakan metode mind mapping dengan baik.

Pertemuan pertama menunjukkan bahwa kelas menjadi lebih

berwarna, hal ini ditunjukkan oleh suasana presentasi dari masing-

masing kelompok dan tanggapan dari kelompok lain. Hal yang terlihat

Page 141: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

141

adalah adanya peserta didik yang nampak tidak malu-malu lagi dan

kepercayaan diri peserta didik sudah mulai nampak dalam

mempresentasikan hasil mind map pada saat maju ke depan. Kondisi

demikian dapat dipaparkan sebagai berikut: Saat guru mempersilahkan

setiap kelompok untuk presentasi, sesuai dengan kesepakatan yang

dibuat kelas, kelompok 1 yang maju pertama kali untuk

mempresentasikan hasil mind mapnya anggota kelompok 1 sudah tidak

nampak malu-malu lagi dalam presentasi. kelompok 1 ini dapat

menjawab semua pertanyaan dari teman-teman ataupun dari guru

dengan baik.

Pada pertemuan kedua, kejadian yang terlihat adalah peserta didik

mulai berani bertanya dan menanggapi hasil mind map kelompok yang

maju. Komentar kelompok lain yang muncul seperti: “Mind map yang

kalian buat itukan ada gambar Pak Gayus, coba kalian jelaskan kenapa

seeorang Pak Gayus yang berpendidikan bisa korupsi ya?”. Kegiatan

presentasi berjalan lancar dan proses kreativitas berjalan sesuai dengan

yang diharapkan. Sampai dengan batas waktu pembelajaran berakhir

pada tahap ini, semua kelompok yang sudah maju mempresentasikan

hasil mind map mereka.

Page 142: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

142

1) Kreativitas Peserta Didik

Katagori

Tabel 17. Tingkat Kreativitas Siklus III

Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat tinggi 35 – 40 6 18,75% Tinggi 29 – 34 19 59,38% Sedang 23 – 28 7 21,87% Rendah 29 – 34 - - Sangat Rendah 10 – 16 - -

Jumlah 32 100%

Sumber: hasil penelitian yang sudah diolah

Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus III

tingkat kreativitas dapat dilihat dengan hasil pengamatan terhadap

peserta didik yang sudah mencapai katagori yang paling tinggi

yaitu sangat tinggi dan tidak ada peserta didik yang menempati

katagori paling rendah maupun katagori rendah. Tingkat kreativitas

dari hasil pengamatan yangberkatagori sangat tinggi 18,75% (6

peserta didik), berkatagori tinggi 59,38% (19 peserta didik),

katagori sedang sebanyak 21,87 (7 peserta didik). Untuk

mengetahui tingkat kreativitas berdasarkan hasil pengamatan pada

siklus III dapat diamati dalam diagram berikut ini.

Page 143: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

143

2)

Gambar 13. Tingkat Kreativitas Siklus III

Pemahaman Peserta Didik

Pemahaman dalam pembelajaran IPS merupakan nilai yang

dicapai peserta didik yang dinyatakan dalam bentuk angka. Hasil

dari pemahaman tersebut diukur dari nilai tes setiap siklusnya.

Dikatakan tuntas jika nilai ≥70 dan belum tuntas bila nilai <70. Hal

ini berdasarkan kurikulum SMP N 4 Wonosari mengenai Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) pada mata pelajaran IPS yaitu 70.

Adapun daftar nilai peserta didik dapat dilihat secara keseluruhan

dalam lampiran. Nilai tes yang dilakukan pada siklus III dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

18.75%

59.38%

21.87%

0% 0%0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Persentase

Tingkat Kreativitas Siklus III

Tingkat Kreativitas

Page 144: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

144

Katagori

Tabel 18. Tingkat Pemahaman Siklus III

Nilai Frekuensi Persentase

Tuntas ≥70 31 96,88%

Belum Tuntas <70 1 3,12%

Jumlah 32 100%

Sumber: hasil penelitian yang sudah diolah

Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus III

tingkat pemahaman dapat dilihat dengan hasil belajar peserta didik

yang sudah mencapai KKM yang ditentukan. Tingkat pemahaman

dari hasil belajar yang berkatagori tuntas sebanyak 96,88% (31

peserta didik) dan katagori belum tuntas sebanyak 3,12% (1 peserta

didik). Pada siklus ini sudah berhasil mencapai kriteria keberhasilan

yang ditetapkan yaitu 75%. Apabila tabel tingkat pemahaman siklus

III di atas dibuat diagramnya, maka akan tampak sebagai berikut:

Gambar 14. Tingkat Pemahaman Siklus III

96.88%

3.12%0

20

40

60

80

100

120

Tuntas Belum tuntas

persentase

Tingkat Pemahaman Siklus III

Siklus III

Page 145: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

145

d. Refleksi

1) Kelebihan

a) Pada kegiatan siklus ketiga, menunjukkan bahwa tidak ada

permasalahan dalam perumusan perencanaan tindakan (RPP) dan

pelaksanaannya.

b) Waktu yang dibutuhkan peserta didik dalam mengerjakan mind

mapping sudah sesuai dengan waktu yang ditentukan karena

peserta didik sudah mulai terbiasa membuat mind mapping dan

peserta didik sudah bisa menyesuikan diri dalam membuat mind

mapping.

c) Peserta didik dalam mempresentasikan hasil mind mapping dapat

melatih peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat di

depan peserta didik yang lain.

d) Peserta didik sudah mulai nampak tidak malu-malu lagi dan

sudah nampak percaya diri karena mereka sudah mulai terbiasa

mempresentasikan hasil mind mapping.

e) Peserta didik sudah berani mengungkapkan gagasan.

f) Peserta didik sudah tidak mudah terpengaruh terhadap pendapat

orang lain.

Page 146: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

146

D. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara guru

dan peneliti yaitu menerapkan metode mind mapping sebagai upaya untuk

meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Pelaksanaan

penelitian tindakan kelas ini yaitu setiap hari Rabu jam pelajaran ke V dan VI

(10.15 - 11.35) selama 6 kali pertemuan (tiga siklus) yang dimulai pada

tanggal 11 April 2012 sampai 23 Mei 2012, semua tahapan terlaksana dengan

baik. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan lebih mengarah pada peserta

didik, selama pembelajaran hampir tidak ada kegiatan mencatat secara

konvensional.

Pelaksanaan siklus I, kegiatan yang dilakukan dari persiapan tindakan,

pelaksanaan diskusi, pembuatan mind mapping, presentasi kemudian

reflkesidan evaluasi, kegiatan berlangung dengan baik, meskipun analisis

yang dibuat peserta didik masih lemah. Siklus kedua, peserta didik

melakukan hal yang sama seperti siklus I yaitu pembuatan mind mapping

dilakukan secara individu tetapi hasil mind mapping sduah terlihat

menunujukkan pemikiran yang runtut. Pelaksanaan Siklus III, peserta didik

melakukan diskusi, presentasi mind mapping dan hasilnya sangat baik.

Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi, lembar

wawancara, tes evaluasi, catatan lapangan, dokumentasi. RPP telah dinilai oleh

tim ahli. RPP dan tes soal divalidasi oleh guru kolaborator Ibu Tutik

Pujirahayu, S.Pd., selaku guru IPS Kelas VIII C. Seluruh alat evaluasi

Page 147: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

147

dipersiapkan oleh peneliti sebelum penelitian berlangusng sehingga alat

evalausi yang digunakan oleh peneliti pun menjadi acaun dalam melaksanakan

penelitian.

Berdasarkan hasil obeservasi yang dilakukan peneliti pada tiap

pertemuan dan penugasan yang dikerjakan oleh peserta didik pada setiap

siklusnya diperoleh fakta yang memperlihatkan bahwa kreativitas baik sikap

maupun berpikir kreatif mengalami peningkatan. Tes yang diberikan

memperlihatkan kemampuan peserta didik dalam memahami materi IPS juga

meningkat dari setiap siklusnya.

Presentasi dan diskusi yang dilakukan oleh peserta didik juga jauh lebih

baik dibandingkan pertemuan sebelumnya. Peningkatan kreativitas yang

diamati oleh peneliti di tiap pertemuan juga didukung dengan pernyataan

peserta didik dan guru saat dilakukan wawancara. Rata-rata peeserta didik

menyatakan bahwa peserta didk lebih kreatif dalam pembelajaran IPS. Peserta

didik lebih mampu menganalisis fenomena secara tepat. Peserta didik juga

merasa tertarik dengan pembelajaran IPS karena metode mind mapping

memberikan tantangan tersendiri saat harus membuat mind mapping. Menurut

guru, peningkatan kreativitas peserta didik terlihat dalam diskusi dan

presentasi, dan dalam hal peningkatan pemahaman peserta didik saat

presentase peserta didik yang dapat berhasil diatas KKM yang ditentukan.

Peserta didik terlihat antusias saat mengikuti pembelajaran dan menikmati saat

membuat mind mapping.

Page 148: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

148

a.

Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran

IPS Ibu Tutik Pujirahayu, S.Pd., menerapakan metode mind mapping untuk

meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Berdasarkan hasil

observasi antara guru dengan peserta didik secara individu maupun kelompok

dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapakan metode mind mapping

dapat dinyatakan bahwa guru dapat menerapkan metode mind mapping pada

setiap siklus dengan baik. Metode pembelajaran ini dapat menjadikan

kreativitas dan pemahaman peserta didik meningkat, karena pada metode ini

diharuskan peserta didik berpikir melampaui batasnya karena mind mapping

memungkinkan penggunaan unsur-unsur kreativitas seperti gambar, bentuk,

warna dan lainnya dalam membentuk representasi mental. Aktivitas dalam

pembelajaran IPS menggunakan mind mapping memicu peserta didik untuk

meningkatkan kreativitas peserta didik baik dalam berpikir kreatif maupun

bersikap kreatif. Pemahaman peserta didik dapat meningkat dengan metode

mind mapping disebabkan karena hubungan antara masing-masing informasi

secara mudah dapat dikenali. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode mind

mapping berhasil meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik

terbukti dengan wawancara, tes, dan observasi yang menujukkan peningkatan.

Kreativitas Peserta Didik

Hasil pengamatan berdasarkan lembar observasi tentang variabel

kreativitas peserta didik, persentase terbesar pada siklus I 65,63% berada

dalam katagori sedang sedangkan untuk siklus II meningkat menjadi

Page 149: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

149

43,75% berada dalam katagori tinggi. Untuk siklus III meningkat menjadi

59,38% dan berada dalam katagori tinggi. Untuk memudahkan mengetahui

peningkatan kreativitas peserta didik, berikut disajikan tabel kreativitas

peserta didik dari siklus I sampai dengan siklus III:

Tabel 19. Peningkatan Kreativitas Peserta didik Siklus I, II dan III.

Katagori Siklus I Siklus II Peningkatan (SI-SII)

Siklus III Peningkatan (SII-SIII)

F P F P F P

Sangat

Tinggi - - - - -

6 18,75% 18,75%

Tinggi - 14 - 43,75% 43,75% 59,38% 19 15,63%

21 Sedang 65,63% 14 43,75% (-21,88%) 21,87% 7 (-21,88%)

7 Rendah 21,87% 3 9,38% (-12,49%) - - (-9,38%)

4 Sangat

Rendah

12,50% 1 3,12% (-9,38%)

- - (-3,12%)

Sumber: hasil penelitian yang sudah diolah

Dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa tingkat kreativitas

peserta didik telah mengalami peningkatan. Pada siklus III menunjukkan

18,75% (6 peserta didik) menempati katagori sangat tinggi, 59,38% (19

peserta didik) menempati katagori tinggi dan 21,87% (7 peserta didik)

menempati katagori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus III

telah mencapai tingkat keberhasilan penelitian karena telah memenuhi

Page 150: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

150

indikator keberhasilan yaitu 70% peserta didik telah mencapai katagori

tinggi dan sangat tinggi yaitu bila dijumlahkan sebesar 78,13% (25 peserta

didik). Berikut ini merupakan penjelasan peningkatan kreativitas peserta

didik pada siklus I sampai dengan siklus III:

Gambar 15. Peningkatan kreativitas Siklus I, II dan III

Dari gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa tingkat kreativitas

peserta didik telah mengalami kenaikan. Pada siklus III ini memaparkan

bahwa besar tingkat kreativitas peserta didik dalam pada katagori yang

menunjukkan keberhasilan penelitian. Berdasarkan ketiga siklus tersebut

yang membedakan karakteristik masing-masing siklus tentang kreativitas

peserta didik adalah bahwa pada siklus I tidak ada peerta didik yang berada

dalam katagori sangat tinggi dan tinggi sedangkan pada siklus II lebih banyak

0% 0

65.63%

21.87%

12.5%

0%

43.75% 43.75%

9.38%3.12%

18.75%

59.38%

21.87%

0% 0%0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Perse

n

ta

s

e

Peningkatan Kreativitas Siklus I, II dan III

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Page 151: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

151

peserta didik pada katagori sedang, selanjutnya pada siklus III menunjukkan

bahwa sudah tidak ada lagi peserta didik dalam katagori sangat rendah dan

rendah.

Bedasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS, peningkatan

kreativitas ini disebabkan karena pembelajaran IPS dengan metode mind

mapping memotivasi peserta didik untuk meningkatkan kreativitas dalam

pembelajaran dan metode ini berisi cara yang mengabungkan fungis otak

kanan dan otak kiri. Dengan adanya peningkatan kreativitas dari siklus I

sampai dengan siklus III menunjukkkan bahwa penerapan metode mind

mapping berhasil meningkatakan kreativitas peserta didik. Hasil temuan ini

sesuai dengan Yovan P. Putra (2008: 256), aplikasi pada mind mapping dapat

meningkatkan kreativitas individu maupun kelompok. Hal ini disebabkan

salah satunya karena mind mapping memungkinkan penggunaan unsur-unsur

kreativitas seperti gambar, bentuk, warna dan lainnya dalam membentuk

representasi mental.

b. Pemahaman Peserta Didik

Pemahaman peserta didik diukur dengan tes untuk mengetahui hasil

belajar pada setiap akhir siklus. Tes dapat mengukur sejauh mana peserta

didik memahami materi yang diajarkan. Berdasarkan hasil tes pemahaman

maka dapat dilihat pada tabel beriku ini:

Page 152: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

152

Tabel 20. Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Siklus I, II, dan III

No Kriteria

Ketuntasan

Katagori Frekuensi Persentase (%)

S I S II S I S III S III S II

1. ≥70 10 Tuntas 25 31,25% 31 78,13% 96,88%

2. <70 22 Belum

Tuntas

7 68,75% 1 21,87% 3,12%

32 Jumlah 32 32 100% 100% 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui tingkat pemahaman peserta didik

berdasarkan tes yang dilakukan setiap akhir siklus. Siklus I tingkat

pemahaman peserta didik dalam katagori belum tuntas 68,75% (22 peserta

didik) dan katagori tuntas 31,25% (10 peserta didik). Pada siklus II tingkat

pemahaman peserta didik dalam katagori belum tuntas 21,87% (7 peserta

didik) dan katagori tuntas 78,13% (25 peserta didik). Pada siklus III tingkat

pemahaman peserta didik mengalami kenaikan yaitu dalam katagori tuntas

96,88% (31 peserta didik) dan katagori belum tuntas 3,12% (1 peserta

didik). Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui bahwa pada siklus

III tingkat pemahaman peserta didik mencapai tingkat ketuntasan sebesar

96,88% (31 peserta didik) ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan

yaitu tingkat ketuntasan peserta didik diatas 75%. Apabila tabel peningkatan

Page 153: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

153

pemahaman peserta didik siklus I, II dan III di atas dibuat diagramnya, maka

akan tampak sebagai berikut:

Gambar 16. Peningkatan Pemahaman Siklus I, II dan III

Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik dan lembar

observasi catatan lapangan diperoleh hasil bahwa sebagian besar peserta

didik setuju dengan penerapan metode mind mapping untuk meningkatkan

kreativitas dan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi.

Alasannya dengan mind mapping yang mendorong berfikir kreatif dapat

memudahkan peserta didik dalam hal mengingat materi, mengungkapkan

pendapat dalam diskusi dan lancar dalam mengungkapkan ide dalam

presentasi. Hasil analisis dan refleksi terhadap setiap siklusnya diperoleh

bahwa untuk meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik perlu

31.25%

78.13%

96.88%

68.75%

21.87%

3.12%0

20

40

60

80

100

120

Siklus I Siklus II Siklus III

persentas

e

Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Siklus I, II dan III

Tuntas

Belum Tuntas

Page 154: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

154

didukung beberapa aspek diantaranya metode pembelajaran yang tepat serta

kesungguhan guru dalam menerapkannya. Metode mind mapping menjadi

salah satu metode pembelajaran yang secara langsung berhasil

meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik.

Dengan adanya peningkatan jumlah peserta didik yang tuntas dalam

tes dari siklus I, II, III hal ini membuktikan bahwa penerapan metode mind

mapping dalam meningkatkan pemahaman peserta didik tehadap materi IPS

yang dapat dilihat dari tes belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Yovan P.

Putra (2008: 255-256) menyatakan bahwa dengan mengaplikasikan mind

mapping, individu dapat mengantisipasi derasnya laju informasi dengan

memiliki kemampuan mencatat yang memungkinkan terciptanya hasil cetak

mental (mental computer printout), hal tersebut tidak hanya berguna untuk

membantu dalam mempelajari informasi yang diberikan, tetapi juga dapat

merefleksikan pemahaman personal yang mendalam atas informasi tersebut,

menyatakan bahwa dengan metode mind mapping dapat meningkatkan

pemahaman peserta didik.

E. Keterbatasan Penelitian

Selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam upaya peningkatan

kreativitas dan pemahaman peserta didik melalui penerapan metode mind

mapping di kelas VIII C dalam pembelajaran IPS, peneliti menemukan

Page 155: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

155

beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan meliputi beberapa hal

sebagai berikut:

1. Kurangnya kesiapan peserta didik dalam belajar

2.

Pada umumnya pesera didik belum siap dalam menerima pelajaran

sehingga pertama kali metode mind mapping diterapkan banyak diantara

peserta didik yang cenderung acuh dengan apa yang diberikan kepada

peserta didik. Kecenderungan santai dalam menggunakan metode ceramah

murni mengakibatkan peserta didik sulit untuk diarahkan ketika pertama

kali menggunakan metode mind mapping.

Keterbatasan ruang

Ruang yang representatif sangat mendukung dalam proses

pembelajaran. Idealnya pembelajaran dengan metode mind mapping

memerlukan ruangan yang luas sehingga antar kelompok tidak saling

merasa terganggu dan meminimalisir keributan karena banyak peserta didik

yang mengobrol antar kelompok. Dalam penelitian ini, ruang kelas yang

kurang representatif menyebebabkan antar kelompok merasa terganggu oleh

suara kelompok yang lain dan menyulitkan mobilitas peneliti saat observasi.

Page 156: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

156

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab terdahulu

disimpulkan bahwa penerapan metode mind mapping berhasil meningkatkan

kreativitas dan pemahaman peserta didik. Peningkatan tersebut secara

keseluruhan dapat terlihat pada peningkatan persentase kreativitas dan

pemahaman peserta didik pada aktivitas pembelajaran selama diterapkannya

metode mind mapping dalam pembelajaran IPS antara lain sebagai berikut:

1. Kreativitas Peserta Didik

Dengan diterapkannya metode mind mapping, kreativitas peserta

didik mengalami peningkatan. Peningkatan kreativitas peserta didik dari

siklus I ke siklus II dengan katagori sangat tinggi tidak ada, katagori tinggi

meningkat sebesar 43,75%, katagori sedang mengalami penurunan sebesar

21,88%, katagori rendah mengalami penurunan sebesar 12,49% dan

katagori sangat rendah mengalami penurunan sebesar 9,38%. Peningkatan

kreativitas peserta didik dari siklus II ke siklus III dengan katagori sangat

tinggi meningkat 18,75%, katagori tinggi meningkat sebesar 15,63%, pada

katagori sedang mengalami penurunan sebesar 21,88%, katagori rendah

mengalami penurunan sebesar 9,38% dan dalam katagori sangat rendah

juga mengalami penurunan sebesar 3,12%.

Page 157: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

157

2. Pemahaman Peserta Didik

Dengan diterapkannya metode mind mapping, pemahaman peserta

didik mengalami peningkatan. Peningkatan pemahaman peserta didik

dapat dibuktikan dengan persentase peserta didik yang mencapai nilai

KKM pada siklus I sebesar 31,25% meningkat menjadi 78,13% pada

siklus II. Selanjutnya masih mengalami peningkatan menjadi 96,88%

pada siklus III. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang

mencapai nilai KKM telah melampaui kriteria keberhasilan yang

ditetapkan yaitu 75%.

B. Implikasi

Pada dasarnya penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui

seberapa besar peningkatan kreativitas dan pemahaman peserta didik

melalui penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran IPS.

Penerapan metode ini ternyata berhasil meningkatkan kreativitas dan

pemahaman peserta didik dalam pembelajaran IPS.

C. Saran

1. Kurangnya kesiapan peserta didik dapat ditingkatkan lagi dengan cara

mengelola kelas dengan baik dengan menciptakan kondisi belajar yang

menarik dan menyenangkan, membuat interaksi yang baik antara guru

dan peserta didik menggunakan metode mengajar yang bervariasi.

Page 158: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

158

2. Keterbatasan ruang kelas dapat diatasi dengan mengatur posisi tempat

duduk yang urut sesuai nomor kelompok dari bangku paling depan

sebelah kiri untuk kelompok I, sebelah kiri belakang untuk kelompok

II, sebelah kanan depan kelompok III dan kelompok IV paling

belakang dengan model zig-zag. Sehingga antar kelompok tidak saling

terganggu saat diskusi berlangsung dan memudahkan mobilitas

peneliti saat melakukan pengamatan.

Page 159: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

159

DAFTAR PUSTAKA

Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map Untuk Anak Agar Anak Pintar di Sekolah. Jakarta : PT. Gramedia Pusaka Utama.

Buzan, Tony. 2009. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.

Cholid, Narbuka. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

De Porter, Bobbi. 2002. Quantum Teaching Orchestrating Student Success. Bandung: Kaifa.

De Porter, Bobbi. 2010. Quantum Learning Unleashing the Genius In You. Bandung: Kaifa.

Djodjo, Suradisastra dkk. 1991. Pendidikan IPS 3. Jakarta: Depdikbud.

Dwi, Siswoyo. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Hasan, Hamid. 1996. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hamzah B. Uno. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.

Johnson, Elaine. 2009. Contextual Teaching & Learning. Bandung: Mizan Learning Center.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung Remaja Rosdakarya.

Nana, Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 160: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

160

Ngalim, Purwanto. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rochiati, Wiriaatmadja. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Saiful Bahri Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Beelajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Gafindo Persada.

Soedarsono. 2001. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyanto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Solo: Yuma Pustaka.

Sugiyono, 2009. Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi, Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Supardi. 2011. Dasar-dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta: Ombak.

Suwarsih, Madya. 2007. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta.

Syaiful, Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Page 161: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

161

Theo, Riyanto. 2002. Pembelajaran sebagai Proses Bimbingan Pribadi. Jakarta: Grasindo.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.

Udin Saripudin Winataputra. 1989. Konsep dan Masalah Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Undang-Undang No. 22 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Utami, Munandar. 1990. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas. Jakarta: Gramedia.

Yovan P. Putra. 2008. Memori dan Pembelajaran Efektif. Bandung: Yama Widya.

Page 162: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

162

Page 163: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

163

Page 164: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

164

Page 165: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

165

PERANGKAT PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Kelas/Semester : VIII/2

Tahun Pelajaran : 2011/2012

Nama : Yumi Hartati

NIM : 08416241012

Sekolah : SMP N 4 Wonosari

SMP N 4 WONOSARI

Alamat: Ngerboh, Piyaman, Wonosari

GUNUNGKIDUL

Lampiran 2

Page 166: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

166

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMP N 4 Wonosari

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : VIII/2

Tahun Pelajaran : 2011/2012

Standar Kompetensi :

2. Memahami proses kebangkitan nasional

7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia

Kompetensi Dasar :

2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta

pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah

7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional

Indikator

1. Mendiskripsikan kedatangan bangsa barat ke Indonesia sampai

terbentuknya kekuasaan kolonial

2. Mendefinisikan pengertian pajak dan retribusi

3. Menguraikan unsur dan jenis-jenis pajak

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit (2 pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat:

1. Mendiskripsikan kedatangan bangsa barat ke Indonesia sampai

terbentuknya kekuasaan kolonial

2. Mendefinisikan pengertian pajak dan retribusi

3. Menguraikan unsur dan jenis-jenis pajak

Karakter siswa yang diharapkan: disiplin, rasa hormat dan perhatian, tanggung

jawab, tekun, ketelitian.

Page 167: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

167

B. Materi Ajar

1. Proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat ke

Indonesia sampai terbentuknya kekuasaan kolonial

Menurut sejarah, jatuhnya bangsa Indonesia ke tangan

kolonialisme dimulai sejak bangsa barat menundukkan kerajaan-kerajaan

di nusantara. Kerajaan yang ada di nusantara secara perlahan dikuasai

oleh Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris. Ada faktor pendorong bagi

bangsa barat untuk datang dan menguasai Indonesia, diantaranya karena

kekayaan alam Indonesia. Sejak ratusan tahun lalu rempah-rempah

merupakan barang yang berharga di Eropa. Oleh karena itu bangsa barat

memperdagangkan dan mendapat keuntungan yang besar bagi bangsa

tersebut. Bangsa Portugis merupakan bangsa barat yang pertama yang

menguasai kerajaan di nusantara yaitu sejak merebut Malaka pada tahun

1511. Kekuasaan berakhir setelah Belanda merebut Malaka pada 1640.

Adapun Spanyol tidak sempat banyak menguasai karena kalah bersaing

dengan Portugis dan hanya memusatkan daerah kolonialnya di Filipina.

Sementara Belanda sebagai penguasa terlama dan banyak mengeluarkan

kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyat Indonesia. Pada awal tahun

1596 Belanda mulai datang ke Banten dibawah pimpinan Cornelis De

Houtman. Kedatangan ini diikuti oleh kedatangan rombongan Belanda

yang selanjutnya menyebabkan persaingan perdagangan dan penguasaan

rempah-rempah diantara pengusaha Belanda. Untuk mengatasi

persaingan dagang tersebut atas saran dari Johan Van Oldenbarnevelt,

pada tahun 1602 didirikanlah kongsi dagang Belanda yang diberi nama

Vereenigne Oost-Indische Compagnie (VOC). Gerakan penjajahan

Belanda melalui VOC yang didirikannya diantaranya dengan menetapkan

beberapa kebijakan yang sangat merugikan rakyat seperti:

1) Menarik upeti dari raja-raja yang telah ditakhlukkan oleh Belanda.

2) Menarik pajak dari rakyat dalam bentuk hasil bumi.

Page 168: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

168

3) Mengadakan pelayaran hongi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh

armada Belanda dengan menggunakan perahu-perahu kecil untuk

menangkap, mengawasi pedagang dan penduduk pribumi yang

dianggap melanggar ketentuan Belanda.

4) Melakukan ektirpasi yaitu membinasakan dan menghancurkan

tanaman rempah yang menjadi komoditas ekspor agar tidak

mengalami kelabihan produksi menyebebkan jatuhnya harga.

5) Mengangkat seorang gubernut jenderal untuk mengawasi dan

melaksankan jalannya pemerintah di daerah dikuasainya.

2. Pengertian Pajak dan Retribusi

Pajak merupakan sumber terpenting keuangan negara. Setiap warga

negara yang sudah dewasa dan memiliki penghasilan wajib pajak ikut

menanggung beban pajak dan menyumbang pada keuangan negara sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Pajak seringkali dimengerti dalam

berbagai macam arti atau definisi sebagai berikut:

a. Rohmat Soemitro:

Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara

untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk

tabungan masyarakat yang merupakan sumber utama pembiayaan

investasi umum.

b. Soeparman Soemahamidjaja:

Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang yang dipungut oleh

penguasa berdasarkan norma hukum guna menutupi biaya produksi

barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

Berdasarkan definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan

mengenai pengertian pajak adalah iuran wajib pajak yang dipungut oleh

negara dan dibayarkan oleh wajib pajak berdasarkan norma-norma

Page 169: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

169

hukum untuk membiayai pengeluaran kolektif guna meningkatkan

kesejahteraan umum yang balas jasanya tidak diberikan secara langsung.

Selain pajak, dikenal istilah lain yang mirip artinya dengan pajak,

yaitu retribusi. Retribusi adalah pungutan yang dilakukan oleh

pemerintah karena memakai fasilitas negara secara langsung. Contohnya:

karcis pasar, izin bangunan, dan karcis memasuki tempat wisata seperti

Gembiraloka.

3. Unsur dan Jenis-jenis Pajak

Bila hendak membahas pajak lebih mendalam, selain mengetahui

definisi pajak, kita juga harus mengetahui bebrapa unsur pajak seperti

subjek pajak, objek pajak, dan tarif pajak.

a. Subjek Pajak

Subjek pajak adalah pihak (berupa orang atau badan usaha ataupun

warisan yang belum terbagi) yang wajib membayar pajak kepada

negara. Dalam hal ini wajib pajak adalah orang atau badan usaha yang

menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

b. Objek Pajak

Objek pajak atau dasar pajak adalah objek atau hal yang dikenai pajak.

Contoh objek pajak adalah penghasilan, kekayaan, laba perusahaan

dan kendaraan.

c. Tarif Pajak

Tarif pajak adalah ketentuan tentang beberapa beban pajak yang harus

dipikul oleh objek pajak.

Page 170: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

170

Pajak dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Penggolongan

pajak bisa bermacam-macam, diantaranya:

a. Penggolongan Pajak Berdasarkan Kewenangan Pemungut Pajak

1) Pajak negara (pusat)

Pajak negara yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contohnya:

Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPn), Pajak

atas Barang Mewah (PPnBM) dan Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB).

2) Pajak daerah

Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga pemerintah daerah.

Contohnya: pajak reklame, pajak hiburan, pajak kendaraan

bermotor dan pajak penerangan.

b. Penggolongan Berdasarkan Cara Pembebanan Pajak

1) Pajak langsung

Pajak langsung adalah pajak yang dikenakan berdasarkan surat

ketetapan pajak (berkohir) dan pengenaannya secara berkala dan

tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Contohnya: pajak

penghasilan, pajak bumi dan bangunan dan pajak deviden.

2) Pajak tidak langsung

Pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan tidak

berdasarkan surat ketetapan pajak (berkohir) dan pengenaannya

tidak secara berkala dan dapat dilimpahkan kepada pihak lain.

Contohnya: pajak penginapan, pajak reklame, pajak hiburan, pajak

pertambahan nilai dan PPnBM.

C. Metode Pembelajaran

Metode Mind Mapping

Page 171: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

171

D. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran

1. Buku

Fattah, Sanusi. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SMP/MTs kelas

VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.

Sutarto,dkk. 2008. IPS: untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Suparman, dkk. 2007. Sejarah 2. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

2. Foto dan gambar (terlampir)

E. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pertemuan I

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

1) Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru

kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan

kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih

lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis).

2) Apersepsi

Tahukah kalian bahwa bangsa yang pertama kali datang ke

Indonesia ? Kedatangan bangsa barat di Indonesia dipelopori oleh

bangsa Portugis yang kemudian disusul oleh bangsa Spanyol,

Belanda dan Inggris. Mereka mendirikan koloni, mengadakan

perdagangan serta melaksanakan monopoli perdagangan. Mereka

melakukan kebijakan-kebijakan ekonomi dan politik yang

merugikan rakyat nusantara demi keuntungan yang besar.

3) Motivasi

Tahukah kalian bagaimana nenek moyang dahulu melawan

penjajah? Lahirnya bangsa ini tidak semudah membalikkan telapak

tangan, akan tetapi melalui proses yang sangat panjang. Oleh

Page 172: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

172

karena itu kalian sebagai generasi penerus bangsa ini wajib mengisi

dengan rajin belajar dan berprestasi tentunya.

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu:

a) Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial

b) Mendefinisikan pengertian pajak dan retribusi

c) Menguraikan unsur dan jenis pajak

b. Kegiatan Inti (60 menit)

1) Penyampaian mengenai materi pembelajaran selama 15 menit.

Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser tempat

duduk sesuai dengan denah tempat duduk dengan menyuarakan

yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami

pasti bisa kemudian membentuk menjadi 4 kelompok yang telah

ditentukan sebelumnya. Presentasi dilakukan oleh 2 kelompok

dengan ketentuan waktu (2x15 menit).

2) Penerapan metode pembelajaran mind mapping:

a) Merencanakan, pada tahap ini peserta didik merencanakan

pembuatan mind mapping. Guru menginformasikan peserta

didik dalam merencanakan pembuatan mind mapping secara

individu.

b) Berkomunikasi, setelah merencanakan pembuatan mind

mapping kemudian peserta didik berkomunikasi dengan anggota

kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber

acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru membimbing

peserta didik dalam berkomunikasi.

c) Menjadi lebih kreatif, setelah berkomunikasi, peserta didik

bersama anggota kelompok untuk menjadi lebih kreatif

melakukan kegiatan berdiskusi dalam pembuatan dan

penyusunan mind mapping. Guru sebagai tutor memberikan

Page 173: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

173

motivasi dan membimbing peserta didik dalam menjadi lebih

kreatif.

d) Menyelesaikan masalah, pada tahap ini peserta didik melakukan

diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dijumpai dengan

anggota kelompoknya selama pembuatan mind mapping. Guru

berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan

masalah bila masalah dalam kelompok tersebut belum dapat

diselesaikan.

e) Memusatkan perhatian, setelah kegiatan diskusi menyelesaikan

masalah selesai dilakukan maka kegiatan selanjutnya yaitu

presentasi. Peserta didik memusatkan perhatian kepada anggota

kelompok yang bersedia untuk menjadi presentator. Guru

meminta peserta didik dalam memusatkan perhatian ketika

presentasi mind mapping dilakukan.

f) Belajar lebih cepat dan efisien, ketika kegiatan presentasi mind

mapping dilakukan peserta didik belajar lebih cepat dan efisien,

Guru membimbing dan mengintruksikan peserta didik dalam

belajar lebih cepat dan efisien.

g) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, setelah kegiatan

presentasi dilakukan, peserta didik menyusun dan menjelaskan

pikiran-pikiran dengan cara dibahas dan dikaji secara bersama-

sama terhadap hasil mind mapping yang dipresentasikan. Guru

membimbing dan memotivasi peserta didik dalam menyusun

dan menjelaskan pikiran-pikiran.

h) Melatih “gambar keseluruhan”, setelah kegiatan menyimpulkan

materi pembelajaran menggunakan hasil mind mapping dalam

mengingat dengan lebih baik, peserta didik melatih “gambar

keseluruhan”. Guru meminta peserta didik untuk mengubah arah

berfikir secara spontan dalam melatih “gambar keseluruhan”

Page 174: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

174

ketika melakukan koreksi hasil mind mapping.

i) Mengingat dengan lebih baik, setelah peserta didik selesai

melatih “gambar keseluruhan”, peserta didik berusaha

mengingat dengan lebih baik dengan menyimpulkan materi

pembelajaran menggunakan hasil mind mapping yang

dibuatnya. Guru mendorong peserta didik dalam mengingat

dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan

yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik.

c. Kegiatan Penutup (10 menit)

1) Membuat kesimpulan

Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang

materi dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru

memberi tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat

peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan dengan

merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Pajak merupakan

sumber utama bagi pendapatan negara kita. Pajak mempunyai

peran yang sangat besar terhadap pendapatan negara. Setelah

memperhatikan Realisasi Anggran Pendapatan dan Belanja Negara

Republik Indonesia Tahun 2006. Dari hal tersebut tampak jelas

bahwa pajak merupakan sumber utama bagi pendapatan negara

kita. Dari pendapatan total, 65%-nya berasal dari pajak. Jadi, tidak

dapat dipungkiri lagi bahwa pajak memberi sumbangan yang

sangat besar terhadap pendapatan negara kita. Zaman sekarang

pajak merupakan sumber pendapatan negara, berbeda dengan

zaman kolonial yaitu upeti dan pajak yang berupa hasil bumi

merupakan sumber pendapatan. Kedua kebijakan tersebut memiliki

persamaan yaitu bersifat memaksa namun memiliki perbedaan

yaitu kalau pajak zaman sekarang disesuaikan dengan keadaan dan

Page 175: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

175

bersifat manusiawi namun bila upeti dan pajak hasil bumi tidak

demikian adanya.

2) Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi

yang telah dipelajari. Guru memberikan dorongan dan memperjelas

bahwa membayar pajak merupakan bentuk dari tanggung jawab

seperti nilai untuk bertangung jawab terhadap negara dalam hal

kemajuan pembangunan dengan kesadaran membayar pajak pagi

para wajib pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jangan

seperti salah satu oknum pegawai pajak yang tidak bertanggung

jawab (memperlihatkan foto) korupsi dalam hal pengelolaan pajak.

3) Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah

referensi dan pengetahuan diberikan tugas membawa struk bukti

pembayaran pajak yang ditanggung keluarga. Tugas tersebut

dikumpulkan minggu depan.

4) Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya yaitu

presentasi 2 kelompok selanjutnya dari hasil dari mind mapping

yang dibuat hari ini.

5) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan

peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran tadi

yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil

mengucapkan semangat pasti bisa.

2. Pertemuan II

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

1) Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru

kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan

kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih

lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis).

Page 176: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

176

2) Apersepsi

Pada zaman dahulu, ketika negara umumnya masih berbentuk

kerajaan, penduduk memberikan upeti kepada raja. Bentuk upeti

dapat berupa hasil pertanian, hasil kerajinan. Penduduk yang tidak

mempunyai penghasilan, mempersembahkan upeti berbentuk

tenaga kerja untuk kepentingan umum. Sistem uang belum dikenal

luas waktu itu. Dengan demikian upeti merupakan sumber

pendapatan kerajaan. Apakah pengertian upeti demikian mirip

dengan pengertian pajak?

3) Motivasi

Marilah kita pahami bahwa satu sumber utama pendapatan negara

yang paling besar adalah dari penarikan pajak. Jumlahnya yang

sangat besar membuat pajak sebagai sumber dana yang terpenting

bagi pemerintah. Tanpa menarik pajak, negara kita akan

mengalami kesulitan untuk melaksanakan program pembangunan.

Untuk lebih memahami pentingnya pajak, kita akan mempelajari

pajak sebagai sumber pendapatan negara, dan perbedaan pajak

dengan retribusi.

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu:

a) Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan pemerintah colonial

b) Mendefinisikan pengertian pajak dan retribusi

c) Menguraikan unsur dan jenis pajak

b. Kegiatan Inti (60 menit)

1) Pengumpulan tugas membawa struk bukti pembayaran pajak yang

ditanggung keluarga di meja guru.

2) Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai

dengan urutan tempat duduk sesuai dengan presensi dan

membentuk kelompok yang telah disepakati dengan menyuarakan

Page 177: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

177

yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami

pasti bisa.

3) Melakukan presentasi 2 kelompok berikutnya dengan ketentuan

waktu (2 x 15 menit).

4) Peserta didik dibagikan lembar tes pemahaman. Waktu

mengerjakan tes 25 menit.

c. Kegiatan Penutup (15 menit)

1) Membuat kesimpulan

Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi

dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru

memberikan tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat

peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan dengan

merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Kebijakan

pemerintah kolonial pada saat itu telah menyebabkan penderitaan

luar biasa dan merupakan tindakan yang tidak manusiawi karena

menyebabkan rakyat sangat menderita. Hal itu sangat berbeda

dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang sudah merdeka yaitu

kebijakannya yaitu demi kesejahteraan bersama dan membangun

perekonomian bangsa dengan menggunakan sistem pajak. Sistem

pajak ini telah diatur dalam Undang-undang dan harapannya tidak

ada penyelewengan dari proses penarikan pajak tersebut.

2) Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi

yang telah dipelajari seperti nilai untuk bertangung jawab terhadap

negara dalam untuk ikut bersama membangun bangsa Indonesia

dengan kemampuan masing-masing individu dan mengingat bahwa

pajak diterapkan di Indonesia untuk kesejahteraan bersama.

Page 178: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

178

3) Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah

referensi dan pengetahuan diberikan tugas membaca referensi

materi selanjutnya.

4) Pemberian hadiah bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria

yang ditentukan.

5) Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan dibahas pada

pertemuan selanjutnya yaitu tentang: kebijakan dan. tindakan

pemerintah kolonial, prinsip-prinsip perpajakan

6) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan

peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran IPS

selanjutnya saling menepuk bahu sambil mengucapakan semangat

pasti bisa.

F. Penilaian

1. Kisi-kisi tes

Indikator Pencapaian Tekik Penilaian

Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

Mendefinisikan pengertian pajak dan retribusi

Tes tertulis

Pilihan ganda

Iuran wajib masyarakat kepada negara yang diatur oleh UU dengan balas jasanya tidak secara langsung dapat ditunjukkan kepada masyarakat disebut …

a. Bea dan cukai b. Pajak c. retribusi d. denda

Indikator Pencapaian Tekik Penilaian

Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

Menguraikan unsur dan jenis-jenis pajak

Tes tertulis

uraian Sebutkan 3 unsur pajak?

Page 179: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

179

Mendiskripsikan kedatangan bangsa barat ke Indonesia sampat terbentuknya kekuasaan colonial

Tes tertulis

Pilihan ganda

Bangsa Barat yang pertama kali menguasai kerajaan-kerajaan di nusantara adalah ….

a. Belanda b. Spanyol c. Inggris d. Portugis

Kunci Jawaban

1. B. Pajak

2. Tiga unsur pajak adalah Subjek Pajak, Objek Pajak, Tarif Pajak

3. D. Portugis

Pedoman Penilaian

Nilai = 100

Bentuk Soal No. Soal Skor Benar

Pilihan Ganda 1 – 10 10 @1

Uraian 1 – 5 10 @2

Skor Maksimal 20

Page 180: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

180

2. Pedoman Penilaian Kreativiatas

Kreativitas peserta didik dalam menyusun hasil mind map, presentasi

kelompok dan diskusi kelas.

a. Lembar Pengamatan Kreativiatas

No. Nama

Siswa

Aspek yang Diamati Jml

skor

a.

1

a.

2

a.

3

a.

4

a.

5

a.

6

a.

7

a.

8

a.

9

a.

10

1.

32.

Catatan: Skor diisi dengan angka 1 sampai 4 dengan kriteria terlampir.

Wonosari, April 2012

Guru Mapel IPS, Peneliti

Tutik Pujirahayu, S.Pd. Yumi Hartati

NIP. 19590904 197903 2 002 NIM. 08416241012

Page 181: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

181

PERANGKAT PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Kelas/Semester : VIII/2

Tahun Pelajaran : 2011/2012

Nama : Yumi Hartati

NIM : 08416241012

Sekolah : SMP N 4 Wonosari

SMP N 4 WONOSARI

Alamat: Ngerboh, Piyaman, Wonosari

GUNUNGKIDUL

Lampiran 3

Page 182: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

182

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMP N 4 Wonosari

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : VIII/2

Tahun Pelajaran : 2011/2012

Standar Kompetensi :

2. Memahami proses kebangkitan nasional

7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia

Kompetensi Dasar :

2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat, serta

pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah

7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional

Indikator

1. Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial

2. Mendefinisikan prinsip-prinsip perpajakan

3. Mendefinisikan fungsi pajak

4. Menguraikan contoh pajak dalam keluarga

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit (2 pertemuan)

G. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat:

1. Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial

2. Mendefinisikan prinsip-prinsip perpajakan

3. Mendefinisikan fungsi pajak

4. Menguraikan contoh pajak dalam keluarga

Karakter siswa yang diharapkan: disiplin, rasa hormat dan perhatian, tanggung

jawab, tekun, ketelitian.

Page 183: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

183

H. Materi Ajar

1. Perkembangan kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial

Berakhirnya kekuasaan VOC di Indonesia pada 31 Desember 1799

menyebabkan kekuasaan Belanda semakin memudar. Di sisi lain pada saat

bersamaan kongsi dagang Inggris semakin mengalami perkembangan. Hal

ini membuat pemerintah Belanda semakin gencar untuk mempertahankan

wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia. Belanda mengangkat Herman

Willem Daendeles untuk mengatur pemerintahan di Indonesia sekaligus

mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris. Untuk tugas-tugas ini,

Dandeles melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut: pemindahan pusat

pemerintahan lebih ke pedalaman, menambah jumlah prajurit, membangun

benteng-benteng pertahanan, membuat jalan dari Anyer ke Panarukan, dan

rakyat dipaksa untuk kerja rodi. Dalam perkembangan selanjutnya,

semakin buruknya perekonomian Belanda mengakibatkan gejolak

tersendiri di kalangan mereka. Siasat yang dilancarkan Belanda dalam

rangka memperbaiki keuangan mereka serta menguasai Indonesia akhirnya

dirubah, semula menggunakan politik monopoli menjadi politik bebas.

Melalui rekomendasi Johanes Van de Bosch, seorang ahli keuangan

Belanda ditetapkan sistem tanam paksa atau cultur stelsel tahun 1830.

Tujuan sistem tanam paksa adalah untuk mendapatkan keuntungan yang

sebesar-besarnya untuk mengisi kekosongan kas Belanda. Peraturan yang

ditetapkan dalam rangka melaksanakan sistem tanam paksa:

a. Rakyat harus menyediakan 1/5 dari tanah miliknya untuk tanaman

ekspor, seperti kopi, tebu, teh dan tembakau serta tanah tersebut harus

bebas pajak tanah.

b. Waktu tanam dari setiap tanaman tersebut tidak boleh lebih dari waktu

pemeliharaan padi.

c. Kerusakan tanaman akibat bencana alam ditanggung oleh pemerintah

Belanda.

Page 184: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

184

d. Hasil tanaman rakyat tersebut diserahkan kepada Belanda dengan

harga yang telah ditentukan oleh pemerintah Belanda.

e. Bagi petani yang tidak memiliki tanah dipekerjakan pada perkebunan

atau pabrik milik pemerintah selama 66 hari.

Akibat dari kegiatan tanam paksa, rakyat Indonesia menderita

kemiskinan yang berkepanjangan, kelaparan dan kematian dimana-mana.

Sementara bagi Belanda merupakan ladang ekonomi yang banyak

mendapatkan keuntungan. Kas Belanda yang semula kosong dapat

dipenuhi kembali. Praktik tanam paksa menimbulkan reaksi dan sikap

prihatin dari berbagai kalangan diantaranya sebgai berikut:

a. Baron Vann Hovel, seorang misionaris yang menyatakan bahwa tanam

paksa adalah suatu tindakan yang tidak manusiawi karena

menyebabkan rakyat sangat menderita.

b. E.F.E Douwes Dekker, seorang pejabat Belanda yang merasa prihatin

terhadap penderitaan rakyat Indonesia, menulis buku berjudul Max

Havelaar yang isinya menceritakan tentang penderitaan rakyat

Indonesia akibat sistem tanam paksa.

c. Golongan pengusaha atau kaum liberalis yang menghendaki kebebasan

dalam berusaha.

2. Prinsip-Prinsip Perpajakan

Beberapa prinsip pengenaan pajak yang baik menurut Adam Smith

dikenal dengan istilah the four cannon of taxation, yaitu sebagai berikut:

a. Prinsip Kesamaan/keadilan (equity), dimana beban pajak sesuai dengan

kemampuan relatif dari setiap wajib pajak.

b. Prinsip kepastian (certainty) dimana besarnya pajak tegas, jelas dan

pasti bagi setiap wajib pajak.

Page 185: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

185

c. Prinsip kecocokan/kelayakan (convenience), dimana pajak tidak terlalu

memberatkan wajib pajak sehingga mereka dengan senang hati

membayar pajak pada pemerintah.

d. Prinsip ekonomi (economy), dimana biaya pemungutan pajak tidak

lebih besar daripada jumlah penerimaan pajaknya.

3. Fungsi Pajak

a. Pajak memiliki beberapa fungsi pokok, yaitu

1) Sebagai sumber kas Negara (budgetair)

Sebagai sumber untuk mengisi kas Negara, pajak digunakan untuk

membiayai program-program pemerintah seperti membayar gaji

pegawai negeri, membangun jalan dan jembatan, termasuk juga

membayar utang luar negeri.

2) Sebagai alat pengatur (regularend)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur kegiatan-kegiatan

ekonomi seperti kegiatan produksi, konsumsi, distribusi dan ekspor-

impor. Misalnya agar orang mengurangi konsumsi minuman keras,

maka pajak terhadap minuman keras harus dinaikkan.

3) Sebagai sarana untuk meajukan keadilan social

Pajak dijadikan sebagai alat untuk meratakan pendapatan. Misalnya,

mereka yang mempunyai pendapatan tinggi dikenai pajak yang lebih

tinggi. Mereka yang berpendapatan rendah dikenai pajak yang

rendah bahkan tidak dikenakan pajak sama sekali, contohnya seperti

mobil mewah yang dikonsumsi oleh golongan masyarakat kaya

dikenakan beban pajak yang tinggi sedangkan untuk barang-barang

kebutuhan pokok tidak dikenakan pajak sama sekali.

Page 186: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

186

4. Contoh Pajak dalam Keluarga

Pajak yang ditanggung suatu keluarga sangat tergantung pada kondisi

keluarga. Misalnya jumlah tanggungan dalam keluarga, jumlah sumber

penghasilan, nilai penghasilan, jumlah kendaraan, harga jual rumah dan

tanah, jumlah barang mewah yang dimiliki. Begitu banyak hal yang dapat

membedakan jenis dan jumlah pajak yang ditanggung suatu keluarga dari

keluarga yang lain. Contoh pajak yang ditaggung suatu keluarga adalah

pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan, pajak pertambahan nilai dan

pajak kendaraan bermotor.

a. Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan atau sering disingkat dengan PPh, dikenakan

terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya

dalam tahun pajak. Subjek pajaknya bisa pribadi dan bisa pula badan.

Objek pajaknya adalah penghasilan. Sesuai UU No.17 Tahun 2000, jika

orang tuamu memperoleh penghasilan lebih kecil dari Rp 25 juta, tarif

dasar PPh-nya adalah 5%. Makin tinggi penghasilan seseorang makin

tinggi pula tarif PPh-nya.

b. Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak bumi dan bangunan merupakan pajak langsung yaitu pajak yang

dipungut langsung oleh pemrintah pusat. Subjek PBB adalah orang atau

badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi atau

memperoleh manfaat atas bangunan. Pengertian bangunan meliputi

jalan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan, pabrik, jalan tol,

kolam renang, pagar mewah, tempat olahraga dan fasilitas lain yang

memberikan manfaat.

c. Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) diatur dalam UU No. 18 tahun 2000.

Pajak pertambahan nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi

barang atau jasa di dalam daerah pabean (daerah pajak). Pertambahan

Page 187: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

187

nilai timbul karena digunakannya faktor-faktor produksi dalam

menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan

barang dan jasa kepada konsumen. Subjek dari PPN adalah pengusaha

yang melakukan penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak.

d. Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak kendaraan bermotor merupakan jenis pajak yang dipungut oleh

pemerintah provinsi. Sesuai dengan UU No. 34 Tahun 2000 tentang

pajak daerah, tarif maksimum yang dikenakan untuk pajak kendaraan

bermotor adalah 5%.

I. Metode Pembelajaran

Metode Mind Mapping

J. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran

3. Buku

Fattah, Sanusi. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SMP/MTs kelas

VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.

Sutarto,dkk. 2008. IPS: untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Suparman, dkk. 2007. Sejarah 2. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

4. Foto dan gambar (terlampir)

K. Langkah-langkah Pembelajaran

3. Pertemuan I (pertama)

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

d. Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru

kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan

kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih

lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis).

Page 188: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

188

e. Apersepsi

Pada saat Indonesia dijajah Belanda, rakyat diwajibkan menanam

tanaman yang laku dipasaran dunia. Misalnya lada, kopi dan

cengkeh. Sistem ini dinamakan cultur stelsel atau tanam paksa.

Tahukah kalian dampak dari sistem tanam paksa terhadap rakyat

pada waktu itu? Apakah yang akan terjadi bila sistem itu masih

digunakan di Indonesia saat ini?

f. Motivasi

Coba kalian renungkan, akibat kebijakan pemerintah kolonial saat

itu di Indonesia? Semua kebijakan kolonial sangat merugikan

bangsa Indonesia. Rakyat sangat tertindas, terbelakang dan

menderita. Untuk itu kalian sebagai penerus bangsa ini wajib

mengisinya dengan rajin belajar dan berprestasi tentunya agar tidak

bisa terjajah lagi oleh bangsa asing dalam bidang ekonomi. Untuk

itu kalian sebagai peserta didik harus mempelajari materi berikut

ini dengan seksama.

g. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu:

a) Mengidentifikasi perkembangan kebijakan dan tindakan

pemerintah kolonial

b) Mendefinisikan prinsip-prinsip perpajakan

c) Mendefinisikan fungsi pajak

d) Menguraikan contoh pajak dalam keluarga

b. Kegiatan Inti (60 menit)

1) Penyampaian mengenai materi pembelajaran selama 15 menit.

Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai denah

tempat duduk dengan menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya

belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa kemudian

membentuk menjadi 4 kelompok yang telah ditentukan

Page 189: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

189

sebelumnya. Presentasi dilakukan oleh 2 kelompok dengan

ketentuan waktu (2x15 menit).

2) Penerapan metode pembelajaran mind mapping:

a) Merencanakan, pada tahap ini peserta didik merencanakan

pembuatan mind mapping. Guru menginformasikan peserta

didik dalam merencanakan pembuatan mind mapping secara

individu.

b) Berkomunikasi, setelah merencanakan pembuatan mind

mapping kemudian peserta didik berkomunikasi dengan anggota

kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber

acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru membimbing

peserta didik dalam berkomunikasi.

c) Menjadi lebih kreatif, setelah berkomunikasi, peserta didik

bersama anggota kelompok untuk menjadi lebih kreatif

melakukan kegiatan berdiskusi dalam pembuatan dan

penyusunan mind mapping. Guru sebagai tutor memberikan

motivasi dan membimbing peserta didik dalam menjadi lebih

kreatif.

d) Menyelesaikan masalah, pada tahap ini peserta didik melakukan

diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dijumpai dengan

anggota kelompoknya selama pembuatan mind mapping. Guru

berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan

masalah bila masalah dalam kelompok tersebut belum dapat

diselesaikan.

e) Memusatkan perhatian, setelah kegiatan diskusi menyelesaikan

masalah selesai dilakukan maka kegiatan selanjutnya yaitu

presentasi. Peserta didik memusatkan perhatian kepada anggota

kelompok yang bersedia untuk menjadi presentator. Guru

meminta peserta didik dalam memusatkan perhatian ketika

Page 190: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

190

presentasi mind mapping dilakukan.

f) Belajar lebih cepat dan efisien, ketika kegiatan presentasi mind

mapping dilakukan peserta didik belajar lebih cepat dan efisien,

Guru membimbing dan mengintruksikan peserta didik dalam

belajar lebih cepat dan efisien.

g) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, setelah kegiatan

presentasi dilakukan, peserta didik menyusun dan menjelaskan

pikiran-pikiran dengan cara dibahas dan dikaji secara bersama-

sama terhadap hasil mind mapping yang dipresentasikan. Guru

membimbing dan memotivasi peserta didik dalam menyusun

dan menjelaskan pikiran-pikiran.

h) Melatih “gambar keseluruhan”, setelah kegiatan menyimpulkan

materi pembelajaran menggunakan hasil mind mapping dalam

mengingat dengan lebih baik, peserta didik melatih “gambar

keseluruhan”. Guru meminta peserta didik untuk mengubah arah

berfikir secara spontan dalam melatih “gambar keseluruhan”

ketika melakukan koreksi hasil mind mapping.

i) Mengingat dengan lebih baik, setelah peserta didik selesai

melatih “gambar keseluruhan”, peserta didik berusaha

mengingat dengan lebih baik dengan menyimpulkan materi

pembelajaran menggunakan hasil mind mapping yang

dibuatnya. Guru mendorong peserta didik dalam mengingat

dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan

yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik.

3) Kegiatan Penutup (10 menit)

a) Membuat kesimpulan

Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang

materi dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru

Page 191: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

191

memberi tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat

peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan dengan

merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Pajak adalah

instrumen yang penting, baik untuk membiayai penyelenggaraan

negara, menyehatkan ekonomi, maupun untuk secara tidak

langsung meratakan pendapatan. Seandainya sistem perpajakan

kita rapi dan efektif, boleh jadi Indonesia tidak perlu berhutang

lagi pada bank dunia.

b) Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam

materi yang telah dipelajari seperti nilai tekun, ketelitian.

Karena pajak sebagai sumber pendapatan negara sangat penting

untuk membiayai pembangunan terutama belanja rutin,

pemerintah berupaya terus meningkatkan penerimaan dari sektor

pajak ini. Dalam perhitungan antara penerimaan pajak untuk

membiayai belanja rutin harus diperhitungkan dengan ketelitian

yang sangat tinggi. Dan selalu tekun dalam mempelajari materi

karena kita harus berfikir secara kreatif ini juga seperti

pendapatan negara yang tidak mengandalkan ekspor migas yang

suatu saat nanti akan habis. Oleh sebab itu, sumber utama

pendapatan negara di luar ekspor migas dimaksimalkan.

c) Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya yaitu

presentasi 2 kelompok selanjutnya dari hasil dari mind mapping

yang dibuat hari ini.

d) Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah

referensi dan pengetahuan diberikan tugas mencari artikel

berjumlah 2 mengenai wajib pajak yang melakukan

penunggakan membayar pajak. Tugas tersebut dikumpulkan

minggu depan.

Page 192: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

192

e) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan

peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran

tadi yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil

mengucapakan semangat pasti bisa.

4. Pertemuan II (kedua)

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

1) Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru

kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan

kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih

lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis).

2) Apersepsi

Memperlihatkan tugas kemarin dan dibahas sebentar yaitu artikel

berjumlah 2 mengenai wajib pajak yang melakukan penunggakan

membayar pajak. Pemungutan pajak mempunyai dasar hukum, maka

pajak dapat dipaksakan. Artinya kepada para wajib pajak yang tidak

membayar pajaknya, pajak bisa ditagih dengan kekerasan dan perlu

dengan surat paksa, sita dan sandera.

3) Motivasi

Marilah kita pahami bahwa melalui perpajakan, pemerintah dapat

mengarahkan kegiatan dan kehidupan ekonomi kita sesuai dengan

yang dicita-citakan bersama, yaitu terciptanya masyarakat yang adil

dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Untuk itu kalian

sebagai peserta didik harus mempelajari materi berikut ini dengan

seksama.

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu:

a) Mengidentifikasi perkembangan kebijakan dan tindakan

pemerintah kolonial.

b) Mendefinisikan prinsip-prinsip perpajakan.

Page 193: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

193

c) Mendefinisikan fungsi pajak.

d) Menguraikan contoh pajak dalam keluarga

b. Kegiatan Inti (65 menit)

1) Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai

dengan denah tempat duduk selanjutnya membentuk kelompok

sesuai dengan kesepakatan bersama menyuarakan yel-yel yaitu

saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa.

2) Melakukan presentasi 2 kelompok berikutnya dengan ketentuan

waktu (2 x 15 menit).

3) Peserta didik dibagikan lembar tes pemahaman. Waktu

mengerjakan tes 25 menit.

c. Kegiatan Penutup (15 menit)

1) Membuat kesimpulan

Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi

dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru

memberikan tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat

peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan dengan

merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Walaupun identik

dengan penjajahan, kolonial dan imperalisme barat memiliki sisi

positif disamping sisi negarif. Namun pada kenyataannya, hanya

sisi negatiflah yang dialami rakyat Indonesia. Sisi positif hanya

dinikmati kalangan Indonesia tertentu, yakni para penguasa dan

kaum feodal.

2) Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi

yang telah dipelajari seperti nilai tekun, ketelitian. Akibat

berlakunya ekonomi uang banyak orang terpikat menjadi kuli

kontrak di perkebunan (merasakan dapat upah), ini merupakan

contoh pengalaman yang dapat kita ambil pelajarannya yaitu kita

Page 194: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

194

harus tekun belajar dan teliti dalam mengelola uang karena bila

tidak bisa mengelola uang maka kita akan terjebak pada sesuatu

yang tidak kita inginkan.

3) Pemberian hadiah bagi peserta didik dan kelompok yang telah

memenuhi kriteria yang ditentukan.

4) Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah

referensi dan pengetahuan diberikan tugas yaitu membawa struk

bukti pembayaran pajak yang ditanggung keluarga.

5) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan

peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran IPS

dilanjutkan saling menepuk bahu sambil mengucapakan semangat

pasti bisa.

L. Penilaian

3. Kisi-kisi

Indikator Pencapaian

Tekik Penilaian

Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

1. Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan pemerintah colonial

Tes tertulis

uraian Sebutkan 2 peraturan yang ditetapkan dalam rangka melaksanakan sistem tanam paksa!

2. Mendefinisikan prinsip-prinsip perpajakan

Tes tertulis

uraian Sebutkan 4 prinsip (syarat) pemungutan pajak!

3. Mendefinisikan fungsi pajak

Tes tertulis

Pilihan ganda

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluarannya disebut fungsi …. a. Pengaturan b. Budgeter c. regulatory d. stabilitas

4. Menguraikan contoh pajak dalam keluarga

Tes tertulis

uraian Apakah objek pajak bumi dan bangunan?

Page 195: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

195

Kunci Jawaban 1. Peraturan yang ditetapkan dalam rangka melaksanakan sistem tanam

paksa: a. Rakyat harus menyediakan 1/5 dari tanah miliknya untuk tanaman

ekspor, seperti kopi, tebu, teh dan tembakau serta tanah tersebut harus bebas pajak tanah.

b. Waktu tanam dari setiap tanaman tersebut tidak boleh lebih dari waktu pemeliharaan padi.

c. Kerusakan tanaman akibat bencana alam ditanggung oleh pemerintah Belanda.

d. Hasil tanaman rakyat tersebut diserahkan kepada Belanda dengan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah Belanda.

e. Bagi petani yang tidak memiliki tanah dipekerjakan pada perkebunan atau pabrik milik pemerintah selama 66 hari.

2. prinsip (syarat) pemungutan pajak! a. prinsip kesamaan/keadilan (equity) b. prinsip kepastian (certainty) c. prinsip kecocokan/kelayakan (convenience) d. prinsip ekonomi (economy)

3. B. Budgeter

4. Objek pajak bumi dan bangunan yaitu: a. Bumi: permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya. b. Bangunan: konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap

pada tanah dan atau perairan.

Pedoman Penilaian

Bentuk Soal No. Soal Skor Benar Pilihan Ganda 1 – 10 10 @1 Uraian 1 – 5 10 @2 Skor Maksimal 20

Page 196: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

196

Nilai = 100%

Pedoman Penilaian Kreativitas

b. Lembar Pengamatan

No. Nama

Siswa

Aspek yang Diamati Jumlah

nilai

a.

1

a.

2

a.

3

a.

4

a.

5

a.

6

a.

7

a.

8

a.

9

a.10

2.

32.

Catatan: Skor diisi dengan angka 1 sampai 4 dengan kriteria terlampir.

Wonosari, April 2012

Guru Mapel IPS, Peneliti

Tutik Pujirahayu, S.Pd. Yumi Hartati

NIP. 19590904 197903 2 002 NIM. 08416241012

Page 197: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

197

PERANGKAT PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS III

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Kelas/Semester : VIII/2

Tahun Pelajaran : 2011/2012

Nama : Yumi Hartati

NIM : 08416241012

Sekolah : SMP N 4 Wonosari

SMP N 4 WONOSARI

Alamat: Ngerboh, Piyaman, Wonosari

GUNUNGKIDUL

Lampiran 4

Page 198: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

198

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMP N 4 Wonosari

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : VIII/2

Tahun Pelajaran : 2011/2012

Standar Kompetensi :

2. Memahami proses kebangkitan nasional

7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia

Kompetensi Dasar :

2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta

pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah

7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional

Indikator

5. Mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan atas kebijakan-kebijakan

pemerintah kolonial di berbagai daerah.

6. Menguraikan sistem pemungutan pajak

7. Mengidentifikasikan sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang melalaikan

kewajibannya

8. Memberikan gambaran orang bijak taat pajak

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit (2 pertemuan)

M. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat:

1. Mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan atas kebijakan-kebijakan

pemerintah kolonial di berbagai daerah.

2. Menguraikan sistem pemungutan pajak.

3. Mengidentifikasikan sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang melalaikan

kewajibannya.

4. Memberikan gambaran orang bijak taat pajak.

Page 199: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

199

Karakter siswa yang diharapkan: disiplin, rasa hormat dan perhatian, tanggung

jawab, tekun, ketelitian.

N. Materi Ajar

1. Pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial

di berbagai daerah

Masuknya kekuasaan Barat ke Indonesia telah membawa perubahan dan

bahkan kegoncangan dalam kehidupan rakyat Indonesia. Perubahan itu

meliputi bidang politik, sosial, ekonomi dan budaya.

a. Bidang Politik

Semenjak awal abad ke-19 penguasa Belanda mulai mengadakan

pembaruan politik kolonial. Pengaruh Belanda semakin kuat karena

intervensi yang intensif dalam persoalan-persoalan intern negara seperti

dalam soal pergantian tahta, pengangkatan pejabat birokrasi ataupun

campur tangan dalam menentukan kebijakan politik negara. Akibat

yang terjadi dari tindakan pemerintah itu timbul perubahan tata

kehidupan di kalangan rakyat Indonesia. Tindakan pemerintah Belanda

untuk menghapus kedudukan menurut adat penguasa pribumi dan

menjadikan mereka pegawai pemerintah, meruntuhkan kewibawaan

penguasa pribumi. Secara administratif para bupati ditempatkan di

bawah pemrintah kolonial. Hubungan rakyat dengan para bupati

terbatas pada soal administratif dan pungutan pajak. Hak-hak yang

diberikan oleh adat hilang. Kepemilikan tanah lungguh atau tanah

jabatan dihapus dan diganti dengan gaji. Upacara tata laksana yang

berlaku di istana kerajaan juga disederhanakan. Dengan demikian

ikatan tradisi dalam kehidupan pribumi menjadi lemah.

Page 200: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

200

b. Bidang sosial ekonomi

Dengan masuknya sistem ekonomi uang, maka beban rakyat bertambah

berat. Sistem ekonomi uang memudahkan bagi pelaksana pemungutan

pajak, peningkatan perdagangan hasil bumi, lahirnya buruh upahan,

masalah tanah dan penggarapannya. Sistem penyewaan tanah dan

praktik-praktik pemerasan dan penindasan yang dilakukan oleh

penguasa dalam menjalankan pemungutan pajak, kerja paksa,

penyewaan tanah dan penyelewengan lainnya, telah menjadikan rakyat

menjadi lemah. Mereka tidak memiliki tempat berlindung dan tempat

untuk mengatakan keberatan-keberatan yang mereka rasakan. Tidak

mengherankan apabila kebijakan kolonial tersebut menimbulkan rasa

antipati di kalangan rakyat, yang dapat menuju ke arah timbulnya

perlawanan-perlawanan.

c. Bidang kebudayaan

Dalam bidang kebudayaan, pengaruh kehidupan barat di nusantara

makin meluas. Cara pergaulan, gaya hidup, cara berpakaian, bahasa dan

pendidikan barat mulai di kenal di kalangan atas. Sementara itu,

beberapa tradisi di kalangan penduduk mulai luntur dan hilang. Selain

itu sekolah sudah mulai didirikan tetapi tujuannya untuk kepentingan

penjajah. Tantangan yang kuat datang dari para pemimpin agama yang

memandang bahwa kehidupan barat bertentangan dengan norma agama.

Dalam suasana kritis, pandangan keagamaan ini dijadikan dasar ajakan

untuk melakukan perlawanan.

2. Sistem Pemungutan Pajak

a. Official asseesment system

Official asseesment system yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan

besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya:

Page 201: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

201

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

fiskus.

2) Wajib pajak bersifat pasif.

3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh

fiskus.

b. Self-assessment system

Yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang

terutang. Ciri-cirinya:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

wajib pajak sendiri.

2) Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung menyetor dan

melaporkan sendiri terutangnya.

3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

c. With holding system

With holding system yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib

pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang

terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya:

1) Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada

pihak ketiga, yaitu pihak yang bukan fiskus maupun wajib pajak.

3. Sanksi Pajak

Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti atau

ditaati atau dipatuhi. Atau alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak

melanggar norma perpajakan. Pengetahuan tentang sanksi dalam

perpajakan menjadi penting karena pemerintah Indonesia memilih

menerapkan self assessment system dalam rangka pelaksanaan

Page 202: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

202

pemungutan pajak. Berdasarkan sistem ini, wajib pajak diberikan

kepercayaan untuk menghitung menyetor dan melaporkan pajaknya

sendiri. Untuk dapat menjalankan dengan baik maka setiap wajib pajak

memerlukan pengetahuan pajak, baik dari segi peraturan maupun secara

administrasinya.

Membayar pajak merupakan kewajiban setiap wajib pajak. Oleh

karena itu, wajib pajak yang lalai dalam membayar pajak akan dikenakan

sanksi. Kelalaian dalam membayar pajak pajak dapat berupa terlambat

membayar pajak, membayar pajak tidak sesuai dengan jumlah

kewajibannya ataupun tidak membayar pajak sama sekali. Bagi wajib

pajak yang lalai dalam membayar pajak, maka akan dikenakan sanksi

administratif yang dapat berupa bunga, denda, ataupun kenaikan/tambahan

jumlah pembayaran. Jenis sanksi yang diberikan tergantung dari jenis

kelalaian yang diperbuat. Berikut ini adalah beberapa sanksi yaitu:

a. Wajib pajak yang terlambat atau tidak memberikan laporan bulanan

akan dikenakan sanksi berupa denda.

b. Wajib pajak yang tidak atau kurang dalam membayar pajak, tetapi

memberikan laporan bulanan, ia akan dikenakan sanksi berupa bunga.

c. Wajib pajak yang tidak atau kurang dalam membayar pajak dan tidak

memberikan laporan bulanan akan dikenakan sanksi berupa kenaikan

atau tambahan jumlah pembayaran.

d. Selain sanksi tersebut, wajib pajak yang lalai dalam membayar pajak

juga dapat dikenakan sanksi berupa tahanan penjara. Sanksi ini

diberikan bagi wajib pajak yang memiliki tunggakan pajak dengan

jumlah yang besar yaitu diatas seratus juta rupiah.

4. Orang Bijak Taat Pajak

Dari sudut yuridis, pajak memang mengandung unsur pemaksaan.

Artinya, jika kewajiban perpajakan tidak dilaksanakan, maka ada

Page 203: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

203

konsekuensi hukum bisa terjadi. Konsekuensi hukum tersebut adalah

pengenaan sanksi-sanksi perpajakan. Pada hakikatnya, pengenaan sanksi

perpajakan diberlakukan untuk menciptakan kepatuhan wajib pajak dalam

melaksanakan kewajiban perpajakannya. Itulah sebabnya penting bagi

wajib pajak memahami sanksi-sanksi perpajakan sehingga mengetahui

konsekuensi hukum dari apa yang dilakukan ataupun tidak dilakukan.

Para wajib pajak yang membayar pajak dengan taat berarti telah

melaksanakan salah satu kewajibannya sebagai warga negara. Dan orang

tersebut bisa digambarkan dengan orang bijak taat pajak. Ia telah ikut serta

membantu pemerintah membiayai berbagai pengeluaran untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Atas pajak yang telah dibayarkan

pada negara, para wajib pajak juga berhak mendapatkan pendidikan,

kebebasan untuk memilih agama, fasilitas kesehatan, sarana dan prasarana

publik. Dengan dikeluarkannya berbagai undang-undang perpajakan,

diharapkan pemungutan pajak dari para wajib pajak berjalan semakin

tertib. Salah satu indikatornya adalah peningkatan jumlah pajak yang

diterima pemerintah dari tahun ke tahun.

O. Metode Pembelajaran

Metode Mind Mapping

P. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran

5. Buku

Fattah, Sanusi. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SMP/MTs kelas

VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.

Sutarto,dkk. 2008. IPS: untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Suparman, dkk. 2007. Sejarah 2. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

6. Foto dan gambar (terlampir).

Page 204: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

204

Q. Langkah-langkah Pembelajaran

5. Pertemuan I (pertama)

h. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

1) Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru

kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan

kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih

lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis).

2) Apersepsi

Memperlihatkan tugas kemarin dan dibahas sebentar yaitu struk

bukti pembayaran pajak yang ditanggung keluarga. Semisalnya

struk PBB maka dalam hal ini bahwa PBB merupakan pajak yang

ditanggung oleh keluarga. Selanjutnya dengan melihat gambar

bangunan, gambar jalan (terlampir) yang terlihat bagus tersebut.

Sudah bisa dipastikan bahwa pembangunan tersebut membutuhkan

uang, uang tersebut bersumber dari pajak yang dibayarkan oleh

wajib pajak yang sesuai dengan ketentuan. Dari proses

pembangunan itulah para wajib pajak dapat menikmati kembali

uang yang telah disetor kepada pemerintah lewat pajak secara tidak

langsung.

3) Motivasi

Marilah kita pahami jika pungutan pajak dilakukan secara bersih

dan berdisiplin, penerimaan negara akan sangat memadai sehingga

pemerintah tidak perlu mengemis bantuan kesana kemari. Sejalan

dengan itu, para pejabat juga tidak perlu membebani pengusaha

besar dengan berbagai pungutan liar yang ujung-ujungnya hanya

menyuburkan premanisme dalam ekonomi bangsa. Untuk itu kalian

sebagai peserta didik harus mempelajari materi berikut ini dengan

seksama.

Page 205: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

205

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu:

a) Mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan atas kebijakan-

kebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah.

b) Menguraikan sistem pemungutan pajak.

c) Mengidentifikasikan sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang

melalaikan kewajibannya.

d) Memberikan gambaran orang bijak taat pajak.

i. Kegiatan Inti (60 menit)

1) Penyampaian mengenai materi pembelajaran selama 15 menit.

Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai denah

tempat duduk dengan menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya

belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa kemudian

membentuk menjadi 4 kelompok yang telah ditentukan

sebelumnya. Presentasi dilakukan oleh 2 kelompok pertama dengan

ketentuan waktu (2x15 menit).

2) Penerapan metode pembelajaran mind mapping:

a) Merencanakan, pada tahap ini peserta didik merencanakan

pembuatan mind mapping. Guru menginformasikan peserta

didik dalam merencanakan pembuatan mind mapping secara

individu.

b) Berkomunikasi, setelah merencanakan pembuatan mind

mapping kemudian peserta didik berkomunikasi dengan anggota

kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber

acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru membimbing

peserta didik dalam berkomunikasi.

c) Menjadi lebih kreatif, setelah berkomunikasi, peserta didik

bersama anggota kelompok untuk menjadi lebih kreatif

melakukan kegiatan berdiskusi dalam pembuatan dan

Page 206: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

206

penyusunan mind mapping. Guru sebagai tutor memberikan

motivasi dan membimbing peserta didik dalam menjadi lebih

kreatif.

d) Menyelesaikan masalah, pada tahap ini peserta didik melakukan

diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dijumpai dengan

anggota kelompoknya selama pembuatan mind mapping. Guru

berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan

masalah bila masalah dalam kelompok tersebut belum dapat

diselesaikan.

e) Memusatkan perhatian, setelah kegiatan diskusi menyelesaikan

masalah selesai dilakukan maka kegiatan selanjutnya yaitu

presentasi. Peserta didik memusatkan perhatian kepada anggota

kelompok yang bersedia untuk menjadi presentator. Guru

meminta peserta didik dalam memusatkan perhatian ketika

presentasi mind mapping dilakukan.

f) Belajar lebih cepat dan efisien, ketika kegiatan presentasi mind

mapping dilakukan peserta didik belajar lebih cepat dan efisien,

Guru membimbing dan mengintruksikan peserta didik dalam

belajar lebih cepat dan efisien.

g) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, setelah kegiatan

presentasi dilakukan, peserta didik menyusun dan menjelaskan

pikiran-pikiran dengan cara dibahas dan dikaji secara bersama-

sama terhadap hasil mind mapping yang dipresentasikan. Guru

membimbing dan memotivasi peserta didik dalam menyusun

dan menjelaskan pikiran-pikiran.

h) Melatih “gambar keseluruhan”, setelah kegiatan menyimpulkan

materi pembelajaran menggunakan hasil mind mapping dalam

mengingat dengan lebih baik, peserta didik melatih “gambar

keseluruhan”. Guru meminta peserta didik untuk mengubah arah

Page 207: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

207

berfikir secara spontan dalam melatih “gambar keseluruhan”

ketika melakukan koreksi hasil mind mapping.

i) Mengingat dengan lebih baik, setelah peserta didik selesai

melatih “gambar keseluruhan”, peserta didik berusaha

mengingat dengan lebih baik dengan menyimpulkan materi

pembelajaran menggunakan hasil mind mapping yang

dibuatnya. Guru mendorong peserta didik dalam mengingat

dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan

yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik.

j. Kegiatan Penutup (10 menit)

1) Membuat kesimpulan

Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi

dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberi

tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat peserta didik

untuk selanjutnya dibutalah kesimpulan dengan merujuk pada

referensi atau pendapat para ahli. Masuknya kekuasaan barat ke

Indonesia telah membawa perubahan dan bahkan kegoncangan

dalam kehidupan rakyat Indonesia. Perubahan itu meliputi bidang

politik, sosial, ekonomi dan budaya. Hal ini telah terjadi kembali

bahwa kita hidup dalam dunia yang mengglobal yaitu tanpa ada

batas-batas negara sepertinya. Oleh karena itu pengaruh-pengaruh

budaya asing sangat kental di negara Indonesia. Jangan pernah

berfikir bahwa budaya asing itu lebih baik daripada budaya kita

sendiri. Kalian sebgai generasi penerus harus menciptakan gerakan

menyintai budaya sendiri.

2) Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi

yang telah dipelajari seperti nilai menghargai pendapat orang lain

dan belajar menghargai budaya nusantara.

Page 208: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

208

3) Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya yaitu

presentasi 2 kelompok selanjutnya dari hasil dari mind mapping

yang dibuat hari ini.

4) Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah

referensi dan pengetahuan diberikan kesempatan untuk bertanya

5) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan

peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran tadi

yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil

mengucapakan semangat pasti bisa.

6. Pertemuan II (kedua)

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

1) Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru

kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan

kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih

lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis).

2) Apersepsi

Bila kalian datang terlambat ke sekolah apakah ada sanksi?

Begitupun dengan keterlambatan dalam membayar pajak paasti

juga ada sanksinya. Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma

perpajakan) akan dituruti atau ditaati atau dipatuhi. Atau alat

pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma

perpajakan.

3) Motivasi

Marilah kita pahami jika pungutan pajak dilakukan secara bersih

dan berdisiplin, penerimaan negara akan sangat memadai sehingga

pemerintah tidak perlu mengemis bantuan kesana kemari. Sejalan

dengan itu, para pejabat juga tidak perlu membebani pengusaha

Page 209: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

209

besar dengan berbagai pungutan liar yang ujung-ujungnya hanya

menyuburkan premanisme dalam ekonomi bangsa. Untuk itu kalian

sebagai peserta didik harus mempelajari materi berikut ini dengan

seksama.

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu:

a) Mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan atas kebijakan-

kebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah.

b) Menguraikan sistem pemungutan pajak.

c) Mengidentifikasikan sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang

melalaikan kewajibannya.

d) Memberikan gambaran orang bijak taat pajak.

b. Kegiatan Inti (60 menit)

1) Peserta didik mendengarkan penjelasan mengenai materi

pembelajaran selama 10 menit.

2) Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai denah

tempat duduk sambil menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya

belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa.

3) Melakukan presentasi 2 kelompok berikutnya dengan ketentuan

waktu (2 x 15 menit).

4) Peserta didik dibagikan lembar tes pemahaman. Waktu

mengerjakan tes 25 menit.

c. Kegiatan Penutup (10 menit)

1) Membuat kesimpulan

Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi

dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru

memberikan tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat

peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan dengan

merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Marilah kita

Page 210: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

210

pahami bahwa melalui perpajakan, pemerintah dapat mengarahkan

kegiatan dan kehidupan ekonomi kita sesuai dengan yang dicita-

citakan bersama, yaitu terciptanya masyarakat yang adil dan

makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Orang bijak taat

pajak. Demikianlah slogan himbauan bagi warga Negara supaya

membayar pajak. Mengapa kita harus membayar pajak? Lihatlah

sekolahanmu, jalan,dan jembatan di sekitarmu! Pajak digunakan

untuk membangun semua itu. Penghasilan utama pemerintah

berasal dari pajak. Jadi, jika kita tidak membayar pajak, maka

pemerintah akan kekurangan dana untuk membangun negara.

2) Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi

yang telah dipelajari seperti nilai tanggung jawab dan disiplin,

tanggung jawab terhadap kewajiban sebagai wajib pajak yaitu taat

pajak dan disiplin dalam membayar pajak agar tidak diberi sanksi.

3) Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah

referensi dan pengetahuan diberikan kesempatan untuk bertanya.

4) Pemberian hadiah bagi peserta didik dan kelompok yang telah

memenuhi kriteria yang ditentukan.

5) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan

peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran IPS

yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil

mengucapakan semangat pasti bisa.

Page 211: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

211

R. Penilaian

4. Kisi-kisi

Indikator Pencapaian Tekik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Contoh Instrumen

1. Mengidentifikasi

pengaruh yang

ditimbulkan atas

kebijakan-kebijakan

pemerintah kolonial

di berbagai daerah.

Tes

tertulis

Uraian Masuknya kekuasaan Barat

ke Indonesia telah

membawa perubahan dan

bahkan kegoncangan

dalam kehidupan rakyat

Indonesia. Perubahan

dalam bidang apakah itu?

2. Menguraikan sistem

pemungutan pajak

Tes

tertulis

Uraian Sebutkan 3 ciri-ciri system

pemungutan pajak official

assessement system?

3. Mengidentifikasikan

sanksi-sanksi

terhadap wajib

pajak yang

melalaikan

kewajibannya

Tes

tertulis

Pilihan

ganda

Sanksi administrasi

berupa….

e. Denda, bunga dan

kenaikan

f. Denda, bunga dan

teguran

g. Bunga, kenaikan dan

teguran

h. Kenaikan, teguran dan

perdata

4. Memberikan

gambaran orang

bijak taat pajak

Tes

tertulis

uraian Apa pendapatmu tentang

pernyataan “orang bijak

taat pajak”?

Page 212: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

212

Kunci Jawaban

1. Masuknya kekuasaan Barat ke Indonesia telah membawa perubahan dan

bahkan kegoncangan dalam kehidupan rakyat Indonesia. Perubahan dalam

bidang meliputi bidang politik, sosial, ekonomi dan budaya.

2. Ciri-cirinya:

4. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

fiskus.

5. Wajib pajak bersifat pasif.

6. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh

fiskus.

3. A. Denda, bunga dan kenaikan

4. “orang bijak taat pajak” mengandung arti bahwa kelancaran dan

keberhasilan pembangunan suatu negara merupakan tanggung jawab

bersama antara pemerintah dan masyarakat. Salah satu bentuk tanggung

jawab masyarakat kepada negara adalah dengan membayar pajak. Pajak

merupakan suatu kewajiban sekaligus bentuk pengabdian dan peran aktif

warga negara dalam rangka ikut melaksanakan pembangunan nasional

dengan cara mentaati membayar pajak maka bisa dikatakan sebagai orang

yang bijak karena fungsi dari pajak sangat mempengaruhi perekonomian

nasional.

Pedoman Penilaian

Nilai = 100%

Bentuk Soal No. Soal Skor Benar

Pilihan Ganda 1 – 10 10 @1

Uraian 1 – 5 10 @2

Skor Maksimal 20

Page 213: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

213

5. Pedoman Penilaian

c. Lembar Pengamatan Kreativitas

No. Nama

Siswa

Aspek yang Diamati Jml

nilai

a.

1

a.

2

a.

3

a.

4

a.

5

a.

6

a.

7

a.

8

a.

9

a.10

3.

32.

Catatan: Skor diisi dengan angka 1 sampai 4 dengan kriteria terlampir.

Wonosari, April 2012

Guru Mapel IPS, Peneliti

Tutik Pujirahayu, S.Pd. Yumi Hartati

NIP. 19590904 197903 2 002 NIM. 08416241012

Page 214: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

214

LEMBAR PENILAIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

DALAM PENERAPAN METODE MIND MAPPING

Nama Sekolah : SMP N 4 Wonosari Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VIII C/ 2 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Berilah tanda “√” pada kolom yang sesuai dengan pengamatan anda.

1. Belum Baik 2. Cukup Baik 3. Baik 4. Sangat Baik

No. Fokus Penilaian Butir Penilaian 1 2 3 4 A. Perumusan tujuan

pembelajaran

1. Kejelasan rumusan

pembelajaran IPS dengan

metode mind mapping

2. Kesesuaian Kompetensi Dasar

B. Pemilihan dan

pengorganisasian

maateri ajar

1. Kesesuaian materi ajar dengan:

a. Tujuan pembelajaran IPS

dengan metode mind

mapping

b. Karakteristik peserta didik

2. Keruntutan dan sitematika

materi ajar IPS

C. Pemilihan

media/alat

pembelajaran

Kesesuaian media/alat dengan:

1. Tujuan pembelajaran IPS

dengan metode mind mapping

2. Materi pembelajaran IPS

3. Karakteristik peserta didik

Page 215: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

215

Telah dinilai oleh tim ahli

Penilai

NIP.

D. Skenario/Kegiatan

Pembelajaran

1. Kesesuaian strategi dan metode

pembelajaran dengan:

a. Tujuan pembelajaran IPS

dengan metode mind

mapping

b. Materi pembelajaran IPS

c. Karakteristik peserta didik

2. Kesesuaian langkah

pembelajaran dengan KD dan

alokasi waktu

E. Pemilihan Sumber

Belajar

Kesesuaian sumber belajar dengan:

1. Tujuan pembelajaran IPS

dengan metode mind mapping

2. Materi pembelajaran IPS

3. Karakteristik peserta didik

F. Penilaian Hasil

Belajar

1. Kesesuaian teknik penilaian

dengan tujuan pembelajaran IPS

dengan metode mind mapping

2. Kejelasan prosedur penilaian

3. Kelengkapan intrumen

Jumlah Skor

No. Nama 7 April 11 April 18 April 2 Mei

9 Mei 16 Mei 23 Mei

1. Abdul Sofyan Aziz . . . . . . .

Page 216: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

216

Wonosari, Mei 2012

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Tutik Pujirahayu, S.Pd. Yumi Hartati

NIM. 19590904 197903 2 002 NIM. 08416241012

2. Adi Mukti Sudrajat . . . . . . . 3. Afsari Krismonica Artha . . . . . . . 4. Arofik Nur Rohman . . . . . . . 5. Bayu Prihantoro . . . . . . . 6. Beti Prastiwi . . . . . . . 7. Dian Ayu Andriani . . . . . . . 8. Dwi Setyo Nugraha . . . . . . . 9. Eko Vajarianto . . . . . . . 10. Erna Purnama Safitri . . . . . . . 11. Erwin Pratama . . . . . . . 12. Fatimah Setya Damai . . . . . . . 13. Guntur Apriyadi . . . . . . . 14. Intan Sugiyarto . . . . . . . 15. Kalis Novia Rahayu . . . . . . . 16. Kristina Larasati . . . . . . . 17. Mella Muizrikah Zain . . . . . . . 18. Mey Indriastuti . . . . . . . 19. Nurul Prastiwi . . . . . . . 20. Panggih Dwi Jayanti . . . . . . . 21. Putri Dwi Astuti . . . . . . . 22. Rendra Egi Santoso . . . . . . . 23. Risa Meilani . . . . . . . 24. Rohmat Tri Saputra . . . . . . . 25. Roni Bambang Nugroho . . . . . . . 26. Santi Rokhani . . . . . . . 27. Sinta Rokhana . . . . . . . 28. Sinung Dewi Prabawanti . . . . . . . 29. Wahyu Ramadhan Heru P. . . . . . . . 30. Welta Eni Prastiwi . . . . . . . 31. Yosua Christoper Sinai . . . . . . . 32. Yulian Raharjo . . . . . . . Persentase Kehadiran 100% 100% 100% 100

% 100% 100% 100%

Lampiran 5

Page 217: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

217

Page 218: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

218

Page 219: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

219

Page 220: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

220

Page 221: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

221

Page 222: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

222

Page 223: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

223

Page 224: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

224

Page 225: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

225

Page 226: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

226

Page 227: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

227

Page 228: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

228

Page 229: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

229

Page 230: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

230

Page 231: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

231

SOAL TES DAN KUNCI JAWABAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Kelas/Semester : VIII/2

Tahun Pelajaran : 2011/2012

SMP N 4 WONOSARI

Alamat: Ngerboh, Piyaman, Wonosari

GUNUNGKIDUL

Lampiran 10

Page 232: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

232

SOAL TES SIKLUS I

A. Pilih jawaban yang benar diantara huruf a,b,c, dan d dengan memberi

tanda silang pada lembar jawab yang disediakan! 1. Bangsa Barat yang pertama kali menguasai kerajaan-kerajaan di nusantara

adalah …. a. Belanda b. Spanyol c. Inggris d. Portugis

2. Berikut ini yang bukan merupakan tujuan Belanda mendirikan VOC adalah …. a. Menghindarkan persaingan antar pengusaha Belanda b. Mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya c. Agar mampu bersaing dengan kongsi dagang dari bangsa lain seperti

Portugis dan Spanyol d. Membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia

3. Iuran wajib setiap warga negara kepada pemerintah tanpa balas jasa langsung adalah …. a. Retribusi b. Pajak c. Pungutan Negara d. Sumbangan wajib

4. Pajak sebagai sumber pendapatan negara digunakan terutama untuk membiayai kegiatan-kegiatan seperti …. a. Belanja rutin b. Belanja pembangunan c. Membayar pinjaman d. Membayar bunga utang

5. Berikut yang bukan merupakan ciri-ciri pajak adalah …. a. Merupakan pungutan wajib yang dibayar wajib pajak kepada

pemerintah

TELAH DIVERIVIKASI

OLEH GURU MATA PELAJARAN IPS

Tanggal : …………………………

Tanda Tangan : …………………………

Nama Terang : …………………………

NIP : …………………………

Page 233: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

233

b. Wajib pajak mendapatkan imbalan jasa (kontraprestasi) secara langsung c. Dipungut berdasarkan Undang-Undang d. Wajib pajak tidak mendapatkan imbalan jasa (kontraprestasi) secara

langsung 6. Ketentuan umum dan tata cara perpajakan diatur dalam Undang-undang ….

a. No. 16 tahun 1995 b. No. 16 tahun 2000 c. No. 17 tahun 2000 d. No. 18 tahun 2000

7. Yang bukan contoh pajak tidak langsung adalah …. a. Pajak Pertambahan Nilai b. Cukai rokok c. Bea materai d. Pajak Bumi dan Bangunan

8. Pajak daerah dan negara merupakan pembagian pajak atas …. a. Subjek b. Objek c. Wewenang pemungutan d. Sifat

9. NPWP harus dimiliki oleh setiap …. a. Subjek pajak b. Objek pajak c. Masyarakat d. Penduduk suatu daerah

10. Yang tidak termasuk unsur pajak adalah …. a. Subjek pajak b. Obejek pajak c. Tarif pajak d. Jenis pajak

A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Deskripsikan 2 (dua) kebijakan yang sangat merugikan rakyat yang dilakukan gerakan penjajahan Belanda melalui VOC?

2. Uraian secara singkat alasan orang harus membayar pajak? 3. Berikan contoh pajak negara dan pajak daerah? 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tarif pajak? 5. Uraikan hubungan antara Wajib Pajak dan Nomor Pokok Wajib Pajak?

Page 234: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

234

KUNCI JAWABAN TES SIKLUS I A. Pilihan Ganda 1. D 2. D 3. B 4. A 5. B

6. B 7. D 8. C 9. A 10. D

B. Soal Uraian 1. Gerakan penjajahan Belanda melalui VOC yang didirikannya

diantaranya dengan menetapkan beberapa kebijakan yang sangat merugikan rakyat seperti: a. Menarik upeti dari raja-raja yang telah ditakhlukkan oleh Belanda b. Menarik pajak dari rakyat dalam bentuk hasil bumi c. Mengadakan pelayaran hongi d. Mengangkat seorang gubernut jenderal untuk mengawasi dan

melaksankan jalannya pemerintah di daerah dikuasainya. 2. Alasan orang harus membayar pajak yaitu

Membayar pajak merupakan salah satu kewajiban warga negara yang telah menjadi wajib pajak. Pajak merupakan sumber pendapatan yang utama bagi pendapatan dalam negeri. Oleh karena itu jika ada orang yang berusaha menghindar diri dari kewajiban untuk membayar pajak, sungguh orang tersebut sangat merugikan negara.

3. Perbedaan antara pajak negara dengan pajak daerah a. Pajak Negara (pusat)

Pajak negara yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negaRa. Contohnya: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPn), Pajak atas barang mewah (PPnBM) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

b. Pajak daerah Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga pemerintah daerah. Contohnya: pajak reklame, pajak hiburan, pajak kendaraan bermotor dan pajak restoran.

4. Yang dimaksud dengan tarif pajak Tarif pajak adalah ketentuan tentang beberapa beban pajak yang harus dipikul oleh objek pajak.

5. Hubungan antara Wajib Pajak dan Nomor Pokok Wajib Pajak adalah: Setiap Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Page 235: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

235

SOAL TES SIKLUS II A. Pilih jawaban yang benar diantara huruf a,b,c, dan d dengan memberi

tanda silang pada lembar jawab yang disediakan! 1. Salah satu nilai positif yang dapat dipetik dari sistem tanam paksa di

Indonesia adalah …. a. Indonesia pengekspor tembakau besar b. Melimpahnya hasil pertanian di Indonesia c. Meningkatnya kesejahteraan penduduk d. Masuknya teknik pertanian Barat di Indonesia

2. Selama Daendels berkuasa di Indonesia, banya terjadi kelaparan dan kematian, sebab ia melaksanakan kebijakan …. a. Kerja romusha b. Sewa tanah c. Kerja wajib d. Penyerahan wajib

3. Tanah yang tidak dikenakan pajak adalah tanah yang digunakan untuk …. a. Mendirikan perusahaan b. Fasilitas umum c. Rumah pejabat d. Pertokoan

4. Pajak berfungsi antara lain …. a. Sumber pendapatan utama setelah industri b. Sumber pendapatan negara yang utama setelah migas c. Sumber pendapatan utama setelah pertanian dan perkebunan d. Satu-satunya sumber pendapatan Negara

5. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi pajak adalah …. a. Fungsi budgetair b. Fungsi regularend c. Fungsi alokasi d. Fungsi stabilisasi

TELAH DIVERIVIKASI

OLEH GURU MATA PELAJARAN IPS

Tanggal : …………………………

Tanda Tangan : …………………………

Nama Terang : …………………………

NIP : …………………………

Page 236: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

236

6. Objek pajak penghasilan adalah …. a. Produksi b. Biaya produksi c. Penghasilan d. Modal usaha

7. Yang tidak termasuk tarif pajak adalah …. a. Progresif b. Proporsional c. Regresif d. Degresif

8. Semakin besar pendapatan, semakin besar tarif pajak yang dikenakan. Sistem tarif seperti itu adalah ….

a. Progresif b. Sebanding c. Degresif d. Prospektif

9. Pemungutan pajak harus sesuai dengan kemampuan relatif dari setiap wajib pajak, ini merupakan prinsip …. a. Kecocokan b. Kesamaan c. Keamanan d. Kepastian

10. Biaya pemungutan pajak hendaknya tidak lebih besar daripada jumlah penerimaan pajaknya, ini merupakan prinsip …. a. Kepastian b. Ekonomi c. Ketepatan d. Keamanan

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas! 1. Deskripsikan 2 peraturan yang ditetapkan dalam rangka melaksanakan

sistem tanam paksa! 2. Berikan uraian mengenai 4 prinsip (syarat) pemungutan pajak! 3. Jelaskan bahwa pajak berfungsi sebagai pengatur (regulatory)? 4. Berikan 3 contoh pajak dalam keluarga! 5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan subjek dari PPN!

Page 237: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

237

KUNCI JAWABAN SOAL TES SIKLUS II

A. Pilihan Ganda 1. D 2. C 3. B 4. B 5. C 6. C 7. C 8. A 9. B 10. B B. Uraian 1. Peraturan yang ditetapkan dalam rangka melaksanakan sistem tanam paksa:

a. Rakyat harus menyediakan 1/5 dari tanah miliknya untuk tanaman ekspor, seperti kopi, tebu, teh dan tembakau serta tanah tersebut harus bebas pajak tanah.

b. Waktu tanam dari setiap tanaman tersebut tidak boleh lebih dari waktu pemeliharaan padi.

c. Kerusakan tanaman akibat bencana alam ditanggung oleh pemerintah Belanda.

d. Hasil tanaman rakyat tersebut diserahkan kepada Belanda dengan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah Belanda.

e. Bagi petani yang tidak memiliki tanah dipekerjakan pada perkebunan atau pabrik milik pemerintah selama 66 hari.

2. Empat (4) prinsip (syarat) pemungutan pajak! a. prinsip kesamaan/keadilan (equity) b. prinsip kepastian (certainty) c. prinsip kecocokan/kelayakan (convenience) d. prinsip ekonomi (economy)

3. Pajak berfungsi sebagai pengatur (regulatory) adalah Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur kegiatan-kegiatan ekonomi seperti kegiatan produksi, konsumsi, distribusi dan ekspor-impor. Misalnya agar orang mengurangi konsumsi minuman keras, maka pajak trhadap minuman keras harus dinaikkan.

4. Tiga (3) contoh pajak dalam keluarga yaitu: Contoh pajak yang ditaggung suatu keluarga adalah pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan, pajak pertambahan nilai dan pajak kendaraan bermotor.

5. Yang menjadi subjek dari PPN adalah …. Subjek dari PPN adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak.

Page 238: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

238

SOAL TES SIKLUS III

A. Pilih jawaban yang benar diantara huruf a,b,c, dan d dengan memberi

tanda silang pada lembar jawab yang disediakan! 1. Semenjak awal abad ke-19 penguasa Belanda mulai mengadakan pembaruan

politik kolonial di Indonesia terjadi perubahan penting di bidang politik, salah satu contohnya adalah …. a. Mempersempit areal pertanian b. Memeperkecil kekuasaan bupati c. Memperkecil pemungutan pajak tanah d. Membebaskan rakyat dari tanam paksa

2. History of Java adalah sebuah buku hasil karya Rafles berisi tentang …. a. Aturan-aturan pajak tanah di Jawa b. Cara-cara pemerintah yang baik c. Sistem politik masyarakat Jawa d. Sejarah kebudayaan dan keindahan Jawa

3. Sanksi administrasi berupa…. a. Denda, bunga dan kenaikan b. Denda, bunga dan teguran c. Bunga, kenaikan dan teguran d. Kenaikan, teguran dan perdata

4. Sistem pemungutan pajak dengan ketentuan wajib pajak memungut dan menghitung sendiri pajak yang harus dibayarkan, seperti itu dinamakan ….

a. Official assessment system b. Economic system c. Self assessment system d. Social system

5. System pemungutan pajak yang mempunyai salah satu ciri wajib pajak bersifat pasif adalah …. a. Semi self assessment b. With holding system c. Self-assessment system d. Official Asessment system

TELAH DIVERIVIKASI

OLEH GURU MATA PELAJARAN IPS

Tanggal : …………………………

Tanda Tangan : …………………………

Nama Terang : …………………………

NIP : …………………………

Page 239: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

239

6. Yang tidak termasuk dalam sistem pemungutan pajak adalah …. a. With holding system b. Semi self assessment c. Official Asessment system d. Self-assessment system

7. Wajib pajak yang terlambat atau tidak memberikan laporan bulanan akan dikenakan sanksi berupa….

a. denda b. bunga c. tambahan jumlah pembayaran d. hukuman

8. Wajib pajak yang tidak atau kurang dalam membayar pajak, tetapi memberikan laporan bulanan, ia akan dikenakan sanksi berupa ….

a. denda b. tambahan jumlah pembayaran c. hukuman d. bunga

9. Wajib pajak yang tidak atau kurang dalam membayar pajak dan tidak memberikan laporan bulanan akan dikenakan sanksi berupa ….

a. hukuman b. denda c. tambahan jumlah pembayaran d. bunga

10. Suatu alat yang terakhir atau benteng hukum yang digunakan fiskus agar perpajakan dapat terpenuhi adalah …

a. Sanksi pidana b. Denda c. Bunga d. Kenaikan

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Masuknya kekuasaan Barat ke Indonesia telah membawa perubahan dan bahkan kegoncangan dalam kehidupan rakyat Indonesia. Jelaskan perubahan dalam bidang apakah itu?

2. Coba terangkangkan 3 kelalaian dalam membayar pajak? 3. Uraikan 3 jenis sanksi pajak? 4. Uraikan pendapatmu tentang pernyataan bahwa “Orang bijak taat pajak”? 5. Coba terangkan 3 ciri-ciri system pemungutan pajak official assessement

system ?

Page 240: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

240

KUNCI JAWABAN TES SIKLUS III

A. PILIHAN GANDA

1. B 2. D 3. A 4. C 5. D 6. B 7. A 8. D 9. C 10. A

B. Soal Uraian

1. Masuknya kekuasaan Barat ke Indonesia telah membawa perubahan dan bahkan kegoncangan dalam kehidupan rakyat Indonesia. Perubahan dalam bidang meliputi bidang politik, sosial, ekonomi dan budaya.

2. Tiga (3) kelalaian dalam membayar pajak yaitu …. a. terlambat membayar pajak b. membayar pajak tidak sesuai dengan jumlah kewajibannya c. tidak membayar pajak sama sekali

3. Tiga (3) jenis sanksi pajak yaitu …. Tiga (3) jenis sanksi pajak dapat berupa denda, bunga, atau kenaikan/tambahan jumlah pembayaran

4. pendapat tentang pernyataan bahwa “Orang bijak taat pajak” mengandung arti bahwa kelancaran dan keberhasilan pembangunan suatu negara merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Salah satu bentuk tanggung jawab masyarakat kepada negara adalah dengan membayar pajak. Pajak merupakan suatu kewajiban sekaligus bentuk pengabdian dan peran aktif warga negara dalam rangka ikut melaksanakan pembangunan nasional dengan cara mentaati membayar pajak maka bisa dikatakan sebagai orang yang bijak karena fungsi dari pajak sangat mempengaruhi perekonomian nasional.

5. Tiga (3) ciri-ciri system pemungutan pajak official assessement system yaitu Ciri-cirinya: a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus. b. Wajib pajak bersifat pasif. c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.

Page 241: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

241

LEMBAR JAWAB TES Pilihan Ganda

Uraian ………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………..……………………………………………………….…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Kalian pasti bisa!

1. A B C D 2. A B C D 3. A B C D 4. A B C D 5. A B C D 6. A B C D 7. A B C D 8. A B C D 9. A B C D 10. A B C D

Page 242: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

242

NILAI UJIAN AKHIR SEMESTER KELAS VIII C NO Nama Peserta Didik Nilai UAS Keterangan 1 Abdul Sofyan Aziz 40 Belum Tuntas 2 Adi Mukti Sudrajat 45 Belum Tuntas 3 Afsari Krismonica Artha W. 40 Belum Tuntas 4 Arofik Nur Rohman 45 Belum Tuntas 5 Bayu Prihantoro 50 Belum Tuntas 6 Beti Prastiwi 45 Belum Tuntas 7 Dian Ayu Andriani 50 Belum Tuntas 8 Dwi Setyo Nugraha 55 Belum Tuntas 9 Eko Vajarianto 50 Belum Tuntas 10 Erna Purnama Safitri 75 Tuntas 11 Erwin Pratama 55 Belum Tuntas 12 Fatimah Setya Damai 50 Belum Tuntas 13 Guntur Apriyadi 45 Belum Tuntas 14 Intan Sugiyarto 50 Belum Tuntas 15 Kalis Novia Rahayu 60 Belum Tuntas 16 Kristina Larasati 55 Belum Tuntas 17 Mella Muizrikah Zain 50 Belum Tuntas 18 Mey Indriastuti 50 Belum Tuntas 19 Nurul Prastiwi 45 Belum Tuntas 20 Panggih Dwi Jayanti 75 Tuntas 21 Putri Dwi Astuti 75 Tuntas 22 Rendra Egi Santoso 45 Belum Tuntas 23 Risa Meilani 70 Tuntas 24 Rohmat Tri Saputra 70 Tuntas 25 Roni Bambang Nugroho 40 Belum Tuntas 26 Santi Rokhani 75 Tuntas 27 Sinta Rokhana 45 Belum Tuntas 28 Sinung Dewi Prabawanti 40 Belum Tuntas 29 Wahyu Ramadhan Heru P. 40 Belum Tuntas 30 Welta Eni Prastiwi 75 Tuntas 31 Yosua Christoper Sinai 45 Belum Tuntas 32 Yulian Raharjo 30 Belum Tuntas Keterangan: sumber dokumentasi SMP N 4 Wonosari

Lampiran 11

Page 243: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

243

HASIL TES SIKLUS I, II dan III No. Nama Peserta Didik Hasil Tes

Siklus I Hasil Tes Siklus II

Hasil Tes Siklus III

1 Abdul Sofyan Aziz 50 65 85 2 Adi Mukti Sudrajat 50 70 85 3 Afsari Krismonica Artha W. 45 60 60 4 Arofik Nur Rohman 50 60 70 5 Bayu Prihantoro 50 60 85 6 Beti Prastiwi 60 85 85 7 Dian Ayu Andriani 60 85 85 8 Dwi Setyo Nugraha 60 80 85 9 Eko Vajarianto 55 80 85 10 Erna Purnama Safitri 60 80 85 11 Erwin Pratama 60 85 85 12 Fatimah Setya Damai 60 80 85 13 Guntur Apriyadi 55 60 95 14 Intan Sugiyarto 65 85 85 15 Kalis Novia Rahayu 70 85 85 16 Kristina Larasati 75 85 85 17 Mella Muizrikah Zain 75 85 95 18 Mey Indriastuti 60 75 85 19 Nurul Prastiwi 60 75 85 20 Panggih Dwi Jayanti 85 95 100 21 Putri Dwi Astuti 80 90 100 22 Rendra Egi Santoso 70 80 95 23 Risa Meilani 75 90 100 24 Rohmat Tri Saputra 75 90 90 25 Roni Bambang Nugroho 55 60 70 26 Santi Rokhani 85 95 95 27 Sinta Rokhana 55 70 85 28 Sinung Dewi Prabawanti 60 80 95 29 Wahyu Ramadhan Heru P. 60 85 85 30 Welta Eni Prastiwi 85 95 100 31 Yosua Christoper Sinai 50 60 70 32 Yulian Raharjo 60 80 85 Jumlah 2015 2510 2765 Rata-rata 62.97 78.44 86.41 Jumlah peserta didik yang mendapat nilai ≥70 10 25 31 Persentase peserta didik yang mendapat nilai ≥70 31,25% 78,13% 96,88%

Lampiran 12

Page 244: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

244

LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN IPS

DENGAN METODE MIND MAPPING

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Kelas/Semester : VIII/2

Tahun Pelajaran : 2011/2012

SMP N 4 WONOSARI

Alamat: Ngerboh, Piyaman, Wonosari

GUNUNGKIDUL

Page 245: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

245

LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN IPS

DENGAN METODE MIND MAPPING

Siklus : I

Waktu : 10.15 – 11.35

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda “ √ ” pada kolom yang sesuai dengan pengamatan anda.

No. Aspek yang diamati Ya Tidak A. Pendahuluan 1. Guru melakukan apersepsi. √ 2. Guru memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. √

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. √ 4. Guru menjelaskan materi pembelajaran. √ 5. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok. √ 6. Guru menyampaian langkah-langkah metode mind

mapping

B. Langkah Pembelajaran Mind Mapping 7. Guru menginformasikan peserta didik untuk

merencanakan pembuatan mind mapping secara individu.

8. Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari.

9. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi lebih kreatif saat berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping.

10. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah ketika pembuatan mind mapping.

11. Guru meminta peserta didik untuk memusatkan √

Page 246: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

246

perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan. 12. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar

lebih cepat dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping.

13. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi.

14. Guru meminta peserta didik untuk melatih “gambar keseluruhan” dalam kegiatan koreksi terhadap hasil mind mapping yang dibuat secara individu.

15. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik.

C. Penutup dan Evaluasi 16. Guru membagikan soal tes kepada peserta didik untuk

dikerjakan secara individu pada lembar jawab yagn telah disediakan.

17. Guru menggunakan cara-cara tertentu untuk memberikan penghargaan yaitu dengan memuji, memberikan tepuk tangan, hadiah pagi peserta didik yang memenuhi kriteria yang sudah ditentukan.

18. Guru memberikan kesimpulan materi yang dipelajari hari ini selanjutnya menutup pembelajaran dengan salam dan menyerukan kepada peserta didik untuk yel-yel semangat

Wonosari, April 2012 (Yumi Hartati)

Page 247: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

247

LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN IPS

DENGAN METODE MIND MAPPING

Siklus : II

Waktu : 10.15 – 11.35

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda “ √ ” pada kolom yang sesuai dengan pengamatan anda.

No. Aspek yang diamati Ya Tidak A. Pendahuluan 1. Guru melakukan apersepsi. √ 2. Guru memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. √

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. √ 4. Guru menjelaskan materi pembelajaran. √ 5. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok. √ 6. Guru menyampaian langkah-langkah metode mind

mapping

B. Langkah Pembelajaran Mind Mapping 7. Guru menginformasikan peserta didik untuk

merencanakan pembuatan mind mapping secara individu.

8. Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari.

9. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi lebih kreatif saat berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping.

10. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah ketika pembuatan mind mapping.

11. Guru meminta peserta didik untuk memusatkan perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan.

Page 248: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

248

12. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar lebih cepat dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping.

13. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi.

14. Guru meminta peserta didik untuk melatih “gambar keseluruhan” dalam kegiatan koreksi terhadap hasil mind mapping yang dibuat secara individu.

15. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik.

C. Penutup dan Evaluasi 16. Guru membagikan soal tes kepada peserta didik untuk

dikerjakan secara individu pada lembar jawab yagn telah disediakan.

17. Guru menggunakan cara-cara tertentu untuk memberikan penghargaan yaitu dengan memuji, memberikan tepuk tangan, hadiah pagi peserta didik yang memenuhi kriteria yang sudah ditentukan.

18. Guru memberikan kesimpulan materi yang dipelajari hari ini selanjutnya menutup pembelajaran dengan salam dan menyerukan kepada peserta didik untuk yel-yel semangat

Wonosari, Mei 2012 (Yumi Hartati)

Page 249: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

249

LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN IPS

DENGAN METODE MIND MAPPING

Siklus : III

Waktu : 10.15 – 11.35

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda “ √ ” pada kolom yang sesuai dengan pengamatan anda.

No. Aspek yang diamati Ya Tidak A. Pendahuluan 1. Guru melakukan apersepsi. √ 2. Guru memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. √

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. √ 4. Guru menjelaskan materi pembelajaran. √ 5. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok. √ 6. Guru menyampaian langkah-langkah metode mind

mapping

B. Langkah Pembelajaran Mind Mapping 7. Guru menginformasikan peserta didik untuk

merencanakan pembuatan mind mapping secara individu.

8. Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari.

9. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi lebih kreatif saat berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping.

10. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah ketika pembuatan mind mapping.

11. Guru meminta peserta didik untuk memusatkan perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan.

12. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar √

Page 250: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

250

lebih cepat dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping.

13. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi.

14. Guru meminta peserta didik untuk melatih “gambar keseluruhan” dalam kegiatan koreksi terhadap hasil mind mapping yang dibuat secara individu.

15. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik.

C. Penutup dan Evaluasi 16. Guru membagikan soal tes kepada peserta didik untuk

dikerjakan secara individu pada lembar jawab yagn telah disediakan.

17. Guru menggunakan cara-cara tertentu untuk memberikan penghargaan yaitu dengan memuji, memberikan tepuk tangan, hadiah pagi peserta didik yang memenuhi kriteria yang sudah ditentukan.

18. Guru memberikan kesimpulan materi yang dipelajari hari ini selanjutnya menutup pembelajaran dengan salam dan menyerukan kepada peserta didik untuk yel-yel semangat

Wonosari, Mei 2012 (Yumi Hartati)

Page 251: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

251

HASIL WAWANCARA

A. Hasil Wawancara Peserta Didik

Hari/Tanggal : Rabu, 18 April 2012

Waktu : 11.40 – 11.55 WIB

Tempat : Ruang Kelas

1. Menurut kalian apakah dengan belajar metode mind mapping memunculkan

gagasan atau ide baru yang muncul?

Jawab: Menurut saya metode mind mapping memunculkan gagasan baru

karena termotifasi untuk lebih baik.

2. Apakah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan mind mapping

memunculkan kemampuan kalian dalam hal macam-macam penafsiran

(interprestasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah antara ide dengan

materi?

Jawab: Iya jelas tentu mbak

3. Ketika diskusi setelah membuat mind map, apakah kalian mempunyai

kemampuan memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah

terpikirkan oleh orang lain?

Jawab: kalau saya pada saat diskusi masih ragu-ragu mbak.

4. Apakah kalian antusias mengembangkan atau memperkaya gagasan orang

lain saat diskusi setelah menggunakan mind map dalam pembelajaran?

Jawab: sedikit antusias mbak karena masih malu mbak sama teman-teman

karena jarang berdiskusi mbak.

5. Apa yang kalian lakukan sebelum mind map dikumpulkan?

Jawab: Diteliti terlebih dahulu mbak.

Lampiran 14

Page 252: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

252

6. Bagaimana sikap kalian saat guru memberikan penjelasan materi dan

langkah-langkah membuat mind map?

Jawab: Mendengarkan dengan seksama dan sangat penasaran.

7. Apa yang kalian rasakan dan pikirkan ketika melihat mind map yang kalian

buat?

Jawab: Sangat antusias tetapi masih sedikit kurang mengerti mbak.

8. Bagaimana sikap kalian saat menghadapi tugas membuat mind mapping?

Jawab: Merasa tertantang dan segera mengerjakan tapi maasih ragu-ragu juga

mbak.

9. Bagaimana sikap kalian saat presentasi dan diskusi dalam pembelajaran

menggunakan mind mapping?

Jawab: Pertama-tama malu mbak karena belum terbiasa dengan presentasi.

10. Bagaimana sikap kalian saat menyampaikan pendapat setelah belajar

menggunakan mind map dalam pembelajaran?

Jawab: Sangat senang sekali mbak karena seperti punya modal pengetahuan

yang diperoleh setelah membuat mind map

Page 253: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

253

B. Hasil Wawancara Dengan Guru IPS (Tutik Pujirahayu, S.Pd.)

Hari/Tanggal : Rabu, 18 April 2012

Waktu : 12.00 – 12.15 WIB

Tempat : Ruang Perpustakaan

1. Menurut ibu, apakah metode mind mapping memunculkan gagasan atau ide

baru yang muncul pada peserta didik?

Jawab: Iya mbak, metode mind mapping yang diterapkan dapat memunculkan

gagasan peserta didik.

2. Apakah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan mind mapping

memunculkan kemampuan peserta didik dalam hal macam-macam penafsiran

(interprestasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah antara ide dengan

materi?

Jawab: Iya mind mapping mempunyai keunggulan yaitu dapat membantu

peserta didik dalam menginterprestasikan gambar dengan materi.

3. Apakah saat diskusi setelah membuat mind map peserta didik mempunyai

kemampuan memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah

terpikirkan oleh orang lain?

Jawab: Sebagian peserta terlihat berusaha untuk memikirkan ide yang

berbeda dengan temannya saat diskusi.

4. Apakah peserta didik antusias mengembangkan atau memperkaya gagasan

orang lain saat diskusi setelah menggunakan mind map dalam pembelajaran?

Jawab: Peserta didik antusias tetapi masih canggung dalam menanggapi

pendapat teman.

5. Apa yang dilakukan peserta didik sebelum mind map dikumpulkan?

Jawab: Peserta didik melihat dan mengkoreksi mind map kemudian sebagian

memberikan tambahan dalam hasil mind map nya.

Page 254: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

254

6. Bagaimana sikap peserta didik saat ibu memberikan penjelasan materi dan

langkah-langkah membuat mind map?

Jawab: Peserta didik mendengarkan dengan seksama

7. Peserta didik mempunyai respon seperti apa ketika melihat mind map yang

dibuatnya?

Jawab: Respon peserta didik sangat baik dengan ditunjukkan wajah berseri-

seri namun terlihat wajah yang masih terlihat ragu-ragu.

8. Bagaimana sikap peserta didik saat menghadapi tugas membuat mind map?

Jawab: sebagian masih terlihat menikmati tetapi masih binggung.

9. Bagaimana sikap peserta didik saat presentasi dan diskusi dalam

pembelajaran menggunakan mind mapping?

Jawab: sangat baik tetapi memang perlu sistem tunjuk.

10. Bagaimana sikap peserta didik saat menyampaian pendapat setelah belajar

menggunakan mind map dalam pembelajaran?

Jawab: sudah ada kemajuan daripada biasanya, tetapi masih perlu perbaikan.

Page 255: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

255

DAFTAR KELOMPOK MIND MAPPING

KELAS VIII C

KELOMPOK JUJUR

1. Abdul Sofyan Aziz 2. Adi Mukti Sudrajat 3. Afsari Krismonica A.W. 4. Arofik Nur Rohman

9. Eko Vajarianto 10. Erna Purnama Safitri 11. Erwin Pratama 12. Fatimah Setya Damai

KELOMPOK DISIPLIN

5. Bayu Prihantoro 6. Beti Prastiwi 7. Dian Ayu Andriani 8. Dwi Setyo Nugraha 13. Guntur Apriyadi 14. Intan Sugiyarto 15. Kalis Novia Rahayu 16. Kristina Larasati

KELOMPOK TOLERANSI

17. Mella Muizrikah Zain 18. Mey Indriastuti 19. Nurul Prastiwi 20. Panggih Dwi Jayanti 25 Roni Bambang Nugroho 26. Santi Rokhani 27. Sinta Rokhana 28. Sinung Dewi Prabawanti

KELOMPOK KREATIF

21. Putri Dwi Astuti 22. Rendra Egi Santoso 23. Risa Meilani 24. Rohmat Tri Saputra 29. Wahyu Ramadhan H.P. 30. Welta Eni Prastiwi 31. Yosua Christoper Sinai 32. Yulian Raharjo

Lampiran 15

Page 256: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

256

DENAH TEMPAT DUDUK PESERTA DIDIK KELAS VIII C

DALAM MENERAPAKAN METODE MIND MAPPING

I III

II IV

PAPAN TULIS

MEJA GURU

1 2

9 10

17 18

25 26

3 4

11 12

19 20

27 28

8 7

15 16

23 24

31 32

5 6

13 14

21 22

29 30

OBSERVER OBSERVER

Lampiran 16

Page 257: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

257

CATATAN LAPANGAN

A. Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan 1

Nama Sekolah/Kelas : SMP N 4 Wonosari/ VIII C

Hari/Tanggal : Rabu, 11 April 2012

Kompetensi Dasar :

2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta

pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah

7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional

Waktu : 2x 40 menit

Kegiatan Pendahuluan (10 menit). Pembukaan (peserta didik berdiri dan

memberi hormat kepada guru kemudian dilanjutkan dengan presensi yang diikuti

dengan pengambilan nomor observasi, kehadiran peserta didik mencapai 100%.

Guru menyampaikan apersepsi yaitu dengan memberikan pertanyaan: tahukah

kalian bahwa bangsa yang pertama kali datang ke Indonesia ? kemudian peserta

didik menjawab: Portugis bu, iya tepat sekali anak-anak. Kemudian guru

memberikan keterangan yaitu: kedatangan bangsa barat di Indonesia dipelopori

oleh bangsa Portugis yang kemudian disusul oleh bangsa Spanyol, Belanda dan

Inggris. Mereka mendirikan koloni, mengadakan perdagangan serta melaksanakan

monopoli perdagangan. Mereka melakukan kebijakan-kebijakan ekonomi dan

politik yang merugikan rakyat nusantara demi keuntungan yang besar. Kegiatan

selanjutnya setelah memberikan apersepsi yaitu menyampaikan motivasi yaitu

tahukah kalian bagaimana nenek moyang dahulu melawan penjajah? Lahirnya

bangsa ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, akan tetapi melalui proses

yang sangat panjang. Oleh karena itu kalian sebagai generasi penerus bangsa ini

wajib mengisi dengan rajin belajar dan berprestasi tentunya. Selanjutnya guru

menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: mengidentifikasi

Lampiran 17

Page 258: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

258

kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial, mendefinisikan pengertian pajak dan

retribusi, menguraikan unsur dan jenis pajak.

Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan inti (60 menit). Guru menyampaikan

mengenai materi pembelajaran selama 15 menit. Guru mengarahkan peserta didik

untuk berdiri dan bergeser tempat duduk sesuai dengan presensi dengan

menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami

pasti bisa kemudian membentuk menjadi 4 kelompok yang telah ditentukan

sebelumnya. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti pembelajaran yaitu guru

sebelum menampilkan contoh hasil mind mapping yang telah dipersiapkan

terlebih dahulu oleh peneliti yang berhubungan dengan materi yang dipelajari.

Dalam kegiatan menampilkan hasil mind mapping, guru menjelaskan kembali

secara sekilas sekedar mengingatkan metode yang akan digunakan dalam

pembelajaran IPS untuk kali ini dan minggu-minggu kedepan. Selanjutnya guru

menanyakan kepada peserta didik tentang pendapatnya mengenai mind mapping.

Setelah terjadinya kegiatan tanya jawab, guru menyampaian materi dengan

seksama. Guru menyampaikan langkah-langkah metode mind mapping. Guru

menginformasikan peserta didik untuk merencanakan pembuatan mind mapping

secara individu. Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota

kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai

dengan materi yang dipelajari. Guru berkeliling dan membantu peserta didik

dalam menyelesaikan masalah ketika pembuatan mind mapping.

Pada sesi presentasi pertama guru mempersilahkan kepada kelompok yang

siap untuk memprentasikan hasil mind mapping akan tetapi tidak ada yang berani

maju dengan alasan takut salah dan ditertawakan oleh teman-teman yang lainnya.

Kemudian guru menunjuk kelompok yang dilihat sudah cukup siap untuk

memulai presentasi. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar lebih cepat

dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping. Diskusi dan

pembuatan mind mapping 20 menit seharusnya 15 menit karena terdapat peserta

didik yang belum selesai mewarnai mind mapping. Presentasi dilakukan oleh 2

Page 259: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

259

kelompok dengan waktu 2x12 menit. Presentasi masih dilakukan dengan malu-

malu dan arah berfikir peserta didik masih belum spontan. Serta dalam

mengelurkan pendapat masih perlu dorongan dari guru. Kegiatan selanjutnya

yaitu penutup (10 menit). Kegiatan pertama yaitu membuat kesimpulan. Peserta

didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan sekaligus

memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberi tanggapan dan penguatan

terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan

dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Peserta didik masih

terlihat malu-malu. Kemudian guru mendorong peserta didik untuk memberikan

kesimpulan. Kemudian peserta didik memberikan kesimpulan pajak itu penting bu

karena negara kita bisa membangun jelan, sarana dan prasarana umum itu dengan

pajak yang dibayarkan bu.

Kemudian guru memberikan penguatan kesimpulan yaitu: pajak merupakan

sumber utama bagi pendapatan negara kita. Pajak mempunyai peran yang sangat

besar terhadapat pendapatan negara. Setelah memperhatikan Realisasi Anggran

Pendapatan dan Belanja Negara Republik Indonesia Tahun 2006 . Dari hal

tersebut tampak jelas bahwa pajak merupakan sumber utama bagi pendapatan

negara kita. Dari pendapatan total, 65%-nya berasal dari pajak. Jadi, tidak dapat

dipungkiri lagi bahwa pajak memberi sumbangan yang sangat besar terhadap

pendapatan negara kita. Zaman sekarang pajak merupakan sumber pendapatan

negara berbeda dengan zaman kolonial yaitu upeti dan pajak yang berupa hasil

bumi merupakan sumber pendapatan. Kedua kebijakan tersebut memiliki

persamaan yaitu bersifat memaksa namun memiliki perbedaan yaitu kalau pajak

zaman sekarang disesuaikan dengan keadaan dan bersifat manusiawi namun bila

upeti dan pajak hasil bumi tidak demikian adanya.

Selanjutnya peserta didik dengan dorongan guru menyebutkan nilai-nilai

yang terdapat dalam materi yang telah dipelajari seperti nilai untuk bertangung

jawab bu, kemudian guru mempertajam dengan memberikan keterangan yaitu

dengan membayar pajak merupakan salah satu bentuk tanggung jawab terhadap

Page 260: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

260

negara dalam hal kemajuan pembangunan dengan kesadaran membayar pajak pagi

para wajib pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jangan seperti salah satu

oknum pegawai pajak yang tidak bertanggung jawab (memperlihatkan foto)

korupsi dalam hal pengelolaan pajak.

Guru menambah referensi dan pengetahuan peserta didik diberikan tugas

membawa struk bukti pembayaran pajak yang ditanggung keluarga, dikumpulkan

minggu depan. Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya yaitu

presentasi 2 kelompok selanjutnya dari hasil dari mind mapping yang dibuat hari

ini. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan peserta didik

duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran tadi yang kemudian dilanjutkan

saling menepuk bahu sambil mengucapakan semangat pasti bisa.

Page 261: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

261

B. Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan 2

Nama Sekolah/Kelas : SMP N 4 Wonosari/ VIII C

Hari/Tanggal : Rabu, 18 April 2012

Kompetensi Dasar :

2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta

pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah

7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional

Waktu : 2x 40 menit

Guru memulai pelajaran pada pukul 10.15 WIB. Kegiatan Pendahuluan

(10 menit). Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru

kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan kehadiran dan bila ada

yang tidak masuk maka ditanya terlebih lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis),

kehadiran 100%. Guru melakukan apersepsi yaitu menceritakan pada zaman

dahulu, ketika negara umumnya masih berbentuk kerajaan, penduduk memberikan

upeti kepada raja. Bentuk upeti dapat berupa hasil pertanian, hasil kerajinan.

Penduduk yang tidak mempunyai penghasilan, mempersembahkan upeti

berbentuk tenaga kerja untuk kepentingan umum. Sistem uang belum dikenal luas

waktu itu. Dengan demikian upeti merupakan sumber pendapatan kerajaan.

Selanjutnya guru menyampaikan motivasi yaitu para siswa yang ibu

banggakan, marilah kita pahami bahwa satu sumber utama pendapatan negara

yang paling besar adalah dari penarikan pajak. Jumlahnya yang sangat besar

membuat pajak sebagai sumber dana yang terpenting bagi pemerintah. Tanpa

menarik pajak, negara kita akan mengalami kesulitan untuk melaksanakan

program pembangunan. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai yaitu: mengidentifikasi kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial,

mendefinisikan pengertian pajak dan retribusi, menguraikan unsur dan jenis pajak.

Selanjutnya kegiatan inti (60 menit). Peserta didik mengumpulan tugas membawa

Page 262: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

262

struk bukti pembayaran pajak yang ditanggung keluarga di meja guru. Guru

memberikan kode untuk peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai dengan

urutan tempat duduk sesuai dengan presensi dan membentuk kelompok yang telah

disepakati dengan menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya

senang, hore-hore kami pasti bisa. Melakukan presentasi 2 kelompok berikutnya

dengan ketentuan waktu (2 x 15 menit).

Kegiatan inti yaitu melanjutkan presentasi hasil mind mapping. Dalam

kegiatan ini yang mempresentasikan hasil mind mapping adalah satu orang secara

perwakilan dari kelompoknya. Selanjutnya setelah presentasi, kelompok lain

diminta untuk menanggapi dengan cara berdiskusi, tanggapan dilakukan oleh

anggota kelompok presentasi secara bergantian. guru memotivasi peserta didik

menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind

mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi. Guru

mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik ketika memberikan

penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik.

Waktu presentasi dan diskusi dibatasi maksimal 15 menit. Pada akhir sesi

presentasi guru memberi pertanyaan kepada kelompok yang maju untuk

mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi dengan

menggunakan mind map dan memberi beberapa perbaikan pada mind map yang

mereka buat. Guru membagikan soal tes kepada peserta didik untuk dikerjakan

secara individu pada lembar jawab yang telah disediakan.

Dalam presentasi sudah ada peningkatan daripada pada pertemuan pertama

dengan adanya pendapat yang disampaikan peserta didik maupun dalam cara

menjawab pertanyaan dari guru namun masih perlu bimbingan dari guru lebih

lanjut. Setelah melakukan presentasi, peserta didik dibagikan lembar tes

pemahaman. Waktu mengerjakan tes 25 menit. Kegiatan tes masih terlihat peserta

didik yang berusaha untuk bertanya kepada peserta didik yang lain dan ada yang

menyontek jawaban peserta didik yang lain. Kegiatan selanjutnya yaitu membuat

kesimpulan. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang

Page 263: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

263

materi dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberi

tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk

selanjutnya dibutalah kesimpulan dengan merujuk pada referensi atau pendapat

para ahli. Guru memberikan penjelasan yaitu: kebijakan pemerintah kolonial pada

saat itu telah menyebabkan penderitaan luar biasa dan merupakan tindakan yang

tidak manusiawi karena meyebabkan rakyat sangat menderita. Hal itu sangat

berbeda dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang sudah merdeka yaitu

kebijakannya yaitu demi kesejahteraan bersama dan membangun perekonomian

bangsa dengan menggunakan sistem pajak. Sistem pajak ini telah diatur dalam

Undang-undang dan harapannya tidak ada penyelewengan dari proses penarikan

pajak tersebut.

Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi yang

telah dipelajari seperti nilai untuk bertangung jawab bu. Bertanggung jawab lagi

kata guru. Iya bertangung jawab terhadap negara dalam untuk ikut bersama

membangun bangsa Indonesia dengan kemampuan masing-masing individu dan

mengingat bahwa pajak diterapkan di Indonesia untuk kesejahteraan bersama.

Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah referensi dan

pengetahuan diberikan tugas membaca referensi materi selanjutnya. Pemberian

hadiah bagi peserta didik dan kelompok yang telah memenuhi kriteria yang

ditentukan. Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan dibahas pada

pertemuan selanjutnya yaitu tentang kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial

dan prinsip-prinsip perpajakan. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan

mengintruksikan peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran

tadi yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil mengucapakan

semangat pasti bisa.

Page 264: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

264

C. Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan 1

Nama Sekolah/Kelas : SMP N 4 Wonosari/VIII C

Hari/Tanggal : Rabu, 2 Mei 2012

Kompetensi Dasar :

2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta

pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah

7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional

Waktu : 2x 40 menit

Guru memulai pelajaran pukul 10.15 menit. Kegiatan Pendahuluan (10

menit). Kegiatan pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada

guru kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan kehadiran dan

bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih lanjut alasan dan bukti surat ijin

tertulis). Guru melakukan apersepsi yaitu dengan memberikan keterangan bahwa

pada saat Indonesia dijajah Belanda, rakyat diwajibkan menanam tanaman yang

laku dipasaran dunia. Misalnya lada, kopi dan cengkeh. Sistem ini dinamakan

cultur stelsel atau tanam paksa. Tahukah kalian dampak dari sistem tanam paksa

terhadap rakyat pada waktu itu? Apakah yang akan terjadi bila sistem itu masih

digunakan di Indonesia saat ini? tahu bu, dampaknya sengsara bu bagi kaum yang

tidak punya kekuasaan dan sistem itu tidak digunakan bu tetapi masih banyak

rakyat yang sengasara.

Selanjutnya guru menyampaikan motivasi yaitu dengan mengajak peserta

didik untuk merenungkan yaitu: coba kalian renungkan, akibat kebijakan

pemerintah kolonial saat itu di Indonesia? Semua kebijakan kolonial sangat

merugikan bangsa Indonesia. Rakyat sangat tertindas, terbelakang dan menderita.

Untuk itu kalian sebagai penerus bangsa ini wajib mengisinya dengan rajin belajar

dan berprestasi tentunya agar tidak bisa terjajah lagi oleh bangsa asing dalam

bidang ekonomi. Untuk itu kalian sebagai peserta didik harus mempelajari materi

Page 265: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

265

berikut ini dengan seksama. Selanjutnya penjelasan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai yaitu: mengidentifikasi perkembangan kebijakan dan tindakan

pemerintah kolonial, mendefinisikan prinsip-prinsip perpajakan, mendefinisikan

fungsi pajakdan menguraikan contoh pajak dalam keluarga.

Setelah melakukan kegiatan pendahuluan guru memulai kegiatan inti (60

menit). Penyampaian mengenai materi pembelajaran selama 15 menit.

Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai dengan urutan

tempat duduk sesuai dengan presensi dengan menyuarakan yel-yel yaitu saya

datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa kemudian membentuk

menjadi 4 kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Presentasi dilakukan oleh

2 kelompok dengan ketentuan waktu (2x15 menit).

Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok

dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi

yang dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi

lebih kreatif saat berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping.

Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah

ketika pembuatan mind mapping. Guru meminta peserta didik untuk memusatkan

perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan. Guru meminta peserta didik

untuk melatih “gambar keseluruhan” dalam kegiatan koreksi terhadap hasil mind

mapping yang dibuat secara individu. Guru mendorong peserta didik mengingat

dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari

hasil mind mapping peserta didik.

Konsep yang ditulis untuk satu kelompok sama akan tetapi bentuk mind

mapping masing-masing individu berbeda. Ketika waktu peserta didik membuat

mind mapping peserta didik terlihat sangat konsentrasi mengerjakan mind

mapping ada sebagian peserta didik yang terlihat kebingungan dengan bentuk dan

warna yang harus mereka gunakan dalam membuat mind mapping tersebut.

Setelah selesai mengerjakan mind mapping masing-masing kelompok memilih

Page 266: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

266

hasil mind mapping yang terbaik. Kegiatan selanjutnya adalah presentasi hasil

mind mapping.

Hasil mind mapping dipresentasikan oleh salah satu orang perwakilan dari

kelompoknya. Selanjutnya setelah presentasi, kelompok lain diminta untuk

menanggapi, tanggapan dilakukan oleh anggota kelompok presentasi secara

bergantian. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-

pikiran ketika membahas mind mapping secara bersama-sama terhadap hasil

presentasi dan diskusi. Waktu presentasi dan tanya jawab untuk satu kelompok

dibatasi maksimal 15 menit. Kelompok yang dapat mempresentasikan pada

pertemuan pertama siklus II berjumlah 2 kelompok. Pada akhir sesi presentasi

guru memberi pertanyaan kepada kelompok yang maju untuk mengetahui

seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi dengan menggunakan

mind map dan memberi beberapa perbaikan pada mind map yang mereka buat.

Selelah penerapan metode mind maping maka dilakukan kegiatan penutup

(10 menit). Kegiatan pertama dalam penutup yaitu membuat kesimpulan, peserta

didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan sekaligus

memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberi tanggapan dan penguatan

terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan

dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Peserta didik sudah sangat

terlihat perbedaan dari pertemuan terakhir, peserta didik mengeluarkan ide sudah

rasional terarah dan spontan. Dalam menyimpulkan sudah baik dan logis.

Selanjutnya guru memberikan penguatan kesimpulan yaitu: pajak adalah

instrumen yang penting, baik untuk membiayai penyelenggaraan negara,

menyehatkan ekonomi, maupun untuk secara tidak langsung memeratakan

pendapatan. Seandainya sistem perpajakan kita rapi dan efektif, sangat boleh jadi

Indonesia tidak perlu berhutang lagi pada bank dunia. Selanjutnya peserta didik

menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi yang telah dipelajari seperti

nilai tekun, ketelitian. Guru bertanya lagi tekun dan ketelitian dalam hal apa?

kemudian peserta didik tekun dalam membayar pajak agar rakyat bisamenikmati

Page 267: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

267

fasilitas umum dengan baik dan teliti dalam menghitung pajak bu. Kemudian guru

memberikan penguatan nilai-nilai yaitu guru menyampaikan pajak sebagai sumber

pendapatan negara sangat penting untuk membiayai pembangunan terutama

belanja rutin, pemerintah berupaya untuk terus berupaya meningkatkan

penerimaan dari sektor pajak ini. Dalam perhitungan antara penerimaan pajak

untuk membiayai belanja rutin harus diperhitungkan dengan ketelitian yang sangat

tinggi. Dan selalu tekun dalam mempelajari materi karena kita harus berfikir

secara kreatif ini juga seperti pendapatan negara yang tidak mengandalkan ekspor

migas yang suatu saat nanti akan habis. Oleh sebab itu, sumber utama pendapatan

negara di luar ekspor migas dimaksimalkan. Guru menginformasikan bahwa

pertemuan berikutnya yaitu presentasi 2 kelompok selanjutnya dari hasil dari mind

map yang dibuat hari ini. Guru menambah referensi dan pengetahuan diberikan

tugas mencari artikel berjumlah 2 mengenai wajib pajak yang melakukan

penunggakan membayar pajak. Tugas tersebut dikumpulkan minggu depan. Guru

menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan peserta didik duduk

kembali sesuai dengan sebelum pelajaran tadi yang kemudian dilanjutkan saling

menepuk bahu sambil mengucapakan semangat pasti bisa.

Page 268: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

268

D. Catatan lapangan siklus II Pertemuan 2

Nama Sekolah/Kelas : SMP N 4 Wonosari/VIII C

Hari/Tanggal : Rabu, 9 Mei 2012

Kompetensi Dasar :

2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta

pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah

7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional

Waktu : 2x 40 menit

Kegiatan pembelajaran dimulai pukul 10.15 WIB ditandai dengan bel

berbunyi. Guru memulai kegiatan pendahuluan (10 menit). Kegiatan pertama

yaitu pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru

kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan kehadiran dan hasil

kehadiran 100%. Guru menyampaikan apersepsi yaitu dengan cara

memperlihatkan tugas kemarin dan dibahas sebentar yaitu artikel berjumlah 2

mengenai wajib pajak yang melakukan penunggakan membayar pajak.

Pemungutan pajak mempunyai dasar hukum, maka pajak dapat dipaksakan.

Artinya kepada para wajib pajak yang tidak membayar pajaknya, pajak bisa

ditagih dengan kekerasan dan perlu dengan surat paksa, sita dan sandera. Setelah

memberikan apersepsi kemudian memberikan motivasi yaitu mengajak peserta

didik memahami perpajakan yaitu marilah kita pahami bahwa melalui perpajakan,

pemerintah dapat mengarahkan kegiatan dan kehidupan ekonomi kita sesuai

dengan yang dicita-citakan bersama, yaitu terciptanya masyarakat yang adil dan

makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Untuk itu kalian sebagai peserta

didik harus mempelajari materi berikut ini dengan seksama. Selanjutnya guru

menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: mengidentifikasi

perkembangan kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial, mendefinisikan

Page 269: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

269

prinsip-prinsip perpajakan, mendefinisikan fungsi pajak, menguraikan contoh

pajak dalam keluarga.

Selanjutnya guru melakukan kegiatan inti selama 65 menit. Hal pertama

yang dilakukan adalah memberikan kode kepada peserta didik untuk berdiri dan

bergeser sesuai dengan urutan tempat duduk sesuai dengan presensi dengan

membentuk kelompok sesuai dengan kesepakatan bersama menyuarakan yel-yel

yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa.

Melakukan presentasi 2 kelompok berikutnya dengan ketentuan waktu 2 x 15

menit. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran

ketika membahas dan mengkaji mind mapping secara bersama-sama terhadap

hasil presentasi dan diskusi. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar

lebih cepat dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping.

Presentasi pada pertemuan ini tidak ada hambatan seperti rasa malu dari anggota

kelompok. Diskusipun berjalan dengan sangat lancar dan banyak tanggapan dari

peserta didik. Selanjutnya guru memberikan perbaikan mind mapping dalam

salah satu kelompok saja karena kelompok yang lainnya sudah cukup sesuai

dengan diharapakan dan direncanakan.

Peserta didik dalam mengeluarkan pendapat sudah baik dan tidak ada yang

terlihat malu-malu. Peserta didik dibagikan lembar tes pemahaman Pada sesi

berikutnya adalah tes yang dikerjakan secara individu. tes dibatasi 25 menit. Pada

waktu tes ini guru lebih memberikan peringatan kepada peserta didik. Guru

berkata: “ayo tempat duduk kasih jarak, tidak boleh nyontek”. Setelah waktu tes

yang ditentukan habis peserta didik mengumpulkan lembar jawab tes tepat waktu.

Suasana tes sangat tenang dan roman wajah peserta didik dan guru terlihat berseri-

seri. Setelah kegiatan tes, kegiatan selanjutnya yaitu penutup 15 menit. Kegiatan

pertama yaitu membuat kesimpulan.

Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan

sekaligus memberikan kesimpulan. Peserta didik bertanya kenapa banyak orang

miskin padahal system pajak sudah dilaksanakan bu? Meskipun sistem pajak

Page 270: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

270

sudah dilaksanakan namun masih saja terdapat orang miskin karena terbatasnya

lapangan pekerjaan dan pendidikan belum bisa menyentuh semua lapisan

masyarakat. Pertanyaan dari peserta didik yang bisa ditulis yaitu pajak kenapa

bisa diselewengkan? Penyelewengan sama artinya dengan penjajahan yaitu sama-

sama korban menderita. Selanjutnya guru memberikan tanggapan dan penguatan

terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan

dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Walaupun identik dengan

penjajahan, kolonial dan imperalisme Barat memilki sisi positif disamping sisi

negarif. Namun pada kenyataannya, hanya sisi negatiflah yang dialami rakyat

Indonesia. Sisi positif hanya dinikmati kalangan Indonesia tertentu, yakni para

penguasa dan kaum feodal. Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat

dalam materi yang telah dipelajari seperti nilai tekun, ketelitian. Akibat

berlakunya ekonomi uang banyak orang terpikat menjadi kuli kontrak di

perkebunan (merasakan dapat upah), ini merupakan contoh pengalaman yang

dapat kita ambil pelajarannya yaitu kita harus tekun belajar dan teliti dalam

mengelola uang karena bila tidak bisa mengelola uang maka kita akan terjebak

pada sesuatu yang tidak kita inginkan.

Pemberian hadiah bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria yang

ditentukan. Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah referensi

dan pengetahuan diberikan tugas yaitu membawa struk bukti pembayaran pajak

yang ditanggung keluarga. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan

mengintruksikan peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran

tadi yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil mengucapakan

semangat pasti bisa.

Page 271: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

271

E. Catatan Lapangan Siklus III Pertemuan 1

Nama Sekolah/Kelas : SMP N 4 Wonosari/VIII C

Hari/Tanggal : Rabu, 16 Mei 2012

Kompetensi Dasar :

2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta

pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah

7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional

Waktu : 2x 40 menit

Pembelajaran dimulai pukul 10.15 WIB. Kegiatan Pendahuluan (10

menit). Kegiatan pertama yaitu pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi

hormat kepada guru kemudian dilanjutkan dengan presensi. Kehadiran peserta

didik 100%. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan cara memperlihatkan

tugas kemarin dan dibahas sebentar yaitu struk bukti pembayaran pajak yang

ditanggung keluarga yaitu struk PBB maka dalam hal ini bahwa PBB merupakan

pajak yang ditanggung oleh keluarga. Selanjutnya dengan melihat gambar

bangunan, gambar jalan (terlampir) yang terlihat bagus tersebut. Sudah bisa

dipastikan bahwa pembangunan tersebut membutuhkan uang, uang tersebut

bersumber dari pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak yang sesuai dengan

ketentuan. Dari proses pembangunan itulah para wajib pajak dapat menikmati

kembali uang yang telah disetor kepada pemerintah lewat pajak secara tidak

langsung. Guru melakukan motivasi yaitu mengajak peserta didik untuk

memahami jika pungutan pajak dilakukan secara bersih dan berdisiplin,

penerimaan negara akan sangat memadai sehingga pemerintah tidak perlu

mengemis bantuan kesana kemari. Sejalan dengan itu, para pejabat juga tidak

perlu membebani pengusaha besar dengan berbagai pungutan liar yang ujung-

ujungnya hanya menyuburkan premanisme dalam ekonomi bangsa. Untuk itu

kalian sebagai peserta didik harus mempelajari materi berikut ini dengan seksama.

Page 272: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

272

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: mengidentifikasi

pengaruh yang ditimbulkan atas kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial di

berbagai daerah, menguraikan sistem pemungutan pajak, mengidentifikasikan

sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang melalaikan kewajibannya, memberikan

gambaran orang bijak taat pajak

Kegiatan inti dilakukan dalam waktu 60 menit yaitu dengan penyampaian

mengenai materi pembelajaran selama 15 menit. Peserta didik sudah

memposisikan diri pada tempat duduk yang sesuai dengan denah tempat duduk.

Peserta didik menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang,

hore-hore kami pasti bisa kemudian membentuk menjadi 4 kelompok yang telah

ditentukan sebelumnya. Presentasi dilakukan oleh 2 kelompok pertama dengan

ketentuan waktu (2x15 menit).

Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok

dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi

yang dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi

lebih kreatif saat berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping.

Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah

ketika pembuatan mind mapping. Jam 10.30 dimulai semua peserta didik mulai

membuat mind mapping hingga sampai jam 10.45 berarti tepat waktu, peserta

didik sudah mulai terbiasa membuat mind mapping, ketika waktu peserta didik

membuat mind mapping peserta didik terlihat sangat antusias dan penuh semangat

mengerjakan mind mapping. Setelah selesai mengerjakan mind mapping masing-

masing kelompok memilih hasil mind mapping yang terbaik.

Kegiatan selanjutnya adalah presentasi hasil mind mapping. Dalam kegiatan

ini yang mempresentasikan hasil mind mapping adalah satu orang secara

bergantian dengan anggota kelompoknya. Guru meminta peserta didik untuk

memusatkan perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan. Guru

mengintruksikan peserta didik dapat belajar lebih cepat dan efisien dengan adanya

kegiatan presentasi hasil mind mapping. Selanjutnya setelah presentasi, kelompok

Page 273: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

273

lain diminta untuk menanggapi, tanggapan dilakukan oleh anggota kelompok

presentasi secara bergantian. Waktu presentasi dan tanya jawab dibatasi maksimal

15 menit. Pada sesi presentasi pertama guru mempersilahkan kepada kelompok

yang siap untuk memprentasikan hasil mind mapping peserta didik-peserta didik

membuat kesepakatan pertama kali yang maju dimulai dari kelompok pertama.

Kemudian kelompok pertama maju dan mempresentasikan hasil mind mapping.

Pada akhir sesi presentasi guru memberi pertanyaan kepada kelompok yang maju

untuk mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi

dengan menggunakan mind map dan memberi beberapa pujian pada mind

mapping yang mereka buat karena hasilnya sangat mengembirakan.

Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran

ketika membahas dan mengkaji mind mapping secara bersama-sama terhadap

hasil presentasi dan diskusi. Guru meminta peserta didik untuk melatih “gambar

keseluruhan” dalam kegiatan koreksi terhadap hasil mind mapping yang dibuat

secara individu. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik

ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping

peserta didik. Guru juga menjelaskan bahwa pada pertemuan minggu depan akan

dilaksanakan tes yang ketiga.

Kegiatan Penutup selama 10 menit hal pertama yaitu membuat kesimpulan.

Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan sekaligus

memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberi tanggapan dan penguatan

terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibutalah kesimpulan

dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Masuknya kekuasaan

Barat ke Indoneia telah membawa perubahan dan bahkan kegoncangan dalam

kehidupan rakyat Indonesia. Perubahan itu meliputi bidang politik, sosial,

ekonomi dan budaya. Hal ini telah terjadi kembali bahwa kita hidup dalam dunia

yang menglobal yaitu tanpa ada batas-batas negara sepertinya. Oleh karena itu

pengaruh-pengaruh budaya asing sangat kental di negara Indonesia. Jangan

pernah berfikir bahwa budaya asing itu lebih baik daripada budaya kita sendiri.

Page 274: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

274

Kalian sebgai generasi penerus harus menciptakan gerakan menyintai budaya

sendiri. Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi yang

telah dipelajari seperti nilai menghargai pendapat orang lain dan belajar

menghargai budaya nusantara. Guru menginformasikan bahwa pertemuan

berikutnya yaitu presentasi 2 kelompok selanjutnya dari hasil dari mind mapping

yang dibuat hari ini. Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah

referensi dan pengetahuan diberikan kesempatan untuk bertanya Guru menutup

kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan peserta didik duduk kembali

sesuai dengan sebelum pelajaran tadi yang kemudian dilanjutkan saling menepuk

bahu sambil mengucapakan semangat pasti bisa.

Page 275: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

275

F. Catatan Lapangan Siklus III Pertemuan 2

Nama Sekolah/Kelas : SMP N 4 Wonosari/VIII C

Hari/Tanggal : Rabu, 23 Mei 2012

Kompetensi Dasar :

2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta

pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah

7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional

Waktu : 2x 40 menit

Kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 10.15 WIB. Kegiatan

Pendahuluan selama 10 menit. Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi

hormat kepada guru kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan

kehadiran, laporan kehadiran menunjukkan 100%. Kegiatan selanjutnya yaitu

melakukan apersepsi yaitu dengan mengungkapkan perumpamaan bila kalian

datang terlambat ke sekolah apakah ada sanksi? Begitupun dengan keterlambatan

dalam membayar pajak paasti juga ada sanksinya. Sanksi perpajakan merupakan

jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma

perpajakan) akan dituruti atau ditaati atau dipatuhi. Atau alat pencegah (preventif)

agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Selanjutnya pemberian

motivasi dengan mengajak peserrta didik memahami sesuatu hal yaitu marilah

kita pahami jika pungutan pajak dilakukan secara bersih dan berdisiplin,

penerimaan negara akan sangat memadai sehingga pemerintah tidak perlu

mengemis bantuan kesana kemari. Sejalan dengan itu, para pejabat juga tidak

perlu membebani pengusaha besar dengan berbagai pungutan liar yang ujung-

ujungnya hanya menyuburkan premanisme dalam ekonomi bangsa. Guru

menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: mengidentifikasi

pengaruh yang ditimbulkan atas kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial di

Page 276: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

276

berbagai daerah, menguraikan sistem pemungutan pajak, mengidentifikasikan

sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang melalaikan kewajibannya, memberikan

gambaran orang bijak taat pajak. Selanjutnya yaitu kegiatan inti selama 60 menit.

Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai dengan urutan

tempat duduk sesuai dengan presensi dengan menyuarakan yel-yel yaitu saya

datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa. Peserta didik duduk

sesuai dengan denah tempat duduk kemudian menyuarakan yel-yel yaitu saya

datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa. Melakukan

presentasi 2 kelompok berikutnya dengan ketentuan waktu (2 x 15 menit). Peserta

didik mulai berani bertanya dan menanggapi hasil mind map kelompok yang

maju. Komentar kelompok lain yang muncul seperti: “Mind map yang kalian buat

itukan ada gambar Pak Gayus, coba kalian jelaskan kenapa seeorang Pak Gayus

yang berpendidikan bisa korupsi ya?”. Kegiatan presentasi berjalan lancar dan

proses kreativitas berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sampai dengan batas

waktu pembelajaran berakhir pada tahap ini, semua kelompok yang sudah maju

mempresentasikan hasil mind map mereka. Selanjutnya peserta didik dibagikan

lembar tes pemahaman. Waktu mengerjakan tes 25 menit. Dalam mengerjakan tes

pemahaman peserta didik sudah tenang dan terkondisikan. Guru berkata: “saya

yakin kalian pasti bisa mengerjakan dengan hasil yang maksimal”. Setelah waktu

tes yang ditentukan habis peserta didik mengumpulkan lembar jawab tes tepat

waktu. Suasana tes sangat tenang dan roman wajah peserta didik dan guru terlihat

berseri-seri.

Selanjutnya kegiatan Penutup selama 10 menit yaitu membuat kesimpulan.

Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan sekaligus

memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberi tanggapan dan penguatan

terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibutalah kesimpulan

dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Marilah kita pahami

bahwa melalui perpajakan, pemerintah dapat mengarahkan kegiatan dan

kehidupan ekonomi kita sesuai dengan yang dicita-citakan bersama, yaitu

Page 277: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

277

terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD

1945. Orang bijak taat pajak. Demikianlah slogan himbauan bagi warga Negara

supaya membayar pajak. Mengapa kita harus membayar pajak? Lihatlah

sekolahanmu, jalan,dan jembatan di sekitarmu! Pajak digunakan untuk

membangun semua itu. Penghasilan utama pemerintah berasal dari pajak. Jadi,

jika kita tidak membayar pajak, maka pemerintah akan kekurangan dana untuk

membangun negara. Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam

materi yang telah dipelajari seperti nilai tanggung jawab dan disiplin, tanggung

jawab terhadap kewajiban sebagai wajib pajak yaitu taat pajak dan disiplin dalam

membayar pajak agar tidak diberi sanksi. Sebelum diakhiri kegiatan belajar

mengajar untuk menambah referensi dan pengetahuan diberikan kesempatan

untuk bertanya. Pemberian hadiah bagi peserta didik dan kelompok yang telah

memenuhi kriteria yang ditentukan. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan

mengintruksikan peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran

tadi yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil mengucapakan

semangat pasti bisa.

Page 278: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

278

FOTO PENELITIAN

Foto I. Lokasi Penelitian SMP N 4 Wonosari

Foto 2. Guru dan peneliti membagikan tanda pengenal observasi

Lampiran 18

Page 279: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

279

Foto 3. Guru sedang menjelaskan materi pelajaran

Gambar 4. Guru memberikan penjelasan mengenai metode mind mapping

Page 280: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

280

Foto 5. Peserta didik memberikan pendapat

Gambar 6. Suasana kelas saat berebutan memberikan gagasan

Page 281: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

281

Gambar 7. Peserta didik membuat mind mapping

Foto 8. Peserta didik mempresentasikan mind mapping

Page 282: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

282

Foto 9. Peserta didik mengerjakan tes

Foto 10. Peneliti melakuan wawancara dengan peserta didik

Page 283: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

283

Gambar 11. Peneliti melakukan pengamatan

Gambar 12. Peneliti melakukan refleksi dengan guru

Page 284: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

284

Page 285: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

285

Page 286: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

286

Page 287: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

287

Page 288: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

288

Page 289: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

289

Page 290: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan

290