21
7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi Belajar (3) Hasil Belajar (4) Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan (5) Media Blok Pecahan. 2.2 Pembelajaran Matematika di SD 2.2.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, 2007: 66). Menurut Karso (2007: 1.4), “Matematika adalah ilmu deduktif, asimatik, formal, hierarkis, abstrak, bahasa simbol yang padat. Selain itu matematika dapat membentuk pola pikir orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang sistematis, logis, kritis, dan penuh kecermatan”. Menurut Depdiknas (2006: 416), Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan kerjasama (Depdiknas, 2006: 416). Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-

BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

7

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teori

Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran

Matematika (2) Motivasi Belajar (3) Hasil Belajar (4) Pembelajaran Kooperatif

tipe NHT (Numbered Head Together) dan (5) Media Blok Pecahan.

2.2 Pembelajaran Matematika di SD

2.2.1 Pengertian Matematika

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi

dimasa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata

pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah

dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berfikir logis, analitis,

sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut

diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan

memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah,

tidak pasti, dan kompetitif (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, 2007: 66).

Menurut Karso (2007: 1.4), “Matematika adalah ilmu deduktif, asimatik,

formal, hierarkis, abstrak, bahasa simbol yang padat. Selain itu matematika dapat

membentuk pola pikir orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir matematis

yang sistematis, logis, kritis, dan penuh kecermatan”.

Menurut Depdiknas (2006: 416), Matematika merupakan ilmu universal

yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.Mata pelajaran

Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar

untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan kerjasama (Depdiknas, 2006:

416). Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

8

aspek bilangan, geometri, dan pengukuran, dan pengolahan data (Depdiknas,

417).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang

abstrak dan deduktif. Matematika sulit dipahami oleh siswa yang mempunyai

karakteristik operasional konkrit, maka perlu dikonkritkan dalam pembelajaran

dengan objek atau benda nyata agar siswa lebih mudah memahami. Matematika

merupakan pengetahuan yang mendukung siswa untuk berpikir logis dan analitis,

serta sangat bermanfaat bagi kehidupan karena berhubungan dengan semua aspek

kehidupan.

2.2.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Matematika

Dalam Standar Kompetensi mata pelajaran matematika untuk satuan SD

dan MI menyatakan tujuan pembelajaran matematika adalah :

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma

secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan

masalah

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,

menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan

matematika

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan

memahami masalah, merancang model matematika,

menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang

diperoleh

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,

diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau

masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan

minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan

percaya diri dalam pemecahan masalah, Depdiknas 2003

dalam Anitah (2008:7.31).

Guna mencapai tujuan pembelajaran tersebut, perlu ada materi yang

dibahas. Materi itu dibatasi oleh ruang lingkupnya yang tertera dalam

Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 yang meliputi aspek bilangan, geometeri,

dan pengukuran serta pengolahan data. Cakupan bilangan antara lain bilangan

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

9

,angka, perhitungan dan perkiraan. Cakupan geometri antara lain bangun dua

dimensi, tiga dimensi, transformasi dan simetri, lokasi dan susunan berkaitan

dengan koordinat. Cakupan pengukuran berkaitan dengan perbandingan kuantitas

suatu obyek, penggunaan satuan ukuran dan pengukuran.

Standar untuk mengetahui tercapainya tujuan pembelajaran dapat

ditetapkan melalui standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar Kompetensi

(SK), merupakan ukuran kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan,

ketrampilan dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh

peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan. Sedangkan

Kompetensi Dasar (KD) merupakan penjabaran SK peserta didik yang cakupan

materinya lebih sempit dibanding dengan SK peserta didik.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika disusun sebagai

landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan siswa. Selain itu

dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika

dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan

menggunakan simbol, tabel, diagram dan media lain Berikut ini tabel Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika kelas 4 SD semester 2 tentang

penjumlahan dan pengurangan pecahan

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Menggunakan pecahan

dalam pemecahan masalah

1.3 Menjumlahkan pecahan

1.4 Mengurangkan pecahan

Sumber : Badan Nasional Standar Pendidikan, 2004 : 425

2.3 Motivasi Belajar

2.3.1 Pengertian Motivasi

Motivasi adalah usaha atau kegiatan dari guru sekolah untuk menimbulkan

dan meningkatkan semangat dan kegairahan belajar dari para siswanya. Motivasi

adalah keadaan pribadi orang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

10

berbagai aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan, Surabaya (Raniyati,

2010).

David Mc Clelland (Hamzah, 2011) berpendapat bahwa: Motivasi

memiliki dua aspek, yaitu adanya dorongan dari dalam dan dari luar untuk

mengadakan perubahan dari suatu keadaan pada keadaan yang diharapkan, dan

usaha untuk mencapai tujuan.

Motivasi belajar sebagai dorongan yang berhubungan dengan prestasi,

yaitu menguasai, memanipulasi, mengatur lingkungan sosial atau fisik, menguasai

rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing untuk melebihi

yang lampau dan menggunguli orang lain menurut Wirabayu (Rani, 2010).

Mukijat (Raniyati, 2010) mendefinisikan motivasi belajar sebagai suatu

kecenderungan positif dan dalam individu yang pada dasarnya mempunyai reaksi

terhadap suatu tujuan yang dicapai.

Berdasarkan uraian beberapa para ahli dapat disimpulkan bahwa motivasi

belajar sebagai suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam

maupun dari luar diri individu untuk melakukan aktivitas dan usaha yang

maksimal serta berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku/aktivitas

tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya.

2.3.2 Aspek-aspek Motivasi

Wirabayu (Raniyati, 2010) mengemukakan 6 aspek motivasi belajar pada

individu:

1. Tanggung jawab pribadi terhadap tugas, yaitu individu yang mempunyai

motivasi belajar yang tinggi dan selalu bertanggung jawab terhadap

pekerjaanya dan selalu menerima tigas dengan senang hati.

2. Umpan balik atau perbuatan (tugas) yang dilakukan, yaitu individu selalu

mengharapkan hasil atau feedback dari setiap pekerjaan yang dilakukan.

3. Tugas yang bersifat moderat yang tingkat kesulitanyya tidak terlalu sulit

tetapi juga tidak terlalu mudah, yang penting adanya tantangan dalam

tugas, serta dimungkinkan diraih dengan hasil yang memuaskan, yaitu

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

11

individu akan tertarik dengan tugas yang menantang serta memberikan

hasil yang maksimal.

4. Tekun dan ulet dalam bekerja, yaitu individu yang mempunyai motivasi

belajar tinggi akan selalu berusaha melakukan tugas pekerjaan sebaik

mungkin dan pantang menyerah.

5. Dalam melakukan tugas penuh pertimbangan dan perhitungan, yaitu

individu yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan menghindari

pekerjaan yang asal-asalan atau berspekulasi karena setiap tugas yang

dikerjakan penuh dengan pertimbangan.

6. Keberhasilan tugas merupakan faktor yang penting bagi dirinya yang akan

meningkatkan aspirasi dan tetap bersifat realistis, yaitu individu yang

mempunyai motivasi belajar tinggi akan selalu mengutamakan

keberhasilan dalam tugas dan bersifat realistis.

2.3.3 Pentingnya Motivasi Belajar dalam Proses Pembelajaran

Pentingnya peranan motivasi belajar dalam proses pembelajaran perlu

dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau

bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan

faktor dalam maupun faktor luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna

memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan. Dalam hal ini fungsi motivasi dalam

pembelajaran yaitu :

1. Sebagai pendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi

tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.

2. Sebagai pengarah artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan

yang diinginkan.

3. Sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar

kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau tidaknya suatu pekerjaan.

2.3.4 Jenis Motivasi

Menurut Sardiman (2007: 89-91) motivasi dibagi menjadi dua macam,

yaitu:

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

12

1. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya

tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu sudah ada

dorongan untuk melakukan sesuatu.

2. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena

adanya perangsang dari luar.

2.4 Hasil Belajar

2.4.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2002: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya.

Menurut Hamalik (2001: 159), hasil belajar menunjukkan kepada hasil

belajar, sedangkan hasil belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan

tingkah laku siswa.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 36) hasil belajar adalah hasil yang

ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan

nilai tes yang diberikan guru.

Menurut Wina Sanjaya (2008: 13), hasil belajar berkaitan dengan

pencapaian dalam memperoleh keamampuan sesuai dengan tujuan khusus yang

direncanakan. Dengan demikian, tugas utama guru adalah merancang instrumen

yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan

pembelajaran. Berdasarkan data yang sudah diperoleh, guru dapat

mengembangkan dan memperbaiki program pembelajaran.

Sedangkan menurut UU (2008:213), hasil belajar adalah perubahan

perilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi

seseorang dengan lingkungannya. Hasil belajar memiliki beberapa ranah atau

kategori dan secara umum merujuk kepada aspek pengetahuan, sikap, dan

keterampilan.Hasil belajar yang nampak dari kemampuan yang diperoleh siswa,

menurut Gagne dapat dilihat dari lima kategori, yaitu keterampilan intelektual

(intelectual skills), informasi verbal (verbal information), strategi kognitif

(cognitive strategies), keterampilan motorik (motor skills), dan sikap (attitudes).

Dalam kegiatan belajar mengajar, keterampilan intelektual dapat dilihat

ketika siswa menggunakan simbol untuk berinteraksi dengan lingkungan.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

13

Informasi verbal dapat dilihat ketika siswa menyatakan suatu konsep atau

pengertian. Strategi kognitif digunakan ketika memcahkan suatu masalah dengan

menggunakan cara-cara tertentu. Keterampilan motorik digunakan ketika

menggunakan perkakas atau alat-alat tertentu. Kemudian sikap digunakan untuk

memilih perbuatan atau perilaku tertentu. Dari lima kategori yang telah

disebutkan, tiga diantaranya yang berada pada urutan pertama, yaitu informasi

verbal, keterampilan intelektual, dan strategi kognitif dapat disejajarkan dengan

kemampuan dalam ranah kognitif sebagaimana yang ada dalam taksonomi Bloom.

Sementara itu, Bloom dalam taksonominya terhadap hasil belajar pada tiga

ranah atau kawasan, yaitu (1) ranah kognitif (cognitive domain), (2) ranah afektif

(affective domain), dan (3) ranah psikomotorik (motor skills domain). Kawasan

kognitif mengacu pada respons intelektual, seperti pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, dan evaluasi. Ranah afektif mengacu pada respons sikap,

sedangkan ranah psikomotor berhubungan dengan perbuatan fisik (dalam Uno,

2008: 210-211)

Berdasarkan beberapa pengertian dan uraian tentang hasil belajar, dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa sesuai

dengan tujuan khusus yang sudah direncanakan setelah menerima pengalaman

belajar dan dapat diukur melalui tes yang diberikan guru, serta dapat dilihat dari

perubahan perilakunya.

2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Proses belajar mengajar selalu berkaitan dengan siswa yaitu manusia yang

belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Nana Sudjana (2002),

mengemukakan bahwa hasil belajar peserta didik di sekolah 70% dipengaruhi

oleh kemampuan peserta didik dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi menurut Slameto

(2003: 54 – 72) dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu: faktor intern

(faktor dari dalam diri siswa) dan faktor ekstern (faktor dari luar siswa).

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

14

a. Faktor Intern

Faktor intern individu merupakan faktor yang paling penting dalam

pencapaian hasil belajar yang optimal. Dalam melakukan proses belajar, semua

kemampuan yang dimiliki individu dicurahkan untuk mencerna materi yang akan

dipelajari. Faktor yang berasal dari diri siswa sendiri meliputi dua faktor yaitu

faktor jasmaniah dan psikologis.

1) Faktor jasmaniah

Secara umum kondisi jasmaniah dapat mempengaruhi semangat dan

intensitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, kondisi tubuh yang lemah

dapat menurunkan kualitas belajar siswa.

2) Faktor psikologis dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor psikologis

terdiri dari tujuh faktor, yaitu :

a) Perhatian

Siswa yang mempunyai perhatian terhadap bahan yang akan dipelajari

akan mempengaruhi hasil belajar yang lebih baik dibanding dengan

siswa yang tidak mempunyai perhatian terhadap pelajaran tersebut.

b) Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu

hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.

Minat sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa karena bila

bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai minat, maka siswa tidak

akan belajar dengan sungguh-sungguh.

c) Intelegensi

Intelegensi pada umumnya diartikan sebagai kemampuan pikofisik

seseorang.

d) Bakat

Menurut Hilgard (Slameto, 2003: 57) bakat adalah kemampuan untuk

belajar. Kemampuan ini baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang

nyata sesudah belajar atau berlatih. Bakat merupakan faktor yang

besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang karena

seseorang yang mempunyai bakat dalam suatu pekerjaan akan lebih

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

15

cepat mengerjakan pekerjaan tersebut jika dibandingkan dengan orang

yang kurang berbakat di bidang itu.

e) Keaktifan

Keaktifan untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong

seseorang untuk belajar.Penemuan-penemuan penelitian menunjukkan

bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika keaktifan untuk

belajar bertambah.

f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan

seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan

kecakapan baru. Kematangan akan sangat mempengaruhi hasil belajar

siswa karena siswa yang cukup umur akan dapat menerima pelajaran

dengan baik dibanding siswa yang belum matang dalam berfikir.

g) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau reaksi.

Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan berhubungan

dengan kematangan. Kematangan berarti kesiapan untuk

melaksanakan kecakapan. Siswa yang telah memiliki kesiapan dalam

menerima pelajaran akan mempunyai hasil yang cukup baik.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern individu dapat dibagi menjadi tiga faktor yaitu faktor

keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Ketiga faktor ini satu sama lain

memberikan warna tersendiri pada perkembangan individu, terutama dalam

kegiatan belajar.

1) Lingkungan Keluarga

Lingkungan ini memberikan kontribusi yang berarti terhadap

perkembangan individu. Keluarga ini merupakan lingkungan yang

pertama dikenal oleh anak dan sebagian besar waktunya dilalui

bersama keluarga. Pengaruh keluarga bisa berasal dari kepedulian

orang tua berupa dukungan keaktifan belajar.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

16

2) Lingkungan Sekolah

Peranan sekolah dalam membekali seseorang dalam disiplin ilmu

tertentu merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang

berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam mempelajari

sesuatu.

3) Lingkungan Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga sangat berpengaruh

terhadap beajar siswa. Faktor-faktor masyarakat yang dapat

mempengaruhi adalah sebagai berikut :

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Kegiatan yang positif di masyarakat dapat membawa dampak yang

positif pula terhadap perkembangan pribadi siswa dalam belajar.

b) Media massa

Media terdiri dari media elektronik seperti televisi, radio, dan

media cetak seperti majalah, surat kabar, tabloid dan buku-buku.

Mass media yang baik dapat mendukung dalam perkembangan

belajar siswa.

c) Teman bergaul

Teman bergaul sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan

pribadi siswa. Teman yang baik akan membawa pengaruh yang

baik, sedangkan yang berkelakuan buruk dapat membawa

pengaruh yang buruk pula.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi hasil belajar adalah faktor dari luar diri siswa atau ekstern seperti

keluarga, ekonomi, lingkungan belajar, guru, fasilitas dan faktor dari dalam diri

siswa atau intern seperti kondisi fisik, kecerdasan, kemampuan kognitif.

2.5 Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together)

2.5.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered

Head Together)

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

17

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang

mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan

diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan

dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada

siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-

kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat

pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk

memecahkan masalah.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan

penguasaan akademik. Pengertian ini dikemukaan oleh Kagan dalam Ibrahim

(2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup

dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran

tersebut.

Ibrahim mengemukakan tiga tjuan yang hendak dicapai dalam

pembelajaran kooperatif tipe NHT, yaitu :

1. Hasil belajar akademik struktural, bertujuan untuk meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik.

2. Pengakuan adanya keragaman, bertujuan agar siswa dapat menerima

teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.

3. Pengembangan ketrampilan sosial, bertujuan untuk mengembangkan

ketrampilan sosial siswa. Ketrampilan yang dimaksud antara lain berbagi

tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan

ide atau pendapat, dan dapat bekerja dalam kelompok.

Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT

terhadap rendahnya hasil belajar siswa yang dikemukakan oleh Linda Lundgren

dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain :

1. Rasa percaya diri menjadi tinggi.

2. Perilaku menganggu menjadi lebih kecil.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

18

3. Pemahaman yang lebih mendalam.

4. Meningkatkan kepekaan dan toleransi.

5. Meningkatkan hasil belajar.

2.5.2 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered

Head Together)

Menurut Huda (2011) teknis pelaksanaan Model Pembelajaran Numbered

Head Together antara lain:

1. Guru meminta siswa untuk duduk berkelompok- kelompok.

2. Masing- masing anggota diberi nomor.

3. Setelah selesai, guru memanggil nomor (baca nomor anggota) untuk

mempresentasikan hasil diskusinya.

4. Guru tidak memberitahukan nomor berapa yang akan berpresentasi

selanjutnya.

5. Guru memanggil siswa hingga semua nomor terpanggil.

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan

struktur empat fase sebagai sintaks NHT (Trianto, 2011):

1. Fase 1 : Penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.

2. Fase 2 : Mengajukan pertanyaan Guru mengajukan sebuah pertanyaan

kepada siswa. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat

tanya.

3. Fase 3 : Berpikir bersama Siswa menyatukan pendapatnya terhadap

jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya

mengetahui jawaban tim.

4. Fase 4 : Menjawab Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa

yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab

pertanyaan untuk seluruh kelas.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

19

Menurut Muslimin Ibrahim (2001: 28) pembelajaran NHT merupakan

salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus

yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan

untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tahapan dalam pembelajaran

kooperatif tipe NHT antara lain yaitu :

1. Tahap Penomoran

Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan 3-5 orang dan

setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5, berguna untuk memudahkan

dalam memanggil siswa dengan penomoran kepala.

2. Tahap Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat

bervariasi. Pertanyaan dapat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya atau

bentuk arahan.

3. Tahap Berpikir bersama,

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.

4. Tahap Menjawab

Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang

nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk

menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT, dapat

dibuat langkah-langkah pembelajaran NHT sesuai standar proses sebagai berikut :

a. Kegiatan Awal

1. Guru melakukan apersepsi kepada siswa.

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

3. Guru menjelaskan tentang langkah-langkah pembelajaran NHT.

b. Kegiatan Inti

Guru memberikan informasi tentang materi yang dipelajari.

Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT :

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

20

a) Tahap Penomoran :

1. Guru membagi siswa dalam kelompok yang beranggotakan 3-5

orang secara heterogen.

2. Siswa bergabung dengan kelompoknya, kemudian setiap anggota

kelompok diberikan nomor 1-5.

b) Tahap Pengajuan Pertanyaan :

Guru mengajukan pertanyaan berupa tugas atau LKS untuk dikerjkan

dengan kelompok.

c) Tahap Berpikir Bersama :

Siswa berpikir bersama dan menyatukan pendapatnya terhadap

jawaban pertanyaan tersebut dan meyakinkan tiap anggota dalam

timnya mengetahui jawaban tersebut.

d) Tahap Menjawab :

1. Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa

yang nomornya sesuai berdiri dan mencoba untuk menjawab

pertanyaan atau mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

untuk seluruh kelas.

2. Kelompok lain diberi kesempatan untuk berpendapat dan bertanya

terhadap hasil diskusi kelompok tersebut dan menciptakan diskusi

kelas sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban yang utuh.

3. Guru meluruskan kesalahpahaman kemudian memberi penguatan.

c. Kegiatan Akhir

1. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi dan

melakukan refleksi.

2. Guru mengamati hasil yang diperoleh masing-masing kelompok,

kemudian memberikan penghargaan bagi kelompok yang berhasil

dan memberikan semangat bagi kelompok yang belum berhasil

dengan baik.

3. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah (PR).

4. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

21

Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagaimana

dijelaskan oleh Hill (Wawan, 2010) bahwa model NHT dapat meningkatkan hasil

belajar siswa, mampu memperdalam pemahaman siswa, menyenangkan siswa

dalam belajar, mengembangkan sikap kepemimpinan siswa, mengembangkan rasa

saling memiliki, serta mengembangkan ketrampilan untuk masa depan.

Kelebihan model pembelajaran NHT :

1. Semua siswa menjadi siap.

2. Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

3. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

Kekurangan model pembelajaran NHT :

1. Kemungkinan nomor yang dipanggil, akan dipanggil lagi oleh guru.

2. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

Untuk mengatasi kekurangan tersebut, guru berusaha untuk memanggil

secara acak namun tidak memanggil nomor yang telah dipanggil dan

memeratakan agar semua nomor dapat dipanggil atau mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya.

2.6 Media Blok Pecahan

2.6.1 Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang secara harafiah berarti

“tengah”. Media diartikan sebagai perantara. Gagne dan Briggs (Azhar Arsyad,

2011: 4) mengutarakan bahwa media pembelajaran meliputi alat fisik yang

digunakan untuk menyampaikan materi pengajaran, dalam bentuk buku, grafik,

film, rekaman video, gambar, dan sebagainya.

Menurut Heinich, dkk (Azhar Arsyad, 2011: 4) mengemukakan bahwa

media suatu pengantara yang membawa pesan atau informasi yang bertujuan

mengandung maksud-maksud pengajaran.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran merupakan suatu alat perantara untuk menyampaikan suatu tujuan

tertentu.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

22

2.6.2 Fungsi Media Pembelajaran

Levie & Lentz (Azhar Arsyad, 2011: 16) mengemukakan empat fungsi

media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu :

a. Fungsi Atensi

Media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian

siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran.

b. Fungsi Afektif

Media visual terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar teks

bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan

sikap siswa.

c. Fungsi Kognitif

Media visual terlihat dari gambar atau lambang yang memperlancar

pencapaian suatu tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau

pesan yang terkandung didalam gambar.

d. Fungsi Kompensatoris

Media pembelajaran terlihat dengan memberikan konteks untuk

memahami suatu teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk

mengorganisasikan informasi dalam teks, dan mengingat kembali.

2.6.3 Jenis Media Pembelajaran

Menurut Atmohoetomo (Pirenomulyo dan Nyoto Harjono, 2010:120)

media pembelajaran terbagi atas tiga jenis, yaitu: media audio, visual dan audio

visual. Media audio, contohnya: radio, piringan hitam, dan tape recorder. Media

visual dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: (1) media visual yang diproyeksikan,

contohnya: slide, film bisu, film strip, OHD, dan epidiascop. (2) media visual

yang tidak perlu diproyeksikan, contohnya: wall shets, model dan objek.

Sementara itu, media audio visual, contohnya: TV, video, film bicara, dan sound

slides.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi
Page 18: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

24

Sebab dalam permainan tersebut menunjukkan aturan konkret dan lebih

membimbing dan menajamkan pengertian matematika kepada siswa.

Model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) sangat menarik

dilakukan. Dalam pembelajaran ini, anak dituntut untuk aktif dan bekerja sama

dengan kelompok. Dengan adanya kepala bernomor dan nama kelompok yang

bervariasi akan membuat siswa merasa tertarik belajar. Proses pembelajaran yang

menarik akan memotivasi siswa dalam belajar. Dengan motivasi siswa yang baik,

secara tidak langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pandangan negatif

siswa tentang matematika itu sulit, akan berubah menjadi matematika sangat

menyenangkan.

2.7 Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismiati Nur Halimah dengan

judulPenggunaan Media Blok Pecahan Untuk Meningkatkan Kemampuan

Menjumlahkan Bilangan Pecahan Sederhana Pada Siswa Kelas IV SDN 5

Jatisrono Tahun Ajaran 2012/2013 menyimpulkan bahwa melalui model

pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan blok pecahan dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV dalam Matematika. Dapat dilihat kondisi

awal atau pra siklus siswa yang nilainya diatas KKM terdapat 16 siswa (67%).

Siklus 1 menerapkan model NHT terjadi peningkatan signifikan yaitu terdapat 18

siswa yang diatas KKM (75%) dan 9 sisea (25%) yang belum memenuhi KKM

yang ditetapkan. Kemudian siklus II terjadi peningkatan 21 (87%) siswa yang

sudah memenuhi KKM dan 3 (13%) yang belum memenuhi KKM.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dra. Siti Istiyani, M. Pd. Dan Drs. A.

Dakir, M. Pd. FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa Kelas IV Pada Pembelajaran IPS di SDN 02 Doplang

Karangpandan Tahun 2010/2011 yang menyimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di

SDN Doplang Karangpandan. Dapat dilihat dari kondisi awal atau pra siklus ini

rata-rata mata pelajaran IPS adalah 60,88. Siklus I menerapkan model NHT

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

25

terdapat peningkatan 72, 80 dan siklus II menjadi 84, 20 itu berarti motivasi siswa

dalam pembelajaran IPS menggunakan model NHT rata-rata bertambah 23,32 %.

2.8 Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil observasi di SD Kanisius Gendongan, proses

pembelajaran yang dilaksanakan masih melakukan pembelajaran berpusat pada

guru, sehingga siswa menjadi pasif karena tidak dilibatkan secara langsung dalam

pembelajaran. Proses pembelajaran yang kurang menarik, mengakibatkan

rendahnya motivasi belajar siswa. Hal ini berpengaruh juga terhadap rendahnya

hasil belajar siswa yang cenderung rendah. Salah satu solusi untuk meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika perlu diakukan

perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran dapat dilakukan melalui model

pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together)berbantuan blok

pecahan.

Dengan mengoptimalkan model pembelajaran ini diharapkan dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika. Untuk mempermudah

memahami kerangka pemikiran tersebut dapat dituliskan pada bagan berikut :

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

26

Gambar 2.2

Sistematika Kerangka Berpikir

Rendahnya hasil belajar matematika

mencapai KKM (≥ 75) dari siswa

keseluruhan (78, 1%)

Guru kurang optimal

dalam penggunaan

strategi pembelajaran Kondisi Awal

Peningkatan hasil belajar Matematika siswa yang dilakukan dengan

langkah-langkah model pembelajaran Numbered Heads

Together(NHT)berbantuan blok pecahanadalah sebagai berikut :

1. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang

beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa. Setiap anggota kelompok

mendapat nomor yang berbeda. Nomor yang disediakan 1-5 untuk

masing-masing kelompok.

2. Guru membagikanblok pecahan sebagai media belajar dan

membimbing siswa dalam kelompok.

3. Melakukan tanya jawab tentang materi yang terdapat pada blok

pecahan.

4. Guru membagi lembar kerja kepada setiap kelompok.

5. Dalam kerja kelompok, setiap siswa berpikir bersama dalam

kelompoknya. Lembar kerja siswa dapat bervariasi tipe soal.

6. Guru memanggil nomor anggota dan menyebutkan satu nomor.

Para siswa dari tiap kelompok yang nomornya dipanggil

menyiapkan jawaban untuk dipresentasikan/dilaporkan.

7. Guru bersama siswa membuat simpulan dari semua pertanyaan

yang berhubungan tentang materi yang telah disampaikan.

Tindakan

Meningkatnya hasil belajar Matematika mencapai KKM(≥75)

sebanyak ≥ 80% siswa secara keseluruhan.peningkatan hasil

motivasi dan hasil belajar Matematika.

Kondisi

Akhir

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW · 2016. 8. 15. · 7 BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori . Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) Pembelajaran Matematika (2) Motivasi

27

2.9 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat

dirumuskan menjadi dua hipotesis, yaitu:

1. Cara meningkatkan motivasi dan hasil belajar Matematika menggunakan

model pembelajaran Kooperatif tipe NHT pada siswa kelas IV SD

Kanisius Gendongan adalah dengan melalui beberapa tahapan yaitu

pembagian kelompok, pemberian nomor, kerja kelompok, dan presentasi

hasil. Melalui tahapan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT

kerjasama antarsiswa di dalam kelompok menjadi semakin meningkat

sehingga siswa dapat berperan aktif saling membantu sebagai tutor sebaya.

Dengan demikian motivasi dan hasil belajar siswa juga menjadi

meningkat.

2. Penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head

Together) dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan motivasi

hasil belajar pada siswa Kelas IV SD Kanisius Gendongan SalatigaTahun

Pelajaran 2013/2014.