24
8 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini berisi tentang model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran STAD, Microsoft Powerpoint hakikat pembelajaran matematika dan pengertian matemtika, hakikat hasil belajar, dan hakikat minat belajar. 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran menurut Agus Suprijono (2013:46) adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Sedangkan, menurut Arends (dalam Suprijono, 2013:46) model pembelajaran menagacu pada pendekatan yang digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Sehingga, model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang digambarkan secara prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran berkelompok. Tetapi, model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur- unsur dasar pembelajaran Cooperative Learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok seperti biasanya yang dilakukan secara asal- asalan. Pelaksanaan prosedur model Cooperative Learning dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif.

BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

8

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teori

Dalam kajian teori ini berisi tentang model pembelajaran, model

pembelajaran kooperatif, model pembelajaran STAD, Microsoft Powerpoint

hakikat pembelajaran matematika dan pengertian matemtika, hakikat hasil

belajar, dan hakikat minat belajar.

2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran menurut Agus Suprijono (2013:46) adalah pola

yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

maupun tutorial. Sedangkan, menurut Arends (dalam Suprijono, 2013:46)

model pembelajaran menagacu pada pendekatan yang digunakan, termasuk di

dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Sehingga,

model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang

digambarkan secara prosedur sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang memberi

kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam

tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan

pembelajaran berkelompok. Tetapi, model pembelajaran Cooperative

Learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-

unsur dasar pembelajaran Cooperative Learning yang membedakannya

dengan pembagian kelompok seperti biasanya yang dilakukan secara asal-

asalan. Pelaksanaan prosedur model Cooperative Learning dengan benar akan

memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

9

Menurut Slavin (1985), cooperative learning adalah suatu

model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4 – 6

orang dengan struktur heterogen. Sedangkan Sunal dan Hans (2000)

mengemukakan cooperative learning merupakan suatu cara

pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk

memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama

proses pembelajaran. Selanjutnya, Stahl (1994) menyatakan

cooperative learning dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan

meningkatkan sikap tolong-menolong dalam perilaku sosial (Isjoni,

2011:12).

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

berpusat pada siswa (student oriented). Model pembelajaran ini bertujuan

untuk mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerja sama dengan orang lain dan

cenderung memiliki sifat egois (tidak memperdulikan orang lain).

Pembelajaran kooperatif bukan untuk menggantikan pendekatan kompetitif

(persaingan). Suasana persaingan yang terjadi di dalam pembelajaran

kooperatif dirancang secara sehat yaitu dengan cara mengelompokkan siswa

secara heterogen.

Roger dan David Johnson (dalam Lie, 2005:31) mengatakan bahwa

tidak semua kerja kelompok bisa dianggap Cooperative Learning. Untuk

mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong

royong harus diterapkan, antara lain: saling ketergantungan positif, tanggung

jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi

proses kelompok.

1. Saling Ketergantungan Positif

Keberhasilan suatu tim kelompok sangat bergantung pada usaha

setiap anggotanya. Semua anggota kelompok bekerja sama demi

tercapainya satu tujuan yang sama yaitu menjadi tim super. Untuk

menciptakan kelompok kerja yang efektif, guru perlu menyusun tugas

sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus

menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

10

mereka. Penilaian juga dilakukan dengan cara yang unik yaitu masing-

masing anggota memperoleh nilainya sendiri dan nilai kelompok. Nilai

anggota menentukka kelompok tersebut berada di tim yang mana.

Sehingga, anggota yang memperoleh nilai rendah dapat dibantu oleh

anggota yang lain agar nilainya meningkat dan dapat memperbaiki

posisi tim mereka.

2. Tanggung Jawab Perseorangan

Unsur ini merupakan dampak langsung dari unsur pertama. Jika

tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran

Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab

untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan model kerja

kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya

sedemikian rupa, sehingga masing-masing anggota kelompok harus

melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam

kelompok dapat dilaksanakan. Dengan cara demikian, siswa yang tidak

melaksanakan tugasnya akan diketahui dengan jelas dan mudah.

Anggota-anggota dalam kelompoknya akan menuntutnya untuk

melaksanakan tugas supaya tidak menghambat yang lainnya.

3. Tatap Muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu

muka dan berdiskusi.kegiatan interaksi ini akan memberikan para guru

untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti

dari sinergi adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan,

dan mengisi kekurangan masing-masing. setiap anggota kelompok

mempunyai latar belakang pengalaman, keluarga, dan sosial ekonomi

yang berbeda satu sama lainnya. Perbedaan ini akan menjadi modal

utama dalam proses saling memperkaya antar anggota kelompok.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

11

4. Komunikasi Antar Anggota

Unsur ini juga menghendaki agar para guru dibekali dengan

berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan para

siswa dalam kelompok, guru perlu mengajarkan cara-cara

berkomunikasi. Tidak setiap siswa memiliki keahlian mendengarkan

dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada

kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan

kemampuan mereka untuk saling mengutarakan pendapat mereka.

5. Evaluasi Proses Kelompok

Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar

selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini

tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa

diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali guru terlibat

dalam kegiatan pembelajaran Cooperative Learning.

2.1.1.1 Model-Model Pembelajaran Kooperatif

Model Student Team Learning (Pembelajaran Tim Siswa [PTS])

adalah teknik pembelajaran kooperatif yang dikembangkan dan diteliti oleh

John Hopkins University. Lebih separuh dari semua kajian praktis tentang

model pembelajaran kooperatif menerapkan model ini. Semua model

pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerja sama

dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu

membuat diri mereka belajar sama baiknya. Semua siswa memberikan

kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang

sebelumnya. Setiap anggota tim dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah

semuanya sama-sama ditantang untuk melakukan yang terbaik.

Lima prinsip dalam model PTS telah dikembangkan dan diteliti secara

ekstensif. Tiga diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif yang dapat

diadaptasikan pada sebagian besar mata pelajaran dan tingkat kelas. Student

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

12

Teams Achievement Divisions (STAD), Team Games Tournament (TGT), dan

Jigsaw II. Dua yang lainnya adalah kurikulum komperehensif yang dirancang

untuk digunakan dalam mata pelajaran khusus pada tingkat kelas tertentu,

yaitu: Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) digunakan

untuk pelajaran membaca, dan Team Accelerated Instruction (TAI) untuk

mata pelajaran matematika pada kelas 3-6. Kelima model ini melibatkan

penghargaan tim, tanggung jawab individual, dan kesempatan sukses yang

sama, tetapi dengan cara yang berbeda.

Berdasarkan model-model pembelajaran Cooperative Lerning di atas,

peneliti menggunakan salah satu tipe pembelajaran Cooperative Learning

untuk digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu STAD.

2.1.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran

Kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model pembelajaran yang

paling baik untuk pemulaan bagi para guru yang baru menggunakan

pendekatan Kooperatif. Di samping itu model ini juga sangat mudah

diadaptasi dapat digunakan pada mata pelajaran Matematika, Sains, ilmu

pengetahuan sosial, bahasa inggris, teknik, dan banyak subjek lainnya, tingkat

sekolah menengah sampai perguruan tinggi. STAD terdiri atas lima komponen

utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi

tim.

1. Presentasi Kelas

Meteri dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam

presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti

yang seringkali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh

guru, tetapi juga bisa memasukan presentasi audiovisual. Bedanya

presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi

tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD. Dengan cara

ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

13

member perhatian penuh selama presentasi kelas, karena demikian

akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis,dan skor kuis

mereka menentukan skor tim mereka.

2. Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh

bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan

etnisitas.fungsi utama dari tim ini adala memastikan bahwa semua

anggota tim benar-benar belajar,dan lebih khususnya lagi adalah untuk

mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan

baik.setelah guru menyampaiakan materinya, tim berkumpul untuk

mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering

terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalah bersama,

membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman

apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan. Tim adalah fitur

yang paling penting dalam STAD

3. Kuis

Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan

presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa

akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan

untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga, tiap para

siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami

materinya.

4. Skor kemajuan individual

Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk

memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai

apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih

baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi

poin yang maksimal kepada timnya dalam skor ini, tetapi tidak ada

siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

14

terbaik. Tiap siswa diberikan skor awal yang diperoleh dari rata-rata

kinerja siswa tersbtu sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama.

Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka

berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan

skor awal mereka.

5. Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang

lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim

siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari

peringkat mereka.

Tabel 2.1 Skor Perkembangan

Skor Tes Skor perkembangan individu

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5

10 hingga 1 poin di bawah skor awal 10

Skor awal sampai 10 poin di atasnya 20

Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30

Nilai sempurna (tidak berdasarkan

skor awal)

30

Sumber: Slavin (2005:159)

Tujuan dari dibuatnya skor awal dan poin kemajuan adalah untuk

memungkinkan semua siswa memberikan poin maksimum bagi kelompok

mereka, berapapun tingkat kinerja mereka sebelumnya.

Skor tim. Untuk menghitung skor tim ialah mencatat tiap poin

kemajuan semua anggota tim pada lembar rangkuman tim dan bagilah semua

anggota tim pada lembar rangkuman tim dan bagi jumlah total poin kemajuan

seluruh anggota tim dengan jumlah anggota tim yang hadir.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

15

Tabel 2.2 Tingkatan Penghargaan

Kriteria (rata-rata tim) Penghargaan

15 TIM BAIK

16 TIM SANGAT BAIK

17 TIM SUPER

Sumber: Slavin (2005:160)

2.1.1.3 Langkah-langkah Dalam Melaksanakan Model Pembelajaran STAD

Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran STAD menurut (Agus,

2013:133) adalah sebagai berikut.

1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen

(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain).

2. Guru menyajikan pelajaran

3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-

anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat

menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam

kelompok itu mengerti.

4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat

menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

5. Guru memberikan evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dan proses

bekerja sama di dalam kelompok.

6. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari proses pembelajaran.

2.1.1.4 Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran STAD

Menurut Graves (Ibrahim 2000:12) kelebihan dan kekurangan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:

Kelebihan menggunakan model pembelajaran STAD adalah sebagai

berikut:

1. Membantu siswa untuk dapat mempelajari isi materi yang sedang

disampaikan.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

16

2. Menjadikan siswa mampu belajar dalam diskusi.

3. Belajar mendengarkan pendapat orang lain.

4. Mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama.

5. Menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi.

6. Menambah ilmu pengetahuan bagi siswa yang lambat berpikir.

7. Memudahkan guru untuk memantau siswa bekerja dalam kelompok

kecil.

Adapaun kelemahan pada model pembelajaran STAD, yaitu:

1. Siswa yang terbentuk dalam kelompok-kelompok kecil akan membuat

suasana kelas menjadi ramai kalau tidak terkontrol dengan baik.

2. Siswa yang lebih pandai dan menguasai pelajaran akan mendominasi

tugas kelompok jika tidak dibimbing.

3. Waktu yang digunakan dalam diskusi kelompok kurang efektif apabila

tidak diatur dengan baik.

2.1.2 Microsoft PowerPoint

Pemanfaatan media pembelajaran elektronik saat ini sangat penting

untuk penunjang di dalam pembelajaran. Salah satu contoh, pemanfaatan

software yang dikeluarkan Microsoft Cooperation yaitu Microsoft

PowerPoint. Microsoft PowerPoint tidak hanya dimanfaatkan sebagai media

presentasi dalam bisnis melainkan dapat dimanfaatkan sebagai media

presentasi dalam pembelajaran.

Microsoft PowerPoint merupakan program aplikasi persentasi dalam

komputer (Susilana, 2007: 99). Sebagai program aplikasi presentasi yang

populer, Microsoft PowerPoint paling banyak digunakan untuk berbagai

kepentingan persentasi, baik persentasi produk, meeting, seminar, lokakarya,

dan dalam pembelajaran. Dengan menggunakan PowerPoint, kita dapat

membuat persentasi secara professional dan bahkan jika perlu hasil persentasi

dapat ditempatkan di server web untuk diakses sebagai bahan pembelajaran

atau informasi yang lainnya. Selain penggunaannya mudah, program

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

17

PowerPoint dapat diintegrasikan dengan Microsoft yang lainnya seperti Word,

Excel, access dan sebagainya (Susilana, 2007: 99)

Susilana dan Riyana (2008:102) mengungkapkan bahwa program

PowerPoint merupakan software yang dirancang khusus untuk mampu

menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan,

mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak membutuhkan

bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (data storage).

Terdapat tiga tipe penggunaan PowerPoint yang

dikemukakan oleh Susilana dalam Riyana (2008: 102), yaitu sebagai

berikut;

1. Personal Presentation: pada umumnya PowerPoint digunakan

untuk presentasi dalam classical learning. Seperti kuliah,

training, seminar, workshop, dll. Pada penyajian ini PowerPoint

sebagai alat bantu bagi instruktur/guru untuk presentasi

menyampaikan materi dengan bantuan media PowerPoint.

Dalam hal ini kontrol pembelajaran terletak pada guru atau

instruktur.

2. Stand Alone: pada pola penyajian ini, PowerPoint dapat

dirancang khusus untuk pembelajaran individual yang bersifat

interaktif, meskipun kadar interaktifnya tidak terlalu tinggi

namun PowerPoint mampu menampilkan feedback yang sudah

diprogram.

3. Web Based: pada pola ini PowerPoint dapat diformat menjadi

file web (html) sehingga program yang muncul berupa browser

yang dapat menampilkan internet. Hal ini ditunjang dengan

adanya fasilitas dari PowerPoint untuk mempublish hasil

pekerjaan menjadi web. Selain itu beberapa pengembangan

multimedia telah membuat software-software yang dapat

mengubah file PowerPoint menjadi file exe atau swf. Sehingga

dengan ekstensi tersebut program presentasi aman dari

penjiplakan dan manipulasi karena tidak dapat dimodifikasi dan

ukuran file yang lebih kecil. Software yang dimaksud

diantaranya Articulate Presenter.

2.1.2.1 Kelebihan Dan Kelemahan Microsoft PowerPoint

1) Kelebihan

1. Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara

fisik atau diistilahkan dengan imagery. Secara kognitif pembelajaran

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

18

dengan menggunakan mental imagery akan meningkatkan retensi

siswa dalam mengingat materi-materi pelajaran.

2. Mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama membaca

dan mendengarkan secara mudah.

3. Memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur media

seperti teks, gambar, video, grafik, tabel, suara dan animasi menjadi

satu kesatuan penyajian yang terintegrasi.

4. Dapat mengakomodasi siswa sesuai dengan modalitas belajarnya

terutama bagi mereka yang memiliki tipe visual, auditif, kiestetik,

atau yang lainnya.

5. Terdapat menu custom animation yang dapat menghidupkan

tampilan PowerPoint agar lebih menarik.

Sumber:(http://ekokhoeruln.blogspot.com/2013/02/definisi-dan-

keunggulan-multimedia.html

2) Kekurangan

Kelemahan yang terdapat pada Microsoft PowerPoint yaitu dapat

dimanfaatkan oleh hecker untuk pembuatan program virus Torjan. Paket

software yang terkena imbas dari eksploitasi kelemahan PowerPoint ini

adalah Microsoft PowerPoint 2002, Microsoft PowerPoint 2003, dan

Microsoft Office 2004 untuk Mac. Sedangkan untuk Microsoft Office

PowerPoint 2007 dan Microsoft Office 2008 untuk Macmasih bersih dari

aksi hecker.

2.1.2.2 Penggunaan Media PowerPoint dalam Pembelajaran

Penggunaan media mempunyai arti yang cukup penting dalam proses

belajar mengajar. Bahan ajar yang belum dipahami siswa dengan cara

penyampaian langsung, dapat dibantu dengan menggunakan media sebagai

perantara bahan ajar yang akan disampaikan. Menggunakan media

PowerPoint dalam pembelajaran memegang peranan penting sebagai alat

bantu untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

19

karena dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Setiap proses

pembelajaran didasari adanya beberapa unsure antara lain; tujuan, bahan,

metode, media, alat, serta evaluasi. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan,

peran media pembelajaran merupakan bagian penting dalam pembelajaran

untuk membantu siswa memahami materi. Media PowerPoint digunakan

sebagai alat yang bertujuan untuk membantu guru menyampaikan materi dan

siswa lebih mudah untuk memahami, sehingga pembelajaran menjadi lebih

efektif dan efisien.

Berdasarkan hal tersebut, proses belajar mengajar dengan

menggunakan media PowerPoint dapat memicu minat siswa agar lebih

tertarik untuk belajar. Ketertarikan siswa yang tinggi terhadap suatu mata

pelajaran dengan menggunakan media akan berdampak pada hasil yang

diperoleh. Siswa akan secara otomatis menyukai mata pelajaran tersebut dan

membangkitkan minat belajarnya.

2.1.3 Hakikat Pembelajaran Matematika

Hakikat pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan belajar

mengajar matematika yang melibatkan guru dengan siswa didalamnya.

Belajar matematika sangat penting untuk kehidupan sahari-hari, karena setiap

harinya kita tidak terlepas dari penggunaan matematika. Matematika

merupakan suatu mata pelajaran di sekolah yang diajarkan dari tingkat

sekolah dasar hingga menengah. Setiap siswa yang bersekolah harus

mempelajari matematika. Dalam hakikat matematika ini akan dijelaskan

terlebih dahulu mengenai pengertian matematika, tujuan dari matematika, dan

ruang lingkup matematika.

2.1.3.1 Pengertian Matematika

Menurut Ruseffendi (dalam Heruman, 2007:1), matematika adalah

bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara

induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai

dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

20

dalil. Sedangkan menurut Subarinah (dalam Wahyudi, 2010:9), matematika

merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan

pola hubungan yang ada didalamnya. Selain itu menurut James (dalam

Ismunamto, 2011:6), matematika adalah ilmu tentang logika mengenai

bentuk, susunan, besaran, dan konsep yang saling berhubungan satu dengan

yang lainnya.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa matematika

adalah suatu mata peajaran yang pada hakekatnya tentang konsep, struktur

konsep dan hubungan antar konsep serta struktur yang ada di dalamnya.

2.1.3.2 Tujuan Matematika

Menurut Permendiknas Nomor 20 tahun 2006 tentang standar isi mata

pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai

berikut ini.

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien,

dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

21

2.1.3.3 Ruang Lingkup Matematika

Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi

aspek-aspek sebagai berikut ini.

1. Bilangan

2. Geometri dan pengukuran

3. Pengolahan data

Menurut Ismunamto (2011:24), bilangan adalah suatu konsep

matematika yang digunakan untuk pecahan dan pegukuran. Menurut Walle

(2006:150), geometri adalah cabang matematika yang mempelajari pola-pola

visual, cabang matematika yang menghubungkan matematika dengan dunia

fisik atau dunia nyata, suatu cara penyajian fenomena yang tidak tampak atau

tidak bersifat fisik, dan suatu contoh sistem matematika. Dari definisi

mengenai bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengelolaan data. Dapat

disimpulkan bahwa keempat hal diatas merupakan pokok materi yang

dipelajari dalam matematika yang tidak tersepas dalam kehidupan sehari-hari

manusia.

2.1.4 Hakikat Minat Belajar

Dalam hakikat minat belajar ini akan diuraikan mengenai pengertian

minat menurut beberapa ahli, kemudian pengertian dari belajar dan faktor

yang mempengaruhinya, selain itu akan dijelaskan mengenai cara

membangkitkan minat, kemudian akan dijelaskan indikator yang digunakan

sebagai acuan penilaian untuk mengukur minat siswa.

2.1.4.1 Pengertian Minat

Menurut Slameto (2010:180), minat adalah suatu rasa lebih suka dan

rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.

Sedangkan menurut Winkel (2004:212), minat adalah suatu kecenderungan

subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok

bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Selain itu

Menurut Mursal (dalam Djamarah, 2011:94), minat adalah kesadaran

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

22

seseorang, bahwa suatu objek, seseorang atau suatu soal atau suatu situasi

mengandung sangkut paut dengan dirinya. Selanjutnya menurut Djamarah

(2011:166), minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan

dan mengenang beberapa aktivitas.

Menurut Sujanto (2009:92) “minat adalah sesuatu pemusatan perhatian

yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang

tergantung dari bakat dan lingkungannya.”

Dari beberapa pendapat ahli diatas mengenai pengertian minat, maka

dapat disimpukan minat merupakan suatu ketertarikan dan keinginan siswa

terhadap suatu hal yang ia senangi tanpa adanya paksaan atau orang yang

menyuruh.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar karena bila bahan pelajaran

yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa cenderung tidak

belajar dengan baik. Siswa segan untuk belajar dan ia tidak memperoleh

kepuasaan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik siswa akan lebih

mudah dipelajari dan diingat karena minat menambah kegiatan belajar.

2.1.4.2 Pengertian Belajar

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi

yang ada di sekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang sebagai proses

yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dan proses berbuat melalui berbagai

pengalaman yang diciptakan guru. Menurut Sudjana dalam Rusman

(2012:83), belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami

sesuatu. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru

dan siswa.

Menurut Surya (dalam Rusman, 2012:85), belajar dapat diartikan

sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh

perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman

individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Crow & Crow

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

23

(dalam Rusman, 2012:85), menjelaskan bahwa belajar adalah diperolehnya

kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru.

Selanjutnya, menurut Saifuddin (2002:164), belajar dalam pengertian

yang paling umum adalah setiap perubahan perilaku yang diakibatkan

pengalaman atau sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya.

Sedangkan, pengertian belajar yang lebih spesifik adalah perolehan

pengetahuan dan kecakapan baru.

Dari beberapa pendapat ahli yang mengemukakan tentang ‘belajar’

dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku secara

keseluruhan maupun sebagian yang diperoleh individu melalui pengalaman

dari lingkungannya, interaksi antar individu, kebisaan-kebiasaan, dan

pengetahuan.

2.1.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto (2003:54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar yaitu:

1. faktor intern

1) Faktor jasmaniah yang meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.

2) Faktor psikologis yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan, dan kesiapan.

3) Faktor kelelahan yang meliputi kelelahan jasmani dan rohani.

2. faktor ekstern

1) Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi

antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

2) Faktor sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi

guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

24

3) Faktor masyarakat yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat,

media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

2.1.4.4 Indikator Minat Belajar

Untuk menganalisis minat belajar dapat digunakan beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian untuk mengidentifikasi indikator minat belajar.

Berikut ini adalah pendapat para ahli dan klasifikasi minat belajar.

Menurut Slameto (2010:180), suatu minat dapat diekspresikan melalui

pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal

daripada hal yang lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi

dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu

cenderung untuk memberi perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Siswa menyenangi suatu subjek yang menarik dari aktivitas yang ia lakukan

dibandingkan melakukan aktivitas lainnya. Ketertarikan siswa tersebut dapat

diketahui dari sikapnya yang antusias mengikuti pelajaran dari awal sampai

akhir dan juga dapat dilihat dari hasil kerja yang siswa lakukan.

Pendapat dari Schiefele (1998) mengatakan bahwa siswa

memiliki minat (interest) pada topik atau aktivitas tertentu adalah

menganggap bahwa topik atau aktivitas tersebut menarik dan

menantang. Jadi, minat adalah suatu bentuk motivasi intrinsik. Siswa

yang mengejar suatu tugas yang menarik minatnya mengalami afek

positif yang signifikan seperti kesenangan, kegembiraan, dan kesukaan

(Hidi dkk, 2004 dalam Ormrod, 2008:101).

Dari pendapat Schiefele di atas, minat belajar siswa terletak bagaimana

sikap siswa dalam mempelajari suatu topik atau aktivitas tertentu. Minat

belajar siswa terlihat dari perubahan sikap siswa yang positif. Pendapat ini

berkaitan dengan domain afektif yang dikemukakan oleh Krathwohl (dalam

Gulo, 2004:155-156) “berkembangnya suatu minat terhadap suatu nilai

tertentu memerlukan beberapa tahap pada domain afektif”. Tahap-tahap

tersebut diantaranya yaitu akan dijelaskan pada tabel 2.3 berikut ini.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

25

Tabel 2.3 Perkembangan Minat pada Domain Afektif

Tingkat Unsur

1. Menerima

(receiving)

a. Kesadaran (awereness)

b. Kemauan menerima (willingness to

receive)

c. Pemusatan perhatian (Controlled/selected

attention)

2. Menanggapi

(responding)

a. Kesediaan menanggapi (acquiescence in

responding)

b. Kemauan menanggapi (willingness repons)

c. Kepuasan dalam menanggapi (satisfaction

in response)

3. Penilaian a. Penerimaan suatu nilai (acceptance of

value)

b. Pemilihan suatu nilai (preference for value)

Dari pendapat ahli tersebut disimpulkan bahwa minat belajar siswa

dapat dilihat dari perhatian yang lebih besar dalam melakukan aktivitas yang

mereka senangi dan ikut terlibat atau berpartisipasi dalam proses

pembelajaran. Sehingga indikator minat yang digunakan sebagai acuan

penelitian ini yaitu meliputi perasaan senang dalam belajar,

konsentrasi/perhatian dalam belajar, ketertarikan dalam belajar. Minat yang

diungkap melalui penelitian ini adalah minat belajar siswa terhadap mata

pelajaran matematika.

2.1.4.5 Cara Membangkitkan Minat Belajar

Menurut Djamarah (2011:167) Ada beberapa macam cara yang dapat

guru lakukan untuk membangkitkan minat anak didik sebagai berikut ini.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

26

1. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga

dia rela belajar tanpa paksaan.

2. Menghubungkan bahan pelajaran yang deberikan dengan persoalan

pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah

menerima bahan pelajaran.

3. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil

belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang

kreatif dan kondusif.

4. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam

konteks perbedaan individual anak didik.

Menurut Sanjaya (2010:261), cara yang dapat dilakukan untuk

membangkitkan minat belajar siswa di antaranya.

1. Hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan

siswa. Minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa

materi pelajaran itu berguna untuk kehidupannya. Dengan demikian, guru

perlu menjelaskan keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa.

2. Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan

siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi

pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa, akan tidak diminati oleh

siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan dapat diikuti dengan

baik, yang dapat menimbulkan siswa akan gagal mencapai hasil yang

optimal; dan kegagalan itu dapat membunuh minat siswa untuk belajar.

Biasanya minat siswa akan tumbuh kalau ia mendapat kesuksesan dalam

belajar.

3. Gunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi

misalnya diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi dan lain

sebagainya.

Dari pendapat para ahli di atas mengenai cara membangkitkan minat

belajar siswa, dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya yang dilakukan guru

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

27

sehingga minat siswa dalam belajar dapat meningkat diantaranya guru harus

mampu menghubungkan bahan pelajaran dengan kebutuhan siswa,

menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif, menyesuaikan

materi pelajaran dengan tingkat pengalaman siswa, menggunakan berbagai

macam model dan strategi pembelajaran, serta menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

2.1.5 Hakikat Hasil Belajar

Menurut Sukmadinata (2009:102-103) “hasil belajar (achievement)

merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau

kapasitas yang dimiliki seseorang.” Selain itu, menurut Aunurrahman

(2011:37) “hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh

dari aktivitas belajar.”

Walapun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar,

akan tetapi aktivitas umumnya disertai perubahan tingkah laku. Perubahan

tingkah laku pada kebanyakan hal merupakan suatu perubahan yang dapat

diamati (observable). Akan tetapi juga tidak selalu perubahan tingkah laku

yang dimaksudkan sebagai hasil belajar tersebut dapat diamati. Perubahan-

perubahan yang dapat diamati kebanyakan berkenaan dengan perubahan

aspek-aspek motorik. Menurut Bloom (Agus Suprijono, 2013: 6) “hasil

belajar adalah mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik”.

Sedangkan menurut Lindgren (dalam Agus Suprijono, 2013:7) “hasil belajar

meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.”

Selanjutnya, menurut Saifuddin Azwar (2001:164), “keberhasilan

belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai

rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan, dan

semacamnya.”

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

28

Menurut Agus Suprijono (2013:5), hasil belajar adalah

pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

apresiasi dan keterampilan. Selain itu Gagne (dalam Agus

Suprijono, 2013:6) menyebutkan hasil belajar berupa:

1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan.

2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari

kemampuan mengategorisasi kemampuan analitis-sintesis fakta-

konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

3. Sterategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan

mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini

meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam pemecahan

masalah.

4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujut

otomatisme gerak jasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan

kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah hasil kecakapan manusia yang membuat manusia berhasil dalam

mencapai suatu hal yang lebih baik, dan ditunjukkan dengan perolehan angka

serta penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan

sehingga dapat mengalami perubahan perilaku pada diri seseorang.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Lia Agusini (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh

Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar

Matematika Di SDLB-B Karya Mulia I Surabaya. Dalam penelitian ini

diperoleh hasil analisis menggunakan rumus sign test (uji tanda) dapat

disimpulkan bahwa “Ada Pengaruh yang signifikan dalam penggunaan

Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar

matematika siswa Tunarungu kelas III SDLB-B Karya Mulia I Surabaya”,

dengan nilai ZH=2,05 > Z tabel 5% 1,96.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

29

Emi Rusmalina (2012) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh

Pembelajaran Kooperatif Metode STAD (Student Teams Achievement

Divisions) Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran

Matematika Siswa Kelas IV SDN Karangtengah 01. Hasil analisis penelitian

menggunakan eksperimen dengan desain Quasi Eksperimental menunjukkan

bahwa pembelajaran dengan menggunakan STAD berpengaruh terhadap

motivasi belajar dan hasil belajar. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai

posttest dan rata-rata motivasi belajar akhir pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Hasil rata-rata motivasi belajar pada output independent sample t-test

menunjukkan t hitung<t tabel (-5,230<-2,201). Sedangkan, rata-rata hasil

belajar yakni rata-rata kelas eksperimen 86,90 sedangkan kelas kontrol rata-

rata nilai posttest 76,66.

Zuliana Sari (2012) dalam skripsinya yang berjudul Efektivitas

Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dan Pemanfaatan Media Gambar dalam

Peningkatan Minat Belajar dan Hasil Belajar Kognitif IPA pada Siswa Kelas

V SDN Salatiga 09. Hasil analisis penelitian ini menggunakan Pre-eksperimen

dengan desain one-group pretest-posttest design menunjukkan bahwa

pemanfaatan media gambar efektif dalam peningkatan hasil belajar siswa. Hal

ini ditunjukkan dengan hasil belajar efektif rata-rata hasil angket 13,95 ≥ 9

(standar yang ditetapkan). Hasil belajar kognitif menunjukkan rata-rata nilai

pretes 68,6 dan rata-rata nilai post tes mengalami peningkatan menjadi 81,2.

Sementara hasil t-hitung yang telah dilakukan diperoleh nilai t hitung < t tabel

(-15,188 < -2,023) dan didukung dengan signifikansi < 0,05 / (0,000 < 0,05).

2.3 Kerangka Berpikir

Pembelajaran Matematika menggunakan model pembelajaran STAD

dengan berbantuan Microsoft PowerPoint sangat memungkinkan siswa untuk

membangkitkan semangat belajar siswa karena kompetisi secara sehat yang

diciptakan oleh guru. Selain itu dengan model pembelajaran STAD dengan

berbantuan Microsoft PowerPoint juga membuat siswa terlibat aktif pada

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

30

proses pembelajaran, sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas

interaksi dan komunikasi antara anggota kelompok maupun anggota di dalam

tim.

Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran STAD dengan

berbantuan Microsoft PowerPoint yang tepat akan mengurangi kondisi

mementingkan diri sendiri bagi siswa. Kondisi yang demikian juga

mempengaruhi minat siswa terhadap pembelajaran yang hendak diajarkan

kepada siswa sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya.

Salah satu yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran Matematika

adalah dengan menggunakan model pembelajaran dengan berbantuan

Microsoft PowerPoint. Pembelajaran Matematika dengan model STAD ini,

siswa tidak hanya belajar menerima apa yang disampaikan oleh guru dalam

pembelajaran melainkan dapat belajar melalui rasa kerjasama antar anggota

tim. Hasil yang diperoleh dari bekerja sama dapat meningkatkan kepedulian

sosial antar sesama.

Berdasarkan uraian yang telah di paparkan maka pelaksanaan model

pembelajaran dengan berbantuan Microsoft PowerPoint mata pelajaran

Matematika pada dasarnya adalah untuk melihat kekompakan antar kelompok

dengan hasil skor yang diperoleh setiap anggota tim dan kerjasama dalam

mengajari anggota tim yang belum bisa memahami materi pelajaran.

Penelitian ini akan membandingkan kelas kontrol dan kelas eksperimen

dimana kelas kontrol menggunakan pembelajaran diskusi kelompok.

Sedangkan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran STAD

dengan berbantuan Microsoft PowerPoint. Alat untuk mengukukur hasil

evaluasi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol harus dipertimbangkan

kesetaraan kemampuannya. Untuk pretest diambil dari alat evaluasi tes dan

angket untuk mengukur minat belajar siswa. Hasil pretest kedua kelas yaitu

kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak menunjukkan adanya perbedaan

yang signifikan.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Model Pembelajaran ... - UKSW

31

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

: tidak terdapat perbedaan pengaruh positif yang signifikan model

pembelajaran STAD berbantuan Microsoft PowerPoint terhadap minat

dan hasil belajar siswa kelas V SDN Kalicacing 02.

: terdapat perbedaan pengaruh positif yang signifikan model pembelajaran

STAD berbantuan Microsoft PowerPoint terhadap minat dan hasil

belajar siswa kelas V SDN Kalicacing 02.

Kelas

Kontrol Pretes

t

Angket

minat

Pembelajaran

menggunakan

Diskusi

Kelompok

Posttest Angket

minat

Ada perbedaan pengaruh positif yang

signifikan model pembelajaran STAD

berbantuan Microsoft Powerpoint

terhadap minat dan hasil belajar

Hasil pretest dan angket minat

tidak ada perbedaan yang

signifikan

Kelas

Eksperimen

Pretest Angket

minat

Pembelajaran

menggunakan

model

pembelajaran

STAD

Potstest Angket

minat