20
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1 Kajian Teori Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe NHT berbantuan media video pembelajaran, pembelajaran konvensional berbantuan media video pembelajaran, dan hasil belajar. 2. 1.1 Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2011:3) mengatakan “Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap”. Dalam pengertian ini guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. 2. 1.1.1 Hakekat Media Pembelajaran Pada hakekat media pembelajaran akan dijelaskan pengertian media pembelajaran dari pendapat beberapa ahli. Bovee dalam Sanaky (2009:3) menyebutkan “Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran“. Gagne dalam Sanaky (2009:3) menyebutkan “Media pembelajaran adalah berbagai jeniis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajar untuk belajar”. Miarso dalam Sanaky (2009:4) menyebutkan “Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemajuan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri pembelajarnya”. Secara umum dapat di simpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2. 1 Kajian Teori

Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran,

pembelajaran tipe NHT berbantuan media video pembelajaran, pembelajaran

konvensional berbantuan media video pembelajaran, dan hasil belajar.

2. 1.1 Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harafiah berarti

tengah, perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2011:3)

mengatakan “Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau

kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan atau sikap”. Dalam pengertian ini guru, buku teks dan

lingkungan sekolah merupakan media.

2. 1.1.1 Hakekat Media Pembelajaran

Pada hakekat media pembelajaran akan dijelaskan pengertian media

pembelajaran dari pendapat beberapa ahli. Bovee dalam Sanaky (2009:3)

menyebutkan “Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan

untuk menyampaikan pesan pembelajaran“. Gagne dalam Sanaky (2009:3)

menyebutkan “Media pembelajaran adalah berbagai jeniis komponen atau sumber

belajar dalam lingkungan pembelajar untuk belajar”. Miarso dalam Sanaky (2009:4)

menyebutkan “Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemajuan pembelajar sehingga

dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri pembelajarnya”.

Secara umum dapat di simpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana

pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran

untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

8

2. 1.1.2 Manfaat Media Pembelajaran

Pada manfaat media pembelajaran akan dijelaskan manfaat dan keuntungan

dari pengunaan media pembelajaran dari pendapat ahli. Sudjana dan Rivai dalam

Arsyad (2011:24) mejabarkan :

(1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar. (2) Bahan pembelajaran akan lebih

jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan

memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. (3)

Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak

bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar

pada setap jam pelajaran. (4) Siswa dapat lebih banyak melakukan

kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi

juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan mendemonstrasikan,

memerankan, dan lain-lain.

Secara umum dapat di simpulkan bahwa manfaat media pembelajaran

mencakup aspek yang mendorong perhatian siswa terhadap bahan pelajaran dan

memungkinkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga pembelajaran

akan lebih menarik.

2. 1.1.3 Jenis-jenis Media Pembelajaran

Pada hakekat media pembelajaran akan dijelaskan mengenai jenis-jenis media

pembelajaran dari pendapat para ahli. Djamarah (2002:140) menjabarkan :

(1) Media auditif yaitu media yang mengandalkan kemampuan suara

saja, seperti radio,kaset rekorder. (2) Media visual adalah media yang

hanya mengandalkan indera penglihatan karena hanya menampilkan

gambar diam seperti film bingkai, foto, gambar, atau lukisan. (3)

Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan

unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih

baik.

Secara umum menurut Djamarah dijabarkan dalam tiga kategori yaitu media

auditif, media visual dan gabungan dari media auditif dan media visual yaitu media

audio visual. Sejalan dengan pendapat Djamarah, Sadiman (2008:28) membagi :

(1) Media Grafis termasuk media visual seperti gambar/foto, sketsa,

diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta, dan globe.2) Media

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

9

Audio berkaitan dengan indera pendengaran. Seperti radio, alat

perekam piata magnetik, piringan laboratorium bahasa.3)Media

Proyeksi Diam seperti film bingkai (slide), film rangkai (film strip),

media transparan, film, televisi,video.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis media

pembelajaran sebagai berikut : Media Audio adalah media yang isi pesannya hanya

diterima melalui indera pendengaran. Dilihat dari sifat pesan yang diterima, media

audio dapat menyampaikan pesan verbal (bahasa lisan atau kata-kata) maupun non

verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi). Kemudian media visual adalah media yang

hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual menampilan materialnya

dengan menggunakan alat proyeksi atau proyektor, karena melalui media ini

perangkat lunak (software) yang melengkapi alat proyeksi ini akan dihasilkan suatu

bias cahaya atau gambar yang sesuai dengan materi yang diinginkan. Selanjutnya

media audio-visual disebut juga sebagai media video. Video merupakan media yang

digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media video terdapat

dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio

memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui

pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan belajar

melalui bentuk visualisasi.

2. 1.1.4 Kelebihan Media Video Pembelajaran

Dalam bagian ini akan dijelaskan kelebihan dari media video pembelajaran

yang diambil dari pendapat ahli. Djauhari (2003:3) menyebutkan :

(1) mampu menampilkan gambar bergerak dan suara merupakan satu

daya tarik tersendiri. (2) mampu menyerap pesan atau informasi

dengan menggunakan lebih dari satu indera. (3) Kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan media ini akan meningkatkan tingkat

keberhasilan penyampaian materi dan memperkuat apresiasi peserta

didik serta memudahkan pengembangan materi terhadap apa yang

diajarkan.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa media video pembelajaran memiliki

beberapa kelebihan terkait dengan kemudahan dalam penyampaian informasi karena

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

10

melibatkan lebih dari satu indera yaitu penglihatan dan pendengaran sehingga media

ini mempunyai daya tarik siswa terhadap bahan pembelajaran.

2. 1.1.5 Kelemahan media video pembelajaran

Disamping memiliki kelebihan, media video pembelajaran juga mempunyai

beberapa kelemahan. Djauhari (2003:4) menyebutkan :

(1) Sebagaimana media audio-visual yang lain, video juga terlalu

menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan

materi tersebut. (2) Pemanfaatan media ini juga terkesan memakan

biaya tidak murah. (3) Penanyangannya juga terkait peralatan lainnya

seperti video player, layar bagi kelas besar beserta LCDnya.

Secara umum kelemahan media video pembelajaran lebih terkait terhadap

masalah teknis yaitu persiapandan pengadaan alat yang membutuhkan biaya tidak

murah dan memerlukan banyak alat pendukung.

2. 1.2 Pembelajaran Tipe Numbered Head Together (NHT) Berbantuan Media

Video Pembelajaran

Pada bagian ini akan dibahas tentang pembelajaran tipe NHT yang kemudian

dipadukan dengan media video pembelajaran.

2. 1.2.1 Hakekat Pembelajaran Tipe NHT

Pada bagian ini akan dijabarkan pengertian dari pembelajaran NHT menurut

pendapat dari beberapa ahli. Anita Lie (2004:59) menyatakan “Numbered Head

Together (NHT) atau kepala bernomor adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif

pendekatan struktural yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling

membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat”. Sejalan

dengan Anita Lie, Trianto (2007:62) menyebutkan “Numbered Head Together

(NHT) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas

tradisional”. Sedangkan menurut Ahmad Zuhdi (2010:64) menyebutkan “Numbered

Head Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran kooperatif dimana siswa

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

11

diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok, lalu secara acak guru memanggil

nomor dari siswa”.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tipe NHT adalah suatu

model pembelajaran kooperatif dimana siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu

kelompok untuk melakukan diskusi dan saling membagikan ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, lalu secara acak guru memanggil

nomor dari siswa, kemudian siswa menjawab sesuai dengan hasil diskusi.

2. 1.2.2 Tujuan Pembelajaran Tipe NHT

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran NHT menurut

para ahli. Ibrahim (2000:28) menjabarkan : (1) Hasil akademik struktural yang

bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, (2)

Pengakuan adanya keragaman yang bertujuan agar siswa dapat menerima teman-

temannya yang mempunyai latar belakang, (3) Pengembangan keterampilan sosial

yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.

Secara umum tujuan pembelajaran NHT adalah untuk meningkatkan kinerja

siswa dalam hal ini aktivitas siswa, sosialisasi untuk mengembangkan keterampilan

sosial siswa.

2. 1.2.3 Kelebihan Pembelajaran Tipe NHT

Pembelajaran tipe NHT memiliki beberapa kelebihan, pada bagian ini akan

dijelaskan mengenai kelebihan pembelajaran tipe NHT menurut pendapat beberapa

ahli. Arends dalam Awaliyah (2008:3) menjabarkan :

(1) Terjadinya interaksi antara siswa melalui diskusi atau siswa secara

bersama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, (2) Siswa

pandai maupun lemah sama-sama memperoleh manfaat melalui

aktivitas belajar kooperatif, (3) Dengan bekerja secara kooperatif ini,

kemungkinan konstruksi pengetahuan akan menjadi lebih besar atau

kemungkinan untuk siswa dapat sampai pada kesimpulan yang

diharapkan, (4) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menggunakan keterampilan bertanya, berdiskusi dan bakat

kepemimpinan.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

12

Sejalan dengan pendapat dari Arends yang dikutip dari bukunya Awaliyah,

kelebihan dari pembelajaran NHT menurut Hill dalam Tryana (2008) menyebutkan :

(1) Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, (2) Mampu

memperdalam pemahaman siswa, (3) Menyenangkan siswa dalam

belajar, (4) Mengembangkan sifat positif siswa, (5) Mengembangkan

sifat kepemimpinan siswa, (6) Mengembangkan rasa ingin tau siswa,

(7) Mengembangkan rasa saling memiliki, (8) Mengembangkan

keterampilan masa depan.

Secara umum kelebihan pembelajaran tipe NHT dapat disimpulkan terkait

dengan manfaat kebersamaan dan kerjasama antar individu dalam proses

pembelajaran, sehingga siswa yang pandai dan kurang pandai bersama-sama

memperoleh manfaat dan aktifitas belajar siswa meningkat.

2. 1.2.4 Kelemahan Pembelajaran Tipe NHT

Disamping memiliki kelebihan, pembelajaran tipe NHT juga memiliki

beberapa kelemahan. Arends dalam Awaliyah (2008:3) menjabarkan :

(1) Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat

menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah, (2)

Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar

menyalin pekerjaan siswa yang pendai tanpa memiliki pemahaman

yang memadai, (3) Pengelompokan siswa memerlukan pengaturan

tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.

Kelemahan menurut pendapat Arends dalam bukunya Awaliyah, sejalan

dengan pendapatnya Hill. Hill dalam Tryana (2008) menyebutkan : (1) Kemungkinan

nomor yang dipanggil akan dipanggil lagi oleh guru, (2) Tidak semua anggota

kelompok dipanggil oleh guru, (3) Waktu yang dibutuhkan banyak, (4) Guru tidak

mengetahui kemampuan dari masing-masing siswa.

Secara umum kelemahan dari pembelajaran tipe NHT yang terutama adalah

terkait dengan masalah waktu yang panjang dan teknis pembelajaran yang kurang

mendukung aspek penilaian individu sehingga fasilitator dalam hal ini guru harus

pandai mendesain dan mengawasi dengan tepat.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

13

2. 1.2.5 Langkah-langkah Pembelajaran Tipe NHT

Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai langkah-langkah dalam

pembelajaran tipe NHT menurut pendapat dari beberapa ahli. Kagan (2007)

menjabarkan :

(1) Penomoran, penomoran adalah hal yang terpenting dalam NHT,

dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau

tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa

nomor sehingga tiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-

beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok. (2) Mengajukan

pertanyaan, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, pertanyaan

dapat diambilkan dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang

dipelajari, dalam membuat pertanyaan usahakan dapat bervariasi dari

yang spesifik hingga bersifat umum dan tingkat kesulitan yang

bervariasi pula. (3) Berpikir bersama, setelah mendapatkan

pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa berpikir bersama dalam

kelompok untuk menemukan jawaban dan menjelaskan jawaban

kepada anggota timnya sehingga semua anggota mengetahui jawaban

dari masing-masing pertanyaan. (4) Pemberian jawaban, guru

memanggil atau menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap

kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan

jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru secara acak memilih

kelompok yang harus menjawab pertanyaan tersebut.

Sejalan dengan pendapat kagan langkah-langkah pembelajaran tipe NHT juga

dijabarkan oleh Anita Lie. Anita Lie (2004:60) menjabarkan :

(1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok mendapatkan

nomor, (2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakannya, (3) Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap

paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui

jawaban tersebut, (4) Guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan

nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.

Disamping pendapat dari Kagan dan Anita Lie, pendapat yang sejalan tentang

pembelajaran tipe NHT adalah Ibrahim. Ibrahim (2000:29) menjabarkan:

(1) Guru mempersiapkan rancangan pembelajaran dengan membuat

skenario pembelajaran (SP), lembar kerja siswa (LKS) yang sesuai

dengan model pembelajaran NHT, (2) Guru membagi siswa menjadi

beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Kemudian

guru memberikan nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan

nama kelompok yang berbeda, (3) Tiap kelompok harus memiliki

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

14

buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam

menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru, (4) Guru

membagikan LKS kepada setiap orang siswa sebagai bahan yang akan

dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk

menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui

jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan

yang telah diberikan oleh guru, (5) Guru menyebut satu nomor dan

para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat

tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas, (6) Guru

bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan

yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

Secara umum dari pendapat ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

langkah-langkah pembelajaran tipe NHT meliputi penomoran dalam hal ini

dilakukan dengan pembentukan kelompok, pengajuan pertanyaan dalam hal ini

berupa pembagian LKS, berpikir bersama dalam hal ini diskusi dan memutuskan

jawaban dan yang terakhr pemberian jawaban yang meliputi pemanggilan atau

penyebutan salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor

sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, kemudian

guru secara acak memilih kelompok yang harus menjawab pertanyaan tersebut.

2. 1.2.6 Sintak Pembelajaran Tipe NHT Berbantuan Media Video Pembelajaran

Dari langkah-langkah pembelajaran NHT yang dikemukakan oleh ketiga ahli,

dan ditambah dengan bantuan media video pembelajaran, maka dijabarkan sintak

pembelajaran NHT berbantuan media video pembelajaran sebagai berikut : (1) Guru

menyampaikan salam pembuka, (2) Guru menyampaikan apersepsi, (3) Guru

menyampaikan tujuan pembelajaran, (4) Siswa menonton video tentang materi

terkait, (5) Siswa dibentuk menjadi enam kelompok, dan setiap anggota kelompok

diberi nomor, (6) Setiap kelompok dibagikan lembar kerja siswa (LKS) tentang

materi terkait, (7) Guru meminta siswa mendiskusikan lembar kerja siswa (LKS)

tentang materi terkait, (8) setiap kelompok memutuskan jawaban yang paling benar

dan haruslah semua anggota mengetahui jawabnnya, (9) Guru memanggil atau

menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

15

mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru

secara acak memilih kelompok yang harus menjawab pertanyaan tersebut, (10) Guru

memberikan umpan balik positif dan penguatan kepada siswa yang sudah menjawab

pertanyaan, (11) Guru mengajak siswa bersama-sama meluruskan dan menarik

kesimpulan tentang jawaban yang baru saja dibacakan, (12) Guru mengajak siswa

bersama-sama membua refleksi, (13) Guru menyampaikanpembelajaran selanjutnya.

2. 1.3 Pembelajaran Konvensional Berbantuan Media Video Pembelajaran

Pada bagian ini akan dibahas tentang pembelajaran konvensional yang

kemudian dipadukan dengan media video pembelajaran.

2. 1.3.1 Hakekat Pembelajaran Konvensional

Pendapat ahli tentang hakekat pembelajaran konvensional, yang pertama

menurut Roestiyah (1998:137) menyatakan “Cara mengajar dengan ceramah dapat

dikatakan juga sebagai teknik kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan

untuk menyampaikan keterangan atau informasi, atau uraian tentang suatu pokok

persoalan serta masalah secara lisan”. Dari pendapat ini dapat ditarik kesimpulan

bahwa penekanan pembelajaran konvensional adalah informasi disampaikan secara

lisan.Jadi hanya melibatkan satu indera saja yaitu pendengaran.

Kemudian yang kedua menurut Wirtha dan Rapi (2008) menyatakan “Model

pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang bersifat regular, artinya

pemilihan pendekatan, strategi, metode kurang bervariasi. Proses belajar cenderung

dimulai dengan orientasi dan penyajian informasi yang berkaitan dengan konsep yang

akan dipelajari siswa, pemberian contoh soal, dilanjutkan dengan memberikan tes”.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional pemilihan pendekatan, strategi

metode kurang bervariasi sehingga siswa kurang antusias.

Sejalan dengan pendapat dari dua ahli, Burrowes dalam Priska Timbangalan

(2012) menyampaikan bahwa “Pembelajaran konvensional menekankan pada resitasi

konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk merefleksi materi-

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

16

materi yang dipresentasikan, menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya,

atau mengaplikasikannya kepada situasi kehidupan nyata”.

Jadi secara umum pembelajaran konvensional dalam proses pembelajarannya

lebih berpusat pada guru (teacher-centred approaches), metode yang digunakan

adalah ceramah.Jadi guru menyampaikan pembelajaran dengan menyampaikan

informasi tanpa melibatkan peserta didik untuk menggali sendiri informasi, sehingga

pengalaman belajar akan mudah dilupakan.

2. 1.3.2 Karakteristik Pembelajaran Konvensional

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang karakteristik pembelajaran

konvensional yang diambil menurut beberapa ahli. Nurhadi et al. dalam Darma

(2007) menjabarkan :

(1) Siswa adalah penerimainformasi secara pasif, (2) Siswa belajar

individual, (3) Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis, (4) Rumus

yang ada di luar siswa harus diterangkan, diterima, dihafalkan dan

dilatihkan, (5) Siswa secara pasif menerima rumus atau kaidah

(membaca, mendengarkan, mencatat, dan menghafal) tanpa

memberikan ide dalamprosespembelajaran, (6) Keterampilan

dikembangkan atas dasar latihan-latihan, (7) Guru adalah penentu

jalannya proses pembelajaran, (8) Hasil belajar diukur dengan tes, (9)

Pembelajaran tidak memperhatikan pengalaman siswa.

Secara umum karakteristik pembelajaran konvensioanal dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut: guru sebagai pemeran utama yang dalam proses

pembelajaran sedangkan siswa sebagai pihak yang pasif sehingga siswa tidak

mengembangkan interaksi dengan teman dan belajar secara individual.

2. 1.3.3 Kelebihan Pembelajaran Konvensional

Kelebihan pembelajaran konvensional memiliki beberapa kelebihan yang

diambil dari pendapat ahli. Kelebihan pembelajaran konvensional menurut Slameto

(1990:100) menjabarkan :(1) Dapat dipakai pada siswa yang sudah dewasa, (2)

Menghabiskan waktu dengan baik, (3) Dapat dipakai dalam kelompok yang besar,

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

17

(4) Tidak melibatkan banyak alat pembantu, (5) Dapat dipakai untuk mengatur pada

pelajaran aktivitas.

Jadi secara umum kelebihan pembelajaran konvensional lebih berkaitan dengan

keadaan tempat atau jumlah siswa dan simpel dalam persiapan sehingga tidak butuh

banyak waktu untuk mempersiapkan segala sesuatu dalam proses pembelajaran.

2. 1.3.4 Kelemahan Pembelajaran Konvensional

Selain memiliki kelebihan pembelajaran konvensional juga memiliki beberapa

kelemahan. Slameto (1990:100) menjabarkan :

(1) Menghalangi respon dari siswa yang belajar. (2) Menuntut pengajar harus

dapat menjadi pembicara yang baik, (3) Pembicaraan harus menguasai pokok

pembicaraannya, (4) Dapat menjadi kurang menarik, (5) Pelajar hanya dapat

memanfaatkan pendengarannya, (5) Sulit dipakai untuk anak-anak, (6)

Membatasi daya ingat, (7) Biasanya hanya satu indera yang dipakai, (8)

Pembicara tidak selalu dapat menilai reaksi siswa yang belajar.

Secara umum kelemahan dari pembelajaran konvensional lebih difokuskan

kepada keterlibatan peserta didik yang kurang, sehingga pengalaman dari belajar

mudah dilupakan.

2. 1.3.5 Langkah-Langkah Pembelajaran Konvensional

Pada bagian ini akan dijabarkan langkah-langkah pembelajaran konvensional

menurut pendapat ahli. Sudjana (1989:77-78) menjabarkan :

(1) Tahap persiapan, artinya tahap guru untuk menyiapkan kondisi

belajar yang baik sebelum mengajar dimulai, (2)Tahap penyajian,

artinya tiap guru menyampaikan bahan pelajaran, (3) Tahap asosiasi,

artinya memberi kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan

membandingkan bahan ceramah yang telah diterimanya, (4) Tahap

generalisasi atau kesimpulan, artinya kelas menyimpulkan hasil

ceramah, umumnya siswa mencatat bahan yang telah diajarkan, (5)

Tahap aplikasi/evaluasi, artinya diadakan penilaian terhadap

pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diberikan guru.

Secara umum langkah-langkah pembelajaran konvensional dapat disimpulkan

sebagai berikut: Tahap penyajian yang meliputi penyampaian materi yang akan

diajarkan, tahap asosiasi yang meliputi siswa menghubungkan materi dan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

18

membandingkan materi yang sudah disampaikan dan mencatatnya, kemudian tahap

generalisasi yang meliputi penegasan kembali dan refleksi.

2. 1.3.6 Sintak Pembelajaran Konvensional Berbantuan Media Video Pembelajaran

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran konvensional dan digabungkan

media video pembelajaran, maka diperoleh sintak pembelajaran konvensional

berbantuan media video pembelajaran yang langkah-langkahnya sebagai berikut : (1)

Guru menyampaikan salam pembuka, (2) Guru menyampaikan apersepsi, (3) Guru

menyampaikan tujuan pembelajaran, (4) Siswa diminta menonton video tentang

materi terkait, (5) Guru mengadakan tanya jawab tentang pengetahuan siswa

berkaitan dengan video yang telah dilihat, (6) Guru menyampaikan bahan pelajaran,

(7) Siswa diminta untuk menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang

telah diterimanya, (8) Guru meminta siswa untuk mencatat tentang materi yang telah

disampaikan, (9) Guru menegaskan kembali materi yang belum dipahami oleh siswa.

(10) Guru mengajak siswa bersama-sama membuat refleksi, (11) Guru

menyampaikan pembelajaran selanjutnya.

2. 1.4 Hasil Belajar

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai hakekat hasil belajar, klasifikasi hasil

belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

2. 1.4.1 Hakekat Hasil Belajar

Pada bagian ini akan dijelaskan hakekat hasil belajar menurut pendapat

beberapa ahli. Sudjana (2010:3) menyebutkan “Hasil belajar siswa pada hakekatnya

adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian

yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan pskiomotorik”.

Sejalan dengan pendapat Sudjana, Winkel dalam Purwanto (2011:45)

mengemukakan: “Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia

berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

19

Selain hakekat hasil belajar menurut Sudjana dan Winkel pendapat yang sejalan

tentang hakekat hasil belajar adalah pendapat dari Dimyati dan Mudjiono. Dimyati

dan Mudjiono (2006:250-251) menyebutkan:

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu

sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada

saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud

pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan dari

sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan

pelajaran.

Dari ketiga pendapat ahli secara umum dapat dismpulkan bahwa hasil belajar

merupakan perubahan tingkah laku akibat dari belajar yang mencangkup aspek

kognitif, afektif dan psikomotor.

2. 1.4.2 Klasifikasi Hasil Belajar

Pada bagian ini akan dibahas mengenai klasifikasi hasil belajar menurut

pendapat dari beberapa ahli. Bloom dalam Sudjana (2010:22-32), menjabarkan :

(1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan,

analisis, sintesis, dan evaluasi. (2) Ranah afektif berkenaan dengan

sikap dan nilai terdiri dari 5 aspek yakni penerimaan, jawaban/reaksi,

penialaian, organisasi dan internalisasi. (3) Ranah psikomotor

berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan

bertindak. Ada 6 aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks,

keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, kerharmonisan

atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan

interpretatif.

Dari pendapat Bloom dapat dismpulkan bahwa klasifikasi hasil belajar dapat

dibagi ke dalam tiga ranah yaitu, kognitif, afektif dan psikomotor. Tipe hasil belajar

kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol,

namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil

penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil

belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

20

suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami

belajar dan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

Sejalan dan hampir sama dengan pendapat Bloom dalam bukunya Sudjana

tentant klasifikasi hasil belajar. Aunurrahman (2011: 37) menjabarkan :

Untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa

digunakan alat penilaian untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang

telah ditetapkan tercapai atau tidak. Hasil belajar yang berupa aspek

kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik menggunakan alat

penilaian yang berbeda-beda. Untuk aspek kognitif digunakan alat

penilaian yang berupa tes, sedangkan untuk aspek afektif digunakan

alat penilaian yaitu skala sikap (ceklist) untuk mengetahui sikap siswa

dalam mengikuti pembelajaran, dan aspek psikomotorik digunakan

lembar observasi.

Secara umum pendapat kedua ahli tentang klasifikasi hasil belajar sama yaitu

mencankup tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor hanya saja Annurahman

menambahkan alat penilaian dari yang berbeda dari setiap ranah. Untuk aspek

kognitif digunakan alat penilaian berupa tes, sedangkan untuk aspek afektif

digunakan alat penilaian yaitu skala sikap (checklist) untuk mengetahui sikap siswa

dalam mengikuti pembelajaran, dan aspek psikomotorik digunakan lembar observasi.

2. 1.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor-faktor tersebut

seoerti pendapat yang dikemukakan Slameto (2003:54-72) menjabarkan :

(1) Faktor-faktor internal meliputi jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh),

psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,

kesiapan), kelelahan. (2) Faktor-faktor eksternal meliputi keluarga

(cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana

rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar

belakang kebudayaan), sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi

guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar, tugas rumah), dan masyarakat (kegiatan siswa

dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan

masyarakat).

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

21

Berdasarkan pendapat Slameto dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar meliputi dua faktor yaitu faktor internal yang meliputi

kondisi jasmaniah, psikologis dan kelelahan, sedangkan faktor eksternalnya adalah

faktor lingkungan yang meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat.

2.1.5 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial,

tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial, ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial.

2.1.5.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan sosial adalah integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial,

seperti sosiologi, sejarah, geografis, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu

Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang

mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu

sosial.

Menurut Kosasih dalam Triyanto (2010:173) menyebutkan “Ilmu Pengetahuan

Sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan

masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari

masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di

lingkungan sekitarnya”. Pendidikan IPS berusaha membantu siswa dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin

mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya.

2.1.5.2 Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Setelah dibahas mengenai penegrtian dari Ilmu Pengetahuan Sosial, pada bagian

ini akan dibahas tujuan dari Ilmu Pengetahuan Sosial menurut pendapat dari para ahli,

Triyanto (2010:176) menyebutkan :

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di

masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala

ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

22

terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang

menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala

program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara

baik.

Dari pendapat Triyanto tentang tujuan dari Ilmu Pengetahuan Sosial lebih lanjut

penjabaran tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menurut Mutakin dalam

Triyanto (2010:176) menyebutkan:

(1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan

kebudayaan masyarakat. (2) Mengetahui dan memahami konsep dasar

dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu

sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-

masalah sosial. (3) Mampu menggunakan model-model dan proses

berfikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan

masalah yang berkembang di masyarakat. (4) menaruh perhatian

terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat

analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang

tepat. (5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu

membangun diri sendiri agar survesi yang kemudian bertanggung

jawab membangun masyarakat. (6) Memotivasi seseorang untuk

bertindak berdasarkan moral. (7) Fasilitator didalamsuatu lingkungan

yang terbuka dan tidak bersifat menghakimi. (8) Mempersiapkan siswa

menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya “to prepare

student to be well- functioning citizens in a democratic society” dan

mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam

mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya. (9)

Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan

siswa terhadap materi pembelajaran IPS yang diberikan.

Secara umum dilihat dari tujuan pembelajaran IPS yang dikemukakan kedua

ahli, dapat disimpulkan bahwa tujuan IPS menekankan pada kemampuan kognitif

siswa dalam memahami konsep dasar dan mengunakan model serta proses berfikir

untuk menyelesaikan permasalahan yang ada disekitarnya. Sedangkan untuk

kemampuan afektif dan psikomotorik ditunjukan dengan perhatian siswa terhadap

isu-isu dan masalah sosial, mengambil tindakan yang tepat serta bagaimana menjadi

warga negara yang baik dalam kehidupannya.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

23

2.1.5.3 Ruang Lingkup IPS

Pada bagian ini akan dibahas mengenai ruang lingkup pada mata pelajaran IPS

menurut pemendiknas nomor 22 tahun 2006 yang meliputi aspek-aspek sebagai

berikut: (1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan, (2) Waktu, Keberlanjutan, dan

Perubahan, (3) Sistem Sosial dan Budaya, (4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

Jadi Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar adalah program yang mengkaji

seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu

sosial. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam

memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Penanaman konsep-konsep IPS di

SD dengan benar dan tepat akan berpengaruh terhadap penguasaan materi IPS

ditingkat selanjutnya.

2. 2 Hasil Penelitian yang Relevan

Sebagai acuan dan sebagai gambaran dalam melakukan penelitian maka

membutuhkan hasil atau contoh penelitian yang relevan. Yang pertama adalah

penelitian yang dilakukan oleh Efi Andriyani pada tahun 2011 dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Numbered Head Together Terhadap Hasil Belajar

IPS Siswa Kelas V SD N Blotongan 02 Salatiga Semester II Tahun 2010/2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Numbered

Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran IPS Kelas V SD

N Blotongan 02 Salatiga Semester II Tahun 2010/2011”. Hasil penelitian

menunjukkan dapat perbedaan model pembelajaran Numbered Head Together di

kelas eksperimen dan metode ceramah di kelas kontrol. Rata-rata hasil belajar pada

kelompok eksperimen sebesar 79,09 dan kelompok kontrol sebesar 66,66. Hasil uji-t

kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran NHT sebesar 79,

09 sedangkan kelompok kontrol dengan menggunakan ceramah sebesar 6,666. T

hitung sebesar 4,317 dan t table sebesar 2,021. Signifikansi 0,000 yang artinya 0,000

< 0,05 hal ini menunjukkan perbedaan hasil belajar kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Numbered

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

24

Head Together berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V SD

N Blotongan 02 Salatiga Semester II Tahun 2010/2011.

Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Matias Eko

Prihatiyanto pada tahun 2011 dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran NHT

(Numbered Head Together) Terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV SD

Negeri Sruwen 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun

2010/2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap prestasi belajar IPA bagi

siswa kelas IV SD Negeri Sruwen 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

Semester II Tahun 2010/2011”. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh model

kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap prestasi belajar IPA Siswa

Kelas IV SD Negeri Sruwen 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester

II Tahun 2010/2011. Dibuktikan berdasarkan uji t-tes hasil t-hitung menunjukkan

2,398 dengan p value 0,023 < 0,05. Rata-rata prestasi belajar siswa kelas eksperimen

pada mata pelajaran IPA sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan

model NHT (Numbered Head Together) mencapai 57,08. Sedangkan rata-rata

prestasi belajar kelas kontrol pada mata pelajaran IPA mencapai 57,26. Kemudian

tingkat rata-rata prestasi belajar siswa kelas eksperimen setelah dilakukan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

(Numbered Head Together) pada mata pelajaran IPA mencapai 70. Sedangkan rata-

rata hasil belajar kelas kontrol tanpa menggunakan model kooperatif tipe NHT

(Numbered Head Together) mencapai 61,568. Jadi penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa dibandingkan dengan pembelajaran metode konvensional

Penelitian yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Elvera Dwi

Wijayanti pada tahun 2011 dengan judul "Pengaruh Penggunaan pembelajaran

kooperatif Teknik Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa

pada Pelajaran IPS Kelas V SDN Gladagsari Tahun Pelajaran 2010/2011". Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Teknik Numbered Head

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

25

Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran IPS Kelas V SDN

Gladagsari Tahun Pelajaran 2010/2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pengujian hipotesis menggunakan uji t diperoleh sig 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak

dan H1 diterima. jadi penggunaan metode pembelajaran kooperatif Teknik Numbered

Head Together (NHT) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dibandingkan

dengan pembelajaran metode konvensional.

2. 3 Kerangka Pikir

Dalam penelitian ini, yang akan dibandingkan adalah hasil belajar IPS antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen akan dilakukan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Head Together (NHT) berbantuan media video pembelajaran. Sedangkan pada kelas

kontrol akan dilakukan pembelajaran konvensional berbantuan media video

pembelajaran. Untuk soal pretest akan diambil dari alat evaluasi yang telah diuji coba

pada kelas uji coba. Hasil pretest di kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji

beda rata-rata. Kemudian setelah dilakukan pembelajaran Numbered Head Together

(NHT) berbantuan media video pembelajaran di kelas eksperimen dan pembelajaran

konvensional berbantuan media video pembelajaran di kelas kontrol maka hasil

belajar dari kedua kelompok tersebut di lakukan uji beda rata-rata.hasil posttest untuk

melihat apakah ada pengaruh yang signifikan dengan penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) berbantuan media

video pembelajara dengan pembelajaran konvesional berbantuan media video

pembelajaran terhadap hasil belajar IPS kelas 4 SD semester 2/2012-2013.

2. 4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir dapat dirumuskan hipotesis sementara dalam

penelitian ini adalah “Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan

pembelajaran tipe NHT berbantuan media video pembelajaran dengan pembelajaran

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2016. 8. 23. · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2. 1 Kajian Teori . Dalam kajian teori akan dibahas mengenai media video pembelajaran, pembelajaran tipe

26

konvensional berbantuan media video pembelajaran terhadap hasil belajar IPS pada

kelas 4 SD semester 2 tahun ajaran 2012/2013.