28
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN Bab ini terdiri dari empat komponen yaitu kajian pustaka yang mengemukakan penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. Kedua, berupa kajian terhadap teori yang ada, dimana teori dapat digunakan dalam memecahkan permasalahan. Ketiga, berupa konsep yang mengemukakan acuan-acuan, dan keempat berupa kerangka pikir yang menjabarkan keseluruhan pelaksanaan penelitian. 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan suatu tahapan penelitian yang dilakukan dengan mengkaji penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan saat ini. Penelitian yang pertama adalah tesis dari Hariyanti (2008), yang berjudul “Kajian Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik Kawasan Bundaran Simpang Lima Semarang”. Seiring dengan perkembangan Kawasan Bundaran Simpang Lima sebagai central business district (CBD) tanpa didukung dengan ketersediaan lahan yang mencukupi, berdampak pada bermunculannya sektor informal yang memanfaatkan lokasi-lokasi publik (trotoar dan Lapangan Pancasila, yang merupakan ruang terbuka publik kota). Hal ini berdampak pada berkurangnya luasan ruang terbuka publik dan kenyamanan pejalan kaki akibat pemanfaatan ruang trotoar dan Lapangan Pancasila sebagai ruang aktivitas informal, serta adanya disintegrasi spasial antara sektor formal dan informal. Dilakukan kajian mengenai kecenderungan pemanfaatan ruang terbuka publik Kawasan Bundaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL

PENELITIAN

Bab ini terdiri dari empat komponen yaitu kajian pustaka yang

mengemukakan penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian

yang akan dilakukan. Kedua, berupa kajian terhadap teori yang ada, dimana teori

dapat digunakan dalam memecahkan permasalahan. Ketiga, berupa konsep yang

mengemukakan acuan-acuan, dan keempat berupa kerangka pikir yang

menjabarkan keseluruhan pelaksanaan penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan suatu tahapan penelitian yang dilakukan dengan

mengkaji penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan

saat ini. Penelitian yang pertama adalah tesis dari Hariyanti (2008), yang berjudul

“Kajian Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik Kawasan Bundaran Simpang

Lima Semarang”. Seiring dengan perkembangan Kawasan Bundaran Simpang

Lima sebagai central business district (CBD) tanpa didukung dengan ketersediaan

lahan yang mencukupi, berdampak pada bermunculannya sektor informal yang

memanfaatkan lokasi-lokasi publik (trotoar dan Lapangan Pancasila, yang

merupakan ruang terbuka publik kota). Hal ini berdampak pada berkurangnya

luasan ruang terbuka publik dan kenyamanan pejalan kaki akibat pemanfaatan

ruang trotoar dan Lapangan Pancasila sebagai ruang aktivitas informal, serta

adanya disintegrasi spasial antara sektor formal dan informal. Dilakukan kajian

mengenai kecenderungan pemanfaatan ruang terbuka publik Kawasan Bundaran

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

7

Simpang Lima untuk mengetahui pola pemanfaatan ruang terbuka publik kawasan

sebagai dasar dalam arahan pengembangan ruang-ruang terbuka publik kawasan.

Berdasarkan analisis pola pemanfaatan ruang dan aktivitas pada ruang terbuka

publik kawasan, dapat diketahui bahwa pemanfaatan Lapangan Pancasila oleh

aktivitas politik, peribadatan massal, olah raga, serta rekreasi dan hiburan

berlangsung mengelompok berdasarkan aktivitasnya.

Pada tesis ini memiliki persamaan bagaimana terjadi suboptimalisasi

fungsi pada Kawasan Bundaran Simpang Lima akibat dari adanya aktivitas

ekonomi. Adanya fenomena pergeseran fungsi pada kawasan ruang terbuka

dengan Kawasan Bundaran Simpang Lima sebagai lokasi penelitian. Namun tesis

ini memiliki tujuan yang berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan karena

pada tesis ini adalah untuk mengetahui pola pemanfaatan ruang terbuka publik

sebagai arah pengembangan.

Pada tesis yang dilakukan oleh Wibowo (2004) mengenai “Pengaruh

Pergerakan terhadap Kualitas Ruang Publik Studi Kasus Kawasan Alun-Alun Kota

Tegal” memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh pergerakan yang menyebabkan

turunnya kualitas ruang publik. Pada tesis ini memiliki persamaan dalam melihat

suboptomalisasi fungsi ruang publik. Perbedaannya adalah pada tesis ini dilihat dari

faktor pergerakan, bukan melalui aktivitas ekonomi seperti pada penelitian yang akan

dilakukan.

Penelitian selanjutnya adalah tesis dari Rachmawati (2004) yang

melakukan penelitian dengan judul “Kajian Kecenderungan Ruang Publik

Simpang Lima Kota Semarang Berkembang Sebagai Kawasan Rekreasi Belanja”.

Tesis ini bertujuan untuk mengkaji kecenderungan perkembangan Kawasan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

8

Ruang Publik Simpang Lima sebagai kawasan wisata belanja. Tesis ini memiliki

persamaan bagaimana pengaruh aktivitas ekonomi pada sebuah kawasan ruang

publik. Perbedaannya adalah pada tesis ini lebih difokuskan pada alih fungsi lahan

yang terjadi di Kawasan Ruang Publik Simpang Lima akibat dari aktivitas

ekonomi tersebut.

Berdasarkan kajian pustaka, sampai saat ini belum dijumpai penelitian

yang meneliti “Aktivitas Ekonomi dan Kualitas Ruang Terbuka Hijau Aktif di

Kota Denpasar”. Namun disamping untuk menunjukkan keoriginalitasan

penelitian, tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu mengkaji sejarah

permasalahan, membantu pemilihan prosedur penelitian, mendalami landasan

teori yang berkaitan dengan permasalahan, serta mengkaji kelebihan dan

kekurangan hasil penelitian terdahulu.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

9

Data Penelitian 1 Penelitian 2 Penelitian 3

Nama Dini Tri Hariyanti Erlangga Mukti

Wibowo

Kiki Rachmawati

Judul “Kajian Pola Pemanfaatan

Ruang Terbuka Publik

Kawasan Bundaran

Simpang Lima Semarang”

“Pengaruh Pergerakan

Terhadap Kualitas

Ruang Publik Studi

Kasus Kawasan Alun-

Alun Kota Tegal”

“Kajian Kecenderungan

Ruang Publik Simpang

Lima Kota Semarang

Berkembang sebagai

Kawasan Rekreasi

Belanja”

Tahun 2008 2004 2004

Masalah Suboptimalisasi fungsi

pada kawasan bundaran

simpang lima Semarang

Adanya pengaruh

antara pergerakan

dengan penurunan

kualitas ruang publik

Aktivitas ekonomi

mempengaruhi

pemanfaatan ruang

kawasan

Lokasi Kota Semarang Kota Tegal Kota Semarang

Hasil Kajian pola pemanfaatan

ruang terbuka publik

kawasan sebagai dasar

dalam arahan

pengembangan ruang-

ruang terbuka publik

kawasan

Membuktikan

pengaruh pergerakan

terhadap penurunan

kualitas ruang publik

Adanya alih fungsi lahan

pada kawasan akibat dari

perkembangan aktivitas

ekonomi.

Berdasarkan kajian pustaka tersebut, dapat dijadikan acuan bagaimana

dampak aktivitas ekonomi terhadap kualitas ruang terbuka hijau. Aktivitas

ekonomi yang biasa muncul pada area ruang terbuka salah satunya adalah

aktivitas pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya berkeliling area ruang

terbuka hijau. Hal ini memberi dampak terhadap kualitas dilihat dari aspek fisik

dan non fisik seperti timbulnya sampah dan kenyamanan pengguna yang bisa

terganggu.

Tabel 2.1 Penelitian Terkait

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

10

2.2 Konsep

Tujuan dari dirumuskannya konsep adalah untuk mendapatkan persamaan

persepsi dan konteks penelitian. Istilah-istilah yang muncul dalam judul akan

dideskripsikan agar mendapatkan satu bentuk pemahaman yang utuh terhadap

penelitian yang akan dilakukan. Konsep dari penelitian ini bertujuan untuk

melihat bagaimana dampak dari aktivitas ekonomi terhadap kualitas dari RTH di

Kota Denpasar. Untuk memudahkan pemahaman, maka pemahaman terhadap

judul penelitian ini akan dibahas menjadi 3 bagian, yaitu pemahaman mengenai

Aktivitas Ekonomi, Dampak dan Kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Aktif.

2.2.1 Aktivitas Ekonomi

Pelaku ekonomi dalam beraktivitas biasanya memilih lokasi pada tempat-

tempat yang strategis di sebagian besar wilayah kota. Pelaku ekonomi akan

berusaha agar barang atau jasa yang dijual terlihat oleh pembeli. Lokasi-lokasi

yang strategis dan menguntungkan di pusat kota atau di suatu lokasi yang

merupakan lokasi aktivitas masyarakat menjadi pilihan utama. Dapat dijumpai

kehadiran pelaku aktivitas ekonomi di sekitar lokasi aktivitas perdagangan,

pendidikan, perkantoran, dan aktivitas sosial masyarakat lainnya. Dalam teori

lokasi juga disebutkan bahwa bagi pedagang terdapat kecenderungan untuk

berorientasi kepada konsentrasi konsumen dalam menentukan lokasi tempat usaha

(Djojodipuro, 1992).

Aktivitas ekonomi yang dimaksud pada penelitian ini adalah aktivitas

pelaku ekonomi yang memiliki kecenderungan berada di wilayah penelitian, yaitu

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

11

pedagang eceran kecil/non formal. Perdagangan eceran kecil terdiri atas eceran

kecil yang berpangkalan dan pedagang eceran kecil tidak berpangkalan (Kotler

dan Keller, 2004). Aktivitas ekonomi yang ada pada kawasan memberi dampak

terhadap kualitas ruang terbuka hijau baik secara fisik maupun non fisik

2.2.2 Dampak

Dampak adalah sesuatu yang muncul setelah adanya suatu kejadian

(Badudu, 1994 dalam Budiarsa, 2011). Dampak adalah pengaruh kuat yang

mendatangkan akibat, baik akibat negatif maupun positif (KBBI dalam Budiarsa,

2011). Dalam melihat dan menjelaskan bahwa suatu dampak telah berpengaruh

pada suatu kawasan, maka harus mempunyai bahan perbandingan sebagai bahan

acuan. Salah satu bahan yang dapat menjadi acuan adalah “keadaan sebelum

terjadi perubahan”. Ada dua batasan penting dalam menganalisis terjadinya

dampak, yaitu dampak suatu aktivitas terhadap lingkungan adalah perbedaan

antara aspek lingkungan sebelum aktivitas terjadi dengan aspek lingkungan

setelah adanya aktivitas tersebut, dampak aktivitas terhadap lingkungan adalah

perbedaan antara aspek lingkungan tanpa adanya aktivitas dengan aspek

lingkungan yang diperkirakan terjadi setelah adanya aktivitas (Soemarwoto,

2001). Pada penelitian ini yang dimaksud dampak adalah bagaimana aktivitas

ekonomi dapat memberi dampak baik secara fisik maupun non fisik terhadap

ruang terbuka hijau aktif di Kota Denpasar.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

12

2.2.3 Kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Aktif

Secara umum ruang terbuka aktif dapat didefinisikan merupakan suatu

ruang terbuka yang terjadi akibat adanya unsur-unsur yang membatasinya yang

dapat diakses sekumpulan orang-orang tak terbatas siapa saja. Ruang terbuka aktif

yang dimaksud dalam judul adalah ruang terbuka yang memiliki aktifitas di

dalamnya yang dapat digunakan oleh semua masyarakat umum dari berbagai latar

belakang sosial, ekonomi dan budaya. Ruang terbuka hijau aktif diantaranya

adalah taman kota dan lapangan rekreasi yang meliputi berbagai aktifitas di

dalamnya seperti olahraga dan tempat rekreasi (Permen PU, 2008).

Pemahaman tentang kualitas fungsi ruang publik mempunyai penekanan

pada aspek pemenuhan kebutuhan yang menyangkut kenyamanan dan kepuasan

pengguna yang mempunyai berbagai macam kepentingan dan latar belakang.

Pemenuhan terhadap kebutuhan membawa implikasi terhadap terpenuhinya ruang

sebagai wadah aktivitas pengguna sesuai dengan fungsinya. Pemenuhan terhadap

Diagram 2.1 Konsep Ruang Terbuka Hijau Aktif

RTH

LAPANGAN REKREASI

TAMAN KOTA

ADA AKTIFITAS DI DALAMNYA

RTH AKTIF

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

13

hak membawa implikasi terhadap kebebasan beraktivitas. Indikator yang harus

dipunyai oleh sebuah ruang publik, agar dapat memenuhi persyaratan yang

berkualitas dapat ditinjau dari dua pokok aspek yaitu aspek fisik dan non fisik.

Aspek fisik adalah ukuran, kelengkapan sarana elemen pendukung, desain, dan

kondisi. Aspek non fisik adalah responsif, demokratis, meaningful dan accessible

(Carr, 1992).

Konsep pada penelitian ini yang berjudul “Aktivitas Ekonomi dan Kualitas

Ruang Terbuka Hijau Aktif di Kota Denpasar” ini adalah melihat bagaimana

adanya fenomena dampak dari pemanfaatan ruang untuk aktivitas ekonomi yang

terjadi pada ruang terbuka hijau aktif di Kota Denpasar sehingga berpengaruh bagi

kualitas RTH baik secara fisik maupun non fisik. Aktivitas ekonomi merupakan

pemanfaatan ruang pedagang eceran baik yang berpangkalan maupun tidak

berpangkalan sehingga berdampak terhadap kualitas ruang terbuka hijau aktif.

Kualitas ruang terbuka hijau aktif dilihat dari aspek fisik dan non fisik. Aspek

fisik yaitu ukuran, kelengkapan sarana elemen pendukung, desain, dan kondisi.

Aspek non fisik yaitu responsif, demokratis, meaningful dan accessible.

AKTIVITAS EKONOMI

KUALITAS FISIK DAMPAK TERHADAP

KUALITAS FUNGSI RTH

KUALITAS NON FISIK

Diagram 2.2 Dampak Aktivitas Ekonomi Terhadap Kualitas RTH

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

14

2.3 Landasan Teori

Pada landasan teori ini merupakan pemaparan teori yang ada untuk

dijadikan acuan dalam menganalisis permasalahan penelitian. Teori yang

digunakan adalah pengertian pedagang eceran, ruang publik, kualitas ruang

publik, dan ruang terbuka hijau.

2.3.1 Aktivitas Ekonomi di Kawasan RTH

Aktivitas ekonomi merupakan sebuah kegiatan manusia yang dilakukan

untuk mendapatkan keingiananya dengan bekerja, memperkerjakan atau menjadi

kedua-duanya. Perkembangan kota secara pesat (rapid urban growth) yang tidak

disertai dengan pertumbuhan kesempatan pekerjaan yang memadai

mengakibatkan kota-kota menghadapi berbagai ragam problem sosial yang sangat

pelik (Alisjahbana, 2003). Tumbuh suburnya sektor ekonomi informal adalah

jawaban dari kondisi tersebut. Bentuk sektor ekonomi informal yang menonjol

dan sering ditemui di perkotaan salah satunya adalah pedagang eceran.

Keberadaan pedagang eceran merupakan suatu realita saat ini, bersamaan

dengan tumbuh dan berkembangnya geliat perekonomian di suatu kota. Hak

masyarakat untuk mendapatkan rejeki yang halal di tengah sulitnya untuk

mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan harapan tentunya tidak bisa

dikesampingkan. Pedagang eceran sangat membantu kepentingan masyarakat

dalam menyediakan lapangan pekerjaan dengan penyerapan tenaga kerja secara

mandiri yang mempunyai keahlian yang relatif minim. Keberadaan sektor

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

15

informal seperti pedagang eceran memiliki peran penting sebagai penyangga

distorsi sistem ekonomi (Alisjahbana, 2003).

Selain kenyataan bahwa sektor informal seperti pedagang eceran bisa

menjadi penyangga distorsi sistem ekonomi perkotaan, pedagang eceran juga

menjadi salah satu penyebab persoalan penataan ruang perkotaan. Lokasi

pedagang eceran selalu memusat pada pusat-pusat kota dimana kegiatan

perekonomian kota berpusat dan pada ruang-ruang publik seperti taman kota, atau

di atas ruang publik lainnya (Nurmandi, 2006).

Bisnis ritel secara umum bisa diklasifikasikan menjadi dua kelompok

besar yaitu perdagangan eceran besar dan perdagangan eceran kecil (Kotler dan

Keller, 2004). Perdagangan eceran kecil yang pada umumnya melakukan aktivitas

di ruang-ruang publik terdiri atas eceran kecil yang berpangkalan dan pedagang

eceran kecil tidak berpangkalan. Pedagang yang berpangkalan dapat berupa

menetap di suatu tempat (seperti kios, depot dan warung), tidak tetap (seperti kaki

lima, pasar sore, pasar mambo) dan menggunakan bantuan alat (seperti roda

dorong, pedati, alat pikul). Klasifikasi bisnis ritel tersebut bisa dilihat pada

diagram 2.3 berikut:

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

16

2.3.2 Ruang Publik (Public Space)

Pada ruang publik (public space) ini akan dijelaskan bagaimana

pengertian dan fungsi dari ruang publik bagi wilayah perkotaan.

2.3.2.1 Pengertian Ruang Publik

Ruang publik dapat diartikan sebagai suatu ruang milik bersama, tempat

masyarakat melakukan aktivitas fungsional dan ritual dalam suatu ikatan

komunitas, baik dalam kehidupan rutin sehari-hari maupun dalam perayaan

berkala. Ruang publik dapat digunakan untuk kepentingan pribadi, untuk kegiatan

jual beli, untuk bertaman dan juga untuk berolahraga. Ruang publik juga dapat

digunakan untuk beraktivitas secara bersama-sama dalam rangka pertemuan

seperti demonstrasi, kampanye, bahkan upacara resmi. Sesuai dengan namanya

maka suatu ruang publik harus terbuka terhadap setiap orang (Carr, 1992).

Diagram 2.3 Klasifikasi Pedagang Eceran Sumber : Kotler, 2004.

Pedagang Eceran

Eceran Kecil

Berpangkalan Tidak Berpangkalan

Tetap - Kios - Depot - Warung

Tidak Tetap - Kaki Lima - Pasar Sore - Pasar Mambo

Pakai Alat - Roda Dorong - Pedati - Alat Pikul

Eceran Besar - Special Store - Department Store - Supermarket - Discount House - Hypermarket - General store

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

17

Ruang publik dapat memberi peranan karakter kotanya, pada umumnya

memiliki fungsi interaksi sosial bagi masyarakat, kegiatan ekonomi rakyat dan

tempat apresiasi budaya. Secara langsung nilai komersial yang ditawarkan tidak

begitu menjanjikan bagi investor karena pangsa pasar yang sebagian besar terdiri

dari masyarakat berpenghasilan rendah (Ahmad, 2002).

Ruang publik merupakan suatu wadah yang dapat menampung aktivitas

tertentu dari pengguna suatu lingkungan baik secara individu maupun kelompok.

Batasan pola ruang publik adalah bentuk dasar dari ruang terbuka di luar

bangunan, dapat digunakan oleh publik, memberi kesempatan untuk bermacam-

macam kegiatan. Ruang publik dapat terbentuk dari kumpulan bangunan yang

mengitari open space. Bangunan sebagai pendukung fasilitas dan sekaligus

sebagai pelindung terhadap kondisi luar dan dapat menciptakan courtyard. Ruang

publik dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya elemen pembentuk ruang,

keterkaitan dengan sistem linkage yang ada, aktivitas utama di ruang publik,

faktor kenyamanan, dan faktor keterkaitan antara “private domain” dan “public

domain” (Hakim, 2003 dalam Wibowo, 2004).

2.3.2.2 Fungsi Ruang Publik

Terkait dengan peran masyarakatnya dan pembentuk karakter kotanya,

fungsi-fungsi ruang publik yaitu (Carr, 1992) pertama sebagai pusat interaksi,

komunikasi masyarakat baik formal seperti upacara-upacara bendera, dan

peringatan lain; informal seperti pertemuan-pertemuan individu kelompok

masyarakat dalam acara santai dan rekreatif atau demonstrasi dalam

menyampaikan aspirasi atau protes. Kedua sebagai ruang terbuka yang

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

18

menampung koridor-koridor jalan yang menuju kearah ruang publik tersebut dan

sebagai ruang pengikat dilihat dari struktur kota, sekaligus sebagai pembagi ruang

fungsi bangunan disekitarnya serta ruang untuk transit bagi masyarakat yang akan

pindah kearah tujuan lain. Ketiga sebagai paru-paru kota akibat perkembangan

penduduk kota yang semakin padat, sehingga masyarakat banyak yang

memanfaatkan sebagai tempat olahraga, bermain, dan bersantai bersama keluarga.

Sebuah kota menjadi daya tarik yang besar karena dituntut untuk

menyediakan kemudahan fasilitas pelayanan yang dapat merangsang dan

memberikan tantangan bagi kaum intelektual, serta memberikan peluang pada

lapangan pekerjaan. Dalam menciptakan kebutuhan fasilitas kota yang tepat bagi

penghuninya, perlu dikaji kebutuhan dasar yang diinginkan oleh penghuni kota itu

sendiri.

Ruang terbuka publik kota yang baik, harus dapat mewadahi semua

kegiatan dan kepentingan pengguna masyarakat kota tersebut, tidak terkecuali

bagi para penyandang cacat. Namun untuk tingkatan negara berkembang, ruang

publik kota yang dapat mengakomodasi semua pengguna dari berbagai umur

sudah dirasa mencukupi. Kebutuhan warga kota pada ruang publik diperlukan

untuk memenuhi kebutuhan yang menunjang segala aktivitas warga kotanya,

seperti kebutuhan kesan perspektif dan vista pada pemandangan kota. Hal ini

diperlukan terutama di kawasan padat. Manusia dalam memandang memerlukan

jarak pandang sehingga dapat menikmati pemandangannya. Kebutuhan rekreasi

dan berkomunikasi. Pusat kota merupakan akumulasi berbagai kegiatan.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

19

Kesibukan yang timbul membutuhkan tempat rekreasi ketika waktu istirahat

maupun pada hari-hari libur (Hakim, 2003 dalam Wibowo, 2004).

2.3.3 Kualitas Ruang Publik (Public Space)

Pada kualitas ruang publik (public space) akan dijelaskan mengenai

pengertian kualistas ruang publik beserta tolak ukurnya.

2.3.3.1 Pengertian Kualitas Ruang Publik

Ukuran yang menentukan kualitas ruang publik adalah tatanan aktivitas

orang atau pengguna ruang yang ada disitu dan bagaimana berhubungan dengan

elemen-elemen pembentuk tatanan fisik kawasan (Gavin, 1997 dalam Hariyanti,

2008). Pengertian ruang bukan sekedar space tetapi merupakan place karena

terjadi integrasi antara pengguna dengan ruang yang mewadahinya dan sekaligus

merupakan ruang yang mempunyai karakter yang jelas. Perubahan dalam satu

aspek akan membawa konsekuensi terhadap aspek lain. Perubahan tidak dapat

dihentikan, namun perlu diakomodasi dengan baik agar tidak merusak lingkungan

dengan identitas yang telah ada yang dibentuk oleh tatanan aktivitas atau tatanan

fisik spatial. Hal yang perlu diobservasi dari aktivitas atau fungsi adalah cara-cara

pengguna memanfaatkan tempat yang ada. Makna/jiwa tempat terkait dengan

pengalaman visual ketika orang berada di suatu tempat sehingga terbentuk visual

image tentang tempat tersebut.

Jiwa suatu tempat tidak hanya terbentuk oleh tatanan fisik semata, namun

juga oleh tatanan fungsi yang terjadi dan bagaimana terjadi dialog di antara

keduanya (Lynch, 1960 dalam Prihastoto, 2003). Dari gambaran tersebut dapat

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

20

dicermati bahwa pengertian kualitas suatu tempat membawa penekanan terhadap

terwujudnya kelayakan 3 aspek utama yaitu fisik, fungsi, dan makna.

Pengertian ruang publik berkualitas mencakup juga makna dari keberadan

ruang publik tersebut dalam konteks yang berkelanjutan yaitu memenuhi

kelayakan terhadap kriteria: kualitas fungsional, kualitas visual, dan lingkungan

(fisik dan non fisik). Pada dasarnya ketiga kriteria tersebut membawa penekanan

juga terhadap aspek-aspek fungsi atau aktivitas dan aspek non fisik (Darmawan,

2003 dalam Prihastoto, 2003).

Hubungan antar ruang secara fisik dan fungsional dapat merupakan

tatanan yang menarik. Kualitas tempat akan mendorong vitalitas sebuah tempat

akan menarik untuk didatangi dan dikunjungi. Kualitas ruang publik akan terkait

dengan beberapa aspek yaitu equity and acces (persamaan dan pencapaian). Hal

ini dimaksudkan adanya persamaan dalam pemenuhan kebutuhan manusia dalam

ruang publik dan kemudahan akses di dalamnya. Variety (keberagaman) sebagai

suatu keberagaman terhadap pengguna publik, sedangkan vitality (keberartian)

menunjukkan keberagaman pengguna dan aktivitas yang dapat tertampung dalam

ruang publik (Lynch, 1960 dalam Prihastoto, 2003).

Pemahaman tentang kualitas ruang publik mempunyai penekanan pada

aspek pemenuhan kebutuhan yang menyangkut kenyamanan dan kepuasan

pengguna yang mempunyai berbagai macam kepentingan dan latar belakang.

Pemenuhan terhadap kebutuhan membawa implikasi terhadap terpenuhinya ruang

sebagai wadah aktivitas pengguna sesuai dengan fungsinya dan tersedianya

fasilitas lingkungan fisik. Pemenuhan terhadap hak membawa implikasi terhadap

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

21

kebebasan beraktivitas (Carr, 1992). Dengan demikian pengertian kualitas ruang

publik tetap bermuara kepada tiga aspek dasar yaitu fisik, aktivitas, dan makna

yang dijabarkan secara lebih rinci dan operasional dalam konteks aspek-aspek

kebutuhan.

2.3.3.2 Indikator Kualitas Ruang Publik

Beberapa indikator yang harus dipunyai oleh sebuah ruang publik, agar

dapat memenuhi persyaratan yang berkualitas dapat ditinjau dari dua pokok aspek

yaitu aspek fisik dan non fisik. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur

kualitas secara fisik antara lain ukuran, kelengkapan sarana elemen pedukung,

desain, dan kondisi (Carr, 1992).

Ruang terbuka yang ada harus sesuai dengan keputusan serta standar

penyediaan sarana yang ada. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Nomor: 05/PRT/M/2008, luas minimal per kapita untuk taman kota adalah 0,3 m2.

Fasilitas pendukung seperti akses pedestrian memiliki lebar minimal 1,5 m

sehingga bisa berpapasan, sedangkan untuk sirkulasi kendaraan minimal 5 m

(Departemen Pekerjaan Umum, 1999 dalam Budiarsa, 2011). Vegetasi memiliki

diameter tajuk tanaman 5 m dengan ketinggian tanaman diatas 3 m dan memiliki

jarak tanam kurang lebih 10 m (Rustam Hakim, 2004 dalam Budiarsa, 2011).

Fasilitas pelengkap seperti toilet memiliki ukuran minimal 1,5 x 2 untuk masing-

masing perempuan dan laki-laki.

Kelengkapan sarana pendukung dalam suatu ruang publik sangat

menentukan kualitas ruang tersebut. Berdasarakan Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 disebutkan bahwa ruang terbuka hijau aktif harus

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

22

memiliki kelengkapan lapangan terbuka, unit lapangan olahraga, trek lari, toilet

umum, parkir kendaraan (termasuk sarana kios jika diperlukan), panggung

terbuka, area bermain anak, kursi taman.

Desain dalam suatu ruang publik akan menunjang fungsi serta aktivitas di

dalamnya. Desain yang dirancang baik akan menunjang aktivitas yang dilakukan

oleh pengguna dalam beraktivitas di kawasan ruang terbuka hijau. Menurut

Carmona (2003) terdapat dua elemen material pembentuk ruang terbuka, yaitu

elemen hard landscaping dan soft landscaping. Hard landscaping merupakan

lanskap yang menggunakan elemen dengan material berupa perkerasan pada

ruang terbuka seperti lantai dari batu dan street furniture (bangku,lampu taman,

papan pengumuman, dan sebagainya). Elemen soft landscaping merupakan

lanskap yang menggunakan elemen vegetasi sebagai materialnya seperti rumput

dan pohon. Beberapa startegi dalam pemilihan dan penempatan elemen tersebut,

yaitu penampilan vegetasi harus sesuai konteks lokal, mempertimbangkan

kesesuaian material, memperhatikan tingkat kekuatannya dalam jangka waktu

lama, dan memberikan perhatian kepada pengguna terkait keamanan, kenyamanan

serta bagi penyandang cacat.

Kondisi suatu sarana lingkungan akan sangat menentukan terhadap

kualitas yang ada. Dimana dengan kondisi dan sarana yang baik dan terawat akan

menunjang kenyamanan, keamanan, dan kemudahan dalam menggunakan ruang

publik.

Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas secara non fisik

antara lain responsif spaces, democratic spaces, meaningful spaces, dan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

23

accessible spaces (Carr, 1992). Ruang publik harus bersifat responsif (responsif

spaces), yang menunjukkan bahwa ruang publik harus mampu melayani

kebutuhan dan keinginan masyarakat penggunanya. Kriteria ini terbagi atas

beberapa kriteria detail, yaitu bahwa ruang publik harus dapat memberikan

kenyamanan (comfortable), relaksasi, pertemuan aktif, serta inspiratif. Fungsi

kenyamanan sangat penting karena secara langsung mencerminkan respon yang

manusiawi, pengguna dapat lebih kerasan berada di ruang publik ini. Fungsi

relaksasi adalah kemampuan ruang publik untuk memenuhi kebutuhan pengguna

pada kegiatan yang bersifat rekreatif dan hiburan. Termasuk dalam relaksasi juga

kemampuan ruang publik untuk menghadirkan suasana santai yang kontras

dengan suasana hiruk pikuk kota, sehingga pengguna bisa berelaksasi didalamnya.

Pertemuan aktif dan pasif, merupakan syarat bagi ruang publik sebagai media

pertemuan masyarakat kotanya. Pertemuan aktif adalah interaksi secara langsung

yang melibatkan individu kedua dan seterusnya dengan bertatap muka dan

berkomunikasi, sedangkan pertemuan pasif tidak secara langsung berinteraksi

dengan individu lainnya. Menemukan hal-hal baru bisa ditemui di sebuah ruang

publik, karena isi ruang publik yang memiliki beragam fungsi dan kelengkapan

street furniturenya, juga dengan adanya kegiatan yang bersifat sementara namun

berulang-ulang seperti dengan pertunjukkan, presentasi, festival budaya, bazzar,

dan lainnya.

Ruang Publik harus bersifat demokratis (democratic spaces) yang

menunjukkan bahwa ruang publik harus dapat melindungi hak individu dan

kelompok masyarakat penggunanya. Setiap pengguna akan memiliki kesamaan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

24

hak dalam pemanfaatannya. Kriteria ini terbagi atas beberapa kriteria detail, yaitu

ruang publik harus tetap terjamin bahwa kegiatan seseorang atau sekelompok

pengguna tidak akan mengganggu kebebasan orang lain dalam melakukan

aktivitas di dalamnya secara bersamaan. Sifat demokratis berarti kesamaan hak

dalam pemanfaatan ruang terbuka oleh pengguna dalam beraktivitas di dalamnya.

Siapa saja berhak menggunakan ruang publik tanpa adanya gangguan dan

ancaman oleh pihak lain. Sifat demokratis dapat ditunjukkan dengan mentaati

aturan yang biasanya terdapat pada ruang publik tersebut.

Ruang publik harus dapat memberikan arti (meaningful spaces) kepada

penggunanya yang menunjukkan bahwa ruang publik harus dapat menciptakan

kenangan dan arti tersendiri bagi pengguna. Kesan arti pada ruang publik sangat

penting karena sebagai bagian image dari ruang publik itu sendiri. Sebuah ruang

publik yang memiliki latar belakang sejarah, budaya suatu daerah, ciri khas dari

kota yang tercermin dari kotanya, sangat penting dalam pemberian makna ruang

yang dapat menunjang kegiatan yang berlangsung didalamnya.

Ruang publik harus mudah dikunjungi (accessible spaces) yang

menunjukkan bahwa ruang publik tersebut mudah dan aman dicapai masyarakat

yang akan menggunakannya. Respon masyarakat akan keberadaan ruang publik di

sebuah kota sangat tergantung pada tingkat aksesibilitasnya. Indikator ruang

publik dikatakan accesible di antaranya (Miro, 2004) moda transportasi umum

untuk mencapai ke dalam sebuah ruang publik harus tersedia dengan cukup

disamping fasilitas kendaraan pribadi, ketersediaan tempat parkir di wilayah ruang

publik, daerah transisi antara jalur kendaraan bermotor dan para pejalan kaki,

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

25

kemudahan akses dan kualitas bagi pejalan kaki untuk mencapai wilayah ruang

publik.

2.3.4 Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka Hijau didefinisikan sebagai ruang yang penggunaan

elemen dan batas-batas fungsionalnya merupakan tanaman hijau dengan

meminimalisasikan lantainya dengan perkerasan. Ruang terbuka hijau terdiri dari

berbagai macam jenisnya, seperti taman, kawasan konservasi, jalur sungai, jalur

hijau jalan, kawasan hijau makam, kawasan hijau pemukiman, kawasan hijau

perkantoran. (Nazaruddin, 1994).

Ruang terbuka hijau menciptakan karakter masyarakat kota (Purnomohadi,

1998). Tanpa ruang-ruang publik masyarakat yang terbentuk adalah masyarakat

maverick yang nonkonformis-individualis-asosial, yang anggota-anggotanya tidak

mampu berinteraksi apalagi bekerja sama satu sama lain. Agar efektif sebagai

mimbar, ruang terbuka hijau haruslah netral. Artinya, bisa dicapai (hampir) setiap

penghuni kota. Tidak ada satu pun pihak yang berhak mengklaim diri sebagai

pemilik dan membatasi akses ke ruang terbuka hijau sebagai sebuah mimbar

politik.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) juga dikatakan adalah area memanjang/jalur

dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat

tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang

sengaja ditanam (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008).

Ruang terbuka hijau adalah lahan yang belum dibangun atau sebagian besar belum

dibangun di wilayah perkotaan yang mempunyai nilai untuk keperluan taman dan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

26

rekreasi; konservasi lahan dan sumber daya alam lainnya; atau keperluan sejarah

dan keindahan (Garvin, 1997 dalam Hariyanti, 2008).

2.3.4.1 Karakter Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka harus bersifat responsif, demokratis, dan bermakna (Carr,

1992). Ruang terbuka yang responsif artinya harus dapat digunakan untuk

berbagai kegiatan dan kepentingan luas. Secara demokratis yang dimaksud adalah

ruang terbuka itu seharusnya dapat dimanfaatkan masyarakat umum tanpa harus

terkotak-kotakkan akibat perbedaan sosial, ekonomi, dan budaya. Bahkan, unsur

demokratis dilekatkan sebagai salah satu watak ruang terbuka karena harus dapat

dijangkau bagi warga dengan berbagai kondisi fisiknya, termasuk para penderita

cacat tubuh maupun lansia.

Penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau dalam RTRW

Kota/RDTR Kota/RTR Kawasan Strategis Kota/RTR Kawasan Perkotaan,

dimaksudkan untuk menjamin tersedianya ruang yang cukup bagi kawasan

konservasi untuk kelestarian hidrologis; kawasan pengendalian air larian dengan

menyediakan kolam retensi; area pengembangan keanekaragaman hayati; area

penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan; tempat

rekreasi dan olahraga masyarakat; tempat pemakaman umum; pembatas

perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkan; pengamanan sumber daya baik

alam, buatan maupun historis; penyediaan ruang terbuka yang bersifat privat,

melalui pembatasan kepadatan serta kriteria pemanfaatannya; area

mitigasi/evakuasi bencana; dan ruang penempatan pertandaan (signage) sesuai

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

27

dengan peraturan perundangan dan tidak mengganggu fungsi utama RTH tersebut

(Permen PU Nomor 05, 2008).

2.3.4.2 Tujuan Pengadaan Ruang Terbuka Hijau

Tujuan pengadaan ruang terbuka hijau adalah untuk menjaga ketersediaan

lahan sebagai kawasan resapan air; menciptakan aspek planologis perkotaan

melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang

berguna untuk kepentingan masyarakat; dan meningkatkan keserasian lingkungan

perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman,

segar, indah, dan bersih (Permen PU Nomor 05, 2008).

2.3.4.3 Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau

Dalam Permen PU Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan

dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, pengklasifikasikan

ruang terbuka hijau yang ada sesuai dengan tipologi berdasarkan fisik ada 2, yaitu

ruang terbuka hijau alami dan ruang terbuka hijau non alami/binaan. Ruang

terbuka hijau alami terdiri dari habitat liar alami, kawasan lindung, dan taman

nasional. Ruang terbuka hijau non alami/binaan terdiri dari taman, lapangan

olahraga, makam, dan jalur hijau jalan.

Macam-macam bentuk ruang terbuka sebagai wadah kegiatan bersama,

dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu ruang terbuka umum dan

khusus (Hakim, 2003). Ruang terbuka umum, dapat diuraikan bentuk dasar dari

ruang terbuka selalu terletak diluar massa bangunan, dapat dimanfaatkan dan

dipergunakan oleh setiap orang (warga), dan memberi kesempatan untuk

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

28

bermacam-macam kegiatan (multi fungsi). Contoh ruang terbuka umum adalah

jalan, pedestrian, taman lingkungan, plaza lapangan olahraga, taman kota dan

taman rekreasi.

Ruang terbuka khusus, pengertiannya adalah bentuk dasar ruang terbuka

selalu terletak di luar massa bangunan, dimanfaatkan untuk kegiatan terbatas dan

dipergunakan untuk keperluan khusus/ spesifik. Contoh ruang terbuka khusus

adalah taman rumah tinggal, taman lapangan upacara, daerah lapangan terbang,

dan daerah untuk latihan kemiliteran.

Ruang terbuka ditinjau dari kegiatanya, terbagi atas dua jenis ruang

terbuka, yaitu ruang terbuka aktif dan ruang terbuka pasif (Hakim, 2003). Ruang

terbuka aktif, adalah ruang terbuka yang mempunyai unsur-unsur kegiatan

didalamnya seperti, bermain, olahraga, jalan-jalan. Ruang terbuka ini dapat berupa

plaza, taman, tempat bermain anak dan remaja, dan tempat rekreasi. Ruang

terbuka pasif, adalah ruang terbuka yang didalamnya tidak mengandung unsur-

unsur kegiatan manusia misalkan, penghijauan tepian jalur jalan, penghijauan

tepian rel kereta api, penghijauan tepian bantaran sungai, ataupun penghijauan

daerah yang bersifat alamiah. Ruang terbuka ini lebih berfungsi sebagai keindahan

visual dan fungsi ekologis belaka.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

29

2.3.4.4 Fungsi Ruang Terbuka Hijau

Berdasarkan Permen PU Nomor 05 Tahun 2008, RTH memiliki 2 fungsi,

yaitu fungsi utama yaitu fungsi ekologis dan fungsi tambahan yang meliputi

fungsi sosial budaya, ekonomi dan estetika. Fungsi ekologis dari RTH diantaranya

adalah memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi

udara (paru-paru kota); pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air

secara alami dapat berlangsung lancar; sebagai peneduh; produsen oksigen;

penyerap air hujan; penyedia habitat satwa; penyerap polutan media udara, air dan

tanah, serta penahan angin.

Ruang terbuka hijau skala kecamatan dapat disediakan dalam bentuk ruang

terbuka aktif yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kecamatan. Luas

taman ini minimal 0,2 m2 per penduduk kecamatan, dengan luas ruang terbuka

aktif minimal 24.000 m2 (Permen PU Nomor 05, 2008). Lokasi ruang terbuka

hijau aktif berada pada wilayah kecamatan yang bersangkutan. Luas area yang

ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 80% - 90% dari luas ruang terbuka

hijau aktif, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat

melakukan berbagai aktivitas. Pada ruang terbuka hijau aktif ini selain ditanami

dengan berbagai tanaman sesuai keperluan, juga terdapat minimal 50 (lima puluh)

pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang untuk RTH aktif dan minimal

100 (seratus) pohon tahunan dari jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis RTH

pasif. Hal ini memberi dampak ekologis yang baik bagi sebuah wilayah perkotaan

karena mampu memberi fungsi yang optimal.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

30

Ruang terbuka hijau harus mampu menggambarkan ekspresi budaya lokal;

merupakan media komunikasi warga kota dan tempat rekreasi; menjadi wadah dan

objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam. Dari segi

interaksi sosial khususnya bagi kalangan anak-anak, ruang terbuka hijau memiliki

efek yang sangat besar. Anak akan belajar bersosialisasi dan berinteraksi dengan

lingkungannya dengan bermain di ruang terbuka hijau. Anak-anak yang bermain

di ruang terbuka berbeda dengan konsep permainan yang ada di mall, dimana

sarana permainan yang disediakan hampir seluruhnya jenis permainan elektrik

dimana anak dapat asik bermain sendiri dan hanya menggunakan kemampuan

motorik. Anak dapat mengembangkan kemampuan motorik sekaligus

psikomotorik jika bermain di taman. Peran taman kota dalam hal ini secara tidak

langsung sangat besar dalam meningkatkan kecerdasan anak dan memperbaiki

kecerdasan emosional anak (Purnomohadi, 2006).

Fungsi ekonomi pada ruang terbuka hijau berdasarkan Permen PU Nomor

05 Tahun 2008 adalah sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga,

buah, daun dan sayur mayur. Fungsi lainnya juga bisa menjadi bagian dari usaha

pertanian, perkebunan, kehutanan dan lainnya. Manfaat ruang terbuka hijau dalam

aspek ekonomi bisa diperoleh secara langsung maupun tidak langsung (Fandeli,

2004). Secara langsung, manfaat ekonomi ruang terbuka hijau diperoleh dari

penjualan atau penggunaan hasil ruang terbuka hijau berupa kayu bakar maupun

kayu perkakas. Penanaman jenis tanaman ruang terbuka hijau yang bisa

menghasilkan biji, buah atau bunga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan

oleh masyarakat untuk meningkatkan taraf gizi, kesehatan dan penghasilan

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

31

masyarakat. Sedangkan secara tidak langsung, manfaat ekonomi ruang terbuka

hijau sebagai perindang, menambah kenyamanan masyarakat kota dan

meningkatkan nilai estetika lingkungan kota (Fandeli, 2004).

Fungsi estetika pada ruang terbuka hijau mampu meningkatkan

kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik dari skala mikro: halaman

rumah, lingkungan permukimam, maupun makro: lansekap kota secara

keseluruhan; menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota; pembentuk

faktor keindahan arsitektural; menciptakan suasana serasi dan seimbang antara

area terbangun dan tidak terbangun. Estetika terdiri dari 3 variabel, yaitu

keselarasan, kesesuaian dan keindahan. Ruang terbuka hijau selain mewadahi

fungsi lainnya juga harus memperhatikan fungsi estetika karena berkaitan dengan

image sebuah kota (Permen PU Nomor 05, 2008).

2.4 Model Penelitian

Masalah pokok dari penelitian ini adalah mengenai dampak aktivitas

ekonomi yang ada terhadap kualitas ruang terbuka hijau aktif yang ada di Kota

Denpasar. Kualitas ruang terbuka hijau aktif berpengaruh terhadap optimalisasi

fungsi ruang terbuka itu sendiri. Kualitas ruang terbuka hijau aktif dilihat dari

aspek fisik dan non fisik. Aspek fisik diantaranya ukuran, kelengkapan sarana

elemen pendukung, desain dan kondisi. Ukuran yang dimaksud pada penelitian

adalah terkait fasilitas pedestrian dan tidak memasukkan elemen yang lain karena

fasilitas pedestrian yang sangat terkait dengan aktivitas ekonomi. Kelengkapan

sarana pendukung akan dilihat di masing-masing kawasan penelitian mengenai

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

32

sarana apa saja yang ada dan dilakukan penelitian fasilitas yang berkaitan dengan

aktivitas ekonomi. Begitu pula dengan desain dan kondisi yang akan dilihat

bagaimana pengaruh aktivitas ekonomi terhadap variabel ini.

Aspek non fisik terdiri dari responsif spaces, democratic spaces,

meaningful spaces, dan accessible. Pada penelitian ini, responsif spaces terdiri

dari beberapa variabel dan akan dipilih diantaranya kenyamanan, relaksasi dan

interaksi yang akan digunakan untuk mengupas pengaruh pemanfaatan aktivitas

ekonomi terhadap responsif spaces. Democratic spaces memiliki arti setiap orang

memiliki hak untuk menggunakan ruang terbuka tanpa terganggu oleh aktivitas

orang lain. Pada penelitian ini akan dilihat bagaimana pengaruh pemanfaatan

aktivitas ekonomi terhadap democratic spaces. Meaningful spaces memiliki arti

ruang terbuka harus bisa memberikan kenangan terhadap penggunanya.

Bagaimana pengaruh pemanfaatan aktivitas ekonomi terhadap meaningful spaces

akan dilihat pada penelitian ini. Variabel accessible spaces merupakan bagaimana

kemudahan akses, ketersediaan tempat parkir dan daerah transisi menuju ke area

ruang terbuka. Pada penelitian ini akan difokuskan bagaimana pengaruh

pemanfaatan aktivitas ekonomi terhadap ketersediaan tempat parkir dan daerah

transisi menuju ke ruang terbuka.

Tahap awal penelitian adalah mengumpulkan data yang diperlukan dari

berbagai buku (metode studi literatur). Setelah diadakan pengumpulan data maka

ditelusuri kondisi fisik di lapangan yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi pada

kawasan dengan metode interview mendalam dan observasi berupa foto, sketsa,

dan gambar. Selanjutnya dilakukan tahap analisis terkait dengan dampak

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, … 2.pdf · dapat digunakan dalam memecahkan ... (trotoar dan Lapangan Pancasila, ... tujuan kajian pustaka juga bertujuan untuk membantu

33

pemanfaatan ruang aktifitas ekonomi tersebut terhadap kualitas ruang terbuka

hijau di lokasi penelitian dilihat dari aspek fisik dan non fisik. Penelitian ini

diharapkan mendapatkan hasil berupa jawaban atas permasalahan yang telah

diungkapkan pada rumusan masalah penelitian ini. Secara lebih jelas model

penelitian dapat dilihat pada Diagram 2.4

Diagram 2.4 Model Penelitian

Aktivitas ekonomi pada lokasi penelitian yang terdiri dari pedagang eceran kecil bergerak dan

berpangkalan (tidak bergerak)

- Ruang Publik - Aktivitas Ekonomi

di Kawasan RTH

Tipologi aktivitas ekonomi yang terjadi

- Aktivitas Ekonomi di Kawasan RTH

- Ruang Publik - RTH

Dampak aktivitas ekonomi terhadap

kualitas RTH aktif

- Aktivitas Ekonomi di Kawasan RTH

- Ruang Publik - Kualitas Ruang Publik - RTH

Aspek fisik

RTH Aspek non-fisik

RTH

- Ukuran: dimensi pedestrian - Kelengkapan Sarana: pengaruh aktivitas

ekonomi terhadap sarana - Desain: softlandscaping &

hardlandscaping - Kondisi: sarana pada kawasan

- Responsif spaces: kenyamanan, relaksasi dan interaksi

- Democratic spaces: kesamaan hak & bebas gangguan

- Meaningful spaces: memberi kenangan - Accessible: ketersediaan parkir & daerah transisi

- Fungsi kawasan menimbulkan banyaknya aktivitas ekonomi pada kawasan.

- Pemanfaatan aktivitas ekonomi memberi dampak terhadap kualitas RTH aktif dari aspek fisik dan non fisik.

Aktivitas Ekonomi dan Kualitas Ruang Terbuka

Hijau Aktif di Kota Denpasar