Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
I. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid (Majid, 2014:80).
Menurut Sutirjo (2005:6) mengungkapkan pembelajaran tematik adalah suatu
strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Pembelajaran terpadu
adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan
beberapa aspek, baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Pembelajaran tematik dinilai sebagai upaya untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pendidikan terutama untuk mengimbangi padatnya
materi kurikulum. Pembelajaran tematik akan memberikan peluang
pembelajaran terpadu yang akan mekan pada partisipasi atau keterlibatan
siswa dalam belajar. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari
aspek proses atau waktu, aspek kurikulum dan aspek belajar mengajar
(Suryosubroto, 2009:133).
Pembelajaran tematik, sebagai model pembelajaran yang memiliki arti
penting dalam membangun kompetensi peserta didik, antara lain : pertama,
pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses
belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat
memperoleh pemahaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan
13
sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Dari pengalaman langsung
siswa akan memahami konsep-konsep dari apa yang mereka pelajari dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Kedua,
pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar
sambil melakukan sesuatu (Learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu
mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi
kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan
unsur-unsur konseptual menjadi proses pembelajaran lebih efektif.
Pembelajaran tematik di Sekolah Dasar akan sangat membantu siswa, karena
sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu
dengan satu kesatuan (Trianto,2011:156).
Berdasarkan beberapa uraian pengertian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang
menggabungkan beberapa mata pelajaran menggunakn tema untuk saling
mengaitkannya, serta pengalaman kehidupan sehari-hari peserta didik yang
dapat memberikan pengalaman bermakna. Bermakna yang dimaksudkan
ialah peserta didik akan memahami konsep yang akan dipelajari melalui
pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep lain
yang sudah mereka pahami sebelumnya.
14
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang berbeda antara
pembelajaran satu dengan pembelajaran lainnya. Kegiatan pembelajaran lebih
banyak menggunakan kegiatan pembelajaran langsung dan memberikan
pengalaman dalam proses pembelajaran. Menurut Depsiknas 2006 (dalam,
Trianto 2011:162) pembelajaran tematik memiliki beberapa ciri khas antara
lain :
(1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat releva dan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar, (2) kegiatan-
kegiatan yang diilih dalam melaksanakan pembelajaran tematik bertolak
belakang dari minat dan kebutuhan siswa, (3) kegiatan belajar akan lebih
bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan
lebih lama, (4) membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa,
(5) menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya, dan (6)
mengembangkan keterampilan social siswa seperti kerja sama, toleransi,
komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
II. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
1. Pengertian Lembar Kegiatan Siswa
LKS Menurut Majid (2014:176) adalah lembaran-lembaran yang
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang didalamnya
memuat petunjuk untuk menyelesaikan suatu tugas tersebut. Dalam
pedoman umu pengembangan bahan ajar (Prastowo, 2015) bahwa Lembar
15
Kegiatan Siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik, lembaran biasanya berupa petunjuk atau
langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas tersebut haruslah jelas
kompetensi dasar yang akan dicapai. Sependapat dengan pendapat diatas,
Komalasari (2010:103) menyatakan bahwa LKS merupakan bentuk latihan
atau pekerjaan rumah yang berisi soal-soal sesuai dengan materi
pembelajaran. Menurut Suyanto, dkk (2011:1) LKS merupakan lembaran-
lembaran soal untuk dikerjakan siswa dan apa yang dikerjakan terkait
dengan materi yang sedang dipelajari.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa LKS
adalah bahan ajar yang berisi materi ringkasan dan petunjuk-petunjuk
pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan dan dilakukan oleh
siswa yang mengacu pada kompetesi yang akan dicapai. LKS merupakan
alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan oleh
guru dalam proses pembelajaran. melalui LKS guru dimudahkan dalam
penyampaian materi pembelajaran dan mengefektifkan waktu, serta akan
menimbulkan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses
pembelajaran.
2. Fungsi Lembar Kegiatan Siswa
Berdasarkan kebutuhan siswa Sekolah Dasar bahwa LKS sebagai
penunjang siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Ini sesuai
dengan penjelasan Prastowo (2013:205-206) LKS memiliki empat fungsi
sebagai berikut :
16
1) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran peserta didik,
namun leih mengaktifkan peserta didik.
2) Sebagai bahan ajar yang mempermudah pesrta didik untuk memahami
materi yang diberikan.
3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.
4) Mempermudah pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.
3. Tujuan Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa
Tujuan penyusunan LKS memiliki 4 point dalam penyusunannya. Menurut
Prastowo (2013:26) meliputi :
1) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk
berinteraksi dengan materi yang diberikan.
2) Menyajikan tugas – tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik
terhadap materi yang diberikan.
3) Melatih kemandirian belajar pesrta didik.
4) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan pembuatan LKS sangat penting
diperhatikan agar lembar kegiatan siswa tidak sembarangan digunakan.
Serta agar dapat digunakan secara tepat dan mudah dalam penggunaannya
dalam proses pembelajaran.
4. Unsur-unsur Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Menurut Prastowo (2013: 208) LKS terdiri dari 6 Komponen yaitu :
judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai,
17
informasi pendukung, tugas-tugas dan lagkah kerja serta penilaian. Apabila
salah satu dari ke-enam komponen tersebut tidak ada, maka dapat dikatakan
LKS hanya kumpulan tulisan, informasi dan materi. Sehingga dala
penyusunan LKS harus mencakup keenam komponen tersebut.
5. Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa
Penyusunan LKS harus memerhatikan beberapa hal. Menurut Nurina,
dkk (2013:5) dalam penyusnan LKS harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut : (1) mengumpulkan pustaka yang digunakan untuk menyusun LKS,
(2) menentukan pokok-pokok materi yang akan dibahas dalam LKS dan (3)
mengembangkan pokok-pokok materi pelajaran dalam LKS. Sejalan
dengan Prastowo (2015:212:214) ada beberapa langkah yang harus
diperhatikan dalam penyusunan LKS, yaitu (1) melakukan analisis
kurikulum, (2) menyusun peta keutuhan LKS, (3) menentukan judul-judul
LKS dan (4) menulis LKS.
Penyusunan LKS diperlukan beberapa acuan yang harus diperhatikan,
menurut Depsiknas (2008:23) penulisan LKS dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
(1) Analisis Kurikulum. Yang dimaksudkan dengan analisis kurikulum
untuk menentukan materi-materi mana yang akan memerlukan bahan ajar
LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis dengan cara melihat
materi pokok dari materi yang akan diajarkan, kemudian melihat
kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. (2) Menyusun Peta.
Dimaksudkan menyusun peta adalah kebutuhan peta sangat diperlukan guna
18
mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan urutan LKS-nya dapat
dilihat. Urutan LKS sangat diperlukan dalam menentukan prioritas
penulisan. (3) menentukan judul LKS. Judul LKS ditentukan berdasarkan
Kompetensi Dasar (KD) dan materi pokok yang terdapat dalam kurikulum.
Satu KD dapat dijadikan sebagai Judul LKS apabila ompetensi itu terlalu
besar, sedangkan besarnya KD dapat dideteksi antara lain dengan cara
apabila diuraikan ke dalam materi pokok mendapatkan maksimal 4 materi
pokok, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan satu judul LKS. Namun
apabila diuraikan dari 4 materi pokok, maka perlu dipikirkan kembali
apakah perlu dipecah, misalnya menjadi 2 judul LKS. (4) Penulisan LKS
meliputi: (a) perumusan KD harus dikuasai, rumusan KD pada LKS
langsung diturunkan dari standar isi, (b) menentukan alat penilaian,
penilaian dilakukan terhadap proses dan hasil, dan (c) penyusunan materi,
materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS
dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang
lingkup.
6. Komponen Lembar Kegiatan Siswa
Menyusun LKS perlu memperhatikan komponen-komponen yang ada
didalamnya. Menurut Nurina, dkk (2013:6) komponen-komponen tersebut
sebagai berikut :
1) Menentukan cover, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar serta
cara menggunakan LKS.
2) Menentukan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kometensi.
3) Menentukan kegiata belajar siswa sesuai dengan materi yang dipilih.
19
Sejalan dengan pendapat Nurina, menurut Prastowo (2013:208)
komponen dalam bahan ajar LKS setidaknya memiliki 6 unsur utama jika
dilihat dari strukturnya, meliputi :
(1) judul, (2) petunjuk belajar, (3) kompetensi dasar / materi pokok, (4)
informasi pendukung, (5) tugas / langkah kegiatan, dan (6) penilaian.
Sedangkan sari formatnya paling tidak memiliki judul, kompetensi dasar,
alokasi waktu penyelesaian, alat / bahan, informasi singkat, langkah kerja,
tugas, dan laporan.
Menurut Hendro dan Kaligis (1991:41-46), LKS harus mengikuti syarat-
syarat sebagai berikut :
Tabel 2.1 syarat-syarat LKS Komponen Kriteria
Syarat Dikdatik Memperhatikan adanya perbedaan individu sehingga dari siswa
yang pandai sampai yang kurang mampu menggunakannya.
Menekankan pada proses penemuan konsep yang berfungsi bagi
siswa untuk mencari informasi dan bukan alat pemberi informasi.
Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan
yang memberikan kesempatan bagi siswa yang menulis,
menggambar, bertanya, berdiskusi serta menggunakan alat
benda-benda nyata.
LKS mengembangkan kemampuan komunikasi social,
emosional, moral dan estetika siswa.
Syarat Konstruksi Menggunakan Bahasa sesuai dengan tingkat kedewasaan anak.
Menggunakan struktur kalimat yang jelas.
Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa
Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka (jawaban yang
diharapkan dalam isian LKS berasal dari pengolahan informasi
dan bukan mengambil dari pengetahuan yang tak terbatas)
Tidak mengacu pada buku sumber diluar kemampuan dan
keterbacaan siswa
Menyediakan ruang yang cukup sehingga siswa dapat menulis
dan menggambarkan sesuatu yang ingin disampaikan
Mengunakan kalimat sederhana dan pendek
Menggunakan lebih banyak ilustrasi darpada kata-kata
Dapat digunakan oleh siswa dengan kecepatan belajar yang
bervariasi
Memiliki tujuan belajar yang jelas dan bermanfaat, memiliki
identitas untuk memudahkan administrasi
Syarat Teknik Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin
atau romawi
Menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk judul topic,
bukan huruf biasa yang diberi garis bawah
20
Menggunakan spasi antar baris susunan teks normal,
menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat peritah dan
jawaban siswa.
Mengusahakan keserasian dalam perbandingan besarnya huruf
dan gambar
Keberadaan gambar dapat menyampaikan pesan
Memiliki kombinasi antar gambar dan tulisan bersifat menarik
perhatian
III. Model Learning Cyle 5E
Pembelajaran bukan hanya mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa,
melainkan proses untuk membangun konsep atau gagasan siswa yang dikaitkan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. Salah satu model belajar
konstruktivis adalah model pembelajaran learning cycle 5E. Siklus belajar
Pembelajaran bukan hanya mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa,
melainkan proses untuk membangun konsep atau gagasan siswa yang dikaitkan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. Salah satu model belajar
konstruktivis adalah model pembelajaran learning cycle 5E. Siklus belajar
learning cycle 5E merupakan salah satu model pembelajaran yang
memperhatikan kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa. Model
pembelajaran learning cycle ini dikembangkan dari teori Piaget. Teori belajar
Piaget memiliki konsep memiliki konsep yaitu pengetahuan awal yang dimiliki
oleh siswa dikaitkan dengan pengetahuan baru yang diperoleh oleh siswa.
Unsur-unsur teori belajar Piaget yang meliputi fase asimilasi, akomodasi dan
organisasi mempunyai korespondensi dengan fase-fase dalam learning cycle
5E (Dasna, 2006).
Implementasi learning cycle dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan
konstruktivis sebagai berikut :
21
(1) Siswa belajar aktif. Siswa memperlajari materi secara bermakna dengan
bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa. (2)
indomasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa. Informasi
baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu. (3) oriensi
pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan pemecahan
masalah Hudojo (dalam, Ngalimun 2014: 150-151)
Menurut Ngalimun (2014:145) model learning cycle merupakan
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). Learning Cycle
merupakan serangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi
sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi-
kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan cara berperan aktif.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa model learning
cycle merupakan model pembelajaran yang berpusat kepada siswa, dalam
kegiatan pembelajarannya melalui beberapa kegiatan (fase) yang bertujuan
agar siswa dapat memahami materi dengan cara berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran. pembelajaran ini tidak hanya menitik beratkan kepada hasil
akhir namun juga bagaimana proses siswa dalam menemukan konsep / cara
untuk memahami materi dengan cara berperan aktif dan berpikir kritis ketika
menggali pemahaman mereka terhadap konsep-konsep yang dipelajari.
Model pembelajaran learning cycle memiliki salah satu tujuan yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan dan
pengalaman siswa dengan terlibat secara aktif mempelajari materi secara
bermakna dengan bekerja dan berfikir baik secara individu maupun kelompok,
22
sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang ahrus dicapai
dalam pembelajaran (Ergin, 2012).
Tabel 2.2 Aktivitas Belajar Dalam Tiap Fase Learning Cycle 5E
Fase Aktivitas belajar
Engagement (Pendahuluan) : menyiapkan
(mengakomodasikan) diri siswa, mengetahui
kemungkinan terjadinya miskonsepsi,
membangkitkan minat dan keingintahuan
(curiosity) siswa.
a) Demonstrasi oleh guru atau siswa
b) Tanya jawab dalam rangka mengekplorasi
pengetahuan awal, pengalaman, dan ide-ide
siswa.
c) Siswa diajak membuat prediksi-prediksi tentang
fenomena yang akan dipelajari dan dibuktikan
dala tahap eksplorasi.
Exploration (Eksplorasi) : siswa bekerjasama
dalam kelompok-kelompok kecil, menguji
prediksi, melakukan dan mencatat
pengamatan serta ide-ide.
a) Demonstrasi
b) Pratikum
c) Mengerjakan LKS (lembar kegiatan Siswa)
Explanation (Penjelasan) : siswa
menjelaskan konsep dengan kalimat mereka
sendiri, guru meminta bukti dan klarifikasi
dari penjelasan mereka dan mengarahkan
kegiatan diskusi, siswa menemukan istila-
istilah dari konsep yang dipelajari.
a) Mengkaji literatur
b) Diskusi kelas
Elaboration (Elaborasi): siswa menerapkan
konsep dan keterampilan dalam situasi baru.
a) Demonstrasi lanjutan
b) Praktikum lanjutan
c) Problem Solving
Evaluation (Evaluasi) : evaluasi terhadap
efektifitas fase-fase sebelumnya; evaluasi
terhadap pengetahuan. Pemahaman konsep,
atau kompetensi siswa dalam konteks baru
yang kadang-kadang mendorong siswa
melakukan investigasi lebih lanjut.
a) Releksi pelaksanaan pembelajaran
b) Tes tulis
c) Problem Solving
IV. Tema 4 (Berbagai Pekerjaan), dan Subtema 1 (Jenis-jenis Pekerjaan)
Kata “Tema” berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti “menempatkan”
atau “meletakkan” dan kemudian mengalami perkembangan sehingga tithenai
berubah menjadi tema (Majid, 2014:101). Pengertian secara luas tema
merupakan wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada peserta didik
secara utuh. Tema dimaksudkan denganmenyatukan beberapa pembelajaran
dalam kesatuan yang utuh dan membuat pembelajaraan menjadi lebih
bermakna.
23
LKS dengan model pembelajaran Learning Cycle digunakan utuk
membantu guru serta siswa dalam proses belajar mengajar di kelas IV SD
Semester I Tema 4 (berbagai pekerjaan) subtema 1 (jenis-jenis pekerjaan).
Adapun kompetensi dasar yang terdapat dalam tema berbagai pekerjaan dan
subtema jenis-jenis pekerjaan sebagai berikut (Permendikbud, 2014:1203-
1221):
Tabel 2.3 KD dan indikator dalam Tema 4 Subtema 1
Kompetensi Dasar Indikator
IPA :
3.8 Memahami pentingnya upaya
keseimbangan dan pelestarian sumberdaya
alam di lingkungannya.
4.8 Melakukan kegiatan upaya pelestarian
sumberdaya alam bersama orang-orang di
lingkungannya.
3.8.1 mengidentifikasi pentingnya
keseimbangan dan kelstarian sumberdaya
alam
3.8.2 mengidentifikasi pentingnya menjaga
keseimbangan dan sumberdaya alam
dilingkungan sekitar
4.8.2 memberikan contoh kegiatan menjaga
kelestarian sumber daya alam
4.8.3 mempraktekkan pelestarian
sumberdaya alam di lingkungan sekitar
IPS :
3.3 Mengidentifikasi kegiatan ekonomi dan
hubungannya dengan berbagai bidang
pekerjaan, serta kehidupan social dan
budaya di lingkungan sekitar sampai
provinsi
4.3 Menyajikan hasil identifikasi kegiatan
ekonomi dalam meningkatkan kehidupan
mmesyarakat di bidang pekerjaan, social
dan budaya dilingkungan sekitar sampai
provinsi
3.3.2 Menjelaskan hasil identifikasi tentang
kegiatan ekonomi dan berbagai jenis
pekerjaan yang terkait kegiatan ekonomi
tersebut di lingkungan sekitar.
3.3.3 Membandingkan jenis pekerjaan
sesuai tempat hidup penduduk
4.3.1 Melaporkan jenis pekerjaan
berdasarkan tempat tinggal penduduk dalam
bentuk tulisan
4.3.3 Menyajikan hasil identifikasi tentang
kegiatan ekonomi dan berbagai pekerjaan
yang terkait dengan kegiatan ekonomi
tersebut di lingkungan sekitar
Bahasa Indonesia :
3.5 Menguraikan pendapat peribadi tentang
isi buku sastra (cerita, dongeng dan
sebagainya)
4.5 Mengkomunikasikan pendapat pribadi
tentang isi buku sastra yang dipilih dan
dibaca sendiri secara lisan dan tulis yang
didukung oleh alasan
3.5.1menilai tokoh yang terdapat dalam
cerita
3.5.3 Membandingkan sikap tokoh-tokoh
yang terdapat di dalam cerita
3.5.4 Mpendapat tetang sikap tokoh dari
cerita yang dibaca
4.5.1 Menyampaikan pendapat tentang
sikap yang patut dicontoh dari tokoh cerita
4.5.2 Mempresentasikan pendapat tentang
sikap satu tokoh dari cerita yang dibaca
4.5.6 mendeskripsikan tokoh melalui
gambar dan teks tulisan
24
PPKn :
3.1 Memahami makna hubungan symbol
dengan sila-sila pancasila
4.1 Menjelaskan makna hubungan symbol
dengan sila-sila Pancasila sebagai satu
kesatuan dalam kehdupan sehari-hari
3.1.1 Memberikan pendapat tentang sikap
yang sesuai dan kurang sesuai degan sila
pertama
3.1.2 Menjelaskan makna sila pertama
Pancasila
3.1.3 Mengaitkan sikap tokoh-tokoh dalam
cerita dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila
4.1.1 Memberikan contoh pengalaman sila
pertama dalam kehidupan sehari-hari
4.1.2 Menganalisis sikap tokoh-tokoh dalam
cerita dan mengaitkan dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila
4.1.3 menuliskan refleksi pengalaman diri
melaksanakan sial pertama Pancasila (jujur)
SBdP :
3.1 Memehami gambar dan bentuk tiga
dimensi
4.1 Menggambar dan membentuk tiga
dimensi
3.1.3 mengidentifikasi hal-hal yang
diperhatikan saat menggambar
4.1.2 menggambar rumah atau bangunan
impian
4.1.3 menggambar kegiatan yang berkaitan
dengan pekrjaan
PJOK :
3.4 Menerapkan gerak dasar lokomotor dan
non-lokomotor untuk membentuk gerak
dasar seni beladiri
4.4 Memperaktekkan gerak dasar lokomotor
dan non-lokomotor untuk membentuk gerak
dasar seni beladiri
3.4.1 menjelaskan berbagai jenis pukulan
dalam pencak silat
3.4.4 menjelaskan langkah-langkah gerak
kaki pada bela diri silat
4.5.2 mempraktekkan langkah-langkah
gerak kaki pada bela diri
Tabel di atas adalah tabel yang berisi KD serta Indikator yang akan
digunakan untuk menyusun LKS.
V. LKS dengan Learning Cycle Tema 4 Subtema 1 Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar
LKS dengan learning cycle berisi tentang materi sesuai dengan Kompetensi
dasar yang telah ditetapkan. LKS learning cycle berisi tentang Tema 4 Subtema
1 Pembelajaran 1-6. Dalam LKS berisi beberapa mata pelajaran yaitu, IPA,
IPS, Bahasa Indonesia, PPKN, SBDP, dan PJOK. LKS learning cycle berisi
ringkasan materi serta soal-soal baik tugas individu maupun tugas kelompok.
Dalam proses pembelajaran menggunakan LKS learning cycle siswa diajak
25
untuk berdiskusi baik secara klasikal maupun berkelompok tentang apa yang
ada disekitar sekolah maupun lingkungan sekitar mereka. Setiap akhir
pembelajaran juga disediakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana siswa
memahami materi yang telah dipelajari. Pemilihan model learning cycle
berdasarkan temuan peneliti ketika observasi awal serta wawancara dengan
guru kelas. Bahwa model learning cycle sesuai dengan permasalahan yang ada
di sekolah, karena model Learning Cycle merupakan model pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student center) melalui kegiatan-kegiatan yang
diorganisasikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami kompetensi-
kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran dengan berperan aktif.
Dalam model learning cycle terdapat 5 tahapan yaitu :
a. Pendahuluan : guru mengiapkan pembelajaran dengan menanyakan
pengetahuan awal mereka tentang letak geografis lingkungan sekitar
mereka. Dalam fase ini siswa dibangun rasa keingintahuannya.
b. Eksplorasi : siswa dibentuk secara berkelompok lalu mengamati kegiata
yang ada di LKS. Dengan cara berdiskusi dengan teman kelompoknya
tanpa harus ada pengajaran dari guru.
c. Penjelasan : setelah siswa mengeksplorasi bersama teman kelompoknya
siswa diminta untuk menjelaskan secara mandiri apa yang telah mereka
amati di LKS Learning cycle Tema 4 Subtema 1 menggunakan Bahasa
mereka sendiri. Kegiatan ini mengarahkan untuk adanya diskusi.
d. Elaborasi : setelah siswa mengekplorasi bersama dengan teman kelompok
sesuai dengan apa yang ada di buku, siswa juga sudah berdiskusi dengan
teman-teman dan guru mengenai apa temuan ketika melakukan
26
pengamatan. Maka siswa sudah dapat menerapkan konsep serta
keterampilan dalam situasi baru melalui kegiatan-kegiatan baik secara
individu maupun berkelompok.
e. Evaluasi : pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi kegiatan-kegiatan
sebelumnya serta evaluasi tentang seberapa siswa memahami konsep atau
kompetensi siswa melalui problem solving.
VI. Penelitian Terdahulu
Hasil pengamatan peneliti dalam mencari penelitian berkaitan dengan
pengembangan Lembar Kegiatan Siswa, ditemukan beberapa penelitian yang
relevan terkait penelitian tersebut antara lain :
Tabel 2.4 Kajian penelitian
Nama
Peneliti
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
Ovalis
Diana Deri
Pengembangan Lembar
Kegiatan Siswa
Pembelajaran Learning
Cycle 5E Materi
Pengelolaan
Lingkungan Di SMP N
11 Semarang
a. Menggunakan
model
pembelajaran
Learning cycle
b. Menghasilkan
produk berupa
bahan ajar LKS
a. Penerapan pada
materi tematik
b. Tempat
pelaksanaan
c. Jenjang
pendidikan
Eester
Herlince
Dellu
Pengembangan LKS
Menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis
Masalah Pada Subtema
Perubahan Wujud
Benda Mengacu
Kurikulum 2013 Untuk
Siswa Kelas
a. Menghasilkan
produk berupa
bahan ajar LKS
b. Penerapan pada
materi tematik
a. Model
pembelajaran
yang digunakan
b. Tempat
pelaksanaan
c. Kelas yang
berbeda
27
VII. Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Pengembangan LKS Learning Cycle
Produk :
lembar kerja siswa (LKS) dengan learning cycle tema 4 subtema 1 pada
siswa kelas IV Sekolah Dasar
Kondisi Ideal :
1. Adanya interaksi antara guru, siswa
dan sumber belajar
2. Pembelajaran seharusnya didukung
dengan LKS yang sesuai kebutuhan.
3. LKS dibuat sesuai dengan kebutuhan
dan karakter siswa.
4. Siswa berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Kondisi Nyata :
1. Interaksi antara guru dan siswa
(metode ceramah dan tanya jawab)
2. Bahan ajar berupa LKS (kurang
membuat siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran)
3. LKS yang ada kurang sesuai dengan
kebutuhan dan karakter siswa.
4. Siswa kurang berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
Analisis Kebutuhan :
Kurangnya LKS yang dapat memaksimalkan kegiatan pembelajaran di kelas agar
memudahkan siswa memahami materi serta membuat siswa berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
Solusi :
Pengembangan lembar kegiatan siswa untuk mendukung pembelajaran tematik
sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik
Model Pengembangan :
Model desain instruksional ADDIE (Analysis-Desain-Development-
Implementation-Evaluation)
28