17
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pembelajaran Tematik 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid (Majid, 2014:80). Menurut Sutirjo (2005:6) mengungkapkan pembelajaran tematik adalah suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek, baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Pembelajaran tematik dinilai sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan terutama untuk mengimbangi padatnya materi kurikulum. Pembelajaran tematik akan memberikan peluang pembelajaran terpadu yang akan mekan pada partisipasi atau keterlibatan siswa dalam belajar. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum dan aspek belajar mengajar (Suryosubroto, 2009:133). Pembelajaran tematik, sebagai model pembelajaran yang memiliki arti penting dalam membangun kompetensi peserta didik, antara lain : pertama, pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pembelajaran Tematik 1

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pembelajaran Tematik 1

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

I. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga

dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid (Majid, 2014:80).

Menurut Sutirjo (2005:6) mengungkapkan pembelajaran tematik adalah suatu

strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk

memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Pembelajaran terpadu

adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan

beberapa aspek, baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.

Pembelajaran tematik dinilai sebagai upaya untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pendidikan terutama untuk mengimbangi padatnya

materi kurikulum. Pembelajaran tematik akan memberikan peluang

pembelajaran terpadu yang akan mekan pada partisipasi atau keterlibatan

siswa dalam belajar. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari

aspek proses atau waktu, aspek kurikulum dan aspek belajar mengajar

(Suryosubroto, 2009:133).

Pembelajaran tematik, sebagai model pembelajaran yang memiliki arti

penting dalam membangun kompetensi peserta didik, antara lain : pertama,

pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses

belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat

memperoleh pemahaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pembelajaran Tematik 1

13

sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Dari pengalaman langsung

siswa akan memahami konsep-konsep dari apa yang mereka pelajari dan

menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Kedua,

pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar

sambil melakukan sesuatu (Learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu

mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi

kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan

unsur-unsur konseptual menjadi proses pembelajaran lebih efektif.

Pembelajaran tematik di Sekolah Dasar akan sangat membantu siswa, karena

sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu

dengan satu kesatuan (Trianto,2011:156).

Berdasarkan beberapa uraian pengertian diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang

menggabungkan beberapa mata pelajaran menggunakn tema untuk saling

mengaitkannya, serta pengalaman kehidupan sehari-hari peserta didik yang

dapat memberikan pengalaman bermakna. Bermakna yang dimaksudkan

ialah peserta didik akan memahami konsep yang akan dipelajari melalui

pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep lain

yang sudah mereka pahami sebelumnya.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pembelajaran Tematik 1

14

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang berbeda antara

pembelajaran satu dengan pembelajaran lainnya. Kegiatan pembelajaran lebih

banyak menggunakan kegiatan pembelajaran langsung dan memberikan

pengalaman dalam proses pembelajaran. Menurut Depsiknas 2006 (dalam,

Trianto 2011:162) pembelajaran tematik memiliki beberapa ciri khas antara

lain :

(1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat releva dan tingkat

perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar, (2) kegiatan-

kegiatan yang diilih dalam melaksanakan pembelajaran tematik bertolak

belakang dari minat dan kebutuhan siswa, (3) kegiatan belajar akan lebih

bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan

lebih lama, (4) membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa,

(5) menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan

permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya, dan (6)

mengembangkan keterampilan social siswa seperti kerja sama, toleransi,

komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

II. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

1. Pengertian Lembar Kegiatan Siswa

LKS Menurut Majid (2014:176) adalah lembaran-lembaran yang

berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang didalamnya

memuat petunjuk untuk menyelesaikan suatu tugas tersebut. Dalam

pedoman umu pengembangan bahan ajar (Prastowo, 2015) bahwa Lembar

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pembelajaran Tematik 1

15

Kegiatan Siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus

dikerjakan oleh peserta didik, lembaran biasanya berupa petunjuk atau

langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas tersebut haruslah jelas

kompetensi dasar yang akan dicapai. Sependapat dengan pendapat diatas,

Komalasari (2010:103) menyatakan bahwa LKS merupakan bentuk latihan

atau pekerjaan rumah yang berisi soal-soal sesuai dengan materi

pembelajaran. Menurut Suyanto, dkk (2011:1) LKS merupakan lembaran-

lembaran soal untuk dikerjakan siswa dan apa yang dikerjakan terkait

dengan materi yang sedang dipelajari.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa LKS

adalah bahan ajar yang berisi materi ringkasan dan petunjuk-petunjuk

pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan dan dilakukan oleh

siswa yang mengacu pada kompetesi yang akan dicapai. LKS merupakan

alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan oleh

guru dalam proses pembelajaran. melalui LKS guru dimudahkan dalam

penyampaian materi pembelajaran dan mengefektifkan waktu, serta akan

menimbulkan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses

pembelajaran.

2. Fungsi Lembar Kegiatan Siswa

Berdasarkan kebutuhan siswa Sekolah Dasar bahwa LKS sebagai

penunjang siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Ini sesuai

dengan penjelasan Prastowo (2013:205-206) LKS memiliki empat fungsi

sebagai berikut :

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pembelajaran Tematik 1

16

1) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran peserta didik,

namun leih mengaktifkan peserta didik.

2) Sebagai bahan ajar yang mempermudah pesrta didik untuk memahami

materi yang diberikan.

3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.

4) Mempermudah pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

3. Tujuan Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa

Tujuan penyusunan LKS memiliki 4 point dalam penyusunannya. Menurut

Prastowo (2013:26) meliputi :

1) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk

berinteraksi dengan materi yang diberikan.

2) Menyajikan tugas – tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik

terhadap materi yang diberikan.

3) Melatih kemandirian belajar pesrta didik.

4) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan pembuatan LKS sangat penting

diperhatikan agar lembar kegiatan siswa tidak sembarangan digunakan.

Serta agar dapat digunakan secara tepat dan mudah dalam penggunaannya

dalam proses pembelajaran.

4. Unsur-unsur Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Menurut Prastowo (2013: 208) LKS terdiri dari 6 Komponen yaitu :

judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai,

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pembelajaran Tematik 1

17

informasi pendukung, tugas-tugas dan lagkah kerja serta penilaian. Apabila

salah satu dari ke-enam komponen tersebut tidak ada, maka dapat dikatakan

LKS hanya kumpulan tulisan, informasi dan materi. Sehingga dala

penyusunan LKS harus mencakup keenam komponen tersebut.

5. Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa

Penyusunan LKS harus memerhatikan beberapa hal. Menurut Nurina,

dkk (2013:5) dalam penyusnan LKS harus memperhatikan hal-hal sebagai

berikut : (1) mengumpulkan pustaka yang digunakan untuk menyusun LKS,

(2) menentukan pokok-pokok materi yang akan dibahas dalam LKS dan (3)

mengembangkan pokok-pokok materi pelajaran dalam LKS. Sejalan

dengan Prastowo (2015:212:214) ada beberapa langkah yang harus

diperhatikan dalam penyusunan LKS, yaitu (1) melakukan analisis

kurikulum, (2) menyusun peta keutuhan LKS, (3) menentukan judul-judul

LKS dan (4) menulis LKS.

Penyusunan LKS diperlukan beberapa acuan yang harus diperhatikan,

menurut Depsiknas (2008:23) penulisan LKS dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Analisis Kurikulum. Yang dimaksudkan dengan analisis kurikulum

untuk menentukan materi-materi mana yang akan memerlukan bahan ajar

LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis dengan cara melihat

materi pokok dari materi yang akan diajarkan, kemudian melihat

kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. (2) Menyusun Peta.

Dimaksudkan menyusun peta adalah kebutuhan peta sangat diperlukan guna

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pembelajaran Tematik 1

18

mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan urutan LKS-nya dapat

dilihat. Urutan LKS sangat diperlukan dalam menentukan prioritas

penulisan. (3) menentukan judul LKS. Judul LKS ditentukan berdasarkan

Kompetensi Dasar (KD) dan materi pokok yang terdapat dalam kurikulum.

Satu KD dapat dijadikan sebagai Judul LKS apabila ompetensi itu terlalu

besar, sedangkan besarnya KD dapat dideteksi antara lain dengan cara

apabila diuraikan ke dalam materi pokok mendapatkan maksimal 4 materi

pokok, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan satu judul LKS. Namun

apabila diuraikan dari 4 materi pokok, maka perlu dipikirkan kembali

apakah perlu dipecah, misalnya menjadi 2 judul LKS. (4) Penulisan LKS

meliputi: (a) perumusan KD harus dikuasai, rumusan KD pada LKS

langsung diturunkan dari standar isi, (b) menentukan alat penilaian,

penilaian dilakukan terhadap proses dan hasil, dan (c) penyusunan materi,

materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS

dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang

lingkup.

6. Komponen Lembar Kegiatan Siswa

Menyusun LKS perlu memperhatikan komponen-komponen yang ada

didalamnya. Menurut Nurina, dkk (2013:6) komponen-komponen tersebut

sebagai berikut :

1) Menentukan cover, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar serta

cara menggunakan LKS.

2) Menentukan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kometensi.

3) Menentukan kegiata belajar siswa sesuai dengan materi yang dipilih.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pembelajaran Tematik 1

19

Sejalan dengan pendapat Nurina, menurut Prastowo (2013:208)

komponen dalam bahan ajar LKS setidaknya memiliki 6 unsur utama jika

dilihat dari strukturnya, meliputi :

(1) judul, (2) petunjuk belajar, (3) kompetensi dasar / materi pokok, (4)

informasi pendukung, (5) tugas / langkah kegiatan, dan (6) penilaian.

Sedangkan sari formatnya paling tidak memiliki judul, kompetensi dasar,

alokasi waktu penyelesaian, alat / bahan, informasi singkat, langkah kerja,

tugas, dan laporan.

Menurut Hendro dan Kaligis (1991:41-46), LKS harus mengikuti syarat-

syarat sebagai berikut :

Tabel 2.1 syarat-syarat LKS Komponen Kriteria

Syarat Dikdatik Memperhatikan adanya perbedaan individu sehingga dari siswa

yang pandai sampai yang kurang mampu menggunakannya.

Menekankan pada proses penemuan konsep yang berfungsi bagi

siswa untuk mencari informasi dan bukan alat pemberi informasi.

Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan

yang memberikan kesempatan bagi siswa yang menulis,

menggambar, bertanya, berdiskusi serta menggunakan alat

benda-benda nyata.

LKS mengembangkan kemampuan komunikasi social,

emosional, moral dan estetika siswa.

Syarat Konstruksi Menggunakan Bahasa sesuai dengan tingkat kedewasaan anak.

Menggunakan struktur kalimat yang jelas.

Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat

kemampuan siswa

Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka (jawaban yang

diharapkan dalam isian LKS berasal dari pengolahan informasi

dan bukan mengambil dari pengetahuan yang tak terbatas)

Tidak mengacu pada buku sumber diluar kemampuan dan

keterbacaan siswa

Menyediakan ruang yang cukup sehingga siswa dapat menulis

dan menggambarkan sesuatu yang ingin disampaikan

Mengunakan kalimat sederhana dan pendek

Menggunakan lebih banyak ilustrasi darpada kata-kata

Dapat digunakan oleh siswa dengan kecepatan belajar yang

bervariasi

Memiliki tujuan belajar yang jelas dan bermanfaat, memiliki

identitas untuk memudahkan administrasi

Syarat Teknik Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin

atau romawi

Menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk judul topic,

bukan huruf biasa yang diberi garis bawah

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pembelajaran Tematik 1

20

Menggunakan spasi antar baris susunan teks normal,

menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat peritah dan

jawaban siswa.

Mengusahakan keserasian dalam perbandingan besarnya huruf

dan gambar

Keberadaan gambar dapat menyampaikan pesan

Memiliki kombinasi antar gambar dan tulisan bersifat menarik

perhatian

III. Model Learning Cyle 5E

Pembelajaran bukan hanya mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa,

melainkan proses untuk membangun konsep atau gagasan siswa yang dikaitkan

dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. Salah satu model belajar

konstruktivis adalah model pembelajaran learning cycle 5E. Siklus belajar

Pembelajaran bukan hanya mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa,

melainkan proses untuk membangun konsep atau gagasan siswa yang dikaitkan

dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. Salah satu model belajar

konstruktivis adalah model pembelajaran learning cycle 5E. Siklus belajar

learning cycle 5E merupakan salah satu model pembelajaran yang

memperhatikan kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa. Model

pembelajaran learning cycle ini dikembangkan dari teori Piaget. Teori belajar

Piaget memiliki konsep memiliki konsep yaitu pengetahuan awal yang dimiliki

oleh siswa dikaitkan dengan pengetahuan baru yang diperoleh oleh siswa.

Unsur-unsur teori belajar Piaget yang meliputi fase asimilasi, akomodasi dan

organisasi mempunyai korespondensi dengan fase-fase dalam learning cycle

5E (Dasna, 2006).

Implementasi learning cycle dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan

konstruktivis sebagai berikut :

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pembelajaran Tematik 1

21

(1) Siswa belajar aktif. Siswa memperlajari materi secara bermakna dengan

bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa. (2)

indomasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa. Informasi

baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu. (3) oriensi

pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan pemecahan

masalah Hudojo (dalam, Ngalimun 2014: 150-151)

Menurut Ngalimun (2014:145) model learning cycle merupakan

pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). Learning Cycle

merupakan serangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi

sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi-

kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan cara berperan aktif.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa model learning

cycle merupakan model pembelajaran yang berpusat kepada siswa, dalam

kegiatan pembelajarannya melalui beberapa kegiatan (fase) yang bertujuan

agar siswa dapat memahami materi dengan cara berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran. pembelajaran ini tidak hanya menitik beratkan kepada hasil

akhir namun juga bagaimana proses siswa dalam menemukan konsep / cara

untuk memahami materi dengan cara berperan aktif dan berpikir kritis ketika

menggali pemahaman mereka terhadap konsep-konsep yang dipelajari.

Model pembelajaran learning cycle memiliki salah satu tujuan yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan dan

pengalaman siswa dengan terlibat secara aktif mempelajari materi secara

bermakna dengan bekerja dan berfikir baik secara individu maupun kelompok,

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pembelajaran Tematik 1

22

sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang ahrus dicapai

dalam pembelajaran (Ergin, 2012).

Tabel 2.2 Aktivitas Belajar Dalam Tiap Fase Learning Cycle 5E

Fase Aktivitas belajar

Engagement (Pendahuluan) : menyiapkan

(mengakomodasikan) diri siswa, mengetahui

kemungkinan terjadinya miskonsepsi,

membangkitkan minat dan keingintahuan

(curiosity) siswa.

a) Demonstrasi oleh guru atau siswa

b) Tanya jawab dalam rangka mengekplorasi

pengetahuan awal, pengalaman, dan ide-ide

siswa.

c) Siswa diajak membuat prediksi-prediksi tentang

fenomena yang akan dipelajari dan dibuktikan

dala tahap eksplorasi.

Exploration (Eksplorasi) : siswa bekerjasama

dalam kelompok-kelompok kecil, menguji

prediksi, melakukan dan mencatat

pengamatan serta ide-ide.

a) Demonstrasi

b) Pratikum

c) Mengerjakan LKS (lembar kegiatan Siswa)

Explanation (Penjelasan) : siswa

menjelaskan konsep dengan kalimat mereka

sendiri, guru meminta bukti dan klarifikasi

dari penjelasan mereka dan mengarahkan

kegiatan diskusi, siswa menemukan istila-

istilah dari konsep yang dipelajari.

a) Mengkaji literatur

b) Diskusi kelas

Elaboration (Elaborasi): siswa menerapkan

konsep dan keterampilan dalam situasi baru.

a) Demonstrasi lanjutan

b) Praktikum lanjutan

c) Problem Solving

Evaluation (Evaluasi) : evaluasi terhadap

efektifitas fase-fase sebelumnya; evaluasi

terhadap pengetahuan. Pemahaman konsep,

atau kompetensi siswa dalam konteks baru

yang kadang-kadang mendorong siswa

melakukan investigasi lebih lanjut.

a) Releksi pelaksanaan pembelajaran

b) Tes tulis

c) Problem Solving

IV. Tema 4 (Berbagai Pekerjaan), dan Subtema 1 (Jenis-jenis Pekerjaan)

Kata “Tema” berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti “menempatkan”

atau “meletakkan” dan kemudian mengalami perkembangan sehingga tithenai

berubah menjadi tema (Majid, 2014:101). Pengertian secara luas tema

merupakan wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada peserta didik

secara utuh. Tema dimaksudkan denganmenyatukan beberapa pembelajaran

dalam kesatuan yang utuh dan membuat pembelajaraan menjadi lebih

bermakna.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pembelajaran Tematik 1

23

LKS dengan model pembelajaran Learning Cycle digunakan utuk

membantu guru serta siswa dalam proses belajar mengajar di kelas IV SD

Semester I Tema 4 (berbagai pekerjaan) subtema 1 (jenis-jenis pekerjaan).

Adapun kompetensi dasar yang terdapat dalam tema berbagai pekerjaan dan

subtema jenis-jenis pekerjaan sebagai berikut (Permendikbud, 2014:1203-

1221):

Tabel 2.3 KD dan indikator dalam Tema 4 Subtema 1

Kompetensi Dasar Indikator

IPA :

3.8 Memahami pentingnya upaya

keseimbangan dan pelestarian sumberdaya

alam di lingkungannya.

4.8 Melakukan kegiatan upaya pelestarian

sumberdaya alam bersama orang-orang di

lingkungannya.

3.8.1 mengidentifikasi pentingnya

keseimbangan dan kelstarian sumberdaya

alam

3.8.2 mengidentifikasi pentingnya menjaga

keseimbangan dan sumberdaya alam

dilingkungan sekitar

4.8.2 memberikan contoh kegiatan menjaga

kelestarian sumber daya alam

4.8.3 mempraktekkan pelestarian

sumberdaya alam di lingkungan sekitar

IPS :

3.3 Mengidentifikasi kegiatan ekonomi dan

hubungannya dengan berbagai bidang

pekerjaan, serta kehidupan social dan

budaya di lingkungan sekitar sampai

provinsi

4.3 Menyajikan hasil identifikasi kegiatan

ekonomi dalam meningkatkan kehidupan

mmesyarakat di bidang pekerjaan, social

dan budaya dilingkungan sekitar sampai

provinsi

3.3.2 Menjelaskan hasil identifikasi tentang

kegiatan ekonomi dan berbagai jenis

pekerjaan yang terkait kegiatan ekonomi

tersebut di lingkungan sekitar.

3.3.3 Membandingkan jenis pekerjaan

sesuai tempat hidup penduduk

4.3.1 Melaporkan jenis pekerjaan

berdasarkan tempat tinggal penduduk dalam

bentuk tulisan

4.3.3 Menyajikan hasil identifikasi tentang

kegiatan ekonomi dan berbagai pekerjaan

yang terkait dengan kegiatan ekonomi

tersebut di lingkungan sekitar

Bahasa Indonesia :

3.5 Menguraikan pendapat peribadi tentang

isi buku sastra (cerita, dongeng dan

sebagainya)

4.5 Mengkomunikasikan pendapat pribadi

tentang isi buku sastra yang dipilih dan

dibaca sendiri secara lisan dan tulis yang

didukung oleh alasan

3.5.1menilai tokoh yang terdapat dalam

cerita

3.5.3 Membandingkan sikap tokoh-tokoh

yang terdapat di dalam cerita

3.5.4 Mpendapat tetang sikap tokoh dari

cerita yang dibaca

4.5.1 Menyampaikan pendapat tentang

sikap yang patut dicontoh dari tokoh cerita

4.5.2 Mempresentasikan pendapat tentang

sikap satu tokoh dari cerita yang dibaca

4.5.6 mendeskripsikan tokoh melalui

gambar dan teks tulisan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pembelajaran Tematik 1

24

PPKn :

3.1 Memahami makna hubungan symbol

dengan sila-sila pancasila

4.1 Menjelaskan makna hubungan symbol

dengan sila-sila Pancasila sebagai satu

kesatuan dalam kehdupan sehari-hari

3.1.1 Memberikan pendapat tentang sikap

yang sesuai dan kurang sesuai degan sila

pertama

3.1.2 Menjelaskan makna sila pertama

Pancasila

3.1.3 Mengaitkan sikap tokoh-tokoh dalam

cerita dengan nilai-nilai yang terkandung

dalam Pancasila

4.1.1 Memberikan contoh pengalaman sila

pertama dalam kehidupan sehari-hari

4.1.2 Menganalisis sikap tokoh-tokoh dalam

cerita dan mengaitkan dengan nilai-nilai

yang terkandung dalam Pancasila

4.1.3 menuliskan refleksi pengalaman diri

melaksanakan sial pertama Pancasila (jujur)

SBdP :

3.1 Memehami gambar dan bentuk tiga

dimensi

4.1 Menggambar dan membentuk tiga

dimensi

3.1.3 mengidentifikasi hal-hal yang

diperhatikan saat menggambar

4.1.2 menggambar rumah atau bangunan

impian

4.1.3 menggambar kegiatan yang berkaitan

dengan pekrjaan

PJOK :

3.4 Menerapkan gerak dasar lokomotor dan

non-lokomotor untuk membentuk gerak

dasar seni beladiri

4.4 Memperaktekkan gerak dasar lokomotor

dan non-lokomotor untuk membentuk gerak

dasar seni beladiri

3.4.1 menjelaskan berbagai jenis pukulan

dalam pencak silat

3.4.4 menjelaskan langkah-langkah gerak

kaki pada bela diri silat

4.5.2 mempraktekkan langkah-langkah

gerak kaki pada bela diri

Tabel di atas adalah tabel yang berisi KD serta Indikator yang akan

digunakan untuk menyusun LKS.

V. LKS dengan Learning Cycle Tema 4 Subtema 1 Siswa Kelas IV Sekolah

Dasar

LKS dengan learning cycle berisi tentang materi sesuai dengan Kompetensi

dasar yang telah ditetapkan. LKS learning cycle berisi tentang Tema 4 Subtema

1 Pembelajaran 1-6. Dalam LKS berisi beberapa mata pelajaran yaitu, IPA,

IPS, Bahasa Indonesia, PPKN, SBDP, dan PJOK. LKS learning cycle berisi

ringkasan materi serta soal-soal baik tugas individu maupun tugas kelompok.

Dalam proses pembelajaran menggunakan LKS learning cycle siswa diajak

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pembelajaran Tematik 1

25

untuk berdiskusi baik secara klasikal maupun berkelompok tentang apa yang

ada disekitar sekolah maupun lingkungan sekitar mereka. Setiap akhir

pembelajaran juga disediakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana siswa

memahami materi yang telah dipelajari. Pemilihan model learning cycle

berdasarkan temuan peneliti ketika observasi awal serta wawancara dengan

guru kelas. Bahwa model learning cycle sesuai dengan permasalahan yang ada

di sekolah, karena model Learning Cycle merupakan model pembelajaran yang

berpusat pada siswa (student center) melalui kegiatan-kegiatan yang

diorganisasikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami kompetensi-

kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran dengan berperan aktif.

Dalam model learning cycle terdapat 5 tahapan yaitu :

a. Pendahuluan : guru mengiapkan pembelajaran dengan menanyakan

pengetahuan awal mereka tentang letak geografis lingkungan sekitar

mereka. Dalam fase ini siswa dibangun rasa keingintahuannya.

b. Eksplorasi : siswa dibentuk secara berkelompok lalu mengamati kegiata

yang ada di LKS. Dengan cara berdiskusi dengan teman kelompoknya

tanpa harus ada pengajaran dari guru.

c. Penjelasan : setelah siswa mengeksplorasi bersama teman kelompoknya

siswa diminta untuk menjelaskan secara mandiri apa yang telah mereka

amati di LKS Learning cycle Tema 4 Subtema 1 menggunakan Bahasa

mereka sendiri. Kegiatan ini mengarahkan untuk adanya diskusi.

d. Elaborasi : setelah siswa mengekplorasi bersama dengan teman kelompok

sesuai dengan apa yang ada di buku, siswa juga sudah berdiskusi dengan

teman-teman dan guru mengenai apa temuan ketika melakukan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pembelajaran Tematik 1

26

pengamatan. Maka siswa sudah dapat menerapkan konsep serta

keterampilan dalam situasi baru melalui kegiatan-kegiatan baik secara

individu maupun berkelompok.

e. Evaluasi : pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi kegiatan-kegiatan

sebelumnya serta evaluasi tentang seberapa siswa memahami konsep atau

kompetensi siswa melalui problem solving.

VI. Penelitian Terdahulu

Hasil pengamatan peneliti dalam mencari penelitian berkaitan dengan

pengembangan Lembar Kegiatan Siswa, ditemukan beberapa penelitian yang

relevan terkait penelitian tersebut antara lain :

Tabel 2.4 Kajian penelitian

Nama

Peneliti

Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

Ovalis

Diana Deri

Pengembangan Lembar

Kegiatan Siswa

Pembelajaran Learning

Cycle 5E Materi

Pengelolaan

Lingkungan Di SMP N

11 Semarang

a. Menggunakan

model

pembelajaran

Learning cycle

b. Menghasilkan

produk berupa

bahan ajar LKS

a. Penerapan pada

materi tematik

b. Tempat

pelaksanaan

c. Jenjang

pendidikan

Eester

Herlince

Dellu

Pengembangan LKS

Menggunakan Model

Pembelajaran Berbasis

Masalah Pada Subtema

Perubahan Wujud

Benda Mengacu

Kurikulum 2013 Untuk

Siswa Kelas

a. Menghasilkan

produk berupa

bahan ajar LKS

b. Penerapan pada

materi tematik

a. Model

pembelajaran

yang digunakan

b. Tempat

pelaksanaan

c. Kelas yang

berbeda

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pembelajaran Tematik 1

27

VII. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Pengembangan LKS Learning Cycle

Produk :

lembar kerja siswa (LKS) dengan learning cycle tema 4 subtema 1 pada

siswa kelas IV Sekolah Dasar

Kondisi Ideal :

1. Adanya interaksi antara guru, siswa

dan sumber belajar

2. Pembelajaran seharusnya didukung

dengan LKS yang sesuai kebutuhan.

3. LKS dibuat sesuai dengan kebutuhan

dan karakter siswa.

4. Siswa berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

Kondisi Nyata :

1. Interaksi antara guru dan siswa

(metode ceramah dan tanya jawab)

2. Bahan ajar berupa LKS (kurang

membuat siswa aktif dalam kegiatan

pembelajaran)

3. LKS yang ada kurang sesuai dengan

kebutuhan dan karakter siswa.

4. Siswa kurang berperan aktif dalam

kegiatan pembelajaran.

Analisis Kebutuhan :

Kurangnya LKS yang dapat memaksimalkan kegiatan pembelajaran di kelas agar

memudahkan siswa memahami materi serta membuat siswa berperan aktif dalam

kegiatan pembelajaran.

Solusi :

Pengembangan lembar kegiatan siswa untuk mendukung pembelajaran tematik

sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik

Model Pengembangan :

Model desain instruksional ADDIE (Analysis-Desain-Development-

Implementation-Evaluation)

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pembelajaran Tematik 1

28