177

KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL
Page 2: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

KAJIAN TEMATIKPENELITIAN

AKUNTANSI AKTUAL

Page 3: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

Hak cipta pada penulisHak penerbitan pada penerbit

Tidak boleh diproduksi sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapunTanpa izin tertulis dari pengarang dan/atau penerbit

Kutipan Pasal 72 :Sanksi pelanggaran Undang-undang Hak Cipta (UU No. 10 Tahun 2012)

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal (49) ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1. 000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau denda paling banyak Rp. 5. 000.000.000,00 (lima miliar rupiah)

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual ke-pada umum suatu Ciptaan atau hasil barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

Page 4: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

KAJIAN TEMATIKPENELITIAN

AKUNTANSI AKTUAL

Dr. Yusar Sagara, SE., Ak., M.Si.

Page 5: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

KAJIAN TEMATIKPENELITIAN AKUNTANSI AKTUAL

Penulis:Dr. Yusar Sagara, SE., Ak., M.Si.

Desain Cover & LayoutPusaka Media Design

xxxviii + 138 hal : 15,5 x 23 cmCetakan, Juni 2020

ISBN: 978-623-7560-91-3

PenerbitPUSAKA MEDIAAnggota IKAPI

No. 008/LPU/2020

AlamatJl. Endro Suratmin, Pandawa Raya. No. 100

Korpri Jaya Sukarame Bandarlampung082282148711

email : [email protected] : www.pusakamedia.com

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagianatau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit

Page 6: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

vKajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Page 7: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

vi Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Gue mau cerita pengalaman gue ketemu dan diajarin sama dosen terfenomenal se-akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau adalah Dr.Yusar Sagara, S.E., M.Si, Ak., CMA, CPMA. Biasanya gue dan para mahasiswa akuntansi lainnya manggil beliau “Pak Yusar”. Pak Yusar ini orang Sunda, jadi kalau ngajar kadang-kadang suka keluar bahasa Sundanya. Sebelum gue cerita lebih dalem, gue mau kasih tau. Dari pertemuan pertama kuliah sama Pak Yusar, gue yakin lo bakalan kapok kuliah sama beliau. Kalau lo adalah tipe orang yang last minute pas ngerjain tugas, yang sistem belajarnya SKS, males baca, males mikir, yang gak siap belajar tiap minggu, yang gak kuat secara mental, lo bakal siap-siap menderita selama satu semester kalau gak bisa survive atau bakal ngulang bareng adik kelas kalau lo menyerah di tengah jalan. Jangan coba-coba baca teks dan menghafal pas presentasi, kalau lo gak mau dicaci maki. Kalau gue boleh kasih saran, daripada lo kalah sebelum berperang, atau kalah ditengah pertempuran, mendingan lo cari dosen lain aja.

Cerita ini dimulai dari saat gue pertama kali ketemu dan diajar sama Pak Yusar, waktu semester dua. Waktu gue masih maba, ada beberapa kating yang ngomongin tentang Pak Yusar. Mulai dari yang sarkastik, yang nakut-nakutin, sampai yang bikin penasaran.

Page 8: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

viiKajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Gue mau cerita pengalaman gue ketemu dan diajarin sama dosen terfenomenal se-akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau adalah Dr.Yusar Sagara, S.E., M.Si, Ak., CMA, CPMA. Biasanya gue dan para mahasiswa akuntansi lainnya manggil beliau “Pak Yusar”. Pak Yusar ini orang Sunda, jadi kalau ngajar kadang-kadang suka keluar bahasa Sundanya. Sebelum gue cerita lebih dalem, gue mau kasih tau. Dari pertemuan pertama kuliah sama Pak Yusar, gue yakin lo bakalan kapok kuliah sama beliau. Kalau lo adalah tipe orang yang last minute pas ngerjain tugas, yang sistem belajarnya SKS, males baca, males mikir, yang gak siap belajar tiap minggu, yang gak kuat secara mental, lo bakal siap-siap menderita selama satu semester kalau gak bisa survive atau bakal ngulang bareng adik kelas kalau lo menyerah di tengah jalan. Jangan coba-coba baca teks dan menghafal pas presentasi, kalau lo gak mau dicaci maki. Kalau gue boleh kasih saran, daripada lo kalah sebelum berperang, atau kalah ditengah pertempuran, mendingan lo cari dosen lain aja.

Cerita ini dimulai dari saat gue pertama kali ketemu dan diajar sama Pak Yusar, waktu semester dua. Waktu gue masih maba, ada beberapa kating yang ngomongin tentang Pak Yusar. Mulai dari yang sarkastik, yang nakut-nakutin, sampai yang bikin penasaran.

“Enak kok enak, enak banget malah. Nanti lo bakal diajar kok dimatkul Komunikasi dan Etika Profesi soalnya bapaknya ngajar satu angkatan.”

“Ih ngeri banget deh pokoknya, ngomel mulu. Temen gue pas presentasi pernah diomelin di tengah kelas. Parah banget deh.”

“Lo rasain aja deh sendiri. Kadang galak, kadang juga suka bikin ketawa. Lo nilai aja sendiri, bisa aja menurut gue begini, menurut lo beda. Perspektif orang kan beda-beda.”

*** Di jurusan Akuntansi, sayangnya ada kebijakan untuk tidak

boleh nyilang kelas, double combo, kita semua satu angkatan yang terdiri dari tiga kelas diajar sama Pak Yusar, jadi gaada tuh yang bisa mengindar alias kabur dan cari dosen lain. Hari Senin pertama disemester dua waktu itu di FEB dimulai jam 07.30 pagi dan diawali dengan mata kuliah Komunikasi dan Etika Profesi. Waktu itu gue dateng jam 07.00 pagi, dan dosennya udah dateng lebih awal. Temen-temen gue beberapa juga ada yang udah dateng, banyak juga yang belum. Kebetulan kelasnya di teater lantai 6, dulu FEB belum pindah ke gedung baru. Sepi, kursi banyak yang kosong, tapi masih banyak anak-anak yang ngobrol walaupun gak berisik-berisik banget. Gue kelas A, gabung sama kelas C. Gue pun lupa kenapa bisa-bisanya kelas gue digabung sama kelas C, tapi kelas B engga. Gue liat beberapa anak cewe kelas C bawa kertas fotocopy-an.

“Pada bawa apaan sih tuh?” tanya gue. “Ini loh, RPS. Katanya kating bapaknya suka nanya tentang

pertemuan pertama, atau nanya tentang RPS, harus punya RPS.” Waduh, mati gue. Udah tau dosen killer katanya, bisa-bisanya

mereka gaada yang kasih tau kelas gue. Grup Whatsapp kelas gue semalem juga adem ayem aja. Gak lama, tau-tau udah jam 07.30 aja, dan masih ada yang belum dateng. Gue juga gak heran sih, soalnya hari Senin pagi bikin males, banyak yang kesiangan, macet pula, dan gue yang memang gak bisa bangun pagi kalau gak nyalain alarm, merasa beruntung dan bersyukur hari itu bisa bangun pagi.

“Ini pada kemana sih?!?! Udah jam 07.30 kok belum pada dateng? Rumah saya aja di Jakarta Selatan bisa dateng pagi-pagi. Kantor saya di Sudirman saya bisa dateng pagi.”

Page 9: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

viii Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Galak banget ini bapak. Tapi mungkin bapaknya lagi badmood, atau lagi ada masalah personal, jadinya kena imbasnya ke mahasiswa. Akhirnya satu-satu masuk dan bapaknya nanyain satu-satu kenapa telat. Sampai akhirnya jam kuliah dimulai.

“Udah pada punya RPS? Mana RPS nya? Mana yang gak punya? Kamu punya? Cik atuh ya mahasiswa teh, kumaha mau belajar gak punya RPS gimana mau tau belajar apa.”

Bapaknya mulai ngomong panjang lebar, ngomel-ngomel, apalagi ke yang belum punya RPS kayak gue dan temen-temen yang lain. Langsung semuanya diem seribu bahasa. Jam 10 terasa lamaaaaa banget. Pikiran udah mikirin pulang dan makanan karena laper. Dipertemuan pertama Pak Yusar nyuruh kita bikin kelompok maksimal 3 orang per kelompok untuk presentasi tiap minggu. Pak Yusar juga bilang, minggu depan harus udah siap harus udah bikin semua, gaada SKS. Power Point nya harus bener-bener power point, bukan power text. Yang paling anehnya lagi, materi presentasinya harus dalam satu slide. Gue bingung setengah mati, coba dipikir, gimana bisa materi yang banyak cuma pake satu slide. Akhirnya Pak Yusar jelasin tentang PT Pos Indonesia, dan ternyata beneran dong, beliau cuma bikin satu slide dengan tulisan bertumpuk gitu. Tapi itu lebih ke sejarah dan perkembangan PT Pos Indonesia, tapi gimana kalau materi RPS dari materi bahasa Inggris yang banyak banget itu dipresentasikan dalam satu slide? Gue langsung dibuat mind blowing sama Pak Yusar dipertemuan pertama. Diakhir pertemuan, Pak Yusar nanya, siapa yang siap untuk jadi kelompok 1, dikelas gue pun Arif siap menolong kita semua, menawarkan diri.

*** Pertemuan kedua pun tiba. Seperti biasa, pasti masih ada aja

yang telat. Kali itu Pak Yusar gak marah-marah, ciri khas beliau, gak mau basa-basi. Pak Yusar langsung minta kelompok 1 dari kelas A dan kelas C untuk maju. Dimatkul ini, Pak Yusar minta kita maju selang-seling, diawali dengan kelompok 1 kelas A, kemudian kelompok 1 kelas C, dilanjutkan lagi dengan kelompok 2 kelas A, dan seterusnya. Akhirnya kelompok 1 maju. Kalau gue gak salah ingat, kelompok 1 itu beranggotakan Arif, Adit, dan Suratman. Mereka adalah orang-orang andalan yang menurut kelas A, kelas gue, cocok

Page 10: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

ixKajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Galak banget ini bapak. Tapi mungkin bapaknya lagi badmood, atau lagi ada masalah personal, jadinya kena imbasnya ke mahasiswa. Akhirnya satu-satu masuk dan bapaknya nanyain satu-satu kenapa telat. Sampai akhirnya jam kuliah dimulai.

“Udah pada punya RPS? Mana RPS nya? Mana yang gak punya? Kamu punya? Cik atuh ya mahasiswa teh, kumaha mau belajar gak punya RPS gimana mau tau belajar apa.”

Bapaknya mulai ngomong panjang lebar, ngomel-ngomel, apalagi ke yang belum punya RPS kayak gue dan temen-temen yang lain. Langsung semuanya diem seribu bahasa. Jam 10 terasa lamaaaaa banget. Pikiran udah mikirin pulang dan makanan karena laper. Dipertemuan pertama Pak Yusar nyuruh kita bikin kelompok maksimal 3 orang per kelompok untuk presentasi tiap minggu. Pak Yusar juga bilang, minggu depan harus udah siap harus udah bikin semua, gaada SKS. Power Point nya harus bener-bener power point, bukan power text. Yang paling anehnya lagi, materi presentasinya harus dalam satu slide. Gue bingung setengah mati, coba dipikir, gimana bisa materi yang banyak cuma pake satu slide. Akhirnya Pak Yusar jelasin tentang PT Pos Indonesia, dan ternyata beneran dong, beliau cuma bikin satu slide dengan tulisan bertumpuk gitu. Tapi itu lebih ke sejarah dan perkembangan PT Pos Indonesia, tapi gimana kalau materi RPS dari materi bahasa Inggris yang banyak banget itu dipresentasikan dalam satu slide? Gue langsung dibuat mind blowing sama Pak Yusar dipertemuan pertama. Diakhir pertemuan, Pak Yusar nanya, siapa yang siap untuk jadi kelompok 1, dikelas gue pun Arif siap menolong kita semua, menawarkan diri.

*** Pertemuan kedua pun tiba. Seperti biasa, pasti masih ada aja

yang telat. Kali itu Pak Yusar gak marah-marah, ciri khas beliau, gak mau basa-basi. Pak Yusar langsung minta kelompok 1 dari kelas A dan kelas C untuk maju. Dimatkul ini, Pak Yusar minta kita maju selang-seling, diawali dengan kelompok 1 kelas A, kemudian kelompok 1 kelas C, dilanjutkan lagi dengan kelompok 2 kelas A, dan seterusnya. Akhirnya kelompok 1 maju. Kalau gue gak salah ingat, kelompok 1 itu beranggotakan Arif, Adit, dan Suratman. Mereka adalah orang-orang andalan yang menurut kelas A, kelas gue, cocok

banget dijadiin “tumbal” dimatkul Pak Yusar. Ibarat di restoran bintang lima, mereka cocok banget dijadiin appetizer atau makanan pembuka. Mereka termasuk orang-orang yang pinter berbicara di depan kelas dan pinter menyampaikan materi tanpa gugup sedikit pun, dan yang pasti mereka gak mungkin nangis kalau diomelin sama Pak Yusar karena mereka cowo semua. Ternyata bener aja, baru dipertemuan pertama, mereka udah diomelin karena Power Point mereka salah menurut Pak Yusar, terlalu maksain jadi satu slide jadi numpuk. Gue pun mengiyakan pendapat Pak Yusar tentang slide yang terkesan too much itu, tapi seandaikan gue jadi mereka, pasti gue akan melakukan hal yang sama karena sulit banget untuk presentasi dengan satu slide, pilihannya ada dua. Kalau gak too much, ya too simple. Akhirnya Arif disuruh jelasin tentang slide PT Pos Indonesia dan cara presentasi yang bener sama Pak Yusar.

“Sejarah PT Pos Indonesia dimulai sejak VOC berkuasa sampai berganti nama di tahun 1995, yang Alhamdulillah masih ada sampai sekarang.” jelas Arif. Namun siapa sangka, improvisasi kalimat dari Arif menuai komentar dari Pak Yusar. Pokoknya kalian siap-siap kayak lagunya Raisa dimatkul Pak Yusar, Serba Salah.

“Jangan pake Alhamdulillah dong, kan memang masih ada sampe sekarang.”

Sampai akhirnya, Pak Yusar kasih kita contoh cara bikin satu slide presentasi yang benar, Pak Yusar nyuruh kita follow akun TirtoID di Instagram, yang masih gue follow sampe sekarang karena ternyata informatif banget, kita bisa baca berita yang lagi happening secara singkat, padat, dan jelas. Tapi tetep aja, menurut gue, satu slide gak relevan untuk presentasi satu bab materi buku.

*** Jangan kalian tanya apakah gue dan kelompok gue udah bikin

Power Point dipertemuan ketiga, karena udah pasti jawabannya belum. Gue mikir, ah kelompok 2 juga belum maju, gue masih lama lah, kelompok 6, gak mungkin kan maju dipertemuan ketiga atau keempat? Paling juga majunya satu kelompok atau dua kelompok tiap minggu kayak matkul lain. Lagian juga, banyak tugas matkul lain yang deadline nya lebih cepet daripada presentasi Pak Yusar.

Page 11: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

x Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Dipertemuan ketiga, kayaknya memang akan selalu seperti itu, kelompok 1 akan selalu maju lebih dari satu atau bahkan lebih dari dua kali maju presentasi dimatkul yang diajar sama Pak Yusar, karena disemester 5 juga begitu. Kelompok Arif maju lagi, disuruh ngulang, kemudian maju lah kelompok 2 yang anggotanya ada Savira, Rizal, dan Afiq kalau gue gak salah inget. Savira sepertinya suka chat Pak Yusar untuk konsultasi materi yang akan dipresentasikan supaya gak kena omel. Tapi tetep aja, selalu ada salah kita dimata beliau, dan akan disuruh ulang. Sebelum menutup kuliah, Pak Yusar ngasih tugas yang harus dikumpul minggu depan, ada 10 soal yang setiap minggu selalu direvisi, selalu salah, selalu dicoret atau di nol kan langsung. Gue masih simpen kertas-kertas tugasnya sebagai kenang-kenangan tapi sekarang entah kemana.

*** Hari Senin dipertemuan keempat matkul Komunikasi dan Etika

Profesi masih sama horror nya. Tapi pagi itu beda, Pak Yusar langsung meriksain tugasnya satu-satu. Waktu itu semua mahasiswa kompak pake kertas folio bergaris. Jangan coba-coba copy paste dari Google kalau lo gak mau dicaci maki sama Pak Yusar. Bayangin aja, bapaknya baru baca beberapa baris, baru baca satu nomor, langsung dicoret gede banget, atau di nol in. Keberuntungan kita cuma ada dinomor satu, kalau nomor satu aja udah salah, jangan harap jawaban lain bakal diliat sama beliau. Bete banget sih, harusnya kan bapaknya periksa keseluruhan, tapi kalau salah dinomor satu, yang lainnya gak dibaca, auto coret. Inget banget gue, pertanyaan nomor satu itu “Apa itu etika?” Bapaknya coret yang copy paste, harusnya diambil dari KBBI terus dikembangkan dan dikasih contoh nyata. Yang bikin geregetannya itu, jawaban terlalu panjang dicoret, dikira copy paste, jawaban pendek apalagi, dibilang males sama Pak Yusar. Aduh, sebel banget deh pokoknya rasanya mau meledak. Beruntungnya hari itu adalah giliran kelas C yang maju presentasi, jadi gak maju deh.

*** Dimatkul Pak Yusar disemester 2 ataupun 5, gue masih setia

sama dua temen deket gue, Oji dan Ade Mila yang gue panggil Adem, untuk jadi rekan satu kelompok. Hari Minggu jam sebelas malem gue

Page 12: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xiKajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Dipertemuan ketiga, kayaknya memang akan selalu seperti itu, kelompok 1 akan selalu maju lebih dari satu atau bahkan lebih dari dua kali maju presentasi dimatkul yang diajar sama Pak Yusar, karena disemester 5 juga begitu. Kelompok Arif maju lagi, disuruh ngulang, kemudian maju lah kelompok 2 yang anggotanya ada Savira, Rizal, dan Afiq kalau gue gak salah inget. Savira sepertinya suka chat Pak Yusar untuk konsultasi materi yang akan dipresentasikan supaya gak kena omel. Tapi tetep aja, selalu ada salah kita dimata beliau, dan akan disuruh ulang. Sebelum menutup kuliah, Pak Yusar ngasih tugas yang harus dikumpul minggu depan, ada 10 soal yang setiap minggu selalu direvisi, selalu salah, selalu dicoret atau di nol kan langsung. Gue masih simpen kertas-kertas tugasnya sebagai kenang-kenangan tapi sekarang entah kemana.

*** Hari Senin dipertemuan keempat matkul Komunikasi dan Etika

Profesi masih sama horror nya. Tapi pagi itu beda, Pak Yusar langsung meriksain tugasnya satu-satu. Waktu itu semua mahasiswa kompak pake kertas folio bergaris. Jangan coba-coba copy paste dari Google kalau lo gak mau dicaci maki sama Pak Yusar. Bayangin aja, bapaknya baru baca beberapa baris, baru baca satu nomor, langsung dicoret gede banget, atau di nol in. Keberuntungan kita cuma ada dinomor satu, kalau nomor satu aja udah salah, jangan harap jawaban lain bakal diliat sama beliau. Bete banget sih, harusnya kan bapaknya periksa keseluruhan, tapi kalau salah dinomor satu, yang lainnya gak dibaca, auto coret. Inget banget gue, pertanyaan nomor satu itu “Apa itu etika?” Bapaknya coret yang copy paste, harusnya diambil dari KBBI terus dikembangkan dan dikasih contoh nyata. Yang bikin geregetannya itu, jawaban terlalu panjang dicoret, dikira copy paste, jawaban pendek apalagi, dibilang males sama Pak Yusar. Aduh, sebel banget deh pokoknya rasanya mau meledak. Beruntungnya hari itu adalah giliran kelas C yang maju presentasi, jadi gak maju deh.

*** Dimatkul Pak Yusar disemester 2 ataupun 5, gue masih setia

sama dua temen deket gue, Oji dan Ade Mila yang gue panggil Adem, untuk jadi rekan satu kelompok. Hari Minggu jam sebelas malem gue

sampe rumah, sebelum tidur ngecek hp, dan yang bisa gue ucapkan adalah terima kasih banyak kepada Adem karena dia baik banget mau bikinin Power Point yang satu slide itu, yang dimana gue udah bilang kalau gue gak begitu paham bikin satu slide yang mencakup semua materi yang bakal dipresentasikan, tapi tentu aja, kita semua adalah rekan kelompok yang baik, kita mikir dan belajar bareng-bareng. Gue ngantuk banget malem itu, akhirnya gue download dulu Power Point nya, dan gue mikir, bacanya besok pagi aja, toh gue kelompok 6, gak bakal maju besok kan?

Tapi keputusan itu sangat gue sesali, kenapa? Karena hari itu adalah hari giliran kelompok gue maju. Hari itu kelompok yang maju banyak yang gagal, banyak yang disuruh duduk karena banyak salahnya. Bodohnya lagi, hari itu gue telat, jadi gak sempat baca apapun, satu kata pun gak gue baca. Gak gue buka juga Power Point nya. Akhirnya kita bertiga maju, dan cuma Oji dan Adem yang ngomong, gue diomelin sama mereka berdua dan didorong-dorong supaya bantuin ngomong. Gue diem aja, gatau mau ngomong apa, mau mengarang indah juga susah, apalagi mengingat fakta kalau gue gak baca sama sekali Power Point nya, akhirnya karena presentasi kita gak jelas, kita disuruh duduk juga. Presentasi kelompok lainnya pun berlanjut.

*** Kalau gue disuruh flashback untuk inget masa-masa kelam gue

dan temen-temen gue kuliah sama Pak Yusar disemester 2, gue gak akan bisa inget secara detail satu persatu tiap pertemuan selain Pak Yusar yang suka banget marah-marah ke mahasiswa nya, atau ketika Pak Yusar ngasih kita contoh-contoh nyata disekitar kita dengan gaya yang menurut kita kocak sampe kita sering juga ketawa dikelasnya Pak Yusar. Belajar sama Pak Yusar bener-bener kayak kita lagi ke Dufan, terus naik rollercoaster. Juga tugas-tugas kita yang masih aja dicoret dan di nol kan, ketika ada yang lolos dinomor satunya, eh ditengah jalan, dicoret juga, gede banget lagi coretannya, sampe rasanya kita semua bisa ngerasain coretannya di muka kita. Dimana gue akhirnya bahagia juga temen-temen gue ada yang mulai di notice sama beliau, kalau istilah Pak Yusar, logika

Page 13: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xii Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

berpikirnya mulai jalan, kayak Yahya dan Hasim dari kelas C, dan presentasi kelompok Zul yang akhirnya di approve sama Pak Yusar.

Tapi ada sebelnya juga, yang gue yakin temen-temen gue yang disuruh duduk juga akan berpikiran sama. Gue inget, disalah satu pertemuan, Pak Yusar katanya mau nunjukin ke kelas A dan C satu kelompok di kelas B yang akhirnya ada yang berhasil memenuhi standar S1 ala Pak Yusar. Dikelompok itu ada Faisal, Maya, sama Naztasha atau yang biasa temen-temen panggil Acha. Mereka kasih tips and tricks gimana cara presentasi yang bener supaya di approve sama beliau dan mereka presentasiin materi mereka secara singkat sebagai contoh. Yang gue rasain dan gue yakin temen-temen lain rasain juga, kita udah ngelakuin hal yang sama, tapi kenapa Pak Yusar masih bilang salah? Kesel banget bangetan deh pokoknya. Kalau gue pribadi, gue ngerasain hal itu dalam ngerjain tugas Pak Yusar, gue cuma bisa terima nasib aja kalau soal presentasi, orang guenya waktu presentasi diem aja, mau berharap apa? Cuma, gue gak paham padahal tiap tugasnya dicoret gue selalu ubah jawabannya supaya lebih komprehensif dan berharap Pak Yusar bakal baca semuanya, karena sejatinya walaupun nomor satu salah, apa iya nomor yang lain juga salah? Gak juga kan? Bete banget karena satu semester Pak Yusar meriksa tugasnya cepet banget, kayak cuma periksa nomor satu dan nomor-nomor awal aja, yang bikin kita semua mikir kalau Pak Yusar gak baca semuanya. Akhirnya gue inget, ada salah satu anak cewe di kelas C yang berani speak up supaya Pak Yusar baca semuanya dan kasih tau salahnya gimana dan bagaimana yang bener. Yang gue inget setelah itu kalau Pak Yusar akan ngasih tugas yang kita kumpulin diminggu berikutnya. Mulai tuh ada beberapa yang akhirnya nilainya gak nol, tapi punya gue, jangan harap. Gue bahkan gatau apa jawaban gue segitu jeleknya sampe-sampe dicoret terus.

Gue juga inget ketika salah satu kelompok di kelas gue yang anggotanya cewe semua, ada Feny, Nabila, dan Risca. Waktu itu kalau gue gak salah inget, kelas gue ada kelas pengganti sehingga harus gabung dengan kelas B, waktu itu kelas C sepertinya bentrok. Waktu temen gue baru aja mulai, tiba-tiba handphone Pak Yusar bunyi, ada panggilan masuk. Pak Yusar ngangkat teleponnya, kita

Page 14: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xiiiKajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

berpikirnya mulai jalan, kayak Yahya dan Hasim dari kelas C, dan presentasi kelompok Zul yang akhirnya di approve sama Pak Yusar.

Tapi ada sebelnya juga, yang gue yakin temen-temen gue yang disuruh duduk juga akan berpikiran sama. Gue inget, disalah satu pertemuan, Pak Yusar katanya mau nunjukin ke kelas A dan C satu kelompok di kelas B yang akhirnya ada yang berhasil memenuhi standar S1 ala Pak Yusar. Dikelompok itu ada Faisal, Maya, sama Naztasha atau yang biasa temen-temen panggil Acha. Mereka kasih tips and tricks gimana cara presentasi yang bener supaya di approve sama beliau dan mereka presentasiin materi mereka secara singkat sebagai contoh. Yang gue rasain dan gue yakin temen-temen lain rasain juga, kita udah ngelakuin hal yang sama, tapi kenapa Pak Yusar masih bilang salah? Kesel banget bangetan deh pokoknya. Kalau gue pribadi, gue ngerasain hal itu dalam ngerjain tugas Pak Yusar, gue cuma bisa terima nasib aja kalau soal presentasi, orang guenya waktu presentasi diem aja, mau berharap apa? Cuma, gue gak paham padahal tiap tugasnya dicoret gue selalu ubah jawabannya supaya lebih komprehensif dan berharap Pak Yusar bakal baca semuanya, karena sejatinya walaupun nomor satu salah, apa iya nomor yang lain juga salah? Gak juga kan? Bete banget karena satu semester Pak Yusar meriksa tugasnya cepet banget, kayak cuma periksa nomor satu dan nomor-nomor awal aja, yang bikin kita semua mikir kalau Pak Yusar gak baca semuanya. Akhirnya gue inget, ada salah satu anak cewe di kelas C yang berani speak up supaya Pak Yusar baca semuanya dan kasih tau salahnya gimana dan bagaimana yang bener. Yang gue inget setelah itu kalau Pak Yusar akan ngasih tugas yang kita kumpulin diminggu berikutnya. Mulai tuh ada beberapa yang akhirnya nilainya gak nol, tapi punya gue, jangan harap. Gue bahkan gatau apa jawaban gue segitu jeleknya sampe-sampe dicoret terus.

Gue juga inget ketika salah satu kelompok di kelas gue yang anggotanya cewe semua, ada Feny, Nabila, dan Risca. Waktu itu kalau gue gak salah inget, kelas gue ada kelas pengganti sehingga harus gabung dengan kelas B, waktu itu kelas C sepertinya bentrok. Waktu temen gue baru aja mulai, tiba-tiba handphone Pak Yusar bunyi, ada panggilan masuk. Pak Yusar ngangkat teleponnya, kita

semua otomatis diem dan yang presentasi pun ikutan berhenti. Tapi Pak Yusar tiba tiba ngomong, “Ngapain diem? Udah lanjutin aja.” Akhirnya yang presentasi lanjut, dan 5 menit kemudian Pak Yusar keluar kelas sambil tetep nelpon, itu lumayan lama sampe yang presentasi selesai, bapaknya belum balik juga. Akhirnya kondisi kelas ribut lagi, ngobrol lagi, termasuk gue yang menebak-nebak apakah mereka akan diloloskan atau bakal berakhir disuruh duduk seperti yang sebbelumnya. Setelah kira-kira 10 menit setelah selesai presentasi, bapaknya masuk lagi ke kelas. Semua langsung diem, nunggu bapaknya bakal ngomong apa. Tapi, coba ditebak. Waktu itu jawaban Pak Yusar bener-bener plot twist.

“Yaudah duduk, ngapain masih diem di situ? Kan saya gak denger kalian ngomong apa, gimana saya mau nilai?”

Akhirnya mereka dengan muka yang udah gajelas bentuknya karena bercampur aduk antara mungkin capek yang didominasi dengan kekesalan, duduk kembali. Gue pun kalau jadi mereka mungkin akan berlaku sama. Kita semua yang memperhatikan ketawa kecil sekaligus prihatin sama mereka yang diperlakukan begitu sama Pak Yusar.

Kesan yang gue dapet selama dimatkul Komunikasi dan Etika Profesi dengan Pak Yusar adalah beliau yang setiap hari gak pernah gak marah-marah, nyalahin mahasiswa terus, ribet banget, kalau gue boleh jujur, waktu itu gue cuma dapet ilmu kalau beliau lagi jelasin sesuatu, atau menganalogikan sesuatu supaya kita lebih paham tentang materi yang lagi dibahas, atau ketika lagi kasih contoh-contoh nyata, bahkan sangat nyata dan dekat dengan kita semua, misalnya tentang apa yang terjadi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sisanya cuma marah-marahnya beliau yang bikin gue pun kapok gak mau lagi diajar sama Pak Yusar. Saat itu gue adalah salah satu dari banyak mahasiswa yang kapok.

Gue bukan mahasiswa yang aktif dimatkul Pak Yusar, mengingat waktu presentasi gue gak ngapa-ngapain, tapi pandangan gue ke beliau mulai berubah ketika beliau mau tanya-tanya ke gue dan mungkin ke temen-temen lain juga, tentang cara ngajar beliau di kelas, ada yang salah atau enggak, apa yang harus diubah. Pak Yusar ternyata mau loh tuker pikiran sama mahasiswa nya, mau

Page 15: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xiv Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

terima masukan dari mahasiswa, yang menunjukan Pak Yusar walaupun beliau itu dosen alumni Akuntansi UIN Jakarta juga, yang sudah S2 yang lagi menjalani S3 nya pada saat itu, ternyata juga down to earth. Gue yang bukan siapa-siapa, jenius juga enggak, tapi beliau mau denger pendapat gue. Gue pun gak takut untuk mengemukakan pendapat gue ke Pak Yusar, karena di Whatsapp, Pak Yusar gak se-intimidating waktu ngajar di kelas. Gue bilang, mungkin kegalakan Bapak yang bikin mereka dapet nilai jelek, kecepatan dalam menerima ilmu dan cara berpikir tiap orang berbeda, bukan berarti mereka gak berusaha sama sekali waktu diajar Pak Yusar. Well, gue bisa bilang kalau Pak Yusar gak seburuk atau sejahat yang kita pikir. Beliau marah-marah supaya kita jadi strong individual, bisa berpikir kritis dan memecahkan masalah, mau terus belajar, dan supaya kita terbiasa dengan tekanan yang bakal kita dapet di dunia kerja bahkan sepanjang kita hidup di Bumi ini. Waktu itu gue cuma berharap semoga Pak Yusar mendengarkan pendapat gue untuk dijadikan pertimbangan dalam mengajar.

*** Kata orang, semester 5 adalah awal dari semester tua. Kata

orang, disemester tua, lo akan menghadapi dunia perkuliahan yang sesungguhnya, jatuh bangunnya proses perkuliahan sampai nanti ketika lo dapet gelar sarjana, dimulai disemester 5. Waktu lo buat hahahihi, buat nongkrong bareng temen, buat santai, semakin menipis. Tapi balik lagi, tiap orang punya cara yang berbeda buat ngadepin semester 5 ini. Ada yang pusing dan stres sampe punya mata panda kayak gue, atau bahkan sampe jerawatan. Ada juga yang santai aja kayak di pantai.

Dengan matkul yang semakin kompleks dan dosen-dosen yang beragam sifat juga, menandai dimulainya semester 5 gue. Gue pernah denger dari kating, kalau Pak Yusar diangkatan atas gue, selain ngajar matkul Komunikasi dan Etika Profesi juga ngajar matkul. Sistem Pengendalian Manajemen (SPM), Teori Akuntansi, dan Topik Khusus Akuntansi. Disemester 5, gue bakal dapet matkul SPM, dan gue penasaran banget siapa yang bakal ngajar di kelas gue. Ketika gue mau ambil matkul untuk isi KRS, i’m not really surprised, karena gue tau Pak Yusar ngajar matkul ini, tapi ada juga dosen lain

Page 16: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xvKajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

terima masukan dari mahasiswa, yang menunjukan Pak Yusar walaupun beliau itu dosen alumni Akuntansi UIN Jakarta juga, yang sudah S2 yang lagi menjalani S3 nya pada saat itu, ternyata juga down to earth. Gue yang bukan siapa-siapa, jenius juga enggak, tapi beliau mau denger pendapat gue. Gue pun gak takut untuk mengemukakan pendapat gue ke Pak Yusar, karena di Whatsapp, Pak Yusar gak se-intimidating waktu ngajar di kelas. Gue bilang, mungkin kegalakan Bapak yang bikin mereka dapet nilai jelek, kecepatan dalam menerima ilmu dan cara berpikir tiap orang berbeda, bukan berarti mereka gak berusaha sama sekali waktu diajar Pak Yusar. Well, gue bisa bilang kalau Pak Yusar gak seburuk atau sejahat yang kita pikir. Beliau marah-marah supaya kita jadi strong individual, bisa berpikir kritis dan memecahkan masalah, mau terus belajar, dan supaya kita terbiasa dengan tekanan yang bakal kita dapet di dunia kerja bahkan sepanjang kita hidup di Bumi ini. Waktu itu gue cuma berharap semoga Pak Yusar mendengarkan pendapat gue untuk dijadikan pertimbangan dalam mengajar.

*** Kata orang, semester 5 adalah awal dari semester tua. Kata

orang, disemester tua, lo akan menghadapi dunia perkuliahan yang sesungguhnya, jatuh bangunnya proses perkuliahan sampai nanti ketika lo dapet gelar sarjana, dimulai disemester 5. Waktu lo buat hahahihi, buat nongkrong bareng temen, buat santai, semakin menipis. Tapi balik lagi, tiap orang punya cara yang berbeda buat ngadepin semester 5 ini. Ada yang pusing dan stres sampe punya mata panda kayak gue, atau bahkan sampe jerawatan. Ada juga yang santai aja kayak di pantai.

Dengan matkul yang semakin kompleks dan dosen-dosen yang beragam sifat juga, menandai dimulainya semester 5 gue. Gue pernah denger dari kating, kalau Pak Yusar diangkatan atas gue, selain ngajar matkul Komunikasi dan Etika Profesi juga ngajar matkul. Sistem Pengendalian Manajemen (SPM), Teori Akuntansi, dan Topik Khusus Akuntansi. Disemester 5, gue bakal dapet matkul SPM, dan gue penasaran banget siapa yang bakal ngajar di kelas gue. Ketika gue mau ambil matkul untuk isi KRS, i’m not really surprised, karena gue tau Pak Yusar ngajar matkul ini, tapi ada juga dosen lain

yang ngajar. Tapi yang bikin bete adalah, kenapa Pak Yusar harus ngajar di kelas gue lagi? Dia ngajar dua kelas aja kali ini, kelas A, which is kelas gue, dan kelas C. Kelas B diajar sama dosen lain. Pernah ada satu waktu dimatkul Komunikasi dan Etika Profesi, Pak Yusar pernah ngomong ke temen gue, Oji, yang memang badannya itu berisi.

“Oji, kamu suka naik kereta kan? Suka di daerah Rawamangun kan? Kalau ketemu saya lagi harus udah kurus, ya. Nanti saya ketemu kalian lagi. Saya bakal ngajar di kelas A lagi.”

Omongan Pak Yusar saat itu gue yakin menjadi mimpi buruk bagi gue dan temen-temen gue, dan gaada yang mengharapkan apalagi mengaminkan keinginan beliau. Ucapan Pak Yusar menguap begitu aja, dilupakan oleh waktu dan kesibukan kami masing-masing, dengan terus menjalani perkuliahan yang lebih adem ayem dibandingkan dulu ketika ada matkul yang diajar Pak Yusar, bukan berarti tiap semester makin gampang, salah besar. Setidaknya, dengan gaada matkul yang diajar Pak Yusar mengurangi beban sedikit, atau bahkan sangat mengurangi beban bagi sebagian orang. Siapa yang menduga kalau mimpi buruk itu bakal kejadian disemester 5? Kalau ternyata Allah yang mengabulkan omongan Pak Yusar. Inget guys, omongan adalah doa yang bisa aja didenger dan dikabulkan sama Allah. Jadi, biasakan berucap yang baik-baik ya! No negative thoughts.

Sebagian banyak yang pasrah ketika tau kelas A dan kelas C diajar sama Pak Yusar. Gue yakin, kelas B bersyukur banget-bangetan dan lega ketika tau mereka bebas dari Pak Yusar. Karena jurusan Akuntansi di UIN Jakarta punya kebijakan dimana kelas kita harus linear, gak boleh ngacak kelas atau nyilang kelas, yang katanya supaya adil, banyak yang akhirnya pasrah tetep ngambil kelasnya Pak Yusar. Tapi, banyak juga yang break the rule kayak gue yang nekat ambil kelas B supaya gak ketemu Pak Yusar. Karena gue tau bakal diomelin dan diomelin lagi. Kalau ada dosen lain, kenapa enggak? Gue pernah bilang diawal, kalau gak kuat mending cari dosen lain aja, dan gue adalah salah satunya.

Page 17: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xvi Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Karena banyak juga yang ternyata nyilang kelas di kelas B, selain angkatan gue, ada juga angkatan atas alias kating yang mau cari aman. Jadilah drama sinetron muncul, banyak anak B yang gak bisa ambil linear karena kelas mereka diisi oleh orang lain yang seharusnya memang gak di kelas mereka. Waktu itu gue termasuk salah satu mahasiswa yang cepet disetujui KRS nya sama dosen pembimbingnya. Gue pikir, gue bakal lolos karena KRS gue udah disetujui, sementara temen-temen gue yang lain yang sama nekatnya, banyak yang belum tanda tangan ke kampus apalagi disetujui. Tapi siapa sangka, ketika beberapa hari lagi gue masuk kuliah, KRS gue berubah. Gue dipindahkan ke kelas awal gue, kelasnya Pak Yusar. Gue gak bisa berkata apa-apa selain pasrah menjalaninya selama 16 pertemuan.

*** Hari Senin perkuliahan selalu berat, apalagi disemester 5 ini

gue full matkul dari jam 7 pagi sampe jam setengah 4 sore, ditambah ada Pak Yusar yang ngajar, duh. Rasanya pengen cepet-cepet ke matkul selanjutnya aja. Tapi ada hal yang bikin gue ngerasa aneh, entah gue yang terlalu takut atau gue yang terlalu rajin. Contohnya waktu dimatkul Komunikasi dan Etika Profesi, waktu Pak Yusar nyuruh kita ngerjain ulang tugasnya setelah yang dikumpulin pertama kali semuanya salah dan semua mahasiswa ngerjain dikertas folio bergaris, Pak Yusar bilang kalo next time kita boleh juga ngerjainnya diketik. Tapi, gue tetep ngerjain dikertas folio bergaris, yang artinya gue harus nulis ulang yang banyak setiap minggu, disaat temen-temen gue ogah capek dan memutuskan untuk ngetik aja. Karena gue berpikir, kalau gue ketik, nanti Pak Yusar pasti sangka punya gue copy paste semua. Tapi ternyata gak ngaruh apa-apa. Gue nyesel sih, tapi gapapa, udah berlalu juga. Kalau kali ini, gue gak pernah cabut matkul Pak Yusar. Kalau dulu gue pernah cabut dua kali, yang pertama karena gue pergi ke Bandung dan yang kedua gue lagi training. Walaupun gue tau bakal sama aja, ngomel terus isinya, tapi gue tetep masuk karena gue berpikir kalau gue cabut, gue semakin bodoh dan kalau gue gak pernah maju atau menunjukan kerjaan gue ke Pak Yusar secara langsung, seperti presentasi atau tugas, gue gak akan pernah tau

Page 18: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xviiKajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Karena banyak juga yang ternyata nyilang kelas di kelas B, selain angkatan gue, ada juga angkatan atas alias kating yang mau cari aman. Jadilah drama sinetron muncul, banyak anak B yang gak bisa ambil linear karena kelas mereka diisi oleh orang lain yang seharusnya memang gak di kelas mereka. Waktu itu gue termasuk salah satu mahasiswa yang cepet disetujui KRS nya sama dosen pembimbingnya. Gue pikir, gue bakal lolos karena KRS gue udah disetujui, sementara temen-temen gue yang lain yang sama nekatnya, banyak yang belum tanda tangan ke kampus apalagi disetujui. Tapi siapa sangka, ketika beberapa hari lagi gue masuk kuliah, KRS gue berubah. Gue dipindahkan ke kelas awal gue, kelasnya Pak Yusar. Gue gak bisa berkata apa-apa selain pasrah menjalaninya selama 16 pertemuan.

*** Hari Senin perkuliahan selalu berat, apalagi disemester 5 ini

gue full matkul dari jam 7 pagi sampe jam setengah 4 sore, ditambah ada Pak Yusar yang ngajar, duh. Rasanya pengen cepet-cepet ke matkul selanjutnya aja. Tapi ada hal yang bikin gue ngerasa aneh, entah gue yang terlalu takut atau gue yang terlalu rajin. Contohnya waktu dimatkul Komunikasi dan Etika Profesi, waktu Pak Yusar nyuruh kita ngerjain ulang tugasnya setelah yang dikumpulin pertama kali semuanya salah dan semua mahasiswa ngerjain dikertas folio bergaris, Pak Yusar bilang kalo next time kita boleh juga ngerjainnya diketik. Tapi, gue tetep ngerjain dikertas folio bergaris, yang artinya gue harus nulis ulang yang banyak setiap minggu, disaat temen-temen gue ogah capek dan memutuskan untuk ngetik aja. Karena gue berpikir, kalau gue ketik, nanti Pak Yusar pasti sangka punya gue copy paste semua. Tapi ternyata gak ngaruh apa-apa. Gue nyesel sih, tapi gapapa, udah berlalu juga. Kalau kali ini, gue gak pernah cabut matkul Pak Yusar. Kalau dulu gue pernah cabut dua kali, yang pertama karena gue pergi ke Bandung dan yang kedua gue lagi training. Walaupun gue tau bakal sama aja, ngomel terus isinya, tapi gue tetep masuk karena gue berpikir kalau gue cabut, gue semakin bodoh dan kalau gue gak pernah maju atau menunjukan kerjaan gue ke Pak Yusar secara langsung, seperti presentasi atau tugas, gue gak akan pernah tau

letak kesalahan gue dimana, ataupun kemungkinan gue yang bisa meluruskan kalau ada kesalahpahaman waktu gue presentasi.

Tapi ketika gue mau masuk ke kelasnya, ternyata kelasnya kosong, pintunya juga terbuka lebar. Ketika gue dateng, udah ada beberapa temen gue yang di dalem. Tapi banyak juga yang belum dateng, ada yang memang mungkin males, ada juga yang belum balik dari kampung halamannya, seperti beberapa temen gue yang memang pulang ke kampung halamannya di luar pulau Jawa.

“Eh guys, gak ada bapaknya?” tanya gue. “Ada. Lagi turun kali ambil absen. Sini lu, Ra. Gue ceritain.” Oji

menjawab sambil hahahihi seperti biasa. “Kenapa kenapa?” gue pun langsung duduk dan taro tas gue

disebelahnya. “Tadi gue ditanya Pak Yusar, Rozi kenapa kamu kok mau di

kelas saya? Terus gue jawab aja, ya mau gimana lagi, Pak. Gak boleh pindah, jadi yaudah deh di kelas Bapak.”

“Hahahaha parah banget lo, Ji. Berani juga nyali lo.” jawab gue yang diikuti dengan gerakan membuka pintu kelas, bergegas ke toilet. Karena gue gak cukup yakin untuk berani izin ke toilet ketika Pak Yusar lagi ngomel-ngomel depan kelas.

Ketika gue di depan pintu kelas, ternyata Pak Yusar udah ada di dalem. Di gedung FEB baik yang lama atau pun yang baru, kita bisa liat kondisi di dalem kelas dengan melihat di jendela kecil di pintu kelasnya. Tiba-tiba, kok kursi gue didudukin orang? Kelas tau-tau udah penuh aja. Jadilah terpaksa gue duduk dibarisan depan karena ogah ribut dan membuat omelan pertama Pak Yusar disemester 5 jatuh kepada gue, karena beliau ngajar kelas A di jam 09.40 kemudian ngajar kelas C di jam 1 siang. Pertemuan pertama, gue kira gue bakal biasa aja,gak tau nya deg degan nya masih ada. Ciri khas Pak Yusar yang gak mau basa-basi, beliau langsung absen, dari mulai marah-marah kalau ada yang diabsen ternyata gak ada dan alesannya belum pulang, beliau marah karena harusnya tau kalau kuliah udah mulai dihari itu, kenapa gak pulang hari itu juga, omelan beliau tentang waktu yang masuk akal disemester 5 masih gue inget karena beliau sering ngomong gini kalau ada mahasiswa

Page 19: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xviii Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

yang telat karena alesan yang kocak, seperti salah satu temen gue yang telat karena air di kosnya mati.

“Hari gini zaman millennial harus serba cepet, jangan kayak abad 7 ya. Kalau sakit jam 7, jam 9 harus udah harus sembuh.”

Sampai ketika nama Fachrul Rozi diabsen, alias temen gue Oji, yang ternyata masih dikenalin Pak Yusar, beruntung Pak Yusar gak ngomongin Rawamangun ke dia apalagi nagih kapan dia turun berat badannya. Setelah absen, Pak Yusar langsung ngasih tugas presentasi berikut buku yang harus dipake.

“Kuliah sama saya kayak biasa, ya. Presentasi tiap minggu. Udah semester 5, kalian udah gede jadi saya gak mau ngomelin kayak dulu. Saya liat logika berpikirnya. Untuk presentasi pake bukunya Robert Anthony, yang Indonesia aja gak usah Inggris lah. Indonesia aja belum tentu bener. Buat tugas individu dibuku saya yang ini, ya. Yang gede ini, yang Salemba Empat. Minggu depan langsung presentasi gak pake lama.”

Aduh, bener-bener deh Pak Yusar, baru pertemuan pertama aja udah nurunin semangat mahasiswanya.

*** Harus gue akui kalau kelas gue memang nomor satu soal

keadilan dan kemashlahatan bersama. Beberapa hari setelah pertemuan pertama matkul Pak Yusar, setelah kuliah kita semua udah selesai, walaupun udah sore, kita semua gak dibolehin pulang sama Adit yang merangkap jadi ketua kelas.

“Jangan pulang dulu, ya! Kita harus nyiapin kelompok buat matkul Pak Yusar. Please, diem dulu ya semua. Kalian kan tau bapaknya gimana kan. Coba, siapa yang mau maju pertama?”

Gue pun menyimak sekeliling. Mana ada lah yang mau ngacungin tangan, termasuk gue apalagi, gak mau garis keras.

“Lo aja lah, Dit. Coba.” sahut gue yang cuma dibales dengan cengengesannya Adit sambil geleng-geleng kepala.

“Coba disini yang kemaren dapet A sama Pak Yusar siapa? Ada?” tanya Oji.

“Sainada A tuh kemaren.” jawab Syahrul. “Ih aku gamau ah. Jangan aku dong.” sahut Sainada yang juga

disambut dengan keributan di kelas.

Page 20: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xixKajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

yang telat karena alesan yang kocak, seperti salah satu temen gue yang telat karena air di kosnya mati.

“Hari gini zaman millennial harus serba cepet, jangan kayak abad 7 ya. Kalau sakit jam 7, jam 9 harus udah harus sembuh.”

Sampai ketika nama Fachrul Rozi diabsen, alias temen gue Oji, yang ternyata masih dikenalin Pak Yusar, beruntung Pak Yusar gak ngomongin Rawamangun ke dia apalagi nagih kapan dia turun berat badannya. Setelah absen, Pak Yusar langsung ngasih tugas presentasi berikut buku yang harus dipake.

“Kuliah sama saya kayak biasa, ya. Presentasi tiap minggu. Udah semester 5, kalian udah gede jadi saya gak mau ngomelin kayak dulu. Saya liat logika berpikirnya. Untuk presentasi pake bukunya Robert Anthony, yang Indonesia aja gak usah Inggris lah. Indonesia aja belum tentu bener. Buat tugas individu dibuku saya yang ini, ya. Yang gede ini, yang Salemba Empat. Minggu depan langsung presentasi gak pake lama.”

Aduh, bener-bener deh Pak Yusar, baru pertemuan pertama aja udah nurunin semangat mahasiswanya.

*** Harus gue akui kalau kelas gue memang nomor satu soal

keadilan dan kemashlahatan bersama. Beberapa hari setelah pertemuan pertama matkul Pak Yusar, setelah kuliah kita semua udah selesai, walaupun udah sore, kita semua gak dibolehin pulang sama Adit yang merangkap jadi ketua kelas.

“Jangan pulang dulu, ya! Kita harus nyiapin kelompok buat matkul Pak Yusar. Please, diem dulu ya semua. Kalian kan tau bapaknya gimana kan. Coba, siapa yang mau maju pertama?”

Gue pun menyimak sekeliling. Mana ada lah yang mau ngacungin tangan, termasuk gue apalagi, gak mau garis keras.

“Lo aja lah, Dit. Coba.” sahut gue yang cuma dibales dengan cengengesannya Adit sambil geleng-geleng kepala.

“Coba disini yang kemaren dapet A sama Pak Yusar siapa? Ada?” tanya Oji.

“Sainada A tuh kemaren.” jawab Syahrul. “Ih aku gamau ah. Jangan aku dong.” sahut Sainada yang juga

disambut dengan keributan di kelas.

Akhirnya, seperti biasa, Arif selalu jadi pahlawan disiang bolong untuk kita semua. Gue gak bisa bayangin kalo di kelas gak ada Arif, dia emang paling baik soal menjadi “tumbal”.

“Yaudah ana aja deh kalo gitu.” Arif mengajukan diri. Buat yang gak tau, ana adalah sebutan untuk ‘saya’ dalam bahasa Arab. Maklum, Arif memang dulunya anak pondok, sekolah di pesantren. Jangan ditanya soal ngaji dan shalawatan, suaranya merdu banget. Apalagi kalo lagi nyanyi lagunya Nissa Sabyan kalo di kelas.

“Arif kelompok 1, ya! Oke, nanti tinggal kita undi buat anggotanya tapi setelah kita udah dapet orang untuk kelompok 2, paling enggak kita udah siap dua kelompok. Buat yang selanjutnya tinggal bikin sendiri terus kita undi lagi buat urutan kelompoknya. Pak Yusar bilang anggotanya boleh empat boleh tiga orang. Ayo, siapa nih yang mau kelompok 2? Lo, ya, Ra. Mau ya.” ujar Adit sambil nunjuk gue. Gue yang lagi bengong reflek nengok dan geleng-geleng kepala.

“Gak, gak, gak mau. Jangan please, nanti kalo gue diem lagi di depan kelas pas maju, gue nanti diomelin lagi sama dua bocah ini.” jawab gue sambil dagu gue mengarah ke anggota kelompok gue, Oji dan Adem. Ya, kita memutuskan untuk sekelompok lagi, biar gak ribet.

“Yaudah gini aja, biar aman dan mengurangi kemungkinan omelan Pak Yusar, ya walaupun gak menutup kemungkinan pasti bapaknya ngomel sih, Arif kelompok 1 dan karena Sainada waktu itu dapet A, kamu kelompok 2 ya, Sai. Sekarang kita undi buat anggotanya Arif sama Sainada.” perintah Adit. Oji, Adem, dan Arif bikin undian dari kertas kayak arisan ibu-ibu PKK yang isinya nama-nama mahasiswa di kelas gue, kecuali Arif dan Sainada pastinya. Akhirnya, kelompok Arif beranggotakan Amel, Feny, dan Dinda serta kelompok Sainada beranggotakan Syahrul dan Almadetta. Setelah itu, baru diundi urutan untuk kelompok yang tersisa. Oji gue suruh ngambil undian untuk kelompok gue dan dapet urutan ke-9.

“Udah gapapa masih lama. Ra, awas ya! Kalo lo sampe diem aja kayak semester kemaren, abis lo sama gue dan Adem. Harus ngomong. Kalau engga, gue omelin depan kelas.” ucap Oji.

Page 21: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xx Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

“Bener tuh. Tiara kali ini harus ngomong pertama kali ya, Ji.” sahut Adem. Mereka kayaknya masih dendam kesumat sama gue kalo inget kejadian waktu dulu presentasi gue diem seribu bahasa.

Gue pun cengegesan seraya menjawab,”Iya deh iya…lagian kan dulu gue gak sengaja, kebetulan aja gue pergi pulang malem banget dan gak kepikiran kalau kita bakalan maju, kan kita kelompok 6. Gue masih inget banget. Kali ini kan kelompok 9, doain gue ya, guys.”

*** Pertemuan kedua disemester 5 pun dimulai dengan kelompok

Arif yang bahas tentang strategi. Untuk materi pembuka, menurut gue gak begitu sulit dan bisa dieksplorasi. Tapi, tetep aja bakalan sulit dan waktu bakalan terasa berjalan sangat lambat kalau lagi berhadapan dengan Pak Yusar. Oh iya, disemester 5 ini, beliau udah lulus S3 dan tersemat gelar doktor pada namanya, yang akhirnya standar beliau untuk S1 semakin tinggi yang akan semakin sulit juga untuk kita. Gue tau ini ketika gue libur dan ada janji untuk tanda tangan KRS semester 5 gue dengan dosen pembimbing gue, gue liat banner ucapan kelulusan S3 untuk Pak Yusar yang gede banget ditempel di tembok pintu masuk samping FEB.

Bukan Pak Yusar namanya kalau gak ngomelin mahasiswanya, walaupun di awal Pak Yusar bilang udah gak mau ngomelin kita lagi. Memang, percobaan pertama Arif belum cukup bisa mengesankan Pak Yusar. Presentasi kali ini lebih berat dari sebelumnya. Bapaknya minta kita kupas tuntas materi di buku Robert Anthony, dari situ semua dikupas satu-satu, disimpulkan every single paragraph menjadi kalimat inti yang kita simpulkan sendiri, bahkan dari paragraf pembuka di bab buku tersebut yang belum masuk ke sub bab materinya. Ini nih yang tricky banget, dimana kita tau, pemahaman tiap orang beda-beda, belum tentu pemahaman kita dan apa yang kita sampaikan waktu presentasi nanti bakalan sama persis dengan pemahaman serta kemauan Pak Yusar. Logika berpikir dan cara menyampaikan kita waktu presentasi yang sering menjadi sasaran omelan Pak Yusar, lo bakalan disuruh mikir abis-abisan sampe otak lo keriting.

Belum lagi ditambah kalau di bab yang bakal kita bahas ada diagram, bagan, tabel, atau data gambar dan angka. Kita juga harus

Page 22: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xxiKajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

“Bener tuh. Tiara kali ini harus ngomong pertama kali ya, Ji.” sahut Adem. Mereka kayaknya masih dendam kesumat sama gue kalo inget kejadian waktu dulu presentasi gue diem seribu bahasa.

Gue pun cengegesan seraya menjawab,”Iya deh iya…lagian kan dulu gue gak sengaja, kebetulan aja gue pergi pulang malem banget dan gak kepikiran kalau kita bakalan maju, kan kita kelompok 6. Gue masih inget banget. Kali ini kan kelompok 9, doain gue ya, guys.”

*** Pertemuan kedua disemester 5 pun dimulai dengan kelompok

Arif yang bahas tentang strategi. Untuk materi pembuka, menurut gue gak begitu sulit dan bisa dieksplorasi. Tapi, tetep aja bakalan sulit dan waktu bakalan terasa berjalan sangat lambat kalau lagi berhadapan dengan Pak Yusar. Oh iya, disemester 5 ini, beliau udah lulus S3 dan tersemat gelar doktor pada namanya, yang akhirnya standar beliau untuk S1 semakin tinggi yang akan semakin sulit juga untuk kita. Gue tau ini ketika gue libur dan ada janji untuk tanda tangan KRS semester 5 gue dengan dosen pembimbing gue, gue liat banner ucapan kelulusan S3 untuk Pak Yusar yang gede banget ditempel di tembok pintu masuk samping FEB.

Bukan Pak Yusar namanya kalau gak ngomelin mahasiswanya, walaupun di awal Pak Yusar bilang udah gak mau ngomelin kita lagi. Memang, percobaan pertama Arif belum cukup bisa mengesankan Pak Yusar. Presentasi kali ini lebih berat dari sebelumnya. Bapaknya minta kita kupas tuntas materi di buku Robert Anthony, dari situ semua dikupas satu-satu, disimpulkan every single paragraph menjadi kalimat inti yang kita simpulkan sendiri, bahkan dari paragraf pembuka di bab buku tersebut yang belum masuk ke sub bab materinya. Ini nih yang tricky banget, dimana kita tau, pemahaman tiap orang beda-beda, belum tentu pemahaman kita dan apa yang kita sampaikan waktu presentasi nanti bakalan sama persis dengan pemahaman serta kemauan Pak Yusar. Logika berpikir dan cara menyampaikan kita waktu presentasi yang sering menjadi sasaran omelan Pak Yusar, lo bakalan disuruh mikir abis-abisan sampe otak lo keriting.

Belum lagi ditambah kalau di bab yang bakal kita bahas ada diagram, bagan, tabel, atau data gambar dan angka. Kita juga harus

jelasin ke netizen alias temen-temen di kelas. Yang paling absurd, gue inget banget waktu ada temen gue yang kebetulan di bab yang dia bahas ada persentase survei yang dilakukan oleh Vijay, nama pengarang lain di buku materi kita selain si Robert. Disuruh lah dia ngejelasin persentase Vijay itu. Nyusahin banget deh si Vijay, untung gue gak kenal. Gak pengarang bukunya, gak yang ngajar, kenapa sama-sama nyebelin sih?

Waktu kita udah selesai jelasin materinya, pasti banget kita disuruh jelasin contoh yang ada di buku kalau ada dan kasih contoh nyata nan konkrit di sekitar kita. Dari mulai yang paling simple banget yang bisa kita temuin di kampus misalnya, sampai contoh yang kompleks seperti contoh realita di perusahaan. Kalau lo menjelaskan materi tanpa kasih contoh yang jelas, pasti lo bakal kena omel. Bapaknya nuntut kita berpikir kritis dan pengen kita, sebagai presenter, dan temen-temen paham lewat contoh yang dikasih. Bukan sekedar kasih satu contoh, Pak Yusar sering banget menyebutkan dua hal yang menjadi kunci penilaian mahasiswanya, yaitu logika berpikir dan analisis komparatif. Apa sih maksudnya?

Logika berpikir kita diliat dan dinilai sama Pak Yusar ketika lo bisa menjelaskan materi berikut dengan contoh nyata. Kalau lo cari contoh lewat Google, kalau lo cuma baca sekilas, lo bakal diomelin juga karena bapaknya bakal nanya detail banget, mulai dari sumber data, tahun, kejelasan, sampai akhirnya nanti bakal masuk ke tahap analis komparatif. Pak Yusar bakal ngomel habis-habisan kalau lo ambil data dari Blogspot, Wikipedia, atau sumber lain yang sejenis. Ya lo tau lah, data dari sana rata-rata sama persis, yang artinya hasil copy paste antar blog sehingga informasinya bias, gak bisa dibuktikan keakuratannya, dan Pak Yusar seribu persen gak akan suka itu. Pak Yusar juga bakal marah besar kalau lo ambil data dari tahun jompo atau tahun penjajahan, beliau bakal minta lo cari data terbaru karena data lo udah gak valid lagi.

Ketika lo udah dapet contoh dari mulai yang simpel sampe yang kompleks banget, lo bakal diminta Pak Yusar untuk melakukan analisis komparatif. Dimana saat lo dalam proses memahami materi dan memberi contoh, lo udah melakukan analisis. Komparatifnya adalah, dimana lo gak bisa memberikan hanya satu contoh, lo

Page 23: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xxii Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

bakalan disuruh membandingkan dengan contoh lain, misalnya ditempat yang berbeda, atau tahun yang berbeda. Maka lo akan menemukan persamaan, perbedaan, dan kekuatan serta kelemahan antara contoh yang satu dengan yang lainnya. Gak berhenti sampe disitu, Pak Yusar juga bakal nilai kita secara individu dengan kasih kita tugas individu dari buku Salemba Empat. Karena kelompok gue bertiga, jadi bakal ada tiga soal. Yang paling ngeselin adalah, bapaknya bilang kalau kelas gue gak boleh samaan dengan kelas C. Sialnya, ternyata kelas C udah duluan milih soal sehingga kelas gue kebagian sisanya yang gak nyambung banget sama bahasan kita masing-masing. Bapaknya bilang, kalau gak nyambung, gimana caranya kita sebagai mahasiswa harus bikin supaya nyambung. Aduh bapak, kita kan mahasiswa, bukan penyihir kayak Harry Potter atau pesulap kayak Pak Tarno.

Udah presentasi, tugasnya banyak banget dari mulai kasih contoh sampe tugas individu, dibikin paper lagi. Langsung nyut-nyutan kepala gue. Dipertemuan kedua nampaknya bukan keberuntungan Arif. Tapi, kali ini Pak Yusar gak langsungn nyuruh duduk, malah ngasih tau apa yang gak ada dan harusnya ada, ditambahkan, dan dijelaskan saat presentasi maupun di paper kelompoknya. Pak Yusar ngasih tau gimana presentasi yang bener, dimulai dengan apa, kemudian tahap-tahap selanjutnya, sampai mengoreksi contoh yang dikemukakan kelompok Arif, yaitu perbandingan strategi Grab dan Gojek walaupun setengah ngomel, setengah lagi menyemangati Arif, ngeyakinin bahwa Arif pasti bisa.

Jangan heran kenapa gue sebut Arif terus-terusan padahal dia punya tiga anggota kelompok yaitu Amel, Feny, dan Dinda, karena Arif kebagian jelasin materi pertama kali sehingga bapaknya lebih kenal ke Arif dibandingkan dengan anggotanya. Pak Yusar juga keliatan akrab sama Arif karena mungkin nyambung dengan background Arif yang merupakan anak pondok dan sama-sama orang Sunda karena Arif dari Tasikmalaya. Gue bisa bilang kalau presenter pertama di kelompok lo itu ngaruh banget dimata Pak Yusar, kalau gak didemenin sama Pak Yusar sampe kelompok itu berdiri di depan lama banget, bisa juga langsung kena omel yang merambat dari presenter satu ke presenter yang lain, atau langsung

Page 24: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xxiiiKajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

bakalan disuruh membandingkan dengan contoh lain, misalnya ditempat yang berbeda, atau tahun yang berbeda. Maka lo akan menemukan persamaan, perbedaan, dan kekuatan serta kelemahan antara contoh yang satu dengan yang lainnya. Gak berhenti sampe disitu, Pak Yusar juga bakal nilai kita secara individu dengan kasih kita tugas individu dari buku Salemba Empat. Karena kelompok gue bertiga, jadi bakal ada tiga soal. Yang paling ngeselin adalah, bapaknya bilang kalau kelas gue gak boleh samaan dengan kelas C. Sialnya, ternyata kelas C udah duluan milih soal sehingga kelas gue kebagian sisanya yang gak nyambung banget sama bahasan kita masing-masing. Bapaknya bilang, kalau gak nyambung, gimana caranya kita sebagai mahasiswa harus bikin supaya nyambung. Aduh bapak, kita kan mahasiswa, bukan penyihir kayak Harry Potter atau pesulap kayak Pak Tarno.

Udah presentasi, tugasnya banyak banget dari mulai kasih contoh sampe tugas individu, dibikin paper lagi. Langsung nyut-nyutan kepala gue. Dipertemuan kedua nampaknya bukan keberuntungan Arif. Tapi, kali ini Pak Yusar gak langsungn nyuruh duduk, malah ngasih tau apa yang gak ada dan harusnya ada, ditambahkan, dan dijelaskan saat presentasi maupun di paper kelompoknya. Pak Yusar ngasih tau gimana presentasi yang bener, dimulai dengan apa, kemudian tahap-tahap selanjutnya, sampai mengoreksi contoh yang dikemukakan kelompok Arif, yaitu perbandingan strategi Grab dan Gojek walaupun setengah ngomel, setengah lagi menyemangati Arif, ngeyakinin bahwa Arif pasti bisa.

Jangan heran kenapa gue sebut Arif terus-terusan padahal dia punya tiga anggota kelompok yaitu Amel, Feny, dan Dinda, karena Arif kebagian jelasin materi pertama kali sehingga bapaknya lebih kenal ke Arif dibandingkan dengan anggotanya. Pak Yusar juga keliatan akrab sama Arif karena mungkin nyambung dengan background Arif yang merupakan anak pondok dan sama-sama orang Sunda karena Arif dari Tasikmalaya. Gue bisa bilang kalau presenter pertama di kelompok lo itu ngaruh banget dimata Pak Yusar, kalau gak didemenin sama Pak Yusar sampe kelompok itu berdiri di depan lama banget, bisa juga langsung kena omel yang merambat dari presenter satu ke presenter yang lain, atau langsung

marah di awal karena presenter pertamanya jelek dan ketika lanjut ke presenter lain bakal kebawa badmood nya. Pokoknya, kalau ingin membentuk citra yang bagus di matkul Pak Yusar, maka pastikan presenter pertama kelompok lo cukup hebat, meyakinkan, dan kuat secara mental untuk bisa menaklukan Pak Yusar.

Setelah mengoreksi presentasi kelompok Arif, Pak Yusar

ngasih tunjuk Power Point yang dibuat oleh beliau tentang overview materi untuk matkul SPM. Tumben banget nih, Pak Yusar bikin Power Point, udah gitu slide nya banyak lagi, gak cuma satu slide kayak dulu. Menjadi salah satu faktor kegagalan presentasi kelompok Arif, yaitu cuma pake satu slide, saat itu Pak Yusar bilang kalau kita boleh bikin slide berapapun kita mau, seberapa pun kita butuh sampai dirasa cukup jelas. Akhirnya, Pak Yusar tercerahkan juga kalau materi bab yang banyak banget itu gak bisa cuma pake satu slide aja. Dari sini gue udah mulai mikir kalau Pak Yusar udah gak se-menakutkan dan se-ngeselin itu daripada yang dulu yang isinya cuma omelan. Pak Yusar mengoreksi presentasi Arif, ngejelasin materi pake slide yang dibuat sendiri, sampe meluruskan soal berapa banyak slide yang dibutuhkan, walaupun kebiasaan ngomelnya gak bakalan berubah kayaknya, bakalan ada terus. Mungkin, dulu beliau masih struggle dengan S3 nya, sehingga kalau lagi pusing marahnya ke mahasiswanya, berhubung sekarang udah lulus, mungkin pikiran Pak Yusar lebih fresh dibandingkan yang dulu. Who knows?

*** Sampai tiba dipertemuan ketiga, kali ini Dewi Fortuna masih

belum berpihak ke kelompok Arif yang notabene kelompok satu. Bapaknya minta skip bagian Arif yang belum menjelaskan sampe tuntas, kemudian lanjut ke Amel, Feny, dan Dinda, menjelaskan materi mereka masing-masing, sampe ke tugas individu mereka. Arif gak sampe ngejelasin tugas individunya sehingga diambil alih oleh mereka bertiga. Feny pas banget kasih contoh tentang mati listrik besar-besaran yang terjadi di tahun 2019 yang menjadi trending dimana-mana. Waktu bagian Amel juga berjalan biasa aja, sampai giliran Dinda ngejelasin, bapaknya merasa “kurang”. Pak Yusar

Page 25: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xxiv Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

langsung minta kelompok 2 maju. Sayang banget, Syahrul ditinggal oleh dua rekan kelompoknya, Sainada dan Almadetta yang gak hadir karena sakit. Dari kejauhan, di pojok kelas, kelompok 3 keliatan berharap-harap cemas supaya gak maju, menunggu keputusan dari Pak Yusar terkait Syahrul yang sendirian.

“Pak, tapi saya sendirian, sisanya gak masuk.” ujar Syahrul yang gue yakin berharap supaya gak maju.

“Ya terus kenapa? Udah sini maju, gaada alesan ya.” jawab Pak Yusar yang disambut dengan senyum dan tawaan seisi kelas yang meledek. Syahrul pun cuma ketawa-ketawa aja.

Syahrul pun menjelaskan materinya dan kasih contoh McDonalds. Surprisingly, bapaknya kasih sinyal bagus dan memerhatikan penjelasan Syahrul. Tapi, semua gagal ketika Pak Yusar lagi-lagi masih merasa “kurang” karena beliau merasa masih bisa dieksplorasi.

Mencatat rekor didalam sejarah perkuliahan bersama Pak Yusar, akhirnya Arif bisa menaklukan Pak Yusar dengan salah satu kalimat yang keluar dari mulutnya saat presentasi beserta contoh sederhana yang dia ilustrasikan sendiri.

“Jadi, strategi yang dilakukan suatu perusahaan akan menentukan kinerja perusahaan. Strategi mempengaruhi kinerja. Strategi itu input nya dan kinerja adalah output nya.” jelas Arif yang menyimpulkan inti dari penjelasannya

“Nah, Arif, nah. Kayak gini ya, Rif. Bagus nih, logika berfikirnya mulai ada ya. Akhirnya ada titik terang di kelas ini. Semua presentasi harus kayak Arif gini ya. Memang proses belajar itu gak ada yang instan.” Begitulah kalimat yang bakal dikeluarin Pak Yusar kalau beliau demen sama presentasi kita, gak jauh-jauh dari kata ‘logika berpikir’ dan ‘mulai ada titik terang’ atau bahkan ‘mulai ada tanda-tanda kehidupan’.

Keberuntungan Arif gak menular ke kelompok 2, buktinya walaupun kali itu mereka full team, dan ada Sainada di kelompok itu, yang dulu dapet A dimatkul Pak Yusar, gak menjamin kalau mereka langsung berhasil dalam satu kali percobaan. Sejak itu, Pak Yusar selalu minta maju dua kelompok setiap minggunya, gak kayak dulu.

***

Page 26: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xxvKajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

langsung minta kelompok 2 maju. Sayang banget, Syahrul ditinggal oleh dua rekan kelompoknya, Sainada dan Almadetta yang gak hadir karena sakit. Dari kejauhan, di pojok kelas, kelompok 3 keliatan berharap-harap cemas supaya gak maju, menunggu keputusan dari Pak Yusar terkait Syahrul yang sendirian.

“Pak, tapi saya sendirian, sisanya gak masuk.” ujar Syahrul yang gue yakin berharap supaya gak maju.

“Ya terus kenapa? Udah sini maju, gaada alesan ya.” jawab Pak Yusar yang disambut dengan senyum dan tawaan seisi kelas yang meledek. Syahrul pun cuma ketawa-ketawa aja.

Syahrul pun menjelaskan materinya dan kasih contoh McDonalds. Surprisingly, bapaknya kasih sinyal bagus dan memerhatikan penjelasan Syahrul. Tapi, semua gagal ketika Pak Yusar lagi-lagi masih merasa “kurang” karena beliau merasa masih bisa dieksplorasi.

Mencatat rekor didalam sejarah perkuliahan bersama Pak Yusar, akhirnya Arif bisa menaklukan Pak Yusar dengan salah satu kalimat yang keluar dari mulutnya saat presentasi beserta contoh sederhana yang dia ilustrasikan sendiri.

“Jadi, strategi yang dilakukan suatu perusahaan akan menentukan kinerja perusahaan. Strategi mempengaruhi kinerja. Strategi itu input nya dan kinerja adalah output nya.” jelas Arif yang menyimpulkan inti dari penjelasannya

“Nah, Arif, nah. Kayak gini ya, Rif. Bagus nih, logika berfikirnya mulai ada ya. Akhirnya ada titik terang di kelas ini. Semua presentasi harus kayak Arif gini ya. Memang proses belajar itu gak ada yang instan.” Begitulah kalimat yang bakal dikeluarin Pak Yusar kalau beliau demen sama presentasi kita, gak jauh-jauh dari kata ‘logika berpikir’ dan ‘mulai ada titik terang’ atau bahkan ‘mulai ada tanda-tanda kehidupan’.

Keberuntungan Arif gak menular ke kelompok 2, buktinya walaupun kali itu mereka full team, dan ada Sainada di kelompok itu, yang dulu dapet A dimatkul Pak Yusar, gak menjamin kalau mereka langsung berhasil dalam satu kali percobaan. Sejak itu, Pak Yusar selalu minta maju dua kelompok setiap minggunya, gak kayak dulu.

***

Saat tiba giliran kelompok 3 dan kelompok 4 maju dipertemuan keempat, menurut gue itu adalah salah satu pertemuan paling menegangkan dimatkul SPM. Karena menurut beliau, presentasi mereka gak jelas dan ada yang melakukan kesalahan fatal ala Pak Yusar, yaitu menghafal. Kalau lo terbiasa menghafal dengan teks yang sama persis dengan buku, lo jangan coba-coba melakukannya di matkul Pak Yusar. Karena ketika lo terciduk Pak Yusar dengan nada presentasi lo yang kaku karena cuma menghafal, cuma komat-kamit kebingungan sehingga diri lo terlihat gak presentable dan omongan lo terlihat gak meyakinkan, saat itu lo bakal dihujani dengan omelan-omelan tiada henti yang gak jarang berimbas juga ke kita yang cuma nontonin presentasi. Pak Yusar anti banget sama yang namanya menghafal dan doktrin, beliau liat logika berpikir dan nuntut mahasiswanya buat mikir habis-habisan dan belajar terus-menerus. Ketika presentasi lo bisa menarik perhatian Pak Yusar, saat itu juga logika berpikir lo dinilai. Gak berhenti sampai disitu, lo bakal dihujani banyak pertanyaan dan bantahan oleh beliau yang bikin lo mikir terus.

Pak Yusar juga pernah bilang, kalau mahasiswa udah dapet referensi buku bahasa Indonesia dan cuma disuruh baca buku itu untuk materi presentasi, tapi masih gak paham, presentasi dan papernya masih salah, berarti ada yang sesuatu dalam diri lo yang salah. Ada kesetujuan dan ketidaksetujuan didalam diri gue. Gue setuju karena, ya memang bener. Udah pake bahasa Indonesia masa salah terus? Tapi yang gue gak setuju, Anthony dan Vijay kan bukan orang Indonesia, bukunya pasti hasil terjemahan, yang membuat ada kalimat-kalimat didalam buku itu yang aneh banget, sulit dipahami, kayak terjemahan bermodal copy paste ke Google Translate, ya walaupun gak semuanya. Bisa aja sih baca buku versi aslinya, tapi kan jadi dua kali kerja dan ribet banget jadinya. Gue adalah salah satu yang males ngelakuinnya, bukan berarti gue gak pernah. Prinsip gue, kalau buku versi Indonesianya masih bisa dieksplorasi, kenapa harus cape-cape? Kecuali kalau gue udah buntu banget, baru deh gue lakuin itu. Mungkin ini kenapa Pak Yusar selalu bilang, “Enak banget kuliah kayak gitu, copy paste terus dapet A. Mana ada S1

Page 27: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xxvi Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

begitu, kuliah tuh susah, gak bakal lulus kalian dimata kuliah saya kalau masih pake cara begitu.”

Entah yang sulit bagi mahasiswa itu memahami materi yang udah pake buku bahasa Indonesia, atau memahami isi kepala Pak Yusar supaya bisa sepaham dengan beliau. Kayaknya beda-beda tipis deh. Kalau ada yang gak kuat mental, ada yang begitu selesai matkul Pak Yusar udah bukan ngomel lagi, tapi nangis diem-diem apalagi karena diancem bakal dapet E alias gak lulus, walaupun pada akhirnya kita semua gak ada yang ngulang. Tapi itu bukan gue, karena mungkin saking seringnya ngomel di kelas dan omelannya mirip-mirip setiap minggunya, gue udah gak begitu kepikiran sampe rasa keselnya dibawa sampe rumah kayak dulu, gue gak masukin hati, kadang gue ketawa aja dalem hati, mikir apa gak capek ngomel setiap hari? Lagi juga omelan beliau hampir sama setiap hari.

Dibeberapa pertemuan kalau abis ngomel, Pak Yusar bakal minta maaf kalau kata-kata beliau ada yang nyakitin hati, tapi itu tujuan beliau semata-mata biar kita jadi mahasiswa yang cerdas, kritis, dan mau terus belajar karena ilmu yang kita dapet selama ini belum ada apa-apanya. Harus gue akui, pernyataan Pak Yusar emang bener banget. Terbukti dimatkul SPM ini, karena dituntut untuk mengupas tuntas materi, gue harus banyak baca, kadang sampe tengah malem. Walaupun cape, tapi gue puas karena gue yakin dengan apa yang gue pahamiSsWw karena gue frekuensi gue baca gak sebanyak dimatkul Pak Yusar. Semakin gue banyak baca, gue semakin merasa bodoh karena banyak banget hal yang belum gue tau. Mungkin ini yang namanya learning by doing.

*** Ada salah satu pertemuan yang juga menegangkan banget

dimatkul SPM. Kalau gue gak salah inget, dipertemuan itu Pak Yusar bilang kalau lagi kurang sehat dan lagi gak mood untuk ngomong banyak apalagi ngomel, kali ini beliau bakalan diem aja. Waktu itu presentasi kelompok Savira, Suratman, dan Afiq. Materi mereka menurut gue lumayan menantang alias sulit. Gue pun juga gak yakin bisa melewatinya kalau jadi mereka. Tapi, malah plot twist. Bapaknya marah besar karena capek kenapa gaada yang bener, padahal beliau udah pernah ngirim Power Point punya kelas C yang selalu dipuji-

Page 28: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xxviiKajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

begitu, kuliah tuh susah, gak bakal lulus kalian dimata kuliah saya kalau masih pake cara begitu.”

Entah yang sulit bagi mahasiswa itu memahami materi yang udah pake buku bahasa Indonesia, atau memahami isi kepala Pak Yusar supaya bisa sepaham dengan beliau. Kayaknya beda-beda tipis deh. Kalau ada yang gak kuat mental, ada yang begitu selesai matkul Pak Yusar udah bukan ngomel lagi, tapi nangis diem-diem apalagi karena diancem bakal dapet E alias gak lulus, walaupun pada akhirnya kita semua gak ada yang ngulang. Tapi itu bukan gue, karena mungkin saking seringnya ngomel di kelas dan omelannya mirip-mirip setiap minggunya, gue udah gak begitu kepikiran sampe rasa keselnya dibawa sampe rumah kayak dulu, gue gak masukin hati, kadang gue ketawa aja dalem hati, mikir apa gak capek ngomel setiap hari? Lagi juga omelan beliau hampir sama setiap hari.

Dibeberapa pertemuan kalau abis ngomel, Pak Yusar bakal minta maaf kalau kata-kata beliau ada yang nyakitin hati, tapi itu tujuan beliau semata-mata biar kita jadi mahasiswa yang cerdas, kritis, dan mau terus belajar karena ilmu yang kita dapet selama ini belum ada apa-apanya. Harus gue akui, pernyataan Pak Yusar emang bener banget. Terbukti dimatkul SPM ini, karena dituntut untuk mengupas tuntas materi, gue harus banyak baca, kadang sampe tengah malem. Walaupun cape, tapi gue puas karena gue yakin dengan apa yang gue pahamiSsWw karena gue frekuensi gue baca gak sebanyak dimatkul Pak Yusar. Semakin gue banyak baca, gue semakin merasa bodoh karena banyak banget hal yang belum gue tau. Mungkin ini yang namanya learning by doing.

*** Ada salah satu pertemuan yang juga menegangkan banget

dimatkul SPM. Kalau gue gak salah inget, dipertemuan itu Pak Yusar bilang kalau lagi kurang sehat dan lagi gak mood untuk ngomong banyak apalagi ngomel, kali ini beliau bakalan diem aja. Waktu itu presentasi kelompok Savira, Suratman, dan Afiq. Materi mereka menurut gue lumayan menantang alias sulit. Gue pun juga gak yakin bisa melewatinya kalau jadi mereka. Tapi, malah plot twist. Bapaknya marah besar karena capek kenapa gaada yang bener, padahal beliau udah pernah ngirim Power Point punya kelas C yang selalu dipuji-

puji di kelas gue, punyanya Yahya. Yahya emang pinter banget sih, apalagi dulu dia sempet kuliah di ITB, makanya gue gak heran kenapa Yahya bisa jadi mahasiswa favorit Pak Yusar yang dijadiin role model buat matkul SPM, bahkan Pak Yusar lebih sering sebut nama Yahya di kelas gue daripada Arif, tapi gak memungkiri kalau Pak Yusar suka sama Arif. Eits, bukan suka dalam arti sebenernya, tapi suka presentasi Arif.

Setelah marah-marah ditengah presentasi, mereka pun lanjut presentasi walaupun ditinggal keluar sama Pak Yusar. Kita sama sekali gak mikir macem-macem, paling juga ke toilet atau mungkin ada urusan lain. Tapi, bapaknya lama banget gak balik-balik ke kelas, kira-kira 45 menit gitu. Sampe mereka udah selesai presentasi, bapaknya belum balik juga. Akhirnya kita mulai panik, jangan-jangan bapaknya baper kali ya? Tapi akhirnya Pak Yusar balik waktu jam matkul udah mau abis dan beliau langsung menutup sesi kelas hari itu. Pernah juga, Pak Yusar minta tolong temen gue beli donat ditengah perkuliahan. Kocak sih.

Setiap minggunya selalu sama, bakalan ada omelan disetiap presentasi bersama Pak Yusar. Belum ada yang menambah posisi Arif yang “ditandai” sama beliau, sampai akhirnya dipertemuan kedelapan, Pak Yusar bilang kalau minggu depan UTS. Really? UTS? Bakalan kayak apa coba soalnya? Gue bener-bener gak punya bayangan, karena dulu gak pernah ada UTS maupun UAS, karena presentasi aja salah mulu dan gak kelar-kelar. Yakali deh gue musti belajar 7 bab? Palingan gak jadi, cuma gretak doing. Akhirnya gue memutuskan untuk baca-baca aja, karena bukan Pak Yusar kalo nanya pertanyaan yang terlalu teoritis. Tapi ternyata, gue salah. Ternyata UTS tetep diadakan, tambahan Pak Yusar minta kita bawa kalkulator. Aduh, cobaan apa lagi ini ya Tuhan?

Beruntung gue bawa buku matkul Pak Yusar, karena ternyata ujiannya open book, walaupun gak ngaruh apa-apa karena jawabannya gak ada di buku, tapi di otak kita. Soalnya gak teoritis sama sekali, kecuali soal hitungan yang rumusnya ada di buku. Makanya, waktu ada yang gak bawa kalkulator atau buku, paling banyak yang gak bawa buku karena berat, disuruh minjem kelas sebelah. Gue pun sempet ditanya-tanya karena bukan bawa buku,

Page 29: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xxviii Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

tapi kertas-kertas fotocopy-an. Bukan tanpa alasan, itu gue lakukan untuk mempermudah gue supaya gak berat-berat bawa satu buku, melainkan cuma bawa bab-bab yang gue butuh aja. Untuk UTS, gue Cuma bawaa materi-materi sebelum UTS. Ujian pun berjalan lancar walaupun gue gak tau hasilnya bakalan kayak gimana.

*** Peperangan yang sesungguhnya dimulai kembali, dimana

kelompok gue bakal maju diminggu kedua setelah UTS. Gue bersama Oji dan Adem mulai nyicil belajar dan bikin Power Point serta paper yang udah dibagi menjadi tiga dan lagi-lagi Adem yang menyatukan semuanya hingga jadi Power Point dan paper yang rapi. Duh, deg-degan banget deh pokoknya. Pasti gue bakal dicaci maki kayak kelompok-kelompok sebelumnya.

Sampai akhirnya, setelah kelompok 8 cuma maju sebentar dan disuruh duduk, apalagi karena anggotanya cuma dua orang, bapaknya nyuruh kelompok 9 alias kelompok gue maju. Gue yang gak well-prepared, gak belajar dan baca banget malem sebelumnya, akhirnya cuma bisa senyum-senyum sambil maju bersama Oji dan Adem. Hari itu kita memang bawa laptop untuk jaga-jaga karena udah punya feeling bakalan maju, dan ternyata kejadian. Dengan bermodal hasil belajar gue yang masih lekat dalam ingatan dan dengan kertas materi gue yang penuh dengan coretan pulpen dan warna-warni stabilo, gue maju.

Gue bukan orang yang luwes saat presentasi, apalagi dimatkul Pak Yusar. Jantung gue berdegup kenceng banget yang terasa mau loncat keluar karena perasaan gue yang campur aduk. Ada rasa gugup karena akhirnya, gue bakal menunaikan janji gue ke Oji dan Adem, gue bakal ngomong paling pertama dan menjadi “jantung” kelompok gue, seperti yang gue udah bilang sebelumnya kalau citra kelompok lo itu bergantung sama presenter pertama dikelompok lo. Tapi, juga ada rasa takut yang mendominasi, takut kena omel dan dipermalukan di depan kelas. Kalau gue lagi gugup, kalau gue ngomongnya gak terbata-bata, gue bakal ngomong cepet banget kayak rap nya Eminem.

Gue yakin semua orang di kelas termasuk Pak Yusar bisa notice kegugupan gue karena gue diawal ngomongnya gak jelas dan

Page 30: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xxixKajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

tapi kertas-kertas fotocopy-an. Bukan tanpa alasan, itu gue lakukan untuk mempermudah gue supaya gak berat-berat bawa satu buku, melainkan cuma bawa bab-bab yang gue butuh aja. Untuk UTS, gue Cuma bawaa materi-materi sebelum UTS. Ujian pun berjalan lancar walaupun gue gak tau hasilnya bakalan kayak gimana.

*** Peperangan yang sesungguhnya dimulai kembali, dimana

kelompok gue bakal maju diminggu kedua setelah UTS. Gue bersama Oji dan Adem mulai nyicil belajar dan bikin Power Point serta paper yang udah dibagi menjadi tiga dan lagi-lagi Adem yang menyatukan semuanya hingga jadi Power Point dan paper yang rapi. Duh, deg-degan banget deh pokoknya. Pasti gue bakal dicaci maki kayak kelompok-kelompok sebelumnya.

Sampai akhirnya, setelah kelompok 8 cuma maju sebentar dan disuruh duduk, apalagi karena anggotanya cuma dua orang, bapaknya nyuruh kelompok 9 alias kelompok gue maju. Gue yang gak well-prepared, gak belajar dan baca banget malem sebelumnya, akhirnya cuma bisa senyum-senyum sambil maju bersama Oji dan Adem. Hari itu kita memang bawa laptop untuk jaga-jaga karena udah punya feeling bakalan maju, dan ternyata kejadian. Dengan bermodal hasil belajar gue yang masih lekat dalam ingatan dan dengan kertas materi gue yang penuh dengan coretan pulpen dan warna-warni stabilo, gue maju.

Gue bukan orang yang luwes saat presentasi, apalagi dimatkul Pak Yusar. Jantung gue berdegup kenceng banget yang terasa mau loncat keluar karena perasaan gue yang campur aduk. Ada rasa gugup karena akhirnya, gue bakal menunaikan janji gue ke Oji dan Adem, gue bakal ngomong paling pertama dan menjadi “jantung” kelompok gue, seperti yang gue udah bilang sebelumnya kalau citra kelompok lo itu bergantung sama presenter pertama dikelompok lo. Tapi, juga ada rasa takut yang mendominasi, takut kena omel dan dipermalukan di depan kelas. Kalau gue lagi gugup, kalau gue ngomongnya gak terbata-bata, gue bakal ngomong cepet banget kayak rap nya Eminem.

Gue yakin semua orang di kelas termasuk Pak Yusar bisa notice kegugupan gue karena gue diawal ngomongnya gak jelas dan

terbata-bata karena deg-degan setengah mati. Gak ada interupsi, sampe pelan-pelan beliau minta gue jelasin ulang satu poin karena gue sadar kalau gue ngomong kecepetan, kemudian ngoreksi tata kalimat gue yang berbelit-belit, sampe akhirnya gue bisa dong kuliah sama Pak Yusar.

Gue, yang modal nekat, tanpa persiapan yang mateng, gak belajar malem sebelumnya, cuma nyolong waktu buat baca-baca dikit waktu kelompok 8 maju, karena gue bisa jelasin ulang ketika Pak Yusar minta dan jawab ketika Pak Yusar minta contoh, atau bahkan gue meluruskan ketika beliau salah tangkep, ternyata Pak Yusar bisa ngeluarin kata-kata mutiaranya buat gue.

“Nah, bagus ya udah ada titik terang. Udah gak gelap lagi. Logika berpikirnya udah ada ya. Bener ya, Adit. Ternyata cara berpikir orang beda-beda.”

“Iya, Bapak. Emang gak bisa disamaratakan.” Pak Yusar pernah hopeless sama kelas gue karena gaada yang

bener kecuali Arif, sampai akhirnya liat kelompok gue presentasi. Mungkin dari situ beliau tau kalau proses belajar kita tuh unik banget, ada yang cepet, ada yang pelan namun pasti, atau bahkan ada yang stuck di satu tempat. Gue pun udah siap-siap kena omel, tapi siapa sangka kalau Allah punya jawaban lain. Allah liat gue, Oji, dan Adem belajar banget buat matkul SPM supaya kejadian disemester kemaren gak terulang lagi. Emang bener, usaha gak akan mengkhianati hasil.

“Coba lanjut lagi, siapa sih ini saya lupa namanya…” “Tiara, Pak.” “Iya iya Tiara....ini kok Tiara mulu yang dua lagi gak ngomong-

ngomong?” “Iya, saya kebagian pertama, abis ini baru Oji terakhir Ade

Mila, Bapak.” “Yaudah Tiara cukup ya. Gantian ke yang lain nih saya mau

liat.” Gue pun senyum-senyum dan bersyukur dalem hati karena

gue gak nyangka dengan gue yang gugup banget diawal sampe nekat berani banget meluruskan kesalahpahaman Pak Yusar dengan kata-kata,”Bukan, Pak. Gak gitu.” Padahal bisa aja kan gue dibalikin,

Page 31: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xxx Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

diomelin balik kalau ternyata guenya yang salah atau gue nya yang gak yakin karena belum cukup baca. Tapi, saat itu gue berani karena gue yakin gue bener. Gue itu orangnya kalau gue merasa bener, gaakan muncul rasa takut didiri gue, dan kalau gue salah, gue bakal diem aja. Kebetulan materi gue itu tentang Analisis Kinerja Laporan Keungan dan gue kebagian bahas analis varians yang menjadi inti pembahasannya. Gue inget banget kalau analisis varians itu dibahas di Akuntansi Manajemen, matkul favorit gue. Karena itu, gue lumayan enjoy belajar materi presentasi SPM gue karena udah ada gambaran, dan rekan kelompok gue yang bisa gue ajak tuker pikiran.

Bukan cuma gue, tapi ternyata Oji juga mendapat respon yang sama. Oji kasih contoh materi yang deket banget sama lingkungan dia. Oji dirumahnya punya warung dan Pak Yusar tau itu. Jadi, Pak Yusar minta Oji kasih contoh dari warungnya. Gue seneng banget ketika usaha temen-temen gue yang bener-bener belajar diliat sama Pak Yusar. Allah gak tidur dan Allah tau gimana struggle kita bertiga belajar giat. Karena mungkin udah terbawa suasana, sampe akhirnya ketika Adem presentasi gak banyak tanggepan dari Pak Yusar. Gue bersyukur banget dengan nilai yang gue dapet kali ini dimatkul SPM. Tapi, nilai gue dan Oji gak sama dengan Adem. Gue sedih, karena kita bertiga belajar bareng-bareng, tuker pikiran bareng, mikir bareng, saling bantu kalau ada salah satu dari kita yang gak paham, tapi ternyata Pak Yusar punya penilaian lain. Gue berharap semoga nanti Pak Yusar bener-bener nilai mahasiswanya per individu dan pay attention ke semua presenter dengan adil, karena gue disemester 6 bakal ketemu beliau lagi, begitu juga dengan adik-adik tingkat gue.

Adit pun juga menyandang mahasiswa favorit Pak Yusar. Adit emang jago banget kalau soal berbicara di depan umum, bahkan dia gak ada takut-takutnya sama Pak Yusar. Urusan presentasi, menata kata, dan meluluhkan hati dosen, emang Adit jagonya. Adit juga cepet akrab sama Pak Yusar karena Adit dulu juga anak pondok dan sama-sama orang Sunda kayak Arif. Bedanya, Arif dari Tasikmalaya, Adit dari Cibinbin, Kuningan.

Gak berhenti sampe disitu, jangan harap lo langsung auto bebas ketika presentasi lo berjalan lancar. Pak Yusar menambah

Page 32: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xxxiKajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

diomelin balik kalau ternyata guenya yang salah atau gue nya yang gak yakin karena belum cukup baca. Tapi, saat itu gue berani karena gue yakin gue bener. Gue itu orangnya kalau gue merasa bener, gaakan muncul rasa takut didiri gue, dan kalau gue salah, gue bakal diem aja. Kebetulan materi gue itu tentang Analisis Kinerja Laporan Keungan dan gue kebagian bahas analis varians yang menjadi inti pembahasannya. Gue inget banget kalau analisis varians itu dibahas di Akuntansi Manajemen, matkul favorit gue. Karena itu, gue lumayan enjoy belajar materi presentasi SPM gue karena udah ada gambaran, dan rekan kelompok gue yang bisa gue ajak tuker pikiran.

Bukan cuma gue, tapi ternyata Oji juga mendapat respon yang sama. Oji kasih contoh materi yang deket banget sama lingkungan dia. Oji dirumahnya punya warung dan Pak Yusar tau itu. Jadi, Pak Yusar minta Oji kasih contoh dari warungnya. Gue seneng banget ketika usaha temen-temen gue yang bener-bener belajar diliat sama Pak Yusar. Allah gak tidur dan Allah tau gimana struggle kita bertiga belajar giat. Karena mungkin udah terbawa suasana, sampe akhirnya ketika Adem presentasi gak banyak tanggepan dari Pak Yusar. Gue bersyukur banget dengan nilai yang gue dapet kali ini dimatkul SPM. Tapi, nilai gue dan Oji gak sama dengan Adem. Gue sedih, karena kita bertiga belajar bareng-bareng, tuker pikiran bareng, mikir bareng, saling bantu kalau ada salah satu dari kita yang gak paham, tapi ternyata Pak Yusar punya penilaian lain. Gue berharap semoga nanti Pak Yusar bener-bener nilai mahasiswanya per individu dan pay attention ke semua presenter dengan adil, karena gue disemester 6 bakal ketemu beliau lagi, begitu juga dengan adik-adik tingkat gue.

Adit pun juga menyandang mahasiswa favorit Pak Yusar. Adit emang jago banget kalau soal berbicara di depan umum, bahkan dia gak ada takut-takutnya sama Pak Yusar. Urusan presentasi, menata kata, dan meluluhkan hati dosen, emang Adit jagonya. Adit juga cepet akrab sama Pak Yusar karena Adit dulu juga anak pondok dan sama-sama orang Sunda kayak Arif. Bedanya, Arif dari Tasikmalaya, Adit dari Cibinbin, Kuningan.

Gak berhenti sampe disitu, jangan harap lo langsung auto bebas ketika presentasi lo berjalan lancar. Pak Yusar menambah

tugas gue dan temen-temen untuk mereviu jurnal internasional terkait dengan materi kita. Kita disuruh cari tool atau metode apa yang paling canggih untuk pembahasan bab kita. Jurnalnya harus minimal banget tahun 2015 dan minimal banget 10 jurnal yang berindeks. Metode penulisannya pun pake APA Style, yaitu format penulisan makalah gaya Amerika. Pak Yusar juga nyuruh kita maju lagi untuk ngomongin inti dari reviu jurnal kita. Kayaknya Pak Yusar manggil urutan semaunya beliau aja, atau mungkin dari urutan email yang masuk ke beliau. Sesuai prediksi gue, kelompok Arif disuruh maju. Kelompok Arif sebenernya udah bagus, tapi karena bapaknya cuma minta intinya aja dan Arif berbelit-belit, akhirnya disuruh duduk. Gue udah ngebatin, pasti gue deh kena. Eh beneran dong, ternyata nyuruh kelompok gue maju.

Sesuai permintaan Pak Yusar, gue bersama Oji dan Adem udah bagi tugas untuk bagi tiga poin inti dari temuan kita. Gue seneng banget karena dapet respon positif lagi dari Pak Yusar. Seneng ketika usaha dan jatuh bangunnya gue, Oji, dan Adem belajar membuahkan hasil. Dari paper gue yang pertama, bapaknya minta disingkatin. Akhirnya, gue pangkas paper gue dari enam halaman jadi tiga halaman. Gue seneng juga ketika dipresentasi jurnal kali ini ada beberapa kelompok yang berhasil mengesankan Pak Yusar, kayak kelompoknya Sainada dan kelompoknya Mifta, walaupun gue harus ubah paper gue jadi dua puluh halaman minimal. Gue yang minggu depannya udah jadi, karena Pak Yusar minta minimal dua puluh halaman, jurnal yang gue, Oji, dan Adem kumpulin belum nyampe target karena bapaknya minta format penulisan spasi 1. Akhinya, kita cari jurnal tambahan. Tapi, tiba-tiba Pak Yusar minta spasinya 1,5. Jadi banyak banget tuh paper gue sampe tiga puluh halaman lebih. Beruntung Pak Yusar gak mikir kita copy paste saking banyaknya.

Gue bener-bener merubah pandangan terhadap Pak Yusar dikehidupan perkuliahan gue. Yang dulu gue kesel banget-bangetan, sekarang gue belajar banyak dari beliau karena beliau ternyata gak seburuk itu. Walaupun suka dan sering banget ngomelin mahasiswanya, tapi omelannya kalau diperhatiin tiap minggu hampir sama kok. Dari situ gue ngeliat, walaupun keliatannya seperti

Page 33: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xxxii Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

kebiasaan yang buruk, tetapi itu dilakukan Pak Yusar supaya kita kuat, tangguh, mau belajar, dan merasakan pengalaman yang gak beliau dapetin semasa kuliah, yaitu belajar dengan standar S1 yang sesungguhnya.

*** Sekarang gue bakal kasih tau gimana caranya mengubah diri

gue menjadi seseorang yang berubah seratus delapan puluh derajat dimatkul Pak Yusar. Dari yang awalnya kesel banget, bersumpah untuk gak mau lagi diajar sama beliau, sampe akhirnya keadaan yang memaksa gue untuk ketemu lagi dengan beliau dan tanpa diduga-duga, gue bisa kuliah sama Pak Yusar. Gue bukan seorang jenius, kutu buku yang suka membaca, ataupun si rajin. Gue sama kayak mahasiswa lainnya, sama-sama belajar untuk lulus, dapet gelar sarjana, dan tentunya dapet ilmu yang berguna untuk diri gue. Gue cuma bakal share apa aja yang gue lakuin disemester 5 matkul SPM.

Dimulai dari pembagian materi, gue baca judul. Kebetulan judul materi gue “Analisis Kinerja Laporan Keuangan”. Materinya gak begitu asing buat gue, karena seperti yang gue ceritain sebelumnya, dimateri gue ini pokok bahasannya adalah analisis varians yang pernah disinggung dimatkul Akuntansi Manajemen. Gue cukup enjoy dengan matkul tersebut, itulah alasan kenapa gue punya gambaran tentang analisis varians.

Karena gue kelompok 9, yang otomatis bakalan maju urutan kesembilan, yang gue lakuin adalah nyimak dan dengerin presentasi-presentasi sebelum kelompok gue. Bagian presentasi mereka, baik dari cara penyampaian sampe isi materi, dari yang mulai dikritik dikit, dinyinyirin, sampe kena omelan besar Pak Yusar otomatis nyangkut di otak gue dan gue betekad supaya ketika gue maju, gue gak akan melakukan kesalahan yang sama. Dari dulu sampe sekarang, omelan Pak Yusar tuh gak pernah ilang, kayaknya bukan Pak Yusar kalau gak ada omelan. Karena gue tau omelan beliau seakan mendarah daging, gue udah gak seemosian dulu. Dulu dikit-dikit kesel, ngedumel dari kampus sampe rumah, bahkan kalau lagi ngerjain tugasnya beliau sambil ngedumel. Tapi, semester ini gue lebih chill. Kalau Pak Yusar ngomel, walaupun lo bakalan ketakutan dan ikutan deg-degan walaupun bukan ngomelin lo, itu

Page 34: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xxxiiiKajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

kebiasaan yang buruk, tetapi itu dilakukan Pak Yusar supaya kita kuat, tangguh, mau belajar, dan merasakan pengalaman yang gak beliau dapetin semasa kuliah, yaitu belajar dengan standar S1 yang sesungguhnya.

*** Sekarang gue bakal kasih tau gimana caranya mengubah diri

gue menjadi seseorang yang berubah seratus delapan puluh derajat dimatkul Pak Yusar. Dari yang awalnya kesel banget, bersumpah untuk gak mau lagi diajar sama beliau, sampe akhirnya keadaan yang memaksa gue untuk ketemu lagi dengan beliau dan tanpa diduga-duga, gue bisa kuliah sama Pak Yusar. Gue bukan seorang jenius, kutu buku yang suka membaca, ataupun si rajin. Gue sama kayak mahasiswa lainnya, sama-sama belajar untuk lulus, dapet gelar sarjana, dan tentunya dapet ilmu yang berguna untuk diri gue. Gue cuma bakal share apa aja yang gue lakuin disemester 5 matkul SPM.

Dimulai dari pembagian materi, gue baca judul. Kebetulan judul materi gue “Analisis Kinerja Laporan Keuangan”. Materinya gak begitu asing buat gue, karena seperti yang gue ceritain sebelumnya, dimateri gue ini pokok bahasannya adalah analisis varians yang pernah disinggung dimatkul Akuntansi Manajemen. Gue cukup enjoy dengan matkul tersebut, itulah alasan kenapa gue punya gambaran tentang analisis varians.

Karena gue kelompok 9, yang otomatis bakalan maju urutan kesembilan, yang gue lakuin adalah nyimak dan dengerin presentasi-presentasi sebelum kelompok gue. Bagian presentasi mereka, baik dari cara penyampaian sampe isi materi, dari yang mulai dikritik dikit, dinyinyirin, sampe kena omelan besar Pak Yusar otomatis nyangkut di otak gue dan gue betekad supaya ketika gue maju, gue gak akan melakukan kesalahan yang sama. Dari dulu sampe sekarang, omelan Pak Yusar tuh gak pernah ilang, kayaknya bukan Pak Yusar kalau gak ada omelan. Karena gue tau omelan beliau seakan mendarah daging, gue udah gak seemosian dulu. Dulu dikit-dikit kesel, ngedumel dari kampus sampe rumah, bahkan kalau lagi ngerjain tugasnya beliau sambil ngedumel. Tapi, semester ini gue lebih chill. Kalau Pak Yusar ngomel, walaupun lo bakalan ketakutan dan ikutan deg-degan walaupun bukan ngomelin lo, itu

manusiawi. Kalau beliau ngomel, jangan terlalu diambil pusing dan dimasukin ke hati. Gue disemester 5 bakal ketawa diem-diem kalau omelan beliau kocak menurut gue, atau mengiyakan dalem hati ketika omelan Pak Yusar beralasan. Masuk kuping kanan, keluar kuping kiri. Lo buang hal-hal yang negatif atau mengganggu pikiran dan hati lo, tapi ambil yang baik dan benernya.

Kemudian mulailah gue ngerjain tugas-tugas Pak Yusar mulai dari Power Point hingga paper. Ketika lo menyelamatkan diri lo sendiri dimatkul Pak Yusar, itu emang luar biasa. Tapi, kalau lo bisa menyelamatkan diri lo dan anggota kelompok lo dan membuat citra yang baik atas nama kelompok, why not? Bukannya itu jauh lebih luar biasa? Di sinilah hal yang paling rumit, yaitu proses. Pastikan lo nyaman didalem kelompok dan orang-orang didalemnya bisa diajak kerja sama. Saling bantu dalem kelompok, semua harus kerja dan bantu mikir. Kalau ada anggota kelompok lo yang kepala batu, saat lo udah mendedikasikan diri lo buat bantu tapi masih gitu-gitu aja, saatnya lo berhenti. Karena diakhir, usaha gak akan mengkhianati hasil, Allah Maha Tau kalau lo belajar bener-bener, dan Pak Yusar pasti bakal liat itu. Gue beruntung punya Oji dan Adem dikelompok gue karena mereka orang yang mau belajar dan bisa diajak tuker pikiran.

Karena gue bakal ngomong pertama kali dipresentasi kali ini, gue udah kayak ketua kelompok aja karena mereka berdua selalu bilang terserah. Gue pun liat sub bab materi gue yang kebetulan pas banget ada tiga, jadi gue bakal jelasin pertama, kemudian Oji, dan diakhiri dengan Adem. Gue suruh mereka baca materi yang udah dibagi masing-masing, terus gue bilang, kalau kalian mau dan masih sempet, boleh baca semuanya. Gue pun baca dulu materi gue. Kalau udah paham, baru gue baca-baca materi punya Oji dan Adem, jaga-jaga kalau Pak Yusar lagi iseng nanya yang bukan materi gue.

Ikutin aja maunya Pak Yusar, walaupun selalu diomelin, walaupun selalu salah dimata beliau, ikutin aja. Lakuin aja walaupun lo males dan kadang rasanya mau nyerah aja. Jangan coba-coba belajar dan ngerjain tugas Pak Yusar kayak cerita Roro Jonggrang karena rasa males lo yang mendominasi, karena gue yakin, jauh didalem lubuk hati lo, lo tau kalau lo gak maksimal belajarnya.

Page 35: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xxxiv Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Pernah ketika gue ngestuck disalah satu paragraph yang gue gak paham-paham maksudnya apa, baca buku Inggrisnya gue gak nemu. Gue mikir, kalau gue gak pahamparagraf itu, gimana gue mau lanjut baca?

Gue pun nanya ke Oji dan Adem dan gak dapet jawaban yang pas. Lo boleh banget kok baca-baca di Internet buat nambah pengetahuan tentang materi lo. Kalau mungkin dimatkul lain gue bakal langsung copy paste tanpa pikir panjang, dimatkul Pak Yusar, Google gue pake cuma sebagai pengetahuan tambahan atau meyakinkan opini yang ada dikepala gue. Kalau gue udah yakin dengan opini gue, gue bakal omongin waktu gue presentasi dan ketik di paper. Terus, gimana kalau gue masih gak paham juga? Maka, gue bakal lupain seolah gak pernah ada. Kalau gue gak paham, gue gak akan bahas. Lo bisa eksplor dengan paragraph pendukungnya kok. Jangan persulit diri lo sendiri. Dengan baca paragraf lain, lo bakal bisa dapet lebih dari paragraph atau kalimat yang bikin lo pusing tujuh keliling itu.

Sampai ketika saat lo maju pun tiba, wajar-wajar aja kok untuk ngerasa takut, deg-degan, atau bahkan sakit perut ketika udah di depan kelas untuk presentasi karena tiga hal tersebut gue rasakan juga. Lo harus yakin dengan apa yang lo bicarakan di depan kelas. Kalau lo bener-bener belajar, pasti keyakinan itu bakal muncul dengan sendirinya. Improvisasi baik kata-kata maupun contoh nyata pasti bakal keluar, karena waktu belajar, Pak Yusar sering banget kasih conton yang nyata, pake analogi, atau bawa-bawa filsafat, gak cuma teori doing. Ada kata-kata beliau yang mungkin mendoktrin gue secara gak langsung. Kalau mau tau ilmu perang, bukan cuma tau teori perang atau baca buku tentang perang, tapi ya ikut perang. Karena, di kelas Pak Yusar gue belajar, lo gak bakal tau lo salah atau enggak kalau lo gak ngelakuin, gak belajar dan ngerjain tugas dengan maksimal, dan ketika lo salah, lo harus belajar dari kesalahan lo supaya gak terjatuh ke lubang yang sama.

Akan muncul keberanian dalam diri lo ketika ada hal yang harus diluruskan ketika ada kesalahpahaman dalam materi presentasi lo, baik dari temen-temen maupun Pak Yusar sendiri. Karena gue pernah disanggah oleh beliau waktu presentasi, tiba-tiba

Page 36: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xxxvKajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Pernah ketika gue ngestuck disalah satu paragraph yang gue gak paham-paham maksudnya apa, baca buku Inggrisnya gue gak nemu. Gue mikir, kalau gue gak pahamparagraf itu, gimana gue mau lanjut baca?

Gue pun nanya ke Oji dan Adem dan gak dapet jawaban yang pas. Lo boleh banget kok baca-baca di Internet buat nambah pengetahuan tentang materi lo. Kalau mungkin dimatkul lain gue bakal langsung copy paste tanpa pikir panjang, dimatkul Pak Yusar, Google gue pake cuma sebagai pengetahuan tambahan atau meyakinkan opini yang ada dikepala gue. Kalau gue udah yakin dengan opini gue, gue bakal omongin waktu gue presentasi dan ketik di paper. Terus, gimana kalau gue masih gak paham juga? Maka, gue bakal lupain seolah gak pernah ada. Kalau gue gak paham, gue gak akan bahas. Lo bisa eksplor dengan paragraph pendukungnya kok. Jangan persulit diri lo sendiri. Dengan baca paragraf lain, lo bakal bisa dapet lebih dari paragraph atau kalimat yang bikin lo pusing tujuh keliling itu.

Sampai ketika saat lo maju pun tiba, wajar-wajar aja kok untuk ngerasa takut, deg-degan, atau bahkan sakit perut ketika udah di depan kelas untuk presentasi karena tiga hal tersebut gue rasakan juga. Lo harus yakin dengan apa yang lo bicarakan di depan kelas. Kalau lo bener-bener belajar, pasti keyakinan itu bakal muncul dengan sendirinya. Improvisasi baik kata-kata maupun contoh nyata pasti bakal keluar, karena waktu belajar, Pak Yusar sering banget kasih conton yang nyata, pake analogi, atau bawa-bawa filsafat, gak cuma teori doing. Ada kata-kata beliau yang mungkin mendoktrin gue secara gak langsung. Kalau mau tau ilmu perang, bukan cuma tau teori perang atau baca buku tentang perang, tapi ya ikut perang. Karena, di kelas Pak Yusar gue belajar, lo gak bakal tau lo salah atau enggak kalau lo gak ngelakuin, gak belajar dan ngerjain tugas dengan maksimal, dan ketika lo salah, lo harus belajar dari kesalahan lo supaya gak terjatuh ke lubang yang sama.

Akan muncul keberanian dalam diri lo ketika ada hal yang harus diluruskan ketika ada kesalahpahaman dalam materi presentasi lo, baik dari temen-temen maupun Pak Yusar sendiri. Karena gue pernah disanggah oleh beliau waktu presentasi, tiba-tiba

aja gue berani ngomong ‘enggak’, ‘bukan’, ‘dari yang saya baca bukan begitu’ karena gue tau gue bener, dan Pak Yusar liat itu.

Ada saatnya ketika lo akan paham. Belajar sama Pak Yusar

walaupun sulit tingkat dewa pasti bakal bisa lo lewati kalau lo ikutin kata-kata beliau, belajar dan usaha yang maksimal, maka hasilnya bukan hanya sekedar nilai, tapi ada peningkatan kualitas dalam diri lo yang akan berdampak pada diri lo dimasa depan. Lo juga akan paham bahwa omelan Pak Yusar bukan omelan kosong yang menjatuhkan mental mahasiswanya, tapi malah sebaliknya. Pak Yusar mau kita jadi pribadi yang cerdas, tangguh secara mental, dan berkualitas.

Page 37: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xxxvi Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ v KATA PENGANTAR Mental Accounting Practice Oleh Tiara .. vi DAFTAR ISI ............................................................................................... xxxvi KAJIAN TEMATIK 1 CORPORATE SOCIAL PERFORMANCE (CSP) DAN CORPORATE FINANCIAL PERFORMANCE (CFP) ...................................................... 1 KAJIAN TEMATIK 2 RISET ETIKA AUDITOR DI BEBERAPA NEGARA DUNIA ............. 16 KAJIAN TEMATIK 3 PENDIDIKAN PROFESIONAL AKUNTANSI, KOMPETANSI AKUNTAN DALAM PERSPEKTIF ETIKA AKUNTAN DI ASIA ....... 41 KAJIAN TEMATIK 4 AUDIT TENURE .................................................................................... 52 KAJIAN TEMATIK 5 INTENSI WHISTLEBLOWING DI ASIA ............................................ 70 KAJIAN TEMATIK 6 DEMOKRASI DI ASIA DAN PENGANGGARAN PARTISIPASI ....... 84 KAJIAN TEMATIK 7 KUALITAS AUDIT ................................................................................. 106

Page 38: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xxxviiKajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ v KATA PENGANTAR Mental Accounting Practice Oleh Tiara .. vi DAFTAR ISI ............................................................................................... xxxvi KAJIAN TEMATIK 1 CORPORATE SOCIAL PERFORMANCE (CSP) DAN CORPORATE FINANCIAL PERFORMANCE (CFP) ...................................................... 1 KAJIAN TEMATIK 2 RISET ETIKA AUDITOR DI BEBERAPA NEGARA DUNIA ............. 16 KAJIAN TEMATIK 3 PENDIDIKAN PROFESIONAL AKUNTANSI, KOMPETANSI AKUNTAN DALAM PERSPEKTIF ETIKA AKUNTAN DI ASIA ....... 41 KAJIAN TEMATIK 4 AUDIT TENURE .................................................................................... 52 KAJIAN TEMATIK 5 INTENSI WHISTLEBLOWING DI ASIA ............................................ 70 KAJIAN TEMATIK 6 DEMOKRASI DI ASIA DAN PENGANGGARAN PARTISIPASI ....... 84 KAJIAN TEMATIK 7 KUALITAS AUDIT ................................................................................. 106

KAJIAN TEMATIK 8 SUSTAINABLE FINANCIAL REPORTING (SFR) .............................. 126 TENTANG PENULIS ............................................................................... 136

Page 39: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

xxxviii Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Page 40: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

1Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

1.1 PENDAHULUAN

Penelitian ini menganalisis topik-topik riset pada penelitian masa kini tentang pengaruh antara Corporate Social Performance (CSP) dan Corporate Financial Performance (CFP) selama rentang 2014-2019, kemudian mengidentifikasi topik yang populer dan mencari hubungan topik penelitian masa kini tersebut. Riset ini menganalisis 76 artikel yang dijadikan sampel yang berasal dari hasil pencarian menggunakan software Publish or Perish yang berjumlah 186 yang terpublikasi dalam berbagai jurnal Nasional dan internasional. Dari hasil olah data pemetaan menggunakan software Vosviewer kami menemukan tiga kata kunci yang dalam 5 tahun terakhir banyak dijadikan topik penelitian yaitu CSP, CFP dan Cost of Debt. Oleh karena itu, kami menyimpulkan bahwa masih banyak dan macamnya topik penelitian yang ada dan belum banyak dibahas hubungan antara CSP dan CFP yang akan memberikan peluang bagi pelaksanaan penelitian CSP dan CFP dimasa yang akan datang.

Pada dasarnya semua perusahan profit oriented pasti memiliki tujuan yang sama yaitu memaksimalkan keuntungan. Beberapa perusahaan merasa bahwa dengan melakukan aktivitas sosial dan lingkungan justru akan menambah pengeluaran perusahaan bukannya profit. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu perusahaan ikut berperan dalam hal tanggung jawab sosial saat ini menjadi

Page 41: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

2 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

cukup penting untuk dipertimbangkan. Hal tersebut disebabkan adanya aktivitas perusahaan yang berkaitan langsung dengan sumber daya alam. Pengelolaan sumber daya alam ini harus mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait (Wibisono, 2009).

CSP merupakan konfigurasi atau susunan strategi bisnis atas prinsip tanggungjawab sosial, proses dari respon sosial, kebijakan, program dan outcome lain yang dapat diobservasi berkaitan dengan hubungan sosial perusahaan (Wood, 1991). Dari puluhan studi tentang kaitan CSP dan kinerja keuangan perusahaan hasilnya sangat beragam. Hal tersebut dikarenakan ketidakkonsistenan dalam mendefinisikan aktivitas social perusahaan (CSR), kinerja perusahaan, sampel dan model penelitian. Perubahan yang selalu terjadi atau beberapa varian fundamental pada sampel yang dianalisis juga menjadi penyebab (Mc. Willimans, 2006).

Berbagai penelitian sudah dilakukan sejak tahun 1985 mengenai hubungan CSP dan kinerja keuangan. Apakah keberadaan CSP di suatu perusahaan benar-benar mempengaruhi kinerja keuangan, dan/atau sebaliknya. Ketidak konsistenan hasil penelitian di berbagai negara dan sektor membuat materi ini masih layak diteliti lebih lanjut. Menurut Miron and Petrache (2012), penyebab terbesar perbedaan hasil ini adalah tidak samanya jenis pelaporan kinerja sosial sehingga atribut yang digunakan dalam penelitian pun berbeda-beda. Penelitian berikut dibuat untuk mengetahui dampak praktek tanggung jawab sosial terhadap kinerja perusahaan berdasarkan aspek-aspek yang terkandung dalam Sustainability Report perusahaan di Indonesia.

Menurut Jones, D A Willness dan C R Madey (2014) penelitian tentang rekrutmen karyawan menunjukkan bahwa CSP organisasi memengaruhi daya tariknya sebagai pemberi kerja, tetapi mekanisme dan proses yang mendasari terjadinya hal ini kurang dipahami. Kami mengusulkan agar pencari kerja menerima sinyal dari CSP yang menginformasikan tiga mekanisme berbasis sinyal yang pada akhirnya memengaruhi daya tarik organisasi diantaranya adalah kebanggaan yang diharapkan dari pencari kerja karena berafiliasi dengan organisasi, nilai yang dipersepsikan mereka cocok

Page 42: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

3Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

dengan organisasi, dan harapan mereka tentang bagaimana organisasi memperlakukan karyawannya.

Penelitian Lahouel, B Ben, Peretti, J M dan Autissier, D (2014) Kinerja keuangan tidak mempengaruhi tingkat CSP secara signifikan. Ini menawarkan kepada para manajer tentang pemahaman yang lebih baik tentang kekuatan yang dapat digunakan pemangku kepentingan tertentu untuk mendapatkan kepuasan. Bertujuan untuk mengeksplorasi kekuatan salah satu pemangku kepentingan organisasi utama (pemegang saham) dalam pengembangan skor CSP. Beberapa penelitian dalam literatur empiris CSP telah mempelajari hubungan antara kekuatan pemangku kepentingan dan CSP.

Tujuan riset ini adalah untuk melakukan analisis terhadap topik-topik riset tentang hubungan antara CSP dan CFP khususnya dalam rentang waktu 5 tahun yakni dari tahun 2014 hingga tahun 2019. Riset ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara CSP dengan CFP dalam sebuah perusahaan. Selain itu dalam riset ini juga akan menganalisis riset yang terpopuler dan riset yang menarik mendatang. 1.2 KAJIAN PUSTAKA

Teori keagenan merupakan teori ketidaksamaan kepentingan antara pemilik dan manajemen. Teori agensi mendasarkan hubungan kontrak antara pemegang saham atau pemilik serta manajemen atau manajer. Menurut teori ini, hubungan antara pemilik dan manajer pada hakekatnya sukar harmonis karena adanya kepentingan yang saling bertentangan. Hubungan antara pemilik dan manajemen dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information) karena manajemen berada pada posisi yang memiliki informasi lebih banyak tentang keadaan suatu perusahaan dibandingkan dengan pemilik. Dengan asumsi bahwa karakteristik individu-individu yang terlibat bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong manajemen untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui pemilik.

cukup penting untuk dipertimbangkan. Hal tersebut disebabkan adanya aktivitas perusahaan yang berkaitan langsung dengan sumber daya alam. Pengelolaan sumber daya alam ini harus mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait (Wibisono, 2009).

CSP merupakan konfigurasi atau susunan strategi bisnis atas prinsip tanggungjawab sosial, proses dari respon sosial, kebijakan, program dan outcome lain yang dapat diobservasi berkaitan dengan hubungan sosial perusahaan (Wood, 1991). Dari puluhan studi tentang kaitan CSP dan kinerja keuangan perusahaan hasilnya sangat beragam. Hal tersebut dikarenakan ketidakkonsistenan dalam mendefinisikan aktivitas social perusahaan (CSR), kinerja perusahaan, sampel dan model penelitian. Perubahan yang selalu terjadi atau beberapa varian fundamental pada sampel yang dianalisis juga menjadi penyebab (Mc. Willimans, 2006).

Berbagai penelitian sudah dilakukan sejak tahun 1985 mengenai hubungan CSP dan kinerja keuangan. Apakah keberadaan CSP di suatu perusahaan benar-benar mempengaruhi kinerja keuangan, dan/atau sebaliknya. Ketidak konsistenan hasil penelitian di berbagai negara dan sektor membuat materi ini masih layak diteliti lebih lanjut. Menurut Miron and Petrache (2012), penyebab terbesar perbedaan hasil ini adalah tidak samanya jenis pelaporan kinerja sosial sehingga atribut yang digunakan dalam penelitian pun berbeda-beda. Penelitian berikut dibuat untuk mengetahui dampak praktek tanggung jawab sosial terhadap kinerja perusahaan berdasarkan aspek-aspek yang terkandung dalam Sustainability Report perusahaan di Indonesia.

Menurut Jones, D A Willness dan C R Madey (2014) penelitian tentang rekrutmen karyawan menunjukkan bahwa CSP organisasi memengaruhi daya tariknya sebagai pemberi kerja, tetapi mekanisme dan proses yang mendasari terjadinya hal ini kurang dipahami. Kami mengusulkan agar pencari kerja menerima sinyal dari CSP yang menginformasikan tiga mekanisme berbasis sinyal yang pada akhirnya memengaruhi daya tarik organisasi diantaranya adalah kebanggaan yang diharapkan dari pencari kerja karena berafiliasi dengan organisasi, nilai yang dipersepsikan mereka cocok

Page 43: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

4 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Dalam hubungan dengan CSP dan CFP, teori agensi, seorang manajemen dapat mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan cara melakukan manajemen laba. Purnawati (2012) mengungkapkan bahwa selain mekanisme corporate governance yang digunakan untuk mengurangi konflik kepentingan yang terjadi antara pemilik dan manajemen, perusahaan dapat menggunakan metode pengungkapan sukarela, salah satunya pengungkapan corporate social performance.

1.3 STUDI RISET TENTANG CORPORATE SOCIAL PERFORMANCE

Telah banyak riset yang dilakukan tentang corporate social performance dalam rentang tahun 2014-2019, antara lain: Tabel 1.1 Topik, Peneliti dan Tahun

No. Topik Peneliti, Tahun 1. Corporate Social Performance Huang, S Kevin dan Yang, C L,

2014; Zbierowski, P dan Bratnicki, M, 2014; Lin, C P, Hsiao, L T dan Chuang, C M, 2015; Hagenbuch, D J dan Little, S W 2015 ; Xiong, B, Lu, W, Skitmore, M, Chau, K W, dan Ye, M, 2016; Zyglidopoulos, S dan Williamson, P, 2016; Muhamat, A A dan Jaafar, M N Basri, M F, 2017; Oikonomou, I, Yin, C dan Zhao, L, 2019;

2. Corporate financial performance Peng, C W, dan Yang, M L 2014; Sila, I, 2018; Choi, S dan Lee, S 2018;

3. Cost of corporate debt Oikonomou, I, Brooks, C dan Pavelin, S, 2014; Magnanelli, B S dan Izzo, M F 2017;

Sumber: Penulis Topik CSP dipilih karena perkembangan dalam penelitian

masa kini mengalami perkembangannya semakin diminati. Riset ini memaparkan topik tentang hubungan antara CSP dan CFP, untuk kemudian dibahas mengenai dua topik riset yang terpopuler dalam

Page 44: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

5Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

rentang tahun 2014-2019 dan mencari reasearch gap yang dapat dijadikan acuan untuk riset mendatang. 1.4 METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan tematik review literature terstruktur. Metode riset disusun berdasarkan pertanyaan berikut: 1) Topik penelitian apa saja yang dibahas dalam corporate social

performance dalam penelitian masa kini ? 2) Bagaimana hubungan antara corporate social performance dan

corporate financial performance ?

Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling dengan teknik sampling sistematis. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan software Publish or Perish dengan kata kunci “Corporate Social Performance (CSP)” rentang tahun 20014-2019. Berikut adalah alur pengambilan sampel dalam riset ini.

Gambar 1.1. Proses Penyiapan Data

Dalam penelitian ini proses analisis data yang dilakukan

adalah sebagai berikut. 1) Mecari dan mengidentifikasi artikel yang sesuai dengan kata

kunci dengan bantuan software Publish or Perish (PoP). 2) Memilih artikel yang sesuai dengan kata kunci dengan langkah-

langkah sebagai berikut. a. Artikel yang digunakan hanya sesuai kata kunci yaitu

penelitian Corporate Social Performance (CSP) dalam lingkup nasional dan internasional.

Dalam hubungan dengan CSP dan CFP, teori agensi, seorang manajemen dapat mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan cara melakukan manajemen laba. Purnawati (2012) mengungkapkan bahwa selain mekanisme corporate governance yang digunakan untuk mengurangi konflik kepentingan yang terjadi antara pemilik dan manajemen, perusahaan dapat menggunakan metode pengungkapan sukarela, salah satunya pengungkapan corporate social performance.

1.3 STUDI RISET TENTANG CORPORATE SOCIAL PERFORMANCE

Telah banyak riset yang dilakukan tentang corporate social performance dalam rentang tahun 2014-2019, antara lain: Tabel 1.1 Topik, Peneliti dan Tahun

No. Topik Peneliti, Tahun 1. Corporate Social Performance Huang, S Kevin dan Yang, C L,

2014; Zbierowski, P dan Bratnicki, M, 2014; Lin, C P, Hsiao, L T dan Chuang, C M, 2015; Hagenbuch, D J dan Little, S W 2015 ; Xiong, B, Lu, W, Skitmore, M, Chau, K W, dan Ye, M, 2016; Zyglidopoulos, S dan Williamson, P, 2016; Muhamat, A A dan Jaafar, M N Basri, M F, 2017; Oikonomou, I, Yin, C dan Zhao, L, 2019;

2. Corporate financial performance Peng, C W, dan Yang, M L 2014; Sila, I, 2018; Choi, S dan Lee, S 2018;

3. Cost of corporate debt Oikonomou, I, Brooks, C dan Pavelin, S, 2014; Magnanelli, B S dan Izzo, M F 2017;

Sumber: Penulis Topik CSP dipilih karena perkembangan dalam penelitian

masa kini mengalami perkembangannya semakin diminati. Riset ini memaparkan topik tentang hubungan antara CSP dan CFP, untuk kemudian dibahas mengenai dua topik riset yang terpopuler dalam

Page 45: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

6 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

b. Apabila terdapat tulisan selain artikel publikasi maka dikeluarkan dari sampel.

3) Mengklasifikasikan riset berdasarkan:

a. Tahun publikasi (2014-2019). b. Topik riset.

4) Setelah dilakukan seleksi didapatkan 76 artikel yang ditulis pada rentang waktu 2014-2019.

Tabel 1.2 Jumlah artikel berdasarkan tahun dan yang telah diseleksi

Tahun Jumlah Artikel 2014 14 2015 16 2016 17 2017 16 2018 8 2019 5

Jumlah 76 Sumber : Penulis 1.5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Terkait pertanyaan pertama yaitu riset penelitian Corporate Social Performance. Menurut Zbierowski, P dan Bratnicki, M (2014) konsep kinerja sosial perusahaan (CSP) yang merupakan langkah selanjutnya dari hubungan pemangku kepentingan dan tanggung jawab sosial perusahaan dan juga digaris bawahi oleh Organisasi Positif. Kami menggambarkan gagasan beasiswa organisasi positif dan dampaknya terhadap pandangan kinerja organisasi dan gagasan kinerja sosial perusahaan sebagai bagian dari gagasan itu. Kami juga menyajikan arahan kinerja sosial perusahaan di masa depan.

Page 46: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

7Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Gambar 1.2. Metadata berdasarkan Abstrak dan Judul

Gambar 1 ini menggambarkan peta persebaran topik yang

dibahas terkait Corporate Social Performance (CSP), Dapat dilihat bahwa perusahaan yang menerapkan corporate social performance didominasi oleh hubungan dengan kinerja keuangan (CFP). Seperti riset yang dilakukan oleh Javed, M, Rashid, M A dam Hussain, G (2016) mengemukakan bahwa asosiasi kinerja keuangan dan sosial perusahaan yang dominan mendominasi, meskipun hubungannya lebih kuat di negara maju dan konteks yang dilembagakan. Meskipun penelitian tentang perspektif kontingensi telah berkembang, dukungan teoretis untuk hubungan ini tipis, dan kurangnya desain penelitian yang tepat dan konstruksi stereotip menggagalkan implikasi positifnya. Tinjauan literatur menunjukkan bahwa meskipun faktor organisasi tampaknya memoderasi hubungan sosial dan kinerja keuangan perusahaan dengan kuat, namun faktor industri dan negara juga cenderung mempengaruhi hubungan ini. Konsistensi penting termasuk bahwa lingkungan bisnis yang dinamis memperkuat hubungan kinerja sosial dan keuangan perusahaan. Perbedaan dalam praktik tanggung jawab sosial memoderasi hubungan tanggung jawab-kinerja, tetapi tidak sering positif.

b. Apabila terdapat tulisan selain artikel publikasi maka dikeluarkan dari sampel.

3) Mengklasifikasikan riset berdasarkan:

a. Tahun publikasi (2014-2019). b. Topik riset.

4) Setelah dilakukan seleksi didapatkan 76 artikel yang ditulis pada rentang waktu 2014-2019.

Tabel 1.2 Jumlah artikel berdasarkan tahun dan yang telah diseleksi

Tahun Jumlah Artikel 2014 14 2015 16 2016 17 2017 16 2018 8 2019 5

Jumlah 76 Sumber : Penulis 1.5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Terkait pertanyaan pertama yaitu riset penelitian Corporate Social Performance. Menurut Zbierowski, P dan Bratnicki, M (2014) konsep kinerja sosial perusahaan (CSP) yang merupakan langkah selanjutnya dari hubungan pemangku kepentingan dan tanggung jawab sosial perusahaan dan juga digaris bawahi oleh Organisasi Positif. Kami menggambarkan gagasan beasiswa organisasi positif dan dampaknya terhadap pandangan kinerja organisasi dan gagasan kinerja sosial perusahaan sebagai bagian dari gagasan itu. Kami juga menyajikan arahan kinerja sosial perusahaan di masa depan.

Page 47: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

8 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Menurut Orlitzky, MLouche, CGond, J P dan Chapple, W

menunjukkan bahwa faktor tingkat perusahaan menjelaskan proporsi varian terbesar dalam CSP agregat serta CSP yang berorientasi pada masyarakat, lingkungan alam, dan karyawan. Hasil ini mendukung hipotesis kami yang menyatakan bahwa CSP tidak terutama didorong oleh faktor makrolevel atau mesolevel, kecuali CSP yang berorientasi pemegang saham, yang relatif lebih dipengaruhi oleh faktor tingkat negara. Secara keseluruhan, temuan kami juga menunjukkan nilai pengelompokan CSP ke dalam komponen spesifik pemangku kepentingannya karena disagregasi ini memungkinkan dilakukannya pemeriksaan yang lebih hati-hati terhadap berbagai faktor pendorong CSP yang berbeda. Menurut penelitian dari Byron, dan K Post, C (2016) menunjukkan bahwa, meskipun secara umum positif, hubungan dewan perempuan-hubungan kinerja sosial bahkan lebih positif dalam konteks nasional ketika dewan mungkin lebih termotivasi untuk memanfaatkan sumber daya yang dibawa direktur perempuan untuk dewan (yaitu, di antara perusahaan yang beroperasi di negara-negara dengan perlindungan pemegang saham yang lebih kuat) dan dalam konteks di mana distribusi daya intra-dewan mungkin lebih seimbang (yaitu, di negara-negara dengan paritas gender yang lebih tinggi). Implikasi Teoritis: Studi masa depan harus lebih seksama memeriksa bagaimana konteks kelembagaan perusahaan meningkatkan atau mengurangi hubungan antara perwakilan perempuan di papan dan kinerja sosial perusahaan. Temuan kami juga menyoroti perlunya pemahaman yang komprehensif tentang pengetahuan, perspektif, dan nilai-nilai yang terkait dengan kinerja sosial yang dibawa oleh laki-laki dan perempuan. Hasil kami menunjukkan bahwa, untuk meningkatkan manfaat keberagaman untuk kinerja sosial perusahaan, upaya diarahkan untuk membuat dewan lebih bertanggung jawab terhadap beragam pemangku kepentingan dan meningkatkan status perempuan dalam masyarakat dan dalam angkatan kerja.

Page 48: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

9Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Gambar 1.3 Sebaran Tahun Publikasi

Gambar 2.3 menggambarkan peta sebaran tahun publikasi

terkait topik corporate social performance (CSP) dari tahun 2014 sampai tahun 2019. Dari hasil sebaran tersebut penelitian tentang topik corporate social performance (CSP masih menjadi salah satu topik yang menarik para peneliti untuk diteliti keterkaitannya dengan berbagai topik lain seperti financial performance, social performance, dan topik lainnya.

Menurut Orlitzky, MLouche, CGond, J P dan Chapple, W

menunjukkan bahwa faktor tingkat perusahaan menjelaskan proporsi varian terbesar dalam CSP agregat serta CSP yang berorientasi pada masyarakat, lingkungan alam, dan karyawan. Hasil ini mendukung hipotesis kami yang menyatakan bahwa CSP tidak terutama didorong oleh faktor makrolevel atau mesolevel, kecuali CSP yang berorientasi pemegang saham, yang relatif lebih dipengaruhi oleh faktor tingkat negara. Secara keseluruhan, temuan kami juga menunjukkan nilai pengelompokan CSP ke dalam komponen spesifik pemangku kepentingannya karena disagregasi ini memungkinkan dilakukannya pemeriksaan yang lebih hati-hati terhadap berbagai faktor pendorong CSP yang berbeda. Menurut penelitian dari Byron, dan K Post, C (2016) menunjukkan bahwa, meskipun secara umum positif, hubungan dewan perempuan-hubungan kinerja sosial bahkan lebih positif dalam konteks nasional ketika dewan mungkin lebih termotivasi untuk memanfaatkan sumber daya yang dibawa direktur perempuan untuk dewan (yaitu, di antara perusahaan yang beroperasi di negara-negara dengan perlindungan pemegang saham yang lebih kuat) dan dalam konteks di mana distribusi daya intra-dewan mungkin lebih seimbang (yaitu, di negara-negara dengan paritas gender yang lebih tinggi). Implikasi Teoritis: Studi masa depan harus lebih seksama memeriksa bagaimana konteks kelembagaan perusahaan meningkatkan atau mengurangi hubungan antara perwakilan perempuan di papan dan kinerja sosial perusahaan. Temuan kami juga menyoroti perlunya pemahaman yang komprehensif tentang pengetahuan, perspektif, dan nilai-nilai yang terkait dengan kinerja sosial yang dibawa oleh laki-laki dan perempuan. Hasil kami menunjukkan bahwa, untuk meningkatkan manfaat keberagaman untuk kinerja sosial perusahaan, upaya diarahkan untuk membuat dewan lebih bertanggung jawab terhadap beragam pemangku kepentingan dan meningkatkan status perempuan dalam masyarakat dan dalam angkatan kerja.

Page 49: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

10 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Gambar 1.4 Metadata Publikasi berdasarkan

yang Paling sering Diteliti

Gambar 2.4 menggambarkan sebaran publikasi yang paling sering diteliti di kawasan Asia. Dari sebaran tersebut terdapat dua topik yang umumnya dijadikan topik penelitian adalah Corporate Social Performance, Financial Performance, dan Social Performance. 1) Corporate Social Performance

Corporate Sosial Performance adalah merupakan konfigurasi atau susunan strategi bisnis atas prinsip tanggungjawab sosial, proses dari respon sosial, kebijakan, program dan outcome lain yang dapat diobservasi berkaitan dengan hubungan sosial perusahaan (Wood, 1991). Dari puluhan studi tentang kaitan CSP(Corporate Social Performance)dan kinerja keuangan perusahaan hasilnya sangat beragam. Hal tersebut dikarenakan ketidak konsistenan dalam mendefinisikan CSR(Corporate Social Responsibility), kinerja perusahaan, sampel dan model penelitian. Perubahan yang selalu terjadi atau beberapa varian fundamental pada sampel yang dianalisis juga menjadi penyebab (Mc. Willimans, 2006).

Page 50: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

11Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Menurut Eipstein dan Freedman (1994) mengemukakan bahwa investor individual tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan.Untuk itu dibutuhkan suatu sarana yang dapat memberikan informasi Triple Bottom Lines, yaitu informasi kinerja perusahaan dari aspek sosial, lingkungan dan keuangan. Sarana tersebut dikenal dengan nama Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) atau nama lainnya adalah CSR Report, Corporate Citizenship Report, Environmental and Social Report, dan Sustainable Development Report (Andrew Savitz, 2006). Berbagai penelitian sudah dilakukan sejak tahun 1985 mengenai hubungan CSP (Corporate Social Performance) dan kinerja keuangan.Apakah keberadaan CSP di suatu perusahaan benar-benar mempengaruhi kinerja keuangan dan atau sebaliknya. Ketidakkonsistenan hasil penelitian di berbagai negaradan sektor membuat materi ini masih layak diteliti lebih lanjut.Penyebab terbesar perbedaan hasil ini adalah tidak samanya jenis pelaporan kinerja sosial sehingga atribut yang digunakan dalam penelitian pun berbeda-beda(Miron and Petrache, 2012).

Menurut Epsin (2007) menyatakan bahwa mengimplentasikan atau menerapkan strategi secara bersama dalam upaya mencapai keberlanjutan yang luar biasa dalam bidang sosial dan kinerja keuangan merupakan isu yang menjadi tantangan baik bagi akademisi maupun praktisi untuk menelitinya dan juga kinerja keuangan perusahaan bersifat jangka pendek, terukur dan dapat dengan mudah untuk dinilai keberhasilannya. Secara empiris pengaruh kinerja sosial terhadap kinerja keuangan di perusahaan merupakan hal yang masih kontroversial diantara banyak akademis banyak peneliatan yang mulai mengeksplorasi korelasi antara kinerja sosial dan kinerja keuangan di perusahaan (Chin Ho dan Dian 2008).

Gambar 1.4 Metadata Publikasi berdasarkan

yang Paling sering Diteliti

Gambar 2.4 menggambarkan sebaran publikasi yang paling sering diteliti di kawasan Asia. Dari sebaran tersebut terdapat dua topik yang umumnya dijadikan topik penelitian adalah Corporate Social Performance, Financial Performance, dan Social Performance. 1) Corporate Social Performance

Corporate Sosial Performance adalah merupakan konfigurasi atau susunan strategi bisnis atas prinsip tanggungjawab sosial, proses dari respon sosial, kebijakan, program dan outcome lain yang dapat diobservasi berkaitan dengan hubungan sosial perusahaan (Wood, 1991). Dari puluhan studi tentang kaitan CSP(Corporate Social Performance)dan kinerja keuangan perusahaan hasilnya sangat beragam. Hal tersebut dikarenakan ketidak konsistenan dalam mendefinisikan CSR(Corporate Social Responsibility), kinerja perusahaan, sampel dan model penelitian. Perubahan yang selalu terjadi atau beberapa varian fundamental pada sampel yang dianalisis juga menjadi penyebab (Mc. Willimans, 2006).

Page 51: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

12 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

2) Financial Performanc Menurut Hansen et al (2000:6) defenisi kinerja yaitu “Kinerja

adalah tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk”. Kinerja juga dapat didefenisikan sebagai suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada satu periode, seiring dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, suatu standar efisiensi, pertanggung jawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya.

Menurut Bastian (2001:274) “Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.” Daftar apa yang ingin dicapai tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu.

Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolak ukurnya. Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan, kinerja merupakan suatu titik atau kondisi yang harus diketahui kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi atau organisasi dihubungkan dengan visi yang diemban oleh suatu organisasi.

Menurut Munawir (2010:30), kinerja keuangan perusahaan merupakan satu diantara dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisa terhadap rasio keuangan perusahaan. Pihak yang berkepentingan sangat memerlukan hasil dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan untuk dapat melihat kondisi perusahaan dan tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

Page 52: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

13Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Menurut Sawir (2003:144), dalam menilai kinerja keuangan yang menggunakan analisis rasio keuangan perlu diketahui standar rasio keuangan tersebut. Menurut Yuwono, Sukarno, dan Ichsan (2003:31), dengan adanya standar rasio keuangan, perusahaan dapat menentukan apakah kinerja keuangannya baik atau tidak. Penilaian ini dilakukan dengan membandingkan rasio keuangan yang diperoleh dengan standar rasio keuangan yang ada. Pada umumnya, kinerja keuangan perusahaan dikategorikan baik jika besarnya rasio keuangan perusahaan bernilai sama dengan atau di atas standar rasio keuangan.

Menurut Facruddin (2011), kesejahteraan para pemegang saham dapat ditingkatkan melalui kinerja perusahaan (firm performance) yang baik, dimana kinerja perusahaan merupakan prestasi kerja perusahaan.

Menurut Sucipto (2003), kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Di dalam metode penilaian kinerja keuangan, perusahaan harus didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan yang berlaku.Pengukuran kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan, yaitu pengukuran kinerja keuangan berdasarkan laporan keuangan perusahaan.Analisis rasio keuangan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan.

1.6 SIMPULAN

Review yang dilakukan dalam riset ini merupakan topik penelitian populer dalam penelitian tentang hubungan antara Corporate Social Performance dengan Corporate Financial Performance. Artikel yang dijadikan sampel adalah artikel yang memenuhi kriteria kata kunci pencarian dengan menggunakan bantuan software Publish or Perish. Hasil yang didapatkan sejumlah 76 artikel yang dapat dijadikan sampel hasil seleksi dan terdapat dua topik populer yang populer dalam riset ini yaitu Corporate Social Performance (CSP), kinerja keuangan (CFP) dan Social Performance.

2) Financial Performanc Menurut Hansen et al (2000:6) defenisi kinerja yaitu “Kinerja

adalah tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk”. Kinerja juga dapat didefenisikan sebagai suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada satu periode, seiring dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, suatu standar efisiensi, pertanggung jawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya.

Menurut Bastian (2001:274) “Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.” Daftar apa yang ingin dicapai tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu.

Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolak ukurnya. Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan, kinerja merupakan suatu titik atau kondisi yang harus diketahui kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi atau organisasi dihubungkan dengan visi yang diemban oleh suatu organisasi.

Menurut Munawir (2010:30), kinerja keuangan perusahaan merupakan satu diantara dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisa terhadap rasio keuangan perusahaan. Pihak yang berkepentingan sangat memerlukan hasil dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan untuk dapat melihat kondisi perusahaan dan tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

Page 53: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

14 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Topik Kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap terhadap Corporate Social Performance (CSP), Sedangkan untuk topik Social Performance tidak berpengaruh signifikan dengan topik Corporate Social Performance (CSP) .

Saran untuk penelitian berikutnya adalah memperkaya lagi kata kunci pencarian. Dari tinjauan literatur ini dapat diidentifikasi kesenjangan pengetahuan yang perlu diisi sebagai salah satu bentuk kontribusi nyata guna memperkaya literatur penganggaran partisipasi dan menghindari replikasi riset.

1.7 DAFTAR PUSTAKA Eduardus, Edbert. 2016. Kinerja Sosial Perusahaan dan Kinerja

Keuangan Perusahaan yang Diukur Menggunakan Tobin’s q.Jurnal Business Accounting. Volume 4, No.1.

Galok, Meila. 2014. Pengertian, Jenis dan Produk syariah http://sekelebatilmu.blogspot.co.id/2014/08/pengertian-jenis-dan-produk-bank-syariah.html. Di akses pada tanggal 2 januari 2020..

Herman, Gerry. 2013. Teknik Pengampilan Sampel dalam Metodologi Peneltian. http://gerrytri.blogspot.co.id/2013/06/teknik-pengambilan-sampel-dalam.html.Di akses pada tanggal 2 januari 2020.

Hasan. 2011. Analisis Industri Perbankan di Indonesia. Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan. Volume 1, No.1.

Kumala, Idha. 2012. Pengaruh Karateristik Direktur Utama Terhadap Corporate Social Performance (CSP).Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro.

Maharani, Rahma.Candi.2014.Hubungan CSP Dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Skiripsi. Fakultas Ekonomi Manajemen. Universitas Diponegoro.

Moore, Geoff. 2001. Corporate Social and Financial Performance: An Investigation in the U.K Supermarket Industry. Journal of Business Ethics.Kluwer Academik Netherland Publisher. Volume 34:299-315.Modul Komputer Statistik, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Page 54: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

15Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Permatasari, Paulina. 2013.Hubungan Kausalitas antara Kinerja Sosial dan Ekonomi Perusahaan.Universitas Katholik P

arahyangan Bandung.Volume 12, No.1, http//www.unpar.ac.id, 10 September 2016.Prasetyo, Luhur. 2014. Corporate Social Performance (CSP) Bank Syariah di Indonesia.Jurnal Penelitian Islam.Volume 8, No.1, http://jurnal.stainponorogo.ac.id/ index.php/kodifikasia/article/view/112, 11 September 2016.

Wijaya,Langgeng. Anggita.2013. Kinerja Sosial dan Kinerja Keuangan Perusahaan.Jurnal Akuntansi dan Pendidikan. Volume 2, No.1, 10 September 2016.

Wibisono, Melisa. 2014. Hubungan antara CSP dan CFP Pada Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2012.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya.Volume 3, No.1

Topik Kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap terhadap Corporate Social Performance (CSP), Sedangkan untuk topik Social Performance tidak berpengaruh signifikan dengan topik Corporate Social Performance (CSP) .

Saran untuk penelitian berikutnya adalah memperkaya lagi kata kunci pencarian. Dari tinjauan literatur ini dapat diidentifikasi kesenjangan pengetahuan yang perlu diisi sebagai salah satu bentuk kontribusi nyata guna memperkaya literatur penganggaran partisipasi dan menghindari replikasi riset.

1.7 DAFTAR PUSTAKA Eduardus, Edbert. 2016. Kinerja Sosial Perusahaan dan Kinerja

Keuangan Perusahaan yang Diukur Menggunakan Tobin’s q.Jurnal Business Accounting. Volume 4, No.1.

Galok, Meila. 2014. Pengertian, Jenis dan Produk syariah http://sekelebatilmu.blogspot.co.id/2014/08/pengertian-jenis-dan-produk-bank-syariah.html. Di akses pada tanggal 2 januari 2020..

Herman, Gerry. 2013. Teknik Pengampilan Sampel dalam Metodologi Peneltian. http://gerrytri.blogspot.co.id/2013/06/teknik-pengambilan-sampel-dalam.html.Di akses pada tanggal 2 januari 2020.

Hasan. 2011. Analisis Industri Perbankan di Indonesia. Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan. Volume 1, No.1.

Kumala, Idha. 2012. Pengaruh Karateristik Direktur Utama Terhadap Corporate Social Performance (CSP).Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro.

Maharani, Rahma.Candi.2014.Hubungan CSP Dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Skiripsi. Fakultas Ekonomi Manajemen. Universitas Diponegoro.

Moore, Geoff. 2001. Corporate Social and Financial Performance: An Investigation in the U.K Supermarket Industry. Journal of Business Ethics.Kluwer Academik Netherland Publisher. Volume 34:299-315.Modul Komputer Statistik, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Page 55: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

16 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

2.1. PENDAHULUAN

Studi bibliometrik ini menganalisis topik-topik riset populer yang berkenaan dengan etika auditor di beberapa negara dunia selama rentang 2014-2019. Studi ini pula berusaha menelisik bagaimana penerapan etika itu sendiri dalam lingkup dunia pengauditan guna mencari tahu kesenjangan (gap) antara studi dan aktualisasi etika (expectation of ethics) serta menguak adakah aspek dilema (dilemma ethics) dalam penerapannya di dunia nyata. Tak hanya itu, studi ini juga akan membuat prediksi topik populer untuk riset etika di masa depan melalui analisis 32 artikel internasional yang dijadikan sebagai sampel. Artikel tersebut berasal dari hasil screening menggunakan software Publish or Perish (PoP) yang kemudian diolah kembali dengan melalui pengecekan spesifikasi data dari tiap artikel menggunakan software Mendeley. Setelah itu barulah dilakukan mapping data dengan menggunakan software Vosviewer dan didapatkan dua topik yang populer terkait etika auditor yaitu etika sebagai sebuah studi dan praktek. Artikel ini juga membahas mengenai riset etika di beberapa negara seperti Nigeria, Yordania, dan Malaysia.

Sejatinya setiap yang tercipta dalam hidup dan kehidupan manusia memiliki makna yang diyakini sebagai maksud dan tujuan, baik tersurat maupun tersirat. Proses pemaknaan diwujudkan dalam langkah berupa aktivitas. Dan aktivitas dikendalikan oleh sebuah

Page 56: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

17Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

paradigma fikir. Paradigma fikir berasal dari penilaian terhadap sebuah nilai berupa panduan, pedoman, aturan, hukum, norma ataupun kebijakan yang disebut dengan moralitas. Paradigma fikir tersebut tidak lain adalah etika.

Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah suatu cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika didefinisikan sebagai nilai-nilai tingkah laku atau aturan tingkah laku yang diterima dan digunakan oleh suatu golongan tertentu atau individu (Sukamto, 1991: 1). Etika dianggap sebagai seperangkat prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai (Alvin A. Arens, at al. 2008). Sedangkan Maryani dan Ludigdo (2001) dalam Alim, et al. (2007) mendefinisikan etika sebagai seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau profesi.

Audit sebagai sebuah profesi memiliki peran yang sangat tinggi dalam pengabdian masyarakat. Bagaimana tidak, sebagai profesi yang dianggap independen dan objektif dalam memberikan sebuah jasa asersi (tingkat keyakinan) tentu ekspektasi masyarakat terhadap profesi ini adalah tinggi dan bukan suatu hal yang mustahil apabila profesi ini akan menghadapi benturan-benturan kepentingan (conflict of interest). Untuk itu diperlukanlah sebuah standar etika terhadap moral dari dalam profesi audit itu sendiri. Standar tersebut tertuang dalam kode etik profesi audit yang menyediakan panduan bagi para auditor profesional dalam mempertahankan diri dari godaan dan dalam mengambil keputusan-keputusan sulit. Jika auditor tunduk pada tekanan atau permintaan tersebut, maka telah terjadi pelanggaran terhadap komitmen pada prinsip-prinsip etika yang dianut oleh profesi.

Dapat diisimpulkan bahwa etika dalam audit merupakan suatu prinsip yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen untuk melakukan suatu proses yang sistematis dalam proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti secara objektif tentang informasi yang dapat diukur mengenai asersi-asersi suatu entitas ekonomi, dengan tujuan untuk menentukan dan

2.1. PENDAHULUAN

Studi bibliometrik ini menganalisis topik-topik riset populer yang berkenaan dengan etika auditor di beberapa negara dunia selama rentang 2014-2019. Studi ini pula berusaha menelisik bagaimana penerapan etika itu sendiri dalam lingkup dunia pengauditan guna mencari tahu kesenjangan (gap) antara studi dan aktualisasi etika (expectation of ethics) serta menguak adakah aspek dilema (dilemma ethics) dalam penerapannya di dunia nyata. Tak hanya itu, studi ini juga akan membuat prediksi topik populer untuk riset etika di masa depan melalui analisis 32 artikel internasional yang dijadikan sebagai sampel. Artikel tersebut berasal dari hasil screening menggunakan software Publish or Perish (PoP) yang kemudian diolah kembali dengan melalui pengecekan spesifikasi data dari tiap artikel menggunakan software Mendeley. Setelah itu barulah dilakukan mapping data dengan menggunakan software Vosviewer dan didapatkan dua topik yang populer terkait etika auditor yaitu etika sebagai sebuah studi dan praktek. Artikel ini juga membahas mengenai riset etika di beberapa negara seperti Nigeria, Yordania, dan Malaysia.

Sejatinya setiap yang tercipta dalam hidup dan kehidupan manusia memiliki makna yang diyakini sebagai maksud dan tujuan, baik tersurat maupun tersirat. Proses pemaknaan diwujudkan dalam langkah berupa aktivitas. Dan aktivitas dikendalikan oleh sebuah

Page 57: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

18 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut, serta melaporkan kesesuaian informasi tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Dalam penerapannya, seseorang yang memiliki standar nilai dan didukung oleh seperangkat pedoman yang mendukung persepsinya terhadap value standard of ethics tidak mungkin selalu berjalan mulus. Tidak ada jaminan yang menjaminkan bahwa seseorang akan selalu berlaku sesuai dengan persepsinya ataupun standar yang ada. Karenaya sikap dilema dalam penerapan kode etik pasti ada. Sebuah sikap yang biasanya muncul dalam proses pengambilan keputusan seorang auditor perihal menentukan sebuah perkara yang dianggap etis dan tidak etis. Dilema etika muncul sebagai konsekuensi konflik audit karena auditor berada dalam situasi pengambilan yang terkait dengan keputusan etis atau tidak etis. Situasi yang terbentuk karena dalam konflik tersebut terdapat pihak-pihak yang berkepentingan yang membenturkan kepentingannya terhadap keputusan auditor sehingga auditor dihadapkan pada pilihan keputusan yang membingungkan. Kebingungan terrsebut yang menjadi dasar seorang auditor berpotensi melakukan tindakan yang tidak etis (unethical issues).

Perilaku tidak etis auditor yang dapat dijumpai meliputi permintaan ataupun tekanan untuk melaksanakan tugas yang bukan merupakan kompetensinya, mengungkapkan informasi rahasia, mengkompromikan integritasnya dengan melakukan pemalsuan, penggelapan, penyuapan dan sebagainya, serta mendistorsi obyektivitas dengan menerbitkan laporan-laporan yang menyesatkan.

Kasus terhadap perilaku tidak etis dalam dunia audit sendiri sudah menjadi rahasia umum. Banyak sekali kasus yang terjadi di negara-negara dunia, baik negara-negara di Asia, Timur maupun Barat. Adapun salah satu kasus pelanggaran etis terjadi di negara Nigeria tahun 2006 berkenaan dengan pemalsuan laporan keuangan oleh Akintola Williams Deloitte (AWD) terhadap kliennya Afribank plc. AWD tidak berhasil mendeteksi kekeliruhan atas aset Afribank plc dan justru memberikan pendapat audit tanpa pengecualian yang menyatakan bahwa laporan keuangan yang diaudit adalah benar dan

Page 58: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

19Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

akurat. Atas kasus tersebut, AWD dikenai sanksi berupa membayar pinalti sebanyak N20 juta karena kegagalannya dalam menangani laporan keuangan bank dengan uji tuntas dan perhatian profesional (Yinka, et al., 2015). 2.2 KAJIAN PUSTAKA

Mukadimah prinsip etika profesi akuntan antara lain menyebutkan bahwa dengan seorang akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin diri melebihi yang disyaratkan oleh hukum dan peraturan yang berlaku. Selain itu prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi. Sementara itu prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan itu sendiri terdapat dalam Exposure Draft yang dibuat oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia, Kode Etik Akuntan Profesional, menyebutkan prinsip dasar etika profesi akuntansi.yang terdeskripsikan sebagai berikut. a) Tanggung jawab profesi

Akuntan di dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

b) Kepentingan publik Akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

c) Integritas Akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut dengan menjaga integritasnya setinggi mungkin.

d) Obyektifitas Dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota IAI harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan.

menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut, serta melaporkan kesesuaian informasi tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Dalam penerapannya, seseorang yang memiliki standar nilai dan didukung oleh seperangkat pedoman yang mendukung persepsinya terhadap value standard of ethics tidak mungkin selalu berjalan mulus. Tidak ada jaminan yang menjaminkan bahwa seseorang akan selalu berlaku sesuai dengan persepsinya ataupun standar yang ada. Karenaya sikap dilema dalam penerapan kode etik pasti ada. Sebuah sikap yang biasanya muncul dalam proses pengambilan keputusan seorang auditor perihal menentukan sebuah perkara yang dianggap etis dan tidak etis. Dilema etika muncul sebagai konsekuensi konflik audit karena auditor berada dalam situasi pengambilan yang terkait dengan keputusan etis atau tidak etis. Situasi yang terbentuk karena dalam konflik tersebut terdapat pihak-pihak yang berkepentingan yang membenturkan kepentingannya terhadap keputusan auditor sehingga auditor dihadapkan pada pilihan keputusan yang membingungkan. Kebingungan terrsebut yang menjadi dasar seorang auditor berpotensi melakukan tindakan yang tidak etis (unethical issues).

Perilaku tidak etis auditor yang dapat dijumpai meliputi permintaan ataupun tekanan untuk melaksanakan tugas yang bukan merupakan kompetensinya, mengungkapkan informasi rahasia, mengkompromikan integritasnya dengan melakukan pemalsuan, penggelapan, penyuapan dan sebagainya, serta mendistorsi obyektivitas dengan menerbitkan laporan-laporan yang menyesatkan.

Kasus terhadap perilaku tidak etis dalam dunia audit sendiri sudah menjadi rahasia umum. Banyak sekali kasus yang terjadi di negara-negara dunia, baik negara-negara di Asia, Timur maupun Barat. Adapun salah satu kasus pelanggaran etis terjadi di negara Nigeria tahun 2006 berkenaan dengan pemalsuan laporan keuangan oleh Akintola Williams Deloitte (AWD) terhadap kliennya Afribank plc. AWD tidak berhasil mendeteksi kekeliruhan atas aset Afribank plc dan justru memberikan pendapat audit tanpa pengecualian yang menyatakan bahwa laporan keuangan yang diaudit adalah benar dan

Page 59: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

20 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

e) Kompetensi dan kehati-hatian professional Akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktek, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir.

f) Kerahasiaan Akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.

g) Perilaku professional Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya.

h) Standar teknis Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas.

2.3 STUDI RISET TENTANG ETIKA AUDITOR

Telah banyak riset yang dilakukan tentang etika dalam bidang audit rentang tahun 2014-2019, antara lain:

Page 60: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

21Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Tabel 2.1 Artikel Internasional Riset Etika Tahun 2014-2019

e) Kompetensi dan kehati-hatian professional Akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktek, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir.

f) Kerahasiaan Akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.

g) Perilaku professional Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya.

h) Standar teknis Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas.

2.3 STUDI RISET TENTANG ETIKA AUDITOR

Telah banyak riset yang dilakukan tentang etika dalam bidang audit rentang tahun 2014-2019, antara lain:

Page 61: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

22 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Sebanyak 32 artikel yang paling relevan dengan tema etika auditor di dapat setelah proses screening, checking dan mapping data di lakukan. Sebenarnya terdapat 970 artikel terkait di Google Scholar yang relevan dengan pencarian kata kunci “auditor ethics”. Namun hanya 32 artikel saja yang dianggap paling relevan dengan topik bahasan studi bibliometrik ini. Masing-masing artikel memiliki jenis topik yang berbeda, bahkan ada juga yang sama. Berikut disajikan metapeta dari topik riset 32 artikel tentang etika

pada tabel 2.

Tabel 2.2. Topik Riset Etika Audit Tahun 2014-2019

No Topik Jumlah Artikel

Penulis (Tahun)

1 Corporate ethical 2 M. Houqe, et al. (2015); S. Ismail (2015)

2 Ethical gap 1 A. Idowu, A. Oluwatoyin (2014)

3 Ethical awarness 1 R. Abdullah (2014)

4 Ethical behavior 2 K. Lai, A. Sasmita, F. Gul et al (2018); M. Kida, Y.Saidu, M. Urama (2016)

5 Ethical matters 1 Y. Zhatkin, N. Gurvits, J. Strouhal (2017)

6 Ethical judgement 2 S. Ismail (2015); A. Abdullah, Z.Sulong, R. Said (2019)

7 Ethical climate 2 A. Abdullah, Z. Sulong, R. Said (2019); S. Ismail (2015)

8 Professional accounting ethics

9

S. Loeb (2015); W. Kleinsmith, M. Hewitt, L. Previti, et al. (2016); A. Arowoshegbe, et al. (2017); L. Nwanyanwu (2018); A. Oraka, T. Okegbe (2015); A. Alnasser, et al. (2014); A. West (2017); C. Akenbor, O. Tennyson (2014)

9 Professional auditor ethics

5

R. Douglas-Jones (2015); D. Roberts (2016); A. Nasrabadi, A. Arabian (2015); N. Haeridistia, A. Fadjarenie (2019); Y. Kuntari, et al. (2017)

10 Ethical characteristics

1 R. Corell, R. Wrane (2016)

Page 62: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

23Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

11 Internal auditor ethics

3 K. Plant, J. Appel (2015); S. Ferramosca (2017); A. Hosban (2015)

12 Critical conseptual framework ethics

1 A. Spalding, G. Lawrie (2019)

13 Unethical practice 1 Y. Salaudden, J. Ibikunle, E, Chima (2015)

14 Perspective ethics 1 D. Rahayuningsih (2018)

15 Ethical dilemma 2 S. Naslmosavi (2015); A. Ardelean (2015)

16 Islamic work ethics 1 T. Suryanto (2016)

Dari 32 artikel pada tabel 2 dapat dilihat terdapat 3 topik yang

paling dominan (populer) pada riset etika tahun 2014-2019, yaitu professional accounting ethics, professional auditor ethics, dan internal auditor ethics. Di samping itu juga terdapat 5 topik semi populer, diantaranya corporate ethical, ethical behavior, ethical judgement, ethical climate, dan ethical dilemma. 2.4 METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan kajian pustaka terstruktur. Metode riset disusun berdasarkan pertanyaan berikut: 3) Topik penelitian apa saja yang dibahas pada penelitian etika di

beberapa negara dunia? 4) Bagaimana analisis hasil riset terhadap topik populer utama? 5) Bagaimana arah riset ke depan terkait dengan penelitian etika

auditor di beberapa negara dunia?

Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling dengan teknik sampling sistematis. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan software Publish or Perish (PoP) dengan kata kunci “Auditor Ethics” rentang tahun 2014-2019. Berikut adalah alur pengambilan sampel dalam riset ini.

Sebanyak 32 artikel yang paling relevan dengan tema etika auditor di dapat setelah proses screening, checking dan mapping data di lakukan. Sebenarnya terdapat 970 artikel terkait di Google Scholar yang relevan dengan pencarian kata kunci “auditor ethics”. Namun hanya 32 artikel saja yang dianggap paling relevan dengan topik bahasan studi bibliometrik ini. Masing-masing artikel memiliki jenis topik yang berbeda, bahkan ada juga yang sama. Berikut disajikan metapeta dari topik riset 32 artikel tentang etika

pada tabel 2.

Tabel 2.2. Topik Riset Etika Audit Tahun 2014-2019

No Topik Jumlah Artikel

Penulis (Tahun)

1 Corporate ethical 2 M. Houqe, et al. (2015); S. Ismail (2015)

2 Ethical gap 1 A. Idowu, A. Oluwatoyin (2014)

3 Ethical awarness 1 R. Abdullah (2014)

4 Ethical behavior 2 K. Lai, A. Sasmita, F. Gul et al (2018); M. Kida, Y.Saidu, M. Urama (2016)

5 Ethical matters 1 Y. Zhatkin, N. Gurvits, J. Strouhal (2017)

6 Ethical judgement 2 S. Ismail (2015); A. Abdullah, Z.Sulong, R. Said (2019)

7 Ethical climate 2 A. Abdullah, Z. Sulong, R. Said (2019); S. Ismail (2015)

8 Professional accounting ethics

9

S. Loeb (2015); W. Kleinsmith, M. Hewitt, L. Previti, et al. (2016); A. Arowoshegbe, et al. (2017); L. Nwanyanwu (2018); A. Oraka, T. Okegbe (2015); A. Alnasser, et al. (2014); A. West (2017); C. Akenbor, O. Tennyson (2014)

9 Professional auditor ethics

5

R. Douglas-Jones (2015); D. Roberts (2016); A. Nasrabadi, A. Arabian (2015); N. Haeridistia, A. Fadjarenie (2019); Y. Kuntari, et al. (2017)

10 Ethical characteristics

1 R. Corell, R. Wrane (2016)

Page 63: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

24 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Gambar 2.1 Peta Penelitian Studi Bibliometrik Etika Auditor

Dalam penelitian ini proses analisis data yang dilakukan

adalah sebagai berikut. 1) Melakukan screening artikel yang sesuai dengan kata kunci atau

tema pembahasan dengan bantuan software Publish or Perish (PoP) dari Google Scholar rentang tahun 2014-2019. Hasil screening diperoleh 970 artikel, kemudian dilakukan proses eliminasi artikel yang tidak relevan hingga menghasilkan 153 artikel yang relevan dengan objek pencarian. Dari hasil yang diperoleh kemudian di exsport dan disimpan ke dalam bentuk RIS (*ris) untuk import ke dalam Mendeley.

2) Melakukan pengecekan artikel yang didapat di Mendeley dengan langkah-langkah sebagai berikut. c. Artikel yang digunakan hanya yang berkaitan dengan etika

dalam dunia audit, baik itu berkenaan dengan standar, penerapan ataupun kasus etika itu sendiri di beberapa negara dunia.

d. Mengeliminasi artikel-artikel yang tidak terlalu relevan dengan tema pembahasan serta menghapus artikel yang tidak dapat diakses sumbernya hingga tersisa 32 artikel yang dinilai relevan.

e. Melakukan kelengkapan data tiap-tiap artikel, mulai dari abstrak, keywords, volume, issues dan halaman.

f. Kemudian meng-export dan menyimpan seluruh artikel yang sudah lengkap dan relevan tersebut ke dalam bentuk RIS (*ris) untuk di import ke dalam software Vosviewer.

Page 64: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

25Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

3) Melakukan mapping data terhadap 32 artikel di software Vosviewer untuk melihat dan menentukan: c. Topik riset etika yang paling populer d. Pola hubungan antar 32 artikel riset etika (garis hubung etika

dengan aspek atau variabel lain) e. Dominan tahun terbitnya riset etika dari rentang tahun 2014-

2019 (Grafik 1) f. Prediksi topik riset etika di masa depan

4) Hasil mapping berupa grafik yang kemudian dijadikan sebagai objek analisis yang mewakili 32 artikel riset tentang etika di beberapa negara dunia.

Grafik 2.1 Jumlah Artikel Hasil Seleksi Berdasarkan Tahun

2.5 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Topik Riset Etika di Beberapa Negara Dunia

Etika merupakan sebuah tema yang selalu hangat menjadi objek penelitian sejak lampau, masa kini hingga masa depan dikarenakan etika itu sendiri adalah dasar dari interaksi kehidupan yang akan terus diteliti perkembangannya seiring dengan perkembangan pola sosial di tiap zaman. Berikut disajikan metadata topik etika dari beberapa negara dunia.

4

11

6

5

3

3

32

0 10 20 30 40

2014

2015

2016

2017

2018

2019

Jumlah

Jumlah Artikel

Gambar 2.1 Peta Penelitian Studi Bibliometrik Etika Auditor

Dalam penelitian ini proses analisis data yang dilakukan

adalah sebagai berikut. 1) Melakukan screening artikel yang sesuai dengan kata kunci atau

tema pembahasan dengan bantuan software Publish or Perish (PoP) dari Google Scholar rentang tahun 2014-2019. Hasil screening diperoleh 970 artikel, kemudian dilakukan proses eliminasi artikel yang tidak relevan hingga menghasilkan 153 artikel yang relevan dengan objek pencarian. Dari hasil yang diperoleh kemudian di exsport dan disimpan ke dalam bentuk RIS (*ris) untuk import ke dalam Mendeley.

2) Melakukan pengecekan artikel yang didapat di Mendeley dengan langkah-langkah sebagai berikut. c. Artikel yang digunakan hanya yang berkaitan dengan etika

dalam dunia audit, baik itu berkenaan dengan standar, penerapan ataupun kasus etika itu sendiri di beberapa negara dunia.

d. Mengeliminasi artikel-artikel yang tidak terlalu relevan dengan tema pembahasan serta menghapus artikel yang tidak dapat diakses sumbernya hingga tersisa 32 artikel yang dinilai relevan.

e. Melakukan kelengkapan data tiap-tiap artikel, mulai dari abstrak, keywords, volume, issues dan halaman.

f. Kemudian meng-export dan menyimpan seluruh artikel yang sudah lengkap dan relevan tersebut ke dalam bentuk RIS (*ris) untuk di import ke dalam software Vosviewer.

Page 65: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

26 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Gambar 2.2 Metadata berdasarkan Abstrak dan Judul

Gambar 2 diatas menggambarkan peta persebaran topik yang

dibahas terkait etika auditor di beberapa negara dunia dengan masing-masing topik bahasan yang tentu berbeda. Dalam studi bibliometrik kali ini berusaha mengupas topik etika dari artikel etika di beberapa negara yang ditemukan saat melakukan screening data di Publish or Perish (POP), diantaranya ada negara Yordania, Nigeria, dan Malaysia. a. Yordania

Salah satu topik riset etika negara Yordania yang ditulis oleh Nabil Annaser, et al., tahun 2014 adalah tentang dampak penerapan etika terhadap pengambilan keputusan sebuah perusahaan. Artikel tersebut memiliki judul the impact of accounting ethics in improving managers' behavior and decision making in the Jordanian Companies. Hal yang disimpulkan dari artikel tersebut bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi etika, perilaku manajer, dan pengambilan keputusan harus diselidiki secara mendalam. Akuntan harus memahami bagaimana faktor-faktor seperti nilai, norma, keyakinan, integritas, pilihan, dan keberanian saling berinteraksi untuk saling mempengaruhi perilaku dan pengambilan keputusan manajer. Juga misi dan

Page 66: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

27Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

nilai-nilai yang jelas membantu menciptakan seperangkat keyakinan bersama yang memandu pengambilan keputusan.

Studi ini menyimpulkan bahwa, setiap perusahaan harus memiliki kode etik yang dapat meminimalkan risiko, dan memastikan laporan keuangan yang andal, dan membuat pedoman etika terbaik yang dapat diikuti staf adalah perilaku nyata seorang manajer, karena nilai-nilai etis yang kuat akan memperkuat norma-norma pengambilan keputusan etis. Hadiah dan sanksi mempengaruhi perilaku etis, baik dengan menambah atau mengurangi yang mana efeknya tergantung pada jenis penghargaan atau hukuman. Namun umumnya para staf bekerja dengan pendekatan positif daripada perilaku negatif.

b. Nigeria

Sebuah artikel yang berjudul Unethical accounting practice and financial reporting quality: Evidence from Nigeria ditulis di tahun 2015 oleh Yinka M. Salaudeen, et al., . Artikel tersebut membahas mengenai praktek akuntansi yang tidak etis dan kualitas pelaporan keuangan di negara Nigeria. Dalam artukel tersebut, berprilaku etis merupakan sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang akuntan dan auditor profesional karena persepsi masyarakat dalam menempatkan kedua profesi tersebut sangat tinggi sehingga harus menghasilkan sebuah informasi keuangan yang bermakna efisien, dapat diandalkan, dan relistis serta tidak memihak.

Masalah praktek tidak etis dalam profesi akuntansi dan audit sebenarnya telah menjadi masalah global dan ini berdampak negatif pada laporan keuangan karena telah mengikis kepercayaan publik terhadap informasi keuangan itu sendiri. Corporate governance adalah tentang membangun kredibilitas, memastikan transparansi dan akuntabilitas serta mempertahankan suatu jaringan aktif dalam pengungkapan informasi yang akan memelihara kinerja perusahaan dengan baik. Oleh karena itu tata kelola adalah prosedur dan skema di mana perusahaan diatur untuk memastikan pengecekan dan

Gambar 2.2 Metadata berdasarkan Abstrak dan Judul

Gambar 2 diatas menggambarkan peta persebaran topik yang

dibahas terkait etika auditor di beberapa negara dunia dengan masing-masing topik bahasan yang tentu berbeda. Dalam studi bibliometrik kali ini berusaha mengupas topik etika dari artikel etika di beberapa negara yang ditemukan saat melakukan screening data di Publish or Perish (POP), diantaranya ada negara Yordania, Nigeria, dan Malaysia. a. Yordania

Salah satu topik riset etika negara Yordania yang ditulis oleh Nabil Annaser, et al., tahun 2014 adalah tentang dampak penerapan etika terhadap pengambilan keputusan sebuah perusahaan. Artikel tersebut memiliki judul the impact of accounting ethics in improving managers' behavior and decision making in the Jordanian Companies. Hal yang disimpulkan dari artikel tersebut bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi etika, perilaku manajer, dan pengambilan keputusan harus diselidiki secara mendalam. Akuntan harus memahami bagaimana faktor-faktor seperti nilai, norma, keyakinan, integritas, pilihan, dan keberanian saling berinteraksi untuk saling mempengaruhi perilaku dan pengambilan keputusan manajer. Juga misi dan

Page 67: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

28 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

keseimbangan yang tepat serta cara perusahaa dalam mengelola secara efisien (Mmadu & Akomolafe, 2014).

Penting sekali untuk menekankan bahwa pelaporan keuangan adalah elemen kunci yang diperlukan agar sistem tata kelola perusahaan berfungsi secara efektif. Akuntan, dewan direksi dan auditor yang merupakan penyedia utama informasi yang diperlukan dalam ekosistem pelaporan keuangan diharapkan dapat menunjukkan standar etika yang tinggi dalam melaksanakan tugas profesional mereka. Elemen kunci etika tata kelola perusahaan yang baik meliputi kejujuran, kepercayaan dan integritas, keterbukaan, orientasi kinerja, tanggung jawab dan akuntabilitas, saling menghormati, dan komitmen terhadap organisasi (Joseph & Minow, 1991).

c. Malaysia

Sebuah artikel berjudul an analysis on ethical climate and ethical judgment among public sector employees in Malaysia ditulis tahun 2019 oleh Amalia Abdullah dari Universitas Putra Malaysia. Hasil dari artikel tersebut berupa rekomendasi beberapa beberapa strategi yang direkomendasikan untuk menanamkan praktek perilaku etis di sektor publik. Peningkatan dalam praktek perilaku etis akan meningkatkan reputasi pemerintahan sektor publik, tidak hanya dalam jangka pendek, tetapi juga untuk jangka panjang.

Pertama, pemerintah perlu meningkatkan iklim etika yang ada dengan menerapkan kontrol dan prosedur pemantauan karyawan di berbagai departemen sektor publik untuk meningkatkan praktek perilaku etis. Karyawan di sektor publik diharapkan memiliki integritas tinggi dan nilai etika yang tinggi secara konsisten. Sektor publik dengan integritas tinggi akan mengarah pada peningkatan kepercayaan publik dan percaya pada keandalan dan akuntabilitas layanan mereka. Harapannya lebih menekankan pada etika praktek prilaku yang dapat meningkatkan sistem penyediaan layanan publik dan meningkatkan reputasi publik menuju kemakmuran nasional.

Page 68: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

29Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Kedua, manajemen puncak dari berbagai kementerian dan departemen perlu menemukan cara terbaik untuk melakukan penanganan masalah etika di antara staf mereka. Ini bisa dilakukan melalui penekanan pelatihan program etika, pertemuan rutin dan inspeksi, penekanan pada indeks kinerja utama tertentu (KPI) berdasarkan pengaturan pertanggungjawaban dan langkah integritas, serta penggunaan reward untuk perilaku etis yang baik dan penggunaan hukuman atau sanksi untuk perilaku tidak etis. Kode nilai etika dan sanksi yang ada perlu diedarkan dan dipahami dengan jelas oleh semua karyawan. Hal tersebut diyakini akan meningkatkan penilaian etis karyawan. Akibatnya, segala kekurangan dapat diatasi dan kinerja sektor publik dapat secara efektif dipantau dan dinilai melalui KPI, inspeksi sistemik, audit manajemen dan kepatuhan dengan standar Malaysia MS ISO 9001: 2008.

Ketiga, ada atribut umum dari sistem pemerintahan yang matang, berfungsi dan adil. Tugas pertama pemerintah adalah memastikan keamanan negara, dan perdamaian internal maupun eksternal. Kejahatan kerah putih seperti penyuapan harus dikontrol dan aturan hukum ditegakkan. Proses meniup peluit harus dibiarkan lancar dan mampu melindungi hak-hak pelapor sebagaimana diatur dalam Malaysia Whistle blowing Act 2010. Tugas kedua dari pemerintah adalah untuk memastikan kerangka kerja administrasi yang tepat dengan prosedur dan kebijakan yang transparan untuk melayani orang-orang.

keseimbangan yang tepat serta cara perusahaa dalam mengelola secara efisien (Mmadu & Akomolafe, 2014).

Penting sekali untuk menekankan bahwa pelaporan keuangan adalah elemen kunci yang diperlukan agar sistem tata kelola perusahaan berfungsi secara efektif. Akuntan, dewan direksi dan auditor yang merupakan penyedia utama informasi yang diperlukan dalam ekosistem pelaporan keuangan diharapkan dapat menunjukkan standar etika yang tinggi dalam melaksanakan tugas profesional mereka. Elemen kunci etika tata kelola perusahaan yang baik meliputi kejujuran, kepercayaan dan integritas, keterbukaan, orientasi kinerja, tanggung jawab dan akuntabilitas, saling menghormati, dan komitmen terhadap organisasi (Joseph & Minow, 1991).

c. Malaysia

Sebuah artikel berjudul an analysis on ethical climate and ethical judgment among public sector employees in Malaysia ditulis tahun 2019 oleh Amalia Abdullah dari Universitas Putra Malaysia. Hasil dari artikel tersebut berupa rekomendasi beberapa beberapa strategi yang direkomendasikan untuk menanamkan praktek perilaku etis di sektor publik. Peningkatan dalam praktek perilaku etis akan meningkatkan reputasi pemerintahan sektor publik, tidak hanya dalam jangka pendek, tetapi juga untuk jangka panjang.

Pertama, pemerintah perlu meningkatkan iklim etika yang ada dengan menerapkan kontrol dan prosedur pemantauan karyawan di berbagai departemen sektor publik untuk meningkatkan praktek perilaku etis. Karyawan di sektor publik diharapkan memiliki integritas tinggi dan nilai etika yang tinggi secara konsisten. Sektor publik dengan integritas tinggi akan mengarah pada peningkatan kepercayaan publik dan percaya pada keandalan dan akuntabilitas layanan mereka. Harapannya lebih menekankan pada etika praktek prilaku yang dapat meningkatkan sistem penyediaan layanan publik dan meningkatkan reputasi publik menuju kemakmuran nasional.

Page 69: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

30 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

2. Analisis Hasil Riset Populer Gambar 2.3 Sebaran Tahun Publikasi

Gambar 3 menggambarkan peta sebaran tahun publikasi

terkait topik etika dari tahun 2014 sampai tahun 2019 di beberapa negara dunia. Dari hasil sebaran tersebut penelitian tentang topik etika auditor masih menjadi salah satu topik yang menarik bagi para peneliti untuk meneliti keterkaitannya dengan berbagai topik lain seperti audit quality, independence, integrity, objectivity, education, dan topik lainnya. Dari gambar tersebut juga dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa penelitian terkait etika lebih dominan diteliti di tahun 2015 sampai dengan 2017 dengan jumlah 21 artikel dari 32 artikel terkait (Grafik 1).

Page 70: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

31Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Gambar 2.4 Metadata Publikasi Berdasarkan yang Paling Sering Diteliti

Gambar 4 menggambarkan sebaran publikasi yang paling

sering diteliti melalui proses pemetaan abstrak dan keywords dari 32 artikel internasional terkait etika. Dari sebaran tersebut terdapat dua topik atau sudut pandang yang umumnya dijadikan sebagai bahasan dalam riset etika, yakni etika sebagai sebuah study dan practice. Kemudian penulis akan berusaha menunjukkan GAP antara studi dan praktek etika itu sendiri.

3) Etika sebagai sebuah Study

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh A. Idowu, et al. tahun 2014 yang berjudul Impact of Auditing Education on Audit Expectation Gap in Nigeria menyatakan relevansi dibutuhkannya peran etika saat ini sebagai sebuah studi atau pendidikan adalah untuk menghindari adanya Audit Expectation Gap (EAG). Standar Audit dan Jaminan Internasional Board (IAASB) (2011) mendefinisikan istilah AEG sebagai perbedaan antara apa yang pengguna informasi keuangan harapkan dari auditor dan aktual apa yang dibutuhkan oleh audit keuangan. Kemudian Institute of Chartered Accountants of England and Wales (ICAEW) pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa istilah AEG sebagai

practice

2. Analisis Hasil Riset Populer Gambar 2.3 Sebaran Tahun Publikasi

Gambar 3 menggambarkan peta sebaran tahun publikasi

terkait topik etika dari tahun 2014 sampai tahun 2019 di beberapa negara dunia. Dari hasil sebaran tersebut penelitian tentang topik etika auditor masih menjadi salah satu topik yang menarik bagi para peneliti untuk meneliti keterkaitannya dengan berbagai topik lain seperti audit quality, independence, integrity, objectivity, education, dan topik lainnya. Dari gambar tersebut juga dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa penelitian terkait etika lebih dominan diteliti di tahun 2015 sampai dengan 2017 dengan jumlah 21 artikel dari 32 artikel terkait (Grafik 1).

Page 71: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

32 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

perbedaan antara apa yang pengguna laporan keuangan amati sebagai tugas auditor dan apa yang auditor anggap sebagai tugas mereka. Oleh karena itu, perbedaan antara apa yang diharapkan oleh pengguna laporan keuangan sebagai peran dan tanggung jawab auditor dan tanggung jawab yang sebenarnya sebagai seorang auditor disebut sebagai AEG.

Penelitian menunjukkan bahwa AEG adalah masalah yang merugikan dan dianggap sebagai salah satu masalah yang menyebabkan kurangnya kepercayaan dalam proses audit dan pelaporan keuangan (Adeyemi & Uadiale, 2011; Sikka, Puxty, Willmott, & Cooper, 1998). Sebaliknya, AEG jika tidak ditangani dengan benar dapat membawa persepsi negatif terhadap nilai profesi akuntansi dan audit (Alsmairat et al.2018; Fadzly & Ahamad, 2004; Lin & Chen, 2004; Ruhnke & Schmigt, 2014; Wolf, Tackett, & Claypool, 1999). Namun, kegagalan pelaporan keuangan perusahaan besar-besaran juga meningkat, seperti kasus Afribank Nigeria Plc, yang telah mengungkapkan laporan keuangan palsu itu membawa kritik pada kredibilitas laporan auditor yang membuat banyak pengguna keuangan menyatakan kritikan terhadap nilai pelaporan keuangan (Ihendinihu & Robert, 2014). Pierce dan Kilcommins (1996) menyatakan bahwa beberapa kritik itu disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat yang berkaitan dengan fungsi audit dan kesalahpahaman terhadap peran hukum auditor. Akibatnya, ketika pengguna laporan keuangan memiliki pendidikan audit yang lebih baik sehingga mamou memahami fungsi audit dengan baik, AEG akan berkurang.

Banyak para peneliti melakukan studi untuk menguji apakah benar pendidikan audit khususnya yang berkenaan dengan etika mempu mengurangi kesenjangan ekspektasi audit. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Enyi et al. (2012) menunjukkan bahwa masalah AEG dapat diatasi dengan mendidik pengguna laporan keuangan dan auditor tentang tanggung jawab hukum auditor. Karena itu, penelitian ini menyoroti perlunya bagi masyarakat untuk dididik tentang fungsi audit, khususnya peran dan tanggung jawab auditor. Selain itu ada pula penelitian dari

Page 72: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

33Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Fowzia (2010) yang meneliti apakah pemberian kursus audit sebagai bagian dari gelar program akan membantu mengurangi masalah AEG. Studi ini menemukan bahwa pendidikan audit memiliki efek substansial dalam mengurangi AEG di antara siswa yang belajar kursus audit. Pembelajaran menunjukkan relevansi pengetahuan audit mengurangi AEG dan memiliki dampak positif pada siswa dan masyarakat umum untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang proses audit.

4) Etika sebagai sebuah practice

Auditor merupakan salah satu profesi yang mempunyai peran penting bagi dunia bisnis. Eksistensi auditor dari waktu ke waktu juga semakin diakui. Auditor melakukan audit bukan semata-mata hanya untuk kepentingan kliennya, tetapi juga untuk pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan auditan dan auditor pun juga dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai. Auditor mendapat kepercayaan dari publik untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan. Karena pentingnya peran auditor tersebut, maka setiap auditor dituntut untuk mempunyai pengetahuan, pemahaman dan penerapan etika secara memadai dalam pelaksanaan pekerjaan profesionalnya. Kesadaran etika dan sikap profesional harus ada dalam diri seorang auditor mengingat bahwa profesi tersebut sangat membutuhkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit yang diberikan. Adanya pengaruh etika yang ada dalam diri seorang auditor akan mempengaruhi perilaku auditor dan etis tidaknya keputusan yang diambil.

Untuk itu, melakukan implementasi etika ke dalam bentuk praktek-praktek dengan acuan moral berupa kode etik, standar, hukum, ataupun kebijakan adalah hal yang mutlak harus dilakukan guna menciptakan sebuah kondusifitas relasi antara auditor dengan para pemangku kepentingan.

Seiring dengan berkembangnya zaman pula berkembangnya tingkat kepentingan dan kepuasan pelayanan akan jasa audit, maka penelitian akan etika sebagai sebuah praktek adalah tepat

perbedaan antara apa yang pengguna laporan keuangan amati sebagai tugas auditor dan apa yang auditor anggap sebagai tugas mereka. Oleh karena itu, perbedaan antara apa yang diharapkan oleh pengguna laporan keuangan sebagai peran dan tanggung jawab auditor dan tanggung jawab yang sebenarnya sebagai seorang auditor disebut sebagai AEG.

Penelitian menunjukkan bahwa AEG adalah masalah yang merugikan dan dianggap sebagai salah satu masalah yang menyebabkan kurangnya kepercayaan dalam proses audit dan pelaporan keuangan (Adeyemi & Uadiale, 2011; Sikka, Puxty, Willmott, & Cooper, 1998). Sebaliknya, AEG jika tidak ditangani dengan benar dapat membawa persepsi negatif terhadap nilai profesi akuntansi dan audit (Alsmairat et al.2018; Fadzly & Ahamad, 2004; Lin & Chen, 2004; Ruhnke & Schmigt, 2014; Wolf, Tackett, & Claypool, 1999). Namun, kegagalan pelaporan keuangan perusahaan besar-besaran juga meningkat, seperti kasus Afribank Nigeria Plc, yang telah mengungkapkan laporan keuangan palsu itu membawa kritik pada kredibilitas laporan auditor yang membuat banyak pengguna keuangan menyatakan kritikan terhadap nilai pelaporan keuangan (Ihendinihu & Robert, 2014). Pierce dan Kilcommins (1996) menyatakan bahwa beberapa kritik itu disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat yang berkaitan dengan fungsi audit dan kesalahpahaman terhadap peran hukum auditor. Akibatnya, ketika pengguna laporan keuangan memiliki pendidikan audit yang lebih baik sehingga mamou memahami fungsi audit dengan baik, AEG akan berkurang.

Banyak para peneliti melakukan studi untuk menguji apakah benar pendidikan audit khususnya yang berkenaan dengan etika mempu mengurangi kesenjangan ekspektasi audit. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Enyi et al. (2012) menunjukkan bahwa masalah AEG dapat diatasi dengan mendidik pengguna laporan keuangan dan auditor tentang tanggung jawab hukum auditor. Karena itu, penelitian ini menyoroti perlunya bagi masyarakat untuk dididik tentang fungsi audit, khususnya peran dan tanggung jawab auditor. Selain itu ada pula penelitian dari

Page 73: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

34 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

untuk dilakukan agar terus melakukan adjustment terhadap ekspektasi dengan aktualisasi praktek agar tidak terjadi kesenjangan kepentingan yang berujung pada konflik yang sudah pasti merugikan banyak elemen masyarakat.

d. Gap antara Studi dan Praktek

Gap antara studi dan praktek terletak pada ketidaksesuaian antara paradigma fikir tentang etika dengan perilaku moral itu sendiri. Ketidaksesuaian tersebut terjadi diakibatkan oleh dilema etis di mana seorang auditor dihadapkan pada banyaknya pemangku kepentingan dengan tingkat kepentingan yang berbeda, sehingga auditor mengalami kebingungan dalam menentukan mana kepentingan atau keputusan yang sebaiknya didahulukan dalam menentukan sebuah perkara yang dianggap etis dan tidak etis. Kebingungan yang terjadi memungkinkan seorang auditor dalam melakukan tindakan atau keputusan yang tidak etis (unethical issues).

Untuk itu cara terbaik dalam mengatasi gap ini adalah dengan memperkuat kesadaran dan orientasi etika positif (orientasi pada kebenaran). Orientasi etis merupakan cara pandang seseorang terhadap etika itu sendiri. Perilaku etis seseorang akan berpengaruh dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi dilema etis. Forsyth (1980) mengatakan bahwa orientasi etika atau nilai-nilai etika dikendalikan oleh dua karakteristik yaitu idealisme dan relativisme.

Idealisme merupakan orientasi etika yang mengacu pada sejauh mana seseorang percaya bahwa konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dapat terjadi tanpa melanggar nilai-nilai moral. Sedangkan relativisme adalah orientasi etika yang mengacu pada penolakan terhadap nilai-nilai (aturan) moral universal yang membimbing perilaku. Peran dan tanggung jawab auditor, sebenarnya sudah diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) atau Statement on Auditing Standards (SASs) yang dikeluarkan oleh Auditing Standard

Page 74: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

35Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Boards (SAB). Begitu juga kode etik auditor dituangkan dalam Kode Etik Akuntan Indonesia (Ihyaul, 2009).

3. Arah Riset ke Depan untuk Topik Etika Auditor

Setelah membaca berbagai literatur, penulis memutuskan untuk membuat beberapa rekomendasi topik riset untuk etika auditor di masa mendatang, diantaranya: a. Audit Expectation Gap (AEG) dalam lingkup yang lebih luas,

seperti AEG dalam sebuah negara atau beberapa negara lintas benua.

b. Menguak wujud atau kasus-kasus dari Audit Dilemma dalam sebuah negara

c. Ethical Gap antara kriteria dari ekpektasi dengan aktualisasi prilaku etis

2.6 SIMPULAN

Review yang dilakukan dalam riset ini merupakan topik penelitian populer dalam penelitian etika auditor di beberapa negara dunia. Artikel yang dijadikan sampel adalah artikel yang memenuhi kriteria kata kunci pencarian dengan menggunakan bantuan software Publish or Perish. Hasil yang didapatkan sejumlah 32 artikel yang dapat dijadikan sampel hasil seleksi dan terdapat dua bahasan yang dominan dalam riset ini yaitu etika sebagai sebuah studi dan etika sebagai sebuah praktek. Topik bahasan etika sebagai sebuah studi atau pendidikan penulis kaitkan dengan peristiwa Audit Expectation Gap (AEG) dengan pendidikan etika audit sebagai solusinya. Sedangkan pada topik bahasan etika sebagai sebuah praktek lebih ke penekanan akan urgensi profesionalitas pada profesi yang dianggap sudah pasti profesional di mata masyarakat agar kondusifitas relasi tetap terjaga.

Saran untuk penelitian berikutnya adalah menambah atau memperkaya keywords dalam pencarian. Dari tinjauan literatur ini dapat diidentifikasi kesenjangan pengetahuan yang perlu diisi sebagai salah satu bentuk kontribusi nyata guna memperkaya literatur penganggaran partisipasi dan menghindari replikasi riset.

untuk dilakukan agar terus melakukan adjustment terhadap ekspektasi dengan aktualisasi praktek agar tidak terjadi kesenjangan kepentingan yang berujung pada konflik yang sudah pasti merugikan banyak elemen masyarakat.

d. Gap antara Studi dan Praktek

Gap antara studi dan praktek terletak pada ketidaksesuaian antara paradigma fikir tentang etika dengan perilaku moral itu sendiri. Ketidaksesuaian tersebut terjadi diakibatkan oleh dilema etis di mana seorang auditor dihadapkan pada banyaknya pemangku kepentingan dengan tingkat kepentingan yang berbeda, sehingga auditor mengalami kebingungan dalam menentukan mana kepentingan atau keputusan yang sebaiknya didahulukan dalam menentukan sebuah perkara yang dianggap etis dan tidak etis. Kebingungan yang terjadi memungkinkan seorang auditor dalam melakukan tindakan atau keputusan yang tidak etis (unethical issues).

Untuk itu cara terbaik dalam mengatasi gap ini adalah dengan memperkuat kesadaran dan orientasi etika positif (orientasi pada kebenaran). Orientasi etis merupakan cara pandang seseorang terhadap etika itu sendiri. Perilaku etis seseorang akan berpengaruh dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi dilema etis. Forsyth (1980) mengatakan bahwa orientasi etika atau nilai-nilai etika dikendalikan oleh dua karakteristik yaitu idealisme dan relativisme.

Idealisme merupakan orientasi etika yang mengacu pada sejauh mana seseorang percaya bahwa konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dapat terjadi tanpa melanggar nilai-nilai moral. Sedangkan relativisme adalah orientasi etika yang mengacu pada penolakan terhadap nilai-nilai (aturan) moral universal yang membimbing perilaku. Peran dan tanggung jawab auditor, sebenarnya sudah diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) atau Statement on Auditing Standards (SASs) yang dikeluarkan oleh Auditing Standard

Page 75: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

36 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

2.7 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, A., Sulong, Z., & Said, R. M. (2019). An analysis on ethical

climate and ethical judgment among public sector employees in Malaysia. American Journal of Business, 16(7), 133–143. https://www.articlegateway.com/index.php/AJB/article/view/1962

Akenbor, C. O., & Tennyson, O. (2014). Ethics of accounting profession in Nigeria. Journal of Business and …, 5(8), 1374–1382. https://pdfs.semanticscholar.org/2341/b8b4746ddc930dd8c218dfaf716458da4cbc.pdf

Al-Abdullah, R. (2014). Ethical awareness: do we need to teach accounting ethics? The case of Bahrain. Journal of Modern Accounting and Auditing, 10(3), 270–296. http://www.academia.edu/download/37429796/JMAA_2014.3.pdf#page=18

Alnasser, N., Shaban, O. S., & Al-Zubi, Z. (2014). The impact of accounting ethics in improving managers’ behavior and decision making in the Jordanian Companies. Fundamental and Applied …, 4(9), 1441–1456. http://ekhsuir.kspu.edu/ bitstream/123456789/3308/1/Матеріали. Конгрес. Японія.pdf#page=187

ARDELEAN, A. (2015). Study regarding the Clarification of Ethical Dilemmas in Financial Audit. Audit Financiar, 13(125), 75–90. http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&profile=ehost&scope=site&authtype=crawler&jrnl=15835812&AN=102356141&h=n1GtPmRvRqsviGTLDhOlN5hpyDnrlovSDaJbN%2FqcPKCP1SV8oio993anTuY%2FxuqDj50ADfrjRfM0dEP0eju8oA%3D%3D&crl=c

Cornell, R. M., & Warne, R. C. (2016). Accounting guidance flexibility, auditors’ ethical characteristics, and blame. Advances in Accounting Behavioral …, 19, 97–125. https://www.emeraldinsight.com/doi/abs/10.1108/S1475-148820160000019004

Page 76: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

37Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Douglas‐Jones, R. (2015). A ’good’ethical review: audit and professionalism in research ethics. Social Anthropology, 23(1), 53–67. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/ 1469- 8676.12099

Ferramosca, S., D’Onza, G., & Allegrini, M. (2017). The internal auditing of corporate governance, risk management and ethics: comparing banks with other industries. … Governance and Ethics, 12(3). https://fardapaper.ir/mohavaha/uploads/ 2019/01/Fardapaper-The-internal-auditing-of-corporate-governance-risk-management-and-ethics-comparing-banks-with-other-industries.pdf

Economics and Finance, 7(1), 167–176. https://www.researchgate.net/profile/Atallah_Hosban/publication/287695987_The_Role_of_Regulations_and_Ethics_Auditing_to_Cope_with_Information_Technology_Governance_from_Point_View_Internal_Auditors/links/58e3432892851c1b9d6a0eee/The-Role-of-Regulations-and-Ethics-Auditing-to-Cope-with-Information-Technology-Governance-from-Point-View-Internal-Auditors.pdf

Houqe, M. N., Zijl, T. van, Dunstan, K., & ... (2015). Corporate ethics and auditor choice–international evidence. Research in Accounting …, 7(1), 57–65. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1052045715000089

Idowu, A., & Oluwatoyin, A. (2014). Impact of Auditing Education on Audit Expectation Gap in Nigeria. International Journal of Academic Research in …, 4(3), 2014. http://hrmars.com/hrmars_papers/Article_11_Impact_of_Auditing_Education_on_Audit_Expectation_Gap.pdf

Ismail, S. (2015). Influence of emotional intelligence, ethical climates, and corporate ethical values on ethical judgment of Malaysian auditors. Asian Journal of Business Ethics, 4(2), 147–162. https://link.springer.com/article/10.1007/s13520-015-0047-x

2.7 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, A., Sulong, Z., & Said, R. M. (2019). An analysis on ethical

climate and ethical judgment among public sector employees in Malaysia. American Journal of Business, 16(7), 133–143. https://www.articlegateway.com/index.php/AJB/article/view/1962

Akenbor, C. O., & Tennyson, O. (2014). Ethics of accounting profession in Nigeria. Journal of Business and …, 5(8), 1374–1382. https://pdfs.semanticscholar.org/2341/b8b4746ddc930dd8c218dfaf716458da4cbc.pdf

Al-Abdullah, R. (2014). Ethical awareness: do we need to teach accounting ethics? The case of Bahrain. Journal of Modern Accounting and Auditing, 10(3), 270–296. http://www.academia.edu/download/37429796/JMAA_2014.3.pdf#page=18

Alnasser, N., Shaban, O. S., & Al-Zubi, Z. (2014). The impact of accounting ethics in improving managers’ behavior and decision making in the Jordanian Companies. Fundamental and Applied …, 4(9), 1441–1456. http://ekhsuir.kspu.edu/ bitstream/123456789/3308/1/Матеріали. Конгрес. Японія.pdf#page=187

ARDELEAN, A. (2015). Study regarding the Clarification of Ethical Dilemmas in Financial Audit. Audit Financiar, 13(125), 75–90. http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&profile=ehost&scope=site&authtype=crawler&jrnl=15835812&AN=102356141&h=n1GtPmRvRqsviGTLDhOlN5hpyDnrlovSDaJbN%2FqcPKCP1SV8oio993anTuY%2FxuqDj50ADfrjRfM0dEP0eju8oA%3D%3D&crl=c

Cornell, R. M., & Warne, R. C. (2016). Accounting guidance flexibility, auditors’ ethical characteristics, and blame. Advances in Accounting Behavioral …, 19, 97–125. https://www.emeraldinsight.com/doi/abs/10.1108/S1475-148820160000019004

Page 77: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

38 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Kida, M. I., Saidu, Y., & Urama, M. S. (2016). AN ASSESSMENT OF AUDITOR’S ETHICAL BEHAVIOR IN NIGERIA. International Journal of Arts & …. http://search.proquest.com/openview/ a6fc4a4c63fd9456c7119b491dcfbd86/1?pq-origsite=gscholar&cbl=626342

Kleinsmith, W., Hewitt, M., Previti, L., & ... (2016). ACCOUNTING ETHICS: POST-CONVENTIONAL MORAL DEVELOPMENT AND NON-MANDATORY VIRTUES; MAKING THE CASE FOR ETHICS TRAINING IN THE …. Journal of Theoretical …, 11(2), 63–77. http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&profile=ehost&scope=site&authtype=crawler&jrnl=15565106&AN=113641304&h=WRXbtuCONBDMXk6vkIq%2Bu1xzGhCgTvoY6ow5gSv39%2BepNwZ2DVlCbrWrI6K0obtgdbbhQ04RQw8onYlD%2FyQogw%3D%3D&crl=c

Lai, K. M. Y., Sasmita, A., Gul, F. A., Foo, Y. B., & ... (2018). Busy auditors, ethical behavior, and discretionary accruals quality in Malaysia. … of Business Ethics, 150(4), 1187–1198. https://link.springer.com/article/10.1007/s10551-016-3152-4

Loeb, S. E. (2015). Active learning: An advantageous yet challenging approach to accounting ethics instruction. Journal of Business Ethics, 127(1), 221–230. https://link.springer.com/article/10.1007/s10551-013-2027-1

Mmadus, RA & Akomolafe, RJ, (2014). Investigasi Keuangan dan Pengungkapan sebagai Pertahanan Mekanisme terhadap Penipuan Korporat di Nigeria: Apakah Kita Sudah Sampai? Jurnal Hukum dan Kriminologi Afrika, 4 (1), 25-41

Naslmosavi, S. (2015). The Effect of Ethics on Auditor’s Judgment in Ethical Dilemma Conditions: Evidence from Iranian Auditors. Available at SSRN 2584308. https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2584308

Page 78: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

39Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Nasrabadi, A., & Arbabian, A. (2015). The effects of professional ethics and commitment on audit quality. Management Science Letters, 5, 1023–1028. http://growingscience.com/beta/msl/ 2110-the-effects-of-professional-ethics-and-commitment-on-audit-quality.html

Nwanyanwu, L. A. (2018). Accountants’ ethics and fraud control in Nigeria: The emergence of a fraud control model. Journal of Accounting, Finance and Auditing …, 4(1), 130–150. https://www.researchgate.net/profile/Loveday_Nwanyanwu/publication/322294053_Accountants’_ethics_and_fraud_control_in_Nigeria_The_emergence_of_a_fraud_control_model/links/5a513133aca2725638c5925b/Accountants-ethics-and-fraud-control-in-Nigeria-The-emergence-of-a-fraud-control-model.pdf

Plant, K., & Appel, J. J. (2015). A framework for internal auditors to assess ethics in a national public sector department. Southern African Journal of Accountability …, 17(2), 57–69. https://www.ingentaconnect.com/content/sabinet/sajaar/2015/00000017/00000002/art00006

Rahayuningsih, D. A. (2018). The Perspective of Ethics on The Conscious Mind of Accounting Students. International Journal of Business, Economics and …, 15(2), 68–72. https://www.ijbel.com/wp-content/uploads/2018/05/BUS-80.pdf

Roberts, D. H. (2016). A Descriptive Analysis of the Contributors, Institutions and Content of the American Accounting Association Symposium on Ethics Research in Accounting 1999–2015. … on Professional Responsibility and Ethics in …, 20, 135–161. https://www.emeraldinsight.com/doi/abs/10.1108/S1574-076520160000020006

Salaudeen, Y. M., Ibikunle, J., & Chima, E. I. (2015). Unethical accounting practice and financial reporting quality: Evidence from Nigeria. International Journal of …, 5(2), 143–150. https://www.researchgate.net/profile/Yinka_Salaudeen2/publication/310765190_Unethical_Accounting_Practice_and_

Kida, M. I., Saidu, Y., & Urama, M. S. (2016). AN ASSESSMENT OF AUDITOR’S ETHICAL BEHAVIOR IN NIGERIA. International Journal of Arts & …. http://search.proquest.com/openview/ a6fc4a4c63fd9456c7119b491dcfbd86/1?pq-origsite=gscholar&cbl=626342

Kleinsmith, W., Hewitt, M., Previti, L., & ... (2016). ACCOUNTING ETHICS: POST-CONVENTIONAL MORAL DEVELOPMENT AND NON-MANDATORY VIRTUES; MAKING THE CASE FOR ETHICS TRAINING IN THE …. Journal of Theoretical …, 11(2), 63–77. http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&profile=ehost&scope=site&authtype=crawler&jrnl=15565106&AN=113641304&h=WRXbtuCONBDMXk6vkIq%2Bu1xzGhCgTvoY6ow5gSv39%2BepNwZ2DVlCbrWrI6K0obtgdbbhQ04RQw8onYlD%2FyQogw%3D%3D&crl=c

Lai, K. M. Y., Sasmita, A., Gul, F. A., Foo, Y. B., & ... (2018). Busy auditors, ethical behavior, and discretionary accruals quality in Malaysia. … of Business Ethics, 150(4), 1187–1198. https://link.springer.com/article/10.1007/s10551-016-3152-4

Loeb, S. E. (2015). Active learning: An advantageous yet challenging approach to accounting ethics instruction. Journal of Business Ethics, 127(1), 221–230. https://link.springer.com/article/10.1007/s10551-013-2027-1

Mmadus, RA & Akomolafe, RJ, (2014). Investigasi Keuangan dan Pengungkapan sebagai Pertahanan Mekanisme terhadap Penipuan Korporat di Nigeria: Apakah Kita Sudah Sampai? Jurnal Hukum dan Kriminologi Afrika, 4 (1), 25-41

Naslmosavi, S. (2015). The Effect of Ethics on Auditor’s Judgment in Ethical Dilemma Conditions: Evidence from Iranian Auditors. Available at SSRN 2584308. https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2584308

Page 79: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

40 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Financial_Reporting_Quality_Evidence_from_Nigeria/links/5b533eeb45851507a7bb88ba/Unethical-Accounting-Practice-and-Financial-Reporting-Quality-Evidence-from-Nigeria.pdf

Spalding, A. D., & Lawrie, G. R. (2019). A critical examination of the AICPA’s new “conceptual framework” ethics protocol. Journal of Business Ethics, 155(4), 1135–1152. https://link.springer.com/article/10.1007/s10551-017-3528-0

Suryanto, T. (2016). Islamic work ethics and audit opinions: Audit professionalism and dysfunctional behavior as intervening variables. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah, 8(1), 49–64. http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/iqtishad/article/view/2508

West, A. (2017). The ethics of professional accountants: An Aristotelian perspective. Accounting, Auditing & Accountability Journal, 30(2), 328–351. https://www.emeraldinsight.com/doi/abs/10.1108/AAAJ-09-2015-2233

Zhatkin, Y., Gurvitš, N., & Strouhal, J. (2017). Addressing ethical matters in Ukrainian accounting practice. Economics & Sociology, 10(3), 167–168. http://www.economics-sociology.eu/files/16_12_436_Zhatkin_Gurvits_Strouhal.pdf

Page 80: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

41Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

3.1 PENDAHULUAN

Di seluruh dunia, akuntan masa depan yang diharapkan untuk memenuhi minimum persyaratan pendidikan tertentu untuk masuk ke profesi. Di Indonesia, seperti di negara-negara lain, Pendidikan Profesi Akuntansi (PAE) telah muncul sejak tahun 2000 sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 yang menyatakan pendidikan untuk akuntan profesional adalah fungsi wajib asosiasi profesional. Dalam hal ini, Intitute of Internal Auditors (IIA) menetapkan serangkaian kurikulum Pendidikan Akuntan Profesional (PAE) di mana seorang sarjana akuntansi yang ingin lulus dinyatakan sebagai Akuntan Publik harus lulus minimal 7 mata pelajaran wajib atau setara dengan 245 jam. Tujuan dari PAE adalah untuk meningkatkan profesionalisme akuntan dan kualitas kerja seorang akuntan.

Ada beberapa tahapan kronologis harus diselesaikan sebelum menjadi akuntan publik di Indonesia. Ini termasuk (1) harus memegang gelar sarjana di bidang ekonomi (S.E), (2) harus lulus Pendidikan Akuntan Profesional (PAE), dan (3) harus lulus ujian Bersertifikat Akuntan Publik (Ujian Sertifikasi Akuntan Publik). Seorang sarjana ekonomi jurusan Akuntansi diberikan dengan gelar SE atau S.Ak. Jika ia merlanjutkan dan mencapai sertifikasi PAE akan memiliki gelar tambahan, yaitu Akuntan Profesional, disingkat (,ak)

Financial_Reporting_Quality_Evidence_from_Nigeria/links/5b533eeb45851507a7bb88ba/Unethical-Accounting-Practice-and-Financial-Reporting-Quality-Evidence-from-Nigeria.pdf

Spalding, A. D., & Lawrie, G. R. (2019). A critical examination of the AICPA’s new “conceptual framework” ethics protocol. Journal of Business Ethics, 155(4), 1135–1152. https://link.springer.com/article/10.1007/s10551-017-3528-0

Suryanto, T. (2016). Islamic work ethics and audit opinions: Audit professionalism and dysfunctional behavior as intervening variables. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah, 8(1), 49–64. http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/iqtishad/article/view/2508

West, A. (2017). The ethics of professional accountants: An Aristotelian perspective. Accounting, Auditing & Accountability Journal, 30(2), 328–351. https://www.emeraldinsight.com/doi/abs/10.1108/AAAJ-09-2015-2233

Zhatkin, Y., Gurvitš, N., & Strouhal, J. (2017). Addressing ethical matters in Ukrainian accounting practice. Economics & Sociology, 10(3), 167–168. http://www.economics-sociology.eu/files/16_12_436_Zhatkin_Gurvits_Strouhal.pdf

Page 81: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

42 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

dan akan menerima nomor yang terdaftar untuk akuntan dari Departemen Keuangan. Dan ketika dia melewati Ujian Pemeriksaan Akuntan Publik, ia akan mendapatkan gelar tambahan lain yaitu Akuntan Publik Bersertifikat (CPA).

Jumlah akuntan yang melanjutkan pendidikan akuntan professional di Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan sejumlah negara yang tergabung dalam Perhimpunan South East Asian Federation of Accountants (AFA). Tabel 1 dibawah menunjukkan distribusi akuntan dalam Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). Pada Desember 2009 jumlah akuntan di Indonesia yang terdaftar merupakan yang terendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Hanya ada 8600 akuntan di Indonesia. Jumlah ini jauh di bawah Filipina, Singapura, Malaysia dan Thailand yang memiliki setidaknya 2,5 kali jumlah akuntan Indonesia. Ironisnya, bahkan jumlah akuntan di Vietnam hampir yang dari Indonesia. Masalah lain bagi akuntan publik Indonesia adalah bahasa penghalang bahasa Inggris. Tabel 3.1 : Organisasi Akuntan dan Jumlah Anggotanya di ASEAN

Banyak ketrampilan dan atribut yang dibutuhkan lulusan

akuntansi tidak dikembangkan pada tingkat perguruan tinggi (Kavanagh, 2008). Hal ini sejalan dengan kenyataan yang terjadi di Indonesia. Perguruan tinggi di Indonesia belum mengembangkan kompetensi secara maksimal sesuai dengan permintaan pengguna jasa akuntansi. Selama ini, hasil belajar mahasiswa merupakan hal yang utama tanpa mempertimbangkan proses belajar yang dilakukan mahasiswa tersebut.

Page 82: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

43Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Dunia kerja pada masa mendatang akan semakin selektif dalam menentukan calon tenaga kerja yang profesional dibidangnya. Penelitian Cooper (2002) menemukan bahwa lulusan akuntansi harus mengembangkan keterampilan yang lebih luas dan berkomitmen untuk melanjutkan pengembangan profesional dan pembelajaran seumur hidup. Lulusan akuntansi yang profesional adalah lulusan akuntansi yang memiliki kemampuan dan kemahiran untuk mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya. Profesionalisme selalu dikaitkan dengan kualitas seseorang dalam profesinya.

Howieson dalam Kavanagh (2008) berargumen bahwa pendidik-pendidik di perguruan tinggi yang mendidik akuntan profesional masa depan harus memiliki komitmen untuk mengembangkan kualitas-kualitas yang layak agar dapat menjadi akuntan-akuntan yang dicari dalam dunia kerja. Mahasiswa akuntansi perlu dibekali tambahan pengetahuan selain ilmu akuntansi secara teknis, seperti sikap-sikap berorganisasi, kemampuan-kemampuan pengukuran dan kemampuan analisa. Tambahan pengetahuan tersebut dapat menjembatani pengkombinasian kemampuan-kemampuan profesi antar bidang ilmu. Sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan lulusan akuntansi dengan kemampuan-kemampuan yang dapat menghantarkan mereka ke dunia kerja.

Untuk memastikan lulusan akuntansi memiliki kemampuan untuk melakukan tugas mereka sebagai akuntan profesional, mereka harus menguasai kompetensi yang sangat baik dalam pencocokan dengan bidang kerja mereka. Indonesia telah memberlakukan peraturan presiden No 8/2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (INQF). Oleh karena itu, semua program studi di perguruan tinggi harus menggunakan INQF ini untuk merancang hasil dari kurikulum mereka belajar. Kerangka kerja ini juga merupakan rekomendasi untuk kompetensi dari pendidikan formal, pelatihan, dan pengalaman kerja (Ditbelmawa, 2012). Oleh karena itu, setiap kurikulum yang dikembangkan oleh instansi pendidikan akuntansi harus mengacu pada standar kompetensi lulusan (GCS).

Kompetensi akuntansi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan tugas-tugas dan peran sebagai akuntan

dan akan menerima nomor yang terdaftar untuk akuntan dari Departemen Keuangan. Dan ketika dia melewati Ujian Pemeriksaan Akuntan Publik, ia akan mendapatkan gelar tambahan lain yaitu Akuntan Publik Bersertifikat (CPA).

Jumlah akuntan yang melanjutkan pendidikan akuntan professional di Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan sejumlah negara yang tergabung dalam Perhimpunan South East Asian Federation of Accountants (AFA). Tabel 1 dibawah menunjukkan distribusi akuntan dalam Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). Pada Desember 2009 jumlah akuntan di Indonesia yang terdaftar merupakan yang terendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Hanya ada 8600 akuntan di Indonesia. Jumlah ini jauh di bawah Filipina, Singapura, Malaysia dan Thailand yang memiliki setidaknya 2,5 kali jumlah akuntan Indonesia. Ironisnya, bahkan jumlah akuntan di Vietnam hampir yang dari Indonesia. Masalah lain bagi akuntan publik Indonesia adalah bahasa penghalang bahasa Inggris. Tabel 3.1 : Organisasi Akuntan dan Jumlah Anggotanya di ASEAN

Banyak ketrampilan dan atribut yang dibutuhkan lulusan

akuntansi tidak dikembangkan pada tingkat perguruan tinggi (Kavanagh, 2008). Hal ini sejalan dengan kenyataan yang terjadi di Indonesia. Perguruan tinggi di Indonesia belum mengembangkan kompetensi secara maksimal sesuai dengan permintaan pengguna jasa akuntansi. Selama ini, hasil belajar mahasiswa merupakan hal yang utama tanpa mempertimbangkan proses belajar yang dilakukan mahasiswa tersebut.

Page 83: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

44 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

profesional (Palmer et al., 2004). Instansi akuntansi pendidikan harus terus menyesuaikan kurikulum mereka dengan kebutuhan pengguna lulusan serta persyaratan minimum yang ditetapkan oleh INQF. Sarjana lulusan akuntansi departemen harus memiliki setidaknya tiga kompetensi, yaitu sikap, pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus (Ditbelmawa, 2012). Asosiasi profesional akuntan di beberapa negara maju telah menyusun kerangka kompetensi akuntansi untuk menjadi tolok ukur bagi akademisi dalam melengkapi lulusan akuntansi dengan kompetensi yang mumpuni. AICPA (2017) meluncurkan pra-sertifikasi AICPA yaitu kerangka kompetensi inti yang terdiri dari tiga kelompok kompetensi yaitu ”akuntansi kompetensi, kompetensi profesional, dan kompetensi bisnis”. Kompetensi akuntansi terdiri dari enam indikator dan kompetensi profesional terdiri dari tujuh indikator, dan terakhir, kompetensi bisnis memiliki lima indikator.

Sampai saat ini IAI masih berusaha membangun kerangka kompetensi akuntansi dengan menyelaraskan standar internasional untuk lulusan akademisi akuntansi (Utama, 2016). Dengan menggunakan kerangka kompetensi akuntansi yang dikembangkan oleh AICPA (2017), BoltLee dan Foster (2003), CGMA (2014), Daigle et al. (2007) dan Kaciuba (2012), dalam penelitian yang terdahulu telah dirancang enam faktor kompetensi yang dibutuhkan oleh lulusan akuntansi. Faktor-faktor kompetensi yang dibutuhkan yaitu ; 1. Kompetensi Intelektual dan Pengambilan Keputusan. 2. Kompetensi Komunikasi dan Negosiasi. 3. Kompetensi Operasional. 4. Kompetensi Teknologi. 5. Kompetensi Kepribadian. 6. Kompetensi Manajerial.

Tanyid, (2014), mengarikan kata “etika” yakni perilaku mengenai apa yang baik dan buruk, serta mengenai hak dan kewajiban moral. Sekumpulan asas atau nilai tentang akhlak dan nilai mengenai apa yang benar dan salah yang dapat menjadi contoh oleh masyarakat. Dari asal usul kata, etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu “ethos” yang memiliki arti, yaitu adat kebiasaan, cara berfikir, akhlak, sikap, watak, cara bertindak (Sitohang, 2016). Kata etika setara dengan perkataan moral yang berasal dari istilah

Page 84: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

45Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

latin yaitu “Mos” dengan bentuk jamak “Moses” yang berarti adat atau cara hidup dengan melakukan hal yang baik dan tidak melakukan tindakan yang buruk atau tidak sesuai norma dalam masyarakat. Etika merupakan dasar dari cara berprilaku yang baik dan benar sesuai dengan perspektif agama, budaya serta susila.

Sosipater, (2012) meringkas arti etika dalam dua hal yaitu “ (1) penilaian apa yang benar dan apa yang salah dalam perilaku manusia, serta (2) sebuah cabang ilmu, tepatnya cabang filsafat, yakni pemikiran kefilsafatan tentang moralitas, problem moral, dan pertimbangan moral. Ricky W.Griffin dan Ronald J.Ebert (2006) dalam (Arifiyani, 2012) mendefinisikan perilaku etis merupakan perilaku atau tindakan yang baik dan benar sesuai dengan norma sosial yang dapat diterima masyarakat umum. Perilaku etis ini dapat menentukan kualitas individu yang juga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan kemudian menjadi suatu prinsip yang digunakan dalam bingkai perilaku individu tersebut. 3.2 KAJIAN PUSTAKA 1. Studi terdahulu tentang Etika Akuntan

Telah banyak penelitian yang dilangsungkan tentang Etika Akuntan di kawasan Asia selama rentang tahun 2009-2019, antara lain:

No Topik Peneliti, Tahun

1. Pendidikan Profesi Akuntansi

Allen, A., & Woodland, AM (2006), Bloom, R. (2002), Yao-Sheng Hsu, Feng-Cheng Tung, Ming Shing Lee (2010), Clikeman, P., B. Schwartz, & M. Lathan. (2001), Njoroge, J. (2011), Wiwik Utami (2011).

2. Kompetensi Akuntan Abayadeera, N., & Watty, K. (2014), Aguirre, EC (2015) Anthony, L. (2017), Foster, S. (2003), Gullion, CM (2010), Yin, D. (2017), Heri Yanto (2018).

3. Etika Profesi Akuntan Zulganef. (2008), Tjun Tjun, L. (2012), Risqifani, Suwarno (2018), J.Elder, R. (2013), Matondang, Z. (2015), Yin, R. K. (2011)

profesional (Palmer et al., 2004). Instansi akuntansi pendidikan harus terus menyesuaikan kurikulum mereka dengan kebutuhan pengguna lulusan serta persyaratan minimum yang ditetapkan oleh INQF. Sarjana lulusan akuntansi departemen harus memiliki setidaknya tiga kompetensi, yaitu sikap, pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus (Ditbelmawa, 2012). Asosiasi profesional akuntan di beberapa negara maju telah menyusun kerangka kompetensi akuntansi untuk menjadi tolok ukur bagi akademisi dalam melengkapi lulusan akuntansi dengan kompetensi yang mumpuni. AICPA (2017) meluncurkan pra-sertifikasi AICPA yaitu kerangka kompetensi inti yang terdiri dari tiga kelompok kompetensi yaitu ”akuntansi kompetensi, kompetensi profesional, dan kompetensi bisnis”. Kompetensi akuntansi terdiri dari enam indikator dan kompetensi profesional terdiri dari tujuh indikator, dan terakhir, kompetensi bisnis memiliki lima indikator.

Sampai saat ini IAI masih berusaha membangun kerangka kompetensi akuntansi dengan menyelaraskan standar internasional untuk lulusan akademisi akuntansi (Utama, 2016). Dengan menggunakan kerangka kompetensi akuntansi yang dikembangkan oleh AICPA (2017), BoltLee dan Foster (2003), CGMA (2014), Daigle et al. (2007) dan Kaciuba (2012), dalam penelitian yang terdahulu telah dirancang enam faktor kompetensi yang dibutuhkan oleh lulusan akuntansi. Faktor-faktor kompetensi yang dibutuhkan yaitu ; 1. Kompetensi Intelektual dan Pengambilan Keputusan. 2. Kompetensi Komunikasi dan Negosiasi. 3. Kompetensi Operasional. 4. Kompetensi Teknologi. 5. Kompetensi Kepribadian. 6. Kompetensi Manajerial.

Tanyid, (2014), mengarikan kata “etika” yakni perilaku mengenai apa yang baik dan buruk, serta mengenai hak dan kewajiban moral. Sekumpulan asas atau nilai tentang akhlak dan nilai mengenai apa yang benar dan salah yang dapat menjadi contoh oleh masyarakat. Dari asal usul kata, etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu “ethos” yang memiliki arti, yaitu adat kebiasaan, cara berfikir, akhlak, sikap, watak, cara bertindak (Sitohang, 2016). Kata etika setara dengan perkataan moral yang berasal dari istilah

Page 85: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

46 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Topik Etika Akuntan dipilih karena penulis melihat studi tentang Etika Akuntan di kawasan Asia semakin berkembang. Riset ini memaparkan topik popular yang berhubungan langsung dan sering diteliti pada penelitian etika akuntan di kawasan Asia, untuk kemudian dibahas mengenai dua topik riset populer tersebut dalam rentang tahun 2009-2019.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan review literature. Metode penelitian disusun berdasarkan pertanyaan berikut: 6) Topik penelitian apa saja yang dibahas pada penelitian Etika

Akuntan di kawasan Asia? 7) Bagaimana analisis hasil riset pada paper yang termasuk dalam

dua topik terpopuler tersebut? 8) Bagaimana arah riset ke depan terkait dengan penelitian Etika

Akuntan khususnya di kawasan Asia?

Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan aplikasi Publish or Perish dengan kata kunci “Accounting Ethics in Asia” selama rentang tahun 2009-2019. Proses analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut ; 5) Mempersiapkan artikel yang sesuai dengan kata kunci dengan

bantuan aplikasi Publish or Perish (PoP). 6) Memilih artikel yang sesuai dengan kata kunci. 7) Mengklasifikasikan riset berdasarkan:

g. Tahun publikasi (2009-2019). h. Topik riset Etika Akuntan.

8) Setelah dilakukan seleksi didapatkan 17 artikel yang diteliti pada rentang waktu 2009-2019.

Page 86: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

47Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Tabel 3.2 Jumlah artikel berdasarkan tahun dan yang telah diseleksi

Tahun Jumlah Artikel 2010 2 2011 1 2012 2 2013 3 2014 1 2015 1 2016 1 2017 2 2018 2 2019 2

TOTAL 17

3.3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Topik penelitian dibahas pada penelitian Pendidikan

Profesional Akuntansi di Asia Pembahassn pertama yaitu penelitian Pendidikan professional

Akuntan di Asia sudah cukup banyak di kawasan Asia. Howieson dalam Kavanagh (2008) berargumen bahwa pendidik-pendidik di perguruan tinggi yang mendidik akuntan profesional masa depan harus memiliki komitmen untuk mengembangkan kualitas-kualitas yang layak agar dapat menjadi akuntan-akuntan yang dicari dalam dunia kerja. Berikut adalah metadata penelitian Pendidikan Profesional Akuntansi di Asia.

Topik Etika Akuntan dipilih karena penulis melihat studi tentang Etika Akuntan di kawasan Asia semakin berkembang. Riset ini memaparkan topik popular yang berhubungan langsung dan sering diteliti pada penelitian etika akuntan di kawasan Asia, untuk kemudian dibahas mengenai dua topik riset populer tersebut dalam rentang tahun 2009-2019.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan review literature. Metode penelitian disusun berdasarkan pertanyaan berikut: 6) Topik penelitian apa saja yang dibahas pada penelitian Etika

Akuntan di kawasan Asia? 7) Bagaimana analisis hasil riset pada paper yang termasuk dalam

dua topik terpopuler tersebut? 8) Bagaimana arah riset ke depan terkait dengan penelitian Etika

Akuntan khususnya di kawasan Asia?

Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan aplikasi Publish or Perish dengan kata kunci “Accounting Ethics in Asia” selama rentang tahun 2009-2019. Proses analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut ; 5) Mempersiapkan artikel yang sesuai dengan kata kunci dengan

bantuan aplikasi Publish or Perish (PoP). 6) Memilih artikel yang sesuai dengan kata kunci. 7) Mengklasifikasikan riset berdasarkan:

g. Tahun publikasi (2009-2019). h. Topik riset Etika Akuntan.

8) Setelah dilakukan seleksi didapatkan 17 artikel yang diteliti pada rentang waktu 2009-2019.

Page 87: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

48 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Gambar 3.1 Metadata Topik Pendidikan Profesional Akuntansi

Dari gambar 1 yang dilampirkan diatas dapat terlihat bahwa persebaran topik penelitian Pendidikan Profesional Akuntansi berkaitan dengan kompetensi akuntan dan persepsi akuntan pendidik. Dalam penelitian yang dikembangkan Tuanakotta, (2007) Idealnya, seorang pekerja profesional akan bekerja secara independen dan tidak akan terikat oleh setiap organisasi. Dengan bekerja secara independen, ia/dia akan dapat menerapkan semua nya/keterampilan untuk menjadi sukses.

Page 88: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

49Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

4. Topik yang sering dibahas pada penelitian Kompetensi di Asia

Gambar 3.2 Metadata Topik Kompetensi Akuntan

Gambar 2 menggambarkan sebaran publikasi yang paling

sering diteliti di kawasan Asia. Dari sebaran tersebut terdapat tiga topik yang umumnya dijadikan bahasn yang berkaitan dengan Etika akuntan yaitu Accounting Graduate, Accounting Competency dan. Lecturer perception.

Dua topik besar yang penulis garis bawahi adalah Pendidikan Profesi Akuntansi dan Kompetensi Akuntan, karena dua variabel ini paling berpengaruh setelah melihat dan menganalisa beberapa penelitian terdahulu selama rentang tahun 2009-2019 di kawasan Asia. Pendidikan profesi akuntansi merupakan faktor penting yang dapat meningkatkan kualitas kerja seorang sarjana ekonomi terutama profesi akuntansi dalam konteks etika, jika seseorang memiliki pendidikan yang cukup tinggi dan memahami secara mendalam terkait pekerjaannya ia akan dapat bersikap profesional dan juga kompetensinya tentu mumpuni dibidangnya maka etika profesionalnya akan tercapai.

Gambar 3.1 Metadata Topik Pendidikan Profesional Akuntansi

Dari gambar 1 yang dilampirkan diatas dapat terlihat bahwa persebaran topik penelitian Pendidikan Profesional Akuntansi berkaitan dengan kompetensi akuntan dan persepsi akuntan pendidik. Dalam penelitian yang dikembangkan Tuanakotta, (2007) Idealnya, seorang pekerja profesional akan bekerja secara independen dan tidak akan terikat oleh setiap organisasi. Dengan bekerja secara independen, ia/dia akan dapat menerapkan semua nya/keterampilan untuk menjadi sukses.

Page 89: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

50 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

3.4 KESIMPULAN Review yang dilakukan dalam riset ini merupakan topik

penelitian populer dalam penelitian Etika Akuntasi di kawasan Asia. Paper yang dijadikan sampel adalah paper penelitian yang memenuhi kriteria kata kunci pencarian dengan menggunakan bantuan aplikasi Publish or Perish. Hasil yang didapatkan sejumlah 17 artikel yang dijadikan sampel dan terdapat dua topik besar yang digaris bawahi penulis yang populer dalam riset ini yaitu Pendidikan profesi akuntansi dan kompetensi akuntan. Penulis berharap penelitian kedepannya dapat lebih mengeksplorasi dua topik besar tersebut secara menyeluruh dan berkembang sesuai dengan trend penelitian yang akan datang. 3.5 DAFTAR PUSTAKA Tjun Tjun, L. (2012). Pengaruh Kompetensi dan Independensi

Auditor Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi Volume 4 Nomor 1, 34.

Foster, S. (2003). The core competency framework: a new element in the continuing call for accounting education change in the United States. Accounting Education, 12(1), 33-47.

Cervone, F.H. (2014). Effective communication for project success. OCLC Systems & Services: International digital library perspectives, 30(2), 74-77.

Chamorro-Premuzic, T., & Furnham, A. (2005). Intellectual competence. The Psychologist, 18(6), 352-354.

Chandra, A.C., & Astriana, F. (2015). Environmental Protection in the Post-2015 ASEAN Economic Community.

Daigle, R.J., Hayes, D.C., & Hughes, K.E. (2007). Assessing student learning outcomes in the introductory accounting information systems course using the AICPA's core competency framework. Journal of Information Systems, 21(1), 149-169.

Yanto Heri, Fam Soo-Fen, Baroroh Niswah, Jati Kuat Waluyo. (2018) Graduates Accounting Competencies In Global Business: Perceptions of Indonesian Practitioners And Academics.

Page 90: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

51Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Utami Wiwik, Priantara Diaz, and Manshur Tubagus. (2011). Professional Accounting Education in Indonesia: Evidence on Competence and Professional Commitment.

Bloom, R. (2002). Accounting education: Charting the course through a perilous future The Journal of Government Financial Management, 51(1), 58‐59.

Bonner, S.E, Lewis, B.L, Marchant, G. (1990). Determinants of auditor expertise. Journal of Accounting Research, 28( Supplement),1‐28.

Chih‐Chung, C., Yao‐Sheng Hsu, Feng‐Cheng Tung, Ming Shing Lee (2010). The influence of knowledge workers on occupational commitment. International Journal of Organizational Innovation, 3(2), 261‐285.

Clikeman, P., B. Schwartz, & M. Lathan. (2001). The effect of the 150‐hour requirement on new accountantsʹ professional commitment, ethical orientation, and professionalism. Critical Perspectives on Accounting, 12(5), 627‐645.

Li, D., Zhao, Y., Sun, Y., & Yin, D. (2017). Corporate environmental performance, environmental information disclosure, and financial performance: Evidence from China. Human and Ecological Risk Assessment:

An International Journal, 23(2): 323-339. Lievens, A., Moenaert, R.K., & Jegers, R.S. (1999). Linking

communication to innovation success in the financial services industry: a case study analysis. International Journal of Service Industry Management, 10(1), 23-48.

Mardiasmo (2016). Mengejar Ketertinggalan Akuntan di ASEAN, IAI Siapkan Sertifikasi dan Penataan Profesi.

Moardi, M., Salehi., M. & Marandi., Z. (2016). The role of tolerance of ambiguity on ethical decision-making students: A comparative study between accounting and management students. Humanomics, 32(3), 300- 327.

Ningsih, K.O. (2014). Kompetensi Lulusan Akuntansi dalam Perspektif Mahasiswa, Dosen, dan Pengguna Lulusan.

Bachelor Thesis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

3.4 KESIMPULAN Review yang dilakukan dalam riset ini merupakan topik

penelitian populer dalam penelitian Etika Akuntasi di kawasan Asia. Paper yang dijadikan sampel adalah paper penelitian yang memenuhi kriteria kata kunci pencarian dengan menggunakan bantuan aplikasi Publish or Perish. Hasil yang didapatkan sejumlah 17 artikel yang dijadikan sampel dan terdapat dua topik besar yang digaris bawahi penulis yang populer dalam riset ini yaitu Pendidikan profesi akuntansi dan kompetensi akuntan. Penulis berharap penelitian kedepannya dapat lebih mengeksplorasi dua topik besar tersebut secara menyeluruh dan berkembang sesuai dengan trend penelitian yang akan datang. 3.5 DAFTAR PUSTAKA Tjun Tjun, L. (2012). Pengaruh Kompetensi dan Independensi

Auditor Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi Volume 4 Nomor 1, 34.

Foster, S. (2003). The core competency framework: a new element in the continuing call for accounting education change in the United States. Accounting Education, 12(1), 33-47.

Cervone, F.H. (2014). Effective communication for project success. OCLC Systems & Services: International digital library perspectives, 30(2), 74-77.

Chamorro-Premuzic, T., & Furnham, A. (2005). Intellectual competence. The Psychologist, 18(6), 352-354.

Chandra, A.C., & Astriana, F. (2015). Environmental Protection in the Post-2015 ASEAN Economic Community.

Daigle, R.J., Hayes, D.C., & Hughes, K.E. (2007). Assessing student learning outcomes in the introductory accounting information systems course using the AICPA's core competency framework. Journal of Information Systems, 21(1), 149-169.

Yanto Heri, Fam Soo-Fen, Baroroh Niswah, Jati Kuat Waluyo. (2018) Graduates Accounting Competencies In Global Business: Perceptions of Indonesian Practitioners And Academics.

Page 91: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

52 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

4.1 PENDAHULUAN

Laporan keuangan yang telah diaudit diibaratkan sebagai jembatan yang menghubungkan antara perusahaan dengan pemegang kepentingan. Laporan keuangan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari suatu perusahaan, karena laporan keuangan merupakan salah satu media utama yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangannya kepada pihak yang berkepentingan (Rossa dan Rahardjo, 2013). Investor merupakan salah satu pihak pemegang kepentingan atas suatu perusahaan, karena salah satu sumber modal adalah dana dari investor. Sumber modal inilah yang bisa menjadi salah satu faktor atas keberlangsungan hidup suatu perusahaan. Salah satu referensi yang digunakan investor untuk mengambil keputusan berkaitan dengan investasinya adalah opini audit atas laporan keuangan perusahaan yang diberikan oleh auditor independen (Rossa dan Rahardjo, 2013). Oleh sebab itu, auditor harus mengupayakan menciptakan kondisi audit yang paling efektif. Salah satu kondisi yang diperlukan untuk menciptakan kondisi audit yang efektif adalah independensi auditor (Foroghi, 2012).

Audit tenure merupakan jangka waktu perikatan yang terjalin antara kantor akuntan publik (KAP) dengan auditee yang sama. Geiger dan Raghunandan (2002) menemukan kegagalan pemeriksaan pelapor yang lebih mungkin terjadi pada tahun-tahun awal hubungan auditor dengan klien. Ini mendukung argument bahwa masa jabatan auditor lagi mengembangkan keahlian auditor

Page 92: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

53Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

dan meningkatkan kemampuan untuk mendeteksi penipuan dan bertentangan dengan pandangan bahwa lebih lama auditor tenure mengakibatkan auditor menutup mata.

A. Al-Thuneibat (2011) berpendapat bahwa lama hubungan antara auditor dan klien mereka akan berdampak pada kejadian kedekatan di antara mereka di tempat yang dapat mempengaruhi independensi auditor dalam mendeteksi dan melaporkan salah saji material dalam laporan keuangan dari perusahaan klien sehingga akan mengurangi kualitas audit. Dengan menggunakan akrual diskresioner mendekati mereka menyimpulkan bahwa hubungan auditor-klien memiliki efek negatif terhadap kualitas audit.

Kualitas audit secara umum didefinisikan sebagai kemungkinan auditor untuk mendeteksi dan melaporkan salah saji material yang terjadi dalam laporan keuangan dari perusahaan klien. Kemungkinan bahwa auditor salah saji material laporan yang terjadi dalam laporan keuangan klien perusahaan tergantung pada independensi auditor. Auditor diperlukan untuk dapat menghasilkan kualitas kerja yang tinggi. auditor ini disebabkan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pihak-pihak yang tertarik dalam laporan keuangan perusahaan, termasuk masyarakat (De Angelo 1981).

Kompetensi auditor terkait dengan kemampuan auditor dalam mendeteksi salah saji dalam laporan keuangan, sedangkan independensi auditor terkait dengan keberanian auditor dalam melaporkan salah saji dalam laporan keuangan tersebut. Keruntuhan perusahaan besar seperti Enron dan WorldCom di Amerika Serikat, telah dikaitkan dengan kualitas audit yang buruk. Masalah Enron di Amerika Serikat melibatkan kantor akuntan publik (KAP) internasional Arthur Andersen (AA). Banyak pihak yang menempatkan auditor sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap masalah ini. Independensi auditor merupakan salah satu faktor yang diduga memicu masalah ini (Efraim, 2010). Tenure (masa perikatan audit) yang dilakukan KAP AA dengan perusahaan Enron mencapai 20 tahun. Dalam tenure yang selama itu sudah seharusnya KAP AA mengenal dengan baik kliennya. Kemudian muncul pendapat yang meragukan independensi akuntan publik jika akuntan publik tersebut terlalu lama mengaudit suatu perusahaan

4.1 PENDAHULUAN

Laporan keuangan yang telah diaudit diibaratkan sebagai jembatan yang menghubungkan antara perusahaan dengan pemegang kepentingan. Laporan keuangan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari suatu perusahaan, karena laporan keuangan merupakan salah satu media utama yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangannya kepada pihak yang berkepentingan (Rossa dan Rahardjo, 2013). Investor merupakan salah satu pihak pemegang kepentingan atas suatu perusahaan, karena salah satu sumber modal adalah dana dari investor. Sumber modal inilah yang bisa menjadi salah satu faktor atas keberlangsungan hidup suatu perusahaan. Salah satu referensi yang digunakan investor untuk mengambil keputusan berkaitan dengan investasinya adalah opini audit atas laporan keuangan perusahaan yang diberikan oleh auditor independen (Rossa dan Rahardjo, 2013). Oleh sebab itu, auditor harus mengupayakan menciptakan kondisi audit yang paling efektif. Salah satu kondisi yang diperlukan untuk menciptakan kondisi audit yang efektif adalah independensi auditor (Foroghi, 2012).

Audit tenure merupakan jangka waktu perikatan yang terjalin antara kantor akuntan publik (KAP) dengan auditee yang sama. Geiger dan Raghunandan (2002) menemukan kegagalan pemeriksaan pelapor yang lebih mungkin terjadi pada tahun-tahun awal hubungan auditor dengan klien. Ini mendukung argument bahwa masa jabatan auditor lagi mengembangkan keahlian auditor

Page 93: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

54 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

yang sama. Kondisi tersebut memunculkan dugaan bahwa tenure yang terlalu lama dengan sebuah KAP akan mengakibatkan kedekatan emosional.

Berbagai penelitian tentang audit tenure yang pernah dilakukan menghasilkan temuan yang berbeda mengenai dampak yang terjadi akibat hal ini dalam kegiatan pelaporan keuangan, diantaranya. Tabel 4.1 Penelitian tentang Audit Tenure

Judul Artikel Nama Penulis Temuan Audit Firm Tenure and Earnings Management: The Impact of Changing Accounting Standards in UK Firms

Medhat N. El Guindy Mohamed A. K. Basuony

hubungan negatif antara masa kerja perusahaan audit dan manajemen laba untuk sampel UK yang dikumpulkan. Asosiasi negatif ini hanya berlaku untuk perusahaan-perusahaan yang tidak mengubah standar akuntansi mereka. Selain itu, hasil empiris bahwa pengaruh masa kerja perusahaan audit terhadap EM (Earnings Management) bergantung pada serangkaian standar akuntansi yang sama yang digunakan. Hasilnya bahwa masa kerja firma audit yang lebih lama tidak mengganggu independensi auditor tetapi pada kenyataannya meningkatkan kualitas audit.

Auditor Tenure and Audit Quality in Spanish state-owned Foundations

González-Díaz, B García-Fernández, R López-Díaz, A

Meskipun kualitas audit yayasan menurun seiring meningkatnya panjang masa kerja, kehilangan kualitas ini tidak menjadi jelas sampai tahun keenam hubungan yayasan-auditor, setelah lima tahun peningkatan kualitas awal. Bukti empiris penting untuk regulator dan pengguna laporan keuangan, mengingat hal itu menunjukkan perlunya pengenalan langkah-langkah pengurangan tenurial yang, pada saat yang sama, juga memastikan periode penguasaan minimum.

Audit Firm Tenure, Non‐audit Services, and Internal Assessments

Bell, T B Causholli, M

Tidak ada hubungan, rata-rata, antara total biaya NAS dan kualitas audit dalam sampel lengkap, tetapi perhatikan bahwa total biaya NAS (Non-Audit Service) secara positif

Page 94: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

55Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

of Audit Quality

terkait dengan kualitas untuk pendaftar SEC dan terkait negatif dengan kualitas untuk klien swasta. Temuan kami penting untuk kebijakan peraturan terkait dengan masa kerja perusahaan audit dan NAS yang disediakan auditor..

Audit Firm Tenure and independence: A Comprehensive Investigation of Audit Qualifications in Spain

Garcia-Blandon, J Argiles, J M

Auditor tampaknya bersedia mengorbankan independensi dalam keterlibatan yang panjang, tetapi hanya untuk opini yang dimodifikasi yang tidak menyangkut kepedulian. Temuan ini kuat untuk berbagai proksi kualitas akuntansi.

Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit

Kurnianingsih, M Rohman, A

Biaya audit, masa kerja audit, dan rotasi audit memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Variabel fee audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit, tenur audit berpengaruh negatif terhadap kualitas audit, dan rotasi audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menulis penelitian

yang berjudul “Studi Bibliometrik Topik Penelitian Audit Tenure Dan Faktor Yang Mempengaruhinya”.

4.2 KAJIAN PUSTAKA 1. Teori Agensi

Hubungan keagenan didefinisikan sebagai kontrak di mana satu orang atau lebih (prinsipal) terlibat dengan orang lain (agen) untuk melakukan beberapa layanan atas nama mereka yang melibatkan pendelegasian sebagai wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Jika kedua belah pihak dalam berhubungan saling memaksimalkan manfaat, maka ada alasan bahwa agen tidak

yang sama. Kondisi tersebut memunculkan dugaan bahwa tenure yang terlalu lama dengan sebuah KAP akan mengakibatkan kedekatan emosional.

Berbagai penelitian tentang audit tenure yang pernah dilakukan menghasilkan temuan yang berbeda mengenai dampak yang terjadi akibat hal ini dalam kegiatan pelaporan keuangan, diantaranya. Tabel 4.1 Penelitian tentang Audit Tenure

Judul Artikel Nama Penulis Temuan Audit Firm Tenure and Earnings Management: The Impact of Changing Accounting Standards in UK Firms

Medhat N. El Guindy Mohamed A. K. Basuony

hubungan negatif antara masa kerja perusahaan audit dan manajemen laba untuk sampel UK yang dikumpulkan. Asosiasi negatif ini hanya berlaku untuk perusahaan-perusahaan yang tidak mengubah standar akuntansi mereka. Selain itu, hasil empiris bahwa pengaruh masa kerja perusahaan audit terhadap EM (Earnings Management) bergantung pada serangkaian standar akuntansi yang sama yang digunakan. Hasilnya bahwa masa kerja firma audit yang lebih lama tidak mengganggu independensi auditor tetapi pada kenyataannya meningkatkan kualitas audit.

Auditor Tenure and Audit Quality in Spanish state-owned Foundations

González-Díaz, B García-Fernández, R López-Díaz, A

Meskipun kualitas audit yayasan menurun seiring meningkatnya panjang masa kerja, kehilangan kualitas ini tidak menjadi jelas sampai tahun keenam hubungan yayasan-auditor, setelah lima tahun peningkatan kualitas awal. Bukti empiris penting untuk regulator dan pengguna laporan keuangan, mengingat hal itu menunjukkan perlunya pengenalan langkah-langkah pengurangan tenurial yang, pada saat yang sama, juga memastikan periode penguasaan minimum.

Audit Firm Tenure, Non‐audit Services, and Internal Assessments

Bell, T B Causholli, M

Tidak ada hubungan, rata-rata, antara total biaya NAS dan kualitas audit dalam sampel lengkap, tetapi perhatikan bahwa total biaya NAS (Non-Audit Service) secara positif

Page 95: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

56 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Tab

el 4

.2 K

elom

pok

kata

kun

ci y

ang

mun

cul d

alam

Vos

Vie

wer

dar

i art

ikel

yan

g su

dah

dise

leks

i

Ket

K

elom

pok

1 2

3 4

5 6

Kat

. Kun

ci 1

au

dit

firm

ten

ure

(16)

au

dit

dela

y (1

1)

audi

t co

mm

itte

e (7

) au

dit

qual

ity

(34)

au

dito

r si

ze (6

) au

dit

tenu

re

(44)

Kat

. Kun

ci 2

au

dit

part

ner

tenu

re (6

) au

dit

tenu

re

(2)

audi

t fe

e (1

3)

audi

tor

tenu

re (3

)

audi

tor

spec

ializ

atio

n (1

5)

corp

orat

e go

vern

ance

(3

)

Kat

. Kun

ci 3

au

dit

repo

rt la

g (6

) au

dito

r sw

itch

ing

(5)

audi

t ro

tati

on

(8)

disc

reti

onar

y ac

crua

ls (8

) di

scre

tion

ary

accr

ual (

l4)

kap

size

(4)

Kat

. Kun

ci 4

au

dito

r in

depe

nden

ce

(5)

fina

ncia

l di

stre

ss (7

) no

n-au

dit

serv

ices

(4)

Kat

. Kun

ci 5

au

dito

r in

dust

ry

spec

ializ

atio

n (5

) M

alay

sia

(1)

Kat

. Kun

ci 6

lit

igat

ion

risk

(5)

selalu bertindak sesuai keinginan prinsipal (Jensen dan Meckling, 1976).

Optimalisasi kepentingan baik prinsipal maupun agen yang tidak sesuai dapat menimbulkan terjadinya asimetri informasi. Asimetri informasi merupakan kondisi dimana informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tidak mencerminkan kondisi perusahaan sebenarnya. Laporan keuangan disajikan oleh manajemen (agen) untuk memberikan sinyal kepada pengguna tentang kondisi perusahaan. Jika laporan keuangan ini tidak mencerminkan kondisi perusahaan sebenarnya, maka akan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pengguna (Sari dan Rahardja, 2012).

Teori agensi menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan sebagai orang ekonomi rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Hal ini dapat memicu terjadinya konflik keagenan (Muttaqin dan Sudarno, 2011). Oleh karena itu, dibutuhkan pihak ketiga yang bersifat independen sebagai mediator antara dua kepentingan. Pihak ketiga ini bertugas untuk menilai apakah ada asimetri informasi atau manipulasi yang terjadi. Auditor merupakan pihak independen yang menjembatani hubungan antara prinsipal dan agen (Sari dan Rahardja, 2012). 2. Studi Tentang Audit Tenure

Banyak pembahasan dan penelitian yang muncul dalam berbagai literatur akademik dan profesi akuntansi khususnya yang membahas keterkaitan antara variabel-variabel yang terpengaruh dengan audit tenure.

Berikut ini adalah daftar kelompok kata kunci atau variable yang muncul dalam artikel/jurnal yang digunakan dalampenelitian ini yang telah diseleksesi terlebih dahulu.

Page 96: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

57Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Tab

el 4

.2 K

elom

pok

kata

kun

ci y

ang

mun

cul d

alam

Vos

Vie

wer

dar

i art

ikel

yan

g su

dah

dise

leks

i

Ket

K

elom

pok

1 2

3 4

5 6

Kat

. Kun

ci 1

au

dit

firm

ten

ure

(16)

au

dit

dela

y (1

1)

audi

t co

mm

itte

e (7

) au

dit

qual

ity

(34)

au

dito

r si

ze (6

) au

dit

tenu

re

(44)

Kat

. Kun

ci 2

au

dit

part

ner

tenu

re (6

) au

dit

tenu

re

(2)

audi

t fe

e (1

3)

audi

tor

tenu

re (3

)

audi

tor

spec

ializ

atio

n (1

5)

corp

orat

e go

vern

ance

(3

)

Kat

. Kun

ci 3

au

dit

repo

rt la

g (6

) au

dito

r sw

itch

ing

(5)

audi

t ro

tati

on

(8)

disc

reti

onar

y ac

crua

ls (8

) di

scre

tion

ary

accr

ual (

l4)

kap

size

(4)

Kat

. Kun

ci 4

au

dito

r in

depe

nden

ce

(5)

fina

ncia

l di

stre

ss (7

) no

n-au

dit

serv

ices

(4)

Kat

. Kun

ci 5

au

dito

r in

dust

ry

spec

ializ

atio

n (5

) M

alay

sia

(1)

Kat

. Kun

ci 6

lit

igat

ion

risk

(5)

selalu bertindak sesuai keinginan prinsipal (Jensen dan Meckling, 1976).

Optimalisasi kepentingan baik prinsipal maupun agen yang tidak sesuai dapat menimbulkan terjadinya asimetri informasi. Asimetri informasi merupakan kondisi dimana informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tidak mencerminkan kondisi perusahaan sebenarnya. Laporan keuangan disajikan oleh manajemen (agen) untuk memberikan sinyal kepada pengguna tentang kondisi perusahaan. Jika laporan keuangan ini tidak mencerminkan kondisi perusahaan sebenarnya, maka akan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pengguna (Sari dan Rahardja, 2012).

Teori agensi menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan sebagai orang ekonomi rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Hal ini dapat memicu terjadinya konflik keagenan (Muttaqin dan Sudarno, 2011). Oleh karena itu, dibutuhkan pihak ketiga yang bersifat independen sebagai mediator antara dua kepentingan. Pihak ketiga ini bertugas untuk menilai apakah ada asimetri informasi atau manipulasi yang terjadi. Auditor merupakan pihak independen yang menjembatani hubungan antara prinsipal dan agen (Sari dan Rahardja, 2012). 2. Studi Tentang Audit Tenure

Banyak pembahasan dan penelitian yang muncul dalam berbagai literatur akademik dan profesi akuntansi khususnya yang membahas keterkaitan antara variabel-variabel yang terpengaruh dengan audit tenure.

Berikut ini adalah daftar kelompok kata kunci atau variable yang muncul dalam artikel/jurnal yang digunakan dalampenelitian ini yang telah diseleksesi terlebih dahulu.

Page 97: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

58 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Kualitas audit didefinisikan oleh De Angelo dalam Daud M.T. Sinaga (2012) sebagai sebuah kemungkinan bahwa auditor akan mendeteksi dan melaporkan salah saji material. Deteksi atas salah saji material dalam prosedur audit mencakup pengumpulan bukti-bukti terkait berupa dokumen-dokumen pendukung atas seluruh aktivitas terjadi dalam perusahaan selama periode pelaporan. Berkaitan dengan audit tenure, dengan hubungan yang terjadi dalam jangka waktu yang lama antara auditor dan perusahaan, memungkinkan seorang auditor untuk memperoleh akses telusur atas dokumen-dokumen pendukung secara mudah tanpa adanya pembatasan lingkup audit yang timbul dari perusahaan. Sehingga, kualitas output audit yang dihasilkan oleh auditor akan meningkat. Selain itu, dengan audit tenure yang terjadi dalam jangka waktu yang lama, pengetahuan auditor mengenai kinerja perusahaan akan semakin “kaya”. Pengetahuan akan kinerja perusahaan tentunya sangat membantu auditor dalam melaksanakan prosedur audit yang semakin baik pula, sehingga kualitas audit yang dihasilkan oleh seorang auditor akan semakin meningkat.

Disisi lain, Audit tenure umumnya juga tidak terlepas dari rendahnya independensi auditor yang berdampak terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Dalam investigasi yang dilakukan oleh American Institute of Certified Accountants (AICPA), ditemukan bahwa kegagalan audit tiga kali lebih mungkin pada dua tahun perikatan pertama dari ikatan yang dibuat dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya. Hubungan auditor dengan klien yang terjadi dalam rentang waktu yang cukup lama atau lebih dari satu kali perikatan memiliki potensi untuk menimbulkan familiarity threat. Menurut Al-Thuneibat et al., kedekatan yang muncul akibat audit tenure yang cukup lama dapat berpotensi menghalangi independensi auditor dan mengurangi kualitas audit.

4.3 METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan tematik reviu literatur terstruktur. Metode riset disusun berdasarkan pertanyaan riset sebagai berikut :

Page 98: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

59Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Topik penelitian apa saja yang dibahas pada penelitian yang berkaitan dengan audit tenure?

Bagaimanaan alisis hasil riset terhadap topik pembahasan tersebut?

Bagaimana arah riset kedepan terkait dengan penelitian tersebut?

Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability

sampling dengan teknik sampling sistematis. Sampel penelitian yang diambil berdasarkan kriteria sebagai berikut : Sumber rujukan utama berasal dari jurnal pada beberapa

website diantaranya Google Scholar, Science direct, Emerald insight, onlinelibrary.wiley,semantic scholar dan lain sebagainya.

Penelusuran artikel penelitian dilakukan dengan menggunkan kata kunci :Audit Tenure

Berikut adalah alur pengambilan sampel dalam riset ini:

Dalam penelitian ini proses analisis data yang dilakukan adalah

sebagai berikut: 1) Mempersiapkan artikel yang sesuai dengan kata kunci dengan

bantuan software Publish or Perish (PoP). 2) Memilih artikel yang sesuai dengan kata kunci dengan langkah-

langkah sebagai berikut. Artikel yang digunakan hanya sesuai kata kunci yaitu

penelitian audit tenure atau audit firm tenure. Apabila terdapat tulisan selain artikel publikasi maka

dikeluarkan dari sampel.

Kualitas audit didefinisikan oleh De Angelo dalam Daud M.T. Sinaga (2012) sebagai sebuah kemungkinan bahwa auditor akan mendeteksi dan melaporkan salah saji material. Deteksi atas salah saji material dalam prosedur audit mencakup pengumpulan bukti-bukti terkait berupa dokumen-dokumen pendukung atas seluruh aktivitas terjadi dalam perusahaan selama periode pelaporan. Berkaitan dengan audit tenure, dengan hubungan yang terjadi dalam jangka waktu yang lama antara auditor dan perusahaan, memungkinkan seorang auditor untuk memperoleh akses telusur atas dokumen-dokumen pendukung secara mudah tanpa adanya pembatasan lingkup audit yang timbul dari perusahaan. Sehingga, kualitas output audit yang dihasilkan oleh auditor akan meningkat. Selain itu, dengan audit tenure yang terjadi dalam jangka waktu yang lama, pengetahuan auditor mengenai kinerja perusahaan akan semakin “kaya”. Pengetahuan akan kinerja perusahaan tentunya sangat membantu auditor dalam melaksanakan prosedur audit yang semakin baik pula, sehingga kualitas audit yang dihasilkan oleh seorang auditor akan semakin meningkat.

Disisi lain, Audit tenure umumnya juga tidak terlepas dari rendahnya independensi auditor yang berdampak terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Dalam investigasi yang dilakukan oleh American Institute of Certified Accountants (AICPA), ditemukan bahwa kegagalan audit tiga kali lebih mungkin pada dua tahun perikatan pertama dari ikatan yang dibuat dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya. Hubungan auditor dengan klien yang terjadi dalam rentang waktu yang cukup lama atau lebih dari satu kali perikatan memiliki potensi untuk menimbulkan familiarity threat. Menurut Al-Thuneibat et al., kedekatan yang muncul akibat audit tenure yang cukup lama dapat berpotensi menghalangi independensi auditor dan mengurangi kualitas audit.

4.3 METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan tematik reviu literatur terstruktur. Metode riset disusun berdasarkan pertanyaan riset sebagai berikut :

Page 99: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

60 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

3) Mengklasifikasikan riset berdasarkan tahun publikasi (2014-2019), topik riset, serta jumlah sitasi minimal 3.

4) Setelah dilakukan seleksi didapatkan 60 artikel yang ditulis sesuai dengan kriteria.

Berikut ini adalah table-table yang memperlihatkan

persebaran jumlah artikel yang menjadi bahan penelitian berdasarkan tahun terbit, serta nama nama jurnal Nasional maupun Internasional yang mempublikasikan artikel tersebut yang telah diseleksi terlebih dahulu. Tabel 4.3 Jumlah artikel berdasarkan tahun dan yang telah diseleksi

Tahun Jumlah Jurnal 2014 6 2015 14 2016 8 2017 19 2018 12 2019 1

Jumlah 60

Tabel 4.4 Nama publikasi internasional dan nasional dari artikel yang sudah diseleksi

No. Nama Publikasi 1 Accounting and Business Research 2 Accounting and Finance Research 3 Accounting in Europe 4 Akuntabilitas 5 Asian Academy of Management Journal of Accounting and Finance 6 Contemporary Accounting Research 7 Diponegoro Journal of Accounting 8 E-Jurnal Akuntansi 9 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 10 European Research Studies Journal 11 European Scientific Journal 12 Global Journal of Business and Social Science Review 13 International Journal of Auditing

Page 100: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

61Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

14 JAK (Jurnal Akuntansi): Kajian Ilmiah Akuntansi 15 Jordan Journal of Business Administration 16 Journal Of Accounting 17 Journal of Accounting Research 18 Journal of Accounting, Auditing & Finance 19 Journal of Economics, Business, and Accountancy Ventura 20 Journal of International Accounting, Auditing and Taxation 21 Jurnal Akuntansi (Media Riset Akuntansi & Keuangan) 22 Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia 23 Jurnal Akuntansi dan Keuangan 24 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Universitas Kristen Petra 25 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA) 26 Jurnal Keuangan dan Perbankan 27 Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan 28 Managerial Auditing Journal 29 Research Journal of Finance and Accounting 30 Revista de Contabilidad 31 Tax & Accounting Review 32 The Accounting Review 33 The International Journal of Accounting 34 The Journal of Developing Areas

4.4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis topik penelitian yang berkaitan dengan Audit Tenure

Brooks (2011) meneliti hubungan antara auditor tenure dengan kualitas audit. Salah satu temuan dalam penelitiannya adalah kualitas audit meningkat seiring dengan periode penugasan auditor saat bonding effect (efek perikatan yang mengakibatkan berkurangnya independensi auditor) yang terjadi lemah, seperti halnya perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis dan hanya terjadi pada bidang bisnis dengan risiko litigasi yang tinggi. Bonding effect yang kuat digambarkan dengan pola parabolik/kuadratis. Implikasi konsep ini adalah kualitas audit terus meningkat mulai periode awal penugasan hingga pada titik tertentu mencapai puncaknya, kemudian menurun seiring periode penugasan berikutnya.

3) Mengklasifikasikan riset berdasarkan tahun publikasi (2014-2019), topik riset, serta jumlah sitasi minimal 3.

4) Setelah dilakukan seleksi didapatkan 60 artikel yang ditulis sesuai dengan kriteria.

Berikut ini adalah table-table yang memperlihatkan

persebaran jumlah artikel yang menjadi bahan penelitian berdasarkan tahun terbit, serta nama nama jurnal Nasional maupun Internasional yang mempublikasikan artikel tersebut yang telah diseleksi terlebih dahulu. Tabel 4.3 Jumlah artikel berdasarkan tahun dan yang telah diseleksi

Tahun Jumlah Jurnal 2014 6 2015 14 2016 8 2017 19 2018 12 2019 1

Jumlah 60

Tabel 4.4 Nama publikasi internasional dan nasional dari artikel yang sudah diseleksi

No. Nama Publikasi 1 Accounting and Business Research 2 Accounting and Finance Research 3 Accounting in Europe 4 Akuntabilitas 5 Asian Academy of Management Journal of Accounting and Finance 6 Contemporary Accounting Research 7 Diponegoro Journal of Accounting 8 E-Jurnal Akuntansi 9 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 10 European Research Studies Journal 11 European Scientific Journal 12 Global Journal of Business and Social Science Review 13 International Journal of Auditing

Page 101: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

62 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Kualitas audit merupakan suatu hal yang relatif untuk diukur tergantung siapa yang menilai dan berdasarkan apa penilaian dilakukan. Audit sendiri merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk menyatakan pendapat (mengenai kewajaran penyajian) laporan keuangan yang disampaikan manajemen (Tuanakotta, 2011).

Gambar 4.1 Metadata berdasarkan Abstrak dan Judul

Berdasarkan dari gambar 1 ini menggambarkan peta

persebaran topik yang dibahas terkait Audit Tenure. Topik yang berkaitan langsung dengan audit tenure diantaranya kualitas audit, auditor switching, audit delay, audit commitee, audit specialization, dan lainnya. Gambar ini merupakan hasil pengolahan VOSViewer yang dimana menampilkan 24 link yang menunjukkan jumlah topik yang berkaitan dengan audit tenure dengan batasan minimal 2 kali kata kunci tersebut muncul.

Salah satu contoh dalam penelitian Achyarsyah (2014) menemukan bahwa masa jabatan perusahaan audit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan ukuran perusahaan audit memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Kualitas audit menurun, ketika lama keterlibatan klien perusahaan audit lebih lama. Tidak ada perhatian khusus untuk mengaudit ukuran perusahaan karena ukuran perusahaan audit besar memiliki pelatihan yang luas untuk staf mereka dan sistem

Page 102: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

63Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

yang memadai. Studi ini berkontribusi pada literatur audit di bidang kualitas audit. Panjangnya hubungan klien perusahaan audit dan ukuran perusahaan audit selalu menimbulkan kontradiksi dengan kualitas audit. Masa jabatan perusahaan audit dan ukuran perusahaan audit mendukung penelitian sebelumnya, wawasan tambahan diperoleh dalam pemilihan perusahaan audit yang melayani layanan profesional di pasar modal.

Sulthon (2015) mendapatkan hasil yang sama dimana masa kerja audit, rotasi audit, ukuran kantor akuntan publik, dan komite audit memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Dalam penelitian ini tenur audit berpengaruh negatif terhadap kualitas audit, hal ini menunjukkan bahwa semakin lama suatu kap mengaudit sebuah perusahaan yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan semakin rendah.

Sementara itu, menurut penelitian Komar (2017) menunjukkan bahwa reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap kualitas audit, masa kerja audit dan ukuran klien perusahaan berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Temuan ini berbeda dengan Sulthon (2015) dan Archyarsyah (2014) dimana mereka menemukan audit tenure berpengaruh negatif dengan kualitas audit.

2. Analisis hasil riset popular tentang Audit Tenure

Gambar 4.2 Sebaran Tahun Publikasi

Kualitas audit merupakan suatu hal yang relatif untuk diukur tergantung siapa yang menilai dan berdasarkan apa penilaian dilakukan. Audit sendiri merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk menyatakan pendapat (mengenai kewajaran penyajian) laporan keuangan yang disampaikan manajemen (Tuanakotta, 2011).

Gambar 4.1 Metadata berdasarkan Abstrak dan Judul

Berdasarkan dari gambar 1 ini menggambarkan peta

persebaran topik yang dibahas terkait Audit Tenure. Topik yang berkaitan langsung dengan audit tenure diantaranya kualitas audit, auditor switching, audit delay, audit commitee, audit specialization, dan lainnya. Gambar ini merupakan hasil pengolahan VOSViewer yang dimana menampilkan 24 link yang menunjukkan jumlah topik yang berkaitan dengan audit tenure dengan batasan minimal 2 kali kata kunci tersebut muncul.

Salah satu contoh dalam penelitian Achyarsyah (2014) menemukan bahwa masa jabatan perusahaan audit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan ukuran perusahaan audit memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Kualitas audit menurun, ketika lama keterlibatan klien perusahaan audit lebih lama. Tidak ada perhatian khusus untuk mengaudit ukuran perusahaan karena ukuran perusahaan audit besar memiliki pelatihan yang luas untuk staf mereka dan sistem

Page 103: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

64 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Gambar 2 menggambarkan peta sebaran tahun publikasi terkait topik audit tenure dari tahun 2014 sampai dengan 2019 secara umum. Dari hasil sebaran tersebut penelitian tentang topik audit tenure masih menjadi salah satu topik yang menarik para peneliti untuk diteliti keterkaitannya dengan berbagai topik lain, jika dilihat dari berbedaan warna yang ada topik dengan publikasi terbaruya itu tahun 2016-2017 berkaitan dengan topik audit delay, finnancial distress, corporate governance, dan discretionary accruals. Meskipun garis korelasi atau hubungan menunjuk kantahun yang lebih lama. Hal ini terjadi karena Seiring dengan berkembangnya permasalahan dan kompleksitas dari sebuah kegiatan, maka penelitian dengan topik yang sama pada tahun yang berbeda dapat memberikan hasil yang berbeda ketimbang hasil penelitian terdahulunya.

Gambar 4.3 Metadata Topik yang sering diteliti

Gambar 3 menggambarkan sebaran publikasi audit tenure

yang paling sering diteliti tahun 2014 sampai dengan 2019. Dari sebaran tersebut terdapat dua topik yang umumnya dijadikan topik yang berkaitan dengan audit tenure yaitu audit quality dan audit firm tenure dan auditor specialization.

Page 104: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

65Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

1) Audit quality Kualitas audit adalah kondisi dimana audit dilakukan sesuai

dengan standar auditing agar memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan yang diaudit dan pengungkapan yang terkait: (1) disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK) dan (2) tidak salah saji material, baik karena kesalahan atau fraud, (Mulyadi, 2010; 10).

2) Audit firm tenure Sinason et. al (2001) menyatakan bahwa masa kerja audit

adalah "durasi hubungan auditor dengan klien". Johnson et. al. (2002) mendefinisikan masa audit sebagai berikut: "Ini adalah jumlah tahun berturut-turut yang telah diaudit perusahaan audit (auditor)". Sementara itu, Amir dan Farooq (2011) mendefinisikan masa audit sebagai "durasi total perusahaan audit (auditor) untuk menahan klien tertentu atau jumlah tahun berturut-turut yang perusahaan audit (auditor) telah mengaudit klien tertentu". Lebih lanjut, Carey dan Simnett (2006) mendefinisikan masa kerja audit sebagai “periode keterlibatan antara auditor dengan klien, yaitu panjang auditor pada klien audit perusahaan. Auditor menunjukkan lamanya pekerjaan mereka untuk klien dalam hitungan tahun ”. Griffin et. Al. (2009), mendefinisikan masa kerja audit sebagai "durasi pekerjaan auditor dan berhubungan dengan klien yang berarti lamanya waktu seorang auditor untuk bekerja dalam kontrak".

Ghosh dan Moon (2005) menemukan bahwa peningkatan kualitas audit sejalan dengan lamanya masa audit. Pernyataan ini menunjukkan bahwa lamanya hubungan auditor-klien dapat meningkatkan kualitas audit. Upaya untuk mengurangi ancaman merusak obyektivitas auditor adalah dengan meminta perusahaan audit untuk rotasi dalam jangka waktu tertentu.

3) Auditor specialization Pengalaman yang dimiliki auditor dalam melakukan audit

perusahaan yang sama menjadikan auditor tersebut memiliki spesialisasi. Auditor spesialis memiliki pengalaman audit perusahaan yang sama sebelumnya dan lebih memahami kondisi perusahaan. Klien yang menggunakan jasa auditor spesialis

Gambar 2 menggambarkan peta sebaran tahun publikasi terkait topik audit tenure dari tahun 2014 sampai dengan 2019 secara umum. Dari hasil sebaran tersebut penelitian tentang topik audit tenure masih menjadi salah satu topik yang menarik para peneliti untuk diteliti keterkaitannya dengan berbagai topik lain, jika dilihat dari berbedaan warna yang ada topik dengan publikasi terbaruya itu tahun 2016-2017 berkaitan dengan topik audit delay, finnancial distress, corporate governance, dan discretionary accruals. Meskipun garis korelasi atau hubungan menunjuk kantahun yang lebih lama. Hal ini terjadi karena Seiring dengan berkembangnya permasalahan dan kompleksitas dari sebuah kegiatan, maka penelitian dengan topik yang sama pada tahun yang berbeda dapat memberikan hasil yang berbeda ketimbang hasil penelitian terdahulunya.

Gambar 4.3 Metadata Topik yang sering diteliti

Gambar 3 menggambarkan sebaran publikasi audit tenure

yang paling sering diteliti tahun 2014 sampai dengan 2019. Dari sebaran tersebut terdapat dua topik yang umumnya dijadikan topik yang berkaitan dengan audit tenure yaitu audit quality dan audit firm tenure dan auditor specialization.

Page 105: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

66 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

dianggap mampu lebih cepat dan baik dalam mendeteksi dan menemukan kesalahan yang terdapat pada laporan keuangan yang diaudit. Klien yang tidak menggunakan jasa auditor spesialis dianggap kurang mampu melakukan audit secara lebih baik dan cepat. Spesialisasi auditor pada suatu industri membuat auditor memiliki suatu pengalaman dan pengetahuan yang cukup tentang kondisi perusahaan (Fitriany, 2011). Auditor spesialis diyakini memiliki kualitas laporan yang baik dan mampu mendeteksi informasi secara akurat (Romanus, 2008).

3. Arah riset ke depan topik Audit Tenure

Riset ini mengidentifikasi terkait Penilaian Kualitas Audit dengan penelitian yang memperhitungkan pengaruh dari banyak variable secara umum. Secara keseluruhan masih banyak topik lain yang dapat secara lebih luas dibahas berkaitan dengan kualitas audit, seperiti dalam hal membandingkan sebelum dan sesudahnya pengimplementasian peraturan pemerintah terkait tenure dan rotasi audit, kaitan audit tenure dengan aspek pajak seperti tax avoidance, bahkan mencari kaitan dari generasi dengan audit tenure karena saat ini para generasi millenial akan mulai membanjiri setiap pekerjaan yang ada dan menggantikan generasi sebelumnya.

4.5 SIMPULAN

Review yang dilakukan dalam riset ini merupakan topik penelitian populer dalam penelitian berkaitan dengan topik audit tenure. Artikel yang dijadikan sampel adalah artikel yang memenuhi kriteria kata kunci pencarian dengan menggunakan bantuan software Publish or Perish. Hasil yang didapatkan sejumlah 60 artikel yang dapat dijadikan sampel hasil seleksi dan terdapat tiga topik populer yang populer dalam riset ini yaitu audit quality, audit firm tenure, dan auditor specialization. Topik kualitas audit adalah kondisi dimana audit dilakukan sesuai dengan standar auditing agar memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan yang diaudit. Pada topik audit firm tenure membahas terkait durasi total perusahaan audit (auditor) untuk menahan klien tertentu atau

Page 106: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

67Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

jumlah tahun berturut-turut yang perusahaan audit (auditor) telah mengaudit klien tertentu. Dan auditor specialization membahas auditor spesialis memiliki pengalaman audit perusahaan yang sama sebelumnya dan lebih memahami kondisi perusahaan. Klien yang menggunakan jasa auditor spesialis dianggap mampu lebih cepat dan baik dalam mendeteksi dan menemukan kesalahan yang terdapat pada laporan keuangan yang diaudit.

Saran untuk penelitian berikutnya adalah menambah kata kunci pencarian serta menambah jangka waktu dari riset. Dari tinjauan literatur ini dapat diidentifikasi kesenjangan pengetahuan yang perlu diisi sebagai salah satu bentuk kontribusi nyata guna memperkaya literatur audit tenure dan menghindari replikasi riset. 4.6 DAFTAR PUSTAKA Achyarsyah, P. 2014. “Audit Firm Tenure, Audit Firm Size and Audit

Quality.” Global Journal of Business and Social Science Review 2 (4): 69–76.

Anggreni, NKAA, and M Y Latrini. 2016. “Pengaruh Audit Tenure Pada Kecepatan Publikasi Laporan Keuangan Auditan Dengan Spesialisasi Industri Auditor Sebagai Pemoderasi.” E-Jurnal Akuntansi 15 (2): 1338–65.

Annisa, D. 2018. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Jenis Opini Auditor, Ukuran Kap Dan Audit Tenure Terhadap Audit Delay.” Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia 1 (1): 108–21.

Ardani, S V. 2017. “Pengaruh Tenure Audit, Rotasi Audit, Audit Fee Terhadap Kualitas Audit Dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderasi (Studi Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010 2014).” Jurnal Akuntansi (Media Riset Akuntansi & Keuangan) 6 (1): 1–12.

Bell, T B, M Causholli, and ... 2015. “Audit Firm Tenure, Non‐audit Services, and Internal Assessments of Audit Quality.” Journal of Accounting Research 53 (3): 461–509.

Darya, K, and S A Puspitasari. 2017. “Reputasi KAP, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan Klien Dan Kualitas Audit (Studi Pada Perusahaan LQ 45 Indonesia).” Jurnal Keuangan Dan Perbankan 13 (2): 97–109.

dianggap mampu lebih cepat dan baik dalam mendeteksi dan menemukan kesalahan yang terdapat pada laporan keuangan yang diaudit. Klien yang tidak menggunakan jasa auditor spesialis dianggap kurang mampu melakukan audit secara lebih baik dan cepat. Spesialisasi auditor pada suatu industri membuat auditor memiliki suatu pengalaman dan pengetahuan yang cukup tentang kondisi perusahaan (Fitriany, 2011). Auditor spesialis diyakini memiliki kualitas laporan yang baik dan mampu mendeteksi informasi secara akurat (Romanus, 2008).

3. Arah riset ke depan topik Audit Tenure

Riset ini mengidentifikasi terkait Penilaian Kualitas Audit dengan penelitian yang memperhitungkan pengaruh dari banyak variable secara umum. Secara keseluruhan masih banyak topik lain yang dapat secara lebih luas dibahas berkaitan dengan kualitas audit, seperiti dalam hal membandingkan sebelum dan sesudahnya pengimplementasian peraturan pemerintah terkait tenure dan rotasi audit, kaitan audit tenure dengan aspek pajak seperti tax avoidance, bahkan mencari kaitan dari generasi dengan audit tenure karena saat ini para generasi millenial akan mulai membanjiri setiap pekerjaan yang ada dan menggantikan generasi sebelumnya.

4.5 SIMPULAN

Review yang dilakukan dalam riset ini merupakan topik penelitian populer dalam penelitian berkaitan dengan topik audit tenure. Artikel yang dijadikan sampel adalah artikel yang memenuhi kriteria kata kunci pencarian dengan menggunakan bantuan software Publish or Perish. Hasil yang didapatkan sejumlah 60 artikel yang dapat dijadikan sampel hasil seleksi dan terdapat tiga topik populer yang populer dalam riset ini yaitu audit quality, audit firm tenure, dan auditor specialization. Topik kualitas audit adalah kondisi dimana audit dilakukan sesuai dengan standar auditing agar memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan yang diaudit. Pada topik audit firm tenure membahas terkait durasi total perusahaan audit (auditor) untuk menahan klien tertentu atau

Page 107: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

68 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Dao, M, and T Pham. 2014. “Audit Tenure, Auditor Specialization and Audit Report Lag.” Managerial Auditing Journal 29 (6): 490–512.

Fahmi, M N. 2015. “Pengaruh Audit Tenure, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Disclosure Terhadap Opini Audit Going Concern.” Akuntabilitas 8 (3): 162–70.

Garcia-Blandon, J, and J M Argiles. 2015. “Audit Firm Tenure and Independence: A Comprehensive Investigation of Audit Qualifications in Spain.” Journal of International Accounting, Auditing and Taxation 24: 82–93.

Geiger, M, dan K Raghunandan. 2002. “Going Concern Opinions in The “New” Legal Environment”. Accounting Horizons. 16.(1).

González-Díaz, B, R García-Fernández, and A López-Díaz. 2015. “Auditor Tenure and Audit Quality in Spanish State-Owned Foundations.” Revista de Contabilidad 18 (2): 115–26.

Guindy, M N El, and M A K Basuony. 2018. “Audit Firm Tenure And Earnings Management: The Impact Of Changing Accounting Standards In UK Firms.” The Journal of Developing Areas 52 (4): 167–81.

Herianti, Eva Arna Suryani. 2016. “Pengaruh Kualitas Auditor , Audit Delay Dan Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit Perbankan Yang Terdaftar.” Prosiding Seminar Nasional INDOCOMPAC, 416–25.

Jati, R P. 2014. “Kualitas Audit Dan Audit Tenure.” Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan 10 (1): 61–71.

Junaidi, J, H P Apriyanto, N Nurdiono, and ... 2015. “The Effect of Audit Firm Tenure in Artificial Rotation on Audit Quality.” Journal of Economics, Business, and Accountancy Ventura 17 (3): 439–48.

Kurnianingsih, M, and A Rohman. 2014. “Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, Dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit.” Diponegoro Journal of Accounting Volume 3 (3): 1–10.

Romanus, R.N., J. Maher, and D.M. Fleming. “Auditor Industry Specialization, Auditor Changes, and Accounting Restatements.” Accounting Horizons 22, no. 22 (2008): 389-413.

Page 108: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

69Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Sari, Kumala, and Surya Rahardja. “Analisis Pengaruh Audit Tenure, Reputasi Kap, Disclosure, Ukuran Perusahaan Dan Likuiditas Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI tahun 2005–2010)”. Fakultas Ekonomika dan Bisnis, 2012.

Setiawan, Liswan, dan Fitriany. 2011. “Pengaruh Workload dan Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit Dengan Kualitas Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.8, No.1, Hal: 36-53

Sinaga, Daud M.T., and Imam Ghozali. 2013. “Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP Dan Ukuran Perusahaan Klien Terhadap Kualitas Audit.”: 1–27.

Sofiani, MMOL. 2015. “Pengaruh Tekanan Ketaatan, Pengalaman Audit, Dan Audit Tenure Terhadap Audit Judgement.” Tax & Accounting Review 4 (1): 270–79.

Sulthon, M, and N Cahyonowati. 2015. “Analisis Pengaruh Audit Tenure, Rotasi KAP, Ukuran KAP, Dan Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia.” Diponegoro Journal of Accounting 4 (2): 930–41.

Wakum, A A S, and I G S Wisadha. 2014. “Pengaruh Audit Tenure Pada Asimetri Informasi Dengan Moderasi Komite Audit.” E-Jurnal Akuntansi 6 (3): 499–513.

Wiyantoro, L S, and F Usman. 2018. “Audit Tenure and Quality to Audit Report Lag in Banking.” European Research Studies Journal 21 (3): 417–28.

Dao, M, and T Pham. 2014. “Audit Tenure, Auditor Specialization and Audit Report Lag.” Managerial Auditing Journal 29 (6): 490–512.

Fahmi, M N. 2015. “Pengaruh Audit Tenure, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Disclosure Terhadap Opini Audit Going Concern.” Akuntabilitas 8 (3): 162–70.

Garcia-Blandon, J, and J M Argiles. 2015. “Audit Firm Tenure and Independence: A Comprehensive Investigation of Audit Qualifications in Spain.” Journal of International Accounting, Auditing and Taxation 24: 82–93.

Geiger, M, dan K Raghunandan. 2002. “Going Concern Opinions in The “New” Legal Environment”. Accounting Horizons. 16.(1).

González-Díaz, B, R García-Fernández, and A López-Díaz. 2015. “Auditor Tenure and Audit Quality in Spanish State-Owned Foundations.” Revista de Contabilidad 18 (2): 115–26.

Guindy, M N El, and M A K Basuony. 2018. “Audit Firm Tenure And Earnings Management: The Impact Of Changing Accounting Standards In UK Firms.” The Journal of Developing Areas 52 (4): 167–81.

Herianti, Eva Arna Suryani. 2016. “Pengaruh Kualitas Auditor , Audit Delay Dan Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit Perbankan Yang Terdaftar.” Prosiding Seminar Nasional INDOCOMPAC, 416–25.

Jati, R P. 2014. “Kualitas Audit Dan Audit Tenure.” Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan 10 (1): 61–71.

Junaidi, J, H P Apriyanto, N Nurdiono, and ... 2015. “The Effect of Audit Firm Tenure in Artificial Rotation on Audit Quality.” Journal of Economics, Business, and Accountancy Ventura 17 (3): 439–48.

Kurnianingsih, M, and A Rohman. 2014. “Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, Dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit.” Diponegoro Journal of Accounting Volume 3 (3): 1–10.

Romanus, R.N., J. Maher, and D.M. Fleming. “Auditor Industry Specialization, Auditor Changes, and Accounting Restatements.” Accounting Horizons 22, no. 22 (2008): 389-413.

Page 109: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

70 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

5.1 PENDAHULUAN

Whistleblowing adalah perilaku seseorang baik internal maupun eksternal yang mengungkapkan informasi mengenai tindakan pelanggaran atau perbuatan tidak etis atau perbuatan lain yang dapat merugikan organisasi yang dilakukan oleh karyawan atau pimpinan organisasi. Pengungkapan ini umumnya dilakukan secara rahasia. (Tuanakotta, 2012). Seseorang yang memberikan informasi tersebut disebut sebagai whistleblower. Menurut PP No. 71 tahun 2000, whistleblower adalah orang yang memberikan informasi kepada penegak hukum atau komisi mengenai terjadinya suatu tindak pidana korupsi. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa whistleblowing dapat dilakukan secara internal maupun eksternal dengan tujuan untuk memperbaiki perusahaan dari tindak pelanggaran yang dilakukan secara efektif. Namun, ada yang berpendapat bahwa whistleblowing internal tidak diklasifikasikan sebagai laporan whistleblowing. (Courtemanche, 1988; Jubb 1999). Menurut Dworkin & Baucus (1998) bagi para ilmuwan sosial, whistleblowing mencakup pelaporan internal dan eksternal.

Pada dasarnya whistleblowing dibagi menjadi dua jenis yaitu whistleblowing internal dan eksternal (Dworkin & Baucus, 1998; Park & Blenkinsopp, 2009; Zhang, Chiu, & Wei, 2009). Whistleblowing dapat dikategorikan internal apabila kesalahan atau pelanggaran dilaporkan kepada pihak di dalam organisasi. Jika kesalahan atau pelanggaran dilaporkan kepada pihak luar organisasi maka dikatakan sebagai eksternal. Secara etika, whistleblowing internal lebih

Page 110: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

71Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

disarankan daripada whistleblowing eksternal, karena whistleblowing eksternal akan memberikan dampak yang buruk bagi organisasi itu sendiri (Park & Burkinsopp, 2009). Selain itu, whistleblowing internal akan memberikan peluang bagi organisasi untuk menyelesaikan masalah dengan cepat dan efektif tanpa adanya tekanan dari pihak eksternal. (Zhang, Chiu & Wei, 2009). Dengan begitu, manajemen dapat memastikan informasi rahasia perusahaan tetap terjaga dan meningkatkan akuntabilitas serta memberikan pembelajaran atau evaluasi bagi organisasi.

Untuk mengurangi resiko kecurangan dan melindungi kepentingan investor, organisasi harus mengupayakan segala cara untuk membuat sebuah mekanisme pengungkapan tindak pelanggaran dan memotivasi agar anggota organisasi mampu melaporkan tindak pelanggaran tersebut. Anggota organisasi yang melaporkan tindak pelanggaran secara tepat waktu akan mengurangi dampak dari pelanggaran tersebut (Chartered Institute of Internal Auditor, 2014). Namun tidak semua anggota organisasi berani dalam melaporkan tindak pelanggaran yang mereka ketahui. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Institute of Business Ethics (2007) menyatakan bahwa lebih dari 52% anggota organisasi yang mengetahui tindak pelanggaran tidak melaporkan kejadian tersebut dan lebih memilih untuk bungkam. Hal tersebut mungkin terjadi karena beberapa faktor seperti pemecatan, pengucilan, turun jabatan bahkan sampai pembunuhan. Skandal-skandal whistleblowing yang terjadi di dunia yang paling banyak diperbincangkan antara lain Enron, Abbey National, NSAS, Dow Corning, BCCI, WorldCom, Rockwell dan lain sebagainya (Zhang, Chiu & Wei, 2009). Di Indonesia sendiri juga ada beberapa skandal tentang whistleblowing seperti kasus PT Asia Agri Grup, kasus simulator SIM dan lain-lain.

Di kawasan Asia sendiri telah banyak riset mengenai intensi whistleblowing dan yang paling banyak berasal dari negara china. Para peneliti China bersepakat tidak menyetujui whistleblowing eksternal (mis., Chiu, 2003; Vinten, 1999) meskipun hal tersebut mendapat dorongan dari pemerintah (Gong, 2000). Hal itu karena dianggap sebagai perilaku tidak etis dan tidak dapat diterima oleh

5.1 PENDAHULUAN

Whistleblowing adalah perilaku seseorang baik internal maupun eksternal yang mengungkapkan informasi mengenai tindakan pelanggaran atau perbuatan tidak etis atau perbuatan lain yang dapat merugikan organisasi yang dilakukan oleh karyawan atau pimpinan organisasi. Pengungkapan ini umumnya dilakukan secara rahasia. (Tuanakotta, 2012). Seseorang yang memberikan informasi tersebut disebut sebagai whistleblower. Menurut PP No. 71 tahun 2000, whistleblower adalah orang yang memberikan informasi kepada penegak hukum atau komisi mengenai terjadinya suatu tindak pidana korupsi. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa whistleblowing dapat dilakukan secara internal maupun eksternal dengan tujuan untuk memperbaiki perusahaan dari tindak pelanggaran yang dilakukan secara efektif. Namun, ada yang berpendapat bahwa whistleblowing internal tidak diklasifikasikan sebagai laporan whistleblowing. (Courtemanche, 1988; Jubb 1999). Menurut Dworkin & Baucus (1998) bagi para ilmuwan sosial, whistleblowing mencakup pelaporan internal dan eksternal.

Pada dasarnya whistleblowing dibagi menjadi dua jenis yaitu whistleblowing internal dan eksternal (Dworkin & Baucus, 1998; Park & Blenkinsopp, 2009; Zhang, Chiu, & Wei, 2009). Whistleblowing dapat dikategorikan internal apabila kesalahan atau pelanggaran dilaporkan kepada pihak di dalam organisasi. Jika kesalahan atau pelanggaran dilaporkan kepada pihak luar organisasi maka dikatakan sebagai eksternal. Secara etika, whistleblowing internal lebih

Page 111: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

72 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

siapapun, bagi anggota organisasi yang melakukan tindakan tersebut akan dianggap bahwa mereka tidak loyal (Fukuyama, 1995; Greene & lating, 2004; Redding, 1990).

Terlepas dari reformasi bisnis yang berlangsung dan restrukturisasi skema hukum dan politik baru-baru ini, praktik etika bisnis mengalami peningkatan yang lambat (Nee, 1992; Utara, 1990). Namun ini hanya proses perubahan terus-menerus yang memberikan kita kesempatan untuk memeriksa kemunculan dan perkembangan perilaku etis seperti whistleblowing di china. Karena itu, penelitian tentang persepsi orang China terhadap whistleblowing, akan memberikan informasi yang berharga bagi manajemen untuk menggunakan, memprediksi, dan mengelola internal whistleblowing lebih efektif.

Tujuan riset ini adalah untuk melakukan analisis terhadap topik-topik riset tentang intensi whistleblowing khususnya di kawasan Asia yang difokuskan pada negara China dan Indonesia dalam rentang waktu 10 tahun yakni dari tahun 2009 hingga tahun 2019. Riset ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan intensi whistleblowing di kawasan Asia yang sebagian besar adalah negara berkembang. Selain itu dalam riset ini juga akan menganalisis riset yang terpopuler dan riset yang menarik di masa yang akan datang. 5.2 KAJIAN PUSTAKA 1. Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behaviour)

Teori perilaku terencana ini merupakan perluasan dari teori sebelumnya yaitu teori tindakan beralasan, perluasan teori ini dirasa perlu dalam menangani perilaku dimana seseorang tidak memiliki kendali penuh atas kehendaknya. Teori ini dikembangkan oleh Ajzen & Martin Fishbein (1980). Theory of reasoned action menyatakan bahwa intensi untuk melakukan suatu perilaku memiliki dua indikator utama, yaitu attitude toward the behavior dan subjective norm. Pengembangan dari teori ini, planned behavior theory, menemukan indikator lain yang juga memengaruhi intensi untuk melakukan suatu perilaku dengan memasukkan konsep perceived

Page 112: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

73Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

behavioral control. Sehingga terdapat tiga indikator utama yang memengaruhi intensi individu untuk melakukan suatu perilaku, yaitu sikap terhadap suatu perilaku (attitude toward the behavior), norma subyektif tentang suatu perilaku (subjective norm), dan persepsi tentang kontrol perilaku (perceived behavioral control) (Ajzen, 2005).

2. Studi Riset tentang Intensi Whistleblowing

Telah banyak riset yang dilakukan tentang intensi whistleblowing di kawasan Asia khususnya di China dan Indonesia rentang tahun 2009-2019, antara lain:

No. Judul Artikel Peneliti, tahun 3 On Whistleblowing judgment and

intention: The roles of positive mood and organizational ethical culture

Zhang, Ciu & Wei, 2009

4

How does ethical leadership influence employees whistleblowing intention? Evidence from China

Wen & Chen, 2016

5

Factors affecting intention on whistleblowing: an analysis on moderated model of whistleblowing channel

Putriana, Hariadi & Prihatiningtias, 2018

Topik intensi whistleblowing dipilih karena perkembangan

penelitian intensi whistleblowing di kawasan Asia semakin berkembang terutama di China yang perkembangannya semakin pesat.

Riset ini memaparkan topik apa saja yang dibahas pada penelitian intensi whistleblowing di kawasan Asia, untuk kemudian dibahas mengenai dua topik riset yang terpopuler dalam rentang tahun 2009-2019 dan mencari reasearch gap yang dapat dijadikan acuan untuk riset mendatang.

siapapun, bagi anggota organisasi yang melakukan tindakan tersebut akan dianggap bahwa mereka tidak loyal (Fukuyama, 1995; Greene & lating, 2004; Redding, 1990).

Terlepas dari reformasi bisnis yang berlangsung dan restrukturisasi skema hukum dan politik baru-baru ini, praktik etika bisnis mengalami peningkatan yang lambat (Nee, 1992; Utara, 1990). Namun ini hanya proses perubahan terus-menerus yang memberikan kita kesempatan untuk memeriksa kemunculan dan perkembangan perilaku etis seperti whistleblowing di china. Karena itu, penelitian tentang persepsi orang China terhadap whistleblowing, akan memberikan informasi yang berharga bagi manajemen untuk menggunakan, memprediksi, dan mengelola internal whistleblowing lebih efektif.

Tujuan riset ini adalah untuk melakukan analisis terhadap topik-topik riset tentang intensi whistleblowing khususnya di kawasan Asia yang difokuskan pada negara China dan Indonesia dalam rentang waktu 10 tahun yakni dari tahun 2009 hingga tahun 2019. Riset ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan intensi whistleblowing di kawasan Asia yang sebagian besar adalah negara berkembang. Selain itu dalam riset ini juga akan menganalisis riset yang terpopuler dan riset yang menarik di masa yang akan datang. 5.2 KAJIAN PUSTAKA 1. Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behaviour)

Teori perilaku terencana ini merupakan perluasan dari teori sebelumnya yaitu teori tindakan beralasan, perluasan teori ini dirasa perlu dalam menangani perilaku dimana seseorang tidak memiliki kendali penuh atas kehendaknya. Teori ini dikembangkan oleh Ajzen & Martin Fishbein (1980). Theory of reasoned action menyatakan bahwa intensi untuk melakukan suatu perilaku memiliki dua indikator utama, yaitu attitude toward the behavior dan subjective norm. Pengembangan dari teori ini, planned behavior theory, menemukan indikator lain yang juga memengaruhi intensi untuk melakukan suatu perilaku dengan memasukkan konsep perceived

Page 113: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

74 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

5.3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif

dengan pendekatan tematik review literature terstruktur. Metode riset disusun berdasarkan pertanyaan berikut: 9) Topik penelitian apa saja yang dibahas pada penelitian intensi

whistleblowing di kawasan Asia? 10) Bagaimana analisis hasil riset pada paper yang termasuk dalam

dua topik terpopuler tersebut? 11) Bagaimana arah riset ke depan terkait dengan penelitian intensi

whistleblowing khususnya di kawasan Asia?

Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling dengan teknik sampling sistematis. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan software Publish or Perish dengan kata kunci “whistleblowing intention in Asia”, “whistleblowing intention in China”, dan “whistleblowing intention in Indonesia” rentang tahun 2009-2019. Berikut adalah alur pengambilan sampel dalam riset ini.

Dalam penelitian ini proses analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut. 9) Mempersiapkan artikel yang sesuai dengan kata kunci dengan

bantuan software Publish or Perish (PoP). 10) Memilih artikel yang sesuai dengan kata kunci dengan langkah-

langkah sebagai berikut. g. Artikel yang digunakan hanya sesuai kata kunci yaitu

penelitian whistleblowing intention atau intensi whistleblowing dan hanya untuk wilayah Asia dan mayoritas China dan Indonesia.

Page 114: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

75Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

h. Apabila terdapat tulisan selain artikel publikasi maka dikeluarkan dari sampel.

11) Mengklasifikasikan riset berdasarkan: i. Tahun publikasi (2009-2019). j. Topik riset.

12) Setelah dilakukan seleksi didapatkan 17 artikel yang ditulis pada rentang waktu 2009-2019.

Tabel 5.1 Jumlah artikel berdasarkan tahun dan yang telah diseleksi

Tahun Jumlah Artikel 2009 2 2010 0 2011 1 2012 0 2013 0 2014 0 2015 0 2016 3 2017 4 2018 2 2019 5

Jumlah 17 5.4 HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Topik penelitian yang dibahas pada penelitian intensi

whistleblowing di Asia Terkait pertanyaan pertama yaitu riset penelitian intensi

whistleblowing di Asia sudah cukup banyak di kawasan Asia khusunya di China dan Indonesia. Menurut Chen (2016), nilai-nilai budaya individu secara langsung terkait dengan penilaian whistleblowing seperti niat dan perilaku. Selain itu juga dapat mempengaruhi pola sikap karyawan terhadap perilaku pimpinan. Berikut adalah metadata penelitian intensi whistleblowing di Asia.

5.3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif

dengan pendekatan tematik review literature terstruktur. Metode riset disusun berdasarkan pertanyaan berikut: 9) Topik penelitian apa saja yang dibahas pada penelitian intensi

whistleblowing di kawasan Asia? 10) Bagaimana analisis hasil riset pada paper yang termasuk dalam

dua topik terpopuler tersebut? 11) Bagaimana arah riset ke depan terkait dengan penelitian intensi

whistleblowing khususnya di kawasan Asia?

Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling dengan teknik sampling sistematis. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan software Publish or Perish dengan kata kunci “whistleblowing intention in Asia”, “whistleblowing intention in China”, dan “whistleblowing intention in Indonesia” rentang tahun 2009-2019. Berikut adalah alur pengambilan sampel dalam riset ini.

Dalam penelitian ini proses analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut. 9) Mempersiapkan artikel yang sesuai dengan kata kunci dengan

bantuan software Publish or Perish (PoP). 10) Memilih artikel yang sesuai dengan kata kunci dengan langkah-

langkah sebagai berikut. g. Artikel yang digunakan hanya sesuai kata kunci yaitu

penelitian whistleblowing intention atau intensi whistleblowing dan hanya untuk wilayah Asia dan mayoritas China dan Indonesia.

Page 115: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

76 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Gambar 5.1 Metadata berdasarkan Abstrak dan Judul

Gambar 1 ini menggambarkan peta persebaran topik yang

dibahas terkait intensi whistleblowing di kawasan Asia. Dapat dilihat bahwa di kawasan Asia riset intensi whistleblowing didominasi oleh keterkaitannya dengan moral dan etika. Seperti riset yang dilakukan oleh Wen dan Chen (2016) mengemukakan bahwa keinginan seseorang untuk mengungkapkan kecurangan juga dipengaruhi oleh etika dan juga leadership. Selain itu budaya organisasi juga andil dalam mendukung intensi seseorang untuk melakukan whistleblowing (Zhang, 2009).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zhang (2009), model utama yang mendasarinya yaitu empat komponen yang menggambarkan proses psikologis yang mendasari tindakan moral yang diusung pertama kali oleh Rest (1986). Adapun empat komponen itu antara lain sensitivitas etika menemukan bahwa ada dilema etika, alasan etis untuk menilai dilema etika, niat etis untuk mematuhi penilaian etika, dan perilaku etis untuk membuat keputusan. Sebagian besar model dalam pengambilan keputusan berdasarkan etika akan memodifikasi hubungan antara penilaian etis dan perilaku etis. Niat, keputusan dan tujuan akan menjadi hal penting bagi whistleblower dalam proses pengambilan keputusannya untuk mengungkap kecurangan yang terjadi.

Page 116: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

77Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Beda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Putriana, Hariadi & Prihatiningtias (2018) yang lebih memilih teori prososial, pembelajaran sosial dan utilitarian sebagai dasar penelitiannya. Ketiga teori tersebut relevan dalam konteks whistleblowing karena kemampuannya dalam mencakup aspek individu, situasional, dan organisasi yang memengaruhi niat seseorang untuk menjadi whistleblower. Teori prososial muncul dari persepsi bahwa setiap individu secara inheren mendukung tindakan yang merupakan perbaikan dan bermanfaat bagi masyarakat, seperti whistleblowing (Eisenberg & Mussen, 1989).

Intensi whistleblowing tentunya menjadi sebuah alat yang mendukung terciptanya akuntabilitas dan kinerja organisasi yang lebih baik. Selain China dan Indonesia, Malaysia juga menjadi salah satu negara yang banyak meneliti tentang intensi whistleblowing di kawasan Asia. Salah satu penelitiannya yaitu dilakukan oleh Apadore dan Chin, (2018) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi intensi whistleblowing dikalangan mahasiswa. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa secara empiris terbukti bahwa magnitude of consequences , social consensus dan proximity memiliki pengaruh yang signifikan pada niat mahasiswa tentang whistleblowing. Namun, fear of retaliation mungkin tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada whistleblowing.

Terbukti bahwa negara-negara di kawasan Asia telah banyak

meneliti tentang faktor yang mempengaruhi intensi whistleblowing untuk memotivasi anggota organisasi atau individu agar mampu melapor apabila terjadi kecurangan demi akuntabilitas dan kinerja organisasinya.

Gambar 5.1 Metadata berdasarkan Abstrak dan Judul

Gambar 1 ini menggambarkan peta persebaran topik yang

dibahas terkait intensi whistleblowing di kawasan Asia. Dapat dilihat bahwa di kawasan Asia riset intensi whistleblowing didominasi oleh keterkaitannya dengan moral dan etika. Seperti riset yang dilakukan oleh Wen dan Chen (2016) mengemukakan bahwa keinginan seseorang untuk mengungkapkan kecurangan juga dipengaruhi oleh etika dan juga leadership. Selain itu budaya organisasi juga andil dalam mendukung intensi seseorang untuk melakukan whistleblowing (Zhang, 2009).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zhang (2009), model utama yang mendasarinya yaitu empat komponen yang menggambarkan proses psikologis yang mendasari tindakan moral yang diusung pertama kali oleh Rest (1986). Adapun empat komponen itu antara lain sensitivitas etika menemukan bahwa ada dilema etika, alasan etis untuk menilai dilema etika, niat etis untuk mematuhi penilaian etika, dan perilaku etis untuk membuat keputusan. Sebagian besar model dalam pengambilan keputusan berdasarkan etika akan memodifikasi hubungan antara penilaian etis dan perilaku etis. Niat, keputusan dan tujuan akan menjadi hal penting bagi whistleblower dalam proses pengambilan keputusannya untuk mengungkap kecurangan yang terjadi.

Page 117: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

78 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

6. Analisis Hasil Riset Populer Gambar 5.2 Sebaran Tahun Publikasi

Gambar 2 menggambarkan peta sebaran tahun publikasi

terkait topik intensi whistleblowing dari tahun 2009 sampai tahun 2019 di kawasan Asia. Dari hasil sebaran tersebut penelitian tentang topik intensi whistleblowing masih menjadi salah satu topik yang menarik para peneliti untuk diteliti keterkaitannya dengan berbagai topik lain seperti ethical leadership, behaviorial control, moral intensity, personal cost, fraud, dan topik lainnya.

Page 118: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

79Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Gambar 5.3 Metadata Publikasi berdasarkan yang Paling sering Diteliti

Gambar 3 menggambarkan sebaran publikasi yang paling

sering diteliti di kawasan Asia. Dari sebaran tersebut terdapat dua topik yang umumnya dijadikan topik yang berkaitan dengan intensi whistleblowing yaitu moral intensity dan personal cost. 5) Moral Intensity

Intensitas moral dapat dikaitkan dengan konsep persepsi kontrol perilaku dalam teori perilaku terencana (theory of planned behavior). Persepsi kontrol perilaku merupakan keyakinan seseorang bahwa persepsi yang dimilikinya merupakan hasil dari kontrol dirinya sendiri mengenai persepsi perilaku tersebut (Astrie, 2015). Pendapat lainnya dikemukakan oleh Zanaria (2011) bahwa intensitas moral adalah sebuah konstruk yang mencakup karakteristik-karakteristik yang merupakan perluasan dari isu-isu yang terkait dengan isu moral utama dalam sebuah situasi yang akan mempengaruhi persepsi individu mengenai masalah etika dan intensi keperilakuan yang dimilikinya.

Jones (1991) dalam Novius (2011) mengidentifikasi bahwa intensitas moral yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan seseorang dan tingkat intensitas moral yang bervariasi. Intensitas moral bersifat multidimensi dan komponen-

6. Analisis Hasil Riset Populer Gambar 5.2 Sebaran Tahun Publikasi

Gambar 2 menggambarkan peta sebaran tahun publikasi

terkait topik intensi whistleblowing dari tahun 2009 sampai tahun 2019 di kawasan Asia. Dari hasil sebaran tersebut penelitian tentang topik intensi whistleblowing masih menjadi salah satu topik yang menarik para peneliti untuk diteliti keterkaitannya dengan berbagai topik lain seperti ethical leadership, behaviorial control, moral intensity, personal cost, fraud, dan topik lainnya.

Page 119: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

80 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

komponen bagiannya merupakan karakteristik dari isu-isu moral. Jones (1991) mengidentifikasi bahwa ada enam elemen intensitas moral yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan meliputi: Konsensus sosial (social consensus), besaran konsekuensi (the magnitude of consequences), probabilitas efek (probability of effect), kesegeraan temporal (temporal immediacy), kedekatan (proximity), dan konsentrasi efek (concentration of effect).

Individu dengan intensitas moral tingkat tinggi akan memiliki kecenderungan untuk melaporkan kesalahan. Ini karena ada rasa tanggung jawab bahwa mereka telah mendorong mereka untuk melaporkan, sehingga akan meningkatkan keinginan untuk melaporkan kesalahan. Sebaliknya, intensitas moral yang rendah juga mengakibatkan rendahnya tanggung jawab seseorang, sehingga keinginan untuk melaporkan kesalahan juga akan rendah (Puspitosari, 2019).

6) Personal Cost Teori prososial menyatakan bahwa seorang individu secara

inheren mendukung tindakan untuk memperbaiki dan melayani kepentingan sosial (Batson, 2011). Ini karena sangat terkait dengan altruisme (Leeds, 1963). Tetapi teori prososial menekankan bahwa tindakan membantu orang lain selalu disertai dengan pertimbangan manfaat dan risiko yang kemungkinan akan diterima. Inilah yang umumnya dianggap sebagai personal cost (Schultz et al., 1993).

Personal cost adalah persepsi pegawai terhadap risiko pembalasan atau sanksi dari anggota organisasi, yang dapat mengurangi minat seseorang untuk melaporkan tindak kecurangan atau penyimpangan yang terjadi (Schutlz et al., 1993) dalam Bagustianto dan Nurkholis (2013). Niat pegawai untuk melaporkan adanya pelanggaran akan lebih rendah karena tingkat personal cost yang tinggi menyebabkan whistleblower potensial lebih baik diam karena mempertimbangkan efek atau tanggapan dari orang-orang di dalam organisasi yang menentang tindakan pelaporan.

Page 120: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

81Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Ketakutan akan pembalasan adalah faktor signifikan dalam mempengaruhi niat seseorang untuk melaporkan penipuan (Iskandar & Saragih, 2018). Keputusan untuk melaporkan penipuan akan selalu menjadi keputusan yang sangat berisiko (Bhal & Dadhich, 2011). Jika sikap manajemen terhadap whistle-blower terbukti acuh tak acuh, bermusuhan, dan bahkan membenci, maka itu akan memaksa individu untuk mencapai rasionalisasi menjadi individu yang tidak aktif. Seseorang yang mengalami kemungkinan pembalasan yang lebih rendah karena menjadi pengungkap fakta akan meningkatkan kemungkinan bagi mereka untuk melaporkan penipuan, sedangkan semakin tinggi kemungkinan pembalasan terhadap pengungkap fakta, semakin rendah peluang bagi mereka untuk melaporkan kasus penipuan (Putriana, Hariadi & Prihatiningtias, 2018).

7) Arah Riset ke Depan untuk Topik Intensi whistleblowing di

Kawasan Asia Riset ini mengidentifikasi terkait dengan penelitian intensi

whistleblowing di kawasan Asia. Namun masih banyak topik lain yang dapat secara lebih luas dibahas berkaitan dengan intensi whistleblowing seperti dilematika whistleblowing termasuk sikap yang positif atau negatif serta sudut pandang whistleblowing bagi pihak yang melakukan kecurangan demi kinerja organisasinya seperti manipulasi laba yang dilakukan manajemen. Meskipun sempat disinggung dalam riset ini, namun peneliti merasa belum secara mendalam melakukan pembahasan terkait hal tersebut. 5.5 SIMPULAN

Review yang dilakukan dalam riset ini merupakan topik penelitian populer dalam penelitian intensi whistleblowing di kawasan Asia. Artikel yang dijadikan sampel adalah artikel yang memenuhi kriteria kata kunci pencarian dengan menggunakan bantuan software Publish or Perish. Hasil yang didapatkan sejumlah 17 artikel yang dapat dijadikan sampel hasil seleksi dan terdapat dua topik populer yang populer dalam riset ini yaitu penganggaran dan

komponen bagiannya merupakan karakteristik dari isu-isu moral. Jones (1991) mengidentifikasi bahwa ada enam elemen intensitas moral yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan meliputi: Konsensus sosial (social consensus), besaran konsekuensi (the magnitude of consequences), probabilitas efek (probability of effect), kesegeraan temporal (temporal immediacy), kedekatan (proximity), dan konsentrasi efek (concentration of effect).

Individu dengan intensitas moral tingkat tinggi akan memiliki kecenderungan untuk melaporkan kesalahan. Ini karena ada rasa tanggung jawab bahwa mereka telah mendorong mereka untuk melaporkan, sehingga akan meningkatkan keinginan untuk melaporkan kesalahan. Sebaliknya, intensitas moral yang rendah juga mengakibatkan rendahnya tanggung jawab seseorang, sehingga keinginan untuk melaporkan kesalahan juga akan rendah (Puspitosari, 2019).

6) Personal Cost Teori prososial menyatakan bahwa seorang individu secara

inheren mendukung tindakan untuk memperbaiki dan melayani kepentingan sosial (Batson, 2011). Ini karena sangat terkait dengan altruisme (Leeds, 1963). Tetapi teori prososial menekankan bahwa tindakan membantu orang lain selalu disertai dengan pertimbangan manfaat dan risiko yang kemungkinan akan diterima. Inilah yang umumnya dianggap sebagai personal cost (Schultz et al., 1993).

Personal cost adalah persepsi pegawai terhadap risiko pembalasan atau sanksi dari anggota organisasi, yang dapat mengurangi minat seseorang untuk melaporkan tindak kecurangan atau penyimpangan yang terjadi (Schutlz et al., 1993) dalam Bagustianto dan Nurkholis (2013). Niat pegawai untuk melaporkan adanya pelanggaran akan lebih rendah karena tingkat personal cost yang tinggi menyebabkan whistleblower potensial lebih baik diam karena mempertimbangkan efek atau tanggapan dari orang-orang di dalam organisasi yang menentang tindakan pelaporan.

Page 121: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

82 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

keterlibatan masyarakat. Topik intensi whistleblowing membahas terkait faktor yang menyebabkan seseorang melakukan pengungkapan kecurangan secara umum yaitu faktor individual, organisasional dan situasional dan menggunakan teori perilaku terencana sebagai dasar penelitian.

Saran untuk penelitian berikutnya adalah menambah kata kunci pencarian dan memperluas cakupan penelitian. Dari tinjauan literatur ini dapat diidentifikasi kesenjangan pengetahuan yang perlu diisi sebagai salah satu bentuk kontribusi nyata guna memperkaya literatur intensi whistleblowing. 5.6 DAFTAR PUSTAKA Apadore, Kogilavani, Chin, Chan Yee Ding, Mabel Qi, Cheau Yu-sinn,

Waynnie Goh. 2018. Factors Affecting Whistleblowing Intention: An Empirical Study. South East Asia Journal of Contemporary Business, Economic and Law, Vol 15.

Cintya, Lia Ina, Andi. 2019. From Intention to Action in Whistleblowing : Examining Ethical Leadership and Affective Commitment of Accountants in Indonesia. International Journal of Business Vol 24.

Gumelar, Marga. 2019. The Connectivity Of Whistleblowing Online Indonesia : A New Round Of Preventing And Era.

Joneta. 2009. The Effect Of Professional Commitments And Ethical Consideration On Intension In Whistleblowing: Locus Of Control As Moderated Variables. JOM Fekom Vol 3.

Laming, Ripa Fajarina Setiawan, Adil Saleh, Haeruddin. 2019. The Effect of whistleblowing Hotline , Surprise audit , and the independence of Audit Committee on internal Fraud : Facts of Banking Companies in Indonesia.

Latan, Hengky Ringle, Christian M Jose, Charbel Jabbour, Chiappetta. 2016. Whistleblowing Intentions Among Public Accountants in Indonesia : Testing for the Moderation Effects. Journal of Business Ethics

Page 122: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

83Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Nurhidayat, Kusumasari. 2016. Article information : Strengthening the Effectiveness of Whistleblowing System A Study for the Implementation of Anti-Corruption Policy in Indonesia. Journal of Financial Crime.

Priyastiwi, Halim. 2018. The Influence of Supervisor ’ s Support and Protection Against Whistleblowing Decision in The Organizations of Local Government In Indonesia. The International Journal of Accounting Research Vol 21, 291-320

Puspitosari. 2019. Whistleblowing Intention Sebagai Bagian Dari Etika Islam Ditinjau Dari Intensitas Moral , Orientasi Etika Relativisme dan Religiusitas. Jurnal Iqtisaduna Vol 5, 139-152.

Putriana, Hariadi & Prihatiningtias. 2018. Factors affecting intention on whistleblowing : an analysis on moderated model of whistleblowing.

Suyatno, Bitra Armstrong, Anona Thomas, Keith. 2017. Designing Whistleblowing Policy and Regulations for High-Context Cultures : A Case Study in Indonesia.

Wardani, Cyntia Ayu. 2017. Analysis of Factors Influencing Whistleblowing Implementation. Jurnal Aset Vol 9, 29-44.

Wen, Peng Chen, Cheng. 2016. How Does Ethical Leadership Influence Employees ’ Whistleblowing Intention ? Evidence From China.

Yang, Yunpeng. 2019. Does Whistleblowing Work for Air Pollution Control in China ? A Study Based on Three-party Evolutionary Game Model under Incomplete Information.

Zanaria. 2011. The Effect Of Audit Professionalism, Moral Intensity To Do Whistleblowing Actions (Study On Kap In Indonesia).

Zhang, Julia. 2009. On Whistleblowing Judgment And Intention Organizational Ethical Culture. Journal of Managerial Psychology Vol 24, 627-649.

keterlibatan masyarakat. Topik intensi whistleblowing membahas terkait faktor yang menyebabkan seseorang melakukan pengungkapan kecurangan secara umum yaitu faktor individual, organisasional dan situasional dan menggunakan teori perilaku terencana sebagai dasar penelitian.

Saran untuk penelitian berikutnya adalah menambah kata kunci pencarian dan memperluas cakupan penelitian. Dari tinjauan literatur ini dapat diidentifikasi kesenjangan pengetahuan yang perlu diisi sebagai salah satu bentuk kontribusi nyata guna memperkaya literatur intensi whistleblowing. 5.6 DAFTAR PUSTAKA Apadore, Kogilavani, Chin, Chan Yee Ding, Mabel Qi, Cheau Yu-sinn,

Waynnie Goh. 2018. Factors Affecting Whistleblowing Intention: An Empirical Study. South East Asia Journal of Contemporary Business, Economic and Law, Vol 15.

Cintya, Lia Ina, Andi. 2019. From Intention to Action in Whistleblowing : Examining Ethical Leadership and Affective Commitment of Accountants in Indonesia. International Journal of Business Vol 24.

Gumelar, Marga. 2019. The Connectivity Of Whistleblowing Online Indonesia : A New Round Of Preventing And Era.

Joneta. 2009. The Effect Of Professional Commitments And Ethical Consideration On Intension In Whistleblowing: Locus Of Control As Moderated Variables. JOM Fekom Vol 3.

Laming, Ripa Fajarina Setiawan, Adil Saleh, Haeruddin. 2019. The Effect of whistleblowing Hotline , Surprise audit , and the independence of Audit Committee on internal Fraud : Facts of Banking Companies in Indonesia.

Latan, Hengky Ringle, Christian M Jose, Charbel Jabbour, Chiappetta. 2016. Whistleblowing Intentions Among Public Accountants in Indonesia : Testing for the Moderation Effects. Journal of Business Ethics

Page 123: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

84 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

6.1 PENDAHULUAN

Macam-macam studi perilaku sebagai penentu jenis pengaruh penganggaran partisipatif untuk berbagai aspek seperti kepuasan kerja dan kinerja pekerjaan. Penganggaran partisipatif memungkinkan manajemen anggaran/budgeter/bawahan untuk membawa informasinya ke untuk menentukan standar kinerja yang diharapkan akan mengarah pada kinerja pekerjaan dan kepuasan kerja yang lebih tinggi (Young 1985).

Macam-macam studi perilaku sebagai penentu jenis pengaruh penganggaran partisipatif untuk berbagai aspek seperti kepuasan kerja dan kinerja pekerjaan. Penganggaran partisipatif memungkinkan manajemen anggaran/budgeter/bawahan untuk membawa informasinya ke untuk menentukan standar kinerja yang diharapkan akan mengarah pada kinerja pekerjaan dan kepuasan kerja yang lebih tinggi.

Terus terang saja, mendalami rahasia internal merupakan hal yang rumit sebenarnya untuk diungkapkan, aku sendiri selalu dibuat berhadapan dengan pilihan, yang keduanya tidak akan ada habisnya terlibat resiko. Tak peduli seberapa pun kau mempersiapkan pembelaan, tetap saja ada yang tidak mempan melawan predator yang sudah terasuk lapar dan dahaga. Di satu titik, tidak ada yang bisa kau lakukan kecuali terjun dan melawan. Bagaimanapun, merupakan kewajibanku yang sudah memegang beban sejak dilantik

Page 124: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

85Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

hampir 3 tahun yang lalu. Keputusan ada dipikiran yang sudah merancang sejak berbulan lalu lamanya, tangan dan indera tubuh yang segera menopang untuk menentukannya. Perusahaan kami pun juga seperti itu: usaha atas transparansi untuk tetap pada kepercayaan masyarakat.

“Semua yang telah kalian persiapkan sepanjang malam terakhir harus sudah ada pada tempatnya. Pastikan semua hadir.”

Tiga para staff bawahanku yang sudah kubuktikan dengan mata dan kepalaku bahwa perintahku yang baru saja kulontarkan telah mereka penuhi dan sesuai dengan ekspektasi. Kami tidak sendiri, jumlah total orang yang ada di ruangan ini sebanyak sembilan belas orang, dua orang perwakilan bagian evaluasi dan pelaporan kinerja, dua orang dari bagian verifikasi dan perbendaharaan, dua orang dari bagian akuntansi dan pelaporan keuangan, dua orang termasuk aku bagian program dan anggaran dan satu orang merupakan pemimpin dari kedelapan kami. Aku memang tidak sendiri, namun yang kurasakan getirnya sama seperti terjebak di tengah lautan dengan perahu karet yang dikelilingi ikan paus orca.

“Anda yakin, Pres?” pinta kepala staffku, Fira Saujani, wanita sekitar 30-an mengenakan kemeja berkerah bergaris dengan potongan lengan menjulur panjang warna putih, yang di lehernya dikalungkan kartu nama bertuliskan MRS. SAUJANI dengan aksen mata menggunakan kacamata Versace mulai menajamkan tatapan padaku yang menunjukkan tolong jangan lakukan.

“Ya.” Aku menggertakkan gigiku secara kecil. Tak dapat membohongi, aku pun juga merasakan hal yang sama: ketakutan. “Untuk mengambil sesuatu kembali berarti itu, adalah hakmu, diambil darimu. Begitu banyak pemahaman kita tentang siapa kita berasal dari pandangan nostalgia yang kita miliki tentang masa lalu kita. Kisah-kisah ini, mitos-mitos ini saling kami ceritakan. Biasanya, Saya benci mereka, mereka menghentikan Saya untuk maju, tetapi, dalam hal ini, mari kita gunakan gagasan bahwa kita ingin kembali ke masa ketika kita tahu tempat kita. Ketika sesuatu masuk akal, fiksi atau tidak.”

6.1 PENDAHULUAN

Macam-macam studi perilaku sebagai penentu jenis pengaruh penganggaran partisipatif untuk berbagai aspek seperti kepuasan kerja dan kinerja pekerjaan. Penganggaran partisipatif memungkinkan manajemen anggaran/budgeter/bawahan untuk membawa informasinya ke untuk menentukan standar kinerja yang diharapkan akan mengarah pada kinerja pekerjaan dan kepuasan kerja yang lebih tinggi (Young 1985).

Macam-macam studi perilaku sebagai penentu jenis pengaruh penganggaran partisipatif untuk berbagai aspek seperti kepuasan kerja dan kinerja pekerjaan. Penganggaran partisipatif memungkinkan manajemen anggaran/budgeter/bawahan untuk membawa informasinya ke untuk menentukan standar kinerja yang diharapkan akan mengarah pada kinerja pekerjaan dan kepuasan kerja yang lebih tinggi.

Terus terang saja, mendalami rahasia internal merupakan hal yang rumit sebenarnya untuk diungkapkan, aku sendiri selalu dibuat berhadapan dengan pilihan, yang keduanya tidak akan ada habisnya terlibat resiko. Tak peduli seberapa pun kau mempersiapkan pembelaan, tetap saja ada yang tidak mempan melawan predator yang sudah terasuk lapar dan dahaga. Di satu titik, tidak ada yang bisa kau lakukan kecuali terjun dan melawan. Bagaimanapun, merupakan kewajibanku yang sudah memegang beban sejak dilantik

Page 125: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

86 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Aku tahu perkataan yang keluar dari mulutku belum tentu dihafal oleh ia seorang, namun kuyakinkan setidaknya menjadi suasana es yang menampar lembut di saat suasana yang mulai konduksi, seperti knalpot motor menjadi panas saat mesin dihidupkan, merambat ke semua agen-agennya. Memasuki ruang yang diperkirakan sejak dua jam yang lalu telah dipersiapkan oleh office boy telah diisi dengan tujuh wajah yang duduk sejajar mengikuti lengkungan oval menjadi barisan yang cukup panjang, seperti Konferensi Meja Bundar.

Dari sekian lima belas tahun aku masuk dalam lingkup organisasi ini, baru kali ini aku merasakan tekanan mendalam yang diramalkan akan terjangkit dalam waktu yang cukup panjang. Beberapa manusia mungkin akan terguncang untuk segera melepaskan, tapi tidak untuk aku. Karena aku yakin bahwa Brink, et al., 2018 telah mendefinisikan penganggaran partisipatif proses keterlibatan bawahan dalam penentuan anggaran. Dan sebagai divisi program dan anggaran yang sejak awal tahun kami sudah memetakan rencana divisi sebagaimana kami ekspektasikan dan aku sudah cukup merasakan pergerakan bawahanku.

Bahkan dalam konteks pemerintahan, Zhang dan Yang, 2009 berpendapat bahwa penganggaran partisipasi merupakan sebuah proses demokrasi dalam pembuatan kebijakan yang melibatkan masyarakat selama proses penganggaran dan memungkinkan adanya pengaruh dari masyarakat dalam pengalokasian anggaran. Aku mengharapkan dengan atas penekanan usaha penganggaran yang transparans juga atas keterlibatan masyarkaat dalam demokratisasi public, tetapi aku sendiri masih belum bisa mengatakan yang sebenarnya dibalik semua pergerakan pada ‘lingkup sekitarku’.

Apalagi, benar saja pendapat Zhang dan Yang, 2009; Nguyen, et al., 2019 penganggaran partisipasi telah banyak menarik perhatian dari para praktisi dan akademisi dalam beberapa dekade terakhir dan telah banyak penelitian yang secara ekstensif meneliti apakah keterlibatan bawahan dalam proses penganggaran memberikan peningkatan terhadap kinerja mereka. Semakin banyak saja mahasiswa yang mempertanyakan dasar-dasar apa yang benar-

Page 126: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

87Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

benar dikerjakan oleh bawahan. Aku rasa, kinerja keduanya harus dikuliti: senior dan bawahan.

Pengganggaran partisipasi juga merupakan alat yang digunakan untuk memberi keseimbangan antara keahlian dan potensi serta perbedaan informasi (asymmetri information) yang beredar antara atasan dan bawahan ataupun pemerintah dan masyarakat (Sayidah dan Assagaf, 2018). Menurut Anthony dan Govindarajan dalam Hariyanti, et al. (2015) adanya penganggaran partisipasi akan berpengaruh positif pada kinerja manajerial karena terdapat kecenderungan mereka menerima target anggaran dan menghasilkan pertukaran informasi yang efektif. Penganggaran partisipasi juga merupakan strategi mobilisasi politik kiri yang mandatnya pembebasan, self governance, dan demokrasi yang radikal (He, 2011).

Aku menganggap tidak sedikit budgeter yang menghindari risiko sebagai bawahan yang dianggap memiliki fungsi utilitas yang diharapkan. Seringkali aku dan staff secara langsung mengetahui informasi bersifat pribadi, ketika informasi yang aku dan staffku ketahui tidak sampai ke telinga atasan. Informasi pribadi mencakup kemampuan produktif budgeter. Lagi-lagi, karena bagiku, uang itu cekung. Tekanan sosial. Pencegahan kepada budgeter untuk mengartikan dirinya ketika atasan yang memiliki informasi tentang kemampuan produktif budgeter. Pada dasarnya, senjangan anggaran didefinisikan sebagai jumlah yang digunakan bawahan untuk mengecilkan kemampuan produktifnya ketika diberi kesempatan untuk memilih standar kerja yang kinerjanya akan dievaluasi.

Lelaki berambut hitam lurus dengan potongan model quiff yang membedakannya model rambut ini terletak pada bagaimana rambut di bagian tengah dibentuk sehingga terlihat mencuat ke atas atau ke belakang. Usahanya untuk tetap segar dan lebih muda sepuluh tahun, mungkin.

Faris Adnan, Koordinator Manajemen Tingkat Divisi mengangkat tubuhnya ketika kami masuk ke dalam ruangan sebagai tanda selamat datang kepada kami yang merupakan divisi terakhir yang ikut menghadiri rapat. Selanjutnya kegiatannya diikuti divisi yang lain.

Aku tahu perkataan yang keluar dari mulutku belum tentu dihafal oleh ia seorang, namun kuyakinkan setidaknya menjadi suasana es yang menampar lembut di saat suasana yang mulai konduksi, seperti knalpot motor menjadi panas saat mesin dihidupkan, merambat ke semua agen-agennya. Memasuki ruang yang diperkirakan sejak dua jam yang lalu telah dipersiapkan oleh office boy telah diisi dengan tujuh wajah yang duduk sejajar mengikuti lengkungan oval menjadi barisan yang cukup panjang, seperti Konferensi Meja Bundar.

Dari sekian lima belas tahun aku masuk dalam lingkup organisasi ini, baru kali ini aku merasakan tekanan mendalam yang diramalkan akan terjangkit dalam waktu yang cukup panjang. Beberapa manusia mungkin akan terguncang untuk segera melepaskan, tapi tidak untuk aku. Karena aku yakin bahwa Brink, et al., 2018 telah mendefinisikan penganggaran partisipatif proses keterlibatan bawahan dalam penentuan anggaran. Dan sebagai divisi program dan anggaran yang sejak awal tahun kami sudah memetakan rencana divisi sebagaimana kami ekspektasikan dan aku sudah cukup merasakan pergerakan bawahanku.

Bahkan dalam konteks pemerintahan, Zhang dan Yang, 2009 berpendapat bahwa penganggaran partisipasi merupakan sebuah proses demokrasi dalam pembuatan kebijakan yang melibatkan masyarakat selama proses penganggaran dan memungkinkan adanya pengaruh dari masyarakat dalam pengalokasian anggaran. Aku mengharapkan dengan atas penekanan usaha penganggaran yang transparans juga atas keterlibatan masyarkaat dalam demokratisasi public, tetapi aku sendiri masih belum bisa mengatakan yang sebenarnya dibalik semua pergerakan pada ‘lingkup sekitarku’.

Apalagi, benar saja pendapat Zhang dan Yang, 2009; Nguyen, et al., 2019 penganggaran partisipasi telah banyak menarik perhatian dari para praktisi dan akademisi dalam beberapa dekade terakhir dan telah banyak penelitian yang secara ekstensif meneliti apakah keterlibatan bawahan dalam proses penganggaran memberikan peningkatan terhadap kinerja mereka. Semakin banyak saja mahasiswa yang mempertanyakan dasar-dasar apa yang benar-

Page 127: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

88 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Rapat dimulai sesuai arahan. Sambutan dari Koordinator Manajemen Tingkat Divisi menyelamati diri sendiri. Namun yang kudengar tersemat pertanyaan memancing yang tersirat dalam tinjauan singkat. Sudah biasa, dulu semasa ia masih menjadi Koordinator PA aku tahu ia memang suka memiliki kecenderungan senang membuka pertanyaan dengan meledak-ledak, langsung mengajukan pertanyaan dengan menohok yang menyaksikan secara langsung bingung beraksi. Ia tahu-faktanya, sesudah peristiwa evaluasi yang telah mengakibatkan sedikit salah saji, ketika Jerome Sibanan, yang saat itu menjabt sebagai koordinator PK gagal menjawab pertanyaan ‘perdebatan’ pertama tentang perencanaan kerjasama lini dalam pemeriksaan audit pada Hong Xua Ltd, perusahaan Tiongkok sejak tahun 1978 yang mendirikan anak dari Hong Ltd. Yang didedikasikan sebagai warisan untuk generasi penerusnya yang mulai menetap di Indonesia semua orang tahu-bahwa bila kau gagal di pertanyaan pembuka, refleks orang sekitar yang mengenalnya akan menyadari ia akan gagal.

Pada tingkat individu, partisipasi budgeter biasanya melibatkan pemilihan standar kerja untuk mengevaluasi kinerja bawahan budgeter selanjutnya. Manajemen umumnya akan lebih memilih budgeter yang lebih tinggi standar kerjanya yang lebih rendah untuk meningkatkan produktivitas. Tetapi jika bawahan memiliki informasi pribadi tentang kemampuan produktifnya, ada peluang untuk salah mengartikannya kemampuan produktif. Tentunya, jika manajemen tidak tahu seberapa baik seorang bawahan dapat melakukan, itu tidak bisa secara langsung menekan bawahan untuk pilih standar yang tinggi, setidaknya dalam jangka pendek. Namun kasusnya yang sudah lebih rumit jika engkau masuk di lingkaran E-Wall.

Apakah saat ini sebagai seorang yang memimpin ia benar akan mengikuti rencana yang sama terhadap para manajer yang masih menjabat? Tentu saja.

“Manajer Ilham,” ia memulai. “Sejak kapan urusan kita melindungi Hong Xua?”

Page 128: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

89Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

“Kita tidak melindungi Hong Xua,” jawabku secepat mungkin, aku memotong pembicaraannya.

“Anda yakin tentang hal itu?” Ia bertanya atau sengaja membuatku naik darah? “Bapak Adnan, jika saya sudah mengatakannya, itu berarti saya

sungguh-sungguh. Tolong dipahami. Kita semua tidak pernah akan melindungi Hong Xua.”

“Baiklah. Saya ubah pertanyaannya, Manajer Ilham. Apakah Anda menganggap Hong Xua tetap sebagai perusahaan yang menyajikan laporan dengan sewajarnya beserta dengan bukti seperti yang masih dipegang oleh KAP yang mengaudit sebelumnya?”

“Tentu saja.” Fira sudah mewanti-wanti agar ku tidak mudah mengatakan tentu saja, terdengar angkuh dan yakin secara seratus persen jika dihadapkan dengan kondisi bimbang bagi semuanya.

“Dan Hong Xua masih menerima dukungan dari KAP yang memeriksanya tahun lalu? Anda yakin mereka tidak juga mengeluarkan biaya aparat pemerintahan dan keamanan?”

“Kementrian Keuangan memang telah memberikan dukungan terhadap berdirinya Hong Xua, jauh sejak tahun 1999. Saya rasa kita tidak ada hak mengutuk dukungan mereka.”

“Pemerintahan keuangan telah melakukan aksi dalam standar yang berbeda, bukan?”

“Akurat, benar.” “Mereka yang akan bertanggung jawab atas semua perusahaan

yang ada di daftar catatan mereka?” “Ya.” “Termasuk BIG?” “Ya.” “Pemeriksaan yang dilakukan KPG pada periode tahun 2011

menemukan kekurangan bukti AP pada perusaaan Dong Gu di Korea dan tercatat terdapat jumlah yang masih belum di konversi ke uang rupiah, salah satu karyawan finance tidak ditemukan pada tahun berikutnya?”

“Ya.” Jawabku. “Peristiwa itu terjadi ketika saya belum menjadi manajer, tapi ya, Hong Xua menyatakan bertanggung jawab atas insiden tersebut.”

Rapat dimulai sesuai arahan. Sambutan dari Koordinator Manajemen Tingkat Divisi menyelamati diri sendiri. Namun yang kudengar tersemat pertanyaan memancing yang tersirat dalam tinjauan singkat. Sudah biasa, dulu semasa ia masih menjadi Koordinator PA aku tahu ia memang suka memiliki kecenderungan senang membuka pertanyaan dengan meledak-ledak, langsung mengajukan pertanyaan dengan menohok yang menyaksikan secara langsung bingung beraksi. Ia tahu-faktanya, sesudah peristiwa evaluasi yang telah mengakibatkan sedikit salah saji, ketika Jerome Sibanan, yang saat itu menjabt sebagai koordinator PK gagal menjawab pertanyaan ‘perdebatan’ pertama tentang perencanaan kerjasama lini dalam pemeriksaan audit pada Hong Xua Ltd, perusahaan Tiongkok sejak tahun 1978 yang mendirikan anak dari Hong Ltd. Yang didedikasikan sebagai warisan untuk generasi penerusnya yang mulai menetap di Indonesia semua orang tahu-bahwa bila kau gagal di pertanyaan pembuka, refleks orang sekitar yang mengenalnya akan menyadari ia akan gagal.

Pada tingkat individu, partisipasi budgeter biasanya melibatkan pemilihan standar kerja untuk mengevaluasi kinerja bawahan budgeter selanjutnya. Manajemen umumnya akan lebih memilih budgeter yang lebih tinggi standar kerjanya yang lebih rendah untuk meningkatkan produktivitas. Tetapi jika bawahan memiliki informasi pribadi tentang kemampuan produktifnya, ada peluang untuk salah mengartikannya kemampuan produktif. Tentunya, jika manajemen tidak tahu seberapa baik seorang bawahan dapat melakukan, itu tidak bisa secara langsung menekan bawahan untuk pilih standar yang tinggi, setidaknya dalam jangka pendek. Namun kasusnya yang sudah lebih rumit jika engkau masuk di lingkaran E-Wall.

Apakah saat ini sebagai seorang yang memimpin ia benar akan mengikuti rencana yang sama terhadap para manajer yang masih menjabat? Tentu saja.

“Manajer Ilham,” ia memulai. “Sejak kapan urusan kita melindungi Hong Xua?”

Page 129: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

90 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

“Oke. Kalau begitu mari kita bicarakan kejadian setelah Anda menjadi manajer. Apakah benar, beberapa bulan lalu perwakilan Hong Xua tidak memberikan amunisi sehingga bersifat mengamankan informasi rahasia laporannya ke public?

“Ya, itu benar.” “Bukankah mereka yang berdatangan secara berkala tidak

hanya satu kali juga telah menemui para OC-OC (Organization Committee) Anda dan kalian para manajer yang menghadiri ini?”

Ia benar saja bahwa Hong Xua juga bertanggung jawab atas prosedur melewati 4 divisi. Dan jumlah yang berdatangan juga akurat sesuai dengan divisi yang kami miliki. Perusahaan kelas kakap. Tapi tetap saja, bagi Hong Xua itu bukanlah aksi yang dalam.

Itu baru uji coba. “Benar,” jawabku. “Mereka juga sanagat terorganisir seperti

kami.” Keadaan hening sejenak, Faris menundukan kepalanya sejauh

35 derajat dengan tatapan mata di meja depannya, sambil mengeluskan dagunya dengan jempol dan telunjuk, serita kernyitan dahi, cukup menandakan banyak pertanyaan yang akan tergelontar.

“Masyarakat pendatang paling berbahaya oleh anggapan masyarakat Indonesia saat ini, bukan?”

“Begitu dengan Hong Xua, bukan?” “Hong Xua memang turunan dari RRC, tapi saya yakin ia

sudah menasionalisasi.” Tukasku. “Laporan yang mereka buat pun juga sudah mereka coba dengan sesuai standar Indonesia. ‘Error’ pada tujuh tahun yang lalu tidak ada hubungannya dengan Negara.”

“Menurut Anda begitu.”

Baru-baru ini Wahyunengseh (2016) menganggap penganggaran partisipasi dapat berpotensi mengandung paradoks inklusif dengan representasi elitis. Paradoks partisipatif adalah penyimpangan mekanisme partisipatif yang cenderung untuk mengubah pemimpin menjadi broker demi kepentingan politik yang tidak didasarkan pada kebutuhan bawahan ataupun masyarakat. Daya tarik penganggaran partisipasi sebagai pusat reformasi adalah berasal dari kemampuannya untuk mendorong perubahan sosial

Page 130: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

91Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

melalui demokratisasi proses pemerintahan (Saguin, 2018). Menurut Cabannes dan Souza dalam Saguin (2018) dimensi penganggaran partisipasi berakar pada kemampuan individu yang terlibat secara langsung atau melalui perwakilan dalam musyawarah berupa terpilihnya delegasi untuk jabatan anggota dewan.

Kasusnya pada penelitian oleh Wahyunengseh (2016) yang memfokuskan pada wilayah Surakarta, Indonesia membuktikan bahwa dalam penganggaran partisipasi perspektif pada keuntungan mempengaruhi perilaku pemanfaatan forum, sikap dan perspektif ini terkait dengan insentif dan disinsentatif yang mereka terima dari mekanisme partisipasi anggaran. Namun lain halnya dengan penelitian yang dilakukan Bartocci, et al. (2018) yang membuktikan bahwa pengembangan penganggaran partisipasi dari waktu ke waktu ditandai dengan penyebaran munculnya logika manajerial dan membangun masyarakat untuk berubah atau berdampingan dengan logika politik. Menurutnya penganggaran partisipasi kini telah menjadi alat yang berguna dalam perubahan dan inovasi untuk meningkatkan kinerja sektor publik dalam penegakan logika manajerial.

Di kawasan Asia, penganggaran partisipasi telah berkembang cukup pesat meskipun secara bertahap. China merupakan negara yang berada di Asia yang telah membuat kemajuan yang pesat dalam penggangaran partisipasi. Kemajuan ini merupakan hasil dari kombinasi faktor reformasi penganggaran partisipasi yang diambil dari berbagai bentuk dan dimensi yang telah meningkatkan kemampuan sistem untuk memenuhi hak dan kebutuhan masyarakat terhadap informasi, pengawasan, saran, dan pengambilan keputusan serta ditambah dengan sistem demokratis China dengan cara mempromosikan kinerja pemerintah (Liu, 2015). Menurut He (2011) penganggaran partisipasi dapat melindungi pejabat pemerintah dari tuduhan korupsi dengan meningkatkan transparansi kredibel. Pemimpin belajar menggunakan transparan dan penganggaran partisipasi dan pengambilan keputusan untuk menghindari atau meminimalkan tuduhan korupsi.

“Oke. Kalau begitu mari kita bicarakan kejadian setelah Anda menjadi manajer. Apakah benar, beberapa bulan lalu perwakilan Hong Xua tidak memberikan amunisi sehingga bersifat mengamankan informasi rahasia laporannya ke public?

“Ya, itu benar.” “Bukankah mereka yang berdatangan secara berkala tidak

hanya satu kali juga telah menemui para OC-OC (Organization Committee) Anda dan kalian para manajer yang menghadiri ini?”

Ia benar saja bahwa Hong Xua juga bertanggung jawab atas prosedur melewati 4 divisi. Dan jumlah yang berdatangan juga akurat sesuai dengan divisi yang kami miliki. Perusahaan kelas kakap. Tapi tetap saja, bagi Hong Xua itu bukanlah aksi yang dalam.

Itu baru uji coba. “Benar,” jawabku. “Mereka juga sanagat terorganisir seperti

kami.” Keadaan hening sejenak, Faris menundukan kepalanya sejauh

35 derajat dengan tatapan mata di meja depannya, sambil mengeluskan dagunya dengan jempol dan telunjuk, serita kernyitan dahi, cukup menandakan banyak pertanyaan yang akan tergelontar.

“Masyarakat pendatang paling berbahaya oleh anggapan masyarakat Indonesia saat ini, bukan?”

“Begitu dengan Hong Xua, bukan?” “Hong Xua memang turunan dari RRC, tapi saya yakin ia

sudah menasionalisasi.” Tukasku. “Laporan yang mereka buat pun juga sudah mereka coba dengan sesuai standar Indonesia. ‘Error’ pada tujuh tahun yang lalu tidak ada hubungannya dengan Negara.”

“Menurut Anda begitu.”

Baru-baru ini Wahyunengseh (2016) menganggap penganggaran partisipasi dapat berpotensi mengandung paradoks inklusif dengan representasi elitis. Paradoks partisipatif adalah penyimpangan mekanisme partisipatif yang cenderung untuk mengubah pemimpin menjadi broker demi kepentingan politik yang tidak didasarkan pada kebutuhan bawahan ataupun masyarakat. Daya tarik penganggaran partisipasi sebagai pusat reformasi adalah berasal dari kemampuannya untuk mendorong perubahan sosial

Page 131: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

92 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Demokrasi sejatinya memerlukan adanya keadilan dan transparansi untuk masyarakat. Cina merupakan salah satu negara yang berhasil menerapkan penganggaran partisipasi untuk meningkatkan governance, mencapai keterbukaan dan transparansi, dan memberikan pelayanan sosial bagi masyarakat (O’Brien dan Li dalam He, 2011). Menurut Tapatfeto (2013) penganggaran partisipasi memunculkan rasa percaya diri yang tinggi dari seorang pemimpin sebagai bentuk motivasi dalam diri untuk memberikan gagasan, rancangan, dan kontribusi anggaran sehingga keterlibatannya dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dalam meningkatkan kinerja dan mewujudkan target anggaran.

Tujuan riset ini adalah untuk melakukan analisis terhadap topik-topik riset tentang peganggaran partisipasi khususnya di kawasan Asia yang difokuskan pada negara China dan Indonesia dalam rentang waktu 10 tahun yakni dari tahun 2009 hingga tahun 2019. Riset ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan penganggaran partisipasi di kawasan Asia yang sebagian besar adalah negara berkembang dan memiliki iklim demokrasi yang cukup tinggi. Selain itu dalam riset ini juga akan menganalisis riset yang terpopuler dan riset yang menarik mendatang. 6.2 KAJIAN PUSTAKA 3. Agency Theory

Teori keagenan menjelaskan hubungan antara dua pihak yang terlibat dalam sebuah kontrak yang terdiri dari agen sebagai pihak yang diberikan tanggung jawab dan prinsipal sebagai pihak yang memberi tanggung jawab. Pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan keagenan akan berusaha memaksimalkan utilitas mereka, sehingga akan mendorong timbulnya konflik kepentingan antara agen dan prinsipal.

Dalam fenomena penganggaran, teori agensi memandang bahwa prinsipal membawahi agen untuk melaksanakan kinerja yang efisien. Teori agensi berasumsi bahwa prinsipal sebagai risk-neutral dan agen sebagai risk-averse dan effort-averse. Teori ini pun mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas dan untuk

Page 132: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

93Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

kepentingannya sendiri. Prinsipal lebih tertuju hanya pada tingkat pengembalian keuangan yang diperolehnya dari investasi mereka, sedangkan agen lebih menyukai sistem kompensasi tidak hanya berdasarkan pada hasil tetapi juga pada tingkat usahanya.

4. Studi Riset tentang Penganggaran Partisipasi

Telah banyak riset yang dilakukan tentang penganggaran partisipasi di kawasan Asia khususnya di China dan Indonesia rentang tahun 2009-2019, antara lain:

No. Topik Peneliti, tahun 6 Engagement civic He, 2011; Liu, 2015; Zhang dan Yang,

2009; Wahyunengseh, 2016; Bartocci et al, 2018; Kuruppu et al, 2016; Saguin, 2018

7 Organization performance

Nguyen et al, 2019; Stammerjohan, 2016; Lopez et al, 2009; Hariyanti et al, 2015; Macinati dan Rizzo, 2014

8 Budgeting process Sayidah dan Assagaf, 2018; Widanaputra dan Mimba, 2014

Topik penganggaran partisipasi dipilih karena perkembangan

penganggaran partisipasi di kawasan Asia semakin berkembang terutama di China yang perkembangannya semakin pesat. Penganggaran partisipasi yang awalnya berkembang di Brazil pada tahun 1989 dan telah mendominasi sistem penganggaran di Eropa yang kini telah berkembang hingga di kawasan Asia.

Riset ini memaparkan topik apa saja yang dibahas pada penelitian penganggaran partisipasi di kawasan Asia, untuk kemudian dibahas mengenai dua topik riset yang terpopuler dalam rentang tahun 2009-2019 dan mencari reasearch gap yang dapat dijadikan acuan untuk riset mendatang.

Demokrasi sejatinya memerlukan adanya keadilan dan transparansi untuk masyarakat. Cina merupakan salah satu negara yang berhasil menerapkan penganggaran partisipasi untuk meningkatkan governance, mencapai keterbukaan dan transparansi, dan memberikan pelayanan sosial bagi masyarakat (O’Brien dan Li dalam He, 2011). Menurut Tapatfeto (2013) penganggaran partisipasi memunculkan rasa percaya diri yang tinggi dari seorang pemimpin sebagai bentuk motivasi dalam diri untuk memberikan gagasan, rancangan, dan kontribusi anggaran sehingga keterlibatannya dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dalam meningkatkan kinerja dan mewujudkan target anggaran.

Tujuan riset ini adalah untuk melakukan analisis terhadap topik-topik riset tentang peganggaran partisipasi khususnya di kawasan Asia yang difokuskan pada negara China dan Indonesia dalam rentang waktu 10 tahun yakni dari tahun 2009 hingga tahun 2019. Riset ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan penganggaran partisipasi di kawasan Asia yang sebagian besar adalah negara berkembang dan memiliki iklim demokrasi yang cukup tinggi. Selain itu dalam riset ini juga akan menganalisis riset yang terpopuler dan riset yang menarik mendatang. 6.2 KAJIAN PUSTAKA 3. Agency Theory

Teori keagenan menjelaskan hubungan antara dua pihak yang terlibat dalam sebuah kontrak yang terdiri dari agen sebagai pihak yang diberikan tanggung jawab dan prinsipal sebagai pihak yang memberi tanggung jawab. Pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan keagenan akan berusaha memaksimalkan utilitas mereka, sehingga akan mendorong timbulnya konflik kepentingan antara agen dan prinsipal.

Dalam fenomena penganggaran, teori agensi memandang bahwa prinsipal membawahi agen untuk melaksanakan kinerja yang efisien. Teori agensi berasumsi bahwa prinsipal sebagai risk-neutral dan agen sebagai risk-averse dan effort-averse. Teori ini pun mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas dan untuk

Page 133: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

94 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

6.3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif

dengan pendekatan tematik review literature terstruktur. Metode riset disusun berdasarkan pertanyaan berikut: 12) Topik penelitian apa saja yang dibahas pada penelitian

penganggaran partisipasi di kawasan Asia? 13) Bagaimana analisis hasil riset pada paper yang termasuk dalam

dua topik terpopuler tersebut? 14) Bagaimana arah riset ke depan terkait dengan penelitian

penganggaran partisipasi khususnya di kawasan Asia?

Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling dengan teknik sampling sistematis. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan software Publish or Perish dengan kata kunci “participatory budgeting in Asia”, “participatory budgeting in China”, dan “participatory budgeting in Indonesia” rentang tahun 2009-2019. Berikut adalah alur pengambilan sampel dalam riset ini.

Dalam penelitian ini proses analisis data yang dilakukan adalah

sebagai berikut. 13) Mempersiapkan artikel yang sesuai dengan kata kunci dengan

bantuan software Publish or Perish (PoP). 14) Memilih artikel yang sesuai dengan kata kunci dengan langkah-

langkah sebagai berikut. i. Artikel yang digunakan hanya sesuai kata kunci yaitu

penelitian participatory budgeting atau participative budgeting atau pengganggaran partisipasi dan hanya untuk wilayah Asia dan mayoritas China dan Indonesia.

Page 134: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

95Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

j. Apabila terdapat tulisan selain artikel publikasi maka dikeluarkan dari sampel.

15) Mengklasifikasikan riset berdasarkan: k. Tahun publikasi (2009-2019). l. Topik riset.

16) Setelah dilakukan seleksi didapatkan 32 artikel yang ditulis pada rentang waktu 2009-2019.

Tabel 6.1 Jumlah artikel berdasarkan tahun dan yang telah diseleksi

Tahun Jumlah Artikel 2009 2 2010 1 2011 5 2012 0 2013 3 2014 2 2015 5 2016 4 2017 3 2018 3 2019 4

Jumlah 32 6.4 HASIL DAN PEMBAHASAN 7. Topik penelitian yang dibahas pada penelitian penganggaran

partisipasi di Asia Terkait pertanyaan pertama yaitu riset penelitian

penganggaran partisipasi di Asia sudah cukup banyak di kawasan Asia khusunya di China dan Indonesia. Menurut He (2011) adanya penganggaran partisipasi merupakan bentuk keterlibatan masyarakat sipil untuk aktif dalam berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan anggaran dan juga merupakan strategi mobilisasi politik kiri yang mandatnya adalah pembebasan, self governance, dan demokrasi radikal. Berikut adalah metadata penelitian penganggaran partisipasi di Asia.

6.3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif

dengan pendekatan tematik review literature terstruktur. Metode riset disusun berdasarkan pertanyaan berikut: 12) Topik penelitian apa saja yang dibahas pada penelitian

penganggaran partisipasi di kawasan Asia? 13) Bagaimana analisis hasil riset pada paper yang termasuk dalam

dua topik terpopuler tersebut? 14) Bagaimana arah riset ke depan terkait dengan penelitian

penganggaran partisipasi khususnya di kawasan Asia?

Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling dengan teknik sampling sistematis. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan software Publish or Perish dengan kata kunci “participatory budgeting in Asia”, “participatory budgeting in China”, dan “participatory budgeting in Indonesia” rentang tahun 2009-2019. Berikut adalah alur pengambilan sampel dalam riset ini.

Dalam penelitian ini proses analisis data yang dilakukan adalah

sebagai berikut. 13) Mempersiapkan artikel yang sesuai dengan kata kunci dengan

bantuan software Publish or Perish (PoP). 14) Memilih artikel yang sesuai dengan kata kunci dengan langkah-

langkah sebagai berikut. i. Artikel yang digunakan hanya sesuai kata kunci yaitu

penelitian participatory budgeting atau participative budgeting atau pengganggaran partisipasi dan hanya untuk wilayah Asia dan mayoritas China dan Indonesia.

Page 135: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

96 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Gambar 6.1 Metadata berdasarkan Abstrak dan Judul

Gambar 1 ini menggambarkan peta persebaran topik yang

dibahas terkait penganggaran partisipasi di kawasan Asia. Dapat dilihat bahwa di kawasan Asia riset penganggaran partisipasi didominasi oleh keterkaitannya dengan perilaku dan sikap. Seperti riset yang dilakukan oleh He (2011) mengemukakan bahwa China merupakan negara yang berhasil menerapkan penganggaran partisipasi yang berlandaskan tiga logika yaitu administrasi, reformasi publik, dan pemberdayaan masyarakat. Dari ketiga logika tersebut, logika reformasi publik dan pemberdayaan masyarakat yang paling menjadi fokus para jurnalis dan akademisi (Ma dan Niu dalam He, 2011).

Selayaknya sistem demokrasi, masyarakat perlu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan pemerintahan, begitu pula di dalam sebuah organisasi, para karyawan dan manajer perlu berpartisipasi menentukan strategi dan target yang akan dicapainya. Berbicara tentang anggaran merupakan hal yang sensitif jika menyangkut transparansi dan keadilan. Apabila menggunakan teori agensi disuatu negara maka masyarakat merupakan seorang prinsipal yang telah memberikan kontribusi dana contohnya melalui pajak, maka

Page 136: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

97Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

tentunya prinsipal dalam hal ini adalah masyarakat berhak menuntut transparansi untuk memastikan bahwa dana yang diberikannya tidak sia-sia (He, 2011).

Begitu pula pemerintah dalam teori agensi bertindak sebagai agen wajib memenuhi hak prinsipal secara transparan, adil, dan mengutamakan kepentingan serta kesejahteraan masyarakat. Namun tentunya tidak dapat dipungkiri adanya perbedaan kepentingan menimbulkan adanya konflik antara prinsipal dan agen terlebih terkait penganggaran. Maka dari itu penganggaran partisipasi diperkenalkan menjadi sebuah alat untuk mengekang korupsi, meningkatkan self governance, mencapai keterbukaan dan transparansi, dan memberikan pelayanan sosial untuk masyarakat (O’Brien dan Li dalam He, 2011).

Berkaitan dengan demokrasi, penganggaran partisipasi tentunya menjadi sebuah alat yang mendukung terciptanya sistem demokrasi yang sebenarnya yaitu dari, oleh, dan untuk rakyat. Selain China, Korea menjadi salah satu negara yang selangkah lebih maju dalam penerapan penganggaran partisipasi di kawasan Asia. Pemerintah Korea telah berusaha melakukan berbagai cara untuk memperluas kesempatan bagi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi yang relevan melalui partisipasi online maupun offline (Lim dan Oh, 2016). Bahkan Lim dan Oh (2016) telah melakukan riset untuk menganalisis dan menilai efektivitas saluran partisipasi online dan offline ini dengan menggunakan teori demokrasi deliberatif.

Konsep demokrasi deliberatif menyentuh pada hal-hal seperti perspektif demokrasi (tingkat keterwakilan) yang menganggap ruang lingkup partisipasi masyararakat, dan perspektif deliberatif (derajat deliberativeness) yang menekankan kualitas pengambilan keputusan melalui diskusi (Lim dan Oh, 2016). Teori demokrasi deliberatif berpendapat bahwa prosedur demokratis canggih dari proses partisipatif dipastikan dengan mengejar lingkup musyawarah dan memperpanjang intesitas (Chambers dalam Lim dan Oh, 2016). Lim dan Oh (2016) menemukan bahwa partisipasi online maupun offline masing-masing memiliki kelemahan. Partisipasi secara online

Gambar 6.1 Metadata berdasarkan Abstrak dan Judul

Gambar 1 ini menggambarkan peta persebaran topik yang

dibahas terkait penganggaran partisipasi di kawasan Asia. Dapat dilihat bahwa di kawasan Asia riset penganggaran partisipasi didominasi oleh keterkaitannya dengan perilaku dan sikap. Seperti riset yang dilakukan oleh He (2011) mengemukakan bahwa China merupakan negara yang berhasil menerapkan penganggaran partisipasi yang berlandaskan tiga logika yaitu administrasi, reformasi publik, dan pemberdayaan masyarakat. Dari ketiga logika tersebut, logika reformasi publik dan pemberdayaan masyarakat yang paling menjadi fokus para jurnalis dan akademisi (Ma dan Niu dalam He, 2011).

Selayaknya sistem demokrasi, masyarakat perlu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan pemerintahan, begitu pula di dalam sebuah organisasi, para karyawan dan manajer perlu berpartisipasi menentukan strategi dan target yang akan dicapainya. Berbicara tentang anggaran merupakan hal yang sensitif jika menyangkut transparansi dan keadilan. Apabila menggunakan teori agensi disuatu negara maka masyarakat merupakan seorang prinsipal yang telah memberikan kontribusi dana contohnya melalui pajak, maka

Page 137: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

98 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

memiliki kelemahan akan rendahnya tingkat keterwakilan dan deliberativeness, sedangkan partisipasi secara offline memiliki kelemahan akan keefektivan jarak dan waktu.

Meskipun demikian, telah terbukti bahwa negara-negara di kawasan Asia telah menunjukkan kemampuannya menerapkan penganggaran partisipasi untuk meningkatkan sistem demokrasinya dan memenuhi kewajibannya sebagai agen kepada prinsipalnya. Dalam hal ini pundapat dikatakan bahwa teori agensi dalam penelitian penganggaran partisipatif relevan untuk digunakan dalam lingkup organisasi maupun negara.

8. Analisis Hasil Riset Populer

Gambar 6.2 Sebaran Tahun Publikasi

Gambar 2 menggambarkan peta sebaran tahun publikasi

terkait topik penganggaran partisipasi dari tahun 2009 sampai tahun 2019 di kawasan Asia. Dari hasil sebaran tersebut penelitian tentang topik penganggaran partisipasi masih menjadi salah satu topik yang menarik para peneliti untuk diteliti keterkaitannya dengan berbagai topik lain seperti job satisfaction, employee participation, hybridization, civic engagement, dan topik lainnya.

Page 138: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

99Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Gambar 6.3 Metadata Publikasi berdasarkan yang Paling sering Diteliti

Gambar 3 menggambarkan sebaran publikasi yang paling

sering diteliti di kawasan Asia. Dari sebaran tersebut terdapat dua topik yang umumnya dijadikan topik yang berkaitan dengan penganggaran partisipasi yaitu budgeting dan civic engagement. 8) Budgeting

Menurut Hanson dalam Tappatfeto (2013) anggaran merupakan suatu pernyataan formal yang dibuat oleh manajemen tentang manajemen tentang rencana-rencana yang akan dilakukan di masa yang akan datang dalam suatu periode tertentu dan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan selama periode tersebut. Dalam proses penganggaran keterlibatan atasan dan bawahan akan sangat penting karena keterlibatan ini akan menekan adanya asimetri informasi antara atasan dan bawahan meskipun asimetri informasi tersebut tidak dapat dipungkiri keberadaannya.

memiliki kelemahan akan rendahnya tingkat keterwakilan dan deliberativeness, sedangkan partisipasi secara offline memiliki kelemahan akan keefektivan jarak dan waktu.

Meskipun demikian, telah terbukti bahwa negara-negara di kawasan Asia telah menunjukkan kemampuannya menerapkan penganggaran partisipasi untuk meningkatkan sistem demokrasinya dan memenuhi kewajibannya sebagai agen kepada prinsipalnya. Dalam hal ini pundapat dikatakan bahwa teori agensi dalam penelitian penganggaran partisipatif relevan untuk digunakan dalam lingkup organisasi maupun negara.

8. Analisis Hasil Riset Populer

Gambar 6.2 Sebaran Tahun Publikasi

Gambar 2 menggambarkan peta sebaran tahun publikasi

terkait topik penganggaran partisipasi dari tahun 2009 sampai tahun 2019 di kawasan Asia. Dari hasil sebaran tersebut penelitian tentang topik penganggaran partisipasi masih menjadi salah satu topik yang menarik para peneliti untuk diteliti keterkaitannya dengan berbagai topik lain seperti job satisfaction, employee participation, hybridization, civic engagement, dan topik lainnya.

Page 139: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

100 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Menurut Ezzamel, et al (2012) proses penganggaran dipengaruhi oleh logika dan pemahaman praktis karena anggaran adalah praktek materi. Terdapat tiga logika terkait dengan penganggaran, yaitu logika bisnis yang berfokus pada kehati-hatian keuangan, profesional logika yang berkaitan dengan pembelajaran dan pengajaran, dan logika tata kelola yang mengarahkan pada regulasi dan struktur yang berkaitan dengan kewenangan dan birokrasi (Faure dan Rouleau dalam Sayidah dan Assagaf, 2018).

Menurut He (2011) adanya partisipasi dalam penganggaran akan meminimalisir akan adanya tindakan korupsi, meningkatkan transparansi dan keadilan, dan pemberdayaan sosial masyarakat. proses penganggaran ini dapat secara langsung berkaitan dengan topik penganggaran partisipasi, karena dalam melakukan proses penganggaran seorang pemimpin maupun manajer tidak mungkin membuat anggaran seorang diri namun tentunya memerlukan masukan informasi dari masyarakat maupun karyawan lainnya.

Anggaran bukan hanya sekadar menjadi pedoman dalam melaksanakan sebuah kegiatan yang telah direncanakan, namun sering kali anggaran pun menjadi indikator dalam menilai kinerja. Kinerja dapat dinilai melalui aspek finansial maupun non finansial. Dalam aspek finansial, salah satu indikator yang digunakan berdasarkan target anggaran yang dicapai. Maka dari itu adanya partisipasi anggaran dapat menjadi alat bagi manajemen maupun pemerintah dalam menunjukkan kinerjanya.

9) Civic engagement

Keterlibatan masyarakat menjadi salah satu topik yang paling sering dibahas dalam keterkaitannya dengan penganggaran partisipasi di kawasan Asia. Menurut Bartocci, et al (2018) perkembangan demokrasi akan mendorong masyarakat dalam pemikiran yang semakin kompleks yang mengarah pada masalah seperti kesenjangan legitimasi dan krisis pemerintahan. Adanya penganggaran partisipasi mencerminkan kebutuhan untuk

Page 140: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

101Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

membangun, memulihkan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemberdayaan.

Penganggaran partisipasi digunakan sebagai model demokratisasi publik dalam pengelolaan keuangan. Adanya model penganggaran partisipasi diyakini membuat pemerintah lebih bertanggung jawab kepada masyarakat dalam kebijakan alokasi anggarannya. Berlandaskan pada teori agensi bahwa terdapat dua pemeran yaitu agen dan prinsipal. Dalam proses partisipasi anggaran publik ini tentunya pemerintah bertindak sebagai agen dan masyarakat bertindak sebagai prinsipal. Dalam teori keagenan mengasumsikan bahwa agen memiliki kepentingan pribadi dan memunculkan adanya asimetri informasi (Wahyunengseh, 2016).

Keterlibatan masyarakat dalam proses penganggaran sebagai manifestasi penganggaran daerah di Indonesia telah diatur dalam UU No. 25 Tahun 2004 tentang Pengembangan Sistem Rencana Sosial yang menjelaskan bahwa semua dapat mengusulkan forum pengembangan diskusi dari lingkungan ke kota atau kabupaten dan forum diskusi antara aparat lokal dan masyarakat. Namun pada prakteknya tidak sedikit terjadi kontradiksi yang menjadi sumber paradoks penganggaran partisipasi. Sering kali terjadinya kontradiksi dalam forum diskusi antara norma dan prosedur yang telah dirancang untuk mengatur perilaku dikalahkan oleh individu atau kekerabatan hubungan norma (Wahyunengseh, 2016).

Menurut Zhang dan Yang (2009) berpendapat bahwa partisipasi masyarakat dalam penganggaran dapat dilihat sebagai inovasi manajemen dan bahwa pembangunan masyarakat serta partisipasi telah menjadi norma profesional untuk profesional manajemen pemerintah daerah. Namun dalam perspektif lain mengatakan bahwa tidak dapat dipungkiri akan adanya masalah publik yang terjadi yaitu proses kebijakan yang semakin didominasi oleh para ahli profesional. Adanya dominasi teknokratis ini tentunya akan menghambat partisipasi masyarakat. Dalam perspektif ini timbul asumsi bahwa penganggaran adalah fungsi manajemen pusat dan kompleks

Menurut Ezzamel, et al (2012) proses penganggaran dipengaruhi oleh logika dan pemahaman praktis karena anggaran adalah praktek materi. Terdapat tiga logika terkait dengan penganggaran, yaitu logika bisnis yang berfokus pada kehati-hatian keuangan, profesional logika yang berkaitan dengan pembelajaran dan pengajaran, dan logika tata kelola yang mengarahkan pada regulasi dan struktur yang berkaitan dengan kewenangan dan birokrasi (Faure dan Rouleau dalam Sayidah dan Assagaf, 2018).

Menurut He (2011) adanya partisipasi dalam penganggaran akan meminimalisir akan adanya tindakan korupsi, meningkatkan transparansi dan keadilan, dan pemberdayaan sosial masyarakat. proses penganggaran ini dapat secara langsung berkaitan dengan topik penganggaran partisipasi, karena dalam melakukan proses penganggaran seorang pemimpin maupun manajer tidak mungkin membuat anggaran seorang diri namun tentunya memerlukan masukan informasi dari masyarakat maupun karyawan lainnya.

Anggaran bukan hanya sekadar menjadi pedoman dalam melaksanakan sebuah kegiatan yang telah direncanakan, namun sering kali anggaran pun menjadi indikator dalam menilai kinerja. Kinerja dapat dinilai melalui aspek finansial maupun non finansial. Dalam aspek finansial, salah satu indikator yang digunakan berdasarkan target anggaran yang dicapai. Maka dari itu adanya partisipasi anggaran dapat menjadi alat bagi manajemen maupun pemerintah dalam menunjukkan kinerjanya.

9) Civic engagement

Keterlibatan masyarakat menjadi salah satu topik yang paling sering dibahas dalam keterkaitannya dengan penganggaran partisipasi di kawasan Asia. Menurut Bartocci, et al (2018) perkembangan demokrasi akan mendorong masyarakat dalam pemikiran yang semakin kompleks yang mengarah pada masalah seperti kesenjangan legitimasi dan krisis pemerintahan. Adanya penganggaran partisipasi mencerminkan kebutuhan untuk

Page 141: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

102 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

sehingga administrator profesional merasa takut adanya keterlibatan masyarakat akan mengurangi efisiensi administrasi dan akhirnya mereka mungkin berusaha mencegah keterlibatan masyarakat dalam penganggaran (Bland dan Rubin dalam Zhang dan Yang, 2009).

Pada akhirnya keterlibatan masyarakat dalam penganggaran merupakan hal yang penting untuk mendukung sistem demokrasi yang adil meskipun tidak sedikit adanya pro-kontra dalam penerapannya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam sistem demokrasi sangat diperlukan adanya transparansi dan keadilan dan penganggaran partisipasi adalah salah satu alat meningkatkan transparansi dan keadilan sistem demokrasi yang merupakan inovasi manajemen.

10) Arah Riset ke Depan untuk Topik Penganggaran Partisipasi di

Kawasan Asia Riset ini mengidentifikasi terkait implementasi demokrasi

dengan penelitian penganggaran partisipasi di kawasan Asia. Namun masih banyak topik lain yang dapat secara lebih luas dibahas berkaitan dengan penganggaran partisipasi seperti keberhasilan penganggaran partisipasi dalam konteks demokrasi. Meskipun sempat disinggung dalam riset ini, namun peneliti merasa belum secara mendalam dan maksimal melakukan pembahasan terkait keberhasilannya, peneliti hanya menganalisis terkait implementasi demokrasi dengan penelitian penganggaran partisipasi dan belum sampai ke tingkat keberhasilan pengimplementasian.

Telah dibahas pula bahwa dalam sistem demokrasi dengan penganggaran partisipasi menuai banyak pro dan kontra karena beragamnya perspektif seperti elite capture, demokrasi deliberatif, dan dominasi teknokratis. Dalam riset ini belum dibahas terkait strategi pencapaian keberhasilan demokrasi dalam penganggaran partisipasi tersebut.

Page 142: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

103Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

6.5 SIMPULAN Review yang dilakukan dalam riset ini merupakan topik

penelitian populer dalam penelitian implementasi demokrasi dengan penganggaran partisipasi di kawasan Asia. Artikel yang dijadikan sampel adalah artikel yang memenuhi kriteria kata kunci pencarian dengan menggunakan bantuan software Publish or Perish. Hasil yang didapatkan sejumlah 32 artikel yang dapat dijadikan sampel hasil seleksi dan terdapat dua topik populer yang populer dalam riset ini yaitu penganggaran dan keterlibatan masyarakat. Topik penganggaran membahas terkait logika penganggaran yang melekat secara umum yaitu logika bisnis, logika profesional, dan logika tata kelola. Sedangkan pada topik keterlibatan masyarakat membahas terkait perspektif demokratisasi publik dengan menggunakan dasar asumsi teori agensi bahwa masyarakat merupakan prinsipal dan pemerintah sebagai agen yang bertanggung jawab untuk memberikan keterbukaan informasi dan memberdayakan masyarakat.

Saran untuk penelitian berikutnya adalah menambah kata kunci pencarian. Dari tinjauan literatur ini dapat diidentifikasi kesenjangan pengetahuan yang perlu diisi sebagai salah satu bentuk kontribusi nyata guna memperkaya literatur penganggaran partisipasi dan menghindari replikasi riset. 6.6 DAFTAR PUSTAKA Bartocci, Luca, Giuseppe Grossi, and Sara Giovanna Mauro. 2018.

Towards a hybrid logic of participatory budgeting. International Journal of Public Sector Management.

Brinka, Alisa G, Jennifer C. Coatsb, and Frederick W. Rankin. 2018. Who’s the boss? The economic and behavioral implications of various characterizations of the superior in participative budgeting research. Journal of Accounting Literature 41, 89-105.

Ezzamel, M., Robson, K., & Stapleton, P. (2012). The logics of budgeting: Theorization and practice variation in the educational field. Accounting, Organizations and Society 37, 281– 303.

sehingga administrator profesional merasa takut adanya keterlibatan masyarakat akan mengurangi efisiensi administrasi dan akhirnya mereka mungkin berusaha mencegah keterlibatan masyarakat dalam penganggaran (Bland dan Rubin dalam Zhang dan Yang, 2009).

Pada akhirnya keterlibatan masyarakat dalam penganggaran merupakan hal yang penting untuk mendukung sistem demokrasi yang adil meskipun tidak sedikit adanya pro-kontra dalam penerapannya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam sistem demokrasi sangat diperlukan adanya transparansi dan keadilan dan penganggaran partisipasi adalah salah satu alat meningkatkan transparansi dan keadilan sistem demokrasi yang merupakan inovasi manajemen.

10) Arah Riset ke Depan untuk Topik Penganggaran Partisipasi di

Kawasan Asia Riset ini mengidentifikasi terkait implementasi demokrasi

dengan penelitian penganggaran partisipasi di kawasan Asia. Namun masih banyak topik lain yang dapat secara lebih luas dibahas berkaitan dengan penganggaran partisipasi seperti keberhasilan penganggaran partisipasi dalam konteks demokrasi. Meskipun sempat disinggung dalam riset ini, namun peneliti merasa belum secara mendalam dan maksimal melakukan pembahasan terkait keberhasilannya, peneliti hanya menganalisis terkait implementasi demokrasi dengan penelitian penganggaran partisipasi dan belum sampai ke tingkat keberhasilan pengimplementasian.

Telah dibahas pula bahwa dalam sistem demokrasi dengan penganggaran partisipasi menuai banyak pro dan kontra karena beragamnya perspektif seperti elite capture, demokrasi deliberatif, dan dominasi teknokratis. Dalam riset ini belum dibahas terkait strategi pencapaian keberhasilan demokrasi dalam penganggaran partisipasi tersebut.

Page 143: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

104 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Grillos, Tara. 2017. Participatory Budgeting and the Poor: Tracing Bias in a Multi-Stage Process in Solo, Indonesia. World Development.

Hariyanti, Widi, Pupung Purnamasari, Magnaz Lestira. 2015. Pluriform motivation as antecedent and its relationships to budgeting participation and managerial performance (Empirical Study on Manufacturing Companies listed on Indonesian Stock Exchange). Procedia-Social and Behavioral Sciences 211, 836–843.

He, Baogang. 2011. Civic Engagement Trough Participatory Budgeting In China: Three Different Logics at Work. Public Administration and Development, 122-133.

Lim, Seunghoo and Youngmin Oh. 2016. Online Versus Offline Participation: Has the Democratic Potential of the Internet Been Realized? Analysis of a Participatory Budgeting System in Korea. Public Performance & Management Review.

Liu, Wei. 2015. Some Reflection on Participatory Budgeting in China: Minhang District Case Study. Institute for Fiscal Science Research, Ministry of Finance, Beijing, China.

Nguyen, Nguyen Phong, Felicitas Evangelista, and Tai Anh Kieu. 2019. The contingent roles of perceived budget fairness, budget goal commitment and vertical information sharing in driving work performance. Journal of Asian Business and Economic Studies 26, 98-116.

Saguin, Kidjie. 2018. Why the Poor Do Not Benefit From Community-Driven Development: Lessons From Participatory Budgeting. World Development 112, 220-232.

Sayidah, Nur dan Aminullah Assagaf. 2018. Participatory Budgeting in Indonesia Private University. Akrual: Jurnal Akuntansi 10, 57-68.

Tapatfeto, Jasintha Dessy. 2013. Analisis Komitmen Tujuan dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Akuntansi Multiparadigma 4, 495-507.

Page 144: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

105Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Wahyunengseh, Rutiana Dwi. 2016. Inclusion-Elitist Paradox in Participatory Public Budgeting: A Case Study on Surakarta City, Central Java, Indonesia. Innovation in Regional Public Service for Sustainability, 430-432.

Zhang, Yahong and Kaifeng Yang. 2009. Citizen participation in the budget process: the effect of city managers. Journal of Public Budgeting, Accounting & Financial Management 21, 289-317.

Grillos, Tara. 2017. Participatory Budgeting and the Poor: Tracing Bias in a Multi-Stage Process in Solo, Indonesia. World Development.

Hariyanti, Widi, Pupung Purnamasari, Magnaz Lestira. 2015. Pluriform motivation as antecedent and its relationships to budgeting participation and managerial performance (Empirical Study on Manufacturing Companies listed on Indonesian Stock Exchange). Procedia-Social and Behavioral Sciences 211, 836–843.

He, Baogang. 2011. Civic Engagement Trough Participatory Budgeting In China: Three Different Logics at Work. Public Administration and Development, 122-133.

Lim, Seunghoo and Youngmin Oh. 2016. Online Versus Offline Participation: Has the Democratic Potential of the Internet Been Realized? Analysis of a Participatory Budgeting System in Korea. Public Performance & Management Review.

Liu, Wei. 2015. Some Reflection on Participatory Budgeting in China: Minhang District Case Study. Institute for Fiscal Science Research, Ministry of Finance, Beijing, China.

Nguyen, Nguyen Phong, Felicitas Evangelista, and Tai Anh Kieu. 2019. The contingent roles of perceived budget fairness, budget goal commitment and vertical information sharing in driving work performance. Journal of Asian Business and Economic Studies 26, 98-116.

Saguin, Kidjie. 2018. Why the Poor Do Not Benefit From Community-Driven Development: Lessons From Participatory Budgeting. World Development 112, 220-232.

Sayidah, Nur dan Aminullah Assagaf. 2018. Participatory Budgeting in Indonesia Private University. Akrual: Jurnal Akuntansi 10, 57-68.

Tapatfeto, Jasintha Dessy. 2013. Analisis Komitmen Tujuan dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Akuntansi Multiparadigma 4, 495-507.

Page 145: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

106 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

7.1 PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan zaman maka permasalahan dan kompleksitas dari sebuah kegiatan pun ikut berkembang. Kompleksitas ini berkembang dalam sebuah proses yang berlangsung secara bertahap dan secara perlahan-lahan akan menunjukkan dampaknya baik langsung maupun tidak langsung pada kegiatan utama.

Ketika permasalahan, kompleksitas dan faktor baru muncul maka, hal-hal baru tersebut berasimilasi dengan faktor yang ada lebih dulu melalui proses difusi dan pembelajaran. Kita ambil contoh saja adalah kegiatan audit yang tujuan utamanya adalah memberikan penilaian atas sebuah laporan keuangan (seberapa berkualitaskah laporan audit tersebut). informasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen perusahaan tersebut sangat berpotensi dipengaruhi oleh banyak factor. Lantas bagaimanakah kita mendefinisikan dan menggambarkan faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas audit tersebut.

Kajian suatu bidang ilmu pengetahuan dapat dilihat dengan melakukan visualisasi pengetahuan seperti membuatkan peta pengetahuan atau knowledge mapping. Pemetaan adalah proses pengidentifikasian suatu elemen pengetahuan, serta hubungan yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar dokumen penelitian yang ada. Prinsip dasar pemetaan ilmu pengetahuan ialah mengelompokkan dokumen berdasarkan keterkaitan antara dokumen. Manfaat dari pemetaan ilmu pengetahuan itu sendiri

Page 146: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

107Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

adalah adanya visualisasi dari ilmu pengetahuan dengan membuat time-block, dan menggambarkan perkembangan ilmu. Ada beberapa metode pemetaan pengetahuan, yaitu: pemetaan kronologis, pemetaan kognitif, pemetaan konseptual dan pemetaan co-word atau pemetaan kata kunci. Pemetaan pengetahuan digunakan untuk berbagai macam keperluan diantaranya yaitu memberikan batasan program penelitian, keputusan menyangkut aktivitas yang berkenaan dengan teknologi, desain basis pengetahuan, serta pembuatan program pendidikan dan pelatihan (Sulistyo Basuki, 2002:1).

Berdasarkan manfaat diatas maka dalam riset ini akan digambarkan bagaimana peta persebaran pembahasan yang berkaitan dengan kualitas audit, De Angelo (1981) menyatakan kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien. Sedangkan probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis auditor, dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor (Deis dan Giroux, 1992 dalam Batubara, 2008).

AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam Christiawan (2002) menyatakan bahwa “Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi (keahlian) dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Lebih lanjut, persepsi pengguna laporan keuangan atas kualitas audit merupakan fungsi dari persepsi mereka atas independensi dan keahlian auditor“. Kualitas audit tidak hanya ditentukan oleh factor-faktor diatas tetapi juga oleh faktor-faktor seperti kualitas standar akuntansi, pendidikan akuntansi, keahlian auditor, komite audit, tata kelola perusahaan, tingkat disiplin auditor, kewajiban dan sifat dari PSAK. Kelembagaan (kondisi ekonomi umum, cara perusahaan dikelola) dan kerangka peraturan, kondisi hukum (perlindungan bagi investor, tuntutan pasar modal, penegakan hukum) serta faktor perkembangan pasar modal juga berkontribusi dalam munculnya perbedaan kualitas akuntansi dalam sebuah Negara.

7.1 PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan zaman maka permasalahan dan kompleksitas dari sebuah kegiatan pun ikut berkembang. Kompleksitas ini berkembang dalam sebuah proses yang berlangsung secara bertahap dan secara perlahan-lahan akan menunjukkan dampaknya baik langsung maupun tidak langsung pada kegiatan utama.

Ketika permasalahan, kompleksitas dan faktor baru muncul maka, hal-hal baru tersebut berasimilasi dengan faktor yang ada lebih dulu melalui proses difusi dan pembelajaran. Kita ambil contoh saja adalah kegiatan audit yang tujuan utamanya adalah memberikan penilaian atas sebuah laporan keuangan (seberapa berkualitaskah laporan audit tersebut). informasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen perusahaan tersebut sangat berpotensi dipengaruhi oleh banyak factor. Lantas bagaimanakah kita mendefinisikan dan menggambarkan faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas audit tersebut.

Kajian suatu bidang ilmu pengetahuan dapat dilihat dengan melakukan visualisasi pengetahuan seperti membuatkan peta pengetahuan atau knowledge mapping. Pemetaan adalah proses pengidentifikasian suatu elemen pengetahuan, serta hubungan yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar dokumen penelitian yang ada. Prinsip dasar pemetaan ilmu pengetahuan ialah mengelompokkan dokumen berdasarkan keterkaitan antara dokumen. Manfaat dari pemetaan ilmu pengetahuan itu sendiri

Page 147: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

108 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Berbagai penelitian tentang kualitas audit yang pernah dilakukan menghasilkan temuan yang berbeda mengenai faktor pembentuk kualitas audit, diantaranya. Tabel 7.1 Penelitian Tentang Kualitas Audit

Judul Artikel Nama Penulis, Asal dan Tahun Terbit Temuan

Non-Audit Services, Audit Firm Tenure And Earnings Management In Malaysia

Hasan Mohammed Bamahros and Wan Nordin Wan-Hussin School of Accountancy, Universiti Utara Malaysia, 2015

Ketentuan gabungan Non Audit Services (NAS) dapat merusak independensi auditor. studi ini menemukan bahwa masa kerja perusahaan audit yang diperpanjang tidak merusak kualitas pelaporan keuangan. Dengan demikian, upaya untuk mengatur rotasi perusahaan audit di Malaysia tidak beralasan.

Impact of Audit Quality and Financial Performance of Quoted Cement Firms in Nigeria

Musa Adeiza Farouk and Shehu Usman Hassan Department of Accounting, Ahmadu Bello University, Zaria – Nigeria, 2014

Dampak kualitas audit terhadap kinerja keuangan adalah positif dan signifikan dan semakin besar tingkat independensi auditor, semakin besar kecenderungan perusahaan membuat margin laba bersih yang besar.

Impact of External Audit Quality on Earnings Management by Banking Firms: Evidence from Jordan

Mohammad Ebrahim Nawaiseh Department of Accounting, Al- Zaytoonah University of Jordan, Jordan, 2016

Kualitas audit merupakan indikator utama Earnings Management berdasarkan pada variable Biaya audit, Jangka waktu audit, Afiliasi perusahaan audit yang mendukung, terutama untuk perusahaan perbankan di Yordania.

The Effect of Competence and Independence Of Auditors on the Audit quality

Evi Octavia and Nor Rasyid Widodo Faculty Economic and Business, Lecturer of Widyatama University, Bandung, Indonesia, 2015

Perbedaan yang signifikan antara kompetensi dan independensi auditor pada kualitas audit. Semakin tinggi kompetensi dan independensi auditor, semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkan.

The challenge of measuring audit quality: some evidence

Marius Gros and Daniel Worret Chair of Auditing and Corporate Governance, Goethe-University Frankfurt, Germany, 2014.

Bukanlah tujuan dari makalah ini untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat yang dapat digeneralisasikan secara umum antara, misalnya, kualitas audit dan faktor-faktor yang memengaruhinya, tetapi lebih untuk menunjukkan bahwa berbagai model kualitas audit yang sering diterapkan tidak selalu konsisten berkaitan satu sama lain

Page 148: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

109Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merencanakan mengadakan penelitian yang berjudul: “Studi Bibliometrik Topik Penelitian Audit Quality Dan Faktor Yang Mempengaruhinya”

7.2 KAJIAN PUSTAKA 1. Teori Stakeholding dan Teori Agensi

Relevansi laporan keuangan dibutuhkan oleh pemangku kepentingan untuk menilai kinerja manajemen perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan pihak ketiga yaitu auditor yang independen dan objektif dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan. Freeman (1984) memperkenalkan teori stakeholding yang menyatakan bahwa perusahaan merupakan organisasi yang berhubungan dengan pihak lain yaitu pihak internal dan eksternal, sehingga untuk mempertanggungjawabkan kinerja pihak internal kepada eksternal maka dibutuhkan auditor yang independen dan objektif dalam menilai laporan keuangan perusahaan agar terjamin akuntabilitas, transparansi, serta keandalan informasi laporan keuangan.

Menurut Jensen dan Meckling (1976), jika Prinsipal dan Agen adalah utility maximizers, maka ada kesempatan yang lebih besar untuk setiap pihak untuk memaksimalkan kepentingan sendiri. Dalam hal ini teori agensi akhirnya banyak menghubungan dengan permasalahan konflik kepentingan yang mungkin muncul dari hubungan kontraktual dari kedua belah pihak dimana pada hakekatnya kedua nya memiliki akuisisi informasi yang berbeda. Menurut.Karena kepentingan kedua pihak tidak selalu sejalan, maka sering terjadi benturan kepentingan antara prinsipal dengan agen kondisi ini yang dikenal sebagai moral hazard dan menimbulkan asimetri informasi. Adanya asimetri informasi dapat menciptakan kebutuhan akan adanya pihak ketiga yang independen yaitu auditor untuk memeriksa dan memberikan assurance pada laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen (Ittonen, 2010).

Berbagai penelitian tentang kualitas audit yang pernah dilakukan menghasilkan temuan yang berbeda mengenai faktor pembentuk kualitas audit, diantaranya. Tabel 7.1 Penelitian Tentang Kualitas Audit

Judul Artikel Nama Penulis, Asal dan Tahun Terbit Temuan

Non-Audit Services, Audit Firm Tenure And Earnings Management In Malaysia

Hasan Mohammed Bamahros and Wan Nordin Wan-Hussin School of Accountancy, Universiti Utara Malaysia, 2015

Ketentuan gabungan Non Audit Services (NAS) dapat merusak independensi auditor. studi ini menemukan bahwa masa kerja perusahaan audit yang diperpanjang tidak merusak kualitas pelaporan keuangan. Dengan demikian, upaya untuk mengatur rotasi perusahaan audit di Malaysia tidak beralasan.

Impact of Audit Quality and Financial Performance of Quoted Cement Firms in Nigeria

Musa Adeiza Farouk and Shehu Usman Hassan Department of Accounting, Ahmadu Bello University, Zaria – Nigeria, 2014

Dampak kualitas audit terhadap kinerja keuangan adalah positif dan signifikan dan semakin besar tingkat independensi auditor, semakin besar kecenderungan perusahaan membuat margin laba bersih yang besar.

Impact of External Audit Quality on Earnings Management by Banking Firms: Evidence from Jordan

Mohammad Ebrahim Nawaiseh Department of Accounting, Al- Zaytoonah University of Jordan, Jordan, 2016

Kualitas audit merupakan indikator utama Earnings Management berdasarkan pada variable Biaya audit, Jangka waktu audit, Afiliasi perusahaan audit yang mendukung, terutama untuk perusahaan perbankan di Yordania.

The Effect of Competence and Independence Of Auditors on the Audit quality

Evi Octavia and Nor Rasyid Widodo Faculty Economic and Business, Lecturer of Widyatama University, Bandung, Indonesia, 2015

Perbedaan yang signifikan antara kompetensi dan independensi auditor pada kualitas audit. Semakin tinggi kompetensi dan independensi auditor, semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkan.

The challenge of measuring audit quality: some evidence

Marius Gros and Daniel Worret Chair of Auditing and Corporate Governance, Goethe-University Frankfurt, Germany, 2014.

Bukanlah tujuan dari makalah ini untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat yang dapat digeneralisasikan secara umum antara, misalnya, kualitas audit dan faktor-faktor yang memengaruhinya, tetapi lebih untuk menunjukkan bahwa berbagai model kualitas audit yang sering diterapkan tidak selalu konsisten berkaitan satu sama lain

Page 149: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

110 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

2. Studi Tentang Kualitas Audit Banyak pembahasan dan penelitian yang muncul dalam

berbagai literature akademik dan profesi akuntansi khususnya yang membahas keterkaitan antara variabel variabel yang mempengaruhi kualitas audit. Berdasarkan Standar Profesional Akun-tan Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan auditor tersebut dapat berkualitas jika memenuhi ketentuan atau standar auditing. Standar auditing mencakup mutu profe-sional (profesional qualities) auditor independen, pertimbangan (judgment) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditor.

General Accounting Office – GAO (2004) berpendapat bahwa kualitas audit mengacu kepada auditor yang melaksanakan audit dan kesesuaiannya terhadap strandar-standar audit yang diterima secara umum (Generally Accepted Auditing Standards – GAAS) dalam memberikan jaminan dan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan yang diaudit telah (1) dilaporkan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan (2) tidak mengandung kesalahan yang material, baik yang muncul karena ketidaksengajaan maupun kecurangan. Lebih lanjut pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan No.154/PMK.01/2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Akuntan Publik yang dikeluarkan dengan alasan demi menjaga kualitas auditor dengan cara memberikan peraturan yang jelas dan dasar hokum untuk akuntan public menjalankan kegiatannya, diharapkan akan memberikan reaksi positif dari investor karena meningkatnya kualitas auditor.

Page 150: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

111Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Hal ini senada dengan Miller (2009) menyatakan bahwa dalam perspektif teori agensi, hubungan principalagen antara regulator-auditor akan optimal apabila terdapat regulasi yang jelas, agar mampu mengendalikan perilaku agen sedemikian rupa supaya sesuai dengan mandat yang diberikan oleh badan regulatori sebagai pihak prinsipal. Dalam penelitiannya, Miller (2009) menemukan bukti bahwa Sarbanes Oaxley Act (SOX). sebagai satu bentuk output regulasi yang mampu memoderasi optimalisasi hubungan principalagen antara regulator-auditor dalam mengoptimalkan kualitas auditor sebagaimana yang dikehendaki oleh regulator.

Berikut ini adalah daftar kelompok kata kunci atau variable yang muncul dalam artikel/jurnal yang digunakan dalam penelitian ini.

2. Studi Tentang Kualitas Audit Banyak pembahasan dan penelitian yang muncul dalam

berbagai literature akademik dan profesi akuntansi khususnya yang membahas keterkaitan antara variabel variabel yang mempengaruhi kualitas audit. Berdasarkan Standar Profesional Akun-tan Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan auditor tersebut dapat berkualitas jika memenuhi ketentuan atau standar auditing. Standar auditing mencakup mutu profe-sional (profesional qualities) auditor independen, pertimbangan (judgment) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditor.

General Accounting Office – GAO (2004) berpendapat bahwa kualitas audit mengacu kepada auditor yang melaksanakan audit dan kesesuaiannya terhadap strandar-standar audit yang diterima secara umum (Generally Accepted Auditing Standards – GAAS) dalam memberikan jaminan dan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan yang diaudit telah (1) dilaporkan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan (2) tidak mengandung kesalahan yang material, baik yang muncul karena ketidaksengajaan maupun kecurangan. Lebih lanjut pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan No.154/PMK.01/2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Akuntan Publik yang dikeluarkan dengan alasan demi menjaga kualitas auditor dengan cara memberikan peraturan yang jelas dan dasar hokum untuk akuntan public menjalankan kegiatannya, diharapkan akan memberikan reaksi positif dari investor karena meningkatnya kualitas auditor.

Page 151: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

112 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Tabe

l 7.2

Kelo

mpo

k kat

a kun

ci ya

ng m

uncu

l dala

m V

os V

iewer

dar

i Arti

kel y

ang s

udah

dise

leksi

Ket.

Kelo

mpo

k 1

2 3

4 5

6 7

8

Kata

kunc

i 1

Audi

t rep

ort

lag (6

) Au

dit f

ees (

22)

Audi

t co

mm

ittee

(9)

Audi

t firm

te

nure

(8)

Audi

tor

inde

pend

ence

(19

)

Audi

t qu

ality

(118

) Au

dit f

ee

(4)

Audi

t firm

siz

e (4)

Kata

kunc

i 2

Audi

t ten

ure

(12)

Audi

t par

tner

ro

tatio

n (3

) Co

rpor

ate

gove

rnan

ce (8

) Au

dito

ro

tatio

n (4

) Au

dito

r te

nure

(7)

Earn

ing

man

agem

ent

(3)

Audi

t firm

ro

tatio

n (5

) Di

scre

tiona

ry

accr

uals

(9)

Kata

kunc

i 3

Audi

tor i

ndus

try

spez

ialisa

tion

(5)

Audi

t pa

rtne

rs (3

)

Earn

ings

m

anag

emen

t (13

)

Mala

ysia

(4)

Cl

ient

im

port

ance

(3)

Fina

ncial

st

atem

ents

(3)

Earn

ings

qu

ality

(5)

Opin

ion

shop

ping

(3)

Kata

kunc

i 4

Audi

tor

repu

tatio

n (4

) Fi

nanc

ial

acco

untin

g (3

) Fi

nanc

ial

perfo

rman

ce (3

) M

issta

tem

ents

(3)

Non-

audi

t se

rvic

e (7)

Inde

pend

ence

(4

) PC

AOB

(4)

Kata

kunc

i 5

Chin

a (4)

M

anda

tory

au

dit f

irm

rota

tion

(5)

Fina

ncial

re

port

ing

quali

ty (1

0)

Kata

kunc

i 6

Indi

vidua

l au

dito

r (3)

Kata

kunc

i 7

Rest

atem

ents

(4)

Page 152: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

113Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

7.3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif

dengan pendekatan tematik reviu literature terstruktur. Metode riset disusun berdasarkan pertanyaan riset sebagai berikut :

1. Topik penelitian apa saja yang dibahas pada penelitian yang berkaitan dengan kualitas audit?

2. Bagaimana analisis hasil riset terhadap topik pembahasan tersebut?

3. Bagaimana arah riset ke depan terkait dengan penelitian tersebut?

Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability

sampling dengan teknik sampling sistematis. Sampel penelitian yang diambil berdasarkan kriteri sebagai berikut : 1. Sumber rujukan utama berasal dari jurnal pada beberapa website

diantaranya Google Scholar, Sciencedirect, Emeraldinsight, onlinelibrary.wiley, semanticscholar dan lain sebagainya

2. Penelusuran artikel penelitian dilakukan dengan menggunkan kata kunci : Audit Quality, kualiatas audit, dan audit.

Gambar 7.1 Jumlah

Page 153: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

114 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Dalam penelitian ini proses analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Mempersiapkan artikel-artikel yang sesuai dengan kata kunci

pencarian dengan menggunakan bantuan software Publish or Perish (PoP)

Gambar 7.2 Proses Penyapihan Data

2) Memilih artikel yang sesuai dengan langkah langkah sebagai

berikut : a. Artikel yang digunakan hanya sesuai kata kunci yaitu Audit

Quality, kualitas audit, dan audit. b. Jika ditemukan tulisan yang bukan merupakan atikel penelitian

seperti type book, citation, Doc, HTML skripsi, thesis atau makalah, serta menghabus artikel dalam daftar yang tidak lengkap publication dan publisernya dan dikeluaran dari sampel.

3) Mengklasifikasikan riset berdasarkan : Tahun publikasi (2014 – 2019) dan Topik Riset

4) Setelah melakukan poin ke 3 maka jumlah aertikel yang tersisa sebanyak 523 artikel. Maka untuk penelitian di ambil 50 % teatas dari jumlah rujukan nya, 261,5 atau 262, setelah itu di seleksi lagi berkaitan dengan kelengkapan jurnainya, mulai dari abstract, author keyword dan aksesabilitas dapat ditemukan atau tidak. Setelah dilakukan seleksi didapatkan 180 artikel yang ditulis pada rentang waktu 2014–2019, dapat diolah untuk bibliografi persebaran.

Page 154: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

115Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Berikut ini adalah table-table yang memperlihatkan persebaran jumlah artikel yang menjadi bahan penelitian berdasarkan tahun terbit, serta nama nama jurnal Nasional maupun Internasional yang mempublikasikan artikel tersebut. Tabel 7.3 Jumlah Artikel yang sudah diseleksi berdasarkan tahun

publikasinya

Tahun Jumlah Jurnal 2014 48 2015 27 2016 32 2017 34 2018 32 2019 7

Jumlah 180

Tabel 7.4 Beberapa nama publikasi nasional dari Artikel yang sudah

diseleksi No. Nama Publikasi 1 Diponegoro Journal of Accounting 2 E-Jurnal Akuntansi 3 JRAB: Jurnal Riset Akuntansi & Bisnis 4 Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi 5 Jurnal Keuangan dan Perbankan

Tabel 7.5 Beberapa nama publikasi internasional dari Artikel yang

sudah diseleksi No. Nama Publikasi

1 Journal Accounting and Business Research 2 Journal Asia-Pacific Journal of Accounting & Economics

3 Asian Academy Of Management Journal Of Accounting And Finance

4 Auditing: A Journal of Practice & Theory 5 British Journal of Applied Science & Technology 6 Contemporary Accounting Research

Dalam penelitian ini proses analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Mempersiapkan artikel-artikel yang sesuai dengan kata kunci

pencarian dengan menggunakan bantuan software Publish or Perish (PoP)

Gambar 7.2 Proses Penyapihan Data

2) Memilih artikel yang sesuai dengan langkah langkah sebagai

berikut : a. Artikel yang digunakan hanya sesuai kata kunci yaitu Audit

Quality, kualitas audit, dan audit. b. Jika ditemukan tulisan yang bukan merupakan atikel penelitian

seperti type book, citation, Doc, HTML skripsi, thesis atau makalah, serta menghabus artikel dalam daftar yang tidak lengkap publication dan publisernya dan dikeluaran dari sampel.

3) Mengklasifikasikan riset berdasarkan : Tahun publikasi (2014 – 2019) dan Topik Riset

4) Setelah melakukan poin ke 3 maka jumlah aertikel yang tersisa sebanyak 523 artikel. Maka untuk penelitian di ambil 50 % teatas dari jumlah rujukan nya, 261,5 atau 262, setelah itu di seleksi lagi berkaitan dengan kelengkapan jurnainya, mulai dari abstract, author keyword dan aksesabilitas dapat ditemukan atau tidak. Setelah dilakukan seleksi didapatkan 180 artikel yang ditulis pada rentang waktu 2014–2019, dapat diolah untuk bibliografi persebaran.

Page 155: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

116 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

7 European Journal of Accounting Auditing and Finance Research 8 IJA : International Journal Of Auditing

9 International Journal of Accounting & Information Management

10 International journal of critical accounting 11 International Journal of Finance and Accounting 12 Journal of Accounting & Marketing 13 Journal of International Accounting, Auditing and Taxation 14 Journal of Leadership, Accountability and Ethics 15 Journal of Business & Economics Research 16 The British Accounting Review 17 DBA Africa Management Review 18 Research Journal of Finance and Accounting 19 International Journal of Accounting and Taxation

7.4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis topik penelitian yang berkaitan dengan Kualitas Audit.

Audit memiliki fungsi sebagai proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan terutama para pemegang saham akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah dibuat oleh auditor. Hal ini berarti auditor mempunyai peranan penting dalam pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu auditor harus menghasilkan audit yang berkualitas sehingga dapat mengurangi ketidakselarasan yang terjadi antara pihak manajemen dan pemilik (Elfarini, 2007).

Page 156: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

117Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Gambar 7.3 Metadata berdasarkan Abstrak dan Judul

Audit yang berkualitas merupakan komponen profesionalisme

yang benar-benar harus dipertahankan oleh akuntan publik professional yang berarti akuntan publik lebih mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan manajemen atau kepentingan auditor itu sendiri dalam membuat laporan auditan. Oleh sebab itu, keberpihakan auditor dalam hal ini seharusnya lebih diutamakan pada kepentingan public (IAI,2001).

Gambar 3 menggambarkan peta persebaran topik yang

dibahas terkait kualitas audit, jika dilihat secara langsung topik yang langsung berkaitan dengan kualitas audit antara lain independensi, audit tenure, biaya audit, earnings management , auditor rotation dan lainnya. Kata kunci kualitas audit (Audit quality) sendiri muncul sebanyak 118 kali, dari 124 link yang ada dari analisis Vosviewer kualitas audit memiliki 32 link, yang menunjukkan banyaknya topik yang dikaitkan dalam kualitas audit.

Misalnya penelitian Bambang Hartadi (2012) Fee audit berpengaruh signifikan terhadapkualitas audit, sementara rotasi dan reputasi audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Kemungkinan tidak berpengaruhnya bisa jadi disebabkan oleh keengganan pihak pelaku pasar untuk mengeksplorasi lebih jauh

7 European Journal of Accounting Auditing and Finance Research 8 IJA : International Journal Of Auditing

9 International Journal of Accounting & Information Management

10 International journal of critical accounting 11 International Journal of Finance and Accounting 12 Journal of Accounting & Marketing 13 Journal of International Accounting, Auditing and Taxation 14 Journal of Leadership, Accountability and Ethics 15 Journal of Business & Economics Research 16 The British Accounting Review 17 DBA Africa Management Review 18 Research Journal of Finance and Accounting 19 International Journal of Accounting and Taxation

7.4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis topik penelitian yang berkaitan dengan Kualitas Audit.

Audit memiliki fungsi sebagai proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan terutama para pemegang saham akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah dibuat oleh auditor. Hal ini berarti auditor mempunyai peranan penting dalam pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu auditor harus menghasilkan audit yang berkualitas sehingga dapat mengurangi ketidakselarasan yang terjadi antara pihak manajemen dan pemilik (Elfarini, 2007).

Page 157: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

118 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

apakah auditor yang mengeluarkan opini pada laporan keuangan auditan benar-benar pernah mengalami rotasi atau tidak.

Menurut Ilaboya dan Okoye (2015) kualitas audit meningkat dengan peningkatan ukuran perusahaan audit yang semakin memperkuat hipotesis yang mendalam yang berlaitan dengan reputasi. Hubungan antara layanan non-audit dan kualitas audit ditemukan hasil yang signifikan secara statistik yang berarti bahwa banyaknya informasi dan pengetahuan akan membantu auditor untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang aktivitas klien

Sedangkan merujuk pada dimana penelitian tersebut dilakukan akan muncul 2 negara yang menjadi focus penelitian dalam kurun waktu 2014-2019 yaitu Malaysia dan China dengan 4 kali kemunculan, jumlah ini bias lebih besar maupun akan ada negara lain yang muncul, mengingat penyapihan data yang dijelaskan sebelumnya berpotensi menimbulkan hasil yang berbeda.

Marius Gros and Daniel Worret (2014). Penelitian mereka bukan bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat yang dapat digeneralisasikan secara umum antara, misalnya, kualitas audit dan faktor-faktor yang memengaruhinya, tetapi lebih untuk menunjukkan bahwa berbagai model kualitas audit yang sering diterapkan tidak selalu konsisten berkaitan satu sama lain. Maka hal tersebut mempertegas bahwa topik yang sama akan menghasilkan hasil yang berbeda tergantung sampel, metode, waktu dan hal lainnya.

Page 158: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

119Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

2. Analisis hasil riset popular tentang Kualitas Audit Gambar 7.4 Sebaran Tahun Publikasi

Gambar 4 menggambarkan peta sebaran tahun publikasi

terkait topik audit quality dari tahun 2014 sampai tahun 2019 secara umum. Dari hasil sebaran tersebut penelitian tentang topik kualitas audit masih menjadi salah satu topik yang menarik para peneliti untuk diteliti keterkaitannya dengan berbagai topik lain, jika dilihat dari berbedaan warna yang ada topik dengan publikasi terbaru yaitu tahun 2016-2017 berkaitan dengan topik Misstatements, PCAOB, Audit Committee, audit firm tenure, corporate governance dan topik lainnya. Meskipun garis korelasi atau hubungan menunjukkan tahun yang lebih lama. Hal ini terjadi karena Seiring dengan berkembangnya permasalahan dan kompleksitas dari sebuah kegiatan, maka penelitian dengan topik yang sama akan memberika hasil yang berbeda.

apakah auditor yang mengeluarkan opini pada laporan keuangan auditan benar-benar pernah mengalami rotasi atau tidak.

Menurut Ilaboya dan Okoye (2015) kualitas audit meningkat dengan peningkatan ukuran perusahaan audit yang semakin memperkuat hipotesis yang mendalam yang berlaitan dengan reputasi. Hubungan antara layanan non-audit dan kualitas audit ditemukan hasil yang signifikan secara statistik yang berarti bahwa banyaknya informasi dan pengetahuan akan membantu auditor untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang aktivitas klien

Sedangkan merujuk pada dimana penelitian tersebut dilakukan akan muncul 2 negara yang menjadi focus penelitian dalam kurun waktu 2014-2019 yaitu Malaysia dan China dengan 4 kali kemunculan, jumlah ini bias lebih besar maupun akan ada negara lain yang muncul, mengingat penyapihan data yang dijelaskan sebelumnya berpotensi menimbulkan hasil yang berbeda.

Marius Gros and Daniel Worret (2014). Penelitian mereka bukan bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat yang dapat digeneralisasikan secara umum antara, misalnya, kualitas audit dan faktor-faktor yang memengaruhinya, tetapi lebih untuk menunjukkan bahwa berbagai model kualitas audit yang sering diterapkan tidak selalu konsisten berkaitan satu sama lain. Maka hal tersebut mempertegas bahwa topik yang sama akan menghasilkan hasil yang berbeda tergantung sampel, metode, waktu dan hal lainnya.

Page 159: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

120 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Gambar 7.5 Metadata Topik yang sering di teliti

Gambar 5 menggambarkan sebaran publikasi tentang audit quality yang paling sering diteliti secara umum dari tahun 2014 dan 2019. Dari sebaran tersebut terdapat dua topik yang umumnya dijadikan topik yang berkaitan dengan audit quality yaitu audit fee dan auditor independence. 1. Audit fee

Teori Agensi secara umum berhubungan dengan teori biaya transaksi dimana keduanya terdapat penekanan, namun teori agensi lebih menekankan pada proses kontrak antara Akuntan Publik dengan klien (Hartadi, 2012). Sehingga tujuan utama dari teori agensi yaitu untuk menjelaskan bagaimana setiap pihak yang melakukan kerjasama dapat mendesain kontrak untuk menekan biaya karena asimetris informasi dan kondisi ketidakpastian.

Nindita dan Siregar (2012) bahwa manajer perusahaan yang rasional tidak akan memilih auditor yang berkualitas tinggi dan membayar fee yang tinggi apabila kondisi perusahaan yang tidak baik. Gammal (2012) perusahaan multinasional dan bank-bank di Lebanon lebih memilih untuk membayar biaya audit yang besar

Page 160: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

121Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

dengan tujuan mendapat auditor yang menghasilkan laporan audit berkualitas.

Elder (2011:80) imbalan jasa audit atas kontrak kerja audit merefleksikan nilai wajar pekerjaan yang dilakukan dan secara khusus auditor harus menghindari ketergantungan ekonomi pada pendapatan dari setiap klien. Bervariasinya fee yang diterima auditor pada tiap pekerjaan audit, tidak menutup kemungkinan akan memberikan pengaruh pada kualitas proses audit.

2. Auditor independence

Independensi menurut Arens dkk. (2008:111) dapat diartikan mengambil sudut pandang yang tidak bias. Auditor tidak hanya harus independen dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam penampilan. Independensi dalam fakta (independence in fact) ada bila auditor benar-benar mampu mempertahankan sikap yang tidak bias sepanjang audit, sedangkan independensi dalam penampilan (independent in appearance) adalah hasil dari interpretasi lain atas independensi ini.

Dalam kenyataannya auditor seringkali menemui kesulitan dalam mempertahankan sikap mental independen. Keadaan yang seringkali mengganggu sikap mental independen auditor adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2002:27) : a) Sebagai seorang yang melaksanakan audit secara independen,

auditor dibayar oleh kliennya atas jasanya tersebut. b) Sebagai penjual jasa seringkali auditor mempunyai

kecenderungan untuk memuaskan keinginan kliennya. c) Mempertahankan sikap mental independen seringkali dapat

menyebabkan lepasnya klien. Standar umum audit yang kedua menyatakan bahwa “dalam

semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”. Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (IAI, 2001:220.1).

Gambar 7.5 Metadata Topik yang sering di teliti

Gambar 5 menggambarkan sebaran publikasi tentang audit quality yang paling sering diteliti secara umum dari tahun 2014 dan 2019. Dari sebaran tersebut terdapat dua topik yang umumnya dijadikan topik yang berkaitan dengan audit quality yaitu audit fee dan auditor independence. 1. Audit fee

Teori Agensi secara umum berhubungan dengan teori biaya transaksi dimana keduanya terdapat penekanan, namun teori agensi lebih menekankan pada proses kontrak antara Akuntan Publik dengan klien (Hartadi, 2012). Sehingga tujuan utama dari teori agensi yaitu untuk menjelaskan bagaimana setiap pihak yang melakukan kerjasama dapat mendesain kontrak untuk menekan biaya karena asimetris informasi dan kondisi ketidakpastian.

Nindita dan Siregar (2012) bahwa manajer perusahaan yang rasional tidak akan memilih auditor yang berkualitas tinggi dan membayar fee yang tinggi apabila kondisi perusahaan yang tidak baik. Gammal (2012) perusahaan multinasional dan bank-bank di Lebanon lebih memilih untuk membayar biaya audit yang besar

Page 161: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

122 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

3. Arah riset ke depan topik Audit Quality Riset ini mengidentifikasi terkait Penilaian Kualitas Audit

dengan penelitian yang memperhitungkan pengaruh dari banyak variable secara umum. Secara keseluruhan masih banyak topik lain yang dapat secara lebih luas dibahas berkaitan dengan kualitas audit, seperi dalam beberapa dekade terakhir, Dewan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards Board-IASB) dan Dewan Standar akuntansi Keuangan (Financial Accounting Standards Board-FASB) telah menetapkan standar yang mempertegas pentingnya pembuktian berdasarkan penilaian pasar penyedia jasa layanan audit, terlepas dari kondisi pasar penyedia jasa layanan audit tersebut. Standar tersebut juga telah mengadopsi praktek penetapan standar detil untuk mengatasi permasalah yang muncul dalam proses pelaksanaan audit, namun pada akhirnya malah menimbulkan permasalahan baru. Hal ini telah membuat pekerjaan auditor menjadi lebih rumit. Kerumitan dan kompleksitas pekerjaan audit inilah lahan yang masih banyak belum di kaitkan satu dengan yang lain.

7.5 SIMPULAN

Topik dari review yang dilakukan dalam riset ini merupakan topik penelitian popular secara umum di bidang audit dan akuntansi seluruh dunia. Artikel yang dijadikan sampel adalah artikel yang memenuhi kriteria kata kunci pencarian dengan menggunakan bantuan software Publish or Perish dan beberapa proses peyapihan. Hasil yang didapatkan sejumlah 180 artikel dari 986 atau hanya sekitar 18 % yang dijadikan sampel hasil seleksi dan terdapat dua topik populer yang populer dalam riset ini yaitu Audit fee dan Auditor Independence. Topik audit fee menjelaskan bagaimana setiap pihak yang melakukan kerjasama dapat mendesain kontrak untuk menekan biaya karena asimetris informasi dan kondisi ketidakpastian. Sedangkan topik Auditor independence mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum.

Page 162: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

123Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Dengan menggunakan dasar asumsi teori stakeholding yang menyatakan bahwa perusahaan merupakan organisasi yang berhubungan dengan pihak lain yaitu pihak internal dan eksternal, dan asumsi teori agensi yang menyebutkan bahwa jika Prinsipal dan Agen adalah utility maximizers, adanya kesempatan yang besar untuk setiap pihak untuk memaksimalkan kepentingan sendiri. Dalam hal ini kedua teori tersebut banyak berkaitan dengan permasalahan konflik kepentingan yang mungkin muncul dari hubungan kontraktual dari kedua belah pihak (manajemen dan auditor) dimana pada hakekatnya kedua nya memiliki akuisisi informasi yang berbeda. Saran

M. Gros and D. Worret (2014) Hasil penelitian empiris mungkin tidak hanya berbeda karena struktur sampel dan periode sampel yang berbeda, tetapi sehubungan juga dengan ukuran kualitas audit yang telah diterapkan. Oleh karena itu, bukan hanya menjadi implikasi penting untuk penelitian, tetapi secara khusus juga bagi para pembuat kebijakan. Dalam praktiknya dimungkinkan untuk mempertimbangkan hasil audit empiris dan penelitian akuntansi untuk tindakan kebijakan masa depan. Adapun saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini hanya mencerminkan sebagian kecil topik

yang di bahas yang berkaitan dengan kualitas audit, masih banyak topik yang dapat dikemukakan untuk penelitian selanjutnya.

2. Variabel lain dapat ditambahkan untuk melihat pengaruhnya terhadap kualitas audit, selain audit fee dan independensi, karena mungkin riset ini secara tidak sengaja dalam proses peyapihannya banyak menggunakan artikel dengan dua topik tersebut.

3. Karena perkembangannya maka pekerjaan auditor semakin rumit dan kompleks oleh karena itu, banyak penelitian dengan topik yang sama akan memberika hasil yang berbeda.

4. Saran untuk penelitian berikutnya adalah menambah kata kunci pencarian atau variable yang digunakan. Dari tinjauan literatur ini dapat diidentifikasikan bahwa masih ada kesenjangan

3. Arah riset ke depan topik Audit Quality Riset ini mengidentifikasi terkait Penilaian Kualitas Audit

dengan penelitian yang memperhitungkan pengaruh dari banyak variable secara umum. Secara keseluruhan masih banyak topik lain yang dapat secara lebih luas dibahas berkaitan dengan kualitas audit, seperi dalam beberapa dekade terakhir, Dewan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards Board-IASB) dan Dewan Standar akuntansi Keuangan (Financial Accounting Standards Board-FASB) telah menetapkan standar yang mempertegas pentingnya pembuktian berdasarkan penilaian pasar penyedia jasa layanan audit, terlepas dari kondisi pasar penyedia jasa layanan audit tersebut. Standar tersebut juga telah mengadopsi praktek penetapan standar detil untuk mengatasi permasalah yang muncul dalam proses pelaksanaan audit, namun pada akhirnya malah menimbulkan permasalahan baru. Hal ini telah membuat pekerjaan auditor menjadi lebih rumit. Kerumitan dan kompleksitas pekerjaan audit inilah lahan yang masih banyak belum di kaitkan satu dengan yang lain.

7.5 SIMPULAN

Topik dari review yang dilakukan dalam riset ini merupakan topik penelitian popular secara umum di bidang audit dan akuntansi seluruh dunia. Artikel yang dijadikan sampel adalah artikel yang memenuhi kriteria kata kunci pencarian dengan menggunakan bantuan software Publish or Perish dan beberapa proses peyapihan. Hasil yang didapatkan sejumlah 180 artikel dari 986 atau hanya sekitar 18 % yang dijadikan sampel hasil seleksi dan terdapat dua topik populer yang populer dalam riset ini yaitu Audit fee dan Auditor Independence. Topik audit fee menjelaskan bagaimana setiap pihak yang melakukan kerjasama dapat mendesain kontrak untuk menekan biaya karena asimetris informasi dan kondisi ketidakpastian. Sedangkan topik Auditor independence mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum.

Page 163: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

124 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

pengetahuan yang perlu diisi sebagai salah satu bentuk kontribusi nyata guna memperkaya literatur kualitas audit dan menghindari replikasi riset

7.6 DAFTAR PUSTAKA Augustine O. Okolie .2014. “Auditor Tenure, Auditor Independence

And Accrual–Based Earnings Management Of Quoted Companies In Nigeria” .European Journal of Accounting Auditing and Finance Research. Vol.2.No.2, pp.63-90

Bamahros, Hasan Mohammed and Wan Nordin Wan-Hussin .2015.” Non-Audit Services, Audit Firm Tenure And Earnings Management In Malaysia”. Asian Academy Of Management Journal Of Accounting And Finance. Vol. 11, No. 1, 145–168,

Batubara, Rizal Iskandar. 2008. Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan,Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Tesis. Universitas Sumatera Utara Medan.

Elder, Randal J, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, dan Amir Abadi Jusuf. 2011. Jasa Audit dan Assurance. Pendekatan Terpadu. Jakarta: Salemba Empat.

Elfarini, Eunike Christina. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Penelitian. Universitas Negeri Semarang.

Farouk, Musa Adeiza and Shehu Usman Hassan.2014. “Impact of Audit Quality and Financial Performance of Quoted Cement Firms in Nigeria”. International Journal of Accounting and Taxation.Vol. 2, No. 2, pp. 01-22

Gammal, W,E. 2012. “Determinants of Audit Fees : Evidence From Lebanon.”Journal International Business Research. Vol.5, No.11,pp.136-143.

Gros, Marius and Daniel Worret.2014. “The challenge of measuring audit quality: some evidence “.International. Journal Critical Accounting, Vol. 6, No. 4, pp.345-374

Hartadi, Bambang. 2009. Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Jakarta Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, pp:84-103.

Page 164: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

125Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Ilaboya, O. J. PhD And Okoye.2015. Relationship between Audit Firm Size, Non-Audit Services and Audit Quality. DBA Africa Management Review. Vol 5 No.1, 2015. Pp 1-10

Kurniasih, Margi dan Abdul Rohman .2014. “Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, Dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit”. Diponegoro Journal Of Accounting.Vol. 3, No. 3, Hal. 1-10

Miller, S. E. 2009. Governance MechanismsAs Moderators Of Agency Costs In A Pre-SOX Environment. Journal of Business & Economics Research 7(10): 1532.

Nawaiseh, Mohammad Ebrahim.2016.”Impact of External Audit Quality on Earnings management by Banking Firms: Evidence from Jordan” British Journal of Applied Science & Technology .vol.12, no.2, pp.1-14

Nindita, C dan Siregar, S.V. 2012. ”Analisis Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit di Indonesia.”Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.14, No.2,pp.91-103

Octavia,Evi dan Nor Rasyid Widodo. 2015. “The Effect of Competence and Independence Of Auditors on the Audit quality” . Research Journal of Finance and Accounting.Vol.6, No.3, pp.

Pratistha K. Dwiyani dan Ni Luh Sari Widhiyani.2014.”Pengaruh Independensi Auditor Dan Besaran Fee Audit Terhadap Kualitas Proses Audit” E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana vol.6 no.3 pp.419-428

Tjun, Lauw Tjun, Elyzabet Indrawati Marpaung dan Santy Setiawan.2012.”Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Akuntansi Vol.4 No.1. pp. 33-56

pengetahuan yang perlu diisi sebagai salah satu bentuk kontribusi nyata guna memperkaya literatur kualitas audit dan menghindari replikasi riset

7.6 DAFTAR PUSTAKA Augustine O. Okolie .2014. “Auditor Tenure, Auditor Independence

And Accrual–Based Earnings Management Of Quoted Companies In Nigeria” .European Journal of Accounting Auditing and Finance Research. Vol.2.No.2, pp.63-90

Bamahros, Hasan Mohammed and Wan Nordin Wan-Hussin .2015.” Non-Audit Services, Audit Firm Tenure And Earnings Management In Malaysia”. Asian Academy Of Management Journal Of Accounting And Finance. Vol. 11, No. 1, 145–168,

Batubara, Rizal Iskandar. 2008. Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan,Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Tesis. Universitas Sumatera Utara Medan.

Elder, Randal J, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, dan Amir Abadi Jusuf. 2011. Jasa Audit dan Assurance. Pendekatan Terpadu. Jakarta: Salemba Empat.

Elfarini, Eunike Christina. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Penelitian. Universitas Negeri Semarang.

Farouk, Musa Adeiza and Shehu Usman Hassan.2014. “Impact of Audit Quality and Financial Performance of Quoted Cement Firms in Nigeria”. International Journal of Accounting and Taxation.Vol. 2, No. 2, pp. 01-22

Gammal, W,E. 2012. “Determinants of Audit Fees : Evidence From Lebanon.”Journal International Business Research. Vol.5, No.11,pp.136-143.

Gros, Marius and Daniel Worret.2014. “The challenge of measuring audit quality: some evidence “.International. Journal Critical Accounting, Vol. 6, No. 4, pp.345-374

Hartadi, Bambang. 2009. Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Jakarta Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, pp:84-103.

Page 165: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

126 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

8.1 PENDAHULUAN

Dampak yang disebabkan oleh manusia terhadap bumi sudah menjadi dua kali lipat 45 tahun kebelakang ini dan terus berkembang dengan bukti bahwa manusia secara rata-rata menggunakan 2.7 global hektar per kapita, melebihi estimasi kapasitasnya yaitu 2.1 global hektar per kapota (Peattie & Collins, 2009; World Wide Fund for nature (WWF), 2008). Yang mana penggunaan yang melebihi ratarata tersebut menyebabkan dan berkontribusi terhadap perubahan iklim, polusi, penurunan habitat, dan ekpolitasi yang berlebihan akan banyak spesies. Untuk mengontrol dampak yang dihasilkan oleh manusia terhadap bumi ini, pada tahun 2008 menekankan aksi yang harus dilakukan secepatnya untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi untuk mempromosikan sustainable development. Perusahaan mempunyai peran penting dalam hal ini, yaitu melaporkan dampak dari aktifitasnya. Kesediaan perusahaan atau organisasi untuk menyediakan laporan tersebut terhdapp stakeholders yang berhubungan dengan perusaah tesebut membantu perusahaan untuk mempertahankan izin sosial mereka utuk beroperasi. (Aras & Crowther, 2009)

Laporan berkelanjutan merupakan sebuah bentuk dari pelaporan yang bernilai dimana sebuah organisasi secara terbuka mengkomunikasian performa ekoomi, lingkungan dan sosialnya. Laporan berkelanjutan menyajikan pelaporan organisasi tentang kinerja berkelanjutan yang seimbang dan wajar, termasuk

Page 166: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

127Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

didalamnya kontribusi organisasi yang positif dan negatif. Namun, tujuannya tidak mempertimbangkan dimensi waktu, atau interaksi antara dimensi keberlanjutan yang berbeda-beda. (Lozano, 2011).

Global Reporting Initiative (2006) mendefinisikan laporan berkelanjutan sebagai “praktek dari pengukuran, pengungkapan dan bertanggung jawab atas performa organisasi dalam rangka pencapaian sustainable development. Yang pada intinya, laporan berkelanjutan merupakan pengungkapan berbagai aspek dari area yang berkelanjutan, baik dari perspektif stakeholders internal maupun eksternal.

Laporan berkelanjutan dipercaya sebagai fondasi dalam menjaga dan meningkatan nilai dari perusahaan melalui beberapa strategi seperti–meningkatkan hubungan dengan stakeholders, akses klien lebih baik, keloyalan klien, produk-produk baru, pasar baru, brand image yang bagus, moral karyawan lebih meningkatan, retention and loyalty, penghindaran resiko, akses terhadap modal lebih mudah, mengukuhkan perizinan operasi, penghematan biaya, produktifitas dan masih banyak lainnya (Warren & Thomsen, 2012)

King (2002) mendapatkan bahwa laporan berkelanjutan yang terintegrasi secara signifikan mengukuhkan hubungan antara perusahaan dengan masyarakat luas dalam pengoperasiannya. Dengan mengebelakangkan kepentingan stakeholders yang bisa berpengaruh terhadap image publik perusahaan, yang secara tidak sengaja mempengaruhi performa finansial perusahaan. 8.2 KAJIAN PUSTAKA A. Teori Legitimasi

Lindblom (1993) mendefinisikan sebagai “kondisi yang ada dimana sistem penilaian sebuah entitas sejalan dengan sistem penilaian yang ada di masyarakat.” Sesuai dengan teori ini, sangat penting untuk sejalan dengan norma sosial yang ada dan ekspektasi untuk memastikan kelangsungan hidup sebuah entitas dalam jangka waktu panjang. Pendukung dari teori ini (Patten, 1992; Deegan, 2000) berargumentasi bahwa laporna berkelanjutan bisa mengurangi resiko aksi regulasi dan

8.1 PENDAHULUAN

Dampak yang disebabkan oleh manusia terhadap bumi sudah menjadi dua kali lipat 45 tahun kebelakang ini dan terus berkembang dengan bukti bahwa manusia secara rata-rata menggunakan 2.7 global hektar per kapita, melebihi estimasi kapasitasnya yaitu 2.1 global hektar per kapota (Peattie & Collins, 2009; World Wide Fund for nature (WWF), 2008). Yang mana penggunaan yang melebihi ratarata tersebut menyebabkan dan berkontribusi terhadap perubahan iklim, polusi, penurunan habitat, dan ekpolitasi yang berlebihan akan banyak spesies. Untuk mengontrol dampak yang dihasilkan oleh manusia terhadap bumi ini, pada tahun 2008 menekankan aksi yang harus dilakukan secepatnya untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi untuk mempromosikan sustainable development. Perusahaan mempunyai peran penting dalam hal ini, yaitu melaporkan dampak dari aktifitasnya. Kesediaan perusahaan atau organisasi untuk menyediakan laporan tersebut terhdapp stakeholders yang berhubungan dengan perusaah tesebut membantu perusahaan untuk mempertahankan izin sosial mereka utuk beroperasi. (Aras & Crowther, 2009)

Laporan berkelanjutan merupakan sebuah bentuk dari pelaporan yang bernilai dimana sebuah organisasi secara terbuka mengkomunikasian performa ekoomi, lingkungan dan sosialnya. Laporan berkelanjutan menyajikan pelaporan organisasi tentang kinerja berkelanjutan yang seimbang dan wajar, termasuk

Page 167: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

128 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

pemboikotan dari para stakeholder, and mengukuhkan perizinan perusahaan untuk beroperasi.

B. Teori Stakeholder

Stakeholders ditujukkan kepada para individu, kelompok atau organisasi yang mempengaruhi atau dipengaruhi ieg operasi dan keputusan dari perusahaan. Menurut Freeman (1984), teori stakeholder menyampaikan bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab terhadap jajaran stakeholders, selain dari stakeholders seperti kreditor, klien, pemasok, karyawan, pemerintah, komunitas, lingkungan, generasi masa depan, dll.

C. Teori Agensi

Teori agensi berdasarkan atas hubungan prinispal-agent yang ada pada pemilik dan para manajer. Teori ini mendapatkan perhatian lebih pada kasus yang berkaitan dengan corporate governance. Sangat umum terdapat konflik kepentingan dan terdapat asimetri informasi manajer perushaan (yang ada di dalam perusahaan) dan shareholders dan stakeholders lainnya (yang ada di luar perusahaan). Tidak adanya keterbukaan terhadap publik oleh perusahaan, jumlah resiko yang dialami para investor naik dengan signifikan (de Klerk & de Villiers, 2012) Yang menyebabkan pasar menganggap rendah nilai saham atau permintaan pengembalian dari perusahaan tidak diungkapkan secara benar. Laporan berkelanjutan mengurangi asimetri informasi dan resiko yang dialami oleh para investor, meningkakan efisiensi market dan mengurangi biatya modal untuk perusahaan (Dhaliwal et al., 2011; Warren & Thomsen, 2012)

D. Studi riset tentang Laporan Berkelanjutan

Cukup banyak penelitian yang dilakukan mengenai laporan berkelanjutan dalam rentang waktu 2002-2019

Page 168: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

129Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Topik ini dipilih karena dengan semakin pentingnya dampak yang diberikan oleh perusahaan terhadap bumi didukung oleh terjadinya perubahan ilklim dan lingkungan di dunia dan semakin sadarnya jajaran stakeholders yang berhubungan dengan perusahaan akan peran penting sebuah perusaaan atas pertanggung jawaban dari pengoperasiaannya.

Riset ini menjelaskan topik yang dibahas pada penelitian sebelumnya mengenai laporan berkelanjutan dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perusahaantahun 2002-2019.

8.3 METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan pada paper ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan tematik literarure review. Metode riset disusun berdasarkan pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh antara pengungkapan laporan

berkelanjutan terhadap kinerja finansial perusahaan? 2. Apa yang dipengaruhi laporan berkelanjutan terhadap kinerja

perusahaan?

Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling dengan teknik sampling sistematis. Teknik pengambilan sampel menggunakan aplikasi Publish or perish dengan memasukkan tittle words: sustainability reporting on financial performance dengan rentang tahun 2000-2020. Berikut alur pengambilan sampel dalam paper ini:

Dalam paper ini proses menganalisis data yang dilakukan

sebagai berikut:

pemboikotan dari para stakeholder, and mengukuhkan perizinan perusahaan untuk beroperasi.

B. Teori Stakeholder

Stakeholders ditujukkan kepada para individu, kelompok atau organisasi yang mempengaruhi atau dipengaruhi ieg operasi dan keputusan dari perusahaan. Menurut Freeman (1984), teori stakeholder menyampaikan bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab terhadap jajaran stakeholders, selain dari stakeholders seperti kreditor, klien, pemasok, karyawan, pemerintah, komunitas, lingkungan, generasi masa depan, dll.

C. Teori Agensi

Teori agensi berdasarkan atas hubungan prinispal-agent yang ada pada pemilik dan para manajer. Teori ini mendapatkan perhatian lebih pada kasus yang berkaitan dengan corporate governance. Sangat umum terdapat konflik kepentingan dan terdapat asimetri informasi manajer perushaan (yang ada di dalam perusahaan) dan shareholders dan stakeholders lainnya (yang ada di luar perusahaan). Tidak adanya keterbukaan terhadap publik oleh perusahaan, jumlah resiko yang dialami para investor naik dengan signifikan (de Klerk & de Villiers, 2012) Yang menyebabkan pasar menganggap rendah nilai saham atau permintaan pengembalian dari perusahaan tidak diungkapkan secara benar. Laporan berkelanjutan mengurangi asimetri informasi dan resiko yang dialami oleh para investor, meningkakan efisiensi market dan mengurangi biatya modal untuk perusahaan (Dhaliwal et al., 2011; Warren & Thomsen, 2012)

D. Studi riset tentang Laporan Berkelanjutan

Cukup banyak penelitian yang dilakukan mengenai laporan berkelanjutan dalam rentang waktu 2002-2019

Page 169: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

130 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

1. Menentukan artikel yang akan dibahas dengan bantuan Publish or Perish

2. Penyeleksian artikel yang ditemukan yang sesuai dengan topik pembahasan dengan langkah sebagai berikut: a. Artikel yang digunakan sesuai dengan kata kunci yaitu

sustainability reporting on financial performance b. Jika terdapat judul yang tidak sesuai dari kata kunci yang telah

ditetapkan maka tidak dimasukkan sebagai sampel 3. Pengklasifikasian artikel berdasarkan

a. Tahun Publikasi (2002-2019) b. Topik riset

4. Setelah dilakukan penyeleksian dan pengklasifikasian, terdapat 12 artikel yang sesuai dengan topik pembahasan pada rentang tahun 2002-2019

Tabel 8.1 Jumlah artikel yang sesuai dengan topik pembahasan

dan tahun yang ditentukan Tahun Jumlah Artikel 2002 1 2006 1 2010 1 2013 1 2014 1 2015 1 2016 1 2017 1 2018 1 2019 1

8.4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Topik penelitian yang dibahas pada penelitian pengaruh

laporan berkelanjutan terhadap kinerja keuangan Berdasarkan pertanyaan pertama yaitu apakah terdapat

pengaruh laporan berkelanjutan terhadap kinerja keuangan. Terdapat berbagai hasil yang didapatkan atas penelitian tersebut.

Page 170: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

131Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Terdapat positif, negatif, tidak ada hubungan signifikan, dan hubungan mix antara laporan berkelanjutan terhadap kinerja keuangan.

Gambar 8.1 Metadata Topik yang sering diteliti

Baumunk (2009) menyebutkan bahwa keuntungan

pengungkapan laporan berkelanjutan 1) meingkatnya permintaan untuk penawaran dari perusahaan dan 2) menaikkan harga saham pada perusahaan. Dalam penelitiannya, Ngwakwe (2009) dengan 3 indikator sustainability-nya yaitu: kesehatan dan keamanan karyawan; manajemen pembuangan; dan pengembangan komunitas, mengungkapkan terdapat hubungan positif antara laporan berkelanjutan dengan kinerja keungan dengan menghasilkan meningkatnya ROA; berkurangnya jumlah yang harus dibayarkan untuk denda, penalti dan kompensasi; dan meningkatkan hubungan dengan stakeholder.

Pada penelitiannya Khaveh et. Al (2012) dan N. Burhan and Rahmanti (2012) menghasilkan bahwa terdapat hasil yang positif antara laporan berkelanjutan dengan kinerja perusahaan serta penghasilannya. Walaupun hanya secara pengungkapan kinerja sosial yang berpengaruh terhadap perusahaan.

Cornier dan Magnan (2007) berargumentasi bahwa ada beberap biaya dan ancaman yang bisa muncul atas pengungkapan seperti R&D, produk dan proses inovasi, pendekatan manajemen

1. Menentukan artikel yang akan dibahas dengan bantuan Publish or Perish

2. Penyeleksian artikel yang ditemukan yang sesuai dengan topik pembahasan dengan langkah sebagai berikut: a. Artikel yang digunakan sesuai dengan kata kunci yaitu

sustainability reporting on financial performance b. Jika terdapat judul yang tidak sesuai dari kata kunci yang telah

ditetapkan maka tidak dimasukkan sebagai sampel 3. Pengklasifikasian artikel berdasarkan

a. Tahun Publikasi (2002-2019) b. Topik riset

4. Setelah dilakukan penyeleksian dan pengklasifikasian, terdapat 12 artikel yang sesuai dengan topik pembahasan pada rentang tahun 2002-2019

Tabel 8.1 Jumlah artikel yang sesuai dengan topik pembahasan

dan tahun yang ditentukan Tahun Jumlah Artikel 2002 1 2006 1 2010 1 2013 1 2014 1 2015 1 2016 1 2017 1 2018 1 2019 1

8.4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Topik penelitian yang dibahas pada penelitian pengaruh

laporan berkelanjutan terhadap kinerja keuangan Berdasarkan pertanyaan pertama yaitu apakah terdapat

pengaruh laporan berkelanjutan terhadap kinerja keuangan. Terdapat berbagai hasil yang didapatkan atas penelitian tersebut.

Page 171: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

132 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

resiko, eco-efficiency, training dan pengembangan, dll. Kompetitor, regulator dan kelompok lainnya mungkin bisa menggunakan informasi tersebut yang menghasilkan kalah kompetisi akan kebocoran informasi. Keterlibatan sustainability menyebabkan meningkatkannya biaya dan bisa memberikan efek negatif pada kinerja keuangan perusahaan dalam jangka dekat.

Lopez et al. (2007) mendapatkan hasil negatif daripada prkatek laporan keberlanjutan dalam kinerja jangka pendek. Begitu pula dengan Detre dan Gunderson (2011) mendapatkan hasil negatif dalam kinerja jangka pendek dan dipengaruhi adanya biaya yang harus dikeluarkan karena ada inisiasi yang berhubungan dengan sustainable development.

2. Analisis Hasil Riset Populer

Gambar 8.2 Hasil Riset Populer

a. Corporate Disclosure Dalam membuat sebuah investasi, seorang investor juga butuh

untuk mempertimbangkan aktifitas daripada perusahaannya tersebut. Selain itu, investor juga membutuhkan konsiderasi informasi lainnya seperti apakah perusahaan dapat mengatasi

Page 172: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

133Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

situasi masalah lingkungan dan sosial di sekitar perusahaan melalui pengungkapan di laporan berkelanjutan.

Murray et al. (2006) pada perusahaan yang dia teliti melihat pengungkapan kinerja sosial dan lingkungan serrta kinerja pasar keuangannya. Pengungkapan sosial dan lingkungannya diukur dengan banyaknya jumlah halaman pengungkapan sosial dan lingkungannya bagian sukarela maupun wajib pada laporan tahunannnya dalam jangka waktu 10 tahun. Dan tidak ditemukannya hubungan langsung antara reaksi pasar dan pelaporan.

3. Riset masa depan terkait topik pengaruh laporan berkelanjutan

terhadap kinerja keuangan Riset ini meneliti mengenai pengaruh laporan berkelanjutan

terhadap kinerja keuangan. Namun masih banyak sisi yang bisa dibahas dalam topik ini seperti bentuk pengaruhnya dari stakeholder yang tidak berhubungan langsung dengan perusahaan seperti masyarakat luas. Karena kebanyakan penelitian masih berfokus kepada stakeholder yang mempunyai direct relation sehingga dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.

Penggunaan sistematis pendekatan yang lebih terpilah, dengan menguji secara terpisah dampak yang diberikan pada masing-masing dimensi sustainability-nya (contoh: sosial, ekonomi, lingkungan, dan kepemerintahan), jadi akan lebih jelas dan detail hubungan antara praktek pelaporan berkelanjutan dengan kinerja keuangan. 8.5 SIMPULAN

Dalam review paper ini topik yang dipilih adalah pengaruh laporan berkelnjutan terhadap kinerja keuangan. Artikel yang digunakan sebagai sampel pada paper ini adala artikel yang memenuhi kriteria kata kunci pencarian tittle keywordsí pada aplikasi Publish or Perish. Dengan 12 artikel yang dijadiken sampel. Topik yang dibahas adalah bagaimana pengungkapan laporan berkelanjutan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan terutama

resiko, eco-efficiency, training dan pengembangan, dll. Kompetitor, regulator dan kelompok lainnya mungkin bisa menggunakan informasi tersebut yang menghasilkan kalah kompetisi akan kebocoran informasi. Keterlibatan sustainability menyebabkan meningkatkannya biaya dan bisa memberikan efek negatif pada kinerja keuangan perusahaan dalam jangka dekat.

Lopez et al. (2007) mendapatkan hasil negatif daripada prkatek laporan keberlanjutan dalam kinerja jangka pendek. Begitu pula dengan Detre dan Gunderson (2011) mendapatkan hasil negatif dalam kinerja jangka pendek dan dipengaruhi adanya biaya yang harus dikeluarkan karena ada inisiasi yang berhubungan dengan sustainable development.

2. Analisis Hasil Riset Populer

Gambar 8.2 Hasil Riset Populer

a. Corporate Disclosure Dalam membuat sebuah investasi, seorang investor juga butuh

untuk mempertimbangkan aktifitas daripada perusahaannya tersebut. Selain itu, investor juga membutuhkan konsiderasi informasi lainnya seperti apakah perusahaan dapat mengatasi

Page 173: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

134 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

pada bagian keuangan. Dengan tujuan pengungkapan tersebut untuk mengurangi asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan stakeholders yang ada.

Saran untuk penelitian berikutnya adalah dengan menambahkan kata kunci pencarian atau variabel yang bisa mendukung literatur review lebih dalam lagi. 8.6 DAFTAR PUSTAKA Aggarwal, P. SUSTAINABILITY REPORTING AND ITS IMPACT ON

CORPORATE FINANCIAL PERFORMANCE: A LITERATURE REVIEW. Indian Journal of Commerce and … 51–59 (2013).

Garg, P. Impact of Sustainability Reporting on Firm Performance of Companies in India. Int. J. Mark. Bus. Commun. 4, 38–45 (2015).

Gray, R. & Milne, M. J. Sustainability Reporting : Who ’ s Kidding Whom ? Chart. Accountants J. New Zeal. 81, 66–70 (2002).

Hapsoro, D. & Husain, Z. F. Does sustainability report moderate the effect of financial performance on investor reaction? Evidence of Indonesian listed firms. Int. J. Bus. 24, 308–328 (2019).

Hussain, N., Rigoni, U. & Cavezzali, E. IMPACT OF SUSTAINABILITY REPORTING ON FINANCIAL PERFORMANCE: AN EMPIRICAL STUDY OF GLOBAL FORTUNE (N100) FIRMS. 1–49 (2014).

Nnamani, J. N., Onyekwelu, U. L. & Ugwu, O. K. Effect of sustainability accounting and reporting of financial performance of firms in nigeria brewery sector. Eur. J. Bus. Inov. Res. 5, 1–15 (2017).

Reddy, K. & Gordon, L. The effect of sustainability reporting on financial performance: An empirical study using listed companies. (researchcommons.waikato.ac.nz, 2010).

Reporting, S. Sustainability Reporting and Its Impact on Financial Performance: A Study of the Sri Lankan Financial Sector. 05, 1–27 (2019).

Safitri, D. A. the Effect of Sustainability Report Disclosure on Financial and Market Performance of Indonesian Companies. Russ. J. Agric. Socio-Economic Sci. 81, 185–192 (2018).

Page 174: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

135Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Shilpa S. Motwani, D. H. B. P. Evaluating the Impact of Sustainability Reporting on Financial Performance of. Int. J. Res. IT Manag. 6, 14–23 (2016).

Simionato, E. Sustainability Reporting and its Impact on Corporate Financial Performance. (dspace.unive.it, 2014).

Thanjunpong, S., Awirothananon, T. & Dechsiti, P. the Impact of Privatisation on Firm Performance in China. 19, 59–112 (2006).

pada bagian keuangan. Dengan tujuan pengungkapan tersebut untuk mengurangi asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan stakeholders yang ada.

Saran untuk penelitian berikutnya adalah dengan menambahkan kata kunci pencarian atau variabel yang bisa mendukung literatur review lebih dalam lagi. 8.6 DAFTAR PUSTAKA Aggarwal, P. SUSTAINABILITY REPORTING AND ITS IMPACT ON

CORPORATE FINANCIAL PERFORMANCE: A LITERATURE REVIEW. Indian Journal of Commerce and … 51–59 (2013).

Garg, P. Impact of Sustainability Reporting on Firm Performance of Companies in India. Int. J. Mark. Bus. Commun. 4, 38–45 (2015).

Gray, R. & Milne, M. J. Sustainability Reporting : Who ’ s Kidding Whom ? Chart. Accountants J. New Zeal. 81, 66–70 (2002).

Hapsoro, D. & Husain, Z. F. Does sustainability report moderate the effect of financial performance on investor reaction? Evidence of Indonesian listed firms. Int. J. Bus. 24, 308–328 (2019).

Hussain, N., Rigoni, U. & Cavezzali, E. IMPACT OF SUSTAINABILITY REPORTING ON FINANCIAL PERFORMANCE: AN EMPIRICAL STUDY OF GLOBAL FORTUNE (N100) FIRMS. 1–49 (2014).

Nnamani, J. N., Onyekwelu, U. L. & Ugwu, O. K. Effect of sustainability accounting and reporting of financial performance of firms in nigeria brewery sector. Eur. J. Bus. Inov. Res. 5, 1–15 (2017).

Reddy, K. & Gordon, L. The effect of sustainability reporting on financial performance: An empirical study using listed companies. (researchcommons.waikato.ac.nz, 2010).

Reporting, S. Sustainability Reporting and Its Impact on Financial Performance: A Study of the Sri Lankan Financial Sector. 05, 1–27 (2019).

Safitri, D. A. the Effect of Sustainability Report Disclosure on Financial and Market Performance of Indonesian Companies. Russ. J. Agric. Socio-Economic Sci. 81, 185–192 (2018).

Page 175: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

136 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Dr. Yusar Sagara, SE., Ak., M.Si. lahir di Sukabumi pada 9 Mei 1986 adalah seorang Pemikir, Pengajar dan Peneliti di almamaternya UIN Ciputat sejak 2008. Gelar Sarjana di bidang Akuntansi diperolehnya dari Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS) UIN Ciputat (2008). Celakanya ketika kuliah menghabiskan banyak waktu di Perpustakaan untuk membaca karya-

karya filusuf, sastrawan, budayawan dan agamawan sampai terkadang lupa bahwa dirinya kelak akan menjadi seorang akuntan. Kesukaanya membaca buku apapun menjadikan pribadinya sangat terbuka dan menerima terhadap apapun. Bahkan, pergaulan keseharian nya lebih banyak dihabiskan dengan ngobrol-ngobrol dan membina komunitas-komunitas social. Sejak awal itu yang membuatnya menjadi percaya diri untuk mengajar, membaca adalah kebahagiaan. Melanjutkan Pendidikan Profesi Akuntansi (Ak) dan Master Sains (M.Si) pada Universitas Trisakti (2012) dan Menyelesaikan Pendidikan Doktor Ilmu Akuntansi dari Universitas Padjadjaran (2019). Minat Penelitian dan Pengajaran utamanya bidang Akuntansi Manajemen, Aspek Perilaku Manusia untuk Akuntansi dan Tata Kelola Organisasi Publik. Sejumlah penelitian telah dilakukan diantaranya Martulitas Sistem Penganggaran Badan Layanan Umum di Kementerian Agama (2020). Survei dan Pemeringkatan Good Public Governance di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (2019), Survei Kematangan dan Pemeringkatan Good University Governance di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (2018), Tata Kelola Akademik dan Non

Page 176: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

137Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Dr. Yusar Sagara, SE., Ak., M.Si. lahir di Sukabumi pada 9 Mei 1986 adalah seorang Pemikir, Pengajar dan Peneliti di almamaternya UIN Ciputat sejak 2008. Gelar Sarjana di bidang Akuntansi diperolehnya dari Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS) UIN Ciputat (2008). Celakanya ketika kuliah menghabiskan banyak waktu di Perpustakaan untuk membaca karya-

karya filusuf, sastrawan, budayawan dan agamawan sampai terkadang lupa bahwa dirinya kelak akan menjadi seorang akuntan. Kesukaanya membaca buku apapun menjadikan pribadinya sangat terbuka dan menerima terhadap apapun. Bahkan, pergaulan keseharian nya lebih banyak dihabiskan dengan ngobrol-ngobrol dan membina komunitas-komunitas social. Sejak awal itu yang membuatnya menjadi percaya diri untuk mengajar, membaca adalah kebahagiaan. Melanjutkan Pendidikan Profesi Akuntansi (Ak) dan Master Sains (M.Si) pada Universitas Trisakti (2012) dan Menyelesaikan Pendidikan Doktor Ilmu Akuntansi dari Universitas Padjadjaran (2019). Minat Penelitian dan Pengajaran utamanya bidang Akuntansi Manajemen, Aspek Perilaku Manusia untuk Akuntansi dan Tata Kelola Organisasi Publik. Sejumlah penelitian telah dilakukan diantaranya Martulitas Sistem Penganggaran Badan Layanan Umum di Kementerian Agama (2020). Survei dan Pemeringkatan Good Public Governance di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (2019), Survei Kematangan dan Pemeringkatan Good University Governance di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (2018), Tata Kelola Akademik dan Non

Akademik Perguruan Tinggi Badan Hukum di Indonesia (2017) dan Model Integrasi Unit Bisnis di BLU UIN Ciputat (2016). Meraih penghargaan sebagai peneliti terbaik dari Rektor UIN Ciputat Tahun 2014.

Terlibat kolaborasi Penelitian dan Penulisan Buku Monograf dengan UNPAD diantaranya Implementasi Penganggaran Pada Perguruan Tinggi Badan Hukum di Indonesia (2018) untuk Hibah Internal Kompetensi Dosen UNPAD, Good Government Governance Kementerian/Lembaga di Indonesia (2018) dan Kinerja Kementerian/Lembaga di Indonesia (2017-2020) untuk Academic Leadership Grand (ALG) Profesor. Good Project Governance dan Kinerja Proyek (Survei pada Proyek-Proyek KPBU Pembangunan Jalan Tol yang Dilaksanakan oleh Badan Usaha Jalan Tol di Indonesia) (2019-sekarang). Kualitas Pelaporan Keuangan Kementerian dan Lembaga di Indonesia (2018- sekarang) dan Kontributor Chapter Buku Monograf diterbitkan UNPAD Press diantaranya adalah Analisis Implementasi Penganggaran Partisipatif Pada Perguruan Tinggi Badan Hukum Di Indonesia (2020), Intenet Financial Reporting (2019) dan Sistem Informasi Akuntansi untuk Organisasi Publik (2018).

Menulis dan menerbitkan hasil penelitian pada Jurnal Internasional Scopus Q2 dengan judul Influence Audit Committee Effectiveness on The Integrated Reporting Implementation and Its Impact on Firm Risk. Jurnal Nasional diantaranya Profesionalisme Internal Auditor dan Intensi Melakukan Whistleblowing (2013), Pengaruh Good Corporate Governance, Karakteristik Perusahaan Dan Regulasi Pemerintah Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (2015), Penguatan Ekonomi Kerakyatan Melalui Baitul Maal Tamwil (BMT) Sebagai Balai Usaha Mandiri Rakyar Terpadu (BURT) (2016), The Effect Of Profitability, Value, Size and Managerial Discretion On Disclourse Of Stock Return (2018), Studi Fenomenologis Tentang Implementasi Tata Kelola Perguruan Tinggi Badan Hukum di Indonesia (2019). Menulis Buku Teori Akuntansi (2019) PUSLIPEN UIN Jakarta, Aplikasi Model Activity Based Costing Systems untuk Standar Biaya di Perguruan Tinggi (2013) UIN Jakarta Press, Auditing dilengkapi Kasus dan Pembahasan Kasus (2013) UIN

Page 177: KAJIAN TEMATIK AKUNTANSI AKTUAL

138 Kajian TematikPenelitian Akuntansi Aktual

Jakarta Press, Manajemen Keuangan Pendidikan (2011) Lembaga Penelitian UIN Jakarta.

Pernah menjabat sebagai Auditor Internal SPI BLU UIN Ciputat (2008-2012), Wakil Direktur Syahida Inn UIN Ciputat (2016-2017). Manajer Syahida Inn UIN Ciputat (2015-2016), Akuntan Dharma Wanita UIN Ciputat (2009-2011), Sekretaris Pusat karier FEB UIN Ciputat (2013-2015), Mengagas pendirian Pusat Karier Universitas – UIN Ciputat tim 4 (2015). Editorial Board Jurnal Akuntabilitas FEB UIN Ciputat (2015-2017). Editor Pelaksana Media Ilmiah Akuntansi IAI KAPd Wilayah Jakarta-Banten (2012-2014). Pendiri dan Dewan Redaksi Jurnal Ilmiah Akuntansi Universitas Pamulang (2013-2014). Tenaga Ahli pada Kementerian Koperasi dan UKM (2015- 2018), Badan Wakaf Indonesia (2016-2018). Konsultan penyusunan SOP BPKAD Pemerintah Kota/Kabupaten Ciamis, Kuningan dan Mahakam Hulu (2017-2019).

Sebagai professional akuntan menekuni bidang akuntansi manajemen dan berhak atas sebutan CA, CMA, CPMA. Anggota Akuntan Utama IAI (2008-Sekarang), Anggota ICMA Indonesia (2014-sekarang), Anggota ICMA Australia (2014-Sekarang), Anggota Masyarakat Akuntansi Multiparadigma Indonesia (2018-Sekarang). Belakangan aktif sebagai pengagas sekaligus Direktur Rumah Mental Accounting Practice untuk UMKM di Indonesia (2020-Sekarang). Sekaligus sebagai Wakil Direktur NICT UIN Ciputat (2020-Sekarang) dan Konsultan Prima Global Indonesia (2008-Sekarang). Tim Pendirian Magister Akuntansi FEB UIN Ciputat (2020).

Penulis dapat dihubungi via email: [email protected]