32
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Tematik Terintegrasi Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu (PTT) Integrated Thematic Instruction (ITI) dikembangkan pertama kali pada tahun 1970-an di Amerika Serikat. Pembelajaran tematik terpadu ini awalnya dikembangkan untuk anak-anak yang bertalenta (gifted and talented) anak-anak yang cerdas, dan mampu belajar dengan cepat. PTT sebagai salah satu metode pembelajaran yang efektif (highly effective teaching metode) karena mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik dan akademik peserta didik baik didalam kelas maupun di luar kelas. Kemendikbud (2013:7) pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran dengan memadukan beberapa mata pelajaran melalui penggunaan tema dimana peserta didik tidak mempelajari materi mata pelajaran secara terpisah, semua mata pelajaran yang ada di sekolah dasar sudah melebur menjadi satu kegiatan pembelajaran yang diikat dengan tema. M Fadillah (2014: 176) pembelajaran tematik terintegrasi dimaksudkan bahwa pembelajaran tersebut dibuat per tema dengan mengacu karakteristik peserta didik dan dilaksanakan secara terintegrasi antara tema satu dengan yang lain maupun antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain. Mulyasa (2013:170) pembelajaran berbasis tematik integratif yang diterapkan pada pendidikan tingkat dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lainya. Prastowo (2013:233) mengemukakan bahwa pendekatan tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas pembelajaran tematik terintegratif merupakan pembelajaran dengan memadukan beberapa mata

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pembelajaran Tematik Terintegrasi

Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai

pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu (PTT) Integrated

Thematic Instruction (ITI) dikembangkan pertama kali pada tahun 1970-an di

Amerika Serikat. Pembelajaran tematik terpadu ini awalnya dikembangkan untuk

anak-anak yang bertalenta (gifted and talented) anak-anak yang cerdas, dan

mampu belajar dengan cepat. PTT sebagai salah satu metode pembelajaran yang

efektif (highly effective teaching metode) karena mampu mewadahi dan

menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik dan akademik peserta didik baik

didalam kelas maupun di luar kelas. Kemendikbud (2013:7) pembelajaran

tematik terpadu adalah pembelajaran dengan memadukan beberapa mata

pelajaran melalui penggunaan tema dimana peserta didik tidak mempelajari

materi mata pelajaran secara terpisah, semua mata pelajaran yang ada di sekolah

dasar sudah melebur menjadi satu kegiatan pembelajaran yang diikat dengan

tema.

M Fadillah (2014: 176) pembelajaran tematik terintegrasi dimaksudkan

bahwa pembelajaran tersebut dibuat per tema dengan mengacu karakteristik

peserta didik dan dilaksanakan secara terintegrasi antara tema satu dengan yang

lain maupun antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain. Mulyasa

(2013:170) pembelajaran berbasis tematik integratif yang diterapkan pada

pendidikan tingkat dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk

kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lainya.

Prastowo (2013:233) mengemukakan bahwa pendekatan tematik terpadu

merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai

kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas pembelajaran tematik

terintegratif merupakan pembelajaran dengan memadukan beberapa mata

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

5

pelajaran yang disajikan dalam suatu tema. Peserta didik tidak

mempelajari materi mata pelajaran secara terpisah.

Pembelajaran tematik terintegratif memiliki beberapa tujuan,

Kemendikbud (2013: 194) tujuan tematik terintegrasi sebagai berikut:

1. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu .

2. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata

pelajaran dalam tema yang sama.

3. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan

berkesan.

4. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengaitkan

berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.

5. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi

nyata seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran

lain.

6. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan

dalam konteks tema yang jelas.

7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara

terpadu dapat dipersiapkan dan sekaligus dapat diberikan dalam 2 atau 3

pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan.

8. Budi pekerti dan moral siswa dapat ditumbuh kembangkan dengan

mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.

Dalam pembelajaran tematik terintegrasi memiliki acuan utama di

dalamnya yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Menurut PP No.32 Tahun

2013 bahwa Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencangkup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Menurut M Fadillah (2014: 36) kegunaan SKL adalah sebagai

acuan utama dalam pengembangan Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian

Pendidikan, Standar Pendidik, dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan

Prasarana, Standar Pengelolaan, dan Standar Pembiayaan. Standar Kompetensi

Lulusan merupakan hal yang penting dalam pembelajaran tematik terintegratif,

karena SKL merupakan pedoman dalam penilaian penentuan kelulusan peserta

didik. Pada kurikulum 2013 untuk mencapai SKL peserta didik haruslah memiliki

tingkat kemampuan yang dinamakan dengan Kompetensi Inti (KI) yang

merupakan perubahan dari standar kompetensi pada kurikulum sebelumnya

(KTSP).

Mulyasa (2013:174) kompetensi inti merupakan oprasionalisasi Standar

Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki peserta didik

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

6

yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu,

yang menggambarkan kompetensi utama yang dikelompokan ke dalam aspek

sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk

suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi inti Kurikulum 2013

kelas 4 (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013) disajikan melalui tabel

2.1 berikut ini:

Tabel 2.1

Kompetensi Inti Kurikulum 2013 Kelas 4 Semester II

KOMPETENSI INTI

1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,

membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu secara kritis tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatanya, dan benda-benda yang

dijumpainya dirumah, sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis,

dalam karya dalam karya yang estetis dalam karya yang mencerminkan perilaku

anak bermain dan berakhlak mulia.

Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013.

Dalam pembelajaran tematik terintegratif, pembelajaran berfokus pada

tema tertentu. Tema pembelajaran di desain dengan mengintegrasikan beberapa

mata pelajaran. Hal ini menjadikan pembelajaran lebih bermakna khususnya bagi

siswa.Tema yang dimaksudkan dalam pembelajaran tematik adalah pokok pikiran

yang menjadi pokok pembicaraan (Depdiknas: 2008), yang ruang lingkupnya

meliputi seluruh mata pelajaran. Meskipun dalam pembelajaran tematik

terintegratif tidak mewajibkan untuk memasukan semua mata pelajaran di

dalamnya minimal dalam satu tema terdiri dari tiga mata pelajaran. Pencapaian

tujuan pembelajaran tematik ditentukan oleh standar kompetensi (SK) yang

pelaksanan oprasionalnya dirinci dalam kompetensi dasar (KD) .

Pembelajaran tematik untuk kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema dan

terdapat 15 subtema. Tema dan subtema secara rinci disajikan melalui tabel 2.2 di

halaman berikut ini:

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

7

Tabel 2.2

Tema dan Subtema Kelas 4 Semester II TEMA SUB TEMA

5 Pahlawanku 1 Perjuangan Para Pahlawan

2 Pahlawanku Kebanggaanku

3 Sikap Kepahlawanan

6 Indahnya Negeriku 1 Keanekaragaman Hewan dan Tumbuhan

2 Keindahan Alam Negeriku

3 Indahnya Peninggalan Sejarah

7 Cita-citaku 1 Aku dan Cita-citaku

2 Hebatnya Cita-citaku

3 Giat Berusaha Meraih Cita-cita

8 Tempat Tinggalku 1 Lingkungan Tempat Tinggalku

2 Keunikan Daerah Tempat Tinggalku

3 Aku Bangga dengan Daerah Tempat Tinggalku

9 Makananku Sehat dan

Bergizi

1 Makananku Sehat dan Bergizi

2 Manfaat Makanan Sehat dan Bergizi

3 Kebiasaan Makanku

Sumber: Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas IV Tema 8 Tempat

Tinggalku

Berdasarkan tabel 2.2 dalam pembelajaran tematik kelas 4 semester II

terdiri dari 5 tema dan dibagi menjadi beberapa subtema. Dari 5 tema yang ada

akan dipelajari salah satu tema yaitu tema 8 Tempat Tinggalku subtema 2

Keunikan Daerah Tempat Tinggalku, KI dan KD dari tema 8 Tempat Tinggalku

dan subtema 2 Keunikan Daerah Tempat Tinggalku disajikan dalam tabel 2.3 di

halaman berikut:

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

8

Tabel 2.3

Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Tema 8 Tempat Tinggalku

Subtema 2 Keunikan Daerah Tempat Tinggalku Kelas 4 Semester II

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

PPKn Bahasa Indonesia IPS

1. Menerima,menjalankan

dan menghargai ajaran

agama yang dianutnya.

1.2 Menghargai

kebersamaan dalam

keberagaman

sebagai anugerah

Tuhan Yang Maha

Esa di lingkungan

rumah, sekolah,

dan masyarakat

sekitar.

1.3 Menerima karunia

Tuhan YME yang

telah menciptakan

manusia dan

lingkungannya

2. Menunjukkan perilaku

jujur, disiplin, tanggung

jawab, santun, peduli,

dan percaya diri dalam

berinteraksi dengan

keluarga, teman, guru,

dan tetangganya.

2.3 Menunjukkan

perilaku sesuai

dengan hak dan

kewajiban sebagai

warga dalam

kehidupan

sehari-hari di

rumah, sekolah

dan masyarakat

sekitar

2.3 Menunjukkan

perilaku santun,

toleran dan peduli

dalam melakukan

interaksi sosial

dengan lingkungan

dan teman sebaya.

3. Memahami pengetahuan

faktual dengan cara

mengamati dan

menanya berdasarkan

rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan

bendabenda yang

dijumpainya di rumah,

di sekolah dan tempat

bermain.

3.3 Memahami manfaat

keberagaman

karakteristik

individu di rumah,

sekolah dan

masyarakat.

3.1 Menggali informasi

dari teks laporan hasil

pengamatan tentang

gaya, gerak, energi

panas, bunyi, dan

cahaya dengan

bantuan guru dan

teman dalam bahasa

Indonesia lisan dan

tulis dengan memilih

dan memilah kosakata

baku.

3.4 Menggali informasi

dari teks cerita

petualangan tentang

lingkungan dan sumber

daya alam dengan

bantuan guru dan

teman dalam bahasa

Indonesia lisan dan

tulis dengan memilih

dan memilah kosakata

baku.

3.5 Memahami

manusia dalam

dinamika interaksi

dengan lingkungan

alam, sosial, budaya,

dan ekonomi.

Sumber: Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas IV Tema 8 Tempat

Tinggalku.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

9

Dari tabel 2.3 dapat digambarkan pemetaan Kompetensi Dasar (KD)

seperti tergambar dalam gambar 2.1 berikut ini:

Gambar 2.1

Pemetaan Kompetensi Dasar Tema 8 Tempat TinggalkuSub Tema 2 Keunikan

Daerah Tempat Tinggalku

Sumber: Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas 4 Tema 8 Tempat

Tinggalku.

PPKn

1.2 Menghargai kebersamaan

dalam keberagaman sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha

Esa di lingkungan rumah,

sekolah, dan masyarakat

sekitar.

2.3 Menunjukkan perilaku sesuai

dengan hak dan kewajiban

sebagai warga dalam

kehidupan sehari­hari di

rumah sekolah dan

masyarakat sekitar.

3.3 Memahami manfaat

keberagaman karakteristik

individu di rumah, sekolah

dan masyarakat.

IPS 1.3 Menerima karunia Tuhan

YME yang telah

menciptakan manusia dan

lingkungannya

2.3 Menunjukkan perilaku

santun, toleran dan peduli

dalam melakukan interaksi

sosial dengan lingkungan

dan teman sebaya.

3.5 Memahami manusia dalam

dinamika interaksi

denganlingkungan alam,

sosial, budaya, dan

ekonomi.

Sub tema 2

Keunikan Daerah

Tempat Tinggalku

Bahasa Indonesia 3.1 Menggali informasi dari teks

laporan hasil pengamatan

tentang gaya, gerak, energi

panas, bunyi, dan cahaya

dengan bantuan guru dan

teman dalam bahasa

Indonesia lisan dan tulis

dengan memilih dan

memilah kosakata baku.

3.4 Menggali informasi dari

teks cerita petualangan

tentang lingkungan dan

sumber daya alam dengan

bantuan guru dan teman

dalam bahasa Indonesia

lisan dan tulis dengan

memilih dan

memilahkosakata baku.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

10

2.1.2 Pendekatan Inkuiri Dan Metode Curah Pendapat

Pendekatan Inkuiri

Khoirul Anam (2015:7) inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan

kata dari bahasa Inggris yang berarti penyelidikan / meminta keterangan.

Pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan

secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki

secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri

penemuannya dengan penuh percaya diri.

Pada pendekatan inkuiri ini siswa akan belajar untuk memiliki keberanian

dalam mengembangkan potensi belajar. Pendekatan ini juga memungkinkan

proses belajar yang tenang dan menyenangkan karena pembelajaran dilakukan

secara alamiah sehingga siswa sendiri dapat mempraktekkan secara langsung apa

yang sedang dipelajarinya. Adapun Mohammad Jauhar (2011:65) inkuiri adalah

suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan

observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban ataupun memecahkan masalah

terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan

berpikir kritis dan logis. Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah

mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir kritis, dan mampu

memecahkan masalah secara ilmiah.

W Gulo (2004:84) inkuiri berarti pertanyaan, pemeriksaan, atau

penyelidikan. Pendekatan inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang

melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat

merumuskan sendiri penemuanya dengan penuh percaya diri.

Berdasarkan beberapa definisi pakar di atas, dapat di simpulkan bahwa

pendekatan inkuiri adalah suatu rangkaian peyelidikan guna memperoleh dan

mendapatkan informasi secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka

dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan penuh percaya diri. Dengan

demikian, siswa menjadi lebih aktif dan guru hanya berusaha membimbing,

melatih dan membiasakan siswa untuk terampil berfikir (minds-on

activities) karena mereka mengalami keterlibatan secara mental dan terampil

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

11

secara fisik (hands-on activities). Pada pendekatan inkuiri ini siswa juga lebih

mudah dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan adanya pemberian

kebebasan siswa untuk belajar mandiri.

Pada setiap pendekatan pembelajaran tentunya memiliki keunggulan serta

kelemahan yang berbeda-beda, baik pada pendekatan inkuiri juga memiliki

beberapa keuggulan dan beberapa kelemahan di dalamnya. Kunggulan inkuiri

menurut Suyanti (2010) yaitu:

1) Dianggap dapat membantu siswa dalam mengembangkan atau

memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan proses kognitif

siswa.

2) Penemuan membangkitkan gairah siswa.

3) Memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai

dengankemampuannya.

4) Siswa dapat mengarahkan sendiri cara belajarnya.

5) Membantu memperkuat pribadi siswa.

6) Inkuiri menekankan pembelajaran yang berpusat pada anak.

7) Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat dan

menemukan kebenaran akhir dan mutlak.

Sanjaya (2010b: 208), keunggulan dari pembelajaran inkuiri yaitu,

pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif,

dan psikomotorik secara seimbang, sehingga strategi pembelajaran ini dianggap

lebih bermakna, memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan

gaya belajar mereka, dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar

modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat

adanya pengalaman dan pembelajaran yang dapat melayani kebutuhan siswa

yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, sisa yang memiliki

kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam

belajar. Disamping keunggulan yang dimiliki pendekatan inkuiri ini, pada

pendekatan ini juga memiliki beberapa kelemahan. Adapun kekurangan

pembelajaran yang menggunakan pendekatan inkuiri menurut Sanjaya

(2010b:208) yaitu:

1. Digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol

kegiatan dan keberhasilan siswa.

2. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

12

dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang

panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang

telah ditentukan.

4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan-

kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran

inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

Mohammad Jouhar (2011:70) belajar dengan pendekatan inkuiri memiliki

beberapa kelemahan antara lain:

1. Waktu yang diperlukan untuk menemukan sesuatu relatif lama sehingga

melebihi waktu yang sudah ditetapkan pada kurikulum.

2. Karena diberi kebebasan untuk menemukan sendiri permasalahan yang

diselidiki, ada kemungkinan topik yang dipilih siswa diluar konteks yang ada

dalam kurikulum.

3. Ada kemungkinan setiap kelompok atau individual mempunyai topik

berbeda, sehingga guru juga akan membutuhkan waktu yang lama untuk

memeriksa hasil yang diperoleh siswa.

4. Karena topik yang diselidiki antara kelompok maupun individual berbeda,

ada juga kemungkinan kelompok atau individual kurang memahami topik

yang diselidiki kelompok atau individual terntentu, sehingga diskusi juga

berjalan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Pendekatan ini memiliki keunggulan yang mampu menunjang

pembelajaran di kelas, serta memiliki beberapa kekurangan di dalamnya., akan

tetapi dibalik itu semua hal ini tergantung peran dari seorang guru. Dimana guru

merupakan peranan penting dalam tercapainya suatu tujuan pembelajaran,

kreatifitas mengolah kelas guru dalam pembelajaran merupakan syarat mutlak

demi kesuksesan siswa di dunia pendidikan.

Langkah-langkah yang diperlukan guru sebagai pembimbing di kelas

dalam penerapan pendekatan inkuiri tentunya sangat penting demi terlaksananya

pembelajaran yang diinginkan. Pendekatan inkuiri mempunyai lima fase atau

lima tahapan pembelajaran. Pada penelitian ini lima langkah atau tahapan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

13

pembelajaran inkuiri yang dikemukakan Eggen dan Kauchak (Trianto, 2011: 172)

sebagai berikut:

1) Mengajukan pertanyaan atau masalah

2) Merumuskan hipotesis

3) Mengumpulkan data

4) Membuat kesimpulan

Sanjaya (2010a: 306), pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang responsife.

b. Merumuskan Masalah

Langkah yang membawa siswa pada suatu persoalan.

c. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang

dikaji. Sebagai jawaban sementara hipotesis perlu diuji kebenaranya.

d. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan

untuk menguji hipotesis yang diajukan.

e. Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menemukan jawaban yang dianggap

diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan

pengumpulan data.

f. Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Mohammad Jauhar (2011:67) langkah-langkah yang perlu diikuti dalam

pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:

1. Orientasi

Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang kondusif.

2. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakanan langkah membawa siswa pada suatu

persoalan yang mengandung teka-teki.

3. Merumuskan Hipotesis

Merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji.

4. Mengumpulkan Data

Merupakan aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji

hipotesis yang diajukan.

5. Merumuskan Kesimpulan

Proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian

hipotesis.

Dari pendapat beberapa pakar diatas, dapat disimpulkan bahwa

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

14

pendekatan inkuiri ini bertujuan untuk menolong siswa dalam mengembangkan

disiplin intelektual dan ketrampilan yang dibutuhkan serta mengajak siswa untuk

aktif dalam memecahkan suatu masalah. Dengan pendekatan inkuiri ini

diharapkan bagi siswa menjadi lebih termotivasi dalam proses pembelajaran ,

disiplin, dan dapat mengembangkan hasil belajar yang maksimal. Berikut secara

rinci langkah-lagkah pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, yaitu:

1. Langkah orientasi dengan menerima informasi.

2. Merumuskan pertanyaan atau permasalahan

Merupakan langkah yang membawa siswa pada suatu permasalahan yang

mengandung teka-teki.

3. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi

permasalahan yang dapat diuji dengan data.

4. Mengumpulkan data

Hipotesis digunakan untuk mengumpulkan data. Data yang dihasilkan dapat

berupa tabel, matrik, atau grafik.

5. Analisis data

Analisis data merupakan proses pembuktian jawaban berdasarkan hipotesis

atau menguji hipotesis.

6. Membuat kesimpulan

Merupakan diskripsi dari keseluruhan penelitian dan analisis hipotesis atau

data.

Metode Curah Pendapat

Curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun

gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta.

Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang dapat ditanggapi

(didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada

penggunaan metode curah pendapat, pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi

melainkan di olah menjadi sekumpulan data baru untuk diuji sebagai hipotesis

awal dalam penelitian, percobaan, atau pemecahan masalah. Dimana pada tujuan

curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi,

pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan

peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mind-map) untuk menjadi

pembelajaran bersama

Barbara Allman dan Sara Freeman (2010:37) “Metode Curah Pendapat

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

15

adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan suatu daftar panjang

yang berisi berbagai respon berbeda tanpa membuat penilaian terhadap ide-ide

individu”.

Metode curah pendapat adalah suatu teknik atau mengajar yang

dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, yaitu dengan melontarkan suatu masalah

di kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau

mengomentari sehingga masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru,

atau dapat pula diartikan sebagai suatu cara untuk mendapatkan banyak ide dari

sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Roestiyah 2001: 73).

Sudjana (2000:45), curah pendapat adalah metode pembelajaran yang

dipakai untuk menghimpun gagasan dan pendapat untuk menjawab pertanyaan

tertentu, dengan cara mengajukan pendapat atau gagasan sebanyak-banyaknya.

Sedangkan menurut De Porter (2008:313), pada pendekatan curah pendapat yang

ditekankan adalah memperoleh gagasan atau pendapat yang sebanyak-banyaknya

dalam waktu yang singkat.

Berdasarkan pendapat beberapa pakar ahli diatas metode curah pendapat

merupakan suatu metode pembelajaran yang digunakan untuk mendapatkan

banyak ide-ide individu, pendapat, atau gagasan dari sekelompok manusia

sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat dan dapat digunakan dalam

penyusunan program, manual kerja, dan sebagainya.

Metode ini sering disebut sebagai “badai otak” yang dipergunakan untuk

menggambarkan proses berpikir yang dinamis dan terjadi pada saat seseorang

menanggapi suatu masalah. Lebih lanjut DePorter (2008:312), menjelaskan

bahwa curah gagasan lebih efektif dalam kelompok-kelompok karena efek

kumulatif dari masing-masing pikiran dirangsang oleh kreativitas lain.

Pelaksanaan curah pendapat dalam pembelajaran di kelas memberikan

beberapa manfaat. Berikut adanya manfaat atau keunggulan dari penggunaan

metode curah pendapat menurut Roestiyah (2001: 74-75) yaitu:

1. Anak-anak berfikir aktif untuk menyatakan pendapat

2. Melatih siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis

3. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan

dengan masalah yang diberikan oleh guru

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

16

4. Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran,siswa

yang kurang aktif mendapatkan bantuan dari temanya yang pandai

atau dari guru

5. Terjadi persaingan yang sehat

6. Anak merasa bebas dan gembira

7. Suasana demokratis dan disiplin dapat ditumbuhkan

Acep Yonny dan Sri Rahayu Yunus (2011:127) menyatakan beberapa kelebihan

dari penerapan metode Brainstorming sebagai berikut:

1) Memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat.

2) Melatih daya kritis dan analisis siswa.

3) Mendorong siswa agar dapat menghargai pendapat orang lain.

4) Menstimulasi siswa agar dapat berpikir secara holistik.

Ischak (2006:6) metode curah pendapat memiliki keunggulan karena

membangkitkan pendapat baru dan merangsang semua anggota untuk ambil

bagian. Selain itu juga membangkitkan reaksi berangkai dalam mengeluarkan

pendapat, menghemat waktu, dapat dipakai dalam kelompok besar maupun

kelompok kecil. Disamping memiliki keunggulan metode curah pendapat ini juga

memiliki kelemahan di dalamnya.

Roestiyah (2001: 74), mengemukakan beberapa kelemahan metode curah

pendapat (brainstorming) sebagai berikut.

1) Memerlukan waktu yang relatif lama

2) Lebih didominasi oleh siswa yang pandai

3) Siswa yang kurang pandai (lambat) akan ketinggalan

4) Hanya menampung tanggapan siswa saja

5) Guru tidak pernah merumuskan suatu kesimpulan

6) Siswa tidak segera tahu apakah pendapat yang dikemukakanya itu

betul atau salah

7) Tidak menjamin terpecahkanya suatu masalah

8) Masalah bisa melebar ke arah yang kurang diharapkan

Suprijanto (2009:125) mengungkapkan ada beberapa kelemahan dari

penggunaan metode Brainstorming:

1. Proses ini memerlukan banyak waktu, khususnya apabila kurang dari 10%

ide yang akhirnya digunakan.

2. Seperti kelompok diskusi yang lain, produktivitas sesi curah pendapat

tergantung pada kemampuan dan kualitas orientasi peserta.

3. Manfaat akhirnya mungkin lebih berupa apa yang dilakukan terhadap peserta

dari pada produktivitas apa yang segera diperoleh dalam sesi curah pendapat,

dan sulit diukur dengan tingkat keakuratan apa pun.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

17

Kelemahan bukan menjadi masalah bagi guru, karena itu semua bisa di

atasi apabila guru terampil dalam membaca situasi yang terjadi di dalam kelas

dan kreativitas guru diperlukan dalam penguasaan kelas agar pembelajaran

mampu mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu, melihat kelemahan yang

diuraikan diatas perlu adanya sikap dan peran guru dalam mengelola diskusi

kelompok dan untuk menyebarkan kesempatan berpartisipasi serta tercapainya

tujuan pembelajaran yang diharapkan, partisipasi dan peran guru dalam kerja

kelompok menurut Suciati (2007:5) antara lain sebagai berikut.

1. Memancing siswa yang pendiam dengan mengajukan pertanyaan yang

langsung ditujukan kepada siswa tersebut secara bijaksana

2. Mencegah terjadinya pembicaraan serentak

3. Mencegah secara bijaksana siswa yang sering memonopoli pembicaraan

dan kegiatan

4. Mendorong siswa untuk saling mengomentari pendapat siswa lain

Curah pendapat adalah piranti perencanaan yang dapat menampung

kreativitas kelompok dan sering digunakan sebagai alat pembentukan konsensus

maupun untuk mendapatkan ide-ide yang banyak, sehingga diperlukan

langkah-langkah atau sintaks dalam melaksanakan curah pendapat. Menurut

Dunn and Dunn (dalam Supriya, 2009:145) metode curah pendapat dapat

mendorong siswa berpikir kritis. Hal ini mencangkup beberapa langkah berpikir

kritis sebagai berikut.

1) Pada fokus awal, guru mendorong siswa untuk memikirkan bagaiman

cara terbaik untuk memecahkan masalah.

2) Guru mengajukan pertanyaan berikutnya, mengapa pemikiran ini belum

dilaksanakan juga.

3) Setelah para siswa menjawab pertanyaan ini, guru bertanya pada siswa

lainya, membantu siswa yang sedang berfikir.

4) Pada langkah ini guru meminta siswa memikirkan masalah yang

mungkin dihadapi dalam menjawab pertanyaan terdahulu.

5) Para siswa diminta untuk menentukan apakah langkah pertama untuk

memecahkan masalah.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

18

Dunn and Dunn (dalam Supriya, 2009:145), berikut ini adalah

langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan metode curah pendapat

(brainstorming) :

1. Pemberian informasi dan motivasi

Guru menjelaskan masalah yang dihadapi beserta latar belakangnya dan

mengajak peserta didik aktif untuk menyumbangkan pemikirannya.

2. Mengkaji

Pada tahap ini peserta didik diundang untuk memberikan sumbang saran

pemikiran sebanyak-banyaknya. Semua saran yang masuk ditampung,

ditulis dan tidak dikritik.

3. Klasifikasi

Semua saran dan masukan peserta ditulis. Langkah selanjutnya

mengklasifikasi berdsarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh

kelompok. Klasifikasi bisa berdasarkan struktur / faktor-faktor lain.

4. Verifikasi

Kelompok secara bersama melihat kembali sumbang saran yang telah

diklasifikasikan.Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan

permasalaha

5. Konklusi (Penyepakatan)

Guru / pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan

butir-butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua

puas, maka diambil kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang

dianggap paling tepat.

Langkah-langkah pembelajaran dengan metode curah pendapat menurut

Roestiyah (2001:37) antara lain sebagai berkut.

1) Guru membimbing siswa membentuk kelompok.

2) Guru memberikan materi atau masalah beserta latar belakangnya.

3) Guru membimbing siswa untuk menyumbangkan gagasan, pernyatan, atau

pendapat sesuai dari masalah yang diberikan.

4) Guru membimbing siswa menyampaikan gagasan, pernyataan, atau pendapat

kepada seluruh anggota kelompok lain.

5) Guru membimbing siswa mendiskusikan pernyataan dari kelompok lain dan

menyimpilkan..

Sudjana (2001:87) langkah-langkah dari kegiatan belajar mengajar yang

menggunakan metode brainstorming adalah sebagai berikut:

1. pendidik menyusun pertanyaan-pertanyaan tentang kebutuhan belajar,

sumber-sumber dan kemungkinan-kemungkinan hambatan pembelajaran.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

19

2. Pendidik menyampaikan pertanyaan-pertanyaan.

3. Pendidik menjelaskan aturan-aturan yang harus diperhatikan oleh peserta

didik.

4. Pendidik memberitahukan waktu yang akan digunakan.

5. Pendidik boleh menunjuk seorang penulis untuk mencatat pendapat dan

jawaban yang diajukan peserta didik dan dapat pula menunjuk sebuah tim

untuk mengevaluasi bagaimana proses dan hasil penggunaan metode ini.

Serta pendidik dapat memimpin kelompok agar kelompok itu dapat

mengevaluasi jawaban dan pendapat yang terkumpul.

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran metode curah pendapat dari

para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam pembelajaran

ini adalah:

1) Membentuk kelompok belajar siswa.

2) Pemberian masalah

3) Mengkaji gagasan pemecahan masalah

4) Menyumbangkan gagasan pemecahan masalah ke seluruh anggota kelompok

lain.

5) Mengklasifikasikan pendapat kelompok lain dengan berdiskusi.

6) Menguji relevansi pemecahan masalah.

7) Menyimpilkan butir-butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui

seluruh anggota kelompok.

Penggunaan PI-MCP

Inkuiry merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang tepat

digunakan dalam pembelajaran di SD. Melalui pembelajaran dengan pendekatan

inkuiry dapat membantu siswa dalam mengembangkan ketrampilan berpikir

untuk memecahkan masalah. Yang melatih peserta didik untuk berfikir logis,

analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan untuk bekerja sama.

Namun dalam pelaksanaanya masih banyak kekurangan salah satunya jika

peserta didik belum terlatih,dengan cara belajar seperti ini mereka akan kesulitan

dan merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran, apalagi jika metode ini

diterapkan di SD dengan pola pemikiran siswa yang masih dalam tahap

para-oprasional kongkrit ini akan sangat kesulitan dalam pelaksanaanya, oleh

karena itu peneliti mencoba memodifikasi dengan menyertai metode curah

pendapat dalam pengemasan pembelajaran tematik dengan harapan dapat

mengembangkan hasil belajar siswa karena kita tau bahwa anak se usia Sekolah

Dasar senang dalam hal aktif dan penuh kreativitas. Untuk itu PI-MCP ini

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

20

menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif,serta menumbuhkan minat motivasi

belajar siswa baik individu maupun kelompok dan menumbuhkan rasa percaya

diri setiap siswa dalam mengembangkan potensi dan kreativitas, sehingga mampu

mencapai hasil belajar yang lebih baik dari kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Berikut langkah-langkah pembelajaran secara rinci dengan menggunakan

pendekatan inkuiri dan metode curah pendapat (brainstorming) sebagai berikut:

1) Membentuk kelompok.

2) Menerima masalah.

3) Merumuskan masalah.

4) Mengkaji gagasan pemecahan masalah.

5) Merumuskan hipotesis.

6) Mengumpulkan data gagasan pemecahan masalah dari seluruh anggota

kelompok lain.

7) Menganalisis dengan mengklasifikasikan pendapat kelompok lain dengan

berdiskusi.

8) Menguji hipotesis alternatif pemecahan masalah.

9) Menyimpulkan alternatif pemecahan masalah.

2.1.3 Pembelajaran Konvensional

Salah satu pembelajaran yang banyak dilakukan oleh guru adalah

penggunaan pendekatan konvensional. Djamarah (1996), pembelajaran

konvensional adalah pendekatan pembelajaran tradisional atau disebut juga

dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai

alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan

pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah metode konvensional ditandai dengan

ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.

Metode pembelajaran konvensional menurut Ahmadi (Wiwin Widiantari

(2012:24) mengemukakan bahwa metode pembelajaran konvensional

menyandarkan pada hafalan belaka, penyampain informasi lebih banyak dilakukan

oleh guru, siswa secara pasif menerima informasi, pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis serta tidak bersadar pada realitas kehidupan, memberikan hanya

tumpukan beragam informasi kepada siswa, cenderung fokus pada bidang tertentu,

waktu belajar siswa sebagaian besar digunakan untuk mengerjakan buku tugas,

mendengar ceramah guru, dan mengisi latihan (kerja individual).

Brooks & Brooks (Juliantara, 2009) menyatakan penyelenggaraan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

21

pembelajaran konvensional lebih menekankan kepada tujuan pembelajaran

berupa penambahan pengetahuan, sehingga belajar dilihat sebagai proses

“meniru” dan siswa di tutut untuk dapat mengungkapkan kembali pengetahuan

yang sudah dipelajari melalui kuis atau tes terstandar.

Dari beberapa pengertian oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang cara penyampaiannya

dengan metode ceramah bervariasi, siswa cenderung banyak menghafal dari

materi yang disampaikan dan lebih menekankan kepada tujuan pembelajaran

berupa penambahan pengetahuan, sehingga belajar dilihat sebagai proses

“meniru” siswa di tutut untuk dapat mengungkapkan kembali pengetahuan yang

sudah dipelajari melalui kuis atau tes terstandar. Metode konvensional memiliki

ciri- ciri yaitu sebagai berikut:

Menurut Burrowers (Juliantara, 2009) metode konvensional memiliki crri-ciri:

1. Pembelajaran berpusat pada guru

2. Terjadi passive learning

3. Interaksi di antara siswa kurang

4. Tidak ada kelompok-kelompok kooperatif.

Langkah-langkah dari pembelajaran konvensional menurut Yasa (2011) adalah

sebagai berikut :

1. Tahap pertama, menyampaikan tujuan. Guru menyampaikan semua tujuan

pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut.

2. Tahap kedua, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada

siswa secara tahap demi tahap dengan metode ceramah.

3. Tahap ketiga, mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. Guru

mengecek keberhasilan siswa dan memberikan umpan balik.

4. Tahap keempat, memberikan kesempatan latihan lanjutan. Guru memberikan

tugas tambahan untuk dikerjakan di rumah.

Langkah-langkah pembelajaran dari metode pembelajaran konvensional menurut

Sujarwo (I Wayan Sukro, 2009) adalah sebagai berikut :

1. Guru memberikan informasi atau mendiskusikan bersama siswa dari materi

pelajaran yang disampaikan.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

22

2. Guru memberi latihan soal yang dikerjakan secara individu oleh siswa.

3. Guru bersama siswa membahas latihan soal dengan cara beberapa siswa

disuruh mengerjakan di papan tulis.

4. Guru memberi tugas kepada siswa sebagai pekerjaan rumah.

Dari langkah-langkah pembelajaran konvensional yang disebutkan para

ahli di atas, maka dapat disimpulkan langkah-langkah pembelajaran konvensional

sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai

2) Guru memberikan informasi dengan metode ceramah dan mendiskusikan

bersama.

3) Guru memberi umpan balik kepada siswa dan memberikan latihan soal secara

individu.

4) Guru bersama siswa membahas latihan soal dengan cara beberapa siswa

disuruh mengerjakan di papan tulis.

5) Guru memberikan latihan lanjutan berupa tugas untuk dikerjakan di rumah

sebagai pekerjaan rumah.

Metode konvensional memilki kelebihan maupun kelemahan. Menurut

Astuti (2010) bahwa pengajaran metode ini dipandang efektif atau mempunyai

keunggulan, terutama:

1. Berbagai informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain

2. Menyampaikan informasi dengan cepat

3. Membangkitkan minat akan informasi

4. Mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan

5. Mudah digunakan dalam proses belajar mengajar.

Sedangkan kelemahan pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

1. Tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan

2. Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa

yang dipelajari

3. Para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu

4. Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

23

5. Daya serapnya rendah dan cepat hilang karena bersifat menghafal

Pembelajaran konvensional memiliki keunggulan bahwa dalam

mendapatkan informasi lebih cepat, dapat digunakan untuk mengetes

pendengaran siswa dalam mendengarkan dan dalam proses belajar mengajar lebih

membangkitkan minat siswa. Namun dalam kelemahannya siswa mudah lupa

materi yang disampaikan, karena bersifat menghafal, lebih menekankan kepada

siswa untuk menyelesaikan tugas dan siswa lebih mudah bosan karena

penyampaiannya secara ceramah.

2.1.4 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu proses yang dilakukan guru pada akhir

kegiatan pembelajaran atau akhir program untuk menentukan angka hasil belajar

peserta didik. Hasil belajar harus diidentifikasi melalui informasi hasil

pengukuran penguasaan bidang/materi dan aspek perilaku baik melalui teknik tes

dan nontes. Penguasaan materi yang dimaksud adalah derajat pencapaian

kompetensi hasil belajar seperti yang dikehendaki dalam standar proses dan

dinyatakan dalam aspek perilaku yang terbagi dalam ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor (Wardani Naniek Sulistya, dkk: 2012: 109).

Pengertian hasil belajar menurut Kusnandar (2011: 277) setiap kegiatan

akan menghasilkan sesuatu, begitupula dalam kegiatan belajar akan

menghasilkan hasil, yaitu hasil belajar. Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari

perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan

berpikir maupun keterampilan motorik.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil

hasil pengukuran yang diperoleh saat proses belajar berlangsung yang

mencangkup penguasaan pengetahuan (kognitif), keterampilan berpikir (afektif)

maupun keterampilan motorik (psikomotor). Pengukuran hasil dari aspek kognitif

dapat diukur melalui teknik tes, sedangkan pengukuran proses belajar dapat

diukur melalui aspek afektif, dan psikomotorik.

Ranah afektif, kognitif, psikomotor di namakan dengan taksonomi tujuan

belajar kognitif. Taksonomi tujuan belajar domain kognitif menurut Benyamin S.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

24

Bloom yang telah disempurnakan David Krathwohl serta Norman E. Gronlund

dan R.W. De Maclay ds (Wardani, Naniek Sulistya, dkk, 2012:55) adalah

menghafal (Remember), memahami (Understand), mengaplikasikan (Aply),

menganalisis (Analize), mengevaluasi (Evaluate), dan membuat (Create).

Hasil belajar digunakan oleh guru sebagai ukuran atau kriteria dalam

mencapai satu tujuan pendidikan. Ukuran hasil belajar dapat diperoleh dari

aktivitas pengukuran. Menurut (Wardani Naniek Sulistya, Slameto:2012)

pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk

memberikan angka-angka pada suatu peristiwa, atau benda sehingga pengukuran

tersebut akan berupa angka. Arikunto dan Jabar dalam Wulan (2010) menyatakan

pengertian pengukuran sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan

ukuran tertentu sehingga data yang di hasilkan adalah data kuantitatif. Jadi

pengukuran memiliki arti suatu kegiatan yang dilkukan dengan cara

membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran tertentu sehingga data yang

dihasilkan adalah data kuantutatif atau data angka. Untuk menetapkan angka

dalam pengukuran, perlu sebuah alat ukur yang disebut dengan instrumen.

Ketercapaian tujuan pembelajaran akan diketahui melalui teknik atau cara

pengukuran yang sistematis melalui tes, observasi, skala sikap, atau penilaian

portofolio. Alat yang dipergunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan

pembelajaran disebut instrumen. Instrumen sendiri terdiri atas butir-butir soal

apabila pengukuran dilakukan dengan cara menggunakan tes, dan apabila

pengukuran dilakukan menggunakan cara observasi atau pengamatan dapat

menggunakan instrumen lembar pengamatan atau observasi, pengukuran dengan

skala sikap dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen butir-butir

pernyataan. Menurut Wardani Naniek Sulistya (2012:50) asesmen adalah proses

pengambilan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar

peserta didik.

Prinsip asesmen pembelajaran adalah patokan yang harus dipedomani

ketika melakukan asesmen proses dan hasil belajar. Ada beberapa prinsip dasar

asesmen pembelajaran yang harus dipedomani menurut Wardani Naniek Sulistya,

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

25

dkk (2012: 65-67) adalah sebagai berikut:

1. Komprehensif (menyeluruh)

Asesmen terhadap hasil belajar peserta didik harus dilaksanakan secara

menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakup seluruh domain aspek

kognitif, afektif atau nilai dan keterampilan, psikomotorik.

2. Berorientasi pada kompetensi

Dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan, penilaian harus

terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan

pada penguasaan materi (pengetahuan). Sehingga penilaian harus

dilakukan secara berkesinambungan, terencana, bertahap, dan terus

menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta

didik dalam kurun waktu tertentu.

3. Terbuka, adil dan objektif

Penilaian hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan

(stake holders) baik langsung maupun tidak langsung, sehingga keputusan

tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan,

tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua

pihak.

4. Berkesinambungan

Penilaian harus dilakukan secara terus-menerus atau berkesinambungan

dari waktu ke waktu, untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan

siswa, sehingga kegiatan dan unjuk kerja siswa dapat dipantau melalui

penilaian.

5. Bermakna

Hasil penilaian hendaknya mencerminkan gambaran yang utuh tentang

prestasi siswa yang mengandung informasi keunggulan dan kelemahan,

minat dan tingkat penguasaan siswa dalam pencapaian kompetensi yang

telah ditetapkan.

6. Terpadu, sistematis dan menggunakan acuan kriteria

Komponen yang tidak dipisahkan dari kegiatan pembelajaran dan

dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti

langkah-langkah yang baku serta mendasarkan pada ukuran pencapaian

kompetensi yang ditetapkan.

7. Mendidik dan akuntabel

Asessmen mendidik artinya proses hasil belajar harus mampu

memberikan sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar

peserta didik sehingga memberikan umpan balik dan motivasi untuk lebih

giat belajar. Pelaksanaan asessmen dapat dipertanggung jawabkan baik

dari segi teknik, prosedur maupun hasilnya.

Ketercapaian tujuan pembelajaran akan diketahui dengan teknik atau cara

pengukuran yang sistematis melalui tes, observasi, skala sikap, atau portofolio.

(Balitbang Depdiknas, 2006). Secara umum tehnik asesmen dapat dikelompokkan

menjadi dua, yakni tehnik tes dan non tes.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

26

1. Tes

Tes adalah seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk

memperoleh informasi tentang trait atau sifat atau atribut pendidikan yang setiap

butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap

benar (Suryanto Adi, dkk., 2009 dalam buku evaluasi tahun 2012). Tes minimal

mempunyai dua fungsi, yaitu untuk:

a. mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau tingkat

pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu.

b. menentukan kedudukan atau seperangkat peserta didik dalam kelompok

tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.

Tes sangat bermacam-macam bentuk dan jenisnya. Menurut Endang

Poerwanti, dkk (2008: 4-5) terdapat 5 jenis tes salah satunya adalah jenis tes

berdasarkan bentuk jawabanya, yaitu:

a. Tes Uraian

Tes bentuk uraian adalah tes yang menuntut siswa mengorganisasikan

gagasan tentang apa yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan

dalam bentuk tulisan.

b. Tes Jawaban Pendek

Tes bisa digolongkan ke dalam tes jawaban pendek jika peserta tes

diminta menuangkan jawabanya bukan dalam bentuk esei, tetapi dengan

memberikan jawaban pendek, dalam bentuk rangkaian kata pendek, kata

lepas maupun angka.

c. Tes Objektif

Tes objektif adalah tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan untuk

menjawab tes telah tersedia.

2. Non Tes

Teknik non tes berisi pertanyaan atau pernyataan yang tidak berisi

jawaban benar atau salah. Instrumen non tes bisa berbentuk kuisioner atau

inventori. Kuisioner berisi sejumlah pertanyaan atau penyataan, peserta didik

diminta menjawab atau memberikan pendapat terhadap pernyataan. Inventori

merupakan instrumen yang berisi tentang laporan Wardani Naniek Sulistya

(2012:73-74) mengemukakan beberapa macam tehnik non tes yaitu sebagai

berikut:

a. Unjuk kerja

Suatu penilaian/ pengukuran yang dilakukan melalui pengamatan aktivitas

peserta didik dalam melakukan sesuatu yang berupa tingkah laku atau

interaksinya seperti berbicara, berpidato, membaca puisi dan berdiskusi

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

27

b. Penugasan

Penilaian yang berbentuk pemberian tugas yang mengandung

penyelidikan (investigasi) yang harus selesai dalam waktu tertentu.

Penyelidikan ini dilakukan secara bertahap yakni perencanaan,

pengumpulan data, pengolahan data dan penyajian data.

c. Tugas individu

Penilaian yang berbentuk pemberian tugas kepada peserta didik yang

dilakukan secara individu. Tugas ini dapat diberikan pada waktu

pembuatan kliping, makalah dan lain sejenisnya.

d. Tugas kelompok

Tugas ini dikerjakan secara berkelompok. Bentuk instrument yang

digunakan salah satunya adalah tertulis dengan menjawab uraian secara

bebas dengan tingkat berfikir tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi.

e. Laporan

Penilaian yang berbentuk laporan atas tugas atau pekerjaan yang

diberikan seperti laporan diskusi, laporan kerja praktik, laporan praktikum

dan laporan Pemantapan Praktik Lapangan (PPL).

f. Response atau ujian praktik

Suatu penilaian yang dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan

praktikumnya seperti mata kuliah PPL.

g. Portofolio

Penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang

menunjuk perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode

tertentu.

Dalam membuat alat ukur yang akan digunakan haruslah membuat

kisi-kisi (test blue print atau table of spesification) adalah format atau matriks

pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau

pokok bahasan berdasarkan kompetensi dasar, indikator dan jenjang kemampuan

tertentu. Penyusunan kisi-kisi ini digunakan untuk pedoman munyusun atau

menulis soal menjadi perangkat tes. Hasil dari pengukuran tersebut digunakan

sebagai dasar penilaian atau evaluasi. Evaluasi berasal dari kata evaluation.

Wardani, Naniek Sulistya dkk, (2010,2.8) mengartikanya, bahwa evaluasi itu

merupakan proses untuk memberi makna atau menetapkan kualitas hasil

pengukuran, dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut

dengan kriteria tertentu. Kriteria sebagai pembanding dari proses dan hasil

pembelajaran tersebut dapat ditentukan sebelum proses pengukuran atau setelah

pengukuran. Kriteria ini dapat berupa proses atau kemampuan minimal yang

dipersyaratkan seperti KKM, atau batas keberhasilan, dapat pula berupa

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

28

kemampuan rata-rata unjuk kerja kelompok atau berbagai patokan yang lain.

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 tentang Standar

Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa Kriteria ketuntasan minimal (KKM)

adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan.

KKM pada akhir jenjang satuan pendidikann untuk kelompok mata pelajaran

selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi.

Prinsip penilaian menurut Permendiknas No 66 tahun 2013 yaitu sebagai berikut:

1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor

subjektivitas penilai.

2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu

dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

3. Ekonomis,berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporanya.

4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan

dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak

internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan

hasilnya.

6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

Achmad Rifai, Catharina Tri Anni (2010:253) evaluasi memiliki

kesamaan dengan asesmen, kadang-kadang kedua istilah itu digunakan secara

bergantian. Asesmen biasanya berkaitan dengan prestasi belajar peserta didik.

Dalam pemakaian yang lebih sempit, asesmen disamakan dengan ujian,

sedangkan dalam pemakaian yang lebih luas , asesmen disamakan dengan

evaluasi. Evaluasi itu memiliki tujuan untuk mengetahui sikap peserta didik,

kesadaran karer, kepekaan budaya, praktik pembelajaran, kurikulum, personel

sekolah, dan sebagainya.

Prinsip evaluasi pembelajaran adalah dasar yang harus di pedomani ketika

anda sebagai guru melakukan evaluasi proses dan hasil pembelajaran. Ada

beberapa prinsip dasar asesmen pembelajaran yang harus dipedomani menurut

Wardani Naniek Sulistya, dkk (2012: 65-67) adalah sebagai berikut:

a. Komprehensif (menyeluruh)

Asesmen terhadap hasil belajar peserta didik harus dilaksanakan secara

menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakup seluruh domain aspek kognitif,

afektif atau nilai dan keterampilan, psikomotorik.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

29

b. Berorientasi pada kompetensi

Dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan, penilaian harus

terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan pada

penguasaan materi (pengetahuan). Sehingga penilaian harus dilakukan secara

berkesinambungan, terencana, bertahap, dan terus menerus untuk

memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun

waktu tertentu.

c. Terbuka, adil dan objektif

Penilaian hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan

(stakeholders) baik langsung maupun tidak langsung, sehingga keputusan

tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan,

tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua

pihak.

d. Berkesinambungan

Penilaian harus dilakukan secara terus-menerus atau berkesinambungan dari

waktu ke waktu, untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan siswa,

sehingga kegiatan dan unjuk kerja siswa dapat dipantau melalui penilaian.

e. Bermakna

Hasil penilaian hendaknya mencerminkan gambaran yang utuh tentang

prestasi siswa yang mengandung informasi keunggulan dan kelemahan,

minat dan tingkat penguasaan siswa dalam pencapaian kompetensi yang

telah ditetapkan.

f. Terpadu, sistematis dan menggunakan acuan kriteria

Komponen yang tidak dipisahkan dari kegiatan pembelajaran dan dilakukan

secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku

serta mendasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

g. Mendidik dan akuntabel

Asessmen mendidik artinya proses hasil belajar harus mampu memberikan

sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar peserta didik

sehingga memberikan umpan balik dan motivasi untuk lebih giat belajar.

Pelaksanaan asessmen dapat dipertanggung jawabkan baik dari segi teknik,

prosedur maupun hasilnya.

2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Evi Nuraini pada tahun 2012 dengan judul

“Efektivitas Penggunaan Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas

4 Sekolah Dasar Negeri Cepit sewon Bantul Tahun Ajaran 2011/2012”. Dari hasil

penelitian diketahui nilai rata-rata hasil belajar post-test siswa pada kelas

eksperimen adalah 80,73 lebih tinggi dari nilai rata-rat post-test kelompok kontrol

72,90. Standar deviasi dan range kelompok ekperimen lebih kecil dibanding

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

30

dengan range kelompok kontrol. Standar deviasi dan range kelompok eksperimen

adalah 6,7 dan 23,3, sedangkan standar deviasi dan range untuk kelompok kontrol

adalah 9,7 dan 33,4. Berdasarkan nilai rata-rata, standar deviasi, serta range

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dapat disimpulkan bahwa

penggunaan metode inkuiri mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar

IPS siswa kelas 4 SDN Cepit Sewon Bantul tahun ajaran 2011/2012.

Penelitian yang lain dilakukan oleh Anenda Astari Putri pada tahun 2013

dengan judul “ Efektivitas Pendekatan Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar

IPA Siswa Kelas 5 Di SD Gugus IV Kecamatan Sukasada “. Data yang terkumpul

di analisis dengan statistik deskriptif dan inferensial (uji-t). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa (1) hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen memiliki

skor rata- sebesar 53,27 dengan kategori sangat baik dan kurve poligon

membentuk kurve juling negatif, (2) hasil belajar IPA siswa kelompok kontrol

memiliki skor rata-rata sebesar 39,96 dengan kategori cukup dan kurve poligon

membentuk kurve juling positif, dan (3) terdapat perbedaan hasil belajar IPA

yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

pendekatan inkuiri terbimbing dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran

dengan pendekatan ekspositori (t hitung = 8,69 > t tabel = 1,671).

Penelitian yang lain dilakkukan oleh Endar hendarwati pada tahun 2013

dengan judul “ Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Melalui Metode Inkuiri terhadap hasil belajar Siswa SDN 1 Sribit Delanggu pada

Pelajaran IPS”. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Sribit. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa (1) aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar

mempunyai kategori baik, hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata aktivitas siswa

sebesar 3,11. (2) Hasil belajar dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber

belajar melalui metode inkuiri lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa

dengan menggunakan metode ceramah. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig. sebesar

0,000 < 0,05 dan t hitung (6,2650) < t tabel (1,671). Berdasarkan uraian hasil

penelitian yang relevan, secara rinci disajikan dalam tabel 2.4 berikut:

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

31

Tabel 2.4

Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

No. Nama

Peneliti

Jenis

Peneli

tian

Variabel

1

Variabel

2 Kelebihan Kekurangan

1. Evi Nuraini

(2012)

Eksper

imen

Metode

Inkuiri

Hasil

Belajar

IPS

Menunjukan siswa

yang memperoleh

treatmen

menggunakan metode

inkuiri memiliki

rata-rata hasil tes

akhir lebih tinggi dari

pada siswa kelompok

kontrol yang tidak

memperoleh treatmen

metode inkuiri.

Waktu dan

Pelaksanaan

terbatas

2. Anenda

Astari Putri

(2013)

Eksper

imen

Pendekata

n Inkuiri

Terbimbin

g

Hasil

Belajar

IPA

Terdapat perbedaan

hasil belajar IPA yang

signifikan antara

kelompok siswa yang

mengikuti

pembelajaran dengan

pendekatan inkuiri

terbimbing dan

kelompok siswa yang

mengikuti

pembelajaran dengan

pendekatan

ekspositori

Kurangnya

pemahaman

siswa dalam

memecahkan

masalah

3. Endar

Hendarwati

(2013)

Eksper

imen

Metode

Inkuiri

Hasil

Belajar

IPS

Aktivitas siswa

selama kegiatan

belajar mengajar

mempunyai kategori

baik, hasil belajar

melalui metode

inkuiri lebih baik

dibandingkan dengan

menggunakan metode

ceramah.

Waktu yang

digunakan

terbatas

Berdasarkan tabel 2.4 masih terdapat kelemahan-kelemahan dalam

penggunaan inkuiri yang telah dilakukan oleh beberapa pakar diatas, tentunya

untuk mengatasi kelemahan tersebut kembali kepada kualitas dan potensi guru

dalam mengkondisikan pembelajaran. Guru harus mampu kreatif dan inovatif.

Adapun persamaan dari penelitian tersebut adalah dalam mengetahui perbedaan

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

32

hasil belajar siswa dengan penggunaan pendekatan inkuiri. Perbedaanya adalah

pada penelitian yang dilakukan pakar diatas hanya menggunakan satu pendekatan

inkuiri saja, namun dalam penelitian ini akan memadukan antara PI-MCP dalam

pembelajaran di SD. Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada PI-MCP dengan

pembelajaran tematik SD kelas 4.

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaiamana

suatu teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

suatu permasalahan yang penting.

Hasil belajar adalah hal penting dalam tercapainya tujuan utama suatu

pembelajaran, oleh karena itu perlu adanya perubahan dari segi proses

pembelajaran agar mampu mencapai tujuan yang diinginkan. Metode

pembelajaran merupakan faktor penting dalam menunjang kesuksesan suatu

pembelajaran dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Penggunaan

pendekatan pembelajaran yang membuat siswa aktif, kritis, dan kreatif dan

mampu mengarah pada hasil belajar siswa sangat perlu dilakukan secara optimal.

Inkuiri adalah suatu rangkaian peyelidikan guna memperoleh dan

mendapatkan informasi secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka

dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan penuh percaya diri. Dengan

demikian, siswa menjadi lebih aktif dan guru hanya berusaha membimbing,

melatih dan membiasakan siswa untuk terampil berfikir (minds-on

activities) karena mereka mengalami keterlibatan secara mental dan terampil

secara fisik (hands-on activities), sedangkan curah pendapat merupakan suatu

metode pembelajaran yang digunakan untuk mendapatkan banyak ide-ide

individu, pendapat, atau gagasan dari sekelompok manusia sebanyak-banyaknya

dalam waktu yang singkat dan dapat digunakan dalam penyusunan program,

manual kerja, dan sebagainya.

PI-MCP mempunyai langkah-langkah adalah membentuk kelompok @

4orang, menerima masalah, merumuskan masalah, mengkaji masalah,

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menyimpulkan,

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

33

mengerjakan tes formatif. Dari hasil gabungan kedua langkah-langkah tersebut

dapat dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan

akhir. Dari gabungan kedua langkah tersebut dapat diterapkan di SD ketika

mengajar adalah membentuk kelompok @4orang, menerima masalah pentingnya

toleransi antar umat beragama, merumuskan masalah pentingnya toleransi antar

umat beragama, mengkaji masalah pentingnya toleransi antar umat beragama,

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menyimpulkan

dan mengerjakan tes formatif. Dalam kegiatan pembelajaran siswa dominan lebih

aktif dalam mengikuti pembelajaran dan guru hanya berperan sebagai fasilitator

dalam membimbing siswa untuk melakukan pemecahan masalah.

Pembelajaran dengan metode konvensional menggunakan ceramah

bervariasi terkesan monoton karena dalam pembelajaran hanya dibatasi dengan

ceramah, tanya jawab dan pengerjaan soal saja. Pembelajaran yang berlangsung

melibatkan hanya berpusat kepada guru karena siswa hanya mendengarkan

informasi atau penjelasan dari guru sehingga siswa pasif dalam mengikuti

pembelajaran. Langkah-langkah dalam pembelajaran konvensional adalah

menyajikan materi tentang toleransi, tanya jawab tentang permasalahan toleransi,

latihan soal seputar toleransi antar umat beragama, dan tes formatif. Dalam

pembelajaran ini guru lebih berperan aktif disetiap kegiatan pembelajaran

Hasil belajar kelompok eksperimen diukur melalui tes formatif dan

lembar observasi yang dilengkapi rubrik pengukuran sikap. Sedangkan hasil

belajar kelompok kontrol diukur melalui skor tes formatif. Secara lebih rinci

penjelasan kerangka berfikir disajikan pada gambar 2.2 berikut ini:

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

34

Gambar 2.2

Skema Efektivitas PI-MCP Terhadap Hasil Belajar Tematik Tema 8 Subtema 2 Keunikan

Daerah Tempat Tinggalku

Pembelajaran Tema 8 Sub Tema 2

Keunikan Daerah Tempat Tinggalku

Pembelajaran Konvensional

Ceramah Bervariasi

PI-MCP

1. Menyajikan materi tentang toleransi.

2. Tanya jawab tentang permasalahan

toleransi.

Skor tes

Hasil belajar

4. Mengkaji masalah pentingnya

toleransi antar umat beragama.

3. Latihan soal seputar toleransi antar umat

beragama

4. Pembahasan soal tentang toleransi antar umat beragama.

5. Tes formatif.

1. Membentuk kelompok @4 orang.

6. Mengupulkan data

7. Menganalisis data..

8. Menyimpulkan

9. Mengerjakan tes formatif.

Skor non

tes

Hasil belajar

Skor proses

belajar

Skor hasil belajar

Skor tes

2. Menerima masalah pentingnya

toleransi antar umat beragama.

5. Merumuskan hipotesis.

3. Merumuskan masalah pentingnya

toleransi antar umat beragama.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pembelajaran Tematik ...€¦ · Pembelajaran tematik terintegrasi sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

35

2.4. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah efektivitas PI-MCP

terhadap hasil belajar tematik siswa kelas 4 SDN Getasan Kabupaten Semarang

semester II tahun pelajaran 2015/2016.