21
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik 1. Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran, sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Sedangkan menurut Kemendikbut (2013:197) mendefinisikan bahwa pembelajaran tematik merupakan salah satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Tema merupakan alat atau wadah untuk mengedepankan berbagai konsep kepada peserta didik secara utuh. Selain itu tema diberikan dengan maksud untuk menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh dan membuat pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Menurut Trianto (2011:154) pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran dari beberapa mata pelajaran, beberapa standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi satu kesatuan yang utuh. Sedangkan menurut Majid (2014:80) mendefinisikan pembelajaran tematik yaitu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan dengan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik

1. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan

tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran, sehingga dapat memberikan

pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Sedangkan menurut Kemendikbut

(2013:197) mendefinisikan bahwa pembelajaran tematik merupakan salah satu

usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap

pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema untuk

memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Tema merupakan alat

atau wadah untuk mengedepankan berbagai konsep kepada peserta didik secara

utuh. Selain itu tema diberikan dengan maksud untuk menyatukan isi kurikulum

dalam satu kesatuan yang utuh dan membuat pembelajaran yang melibatkan

beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada

peserta didik.

Menurut Trianto (2011:154) pembelajaran tematik adalah suatu model

pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran dari beberapa mata pelajaran,

beberapa standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi satu kesatuan yang

utuh. Sedangkan menurut Majid (2014:80) mendefinisikan pembelajaran tematik

yaitu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan

dengan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang

bermakna bagi peserta didik.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

11

Jadi pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang menggunakan

tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran tematik dikatakan

bermakna apabila peserta didik dapat memahami konsep-konsep yang telah

mereka pelajari melalui pengalaman secara langsung dan menghubungkan dengan

konsep yang lain yang sudah mereka pahami.

2. Landasan Pembelajaran Tematik

Landasan yang digunakan sebagai dasar untuk penyelenggaraan

pendidikan supaya pelaksanaan pembelajaran tematik tepat pada sasaran, maka

menurut Majid (2014:97-88) ada 3 landasan pembelajaran tematik, adapun 3

landasan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Landasan Filosofis

Landasan filosofis ini pembelajaran tematik dipengaruhi oleh 3 aliran

filsafat antara lain yaitu, aliran progresivisme, aliran konstruktivisme, dan aliran

humanisme. Aliran progresivisme yaitu memandang proses pembelajaran sebagai

suatu pembentukan kreativitas, suasana belajar yang alami dan memperhatikan

pengalaman peserta didik. Aliran Konstruktivisme yaitu mamandang bahwa

pengalaman langsung sebagai kunci dalam proses pembelajaran dan pengetahuan

sebagai hasil konstruksi manusia, sedangkan aliran humanisme yaitu memandang

peserta didik dari segi keunikan, potensi dan motivasi yang dimilikinya.

b. Landasan Psikologis

Landasan psikologis perkembangan diperlukan karena untuk menentukan

isi atau materi pembelajaran tematik supaya tingkat keluasaan dan kedalaman

sesuai dengan perkembangan peserta didik.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

12

c. Landasan Yuridis

Landasan yuridis pembelajaran tematik berkaitan dengan kebijakan atau

peraturan tertulis pada UU No.23 Tahun 2002 yaitu tentang perlindungan anak

yang menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan

pengajaran dalam rangka pengembangan pribadi dan tingkat kecerdasan sesuai

dengan minat dan bakatnya.

3. Fungsi Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik perlu dilakukan pada tingkat sekolah dasar, karena

mengingat pembelajaran tematik tersebut merupakan salah satu model

pembelajaran yang memiliki fungsi penting untuk membangun kompetensi

peserta didik. Menurut Trianto (2011:156-157) fungsi dari pembelajaran tematik

adalah lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik pada proses belajar

secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik akan memperoleh

pengalaman secara langsung dan terlatih untuk menemukan sendiri berbagai

pengetahuan yang dipelajarinya.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar

sambil melakukan (learning by doing). Oleh sebab itu pendidik perlu mengemas

dan merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan

belajar bagi peserta didik. Selain itu dengan adanya penerapan pada pembelajaran

tematik di sekolah dasar, maka akan sangat membantu peserta didik karena sesuai

dengan tahap perkembangan peserta didik yang masih melihat segala sesuatu

sebagai satu keutuhan (holistik).

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

13

4. Tujuan Pembelajaran Tematik

Pelaksanaan pembelajaran tematik tentunya tidak lepas dari tujuan yang

ingin dicapai. Adapun tujuan pembelajaran tematik menurut S.B Mamat (2005:7-

11) adalah sebagai berikut :

a. Pembelajaran tematik mengharuskan perubahan paradigma pembelajaran lama

yang keliru (berpusat kepada guru).

b. Pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan dan

kecenderungan anak usia dini (rentang 0-8 tahun) yaitu mereka yang pada

umumnya masih memahami suatu konsep secara menyeluruh (holistic) dan

dalam hubungan yang sederhana.

c. Pembelajaran tematik memungkinkan penggabungan berbagai perspektif dan

kajian interdisipliner dalam memahami suatu tema tertentu.

d. Pembelajaran tematik mendorong peserta didik memahami wacana aktual dan

konstekstual.

e. Pembelajaran tematik menuntut penerapan metodelogi pembelajaran yang

bervariasi.

5. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran, menurut Majid (2014:89)

pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :

a. Berpusat pada peserta didik, sehingga peserta didik berperan sebagai subjek

belajar dan guru berperan sebagai fasilitator.

b. Memberikan pengalaman secara langsung kepada peserta didik, sehingga

dalam memahami suatu hal, peserta didik diharapkan pada sesuatu yang nyata

atau konkret.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

14

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses

pembelajaran.

e. Bersifat fleksibel, yaitu guru dapat mengaitkan buku ajar dengan mata

pelajaran yang lainnya atau mengaitkan dengan kehidupan peserta didik

sehari-hari.

f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain, sehingga pembelajaran

berlangsung menyenangkan.

6. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik terpadu dalam penerapannya memiliki berbagai

kelebihan. Adapun kelebihan pada pembelajaran tematik menurut Depdiknas

adalah sebagai berikut ini :

a. Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik relevan dengan tingkat perkembangannya.

b. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.

c. Kegiatan belajar menjadi bermakna bagi peserta didik, sehingga hasilnya dapat bertahan lama.

d. Keterampilan berfikir peserta didik berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.

e. Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai dengan lingkungan peserta didik.

f. Keterampilan sosial peserta didik berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.

g. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus.

Selain kelebihan yang dimiliki menurut Trianto (2011:152), pembelajaran

tematik juga memiliki keterbatasan atau kekurangan, terutama dalam

pelaksanaannya, yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

15

banyak menurut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi

dampak pembelajaran langsung saja.

B. Tema 3 (Peduli terhadap makhluk hidup) Subtema 2 (Keberagaman

makhluk hidup dilingkunganku) Kelas 4 Sekolah Dasar

Kata tema berasal dari bahasa Yunani “tithenai” yang artinya

“menempatkan” atau “meletakkan” dan kemudian kata tersebut mengalami

perubahan sehingga kata “tithenai” berubah menjadi kata “tema” (Majid,

2014:86). Sehingga tema merupakan alat atau wadah yang digunakan sebagai

pemersatu pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan (Permendikbud, 2014:240).

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tema

adalah suatu alat atau wadah yang digunakan sebagai pemersatu pembelajaran

untuk mengenal berbagai konsep yang secara utuh supaya mudah untuk dipahami

oleh peserta didik. Tema digunakan sebagai alat untuk menyatukan beberapa mata

pelajaran menjadi satu kesatuan yang utuh untuk membuat pembelajaran menjadi

lebih bermakna.

Pengembangan modul pop-up tema 3 subtema 2 kelas 4 sekolah dasar, ini

digunakan untuk menambah materi yang belum dipahami, menambah

pengetahuan, membantu peserta didik dalam mengerjakan tugas yang ada dibuku

siswa, dapat belajar dengan aktif, berfikir kritis dan dapat digunakan untuk belajar

secara individual. Modul pop-up tema 3 subtema 2 ini hanya akan mengkaji 1

pembelajaran saja yang artinya hanya dapat digunakan untuk 1 kali pertemuan

saja di dalam pembelajaran 1 terdiri dari mata pelajaran bahasa Indonesia, IPA

dan SBDP. Adapun kompetensi dasar (KD) yang terdapat pada tema 3 subtema 2

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

16

pembelajaran 1 kelas 4 sekolah dasar antara lain adalah sebagai berikut

(Permendikbut, 2014).

Tabel 2.1 Pemetaan Kompetensi Dasar Pembelajaran 1 Tema 3 Subtema 2

No. Mata Pelajaran Kompetensi Dasar

1.

2.

3.

Bahasa Indonesia IPA SBDP

3.3 Menggali informasi seorang tokoh melalui wawancara menggunakan daftar pertanyaan.

4.3 Melaporkan hasil wawancara dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif dalam bentuk teks tertulis.

3.2 Mendiskripsikan daur hidup beberapa jenis makhluk hidup.

4.2 Menyajikan secara tertulis hasil pengamatan daur hidup beberapa jenis makhluk hidup.

3.1 Mengenal karya dua dan tiga dimensi berdasarkan pengamatan.

4.2 Membuat karya seni kolase dengan berbagai bahan di lingkungan sekitar.

C. Kajian Tentang Modul

1. Pengertian Modul

Modul pembelajaran tematik adalah modul yang mengandung karakteristik

pembelajaran tematik, sehingga mampu mengoptimalkan pelaksanaan

pembelajaran tematik. Menurut Prastowo (2011:104) modul merupakan salah

satu bentuk bahan ajar yang berupa cetakan yang dirancang untuk kegiatan belajar

secara mandiri oleh peserta didik, karena modul dilengkapi dengan petunjuk

penggunaan yang digunakan untuk belajar secara mandiri atau individual. Hal ini

peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar sendiri tanpa kehadiran minimal

dari seorang pendidik secara langsung. Menurut Surahman (dalam

Prastowo,2011:105) mendefinisikan modul yaitu sebagai kesatuan bahan belajar

yang disajikan dalam bentuk “self-instruction”, artinya bahan belajar yang

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

17

disusun di dalam modul dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri dengan

bantuan yang terbatas dari guru atau orang lain.

Berdasarkan beberapa pandangan tentang pengertian modul tersebut, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa modul pembelajaran adalah salah satu bentuk

bahan ajar cetak yang dikemas secara sistematis, dan menarik sehingga mudah

untuk dipelajari secara individual atau mandiri.

2. Fungsi Modul

Penggunaan modul pada kegiatan pembelajaran merupakan salah satu

upaya yang digunakan untuk melakukan aktivitas belajar secara mandiri. Modul

lebih banyak digunakan oleh peserta didik ketika mereka berada di rumah masing-

masing, maka dari itu menurut Prastowo (2011:107-108) modul memiliki

berbagai fungsi, yaitu antara lain sebagai berikut :

a. Bahan ajar mandiri, maksudnya penggunaan modul dalam proses

pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk

belajar sendiri tanpa tergantung pada kehadiran pendidik.

b. Pengganti fungsi pendidik, maksudnya modul sebagai bahan ajar yang harus

mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah untuk

dipahami oleh peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuannya, maka dari

itu modul bisa dikatakan sebagai pengganti fungsi atau peran fasilitator.

c. Alat evaluasi, maksudnya dengan menggunakan modul peserta didik dituntut

untuk mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaan materi yang telah

mereka pelajari.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

18

d. Bahan rujukan bagi peserta didik, maksudnya modul tersebut mengandung

berbagai materi yang harus dipelajari oleh peserta didik, oleh sebab itu modul

dikatakan sebagai bahan rujukan bagi peserta didik.

Berdasarkan dari beberapa fungsi modul seperti yang telah dijelaskan

tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi modul secara keseluruhan

yaitu sebagai alat pembelajaran yang mandiri atau individual untuk peserta didik,

serta dapat mengukur tingkat penguasaan materi yang telah mereka pelajari.

3. Tujuan Modul

Tujuan modul akan memberikan gambaran mengenai sasaran yang ingin

dicapai melalui penggunaan modul dalam pembelajaran. Menurut Prastowo

(2011:108-109) menjelaskan ada enam hal yang menjadi tujuan dari penggunaan

modul dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut :

a. Agar peserta didik dapat belajar secara mandiri, tanpa bimbingan minimal dari

seorang pendidik.

b. Peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter pada kegiatan pembelajaran.

c. Meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi peserta didik.

d. Melatih kejujuran bagi peserta didik.

e. Mengakomodasikan berbagai tingkat dan kecepatan belajar bagi peserta didik,

sehingga peserta didik yang memiliki kecepatan belajarnya tinggi, maka dapat

lebih cepat untuk mengerjakannya, sebaliknya bagi peserta didik yang lambat

belajar, maka dipersilahkan untuk mengulanginya kembali.

f. Peserta didik mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang telah

mereka pelajari.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

19

Berdasarkan uraian tentang tujuan modul tersebut, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa, tujuan dari penggunaan modul yaitu dapat memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk menyelesaikan pembelajaran secara tuntas

sesuai dengan kecepatan belajar mereka masing-masing.

4. Karakteristik Modul

Menurut Prastowo (2011:109-110) Modul pembelajaran merupakan salah

satu bahan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik secara mandiri atau

individual. Modul yang baik maka harus disesuaikan dengan karakteristik peserta

didik, intelektual peserta didik serta disusun secara sistematis, menarik, jelas,

efektif dan efisien. Modul dapat digunakan kapanpun dan dimanapun sesuai

dengan kebutuhan peserta didik. Untuk menghasilkan modul yang baik, maka

penyusunanya harus sesuai dengan kriteria. Adapun karakteristik modul adalah

sebagai berikut :

a. Self instructional, peserta didik mampu membelajarkan diri sendiri, tidak

tergantung pada pihak yang lainnya.

b. Self contained, seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi yang

dipelajari terdapat didalam satu modul utuh.

c. Stand alone, modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau

tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain.

d. Adaptif, modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi.

e. User friendly, modul hendaknya juga memenuhi kaidah akrab atau bersahabat

dengan pemakainya atau penggunanya.

f. Konsistensi, konsistensi dalam penggunaan font, spasi, dan tata letak.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

20

5. Unsur-Unsur Modul

Menurut Kemendikbut (dalam Prastowo, 2011:114-115) ada lima unsur

yang harus diperhatikan dalam mengembangkan modul. Adapun lima unsur

tersebut yaitu akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Judul modul, berisi mengenai nama modul dari suatu kajian tertentu. Dalam pengembangan modul ini, bagian judul berisi mengenai tema dan subtema yang akan dipelajarinya.

b. Petunjuk umum, memuat tentang penjelasan mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembelajaran yang terdiri dari Sembilan langkah umum yaitu (a) kompetensi dasar, (b) pokok bahasan, (c) indikator, (d) referensi, (e) strategi pembelajaran, (f) menjelaskan pendekatan,dan langkah, (g) lembar kegiatan pembelajaran, (h) petunjuk memahami langkah dan materi, (i) evaluasi.

c. Materi yang ada di dalam modul, menjelaskan mengenai rinci materi yang akan diajarkan pada setiap pertemuan.

d. Evaluasi, bertujuan untuk mengukur kompetensi peserta didik sesuai materi yang telah diberikan.

e. Kunci lembar evaluasi, test dan rating scale yang tercantum dalam lembar evaluasi yang disusun oleh penulis modul dalam item test. Adapun item test tersebut disusun dan dijabarkan dari rumusan tujuan pada modul. Oleh sebab itu, dari hasil jawaban terdapat teks soal tersebut dapatlah diketahui tercapai atau tidaknya tujuan yang dirumuskan pada modul yang bersangkutan. Kunci jawaban dari lembaran evaluasi juga disusun oleh penulis modul.

Berdasarkan paparan tentang tujuan modul tersebut, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa modul memiliki struktur yang bervariasi. Atas pertimbangan

tersebut peneliti melakukan pengembangan modul sesuai dengan kebutuhan tanpa

mengurangi esensi dari modul itu sendiri.

6. Kelebihan dan Kekurangan Modul

Menurut Mbulu (2011:90) menjelaskan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan modul memiliki berbagai macam kelebihan dan kekurangan,

adapun kelebihan dan kekurangan modul yaitu sebagai berikut :

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

21

a. Kelebihan Modul

1) Bagi peserta didik yaitu untuk mengetahui taraf hasil belajar yang telah

dicapainya, peserta didik dapat termotivasi dalam pembelajaran karena tidak

ada rasa persaingan antar temannya setelah melakukan evaluasi, peserta didik

dapat mengukur kemampuannya sendiri.

2) Bagi pendidik yaitu mempunyai waktu yang lebih untuk memberikan bantuan

perhatian secara individual terhadap peserta didik. Pendidik juga memiliki

banyak waktu untuk memberikan pembelajaran tambahan terhadap peserta

didik apabila mereka kurang memahami materi yang ada pada modul tersebut.

b. Kekurangan Modul

1) Bagi peserta didik memerlukan kedisiplinan yang tinggi, sehingga artinya

mereka harus sanggup untuk mengatur waktu dan tanggung jawab pada saat

mengerjakan modul, pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama.

2) Kekurangan bagi pendidik yaitu apabila seorang pendidik di dalam

pembelajarannya menggunakan modul, maka hendak diberikan waktu untuk

mempelajari modul tersebut, hal tersebut dilakukan supaya pembelajarannya

berjalan dengan lancar.

D. Kajian Tentang Pop-Up

1. Pengertian Pop-Up

Peran bahan ajar di dunia pendidikan sangatlah penting. Adanya bahan

ajar akan membantu proses pembelajaran menjadi mudah bagi peserta didik dalam

memahami materi pembelajaran, selain itu juga dapat meningkatkan kualitas

mengajar guru yang akan berdampak pada kualitas hasil belajar serta motivasi

belajar bagi peserta didik. Media dibedakan menjadi dua bagian yaitu media dua

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

22

dimensi dan media tiga dimensi. Media tiga dimensi salah satunya yaitu berupa

pop-up.

Salah satu varian jenis buku yang sedang dibicarakan saat ini adalah

adanya buku berbentuk pop-up. Buku pop-up ini merupakan jenis buku yang di

dalamnya terdapat lipatan gambar yang dipotong dan muncul membentuk gambar

tiga dimensi ketika halamannya dibuka. Menurut seseorang professional dan

pengamat di bidang paper engineering, Ayu alit (2014), mendefinisikan pop-up

yaitu sebuah ilustrasi yang ketika halamannya dibuka, ditarik, atau diangkat, akan

timbul tingkatan, sehingga memiliki kesan berbentuk tiga dimensi. Menurut

Dzuanda (2011:1) pop-up book merupakan sebuah buku yang memiliki bagian

yang dapat bergerak atau memiliki unsur tiga dimensi serta mampu memberikan

visualisasi cerita yang menarik, mulai dari segi tampilan gambar yang dapat

bergerak ketika halamannya dibuka. Selain itu menurut pendapat Bluemel dan

Taylor (2012:22) menjelaskan pengertian pop-up adalah sebuah buku yang

menampilkan potensi untuk bergerak dan interaksinya melalui penggunaan kertas

lipatan, gulungan, bentuk roda dan putarannya.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pop-up, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa pop-up merupakan buku yang mengandung unsur hiburan

melalui gambar ilustrasinya yang bisa dibentuk, bergerak, dan menimbulkan efek

timbul pada halaman kertasnya pada saat dibuka. Tampilan buku pop-up sangat

menarik karena memiliki kesan unsur tiga dimensi.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

23

2. Jenis-jenis Teknik Pop-Up

Ada beberapa jenis-jenis teknik pop-up yang dapat dijadikan sebagai dasar

dalam pembuatan pop-up. Menurut Dzuanda (2011:23) terdapat beberapa macam

teknik pembuatan pop-up antara lain sebagai berikut :

a. Transformation, yaitu bentuk tampilan yang terdiri dari potongan-potongan

pop-up yang disusun secara vertikal.

b. Volvelles, yaitu bentuk tampilan yang menggunakan unsur lingkaran dalam

pembuatannya.

c. Peepshow, yaitu tampilan yang tersusun dari serangkaian tumpukan kertas

yang disusun bertumpuk menjadi satu sehingga menciptakan ilusi kedalaman

dan perspektif.

d. Pull-tabs, yaitu sebuah tab kertas geser atau bentuk yang ditarik dan didorong

untuk memperhatikan gerakan gambaran baru.

e. Carousel yaitu, teknik ini didukung dengan tali, pita atau kancing yang

apabila dibuka dan dilipat kembali berbentuk benda yang komplek.

f. Box and cylinder yaitu, gerakan sebuah kubus atau tabung yang bergerak naik

dari tengah halaman ketika halaman dibuka.

3. Manfaat Pop-Up

Penggunaan media pop-up di dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah

dasar tentunya memiliki berbagai manfaat. Adapun manfaat pop-up untuk

pembelajaran menurut Dzuanda (2011:5-6) adalah sebagai berikut :

a. Mendekatkan anak dengan orang tua, karena pop-up merupakan kesempatan

kepada orang tua untuk mendampingi anak disaat menggunakannya.

b. Mengajarkan anak untuk menghargai buku dan merawatnya dengan baik.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

24

c. Mengembangkan kreatifitas anak.

d. Merangsang imajinasi anak.

e. Menambah pengetahuan serta memberi pengenalan bentuk pada benda.

f. Dapat digunakan sebagai media untuk menumbuhkan minat baca.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pop-up dapat bermanfaat untuk

proses pembelajaran yaitu membantu guru dalam menyampaikan materi kepada

peserta didik, selain itu penggunaan pop-up ini juga dapat memudahkan peserta

didik dalam belajar.

4. Kelebihan dan Kekurangan Pop-Up

a. Kelebihan Pop-Up

1) Memberikan visualisasi cerita yang menarik sehingga peserta didik tidak

mudah bosan dan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

2) Dapat digunakan di dalam kelas maupun di luar kelas.

3) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, sehingga peserta didik tidak bosan

dan pendidik tidak kehabisan tenaga.

4) Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, karena tidak hanya

mendengar uraian pendidik tetapi juga aktivitas lain.

b. Kekurangan Pop-Up

1) Waktu mengajarnya cenderung lama.

2) Menuntut penelitian.

3) Biaya yang dikeluarkan lebih mahal dan lebih besar jika dibandingkan dengan

buku pada umumnya.

4) Terbatasnya keahlian dalam membuat media pembelajaran tersebut.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

25

E. Karakteristis Peserta Didik Kelas 4 SD

Peserta didik memasuki usia sekolah dasar, yakni antara usia 6-12 tahun,

pada masa ini anak mengalami transisi yang ditandai dengan berakhirnya masa

kanak-kanak, yaitu suatu masa ketika anak tumbuh dan berkembang dalam semua

bidang dan mulai pada suatu fase perkembangan yang lebih perlahan-lahan.

Menurut Piaget dalam Rita Izzaty (2008:105) anak pada usia sekolah dasar

termasuk pada tahap operasional konkret. Pada usia tersebut anak mulai

menghilangkan sifat egoisentrisme yakni sudah mampu melihat sesuatu dari sudut

pandang orang lain, proses berfikir mengarah pada kejadian rill atau nyata, dapat

berfikir secara konkret dan tidak abstrak, serta mulai mengembangkan

kemampuan konversinya.

Pada usia tersebut anak akan berhubungan dengan proses pembelajaran

dalam suatu sistem pendidikan. Menurut teori Gestalt, pembelajaran harus

bermakna dan menekankan pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan

perkembangan anak. Berdasarkan tahap perkembangan anak tersebut, maka

proses pembelajaran seharusnya sesuai dengan perkembangan peserta didik serta

memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Program pembelajaran disusun secara fleksibel dan memperhatikan perbedaan

individual anak.

2. Pembelajaran disajikan secara variatif melalui banyak aktivitas.

3. Melibatkan penggunaan berbagai media, bahan ajar dan sumber belajar

sehingga memungkinkan anak terlibat secara penuh dengan menggunakan

berbagai proses perkembangannya (Amin Budiamin, dkk, 2009:84)

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

26

Pada saat melakukan proses pembelajaran sebaiknya memperhatikan hal-

hal berikut :

1. Pembelajaran tidak harus berpusat pada pendidik, akan tetapi berpusat pada

peserta didik.

2. Materi yang dipelajari harus menantang dan menarik minat belajar peserta

didik.

3. Pendidik dan peserta didik harus sama-sama terlibat dalam proses

pembelajaran.

4. Urutan bahan dan metode pembelajaran harus menjadi perhatian utama,

karena akan sulit dipahami oleh peserta didik jika urutannya locat-loncat.

5. Pendidik harus mampu memperhatikan tahap perkembangan kognitif peserta

didik dalam melakukan stimulasi perkembangan.

6. Pembelajaran hendaknya dibantu dengan benda-benda konkret pada anak

sekolah dasar kelas awal.

Agar proses pembelajaran sesuai dengan perkembangan peserta didik,

maka dibutuhkan dengan adanya dukungan penuh dari pihak sekolah. Sekolah

sebaiknya mengatur lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik dapat

berinteraksi dalam proses pembelajaran. Dengan lingkungan yang penuh

rangsangan untuk belajar, maka proses pembelajaran aktif akan terjadi sehingga

mampu membawa peserta didik untuk maju ke tahap yang berikutnya. Hal

tersebut didukung dengan adanya penggunaan bahan ajar yang sesuai.

F. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian dan pengembangan pada modul pop-up tema 3 subtema 2 kelas

4 sekolah dasar, ini didasarkan pada penelitian yang terkait dengan pengembangan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

27

modul yang terlebih dahulu. Beberapa penelitian yang terdahulu dengan

menggunakan modul dan pop-up Seperti penelitian yang dilakukan oleh Anggi

Nur Cahyani tahun (2014) dengan judul penelitian “pengembangan modul

berbasis pop-up book pada materi alat-alat optik untuk siswa SMPLB-B

(tunarungu) kelas VIII”. Dengan hasil penelitian bahwa modul pop-up book pada

materi alat-alat optik untuk siswa SMPLB-B (Tunarungu) kelas VIII, Kualitas

sangat baik oleh ahli materi, media, dan guru fisika SMPLB-B (Tunarungu) dan

telah memenuhi elemen modul, dan peserta didik sangat setuju dengan adanya

modul yang telah dikembangkan, sehingga dapat membantu peserta didik dalam

melakukan proses pembelajaran fisika pada peserta didik SMPLB-B (Tunarungu).

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Wiwit Rahmawati tahun (2015)

dengan judul penelitian “pengembangan media pop-up book pada tema air, bumi,

dan matahari” subtema 2 pembelajaran 3” kelas II sekolah dasar. Hasil

penelitiannya pada tahap uji coba produk dan uji coba pemakaian menunjukkan

bahwa media pop-up book valid atau tepat digunakan untuk tema air, bumi, dan

matahari subtema 2 pembelajaran 3 kelas II sekolah dasar dengan kompetensi

dasar kekayaan alam, pengukuran baku dan tidak baku serta karya seni. Respon

peserta didik terhadap media masuk kategori sangat bagus. Berdasarkan hasil

keseluruhan dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran pop-up book pada

tema air, bumi, dan matahari subtema 2 pembelajaran 3 dapat dijadikan sebagai

media pembelajaran tematik tema air, bumi, dan matahari subtema 2 pembelajaran

3 kelas II sekolah dasar dan penelitian tersebut menggunakan jenis teknik pop-up

model Volvelles dan Box and cylinder.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

28

Gambar 2.1 Model Teknik Pembuatan Pop-Up (Penelitian Wiwit (2015)).

Dari kedua penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadulu, maka

terdapat kesamaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu, sama-sama

mengembangkan produk bahan ajar cetak berupa modul pop-up. Namun juga

memiliki perbedaan dari peneliti sebelumnya seperti dari segi tema yang dikaji,

subjek penelitian, objek penelitiannya. Pada penelitian dan pengembangan ini,

peneliti mengkaji pada pembelajaran tematik pada tema 3, subtema 2, yang di

dalamnya mengkaji 1 pembelajaran yang artinya hanya dapat digunakan untuk 1

kali pembelajaran saja. Terdiri dari mata pelajaran bahasa Indonesia, IPA dan

SBDP dengan subjek penelitian yaitu peserta didik kelas 4 sekolah dasar, Objek

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu di SDN Purwantoro 2 Malang,

Sedangkan pada penelian yang sebelumnya menggunakan subjek penelitian

peserta didik SMPLB-B (tunarungu) kelas VIII, dan kelas II sekolah dasar. materi

pembelajaran yang dikajipun juga berbeda. pada penelitian terdahulu yang

pertama mengkati materi alat-alat optik, sedangkan pada penelitian yang terdahulu

kedua mengkaji tema air, bumi, dan matahari subtema 2 pembelajaran 3. serta

jenis teknik pop-up yang digunakan juga berbeda.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

29

G. Kerangka Pikir

Pembelajaran tematik di sekolah dasar akan memberikan peluang pada

pembelajaran terpadu yang lebih menekankan keterlibatan peserta didik dalam

proses pembelajaran, sehingga membuat peserta didik terlibat secara kreatif dalam

proses pembelajaran dan pemberdayaan dalam menyelesaikan kegiatan

pembelajaran, Langkah selanjutnya peserta didik diharapkan dapat belajar secara

mandiri tanpa bimbingan minimal dari seorang pendidik, sehingga dengan begitu

maka tujuan pembelajaran akan menjadi bermakna dan mudah untuk dicapai.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran tematik agar menjadi bermakna maka

dibutuhkannya sebuah pengembangan bahan ajar yang inovasi berupa

pengembangan modul pop-up tema 3 subtema 2 kelas 4 sekolah dasar. Maka dari

itu peneliti dapat menyusun kerangka pikirnya sebagai berikut :

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/35607/3/jiptummpp-gdl-anindyadiy-49418-3-babii.p… · A. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik . 1. Pembelajaran

30

Gambar 2.2 Kerangka Pikir

Kegiatan Pembelajaran Tematik di Kelas 4 SDN Purwantoro 2 Malang.

Bahan Ajar

Buku Guru LKS Tambahan materi yang diambil dari internet

1. Materi yang ada dibuku siswa sangat singkat, sehingga apabila peserta didik diminta untuk mmengerjakan tugas yang ada dibuku siswa mengalami kesulitan.

2. Kurang mendorong untuk melakukan kegiatan belajar secara individual. 3. Peserta didik kurang berfikir kritis. 4. Peserta didik cenderung ramai sendiri.

Solusi

Pengembangan Modul Pop-Up Tema 3 Subtema 2 Kelas 4 Sekolah Dasar

Model Pengembangan Research and Development (R&D) dimodifikasi menjadi 7 langkah :

(1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan Data, (3) Desain Produk, (4) Validasi Desain, (5) Revisi Desain, (6) Uji Coba

Produk, (7) Revisi Produk

Meningkatkan motivasi bagi guru untuk lebih kreatif dalam

membuat bahan ajar cetak berupa modul pop-up

Pembelajaran tematik menjadi lebih bermakna dan dapat dijadikan

sebagai bahan belajar individual dengan adanya moduk pop-up

Buku Siswa