41
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana di SMK a. Definisi Pembelajaran Keahlian Tata Busana di SMK Menurut house committee on education and labour (hcel) dalam (Malik, 1990:94) bahwa : “pendidikan kejuruan adalah suatu bentuk pengembangan bakat, pendidikan dasar ketrampilan, dan kebiasaan-kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja yang dipandang sebagai latihan keterampilan”. Sementara Slamet (2012), menyatakan: “pendidikan kejuruan adalah pendidikan untuk suatu pekerjaan atau beberapa jenis pekerjaan yang disukai individu untuk kebutuhan sosialnya ”. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang berdasar ketrampilan yang akan digunakan untuk bekal bekerja. Materi pembelajaran di sekolah kejuruan dibagi menjadi tiga aspek yaitu aspek normatif, adaptif dan produktif. Aspek normatif yaitu pembelajaran mengenai nilai- nilai positif dalam kehidupan, aspek adaptif yaitu berisikan pembelajaran ilmu pengetahuan yang dapat diadaptasi dalam kehidupan, dan aspek produktif adalah memuat pelajaraan tentang ketrampilan yang harus dikuasai sesuai bidang ahli yang diambil. Adanya aspek produktif di sekolah menengah kejuruan yang membekali peserta didiknya dengan ketrampilan, maka setelah lulus siswa lebih siap bekerja dibandingka n dengan lulusan sekolah menengah umum. Keahlian Tata Busana merupakan bagian dari pendidikan menengah kejuruan yang bertujuan menyiapkan lulusan untuk memasuki dunia kerja. Menurut Kemendikbud “Jurusan Tata Busana adalah jurusan dimana 9 CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk Provided by Lumbung Pustaka UNY (UNY Repository)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana di SMK

a. Definisi Pembelajaran Keahlian Tata Busana di SMK

Menurut house committee on education and labour (hcel) dalam (Malik,

1990:94) bahwa : “pendidikan kejuruan adalah suatu bentuk pengembangan bakat,

pendidikan dasar ketrampilan, dan kebiasaan-kebiasaan yang mengarah pada dunia

kerja yang dipandang sebagai latihan keterampilan”. Sementara Slamet (2012),

menyatakan: “pendidikan kejuruan adalah pendidikan untuk suatu pekerjaan atau

beberapa jenis pekerjaan yang disukai individu untuk kebutuhan sosialnya”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan adalah

pendidikan yang berdasar ketrampilan yang akan digunakan untuk bekal bekerja.

Materi pembelajaran di sekolah kejuruan dibagi menjadi tiga aspek yaitu aspek

normatif, adaptif dan produktif. Aspek normatif yaitu pembelajaran mengenai nilai-

nilai positif dalam kehidupan, aspek adaptif yaitu berisikan pembelajaran ilmu

pengetahuan yang dapat diadaptasi dalam kehidupan, dan aspek produktif adalah

memuat pelajaraan tentang ketrampilan yang harus dikuasai sesuai bidang ahli yang

diambil. Adanya aspek produktif di sekolah menengah kejuruan yang membekali

peserta didiknya dengan ketrampilan, maka setelah lulus siswa lebih siap bekerja

dibandingkan dengan lulusan sekolah menengah umum.

Keahlian Tata Busana merupakan bagian dari pendidikan menengah

kejuruan yang bertujuan menyiapkan lulusan untuk memasuki dunia kerja.

Menurut Kemendikbud “Jurusan Tata Busana adalah jurusan dimana

9

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

Provided by Lumbung Pustaka UNY (UNY Repository)

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

didalamnya terdapat ilmu yang mempelajari bagaimana cara memilih,

mengatur dan memperbaiki, dalam hal ini adalah busana sehingga diperoleh

busana yang lebih serasi dan indah”.Oleh karena itu, pendidikan SMK harus

dikembangkan sehingga lulusannya memiliki kemampuan dan keterampilan

yang siap digunakan. Menurut Ernawati (2008:1) Ilmu tata busana adalah suatu

ilmu yang mempelajari bagaimana cara memilih, mengatur dan memperbaiki,

dalam hal ini adalah busana sehingga diperoleh busana yang lebih serasi dan

indah. Kualitas lulusan SMK Program Keahlian Tata Busana salah satunya

ditentukan oleh kualitas proses pembelajarannya sewaktu menempuh

pendidikan di sekolah, sebab SMK Program Keahlian Tata Busana sebagai

salah satu lembaga pendidikan menengah kejuruan memiliki karakteristik yang

berbeda dengan jenis pendidikan lainnya, yaitu terdiri dari kegiatan

pembelajaran teori dan kegiatan pembelajaran praktek dengan porsi yang cukup

besar (Widihastuti 2007: 230).

Tujuan Program Keahlian Tata Busana sesuai dengan Kurikulum SMK Bidang

Keahlian Tata Busana) adalah membekali peserta didik dengan keterampilan,

pengetahuan, dan sikap agar kompeten dalam hal:

(a)mengukur, membuat pola, menjahit dan menyelesaikan busana

(b) memilih bahan tekstil dan bahan pembantu secara tepat

(c) menggambar macam- macam busana sesuai kesempatan

(d) menghias busana sesuai desain

(e) mengelola usaha di bidang busana

10

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

Pembelajaran keahlian Tata Busana adalah salah satu program keahlian

yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan yang membekali peserta didik dengan

keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten sesuai bidang keahlian tata

busana.

b. Struktur Kurikulum Pembelajaran Keahlian Tata Busana

Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia ( 2005 : 617 ) kurikulum adalah

sebagai perangkat pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan dan sebagai

perangkat mata pelajaran mengenai tujuan keahlian khusus. Menurut PP 19 tahun

2005 bab 1 pasal 13, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan

pendidikan tertentu. Menurut Hidayat (2013: 20) menjelaskan bahwa “kurikulum

dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah. Kurikulum digambarkan

sebagai bahan tertulis yang dimaksudkan untuk digunakan oleh para guru dala

melaksanakan pembelajaran untuk para peserta didiknya.

Kurikulum yang digunakan SMK Karya Rini untuk kelas XI dalam mata

pelajaran Busana Industri adalah Kurikulum 2013. Menurut Majid (2014: 1)

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan memperkuat

proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan”. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui

pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu

dalam mengamati, menanya, mencoba atau mengumpulkan data,

11

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan.Perubahan paradigm dalam

proses belajar kurikulum 2013:

a) Peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu.

b) Guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka

sumber belajar.

c) Pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan

penggunaan pendekatan ilmiah.

d) Pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi.

e) Pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu.

f) Pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran

dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi.

g) Pembelajaran erbalisme menjadi ketrampilan aplikatif.

h) Peningkatan dan keseimbangan antara ketrampilan fisik (hard skills) dan

ketrampilan mental (soft skills).

i) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan pserta

didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.

j) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing

ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan

tut wuri handayani.

k) Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.

l) Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa

saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.

12

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

m) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan

efesiensi dan efektivitas pembelajaran.

n) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) melalui proses

pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.aspek kompetensi

sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-

aspek kompetensi tersebut dicapai

Di dalam penyusunan kurikulum atau substansi pembelajaran SMK

program kehalian Tata Busana; mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok,

yaitu : kelompok normatif, adaptif dan produktif. Menurut Kepdirjendikdasmen

No 130/D/KR/2017 Struktur Kurikulum SMK keahlian tata busana :

13

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

Tabel 01. Struktur Kurikulum di SMK STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK

BIDANG STUDI KEAHLIAN : PARIWISATA

PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TATA BUSANA

KEL A S

MATA PELAJARAN X XI XII

1 2 1 2 1 2

Kelompok A (Wajib)

1 Pendidik a n Agam a dan Budi Peke rt i 3 3 3 3 3 3

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4

4 Matematika 4 4 4 4 4 4

5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2

6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2

Jumlah Jam Kelompok A 17 17 17 17 17 17

Kelompok B (Wajib)

7 Seni Budaya 2 2 2 2 2 2

8 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2

9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 3 3 3 3 3 3

Jumlah Jam Kelompok B 7 7 7 7 7 7

Kelompok C

C1. Dasar Bidang Kejuruan

10 IPA Terapan 2 2 2 2 - -

11 Pengantar Pariwisata 2 2 2 2 - -

C2. Dasar Kompetensi Kejuruan

12 Tekstil 3 3 - - - -

13 Dasar Teknologi Menjahit 7 7 - - - -

14 Dasar Pola 4 4 - - - -

15 Dasar Desain 3 3 - - - -

16 Simulasi Digital 3 3 - - - -

C3. Kompetensi Kejuruan

Paket Keahlian : Tata Busana

17 Pembuatan hiasan 2 2

18 Desain Busana 3 3 3 3

19 Pembuatan Pola 4 4 4 4

20 Pembuatan Busana(Industri) 13 13 - -

21 Pembuatan Busana(custom-made) - - 15 15

Jumlah Jam Kelompok C 24 24 24 24 24 24

TOTAL 48 48 48 48 48 48

Sumber : Data Sekunder Struktur Kurikulum SMK Karya Rini

14

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

Mata pelajaran busana industri adalah mata pelajaran baru yang diterapkan

pada kurikulum 2013 di smk jurusan tata busana. Diterapkan mulai tahun ajaran

baru 2014/2015 pada kelas XI. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan

fungsi dan tujuan pendidikan formal, kompetensi pada kurikulum 2013

menggambarkan secara menyeluruh domain sikap, ketrampilan dan pengetahuan.

Imas & Berlin (2014:26), pendekatan ilmiah dalam pembelajaran semua mata

pelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan bertanya, percobaan,

kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi,

dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan dan

mencipta.Gambaran umum materi yang harus dipelajari adalah dasar pengetahuan

busana industri, marker layout, mengelar bahan, menggunting dan memberi tanda

jahitan, prosedur pembuatan dan pemasangan tiket, label dan pengikatan, proses

pembuatan komponen komponen busana, proses penggabungan komponen

komponen busana, proses penyelesaian akhir busana (pasang kancing, lubang

kancing, penyeterikaan, pengemasan), penghitungan harga jual busana.

Beberapa materi tersebut harus diterapkan pada kompetensi dasar praktik yang

terdiri dari pembuatan busana busana rumah, blus, rok dan kemeja. Saat akan

melakukan praktik guru wajib menjelaskan teori dan langkah setiap kompetensi

dasar sesuai dengan jenis busana yang akan diproduksi. Meminta siswa untuk

mendiskusikan materi yang telah disampaikan oleh guru dan kemudian melakukan

praktik dan membuat laporan.

15

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

c. Pembelajaran Keterampilan Pembuatan Rok Pada Mata Pelajaran

Busana Industri

Busana Industri adalah salah satu mata pelajaran yang ada di bidang

keahlian tata busana yang masuk dalam kurikulum pembelajaran sebagai mata

pelajaran produktif. Mata pelajaran produktif adalah pembelajaran kejuruan yang

merupakan kemampuan khusus yang diberikan kepada siswa sesuai dengan

program yang dipilihnya. Dalam mengikuti pembelajaran ini siswa akan mendapat

pengalaman belajar dalam bentuk teori dan praktek proses Pembuatan Busana

(Industri) mulai pemahaman tentang mekanisme kerja di industri dari membuat

pola hingga menjadi produk busana (Agustin Rinartati dkk : 2013,1). Salah satu

kompetensi dalam mata pelajaran busana industri adalah kompetensi keterampilan

pembuatan rok suai.

Pembelajaran keterampilan pada prinsipnya terdapat empat komponen

kegiatan, yaitu : melakukan presepsi terhadap stimulus, menggunakan

pengetahuan prasyarat, merencanakan respon, melaksanakan respon.

Menurut Sri Wening (2012) pembelajaran keterampilan hal yang

terpenting untuk diperoleh ialah penguasaan ketrampilan praktis, serta

pengetahuan dan perilaku yang berhubungan dengan penguasaan ketrampilan

tersebut. Salah satu model pembelajaran ketrampilan yang sederhana ialah

menggunakan metode empat tahap TWI (Training Within Industry), tahap-tahap

dari model pembelajaran tersebut ialah:

16

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

a. Persiapan

Pendidik atau instruktur mengutarakan sasaran-sasaran latihan kerja, menjelaskan

arti pentingnya latihan, membangkitkan minat peserta didik untuk menerapkan

pengetahuan yang dimiliki

b. Peragaan

Pendidik atau instruktur memperagakan ketrampilan yang dipelajari oleh peserta

didik serta menjelaskan cara dan proses kerja yang benar.

c. Peniruan

Peserta didik menirukan aktivitas kerja yang telah diperagaan oleh pendidik atau

instruktur, dalam hal ini pendidik atau instruktur bertugas mengamati dan

mendorong peserta didik agar dapat melakukan pekerjaan dengan benar.

2. Kompetensi Keterampilan Membuat

Rok a. Definisi Kompetensi

Kompetensi adalah kata yag memiliki arti sebagai kecakapanyang memadai

untuk melakukan tugas/memiliki keterampilan dan kecakapan yang disyaratkan.

Menurut E. Mulyasa (2004: 37-38), kompetensi merupakan perpaduan dari

pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan

berpikir dan bertindak. Pada sistem pengajaran, kompetensi digunakan untuk

mendeskripsikan kemampuan profesional yaitu kemampuan untuk menunjukkan

pengetahuan dan konseptualisasi pada tingkat yang lebih tinggi. Kompetensi ini dapat

diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman lain sesuai tingkat

kompetensinya. Kompetensi menurut Puskur yang dikutip oleh Enday Tarjo

(2004:115) diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan tentang

17

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar,

mengajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam kurikulum sekolah.

Menurut Wina Sanjaya (2008:50) kompetensi adalah kemampuan yang harus

dicapai siswa setelah mereka mengalami proses pembelajaran.

Kompetensi menurut Finch dan Crunkilton (dalam Widihastuti, 2007 :236)

merupakan penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi

yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Dari pendapat tersebut dapat

dipahami bahwa kompetensi menunjuk pada kinerja seseorang dalam suatu

pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilaku. Berdasarkan beberapa

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan yang

diperoleh siswa dalam suatu proses belajar mengajar yang memenuhi tiga ranah,

yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dan harus dimiliki siswa sebagai

syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam pekerjaan tertentu.

Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan

bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian/ bersikap,

akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. SMK terbagi dalam beberapa bidang

keahlian, salah satunya adalah bidang keahlian tata busana. Setiap bidang keahlian

mempunyai tujuan menyiapkan peserta didiknya untuk bekerja dalam bidang

tertentu.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan

penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang

diperlukan untuk menunjang keberhasilan sehingga menghasilkan siswa yang

kompeten dalam bidang keahlian yang mereka pelajari.

18

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

b. Macam-macam Kompetensi

Menurut (Wina Sanjaya, 2011: 71) klasifikasi kompetensi mencakup :

1) Kompetensi lulusan, yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai oleh

siswa setelah mengikuti pendidikan pada jenjang atau satuan pendidikan

tertentu.

2) Kompetensi Standart, yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai

setelah anak didik menyelengarakan suatu mata pelajaran tertentu pada

setiap jenjang pendidikan yang diikutinya.

3) Kompetensi Dasar, yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai siswa

dalam penguasan konsep atau materi pelajaran yang diberikan dalam kelas

pada jenjang pendidikan tertentu, dilihat dari tujuan kurikulum,

kompetensi dasar termasuk pada tujuan pembelajaran.

Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang

mencakup sikap (afektif), pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik)

sesuai dengan standar nasional yang disepakati menurut (UU) No 2003 tentang

Sisdiknas pasal 36 ayat 1 :

(a) Ingatan atau pengetahuan yaitu kemampuan mengingat bahan yang telah

dipelajari.

(b) Pemahaman yaitu kemampuan menangkap pengertian, menerjemahkan,

dan menafsirkan.

19

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

(c) Penerapan yaitu kemampuan menggunakan bahan yang telah dipelajari

dalam situasi baru dan nyala.

(d) Analisis yaitu kemampuan menguraikan, mengidentifikasikan dan

mempersatukan bahan yang terpisah, menghubungkan antar bagian guna

membangun suatu keseluruhan.

(e) Sintesis yaitu kemampuan menyimpulkan, mempersatukan bagian yang

terpisah guna membangun suatu keseluruhan, dan sebagainya.

(f) Penilaian yaitu kemampuan mengkaji nilai atau harga sesuatu, seperti

pernyataan atau laporan penelitian yang didasarkan suatu kriteria.

(a) Penerimaan, kesediaan untuk menghadirkan dirinya untuk menerima atau

memperhatikan pada suatu perangsang

(b) Penanggapan, keturutsertaan, memberi reaksi, menunjukkan kesenangan

memberi tanggapan secara sukarela.

(c) Penghargaan, kepekaan terhadap nilai atas suatu rangsangan, tanggung

jawab, konsisten, dan komitmen.

(d) Penggorganisasian, mengintegrasikan berbagai nilai yang berbeda,

memecahkan konflik antar nilai, dan membangun sistem nilai, serta

pengkonseptualisasikan suatu nilai.

(e) Pengkarakterisasian, proses afeksi di mana individu memiliki suatu sistem

nilai sendiri yang mengendalikan perilakunya dalam waktu yang lama

membentuk gaya hidupnya.

20

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

Menurut Masnur (2011: 166-172) ada lima karakteristik afektif yang

penting, yaitu sikap, minat, konsep, diri, nilai dan moral. Sikap adalah suatu

kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek.

Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.

Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan

dan kelemahan yang dimiliki. Nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan,

tindakan atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Sedangkan

moral berkaitan dengan perasaan salah satu atau benar terhadap kebahagiaan orang

lain atau perasaan yang terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri.

3) Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaiatan dengan ketrampilan atau

kemampuan bertindak setelah seseorang manerima pengalaman belajar tertentu.

Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2009:22) ranah psikomotor

mencakup

(a) Persepsi, yaitu pemakaian alat-alat perasa untuk membimbing efektifitas

gerak.

(b) Kesiapan, yaitu kesediaan mengambil tindakan.

(c) Respon terbimbing, yaitu tahap awal belajar ketrampilan lebih komplek,

meliputi peniruan gerak yang dipertunjukkan kemudian mencoba- coba.

(d) Mekanisme, yaitu gerakan penampilan yang melukiskan proses di mana

gerak yang telah dipelajari, kemudian diterima menjadi kebiasaan sehingga

dapat ditampilkan dengan penuh percaya diri.

21

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

(e) Respon nyata komplek, yaitu penampilan gerakkan secara mahir dalam

bentuk gerakkan yang rumit, aktivitas motorik berkadar tinggi.

(f) Penyesuaian, ketrampilan yang telah dikembangkan sehingga tampak dapat

mengolah gerakkan dan menyesuaikan dengan tuntutan dan kondisi yang

khusus dalam suasana yang lebih prombermatis.

(g) Penciptaan, yaitu penciptaan pola gerakkan baru yang sesuai dengan situasi

dan masalah tertentu sebagai kreativitas

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan aspek afektif

berhubungan dengan sikap, konsep diri, nilai dan moral, aspek kognitif

merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Sedangkan aspek psikomotor

berhubungan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

Pada penelitian kali ini peneliti hanya meneliti hasil belajar keterampilan

dan kemampuan bertidak siswa dalam praktek menjahit rok karena menurut

observasi dan wawancara bersama guru hal ini yang harus lebih diperhatikan dan

guru dapat mengetahui kesulitan siswa ketika menjahit dan dapat memperbaiki

pembelajaran.

c. Kompetensi Keterampilan Membuat Rok

Rok adalah bagian busana khususnya busana wanita mulai dari batas

pinggang ke bawah melalui panggul sampai panjang yang di inginkan. Rok dibuat

terpisah dengan busana bagian atasnya dan dikenakan oleh wanita sebagai pasangan

blus. Fungsi rok yaitu untuk menutup dan melindungi tubuh bagian bawah dari

22

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

sengatan matahari, udara dingin, debu, dan untuk memenuhi syarat kesusilaan dan

kesopanan.

Berdasarkan ukuran panjang pendeknya. Rok dibedakan menjadi beberapa

macam :

1) Rok micro, adalah rok yang panjangnya sampai batas pangkal paha

2) Rok mini, adalah rok yang panjangnya sampai pertengahan paha

3) Rok knee, adalah rok dengan ukuran panjang sampai batas lutut

4) Rok midi, adalah rok dengan ukuran panjang sampai pertengahan betis

5) Rok maxi, adalah rok dengan ukuran panjang sampai mata kaki

6) Rok floor, adalah rok yang panjangnya sampai menyentuh lantai

Menurut Porrie Mulyawan (1999:33) berdasarkan silhuette dan pelebaran

bawah rok pada pengetahuan disain busana macam-macam disain rok dapat dibagi

diatas:

1. Rok dari pola dasar : menurut pola dasar rok dapat dibuat rok dengan ritsleting

disisi dan bagian bawah diklok atau tidak

2. Rok semi span dan rok span : bila sisi rok dari pola dasar diambil tegak lurus

dari panggul ke bawah, maka rok yang dibuat dengan pola ini disebut rok semi

span. Bila sisi rok dibuat masuk 2 atau 5 cm dibagian bawah dari garis tegak

lurus dari semi span, rok yang akan jadi disebut rok span.

3. Rok pias-pias : pias berarti lembar, jadi dikenal rok pias 2,3,4,5,6,7,8 dan pias

banyak tergantung jumlahnya lembar yang ada pada rok tersebut.

4. Rok kerut : rok yang mempunyai kerut-kerut dipinggang

5. Rok kembang atau rok klok : rok kembang adalah rok yang bagian bawahnya

diklok atau dikembangkan, sehingga di kenal.

a. Rok kembang biasa

b. Rok kembang bentu setengah lingkar

c. Rok kembang bentuk lingkar penuh

23

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

6. Rok lipit : rok lipit ialah rok yang mempunyai garis-garis lurus dari pingang

kebawah.

Dengan cara jatuhkan lipit, maka dikenal ciri-ciri jatuhnya lipit- lipit tersebut

dengan istilah:

a. Lipit pipih, (satu lipatan menghadap kearah tertentu, kiri atau kanan) bila ada

beberapa lipit pipih yang jatuhnya kesatu arah, disebut rok lipit pipih searah.

Kalau lipitnya tidak dilipit terus kebawah maka rok itu disebut rok lipit bebas.

b. Lipit hadap, adalah dua lipit pipih yang berhadapan misalnya pada contoh pola

rok lipit hadap, pada tengah muka dan tengah belakang.

c. Lipit sungkup, dua lipit pipih yang bertentangan arah, misalnya cntoh-contoh

rok lipit sungkup padah tengah muka dan tengah belakang,

Dengan adanya ketiga kata istilah lipit maka dapat kita jumpai pada desain

modeblad.

Pengertian diatas rok terbagi atas kategori ukuran dan macam-macam

desain rok. Untuk keterampilan menjahit rok di kelas IX desain yang digunakn

adalah desain rok suai. Menurut M.H. Wancik (2003) Rok suai adalah rok yang

memiliki kelonggaran 4cm atau lebih pada bagian panggulnya dan bagian

pinggulnya sama besar pada bagian pinggulnya. Berdasarkan uraian diatas dapat

disimpulkan rok suai adalah bagian pakaian yang berada pada bagian bawah

badan yang terjuntai dari pinggul hingga menutupi sebagian atau seluruh kaki

yang memiliki kelonggaran 4cm atau lebih pada bagian panggulnya dan bagian

pinggulnya sama besar pada bagian pinggulnya sedangkan menurut Goet Poespo

(2009,227) rok (skirt) yang dipotong dengan garis lurus (H-Line) dari panggul

sampai kelim bawah.

24

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

Supaya dapat membuat rok yang bagus, teknik mejahit sangat perlu

diperhatikan. Menurut Emy Budy, dkk (2013:9) teknik menjahit yang benar dapat

mempengaruhi kualitas dari prodak busana, sehingga jika salah satu langkah tidak

benar maka tidak akan tercapai prodak dengan baik. Dalam kompetensi

keterampilan membuat rok indikator pencapaian kompetensi : 1) Menyiapkan

tempat, alat dan bahan 2) menjahit rok sesuai dengan prosedur, kualitas hasil

produk dan keselamatan kerja.

Menurut Goet Poespo (2005:15) selain mesin jahit, diperlukan beberapa

perlengkapan lain untuk menunjang penyelesaian pakaian secara efisien dan

semaksimal mungkin. Macam-macam alat dan bahan adalah kain utama, kain

penujang, benang, zipper/ritsreting, kancing kait, jarum, kapur jahit, meteran,sepul

sekoci, rader dan karbon, gunting kain dan lain-lain.

Pembelajaran keterampilan membuat rok keselamatan kerja sangat

berpengaruh dalam pembelajaran. Menurut Suma’mur (1987:1) Keselamatan Kerja

sangat berkaitan dengan peralatan kerja, bahan, proses produksi, lingkungan tempat

kerja serta cara melakukan pekerjaan yang merupakan tugas semua orang yang berada

dilingkungan kerja untuk menjaganya karena keselamatan kerja adalah dari, untuk

dan oleh semua orang yang berada ditempat kerja. Sedangkan menurut W.J.S

Poerwadarminta dalam modul Tata Busana, Ernawati dkk (2008:70) Keselamatan

merupakan tentang situasi dimana terhindar dari bahaya, gangguan, dan sehat.

Banyak pekerja yang tidak merasa dan tidak sadar bahwa keselamatan dan kecelakaan

itu saling bersinggungan, hal yang sering dihiraukan pun bisa menjadi kecelakaan

yang luar biasa hebat jika para pekerja tidak mempedulikan dengan

25

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

Standar Operasional Prosedur yang ada pada setiap tempat kerja. Karena kecelakaan

itu terjadi bisa karena faktor kelalaian manusianya sendiri maupun kesalahan teknis

dari system peralatannya. Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

keselamatan kerja ialah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan tempat kerja

dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan. Dengan mengupayakan siswa

agar selamat ditempat kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan, termasuk untuk

menyelamatkan peralatan serta hasil produksinya.

Setelah memperhatikan keselamatan kerja, dalam kompetensi membuat rok

teknik-teknik menjahit juga harus diperhatikan, ada beberapa bagian yang harus

dijahit dalam membuat rok yaitu : menjahit lipit pantas, menjahit kampuh, menjahit

ritsreting, menjahit ban pinggang, menjahit kelim dan memasang kancing kait.

Lipit pantas menurut Goet Poespo (2005:10) sebuah lipit yang disetik,

menyempit pada suatu ujung atau kedua ujungnya, dibuatkan pada sebuah pakaian

untuk pas suai (fitting) bahan pada kurva = kupnad. Sehingga lipit pantas adalah

salah satu bagian dalam teknik menjahit rok agar menghasilkan rok suai yag pas

dan berbentuk dari pinggang dan panggul. Panjang lipit pantas dari garis pinggang

sepanjang 12 cm.

Menurut Emy Budi, dkk kampuh ialah tambahan jahitan untuk

menghubungkan dua bagian dari busana yang dijahit. Menjahit rok menghubungkan

sisi depan rok dan sisi belakang rok dengan kampuh terbuka.. menurut M.H Wancik

(2003:5) menjahit rok dengan kampuh terbuka obras tirasnya atau dilipat ½ cm lalu

ditindas, seterika jahitan kampuh hingga kampuh terbuka dan licin. Dalam

keterampilan pembuatan rok siswa menyambungkan sisi depan dan

26

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

belakang rok, kemudian tirasnya diobras sehingga penyelesaian tpi kain tidak

bertiras dan rapi.

Rok harus memiliki belahan agar rok dapat dikenakan dan dikenal dengan

belahan tutup tarik atau retsretin. Menurut Emy Budi dkk belahan tutup tarik

dibuat pada tempat yang ada sambungan atau yang berkampuh. Menurut Goet

Poespo (2005:125) tutup tarik atua ritsluiting Belanda atau zipper Inggris sering

dignakan dalam menjahit busana, terutama rok dan celana. Dalam kompetensi

membuat rok belalahan yang digunakan adalah belahan ritsreting atau tutup tarik.

Untuk menjahit ritsreting diperlukan teknik mejahit khusus menurut M.H Wancik

(2003:4) menjahit ritsreting rok dengan menyatukan satukan danjahit dua lembar

rok belakang bagian kanan kiri, jahit mulai dari 20 cmdari atas tepat di garis tanda

sampai ke bawah pasang ritsreting dengan sepatu khusus ritsreting kemudian

ditindas. Buat lipatan menutupi ritsreting pada garis ritsreting, jelujur yang kokoh

dan sukar lepas, kemudian tindas dengan mesin menggunakan sepatu khusu

ritsreting selebar 1-1,5 cm.

Langkah berikutnya menjahit rok adalah menjahit ban pinggang. Dalam

kompetensi keterampilan menjahit rok, menjahit ban pinggang dengan

menggunakan lapisan dala kain keras. Menurut Goet Poespo (2005:132) ban

pinggang sebaiknya sesuai/ pas pada pinggang asli saat dipakai. Menjahit ban

pinggang dengan menjarumi ban pinggang dan rok bagian baik secara bersamaan,

tanda-tanda dipaska, tengah belakang dan dan tengah depan kemudian di setik.

Lipat ban pinggang dan selipka kain keras kearah bagian buruk kain, beri sisa ban

27

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

pinggang sekitar 0,3 cm kemudian jarumi dan setik dari bawah ban pinggang pas

gris sehingga jahitan tidak terlihat.

Memasang kancing kait menurut M.H Wancik (2005:5) memasang kancing

kait dengan jarum tangan, kancing kait yang besar dipasang disebelh atas ban ( yang

mengait). Kancing kait yang kecik dipasang disebelah bawah( yang dikait). Kelim

menurut M.H Wancik (2005:5) dengan cara melipat keliman bawah selebar 3 cm,

jelujur, lipat lagi kedalam selebar 0,5 cm selsaikan dengan tusuk soom.

Keseluruhan pendapat diatas dapat disimpulakan kompetensi keterampilan

membuat rok harus memperhatikan persiapan alat dan bahan, keselamatan kerja

dan teknik menjahit yang sesuai dengan standar kompetensi yang ada sehingga

rok menjadi indah dan nyaman dipakai.

3. Pencapaian Hasil Belajar Kompetensi Keterampilan Membuat Rok

a. Hasil Belajar Keterampilan Kompetensi Membuat Rok

Hasil belajar adalah merupakan tingkat penguasaan siswa terhadap materi

pembelajaran baik secara kualias maupun kuantitas (Nana Sudjana, 2014 :35).

diukur untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan sehingga hasil belajar

harus sesuai dengan tujuan pendidikan. Menurut Bloom (Supriono,2009:6-7)

definisi hasil belajar mencakup kemampuan kognitf, afektif, dan psikomotorik :

Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension

(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan),

analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,

merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai).

28

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

Domain efektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan

respons), valuing (nilai), organitation (organisasi), characterization (karakterisasi).

Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor

juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan

intelektual.

Menurut Nana Sudjana (2010 : 54) hail pembelajaran psikomotor tampak pada

bentuk keterampilan (skill), dan kemampuan bertindak individu (seseorang). Ada

6 tingkatan dalam keterampilan, antara lain :

1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)

2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

3) Kemampuan preseptual termasuk didalamnya membedakan visual,

membedakan auditif motorik dan lain-lain.

4) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonian dan ketepatan

5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan yang sederhana sampai

keterampilan yang kompleks

6) Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti

gerakan ekspresif dan interpretatif

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu

faktor– faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa atau faktor

lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama adalah kemampuan yang

dimiliki siswa, faktor kemempuan besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar

siswa seperti yang dikemukakan Clark yang dikutip dalam buku Nana sudjana

29

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

(2010:39 ), bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70 % dipengeruhi oleh

kemempuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan.

Pada penelitian ini, untuk mengetahui hasil belajar keterampilan siswa dalam

kompetensi pembuatan rok dilihat dari aspek psikomotor yang diterapkan pada

materi Pembuatan Busana Industri adalah siswa mampu dan terampil dalam

pembuatan rok sesuai aspek persiapan, proses, hasil. Mengukur pencapaian hasil

belajar siswa membutuhkan alat ukur berupa penillaian. Penilaian adalah upaya

atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu

tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk

mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Pengajaran psikomotor

merupakan suatu proses pembelajaran yang membentuk kemampuan psikomotor

siswa dalam melakukan tindakan. Hal ini sangat penting dan cocok pada sekolah

tingkat menengah kejuruan, karena secara garis besar pembelajaran dan

kurikulum di sekolah kejuruan lebih menitik beratkan kepada aspek keterampilan

peserta didik.

Djohar (dalam Upi 2011:10) menjelaskan bahwa teknik pengajaran untuk

membentuk kemampuan psikomotor siswa dipertimbangkan melalui beberapa teknik

pemberian latihan dengan memperhatikan prinsip-prinsip, seperti: (1) latihan akan

efesien jika disediakan lingkungan yang sesuai dengan tempat dimana siswa kelak

akan bekerja atau melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, (2) latihan

akan efektif hanya dapat diberikan jika tugas-tugas yang diberikan memiliki

kesamaan operasional dan peralatan yang akan digunakan dalam menyelesaikan

pekerjaannya kelak, (3) latihan sudah dibiasakan dengan perilaku yang akan

30

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

ditunjukkan dalam pekerjaannya kelak, (4) latihan akan efektif apabila pemberian

latihan berupa pengalaman khusus yang terwujud dalam kebiasaan-kebiasaan

yang benar, (5) latihan diarahkan pada pencapaian kompetensi yang harus dimiliki

oleh siswa sehingga dapat melaksanakan suatu pekerjaan.

Mills (dalam Sudrajad 2008) pembelajaran keterampilan akan efektif bila

dilakukan dengan menggunakan prinsip belajar sambil mengerjakan (learning by

doing). Keterampilan yang dilatih melalui praktik secara berulang-ulang akan

mejadi kebiasaan atau otomatis dilakukan. Sementara itu Goets (dalam Sudrajad

2008) dalam penelitianya melaporkan bahwa latihan yang dilakukan secara

berulang-ulang akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada pemahiran

keterampilan. Lebih lanjut dalam penelitian itu dilaporkan bahwa pengulangan

saja tidak cukup menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, namun diperlukan

umpan balik yang relevan yang berfungsi untuk memantapkan kebiasaan. Sekali

berkembang maka kebiasaan itu tidak pernah mati atau hilang.

Penilaian aspek psikomotor adalah berbagai macam tugas dan situasi di

mana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan

mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam serta keterampilan di dalam

berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan (Depdiknas,

2007:lll-1). Siswa yang mengikuti praktek keterampilan terutama dalam

keterampilan menjahit rok harus mempunyai hasil belajar yang cemerlang sesuai

dengan kriteria yang ditetapkan sehingga penilaian hasil belajar siswa

menggunakan lembar unjuk kerja lebih efektif untuk mengetahui pencapaian

siswa dalam mengikuti praktek keterampilan menjahit rok.

31

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

Penilaian unjuk kerja biasanya menggunakan dua pendekatan yaitu metode

holistik dan metode analitik. Metode holistik digunakan apabila penskor hanya

memberikan satu buah skor (single rating), berdasarkan penilaian secara

keseluruhan dari hasil unjuk kerja siswa, sedangkan metode analitik digunakan

apabila penskor memberi skor pada berbagai aspek yang berhubungan dengan

unjuk kerja yang dinilai. Rubrik analitik lebih rinci dan mengandung pernyataan

yang mengindikasikan bagian atau aspek yang diukur (Johnson, 2009: 119).

Pengukuran aspek psikomotor biasanya menggunakan skala. Terdapat tiga

jenis rating scale, yaitu: (1) numerical rating scale; (2) graphic rating scale; (3)

descriptive graphic rating scale (Gronlund, 1985:391). Dengan menggunakan

skala, penilai dapat menetapkan skor untuk masing-masing aspek yang dinilai

(Johnson, 2009:285) Dalam penilaian yang dilakukan untuk mengetahui hasil

belajar kompetensi keterampilan menjahit rok hanya dilihat dari aspek psikomotor

siswa, kriteria yang dicapai siswa dapat dilihat dari lembar unjuk kerja yang

dibuat oleh guru untuk mengetahui siswa kompeten atau tidak dalam praktek

keterampilan menjahit rok menggunakan jenis rating scale.

Kriteria ketuntasan minimal adalah salah satu prinsip penilaian pada

kurikulum berbasis kompetensi. Penilaian tersebut menggunakan acuan kriteria,

yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik.

Pembelajaran praktek merupakan pembelajaran yang memiliki jam pelajaran lebih

banyak dari pada pelajaran teori. Kriteria untuk pencapaian kompetensi keahlian

praktek dikatakan baik yaitu apabila adanya keberhasilan mencapai kriteria

tertentu yaitu :

32

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

1). Adanya ketercapaian ketuntasan belajar peserta didik pada setiap mata diklat

yang telah dutempuh yang ditumjukkan oleh lebih dari 80% peserta didik telah

mencapai ketuntasan belajar peserta didik pada setiap mata diklat yang ditempuh.

2). Adanya ketercapaian standar kompetensi keahlian oleh peserta didik dari

program produktif kejuruan yaitu minimal mencapai 7,5 atau 75 yang dicapai oleh

lebih dari 80% peserta didik.

Kriteria ketuntasan minimal sesuai dengan pelaksanaan standar isi, yang

menyangkut masalah standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), maka

setiap sekolah perlu menentukan kriteria minimal (KKM).

SMK Karya Rini YHI Kowani menentukan Kriteria Kentutasan Minimal

(KKM) 75 sebagai target pencapaian kompetensi, khususnya pada kompetensi

keterampilan membuat rok. Jika kriteria ketuntasan menunjukkan persentase

tingkat pencapaian kompetensi dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus),

angka maksimal tersebut dapat disebut kriteria ketuntasan ideal. Namun pada

kenyataanya masih banyak siswa yang masih dibawah nilai KKM, sedangkan

target pencapaian kompetensi keterampilan membuat rok di SMK Karya Rini

lebih dari 75% siswa harus memenuhi nilai KKM yaitu 75. Oleh karena itu

peneliti ingin melakukan penelitian tentang penyebab belum tercapainya KKM

pada kompetensi keterampilan membuat rok di SMK Karya Rini dengan

menganalisis cara kerja atau psikomotor siswa.

b. Pencapaian Hasil Belajar Kompetensi Keterampilan Membuat Rok

Pencapaian kompetensi menurut Putrohari (2009:10) adalah pengetahuan,

pengertian dan keterampilan yang dikuasi sebagai hasil pengalaman pendidikan

33

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

khusus. Kita mengartikan pengetahun sebagai bagian tertentu dari informasi.

Pengertian mempunyai implikasi kemampuan mengekspresikan pengetahuan

dengn beragai cara, melihat hubungan dengan pengetahuan lain dan daat

mengaplikasikannya kesituasi baru, contoh danmasalah, keterampilan kita artikan

mengetahui bagian mengerjakan sesuatu.

Lebih lanjut Putrohari mengungkapkan alasan perlunya dilakukan pengukuran

pencapaian kompetensi untuk menggambarkan pengetahuan dan keterampilan

siswa atau sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Fungsi penting tes

pencapaian adalah memberi umpan balikdengan mempertimbangkan efektivitas

pembelajaran, pengetahuan pada performance siswa, membantu guru untuk

mengevaluasi pembelajaran mereka dengan menunjuk area dimana pembelajaran

telah efektif dan area dimana siswa belum menguasai. Informasi ini dapat

digunakan untuk merencanakan pembelajaran selanjutnya dan memberi nasehat

untuk metode pembelajaran alternatif, selain sebagai umpan balik alasan

mengukur pencapaian adalah untuk memberi motivasi, menentukan peringkat,

profesiensi adalah memberikan sertifikat bahwa siswatelah mencapai tingkat

kemampuan minimal dalam suatu bidang tertentu.

Penilaian keterampilan adalah suatu penilaian yang dilakukan untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan untuk melakukan tugas

tertentu di dalam berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian

kompetensi. Dalam pelaksanaannya, penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan

berbagai teknik, seperti penilaian kinerja, penilaian proyek, dan

34

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

penilaian portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai

dengan karakteristik Kompetensi Dasar.

Menurut Wina Sanjaya (2008:50) pencapaian kompetensi dapat dilihat dari

keberhasilan siswa menunjukan sejumlah kemampuan yang telah tergambarkan

dalam indikator hasil belajar. Dalam keterampilan pembuatan rok kompetensi

yang harus di capai siswa :

Tabel 02. Indikator pencapaian kompetensi membuat rok di SMK Karya Rini

YHI Kowani

Kompetensi Dasar Indikator pencapaian kompetensi

Menyiapkan tempat, alat dan 4.9 Menjahit rok 4.9.1 bahan

Menjahit rok seseuai dengan prosedur, kualitas hasil produk 4.9.2 dan keselamatan kerja

Sumber : Data Sekunder Silabus Busana Industri

Supaya mengetahui pencapaian siswa maka dibutukan alat ukur untuk

mengetahui apakah siswa memenuhi kriteria atau tidak dalam keterampilan

menjahit rok. Menurut Purwanto (2011,3) penilaian (evaluation) adalah

pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan kriteria tertentu. Ryan

(1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui (1)

pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses

pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu

dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan,

keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan

kelak dalam lingkungan kerjanya. Sementara itu Leighbody (1968) berpendapat

35

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

bahwa penilaian hasil belajar psikomotor mencakup: (1) kemampuan

menggunakan alat dan sikap kerja, (2) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan

dan menyusun urut-urutan pengerjaan, (3) kecepatan mengerjakan tugas, (4)

kemampuan membaca gambar dan atau simbol, (5) keserasian bentuk dengan

yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan

Berdasarkan penjelasan diatas penilaian hasil belajar psikomotor atau

keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk. Penilaian dapat

dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan

praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik

maka pencapaian hasil belajar siswa kriteria yang ditetapkan sehingga dapat

mengkategorikan kompeten atau tidak kompeten dengan ketercapaian standar

kompetensi keahlian oleh peserta didik dari program produktif kejuruan yaitu

minimal 75. Pencapaian hasil belajar harus sesuai dengan kompetensi

keterampilan menjahit rok yaitu :

36

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

1). Desain Rok

Gambar 1. Desain Rok

Analisis Desain : Rok dengan panjang 60 cm, dengan jahitan kupnat depan

dan belakang, ritsreting biasa, dengan ban pinggang.

2). Langkah Kerja

(1). Persiapan

(a) Siswa mampu menyiapkan alat dengan lengkap sesuai dengan

spesifikasinya. Adapun alat yang harus disiapkan meliputi:

1) Jarum mesin jahit

2) Gunting

3) Jarum pentul

4) Meteran

5) Kapur jahit

6) Karbon + rader

37

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

7) Pendedel

8) Sepul dan sekoci

(b) Siswa mampu menyiapkan pola sesuai spesifikasinya. Adapun pola

yang harus disiapkan meliputi :

1) Mengutip pola yang disediakan guru pola depan

2) Mengutip pola yang disediakan guru pola belakang

3) Mengutip pola yang disediakan guru ban pinggan

(c) Siswa mampu menyiapkan bahan sesuai spesifikasinya. Adapun

bahan yang arus disiapkan meliputi :

1) Bahan pokok : kain katun

2) Bahan penunjang: kain keras, benang, ritsreting, kancing kait

(d) Siswa mampu memenuhi kriteria keselamatan kerja. Kriteria yang

diterapkan sebagai berikut:

1) Menggunakan alas kaki

2) Mematikan mesin ketika tidak digunakan

3) Mencabut kabel dari stop kontak setelah mesin selesai digunakan

4) Menggunakan pembidal

5) Menggunakan masker

(2) Proses

(a) Siswa dapat memotong bahan dengan kriteria sebagai berikut:

1) Meletakan pola diatas kain sesuai arah serat

2) Memindahkan tanda pola sesuai dengan pola

3) Memberi kampuh selebar 2cm

38

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

4) Menggunting kain seseuai tanda pola yang diberi kampuh

(b) Siswa dapat menjahit bagian-bagian busana dengan tepat. Adapun

kriteria menjahit lipit pantas sebagai berikut:

1) Bentuk lipit pantas sesuai dengan desain dengan panjang 12cm

2) Lebar lipit pantas 1,5 cm

3) Arah lipit kesamping

4) Ujung lipit rata

(c) Siswa dapat menjahit ritsreting sesuai dengan kriteria sebagai

berikut:

1) Bagaian ritsreting diselesaikan sesuai desain

2) Diselesaikan dengan teknik menjahit yang benar

3) Kedudukan rit rapi

4) Lidah rit dijahit

(d) Siswa dapat menjahit kampuh dengan kriteria sebagai berikut:

1) Lebar kampuh 2 cm untuk bentuk lurus

2) Lebar kampuh1,5 untuk bentuk lengkung kampuh buka

3) Pentelesaian kampuh diobras

(e) Siswa dapat menjahit ban pinggang dengan kriteria sebagai berikut:

1) Ban pingggang diselesaikan sesuai desain

2) Dijahit sesuai prosedur (ban pinggang dijahit dengan lingkar

pinggang rok, jahit kain keras menumpang kampuh pinggang,

dibalik dan ditindas)

3) Kedudukan ban pinggang tepat

39

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

(f) Siswa dapat menjahit kancing kait dengan kriteria sebagai berikut:

1) Memasang mata kaitan lurus disebelah kiri ban pinggang

2) Memasang kaitan disebelah kanan ban pinggang

3) Dijahit dengan tusuk feston berkepala mengelilingi lubang

(g) Siswa dapat menjahit kelim dengan kriteria sebagai berikut:

1) Kelim di obras

2) Kelim dijahit sum silang

3) jarak sum 1cm

(h) Siswa dapat menjahit dengan kriteria setikan sebagai berikut:

1) Setikan sesuai standar

2) Tidak berkerut

3) Setikan tidak melompat

(i) Peniliaian sikap kerja ketelitian dengan kriteria sebagai berikut:

1) Siswa hampir tidak pernah melakukan kesalahan dalam menjahit

busan

2) Siswa cermat

3) Tidak terpengaruh tekanan pekerjaan

(j) Penilaian ketelitian dengan kriteria sebagai berikut:

1) Siswa mematuhi peraturan

2) Bertingkah laku baik

3) Bersikap sopan

4) Bekerja ditempat kerja

(3) Hasil menjahit

40

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

(a) Hasil total look dengan kriteria sebagai berikut:

1) Rok simetris

2) Tidak ada kerutan

3) Sesuai dengan desain

(b) Hasil pressing dengan kriteria sebagai berikut:

1) Tidak meninggalkan bekas kampuh

2) Pressing mati pada tiap bagian

(c) Hasil kerapian dengan kriteria sebagai berikut:

1) Rok diselesaikan sesuai desain

2) Tidak berkerut pada tiap bagian

3) Tidak terdapat tiras kain

4) Tidak terdapat sisa benang

Pencapaian hasil belajar dikatakan berhasil jika hasil evaluasi pembelajaran

peserta didik berada di atas batas standar yang sudah ditetapakan. Proses

pembelajaran berhubungan erat dengan hasil belajar, jika proses pembelajaran itu

baik maka hasil belajar juga akan baik, dan sebaliknya jika hasil pembelajaran

kurang maksimal maka hasil belajar juga kurang maksimal. Nana Sudjana

(2005:22) menjelaskan hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang

dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Sedangkan Suprijono dalam

Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa (2013:22) menyatakan hasil belajar

adalah pola - pola perbuatan , nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

apresiasi dan keterampilan.

41

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah melakukan proses

pembelajaran. Di SMK Karya Rini pencapaian hasil belajar khususnya pada

pelajaran Busana Industri materi pembelajaran praktek membuat rok

menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa masih dibawah nilai ketuntasan

minimal.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan dan

memiliki kaitan dengan pokok masalah yang dibahas dan digunakan sebagai

penunjang dalam penelitian ini. Beberapa penelitian yang relevan dalam

penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh:

1) Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Sulistyaningsih dengan judul Diagnosis

Kesulitan Belajar Praktek Menjahit Kemeja Pria Pada Siswa Kelas XI di

SMK Negeri 1 Dlingo, Bantul, Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa 1) kesulitan belajar praktek menjahit kemeja pria pada siswa kelas XI

BA di SMK Negeri 1 Dlingo dalam praktek menjahit kemeja pria dalam

aspek persiapan yaitu 77,42% siswa kesulitan mengkondisikan tempat kerja

dan menyiapkan alat dikategorikan dalam kategori kesulitan

“Tinggi”, aspek proses yaitu 83,87% siswa kesulitan dalam membuat

lubang kancing dan memasang kancing dikategorikan dalam kategori

kesulitan “Sangat Tinggi”, dan dalam aspek hasil yaitu 83,87% siswa

kesulitan dalam ketepatan waktu dan bentuk keseluruhan (total look)

dikategorikan dalam kategori kesulitan “Sangat Tinggi”; 2)Faktor-faktor

yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa dalam praktek menjahit

42

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

kemeja pria dalam aspek persiapan adalah 77,42% siswa malas dan saling

bergantung dengan teman dalam mengkondisikan tempat kerja dan

menyiapkan alat, aspek proses adalah 83,87% siswa tidak memahami teknik

dan mengukur untuk membuat lubang kancing dan memasang kancing, dan

dalam aspek hasil 83,87% siswa tidak dapat menyelesaikan tugas tepat waktu

dan tidak memperhatikan teknik menjahit serta ukuran yang dibutuhkan

sehingga mempengaruhi penilaian total look . faktor eksternal yaitu berasal

dari lingkungan sekolah dan keadaan ekonomi keluarga.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Listia Wulandari dengan judul Penilaian Hasil

Belajar Pembuatn Kerah Kemeja pada Siswa Kelas XII Jurusan Tata Busana

di SMK Muhammadiyah 1 Tempel. Hasil penelitian diketahui bahwa hasil

belajar pembuatan kerah kemeja pada siswa kelas XII jurusan Tata Busana di

SMK Muhammadiyah 1 Tempel ditinjau dari (1) kesesuaian aspek jahitan

menunjukkan bahwa terdapat 27,60% siswa dalam kategori sangat sesuai;

58,60% siswa dalam kategori sesuai; dan 13,80% siswa dalam kategori

kurang sesuai, (2) kesesuaian aspek ukuran menunjukkan bahwa terdapat 31%

siswa dalam kategori sangat sesuai; 48,3% siswa dalam kategori sesuai; dan

20,7% siswa dalam kategori kurang sesuai, (3) kesesuaian aspek bentuk

terdapat 41,4% siswa dalam kategori sangat sesuai; 41,4% siswa dalam

kategori sesuai; dan 17,2% siswa dalam kategori kurang sesuai, (4)

kesesuaian aspek tampilan terdapat 13,8% siswa dalam kategori sangat sesuai;

48,3% siswa dalam kategori sesuai; 31% siswa dalam kategori kurang sesuai;

dan 6,9% siswa dalam kategori tidak sesuai, (5)

43

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

kesesuaian aspek pelapis terdapat 62% siswa dalam kategori sangat sesuai;

31% siswa dalam kategori sesuai; dan 7% siswa dalam kategori kurang

sesuai

3) Penelitian ini dilakukan oleh Ayu Fajriani Shidqi dengan judul Analisis

Faktor Kesulitan Belajar Kompetensi Pembuatan Belahan Dua Lajur Pada

Mata Pelajaran Teknologi Menjahit Siswa Kelas X SMK Karya Rini YHI

Kowani Yogakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kesulitan

belajar yang dialami siswa dalam kompetensi pembuatan belahan dua lajur

pada mata pelajaran teknologi menjahit siswa kelas X di SMK Karya Rini

YHI Kowani Yogyakarta ditinjau dari; a)Aspek afektif b)Aspek kognitif

c)Aspek psikomotorik. (2) faktor yang paling dominan kesulitan belajar

kompetensi belahan dua lajur pada mata pelajaran teknologi menjahit siswa

kelas X di SMK Karya Rini YHI Kowani Yogyakarta dari; a) Aspek afektif

b) Aspek kognitif c) Aspek psikomotorik. Teknik analisis data yang

digunakan yaitu deskriptif presentase.Hasil penelitian menunjukkan bahwa

(1) kesulitan belajar yang dialami siswa adalah sebagai berikut: pada aspek

afektif termasuk kategori sedang yaitu sebanyak 16 (64%) mengalami

kesulitan, pada aspek kognitif termasuk pada kategori tinggi yaitu

sebanyak 17 (68%) mengalami kesulitan dan aspek psikomotorik termasuk

pada kategori tinggi yaitu sebanyak 17 (68%) mengalami kesulitan (2)

faktor yang paling dominan kesulitan belajar pembuatan belahan dua lajur

aspek afektif adalah aspek kognitif dan aspek psikomotorik.

44

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

Tabel 03. Penelitian Yang Relevan

Keterangan 1 2 3 4

Dewi Listia Wulandari Ayu Fajriani Shidqi Sendhy Claudya Sulistyaningsih (2018) (2018) Farera Yulistina (2017) (2019)

Mata Busana Pria Busana Pria Teknologi Menjahit Busana Industri Pelajaran

Tempat SMK Negeri 1 SMK SMK Karya Rini SMK Karya Rini Peneli tian Dlingo, Bantul, Muhammadiyah YHI Kowani YHI Kowani

Yogyakara Tempel Yogyakarta Yogyakarta

Jenis Deskriptif Deskriptif Deskriptif Deskriptif Peneli tian

Teknik Assessment, Assessment, Angket , Assessment, Pengumpul Dokumentasi Dokum entasi Dokum entasi Dokum entasi

an Data

Jumlah Satu variabel Satu variabel Satu variabel Satu variabel Variabel

Hasil Kesulitan dalam Penilaian hasil Kesulitan belajar Pencapaian hasil praktek menjahit belajar menjahit yang dialami siswa belajar kemeja pria kerah kemeja adalah sebagai kompetensi

dalam aspek adalah berikut: pada aspek keterampilan persiapan yaitu kesesuaian afektif termasuk membuat rok 77,42% kategori aspek jahitan kategori sedang pada siswa kelas

kesulitan menunjukkan yaitu sebanyak 16 XI SMK Karya “Tinggi”, aspek bahwa terdapat (64%) mengalami Rini YHI

proses yaitu 27,60% siswa kesulitan, pada Kowani dari 35 83,87% kategori dalam kategori aspek kognitif siswa terdapat kesulitan sangat sesuai; termasuk pada 14,3% atau

“Sangat Tinggi”, 58,60% siswa kategori tinggi sebanyak 5 siswa dan dalam aspek dalam kategori yaitu sebanyak 17 yang kompeten,

hasil yaitu sesuai; dan (68%) mengalami terdapat 85,3% 83,87% 13,80% siswa kesulitan dan aspek atau 30 siswa dikategorikan dalam kategori psikomotorik yang tidak

dalam kategori kurang sesuai. termasuk pada kompeten. kesulitan kategori tinggi

“Sangat Tinggi”. yaitu sebanyak 17 (68%) mengalami

kesulitan.

Penelitian yang relevan bertujuan untuk dijadikan sebagai referensi, adanya

perbedaan tempat, waktu dan metede penelitian sehingga tidak ada plagiatisme.

Penelitian ini murni mendeskripsikan secara rinci pencapaian kompetensi siswa.

45

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

C. Kerangka Berpikir

Masalah yang dihadapi oleh siswa kelas XI SMK Karya Rini YHI Kowani

Yogyakarta dalam pembelajaran keterampilan membuat rok suai yang terjadi pada

kenyataan di lapangan adalah pencapaian hasil belajar yang rendah. Hampir semua

siswa tidak kompeten dalam pembelajaran seluruh keterampilan. Siswa

mengungkapkan mereka mengalami kesulitan dalam menggunakan alat-alat sperti

mesin jahit, pemotong kain standar industri (cutter), karena alasan jarang

menggunakan mesin jahit pada saat praktek menjahit tidak semua siswa mendapat

mesin sehingga harus bergantian sehingga beranjak masuk kelas XI dan mendapat

pembelajaran keterampilan menjahit rok siswa masih tahap penyesuaian dan masih

belum bisa menggunakan alat-alat standar industri, siswa tidak begitu tertarik

untuk memperhatikan guru yang sedang menerangkan teknik menjahit rok,

sehingga muncul sikap kurang disiplin siswa yang sangat mengganggu

pembelajaran. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan hasil belajar keterampilan

menjahit rok 90% siswa masih rendah dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yaitu 75. Sedangkan standar kompetensi dinyatakan tercapai

apabila lebih dari 75% siswa mencapai nilai 75.

Berbagai fakta yang terjadi di SMK Karya Rini YHI Kowani yang dialami

siswa kelas XI dalam proses pembelajaran keterampilan membuat rok suai

merupakan tanda bahwa siswa tidak kompeten. Hasil dari unjuk kerja siswa

tidak maksimal ditunjukan oleh kondisi belum tercapainya kompetensi siswa

dalam praktek membuat rok maka perlu ditemukan atau dianalisis bagaimana

pencapaian hasil bellajar siswa yang ditinjau dari aspek persiapan, proses dan

46

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

hasil kemudian menganalisis tiap indikator yang ada dalam tiga aspek tersebut

sehingga dapat diketahui di indikator mana pencapaian siswa yang paling

rendah dan diindikator mana pencapaian hasil belajar siswa yang paling tinggi.

Analisis pencapaian hasil belajar dalah proses atau upaya untuk medeskripsikan

pencapaian hasil belajar siswa dengan menghimpun dan mempergunakan

berbagai data/informasi selengkap dan seobyektif mungkin untuk mengambil

kesimpulan dan keputusan secara alternative pemecahannya.

Dengan adanya penelitian untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala

permasalahan yang ada dengan cara menganalisis pencapaian hasil belajar

keterampilan menjahit rok pada siswa kelas XI SMK Karya Rini YHI Kowani

Yogyakarta diharapkan dapat membantu guru mendapatkan informasi secara

detail mengenai pencapaian hasil belajar kompetensi siswa terutama dalam

membuat rok sehingga guru dapat mengatasi kesulitan siswa serta dapat

membantu siswa untuk mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

47

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian

Kompetensi Keterampilan Membuat Rok

Persiapan Proses Hasil

Kompeten

Tidak

Kompeten

Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana pencapaian hasil belajar kompetensi keterampilan membuat

rok pada siswa di kelas XI SMK Karya Rini YHI Kowani?

2. Bagaimana pencapaian hasil belajar kompetensi keterampilan membuat

rok pada siswa ditinjau dari aspek persiapan?

3. Bagaimana pencapaian hasil belajar kompetensi keterampilan membuat

rok pada siswa ditinjau dari aspek proses?

4. Bagaimana pencapaian hasil belajar kompetensi keterampilan membuat

rok pada siswa ditinjau dari aspek hasil.

48

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Tata Busana ... · 2021. 3. 15. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kompetensi Keahlian