17
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari model pembelajaran kooperatif. Ada beberapa pendapat tentang pengertian dari model pembelajaran kooperatif. Menurut Nur dan Wikandari (2000: 25), pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada model pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Kemudian menurut Depdiknas (2003: 5) Cooperative Learning (pembelajaran kooperatif) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan akhir. Sedangkan menurut Slavin (dalam Isjoni, 2011: 15) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Jadi model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kelompok kecil (4-6 orang) yang bersifat heterogen untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dengan begitu siswa akan bertanggung jawab atas belajarnya sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan pertanyaan yang diberikan pada mereka. Secara lebih detail tentang model pembelajaran kooperatif disini akan dipaparkan 2 pendapat, yaitu menurut Davidson dan Warsham (dalam Isjoni, 2011: 15), pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang berefektifitas yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademik. Dan menurut Ibrahim, dkk (2000: 7) model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak tidaknya

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdfPengertian. Model Pembelajaran Kooperatif . Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari model pembelajaran

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdfPengertian. Model Pembelajaran Kooperatif . Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari model pembelajaran

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari

model pembelajaran kooperatif. Ada beberapa pendapat tentang pengertian

dari model pembelajaran kooperatif. Menurut Nur dan Wikandari (2000:

25), pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada

model pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling

membantu dalam belajar. Kemudian menurut Depdiknas (2003: 5)

Cooperative Learning (pembelajaran kooperatif) merupakan strategi

pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerjasama dalam

memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan akhir. Sedangkan

menurut Slavin (dalam Isjoni, 2011: 15) menyatakan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan

bekerja sama dalam kelompok – kelompok kecil secara kolaboratif yang

anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Jadi

model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana

siswa bekerja sama dalam kelompok – kelompok kecil (4-6 orang) yang

bersifat heterogen untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dengan begitu

siswa akan bertanggung jawab atas belajarnya sendiri dan berusaha

menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan yang

diberikan pada mereka.

Secara lebih detail tentang model pembelajaran kooperatif disini akan

dipaparkan 2 pendapat, yaitu menurut Davidson dan Warsham (dalam

Isjoni, 2011: 15), pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan

pembelajaran yang berefektifitas yang mengintegrasikan keterampilan sosial

yang bermuatan akademik. Dan menurut Ibrahim, dkk (2000: 7) model

pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak – tidaknya

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdfPengertian. Model Pembelajaran Kooperatif . Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari model pembelajaran

6

tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu : hasil belajar akademik, penerimaan

terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Jadi dapat

dikatakan bahwa ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penggunaan

model pembelajaran kooperatif, antara lain untuk pengembangan

keterampilan sosial, penerimaan terhadap keragaman, dan untuk

meningkatkan hasil belajar akademik.

Dari beberapa uraian yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan

bahwa, model pembelajaran kooperative (cooperative learning ) adalah

suatu model pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok –

kelompok kecil (4-6 orang) yang bersifat heterogen untuk menyelesaikan

suatu persoalan, yang bertujuan untuk pengembangan keterampilan sosial,

penerimaan terhadap keragaman, dan untuk meningkatkan hasil belajar

akademik.

2.1.2 Ciri – Ciri Model Pembelajaran Kooperatif

Ada 2 pendapat tentang ciri – ciri dari model pembelajaran kooperatif,

yaitu : Ciri – ciri model pembelajaran kooperatif menurut Nur (dalam

Widyantini, 2006: 4), sebagai berikut :

a. Siswa dalam kelompok bekerja sama menyelesaikan materi belajar

sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai,

b. Kelompok dibentuk secara heterogen,

c. Penghargaan lebih diberikan kepada kelompok, bukan kepada

individu.

Dan menurut Arends (1997: 111), pembelajaran yang menggunakan model

kooperatif memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk

menyelesaikan materi belajar,

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah,

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdfPengertian. Model Pembelajaran Kooperatif . Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari model pembelajaran

7

c. Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,

jenis kelamin yang berbeda – beda,

d. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif

memiliki ciri – ciri, antara lain :

a. Siswa bekerja dalam sebuah kelompok kecil yang bersifat heterogen,

yaitu terdiri dari beberapa individu yang memiliki latar belakang dan

keragamannya masing – masing. Mulai dari siswa berkemampuan

rendah, sedang, dan tinggi. Serta jika memungkinkan maka anggota

kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda

– beda, untuk menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar

yang akan dicapai,

b. Penghargaan atau apresiasi lebih diberikan pada kelompok daripada

individu.

2.1.3 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif

memiliki beberapa tujuan. Disini akan dibahas lebih detail lagi tujuan dari

model pembelajaran kooperatif. Ada beberapa pendapat tentang tujuan dari

model pembelajaran kooperatif, menurut Widyantini (2006: 4) adalah hasil

belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai

keragaman dari temannya serta pengembangan keterampilan sosial.

Menurut Johnson & Johnson (dalam Trianto, 2010: 57), menyatakan bahwa

tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk

peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu

maupun secara kelompok. Menurut Louisell dan Descamps (dalam Trianto,

2010: 57) juga menambahkan, karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka

dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan diantara para siswa dari

latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan –

keterampilan proses dan pemecahan masalah. Sedangkan menurut Ibrahim,

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdfPengertian. Model Pembelajaran Kooperatif . Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari model pembelajaran

8

dkk (2000: 7-8), model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk

mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang disarikan, yaitu :

a. Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas – tugas akademik. Beberapa

ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa

memahami konsep – konsep yang sulit,

b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras,

budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan.

Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain,

c. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi.

Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang

dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.

Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif

memiliki beberapa tujuan, antara lain :

a. Memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi belajar,

b. Pengembangan keterampilan sosial karena dalam satu kelompok

terdiri dari beberapa individu dengan latar belakang dan

keragamannya masing – masing, maka akan mengajarkan penerimaan

terhadap keberagaman dan menghargai satu sama lain,serta

c. Mengembangkan keterampilan – keterampilan dalam bekerja sama

dan pemecahan masalah

2.1.4 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble

Ada beberapa pendapat tentang pengertian dari model pembelajaran

kooperatif tipe scramble. Antara lain menurut Budiharto, dkk (1997)

Scramble berasal dari bahasa inggris yang artinya “perebutan, perjuangan,

pertarungan”, dimana belajar ditekankan sambil bermain sehingga siswa

mendapatkan suasana menyenangkan. Teknik ini menghendaki siswa

melakukan penyusunan atau pengurutan suatu struktur bahasa yang

sebelumnya dengan sengaja telah dikacaukan susunannya. Menurut Suyatno

(dalam Iis, 2011: 13), Scramble merupakan salah satu tipe pembelajaran

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdfPengertian. Model Pembelajaran Kooperatif . Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari model pembelajaran

9

kooperatif yang disajikan dalam bentuk kartu. Menurut Widodo (dalam Nur,

2011: 21), model pembelajaran scramble adalah suatu model pembelajaran

dengan membagikan kartu soal dan kartu jawaban yang disertai dengan

alternatif jawaban yang tersedia namun dengan susunan yang acak dan

siswa mengoreksi jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat.

Menurut Hanafiah dan Suhana (dalam Nur, 2011: 18) model pembelajaran

scramble bersifat aktif, siswa dituntut aktif bekerja sama serta bertanggung

jawab terhadap kelompoknya untuk menyelesaikan kartu soal guna

memperoleh poin dan diharapkan dapat meningkatkan kebersamaan siswa.

Dalam pembelajaran scramble, guru hendaknya sebagai pembimbing harus

bersikap terbuka, ramah, dan sabar. Sedangkan menurut Komalasari (2010:

84) model pembelajaran scramble yaitu model pembelajaran yang mengajak

siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu

konsep secara kreatif dengan cara menyusun huruf-huruf yang disusun

secara acak sehingga membentuk suatu jawaban atau pasangan konsep yang

dimaksud.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Scramble adalah

salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang dalam

pembelajarannya membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil untuk

kemudian dibagikan kartu soal dan kartu jawaban kepada masing – masing

kelompok tersebut. Dimana kartu jawaban yang diberikan kepada siswa

telah diacak susunan kata atau huruf atau kalimatnya, dan menjadi tugas

bagi siswa untuk menyusun kata atau huruf atau kalimat tersebut untuk

kemudian dicocokkan dengan lembar soal yang diberikan.

2.1.5 Bentuk – Bentuk Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble

Menurut Weblogask (2012) sesuai dengan sifat jawabannya scramble

terdiri atas bermacam – macam bentuk, yakni :

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdfPengertian. Model Pembelajaran Kooperatif . Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari model pembelajaran

10

a. Scramble kata, yaitu sebuah permainan menyusun kata-kata dari

huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya, sehingga membentuk

suatu kata tertentu yang bermakna,

Misalnya : alpjera = pelajar

ktarsurt = struktur

b. Scramble kalimat, yaitu sebuah permainan menyusun kalimat dari

kata-kata acak. Bentuk kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat, dan

benar.

Misalnya : berasal – dari – Bandung – saya = Saya berasal dari

Bandung

c. Scramble wacana, yaitu sebuah permainan menyusun wacana logis

berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil susunan wacana hendaknya

logis, bermakna.

Misalnya :

Pemerintah Indonesia tidak akan mampu mengurus dan mengatur

sendiri pemerintahan di semua wilayah negeri kita. Negara Indonesia

sangat luas. Oleh karena itu, pemerintah pusat menyerahkan sebagian

kewenangan menyelenggarakan pemerintahannya kepada daerah.

Menjadi :

Negara Indonesia sangat luas. Pemerintah Indonesia tidak akan

mampu mengurus dan mengatur sendiri pemerintahan di semua

wilayah negeri kita. Oleh karena itu, pemerintah pusat menyerahkan

sebagian kewenangan menyelenggarakan pemerintahannya kepada

daerah.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe scramble memiliki 3 bentuk, yaitu : Scramble kata, Scramble

kalimat, dan Scramble wacana. Dalam penelitian ini peneliti akan

menggunakan bentuk Scramble kata.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdfPengertian. Model Pembelajaran Kooperatif . Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari model pembelajaran

11

2.1.6 Langkah – Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble

Menurut Suyatno dalam Iis (2011: 13), langkah-langkah dalam

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe scramble, yaitu :

a. Membuat kartu soal sesuai materi ajar

Guru membuat soal – soal sesuai dengan materi yang akan disajikan

kepada siswa,

b. Membuat kartu jawaban dengan diacak

Guru membuat pilihan jawaban yang susunan katanya diacak sesuai

jawaban soal-soal pada kartu soal, Karena dalam penelitian ini

menggunakan dua bentuk scramble yaitu scramble kata dan scramble

kalimat maka dalam kartu jawaban akan terdiri atas kedua bentuk

scramble tersebut.

c. Sajikan materi

Guru menyajikan materi ajar kepada siswa,

d. Bagikan kartu soal dan kartu jawaban pada kelompok

Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (4-6 orang)

yang bersifat heterogen (terdiri dari siswa berkemampuan rendah,

sedang, tinggi atau dari beragam latar belakang seperti suku/ras),

kemudian bagikan kartu soal dan kartu jawaban kepada masing-

masing kelompok.

e. Siswa berkelompok mengerjakan kartu soal

Siswa dalam kelompok bekerjasama dan saling membantu

mengerjakan soal-soal yang ada pada kartu soal,

f. Siswa mencari jawaban untuk setiap soal-soal dalam kartu soal

Siswa menyusun kartu jawaban yang susunan huruf dan katanya telah

diacak menjadi susunan yang tepat untuk kemudian dipasangkan

dengan soal-soal pada kartu soal.

Dari penjabaran di atas dapat diketahui secara jelas tahapan – tahapan

dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe scramble. Dalam

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdfPengertian. Model Pembelajaran Kooperatif . Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari model pembelajaran

12

penelitian ini sendiri peneliti akan menggunakan tahapan – tahapan yang

telah dijabarkan di atas dalam melaksanakan penelitian

2.1.7 Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe scramble

Menurut Dhevita Nur (2013), model pembelajaran kooperatif tipe

scramble memiliki beberapa kelebihan, antara lain :

a. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu

yang dikerjakan dalam kelompoknya, setiap anggota kelompok

harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai

tujuan yang sama, setiap anggota kelompok harus membagi tugas

dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya,

setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi, setiap anggota

kelompok berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan

untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan setiap

anggota kelompok akan diminta mempertanggungjawabkan secara

individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif,

sehingga dalam teknik ini, setiap siswa tidak ada yang diam

karena setiap individu di kelompok diberi tanggung jawab akan

keberhasilan kelompoknya. Mendorong siswa untuk belajar

mengerjakan soal tersebut,

b. Metode pembelajaran ini akan memungkinkan siswa untuk belajar

sambil bermain. Mereka dapat berekreasi sekaligus belajar dan

berpikir, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya

stres atau tertekan. Kegiatan tersebut dapat mendorong

pemahaman siswa terhadap materi pelajaran

c. Selain untuk menimbulkan kegembiraan dan melatih keterampilan

tertentu, metode scramble juga dapat memupuk rasa solidaritas

dalam kelompok.

d. Materi yang diberikan melalui salah satu metode permainan ini

biasanya mengesankan dan sulit untuk dilupakan.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdfPengertian. Model Pembelajaran Kooperatif . Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari model pembelajaran

13

e. Sifat kompetitif dalam metode ini dapat mendorong siswa

berlomba-lomba untuk maju

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe scramble memiliki beberapa kelebihan, dimana akan sangat

bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan hasil belajar jika model

pembelajaran kooperatif tipe scramble ini diterapkan dalam pembelajaran.

2.1.8 Hasil Belajar

Ada beberapa pendapat tentang pengertian dari hasil belajar, antara

lain menurut Tim penyusun KBBI (2005) Hasil belajar adalah penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

Menurut Samsul Hadi dan Rukiyah (2009) hasil belajar adalah proses

pemberian nilai terhadap hasil– hasil belajar yang dicapai siswa dengan

kriteria tertentu. Dari dua pendapat di atas dapat dikatakan bahwa hasil

belajar adalah pemberian nilai oleh guru terhadap penguasaan pengetahuan

dan keterampilan siswa dengan kriteria tertentu yang lazimnya ditunjukkan

dengan nilai tes atau angka.

Kemudian ada pandangan berbeda dari beberapa pendapat yaitu

menurut Mulyono Abdulrahman (1999) hasil belajar adalah kemampuan

yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Menurut Winkel

(dalam Lina, 2009: 5), mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan bukti

keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Sedangkan menurut Arif

Gunarso (dalam Lina, 2009: 5), hasil belajar adalah usaha maksimal yang

dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Dari sini

dapat dilihat bahwa hasil belajar tidak selalu tentang proses penilaian tetapi

tentang hasil usaha maksimal seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha

dalam kegiatan belajar.

Selanjutnya ada pandangan berbeda pula dari beberapa pendapat,

antara lain menurut Dimyati dan Mudjiono (dalam Lina, 2009: 5), hasil

belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdfPengertian. Model Pembelajaran Kooperatif . Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari model pembelajaran

14

dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat

perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum

belajar. Dari sisi guru, adalah bagaimana guru bisa menyampaikan

pembelajaran dengan baik dan siswa bisa menerimanya. Hasil belajar

mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Menurut Nana

Sudjana (dalam techonly13, 2009) menyatakan bahwa proses penilaian

terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang

kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui

kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun

dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan

kelas maupun individu. Setiap keberhasilan belajar diukur dari seberapa

jauh hasil belajar yang diperoleh siswa. Keberhasilan siswa dalam mencapai

tujuan pengajaran diwujudkan dengan nilai. Nana Sudjana menyatakan pula

bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses

belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang

diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang

dicapai siswa. Dari sini dapat dilihat bahwa hasil belajar tidak hanya tentang

nilai dan hasil usaha siswa dalam kegiatan belajar, tetapi hasil belajar juga

memberikan informasi mengenai perkembangan siswa setelah melalui

kegiatan belajar sehingga nantinya dapat menjadi pedoman bagi guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar selanjutnya. Selain itu juga memberikan

informasi bagi guru apakah guru telah menyampaikan pembelajaran dengan

baik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

penilaian oleh guru terhadap kemampuan pengetahuan dan keterampilan

siswa setelah melaui kegiatan belajar yang lazimnya ditunjukkan dengan

nilai tes atau angka. Yang juga memberikan informasi tentang

perkembangan siswa. Jadi nantinya dalam penelitian ini, hasil belajar yang

dimaksudkan adalah penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap

kemampuan pengetahuan siswa yang ditunjukkan dengan nilai tes (angka).

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdfPengertian. Model Pembelajaran Kooperatif . Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari model pembelajaran

15

2.1.9 Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran

yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama,

sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara

yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan

UUD 1945 (Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004). Pendidikan

Kewarganegaraan mengalami perkembangan sejarah yang sangat panjang,

yang dimulai dari Civic Education, Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan, sampai yang terakhir pada Kurikulum

2004 berubah namanya menjadi mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai

wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang

berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai individu,

anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan

Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia, sehingga

memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang

memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara (Sudjatmiko, 2008: 12). Pendidikan Kewarganegaraan

merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang

beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, untuk menjadi warga

negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh UUD 1945

(Sudjana, 2003: 4). Landasan PKn adalah Pancasila dan UUD 1945, yang

berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, tanggap

pada tuntutan perubahan zaman, serta Undang Undang No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun

2004 serta Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata

Pelajaran Kewarganegaraan yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdfPengertian. Model Pembelajaran Kooperatif . Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari model pembelajaran

16

Nasional-Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah-Direktorat

Pendidikan Menengah Umum.

Secara garis besar mata pelajaran Kewarganegaraan memiliki 3

dimensi, yaitu :

1. Dimensi Pengetahuan Kewarganegaraan (Civics Knowledge) yang

mencakup bidang politik, hukum, dan moral,

2. Dimensi Keterampilan Kewarganegaraan (Civics Skills), meliputi

keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,

3. Dimensi Nilai – nilai Kewarganegaraan (Civics Values) mancakup

antara lain percaya diri, penguasaan atas nilai religius, norma dan

moral luhur (Sudjana, 2003: 4).

Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah

sebuah mata pelajaran yang bertujuan untuk pengembangan potensi individu

warga negara Indonesia sehingga memiliki wawasan, sikap, dan

keterampilan yang cakap untuk berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Serta mengembangkan dan

melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa

Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku

kehidupan sehari-hari.

2.2.Kajian hasil penelitian yang relevan

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu

antara lain:

a. Penelitian yang dilakukan oleh Febri Belandina Lay, 2011

Mahasiswa Universitas Negeri Malang Program Studi S1 PGSD

dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Scramble Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA Pada Mata Pelajaran

PKn SDN Madyopuro 4 Kecamatan Kedungkandang Kota

Malang”. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut :

nilai rata – rata siswa pada siklus I adalah 69,54%, sebanyak 11

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdfPengertian. Model Pembelajaran Kooperatif . Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari model pembelajaran

17

siswa (33,3%) belum tuntas karena berada di bawah kriteria

penilaian, sebanyak 22 siswa (66,66%) tuntas karena sudah

mencapai kriteria ketuntasan oleh karena itu perlu diadakan

perbaikan pada siklus II. Pada siklus II nilai rata –rata yang

diperoleh siswa kelas VA SDN Madyopuro 4 adalah 74,54%,

sebanyak 9 siswa (27,27%) yang belum tuntas atau belum mencapai

kriteria ketuntasan. Dengan melihat pada nilai rata – rata siswa pada

tiap siklus maka pada siklus II nilai siswa mengalami peningkatan.

Maka dalam penelitiannya disimpulkan bahwa model pembelajaran

scramble ini dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas VA

SDN Madyopuro 4 Kota Malang.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Jusniar Silaban, dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Scramble Terhadap Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran PKN di Kelas X SMA Negeri 1 Pakkat

Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian ini dilakukan di SMA

Negeri 1 Pakkat Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan populasi yang

berjumlah 160 orang siswa. Sampel penelitian ditentukan sebesar

20% dari jumlah populasi yakni 32 yang Orang. Dari hasil analisis

data dan perhitungan dapat diketahui bahwa r hitung (rh) sebesar

0,653 sedangkan r tabel (rt) sebesar 0,349 Dengan demikian, harga

> yaitu 0,653 > 0,349 sehingga koefisien korelasi X terhadap Y

adalah signifikan. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji t. Dari

hasil perhitungan yang dilakukan uji t diperoleh t hitung > t tabel

yakni 4,904 > 2,042. Berdasarkan hasil pengujian maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Dari hasil analisis regresi linear menghasilkan Y

positif sehingga menunjukkan ada pengaruh yang signifikan model

pembelajaran Scramble terhadap hasil belajar.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Rakhmawati, dengan judul

“Penggunaan Model Pembelajaran Scramble Untuk Peningkatan

Motivasi Belajar IPA (Fisika) Pada Siswa SMP Negeri 16

Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012”. Dalam penelitiannya

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdfPengertian. Model Pembelajaran Kooperatif . Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari model pembelajaran

18

disimpulkan bahwa melaui penggunaan model pembelajaran

scramble dalam pembelajaran IPA (Fisika) dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa SMP Negeri 16 Purworejo. Hal tersebut

terlihat dari data hasil observasi motivasi belajar siswa meningkat

dari 46,94% pada pra siklus menjadi 60,81% pada siklus I dan

meningkat lagi menjadi 73,39% pada siklus II. Persentase angket

motivasi belajar siswa meningkat 58,06% pada pra siklus menjadi

72,90% pada siklus I dan menjadi 81,29% pada siklus II.

Peningkatan motivasi belajar ini berpengaruh terhadap peningkatan

hasil belajar. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya rata-rata

nilai siswa. Rata-rata nilai siswa meningkat dari 59,98 dengan

ketuntasan 38,71% pada pra siklus menjadi 77,66 dengan

ketuntasan 80,69% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 85,97

dengan ketuntasan 93,97% pada siklus II.

Dari beberapa penelitian di atas dapat diketahui bahwa penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe scramble memiliki dampak/pengaruh

yang positive, maka dari itu peneliti bermaksud menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe scramble pada siswa kelas 4 SD Negeri 2

Pilang Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

2.3. Kerangka Berpikir

Dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas 4

SD Negeri 2 Pilang Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora, siswa

tampak tak antusias dan kurang bersemangat dalam mengikuti jalannya

pembelajaran. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini terjadi, antara

lain karena pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang memang

membosankan karena banyaknya materi yang sifatnya hafalan dan kurangnya

aspek penalaran atau logika dalam pelajaran tersebut, sehingga menyebabkan

siswa kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdfPengertian. Model Pembelajaran Kooperatif . Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari model pembelajaran

19

juga karena guru yang masih menggunakan metode ceramah sehingga murid

menjadi bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini pada akhirnya

berdampak pada hasil belajar siswa, dimana sebanyak 33,3% siswa mendapat

nilai di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Tentunya perlu

adanya tindak lanjut untuk mengatasi masalah tersebut.

Untuk itu peneliti bermaksud menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe scramble dalam mengatasi permasalahan tersebut, dimana

dengan penggunaan model pembelajaran ini ditujukan untuk meningkatkan

hasil belajar siswa. Model pembelajaran scramble ini sendiri adalah salah

satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang dalam pembelajarannya

membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil untuk kemudian dibagikan

lembar soal dan kartu jawaban kepada masing – masing kelompok tersebut.

Kartu jawaban yang diberikan kepada siswa telah diacak susunan huruf / kata

/ kalimat-nya, dan menjadi tugas bagi siswa untuk menyusun

huruf/kata/kalimat tersebut untuk kemudian dicocokkan dengan lembar soal

yang diberikan.

Model pembelajaran ini memiliki beberapa manfaat, antara lain yaitu

pertama dalam model pembelajaran kooperatif tipe scramble ini siswa belajar

sambil bermain. Maksudnya adalah terdapat unsur permainan dalam model

pembelajaran ini, dimana siswa bekerjasama dalam kelompok menyusun

kartu jawaban yang telah diacak susunan huruf/kata/kalimat-nya, untuk

kemudian mencocokkan dengan soal-soal yang ada pada lembar soal yang

diberikan, dengan demikian suasana akan menjadi santai dan menyenangkan.

Hal ini tentunya akan menjadikan siswa lebih antusias dalam mengikuti

pelajaran. Yang kedua adalah model pembelajaran ini melibatkan seluruh

siswa. Jadi dengan terlibatnya seluruh siswa dalam pembelajaran, maka dapat

dipastikan bahwa setiap siswa akan melakukan kegiatan belajar, dengan

begitu diharapkan pula bahwa setiap siswa dapat memahami pelajaran ini

dengan baik. Yang ketiga adalah sifat kompetitif dalam model pembelajaran

ini dapat mendorong siswa untuk berlomba-lomba maju. Hal ini sangatlah

baik, karena dengan begitu siswa akan termotivasi untuk bersungguh-

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdfPengertian. Model Pembelajaran Kooperatif . Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari model pembelajaran

20

sungguh dalam mengerjakan tugasnya, yang diharapkan pula akan

meningkatkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Yang keempat

dalam model pembelajaran ini akan menimbulkan rasa gembira dan

menyenangkan bagi para siswa, hal ini tentu baik karena akan menimbulkan

antusias dan semangat dalam diri siswa untuk mengikuti pelajaran. Dan yang

terakhir adalah dengan model pembelajaran ini siswa akan lebih mudah

dalam memahami materi yang diajarkan, ini tentunya menjadi suatu hal yang

sangat baik karena pokok dari suatu pembelajaran adalah siswa mengerti

tentang apa yang diajarkan.

Kelima hal diatas tentunya akan sangat bermanfaat bagi siswa dalam

meningkatkan hasil belajar mereka pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Dan tentunya menjadi pegangan bagi peneliti, untuk

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe scramble dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan kelas 4 SD Negeri 2 Pilang Kecamatan Randublatung

Kabupaten Blora.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdfPengertian. Model Pembelajaran Kooperatif . Disini akan dibahas terlebih dahulu gambaran secara umum dari model pembelajaran

21

Skema Kerangka Berpikir

Gambar 2.1

Skema Kerangka Berpikir

2.4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran, maka dapat

dirumuskan hipotesis pada Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai

berikut : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble diduga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan kelas 4 SD Negeri 2 Pilang Kecamatan Randublatung

Kabupaten Blora.

Belajar

Sambil

Bermain

Mening-

katkan

Hasil

Belajar

Model

Pembelajaran

Kooperatif Tipe

Scramble

Menimbulk

an Rasa

Senang dan

Gembira

Bagi Siswa

Materi

Lebih

Mudah

Dipahami

Melibatkan

Seluruh

Siswa

Sifat

Kompetitif