35
9 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakekat Pembelajaran Kontekstual 2.1.1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran kontekstual Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.1 Pembelajaran kontekstual adalah proses pembelajaran yang bertolak dari proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, dalam arti bahwa apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari apa yang sudah dipelajari, sehingga pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.2 Definisi pembelajaran kontekstual secara umum belum disepakati oleh para ahli, tetapi dasar dan unsur-unsurnya lebih banyak disepakati. Pembelajaran seperti ini dapat dilihat di negara-negara maju yang sudah mengembangkan pembelajaran kontekstual ini dengan berbagai nama. 1 Republik Indonesia, Undang Undang Sisdiknas, Citra Umbara: Bandung, 2006, hal.5. 2 http://www.m-edukasi.web.id/2011/12/pengertian-pembelajaran-kontekstual-ctl.html (diunduh tanggal 29 September 2013, pukul 19:43).

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakekat Pembelajaran Kontekstual ...€¦ · 9 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakekat Pembelajaran Kontekstual 2.1.1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

9

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Hakekat Pembelajaran Kontekstual

2.1.1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual Contextual Teaching and Learning (CTL)

merupakan “konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.”1

Pembelajaran kontekstual adalah “proses pembelajaran yang bertolak dari

proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, dalam arti bahwa apa yang

akan dipelajari tidak terlepas dari apa yang sudah dipelajari, sehingga

pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang

memiliki keterkaitan satu sama lain.”2

Definisi pembelajaran kontekstual secara umum belum disepakati oleh

para ahli, tetapi dasar dan unsur-unsurnya lebih banyak disepakati. Pembelajaran

seperti ini dapat dilihat di negara-negara maju yang sudah mengembangkan

pembelajaran kontekstual ini dengan berbagai nama.

1 Republik Indonesia, Undang Undang Sisdiknas, Citra Umbara: Bandung, 2006, hal.5.

2 http://www.m-edukasi.web.id/2011/12/pengertian-pembelajaran-kontekstual-ctl.html

(diunduh tanggal 29 September 2013, pukul 19:43).

10

2.1.2. Penerapan Pembelajaran Kontekstual

a. Perencanaan Pembelajaran

Menurut pendapat Arthur W. Steller yang dikutip oleh Hamzah B. Uno,

mengemukakan perencanaan sebagai “hubungan antara apa yang ada sekarang

(what is) dengan bagaimana seharusnya (what shoul be) yang bertalian dengan

kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber.”3

Bagaimana seharusnya mengacu pada masa yang akan datang. Perencanaan

pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam

proses pembelajaran atau interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Kegiatan perencanaan

pembelajaran oleh guru meliputi penyusunan perangkat pembelajaran antara lain:

Program Tahunan, Program Semester, Silabus, Rencana Pembelajaran, Buku

Siswa serta Instrumen Evaluasi, yang mengacu pada format pembelajaran

kontekstual.

b. Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran yang mengacu pada pendekatan kontekstual

dimana proses belajar mengajar didominasi oleh aktivitas siswa, sedangkan guru

hanya sebagai fasilitator bagi siswa dalam menemukan suatu konsep atau

memecahkan suatu masalah. Kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan

didalam kelas, tetapi juga dilaksanakan diluar kelas atau lingkungan sekitar

dengan menggunakan berbagai alat pembelajaran yang efektif dan menggunakan

3 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Bumi Aksara: Jakarta, 2006, hal.1.

11

strategi pengajaran dengan pendekatan kontekstual. Didalam pembelajaran

kontekstual sumber belajar tidak hanya berasal dari guru tetapi dari berbagai

sumber, seperti buku paket, media masa, lingkungan dan lain-lain.

c. Evaluasi Pembelajaran

Kegiatan evaluasi dalam pembelajaran kontekstual mengarah pada prinsip

penilaian yang sebenarnya terjadi. Kegiatan evaluasi dilaksanakan selama dan

sesudah proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai cara dan berbagai

sumber yang mengukur semua aspek pembelajaran, yaitu : proses, kinerja, dan

produk.

2.1.3. Prinsip Penerapan Pembelajaran Kontekstual

Guru harus memegang kuat beberapa prinsip pembelajaran dalam

menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual :

“1. Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran mental

sosial.

1. Membentuk kelompok belajar yang saling bergantung.

2. Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang

mandiri.

3. Mempertimbangkan keragaman siswa.

4. Mempertimbangkan multi intelegensi siswa.

5. Menggunakan teknik-teknik bertanya untuk meningkatkan

pembelajaran siswa, perkembangan masalah, dan keterampilan

berfikir tingkat tinggi.

6. Menerapkan penilaian authentic.”4

4 http://www.sekolahdasar.net/2011/12/prinsip-pembelajaran-kontekstual.html (diunduh

tanggal 29 September 2013, pukul 19:05).

12

2.1.4. Metode Pembelajaran

Proses pembelajaran diharapkan guru memilih metode-metode dari sekian

banyak metode yang telah ditemukan oleh para ahli, sebelum guru tersebut

menyampaikan materi pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan

pembelajaran yang dimaksud adalah “sasaran yang hendak dicapai pada akhir

pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa.”5

Metode pembelajaran merupakan “cara melakukan atau menyajikan,

mengurai, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai

tujuan tertentu”6 tetapi tidak setiap metode yang digunakan sesuai dengan

pencapaian tujuan pembelajaran tertentu. Metode yang digunakan tidak boleh

monoton dalam setiap pembelajaran.

2.1.5. Hasil Pembelajaran

Hasil pembelajaran merupakan “semua efek yang dapat dijadikan sebagai

indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran dibawah kondisi

yang berbeda.”7 Penggunaan metode pembelajaran dibawah kondisi pembelajaran

yang berbeda dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: “1. Keefektifan

(effectiveness), 2. Efisiensi (efficiency), daya tarik (appeal).”8

5 Martinis Yamin. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Gaung Persada Press:

Jakarta, 2007, hal. 133. 6 Ibid., hal. 138.

7 Hamzah B. Uno, Op.cit., hal. 16.

8 Ibid., hal. 21.

13

Keefektifan pembelajaran diukur dengan tingkat pencapaian. Empat aspek

penting yang dapat dipakai untuk mendeskripsikan keefektifan pembelajaran,

yaitu: kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut dengan

tingkat kesalahan, kecepatan untuk kerja, tingkat belajar, tingkat retensi dari apa

yang dipelajari. Efisiensi pembelajaran diukur dengan rasio antara keefektifan dan

jumlah waktu yang dipakai untuk belajar dan atau jumlah biaya pembelajaran

yang digunakan. Daya tarik pembelajaran diukur dengan mengamati

kecenderungan siswa untuk tetap belajar. Hasil pembelajaran bisa berupa hasil

nyata (actual outcomes) dan hasil yang diinginkan (desired outcomes). Actual

outcomes adalah hasil yang nyata dicapai dari penggunaan suatu metode dibawah

kondisi tertentu, sedangkan desired outcomes, yakni tujuan yang ingin dicapai,

yang sering mempengaruhi keputusan perancang pembelajaran dalam melakukan

pilihan metode yang sebaiknya digunakan. Hasil belajar yang dicapai siswa

melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai

berikut:

“• Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi

belajar intrinsik pada diri siswa. siswa tidak mengeluh dengan

prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk

memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah

dicapai.

• Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu

kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang

tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana

mestinya.

• Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan

tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk

mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar

sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.

• Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh

(komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau

14

wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik

(keterampilan atau perilaku).

• Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan

mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang

dicapainyamaupun nilai dan mengendalikan proses dan usaha

belajarnya.”9

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu:

“1. Faktor Intern.

Faktor interen adalah faktor yang berasal dari dalam, meliputi tiga

faktor yaitu: jasmani, psikolok, dan kelelahan.

a) Faktor jasmaniah meliputi: kesehatan dan cacat tubuh.

b) Faktor psikologis meliputi: intelegensi, minat, perhatian, bakat,

motif, kematangan, dan kesiapan.

c) Faktor kelelahan berupa kelelahan jasmani dan rohani.

Kelelahan ini dapat diatasi dengan tidur, istirahat, penguasaan

fariasi dalam belajar, dsb.

2. Faktor Ekstern.

Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar meliputi tiga

faktor yaitu: keluarga, sekolah, dan masyarakat.

a) Faktor keluarga meliputi: cara orang tua mendidik, relasi

antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang

kebudayaan.

b) Faktor sekolah meliputi: metode belajar, kurikulum, relasi guru

dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran,

keadaan gedung.

c) Faktor masyarakat meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat,

media masa, teman bergaul, dan kehidupan masyarakat.”10

2.1.6. Strategi Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual dapat dilaksanakan dalam beberapa model atau

teknik pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru, yaitu :

9 http://www.scribd.com/doc/51282702/penertian-hasil-belajar-menurut-para-ahli

(diunduh tanggal 17 Mei 2014, pukul 19:37) 10

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta: Jakarta,

2003, hal.54.

15

1. Pengajaraan Berbasis Masalah

“Pengajaran berbasis masalah (Problem Based Learning), yaitu

suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia

nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang

berfikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk

memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi

pelajaran.”11

Pengajaran berbasis masalah digunakan agar siswa berfikir tingkat

tinggi dalam suatu situasi masalah, yang termasuk didalamnya bagaimana

belajar.

2. Pengajaran Kooperatif

Pengajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengharuskan siswa

untuk bekerja dalan suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan

tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama.

“David dan robert johnson mendefinisikan cooperatif learning

adalah a teaching strategy in which small teams, each with

students of different levels of ability, use a variety of learning

activities to improve their understanding of a subject (setrategi

pembelajaran dalam bentuk kelompok-kelompok kecil dimana

setiap siswa memiliki tingkat kemampuan berbeda, dengan

menggunakan berbagai macam aktivitas belajar untuk

meningkatkan pemahaman terhadap materi).”12

3. Pengajaran Berbasis Inkuiri

“Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk

11

http://www.kajianpustaka.com/2013/08/pembelajaran-kontekstual.html

(diunduh tanggal 29 september 2013, pukul 20:58). 12

http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/10/pengertian-cooperative-

learning.html?m=1 (diunduh tanggal 29 September 2013, pukul 20:35).

16

mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang

dipertanyakan.”13

Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab

antara guru dan siswa. Belajar dengan mengemukan sesuatu mempunyai

banyak keuntungan. Siswa ingin mengetahui dengan pembelajaran inkuiri,

karena pembelajaran ini akan motivasi siswa untuk melanjutkan pekerjaannya

sampai mereka menemukan jawabannya.

4. Pengajaran Berbasis Proyek atau Tugas

“Belajar Berbasis Proyek/Tugas (Project Based Learning), yaitu suatu

pendekatan komperhensif dimana lingkungan belajar siswa (kelas)

didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah

autentik termasuk pendalaman dari suatu topik mata pelajaran, dan

melaksanakan tugas bermakna lainnya.”14

Dengan pendekatan pengajaran bekerja secara ini agar siswa bekerja

secara mandiri dalam membentuk pembelajaran dan membawanya kedunia

nyata.

5. Pengajaran Autentik

“Pengajaran autentik yaitu pendekatan pengajaran yang

memperkenalkan siswa untuk mempelajari konteks bermakna.”15

Dengan begitu siswa akan belajar seperti mengumpulkan informasi,

menghitung, menulis dan berbicara dalam konteks kehidupan nyata.

13

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Perenada Media Grup: Jakarta, 2007, hal. 194. 14

http://www.kajianpustaka.com/2013/08/pembelajaran-kontekstual.html

(diunduh tanggal 29 september 2013, pukul 21:48).

15

Ibid.

17

2.2. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

2.2.1. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengharuskan siswa

untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan

tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama.

“David dan robert johnson mendefinisikan cooperatif learning

adalah a teaching strategy in which small teams, each with students

of different levels of ability, use a variety of learning activities to

improve their understanding of a subject (setrategi pembelajaran

dalam bentuk kelompok-kelompok kecil dimana setiap siswa

memiliki tingkat kemampuan berbeda, dengan menggunakan

berbagai macam aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman

terhadap materi).”16

Disamping itu “cooperative learning disebut sebagai sistem pembelajaran

gotong royong. Dalam sistem pembelajaran ini, guru hanya bertindak sebagai

fasilitator.”17

Melalui cooperative learning siswa didorong untuk bekerja sama

secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya masing-masing. Kerjasama

disini adalah setiap anggota kelompok harus saling bantu yang pandai membantu

yang kurang pengetahuanya, dan kegagalan individu adalah kegagalan kelompok

begitu pula sebaliknya. Anggota kelompok harus mempunyai tanggung jawab

yang sama.

Tujuan pembelajaran kooperatif akan tercapai melalui enam fase atau

langkah utama yang terlibat dalam pembelajaran yang menggunakan model

cooperative learning, yaitu:

16

http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/10/pengertian-cooperative-

learning.html?m=1 (diunduh tanggal 29 September 2013, pukul 20:35). 17

Anita Lie, Op. cit., hal. 12.

18

1) Pelajaran dimulai dengan guru membahas tujuan-tujuan

pembelajaran dan membangkitkan motivasi belajar.

2) Fase ini diikuti oleh persentasi informasi, sering kali dalam

bentuk teks daripada ceramah.

3) Siswa kemudian diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok

belajar.

4) Dalam langkah berikutnya siswa dibantu guru, bekerja bersama-

sama untuk menyelesaikan tugas-tugas interdependen.

5) Persentasi akhir kelompok atau menguji segala yang sudah

dipelajari siswa.

6) Memberi pengakuan pada usaha kelompok maupun individu.”18

2.2.2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif antara lain:

“Pembelajaran secara tim. Pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai

tujuan. Setiap anggota tim harus mampu membuat setiap siswa

belajar.

1) Didasarkan pada Managemen kooperatif. Managemen memiliki

tiga fungsi, yaitu: (a) fungsi manajemen sebagai perencanaan

pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif

dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-

langkah pembelajaran yang sudah ditetapkan, (b) fungsi

manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa

pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang sudah

matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif, (c)

fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam

pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan

baik melalui bentuk tes maupun non-tes.

2) Kemauan untuk bekerja sama. Keberhasilan pembelajaran

kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh

karenanya kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan

dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik

pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang

optomal.

3) Keterampilan bekerja sama. Keterampilan bekerja sama

dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran

secara kelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong

untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi

18

Richard I. Arends, Op. cit., hal. 6.

19

dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.”19

Berdasarkan karakteristik tersebut, siswa belajar dalam kelompok secara

bekerja sama, untuk menuntaskan materi belajarnya. Kelompok dibentuk dari

siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Penghargaan lebih

diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.

2.2.3. Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada dasarnya

terdiri atas empat tahap, yaitu:

“1. Penjelasan materi, tahap ini merupakan tahapan penyampaian

pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam

kelompok. Tujuan utama tahapan ini adalah pemahaman siswa

terhadap materi pokok pelajaran.

2. Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru

memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok

yang telah dibentuk sebelumnya.

3. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa

dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu

atau kelompok. Tes individu akan memberikan penilaian pada

kemampuan individu, sedangkan kelompok akan memberikan

penilaian pada kemampuan kelompoknya. Nilai setiap kelompok

memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai

kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang

merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompoknya.

4. Pengakuan tim, adalah penetapan tim yang dianggap paling

menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan

penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim

untuk terus berprestasi lebih baik lagi.”20

19

Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme guru,

Rajawali Pera: Jakarta, 2010, hal. 207-208. 20

Ibid., hal. 212-213.

20

2.2.4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Koperatif

Keunggulan cooperative learning sebagai sesuatu strategi pembelajaran,

yaitu:

“ a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi akademiknya.

b. Meningkatkan daya ingatan siswa.

c. Meningkatkan kepuasan siswa dengan pengalaman belajar.

d. Membantu dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi

secara lisan.

e. Mengembangkan keterampilan sosial siswa.

f. Meningkatkan rasa percaya diri siswa.

g. Membantu meningkatkan hubungan positif antar siswa.”21

Siswa dapat dilatih untuk mengembangkan keterampilannya dan

keaktifannya selama pembelajaran, baik aktif dalam hal bertanya ketika tidak

mengerti tentang materi, ataupun menggali informasi dari berbagai sumber, dan

kemudian menularkannya kepada siswa lain. Kelemahan dari cooperative

Learning yaitu:

“a. Pelajaran berkelompok membatasi siswa yang berkemampuan

tinggi dalam waktu belajar.

b. Dibandingkan pengajaran langsung oleh guru, bisa terjadi apa

yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai

oleh siswa.

c. Penilaian yang diberikan berdasarkan hasil kerja kelompok.”22

Cooperative learning membatasi siswa yang berkemampuan tinggi, yang

dimaksud yaitu siswa yang dianggap mempunyai kemampuan lebih mungkin akan

merasa terlambat oleh siswa yang kurang memiliki kemampuan dalam

penguasaan materi, yang mengakibatkan terganggunya kerjasama dalam

21

http://sunartoms.wordpress.com/2009/03/20/pengertian-cooperative-learning/ (diunduh

tanggal 28 Septenber 2013, pukul 20:09). 22

http://cucunuryani.blogspot.com/2011/08/pembelajaran-individual-dan.html (diunduh

tanggal 28 September 2013, pukul 20: 32).

21

kelompok. Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok. Guru perlu menyadari

bahwa sebenarnya hasil yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.

2.2.5. Model-Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif dapat dilaksanakan dalam beberapa model atau

teknik pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru.

“teknik-teknik yang dapat dipakai dalam pembelajaran model

cooperative learning adalah: Jigsaw, TAI, STAD, TGT (slavin 1990)

write Pair Square, Inside-Outside Circle, Round-Robin, NHT, Two

Stay Two Stray (kagan 1992), Group Investigation (Sharanet al),

Learning Together (Johnson et al 1990), Cooperative Controversy

(johnson and johnson 1987), Murder-mood, Understand, Recall,

Detect, Elaborate, Review (Hythecker et al 1988).”23

2.3. Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS

2.3.1. Konsep dasar pembelajaran Tipe TSTS

Ciri khas dari pembelajaran ini adalah sebagai berikut: “kerja kelompok

secara heterogen, setelah selesai dua siswa dari masing-masing kelompok

bertamu ke kelompok lain, dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas

membagi hasil kerja dan informasi ke tamu mereka dari kelompok lain, tamu

mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dengan melaporkan temuan

mereka dari kelompok lain, kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja-

kerja mereka.”24

23

http://nesaci.com/pengertian-dan-macam-macam-model-pembelajaran-kooperatif-

cooperative-learning/ (diunduh tanggal 28 September 2013, pukul 20:55). 24

Anita Lie, Mempraktekkan cooperative learning di Ruang-ruang Kelas, PT Gramedia:

Jakarta, 2002, hal. 60-61.

22

Anggota kelompok memiliki tugas yang sama. Keberhasilan dalam

kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut membantu temannya

yang lemah dalam kelompok. Siswa yang pandai dapat mengembangkan

kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu

dalam memahami permasalahan yang disesuaikan dalam kelompok tersebut.

Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe

TSTS, yaitu:

“1. Siswa belajar bekerja sama.

2. Bertanggung jawab.

3. Saling membantu memecahkan masalah.

4. Saling mendorong untuk berprestasi.

5. Melatih siswa agar dapat bersosialisasi dengan baik.”25

2.3.2. Persiapan Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS

Tahap persiapan, hal yang dilakukan guru adalah membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan

tugas siswa, dan peserta didik dikelompokkan dalam kelompok-kelompok yang

terdiri dari 4 siswa. Anggota kelompok harus heterogen berdasarkan prestasi

akademik siswa dan jenis kelamin.

“Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TSTS, yaitu:

1. Pembagian kelompok. Pada langkah ini guru membagi siswa

dalam kelompok-kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari

4 siswa.

2. Pemberian tugas. Di langkah kedua ini guru memberikan sub

pokok bahasan tertentu atau tugas-tugas tertentu kepada setiap

kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota

kelompoknya masing-masing.

25

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/03/model-pembelajaran-kooperatif-

two-stay-two-stray.html, (diunduh tanggal 28 September 2013, pukul 21:35).

23

3. Diskusi: Siswa mengerjakan tugas. Pada kegiatan ini siswa-

siswa di dalam setiap kelompok bekerja sama untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

4. Tinggal atau berpencar? Setelah setiap kelompok selesai

mengerjakan tugas yang diberikan maka setiap kelompok

menentukan 2 anggota yang akan stay (tinggal) dan 2 anggota

yang akan stray (berpencar) ke kelompok lain.

5. Berbagi. Pada langkah kelima ini, semua siswa saling berbagi

apa yang telah mereka kerjakan untuk menyelesaikan tugas dari

guru (catatan: siswa pada langkah ini saling menjelaskan,

presentasi, bertanya, dan melakukan konfirmasi, lalu mencatat

apa-apa yang didapatnya dari kelompok lain). Dua anggota

kelompok yang tinggal di dalam kelompok bertugas membagi

informasi dan hasil kerja mereka kepada 2 orang tamu dari

kelompok lain yang akan berkunjung ke kelompok mereka.

6. Diskusi kelompok. Tahap selanjutnya adalah semua anggota

kelompok kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa

yang mereka temukan dari kelompok lain.

7. Diskusi kelas. Setiap kelompok kemudian membandingkan dan

membahas hasil pekerjaan mereka semua dalam sebuah diskusi

kelas dengan fasilitasi oleh guru.”26

2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Model Kooperatif Tipe TSTS

Model kooperatif tipe TSTS memiliki kelebihan sebagai berikut:

“1) Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan.

2) Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna.

3) Lebih berorientasi pada keaktifan.

4) Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya.

5) Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa.

6) Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan.

7) Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar.

Sedangkan kekurangan dari model ini adalah:

1) Membutuhkan waktu yang lama.

2) Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok.

3) Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan

tenaga).

4) Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.”27

26

Ibid, http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/03/model-pembelajaran-

kooperatif-two-stay-two-stray.html.

24

2.4. Mata Pelajaran Ekonomi

2.4.1. Pengertian Ekomoni Menurut Para Ahli

Kata ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu: oikos yang berarti

rumah tangga dan nomos yang berarti ilmu. Ekonomi berarti ilmu yang mengatur

rumah tangga, sedangkan secara umum ekonomi berarti suatu bidang ilmu tentang

pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk

meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.

Mata pelajaran ekonomi adalah salah satu mata pelajaran bagian dari satu

bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang membicarakan tentang aktivitas

manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap

barang dan atau jasa. Seorang guru ekonomi harus dapat menggambarkan secara

langsung materi-materi yang diberikan dengan keadaan perekonomian saat ini.

“Menurut P.A. Samuelson: Ilmu ekonomi adalah suatu studi

mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan,

dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan

sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam

berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan atau

jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi, sekarang

dan dimasa akan datang, kepada berbagai individu dan golongan

masyarakat.28

Menurut Abraham Maslow Ekonomi adalah salah satu bidang

pengkajian yang mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas

kehidupan manusia melalui penggemblengan segala sumber

27

http://tri-bowop.blogspot.com/2012/01/model-kooperatif-tipe-two-stay-two.html

(diunduh pada tanggal 30 September 2013, pukul 17:21).

28

http://www.pengertianahli.com/2013/08/pengertian-ekonomi-menurut-para-ahli.html

(diunduh tanggal 30 September 2013, pukul 20:24).

25

ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori tertentu

dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien.”29

Mata pelajaran ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan

peristiwa dan masalah ekonomi dan kehidupan sehari-hari

terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga,

masyarakat dan negara.

2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep

ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi.

3. Bentuk sikap bijak, rasional, dan bertanggung jawab dengan

memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi,

manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri,

rumah tangga, masyarakat, dan negara.

4. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-

nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik

dalam skala nasional maupun internasional.30

Mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan

yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi dilingkungan kehidupan

terdekat hingga lingkungan terjauh, yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

“1. Perekonomian.

2. Ketergantungan.

3. Spesialisasi dan pembagian kerja.

4. Perkoperasian.

5. Kewirausahaan.

6. Akuntansi dan manajemen.”31

29

http://carapedia.com/pengertian_definisi_ekonomi_menurut_para_ahli_info501.html

(diunduh tanggal 30 September 2013, pukul 20:55). 30

Ibid., http://www.pengertianahli.com/2013/08/pengertian-ekonomi-menurut-para-

ahli.html. 31

Ibid., http://www.pengertianahli.com/2013/08/pengertian-ekonomi-menurut-para-

ahli.html.

26

2.4.2. Kompetensi Dasar Mengenal Jenis Produk Dalam Bursa Efek

A. Definisi Pasar Uang

Pasar Uang adalah suatu tempat dimana akan bertemunya pemilik jangka

pendek dapat menawarkan kepada calon peminjam dana yang membutuhkannya

baik secara langsung ataupun melalui perantara. Pasar uang terdiri dari permintaan

dan penawaran Uang. Penawaran Uang disini adalah jumlah uang yang beredar di

dalam masyarakat, yaitu yang terdiri dari uang kartal dan uang Giral, sedangkan

Permintaan Uang adalah keseluruhan jumlah uang yang ingin dipegang oleh suatu

perusahaan maupun masyarakat, atau bisa juga disebut sebagai kebutuhan

masyarakat akan uang tunai.

Ciri-ciri Pasar Uang

1. Menekankan pada pemenuhan dana jangka pendek.

2. Mekanisme pasar uang ditekankan untuk mempertemukan pihak yang

mempunyai kelebihan dana dan yang membutuhkan dana.

3. Tidak terikat pada tempat tertentu seperti halnya pasar modal.

Pelaku Pasar Uang

1. Bank

2. Yayasan

3. Dana Pensiun

4. Perusahaan Asuransi

5. Perusahaan-perusahaan besar

6. Lembaga Pemerintah

7. Lembaga Keuangan lain

8. Individu Masyarakat

27

Kebutuhan Adanya Pasar Uang

Alasan kenapa pasar uang dibutuhkan dalam sistem perekonomian adalah

banyaknya perusahaan serta individu yang mengalami arus kas yang tidak sesuai

antara inflows dan outflows, misalnya, perusahaan melakukan penagihan dari

klien pada periode tertentu dan pada waktu yang lain ia harus mengeluarkan uang

untuk menutupi biaya operasionalnya, untuk mengatasi masalah tersebut

(perusahaan pada saat kasnya mengalami defisit), maka perusahaan tersebut

sementara dapat memasuki pasar uang sebagai peminjam dengan mencari

lembaga keuangan atau pihak lain yang memiliki surplus (kelebihan) dana.

Perusahaan yang mengalami surplus dana, maka perusahaan tersebut menjadi

kreditor dalam pasar uang untuk memperoleh pendapatan daripada membiarkan

dananya tak terpakai atau idle.

Mekanisme Pasar Uang

Pasar Uang berbeda dengan Pasar Modal yang tradingnya dilakukan

melalui Bursa atau Stock Exchange, Pasar Uang sifatnya abstrak, tidak ada tempat

khusus seperti halnya dengan Pasar Modal, transaksi pada Pasar Uang dilakukan

secara OTC (Over The Counter Market), dilakukan oleh setiap peserta (partisipan)

melalui Desk atau Dealing Room masing-masing peserta.

FUNGSI PASAR UANG

1. Perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka pendek.

2. Penghimpun danas berupa surat-surat berharga jangka pendek.

3. Sumber pembiayaan bagi perusahan untul melakukan investasi.

28

4. Perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit jangka

pendek kepada perusahaan di Indonesia.

Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi adanya kebutuhan

untuk mendapatkan sejumlah dana dalam jangka pendek atau sifatnya harus

segera dipenuhi. Pasar uang merupakan sarana alternatif khususnya bagi lembaga-

lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan non keuangan, dan peserta-peserta

lainnya, baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun dalam

rangka melakukan penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya.

Pasar uang juga merupakan sarana pengendali moneter (secara tidak

langsung) oleh otoritas moneter dalam melaksanakan operasi terbuka, karena di

Indonesia pelaksanaan operasi pasar terbuka oleh Bank Sentral yaitu Bank

Indonesia dilakukan melalui pasar uang dengan Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) sebagai instrumennya.

PESERTA PASAR UANG

1. Lembaga keuangan

2. Perusahaan besar

3. Lembaga pemerintah, dan

4. Individu-individu

TUJUAN PASAR UANG

Pihak yang membutuhkan dana :

1. Memenuhi kebutuhan jangka pendek

2. Memenuhi kebutuhan likuiditas

29

3. Memenuhi kebutuhan modal kerja

4. Mengalami kalah keliring

Pihak yang menanamkan dana :

1. Memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu

2. Membantu pihak-pihak yang mengalami kesulitan keuangan

3. Spekulasi

JENIS-JENIS RISIKO INVESTASI DALAM PASAR UANG

1. Risiko pasar (interest-rate risk)

2. Risiko reinvestment

3. Risiko gagal bayar

4. Risiko inflasi

5. Risiko valuta (currency or exchange rate risk)

6. Risiko politik

7. Marketability atau Liquidity risk

Jenis-jenis Resiko Investasi di Pasar Keuangan:

a. Resiko Pasar (interest rate risk), yaitu resiko yang berkaitan dengan turunnya

harga surat berharga (dan tingkat bunga naik) mengakibatkan investor

mengalami capital loss.

b. Resiko Reinvestment, yaitu resiko terhadap penghasilan-penghasilan suatu

aset finansial yang harus di re-invest dalam aset yang berpendapatan rendah

(resiko yang memaksa investor menempatkan pendapatan yang diperoleh dari

30

bunga kredit atau surat-surat berharga ke investasi yang berpendapatan

rendah akibat turunnya tingkat bunga.

c. Resiko Gagal Bayar (default risk atau credit risk), yaitu resiko yang terjadi

akibat peminjam (debitur) tidak mampu memenuhi kewajibannya sesuai

dengan yang diperjanjikan.

d. Resiko Inflasi (resiko daya beli atau purchasing power risk). Untuk

menghadapi hal tersebut kreditur biasanya berusaha mengimbangi proyeksi

inflasi dengan mengenakan tingkat bunga yang lebih tinggi.

e. Resiko Valuta (currency risk atau exchange rate risk).

f. Resiko Politik, ini berkaitan dengan kemungkinan adanya perubahan

ketentuan perundangan yang berakibat turunnya pendapatan yang

diperkirakan dari suatu investasi atau bahkan akan terjadi kerugian total dari

modal yang diinvestasikan.

g. Marketability atau Liquidity Risk, ini dapat terjadi apabila instrument pasar

uang yang dimiliki sulit untuk dijual kembali sebelum jatuh tempo. Sulitnya

menjual kembali surat berharga tersebut memberi resiko untuk tidak dapat

mencairkan kembali instrument pasar uang dalam bentuk uang tunai pada saat

membutuhkan likuiditas sebelum jatuh tempo.

INSTRUMEN PASAR UANG

1. Interbank call money

2. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

3. Sertifikat Deposito

4. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

31

5. Banker’s Acceptance

6. Commercial Paper

7. Treasury Bills

8. Repupuchase Agreement

berdasarkan

Terdiri atas

Skema 2.1. Pasar Modal

Pasar Modal

Pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli

surat-sutat berharga (efek) jangka panjang

Tujuan Pendirian Pasar Modal

• Untuk menghimpun dan mengerahkan dan

dari masyarakat guna membiayai

pembangunan.

• untuk memperluas dan mempercepat

partisipasi masyarakat dalam

pemilikansaham maupun obligasi.

Manfaat adanya pasar modal

• mempermudah pengusaha mendapatkan

modal yang sehat dan tidak begitu mengikat.

• membantu pemerintah dalam usaha

menghimpun danmengarahkan dana

masyarakat untuk membiayai pembangunan

nasional.

Instrumen/produk bursa efek

Saham biasa

•Untuk menghimpun,

mengerahkan dana dari

masyarakat guna

membiayai

pembangunan.

• untuk memperluas dan

mempercepat partisipasi

masyarakat dalam

pemilikan saham

maupun obligasi

Oblogasi

Surat pengakuan

hutang dari

perusahaan dengan

kesanggupan untuk

mengembalikan

pokok hutang dan

bunga secara periodik

pada waktu yang telah

ditentukan.

Saham istimewa

Gabungan

(hybrid) antara

saham biasa dan

obligasi

Reksadana

Sarana atau

alat untuk

menghimpun

dana dari

pemodal dan

diinvestasikan

dalam bentuk

kumpulan

suraat berharga

Bukti right

Surat bukti emiten untuk menambah

saham yang beredar guna menambah

modal perusahaan tanpa merugikan

pemegang saham yang ada

Waran

Surat hak untuk membeli saham biasa pada

wakyu dan harga yang sudah ditentukan.

32

Pasar Modal

Pasar modal (capital market ) adalah pasar yang mempertemukan antara

penjual dan pembeli dana jangka panjang, baik dalam bentuk utang maupun

modal sendiri.

Menurut Kepres No 52 tahun 1976 yang dimaksud dengan bursa adalah “

gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan

perdagangan effek” dan dana yang diperjual belikan di pasar modal meliputi

saham, obligasi surat berharga (hipotik) kredit penanaman modal jangka panjang,

sertifikat yang dikeluarkan oleh PT Danareksa dan tanda penyertaan modal pada

perseroan terbatas.

Hugh T. Parick dkk mendefinisikan pasar modal dalam tiga defisini yaitu

definisi luas, menengah dan sempit:

a. Pengertian luas.

Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi

termasuk bank-bank komersial dan semua perantara dibidang keuangan serta

surat-surat berharga jangka panjang dan jangka pendek, primer dan tidak

langsung.

b. Pengertian menengah

Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga

yang memperdagangakan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu

lebih dari satu tahun) termasuk saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotek dan

tabungan serta deposito berjangka.

33

c. Pengertian sempit.

Pasar modal adalah pasar terorganisasi yang memperdagangakan saham-

saham dan obligasi dengan memakai jasa makelar, komisioner dan underwriter.

B. Instrumen yang Diperdagangkan di Pasar Modal

Instrumen pasar modal adalah semua surat-surat berharga (sekuritas) yang

diperdagangkan di pasar bursa, instrumen pasar bursa bersifat jangka panjang.

Instrumen pasar modal terdiri dari saham, obligasi dan sertifikat Danareksa yang

merupakan komoditi yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia sebagai

berikut:

1. Saham adalah tanda bukti penyertaan modal atau bukti kepemilikan seseorang

atau badan dalam suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas.

Pemilik saham mempunyai hak-hak sebagai berikut;

1. Mendapat deviden yaitu bagian keuntungan perusahaan untuk pemilik

saham.

2. Mengeluarkan hak suara dalam rapat umum pemegang saham

3. Mempunyai hak seperti bonus, klaim

4. Peningkatan nilai modal atau selisih nilai yang mungkin ada apabila saham

dijual oleh pemiliknya dengan harga yang lebih tinggi (capital gain)

Saham yang diperdagangakan di pasar bursa adalah:

a. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang pemegangnya tidak

memperoleh hak istimewa pada saat perusahaan dilikuidasi.

b. Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang diberikan atas

hak untuk mendapatkan deviden dan atau bagian kekayaan pada

34

pemegangnya lebih dahulu dari pemegang saham biasa pada saat

perusahaan dilikuidasi.

2. Obligasi adalah tanda utang yang dikeluarkan perusahaan atau pemerintah

kepada masyarakat. Obligasi merupakan selembar kertas yang menyatakan bahwa

pemilik kertas tersebut telah membeli utang perusahaan yang menerbitkan

obligasi.

Obligasi yang diperdagangkan dikelompokkan menjadi:

a. Corporat Bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan.

b. Government Bond atau Treasury Bond, yaitu obligasi yang

diterbitkan oleh pemerintah.

c. Municipal Bond, yaitu obligasi yang diterbitkan pemerintah daerah

untuk membiayai proyek tertentu di daerah

Pemilik obligasi memiliki hak-hak sebagai berikut:

a. Hak atas pembayaran bunga

b. Hak pelunasan utang dan

c. Peningkatan nilai modal apabila obligasi dijual kembali

3. Bukti Right (Right Issue)

Bukti right adalah efek yang memberikan hak kepada pemegang saham

lama untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan oleh emiten pada proporsi

dan harga tertentu. Hak dalam right sering disebut juga preemtive right, yaitu

suatu hak untuk menjaga proporsi kepemilikan pemegang saham lama di suatu

perusahaan berkaitan dengan pengeluaran saham baru.

35

4. Waran (Warrant)

Waran merupakan opsi jangka panjang yang memberikan hak kepada

pemegangnya untuk membeli saham atas nama dengan harga tertentu. Masa

berlaku waran dimulai sejak tanggal pencatatan waran di bursa efek, sampai

tanggal terakhir pelaksanaan penebusan waran. Berdasarkan sifatnya waran

memiliki karakteristik yang sama dengan saham biasa. Harga waran pada

umumnya dipengaruhi juga oleh harga saham.

5. Sertifikat PT Danareksa

Surat berharga pengganti dari sekumpulan surat berharga lain. Reksadana

(Mutual Funds) Dilihat dari sifatnya reksadana dibagi menjadi dua, yaitu

reksadana terbuka (open-ended mutual funds) dalam reksadana tertutup (close-

ended mutual funds). Reksadana terbuka, saham yang sudah diterbitkan dapat

ditarik atau dibeli kembali dengan nilai transaksi yang didasarkan pada net asset

value. Reksadana tertutup, jumlah surat berharga yang diterbitkan terbatas, dan

surat brharga tersebut tidak dapat ditarik oleh perusahaan reksadana.

Di Indonesia, munculnya reksadana dipelopori oleh PT Danareksa yang

merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada dalam binaan

Departemen Keuangan.

Pemilik sertifikat dana reksa memiliki hak-hak sebagai berikut:

a. Deviden yang dibayar secara berkala

b. Peningkatan nilai modal apabila sertifikat dijual kembali

c. Hak menjual kembali kepada PT Danareksa

36

C. Tujuan Pasar Modal

Beberapa tujuan didirikan pasar modal di Indonesia diantaranya adalah:

a. Menghimpun dan mengerahkan dana dari masyarakat terutama dana-dana

jangka panjang untuk membiayai pembangunan dan perkembangan

ekonomi, dengan jalan mengikut sertakan masyarakat dalam kepemilikan

perusahaan memelaui pembelian saham atau obligasi

b. Memperluas dan mempercepat partispasi pembangunan masyarakat

melalui kepemilikan saham, obligasi dan surat-surat berharga

lainnya dalam rangka untuk pemerataan pendapatan.

D. Fungsi Pasar Modal

Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu Negara,

karena pasar modal menjalankan dua fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi ekonomi

Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar

modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu

pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang

memerlukan dana (issuer).

b. Fungsi keuangan

Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena pasar

modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan

atau laba (retur) bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik investasi

yang dipilih.

37

E. Manfaat Pasar Modal

Manfaat pasar modal dapat dirasakan oleh pemilik modal (investor), emiten,

pemerintah dan lembaga penunjang.

a. Manfaat Pasar Modal bagi Insvestor

Mendapatkan keuntungan deviden bagi pembeli saham dan bunga bagi

pembeli obligasi sehingga akan meningkatkan pendapatan

Keuntungan dari adanya peningkatan harga saham sehingga akan

mendapatkan capital gain.

Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi, hal ini

tercermin dari meningkatnya harga saham.

Memiliki perusahaan sehingga mempunyai hak suara yang dapat

menentukan majunya perusahaan. Yaitu mempunyai hak suara dalam

RUPS bagi pemilik saham, mempunyai RUPO bila pemegang obligasi.

Menjual belikan saham sehingga dapat meningkatkan keuntungan atau

mengurangi resiko.

Melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk mengurangi resiko

b. Manfaat Pasar Modal bagi Pemerintah

Mendorong laju pembangunan ekonomi

Mendorong meningkanya investasi yang dilakukan oleh masyarakat

Meringankan beban anggaran pemerintah

Menciptakan perluasan kesempatan kerja.

Memperkecil Debt Service Ratio (DSR)

38

c. Manfaat bagi masyarakat

Dana modal akan berkembang mengikuti perkembangan ekonomi

Pemodal, wirausaha akan menarik manfaat dari pengelolaan dana yang

menguntungkan

Dengan membagi resiko , maka akan mendapat keuntungan yang cukup

d. Manfaat bagi Pemilik Saham

Tidak ada pengusutan fiskal terhadap asal-usul uang pembelian saham

Pembelian saham tidak dapat dipergunakan sebagai dasar pengenaan pajak

Pajak atas bunga, deviden, royalty diberikan keringanan

Tidak ada penagihan atas pajak perseroan dari hasil penerimaan bunga,

hadiah.

e. Manfaat bagi pemilik sertifikat dana

Harga pembelian dijamin minimal sebesar harga nominal

Dana dijamin tidak terkena akibat hukum yang mungkin diderita oleh

perusahaan.

f. Manfaat Pasar Modal bagi Emiten

Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi berkurang

Resiko finansial yang ringan karena kepada pemilik saham diberikan

deviden yang besarnya tergantung pada keuntungan perusahaan

Tidak dikaitkan dengan kekayaan sebagai jaminan

Jumlah dana yang terkumpul bisa berjumlah besar

Perusahaan dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana

39

Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Dana dapat diterima pada saat pasar perdana selesai

Solvabilitas perusahaan tinggi dapat mempertinggi citra perusahaan

Profesionalisme dalam manajemen meningkat

F. Keuntungan dan Risiko di Pasar Modal

Beberapa keuntungan yang menjanjikan dari transaksi di pasar modal :

1. Capital Gain, yaitu selisih nilai jual yang lebih tinggi dari nilai beli saham.

2. Dividen, yaitu keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada

pemegang saham.

3. Nilai saham yang terus meningkat.

4. Saham dapat dijadikan agunan/jaminan dalam mengajukan kredit ke bank.

Beberapa risiko kerugian dari transaksi di pasar modal :

1. Capital Loss, yaitu kerugian dari hasil jual beli saham dimana nilai jual

lebih rendah dari nilai beli saham.

2. Opportunity Loss, yaitu kerugian berupa selisih suku bunga deposito

dikurangi total hasil yang diperoleh dari investasi saham.

3. Kerugian karena perusahaan dilikuidasi karena nilai likuidasinya lebih

rendah dari harga beli saham.

Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem

atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain

dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Lembaga yang dapat

menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai bursa efek adalah perseroan yang telah

40

memperoleh izin usaha dari Bapepam. Persyaratan dan tata cara perizinan bursa

efek diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Bursa efek didirikan dengan tujuan menyelenggarakan perdagangan efek

yang teratur, wajar, dan efisien, mengingat perdagangan tersebut menyangkut

dana masyarakat yang diinvestasikan dalam efek. Penyelenggaraan kegiatan bursa

efek hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam,

dalam rangka mencapai tujuan tersebut, bursa efek wajib menyediakan sarana

pendukung dan mengawasi kegiatan anggota bursa efek. Rencana anggaran

tahunan dan penggunaan laba bursa efek wajib disusun sesuai dengan ketentuan

yang ditetapkan oleh Bapepam.

2.5. Kerangka Berfikir

Keberhasilan proses pembelajaran tentunya tidak lepas dari peran guru

sebagai salah satu sumber belajar. Peran guru sebagai sumber belajar sangat

penting dimana guru harus menguasai materi pelajaran/bahan ajar. Guru harus

lebih banyak memiliki bahan referensi, hal ini untuk menjaga agar guru memiliki

pemahaman yang jauh lebih baik tentang materi yang akan diajarkan.

Pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar mengenal jenis produk dalam

bursa efek adalah melalui pengajaran kooperatif tipe TSTS, dimana pendekatan

ini didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada

proses berfikir secara kritis sehingga dalam kerja kelompok siswa salinh berbagi

tugas, saling membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok

41

dapat memahami materi yang dibahas. Pemanfaatan pengajaran kooperatif tipe

TSTS siswa akan lebih mudah memahami dan menguasai materi pada mata

pelajaran ekonomi kompetensi dasar mengenal jenis produk dakam bursa efek,

siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, hasil belajar siswa

meningkat, siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga suasana

kelas menjadi lebih menarik dan tidak membosankan sehingga dapat

mempengaruhi hasil belajarnya dan sebagian besar siswa nilainya mencapai

KKM.

Penggunaan pendekatan mengajar yang tepat untuk siswa, maka guru

dapat merancang pembelajaran yang bermanfaat untuk mengaktifkan siswa,

meningkatkan kreatifitas dan mendorong semangat dan minat siswa dalam proses

belajar sehingga memberikan kesempatan yang luas kepada siswa secara aktif dan

kreatif untuk mencapai kompetensi dasar yang diharapkan. Proses belajar

mengajar lebih berkualitas dilihat dari berbagai aspek diantaranya siswa

termotivasi, terbimbing, lebih aktif dan kreatif serta situasi dan kondisi

pembelajaran yang menyenangkan.

Alur kerangka berfikir yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya

penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan, maka

kerangka pemikiran dilukiskan dalam sebuah gambar skema agar peneliti

mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian.

42

2.6. Hipotesis Tindakan

Penggunaan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

metode pengajaran kooperatif tipe TSTS dapat membuat peserta didik kelas XI

IS2 menunjukkan perubahan yang positif berupa:

KONDOSI

AWAL

Pra siklus

Guru : masih menggunakan

metode ceramah

Hasil belajar siswa

masih rendah <

KKM (71)

Menerapkan

pengajaran kooperatif

tipe TSTS

TINDAKAN

Siklus I:

Menerapkan pengajaran

kooperatif tipe TSTS. Ada

peningkatan ≥ KKM(71)

KONDISI

AKHIR

Siklus II:

Menerapkan pengajaran

kooperatif tipe TSTS. Ada

peningkatan ≥ KKM (71)

diharapkan tuntas.

Penerapan pengajaran kooperatif tipe TSTS pada mata pelajaran

ekonomi kompetensi dasar mengenal jenis produk dalam bursa efek,

siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Grobogan meningkat ≥ KKM

(71) dengan ketuntasan klasikal ≥ 80% dari jumlah siswa dalam kelas

tersebut.

43

1. Peningkatan hasil belajar akademik stuktural yang bertujuan untuk

meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademiknya.

2. Peningkatan aktivitas dalam pembelajaran. Keaktifan yang dimaksudkan

antara lain penerimaan, partisipasi, penentuan sikap, organisasi, penentuan

pola hidup.