Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Konsep Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan pada essensi nya adalah memengaruhi
bawahan atau memberi contoh dengan tujuan dan upaya
mewujudkan apa yang diinginkan oleh organisasi. Peran dari
seorang pemimpin pendidikan adalah menciptakan situasi dan
kondisi pembelajaran dengan baik.
Sutisna (2000. hlm, 300) mengungkapkan bahwa
kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai “proses
mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha
– usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu.
Teori kepemimpinan setidaknya terdiri dari empat
pendekatan yaitu teori sifat sifat (traits teori); hubungan
manusia (human relations); perilaku (behavior); kontingensi
dan situasional. Beberapa pendekatan tersebut berpendapat
bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan di ciptakan (leader are
born not built) yang dapat diartikan bahwa seserang telah
mempunyai bakat jiwa kepemimpinan sejak dilahirkan.
Kepemimpinan mempunyai makna sebagai
keberpengaruhan, sedangkan pemimpin adalah pelaku yang
memberikan pengaruh. Kepemimpinan merujuk kepada
pengaruh yang ditimbulkan sedangkan pemimpin merujuk
kepada status. Status kepemimpinan akan mempunyai makna
jika keberpengaruhannya berdampak bagi anggota.
Oleh karena itu setiap kepemimpinan setidaknya harus
mencakup 3 unsur sebagai berikut :
1) Ada seorang pemimpin yang memimpin memengaruhi
dan memberikan bimbingan
2) Ada anggota yang dikendalikan
3) Ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian
kegiatan
Berdasarkan uraian diatas kepemimpinan kependidikan
memiliki tujuan agar setiap kegiatan pendidikan yang
dilaksanakan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien. Pemimpin pendidikan memiliki peranan untuk
memimpin setiap kegiatan, maka dari itu pemimpin pendidikan
harus melakukan fungsinya dengan baik untuk tercapainya
tujuan pendidikan.
10
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam menjalankan tugas kepemimpinan yang efektif dan
efisien, pemimpin harus memahami fungsi kepemimpinannya
dengan baik. Tugas pokok seorang pemimpin yaitu
melaksanakan fungsi – fungsi manajemen seperti yang terdiri
dari merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan, dan
mengawasi. Fungsi kepemimpinan secara operasional menurut
Nawawi (2006, hlm. 23) dibedakan menjadi lima, yaitu :
1. Fungsi Instruktif
Pemimpin berfungsi sebagai komunikatir
yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara
mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai,
melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana
(tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat
diwujudkan secara efektif.
2. Fungsi Konsultatif
Pemimpin dapat menggunakan fungsi
konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal
tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha
menetapkan keputusan yang memerlukan bahan
pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang orang
yang dipimpinnya.
3. Fungsi Partisipasi
Pemimpin berusaha mengaktifkan orang
orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan
keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap
anggota kelompok memperoleh kesempatan yang
sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan
kegiatan yang dijabarkan dari tugas – tugas pokok,
sesuai dengan posisi masing masing.
4. Fungsi Delegasi
Pemimpin memberikan pelimpahan
wewenang membuat atau menetapkan keputusan.
Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan
seorang pemimpin kepada orang yang diberi
kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan
melaksanakan secara bertanggung jawab.
11
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Fungsi Pengendalian
Berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif
harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara
terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan secara maksimal.
Guston (2002, hlm. 28) menyebutkan butir butir
penting kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran
dapat dituliskan sebagai berikut :
1. Memahami peran kepala sekolah yang perlu
dikembangkan :
a. Mengelola adalah sebagian dari
kepemimpinan;
b. Menerapkan peran kepemimpinan
sekolah lebih cenderung sebagai
pelayan daripada penguasa/bos;
c. Mengembangkan gaya kepemimpinan
yang luwes dan gaya bicara yang
enak, dan menghindari gaya
kepemimpinan yang kaku;
2. Melaksanakan tanggung jawab secara
akuntabel :
a. Membangun komunitas belajar
disekolah untuk kesuksesan siswa;
b. Mendorong tanggung jawab seluruh
mitra kerja atau pemangku
kepentingan;
c. Menggalang sumber daya masyarakat
untuk kepentingan siswa;
d. Membantu siswa agar sukses dalam
belajarnya;
e. Menghindari mencari kambing hitam
atas ketidak suksesan, berpikir, dan
berperilaku positif untuk maju.
3. Mengerjakan sesuatu dengan profesional :
a. Selalu membaca diri dan melakukan
refleksi;
b. Mencari cara – cara untuk
mengembangkan diri sendiri,
membimbing orang lain dan memberi
12
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kontribusi terhadap orang lain
berdasarkan profesi;
c. Merangkul perubahan sebagai teman,
dia akan membuat anda tetap aktif,
mawas diri dan berkembang;
d. Menjadi orang nomor satu sebagai
model pembelajar sepanjang hayat
dengan membangun masyarakat
pembelajar disekolah;
e. Selalu mengasah peran anda sebagai
kepemimpinan pembelajaran;
f. Menyediakan waktu rajin untuk
mengunjungi kelas;
g. Mengkomunikasikan keinginan kuat
anda untuk berhasil kepada guru dan
siswa dalam bentuk kata – kata dan
tindakan;
h. Menerjemahkan visi sekolah ke
dalam kegiatan harian;
i. Memfasilitasi kelompk kerja
berdasarkan kepemimpinan
pembelajaran;
4. Selalu mempertahankan :
a. Menjadi pengarah terhadap
tercapainya tujuan sekolah;
b. Menjadi pendukung yang jelas;
c. Memandang kesalahan sebagai
kesempatan untuk belajar;
d. Gembira dalam bekerja
2.1.1.1 Supervisi Pengajaran
Supervisi pengajaran adalah upaya perbaikan dan
kegiatan pengawasan yang dilakukan kepala sekolah
terhadap guru yang lebih ditekankan kepada proses
pembelajaran. Supervisi pengajaran yang dilakukan kepala
sekolah terhadap guru mempunyai tujuan untuk menilai
kemampuan guru dalam bidangnya masing masing sebagai
tenaga pendidik dan pengajar serta membantu guru
13
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk melakukan perbaikan dalam hal pengajaran bilamana
diperlukan dengan menunjukan kekurangan ketika mengajar
agar bisa diperbaiki kedepannya.
Sebagai pemimpin pembelajaran, kepala sekolah
mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan mutu
pembelajaran disekolah maka dari itu kepala sekolah
bertanggung jawab memenuhi fungsinya sebagai supervisor
pembelajaran dalam upaya perbaikan dan kegiatan
pengawasan yang lebih ditekankan kepada proses
pembelajaran.
2.1.2 Kepemimpinan Pembelajaran
2.1.2.1 Pengertian Kepemimpinan Pembelajaran
Peran kepala sekolah di masa mendatang akan
menjadi sangat kompleks. Tidak hanya mengelola sarana
dan prasarana pembelajaran, peserta didik, orang tua, guru
dan sebagainya, tetapi kepala sekolah juga memiliki peran
sebagai pemimpin pembelajaran.
Menurut Daresh dan Playco (1995) (dalam bahan
pembelajaran diklat calon kepala sekolah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Lembaga Pengembangan dan
Pemberdayaan Kepala Sekolah Indonesia. 2013, hlm 45)
mendefinisikan kepemimpinan pembelajaran sebagai upaya
memimpin para guru agar mengajar lebih baik, yang pada
gilirannya dapat memperbaiki prestasi belajar siswa nya.
Oteng Sutisna (1993, hlm. 273) mengemukakan
bahwa :
Kepala Sekolah selaku pemimpin instruksional
harus membersihkan saluran – saluran bagi
pertumbuhan dan kemajuan, mengidentifikasi
bakat – bakat dan kesanggupan – kesanggupan
pada orang lain, dan melepaskan kekuatan –
kekuatan yang terdapat pada semua orang yang
bersangkutan. Jika kita menerima konsep tentang
kepemimpinan dalam perbaikan program
instruksional bagi kepala sekolah mengingat
tanggung jawabnya atas mutu pengajaran di
sekolahnya,
15
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
maka definisi tanggung jawab itu menjadi lebih
bermakna dan kurang mencekam. Maka kepala
sekolah menjadi seorang koordinator pengetahuan,
dan ia akan berusaha bagi pengembangan dan
kemajuan seluruh program instruksional
Petterson (1993) (dalam bahan pembelajaran diklat
calon kepala sekolah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan
Kepala Sekolah Indonesia. 2013, hlm 45) mendefinisikan
kepemimpinan pembelajaran yang efektif sebagai berikut :
1) Makna visi sekolah melalui berbagai
pendapat atau urun rambug dengan warga
sekoah serta mengupayakan agar visi dan misi
sekolah tersebut hidup subur dalam
implementasinya
2) Kepala sekolah melibatkan para pemangku
kepentingan dalam pengelolaan sekolah
(manajemen partisipatif)
3) Kepala sekolah memberikan dukungan
terhadap pembelajaran
4) Kepala sekolah melakukan pemantauan
terhadap proses belajar mengajar untuk
memahami lebih mendalam dan menyadari
apa yang sedang berlangsung di dalam
sekolah.
5) Kepala sekolah berperan sebagai fasilitator
sehingga dengan berbagai cara dia dapat
mengetahui kesulitan pembelajaran dan dapat
membantu guru dalam mengatasi kesulitan
belajar.
Menurut Dadang Suhardan (2014, hlm. 73)
kepemimpinan pembelajaran merupakan aktivitas kepala
sekolah yang kesehariannya disibukan dengan kegiatan
memengaruhi orang orang yang menjalankan kegiatan
akademik di sekolah, mereka adalah guru dan staf edukatif
atau staf teaching.
16
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan pembelajaran adalah
perilaku pemimpin yang lebih menekankan kepada variabel
– variabel yang erat kaitannya dengan situasi belajar
mengajar, meliputi karakteristik mengembangkan misi dan
tujuan sekolah, mengelola program pembelajaran,
mendorong iklim pembelajaran akademis, mengembangkan
fungsi produksi pendidikan, dan mengembangkan
lingkungan kerja yang kondusif.
2.1.2.2 Tujuan Kepemimpinan Pembelajaran
Tujuan dalam kepemimpinan pembelajaran yang
diterapkan oleh kepala sekolah adalah untuk memberikan
fasilitas pembelajaran baik bagi siswa maupun guru agar
meningkatnya prestasi belajar, kepuasan pembelajaran,
meningkatnya motivasi pembelajaran dan kesadaran akan
belajar secara terus menerus meningkat.
Dadang Suhardan (2014, hlm. 73) mengemukakan
Konsep kepemimpinan pembelajaran terfokus
kepada peningkatan mutu akademik, bukan pada
kesibukan menangani administrasi sekolah seperti
gedung, sarana fasilitas atau keuangan. Seluruh
kesibukannya diperuntukan memengaruhi kegiatan
akademik di sekolah yang berkaitan dengan
pembelajaran. Pemimpin bekerja sama dengan
orang orang baik individu maupun kelompok untuk
bahu membahu memikirkan dan memecahkan
masalah mutu pendidikan di sekolahnya. Yang
diutamakan untuk mendapat prioritas dalam
aktivitasnya adalah memperbaiki dan
meningkatkan mutu belajar denga memperbaiki
kinerja guru yang menanganinya.
Kepemimpinan pembelajaran diperlukan untuk
memberikan layanan prima kepada peserta didik agar
mempu mengembangkan potensi nya dengan memfasilitasi
pembelajaran agar terjadinya peningkatan prestasi belajar
dengan mendorong dan mengarahkan warga sekolah untuk
meningktkan prestasi belajar peserta didik.
17
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pentingnya kepemimpinan pembelajaran untuk
diterapkan disekolah karena mampu meningkatkan prestasi
belajar peserta didik secara segnifikan, mendorong dan
mengarahkan warga sekolah untuk meningkatkan prestasi
belajar peserta didik, mefokuskan kegiatan kegiatan warga
sekolah untuk menuju pencapaian visi, misi, dan tujuan
sekolah, serta membangun komunitas belajar warga dan
bahkan mampu menjadikan sekolahnya sebagai learning
school.
Glickman (2002. hlm, 7) menyebutkan terdapat
tiga elemen penting dalam konsep kepemimpinan
pembelajaran, yaitu elemen yang memengaruhi langsung
terhadap pembelajaran siswa, elemen hubungan
kepemimpinan pembelajaran dengan guru, dan elemen yang
mendukung pencapaian peningkatan pembelajaran. Tiga
elemen ini dilaksanakan secara utug dan dilaksanakan
secara utuh dan dilaksanakan secara berkelanjutan dalam
penyelenggaraan sekolah.
Gambar 2.1
Tiga Elemen Kepemimpinan Pembelajaran
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa
elemen yang mempengaruhi langsung terhadap
pembelajaran siswa adalah konten materi pembelajaran
(content), metode yang digunakan (method), dan penilaian
pembelajaran (assessment). Elemen hubungan
18
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepemimpinan pembelajaran dengan guru adalah fokus
observasi dan penggunaan data (focus for observation and
use of data), pendekatan yang digunakan dalam bekerja
dengan guru (approaches to working with teacher), dan
struktur dan format untuk mengorganisasikan usaha
peningkatan pembelajaran (structures and format). Elemen
yang mendukung pencapaian peningkatan pembelajaran
adalah perubahan prioritas sekolah yang selaras dengan visi
sekolah (school renewal priorities), perencanaan dan
sumber dalam pengembangan profesionalitas (professional
development), dan evaluasi bagaimana dan apa yang sedang
siswa pelajari (evaluation). Ketiga elemen tersebut sangat
penting dalam dunia pendidikan terutama kepala sekolah
dalam menjalankan kepemimpinan pembelajaran.
2.1.2.3 Model Kepemimpinan Pembelajaran
2.1.2.3.1 Model Hallinger dan Murphy
Model Hallinger dan Murphy terdiri dari 3 dimensi
dan 11 deskripsi.
Tabel 2.1
Dimensi dan deskripsi model Hallinger dan Murphy
Sumber : Bambang Wijanarko (2013, hlm. 2)
Dimensi Deskripsi
Merumuskan
misi
Merumuskan tujuan sekolah
Mengkomunikasikan tujuan sekolah
Mengelola
Program
pembelajaran
Mensupervisi dan mengevaluasi pembelajaran
Mengkoordinasikan kurikulum
Memonitor kemajuan pembelajaran siswa
Membangun
iklim
sekolah
Mengkontrol alokasi waktu pembelajaran
Mendorong pengembangan profesi
Memfokuskan pencapaian visi
Menyediakan insentif bagi guru
Menetapkan standar akademi
Memberikan insentif bagi siswa
19
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.1.2.3.2 Model Murphy
Murphy (dalam Subarino 2011, hlm. 24) mencatat
bahwa sekolah dimana kualitas pengajaran yang kuat
menunjukan kepemimpinan pengajaran yang baik secara
langsung atau tidak langsung. Kepemimpinan instruksional
menekankan empat dimensi kegiatan dengan implikasi
untuk petunjuk : (1) membangun misi dan tujuan sekolah;
(2) koordinasi, pemantauan dan penilaian kurikulum,
pengajaran dan penilaian (fungsi produksi pendidikan); (3)
mendorong iklim pembelajaran akademis; dan (4)
menciptakan lingkungan kerja yang mendukung.
Tabel 2.2
Dimensi dan Peran atau Perilaku
Dimensi Peran atau Perilaku
Membangun Misi
dan Tujuan
Sekolah
Merumuskan misi dan tujuan sekolah
Mengkomunikasikan misi dan tujuan
sekolah
Koordinasi,
pemantauan, dan
penilaian
kurikulum,
pengajaran, dan
penilaian (fungsi
produksi
pendidikan)
Mendorong pembelajaran bermutu
Mensupervisi pembelajaran
Mengontrol alokasi waktu
pembelajaran
Mengkoordinasikan kurikulum
Memonitor kemajuan pembelajaran
siswa
Mendorong iklim
pembelajaran
akademis
Membangun standar harapan positif
Menfokuskan pencapaian visi
Menyediakan insentif bagi guru dan
siswa
Mendorong pengembangan profesi
Mengembangkan
lingkungan kerja
yang mendukung
Menciptakan lingkungan kerja yang
tertib dan aman
Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk terlibat secara bermakna
Mengembangkan kolaborasi dan
20
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ikatan kohesif diantara staf
Membangun ikatan antara sekolah
dengan keluarga siswa
Sumber : Bambang Wijanarko (2013, hlm. 3)
2.1.2.3.2.1 Membangun Misi dan Tujuan Sekolah Pada dasarnya membangun misi dan tujuan
sekolah adalah merupakan rumusan tentang
bagaimana sekolah ini kedepannya? Akan jadi seperti
apa? Dan apa yang akan dicapai? Oleh karena itu
sebagai pemimpin pembelajaran, kepala sekolah
memiliki peranan penting dalam penyusunan dan
pengkomunikasian visi, misi dan tujuan sekolah
kepada pihak – pihak yang terkait.
Menurut Rutherford (dalam Kusmintardjo
2014, hlm. 209) sebagai pemimpin pembelajaran,
kepala sekolah pada sekolah yang efektif seharusnya
memiliki :
(1) visi yang jelas tentang apa yang ingin
dicapai sekolah; (2) kemampuan menetapkan
tujuan dan sasaran sekolah sesuai dengan visi
tersebut dan menyampaikannya kepada warga
sekolah; (3) kemampuan untuk memantau
kemajuan sekolah secara kontinu sesuai dengan
visi sekolah; dan (4) sikap suportif dan korektif
bia ada penyimpangan pelaksanaan kegiatan
yang tidak mengarah kepada visi dan misi
sekolah.
Semua komunitas sekolah, terutama staf dan
guru serta siswa perlu memahami tujuan sekolah untuk
memungkinkan mereka berkontribusi mengembangkan
prestasi sekolah dan mencapai misi sekolah. Krug
(dalam Rathana 2015, hlm. 95) menyatakan bahwa
operasi tanpa misi yang jelas adalah seperti memulai
perjalanan tanpa memiliki tujuan dalam pikiran.
21
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kepala sekolah dapat memastikan bahwa
pentingnya tujuan sekolah dipahami dengan
membahas dan mengkaji secara berkala dengan staf.
Komunikasi dormal dan inteaksi formal dapau
digunakan untuk berkomunikasi misi sekolah. Menurut
Punkey & Smith (dalam Rathana 2015, hlm. 96) hal
ini memungkinkan sekolah untuk mengarahkan
sumberdaya dan membentuk fungsinya menuju
terwujudnya tujuan – tujuan.
2.1.2.3.2.2 Fungsi Produksi Pendidikan Praktek pembelajaran berkenaan dengan
mengkoordinasikan kurikulum, metode apa yang
digunakan guru, dan bagaimana metode tersebut
digunakan guru dalam proses pembelajaran dikelas.
Pemimpin pembelajaran perlu memelihara hubungan
yang akrab dengan pelaksanaan mengajar guru dikelas.
Dengan sering melakukan kunjungan kelas untuk
mengobservasi guru mengajar, atau mensupervisi
pembelajaran dan mendiskusikan hasil observasi dan
supervisi dengan guru untuk meningkatkan proses
pembelajaran dikelas. Dengan perkataan lain, sebagai
pemimpin pembelajaran, kepala sekolah lebih banyak
memerankan fungsi supervisi pengajaran dalam rangka
meningkatkan mutu praktek pembelajaran dan hasil
belajar siswa disekolah.
2.1.2.3.2.3 Mendorong Iklim Pembelajaran Akademis
Mendorong pengembangan iklim pembelajaran
akademis di sekolah memerlukan dasar struktur
organisasi yang baik dan dapat ditingkatkan melalui
partisipasi aktif dari seluruh komunitas sekolah dan
orangtua murid.
Sebagai pemimpin pembelajaran kepala sekolah
dituntut untuk mendorong iklim pembelajaran
akademis. Sebagai contoh, membangun standar
harapan positif, memfokuskan pencapaian visi,
menyediakan insentif bagi guru dan siswa, dan
mendorong pengembangan profesi.
22
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.1.2.3.2.4 Mengembangkan Lingkungan Kerja Yang
Mendukung
Lingkungan kerja yang mendukung sangat
diperlukan untuk meingkatkan keefektifan organisasi
sekolah, terutama keefektifan kegiatan belajar
mengajar disekolah.
Menciptakan lingkungan kerja yang
mendukung menunjuk pada karakter sekolah secara
keseluruhan, dan juga berkenaan dengan bagaimana
persepsi guru dan siswa terhadap sekolahnya. Iklim
sekolah juga mencakup aspek – aspek fisik dan sosial
dalam suatu keseluruhan sekolah. Iklim sekolah dapat
diubah mulai dari perubahan warna tembok sekolah,
penambahan atau pengurangan waktu istirahat, dan
sampai pada aturan hubungan interpersonal diantara
warga sekolah. Tugas kepala sekolah adalah
menciptakan iklim yang menyampaikan kepada para
staf sekolah dan siswa bahwa sekolah adalah tempat
yang menyenangkan dan dapat membantu mereka
mencapai sukses dalam kegiatan belajar mengajar
disekolahnya.
2.1.2.3.3 Model Weber
Weber (dalam Bambang 2013, hlm. 3)
mengidentifikasi lima domain utama kepemimpinan
pembelajaran tanpa menguraikan lagi secara lebih detail.
Kelima domain utama tadi adalah :
1. Merumuskan misi sekolah
2. Mengelola kurikulum pembelajaaran
3. Mendorong terciptanya iklim belajar yang
positif
4. Mengobservasi dan memperbaiki pelajaran
5. Melakukan penilaan program pembelajaran
23
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.1.2.3.4 Model Direktorat Tenaga Kependidikan
Direktorat Tenaga Kependidikan tahun 2009
memberikan 12 kompetensi pemimpin pembelajaran, yaitu :
1. Mengartikulasikan pentingnya visi, misi, dan
tujuan sekolah yang menekankan pada
pembelajaran;
2. Mengarahkan dan membimbing
pengembangan kurikulum;
3. Membimbing pengembangan dan perbaikan
proses belajar mengajar yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembelajaran serta pengelolaan kelas;
4. Mengevaluasi kinerja guru dan
mengembangkannya;
5. Membangun komunitas pembelajaran;
6. Meerapkan kepemimpinan visioner dan
situasional;
7. Melayani kegiatan siswa;
8. Melakukan perbaikan secara terus menerus;
9. Menerapkan karakteristik kepala sekolah
efektif;
10. Memotivasi, mempengaruhi, dan mendukung
prakarsa, kreativitas, inovasi dan inisiasi
pengembangan pembelajaran;
11. Membangun teamwork yang kompak; dan
12. Menginspirasi dan memberi contoh.
2.1.3 Kinerja Mengajar Guru
2.1.3.1 Pengertian Kinerja
Kinerja yang sering disebut juga performance atau
unjuk kerja. Kinerja seseorang dalam pelaksanaan
pekerjaannya sering dijumpai kinerja yang tinggi dan
kinerja yang rendah. Mangkunegara (2002, hlm. 67)
mengemukakan bahwa “kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melakasanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.”
Menurut Cherington (dalam Khaerul Umam, 2010,
hlm. 188) mengemukakan bahwa :
24
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kinerja menunjukan pencapaian target yang
berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.
Pencapaian kinerja tersebut dipengaruhi oleh
kecakapan dan waktu. Kinerja yang optimal akan
terwujud bilamana organisasi dapat memilih
karyawan yang memiliki motivasi dan kecakapan
yang sesuai dengan pekerjaannya serta memiliki
kondisi yang memungkinkan mereka agar bekerja
secara maksimal.
Kemudian Wibowo (2007, hlm. 7) mengemukakan
bahwa “sebenarnya kinerja mempunyai makna yang luas ,
bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses
pekerjaan berlangsung.
Siagian (2002, hlm. 327) menerangkan bahwa
“kinerja merupakan suatu pencapaian pekerjaan tertentu
yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari
keluaran yang dihasilkan. Kinerja adalah gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi”.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa kinerja pada dasarnya merupakan hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas beserta
tanggung jawabnya atas dasar tujuan organisasi sebagai
realisasi kompetensi nya.
Drucker (dalam Fathurrohman 2012, hlm. 28)
mengemukakan bahwa kinerja mempunyai lima dimensi,
yaitu :
1. Dimensi Fisiologis, yaitu manusia akan
bekerja dengan baik apabila bekerja dalam
konfigurasi operasional bersama tugas dan
ritme kecepatann sesuai dengan keadaan
fisiknya.
2. Dimensi Psikologis, yaitu bekerja merupakan
ungkapan kepribadiannya karena seseorang
yang mendapatkan kepuasan kerja akan
berdampak pada kinerja yang lebih baik.
25
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Dimensi Sosial, yaitu bekerja dapat dipandang
sebagai ungkapan hubungan sosial diantara
sesama karyawan.
4. Dimensi Ekonomi, yaitu bekerja adalah
kehidupan bagi karyawan. Imbalan jasa yang
tidak sepadan dapat menghambat atau memicu
karyawan dalam berprestasi.
5. Dimensi Keseimbangan, yaitu keseimbangan
antara apa yang diperoleh dari pekerjaan
dengan kebutuhan hidup akan memacu
seseorang untuk berusaha lebih giat guna
mencapai keseimbangan.
Kinerja yang dimiliki oleh seseorang dilihat dari
apa yang telah dilakukannya atau hasil kerjanya. Jika dilihat
dari sudut proses maka kinerja dapat dinyatakan sebagai
upaya seseorang dalam melaksanakan pekerjaan. Dengan
demikian kinerja begitu pentingnya bagi kemajuan
organisasi, karena menyangkut banyak aspek dalam rangka
menghasilkan output yang bermutu.
2.1.3.2 Pengertian Kinerja Mengajar Guru
Setiap seseorang yang diberikan tugas untuk
bekerja pada suatu organisasi tentu diharapkan memiliki
kinerja yang baik dan mampu memuaskan dan memberikan
kontribusi yang maksimal dalam tercapainya tujuan
organisasi.
Guru merupakan elemen kunci dalam sistem
pendidikan khususnya disekolah, semua komponen lain
mulai dari kurikuluum, sarana dan prasarana tidak akan
banyak berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi
antara peserta didik dan pendidik tidak berkualitas. Semua
komponen lain terutama kurikulim akan hidup apabila
dilaksanakan oleh guru. Peranan guru sangat menentukan
dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Untuk
itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu
menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik –
baiknya dalam kerangka pembangunan pendidikan.
Guru merupakan profesi profesional dimana guru
dituntut untuk berupaya semaksimal mungkin menjalankan
26
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
profesinya sebaik mungkin sebagai seorang profesional,
maka tugas guru sebagai pendidik hendaknya dapat
memiliki dampak terhadap siswanya. Dalam hal ini guru
hendaknya dapat meningkatkan terus kinerjanya yang
merupakan salah satu modal dalam keberhasilan
pendidikan.
Menurut Imam Wahyudi (2012, hlm. 87) kinerja
guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya yang meliputi menyusun program pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan
analisis evaluasi.
Menurut Subroto (dalam Kosim, 2007, hlm. 26)
yag dimaksud kinerja guru dalam belajar mengajar adalah
Kesanggupan atau kecakapan para guru dalam
menciptakan suasana komunikasi yang edukatif
antara guru dan peserta didik yang mencakup
suasana kognitif, efektif, dan psikomotorik sebagai
upaya mempelajari sesuatu berdasarkan
perencanaan, sampai dengan tahap evaluasi dan
tindak lanjut agar mencapai tujuan pengajaran.
Kentucky Education Professional Standars Board -
(2003, hlm. 1) mengemukakan
Kinerja mengajar guru merupakan unjuk kerja guru
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
memberikan bimbinngan belajar berupa
pengetahuan dan keterampilan yang akan
mengarah pada peningkatan prestasi anak didik.
Kinerja mengajar guru meliputi kegiatan
merancang/merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran serta menilai dan
mengkomunikasikan hasil belajar.
27
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Yamin (2010, hlm. 82) kinerja mengajar
guru adalah hasil kerja atau prestasi kerja yang dilakukan
guru dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tugas
pokoknya sebagau pengajar.
Majid (2011, hlm 91) menyatakan bahwa jika
proses belajar mengajar ditinjau dari segi kegiatan guru,
maka terlihat guru memegang peranan prima. Ia berfungsi
sebagai pembuat keputusan yang berhubungan dengan
perencanaan, implementasi, dan penilaian/evaluasi.
Dapat disimpulkan bahwa kinerja mengajar guru
adalah hasil tampilan perilaku guru dalam melaksanakan
tugasnya sebagai tenaga pendidik sesuai dengan tanggung
jawab.
2.1.3.3 Komponen Kinerja Mengajar Guru
Nana Sudjana (2008, hlm. 19) menjelaskan bahwa
kinerja mengajar guru dalam proses belajar mengajar
memiliki empat komponen yaitu : (a) merencanakan proses
belajar mengajar; (b) melaksanakan dan
memimpim/mengelola proses belajar mengajar; (c) menilai
kemajuan proses belajar mengajar; (d) menguasai bahan
pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau
mata pelajaran yang dibinanya.
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah Pasal 1 Ayat 1 mengemukakan bahwa standar
proses untuk satuan pendidikan dan menengah mencakup
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran.
1. Perencanaan Proses Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran mencakup
penyusunan Silabus dan RPP secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
terencana.
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP
memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran,
SK, KD, materi pembelajar, kegiatan pembelajaran,
28
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
indikator pencapaian kompetensi, penialaian, alokasi
waktu dan sumber belajar.
RPP dijabarkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam
upaya mencapai KD. RPP disusun untuk setiap KD
yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan
atau lebih. Komponen RPP mencakup :
a. Identitas mata pelajaran yang meliputi satuan
pendidikan, kelas, semester, program/program
keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, dan
jumlah pertemuan;
b. Standar kompetensi yang merupakan kualifikasi
kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada
setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata
pelajaran;
c. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan
yang harus dikuasai peserta didik dalam mata
pelajara tertentu sebagai rujukan penyusunan
indikator kompetensi dalam suatu pelajaran;
d. Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku
yang dapat diukur dan/atau diobservasi utuk
menunjukan ketercapaian kompetensi dasar
tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran.
e. Tujuan pembelajaran yang menggambarkan proses
dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar;
f. Materi ajar yang memuat fakta, konsep, prinsip dan
prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk
butir – butir sesuai dengan rumusan indikator
pencapaian kompetensi.
g. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keerluan
untuk pencapaian KD dan beban belajar.
29
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
h. Metode Pembelajaran yang digunakan oleh guru
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mencapai
kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang
telah ditetapkan.
i. Kegiatan pembelajaran :
1) Pendahuluan; merupakan kegiatan awal dalam
suatu pertemuan pembelajaran yang dtujukan untuk
mebangkitkan motivasi dan memfokuskan
perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran
2) Inti; merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD. Kegiatan ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi
3) Penutup; merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk mengakhri aktivitas pembelajaran yang dapat
dilakukan dalam bentuk rangkuman atau
kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik,
dan tindak lanjut.
j. Penilaian hasil belajar, dalam hal ini prosedur dan
instrumen penilaian proses dan hasil belajar
disesuaikan dengan indikator pencapaan
kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian
k. Sumber belajar ditentukan berdasarkan pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta
materi ajar, kegiatan pembelajaran dan indikator
pencapaian kompetensi.
2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pelaksanaan proses pembelajaran merupakan
implementasi dari RPP. Pelaksanaan proses
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti dan kegiatan penutup.
3. Penilaian Hasil Pembelajaran
Penialaian hasil pembelajaran dilakukan oleh
guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan
30
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses
pembelajaran.
2.1.4 Pengaruh Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah
terhadap Kinerja Mengajar Guru
Guru pada dasarnya merupakan factor utama dalam
menentukan tinggi rendahnya mutu pendidikan di suatu sekolah
dilihat dari hasil studi peserta didik. Keberhasilan dalam
penyelenggaraan pendidikan di tentukan oleh hasil belajar
peserta didik dimana pengajar harus siap dalam mempersiapkan
kegiatan belajar mengajarnya.
Kepemimpinan pembelajaran yang efektif menurut
Southworth (dalam Wardani 2015, hlm. 688) adalah kepala
sekolah yang mempu memainkan perannya sebagai : (1)
pemantau kinerja guru; (2) penilai kinerja guru, salah satu
peran kepala sekolah yang objektif dan cermat dalam
melakukan evaluasi kinerja guru; (3) peran kepala sekolah
dalam melakukan supervisi; (4) perencana pengembangan
keprofesian berkelanjutan guru; (5) peran kepala sekolah dalam
meningkatkan profesional guru secara berkelanjutan; (6)
pengkoordinasian pembelajaran efektif, kepala sekolah sebagai
pemimpin pembelajaran di sekolah mengupayakan agar guru
dapat melaksanakan pembelajaran efektif.
Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran dalam
fungsinya harus menprioritaskan pengembangan guru. Apabila
fungsi tersebut telah dijalankan sebagaimana mestinya, hal itu
akan berdampak pada peningkatan kinerja mengajar guru.
Sobirin (2012, hlm. 129) menyatakan :
“proses peningkatan kinerja mengajar guru diperlukan
adanya kepemimpinan kepala sekolah yang efektif. Kepala
sekolah hadir disekolah bukan hanya hadir secara fisik,
tetapi harus memberikan pengaruh positif terhadap lahirnya
kinerja mengajar guru yang efektif. Kepala sekolah
merupakan pemimpin dari sebauh organisasi sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif hanya akan
lahir dari kepala sekolah yang memiliki kompetensi dan
kemampua untuk menjalankan perannya sebagai pemimpin
sekolah, yaitu kepala sekolah yang menunjukan perannya
sebagai pemimpin pembelajaran.”
31
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hal ini senada dengan hasil penelitian Hili Merlinda Setia
dan Totok Suyanto (2015, hlm. 1273) mengenai peranan kepala
sekolah sebagai pemimpin pembelajaran dalam meningkatkan
kinerja guru menunjukkan bahwa peranan kepala sekolah
sebagai pemimpin pembelajaran di SMP Negeri 2 Gedangan
Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo sebanyak 74,58%,
jadi dapat disimpulkan bahwa, kepala sekolah sangat berperan
sebagai pemimpin pembelajaran dalam meningkatkan kinerja
guru di SMP Negeri 2 Gedangan Kecamatan Gedangan
Kabupaten Sidoarjo. Maka dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah mempunyai tujuan
untuk meningkatkan kinerja mengajar guru.
2.2 Penelitian Terdahulu
Selain melakukan kajian pustaka melalui teori teori yang
dikemukaka para ahli, penyusun juga melakukan studi literatur
terhadap penelitian – penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
kepemimpinan pembelajaran dan kinerja mengajar guru. Adapun
beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang
peneliti teliti.
Husaini Usman dan Nuryadi Eko Raharjo (2013, hlm. 1)
dalam penelitiannya pada yang berjudul “Strategi Kepemimpinan
Pembelajaran Menyongsong Implementasi Kurikulum 2013”
memperoleh hasil kesimpuan konsep strategi kepemimpinan
pembelajaran menyongsong implementasi kurikulum 2013
meliputi empat kategori yaitu keteladanan, pembelajaran dikelas
dan luar kelas, kultur sekolah, dan penguatan. Strategi
kepemimpinan pembelajaran saat ini belum sepenuhnya
mendukung implementasi kurikulum 2013.
Penelitian yang dilakukan oleh Listiani Rita Hartini (2012
hlm. 93) yang berjudul “Studi tentang Kinerja Mengajar Guru
Sekolah Dasar di Kota Administrasi Jakarta Barat” diperoleh
kesimpulan hasil penelitian bahwa guru yang belum sertifikasi
dengan guru yang sudah sertifikasi baik melalui PLPG atau
Portofolio terdapat perbedaan yang signifikan dalam meningkatkan
kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan guru yang sudah
sertifikasi baik melalui PLPG dan Portofolio.
32
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemudian Zaenal Fanani (2014, hlm. 129) dalam
penelitiannya yang berjudul “Model Asesmen Kepemimpinan
Pembelajaran Kepala Sekolah Pendidikan Dasar” mengemukakan
hasil penelitiannya model asesmen kepemimpinan pembelajaran
dengan 4 dimensi dan 12 indikator telah teruji secara teori dan
empiris.
Selanjutnya penelitian yang berjudul “Kepemimpinan
Pembelajaran Kepala Sekolah dalam Implementasi Kurikulum
2013” yang dilakukan oleh Iritanti (2015, hlm. 338). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) kepala sekolah telah
melaksanakan pembinaan pembuatan perangkat pembelajaran
kepada guru; (2) kepala sekolah dalam melaksanakan pembinaan
proses pembelajaran kepada guru lebih menekankan pada aspek
kegiatan pembelajaran; (3) kepala sekolah melaksanakan
pembinaan evaluasi pembelajaran, yakni dengan teknik observasi
pembelajaran di kelas; (4) kepala sekolah dalam melaksanakan
pembinaan monitoring dan evaluasi pembelajaran belum maksimal
karena keterbatasan waktu dan pengetahuan.
Penelitian Mehrnaz Fahimirad (2016, hlm 101) yang
berjudul Instructional leadership and instructor development: A
case study of Malaysia’s research universities. Menunjukan hasil
penelitian bahwa universitas riset merencanakan program
berkelanjutan pengembangan pendidikan, mengadopsi prinsip-
prinsip pembelajaran dan pengajaran yang efektif, dan merancang
lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa. Akademisi
membutuhkan budaya yang mendukung untuk mempraktikkan
prinsip-prinsip ini. Akhirnya, menciptakan budaya belajar tidak
hanya bergantung pada akademisi individu yang berpendidikan
baik dan bermaksud baik tetapi juga komunitas akademik yang
bekerja bersama untuk menciptakan sikap yang berpusat pada
siswa.
Selanjutnya penelitian yang berjudul The Influence of Intructional
Leadership of School Administrators on School Effectiveness oleh
Ritthirong Setwong dan Thanomwan Prasertcharoensuk (2013, hlm
2859) mengemukakan (1) model persamaan strukturak
kepemimpinan pembelajaran administrasi sekolah mempengaruhi
efektivitas sekolah; (2) kepemimpinan pembelajaran memiliki efek
langsung, tidak langsung, dan total pada efektifitas sekolah; (3)
33
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
invarian antara administrator baru dan administrator yang sangat
berpengalaman menunjukan statistik chi-square yang tidak
signifikan dan nilai – nilai statistik yang baik.
Aaron Mkanga Manaseh (2016, hlm 40) dengan penelitian
yang berjudul Instructional leadership: The role of heads of
schools in managing the instructional programme mengemukakan
tanpa manajemen yang efektif (program pengajaran tidak dikelola
secara efektif, kepala sekolah tidak terlibat dalam koordinasi
kurikulum, silabus tidak tercakup tepat waktu, dan kepala sekolah
tidak melakukan observasi kelas atau terlibat dalam ulasan materi
kurikulum) dari program pengajaran yang mendukung promosi
instruksi kelas, guru dan pembelajaran siswa, upaya untuk efek itu
adalah pasti gagal.
Penelitian yang dilakukan Jameela Bibi Abdullah (2011,
hlm 3309) tentang Instructional leadership and attitude towards
organizational change among secondary schools principal in
Pahang, Malaysia menunjukan hasil bahwa kepala sekolah
menengah di Pahang, Malaysia mempraktikkan tingkat pengajaran
yang tinggi. Kepemimpinan dalam empat domain yaitu i)
mendefinisikan dan menetapkan tujuan sekolah, ii) mengelola
program pengajaran, iii) mempromosikan lingkungan belajar dan
iv) menciptakan lingkungan sekolah yang ramah dan kooperatif.
Juga ditemukan bahwa kepala sekolah menengah di Pahang
memiliki sikap positif terhadap organisasi perubahan dalam tiga
dimensi kognitif, afektif dan perilaku. Hasil juga menunjukkan ada
hubungan yang kuat antara domain kepemimpinan instruksional
mengelola program pengajaran dan mempromosikan lingkungan
belajar dengan ranah sikap afektif terhadap perubahan. Hubungan
yang kuat juga ada antara domain kepemimpinan instruksional
mempromosikan lingkungan belajar dengan domain perilaku sikap
terhadap perubahan.
Selanjutnya penelitian Nik Mustafa Bin Mat Ail (2015, hlm.
1848) tentang Principals Instruction Leadership and Teachers
Commitment in Three Mata Junior Science Collage (MJSC) in
Pahang, Malaysia menjelaskan hasil penelitian menunjukkan
bahwa hubungan antara kepemimpinan instruksional dan tingkat
komitmen guru tinggi. Ada hubungan yang signifikan antara
kepemimpinan instruksional dan tingkat komitmen guru di tiga
MJSC di Pahang. Dalam hal implikasi penelitian, kepala sekolah
34
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
harus menggunakan kecerdasannya sendiri dalam keterampilan
kepemimpinan instruksional untuk mengembangkan komitmen
guru.
Terakhir penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian adalah penelitian yang dilakukan oleh Ly Rathana dan
Cicih Sutarsih (2015, hlm. 93) yang berjudul “Kepemimpinan
Instruksional Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja
Mengajar Guru pada SMP se-Bandung Utara”. Kesimpulan dari
penelitian ini berdasarkan analisis data, hasil penelitian ini
ditemukan bahwa kepemimpinan instruksional kepala sekolah,
sekolah memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kinerja mengajar guru. Maka terdapat pengaruh kepemimpinan
instruksional kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap kinerja
mengajar guru yang baik.
35
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.3 Kerangka Berfikir
Profesionalisme
Guru
Dasar Hukum
1. Permendiknas Nomor 35 Tahun
2010 tentang Kepemimpinan
Pembelajaran
2. Permendiknas Nomor 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses
Fenomena Pendidikan :
Kepemimpinan Pembelajaran berperan
dalam meningkatkan kinerja guru
Masalah :
1. Dalam pelaksanaannya,
kepemimpinan pembelajaran hanya
mendapat 10% dari semua fungsi
kepala sekolah
2. Masih banyak indikator kompetensi
dalam penilaian kinerja guru yang
hanya terpenuhi sebagain dalam
penilaiannya
Kepemimpinan Pembelajaran
Kepala Sekolah
1. Merumuskan serta
membangun misi dan
tujuan sekolah
2. Fungsi produksi
pendidikan
3. Melakukan supervisi
pengajaran
4. Membangun terciptanya
iklim sekolah yang
akademis dan positif
Kinerja Mengajar Guru
1. Perencanaan proses
pembelajaran
2. Pelaksanaan proses
pembelajaran
3. Penilaian hasil
pembelajaran
Peserta Didik
yang Berkualitas Mutu Pendidikan
36
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penjelasan Kerangka Pemikiran
Penjelasan kerangka pemikiran dalam penelitian ini
diawali dengan adanya fenomena pendidikan yaitu salah satu
implementasi dari kompetensi kepala sekolah adalah
kepemimpinan pembelajaran. Landasan yuridis tentang
kepemimpinan pembelajaran adalah Permendiknas Nomor 35
Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya bahwa “……efektivitas kepala sekolah
dinilai angka kreditnya dalam kompetensi: (1) kepribadian dan
sosial; (2) kepemimpinan pembelajaran; (3) pengembangan
sekolah/madrasah; (4) manajemen sumber daya; (5)
kewirausahaan sekolah/madrasah; dan (6) supervisi
pembelajaran.”.
Kepemimpinan pendidikan juga berperan dalam
meningkatkan kinerja guru, hal ini didukung dari hasil
penelitian sebelumnya, dan terdapat masalah dalam
pelaksanaannya kepemimpinan pembelajaran hanya mendapat
10 persen dari keseluruhan fungsi kepala sekolah. Sampai
sekarangpun banyak kepala sekolah yang masih
menyeimbangkan perannya sebagai manager, administrator,
supervisor, dan instructional leader (kepemimpinan
pembelajaran). Adapun alasan yang dikemukakan antara lain
kurangnya pelatihan tentang kepemimpinan pembelajaran,
kurangnya waktu untuk melaksanakan kepemimpinan
pembelajaran, banyaknya kegiatan administratif yang harus
dilaksanakan, dan adanya harapan dari masyarakat bahwa peran
kepala sekolah utamanya adalah seorang manager.
Berdasarkan fenomena pendidikan diatas dapat
diketahui kepemimpinan pembelajaran yang diterapkan belum
maksimal, oleh karena itu perlu adanya upaya yang dilakukan
untuk memaksimalkan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin
pembelajaran agar meningkatnya kinerja mengajar guru yang
meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran berdampak
terhadap mutu pendidikan dan profesionalisme guru.
37
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban atau pernyataan sementara
terhadap rumusan masalah penelitian yang harus diuji
kebenarannya. Disebutkan oleh Sekaran (2005) yang dikutip oleh
Juliansyah Noor (2010, hlm. 79) “Hipotesis merupakan hubungan
yang diperkirakan secara logis diantara dua variabel yang diungkap
dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji.
Merujuk dari fokus masalah yang diteliti, juga berdasar
pendapat diatas maka hipotesis yang diajukan penulis pada
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Terdapat Pengaruh antara Kepemimpinan Pembelajaran Kepala
Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru.
Berdasarkan hipotesis diatas, penelitian ini mempelajari dua
variabel. Variabel pertama adalah variabel Kepemimpinan
Pembelajaran Kepala Sekolah sebagai variabel bebas, yang diberi
symbol “X” variabel kedua adalah Kinerja Mengajar Guru sebagai
variabel terikat, yang diberi symbol “Y”. Pola hubungan antara
kedua variabel penelitian tersebut digambarkan sebagai berikut:
Keterangan :
Variabel X : Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah
Variabel Y : Kinerja Mengajar Guru
: Garis Penghubung Kepemimpinan
Pembelajaran Kepala Sekolah terhadap Kinerja
Mengajar Guru
Kinerja Mengajar
Guru
Kepemimpinan
Pembelajaran Kepala
Seklolah
38
Riani Siti Hasanah Nurlaela, 2019 PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu