20
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian. Beberapa teori para ahli memiliki pembahasan teori yang sama namun memiliki pendapat yang berbeda. Pembahasan teori ini berisi tentang pembelajaran kontekstual pendekatan Science, environment, technology, and society (SETS) serta aktifitas dan hasil belajar IPA. 2.1.1. Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Kontekstual menurut Elaine B. Jhonson (2007:67) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. The Wasington State Consortium for Contextual Teaching Learning and Learning dalam Nurhadi (2004:12) mengungkapkan bahwa pengajaran kontekastual adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa memperkuat, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan akademisnya dalam berbagai latar sekolah dan diluar sekolah untuk memecahkan seluruh persoalan yang ada dalam dunia nyata. Menurut Wina Sanjaya (2007:253) belajar dengan konteks CTL bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Dari pendapat beberapa ahli pembelajaran kontekstual merupakan suatu cara yang digunakan untuk menghubungkan subjek-subjek akademik dengan kehidupan keseharian siswa, serta menuntut siswa memecahkan sendiri permasalahan yang ada dalam dunia nyata. Dalam pembelajaran kontekstual mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang telah didapatkan dengan penerapannya dalam kehidupan nyata. Salah satu komponen pembelajaran kontekstual adalah konstruktivisme yaitu mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

  • Upload
    vanngoc

  • View
    266

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung

penelitian. Beberapa teori para ahli memiliki pembahasan teori yang sama

namun memiliki pendapat yang berbeda. Pembahasan teori ini berisi tentang

pembelajaran kontekstual pendekatan Science, environment, technology, and

society (SETS) serta aktifitas dan hasil belajar IPA.

2.1.1. Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran Kontekstual menurut Elaine B. Jhonson (2007:67) CTL

adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat

makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara

menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan

keseharian mereka, yaitu konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.

The Wasington State Consortium for Contextual Teaching Learning and

Learning dalam Nurhadi (2004:12) mengungkapkan bahwa pengajaran

kontekastual adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa memperkuat,

memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan akademisnya

dalam berbagai latar sekolah dan diluar sekolah untuk memecahkan seluruh

persoalan yang ada dalam dunia nyata. Menurut Wina Sanjaya (2007:253)

belajar dengan konteks CTL bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat,

tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung.

Dari pendapat beberapa ahli pembelajaran kontekstual merupakan suatu

cara yang digunakan untuk menghubungkan subjek-subjek akademik dengan

kehidupan keseharian siswa, serta menuntut siswa memecahkan sendiri

permasalahan yang ada dalam dunia nyata. Dalam pembelajaran kontekstual

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang telah

didapatkan dengan penerapannya dalam kehidupan nyata. Salah satu komponen

pembelajaran kontekstual adalah konstruktivisme yaitu mengembangkan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

8

pemikiran siswa untuk mencari makna dari apa yang telah dipelajari.

Konstruktivisme juga merupakan salah satu karakteristik pendekatan Science,

Environment, Technology, and Society yang telah dikemukakan oleh

Rumansyah (2003) yaitu proses belajar-mengajar menganut pandangan

konstruktivisme, yang pada pokonya menggambarkan bahwa anak membentuk

atau membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan.

2.1.2. Pendekatan Pembelajaran SETS

SETS merupakan singkatan dari Science, Environment, Technology, and

Society yang berarti ilmu, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang sering

disebut juga sebagai pendekatan Salingtengmas. Definisi SETS menurut the

NSTA Position Statement 1990 (Kuswati, 2004:11) adalah memusatkan

permasalahan dari dunia nyata yang memiliki komponen Sains dan Teknologi

dari perspektif siswa, di dalamnya terdapat konsep-konsep dan proses,

selanjutnya siswa diajak untuk menginvestigasi, menganalisis, dan menerapkan

konsep dan proses itu pada situasi yang nyata. Hubungan yang tidak terpisahkan

antara sains, lingkungan teknologi dan masyarakat ialah suatu hubungan timbal

balik yang semuanya memiliki keterkaitan didalam kehidupan nyata, dan dapat

kaji melalui manfaat-manfaat serta kerugian yang dapat ditimbulkan. Menurut

Amalia Sapriati (2014:2.9) pendekatan salingtengmas merupakan cara pandang

bahwa siswa belajar, menyusun pengetahuan, melalui interaksi pribadi antara

pengalaman dan skemata siswa yang tepat. Menurut Anna Poedjiadi (2010:115)

dari beberapa istilah yang telah dikemukakan oleh para pendidik atau praktisi

pendidik yakni Science Technology Society yang diterjemahkan dengan Sains

Teknologi Masyarakat (STM atau SATEMAS atau ITM), Science Environment

Technology (SET) dan Science Environment Technology Society (SETS) yang

disingkat dengan salingtengmas yang intinya sebenarnya sama saja.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

9

2.1.2.1. Langkah – Langkah Pendekatan Pembelajaran SETS

Langkah-langkah pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)

menurut Poedjiadi (2005) digambarkan dalam sintak secara umum adalah

sebagai berikut :

Gambar 2.1. Sintaks Model Pembelajaran STM

(Poedjiadi, 2005)

Penjebaran dari sintaks diatas adalah sebagai berikut:

a. Tahap Inisiasi

Pada tahap pendahuluan dapat mengunakan tahap inisiasi yaitu

dikemukakan isu-isu atau masalah-masalah yang ada di masyarakat dapat

digali dari siswa, tetapi apabila tidak berhasil memperoleh tanggapan dari

siswa guru dapat mengemukakannya sendiri, selain menggunakan tahap

inisiasi dapat digunakan tahap apersepsi dalam kehidupan yaitu mengaitkan

peristiwa yang diketahui siswa, dengan materi yang akan dibahas, sehingga

tampak adanya kesinambungan pengetahuan, karena diawali dengan hal-hal

yang telah diketahui siswa sebelumnya yang ditekankan pada keadaan yang

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

10

ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan tahap inisiasi memusatkan

perhatian pada pembelajaran.

b. Tahap Pembentukan Konsep

Proses pembentukan konsep dapat dilakukan melalui berbagai

pendekatan dan metode. Misalnya pedekatan ketrampilan proses,

pendekatan sejarah, pendekatan kecakapan hidup, metode demonstrasi,

eksperimen, eksperimen di laboratorium, diskusi kelompok, bermain peran

dan lain-lain.

c. Tahap Aplikasi Konsep

Tahap aplikasi konsep yang telah dipahami siswa dapat diaplikasikan

dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasi konsep berupa teknologi yang

diturunkan dari konsep sains dan upaya pemeliharaan produk teknologi

yang berpotensi mengakibatkan dampak negatif bagi kehidupan dan

masyarakat.

d. Tahap Pemantapan Konsep

Proses pembentukan konsep, analisis isu, dilaksanakan dengan guru

meluruskan jika ada miskonsepsi selama kegiatan belajar berlangsung,

apabila selama kegiatan belajar tidak muncul adanya miskonsepsi yang

terjadi pada siswa setelah analisis isu dan masalah, guru tetap melakukan

pemantapan konsep.

e. Tahap Penilaian

Guru menilai kemampuan ketrampilan kognitif, psikomotorik dan

afektif.

Pada penelitian ini tahap-tahap yang digunakan adalah pendekatan

pembelajaran SETS atau yang disebut STM dalam Poedjiadi (2005) yang

memiliki tahapan jelas, serta mudah untuk diterapkan dan dipahami. Dalam

pembelajaran di sekolah dasar sintaks yang digunakan dibuat secara

sederhana tetapi tetap sama dengan mengaplikasikan pembelajaran IPA

dalam kehidupan sehari-hari.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

11

2.1.2.2. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Pembelajaran SETS

a. Kelebihan Pendekatan SETS

Menurut Binadja (1999) dianjurkannya visi dan pendekatan SETS

karena memiliki kelebihan, diantaranya yaitu siswa mendapatkan peluang

untuk memperoleh pengetahuan sekaligus kemampuan berfikir dan

bertindak berdasarkan hasil analisis dan sintesis yang bersifat komprehansif

dengan memperhitungkan aspek sains, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat sebagai satu kesatuan tak terpisah. Menurut Binadja (1999)

manfaat SETS, antara lain:

(1) penerapan konsep sains yang dipelajari secara langsung

dengan mengalihkan kebentuk teknologi tertentu; (2) implikasi

positif maupun negative dari ahli sains ke bentuk teknologi

tersebut terhadap lingkungan dan masyarakat; (3) kompetensi

yang diharapkan diperoleh melalui Kurikulum 2013 secara

otomatis akan diperoleh melalui model pembelajaran SETS

sesuai jenjang pendidikan peserta didik; (4) pembelajaran

menjadi lebih bermakna karena proses pembelajaran tidak

terfokus pada pembelajran sains murni; (5) peserta didik menjadi

terbiasa untuk berpikir kritis dan komprehensif melalui model

pembelajaran SETS; (6) peserta didik menjadi terbiasa untuk

melakukan kegiatan belajar yang bersifat produktif melalui

bentuk-bentuk penerapan sains ke produk teknologi yang ramah

lingkungan; (7) peserta didik masih tetap mempelajari konsep-

konsep sains secara mendasar sesuai kebutuhan untuk jenjang

yang dilalui tersebut sebagaimana diharapkan dalam kurikulum.

b. Kelemahan pendekatan SETS

Sedangkan kelemahan SETS menurut Achmad Binadja (1999)

sebagai berikut:

(1) guru harus benar-benar menguasai hubungan materi dengan

lingkungan, teknologi dan dampak pada masyarakat yang ada; (2)

model pembelajaran SETS ini dibutuhkan waktu yang lebih

panjang untuk dapat membahas secara detail; (3) model

pembelajaran SETS membutuhkan waktu ekstra bagi siswa

maupun guru untuk mengetahui dampak yang terjadi pada

lingkungan maupun masyarakat.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

12

c. Cara mengatasi kelemahan pendekatan SETS

Mendasar dari kelemahan yang telah dipaparkan maka upaya

mengatasi kelemahan adalah sebgai berikut:

1. Guru sebelum memasuki pemelajaran harus menguasai materi serta

meghubungkan materi kedalam kehidupan sehari-hari, contoh guru

meminta siswa membersihkan area kelas dan membuang sampah pada

tempat yang telah disediakan.

2. Guru meminta siswa berdiskusi guna mempersingkat waktu.

2.1.1.3. Karakteristik Pendekatan Pembelajaran SETS

Menurut Rusmansyah (2003) pendekatan SETS dilandasi oleh tiga hal

penting yaitu:

a. Adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi dan

masyarakat.

b. Proses belajar-mengajar menganut pandangan

konstruktivisme, yang pada pokoknya menggambarkan

bahwa anak membentuk atau membangun pengetahuannya

melalui interaksinya dengan lingkungan.

c. Dalam pengajarannya terkandung lima ranah, yang terdiri

atas ranah pengetahuan, ranah sikap, ranah proses sains,

ranah kreativitas, dan ranah hubungan dan aplikasi.

Dari karakteristik pendekatan SETS dapat disimpulkan bahwa

pendekatan SETS merupakan suatu pendekatan yang yang menganut

pandangan konstruktivisme, dimana keempat unsur yaitu sains, lingkungan,

teknologi dan sosial saling berkaitan erat. Serta pada dasarnya siswa

membentuk dan membangun pengetahuannya melalui interaksi lingkungan.

Didalam pengajaran pendekatan SETS sendiri terkandung lima ranah, yaitu

ranah pengetahuan, sikap, proses, kreativitas dan hubungan serta aplikasi

dimana siswa dituntut untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang

didapat dalam kehidupan sehar-hari.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

13

2.1.3. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi

belajar mengajar (Sardiman, 2006: 96). Oemar Hamalik (2009: 179) menyatakan

bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam

kegiatan pembelajaran. Pada proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan

seluruh aspek peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga perubahan

perilakunya dapat berubah dengan cepat, tepat, mudah dan benar, baik berkaitan

dengan aspek kognitif afektif maupun psikomotor (Nanang Hanafiah, 2010:23).

Ngalim Purwanto (2011:107) mengungkapkan dua faktor yang

memengaruhi aktivitas belajar (proses belajar) siswa, yaitu:

1. Faktor internal, yaitu seluruh aspek yang terdapat dalam individu

yang belajar, baik aspek fisik maupun psikis. Aspek fisik yaitu

sehat tidaknnya kondisi tubuh memengaruhi aktivitas belajar

siswa. Aspek psikis meliputi perhatian, pengamatan tanggapan,

fantasi, ingatan, fikiran, bakat, dn motif.

2. Faktor eksternal, terdiri dari lingkungan alam, sosial, guru, dan

cara mnegajar, bahan pelajaran, sarana dan fasilitas.

Dari pendapat beberapa ahli yang telah dipaparkan aktivitas belajar

merupakan kegiatan yang penting dalam pembelajaran dan dipengaruhi oleh

faktor internal dan faktor eksternal. Dalam aktivitas pembelajar melibatkan

seluruh aspek peserta didik, yaitu aspek rohani maupun aspek jasmani sehingga

dapat merubah perilaku dengan cepat, dan benar berkaitan dengan aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor.

Dalam penelitian ini peningkatan aktivitas belajar dengan menggunakan

pendekatan SETS diharap mampu memberi perubahan yaitu dengan

meningkatnya hasil belajar. Untuk mengukur aktivitas belajar menggunakan

teknik non tes berupa observasi, yaitu dengan menggunakan lembar observasi

aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Dengan membandingkan

keterlaksanaan proses pembelajaran sesuai sintak SETS yang berisi kegiatan pra

pembelajaran, inisiasi, pembentukan konsep, aplikasi konsep, pemantapan

konsep, dan penilaian pada siklus I dan siklus II.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

14

2.1.4. Hasil Belajar

Dunia pendidikan selalu berkaitan dengan belajar dan hasil belajar. Nawawi

(2007 : 39 ) menyatakan bahwa “hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang

dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi

pelajaran tertentu”. Sedangkan menurut Rusman (2012:123) “hasil belajar

adalah sejumlah pengalaman yang dipeloreh siswa yang mencakup ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Hal tersebut senada dengan Omar Hamalik

(2002:45) yang menyatakan bahwa “hasil belajar dapat terlihat dari terjadinya

perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perubahan perilaku”.

Menurut Gagne & Briggs (Suprihatiningrum Jamil, 2014:37) “hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan

belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner performance)”.

Reigeluth (Suprihatiningrum Jamil, 2014:38) berpendapat bahwa:

hasil belajar atau pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh

yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi) alternatif

dalam kondisi yang berbeda.ia juga mengatakan secara spesifik bahwa

hasil belajar adalah suatu kinerja (performance) yang diindikasikan

sebagai suatu kapabilitas (kemampuan yang telah diperoleh).

Menurut Arikunto (2013:33) “aspek kognitif dalam hasil belajar siswa

bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pengetahuan

yang telah dikuasai dan menjadi miliknya”. Terdapat beberapa jenis penilaian

yang dapat digunakan guru untuk mengukur tingkat pengetahuan siswa

berkenaan dengan KD tertentu. Jenis-jenis penilaian yang dimaksud berupa tes

lisan tes tertulis, penugasan (Kosasih, 2014:139). Selain jenis tes, ada pula

bentuk tes. Menurut Kosasih (2014:139) “yang dimaksud bentuk tes adalah tes

yang berupa pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, melengkapi isian,

jawaban singkat, dan uraian. Menurut Widoyoko (2014:51) “tes merupakan

salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan

informasi karakteristik suatu objek. Di antara objek tes adalah kemampuan

siswa”.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

15

Berdasarkan berbagai pendapat yang telah dipaparkan dapat dinyatakan

bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat

belajar dan pengalaman yang mencakup kognitif, afektif, dan psikomotor serta

dapat dilihat melalui adanya perubahan sikap dan bertambahnnya pengetahuan

serta ketrampilan siswa. Pada penelitian ini diharapakan siswa dapat menyerap

konsep-konsep, hukum dan teori. Melalui proses ilmiah berupa fisik dan mental

dan mencermati fenomaena alam dan penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari. Siswa dapat menerima dan mengembangkan konsep-konsep dasar IPA

yang belum terstrukur dapat menjadi pengetahuan IPA yang ilmiah serta

perubahan skor tes yang semakin meningkat.

Instrumen yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan siswa yaitu

dengan teknik tes dan non-tes. Teknik tes yaitu meliputi tes tertulis, tes lisan dan

tes perbuatan. Sedangkan, non tes yaitu meliputi portofolio, jurnal, angket,

wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini mengukur hasil belajar dengan

menggunakan teknik tes dan non tes. Bentuk tes yang digunakan berupa pilihan

ganda dan untuk non tes menggunakan lembar observasi. Tes pilihan ganda

digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif, hasil belajar afektif

menggunakan lembar observasi, dan hasil belajar psikomotor menggunakan

rubik penilaian ketrampilan.

2.1.5. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Folwer dalam Trianto (2014:136) “IPA adalah pengetahuan yang

sistematis yang dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan

dan didasarkan terutama atas pengamatan dan dedukasi”. Kata IPA merupakan

singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam yang merupakan terjemahan dari bahasa

Inggris Natural Science atau Science. Natural artinya alamiah, berhubungan

dengan alam atau sangkut paut dengan alam. Science artinya Ilmu Pengetahuan.

Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Science secara harafiah dapat disebut

sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang

terjadi di alam (Samantoa, 2011:3). Adapun Wahyana (2014:136) mengatakan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

16

bahwa “IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan

dalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam”.

Widyastyanto (2011:1) menyatakan bahwa “IPA (sains) merupakan salah

satu kumpulan ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta, baik ilmu

pengetahuan yang mempelajari alam semesta yang bernyawa ataupun yang tak

bernyawa dengan jalan mengamati berbagai jenis dan perangkat lingkungan

alam serta lingkungan alam buatan”. “IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu

tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati” (Kardi

dan Nur, 1994:1.3)

Depdikas (2006 : 486) menyatakan bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam

berkaitan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis , sehingga Ilmu

Pengetahuan Alam bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa

fakta – fakta , konsep – konsep atau prinsip – prinsip tetapi juga merupakan suatu

proses penemuan” . Menurut Hendro Darmojo (dalam Samatowa 2011:2) IPA

adalah “pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan

segala isinya”.

Menurut Trianto (2014:137) “pada hahikatnya IPA dibangun atas dasar

produk ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk,

dan sebagai prosedur”. Sebagai proses diartiakan semua kegiatan ilmiah untuk

menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan

pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa

pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan

bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur

dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai umtuk mengetahui

sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah (scientific

method).

Berdasarkan berbagai pendapat yang telah dipaparkan dapat dinyatakan

bahwa Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang bersifat sistematis, yang

memepelajari tentang peristiwa, gejala, dan seluruh isi alam semesta dari

mahkluk bernyawa hingga mahkluk tak bernyawa serta IPA dipandang sebagai

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

17

proses, produk, dan prosedur. Proses pembelajaran IPA menekankan pada

pengalaman langsung dan pengaplikasiannya didalam kehidupan sehari-hari.

2.1.5.1. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam juga memiliki karakteristik sebagai dasar untuk

memahaminya. Karakteristik tersebut menurut Jacobson dan Bergman dalam

Ahmad Susanto (2013:170), meliputi :

a. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum dan teori;

b. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati

fenomena alam, termasuk juga penerapannya;

c. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam

menyikapi rahasia alam;

d. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian

atau beberapa saja;

e. Kebenaran IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang

bersifat objektif.

Dilihat dari karakteristik IPA yang telah dijabarkan diatas, IPA

merupakan kumpulan suatu konsep, prinsip, hukum serta teori. Penerapan IPA

melalui proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental dan mencermati sendiri

fenomena-fenomena yang ada pada alam. Dalam pembelajaran IPA harus

memiliki sikap keteguhan hati serta ketekunan dalam menyikapi rahasia alam.

2.1.5.2. Tujuan dan Manfaat Ilmu Pengetahuan Alam

Berdasarkan karakteristik yang telah diuraikan, maka tujuan mata pelajaran

IPA secara umum yaitu meningkatkan keyakinan dan ketaqwaan kepada Tuhan

yang telah menciptakan alam semesta, memahami gejala alam yang ada

didalam lingkungan, memahami berbagai gejala-gejala alam yang ada dalam

kehidupan sehari-hari, serta memberi kesadaran untuk pentingnya menjaga

lingkungan alam. Menurut BSNP (2006) mata pelajaran IPA di SD/MI

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang Maha

Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaan-Nya;

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-

konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari;

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

18

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara

IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat;

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar memecahkan masalah dan membuat keputusan;

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam

memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan;

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan

IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MI.

Dilihat dari tujuan dan manfaat IPA yang telah dipaparkan, dapat

dipahami bahwa pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang didasari

oleh rasa keyakinan terhadap kebesaran Tuhan berdasarkan keberadaan,

keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya. Dalam pembelajaran

mengembangkan pengetahuan, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat serta pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan

mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga

pembelajaran IPA mendorong siswa agar memiliki ketrampilan yang

berhubungan dengan ilmu pengetahuan, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat. Pembelajaran IPA mendorong siswa untuk meningkatkan

kesadaran tentang bagaimana menghargai alam dan berperan dalam

memelihara, menjaga, serta melestarikan lingkungan alam.

2.1.5.3. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut BSNP kurikulum 2006 (KTSP) ruang lingkup bahan kajian

IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut :

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia,

hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan,

serta kesehatan;

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair,

padat dan gas;

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas,

magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sedrhana

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya,

dan benda-benda langit lainnya.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

19

Dilihat dari ruang lingkup IPA tersebut maka dapat diambil

kompentensi yang akan dicapai. “ Standar kompetensi dan kompetensi dasar

menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan

pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian”

(KTSP, 2006). Pada penelitian ini diambil Standar kompetensi dan

kompetensi dasar mata pelajaran IPA kelas 5 semester I yaitu sebagai

berikut :

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompeten Dasar IPA kelas 5 Sekolah Dasar

Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 Kurikulum KTSP

Standar

Kompetensi

1. Mengidentfikasi organ tubuh manusia dan

hewan

Kompetensi

Dasar

1.3.Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan

manusia dan hubungannya dengan makanan

dan kesehatan

Menurut Trianto (2014:143) “pembelajaran IPA lebih ditekankan

pada pendekatan keterampilan proses, hingga siswa dapat menemukan

fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah siswa

itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses

pendidikan maupun produk pendidikan” karena dalam pelajaran IPA

merupakan sekumpulan konsep, prinsip, hukum, teori, dan sikap ilmiah dari

diri siswa yang dapat memengaruhi kualitas proses pendidikan maupun

produk pendidikan.

Berdasarkan standar kompetensi mengidentfikasi organ tubuh

manusia dan hewan, serta kompetensi dasar mengidentifikasi fungsi organ

pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan.

Melalui pendekatan SETS peserta didik dapat membangun konsep-konsep,

teori-teori dan sikap ilmiah dengan mebuat poster himbauan sebagai

teknologi yang dikembangkan secara sederhana yang dapat berpengaruh

positif terhadap lingkungan sekitar. Serta dengan membuat poster himbauan

dapat memengaruhi kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

20

2.2. Penerapan Pendekatan Pembelajaran SETS dalam Pembelajaran

IPA

Mengacu dari uraian langkah-langkah pendekatan SETS dari para ahli,

penulis menerapkan langkah-langkah pendekatan pembelajaran SETS

kedalam mata pelajaran IPA dengan Standar Kompetensi mengidentifikasi

organ tubuh manusia dan hewan, Kompetensi Dasar mengidentifikasi

fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan

kesehatan dengan langkah-langkah berikut:

a. Inisiasi

Siswa diberikan orientasi/apresepsi berupa pertanyaan-pertannyan

berupa permasalahan yang banyak terjadi dalam lingkungan serta

penyebabnya, sehingga dapat membangun gagasan siswa mengenai materi

macam penyakit yang terdapat dalam organ pencernaan yang sering

menyerang manusia dan sering terjadi dikalangan masyarakat dan

lingkungan sekitar. Memberi pertanyaan kepada siswa mengenai kegiatan

yang dilakukan dirumah.

b. Tahap pembentukan konsep

Membentuk konsep siswa dengan menggunakan metode demonstrasi,

menampilkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.

c. Tahap aplikasi konsep

Siswa membuat teknologi sederhana dari materi yang didapatkan,

teknologi sederhana berupa poster himbauan dan kartu motivasi yang dapat

diaplikasikan kedalam lingkungan sekitar sekolah.

d. Tahap pemantapan konsep

Siswa diberikan penekanan tentang bagaimana teknologi yang telah

siswa kembangkan dapat bermanfaat didalam lingkungan masyarakat serta

bagaimana keterkaitan antara teknologi yang telah dibuat terhadap materi

yang sudah disampaikan. Serta meluruskan jika terjadi miskonsepsi selama

pembelajaran berlagsung.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

21

e. Tahap penilaian

Guru menilai siswa dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

dengan menggunakan instrumen soal guna mengetahui kemampuan

kognitif, menggunakan lembar observasi guna mengetahui perubahan

aktifitas siswa, serta penilaian sikap dan hasil diskusi guna mengetahui

ketrampilan siswa.

2.3. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sitematis dari hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan atau

sesuai dengan substansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan

penelitian yang sudah ada dengan penelitian yang dianggap relevan dengan

penelitiannya antara lain:

Hasil penelitian Heru Santoso yang berjudul Pengaruh Science,

Environment, Technology, and Society terhadap aktivitas belajar IPA pada

Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Kaliwuluh Kebakkramat Tahun Pelajaran

2012/2015 Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas

belajar IPA melalui penerapan pembelajaran SETS pada siswa kelas IV

sekolah Dasar Negeri 03 Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar Tahun

Pelajaran 2012/2013. Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif

dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK), melalui

model siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan

aktivitas belajar IPA melalui penerapan pendekatan SETS. Peningkatan

aktivitas belajar dapat dilihat dari indikator pada masing-masing siklus

sebagai berikut: (1) Siswa yang bekerja sama sebanyak 9 siswa pada kondisi

awal, meningkat menjadi 16 siswa atau 80% pada kondisi akhir; (2) Siswa

yang mengerjakan soal dengan hasil benar 10 siswa pada kondisi awal

meningkat menjadi 17 siswa atau 85% pada kondisi akhir; (3) Siswa yang

menjawab pertanyaan dan mau bertanya kepada guru dari 12 siswa pada

kondisi awal meningkat menjadi 18 siswa atau 90% pada kondisi akhir;(4)

Siswa yang berani menyampaikan pendapat dari 10 siswa pada kondisi awal

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

22

meningkat menjadi 17 siswa atau 85% pada kondisi akhir. Dengan demikian

besarnya peningkatan rata-rata pada semua indikator siswa sebesar 33,75%,

sehingga hipotesis tindakan yang telah dirumuskan yakni: Penerapan

pendekatan pembelajaran SETS dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA

pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03 Kaliwuluh Kebakkramat

Karanganyar Tahun Pelajaran 2012 / 2013, dapat terjawab atau diterima

Irma Azizatul, dkk (2014) dari penelitian yang berjudul Penerapan

Pendekatan SETS Pada Tema“Media Tanam Arang Sekam Padi” Untuk

Meningkatkan Kinerja Ilmiah Dan Penguasaan Konsep Pada Siswa SMP.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan kinerja ilmiah,

penguasaan konsep dan respon siswa terhadap penerapan pendekatan SETS

pada pembelajaran IPA Terpadu Tema Media Tanam Arang Sekam Padi.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental semu dengan

rancangan one-group pretest and posttest. Sampel yang digunakan adalah

33 siswa kelas VII-G SMP Negeri 1 Jetis Ponorogo. Berdasarkan hasil

penelitian diperoleh data (1) kinerja ilmiah dengan peningkatan nilai rata-

rata hasil tes sebesar 2,36 yaitu dari rata-rata nilai pretest sebesar 0,42 dan

nilai posttest sebesar 2,77. Berdasarkan hasil uji t dua pihak diperoleh thitung

sebesar 8,18 dan ttabel sebesar 1,69, sehingga untuk thitung>ttabel berarti H0

ditolak dan Hi diterima yaitu terdapat perbedaan nilai rata-rata pretest dan

nilai rata-rata posttest kinerja ilmiah, sedangkan dengan analisis Gain

diperoleh peningkatan kinerja ilmiah rata-rata sebesar 0,66 dengan kategori

peningkatan sedang. (2) Penguasaan konsep siswa yang diperoleh melalui

tes penguasaan konsep diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 1,77 dan nilai

rata-rata posttest sebesar 3,34 dengan ketuntasan klasikal sebesar 79 %.

Berdasarkan hasil uji t dua pihak diperoleh thitung sebesar 33,0 dan ttabel

sebesar 1,69, sehingga untuk thitung>ttabel berarti H0 ditolak dan Hi diterima

yaitu terdapat perbedaan nilai rata-rata pretest dan nilai rata-rata posttest

penguasaan konsep. peningkatan penguasaan konsep dengan analisis Gain

memperoleh skor rata-rata sebesar 0,70 dengan kategori peningkatan tinggi.

(4) Respon siswa yang diperoleh pada penerapan pembelajaran IPA

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

23

Terpadu dengan pendekatan SETS pada Tema Media Tanam Arang Sekam

Padi ini mendapatkan 100 % respon dengan kriteria sangat baik. Hal ini

menunjukkan bahwa penerapan pendekatan SETS pada tema Media Tanam

Arang Sekam Padi dapat meningkatkan kinerja ilmiah dengan kategori

sedang dan penguasaan konsep siswa dengan kategori tinggi

Indah Ayuning Tyas (2010) dari penelitian yang Berjudul Model

Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan SETS Untuk Meningkatkan

Pemahaman Dan Aktivitas Belajar SiswaPenelitian ini merupakan

penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap

siklusnya terdiri atas tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Objek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Ungaran. Data

diambil dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas

belajar siswa dan tes hasil belajar untuk mengetahui pemahaman siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada kelas XI

IPA 1 SMA Negeri 2 Ungaran mengalami peningkatan sebesar 21,02%,

yaitu dari 46,76% pada siklus I menjadi 67,82% pada siklus II. Selain itu,

diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa sudah mencapai KKM yang

diterapkan dengan nilai rata-rata kelas meningkat dari 69,44 menjadi 82,78.

tuntasan belajar klasikal mencapai 94,44%. Simpulan dari hasil penelitian

ini adalah model pembelajaran Fisika dengan pendekatan SETS dapat

meningkatkan pemahaman dan aktivitas belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA

Negeri 2 Ungaran.

Zulaika, Siti, dkk (2013) dalam penelitiannya yang Berjudul

Pengaruh Penerapan Pendekatan Science, Environment, Technology, And

Society (Sets) Melalui Kerja Kelompok Berbasis Lingkungan Terhadap

Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Sd N 9 Sesetan, Denpasar. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA

antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan Science,

Environment, Technology and Society (SETS) melalui kerja kelompok

berbasis lingkungan dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan

pembelajaran konvensional Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis Penelitian ini

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

24

adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experimental). Rancangan

Penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Pretest-Posttest Control

group Design. Populasi penelitian adalah siswa kelas V SD N 9 Sesetan,

Denpasar. Sampel diambil dengan menggunakan teknik sampling jenuh

yaitu kelas VA yang berjumlah 40 orang dan kelas VB yang berjumlah 42

orang. Data yang dikumpulkan adalah data hasil belajar IPA ranah kognitif,

data tersebut dikumpulkan dengan metode tes, jenis tes itu adalah tes

objektif dengan jenis tes pilihan ganda biasa. Selanjutnya data yang

terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji-t. Hasil pengujian normalitas

dan homogenitas terhadap data dari kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol berdistribusi normal dan homogen. Setelah data berdistribusi

normal dan homogen maka dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t

dengan taraf signifikan 5% sehingga diperoleh hasil thit=5,75 dan

ttabel=2,00 dengan db=80 (n1+n2-2=40+42–2=80). Berdasarkan pengujian

tersebut, thit>ttabel (5,75>2,000), maka Ha diterima dan H0 ditolak. Dari

hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendekatan Science,

Environment, Technology, and Society (SETS) melalui kerja kelompok

berbasis lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V

SD N 9 Sesetan, Denpasar.

Beberapa penelitian diatas menunjukan bahwa dengan pendekatan

SETS dapat meningkatkan aktivitas ataupun hasil pembelajaran IPA.

Namun demikian, perlu dibuktikan lagi dengan menggunakan penelitian

tindakan kelas ini. Dalam analisis tersebut peneliti melakukan penelitian

dengan menerapkan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan SETS

sebagai upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA kelas V SD N

Kalicacing 02 Semester I Tahun ajaran 2016/2017. Yang membedakan

antara penelitian ini dengan penelitian yang telah dikaji adalah peneliti

menerapkan pendekatan pembelajaran SETS dalam upaya meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar IPA sedangkan dalam penelitian sebelumnya

hanya meningkatkan satu variabel.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

25

2.4. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dapat dinyatakan

bahwa pembelajaran kontekstual melalui pendekatan SETS memberi

kesempatan siswa untuk mengaitkan materi pembelajaran dengan keadaan

lingkungan disekitar, serta mengaplikasikan pengetahuan yang didapat

kedalam kehidupan sehari-hari melalui teknologi yang dapat

dikembangkan. Melalui penggunaan pendekatan SETS, diharapkan gagasan

awal siswa dapat dimunculkan, reaksi siswa cukup baik terhadap

pembelajaran, partisipasi siswa menjadi lebih baik, dan guru lebih mudah

merencanakan pengajaran serta hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N

Kalicacing 02 semakin meningkat.

Selanjutnya dengan menggunakan pendekatan SETS diharapkan

siswa mampu membentuk konsep dengan menggunakan metode

demonstrasi, menampilkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.

Dari pembentukan konsep siswa diharap dapat memahami pengetahuan

yang didapat dengan fenomena dilingkungan sekitar. Selain itu hal yang

paling mendasari pendekatan SETS adalah pada pengaplikasiannya kedalam

kehidupan sehari-hari, siswa membuat teknologi sederhana dengan

mengembangkan materi yang telah didapatkan, teknologi sederhana

tersebut berupa poster himbauan dan kartu motivasi yang dapat diterapkan

dalam lingkungan sekolah sebagai bentuk pengaplikasian dari konsep yang

didapatkan. Dan selanjutnya siswa diberikan penekanan tentang bagaimana

teknologi yang telah dikembangkan dapat bermanfaat bagi lingkungan

masyarakat serta meluruskan jika terjadi miskonsepsi selama pembelajaran.

Dengan pendekatan pembelajaran SETS diharapkan siswa lebih tertarik

dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan baik. Dengan ini penggunaan

pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS) diharap

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran

IPA.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15389/2/T1_292013070_BAB II... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan

26

2.5. Hipotesis Penelitian

Dari kerangka berfikir yang telah dikemukakakan dapat dirumuskan

hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. Pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment,

Technology, and Society (SETS) dapat meningkatkan aktivitas

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas 5 SD N Kalicacing 02

Semester I Tahun Ajaran 2016/2017.

2. Aktivitas pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science,

Environment, Technology, and Society (SETS) dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas 5

SD Negeri Kalicacing 02 Semester I Tahun Ajaran 2016/2017.