35
7 BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi Interferensi adalah sinyal-sinyal yang berkompetensi dalam band frekuensi yang saling tumpang tindih dapat mengubah atau menghapuskan sinyal. Interferensi menjadi perhatian khusus untuk media kabel, namun bagi media tanpa kabel interferensi juga menjadi masalah yang cukup besar. (Stallings, 2001:111) Penyebab terjadinya interferensi pada jaringan lain yaitu interferensi yang di sebabkan pada jaringan wireless lain yang bekerja pada band frekuensi yang sama, sedangkan interferensi yang terjadi pada jaringan kita sendiri terjadi jika kita menggunakan frekuensi yang sama lebih dari satu kali, mengunakan channel yang tidak mempunyai cukup jarak/ spasi antar channelnya atau menggunakan urusan frekuensi hopping yang tidak benar dan interferensi yang terjadi dari sinyal out-of- band disebabkan oleh sinyal yang kuat di luar frekuensi band yang kita gunakan, misalnya pemancar AM,FM atau TV ( Onno, 2006:229). 2.2. Arsitektur Protokol Arsitektur protokol TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protokol yang dilaksanakan pada jaringan penyambungan paket eksperimental, ARPANET yang dibiayai oleh DARA (Defense Advanced Research Project Agency) dan umumnya di rujuk sebagai paket protokol yang telah diterbitkan sebagai standar internet dan IAB (Internet Architecture Board). (Stallings, 2007:76)

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

7

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Pengertian Interferensi

Interferensi adalah sinyal-sinyal yang berkompetensi dalam band frekuensi

yang saling tumpang tindih dapat mengubah atau menghapuskan sinyal.

Interferensi menjadi perhatian khusus untuk media kabel, namun bagi media tanpa

kabel interferensi juga menjadi masalah yang cukup besar. (Stallings, 2001:111)

Penyebab terjadinya interferensi pada jaringan lain yaitu interferensi yang di

sebabkan pada jaringan wireless lain yang bekerja pada band frekuensi yang sama,

sedangkan interferensi yang terjadi pada jaringan kita sendiri terjadi jika kita

menggunakan frekuensi yang sama lebih dari satu kali, mengunakan channel yang

tidak mempunyai cukup jarak/ spasi antar channelnya atau menggunakan urusan

frekuensi hopping yang tidak benar dan interferensi yang terjadi dari sinyal out-of-

band disebabkan oleh sinyal yang kuat di luar frekuensi band yang kita gunakan,

misalnya pemancar AM,FM atau TV ( Onno, 2006:229).

2.2. Arsitektur Protokol

Arsitektur protokol TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan

protokol yang dilaksanakan pada jaringan penyambungan paket eksperimental,

ARPANET yang dibiayai oleh DARA (Defense Advanced Research Project

Agency) dan umumnya di rujuk sebagai paket protokol yang telah diterbitkan

sebagai standar internet dan IAB (Internet Architecture Board). (Stallings, 2007:76)

Page 2: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

8

2.2.1. Lapisan-lapisan TCP/IP

Dalam istilah umum komunikasi dapat di katakan melibatkan tiga agen :

aplikasi, komputer dan jaringan. Contoh aplikasi termasuk perpindahan berkas dan

surat elektronik. Aplikasi-aplikasi yang kita bahas disini adalah aplikasi-aplikasi

tersebar melibatkan pertukaran data antara dua sistem komputer. Aplikasi-aplikasi

ini dan yang lainnya berjalan pada komputer-komputer yang sering kali dapat

mendukung aplikasi berganda secara simultan. Komputer terhubung ke jaringan

dan data yang hendak di pertukarkan di pindahkan menggunakan jarinngan dari

satu komputer ke komputer yang lain. Maka, perpindahan data dari satu aplikasi ke

yang lain pertama-tama melibatkan perpindahan data ke komputer tempat aplikasi

berada lalu memindahkan data ke aplikasi tujuan dalam

komputer.(Stallings,2007:76)

Sambil mengingat konsep-konsep ini, kita dapat mengorganisasikan tugas

komunikasi ke dalam lima lapisan yang relatif berdiri sendiri :

a. Lapisan Fisik (physical layer)

Mencakup antarmuka fisik antara sebuah perangkat transmisi data (misal

workstation, komputer) dan media transmisi atau jaringan. Lapisan ini berurusan

menentukan karekteristik media transmisi, sifat sinyal, laju data dan masalah-

masalah terkait lainnya.

b. Lapisan akses jaringan (network acces layer)

Berurusan dengan pertukaran data antara sistem akhir (server, workstation

dan lain-lain) dan jaringan yang terhubung. Komputer pengirim harus

menyediakan alamat komputer tujuan kepada jaringan, sehingga jaringan dapat

merutekan data ke tujuan yang sesuai.

Page 3: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

9

c. Lapisan internet (internet layer)

Pada kasus-kasus ketika dua perangkat terhubung ke jaringan-jaringan

berbeda diperlukan prosedur-prosedur untuk memungkinkan data melewati

banyak jaringan yang saling terhubung. Internet protokol digunakan pada lapisan

ini untuk menyediakan fungsi perutean melalui banyak jaringan. Protokol ini

diimplementasikan tidak hanya pada sistem akhir tetapi juga dalam router.

Router adalah pengolah yang menghubungkan dua jaringan dan fungsi utamanya

adalah meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lain dalamm rutenya dari

sistem akhir sumber menuju tujuan.

d. Lapisan host to host (tranport layer)

Mekanisme penyediaan keandalan pada dasarnya terpisah dari sifat

aplikasi. Maka masuk akal untuk mengumpulkan mekanisme-mekanisme itu

dalam lapisan bersama yang digunakan bersama oleh semua aplikasi, lapisan ini

disebut dengan lapisan transport layer.

e. Lapisan aplikasi

Berisi logika yang diperlukan untuk mendukung berbagai aplikasi

penguna. Untuk tiap jenis aplikasi berbeda seperti perpindahan berkas, modul

terpisah diperlukan khusus untuk aplikasi tersebut.

2.2.2. Cara kerja TCP/IP

Agar jelas bahwa fasilitas komunikasi keseluruhan dapat terdiri dari banyak

jaringan, tiap jaringan penyusun biasanya disebut subjaringan (subnetwork).

Sejenis protokol akses jaringan,seperti logika ethernet, digunakan untuk

menghubungkan komputer ke subjaringan. Protokol ini memungkinkan host

mengirimkan data menyeberangi subjaringan ke host lain atau dalam kasus host

Page 4: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

10

subjaringan lain, ke sebuah router. IP di implementasikan di semua sistem akhir

dan router. IP bertugas sebagai penerus untuk memindahkan suatu blok data dari

satu host, melalui satu atau lebih router ke host lain. TCP diimplementasikan hanya

di sistem-sistem akhir. TCP mengawasi blok-blok data untuk menjamin semua blok

terkirim dengan handal ke aplikasi yang sesuai.

Agar komunikasi berhasil, tiap entitas dalam sistem keseluruhan harus

memiliki alamat unik. Sebenarnya diperlukan dua tingkat pengalamatan. Tiap host

dalam satu subjaringan harus memiliki alamat global unik. Hal ini memungkinkan

data di kirimkan ke host yang benar. Tiap proses dalam host harus memiliki alamat

yang unik dalam host itu. Hal ini memungkinkan protokol host-to-host (TCP)

mengirimkan data ke proses yang benar. Alamat-alamat yang disebut belakangan

ini disebut juga sebagai port.(Stallings,2007:78).

2.3. Teknologi Wireless

Teknologi wireless adalah sebuah teknologi pengembangan dari komputer

yang sebelumnya menggunakan kabel sebagai media penghubungnya. Wireless

memanfaatkan udara atau gelombang elektromagnetik sebagai media lalu lintas

pertukaran data. (L Afriana, 2013)

Teknologi wireless dapat dimanfaatkan sebagai media komunikasi dan

pengontrolan. Untuk media komunikasi yang dikenal dengan wireless

communication yaitu transfer informasi berupa apapun, secara jarak jauh tanpa

menggunakan kabel misalnya telepon seluler, jaringan komputer nirkabel dan

satelit. Sedangkan untuk pengontrolan secara jarak jauh tanpa kabel, misalnya

Page 5: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

11

aplikasi remote control, seperti untuk membuka pintu garasi mobil atau

pengontrolan alat elektronik dengan media remote control sebagai pengontrolnya.

Berdasarkan jangkauan area, jaringan wireless dibagi dalam beberapa

katagori yaitu :

Wireless Personal Area Network (P-PAN),

Wireless Local Area Network (W-LAN),

Wireless Metropolitan Area Network (W-MAN),

Wireless Wide Area Netwoek (W-WAN).

Gambar 2.1. Pembagian Jaringan Wireless Berdasarkan Jangkauannya

(Vincentius Hendita Marendra Kusuma, 2013)

Page 6: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

12

2.4. Spesifikasi Wi-Fi

Gambar 2.2 Logo Sinyal Wi-Fi (https://giphy.com)

Istilah Wi-Fi pertama dipakai secara komersial pada bulan Agustus 1999,

dicetuskan oleh sebuah firma konsultasi merek bernama Interbrand Corporation.

Wi-Fi Alliance mempekerjakan Interbrand untuk menentukan nama yang "lebih

mudah diucapkan daripada 'IEEE 802.11b. Interbrand menciptakan Wi-Fi sebagai

plesetan dari Hi-Fi (high fidelity) dan mereka juga merancang logo Wi-Fi.

Teknologi non-Wi-Fi yang dibutuhkan untuk titik-titk tetap seperti Motorola

Canopy biasanya disebut nirkabel tetap. Teknologi nirkabel alternatif meliputi

standar telepon genggam seperti 2G, 3G, atau 4G.

Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Spesifikasi b

merupakan produk pertama Wi-Fi. Karena perangkat dengan standar teknis

802.11b diperuntukkan bagi perangkat WLAN yang digunakan di frekuensi 2,4

GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM (Industrial, Scientific dan Medical).

Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi

komunikasi dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLAN

(wireless local area network).

Page 7: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

13

2.4.1. Arsitektur dan layanan-layanan 802.11

Di tahun 1990, Komite IEEE 802 membentuk sebuah kelompok kerja baru

yaitu IEEE 802.11, yang secara khusu mengemban misi mengembangkan teknologi

LAN nirkabel, dengan fokus utama spesifikasi-spesifikasi untuk sebuah lapisan

MAC dan sebuah lapisan fisik baru. Pada awalnya, LAN nirkabel dikembangkan

untuk secara spesifik beroperasi pada pita ISM (Industri, Sains dan Medis). Namun

sejak standar-standar pertama di keluarkan, permintaan jaringan-jaringan WLAN

yang dapat beroperasi pada pita-pita frekuensi lain dan dengan laju data yang

berbeda meningkat dengan sangat cepat. Berupaya mengimbangi lonjakan

popularitas WLAN ini, kelompok kerja IEEE 802.11 terus mengembankan dan

mengeluarkan standar- standar yang semakin lama mencakup ruang lingkup yang

semakin luas.

Standar 802.11 yang pertama kali di terima secara luas oleh industri adalah

802.11b. Meskipun produk-produk berbasis 802.11b di buat dengan merujuk ke

satu standar yang sama, selalu terdapat kekhawatiran atau ketidakmampuan

perangkat-perangkat dari berbagai vendor yang berbeda untuk saling bekerja sama

(interoperasi) dengan baik. Untuk mengatasi kondisi ini, Organisasi WECA

(Wireless Ethernet Compatibility Alliance), yang merupakan sebuah konsorsium

industri, dibentuk pada tahun 1999. Organisasi tersebut, yang kemudian diubah

namanya menjadi Wi-Fi Alliance, mengembangkan sebuah sistem sertifikat untuk

menjaminkan interoperabilitas produk-produk 802.11b dari pabrikan-pabrikan

yang berbeda. Hingga tahun 2004 yang lalu, tercatat sebanyak 120 pabrikan telah

mendapatkan sertifikat untuk produk-produk yang dikeluarkannya. Label yang

digunakan untuk sertifikasi ini adalah Wi-Fi. Sertifikat wifi telah diperluas untuk

Page 8: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

14

mencakup pula produk-produk 802.11g dan sejauh ini 57 buah pabrikan telah

dinyatakan memenuhi kualifikasi untuk menyandangnya. Wi-Fi Alliance juga telah

mengembangkan sebuah sistem sertifikasi untuk produk-produk berbasis 802.11a

yang disebut Wi-Fi5. Hingga saat ini, tercatat 32 vendor telah mendapatkan

sertifikasi Wi-Fi5.

Wi-Fi Alliance berkepentingan untuk meluaskan ruaang lingkup aplikasi bagi

jaringan-jaringan WLAN, termasuk untuk menjangkau pengguna bisnis, residensial

dan publik (situs-situs hotspot).

Tabel 2.1 Standar – standar IEEE 802.11(william Stalling : 2007)

Standart

Waktu

Dikeluarkan

Ruang Lingkup

IEEE 802.11 1997

Kontrol akses medium (MAC): satu lapisan MAC

bersama untuk semua aplikasi WLAN

Lapisan fisik: Infra – Merah pada laju 1 dan 2 Mbps

Lapisan fisik: FHHS 2,4 GHz pada 1 dan 2 Mbps

Lapisan fisik DSSS 2,4 GHz pada 1 dan 2 Mbps

IEEE 802.11a 1999 Lapisan fisik: OFDM 5 GHz pada laju 6 – 54 Mbps

IEEE 802.11b 1999 Lapisan fisik: DSSS 2,4 GHz pada 5,5 dan 11 Mbps

IEEE 802.11c 2003 Operasi bridging pada lapisan MAC 802.11

IEEE 802.11d 2001

Lapisan fisik: Perluasan operasi WLAN 802.11 ke

wilayah – wilayah hokum baru ( Negara – negara

selain AS )

IEEE 802.11e

Masih

berlanjut

MAC: Penyempurnaan untuk kualitas layanan (QoS)

dan penyempurnaan mekanisme – mekanisme

keamanan

Page 9: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

15

IEEE 802.11f

Masih

berlanjut

Praktik – praktik yang direkomendasikan untuk

interoperabilitas titik akses multi vendor

IEEE 802.11g 2003

Lapisan fisik: perluasan 802.11b untuk laju data > 20

Mbps

IEEE 802.11h

Masih

berlanjut

Fisik/MAC: Penyempurnaan IEEE 802.11a untuk

menambahkan kemampuan pemilihan kanal Indoor

dan Outdoor dan perbaikan manajemen spectrum dan

daya transmisi

IEEE 802.11i

Masih

berlanjut

MAC: Penyempurnaan mekanisme – mekanisme

otentikasi dan keamanan data

IEEE 802.11j

Masih

berlanjut

Fisik: Penyempurnaan IEEE 802.11a untuk

menyesuaikan dengan kriteria – kriteria penggunaan

di jepang

IEEE 802.11k

Masih

berlanjut

Penyempurnaan mekanisme pengukuran kanal radio

dengan penambahan antarmuka pengukuran

kinerjakanal radio bagi lapisan – lapisan atas

IEEE 802.11m

Masih

berlanjut

Perbaikan untuk standart IEEE 802.11 tahun 1999

dengan sejumlah revisi teknis dan redaksional

IEEE 802.11n 2008

Fisik/MAC: penyempurnaan untuk mencapai

Throughput yang lebih tinggi

Page 10: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

16

Tabel 2.2 Terminologi IEEE 802.11(william Stalling : 2007)

Access Point (AP)

Setiap entitas yang memiliki fungsionalitas terminal/stasiun

dan menyediakan akses ke sistem distribusi via medium

nirkabel bagi terminal – terminal lainya

Basic Service Set (BSS)

Sekumpulan terminal yang dikendalikan oleh sebuah fungsi

koordinasi tunggal

Fungsi Koordinasi

Sebuah fungsi logika yang menentukan kapan sebuah

terminalyang beroperasi di dalam suatu BSS diizinkan untuk

melakukan transmisi dan menerima PDU –PDU

Distribution system

(DS)

Sebuah sisitem yang digunakan untuk interkoneksi BSS –

BSS dengan jaringan – jaringan LAN terintegrasi untuk

membentuk sebuah ESS

Extended Service Set

(ESS)

Sebuah interkoneksi antara satu atau lebih BSS dan LAN

terintegrasi yang dipandang sebagai sebuah entitas BSS

tunggal, oleh lapisan LLC yang berdiam di sembarang

terminal yang ada di salah satu BSS

MAC Protocol Data

Unit (MPDU)

Satuan – satuan data yang dipertukarkan diantara dua entitas

MAC peer, menggunakan layanan – layanan lapisan fisik

MAC Service Data Unit

(MSDU)

Satuan – satuan informasi yang dipertukarkan diantara dua

pengguan MAC

Terminal/Stasiun

Setiap perangkat yang mengoprasikan lapisan MAC dan

lapisan fisik IEEE 802.11

Bentuk arsitektur IEEE 802.11 mengindikasikan bahwa sebuah titik akses

(AP) diimplementasikan sebagai bagian dari sebuah terminal/stasiun;

fungsionalitas AP diwujudkan oleh piranti logika yang terpasang pada terminal dan

Page 11: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

17

menyediakan akses ke DS (Distribution System) dengan memberikan layanan –

layanan DS, selain juga menjalankan fungsi – fungsi terminal itu sendiri.

Untuk mengintegrasikan arsitektur IEEE 802.11 ke sebuah jaringan LAN

kabel tradisional, sebuah simpul yang menjalankan fungsi – fungsi portal

dibutuhkan. Fungsionalitas portal adalah sebuah piranti logika yang

diimplementasikan pada sebuah perangkat, tipikalnya sebuah bridge atau router,

yang berada didalam jaringan LAN kabel, dan karenanya portal ini merupakan

bagian dari DS, bentuk arsitektur IEEE 802.11 adalah sebagi berikut:

Gambar 2.3. Arsitektur IEEE 802.11 (Stalling, 2007)

Gambar 2.3. mengilustrasikan model yang dikembangkan oleh kelompok

kerja 802.11. Balok pembentuk terkecil dari sebuah jaringan LAN nirkabel adalah

sebuah himpunan layanan dasar (Basic Service Set – BSS ), yang pada dasarnya

merupakan sekumpulan terminal yang mengoprasikan protokol MAC yang sama

dan bersaing mendapatkan akses ke sebuah medium nirkabel yang digunakan

bersama. Sebuah BSS dapat berdiri terisolir atau dapat pula tersambung ke sebuah

sistem distribusi (DS) backbone via sebuah titik akses (Access Point – AP ). AP

Sistem distribusi

LAN IEEE 802.x

Portal

Himpunan

layanan ekstensi

AP

STA1

A STA2

A STA3

A

STA4

A

AP

Himpunan

layanan dasar

STA5

A

STA6

A

STA7

A

STA = Terminal/stasiun

Page 12: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

18

menjalankan fungsi – fungsi bridging jaringan dan sekaligus berperan sebagai

sebuah simpul relay. Di dalam sebuah BSS, terminal – terminal klien tidak dapat

berkomunikasi secara langsung dengan satu sama lainya. Jika sebuah terminal

hendak berkomunikasi dengan stasiun lainya di dalam BSS yang sama, frame MAC

dari terminal pengirim akan terlebih dulu dirutekan ke AP, dan kemudian dari AP

barulah disampaikan ke terminal tujuannya.

Contoh konfigurasi sederhana pada gambar 2.3, dimana tiap – tiap stasiun

tergabung dalam satu BSS tunggal saja, artinya tiap – tiap stasiun hanya berada

dalam jangkauan radio stasiun – stasiun lainya yang berada di dalam BSS yang

sama. Dua buah BSS dapat pula terletak secara berhimpit sebagian di satu wilayah

geografis yang sama, sehingga sebuah terminal dapat berparsitipasi di dalam lebih

dari satu BSS. Lebih jauh lagi, keterkaitan antara sebuah terminal dan sebuah BSS

bersifat sangat dinamis, dimana status terminal bersangkutan dapat terputus sama

sekali (atau β€œdimatikan” ) dari BSS, dapat berada di dalam jangkauan atau dapat

pula di luar jangkauan BSS terkait.

Sebelum paket dapat diteruskan dan diarahkan ke Internet, lapisan pertama

(fisik) dan kedua (data link) harus terhubung. Tanpa konektivitas sambungan lokal,

node di jaringan tidak dapat berbicara satu sama lain dan merouting paket. Untuk

menyediakan konektivitas fisik, perangkat jaringan nirkabel harus beroperasi di

frekuensi yang sama dari spektrum radio antara 2.400 – 2.495 GHz yang digunakan

oleh standart radio 802.11b dan 802.11g dengan panjang gelombang sekitar 12.5

cm, dan untuk standart 802.11a beroperasi pada frekuensi 5.150 – 5.850 GHz

dengan panjang gelombang 5 sampai 6 cm. Dengan ini maka radio 802.11a akan

berbicara dengan radio 802.11a di sekitar 5 GHz, dan 802.11b/g akan berbicara

Page 13: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

19

dengan radio 802.11b/g lainya di sekitar 2.4 GHz. Akan tetapi radio 802.11a tidak

dapat interoperate dengan perangkat 802.11b/g, karena mereka menggunakan

spektrum elektromagnetik yang berbeda.

2.4.2. Standart Jaringan Wireless LAN

Standart merupakan acuan yang digunakan oleh sebuah perangkat untuk

berkomunikasi dengan perangkat lain dalam sebuah jaringan. Standart diperlukan

agar antar perangkat mempunyai kesamaan parameter, salah satu syarat yang harus

dipenuhi adalah adanya kesamaan frekuensi yang digunakan antar dua perangkat.

Dalam jaringan wireless, frekuensi menjadi bagian yang sangat penting tentunya

diperlukan aturan yang mengatur tentang penggunaan alokasi frekuensi. Terdapat

dua kategori dari alokasi frekuensi jika dilihat dari sisi legalitas penggunaan yaitu

alokasi berbayar (license) dan gratis (unlicensed). Perangkat yang digunakan pada

jaringan wireless LAN pada umumnya menggunakan frekuensi dalam kategori

gratis (unlicensed), jadi dalam menggunakan frekuensi tersebut, pengguna jaringan

tidak perlu membayar atau tidak perlu izin. Pada umumnya rentang frekuensi yang

digunakan oleh perangkat wireless LAN terletak pada frekuensi 2.4 – 2.5 GHz

untuk implementasi jaringan indoor (dalam ruangan) dan 5.7 – 5.8 GHz untuk

implementasi jaringan outdoor (luar ruangan).

Perangkat yang difungsikan untuk membuat konsep jaringan wireless LAN

dapat berasal dari vendor yang sama atau berbeda, walaupun berbeda pembuat

perangkat akan tetapi diharuskan perangkat antar vendor yang berbeda tersebut

dapat saling terhubung (bertukar informasi). Agar bisa saling terhubung, masing –

masing vendor (pembuat perangkat) harus menggunakan aturan yang sama disaat

proses pembuatan perangkat. Nama lain dari aturan di sini adalah standar. Terdapat

Page 14: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

20

standar yang mendefinisikan aturan tentang spesifikasi perangkat wireless LAN

yang diatur oleh sebuah lembaga yaitu IEEE dengan kode standar untuk perangkat

wireless LAN diberikan nomor 802.11.

Munculnya kode standar IEEE 802.11 mempunyai spesifikasi teknis dari

perangkat yaitu dengan bandwidth sebesar 2 Mbps dan frekuensi yang digunakan

sebesar 2.4 GHz. Apabila dibandingakan dengan bandwidth dari standar IEEE

802.3 yaitu standar dari jaringan Ethernet (kabel), bandwidth masih sebesar 10

Mbps, jadi perbandingan tidak begitu jauh jika dilihat dari sisi bandwidth, namun

lebih besar dari bandwidth yang disediakan oleh perangkat yang digunakan pada

jaringan Ethernet LAN.

Kemudian berkembang teknologi kabel menjadi meningkat, mulai dari

teknologi Ethernet dengan bandwidth 10 Mbps, Fast Ethernet dengan bandwidth

100 Mbps, hingga sekarang sudah sampai teknologi Gigabit Ethernet dengan

bandwidth minimal sebesar 1Gbps. Perlu adanya pembanding yang sesuai dengan

jaringan kabel (Ethernet), sehingga munculah teknologi baru pada jaringan wireless

LAN sebagai penyempurna dari teknologi sebelumnya.

Page 15: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

21

Tabel 2.3 Perkembangan Standar Jaringan Wireless LAN (Kukuh Nugroho :2016)

Protokol

802.11

Release

date

Frequency Bandwidth

Date rate

(up to) Modulation

Approximate

range

Indoo

r

Outdo

r

(GHz) (MHz) (Mbit/s) (m) (m)

A Sep 1999 5 20 54 OFDM 35 120

B Sep 1999 2.4 22 11 DSSS 35 115

G Jun 2003 2.4 20 54 OFDM 38 125

N Oct 2009 2.4/5

20 72.2

OFDM 70 230

40 150

Ac Dec 2013 5

20 96.3

OFDM 35 115

40 200

80 433.3

160 866.7

Perkembangan dari teknologi/standar yang digunakan pada jaringan wireless

LAN dimulai dari munculnya standar 802.11a. Muncul kemudian standar

berikutnya yaitu 802.11b yang keluar sekitar tahun 1999, namun dengan date rate

yang lebih kecil dibandingkan dengan standar 802.11a.

Hal ini kemungkinan besar dikarenakan teknik modulasi yang digunakan

adalah DSSS ( Direct Sequence Spread Spectrum ), bukan OFDM (Orthogonal

Frequency Division Multiplexing ). Sehingga pada perkembangan teknologi

wireless LAN selanjutnya, teknologi modulasi DSSS sudah tidak digunakan lagi,

digantikan oleh teknik modulasi OFDM.

Page 16: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

22

2.5. Bluetooth

Gambar 2.4 Logo Bluetooth (https://www.pinterest.com)

Bluetooth adalah sebuah saluran nirkabel jarak pendek berbasis gelombang

radio dengan perangkat kesistemannya dikembangkan dalam bentuk sebuah

mikrochip. Teknologi ini pada mulanya dikembangkan oleh pabrikan telepon

seluler Swedia, Ericsson pada tahun 1994 dan dimaksudkan sebagai sebuah sarana

bagi seorang pengguna komputer laptop untuk menghubungkan komputernya ke

sebuah pesawat telepon seluler untuk kemudian melakukan panggilan telepon. Tak

beberapa lama kemudian, ribuan pabrikan perangkat nirkabel telah menyatakan

minatnya dan bersepakat untuk menjadikan bluetooth sebagai teknologi standar

bagi koneksi nirkabel koneksi jarak pendek berdaya rendah. Standar - standar

bluetooth dipublikasikan oleh sebuah konsorsium industri yang diberi nama

bluetooth SIG (Special Interest Group).

Pemanfaatan teknologi bluetooth tidak membutuhkan kondisi line of sight

antara perangkat komunikasi terpenuhi, hal ini disebabkan karena frekuensi yang

digunakan tidak terlalu tinggi sehingga dapat memantul di dinding dan permukaan

lain asalkan perangkat komunikasi tersebut masih berada dalam jangkauan. Hal ini

tentu saja sangat bergantung pada jumlah daya yang digunakan untuk

mentransmisikan gelombang radio. Berdasarkan standar, terdapat tiga macam kelas

perangkat bluetooth. Pembagian ini berdasarkan pada kekuatan transmisi data dan

jarak jangkau dari rangkaian.

Page 17: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

23

Tabel 2.4. Pembagian Kelas Bluetooth

Bluetooth terdiri dari microchip radio penerima / pemancar yang sangat kecil

dan beroperasi pada pita frekuensi standar global 2,4 GHz. Teknologi ini

menyesuaikan daya pancar radio sesuai dengan kebutuhan. Ketika radio pemancar

mentransmisikan informasi pada jarak tertentu, radio penerima akan melakukan

modifikasi sinyal-sinyal sesuai dengan jarak yang selaras sehingga terjadi fine

tuning. Data yang ditransmisikan oleh chipset pemancar akan diacak, diproteksi

melalui inskripsi serta otentifikasi dan diterima oleh chipset yang berada di

peralatan yang dituju. Alokasi frekuensi radio bluetooth sendiri dapat dilihat pada

gambar berikut ini yaitu pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Alokasi Frekuensi Radio

(https://esprensitorus.wordpress.com)

Teknologi Bluetooth dirancang dan dioptimalkan untuk perangkat yang

bersifat mobile (Mobile Device). Komputer yang bersifat mobile seperti laptop,

tablet PC, atau notebook, cellular, handset, network access point, printer, PDA,

Kelas Daya Maksimum Jarak Jangkau

Kelas 1 100 mW (20 dBm) 100 m

Kelas 2 2,5 mW (4dBm) 10 m

Kelas 2 1 mW (0 dBm) 1 m

Page 18: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

24

desktop, keyboard, joystick dan device yang jangkauannya seperti bluetooth yang

bekerja pada jaringan bebas 2.4 GHz Industrial Scientific Medical (ISM) jalur yang

terintegrasi di dalam sebuah chip dan dengan menggunakan sebuah frequency

hopping tranceiver yang mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara

dengan jarak jangkauan layanan yang terbatas (sekitar 10 meter, dapat

ditingkatkan sampai 100 meter).

Untuk peralatan mobile komsumsi tenaga listrik harus diperhatikan, bluetooth

memerlukan daya yang rendah yaitu kurang dari 0.1 W dan sejak bluetooth di

desain untuk kedua keperluan yaitu komputasi dan aplikasi komunikasi. Bluetooth

jugan didesain untuk men-support komunikasi secara bersama suara dan data

dengan kemampuan transfer data sampai 721 Kbps. Bluetooth juga men-support

layanan synchronous dan ansynchronous dan mudah diintegrasikan dengan

jaringan TCP/IP. Setiap teknologi yang menggunakan spektrum ini mempunyai

batasan sesuai dengan aplikasinya. Komunikasi bluetooth didesain untuk

memberikan keuntungan yang optimal dari tersedianya spektrum dan mengurangi

interferensi RF. Semuanya itu akan terjadi karena bluetooth beroperasi

menggunakan level energi yang rendah.(Hasad, Andi 2013).

2.5.1 Arsitektur Bluetooth

Teknologi bluetooth dibagi menjadi dua spesifikasi yaitu spesifikasi core

dan profile. Spesifikasi core menjelaskan bagaimana teknologi ini bekerja,

sementara itu spesifikasi profile bagaimana membangun interoperation antar

perangkat bluetooth dengan menggunakan teknologi core. Berikut gambaran

protokol bluetooth :

Page 19: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

25

Gambar 2.6 Protokol Bluetooth

(https://esprensitorus.wordpress.com)

Protokol – protokol inti membentuk lima buah lapisan di dalam arsitektur

protokol bluetooth dan terdiri dari elemen – elemen berikut ini:

a) Baseband

Lapis yang memungkinkan hubungan RF terjadi antara beberapa unit

bluetooth membentuk piconet. Sistem RF dari bluetooth ini menggunakan

frekuensi hopping-spread spectrum yang mengirimkan data dalam bentuk paket

pada time slot dan frekuensi yang telah ditentukan, lapis ini melakukan prosedur

pemeriksaan dan paging untuk sinkronisasi transmisi frekuensi hopping dan

clock dari perangkat bluetooth yang berbeda.

b) Link Manager Protocol (LMP)

The Link Manager Protocol adalah perespon,mensetting dan

menghubungkan kanal antara perangkat keras. Protokol ini dapat

meningkatkan performa keamanan seperti membentuk autentifikasi,

pertukaran, verifikasi, kunci enkripsi dan negosiasi ukuran paket baseband.

Page 20: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

26

c) Logical Link Control and Adaptation Protocol (L2CAP)

Paket L2CAP merupakan protokol – protokol dari lapisan yang lebih

tinggi ke dalam lapisan baseband. Protokol L2CAP menyediakan layanan

berorientasi koneksi maupun tanpa koneksi.

d) Service Discovery Protocol (SDP)

informasi mengenal perangkat, layanan, dan karakteristik layanan dapat

saling dipertukarkan (querried) di antara kedua perangkat, untuk memfasilitasi

pembentukan sebuah koneksi logika di antara keduannya.

e) Cable Replacement Protocol (RFCOMM)

RFCOMM adalah emulasi jalur serial.

f) Telephony Control Protocol

The Telephony Control - Binary (TCS Binary) and Telephony Control

- AT Commands digunakan untuk menyusun percakapan dan data antara device

dan mengkontrol mobile phone dan modem.

g) Adopted Protocols

Bluetooth juga mensupport protokol PPP, TCP/UDP/IP, OBEX dan

WAP untuk memaksimalkan interoperabilitasnya.

h) Radio Frequency (RF)

Radio adalah lapis terendah dari spesifikasi bluetooth. Unit RF

merupakan sebuah transceiver yang memfasilitasi hubungan wireless antar

perangkat bluetooth yang beroperasi pada International Scientific and Medical

band dengan frekuensi 2,4GHz. ISM band bekerja dengan frequency

hopping, dan pembagiannya dibuat dalam 79 hop dengan spasi 1 MHz. (Hasad,

Page 21: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

27

Andi 2013). Daya yang dianjurkan untuk radio bluetooth ini diklasifikasikan

menjadi tiga kelas seperti diperlihatkan dalam table 2.5

Tabel 2.5. Klasisfikasi Daya Pancar Radio Bluetooth

(Sumber : Kamer Dafid, McNutt Gordon, Senese Brian, Bray Jennifer. 2000)

2.5.2. Spesifikasi Radio

Spesifikasi radio bluetooth adalah sebuah dokumen yang memberi rincian

sederhana mengenai aspek – aspek transmisi radio untuk perangkat berkemampuan

bluetooth. Beberapa di antara parameter – parameter penting di dalam spesifikasi

ini dijelaskan pada tabel 2.6

Tabel 2.6. Parameter – Parameter Baseband dan Radio Bluetooth

Topologi Maksimum 7 jalur data dapat ada akses

bersamaan membentuk sebuah jaringan

logika bintang (star)

Modulasi GPSK

Laju data maksimum 1 Mbps

Lebar pita RF 220 kHz (-3 dBm), 1MHz (-20 dBm)

Pita frekuensi operasional 2,4 GHz pada pita ISM

Kelas

Daya

Daya Output Maksimum

[mW]

Jangkauan / Range

(Meter)

1 <100 (20 dBm) 100

2 1-2,5 (4 dBm) 10

3 1 mW (0 dBm) 0,1-1

Page 22: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

28

Jumlah frekuensi pembawa

(kanal)

23 / 79

Jarak antar pembawa 1 MHz

Daya transmisi 0,1 W

Akses pikonet FH – TDD – TDMA

Laju lompatan fekuensi 1600 lompatan / detik

Akses scatternet FH – CDMA

Bluetooth memanfaatkan pita 2,4 GHz yang berada di dalam pita ISM

(industri, sains, dan medis). Kebanyakan di negara, bandwidth yang tersedia pada

pita ini telah memadai untuk mendefinisikan 79 buah kanal selebar 1 MHz.

Mekanisme kontrol daya digunakan untuk mencegah perangkat – perangkat

memancarkan daya melebihi batas yang diperbolehkan. Algoritma untuk kontrol

daya ini diterapkan dengan menggunakan protokol LMP (Link Management

Protocol) pada koneksi – koneksi di antara perangkat master dan perangkat –

perangkat slave di dalam sebuah pikonet.

Modulasi yang digunakan pada sebuah sistem bluetooth adalah Gaussian

FSK(GFSK), dimana sebuah bit satu direpresentasikan oleh sebuah simpangan

positif dan sebuah bit nol oleh sebuah simpangan negatif dari frekuensi pembawa.

Simpangan frekuensi minimum untuk merepresentasikan sebuah bit adalah sebesar

115 kHz.

Page 23: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

29

Tabel 2.7. Alokasi Frekuensi Untuk Bluetooth di Berbagai Negara

Daerah Pita Frekuensi Kanal – Kanal RF

A.S, sebagaian besar Eropa

dan kebnyakan negara

lainya.

2,4 – 2,4835 GHz f = 2,402 + n MHz; n =

0,...,78

Jepang 2,471 – 2,497 GHz f = 2,473 + n MHz; n =

0,...,22

Spanyol 2,445 – 2,475 GHz f = 2,449 + n MHz; n =

0,...,22

Perancis 2,4465 – 2,4835

GHz

f = 2,454 + n MHz; n =

0,...,22

Spread spectrum dengan Frequency Hopping adalah proses spread atau

penyebaran spektrum yang dilakukan pemancar dengan frekuensi pembawa

informasi yang merupakan deretan pulsa termodulasi acak semu

(pseudorandom) yang dilompat-lompatkan dari satu nilai frekuensi ke nilai

frekuensi yang lain dalam lebar spektrum frekuensi yang telah ditetapkan

sebelumnya dan berulang kali dengan pola kode yang dapat dimodifikasi secara

saling bebas, sehingga dapat menempatkan sejumlah pemakai dalam lebar

spektrum frekuensi tersebut dengan berbeda pola acak kode generatornya. (Hasad,

Andi.2013). Penyebaran spektrum digunakan, karena:

a) Kemampuannya membatasi interferensi internal akibat padatnya lalu

lintas komunikasi yang menggunakan frekuensi radio.

b) Kemampuan menolak terhadap penyadapan informasi oleh penerima yang

tidak dikenal.

c) Dapat dioperasikan dengan kerapatan spektral berenergi rendah.

d) Dalam sinyal lompatan frekuensi, frekuensi bersifat konstan dalam tiap

selang waktu alokasi, tetapi berubah nilainya dari waktu ke waktu seperti

terlihat pada gambar dibawah ini.

Page 24: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

30

Gambar 2.7 Sinyal Frekuensi Hopping Master dan Slave

(Sumber : Specification of the Bluetooth System Book. 2001)

Saluran ini dibagi menjadi slot waktu, panjang masing-masing 625 ps.

Slot waktu yang sesuai dengan nomor jam Bluetooth dari master piconet. Slot

penomoran berkisar dari 0 sampai 227-1 dan siklik dengan panjang siklus 227.

Pada slot waktu, master dan slave dapat mengirimkan paket. Sebuah skema

alternatif TDD digunakan mengirimkan master dan slave, lihat Gambar 2.3.

Master akan mulai transmisi di evennumbered slot waktu saja dan slave akan

mulai transmisi di oddnumbered slot satunya waktu. Paket start harus selaras

dengan dimulainya Slot. Paket yang terkirim oleh master atau slave dapat

memperpanjang hingga lima kali slot. (Specification of the Bluetooth System

Book. 2001).

2.5.3 Bluetooth Baseband

Lapis yang memungkinkan hubungan RF terjadi antara beberapa unit

bluetooth membentuk piconet. Sistem RF dari bluetooth ini menggunakan frekuensi

hopping spread spectrum yang mengirimkan data dalam bentuk paket pada time

slot dan frekuensi yang telah ditentukan, lapis ini melakukan prosedur pemeriksaan

dan paging untuk sinkronisasi transmisi frekuensi hopping dan clock dari perangkat

Page 25: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

31

bluetooth yang berbeda. Unit baseband atau disebut link control unit, adalah

perangkat keras yang memfasilitasi hubungan RF diantara perangkat bluetooth.

Apabila sudah tersambung, terdapat dua jenis hubungan yang dapat

dikerjakan oleh unit ini yaitu synchronous conection oriented (SCO) dan

asynchronous connectionless (ACL). Sambungan SCO dapat melakukan circuit

switched, sambungan point to point (biasanya untuk data), suara dan streaming.

Kecepatan data pada kedua sisi (pengirim, penerima) adalah 433,9 Kbps. ACL

melayani sambungan packet switched dan point to multipoint biasanya hanya untuk

data. Kecepatan sisi penerima mencapai 723,2 Kbps dan sisi pengirim hanya 57,6

Kbps. Modul Baseband ini terdiri dari flash memory dan sebuah central processing

unit yang bertugas mengatur timming, frequency hopping, enkripsi data dan error

correction bekerja sama dengan link manager protocol (LMP).

LMP merupakan protokol bluetooth yang bertugas mengontrol dan men-

setup hubungan data dan audio diantara perangkat bluetooth. Radio frequency

(RF), baseband dan link manager protocol disebut sebagai Host Control Interface

(HCI) yang berfungsi melaksanakan dan menjaga semua hubungan komunikasi

dalam bluetooth. (Hasad, Andi 2013)

2.5.4. Frequency Hopping

Sekema frequency hopping (FH) di dalam sebuah sistem bluetooth memiliki

dua fungsi:

a. Memberikan ketahanan terhadap interferensi dan efek – efek jalur jamak

(multipath).

Page 26: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

32

b. Menyediakan suatu bentuk mekanisme akses jamak (multiple access) bagi

perangkat – perangkat yang berada di satu lokasi yang sama namun di dalam

pikonet – pikonet yang berbeda.

Cara kerja FH dapat dijelaskan sebagai berikut. Lebar pita (bandwidth) total

yang digunakan oleh sebuah scatternet dibagi menjadi 79 buah (di hampir semua

negara) kanal fisik, masing – masing dengan bandwidth kanal selebar 1 MHz.

Sekema FH diwujudkan dalam bentuk lompatan – lompatan (hopping) dari satu

kanal ke kanal lainya dengan pola yang pseudorandom (mirip acak namun tidak).

Pola lompatan yang sama akan digunakan oleh semua perangkat yang ada di dalam

sebuah pikonet yang sama. Laju terjadinya lompatan – lompatan ini (hop rate)

adalah 1600 lompatan per detik, sehingga tiap – tiap kanal akan diduduki selama

0,625 ms untuk satu pola lompatan tertentu. Tiap – tiap periode 0,625 ms ini disebut

sebagai sebuah slot FH, dan slot – slot yang ada diberikan nomor urut.

Perangkat – perangkat radio bluetooth berkomunikasi dengan menggunakan

mekanisme time division duplex (TDD). TDD adalah sebuah teknik transmisi

dimana data dikirimkan hanya ke satu arah tertentu, dan transmisi kedua arah (bolak

– balik, atau pengiriman dan penerimaan) dilakukan secara bergantian. Penggunaan

TDD mengindarkan terjadinya gangguan percakapan silang (crosstalk) di antara

kanal pengirim dan kanal penerima. Karena di dalam sebuah lebih dari dua buah

perangkat harus bebagai satu medium fisik yang sama, maka teknik akses jamak

TDMA digunakan. Sehingga, metode akses keseluruhan di dalam sebuah pikonet

dapat dirujuk sebagai sekema FH - TDD – TDMA. Gambar 2.6 mengilustrasilakan

skema ini, di dalam gambar tersebut, k menotasikan nomor slot dan f(k)

menotasikan kanal fisik yang diduduki selama periode slot ke-k.

Page 27: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

33

Gambar 2.8. Sekema frequency hopping (FH) - time division duplex (TDD)

Transmisi sebuah paket dilakukan pada saat dimulainya sebuah slot. Panjang

paket yang membutuhkan 1, 3 atau 5 buah slot diperbolehkan dalam sekema ini.

Ketika mengirimkan sebuah paket yang membutuhkan lebih dari satu slot,

perangkat radio pengirim akan berada pada frekuensi yang sama hingga seluruh

bagian paket selesai ditransmisikan (gambar 2.7). pada slot berikutnya setelah

pengiriman ini, perangkat radio tersebut akan berpindah ke kanal frekunsi yang

seharusnya, sebagaimana yang ditunjukan oleh pola lompatannya, hal ini berarti

bahwa selama transmisi paket multi slot tersebut, dua atau empat lompatan

frekuensi telah terlewatkan. Perhatikan bahwa karena transmisi dan penerimaan

dilakukan pada slot – slot waktu yang berbeda, maka hal ini secara otomatis terjadi

pada kanal – kanal frekuensi yang berbeda.

Pola lompatan FH yang digunakan di dalam sebuah pikonet ditentukan oleh

perangkat radio yang berperan sebagai master, dan merupakan fungsi dari alamat

bluetooth sang master. Sebuah operasi matematika yang cukup kompleks

melibatkan serangkaian operasi logika OR-eksklusif (XOR), digunakan untuk

membangkitkan pola – pola lompatan pseudarandom tersebut.

Karena pikonet – pikonet berbeda yang berada di satu lokasi yang sama akan

memiliki master – master yang berbeda, maka tiap – tiap pikonet ini akan

Page 28: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

34

menerapkan pola lompatan yang berbeda – beda. Sehingga hampir di semua waktu

transmisi yang dilakukan oleh dua buah perangkat yang berbeda di dua pikonet

yang berbeda namun di satu lokasi yang sama akan menduduki kanal – kanal yang

berbeda. Terkadang, dua pikonet secara bersamaan akan melompat ke kanal sama

sehingga mengakibatkan terjadinya β€œtabrakkan” dan kerusakan data. Akan tetapi,

karena insiden semacam ini hanya terjadi sekali – kali saja, efek negatif yang

ditimbulkan dengan mudah dikompensasikan dengan menerapkan teknik – teknik

deteksi error / ARQ dan koreksi error maju. Dengan demikian, suatu bentuk akses

jamak berdasrkan pembagian kode (code division multiple access - CDMA) dengan

sendirinya berlaku pada pikonet – pikonet yang berbeda di dalam satu scatternet

yang sama, inilah yang menjadikan skema akses pikonet dirujuk sebagai FH –

CDMA.

Gambar 2.9. Contoh – Contoh Paket Multi-slot

Page 29: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

35

(Sumber : TIPHON dalam FATONI)

2.6 Quality of Service (QoS)

Quality of Services adalah kemampuan dari sebuah layanan untuk menjamin

performansi dan merupakan parameter untuk mengukur kualitas dari sebuah

layanan. Parameter QoS mengacu pada performansi tingkat kecepatan dan

keandalan penyampaian berbagai jenis data dalam komunikasi. Parameter

parameter QoS adalah :

a. Throughput

Throughput, yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam

bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses dan

diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi

interval waktu tersebut.

Secara umum terdapat empat kategori penurunan performansi jaringan

berdasarkan nilai Throughput sesuai dengan standar TIPHON

(Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks),

yaitu seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel 2.8. Standar Throughput

KATEGORI

THROUGHPUT

THROUGHPUT (X)

Buruk 0-338 kbps

Cukup Baik 338-700 kbps

Baik 700-1200 kbps

Lebih Baik 120 kbps- 2.1 Mbps

Terbaik >2.1 Mbps

Page 30: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

36

Rumus yang digunakan untuk mencari Throughtput adalah :

Throught = π½π‘ˆπ‘€πΏπ΄π» 𝐡𝐼𝑇 π‘Œπ΄π‘πΊ 𝐷𝐼𝐾𝐼𝑅𝐼𝑀

𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 π‘Šπ΄πΎπ‘‡π‘ˆ 𝑃𝐸𝑁𝐺𝐼𝑅𝐼𝑀𝐴𝑁 ........................................(2.1)

(Sumber : TIPHON dalam FATONI)

b. Packet Loss

Packet Loss adalah banyaknya paket yang hilang pada suatu jaringan paket

yang disebabkan oleh tabrakan (collision) dan congestion. Pada jaringan hal ini

berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi akan mengurangi efisiensi

jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk

aplikasi tersebut. Umumnya perangkat jaringan memiliki buffer untuk

menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama, buffer

akan penuh dan data baru tidak akan diterima, penuhnya kapasitas jaringan, dan

penurunan paket yang disebabkan oleh habisnya TTL (Time To Live) paket.

Kegagalan paket tersebut mencapai tujuan, dapat disebabkan oleh

beberapa kemungkinkan, di antaranya yaitu:

a) Terjadinya overload trafik di dalam jaringan,

b) Tabrakan (congestion) dalam jaringan.

c) Error yang terjadi pada media fisik.

d) Kegagalan yang terjadi pada sisi penerima antara lain bisa disebabkan

karena overflow yang terjadi pada buffer.

Di dalam implementasi jaringan IP, nilai packet loss ini diharapkan

mempunyai nilai yang minimum. Secara umum terdapat empat kategori

penurunan performansi jaringan berdasarkan nilai packet loss sesuai dengan

standar TIPHON, yaitu seperti tampak pada tabel berikut:

Page 31: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

37

(Sumber : TIPHON dalam FATONI)

Tabel 2.9. Standar Packet Loss

Rumus yang digunakan untuk menghitung Packet Loss :

Packet Loss = π·π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘Œπ‘Žπ‘›π‘” π·π‘–π‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘šβˆ’π·π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘Œπ‘Žπ‘›π‘” π·π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž

π‘ƒπ‘Žπ‘˜π‘’π‘‘ π·π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘Œπ‘Žπ‘›π‘” π·π‘–π‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘Ÿπ‘š x 100 % ..................(2.2)

(Sumber : TIPHON dalam FATONI)

c. Delay

Delay (latency) adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh

proses transmisi dari satu titik menuju titik lain yang menjadi tujuannya. Delay

dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang

lama. Waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari satu

titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Delay diperoleh dari selisih waktu

kirim antara satu paket TCP dengan paket lainnya yang direpresentasikan dalam

satuan second. Delay di dalam jaringan dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Packetisasi delay

Delay yang disebabkan oleh waktu yang diperlukan untuk proses

pembentukan paket IP dari informasi user. Delay ini hanya terjadi sekali saja,

yaitu di source informasi.

KATEGORI

DEGRADASI

PACKET LOSS (X)

Sangat Bagus X ≀ 3%

Bagus X ≀ 15%

Sedang X ≀ 25%

Jelek X β‰₯ 25%

Page 32: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

38

(Sumber : TIPHON dalam FATONI)

2. Queuing delay

Delay ini disebabkan oleh waktu proses yang diperlukan oleh router di

dalam menangani transmisi paket di sepanjang jaringan. Umumnya delay ini

sangat kecil, kurang lebih sekitar 100 micro second.

3. Delay propagasi

Proses perjalanan informasi selama di dalam media transmisi, misalnya

SDH, coax atau tembaga, menyebabkan delay yang disebut dengan delay

propagasi.

Tabel 2.10. Standar Delay

Rumus untuk menghitung nilai delay adalah :

Rata-Rata Delay = π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π·π‘’π‘™π‘Žπ‘¦

π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘ƒπ‘Žπ‘˜π‘’π‘‘ π‘Œπ‘Žπ‘›π‘” π·π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž ........................................(2.3)

(Sumber : TIPHON dalam FATONI)

d. Jitter

Jitter atau variasi kedatangan paket, diakibatkan oleh variasi - variasi

dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan data dan juga dalam waktu

penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan jitter . Jitter lazimnya

KATEGORI LATENSI BESAR DELAY

Sangat Bagus < 150 ms

Bagus 150 s/d 300 ms

Sedang 300 s/d 450 ms

Jelek > 450 ms

Page 33: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

39

(Sumber : TIPHON dalam FATONI)

disebut variasi delay berhubungan erat dengan latency, yang menunjukkan

banyaknya variasi delay pada transmisi data di jaringan. Delay antrian pada

router dan switch dapat menyebabkan jitter.

Besarnya nilai jitter akan sangat dipengaruhi oleh variasi beban trafik

dan besarnya tumbukan antar paket (congestion) yang ada dalam jaringan IP.

Semakin besar beban trafik di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar

pula peluang terjadinya congestion dengan demikian nilai jitter-nya akan

semakin besar. Semakin besar nilai jitter akan mengakibatkan nilai QoS akan

semakin turun. Untuk mendapatkan nilai QoS jaringan yang baik, nilai jitter

harus dijaga seminimum mungkin.

Terdapat empat kategori penurunan performansi jaringan berdasarkan

nilai peak jitter sesuai dengan standar TIPHON.

Tabel 2.11. Standar Jitter

Rumus yang digunakan untuk menghitung jitter adalah :

Average delay = π·πΈπΏπ΄π‘Œ

𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝑃𝐸𝑁𝐺𝐼𝑅𝐼𝑀𝐴𝑁 𝑃𝐴𝐾𝐸𝑇 ........................(2.4)

Jitter = Delay - Average Delay .....................................................(2.5)

(Sumber : TIPHON dalam FATONI)

KATEGORI LATENSI PEAK JITTER

Sangat Bagus 0 ms

Bagus 75 ms

Sedang 125 ms

Jelek 225 ms

Page 34: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

40

e. MOS (Mean Opinion Score)

Kualitas sinyal yang diterima biasanya diukur secara subjektif dan

Objektif. Metode pengukuran subyektif yang umum dipergunakan dalam

pengukuran kualitas speech coder adalah ACR (Absolute Category Rating) yang

akan menghasilkan nilai MOS (Mean Opinion Score). Skala rating umumnya

mempergunakan penilaian yaitu berturut – turut : Exellent, Good, Fair, Poor dan

Bad dengan nilai MOS (Mean Opinion Score) berturut – turut: 5, 4, 3, 2 dan 1.

Kualitas suara minimum mempunyai nilai setara MOS 4.0.

f. Echo Cancelation

Untuk menjamin kualitas layanan voice over packet terutama disebabkan

oleh echo karena delay yang terjadi pada jaringan paket maka perangkat harus

menggunakan teknik echo cancelation. Persyaratan performansi yang

diperlukan untuk echo canceller harus mengacu standar internasional ITU G.165

atau G.168.

2.7 Wireshark

Wireshark merupakan salah satu aplikasi yang berfungsi sebagai network

analyzer (penganalisa jaringan) dengan cara menangkap paket–paket data atau

informasi di jaringan melalui network iterface card (NIC). Wireshark banyak

disukai karena interfacernya yang menggunakan graphical user interface (GUI)

atau tampilan grafis.

Semua jenis paket informasi dalam berbagai format protokol pun akan

dengan mudah ditangkap dan dianalisa. Wireshark mampu menangkap paket-paket

data atau informasi yang berjalan dalam jaringan yang terlihat dan semua jenis

Page 35: BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Interferensi

41

informasi ini dapat dengan mudah dianalisa yaitu dengan memakai sniffing, dengan

sniffing diperoleh informasi penting seperti password email account lain.

Wireshark merupakan aplikasi untuk melakukan analisa lalu lintas jaringan

komputer yang memiliki fungsi-fungsi yang amat berguna bagi profesional

jaringan, administrator jaringan, peneliti, hingga pengembang piranti lunak

jaringan. Wireshark dapat membaca data secara langsung dari Ethernet, Token-

Ring, FDDI, serial (PPP dan SLIP), 802.11 wireless LAN, dan koneksi ATM.

Program ini juga sering digunakan oleh chatters untuk mengetahui ip korban

maupun para chatter lainnya lewat typingan room. Tool wireshark dapat

menganalisa transmisi paket data dalam jaringan, proses koneksi dan transmisi data

antar komputer.Selama kita bisa mendapatkan paket langsung dari jaringan, dengan

tools seperti wireshark, maka kita juga bisa memanfaatkan wireshark untuk

β€˜menyadap’ pembicaraan Voice over IP. (Miftakhur Rozikin, 2017)

Wireshark mempunyai beberapa fitur, antara lain :

a. Tersedia untuk sistem operasi UNIX dan Windows.

b. Menangkap paket data secara langsung dari sebuah interface jaringan.

c. Menampilkan paket dengan informasi protokol yang sangat detail.

d. Paket data yang ditangkap dapat dibuka dan disimpan.

e. Paket data yang ditangkap dapat diimpor dan diekspor dari dan ke banyak

program.

f. Memfilter paket dengan berbagai kriteria.

g. Mencari paket dengan berbagai kriteria.

h. Dapat memberi warna paket yang ditampilkan berdasarkan filternya.

i. Dapat membuat berbagai statistik.