39
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Tentang Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekadar menjawab pertanyaan “What(Notoatmodjo, 2011). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain penting untuk menentukan tindakan seseorang (Over behavior), karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada prilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan (Notoatmodjo, 2011), yakni :

BAB II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Dian

Citation preview

Page 1: BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Tentang Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekadar

menjawab pertanyaan “What” (Notoatmodjo, 2011). Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain penting untuk menentukan tindakan

seseorang (Over behavior), karena dari pengalaman dan penelitian

ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng

daripada prilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku baru) dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan

(Notoatmodjo, 2011), yakni :

a. Awarness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut.

Disini sikap subjek sudah sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah

lebih baik lagi.

d. Trial dimana orang subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendiki oleh stimulus.

Page 2: BAB II

9

e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang mencakup di dalam Domain Kognitif dibagi

menjadi beberapa tingkatan (Notoatmodjo, 2011), yaitu :

a. Tahu (Know).

Diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah di

pelajari sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ni

adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik

dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang di terima.

Antara lain ibu dapat menyebutkan, menguraikan, menyatakan

bahwa pengetahuan tentang tanda bahaya masa nifas sangatlah

penting.

b. Memahami (Komprehesion).

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahuinya seseorang atau

orang yang telah paham dengan materi yang di berikan dan

menyebutkan contoh, menjelaskan, mengumpulkan tentang materi

yang di pelajari misalnya: menjelaskan mengapa tanda bahaya

masa nifas itu penting untuk diketahui.

Page 3: BAB II

10

c. Aplikasi (Aplication).

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya)

misalnya; dapat mempraktekkan cara perawatan kesehatan diri.

d. Analisa (Analisis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih

dalam suatu struktur organisasi tersebut.diartikan sebagai

kemampuan ibu nifas untuk membedakan keadaan normal dan

abnormal tentang tanda bahaya masa nifas.

e. Sintesis (Syintesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi

Suatu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang di tentukan sendiri, misalnya; ibu

nifas dapat membandingkan antara tanda bahaya masa nifas yang

di rawat secara rutin atau tidak di rawat secara rutin.

Page 4: BAB II

11

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Faktor internal (Notoatmodjo, 2011).

1) Usia

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai saat berulang tahun, semakin cukup umur

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang maka akan lebih

matang dalam berfikir logis.

2) Pendidikan

Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi

misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga

meningkatkan khualitas hidup. Oleh sebab itu makin tinggi

tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah menerima

informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang

dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

diperkenalkan.

3) Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi

pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.

Page 5: BAB II

12

4) Pekerjaan

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita

waktu, bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh

terhadap kehidupan keluarganya.

b. Faktor eksternal (Notoatmodjo, 2011).

1) Informasi

Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau

berita tentang suatu keseluruhan makna yang menunjang

amanat. Informasi memberikan pengaruh kepada seseorang

meskipun orang tersebut mempunyai tingkat pendidikan rendah

tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai

media, maka hal ini akan dapat meningkatkan pengetahuan

orang tersebut.

2) Lingkungan

Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan

dan perilaku orang atau kelompok.

3) Sosial budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan

seseorang. Seseorang memperoleh sesuatu kebudayaan dalam

hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini

seseorang mengalami proses belajar memperoleh sesuatu

pengetahuan.

Page 6: BAB II

13

4. Cara memperoleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2011).

a. Cara tradisional atau non ilmiah

1) Coba dan salah (Trial and error)

Cara memperoleh kebenaran non ilmiah,yang pernah

digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan

adalah melalui cara coba-coba atau dengan kata yang lebih

dikenal “trial and error”. Cara ini telah dipakai orang sebelum

adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya

peradaban.

2) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena

tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

3) Cara kekuasaan atau otoriter

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-

kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau

tidak. Sumber pengetahuan ini berupa pemimpin masyarakat

baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang

pemerintahan dan sebagainya. Pengetahuan dapat diperoleh

berdasarkan otoritas, baik tradisi otoritas pemerintahan, agama,

maupun ahli pengetahuan.

Page 7: BAB II

14

4) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi

pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman

itu merupakan sumber pengetahuan, atau merupakan suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

b. Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut

metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi

penelitian (research methodology). Kemudian metode berfikir

induktif bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan

mengadakan observasi langsung membuat pencatatan terhadap

semua fakta sehubungan dengan obyek yang diamati

(Notoatmodjo, 2011).

5. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2010) pengetahuan seseorang dapat

diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif,

yaitu: (Wawan, 2010)

a. Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% -

100% dari seluruh petanyaan

b. Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% -

75% dari seluruh pertanyaan

Page 8: BAB II

15

c. Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar <56% dari

seluruh pertanyaan

B. Tinjauan Teori Tentang Tanda Bahaya Kehamilan

1. Pengertian

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan

adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal,

yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan

kematian ibu. Tanda bahaya dalam kehamilan menjadi parameter bidan

dan dokter kandungan dalam menentukan kondisi ibu hamil. (Asrinah,

dkk, 2010).

2. Macam-macam tanda bahaya dalam kehamilan

Enam tanda bahaya kehamilan selama periode antenatal menurut Asrinah

(2010)

a. Perdarahan pervaginam

b. Sakit kepala yang hebat

c. Masalah penglihatan

d. Bengkak pada muka atau tangan

e. Nyeri abdomen yang hebat

f. Bayi kurang bergerak seperti biasa

Berbagai macam tanda bahaya yang perlu segera dirujuk untuk segera

mendapatkan pertolongan : (Asrinah, 2010).

Page 9: BAB II

16

a. Perdarahan pervaginam

Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang

normal. Pada masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan

mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar waktu

pertama haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi, dan ini

normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan

ringan mungkin pertanda dari servik yang rapuh atau erosi.

Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda

adanya infeksi.

Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah

yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri.

Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan

ektopik. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah

merah, banyak, dan kadang -kadang, tetapi tidak selalu, disertai

dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa

atau abrupsio plasenta (Asrinah, 2010).

b. Ketuban Pecah Dini

Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah Ketuban pecah

dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan

(Winkjosastro, H, 2009). Cairan pervaginam dalam kehamilan normal

apabila tidak berupa perdarahan banyak, air ketuban maupun

leokorhoe yang patologis. Penyebab : serviks yang inkompeten,

Page 10: BAB II

17

ketegangan rahim berlebihan (kehamilan ganda, hidramnion),

kelainan bawaan dari selaput ketuban, dan infeksi (Marmi, 2011).

c. Kejang

Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya

keadaan dan terjadinya gejala -gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati

sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur,

kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat

merupakan gejala dari eklampsia (Winkjosastro, H, 2009).

d. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam)

Ibu tidak merasakan pergerakan janinnya sesudah kehamilan

trimester III. Normalnya ibu mulai merasakan pergerakan janinnya

selama bulan ke lima atau keenam, beberapa ibu dapat merasakan

pergerakan janinnya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan

melemah. Gerakan bayi akan lebih terasa jika ibu berbaring atau

beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Marmi,

2011).

Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu

berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik

(Winkjosastro, H, 2009). Gerakan janin berkurang bisa disebabkan

oleh aktifitas ibu yang berlebihan sehingga gerakan janin tidak

dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi yang

berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul pada kehamilan

aterm. Gerakan bayi kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam,

Page 11: BAB II

18

merupakan salah satu tanda dan gejala kondisi berkurangnya gerakan

janin yang perlu mendapatkan perhatian oleh bidan mapun ibu hamil

itu sendiri (Marmi, 2011).

e. Demam Tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam

kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan

gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan demam antara

lain dengan istirahat baring, mi num banyak dan mengompres untuk

menurunkan suhu (Asrinah, 2010). Demam dapat disebabkan oleh

infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke

dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya

tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi

demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama

kehamilan, persalinan dan masa nifas (Winkjosastro, H, 2009).

f. Nyeri perut yang hebat

Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan

normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin

menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah

yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa

berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang

pelviks, persalinan pre term, gastritis, penyakit kantong empedu,

iritasi uterus, abrupsi placenta, infeksi saluran kemih atau infeksi

lainnya (Winkjosastro, H, 2009).

Page 12: BAB II

19

g. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali

merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit

kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit

kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.

Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin

menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang.

Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-

eklampsi (Winkjosastro, H, 2009).

h. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda

Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada

kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini

biasa terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir (HPHT) dan

berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena

meningkatnya kadar hormon estrogen dan hormon Chorionik

Gonodotrohyn (HCG) dalam serum. Mual dan muntah yang sampai

mengganggu aktifitas sehari -hari dan keadaan umum menjadi lebih

buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro, H, 2009).

i. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan

Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika

muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan

disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakn

pertanda anemia, gagal jantung atau preeklampsia.

Page 13: BAB II

20

Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang

normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasa

hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki (Marmi, 2011).

3. Penanganan

Jika tanda – tanda bahaya tersebut ditemukan pada ibu hamil maka

kehamilannya berada pada kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan

rujukan segera. Bila ibu atau pun keluarga terlambat menyadarinya dan

terlambat untuk mencari pertolongan kepada tenaga kesehatan ataupun

mendatangi tempat pelayanan kesehatan terdekat akan menyebabkan ibu

dan janinnya dalam bahaya dan akan sulit untuk diupayakan selamat. Ibu

ataupun keluarga dapat bekerja sama dengan bidan, kader-kader

kesehatan, bahkan tokoh masyarakat yang dapat membantu untuk

memperoleh pertolongan segera dan merujuk ketempat pelayanan

kesehatan yang memadai fasilitasnya dalam upaya penanganan kondisi ibu

tersebut (Asrinah, dkk, 2010).

C. Tinjauan Teori Tentang Kepatuhan

1. Pengertain kepatuhan

Kepatuhan menurut kamus bahasa Indonesia kepatuhan adalah suka

menurut peritah, taat pada peritah atau aturan. Kepatuhan adalah perilaku

sesuai aturan dan berdisiplin. Kepatuhan didefinisikan sebagai tingkat

klien melaksanakn cara pengobatan dalam perilaku yang disarangakan

dokter atau oleh yang lainnya. (Notoatmodjo, 2011)

Page 14: BAB II

21

Menurut sackett yang dikutip oleh Niven (2010), bahwa kepatuhan

adalah sejauh mana perilaku klien sesuai dengan ketentuan yang diberikan

oleh professional kesehatan.

Patuh adalah sikap positif yang ditunjjukan dengan adanya

perubahan secara berarti sesuai tujuan pengobatan yang ditetapkan

(Notoatmodjo, 2011).

2. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan : (Wawan, A,

2010)

a. Faktor situasi, yaitu adanya dukungan yang diberikan kepada klien dan

kesulitan yang didapatkan keluarganya merupakan kondisi yang

relavan bagi klien dan keluarga untuk mematuhi anjuran dokter / bidan

yang melibatkan faktor biaya dan keuntungan yang didapatkan dari

kondisi tersebut.

b. Metode pelayanan, frekuensi dan jumlah obat yang diberikan memiliki

pengaruh terhadap kepatuhan klien, demikian juga dengan pandangan

klien tentang pelyanan, efek samping dan kemajuan pelayanan yang

diterima.

c. Sumber penyakit, yaitu adanya pandangan klien tentang keparahan

penyakit dan konsekuensi ketidak patuahan yang berakibat terhadap

lamanya sakit dan perkembangan kesehatan.

d. Pengertian (Understanding), yaitu klien tidak dapat diharapkan

mematuhi rekomendasi atau anjuran dokter apabila mereka tidak

Page 15: BAB II

22

mengerti, ketidak jelasan, sulitnya meneriam informasi yang diberikan,

dan sikap pada pasien sering diremehkan.

e. Pengingatan (remembering), yaitu klien tidak patuh karena mereka

tidak dapat mengingat instruksi dokter.

f. Hubungan dokter / bidan-klien, yaitu klien yang puas dengan aspek

interpersonal pelayanan, akan lebih mungkin mengikuti saran

dokter/bidan (Notoatmodjo, 2011).

Pertimbangan menentukan kepatuhan tergantung dari beberapa

faktor, temasuk motivasi orang, persepsi terhadap kerentanan dan

keyakinan tentang pengendalian atau pencegahan penyakit, variable

lingkungan, kualitas instruksi kesehtan dan kemampuan untuk mengakses

sumber-sumber biaya dan aksesibilitas.

Hussei dan Gilland (1989) (Notoatmodjo, 2011), mengemukakan

bahwa, kepatuhan berarti perubahan tingkah laku yang dipengaruhi oleh :

a. Pola kepatuhan

b. Stabilitas dan pengaruh keluarga

c. Persepsi terhadap kerentanan diri sendiri terhadap penyakit

d. Persepsi bahwa penyakit masalah serius

e. Tidakan perawatan dan pengobatan yang menjamur.

D. Tinjauan Teori Tentang Antenatal Care

1. Pengertian Antenatal Care

Antenatal care adalah suatu program yang terencana berupa observasi,

edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu

Page 16: BAB II

23

proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (Mufdillah,

2009).

2. Tujuan Antenatal Care

Menurut Yuni Kusmiati (2008) tujuan dilakukan pemeriksaan

kehamilan (Antenatal Care) yaitu:

a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi

dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan peruses kelahiran bayi.

b. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah atau

obstetrik selama kehamilan.

c. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi

komplikasi.

d. Mebantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan

nifas normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial.

Keuntungan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) sangat besar

karena dapat mengetahui berbagai risiko dan komplikasi persalinan,

sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melekukan rujukan kerumah

sakit

3. Kunjungan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care)

Secara oprasional pemeriksaan kehamilan yang tidak memenuhi 14

T belum dianggap pelayanan Antenatal dan setiap wanita hamil

memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama priode Antenatal

(Asrinah, 2010)

Page 17: BAB II

24

Menurut Winkjosastro (2009) kunjungan Antenatal care dibagi

dalam 4 kali kunjungan yaitu :

a. 1 kali kunjungan selama trimester I (<14 minggu)

b. I kali kunjungan selama trimester II (antara 14-28 minggu)

c. 2 kali kunjungan selama termester III (antara 28-36 minggu dan

sesudah minggu ke 36).

Kunjungan Antenatal Care yang ideal yaitu:

a. Setiap bulan sampai kehamilan 28 minggu

b. Setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu

c. Setiap 1 minggu sejak kehamilan 32 minggu sampai terjadi persalinan

Menurut Yuni Kusmiati (2008) pemeriksaan kehamilan dilakukan ibu

hamil, adalah sebagai berikut:

a. Kunjungan awal

Kunjungan pertama harus dilakukan seawal mungkin, meliputi :

1) Anamnesis

2) Pemeriksaan fisik

3) Pemeriksaan laboratorium

4) Pemeriksaan tambahan lain

5) Memberi support psikis agar seorang ibu hamil memiliki emosi

yang stabil

b. Kunjungan ulang

Setiap kunjungan antenatal yang dilakuan setelah kunjungan antenatal

pertama sampai memasuki persalinan, dengan tujuan :

Page 18: BAB II

25

1) Pendeteksian komplikasi

2) Mempersiapkan kelahiran dan kegawat daruratan

3) Pemeriksaan fisik yang fokus

Kajian terbaru World Health Organization (WHO) mengenai

efektifitas asuhan antental difokuskan pada pengurangan jumlah

kunjungan yang berorientasi pada tujuan. Karena kebanyakan

pemeriksaan rutin antenatal tidak efektif untuk mencegah komplikasi.

Setiap kehamilan menghadapi risiko, hampir tidak mungkin untuk

memperediksi secara tepat wanita mana yang akan menghadapi

komplikasi yang berbahaya

Antenatal Care akan efektif bila meliputi hal-hal sebagai berikut:

(Yuni kusmiati 2008).

1) Asuhan yang diberikan oleh petugas yang terampil dan

berkesinambungan.

2) Persiapan menghadapi persalinan yang baik dengan memprkirakan

komplikasi.

3) Memperomosikan kesehatan dan pencegaha penyakit (tetanus

toksoid, suplemen gizi, pencegahan komsumsi alcohol, rokok dll).

4) Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang di

derita ibu hamil (HIV, Sifilis, Tuberculosis, Hepatitis) penyakit

medis lain yang diderita .

Page 19: BAB II

26

Selain itu dalam Manuaba (2008) di jelsakan bahwa setiap ibu

hamil sebaiknya mendapatkan informasi, nasehat serta petunjuk

tentang :

1) Pantang diet hamil

Pada dasarnya dianjurkan makan makanan 4 sehat 5 sempurna,

karena kebutuhan akan protein dan bahan makanan tinggi. Nilai

gizi dapat ditentikan dengan bertambahnya berat badan sekitar 6,5

sampai 15 kg selam hamil. Berat badan yang bertambah terlalu

besar atau terlau kurang perlu mendapat perhatian khusus.

2) Pekerjaan rumah tangga

Pekerjaan rutin dapat dilakukan. Bekerjalah sesuai kemampuan,

dan makin dikurangi dengan semakin tuanya kehamilan

3) Hubungan seksual

Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan

seksual. Hubungan seksual disaranglan dihentikan bila terdapat

tanda infeksi, pengeluaran cairan mendadak, rasa nyeri, panas,

terjadi perdarahan saat berhubungan seksual, dan sering mengalami

keguguran.

4) Pakaian hamil

Pakaian hamil yang dianjurkan adalah pakaian yang longgar

terbuat dari katun sehingga mempunyai kemampuan menyerap.

5) Pemeliharaan payudara

Page 20: BAB II

27

Payudara yang dipersiapkan untuk dapat memberikan laktasi perlu

perhatian dengan seksama. Dengan pakaian dalam (BH) yang

longgar maka perkembangan payudara tidak terhalang. Putting

susu diperhatikan agar tetap bersih.

6) Jadwal istrahat dan tidur

Jadwal istrahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena

istrahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan

jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan

pertubuhan janin.

7) Pemberian obat-obatan

Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memperhatikan

apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang

janin.

8) Keadaan darurat saat hamil yang mengharuskan ibu untuk

memeriksakan diri adalah berkaitan dengan janin (badan panas

disertai tanda infeksi, gerak janin berkurang / menghilang),

berkaitan dengan keadaan ibu (mual muntah berlebihan, terjadi

pengeluaran cairan mendadak, sakit perut mendadak, terjadi tanda-

tanda inpartu dll).

9) Imunisasi

Vaksinasi dengan Tetanus Toksoid dianjurkan untuk dapat

menurungkan angka kematian bayi karena infeksi tetanus.

4. Pelayanan/asuhan standar Pelayanan ANC

Page 21: BAB II

28

Sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar

yaitu “14 T” meliputi: (Asrinah, 2010)

a. Timbang berat badan (T1)

b. Ukur tekanan darah (T2)

c. Ukur tinggi fundus uteri (T3)

d. Pemberian tablet zat besi, minimal 90 tablet selama masa kehamilan

(T4)

e. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap (T5)

f. Pemeriksaan Hb (T6)

g. Tes terhadap penyakit menular seksual (T7)

h. Perawatan payudara dan pijat payudara (T8)

i. Pemeliharaan tingkat kebugaran (T9)

j. Temu waicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)

k. Penilaian protein urine atas indikasi (T11)

l. Pemeriksaan urine reduksi atas indikasi (T12)

m. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok

(T13)

n. Pemberian terapi malaria untuk daerah endemis malaria (T14)

5. Standar Pelayanan Kebidanan

Ada 25 ruang lingkup standar kebidanan yang dikelompokkan

sebagai berikut : 2 standar pelayanan umum, 6 standar pelayanan

Antenatal, 4 standar pertolongan persalinan, 3 standar pelayanan nifas, dan

10 standar penanganan kegawat daruratan obstetric neonatal. (Asrinah,

Page 22: BAB II

29

dkk, 2010). Dimana yang termasuk standar pelayanan antenatal yaitu :

(Yuni kusmiati, 2008).

a. Identifikasi ibu hamil

Pernyataan standar : Bidan melakukan kunjungan rumah dan

berintraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan

penyuluhan dan motifasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar

mendorong ibu untuk memeriksa kehamilannya sejak dini teratur.

b. Pemeriksaan Dan Pemantauan Antenatal

Pernyataan standar : Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan

antenatal. Pemeriksaan meliputi tindakan anamnesis dan pemantauan

ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan

berlasung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi/

khususnya anemia, kurang gizi, PMS/ infeksi HIV, memberikan

pelayanan immunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas

kesehtan lainnya yang diberikan oleh petugas kesehatan. Mereka harus

mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan, bila ditemukan

kelainan, mereka harus mengambil tindakan yang diperlukan dan

merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

c. Palpasi abdominal

Pernyataan standar : Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara

saksama dan melakuakan palpasi untuk memperkirakan usia

Page 23: BAB II

30

kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi,

bagian terendah janin kedalam rongga panggul, untuk mencari

kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

d. Pengelolaan anemia dalam kehamilan

Pernyataan standar : Bidan melakukan tidakan pencegahan, penemuan,

penanganan, dan rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

e. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

Pernyataan standar : bidan menemukan secara dini setiap kenaikan

tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda bahaya

preeklamsia lainnya serta mengambil tindakan yang tepat dan

merujuknya.

f. Persiapan persalinan

Pernyataan standar : Bidan memberikan saran yang tepat pada ibu

hamil, suami serta keluarganya pada trimester ke tiga, untuk

memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta

suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik,

disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-

tiba terjadi gawat darurat, Bidan hendaknya melakukan kunjungan

rumah untuk hal ini.

E. Tinjauan Teori Hubungan Antara Variabel

Page 24: BAB II

31

Variabel penelitian adalah karakteristik subjek penelitian yang

berubah dari satu subjek ke subjek lain. Variabel independen dalam penelitian

ini adalah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya dalam

kehamilan sedangkan variabel dependen adalah kepatuhan ibu hamil dalam

melakukan kunjungan antenatal. (Hidayat, A, 2011)

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh

manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang

menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian

tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Wawan, 2010)

Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi perilaku individu,

semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang semakin matang dalam melihat

serta menyeleksi segala hal sebelum memutuskan untuk bertindak termasuk

didalamnya seorang ibu hamil yang ingin memeriksakan kehamilannya.

Pengetahuan tentang kehamilan harus dimiliki ibu hamil untuk dapat

menyiapkan fisik maupun mental agar sampai akhir kehamilannya sama

sehatnya, bilamana ada kelainan phisik atau psikologis bisa ditemukan dini

dan di obati, serta melahirkan tanpa kesulitan dengan bayi yang sehat.

Berdasarkan sebuah Konsep Perilaku “K-A-P” (Knowledge-attitude-

pracite”), menjelaskan bahwa perilaku seseorang (misalnya perilaku ibu

hamil terhadap kepatuhan dalam mememeriksakan kehamilannya) sangat

dipengaruhi oleh sikapnya yang mendukung terhadap anjuran memeriksakan

kehamilannya. Sikap (attitude) dipengaruhi oleh pengetahuan (knowledge)

Page 25: BAB II

32

tentang sesuatu (misalnya pengetahuan manfaat pemeriksaan kehamilan bagi

ibu hamil). (Notoatmodjo, 2011).

Pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan yang masih kurang

dapat dilihat dari frekuensi kunjungan pemeriksaan selama

kehamilan .Sedangkan frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan dapat

ditinjau dari tingkat kepatuhan ibu hamil dalam melakukan kunjungan

pemeriksaan kehamilan di tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA).

(Wawan, 2010)

F. Keaslian Penelitian

Adapun penelitian yang menjadi dasar antara lain:

1. Puspitarini, Anjarsari. T, 2011, Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu

Hamil Dengan Kepatuhan Kunjungan ANC Di Desa Tjerang Kec.

Tembarak Kab. Temanggung, dengan menggunakan desain penelitian

cross sectional studi menemukan adanya hubungan yang bermakna

antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan kunjungan

antenatal di Desa Jrang Kec. Tembarak Kab. Temanggung dengan Uji

Statistik Chi Square dengan p-value = 0,009 < 0,05, maka Ho ditolak.

2. Nurhikmah, 2011, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Keteraturan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Di Puskesmas Ujung

Loe Tahun 2011 dengan menggunakan desain penelitian cross sectional

studi menemukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil

dengan keteraturan kunjungan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas

Ujung Loe Kab. Bulukumba, yang berarti bahwa semakin tinggi

Page 26: BAB II

33

pengetahuan ibu hamil semakin tinggi kesadarannya untuk

memeriksakan kehamilannya secara teratur dengan hasil uji statistic chi

square diperoleh nilai P =0,036 < P =3,84 pada df 1 dan α = 0,05 yang

berarti Ha diterima, dengan kata lain ada hubungan antara pengetahuan

ibu hamil dengan keteraturan kunjungan ANC di Puskesmas Ujung Loe

Kab. Bulukumba.