Upload
supiyandir
View
9
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Dian
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori Tentang Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekadar
menjawab pertanyaan “What” (Notoatmodjo, 2011). Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain penting untuk menentukan tindakan
seseorang (Over behavior), karena dari pengalaman dan penelitian
ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada prilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru
(berperilaku baru) dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan
(Notoatmodjo, 2011), yakni :
a. Awarness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).
b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut.
Disini sikap subjek sudah sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah
lebih baik lagi.
d. Trial dimana orang subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendiki oleh stimulus.
9
e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
2. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan yang mencakup di dalam Domain Kognitif dibagi
menjadi beberapa tingkatan (Notoatmodjo, 2011), yaitu :
a. Tahu (Know).
Diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah di
pelajari sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ni
adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang di terima.
Antara lain ibu dapat menyebutkan, menguraikan, menyatakan
bahwa pengetahuan tentang tanda bahaya masa nifas sangatlah
penting.
b. Memahami (Komprehesion).
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahuinya seseorang atau
orang yang telah paham dengan materi yang di berikan dan
menyebutkan contoh, menjelaskan, mengumpulkan tentang materi
yang di pelajari misalnya: menjelaskan mengapa tanda bahaya
masa nifas itu penting untuk diketahui.
10
c. Aplikasi (Aplication).
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya)
misalnya; dapat mempraktekkan cara perawatan kesehatan diri.
d. Analisa (Analisis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih
dalam suatu struktur organisasi tersebut.diartikan sebagai
kemampuan ibu nifas untuk membedakan keadaan normal dan
abnormal tentang tanda bahaya masa nifas.
e. Sintesis (Syintesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi
Suatu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang di tentukan sendiri, misalnya; ibu
nifas dapat membandingkan antara tanda bahaya masa nifas yang
di rawat secara rutin atau tidak di rawat secara rutin.
11
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
a. Faktor internal (Notoatmodjo, 2011).
1) Usia
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai saat berulang tahun, semakin cukup umur
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang maka akan lebih
matang dalam berfikir logis.
2) Pendidikan
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi
misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga
meningkatkan khualitas hidup. Oleh sebab itu makin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah menerima
informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang
dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru
diperkenalkan.
3) Pengalaman
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi
pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.
12
4) Pekerjaan
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita
waktu, bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan keluarganya.
b. Faktor eksternal (Notoatmodjo, 2011).
1) Informasi
Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau
berita tentang suatu keseluruhan makna yang menunjang
amanat. Informasi memberikan pengaruh kepada seseorang
meskipun orang tersebut mempunyai tingkat pendidikan rendah
tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai
media, maka hal ini akan dapat meningkatkan pengetahuan
orang tersebut.
2) Lingkungan
Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan
dan perilaku orang atau kelompok.
3) Sosial budaya
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Seseorang memperoleh sesuatu kebudayaan dalam
hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini
seseorang mengalami proses belajar memperoleh sesuatu
pengetahuan.
13
4. Cara memperoleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2011).
a. Cara tradisional atau non ilmiah
1) Coba dan salah (Trial and error)
Cara memperoleh kebenaran non ilmiah,yang pernah
digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan
adalah melalui cara coba-coba atau dengan kata yang lebih
dikenal “trial and error”. Cara ini telah dipakai orang sebelum
adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya
peradaban.
2) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena
tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
3) Cara kekuasaan atau otoriter
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-
kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau
tidak. Sumber pengetahuan ini berupa pemimpin masyarakat
baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang
pemerintahan dan sebagainya. Pengetahuan dapat diperoleh
berdasarkan otoritas, baik tradisi otoritas pemerintahan, agama,
maupun ahli pengetahuan.
14
4) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi
pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman
itu merupakan sumber pengetahuan, atau merupakan suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
b. Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan
pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut
metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi
penelitian (research methodology). Kemudian metode berfikir
induktif bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan
mengadakan observasi langsung membuat pencatatan terhadap
semua fakta sehubungan dengan obyek yang diamati
(Notoatmodjo, 2011).
5. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Arikunto (2010) pengetahuan seseorang dapat
diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif,
yaitu: (Wawan, 2010)
a. Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% -
100% dari seluruh petanyaan
b. Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% -
75% dari seluruh pertanyaan
15
c. Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar <56% dari
seluruh pertanyaan
B. Tinjauan Teori Tentang Tanda Bahaya Kehamilan
1. Pengertian
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan
adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal,
yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan
kematian ibu. Tanda bahaya dalam kehamilan menjadi parameter bidan
dan dokter kandungan dalam menentukan kondisi ibu hamil. (Asrinah,
dkk, 2010).
2. Macam-macam tanda bahaya dalam kehamilan
Enam tanda bahaya kehamilan selama periode antenatal menurut Asrinah
(2010)
a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala yang hebat
c. Masalah penglihatan
d. Bengkak pada muka atau tangan
e. Nyeri abdomen yang hebat
f. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Berbagai macam tanda bahaya yang perlu segera dirujuk untuk segera
mendapatkan pertolongan : (Asrinah, 2010).
16
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang
normal. Pada masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan
mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar waktu
pertama haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi, dan ini
normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan
ringan mungkin pertanda dari servik yang rapuh atau erosi.
Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda
adanya infeksi.
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah
yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri.
Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan
ektopik. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah
merah, banyak, dan kadang -kadang, tetapi tidak selalu, disertai
dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa
atau abrupsio plasenta (Asrinah, 2010).
b. Ketuban Pecah Dini
Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah Ketuban pecah
dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan
(Winkjosastro, H, 2009). Cairan pervaginam dalam kehamilan normal
apabila tidak berupa perdarahan banyak, air ketuban maupun
leokorhoe yang patologis. Penyebab : serviks yang inkompeten,
17
ketegangan rahim berlebihan (kehamilan ganda, hidramnion),
kelainan bawaan dari selaput ketuban, dan infeksi (Marmi, 2011).
c. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya
keadaan dan terjadinya gejala -gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati
sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur,
kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat
merupakan gejala dari eklampsia (Winkjosastro, H, 2009).
d. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam)
Ibu tidak merasakan pergerakan janinnya sesudah kehamilan
trimester III. Normalnya ibu mulai merasakan pergerakan janinnya
selama bulan ke lima atau keenam, beberapa ibu dapat merasakan
pergerakan janinnya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan
melemah. Gerakan bayi akan lebih terasa jika ibu berbaring atau
beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Marmi,
2011).
Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu
berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik
(Winkjosastro, H, 2009). Gerakan janin berkurang bisa disebabkan
oleh aktifitas ibu yang berlebihan sehingga gerakan janin tidak
dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi yang
berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul pada kehamilan
aterm. Gerakan bayi kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam,
18
merupakan salah satu tanda dan gejala kondisi berkurangnya gerakan
janin yang perlu mendapatkan perhatian oleh bidan mapun ibu hamil
itu sendiri (Marmi, 2011).
e. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam
kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan
gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan demam antara
lain dengan istirahat baring, mi num banyak dan mengompres untuk
menurunkan suhu (Asrinah, 2010). Demam dapat disebabkan oleh
infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke
dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya
tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi
demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama
kehamilan, persalinan dan masa nifas (Winkjosastro, H, 2009).
f. Nyeri perut yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan
normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin
menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah
yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa
berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang
pelviks, persalinan pre term, gastritis, penyakit kantong empedu,
iritasi uterus, abrupsi placenta, infeksi saluran kemih atau infeksi
lainnya (Winkjosastro, H, 2009).
19
g. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit
kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit
kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.
Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang.
Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-
eklampsi (Winkjosastro, H, 2009).
h. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada
kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini
biasa terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir (HPHT) dan
berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan hormon Chorionik
Gonodotrohyn (HCG) dalam serum. Mual dan muntah yang sampai
mengganggu aktifitas sehari -hari dan keadaan umum menjadi lebih
buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro, H, 2009).
i. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika
muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan
disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakn
pertanda anemia, gagal jantung atau preeklampsia.
20
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang
normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasa
hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki (Marmi, 2011).
3. Penanganan
Jika tanda – tanda bahaya tersebut ditemukan pada ibu hamil maka
kehamilannya berada pada kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan
rujukan segera. Bila ibu atau pun keluarga terlambat menyadarinya dan
terlambat untuk mencari pertolongan kepada tenaga kesehatan ataupun
mendatangi tempat pelayanan kesehatan terdekat akan menyebabkan ibu
dan janinnya dalam bahaya dan akan sulit untuk diupayakan selamat. Ibu
ataupun keluarga dapat bekerja sama dengan bidan, kader-kader
kesehatan, bahkan tokoh masyarakat yang dapat membantu untuk
memperoleh pertolongan segera dan merujuk ketempat pelayanan
kesehatan yang memadai fasilitasnya dalam upaya penanganan kondisi ibu
tersebut (Asrinah, dkk, 2010).
C. Tinjauan Teori Tentang Kepatuhan
1. Pengertain kepatuhan
Kepatuhan menurut kamus bahasa Indonesia kepatuhan adalah suka
menurut peritah, taat pada peritah atau aturan. Kepatuhan adalah perilaku
sesuai aturan dan berdisiplin. Kepatuhan didefinisikan sebagai tingkat
klien melaksanakn cara pengobatan dalam perilaku yang disarangakan
dokter atau oleh yang lainnya. (Notoatmodjo, 2011)
21
Menurut sackett yang dikutip oleh Niven (2010), bahwa kepatuhan
adalah sejauh mana perilaku klien sesuai dengan ketentuan yang diberikan
oleh professional kesehatan.
Patuh adalah sikap positif yang ditunjjukan dengan adanya
perubahan secara berarti sesuai tujuan pengobatan yang ditetapkan
(Notoatmodjo, 2011).
2. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan : (Wawan, A,
2010)
a. Faktor situasi, yaitu adanya dukungan yang diberikan kepada klien dan
kesulitan yang didapatkan keluarganya merupakan kondisi yang
relavan bagi klien dan keluarga untuk mematuhi anjuran dokter / bidan
yang melibatkan faktor biaya dan keuntungan yang didapatkan dari
kondisi tersebut.
b. Metode pelayanan, frekuensi dan jumlah obat yang diberikan memiliki
pengaruh terhadap kepatuhan klien, demikian juga dengan pandangan
klien tentang pelyanan, efek samping dan kemajuan pelayanan yang
diterima.
c. Sumber penyakit, yaitu adanya pandangan klien tentang keparahan
penyakit dan konsekuensi ketidak patuahan yang berakibat terhadap
lamanya sakit dan perkembangan kesehatan.
d. Pengertian (Understanding), yaitu klien tidak dapat diharapkan
mematuhi rekomendasi atau anjuran dokter apabila mereka tidak
22
mengerti, ketidak jelasan, sulitnya meneriam informasi yang diberikan,
dan sikap pada pasien sering diremehkan.
e. Pengingatan (remembering), yaitu klien tidak patuh karena mereka
tidak dapat mengingat instruksi dokter.
f. Hubungan dokter / bidan-klien, yaitu klien yang puas dengan aspek
interpersonal pelayanan, akan lebih mungkin mengikuti saran
dokter/bidan (Notoatmodjo, 2011).
Pertimbangan menentukan kepatuhan tergantung dari beberapa
faktor, temasuk motivasi orang, persepsi terhadap kerentanan dan
keyakinan tentang pengendalian atau pencegahan penyakit, variable
lingkungan, kualitas instruksi kesehtan dan kemampuan untuk mengakses
sumber-sumber biaya dan aksesibilitas.
Hussei dan Gilland (1989) (Notoatmodjo, 2011), mengemukakan
bahwa, kepatuhan berarti perubahan tingkah laku yang dipengaruhi oleh :
a. Pola kepatuhan
b. Stabilitas dan pengaruh keluarga
c. Persepsi terhadap kerentanan diri sendiri terhadap penyakit
d. Persepsi bahwa penyakit masalah serius
e. Tidakan perawatan dan pengobatan yang menjamur.
D. Tinjauan Teori Tentang Antenatal Care
1. Pengertian Antenatal Care
Antenatal care adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu
23
proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (Mufdillah,
2009).
2. Tujuan Antenatal Care
Menurut Yuni Kusmiati (2008) tujuan dilakukan pemeriksaan
kehamilan (Antenatal Care) yaitu:
a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi
dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan peruses kelahiran bayi.
b. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah atau
obstetrik selama kehamilan.
c. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi
komplikasi.
d. Mebantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan
nifas normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial.
Keuntungan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) sangat besar
karena dapat mengetahui berbagai risiko dan komplikasi persalinan,
sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melekukan rujukan kerumah
sakit
3. Kunjungan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care)
Secara oprasional pemeriksaan kehamilan yang tidak memenuhi 14
T belum dianggap pelayanan Antenatal dan setiap wanita hamil
memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama priode Antenatal
(Asrinah, 2010)
24
Menurut Winkjosastro (2009) kunjungan Antenatal care dibagi
dalam 4 kali kunjungan yaitu :
a. 1 kali kunjungan selama trimester I (<14 minggu)
b. I kali kunjungan selama trimester II (antara 14-28 minggu)
c. 2 kali kunjungan selama termester III (antara 28-36 minggu dan
sesudah minggu ke 36).
Kunjungan Antenatal Care yang ideal yaitu:
a. Setiap bulan sampai kehamilan 28 minggu
b. Setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu
c. Setiap 1 minggu sejak kehamilan 32 minggu sampai terjadi persalinan
Menurut Yuni Kusmiati (2008) pemeriksaan kehamilan dilakukan ibu
hamil, adalah sebagai berikut:
a. Kunjungan awal
Kunjungan pertama harus dilakukan seawal mungkin, meliputi :
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan fisik
3) Pemeriksaan laboratorium
4) Pemeriksaan tambahan lain
5) Memberi support psikis agar seorang ibu hamil memiliki emosi
yang stabil
b. Kunjungan ulang
Setiap kunjungan antenatal yang dilakuan setelah kunjungan antenatal
pertama sampai memasuki persalinan, dengan tujuan :
25
1) Pendeteksian komplikasi
2) Mempersiapkan kelahiran dan kegawat daruratan
3) Pemeriksaan fisik yang fokus
Kajian terbaru World Health Organization (WHO) mengenai
efektifitas asuhan antental difokuskan pada pengurangan jumlah
kunjungan yang berorientasi pada tujuan. Karena kebanyakan
pemeriksaan rutin antenatal tidak efektif untuk mencegah komplikasi.
Setiap kehamilan menghadapi risiko, hampir tidak mungkin untuk
memperediksi secara tepat wanita mana yang akan menghadapi
komplikasi yang berbahaya
Antenatal Care akan efektif bila meliputi hal-hal sebagai berikut:
(Yuni kusmiati 2008).
1) Asuhan yang diberikan oleh petugas yang terampil dan
berkesinambungan.
2) Persiapan menghadapi persalinan yang baik dengan memprkirakan
komplikasi.
3) Memperomosikan kesehatan dan pencegaha penyakit (tetanus
toksoid, suplemen gizi, pencegahan komsumsi alcohol, rokok dll).
4) Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang di
derita ibu hamil (HIV, Sifilis, Tuberculosis, Hepatitis) penyakit
medis lain yang diderita .
26
Selain itu dalam Manuaba (2008) di jelsakan bahwa setiap ibu
hamil sebaiknya mendapatkan informasi, nasehat serta petunjuk
tentang :
1) Pantang diet hamil
Pada dasarnya dianjurkan makan makanan 4 sehat 5 sempurna,
karena kebutuhan akan protein dan bahan makanan tinggi. Nilai
gizi dapat ditentikan dengan bertambahnya berat badan sekitar 6,5
sampai 15 kg selam hamil. Berat badan yang bertambah terlalu
besar atau terlau kurang perlu mendapat perhatian khusus.
2) Pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan rutin dapat dilakukan. Bekerjalah sesuai kemampuan,
dan makin dikurangi dengan semakin tuanya kehamilan
3) Hubungan seksual
Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan
seksual. Hubungan seksual disaranglan dihentikan bila terdapat
tanda infeksi, pengeluaran cairan mendadak, rasa nyeri, panas,
terjadi perdarahan saat berhubungan seksual, dan sering mengalami
keguguran.
4) Pakaian hamil
Pakaian hamil yang dianjurkan adalah pakaian yang longgar
terbuat dari katun sehingga mempunyai kemampuan menyerap.
5) Pemeliharaan payudara
27
Payudara yang dipersiapkan untuk dapat memberikan laktasi perlu
perhatian dengan seksama. Dengan pakaian dalam (BH) yang
longgar maka perkembangan payudara tidak terhalang. Putting
susu diperhatikan agar tetap bersih.
6) Jadwal istrahat dan tidur
Jadwal istrahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena
istrahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan
jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan
pertubuhan janin.
7) Pemberian obat-obatan
Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memperhatikan
apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang
janin.
8) Keadaan darurat saat hamil yang mengharuskan ibu untuk
memeriksakan diri adalah berkaitan dengan janin (badan panas
disertai tanda infeksi, gerak janin berkurang / menghilang),
berkaitan dengan keadaan ibu (mual muntah berlebihan, terjadi
pengeluaran cairan mendadak, sakit perut mendadak, terjadi tanda-
tanda inpartu dll).
9) Imunisasi
Vaksinasi dengan Tetanus Toksoid dianjurkan untuk dapat
menurungkan angka kematian bayi karena infeksi tetanus.
4. Pelayanan/asuhan standar Pelayanan ANC
28
Sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar
yaitu “14 T” meliputi: (Asrinah, 2010)
a. Timbang berat badan (T1)
b. Ukur tekanan darah (T2)
c. Ukur tinggi fundus uteri (T3)
d. Pemberian tablet zat besi, minimal 90 tablet selama masa kehamilan
(T4)
e. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap (T5)
f. Pemeriksaan Hb (T6)
g. Tes terhadap penyakit menular seksual (T7)
h. Perawatan payudara dan pijat payudara (T8)
i. Pemeliharaan tingkat kebugaran (T9)
j. Temu waicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
k. Penilaian protein urine atas indikasi (T11)
l. Pemeriksaan urine reduksi atas indikasi (T12)
m. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
(T13)
n. Pemberian terapi malaria untuk daerah endemis malaria (T14)
5. Standar Pelayanan Kebidanan
Ada 25 ruang lingkup standar kebidanan yang dikelompokkan
sebagai berikut : 2 standar pelayanan umum, 6 standar pelayanan
Antenatal, 4 standar pertolongan persalinan, 3 standar pelayanan nifas, dan
10 standar penanganan kegawat daruratan obstetric neonatal. (Asrinah,
29
dkk, 2010). Dimana yang termasuk standar pelayanan antenatal yaitu :
(Yuni kusmiati, 2008).
a. Identifikasi ibu hamil
Pernyataan standar : Bidan melakukan kunjungan rumah dan
berintraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan
penyuluhan dan motifasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar
mendorong ibu untuk memeriksa kehamilannya sejak dini teratur.
b. Pemeriksaan Dan Pemantauan Antenatal
Pernyataan standar : Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan
antenatal. Pemeriksaan meliputi tindakan anamnesis dan pemantauan
ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlasung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi/
khususnya anemia, kurang gizi, PMS/ infeksi HIV, memberikan
pelayanan immunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas
kesehtan lainnya yang diberikan oleh petugas kesehatan. Mereka harus
mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan, bila ditemukan
kelainan, mereka harus mengambil tindakan yang diperlukan dan
merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
c. Palpasi abdominal
Pernyataan standar : Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara
saksama dan melakuakan palpasi untuk memperkirakan usia
30
kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi,
bagian terendah janin kedalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
d. Pengelolaan anemia dalam kehamilan
Pernyataan standar : Bidan melakukan tidakan pencegahan, penemuan,
penanganan, dan rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
e. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Pernyataan standar : bidan menemukan secara dini setiap kenaikan
tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda bahaya
preeklamsia lainnya serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya.
f. Persiapan persalinan
Pernyataan standar : Bidan memberikan saran yang tepat pada ibu
hamil, suami serta keluarganya pada trimester ke tiga, untuk
memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta
suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik,
disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-
tiba terjadi gawat darurat, Bidan hendaknya melakukan kunjungan
rumah untuk hal ini.
E. Tinjauan Teori Hubungan Antara Variabel
31
Variabel penelitian adalah karakteristik subjek penelitian yang
berubah dari satu subjek ke subjek lain. Variabel independen dalam penelitian
ini adalah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya dalam
kehamilan sedangkan variabel dependen adalah kepatuhan ibu hamil dalam
melakukan kunjungan antenatal. (Hidayat, A, 2011)
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh
manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian
tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Wawan, 2010)
Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi perilaku individu,
semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang semakin matang dalam melihat
serta menyeleksi segala hal sebelum memutuskan untuk bertindak termasuk
didalamnya seorang ibu hamil yang ingin memeriksakan kehamilannya.
Pengetahuan tentang kehamilan harus dimiliki ibu hamil untuk dapat
menyiapkan fisik maupun mental agar sampai akhir kehamilannya sama
sehatnya, bilamana ada kelainan phisik atau psikologis bisa ditemukan dini
dan di obati, serta melahirkan tanpa kesulitan dengan bayi yang sehat.
Berdasarkan sebuah Konsep Perilaku “K-A-P” (Knowledge-attitude-
pracite”), menjelaskan bahwa perilaku seseorang (misalnya perilaku ibu
hamil terhadap kepatuhan dalam mememeriksakan kehamilannya) sangat
dipengaruhi oleh sikapnya yang mendukung terhadap anjuran memeriksakan
kehamilannya. Sikap (attitude) dipengaruhi oleh pengetahuan (knowledge)
32
tentang sesuatu (misalnya pengetahuan manfaat pemeriksaan kehamilan bagi
ibu hamil). (Notoatmodjo, 2011).
Pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan yang masih kurang
dapat dilihat dari frekuensi kunjungan pemeriksaan selama
kehamilan .Sedangkan frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan dapat
ditinjau dari tingkat kepatuhan ibu hamil dalam melakukan kunjungan
pemeriksaan kehamilan di tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA).
(Wawan, 2010)
F. Keaslian Penelitian
Adapun penelitian yang menjadi dasar antara lain:
1. Puspitarini, Anjarsari. T, 2011, Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil Dengan Kepatuhan Kunjungan ANC Di Desa Tjerang Kec.
Tembarak Kab. Temanggung, dengan menggunakan desain penelitian
cross sectional studi menemukan adanya hubungan yang bermakna
antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan kunjungan
antenatal di Desa Jrang Kec. Tembarak Kab. Temanggung dengan Uji
Statistik Chi Square dengan p-value = 0,009 < 0,05, maka Ho ditolak.
2. Nurhikmah, 2011, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Keteraturan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Di Puskesmas Ujung
Loe Tahun 2011 dengan menggunakan desain penelitian cross sectional
studi menemukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil
dengan keteraturan kunjungan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas
Ujung Loe Kab. Bulukumba, yang berarti bahwa semakin tinggi
33
pengetahuan ibu hamil semakin tinggi kesadarannya untuk
memeriksakan kehamilannya secara teratur dengan hasil uji statistic chi
square diperoleh nilai P =0,036 < P =3,84 pada df 1 dan α = 0,05 yang
berarti Ha diterima, dengan kata lain ada hubungan antara pengetahuan
ibu hamil dengan keteraturan kunjungan ANC di Puskesmas Ujung Loe
Kab. Bulukumba.