Upload
neng-rurry-qonita-salsabila
View
2
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sas
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki kelebihan
dibanding makhluk ciptaan Allah yang lainnya, yaitu dengan diberikan akal.
Dengan akal, manusia dapat berfikir dan dapat mengetahui sesuatu yang
belum diketahui. Bahkan dengan akal manusia dapat mengembangkan sesuatu
yang biasa terutama yang terkait dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal ini kadang kala membuat manusia lupa diri dan melupakan Allah yang
telah menciptakan dirinya, oleh karena itu agar akal yang dimiliki oleh
manusia tidak mengakibatkan kehancuran dimuka bumi dan dapat bermanfaat
bagi kehidupan ini, hendaknya keberadaan akal disertsi dengan keyakinan
beragama.
Agama islam adalah Agama ilmu pengetahuan dan cahaya, dan tidak
sempurna agama seseorang yang hidup dalam kebodohan dan kegelapan. Ayat
Al-Quran yang pertama diturunkan memiliki aspek yang sangat transparan
dalam pemahaman kependidikan, yakni perintah untuk membaca bagi
Rasulullah SAW, dan perintah tersebut dilakukan secara berulang-ulang,
dengan menyebutkan bentuk pengajaran yang disandarkan kepada Allah.
Sesuai dengan firman Allah surat Al-Alaq ayat 1-5 :
1
2
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia
Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan memiliki peran penting
dalam suatu Negara. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila tingkat
pendidikannya telah memadai dengan kondisi yang dialaminya, juga bisa
dikatakan mundur jika tidak bisa menjawab tantangan-tantangan yang
dihadapi suatu Negara pada waktu itu. Esensi dari tujuan pendidikan nasional
itu adalah proses menumbuhkan bentuk budaya keilmuan, sosial, ekonomi,
dan politik yang lebih baik.
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat
dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang
berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai
lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah
pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal
dan non formal, dan informal di sekolah, dan di luar sekolah, yang
berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan
3
kemampuan-kemampuan individu, agar di kemudian hari dapat memainkan
peranan hidup secara tepat. 1
Pendidikan sebagai sebuah bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya
juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan
yang dirumuskan itu bersifat abstrak sampai rumusan-rumusan yang dibentuk
secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Begitu
juga dikarenakan pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan
manusia menuju ke arah cita-cita tertentu, maka yang merupakan masalah
pokok bagi pendidikan adalah memilih arah atau tujuan yang akan dicapai.
Didalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Orang-orang yang mengetahui dasar-dasar pokok ajaran islam, pasti
mengetahui benar bahwa islam memerangi kebodohan dengan mewajibkan
pemeluknya baik pria maupun wanita untuk menuntut ilmu pengetahuan, dan
berlangsung seumur hidup, sejak dalam buaian hingga ajal menjemput.
Mengenai hal ini telah ditegaskan melalui sabda Rasulullah SAW:
ك�ل �ض�ةع�ل�ى ي ف�ر� � �م �ع�ل ال �ن� ط�ل�ب� �م�ي ل م�س� �
“menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap orang muslim”. (HR. Bukhori).
1 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2005) Cet ke-4, h. 174
4
Sebagai suatu agama, islam memiliki ajaran yang diakui lebih sempurna
dan komprehensif dibandingkan dengan agama-agama yang lainnya yang
pernah diturunkan Tuhan sebelumnya. Sebagai agama yang paling sempurna
ia dipersiapkan untuk menjadi pedoman hidup sepanjang zaman atau hingga
hari akhir. Islam tidak hanya mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup
di akhirat, ibadah dan penyerahan diri kepadaa Allah saja, melainkan juga
mengatur cara mendapatkan kebqhagiaan hidup di dunia termasuk didalamnya
mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur masalah pendidikan.
Sumber untuk mengatur kehidupan dunia dan akhirat tersebut adalah Al-
Qur’an Assunnah, yang merupakan dasar dari filsafat pendidikan islam.
Sebagai sumber ajaran, Al-Qur’an sebagaimana telah dibuktikan oleh para
peneliti ternyata menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan
dan pengajaran. Demikian pula dengan Al-Hadits, sebagai sumber ajaran
agama islam, diakui memberikan perhatian yang amat besar terhadap masalah
pendidikan. Nabi Muhammad SAW, telah mencanangkan program pedidikan
seumur hidup ( long life education ).
Dari uraian diatas, terlihat bahwa islam sebagai agama yang ajaran-
ajarannya bersumber pada Al-Qur’an dan Al-Hadits sejak awal telah
menancapkan revolusi dibidang pendidikan dan pengajaran. Langkah yang
ditempuh Al-Qur’an ini ternyata amat strategis dalam upaya mengangkat
martabat kehidupan manusia. Kini diakui dengan jelas bahwa pendidikan
merupakan jembatan yang menyebrangkan orang dari keterbelakangan menuju
5
kemajuan, dan dari kehinaan menuju kemuliaan, serta dari ketertindasan
menjadi merdeka, dan seterusnya.
Dasar pelaksanaan pendidikan islam terutama adalah Al-Qur’an dan Al-
hadits, firman Allah dalam Q.S Asy-Syura ayat 52 :
Artinya : “Dan kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: "Pergilah di
malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), Karena
Sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli.”
Sebagaimana dijelaskan oleh Abudin Nata tentang ilmu pendidikan islam menyatakan bahwa, “Untuk membentuk seseorang yang berkarakter dan beradab maka pendidikan islam harus sejalan dengan nilai-nilai luhur yang terdapat didalam Al-Quran dan Sunnah. Karakter ajaran islam yang selanjutnya menjadi karakter ilmu pendidikan islam tersebut menjadi pembeda antara ilmu pendidikan yang berasal dari barat dengan ilmu pendidikan islam ”.
Pendidikan tidak hanya didapat dilingkungan sekolah, tetapi juga bisa
didapat didalam keluarga. Karena keluarga merupakan madrasah pertama bagi
anak. Menurut Zakiah Daradjat (1987: 71), terdapat tiga lingkungan yang
bertanggung jawab dalam mendidik anak, yaitu : Keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Ketiga lingkungan tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan
6
yang lainnya. Tetapi, dari ketiga tersebut lingkungan keluarga memiliki
tanggung jawab utama dalam pendidikan.
Menurut Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M. Pd, keluarga sebagai salah satu pranata sosial yang ada dalam masyarakat memainkan peranan yang sangat besar dalam pembinaan pola perilaku dan internalisasi nilai yang normatif. Keluarga merupakan institusi pendidikan yang pertama dan utama dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan. Pendidikan dalam keluarga menitikberatkan pada penanaman nilai-nilai keyakinan, etika, moral, dan keterampilan. 2
Pendidikan agama dalam keluarga bisa melalui kebiasaan-kebiasaan
melalui perilaku baik yang dilaksanakan oleh seluruh anggota keluarga,
terutama ayah dan ibu. Dengan adanya pendidikan agama dalam keluarga
diharapkan anak akan menjadi anggota masyarakat yang berguna dan insan
sholeh dikemudian hari. Anak-anak mempunyai potensi yang besar untuk
dikembangkan bahkan dikemudian hari, karena merekalah yang akan
mengukir sejarah hidup baru kehidupan manusia dikemudian hari ditentukan
bagaimana pendidikan anak pada saat ini.
Al-Ghazali menyatakan: “Ketahuilah, bahwa metode dalam system
kependidikan anak-anak merupakan sesuatu yang sangat penting untuk
diperhatikan. Anak merupakan amanat bagi kedua orangtuanya”.3
Banyak orang tua beranggapan ketika telah menyerahkan anak mereka
bersekolah, maka tanggungjawab mereka kepada anak telah selesai, semua
2 Amirulloh Syarbini, Model Pendidikan karakter dalam Keluarga (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2014)3Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, BeberapaPemikiranPendidikan Islam, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996),Cet.I, hal.107
7
tanggungjawab dalam pendidikan dibebankan kepada sekolah sebagai
konsekuensi dari biaya yang dikeluarkan oleh orangtua. Apakah anak itu
menjadi nakal , jahat, atau sebaliknya merupakan tanggungjawab sekolah.
Pendapat yang demikian itu tentu keliru, karena pada hakikatnya
tanggungjawab pendidikan terletak kepada keluarga, sekolah, masyarakat, dan
pemerintah.
Sekolah merupakan sebuah lembaga yang berfungsi tempat
dilaksanakannya proses pendidikan. Pendidikan tidak hanya mempunyai arti
mentransfer ilmu dan materi pelajaran kepada siswa. Lebih luas dari kegiatan
itu mendidik yang meliputi merubah perilaku siswa kearah yang lebih baik
lagi sehingga dapat berguna bagi lingkungan keluarga dan masyarakat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Siapa saja yang bertanggungjawab atas pendidikan seorang anak ?
2. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi akhlak siswa ?
3. Apa saja peranan keluarga terhadap pendidikan agama islam siswa ?
4. Apakah terdapat pengaruh pendidikan agama islam dalam keluarga
terhadap akhlak siswa ?
8
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut, penulis membatasi pada point keempat
yaitu, Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap akhlak
siswa.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya,
maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : “ Apakah
terdapat pengaruh antara Pendidikan Agama Islam dalam keluarga dengan
akhlak siswa? ”
E. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan agama islam
dalam keluarga terhadap akhlak siswa.