BAB I Pendahuluan Latar Belakang - e.diklatgarbarata.id
of 65/65
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagaimana di dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara memiliki tugas sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa. Sebagai pelaksana kebijakan ASN diwajibkan untuk dapat taat pada pengambil keputusan sehingga pemerintahan dapat berjalan dengan tertib. Sebagai pelayan publik berarti ASN memiliki tanggung jawab untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dengan adil dan merata. Sementara sebagai perekat pemersatu bangsa berarti ASN memiliki peran penting untuk menjaga persatuan Negara Indonesia dan sebagai agen penghubung berbagai lapisan masyaraka. Pelaksanaan tugas ASN tersebut membutuhkan profesionalisme yang dibentuk dari kompetensi kemampuan teknis dan nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang penting sebagai seorang ASN untuk diinternalisasi adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Nilai-nilai tersebut yang seharusnya dapat menjadi dasar dari setiap kegiatan seorang ASN yang berintegritas sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab kepada bangsa. Seorang ASN yang profesional harus tanggap dengan dinamika perkembangan zaman. ASN dituntut untuk mampu memahami dan merespon isu-isu strategis yang terus berkembang mempengaruhi kondisi stablitas dunia. Seorang ASN yang tidak mampu merespon dengan baik isu-isu strategis yang ada baik dalam skala internasional maupun skala lingkungan kerja akan mengakibatkan pemerintahan yang tidak berjalan dengan baik dan tidak berkembang. Kemampuan untuk dapat responsif terhadap isu strategis ini diperlukan untuk dapat menyiapkan langkah- langkah taktis untuk menangkap potensi dan menghadapi masalah yang datang bersama dengan isu strategis di tengah era disrupsi yang banyak membawa perubahan secara tiba-tiba dan tidak diduga sebelumnya. Melalui ASN yang profesional berkompetensi dan berkepribadian bangsa seorang ASN diharapkan dapat merespon setiap perubahan dengan langkah strategis dan dengan tetap menjaga ciri dan kebudayaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu selain menggunakan kompetensi teknis yang dimiliki
BAB I Pendahuluan Latar Belakang - e.diklatgarbarata.id
Text of BAB I Pendahuluan Latar Belakang - e.diklatgarbarata.id
BAB I
Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagaimana di dalam Undang-Undang
Nomor 5
tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara memiliki tugas sebagai
pelaksana kebijakan,
pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa. Sebagai pelaksana
kebijakan ASN
diwajibkan untuk dapat taat pada pengambil keputusan sehingga
pemerintahan dapat
berjalan dengan tertib. Sebagai pelayan publik berarti ASN memiliki
tanggung jawab
untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dengan adil dan
merata.
Sementara sebagai perekat pemersatu bangsa berarti ASN memiliki
peran penting
untuk menjaga persatuan Negara Indonesia dan sebagai agen
penghubung berbagai
lapisan masyaraka. Pelaksanaan tugas ASN tersebut membutuhkan
profesionalisme
yang dibentuk dari kompetensi kemampuan teknis dan nilai-nilai yang
sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang penting sebagai
seorang ASN untuk
diinternalisasi adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi. Nilai-nilai tersebut yang seharusnya dapat menjadi
dasar dari setiap
kegiatan seorang ASN yang berintegritas sehingga dapat menjalankan
tugasnya
dengan penuh tanggung jawab kepada bangsa.
Seorang ASN yang profesional harus tanggap dengan dinamika
perkembangan
zaman. ASN dituntut untuk mampu memahami dan merespon isu-isu
strategis yang
terus berkembang mempengaruhi kondisi stablitas dunia. Seorang ASN
yang tidak
mampu merespon dengan baik isu-isu strategis yang ada baik dalam
skala
internasional maupun skala lingkungan kerja akan mengakibatkan
pemerintahan yang
tidak berjalan dengan baik dan tidak berkembang. Kemampuan untuk
dapat responsif
terhadap isu strategis ini diperlukan untuk dapat menyiapkan
langkah- langkah taktis
untuk menangkap potensi dan menghadapi masalah yang datang bersama
dengan isu
strategis di tengah era disrupsi yang banyak membawa perubahan
secara tiba-tiba dan
tidak diduga sebelumnya. Melalui ASN yang profesional berkompetensi
dan
berkepribadian bangsa seorang ASN diharapkan dapat merespon setiap
perubahan
dengan langkah strategis dan dengan tetap menjaga ciri dan
kebudayaan bangsa
Indonesia. Oleh karena itu selain menggunakan kompetensi teknis
yang dimiliki
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 2
masing-masing ASN, ASN perlu untuk dapat mengimplementasikan
nilai-nilai
ANEKA dengan baik dalam merespon isu strategis yang sedang
dihadapi.
Kabupaten konnawe kepulauan (pulau Wawonii) merupakan daerah
otonom
baru (DOB) sesuai undang-undang No. 13 tahun 2013 tentang
pembentukan
kabupaten konawe kepulauan di provinsi Sulawesi tenggara. Sebagai
daerah otonom
baru pemekaran dari kabupaten konawe dan berada dalam gugusan
pulau-pulau
dibagian timur provinsi Sulawesi tenggara, tepatnya disebelah pulau
buton dan
kendari. Wilayahnya diposisi yang sangat strategis karena prairan
lautnya dilalui oleh
jalur pelayaran kawasan timur dan barat Indonesia, berada pada
kawasan yang sangat
potensial yakni diapit oleh laut banda dan selat buton yang
memiliki potensi sumber
daya keragaman hayati kelauatan dan perikanan cukup besar.
Seksi pengendalian tata ruang merupakan salah satu seksi yang
berkedudukan dibawah
bidang tata ruang pada unit kerja Dinas Pekerjaan Umum, dan Tata
Ruang. Dalam
pelaksanaan tugasnya, Seksi pengendalian tata ruang mempunyai tugas
pokok dan
fungsi yaitu: 1) Mempelajari petunjuk teknis Analisis Tata Ruang
dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, 2) Mengumpulkan dan
mengklasifikasikan bahan
dan data untuk penyusunan rekomendasi di bidang tata ruang, dan
Menelaah, menilai
serta, 3) menganalisis data untuk penyusunan rekomendasi di bidang
tata ruang sesuai
mekanisme yang ada agar tugas dapat berjalan dengan baik. Dari
beberapa uraian
tugas tersebut seksi pelaksanaan Tata ruang tidak terlepas dari
beberapa hambatan dan
kendala baik dari segi internal maupun masalah eksternal. Dalam
proses pengendalian
tata ruang saat ini masih belum optimalnya pelaksaan pengendalian
dan penertiban
pemanfaatan ruang yang disebabkan belum adanya standar baku untuk
petunjuk
pelaksanaan pengendalian dan penertiban pemanfaatan ruang berupa
SOP. Oleh
karena itu penulis menawarkan solusi dengan pembuatan Standar
Operational
Procedur (SOP) untuk panduan pelaksanaan penertiban pemanfaatan
ruang sehingga
pengendalian dan penertiban pemanfaatan ruang yang menyalahi
pemanfaatan ruang
terbuka hijau ataupun sempadan jalan dapat dilakukan lebih detail
untuk memperoleh
hasil yang baik khususnya dalam penertiban IMB.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis mengambil tema
untuk
rancangan aktualisasi ini “Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban
Pemanfaatan
Ruang melalui Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”.
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 3
B. Tujuan
adalah sebagai berikut :
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) sehingga mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai
pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu
bangsa.
2. Khusus
Melalui Pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP).
C. Manfaat
topoksinya dan untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya
tentang
nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi), serta dapat menaktualisasikan nilai-nilai
tersebut dalam
pekerjaan sehari-hari di satuan kerja masing-masing.
2. Untuk Organisasi
Analis tata ruang dalam menyediakan informasi tata ruang
3. Bagi Masyarakat
D. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi
Pada kegiatan Aktualisasi ini terfokus pada :
1. Implementasi nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dalam melaksanakan tugas di
OPD.
2. Membuat rancangan standar pelaksanaan pengendalian dan
penertiban
pemanfaatan ruang dalam bentuk Standar Operational Procedur (SOP)
dalam
upaya optimalisasi pemanfaatan ruang.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
pertumbuhan ekonomi dan memperlancar kegiatan sektor transportasi
sebagai
tulang punggung pendistibusian barang dan orang. Maka kinerja Dinas
PU diukur
berdasarkan pembangunan infrastruktur yang direalisasikan setiap
tahunnya.
Analisis terhadap kinerja pelayanan membahas tentang capaian
kinerja pelayanan
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Konawe Kepulauan berdasarkan
indikator
kinerja yang sudah ditentukan dalam Standar Pelayanan Minimal
(SPM), maupun
terhadap Indikator Kinerja Khusus (IKK) sesuai dengan Peraturan
Pemerintah
Nomor 38 Tahun 2007.
Dalam rangka Pembangunan Organisasi kedepan nantinya, dan
sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya Dinas Pekerjaan Umum dan Tata
Ruang
Kabupaten Konawe Kepulauan mempunyai suatu Visi agar pembangunan
yang
dilaksanakan itu lebih terarah dan mempunyai sasaran yang jelas
dimasa yang
akan datang. Untuk mewujudkan maksud tersebut maka dirumuskan suatu
Visi
yaitu, “ Terwujudnya Pembangunan Infrastruktur Dasar ke-PUan
yang
Terintegrasi, Berdaya Guna dan Berkelanjutan untuk
Kesejahteraan
Masyarakat” Visi diatas menggambarkan bahwa pada tahun 2021 sarana
dan
prasarana umum yang digunakan untuk peningkatan kesejahteraan
dan
ekonomi rakyat di Kabupaten Konawe Kepulauan yang menjadi tugas
pokok dan
fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang sudah memenuhi
standar
pelayanan minimal.
Pembangunan 5 (lima) tahun kedepannya yaitu :
1) Terbangunnya aksesibilitas lingkar pulau dan antar wilayah yang
mantap
2) Tersedianya layanan menyeluruh air bersih dan sanitasi
masyarakat
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 6
3) Terbangunnya sarana prasarana irigasi dalam mendukung
swasembada
pangan
yang terintegrasi dengan dokumen RTRW.
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah dan
tugas
pembantuan dibidang pekerjaan umum dan Tata ruang. Selain
pelaksanaan
tugas juga mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. perumusan kebijakan pelaksanaan dan teknis di bidang
pekerjaan
umum dan Tata ruang;
c. pengelolaan barang milik daerah atau kekayaan negara
menjadi
tanggung jawab dinas;
e. penyampaian laporan hasil evaluasi pelaksanaan tugas dan
fungsi;
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas
dan fungsi dinas.
mengkoordinasikan, merencanakan serta menetapkan kebijakan dan
program
strategis, tata kerja dan mengembangkan semua kegiatan pekeIjaan
umum dan
tata ruang serta bertanggung jawab atas terlaksananya tugas dan
fungsi dinas.
Sekretariat mempunyai tugas mengkoordinasikan kegiatan
pelayanan
administrasi ketatausahaan, pengelolaan urusan kepegawaian,
organisasi dan
tatalaksana, analisis jabatan, keuangan, perlengkapan, rumah tangga
dan
hubungan masyarakat serta mengkoodisikan penyusunan program
dan
penyelenggaraan tugastugas bidang secara terpadu dan tugas
pelayanan
administrasi serta penyusunan pelaporan dinas. Dalam melaksanakan
tugasnya,
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
keuangan, perencanaan program dan kegiatan serta pelaporan
dan
urusan kerumahtanggaan;
c. pembinaan, pengkorodinasian,pengendalian, pengawasan program
dan
kegiatan sub bagian;
Sekretariat;
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Sekretariat Dinas di pimpin oleh seorang sekertaris dinas yang
berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas. Sekertariat
terdiri dari :
a. Sub BagianUmumdan Kepegawaian;
b. Sub BagianKeuangandan Perlengkapan;
Bidang Bina Marga mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan
perumusan kebijakan, koordinasi di bidang teknis bina marga dalam
kota lintas
kecamatan dan desa yang berstatus kabupaten, bersifat strategis
sesuai dengan
kewenangan,evaluasi dan pelaporan di Bidang Bina Marga. Dalam
melaksanakan
tugas, Bidang Bina Marga menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan kebijakan teknis pada BidangBina Marga;
b. Pelaksanaan programdan kegiatan BidangBina Marga;
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program
dan
kegiatan kepala seksi dan staf dalam lingkup Bidang Bina
Marga;
d. Penyelengaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan
program/kegiatan
Bidang Bina Marga;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
perumusan kebijakan perencanaan, pembinaan, koordinasi,
pengendalian,
pengawasan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan di Bidang Cipta
Karya. Dalam
melaksanakan tugas, Bidang Cipta Karya menyelenggarakan fungsi
:
a. pelaksanaan kebijakan teknis pada Bidang Cipta Karya;
b. pelaksanaan program dan kegiatan Bidang Cipta Karya;
c. pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program
dan
kegiatan kepala seksi dan staf dalam lingkup Bidang Cipta Karya;
dan
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 8
d. penyelengaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan program
kegiatan
Bidang Cipta Karya.
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
sumber daya air yang meliputi perencanaan, pelaksanaan konstruksi,
operasi dan
pemeliharaan dalam rangka konservasi sumber daya air, pendayagunaan
sumber
daya air dan pengendalian daya rusak air. Dalam melaksanakan,
Bidang Sumber
Daya Air menyelenggarakan fungsi:
kegiatan kepala seksi dan staf dalam lingkup Bidang
Pengairan;
d. penyelengaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan program
kegiatan
Bidang Pengairan.
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
teknis, administrasi, menyusun pelaksanaan program penyuluhan,
pelatihan,
penetapan metode dan pelaksanaan supervisi penataaan ruang.
Dalam
melaksanakan tugas, Bidang Tata Ruang menyelenggarakan fungsi
:
a. pelaksanaan kebijakan teknis pada Bidang Tata Ruang;
b. pelaksanaan program dan kegiatan Bidang Tata Ruang;
c. pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program
dan
kegiatan kepala seksi dan staf dalam lingkup Bidang Tata
Ruang;
d. penyelengaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan
program/kegiatan
Bidang Tata Ruang.
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Tata Ruang sebagaimana dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Bidang Tata
Ruang terdiri atas :
a. Seksi Pengaturan dan Pembinaan Tata Ruang;
b. Seksi Pengendalian Tata Ruang;
c. Seksi Pengawasan Pemanfaatan Ruang.
Tujuan Pokok (Uraian Pokok Tugas)
a. Uraian Jabatan
Dalam proses pelaksanaan tugas, saya memiliki uraian jabatan
sebagai berikut:
Nama Jabatan : Analis Tata Ruang
Unit Organisasi
Eselon I :
Eselon III :Bidang Tata Ruang
Eselon IV :Seksi Pengendalian Tata Ruang
b. Kedudukan dalam Struktur Organisasi
Ikhtisar Jabatan :
penelaahan untuk menyimpulkan dan menyusun rekomendasi di
bidang
KEPALA DINAS
KEPALA BIDANG TATA RUANG
RUANG
Organisasi
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 10
tata ruang agar terlaksana kegiatan pada unit kerja Seksi
Pelaksanaan Tata
Ruang dengan baik.
dan penelaahan untuk menyimpulkan dan menyusun rekomendasi di
bidang tata ruang.
perundang-undangan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan
tugas;
penyusunan rekomendasi di bidang tata ruang ;
3) Menelaah, menilai dan menganalisis data untuk penyusunan
rekomendasi di bidang tata ruang sesuai mekanisme yang ada
agar
tugas dapat berjalan dengan baik;
B. Struktur Organisasi
C. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN
1. Akuntabilitas
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah
seorang Pegawai Negeri Sipil adalah menjamin terwujudnya
nilai-nilai publik
antara lain:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika
terjadi
konflik kepentingan antara kepentingan publik dengan sektor,
kelompok dan
pribadi.
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis.
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
d. Menunjukkan sikap dan prilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintah.
vertikal (vertical accountability) dan akuntabilitas horizontal
(horizontal
accountability). Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban
atas
pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi. Akuntabilitas
vertikal
membutuhkan pejabat pemerintah untuk melaporkan “ke bawah”
kepada
publik. Sedangkan akuntabilitas horizontal adalah
pertanggungjawaban
kepada masyarakat luas. Akuntabilitas ini membutuhkan pejabat
pemerintah
untuk melaporkan “ke samping” kepada para pejabat lainnya dan
lembaga
negara.
lain:
komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan);
b. Transparansi (mendorong komunikasi dan kerjasama,
meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan);
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 12
c. Integritas (kewajiban untuk mematuhi undang – undang,
kontrak,
kebajikan, dan peraturan yang berlaku);
d. Tanggung jawab/Responsibilitas (terbagi atas
responsibilitas
perseorangan dan responsibilitas institusi);
kredibilitas organisasi);
yang dapat dipercaya);
kewenangan, serta harapan dan kapasitas);
h. Kejelasan (mengetahui kewenangan dan tanggungjawab); dan
i. Konsistensi (konsistensi menjamin kestabilan).
j. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
akuntabilitas merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai oleh PNS.
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana
mestinya (chauvinism). Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme
merupakan
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara,
dan
sekaligus menghormati bangsa lain (LAN RI, 2015:1). Secara
politis
nasionalisme berarti pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia
terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN
adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan
dapat
dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga
dalam
menjadi pelayan publik yang professional. ASN adalah aparat
pelaksana yang
melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadi
landasan
kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang
ditetapkan.
Indikator-indikator yang terdapat dalam nilai nasionalisme yang
harus
dimiliki Aparatur Sipil Negara antara lain sebagai berikut:
a. Berwawasan kebangsaan yang kuat
b. Memahami pluralitas
c. Berorientasi kepublikan yang kuat
d. Mementingkan kepentingan nasional di atas segalanya
3. Etika public
tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah
perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik (LAN, 2015: 6).
Integritas
publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki
komitmen
moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian
kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di
dalam
pelayanan publik (Haryatmoko dalam LAN, 2015: 7).
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada
hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN, 2015:9).
Kode etik
profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu
kelompok
khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis
yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional
tertentu.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku
ASN
yakni sebagai berikut:
berintegritas tinggi
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
d. Melaksanak tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan
perundang- undangan dan etika pemerintahan.
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung
jawab, efektif, dan efisien.
tugasnya.
i. Meberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau
manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan
integritas.
Dimensi etika publik terdiri dari: 1) dimensi tujuan pelayanan
publik
yang bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan
relevan; 2)
dimensi modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi,
dan netralitas;
serta 3) dimensi tindakan integritas publik (LAN, 2015:11). Ketiga
dimensi
tersebut dapat menjadi dasar untuk menjadi pelayan publik yang
beretika.
Etika publik menjadi sebuah refleksi kritis yang mengarahkan
nilai-nilai
kejujuran, solidaritas, keadilan, dan kesetaraan yang dipraktikkan
dalam
wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan
masyarakat.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh
karena
itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa
memiliki
kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak
peduli dan
bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan
bawah
yang tidak beruntung. Etika publik merupakan refleksi kritis
yang
mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas,
keadilan,
kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan
dan
kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan diterapkannya
kode
etik ASN, perilaku pejabat publik harus berubah dari penguasa
menjadi
pelayan, dari wewenang menjadi peranan, dan menyadari bahwa
jabatan
publik adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan bukan hanya
di
dunia namun juga di akhirat.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai.
Aspek utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan yang
komitmen
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 15
pada mutu melalui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien,
inovatif dan
berorientasi mutu.
a. Efektif
baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja sedangkan
efektivitas
organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan
yang
ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba
dikerjakannya.
Efektivitas organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang
dihargai
oleh pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai
tujuan
atau tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan sumber
daya
sedangkan efisiensi organisasi adalah jumlah sumber daya yang
digunakan
untuk mencapai tujuan organisasi. Efisiensi organisasi ditentukan
oleh
berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan
untuk
menghasilkan jumlah keluaran tertentu.
Efisensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan
untuk
menghasilkan barang dan jasa.
perubahan di pasar, teknologi dan persaingan.
d. Mutu
melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.mNilai-nilai dasar
orientasi mutu
dalam memberikan layanan prima sekurang- kurangnya akan
mencakup
hal-hal berikut.
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 16
2) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara agar customer/clients tetap setia.
3) Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi tanpa cacat,
tanpa
kesalahan, dan tidak ada pemborosan.
4) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan
dengan
pergeseran tuntutan kebutuhan customer/clients mauun
perkembangan
teknologi.
masalah dan pengambilan keputusan.
antara lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif,
kolaborasi
dan benchmark.
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang
berarti
kerusakan atau kebobrokan. Dalam bahasa Yunani coruptio artinya
perbuatan
yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral,
menyimpang
dari kesucian, melanggar norma-norma agama, material, mental dan
umum.
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan
untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan
norma–norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara
atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
D. Nilai – Nilai Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
1. Manajemen ASN
Mata pelatihan ini membekali peserta Pelatihan dengan
pengetahuan
tentang kedudukan, peran, hak dan kewajiban, dan kode etik ASN,
konsep
sistem merit dalam pengelolaan ASN, dan pengelolaan ASN.Manajemen
ASN
adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia
sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan
jaman.
2. Whole Of Governance
sistem pengelolaan pemerintahan yang terintegrasi dalam
penyelenggaraan
pemberian pelayanan melalui pembelajaran konsep Whole of
Government
(WoG), penerapan WoG, dan best practice penerapan WoG dalam
pemberian
pelayanan yang terintegrasi.Whole of Government adalah sebuah
pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi
yang
lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen
program dan pelayanan publik.
memberikan pelayanan publik yang berkualitas melalui konsep dan
prinsip
pelayanan publik, pola pikir PNS sebagai pelayanan publik, praktek
etiket
pelayanan publik. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan
Publik menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk
atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh
penyelenggara kebijakan publik. Prinsip pelayanan publik yang baik
untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: Partisipatif, Transparan,
Responsif, Tidak
diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif dan Efisien, Aksesibel,
Akuntabel, dan
Berkeadilan.
Pelaksanaan Tata ruang menjadi bagian yang penting dalam mengawal
arah
pembangunan suatu daerah. Upaya pelaksanaan Tata ruang merupakan
tugas pokok
dan fungsi Bidang tata ruang pada unit kerja Dinas Pekerjaan Umum
dan Tata Ruang.
Dalam prosesnya, analisa, telaah dan perumusan kebijakan Tata ruang
pada bidang
tata ruang merupakan tugas pokok seksi pelaksaan Tata ruang masih
ditemui beberapa
masalah
identifikasi dan penetapan isu. Setelah menentukan isu-isu tahap
selanjutnya adalah
mengidentifikasi isi tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi
yang diharapkan oleh
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 18
penulis. Beberapa isu tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi
yang diharapkan
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Tabel Kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan
N o
Uraian Tusi Bermasalah Sumber Isu Kondisi Saat ini Kondisi yang
Diharapkan
Rumusan Isu
Pelayanan Publik, Manajemen ASN
optimalnya pelaksanaan pengendalian dan penertiban pemanfaatan
ruang
Belum adanya SOP terkait pengendalian dan penertiban pemanfaatan
ruang
2 Melakukan pemantauan/evaluasi/pela
Kurang optimalnya
3 Sosialisasi pengendalian pemanfaatan ruang
Pelayanan publik,
Manajemen ASN
Isu yang diangkat dalam rancangan aktualisai ini adalah “Kurang
efektifnya
Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang”, mengapa
penulis
mengangkata isu tersebut dalam rancangan ini, karena apabila isu
tersebut tidak
ditangani atau ditindak lanjuti maka akan banyak pelanggaran yang
terjadi dalam
proses pemanfaatan ruang di kabupaten konawe khususnya pada
pendirian bangunan
permanen, semi permananen, dan darurat, maka dengan adanya
pembuatan SOP ini
akan mengatur proses dalam penerbitan IMB sehingga ada control dari
pemerintah,
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang bidang Tata Ruang mempunyai
tugas
tanggungjawab dalam penerbitan rekomendasi teknis dalam upaya
penerbitan IMB.
Dampak yang mungkin terjadi apabila isu pembuatan Standar
Operasional
Prosedur (SOP) belum dilakukan dalam pengendalian dan penertiban
pemanfaatan
ruang akan berdampak pada pembangunan yang tidak teratur sehingga
pembangunan
wilayah akan terlihat kumuh serta tidak terkontrolnya pembangunan
dalam zona
rawan bencana.
Tabel 2. Rancangan Kegiatan dan Habituasi
N
1 Penyampaia n Kegiatan
bertutur kata sopan dan
atasan)
Standar
Operasional
Prosedur
menyiapkan
petunjuk
kegiatan)
dengan instansi terkait)
baiknya)
Terwujudny
a
Pembanguna
n
Infrastruktur
dengan benar)
Komitmen Mutu
(Tersedianya rancangan
yang baik)
cermat)
nantinya dapat
Etika Publik (Tetap
Memilih dan
lokasi fgd mengedepankan
maksimal bagi masyarakat)
Etika Publik (Tetap
oleh semua pihak)
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 23
dengan peraturan pelayanan
santun dalam mengajukan
jelas alur pelayanan)
Komitmen Mutu (Dapat
menjelaskan hasil kegiatan
santun dalam mengajukan
bermutu)
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 24
adanya gratifikasi)
dalam melaksanakan
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI
yang menjadi kendala bagi peserta. Untuk mengantisipasi hal
tersebut, maka
diperlukan strategi untuk menghadapi kendala tersebut agar tidak
menimbulkan
ketidakefisienan waktu pelaksanaan yang terbatas. Antisipasi dan
strategi menghadapi
kendala dituangkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
No Uraian Kegiatan Kendala Antisipasi dan Strategi
1 Penyampaian Kegiatan
rancangan SOP
dalam perancangan SOP Karena adanya musibah yang
terjadi yaitu wabah Covid-19
maka FGD tidak bisa
terlaksana dgn jumlah peserta
6 pelaporan hasil
Selama pelaksanaan aktualisasi telah dilaksanakan sesuai jadwal
pelaksanaan mulai
tanggal 17 Februari sampai dengan tanggal 15 April 2020 telah
dilaksanakan secara
keseluruhan. Dalam pelaksanaan aktualisasi dimaksud, diperoleh
capaian
sebagaimana disajikan pada tabel 4.1 dibawah ini
Tabel 4. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi
PNS
Judul kegiatan No. 1 Penyampaian Kegiatan Aktualisasi
Tanggal pelaksanaan Kegiatan 10,11,12 MARET 2020
Daftar Lampiran bukti
melaksanakan kegiatan aktualisasi
1. Meminta izin untuk melaksanakan kegiatan aktualisasi
a. Nilai dasar yang melandasi
1) Akuntabilitas
kegiatan aktualisasi.
2) Nasionalisme
Kepala dinas ditempat kerja saya.
3) Etika Publik
Dalam meminta izin saya bersikap Sopan dan santun kepada
pimpinan.
4) Komitmen Mutu
Kegiatan aktualisasi yang saya lakukan merupakan salah satu
kegiatan yang
inovatif dalam memaksimalkan penertiban pemanfaatan ruang.
5) Anti Korupsi
Saya bersikap Jujur dalam penyampaian izin sesuai rencana kegiatan
yang
dilakukan.
b. Dokumentasi
c. Analisis Dampak
1) Dampak Positif : Dengan meminta izin dan konsultasi kepada
pimpinan
untuk melakukan kegiatan aktualisasi maka penulis dapat
melakukan
kegiatan aktualisasi dengan lebih maksimal dengan
mempertimbangkan
saran, arahan dan masukan dari pimpinan.
2) Dampak Negatif : Apabila kegiatan meminta izin dan konsultasi
kepada
pimpinan untuk melakukan kegiatan aktualisasi tidak terpenuhi
maka
kegiatan aktualisasi tidak akan maksimal karena tidak adanya
saran,
arahan dan masukan dari pimpinan.
2. Menyampaikan rancangan kegiatan aktualisasi
a. Nilai dasar yang melandasi
1) Akuntabilitas
kepada pimpinan.
2) Nasionalisme
dapat dipercaya
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 28
santun kepada pimpinan.
4) Komitmen Mutu
efektif dan jelas.
5) Anti Korupsi
aktualisasi yang dilaksanakan.
c. Analisis Dampak
tahapan kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan.
2) Dampak Negatif : Bila penyampaian rancangan kegiatan
aktualisasi
kepada pimpinan tidak tersampaikan maka pimpinan tidak
mengetahui
akan rancangan kegiatan aktualisasi yang akan kita lakukan.
3. Konsultasi kepada pimpinan
1) Akuntabilitas
petunjuk yang dapat dipertanggungjawabkan.
menghargai arahan dan petunjuk pimpinan.
3) Etika Publik
pimpinan.
jelas dan mendasar dari pimpinan.
5) Anti Korupsi
kegiatan yang dilakukan selama aktualisasi.
b. Dokumentasi
c. Analisis Dampak
1) Dampak Positif : Dengan adanya arahan dan petunjuk dari pimpinan
maka
kegiatan aktualisasi yang saya lakukan berjalan dengan lebih
maksimal.
2) Dampak Negatif : Tanpa adanya arahan dan petunjuk dari pimpinan
maka
kegiatan aktualisasi bisa saja akan mengalami hambatan karena tidak
adanya
petunjuk dari pimpinan.
Penyampaian Kegiatan Aktualisasi dilakukan dengan antusias
(passionate),
cara terbaik (progressive), dan penuh kesabaran (patience) sebagai
wujud
sinergitas dengan lintas program, pimpinan, dan mentor (WoG) dalam
upaya
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 30
peningkatan kepatuhan di Dinas PUTR agar optimalisasi dapat
tercapai.
C. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan terlaksananya Penyampaian Kegiatan Aktualisasi dapat
mewujudkan Visi Dinas PUTR Kab Konawe kepulauan yaitu
“Terwujudnya
Pembangunan Infrastruktur Dasar Ke-Puan Yang Terintegrasi, Berdaya
Guna Dan
Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat”
yaitu “mewujudkan penatan, pemanfaatan dan pengendalian ruang
berkelanjutan
yang terintegrasi dengan dokumen RTRW.”
D. Analisis Manfaat
dapat memberikan manfaat dalam menjalankan kegiatan aktulisasi
dan
bermanfaat bagi Dinas PUTR dalam melakukan Pelayanan Publik yang
baik.
Judul kegiatan No. 2 Penyusunan Rancangan Standar Operasional
Prosedur
petunjuk teknis yang berkaitan dengan kegiatan
2. Dokumentasi Melakukan konsultasi dengan
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (DPMPTSP)
1. Telaahan SPO terkait Kawasan Tanpa Rokok
a. Nilai dasar yang melandasi
1) Akuntabilitas
berkaitan dengan kegiatan saya memperoleh petunjuk teknis yang
jelas dalam
pembuatan SOP.
2) Nasionalisme
Saya mengumpulkan dan menyiapkan petunjuk teknis yang berkaitan
dengan
kegiatan yang sesuai dan dapat dipercaya.
3) Etika Publik
4) Komitmen Mutu
petunjuk teknis yang sesuai dan bermutu.
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan ini saya menyiapkan petunjuk teknis dengan jujur
sehingga
hasil yang diperoleh menjadi lebih baik.
b. Dokumentasi
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 32
c. Analisis Dampak
mendapatkan petunjuk dan alur pelaksanaan pengendalian
pemanfaatan
ruang sehingga bermanfaat dalam pembuatan rancangan SOP.
2. Dampak Negatif : Tanpa adanya petunjuk teknis yang jelas
terkait
kegiatan yang dilakukan maka akan menghambat dalam kegiatan
pembuatan rancangan SOP
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
1) Akuntabilitas
informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
yang dilakukan dengan pendekatan kekeluargaan.
3) Etika Publik
cermat.
riil (Efektif)
memperoleh data yang saya butuhkan.
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 33
b. Dokumentasi
c. Analisis Dampak
1) Dampak Positif : Dengan adanya konsultasi dengan dinas terkait
maka
akan membantu dalam penyusunan SOP yang dibuat.
2) Dampak negatif : Jika kurangnya konsultasi dengan dinas terkait
guna
memperoleh data yang berhubungan dengan pengendalian
pemanfaatan
ruang maka penyusunan Standar Operasional Prosedur dapat
mengalami
hambatan karena kurangnya data yang mendukung dalam
penyusunan
SOP.
1) Akuntabilitas
tahapan kegiatan yang dapat dipertanggungjawabkan
2) Nasionalisme
Indonesia yang baku dalam setiap tahapan kegiatan yang
disusun.
3) Etika Publik
berlaku.
4) Komitmen Mutu
menyusunnya sehingga pengendalian pemanfaatan ruang berjalan
dengan
baik.
dan kerja keras sehingga menghasilkan rancangan yang baik.
b. Dokumentasi
c. Analisis Dampak
kegiatan harus tersusun dengan jelas agar dalam pelaksanaan
pengendalian pemanfaatan ruang nantinya dapat berjalan sesuai
tahapan
SOP yang telah dibuat.
2) Dampak Negatif : Bila penyusunan SOP tidak tersusun dengan jelas
dan
terarah maka bisa saja rancangan SOP yang sudah dibuat tidak
dapat
digunakan dalam kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang.
B. Kedudukan dan Peran ASN
Dalam Penyusunan Rancangan Standar Operasional Prosedur
dilakukan
dengan antusias (passionate), cara terbaik (progressive), dan penuh
kesabaran
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 35
(patience) sebagai wujud sinergitas dengan lintas program,
pimpinan, dan mentor
(WoG) dalam upaya peningkatan pelayan publik dan kerjasama yang
optimal
dapat tercapai.
Prosedur Kab. Konawe Kepulauan Serta mewujudkan misi rekomendasi
teknis IMB
di Dinas PUTR ke-4 Dinas PUTR Kabupaten Konawe Kepulauan
yaitu
“mewujudkan penatan, pemanfaatan dan pengendalian ruang
berkelanjutan yang
terintegrasi dengan dokumen RTRW.”
rekomendasi teknis IMB di Dinas PUTR Kab. Konawe Kepulauan
dapat
memberikan kepastian pelaksanaan kegiatan sosialisasi, sehingga
Peserta dapat
melanjutkan kegiatan berikutnya.
Judul kegiatan No. 3 Konsultasi kepada atasan untuk meneliti
dan
memeriksa rancangan SOP
Daftar Lampiran bukti kegiatan
akan dikonsultasikan
melakukan konsultasi dengan atasan
atasan
1. Menyiapkan rancangan yang akan dikonsultasikan
a. Nilai dasar yang melandasi
1) Akuntabilitas
dikonsultasikan secara transparan.
semaksimal mungkin (kerja keras).
4) Komitmen Mutu
menyediakan rancangan yang inovatif.
b. Dokumentasi
c. Analisis Dampak
1) Dampak Positif : SOP yang telah dirancang dan disiapkan dalam
bentuk
hard copy agar mudah dalam mengkonsultasikannya dengan
atasan.
2) Dampak Negatif : Jika SOP yang telah dirancang tidak disiapkan
dengan
baik pada saat melakukan konsultasi dengan atasan maka hasil
yang
diperoleh tidak akan maksimal dan atasan akan meragukan akan
rancangan SOP yang telah kita buat.
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 37
2. Meminta izin untuk melakukan konsultasi dengan atasan
a. Nilai dasar yang melandasi
1) Akuntabilitas
Kegiatan meminta izin melakukan konsultasi dengan atasan saya
lakukan
agar adanya kejelasan dalam tahapan kegiatan SOP yang saya buat
sehingga
tujuan saya tercapai.
melakukannya dengan sopan dan tidak memaksakan kehendak.
3) Etika Publik
Saya selalu bersikap sopan dan santun dalam kegiatan meminta izin
kepada
atasan untuk melakukan konsultasi.
dilakukan dengan efektif.
5) Anti Korupsi
atasan sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik.
b. Dokumentasi
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 38
c. Analisis Dampak
1) Dampak Positif : Dengan adanya izin untuk berkonsultasi dengan
atasan
akan rancangan SOP maka rancangan yang telah dibuat dapat
dikoreksi
dan mendapat arahan dari atasan.
2) Dampak Negatif :Jika tidak mendapatkan izin untuk
berkonsultasi
dengan atasan akan rancangan SOP yang telah saya buat maka hasil
yang
diperoleh kemungkinan tidak maksimal karena kurangnya arahan
dan
masukan pada saat penyusunan rancangan SOP.
3. Melakukan konsultasi kepada atasan
a. Nilai dasar yang melandasi
1) Akuntabilitas
yang dapat dipertanggungjawabkan.
hasilsehingga tujuan yang dicapai lebih maksimal.
3) Etika Publik
norma sopan santun dengan atasan.
4) Komitmen Mutu
masukan yang sesuai aturan pelayanan.
5) Anti Korupsi
Dengan mendapatkan arahan dan masukan dari atasan maka saya
dapat
membuat rancangan SOP dengan lebih teliti dan bertanggung
jawab.
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 39
b. Dokumentasi
c. Analisis Dampak
1) Dampak Positif : Dengan melakukan konsultasi dan meminta
arahan
dari atasan atas rancangan SOP yang telah dibuat maka dapat
diketahui
kekurangan-kekurangan dari rancangan yang telah dibuat,
sehingga
rancangan SOP yang dihasilkan nantinya akan menjadi lebih
baik.
2) Dampak Negatif : Apabila tidak adanya konsultasi kepada atasan
akan
SOP yang telah dibuat maka kita tidak mengetahui kekurangan
akan
rancangan yang telah dibuat.
Pelaksanaan kegiatan Konsultasi kepada atasan untuk meneliti
dan
memeriksa rancangan SOP dilakukan dengan antusias (passionate),
cara terbaik
(progressive), dan penuh kesabaran (patience) agar optimalisasi
kualitas mutu
hasil pelayan publik dan kerjasama yang optimal tercapai.
C. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan terlaksananya kegiatan Konsultasi kepada atasan untuk
meneliti dan
memeriksa rancangan SOP Standar Operasional Prosedur Kab. Konawe
Kepulauan
Serta mewujudkan misi rekomendasi teknis IMB di Dinas PUTR ke-4
Dinas PUTR
Kabupaten Konawe Kepulauan yaitu “mewujudkan penatan, pemanfaatan
dan
pengendalian ruang berkelanjutan yang terintegrasi dengan dokumen
RTRW.”
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 40
D. Analisis Manfaat
memeriksa rancangan SOP dapat memberikan informasi saran dan
masukan
terkait SOP rekomendasi teknis kesesuaian ruang di Dinas PUTR Kab.
Konawe
Kepulauan kepada peserta sosialisasi sehangga dapat
meningkatkan
pengetahuan.
Tanggal pelaksanaan Kegiatan
Daftar Lampiran bukti
Dokumentasi konsultasi dengan mentor
FGD
1. Membentuk TIM FGD
1) Akuntabilitas
mendengarkan setiap saran masukan yang diberikan
2) Nasionalisme
Selanjutnya Tim yang sudh terbentuk bekerja sesuai dengan tugas
secara
gotong royong (saling membantu).
masing-masing.
Dalam kegiatan pembentukan TIM ide yang kretif dan inovatif
selalu
tersampaikan.
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 41
Dokumentasi
b. Analisis Dampak
1) Dampak Positif : SOP yang telah dirancang dan disiapkan dalam
bentuk
hard copy agar mudah dalam mengkonsultasikannya dengan
atasan.
2) Dampak Negatif : Jika SOP yang telah dirancang tidak disiapkan
dengan
baik pada saat melakukan konsultasi dengan atasan maka hasil
yang
diperoleh tidak akan maksimal dan atasan akan meragukan akan
rancangan SOP yang telah kita buat.
2. Memilih dan mengatur tempat FGD
a. Nilai dasar yang melandasi
1) Akuntabilitas
Kegiatan Memilih dan mengatur tempat FGD saya lakukan agar
adanya
kejelasan dalam tahapan kegiatan SOP yang saya buat sehingga tujuan
saya
tercapai.
2) Nasionalisme
Dalam meminta izin untuk tempat FGD pada pemilik tempat dalam hal
ini
Dinas prikanan kabupaten dilakukan dengan sopan dan tidak
memaksakan
kehendak.
3) Etika Publik
Saya selalu bersikap sopan dan santun dalam kegiatan meminta izin
kepada
pemilik tempat dlam hal ini dinas perikanan kabupaten.
4) Komitmen Mutu
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 42
perikanan kabupaten maka kegiatan dapat dilakukan dengan
efektif.
5) Anti Korupsi
Saya berusaha dengan Jujur dalam menyampaikan tujuan kegiatan FGD
ini
kepada pemilik tempat sehingga dapat terlaksana dengan baik.
b. Dokumentasi
c. Analisis Dampak
1) Dampak Positif : Dengan adanya lokasi tempat berlangsungnya
FGD
maka proses diskusi terkait SOP dapat berjalan lancer dan sesui
target
yang di inginkan.
perbaikan atas SOP yang dibuat.
3. Pelaksanaan FGD
1) Akuntabilitas
yang dapat dipertanggungjawabkan.
2) Nasionalisme
hasilsehingga tujuan yang dicapai lebih maksimal.
3) Etika Publik
norma sopan santun dengan atasan.
4) Komitmen Mutu
masukan yang sesuai aturan pelayanan
5) Anti Korupsi
Dengan mendapatkan arahan dan masukan dari atasan maka saya
dapat
membuat rancangan SOP dengan lebih teliti dan bertanggung
jawab.
b. Dokumentasi
yang dihasilkan nantinya akan menjadi lebih baik.
2) Dampak Negatif : Apabila tidak adanya konsultasi kepada atasan
akan
SOP yang telah dibuat maka kita tidak mengetahui kekurangan
akan
rancangan yang telah dibuat.
Pelaksanaan Forum Group Diskusi di Dinas PUTR Kab. Konawe
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 44
Kepulauan dilakukan dengan antusias (passionate), cara terbaik
(progressive),
dan penuh kesabaran (patience) sebagai wujud sinergitas , pimpinan,
dan mentor
(WoG) agar optimalisasi kualitas mutu hasil pelayan publik dan
kerjasama
yang optimal dapat tercapai.
Dengan terlaksananya kegiatan Forum Group Diskusi di Dinas
PUTR
dapat mewujudkan Visi Dinas PUTR Kab Konawe kepulauan yaitu
“Terwujudnya
Pembangunan Infrastruktur Dasar Ke-Puan Yang Terintegrasi, Berdaya
Guna Dan
Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat”
yaitu “mewujudkan penatan, pemanfaatan dan pengendalian ruang
berkelanjutan
yang terintegrasi dengan dokumen RTRW.”
D. Analisis Manfaat
pengetahuan, pemahaman serta banyaknya masukan saran yang
diberikan
sehingga standar operasional yang dibuat dapat berguna sebagaimana
mestinya
dan tentunya dapat memudahkan dalam proses pelayanan Dinas PUTR
kepada
masyarakat Kabupaten Konawe Kepulauan secara berkelanjutan.
Judul kegiatan No. 5 Melakukan perbaikan dan meminta
persetujuan
atasan akan SOP yang telah dibuat
Tanggal pelaksanaan
dikonsultasikan
direvisi
direvisi kepada atasan
1. Evaluasi rancangan SOP yang telah dikonsultasikan
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 45
a. Nilai dasar yang melandasi
1) Akuntabilitas
sehingga SOP yanga saya buat berguna untuk penertiban pemanfaatan
ruang
(Tanggung jawab).
2) Nasionalisme
guna kepentingan bersama.
3) Etika Publik
rancangan SOP sesuai arahan atasan.
4) Komitmen Mutu
Dalam penyusunan perbaikan rancangan SOP ini saya mendapat hasil
yang
baik dan SOP yang saya buat dapat berguna bagi penertiban dan
pengendalian
pemanfaatan ruang.
5) Anti Korupsi
Dengan adanya perbaikan rancangan SOP dari atasan maka saya lebih
fokus
dan teliti sehingga tujuan yang dicapai dapat terlaksana.
b. Dokumentasi
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 46
c. Analisis Dampak
rancangan SOP yang telah dikonsultasikan saya berharap nantinya
akan
menghasilkan rancangan yang bisa diterapkan dalam pengendalian
dan
penertiban pemanfaatan ruang di Kabupaten Kolaka Timur.
2) Dampak Negatif : Apabila tidak melakukan evaluasi akan
rancangan
SOP yang telah dikonsultasikan maka tidak akan mendapatkan
hasil
yang baik karena masukan-masukan dari atasan tidak dapat
dimasukkan
dalam rancangan.
a. Nilai dasar yang melandasi
1) Akuntabilitas
Dengan adanya rancangan yang telah direvisi maka terciptanya SOP
yang
menjadi acuan dalam pelaksanaan penertiban pemanfaatan ruang
(konsisten).
2) Nasionalisme
Dengan menyiapkan rancangan SOP yang telah direvisi berarti saya
telah
amanah dengan mempertimbangkan masukan dari atasan sehingga
tercipta
SOP yang baik dan terarah.
3) Etika Publik
menyelesaikan SOP rancangan yang akan berguna dalam
pelaksanaan
penertiban pemanfaatan ruang.
4) Komitmen Mutu
peraturan pelayanan publik.
5) Anti Korupsi
Dengan menyiapkan rancangan yang telah direvisi maka saya
telah
melakukan perbaikan akan SOP yang saya buat sesuai dengan arahan
atasan.
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 47
b. Dokumentasi
c. Analisis Dampak
dalam bentuk hard copy maka atasan dapat melihat kembali dan
melakukan koreksi apabila masih ada yang masih perlu
direvisi.
2) Dampak Negatif : Jika rancangan SOP atasan yang telah direvisi
tidak
disiapkan maka atasan tidak dapat meneliti lagi hasil perbaikan
yang
telah dilakukan. .
a. Nilai dasar yang melandasi
1) Akuntabilitas
Dengan adanya persetujuan atasan dalam rancangan yang telah
direvisi maka
tercipta SOP yang menjadi acuan dalam pelaksanaan penertiban
pemanfaatan
ruang sesuai kesepakatan dan dapat dipertanggungjawabkan.
2) Nasionalisme
Dengan adanya persetujuan atasan akan rancangan SOP maka tercipta
aturan
guna kepentingan bersama dalam penertiban pemanfaatan ruang.
3) Etika Publik
Kegiatan ini menuntut saya untuk lebih bersikap hormat kepada
atasan dalam
mengajukan rancangan SOP yang telah direvisi.
4) Komitmen Mutu
Dengan adanya persetujuan atasan maka SOP yang dihasilkan akan
membuat
kegiatan penertiban pemanfaatan ruang menjadi lebih efisien.
5) Anti Korupsi
Pengajuan SOP yang telah direvisi kepada atasan saya lakukan dengan
jujur
sesuai arahan atasan.
c. Analisis Dampak
1) Dampak Positif : Dengan mengajukan SOP yang telah direvisi
kepada
atasan dan adanya persetujuan atasan akan SOP yang telah saya
revisi
maka diharapkan akan menghasilkan rancangan yang bisa
diterapkan
dalam pengendalian dan penertiban pemanfaatan ruang di
Kabupaten
Kolaka Timur.
2) Dampak Negatif : Apabila tidak ada persetujuan dari atasan akan
SOP
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 49
yang telah direvisi maka rancangan SOP yang telah dibuat tidak
dapat
dilanjutkan kepada pimpinan
Pelaksanaan Kegiatan perbaikan dan meminta persetujuan atasan akan
SOP
yang telah dibuat dilakukan dengan antusias (passionate), cara
terbaik
(progressive), dan penuh kesabaran (patience) sebagai wujud
sinergitas agar
optimalisasi kualitas mutu hasil pelayan public dan kerjasama yang
optimal
tercapai.
Dengan terlaksananya kegiatan perbaikan dan meminta persetujuan
atasan
akan SOP yang telah dibuat dapat mewujudkan Visi Dinas PUTR Kab
Konawe
kepulauan yaitu “Terwujudnya Pembangunan Infrastruktur Dasar
Ke-Puan Yang
Terintegrasi, Berdaya Guna Dan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan
Masyarakat”
Serta mewujudkan misi ke-4 Dinas PUTR Kabupaten Konawe
Kepulauan
yaitu “mewujudkan penatan, pemanfaatan dan pengendalian ruang
berkelanjutan
yang terintegrasi dengan dokumen RTRW.”
D. Analisis Manfaat
Dengan terlaksananya kegiatan perbaikan dan meminta persetujuan
atasan
akan SOP yang telah dibuat maka dengan begitu standart operasional
prosedur yang
telah direvisi layak untuk dilaksanakan dalam penerbitan
rekomendasi teknis
kesesuaian ruang nantinya.
Judul kegiatan No. 6 Pelaporan hasil aktualisasi
Tanggal pelaksanaan
hasil kegiatan
keputusan SOP yang telah dibuat
3. Dokumentasi Meminta bimbingan dan dukungan
dalam evaluasi pelaksanaan aktualisasi
1. Melaporkan kepada atasan akan hasil kegiatan.
a. Nilai dasar yang melandasi
1) Akuntabilitas
Dalam melaporkan kepada atasan akan hasil kegiatan yang telah
saya
lakukan maka saya bertanggungjawab melaporkan yang
sejelas-jelasnya
kepada atasan akan hasil kegiatan penyusunan SOP yang telah
saya
selesaikan.
Dalam Melaporkan kepada atasan akan hasil kegiatan yang saya
lakukan
saya dengan berlandaskan sikap hormat menghormati memberikan
penjelasan akan hasil kegiatan yang telah dilakukan.
3) Etika Publik
saya lakukan maka saya bersikap ramah dan sopan kepada
atasan.
4) Komitmen Mutu
kegiatan dengan efisien dan mendasar kepada atasan.
5) Anti Korupsi
Saya menjelaskan kepada atasan dengan jujur dan terperinci akan
hasil
kegiatan yang dilakukan
b. Dokumentasi
c. Analisis Dampak
1) Dampak positif : Dengan adanya laporan kepada atasan akan
hasil
kegiatan yang telah dilakukan maka atasan dapat mengetahui
perkembangan dan hasil dari aktualisasi yang dilakukan dengan
harapan
atasan dapat mengapresiasi kegiatan yang telah dilakukan
sehingga
membawa dampak positif khususnya dalam pengendalian dan
penertiban
pemanfaatan ruang di Kabupaten Kolaka Timur.
2) Dampak negatif : Apabila kegiatan hasil aktualisasi tidak
dilaporkan
kepada atasan maka atasan tidak mengetahui perkembangan dan
hasil
dari aktualisasi yang dilakukan.
2. Meminta persetujuan akan surat keputusan SOP yang telah
dibuat
a. Nilai dasar yang melandasi
1) Akuntabilitas
Dengan meminta persetujuan akan surat keputusan SOP yang telah
dibuat
maka dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan penertiban pemanfaatan
ruang
dapat dipertanggungjawabkan.
2) Nasionalisme
Dengan adanya persetujuan Atasan akan SOP yang telah dibuat maka
akan
tercipta aturan guna kepentingan bersama dalam penertiban
pemanfaatan
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 52
ruang.
Dalam meminta persetujuan kepada atasan saya bersikap hormat dan
cermat
kepada atasan.
Dengan adanya persetujuan atasan maka SOP yang dihasilkan akan
membuat
kegiatan penertiban pemanfaatan ruang menjadi lebih efektif.
5) Anti Korupsi
Dengan kerja keras saya memperoleh persetujuan akan hasil dari
kegiatan
yang telah dilakukan.
c. Analisis Dampak
1) Dampak positif : Dengan adanya persetujuan akan Surat Keputusan
SOP
yang telah dibuat maka dapat menjadi panduan dalan pengendalian
dan
penertiban pemanfaatan ruang pada Dinas PUTR Kabupaten Konawe
Kepulauan.
2) Dampak Negatif : Bila surat keputusan SOP tidak mendapat
persetujuan
dari atasan maka SOP tersebut tidak dapat menjadi panduan
dalan
pengendalian dan penertiban pemanfaatan ruang pada Dinas PUTR
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 53
Kabupaten Konawe Kepulauan..
a. Nilai dasar yang melandasi
1) Akuntabilitas
aktualisasi yang telah dibuat dengan jujur.
2) Nasionalisme
pada saat evaluasi aktulisasi.
sopan dan santun.
4) Komitmen Mutu
atasan sehingga pelaksanaan evaluasi aktualisasi berjalan dengan
lancar
5) Anti Korupsi
Pada saat evaluasi pelaksanaan aktualisasi saya bersikap jujur akan
hasil
kegiatan yang dilakukan
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 54
c. Analisis Dampak
pelaksanaan aktualisasi oleh atasan maka diharapkan agar
dapat
memberikan dukungan dan arahan dalam pelaksanaan evaluasi
kegiatan
aktualisasi nantinya.
2) Dampak Negatif : tidak adanya dukungan dan arahan dari pimpinan
bila
tidak ada bimbingan dari atasan dalam evaluasi kegiatan
aktualisasi.
B. Kedudukan dan Peran ASN
Pelaksanaan Kegiatan Pelaporan hasil aktualisasi dilakukan
dengan
antusias (passionate), cara terbaik (progressive), dan penuh
kesabaran (patience)
sebagai wujud sinergitas agar optimalisasi kualitas mutu hasil
pelayan public
dan kerjasama yang optimal tercapai.
C. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisas
Dengan terlaksananya kegiatan Pelaporan hasil aktualisasi
dapat
mewujudkan Visi Dinas PUTR Kab Konawe kepulauan yaitu
“Terwujudnya
Pembangunan Infrastruktur Dasar Ke-Puan Yang Terintegrasi, Berdaya
Guna Dan
Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat”
yaitu “mewujudkan penatan, pemanfaatan dan pengendalian ruang
berkelanjutan
yang terintegrasi dengan dokumen RTRW.”
D. Analisis Manfaat
mengetahui standar operasional prosedur dalam menerbitkan
rekomendasi teknis
kesesuaian ruang yang akan menjadi bahan acuan dalam penerbitan IMB
dari Dinas
PM-PTSP sebagai yang berwenang, selain itu dengan adanya SOP ini
diharapkan
pengawasan penertiban pemanfaatan ruang dapat berjalan dengan
sebagaimana
mestinya.
BAB IV
Pemanfaatan Ruang Melalui Pembuatan Standar Operasional Prosedur
(SOP)” pada
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Konawe Kepulauan maka
penulis
dapat menarik kesimpulan antara lain :
1. Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dihasilkan menjadi
panduan dalam
kegiatan pengendalian dan penertiban pemanfaatan ruang di Dinas
PUTR
Kabupaten Konawe Kepulauan, sehingga dengan adanya SOP dapat
mengoptimalkan pengendalian dan penertiban pemanfaatan ruang.
2. Dalam pelaksanaan tahap aktualisasi ini peserta Diklatsar
dapat
mengimplementasikan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika
publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi (ANEKA) dalam setiap
kegiatan.
B. Saran
Nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA) sebaiknya selalu dijadikan sebagai pedoman dalam
menjalankan
tugas pokok dan fungsi sebagai Aparatur Sipil Negara sehingga visi
dan misi
organisasi dapat dijalankan dengan baik dan amanah.
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 56
Daftar Pustaka
Lembaga Administrasi Negara RI, Akuntabilitas: Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS. LAN
RI, Jakarta, 2017
Lembaga Administrasi Negara RI, Nasionalisme: Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS. LAN
RI, Jakarta, 2017
Lembaga Administrasi Negara RI, Etika Publik: Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS. LAN RI,
Jakarta, 2017
Lembaga Administrasi Negara RI, Komitmen Mutu: Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS.
LAN RI, Jakarta, 2017
Lembaga Administrasi Negara RI, Anti Korupsi: Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS. LAN
RI, Jakarta, 2017
Lembaga Administrasi Negara RI, Manajemen ASN: Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS.
LAN RI, Jakarta, 2017
Lembaga Administrasi Negara RI, Whole of Government: Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS.
LAN RI, Jakarta, 2017
Lembaga Administrasi Negara RI, Pelayanan Publik: Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS.
LAN RI, Jakarta, 2017
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 57
L A M P I R A N
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 58
Formulir 1.A RANCANGAN AKTUALISASI
Tugas/Jabatan (sesuai formasi) ANALIS TATA RAUNG
1. PROFIL LEMBAGA
A Nama Satuan Kerja DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RAUANG KABUPATEN
KONAWE KEPULAUAN
B Visi Organisasi “Terwujudnya Pembangunan Infrastruktur Dasar
Ke-Puan Yang
Terintegrasi, Berdaya Guna Dan Berkelanjutan Untuk
Kesejahteraan Masyarakat
C Misi Organisasasi a. Terbangunya aksesibilitas lingkar pulau dan
antar wilayah yang mantap.
b. Tersedianya layanan menyeluruh air bersih dan sanitasi
masyarakat c. Terbangunnya sarana prasarana irigasi dalam
mendukung
swasembada pangan. d. Mewujudkan penataan, pemanfaatan dan
pengendalian ruang
berkelanjutan yang teritegrasi dengan dokumen RTRW D Nilai-nilai
Organisasi
E
F Tugas Satuan Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten
Konawe Kepulauan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan dibidang
pekerjaan umum dan penataan ruang.
G Tugas Unit/Atasan Langsung/ Mentor
Bidang Tata Ruang mempunyai tugas untuk memberikan pelayan teknis,
administrasi, menyusun pelaksanaan program penyuluhan, pelatihan,
penetapan metode dan pelaksanaan supervise penataan ruang
H Rincian Tugas dan Fungsi dan atau Tugas Tambahan, dan atau
Kegiatan Inisiatif Sendiri dengan Persetujuan Atasan
Tugas Tambahan : 1) Pembuatan standar operasional prosedur
penerbitan rekomendasi
teknis kesesuaian ruang guna menjadi bahan pertibangan dalm
penerbitan IMB .
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 59
2. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN ALTERNATIF
SOLUSI
NO URAIAN
meneliti dan memeriksa
penuliasan
NORMAL Pada kabupaten konawe
kepulauan sebagai zona hijau
NO
MUTU, ANTI KORUPSI
1 Penyampaian Kegiatan
1. AKUNTABILITAS Kegiatan ini dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab
2. NASIONALISME Kegiatan ini mengandung hormat-menghormati antara
atasan dan bawahan
3. ETIKA PUBLIK Kegiatan ini mengandung nilai sopan santun dan
hormat kepada pimpinan
4. KOMITMEN MUTU Dalam kegiatan ini dapat meningkatkan efektif dan
efisiensi kerja
5. ANTI KORUPSI Berkerja dengan jujur sehingga dapat mengefisienkan
biaya
2 Penyusunan rancangan
Standar Operasional Prosedur
2. NASIONALISME, Kegiatan ini bermaksud untuk kepentingan bersama
& bekerja sama
3. ETIKA PUBLIK Kegiatan ini dilakukan dengan cermat dan sesuai
aturan Tata Naskah.
4. KOMITMEN MUTU Dalam kegiatan ini dapat meningkatkan efektif dan
efisiensi kerja
5. ANTI KORUPSI Kegiatan ini dilaksanakan dengan kerja keras serta
disiplin dalam melakukan kegiatan.
3
1. AKUNTABILITAS, Salah satu bentuk pertanggungjawaban yaitu
sosialisasi
2. NASIONALISME, Kegiatan ini bermaksud untuk kepentingan
bersama
3. ETIKA PUBLIK, Disiplin adalah contoh sikap seorang ASN yang
baik
4. KOMITMEN MUTU Inovasi adalah bentuk komitmen mutu
5. ANTI KORUPSI, Hadir tepat waktu merupakan salah satu
buktinya
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 61
4 Melakukan forum group
2. NASIONALISME, Kegiatan ini bermaksud untuk kepentingan bersama
& bekerja sama
3. ETIKA PUBLIK Kegiatan ini mengandung nilai sopan santun.
4. KOMITMEN MUTU Dalam kegiatan ini mengandung Orientasi hasil
(efektifitas)
5. ANTI KORUPSI Kegiatan ini mengandung nilai disiplin & jujur
dan dilaksanakan dengan kerja keras serta disiplin dalam melakukan
kegiatan.
5
2. NASIONALISME, Kegiatan ini bermaksud untuk kepentingan bersama
& bekerja sama
3. ETIKA PUBLIK Kegiatan ini mengandung nilai sopan santun.
4. KOMITMEN MUTU Dalam kegiatan ini mengandung Orientasi hasil
(efektifitas)
5. ANTI KORUPSI Kegiatan ini mengandung nilai disiplin & jujur
dan dilaksanakan dengan kerja keras serta disiplin dalam melakukan
kegiatan.
6 pelaporan hasil aktualisasi
1. AKUNTABILITAS, Salah satu bukti pertanggungjawaban atas
kegiatan
2. NASIONALISME, Salah satu bukti cinta tanah air tercermin dalam
kegiatan ini
3. ETIKA PUBLIK Kegiatan ini mengandung nilai sopan santun dan
hormat kepada pimpinan
4. KOMITMEN MUTU Dalam kegiatan ini mengandung Orientasi hasil
(efektifitas)
5. ANTI KORUPSI Kegiatan ini mengandung nilai disiplin &
jujur
Kendari, 2020 Menyetujui:
NIP. 19750206 200804 1 001 NIP. 19960415 201903 1 001
Catatan : Formulir ini diisi dengan persetujuan Mentor dan
dikumpulkan pada saat materi Penjelasan Aktualisasi tgl.
…………………………………..2020 (sudah ditanda tangani oleh Mentor), serta
dilampirkan dalam Laporan Seminar Rancangan Aktualisasi
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 62
Formulir 1.B JADWAL PELAKSANAAN AKTUALISASI
Nama Peserta : YUSRIL APRIANTO, ST Unit Kerja : DINAS PEKERJAAN
UMUM DAN TATA RUANG KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN Waktu : 10 MARET
2020 – 14 APRIL 2020
No
. Kegiatan
BULAN
Maret April
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 penyampaian kegiatan
6 Pelaporan hasil aktualisasi
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 63
Formulir 2
No Tanggal/
Menyetujui:
Mentor Peserta Diklat DIMAN BASRUHUN, ST.,MPW YUSRIL APRIANTO, ST
NIP. 19750206 200804 1 001 NIP. 19960415 201903 1 001
Mengetahui :
ISRAWAN SULPA, ST., Dipl., WRD NIP. 19691015 199203 1 011
Catatan Digunakan pada saat off campus, formulir ini dilampirkan
dalam Laporan Hasil Aktualisasi pada Seminar Aktualisasi tanggal
……………………… 2020, beserta bukti fisik dalam bentuk foto, video,
testimoni, print out dokumen, dsb.
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 64
Formulir 3 STRATEGI PEMBIMBINGAN Rincian Pelaksanaan
Bimbingan
(Catatan bimbingan oleh: Coach ) Nama Peserta : YUSRIL APRIANTO,
ST
Satuan Kerja : Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan
Tempat Aktualisasi : DINAS PUTR Kabupaten Konawe Kepulauan
No Tanggal/
Coach Peserta Diklat
YURI, S.Sos YUSRIL APRIANTO, ST NIP. 19710705 199403 1 008 NIP.
19960415 201903 1 001 Catatan: Digunakan pada saat off campus,
formulir ini dilampirkan dalam Laporan Hasil Aktualisasi pada
Seminar Aktualisasi tanggal ………………………. 2020, beserta bukti fisik
dalam bentuk foto, video, testimoni, print out dokumen, dsb.
Optimalisasi Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang melalui
Pembuatan Standar Opersional Prosedur (SOP)”. Page 65
Formulir 5 RENCANA AKSI AKTUALISASI NILAI DASAR
No. Kegiatan/ Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Teknik
Aktualisasi
1 1
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, Anti
korupsi.
Penerapan nilai dasar dan tertib administrasi
2. Penyusunan rancangan Standar Operasional Prosedur
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, Anti
korupsi.
Penerapan nilai dasar dan tertib administrasi
3. Konsultasi kepada atasan untuk meneliti dan memeriksa rancangan
SOP
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, Anti
korupsi.
Penerapan nilai dasar dan tertib administrasi
4. Melakukan forum group diskusi
dalam perancangan SOP
Penerapan nilai dasar dan tertib administrasi
5. Melakukan perbaikan dan meminta
persetujuan atasan akan SOP yang
telah dibuat
Penerapan nilai dasar dan tertib administrasi
6. pelaporan hasil aktualisasi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
publik, Komitmen mutu, Anti korupsi.
Penerapan nilai dasar dan tertib administrasi
Kendari, …………………..2020 Menyetujui
Mentor/Atasan Langsung Peserta DIMAN BASRUHUN, ST.,MPW YUSRIL
APRIANTO, ST NIP. 19750206 200804 1 001 NIP. 19960415 201903 1
001
Mengetahui Coach
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI
a. Uraian Jabatan
Ikhtisar Jabatan :
Uraian Tugas :
C. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN
1. Akuntabilitas
2. Nasionalisme
1. Manajemen ASN
Daftar Pustaka