59
1 Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah selaku Pengguna Anggaran selama satu periode pelaporan. Laporan Keuangan terutama digunakan untuk memyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, hasil operasi, dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah selaku entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan: a) Akuntabilitas Mempertanggungjawaban pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. b) Manajemen Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat. c) Transparansi Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan. d) Keseimbangan Antargenerasi (intergeneration equity) Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

  • Upload
    vandan

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

1

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD

1.1.1 Maksud Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah disusun

untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi

yang dilakukan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah selaku

Pengguna Anggaran selama satu periode pelaporan. Laporan Keuangan terutama digunakan

untuk memyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, hasil operasi, dan

perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam

membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah selaku entitas pelaporan mempunyai kewajiban

untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam

pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk

kepentingan:

a) Akuntabilitas

Mempertanggungjawaban pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang

dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

secara periodik.

b) Manajemen

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas

pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan,

pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah

untuk kepentingan masyarakat.

c) Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan

pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan

menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang

dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

d) Keseimbangan Antargenerasi (intergeneration equity)

Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada

periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

2

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran

tersebut.

1.1.2 Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Pelaporan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyajikan informasi yang

berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas

pelaporan atas sumber daya yang dikelola, dengan:

1. Menyediakan informasi mengenai penerimaan Pendapatan Asli Daerah pada Dinas

Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah;

2. Menyediakan informasi mengenai posisi asset yang dikelola Dinas Pertanian dan

Perkebunan Provinsi Jawa Tengah;

3. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas

pemerintah daerah;

4. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban,

dan ekuitas pemerintah daerah;

5. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya

ekonomi;

6. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggaran yang ditetapkan;

7. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan

memenuhi kebutuhan kasnya;

8. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah daerah untuk membiayai

penyelenggaraan kegiatan pemerintah;

9. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan

dalam mendanai aktivitasnya.

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi

mengenai aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, LRA, belanja, transfer, pembiayaan,

pendapatan LO, beban Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah sebagai suatu

entitas pelaporan.

Adapun Laporan Keuangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah terdiri

dari:

a) Laporam Realisasi Anggaran

b) Neraca

c) Laporan Operasional

d) Laporan Perubahan Entitas

e) Catatan atas Laporan Keuangan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

3

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah daerah

yang menunjukkan ketaatan terhadap APBD. Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan

perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan dan

menyajikan unsur-unsur sebagai berikut:

a) Pendapatan

b) Belanja

c) Tranfer

d) Surplus/defisit

e) Pembiayaan

f) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran

Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,

kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Setiap entitas pelaporan mengklasifikasikan

asetnya dalam aset lancar dan non lancar serta mengklasifikasikan kewajibannya menjadi

kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca. Setiap entitas pelaporan

mengungkapkan setiap pos aset dan kewajiban yang mencakup jumlah-jumlah yang

diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal

pelaporan dan jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu leih

dari 12 (dua belas) bulan. Sedangkan ekuitas dalah kekayaan bersih pemerintah yang

merupakan selisih antara aset dan kewajiban entitas pada tanggal laporan.

Neraca mencantumkan sekurang-kurangnya pos-pos berikut:

a) Kas dan setara

b) Investasi jangka pendek

c) Piutang pajak dan bukan pajak

d) Persediaan

e) Investasi jangka panjang

f) Aset tetap

g) Aset Lainnya

h) Kewajiban jangka pendek

i) Kewajiban jangka panjang

j) Ekuitas

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

4

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Laporan Operasional

Laporan Operasional menyajikan pos-pos sebagai berikut:

a) Pendapatan LO dari kegiatan operasional

b) Beban dari kegiatan operasional

c) Surplus/Defisit dari kegiatan non operasional

d) Pos luar biasa

e) Surplus/defisit LO

Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan ekuitas menyajikan pos-pos:

a) Ekuitas awal

b) Surplus/defisit LO pada periode bersangkutan

c) Koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas yang antara lain berasal dari

dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi

kesalahan mendasar.

Catatan atas Laporan Keuangan

Agar cepat digunakan oleh pengguna dalam memahami dan membandingkannya

dengan laporan keuangan entitas lainnya, Catatan atas Laporan Keuangan sekurang-

kurangnya disajikan dengan susunan sebagai berikut:

a. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target,

Undang-undang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi

dalam pencapaian target

b. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan

c. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan

akuntamsi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-

kejadian penting lainnya.

Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis setiap pos dalam Laporan

Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas.

1.2 LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Pelaporan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah diselenggarakan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain:

1. Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

5

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Tahun 1999 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3851);

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaga Negara Republik

Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomr 4355);

5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4438);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan

Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun

2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang

Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2010 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5155);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

6

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

11. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);

12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah

Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7);

13. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 96 Tahun 2009 tentang Kebijakan

Akuntansi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2009 Nomor 96), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Gubernur Jawa Tengah Nomor 45 Tahun 2014 tentang Kebijakan dan Sistem

Akuntansi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah;

14. Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 903/0017608 tanggal 8 November 2017

perihal Percepatan Pelaksanaan APBD dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2017

15. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomot 75 Tahun 2017 tanggal 28 Desember 2017

tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN OPD

Sistematika isi catatan atas laporan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Tahun Anggaran 2017 adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan OPD

1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan OPD

1.3 Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan OPD

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja APBD

OPD

2.1 Ekonomi Makro

2.2 Kebijakan Keuangan

Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan OPD

3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan OPD

3.2 Hambatan dan Kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan

Bab IV Kebijakan Akuntansi

4.1 Entitas Akuntansi/Etintas Pelaporan Keuangan OPD

4.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan OPD

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

7

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

4.3 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan OPD

4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) pada OPD

Bab V Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan

5.1 Penjelasan Pos-Pos Neraca

5.1.1 Aset

5.1.2 Kewajiban

5.1.3 Ekuitas Dana

5.2 Penjelasan Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran

5.2.1 Pendapatan

5.2.2 Belanja

5.3 Penjelasan Pos-Pos Laporan Operasional

5.3.1 Pendapatan

5.3.2 Beban

5.4 Penjelasan Laporan Perubahan Ekuitas

Bab VI Penjelasan atas Informasi-Informasi Non Keuangan OPD

Bab VII Penutup

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

8

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

BAB II

EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

2.1. Ekonomi Makro

Indonesia adalah negara agraris dengan sektor pertanian dan perkebunan menjadi

penyumbang utama dalam Produksi Domestik Bruto (PDB). Pertanian merupakan roda

penggerak ekonomi nasional. Selain bertujuan memenuhi hajat hidup masyarakat, sektor

pertanian juga berguna untuk mendongkrak citra Indonesia di mata dunia. Berdasarkan

catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan II 2017, sektor pertanian terus memberi

kontribusi positif untuk perekonomian Indonesia. Menurut BPS, terlihat bahwa besaran

produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai Rp. 3.366,8 triliun. Jika dilihat dari sisi

produksi, pertanian merupakan sektor kedua paling berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi, setelah sektor pengolahan. Posisi sektor pertanian masih di atas sektor lainnya,

seperti perdagangan maupun konstruksi.

Sedangkan subsektor perkebunan juga memegang peranan strategis dalam

perekonomian Indonesia. Subsektor perkebunan mempunyai peran yang signifikan dalam

penyediaan lapangan kerja dengan kontribusi sekitar 17 juta pada tahun 2003. Peran ini

relatif konsisten, baik ketika Indonesia mengalami masa krisis maupun masa booming.

Subsektor perkebunan juga sangat strategis dalam penyediaan pangan, seperti minyak goreng

sawit dan gula, yang merupakan salah satu pilar stabilitas ekonomi dan politik di Indonesia.

Sejalan dengan dinamika yang terjadi, subsektor perkebunan secara terus menerus

mengalami perubahan lingkungan strategis. Pertama, perubahan lingkungan strategis

tersebut bersumber dari isu globalisasi yang pada dasarnya menuju pada liberalisasi

perdangan dan industri. Hal ini berimplikasi bahwa sektor pertanian Indonesia harus mampu

terus menerus meningkatkan daya saingnya. Kedua, perubahan lingkungan strategis pada

isu-isu lingkungan. Ketiga, sektor pertanian juga mengalami perubahan lingkungan strategis

yang berpangkal dari pelaksanaan otonomi daerah.

Dengan demikian di daerah agraris potensi pertanian dan perkebunan menjadi ruh dan

semangat dalam membangun dan mengembangkan daerah. Kemajuan suatu daerah akan

dinilai berhasil apabila mampu memperdayakan hasil pertanian dan perkebunan serta

meningkatkan taraf hidup masyarakat petani dan masyarakat kebun. Provinsi Jawa Tengah

sebagai provinsi yang menjadi slah satu lumbung pangan nasional memiliki peran penting

dalam pencapaian keberhasilan program pembangunan di bidang pertanian dan perkebunan.

Potensi yang dimiliki tersebut telah menjadi keuntungan dan sekaligus tantangan yang cukup

besar dalam upaya mencapai sasaran pembangunan tersebut. Kemampuan Jawa Tengah

mengelola potensi pertanian dan perkebunan akan menentukan masa depannya, maka jika

gagal, image Jawa Tengah sebagai penghasil produk pertanian dan perkebunan akan

tenggelam seiring dengan perkembangan industrialisasi yang semakin berkembang secara

pesat.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

9

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

2.2 Kebijakan Keuangan

a. Pendapatan Daerah

Dalam meningkatkan pendapatan ada beberapa hal yang merupakan kebijakan

khusus di bidang pendapatan:

1) Dalam penentuan harga benih padi, palawija, dan bibit tanaman hortikultura yang

dihasilkan dari Balai Benih dan Kebun Milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

ditetapkan sebesar 80% dari harga pasar

2) Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah ditetapkan sebesar 90% dari harga pasar

3) Besarnya retribusi untuk pengujian di Laboratorium Pemeriksaan dan Pengujian

Tanaman telah ditetapkan di Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 4 Tahun

2017 tentang Perubahan Tarif Retribusi Daerah Provinsi Jawa Tengah.

b. Belanja Daerah

Hal sebagai berikut yang merupakan kebijakan khusus untuk Belanja:

1) Setiap kelompok belanja pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah harus bisa

dirinci menurut jenis, obyek, dan rincian obyek

2) Semua rencana belanja pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah harus

didukung dengan ketersediaan dana pada struktur pendapatan daerah

3) Belanja dianggarkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan

batasan tertinggi dari pengeluaran dana. Demikian juda diharapkan bahwa nagka

yang dianggarkan pada sisi pendapatan merupakan angka batas terendah dari suatu

penerimaan daerah

4) Dalam pengelolaan belanja daerah perlu selalu diupayakan untuk terjadinya

efisiensi dan efektivitas belanja dan upaya penghematan penggunaan dana perlu

dilakuakn oleh semua Organisasi Perangkat Daerah

5) Belanja daerah menampung semua pengeluaran untuk program dan kegiatan

Organisasi Perangkat Daerah, termasuk belanja tidak langsung

6) Belanja Daerah juga menampung kegiatan luncuran dari kegiatan tahun anggaran

sebelumnya yang tidak tersediakan.

c. Kebijakan Pembiayaan Daerah

Kebijakan Pembiayaan Daerah terdiri atas Kebijakan Penerimaan dan Pengeluaran,

Pembiayaan Daerah diarahkan untuk:

1) Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun 2016 sebagai

sumber penerimaan APBD Tahun Anggaran 2017 didasarkan pada perhitungan

yang cermat dan rasional;

2) Penyertaan modal dalam rangka pemenuhan kewajiban dalam prinsip kehati-hatian;

3) SiLPA diupayakan menurun seiring dengan semakin efektifnya penggunaan

anggaran;

4) Membentuk dana cadangan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

10

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Kebijakan keuangan daerah, baik arah kebijakan pendapatan, pembiayaan, maupun

belanja yang didukung dengan kebijakan keuangan negara, yang tertuang dalam APBD

Provinsi Jawa Tengah maupun APBN adalah untuk mendukung tercapainya target sasaran

perencanaan pembangunan Provinsi Jawa Tengah.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

11

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

BAB III

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN OPD

TAHUN ANGGARAN 2017

3.1 IKHTISAR REALISASI PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN OPD

Sumber Pendapatan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Tahun

2017 sebesar Rp. 11.584.521.421,- ( Sebelas milyar lima ratus delapan puluh empat juta lima

ratus dua puluh satu ribu empat ratus dua puluh satu rupiah) atau tercapai sebesar 88,6% dari

target sebesar Rp. 13.075.000.000,- (Tiga belas milyar tujuh puluh lima juta rupiah). Jumlah

tersebut didapat dari Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Penyewaan Tanah dan

Bangunan sebesar Rp. 181.948.635,- (Seratus delapan puluh satu juta sembilan ratus empat

puluh delapan ribu enam ratus tiga puluh lima rupiah) atau tercapai sebesar 77,31 % dari

target Rp. 235.355.000,- (Dua ratus tiga puluh lima juta tiga ratus lima puluh lima rupiah),

kemudian berasal dari Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah yaitu sebesar Rp.

10.746.161.865,- (Sepuluh milyar tujuh ratus empat puluh enam juta seratus enam puluh satu

ribu delapan ratus enam puluh lima rupiah) atau tercapai sebesar 87,65% dari target Rp.

12.259.645.000,- (Dua belas milyar dua ratus lima puluh sembilan juta enam ratus empat

puluh lima ribu rupiah) dan dari Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah sebesar Rp.

656.410.921,- (Enam ratus lima puluh enam juta empat ratus sepuluh ribu sembilan ratus dua

puluh satu rupiah) atau tercapai sebesar 113.17% dari target 580.000.000.- (Lima ratus

delapan puluh juta rupiah).

Dari data di atas terlihat capaian Pendapatan Asli Daerah Dinas Pertanian dan

Perkebunan Provinsi Jawa Tengah tidak memenuhi Target Pendapatan yang ditetapkan yaitu

sebesar Rp. 13.075.000.000,- hal ini disebabkan karena pada tahun 2017 sebagian besar

tanaman padi di kebun dinas mengalami puso sehingga gagal panen, disamping itu salah satu

sumber pendapatan asli daerah Dinas Perkebunan Perovinsi Jawa Tengah dari sertifikasi

mutu bibit tanaman capaiannya rendah, ini disebabkan karena menurunnya minat konsumen

atas bibit bersertifikasi terutama bibit tanaman perkebunan.

Anggaran pos belanja APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah

tahun 2017 adalah sebesar Rp. 317.348.784.000,- sedangkan realisasinya mencapai Rp.

293.332.491.824,- atau sebesar (92%). Pos belanja terdiri dari belanja tidak langsung

sebesar Rp. 132.358.974.709,- (99%) dan belanja langsung Rp. 160.973.517.115,- (88%).

Proporsi terbesar realisasi belanja langsung untuk tahun 2017 adalah belanja modal

menyerap 97%, sedangkan belanja barang dan jasa sebesar 88% dan belanja pegawai sebesar

87%.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

12

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

3.2 HAMBATAN DAN KENDALA YANG ADA DALAM PENCAPAIAN TARGET

YANG TELAH DITETAPKAN

Hambatan dan kendala yang dihadapi oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi

Jawa Tengah dalam pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah

Provinsi Jawa Tengah antara lain:

a) Adanya proses penggabungan tiga dinas menjadi satu yaitu penggabungan Dinas

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perkebunan dan Sekretariat Badan

Penyuluh menjadi Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah menyebabkan

proses adaptasi dan penyerapan anggaran agak lambat;

b) Besarnya Anggaran akibat penggabungan tiga dinas dan terbatasnya Sumber Daya

Manusia dalam bidang pengelolaan keuangan sehingga berdampak pada lambatnya

penyerapan anggaran;

c) Adanya proses pengadaan barang dan jasa yang gagal lelang dan beberapa kegiatan di

OPD yang tidak bisa dilaksanakan maupun diselesaikan sesuai kontrak karena beberapa

faktor;

d) Karena penggabungan tersebut banyak kegiatan yang sama dan tumpang tindih sehingga

tidak dilaksanakan;

e) Pendapatan tidak memenuhi target dikarenakan sebagian tanaman penyumbang

pendapatan yang mengalami gagal panen dan terkena wabah penyakit sehingga

mengalami puso;

f) Sumber daya manusia terutama tenaga teknis tahun 2017 banyak yang purna tugas;

g) Ada kegiatan yang tidak dilaksanakan oleh kabupaten/kota disebabkan karena iklim dan

kesulitan pemasaran apabila produk tersebut dilaksanakan;

h) Adanya curah hujan yang cukup tinggi sehingga petani memilih menamam komoditas

lain karena khawatir terjadi gagal panen terutama untuk tanaman tembakau;

Untuk meminimalisasi hambatan dan kendala dalam pencapaian target kinerja Dinas

Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah akan melakukan langkah-langkah senagai

berikut:

a) Meningkatkan koordinasi horozontal, vertikal dan diagonal baik intern, sektoral, maupun

lintas sektor dalam penyusunan program dan anggaran sehingga tidak ada tumpang

tindih kegiatan;

b) Meningkatkan koordinasi pengelolaan keuangan dengan fasilitasi pembinaan yang

dilakukan secara proakatif dan intensif;

c) Mengefektifkan kerjasama tim dalam rangka menyelesaikan tugas-tugas yang terkait

dengan kegiatan yang telah dijadwalkan;

d) Memperbaikai sarana dan prasarana yang menunjang peningkatan pendapatan dan

meremajakan tanaman yang sudah tua dengan yang baru

e) Merencanakan inovasi baru untuk pengelolaan Kebun Dinas dan Balai Benih sehingga

dapat meningkatkan pendapatan;

f) Melakukan kerjasama secara terus menerus dengan pihak-pihak terkait;

g) Penguatan sistem kelembagaan Penyuluh, pelaku utama (petani/pekebun), dan pelaku

usaha di bidang pertanian dan perkebunan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

13

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

h) Peningkatan kemampuan/ketrampilan teknik budidaya, pengelolaam lahan,

kelembagaan, kemitraan, pengolahan hasil, pasca panen dan pemasaran;

i) Meningkatkan peran dan kapasitas aparatur (staf dan pejabat struktural);

j) Menambah pengetahuan dan ketrampilan Sumber Daya Manusia keuangan dan teknis

dengan mengikuti diklat dan kursus yang diselenggarakan oleh lembaga/instansi lain atau

pembinaan secara mandiri.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

14

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

BAB IV

KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1 Entitas Akuntansi/Entititas Pelaporan Keuangan Daerah OPD

Asumsi kemandirian entitas, yang berarti bahwa unit Pemerintah Daerah sebagai entitas

pelaporan dan entitas akuntasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai

kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit

pemerintahan dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah

adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan

tanggung jawab penuh. Entitas bertanggungjawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di

luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termsuk atas kehilangan atau

kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang piutang yang terjadi akibat pembuatan

keputusan entitas, serta terlaksana tidaknya program dan kegiatan yang telah ditetapkan.

Entitas di pemerintah daerah terdiri dari Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi.

Entitas Pelaporan adalah Pemerintah Daerah yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi

yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan

pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Entitas Akuntansi

adalah Satuan Kerja pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib

menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada

entitas pelaporan. Yang termasuk ke dalam entitas akuntansi adalah OPD dan PPKD.

4.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan OPD

Kebijakan akuntansi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah dituangkan dalam Peraturan

Gubernur Nomor 45 Tahun 2014 tentang Kebijakan dan Sistem Akuntansi Pemerintah

Daerah Provinsi Jawa Tengah dengan uraian sebagai berikut:

a. Kebijakan Akuntansi Pelaporan Keuangan

1) Pelaporan keuangan merupakan satu kesatuan yang terdiri dari laporan keuangan,

catatan atas laporan keuangan, dan informasi tambahan yang harus disajikan

bersama-sama

2) Komponen laporan keuangan pemerintah untuk entitas akuntansi terdiri dari Laporan

Realisasi Anggaran (LRA), Neraca Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan

Ekuitas (LPE), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

3) Catatan atas Laopran Keuangan mengungkapan hal-hal sebagai berikut:

a) Menyajikan informasi tentang ekonomi makro, kebijakan fiskal/keuangan dan

pencapaian target perda APBF berikut kendala dan hambatan yang dihadapi

dalam pencapaian target;

b) Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja selama tahun pelaporan;

c) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan

kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-

transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

15

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

d) Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar,

yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

4) Basis Akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah daerah adalah

basis akrual

5) Entitas pelaporan keuangan mengacu pada konsep bahwa setiap pusat

pertanggungjawaban harus bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan.

6) Entitas pelaporan keuangan daerah adalah Pemerintah Daerah secara keseluruhan,

sedangkan pusat-pusat pertanggungjawaban ada pada OPD dan BPKAD.

b. Kebijakan Akuntansi Kas dan Setara Kas

1) Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan

untuk membiayai kegiatan pemerintahan

2) Setara kas adalah investasi jangka pendek pemerintah yang sangat likuid, yang siap

dicairkan menjadi kas, bebas dari resiko perubahan nilai yang signifikan, serta

mempunyai masa jatuh tempo kurang dari 3 bulan terhitung dari tanggal perolehan

3) Kas dan setara kas dibagi dalam 3 klasifikasi besar yaitu uang tunai, saldo simpanan

di Bank, dan setara kas

4) Kas dan setara kas diakui pada saat:

a. Memenuhi definisi kas dan/setara kas; dan

b. Penguasaan dan/atau kepemilikan telah beralih kepada pemerintah daerah

5) Kas dan setara kas dicatat berdasarkan nilai nominal yang disajikan dalam nilai rupiah

6) Kas dan setara kas disajikab dalam Neraca dan Clak

c. Kebijakan Akuntansi Investasi

1) Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti

bunga, deviden dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga dapat meningkatkan

kemampuan pemerintah daerah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat

2) Investasi diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu investasi jangka panjang dan

investasi jangka pendek

3) Pengakuan Investasi:

a. Investasi jangka pendek dapat diakui apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

(1) Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa

yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah

dalam jangka waktu 12 bulan atau kurang; dan

(2) Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai

(reliable)

b. Investasi jangka panjang dapat diakui apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

(1) Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa

yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah

dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan; dan

(2) Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur sacara memadai

(reliable)

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

16

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

4) Pengukuran Investasi

a. Investasi jangka pendek, dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila investasi

diperoleh tanpa biaya perolehan maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar

investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasar

b. Investasi jangka panjang, metode yang digunakan adalah metode biaya, metode

ekuitas, metode nilai bersih yang dapat direalisasikan

5) Penyajian/Pengungkapan

a. Investasi jangka pendek disajikan pada pos aset lancar di neraca. Sedangkan

hasil dari investasi, seperti bunga diakui sebagai pendapatan dan dsajikan pada

LRA dan LO

b. Investasi jangka panjang disajikan pada neraca menurut jenisnya, baik yang sifat

non permanen maupun bersifat permanen. Investasi non permanen yang

diragukan tertagih/terealisasi disajikan sebagai pengurang investasi jangka non

permanen

c. Investasi non permanen yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari 12

bulan setelah tanggal pelaporan direklasifikasi menjadi bagian lancar investasi

non permanen pada aset lancar.

d. Kebijakan Akuntansi Piutang

1) Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah dan/atau hak

Pemerintah yang dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang

sah, yang diharapkan diterima Pemerintah dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak

tanggal pelaporan

2) Pengakuan piutang pemerintah diakui pada saat timbulnya hak tagih pemerintah

karena adanya tunggakan pungutan pendapatan, perikatan, transfer antar

pemerintahan dan kerugian daerah serta transaksi lainnya

3) Pengukuran piutang dicatat sebesar nilai normal yang tercantum dalam surat

ketetapan, surat penagihan dan nilai yang belum dilunasi sampai dengan akhir

periode pelaporan

4) Metode untuk menghitung piutang yang tidak tertagih adalah metode

pencadangan/penyisihan piutang tidak tertagih. Metode ini mengestimasi besarnya

piutang-piutang yang tidak akan tertagih dan kemudian mencatat dan menyajikan

nilai estimasi tersebut sebagai penyisihan piutang tidak tertagih, yang mengurangi

nilai piutang bruto. Penyisihan piutang tidak tertagih dibentuk berdasarkan

kualitas/umur piutang.

e. Kebijakan Akuntansi Persediaan

1) Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang

dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang

yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada

masyarakat

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

17

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

2) Persediaan merupakan aset yang berupa:

a) Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan

operasional pemerintah.

b) Bahan atau pelengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses produksi

c) Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan akan dijual atau diserahkan

kepada masyarakat

d) Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam

rangka kegiatan pemerintahan

3) Persediaan diakui pada saat:

a) Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai

atau biaya yang dapat diukur dengan andal

b) Diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah

4) Persediaan dicatat menggunakan metode periodik yaitu pencatatan hanya dilakukan

pada saat terjadi penambahan sehingga tidak mengupdate jumlah persediaan.

Metode penilaian persediaan menggunakan harga perolehan terakhir

5) Persediaan disajikan sebesar:

a) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan

persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan,

dan biaya lainnya yang secara tak langsung dapat dibebankan pada perolehan

persediaan. Hal yang mengurangi biaya perolehan persediaan: potongan harga

dan rabat dan lainnya yang serupa.

b) Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri

c) Nilai wajar apabila persediaan diperoleh dari cara lainnya

f. Kebijakan akuntansi Aset Tetap

1) Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua

belas) bulan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh

masyarakat umum

2) Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam

aktivitas operasi entitas. Klasifikasi aset tetap adalah tanah, peralatan dan mesin,

gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya serta konstruksi

dalam pengerjaan (KDP)

3) Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya

dapat dikukur dengan andal. Kriteria untuk dapat diakui sebagai aset tetap adalah:

a) Berwujud

b) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan

c) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal

d) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas

e) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan

4) Aset tetap pada prinsipnya dinilai dengan biaya perolehan. Apabila biaya

perperolehansuatu aset adalah tanpa nilai atau tidak dapat diidentifikasi, maka nilai

Aset Tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

18

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

5) Komponen biaya perolehan aset terdiri dari:

a) Harga pembelian, termasuk bea impor dan pajak pembelian, setelah dikurangi

dengan diskon dan rabat

b) Seluruh biaya yang secara langsung dapat dihubungkan/didistribusikan dengan

aset dan membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat

bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.

6) Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap adalah sebagai berikut:

a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin adalah yang sama dengan atau

lebih dari Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah)

b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan dan yang sama dengan atau lebih dari

Rp. 20.000.000,- dua puluh juta rupiah)

c) Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap dikecualikan terhadap pengeluaran

untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi

perpustakaan dan barang bercorak kesenian

7) Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap hanya dapat dikapitalisasikan

pada nilai aset jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a) Pengeluaran tersebut mengakibatkan bertambahnya masa manfaat, kapasitas,

kualitas, dan volume aset yang telah dimiliki

b) Pengeluaran tersebut memenuhi batasan minimal nilai kapitalisasi aset tetap/aset

lainnya

8) Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat

disusutkan selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Metode penyusutan yang

digunakan adalah metode garis lurus yaitu dengan rumus nilai yang dapat disusutkan

dibagi masa manfaat. Nilai yang dapat disusutkan adalah seluruh nilai perolehan

aset dengan tidak memiliki nilai sisa (residu)

9) Perhitungan penyusutan aset tetap yang diperoleh tengah tahun menggunakan

pendekatan tahunan yaitu penyusutan dihitung satu tahun penuh meskipun baru

diperoleh satu atau dua bulan atau bahkan dua hari

10) Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara

permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi masa yang

akan datang. Aset tetap secara permanen dihentikan atau dilepas harus dieliminasi

dari Neraca dan diungkapkan dalam CaLK

11) Penilaian kembali atau reevaluasi aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan

karena SAP menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau pertukaran

12) Penyajian aset tetap berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi

akumulasi penyusutan

13) Perlakuan khusus, penyajian aset bersejarah tidak harus di neraca tetapi diungkapkan

dalam CaLK. Contoh aset bersejarah adalah bangunan bersejarah, monumen,

tempat-tempat purbakala seperti candi dan karya seni

g. Kebijakan Akuntansi Dana Cadangan

1) Dana cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang

memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun

anggaran

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

19

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

2) Dana cadangan diakui pada saat terjadi pemindahan klasifikasi dari kas ke dana

cadangan

3) Dana cadangan diukur sesuai dengan nilai nominal dari kas yang diklasifikasikan ke

dana cadangan

4) Dana cadangan disajikan dalam Neraca pada kelompok aset non lancar. Rinciannya

dijelaskan dan diungkapkan dalam CaLK.

h. Kebijakan Akuntansi Aset Lainnya

1) Aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset

tetap dan dana cadangan

2) Aset lainnya antara lain:

a) Aset tak berwujud

(1) Aset tak berwujuf didefinisikan sebagai aset non-moneter yang dapat

diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik. Jenis aset tak berwujud

antara lain: goodwill, hak paten, hak cipta, royalti, software, lisensi, hasil

kajian penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang, aset tak

berwujud lainnya dan aset tak berwujud dalam pengerjaan.

(2) Aset tak berwujud diakui apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

(a) Kemungkinan besar diperkirakan manfaat ekonomi di masa datang yang

diharapkan atau jasa potensial yang diakibatkan dari Aset Tak Berwujud

tersebut akan mengalir kepada/dinikmati oleh entitas dan

(b) Biaya perolehan atau nilai wajarnya dapat diukur dengan anda

b) Tagihan tuntutan ganti rugi daerah

(1) Tagihan tuntutan ganti rugi daerah adalah hak tagih pemerintah daerah atas

kerugian daerah yang disebabkan oleh tindakan melanggar hukum atau

kelalaian seseorang

(2) TTGR diakui pada saat terbitnya surat keterangan tanggungjawab mutlak atau

surat keputusan pembebanan penggantian kerugian sementara

(3) TTGR diukur sebesar nominal yang tercantum dalam surat keterangan

tanggung jawab mutlak atau surat keputusan pembebanan penggantian

kerugian sementara

c) Aset kemitraan dengan pihak ketiga

(1) Aset kerjasama/kemitraan adalah aset tetap yang dibangun atau digunakan

untuk menyelenggarakan kerjasama/kemitraan

(2) Aset kerjasama/kemitraan diakui pada saat terjadi perjanjian

kerjasama/kemitraan yaitu dengan perubahan klasifikasi aset dari aset tetap

menjadi aset kerjasama/kemitraan

d) Aset lain-lain

(1) Aset lain-lain digunakan untuk mencatatn aset lainnya yang tidak dapat

dikelompokan dalam aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran, tuntutan

perbendaharaan, tuntutan ganti rugi, dan kemitraan dengan pihak ketiga

(2) Aset lain-lain diakui pada saat dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah

dan direklasifikasikan ke dalam aset lain-lain

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

20

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

(3) Aset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan dari penggunaan aktif

pemerintah direklasifikasi ke dalam aset lain-lain menurut nilai tercatatnya.

i. Kewajiban Akuntansi Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya

mengakibatkan aliaran dana keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban

diklasifikasikan menjadi:

1) Kewajiban jangka pendek

a) Kewajiban jangka pendek adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi

pemerintahan dan masa pembayaran/pelunasan diharapkan dalam waktu 12 (dua

belas) bulan setelah tanggal pelaporan

b) Kewajiban jangka pendek terdiri dari uang perhitungan pihak ketiga , utang

bunga, bagian lancar utang jangka panjang, pendapatamn diterima dimuka, utang

beban dan utang jangka pendekm lainnya

c) Pengakuan kewajiban diakui jika besar kenungkinan bahwa pengeluaran sumber

daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai

dengan pada saat tanggal pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut

mempunyai nilai pelesaian yang dapat diukur dengan andal

d) Kewajiban jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal dan disajikan dalam

CaLK

2) Kewajiban jangka panjang

a) Kewajiban jangka panjang adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu

yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran sumber daya ekonomi pemerintah

dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan

b) Kewajiban jangka panjang terdiri dari utang dalam negeri dan utang jangka

panjang lainnya

c) Kewajiban jangka panjang diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran

sumber daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada

sampai saat pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai

penyelesaian yang dapat diukur dengan andal

d) Kewajiban jangka panjang dicatat sebesar nilai nominal dan harus diungkapkan

dalam neraca pada periode pelaporan dengan nilai yang handal.

j. Kebijakan Akuntansi Ekuitas

Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara set tetap dan

kewajiban pemerintah. Dalam basis akrual pemerintah hanya menyajikan satu jenis pos

ekuitas. Saldo akhir ekuitas diperoleh dari perhitungan pada Laporan perubahan Ekuitas.

k. Kebijakan Akuntansi Pendapat

1) Pendapatan LO

a) Pendapatan LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah

ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar

kembali. Hak pemerintah tersebut dapat diakui sebagai pendapatan LO apabila

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

21

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

telah timbul hak pemerintah untuk menagih atas suatu pendapatan atau telah

terdapat suatu realisasi pendapatan yang ditandai dengan adanya aliran masuk

sumber daya ekonomi.

b) Pendapatan LO dilaksanakan azas bruto yaitu dengan membukukan pendapatan

bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan

pengeluaran

c) Entitas pemerintah menyaijkan pedapatan LO yang diklasifikasikan menurut

sumber pendapatan, disajikan dalam mata uang rupiah dan harus diungkapkan

sedemikian rupa pada CaLK.

2) Pendapatan LRA

a) Pendapatan LRA adalah semua penerimaan rekening kas umum daerah yang

menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali

b) Pendapatan LRA dicatat pada saat kas dari pendapatan tersebut diterima di

rekening kas umum daerah kecuali pendapatan BLUD dan disajikan dalam LRA

dan LAK.

l. Kebijakan Akuntansi Beban, Belanja dan Transfer

1) Beban

a) Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa termasuk potensi

pendapatan yang hilang atau biaya yang timbul akibat transaksi tesebut dalam

periode pelaporan yang berdampak apada penurunan ekuitas, baik berupa

pengeluaran, konsumsi aset atau timbulnya kewajiban

b) Pengakuan dan pengukuran beban

(1) Beban Operasi

i. Beban Pegawai, jika pembayaran melalui mekanisme UP/GU/TU, diakui

ketika bukti pembayaran beban telah disahkan pengguna anggaran

sedangkan beban pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme LS

diakui pada saat SP2D atau pada saat timbulnya kewajiban pemerintah.

ii. Beban Barang dan Jasa

Beban persediaan dicatat pada saat pembelian persediaan yaitu pada

saat barang telah diterima

Beban jasa, pemeliharaan dan perjalanan dinas dicatat sebesar nilai

nominal yang tertera dalam dokumen tagihan dari pihak ketiga sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan yang telah mendapatkan

persetujuan dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran

Beban bunga diakui pada saat bunga tersebut jatuh tempo untuk

dibayarkan

Beban subsidi diakui pada saat kewajiban Pemerintah Daerah untuk

memberikan subsidi telah timbul.

Beban hibah dalam bentuk uang dicatat sebesar nilai nominal yang

tertera dalam nota perjanjian hibah.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

22

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Beban bantuan sosial dicatat sebesar nilai nominal yang tertera dalam

dokumen keputusan pemberian bantuan sosial berupa uang atau

dokumen pengadaan barang/jasa oleh Pihak Ketiga

Beban Penyusutan diakui pada saat akhit tahun berdasarkan metode

penyusutan yang telah ditetapkan

Beban amortisasi diakui pada akhir tahun berdasarkan metode

amortisasi yang telah ditetapkan

Beban transfer diakui pada saat diterbitkan SP2D atau pada saat

timbulnya kewajiban Pemerintah Daerah.

2) Belanja

a) Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang

mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahuj anggaran bersangkutan

yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

b) Belanja diakui pada saat terjadinyya pengeluaran dari rekening Kas Umum

Daerah. Belanja diukur berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan dan

tercantum dalam dokumen sumber pengeluaran yang sah dan diukur berdasarkan

azas bruto.

c) Belanja disajikan dan diungkapkan dalam:

(1) LRA sebagai pengeluaran daerah

(2) LAK masuk kategori aktivitas operasi

(3) LAK masuk kategori aktivitas investasi

(4) CaLK untuk memudahkan pengguna mendapatkan informasi

3) Transfer

a) Transfer adalah pengeluaran uang dari entitas pelaporan ke entitas pelaporan lain,

antara lain Bagi hasil Pajak Daerah, Retribusi daerah, dan Bagi Hasil Pendapatan

Lainnya serta Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa.

b) Pengeluaran transfer diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening Kas

Umum Daerah. Pengukuran transfer keluar didasarkan pada nilai nominal yang

tercantum dalam dokumen sumber pengeluaran yang sah untuk pengeluaran dari

Kas Daerah (SP2D). Terhadap pengeluaran transfer yang terdapat potongan

maka pengakuan nilai transfer diakui sebesar nilai bruto.

m. Kebijakan Akuntansi Pembiayaan (Penerimaan Pengeluaran)

1) Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan

maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah

terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.

Jenis pembiayaan ada 2 (dua) yaitu penerimaan pembiayaan dan pengeluaran

pembiayaan.

2) Pemerintah pembiayaan diakui pada saat kas diterima pada Rekening Kas Umum

Daerah atau pada saat terjadi pengesahan penerimaan pembiayaan oleh Bendahara

Umum Daerah. Sedangkan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan

dari Rekening Kas Umum Daerah.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

23

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

3) Penerimaan dan pengeluaran pembiayaan dicatat sebesar nilai nominal dan

dilaksanakan berdasarkan azas bruto yaitu dengan membukukan penerimaan bruto,

dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

n. Kebijakan Akuntansi Koreksi dan Pengembalian

Koreksi adalah tindakan pembetulan secara akuntansi agar akun/pos yang tersaji

dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya. Sedangkan

kesalahan penyajian akun/pos yang secara signifikan tidak sesuai dengan seharusnya

yang mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya.

Kesalahan ditinjau dari sifat kejadian dikelompokan dalam 2 (dua) jenis yaitu:

1) Kesalahan tidak berulang adalah kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi

kembali terdiri atas; kesalahan tidak berulang yang terjadi periode berjalan dan

kesalahan tidak berulan yang terjadi periode sebelumnya.

2) Kesalahan berulan dan sistematik adalah kesalahan yang disebabkan sifat

alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan

terjadi berulang-ulang. Kesalahan berulang dan sistematik tidak memerlukan

koreksi melainkan dicatat pada saat terjadi pengeluaran kas untuk

mengembalikan kelebihan pendapatan dengan mengurangi pendapatan LRA

maupun pendapatan LO yang bersangkutan.

Koreksi kesalahan yang berhubungan dengan periode-periode yang lalu terhadap

posisi kas dilaporkan dalam LAK tahun berjalan pada aktivitas yang bersangkutan.

Koreksi kesalahan diungkapkan pada CaLK.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

24

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

BAB V

PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN OPD

5.1. Penjelasan Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran

5.1.1. Penjelasan Pos-Pos Pendapatan

Pendapatan yang dimasukan dalam Laporan Realisasi Anggaran adalah pendapatan yang

diterima selama TA. 2017 dan sudah disetorkan ke Rekening Kas Umum Daerah.

Penerimaan yang sudah diterima oleh Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan

Pembantu tetapi sampai dengan tutup tahun anggaran belum disetorkan ke Rekening Kas

Umum Daerah tidak ikut diperhitungkan dalam penerimaan pendapatan Tahun Anggaran

2017

5.1.1.1. Pendapatan Daerah

Total realisasi Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp. 11.584.521.421 atau 89 % dari target Rp.

13.075.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2016 Pendapatan Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Hortikultura sebesar Rp. 15. 891.706.461,- dengan rincian sebagai berikut :

2017

% Realisasi 2016

Anggaran Realisasi

Pendapatan Asli daerah 13.075.000.000 11.584.521.421 89 15.891.706.461

Pendapatan Transfer -

Lain-Lain Pendapatan Daerah yang sah -

Jumlah 13.075.000.000 11.584.521.421 89 15.891.706.461

Dinas Pertanian dan Perkebunan merupakan gabungan dari tiga dinas yaitu Dinas

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perkebunan dan Sekretariat Badan

Penyuluh. Pendapatan untuk Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura tahun

2016 yaitu sebesar Rp. 15.891.706.461 (189,17%) dari target Rp. 8.400.700.000,-

sedangkan Pendapatan dari Dinas Perkebunan untuk tahun 2016 realisasi sebesar Rp.

2.670.431.037 (71,21%) dari target Rp. 3.750.000.000,-. Untuk Sekretariat Badan Penyuluh

tidak mempunyai target pendapatan.

5.1.1.1.1. Pendapatan Asli Daerah

Realisasi Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp. 11.584.521.421 atau 89% dari target

13.075.000.000 dan untuk Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 15.891.706.461,- dengan

rincian sebagai berikut :

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

25

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

2017

% Realisasi 2016

Anggaran Realisasi

Pendapatan Pajak Daerah

Pendapatan Retribusi Daerah 13.075.000.000 11.584.521.421 89 15.891.706.461

Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Jumlah 13.075.000.000 11.584.521.421 89 15.891.706.461

Data yang digunakan untuk membuat laporan pertanggungjawaban ini menggunakan data-

data realisasi tahun 2016 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, dan data dari

Dinas Perkebunan sebagai penunjang laporan pertanggungjawaban. Realisasi Pendapatan

Retribusi daerah Dinas Perkebunan tahun 2016 sebesar Rp. 2.670.431.037 (71,21%) dari

target sebesar Rp. 3.750.000.000,-

5.1.1.1.1.1. Pendapatan Retribusi Daerah

Realisasi Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp. 11.584.421.421,- atau 89 % dari target Rp.

13.075.000.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 15.891.706.461,- dengan

rincian sebagai berikut :

2017

% Realisasi 2016

Anggaran Realisasi

Retribusi Jasa Umum

Retribusi Jasa Usaha 13.075.000.000 11.584.521.421 89 15.891.706.461

Retribusi Perizinan Tertentu

Jumlah 13.075.000.000 11.584.521.421 89 15.891.706.461

Data di atas untuk tahun 2016 menggunakan realisasi pendapatan retribusi daerah dari

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, untuk Dinas Perkebunan realisasi

pendapatan retribusi daerah tahun 2016 yaitu sebesar Rp. 2.670.431.037,-

5.1.1.1.1.1.1. Pendapatan Retribusi Jasa Usaha

Realisasi Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp. 11.584.521.421,- atau 89 % dari target Rp.

13.075.000.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 15.891.706.461,- dengan

rincian sebagai berikut :

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

26

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

2017

% Realisasi 2016

Anggaran Realisasi

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Penyewaan

Tanah dan Bangunan 235.355.000 181.948.635 77,31 6.275.092.411

Retribusi Tempat Pelelangan

Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/ Villa

Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

12.259.645.000

580.000.000

10.746.161.865

656.410.921

87,65

113,17

9.616.614.050

Jumlah 13.075.000.000 11.584.521.421 89 15.891.706.461

Untuk data Pendapatan Retribusi Jasa Usaha tahun 2016 menggunakan realisasi dari Dinas

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, untuk pendapatan tahun 2016 Dinas

Perkebunan realisasinya sebagai berikut: Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah realisasi

sebesar Rp.. 192.598.437,- (79,34 %) dari target sebesar Rp. 242.755.000,-, Retribusi

Penjualan Produksi Usaha Daerah sebesar Rp. 2.477.832.600,- (71,21%) dari target

sebesar Rp. 3.507.245.000,- sehingga total Pendapatan Retribusi Jasa Usaha dari Dinas

Perkebunan yaitu sebesar Rp. 2.670.431.037,- (71,21%)

5.1.2. PENJELASAN POS-POS BELANJA

Belanja yang dimasukan dalam Laporan Realisasi Anggaran adalah realisasi belanja

berdasarkan SPJ belanja bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2017.

5.1.2.1. BELANJA OPERASI

Realisasi Tahun Anggaran 2017 sebesar 285.331.998.804,- atau 92,30 % dari anggaran Rp.

309.138.955.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 77.529.855.655,- dengan

rincian sebagai berikut :

2017

% Realisasi 2016

Anggaran Realisasi

Belanja Pegawai 161.448.283.000 155.673.470.553 96,42 128.471.124.167

Belanja Barang & Jasa 147.690.672.000 129.658.528.251 87,79 36.917.971.277

Jumlah 309.138.955.000 285.331.998.804 92,30 165.389.095.444

Data yang digunakan untuk realisasi tahun 2016 adalah dari Dinas Tanaman Pangan dan

Hortikultura, untuk realisasi tahun 2016 Dinas Perkebunan Belanja Operasional sebesar Rp.

77.529.855.655,- (83,17%)

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

27

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

5.1.2.1.1. Belanja Pegawai

.Realisasi Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp. 155.673.470.553,- atau 96,42 % dari

anggaran Rp. 161.448.283.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp.

128.471.124.167,- dengan rincian sebagai berikut :

2017

% Realisasi 2016

Anggaran Realisasi

Belanja Pegawai Tidak Langsung 134.164.908.000 132.330.203.289 98,63 119.629.289.167

Belanja Pegawai langsung 27.283.375.000 23.343.267.264 85,56 8.841.835.000

Jumlah 161.448.283.000 155.673.470.553 96,42 128.471.124.167

Untuk tahun 2016 menggunakan data realisasi dari Dinas Tanaman Pangan dan

Hortikultura. Realisasi tahun 2016 dari Dinas Perkebunan yaitu Belanja Pegawai Tidak

Langsung sebesar Rp. 26.117.628.755,- (98,01%) dari target sebesar Rp. 26.648.383.000,-

dan Belanja Pegawai Langsung sebesar Rp. 6.071.522.800,- (94,24%) dari target sebesar

Rp. 6.442.445.000,-

5.1.2.1.2. Belanja Barang

Realisasi Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp. 129.658.528.251,- atau 87,79 % dari anggaran

Rp. 147.690.672.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 36.917.971.227,-

dengan rincian sebagai berikut :

2017

% Realisasi 2016

Anggaran Realisasi

Belanja Bahan Pakai Habis 5.673.130.000 5.034.753.398 89 1.951.261.317

Belanja Bahan/Material 46.807.925.000 42.393.596.680 91 7.988.468.870

Belanja Jasa Kantor 9.243.764.000 7.888.206.500 85 3.042.031.105

Belanja Premi Asuransi 353.729.000 306.885.050 87 96.033.000

Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor 518.469.000 446.724.055 86 742.397.657

Belanja Cetak dan Penggandaan 1.618.976.000 1.467.680.941 91 457.316.050

Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/ Parkir 2.964.450.000 2.573.046.000 87 291.250.000

Belanja Sewa Sarana Mobilitas 569.400.000 529.240.909 93 255.945.460

Belanja Sewa Alat Berat

Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor 393.000.000 285.816.000 73 224.580.000

Belanja Makanan dan Minuman 7.242.910.000 6.819.311.350 94 1.884.678.750

Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya 199.000.000

Belanja Pakaian Kerja 177.750.000 177.750.000 100 105.900.000

Belanja Pakaian Khusus dan Hari-Hari Tertentu

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

28

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

2017

% Realisasi 2016

Anggaran Realisasi

Belanja Perjalanan Dinas 16.554.568.000 14.542.650.918 88 5.623.733.718

Belanja Beasiswa Pendidikan PNS

Belanja Kursus Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan

Teknis PNS 15.000.000 11.000.000 73 63.605.000

Belanja Pemeliharaan 6.823.976.000 6.556.075.700 96 13.830.550.300

Belanja Jasa Konsultasi

Belanja Hadiah Barang 18.900.000 16.800.000 89 48.720.000

Belanja Hibah Barang & Jasa Berkenaan Kepada

Pihak Ketiga/ Masyarakat 48.195.725.000 40.116.990.750 83

Uang untuk dihibahkan kepada pihak

ketiga/masyarakat 519.000.000 492.000.000 95 112.500.000

Jumlah 147.690.672.000 129.658.528.251 88 36.917.971.227

Realisasi Belanja Barang dan Jasa tahun 2016 menggunakan realisasi dari Dinas Pertanian

dan Hortilkultura, untuk realisasi belanja barang dan jasa dari Dinas Perkebunan tahun 2016

sebesar Rp. 45.340.704.100,-

5.1.2.1.3. Belanja Modal

Realisasi Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp. 7.971.721.600,- atau 97 % dari anggaran Rp.

8.209.829.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 6.097.425.272,- dengan

rincian sebagai berikut :

2017

% Realisasi 2016

Anggaran Realisasi

Belanja Tanah 0 0 0 0

Belanja Peralatan dan Mesin 3.813.946.000 3.663.792.00 96,06 1.024.713.272

Belanja Gedung dan Bangunan 355.000.000 351.000.000 99,13 2.649.553.000

Belanja Jalan, Jembatan, irigasi dan Jaringan 3.938.299.000 3.854.276.600 97,87 2.240.151.000

Belanja Aset Tetap Lainnya

Belanja Aset Tak Berwujud

62.584.000

40.000.000

62.245.000

39.500.000

99,46

98,75

183.008.00

Jumlah 8.209.829.000 7.971.721.600 97,00 6.097.425.272

Realisasi Belanja Modal tahun 2016 menggunakan realisasi dari Dinas Pertanian dan

Hortilkultura, untuk realisasi Belanja Modal dari Dinas Perkebunan tahun 2016 sebesar Rp.

5.915.763.800,-

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

29

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

5.1.2.1.3.1. Belanja Modal Tanah

Realisasi Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp. 0,- atau 0 % dari anggaran Rp. 0,- dan untuk

Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 0,-

5.1.2.1.3.2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Realisasi Tahun Anggaran 2017 sebesar 3.663.792.000 atau 96,06 % dari anggaran Rp.

3.813.946.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 5.915.763.600,- dengan

rincian sebagai berikut :

2017

% Realisasi 2016

Anggaran Realisasi

Belanja Alat-alat Berat 0 0 0 50.000.000

Belanja Alat-alat Angkut 500.000.000 478.866.000 95,77 25.655.000

Belanja Alat-alat Bengkel 10.000.000 10.000.000 100 6.500.000

Belanja Alat-alat Pertanian 1.653.600.000 1.566.390.500 94,73 1.316.837.300

Belanja Alat-alat Kantor dan rumah Tangga 1.502.346.000 1.467.335.500 97,67 1.562.206.000

Belanja Alat-alat Studio 148.000.000 141.200.000 95,41 0

Belanja Alat-alat Kedokteran 0 0 0 0

Belanja Alat-alat Laboratorium 0 0 0 0

Belanja Alat-alat Keamanan 3.800.000 0 0 0

Jumlah 3.813.946.000 3.663.792.000 96,06 3.122.461.300

Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin tahun 2016 menggunakan realisasi dari Dinas

Pertanian dan Hortilkultura, untuk realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin dari Dinas

Perkebunan tahun 2016 sebesar Rp. 1.024.713.272,-

5.1.2.1.3.3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan

Realisasi Tahun Anggaran 2017 sebesar 351.908.000,- atau 99,13 % dari anggaran Rp.

355.000.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 1.018.628.000,- dengan rincian

sebagai berikut :

2017

% Realisasi 2016

Anggaran Realisasi

Belanja Gedung 355.000.000 315.908.000,- 99,13 1.018.628.000

Belanja Monumen

Jumlah 355.000.000 315.908.000 99,13 1.018.628.000

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

30

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Data realisasi untuk tahun anggaran 2016 menggunakan realisasi dari Dinas Pertanian dan

Hortikultura, sedangkan realisasi tahun 2016 dari Dinas Perkebunan yaitu sebesar Rp.

2.649.553.000,-

5.1.2.1.3.4. Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Realisasi Tahun Anggaran 2017 sebesar 3.854.276.000,- atau 97,87 % dari anggaran Rp.

3.938.299.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 1.770.299.000,- dengan

rincian sebagai berikut :

2017

% Realisasi 2016

Anggaran Realisasi

Belanja Jalan dan Jembatan 769.200.000 749.153.000 97,39 0

Belanja Bangunan Air (Irigasi) 3.169.099.000 3.105.123.600 97,98 1.770.299.000

Belanja Instalansi dan Jaringan

Jumlah 3.938.299.000 3.854.276.600 97,87 1.770.299.000

Realisasi Tahun Anggaran 2016 menggunakan data dari Dinas Pertanian dan Hortikultura,

untuk relalisasi Tahun Anggaran 2016 Dinas Pertanian yaitu sebesar Rp. 2.240.151.000,-

5.1.2.1.3.5. Belanja Modal Aset Tetap Lainnya

Realisasi Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp. 62.245.000,- atau 99,46 % dari anggaran Rp.

62.584.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 4.375.500,- dengan rincian

sebagai berikut :

2017

% 2016

Anggaran Realisasi

Belanja Buku Perpustakaan 5.584.000 5.520.000 98,85 4.375.500,-

Belanja Barang Bercorak Kesenian, Kebudayaan 57.000.000 56.725.000 99,52 0

Belanja Hewan, Ternak dan Tanaman 0 0 0 0

Jumlah 62.584.000 62.245.000 99,46 4.375.000

Realisasi Tahun 2016 menggunakan data dari Dinas Pertanian dan Hortikultura, untuk

realisasi tahun 2016 dari Dinas Perkebunan yaitu Rp. 183.008.000,-

5.1.3. SISA LEBIH PEMBIYAAAN ANGGARAN (SiLPA)

SiLPA Tahun Anggaran 2017sebesar Rp. 281.719.198.983,- sedangkan Tahun 2016

sebesar Rp. 155.413.152.733,-

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

31

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

5.2. PENJELASAN POS-POS NERACA

5.2.1. Aset

Total Aset per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 963.944.946.813,19 naik/turun sebesar

Rp.356.310.454.465,- atau 36,96 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp.

607.634.492.348,07,-

5.2.1.1. Aset Lancar

Aset Lancar per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 662.376.297,33 naik/turun sebesar Rp.

362.900.782,67 atau 35,40 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp.

1.025.277.080,-

5.2.1.1.1. Kas

Kas per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 2.087,-naik/turun sebesar Rp. 2.087,- atau 0 %

dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 2.087,- dengan rincian sebagai berikut :

2017 2016

Kas di Bendahara Pengeluaran 2.087 0

Kas di Bendahara Penerimaan

Kas BLUD

Jumlah 2.087 0

5.2.1.1.1.1. Kas di Bendahara Pengeluaran

a. Kas di Bendahara Pengeluaran yang Belum Disetor

Kas di Bendahara Pengeluaran yang belum disetor merupakan sisa uang persediaan

pada bendahara pengeluaran yang sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 belum

disetor ke rekening kas daerah dan merupakan bagian dari SiLPA Tahun 2017.

NO URAIAN 2017 2016

1 Kas di Bendahara Pengeluaran 2.087 0

2

Jumlah 2.087 0

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

32

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Saldo Kas tersebut tahun 2017 telah disetor ke rekening kas daerah dengan rincian :

NO URAIAN Nilai Penyetoran

1 Kas di Bendahara Pengeluaran 1.487 1.487

2 Kas di Bendahra Pengeluaran 600 600

Jumlah

b. Kas di Bendahara Pengeluaran-Jasa Giro yang Belum Disetor (Non Silpa)

Kas di BendaharaPenerimaan merupakan pendapatan jasa giro yang sampai dengan

31 Desember 2017 belum disetor ke Rekening Kas Daerah.

NO URAIAN 2017 2016

1 Nihil

2

Jumlah

Saldo Kas tersebut tahun 2017 telah disetor ke rekening kas daerah dengan rincian :

NO URAIAN Nilai Penyetoran

1 Nihil

2

Jumlah

c. Kas di Bendahara Pengeluaran-Kewajiban Pihak Lain

Kas di Bendahara Pengeluaran (Non Silpa) merupakan saldo kas pada Bendahara

Pengeluaran di SKPD per 31 Desember 2017 yang akan dipergunakan untuk

membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Belanja atas kegiatan yang bersangkutan

sudah di SPJ kan dan sudah dimasukan dalam LRA Tahun Anggaran 2017.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

33

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

NO URAIAN 2017 2016

1 Nihil

2

Jumlah

Saldo Kas tersebut tahun 2017 telah disetor ke rekening kas daerah dengan rincian :

NO URAIAN Nilai Penyetoran

1 Nihil

2

Jumlah

5.2.1.1.1.2. Kas di Bendahara Penerimaan

a. Kas di Bendahara Penerimaan-SKPD

Kas di Bendahara Penerimaan merupakan saldo kas pada Bendahara Penerimaan

SKPD (baik yang ada di rekening bank maupun brankas) yang berasal dari pendapatan

retribusi, lain-lain PAD yang sah dan jasa giro bendahara yang belum disetor ke

rekening kas umum daerah per 31 Desember 2017.

NO URAIAN 2017 2016

1 Nihil

2

Jumlah

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

34

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Saldo Kas tersebut tahun 2017 telah disetor ke rekening kas daerah dengan rincian :

NO URAIAN Nilai Penyetoran

1 Nihil

2

Jumlah

b. Kas di Bendahara Penerimaan-Jasa Giro yang Belum Disetor (Non SiLPA)

Kas di BendaharaPenerimaan merupakan pendapatan jasa giro yang sampai dengan

31 Desember 2017 belum disetor ke Rekening Kas Daerah

NO URAIAN 2017 2016

1 Nihil

2

Jumlah

Saldo Kas tersebut tahun 2017 telah disetor ke rekening kas daerah dengan rincian :

NO URAIAN Nilai Penyetoran

1 Nihil

2

Jumlah

5.2.1.1.2. Piutang

Piutang per 31 Desember 2017 adalah nihil dibandingkan saldo per 31 Desember 2016

sebesar Rp. 0,-

5.2.1.1.3 Belanja Dibayar Dimuka

Belanja dibayar dimuka merupakan belanja yang belum menjadi kewajiban SKPD untuk

membayar pada Tahun 2017 namun SKPD telah melakukan pembayaran pada Tahun 2017

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

35

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

sehingga pembayaran tersebut sebagai uang muka. Belanja dibayar dimuka tersebut berupa

Asuransi Barang Milik Daerah dan Asuransi Pegawai Non PNS. Beban Dibayar Dimuka per

31 Desember 2017 sebesar Rp. 208.931.688,33 naik/turun sebesar Rp. 128.904.188,33

atau 261 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 80.027.500,- dengan

rincian sebagai berikut :

2017 2016

Asuransi BMD 208.931.688,33 80.027.500

Asuransi Pegawai Non PNS

Sewa

Jumlah 208.931.688,33 80.027.500

5.2.1.1.4 Persediaan

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan

untuk mendukung kegiatan operasional SKPD, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk

dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Nilai persediaan

diperoleh dari hasil perhitungan fisik per 31 Desember 2017, dikalikan dengan harga

pembelian terakhir.Persediaan per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 453.442.552,-

naik/turun sebesar Rp. 491.007.058,- atau 51,99 % dibandingkan saldo per 31 Desember

2016 sebesar Rp. 944.449.580,- dengan rincian sebagai berikut :

2017 2016

Persediaan Bahan Pakai Habis 39.870.200 30.124.580

Persediaan Bahan/Material 411.652.322 913.125.000

Persediaan Cetak 1.920.000 1.200.000

Persediaan Pakaian Dinas/Kerja

Persediaan Makanan dan Minuman

Persediaan Hibah

Jumlah 453.442.552 944.449.580

5.2.1.2. Investasi Jangka Panjang

Investasi Jangka Panjang per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 0,- naik/turun sebesar Rp. 0,-

atau 0 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 0,-.

5.2.1.3. Aset Tetap

Aset Tetap per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 1.073.770.955.213 naik/turun sebesar Rp.

4.189.288.618,- atau 0,69 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp.

683.606.250.023,- dengan rincian sebagai berikut :

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

36

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Rincian mutasi aset tetap terdiri dari :

Saldo Awal Rp. 683.606.250.023

Penambahan

Belanja Modal Rp 7.932.221.600

Belanja Barang/Jasa Rp 0

Hibah Rp 0

Mutasi Masuk Rp 397.366.782.826

Reklasifikasi Masuk antar aset tetap Rp

Reklasifikasi Masuk ke Aset Lainnya Rp

Koreksi Rp

Jumlah Rp. 1.088.905.254.449

Berkurang

Ekstrakontable Rp. 200.593.840

Reklasifikasi Keluar antar aset tetap Rp

Reklasifikasi keluar ke Aset Lainnya Rp

Mutasi Keluar Rp. 14.933.460.396

Koreksi Rp 245.000

Jumlah Rp. 15.134.299.236

Grand Total Rp. 1.073.770.953.213

Mutasi bertambah adalah sebagai berikut :

Belanja Modal adalah realisasi hasil pengadaan melalui belanja modal selama Tahun 2017.

Belanja Barang/Jasa adalah kapitalisasi realisasi belanja barang/jasa yang dapat menambah nilai

Aset Tetap selama Tahun 2017 sesuai Peraturan Gubernur Nomor 45 Tahun 2014 tentang

Kebijakan dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.

Hibah adalah aset tetap yang diterima dari Instansi di luar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Mutasi Masuk adalah perpindahan aset antar SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah selama Tahun 2017.

Reklasifikasi Masuk Aset Tetap adalah perpindahan sesama akun aset tetap karena penyesuaian

jenis rekening aset tetap yang seharusnya.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

37

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Reklasifikasi Masuk Aset Lainnya adalah perpindahan dari aset lainnya ke aset tetap karena

penyesuaian jenis rekening aset tetap yang seharusnya.

Koreksi/penilaian adalah salah catat atau penambahan nilai atas aset tetap.

Mutasi berkurang adalah sebagai berikut :

Ekstrakomtable adalah aset tetap yang dikeluarkan dari Kartu Inventaris Barang atau kategori aset

tetap dikarenakan nilai satuan aset tersebut dibawah nilai kapitalisasi aset tetap sesuai Peraturan

Gubernur Nomor 45 Tahun 2014 tentang Kebijakan dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.

Reklasifikasi Keluar Aset Tetap adalah perpindahan sesama akun aset tetap karena penyesuaian

jenis rekening aset tetap yang seharusnya.

Reklasifikasi Kurang Aset Lainnya adalah perpindahan dari aset tetap ke aset lainnya karena

dikategorikan sebagai barang rusak berat, aset dikerjasamakan dan Aset Tak Berwujud.

Hibah adalah aset yang diberikan kepada Instansi di luar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Mutasi keluar adalah perpindahan aset tetap antar SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah selama Tahun 2017.

Koreksi adalah salah catat atau pengurangan nilai atas aset tetap.

5.2.1.3.1. Tanah

Tanah per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 830.100.041.363,- naik/turun sebesar Rp.

323.471.816.500,- atau 38,97 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp.

506.628.224.863,- dengan rincian sebagai berikut :

2017 Bertambah Berkurang 2016

Tanah 830.100.041.363 323.471.816.500 0 506.628.224.863

Jumlah 830.100.041.363 323.471.816.500 0 506.628.224.863

Rincian mutasi tanah terdiri dari :

Saldo Awal Rp. 506.628.224.863

Penambahan

Belanja Modal Rp. 0

Belanja Barang/Jasa Rp 0

Hibah Rp 0

Mutasi Masuk Rp. 323.471.816.500

Reklasifikasi Masuk antar aset tetap Rp 0

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

38

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Reklasifikasi Masuk ke Aset Lainnya Rp 0

Koreksi Rp 0

Jumlah Rp. 830.100.041.363

Berkurang

Ekstrakontable Rp 0

Reklasifikasi Keluar antar aset tetap Rp 0

Reklasifikasi keluar ke Aset Lainnya Rp 0

Mutasi Keluar Rp 0

Koreksi Rp 0

Jumlah Rp 0

Grand Total Rp. 830.100.041.363

Mutasi bertambah adalah sebagai berikut :

Belanja Modal adalah realisasi hasil pengadaan melalui belanja modal selama Tahun 2017.

Belanja Barang/Jasa adalah kapitalisasi realisasi belanja barang/jasa yang dapat menambah nilai

Aset Tetap selama Tahun 2017 sesuai Peraturan Gubernur Nomor 45 Tahun 2014 tentang

Kebijakan dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.

Hibah adalah aset tetap yang diterima dari Instansi di luar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Mutasi Masuk adalah perpindahan aset antar SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah selama Tahun 2017.

Reklasifikasi Masuk Aset Tetap adalah perpindahan sesama akun aset tetap karena penyesuaian

jenis rekening aset tetap yang seharusnya.

Reklasifikasi Masuk Aset Lainnya adalah perpindahan dari aset lainnya ke aset tetap karena

penyesuaian jenis rekening aset tetap yang seharusnya.

Koreksi/penilaian adalah salah catat atau penambahan nilai atas aset tetap.

Mutasi berkurang adalah sebagai berikut :

Ekstrakomtable adalah aset tetap yang dikeluarkan dari Kartu Inventaris Barang atau kategori aset

tetap dikarenakan nilai satuan aset tersebut dibawah nilai kapitalisasi aset tetap sesuai Peraturan

Gubernur Nomor 45 Tahun 2014 tentang Kebijakan dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

39

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Reklasifikasi Keluar Aset Tetap adalah perpindahan sesama akun aset tetap karena penyesuaian

jenis rekening aset tetap yang seharusnya.

Reklasifikasi Kurang Aset Lainnya adalah perpindahan dari aset tetap ke aset lainnya karena

dikategorikan sebagai barang rusak berat, aset dikerjasamakan dan Aset Tak Berwujud.

Hibah adalah aset yang diberikan kepada Instansi di luar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Mutasi keluar adalah perpindahan aset tetap antar SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah selama Tahun 2017.

Koreksi adalah salah catat atau pengurangan nilai atas aset tetap.

5.2.1.3.2. Peralatan dan Mesin

Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 83.753.293.288,- naik/turun

sebesar Rp. 32.139.068.441,- atau 38,37 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016

sebesar Rp. 51.614.224.847,- dengan rincian sebagai berikut :

2017 Bertambah Berkurang 2016

Alat Berat 4.678.360.526 1.496.875.295 7.684.000 3.189.169.231

Alat Angkut 9.119.457.342 4.105.731.441 287.755.000 5.301.480.901

Alat Bengkel dan Ukur 2.975.005.300 2.472.435.300 154.935.000 657.505.000

Alat Pertanian dan Peternakan 27.073.178.898 3.326.964.935 358.369.915 24.104.583.878

Alat Kantor dan Rumah Tangga 21.653.100.948 10.076.734.386 2.151.551.425 13.727.917.987

Alat Studio dan Komunikasi 3.745.020.710 2.135.688.509 176.450.000 1.785.782.201

Alat Kedokteran 7.100.000 7.100.000

Alat Laboratorium 14.502.069.564 11.941.919.415 287.635.500 2.847.785.649

Alat Keamanan

Jumlah 83.753.293.288 35.563.449.281 3.424.380.840 51.614.224.847

Rincian mutasi peralatan dan mesin terdiri dari :

Saldo Awal Rp. 51.614.224.847

Penambahan

Belanja Modal Rp. 3.663.792.000

Belanja Barang/Jasa Rp

Hibah Rp

Mutasi Masuk Rp. 31.899.657.281

Reklasifikasi Masuk antar aset tetap Rp

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

40

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Reklasifikasi Masuk ke Aset Lainnya Rp

Koreksi Rp

Jumlah Rp. 35.563.449.281

Berkurang

Ekstrakontable Rp. 200.593.840

Reklasifikasi Keluar antar aset tetap Rp

Reklasifikasi keluar ke Aset Lainnya Rp

Mutasi Keluar Rp. 3.223.787.000

Koreksi Rp

Jumlah Rp. 3.424.380.840

Grand Total Rp. 83.753.293.288

5.2.1.3.3. Gedung dan Bangunan

Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 139.578.755.726,- naik/turun

sebesar Rp. 29.019.757.064,- atau 20,79 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016

sebesar Rp. 101.558.998.662,- dengan rincian sebagai berikut :

2017 Bertambah Berkurang 2016

Gedung 127.129.063.914 31.903.133.735 9.798.243.321 105.024.173.500

Monumen 12.449.691.812 6.799.272.000 270.584.950 5.921.004.762

Jumlah 139.578.755.726 38.702.405.735 10.068.828.271 110.945.178.262

Rincian mutasi gedung dan bangunan terdiri dari :

Saldo Awal Rp. 110.945.178.262

Penambahan

Belanja Modal Rp. 351.908.000

Belanja Barang/Jasa Rp

Hibah Rp

Mutasi Masuk Rp. 38.350.497.735

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

41

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Reklasifikasi Masuk antar aset tetap Rp

Reklasifikasi Masuk ke Aset Lainnya Rp

Koreksi Rp

Jumlah Rp. 149.647.583.997

Berkurang

Ekstrakontable Rp.

Reklasifikasi Keluar antar aset tetap Rp

Reklasifikasi keluar ke Aset Lainnya Rp

Mutasi Keluar Rp. 10.068.828.271

Koreksi Rp

Jumlah Rp. 10.068.828,271

Grand Total Rp. 139.578.755.726

5.2.1.3.4. Jalan, irigasi dan Jaringan

Jalan, Irigasi dan jaringan per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 19.983.648.330,- naik/turun

sebesar Rp. 5.836.281.828,- atau 29,21 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016

sebesar Rp. 14.147.366.502,- dengan rincian sebagai berikut :

2017 Bertambah Berkurang 2016

Jalan dan Jembatan 4.357.656.500 1.520.933.500 1.102.200.000 3.938.923.000

Bangunan Air/Irigasi 14.163.344.744 4.395.196.600 155.416.000 9.923.564.144

Instalasi 224.022.086 176.345.000 106.057.143 153.734.229

Jaringan 1.238.625.000 1.215.725.000 108.245.129 131.145.129

Jumlah 19.983.648.330 7.308.200.000 1.471.918.272 14.147.366.502

Rincian mutasi jalan, irigasi dan jaringan terdiri dari :

Saldo Awal Rp. 14.147.366.502

Penambahan

Belanja Modal Rp. 3.854.276.600

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

42

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Belanja Barang/Jasa Rp

Hibah Rp

Mutasi Masuk Rp. 3.453.923.500

Reklasifikasi Masuk antar aset tetap Rp

Reklasifikasi Masuk ke Aset Lainnya Rp

Koreksi Rp

Jumlah Rp. 21.455.566.602

Berkurang

Ekstrakontable Rp

Reklasifikasi Keluar antar aset tetap Rp

Reklasifikasi keluar ke Aset Lainnya Rp

Mutasi Keluar Rp. 1.471.918.272

Koreksi Rp

Jumlah Rp. 1.471.918.272

Grand Total Rp. 19.983.648.330

5.2.1.3.5. Aset Tetap Lainnya

Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 355.216.506,- naik/turun sebesar

Rp. 83.960.957,- atau 23,64 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp.

271.255.549,- dengan rincian sebagai berikut :

2017 Bertambah Berkurang 2016

Buku Perpustakaan 171.050.031 119.457.810 115.291.853 166.884.074

Barang Bercorak Kesenian dan Kebudayaan 113.216.475 62.725.000 53.880.000 104.371.475

Hewan, Ternak dan Tanaman 70.950.000 70.950.000 -

Jumlah 355.216.506 253.132.810 169.171.853 271.255.549

Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

43

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Rincian mutasi aset tetap lainnya terdiri dari :

Saldo Awal Rp. 271.255.549

Penambahan

Belanja Modal Rp. 62.245.000

Belanja Barang/Jasa Rp

Hibah Rp

Mutasi Masuk Rp. 190.887.810

Reklasifikasi Masuk antar aset tetap Rp

Reklasifikasi Masuk ke Aset Lainnya Rp

Koreksi Rp

Jumlah Rp. 524.388.359

Berkurang

Ekstrakontable Rp

Reklasifikasi Keluar antar aset tetap Rp

Reklasifikasi keluar ke Aset Lainnya Rp

Mutasi Keluar Rp. 168.926.853

Koreksi Rp. 245.000

Jumlah Rp. 169.171.853

Grand Total Rp. 355.216.506

5.2.1.3.6. Konstruksi Dalam Pengerjaan

Konstruksi dalam Pengerjaanper 31 Desember 2017 sebesar Rp. 0 naik/turun sebesar Rp.

0 atau 0 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 0 dengan rincian

sebagai berikut :

Page 44: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

44

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Uraian pembangunan 2017 Bertambah Berkurang 2016

Jumlah

5.2.1.4. Akumulasi Penyusutan

Akumulasi Penyusutan per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 111.004.080.030,47 naik/turun

sebesar Rp. 34.007.045.275,54 atau 30,64 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016

sebesar Rp. 76.997.034.754,93 dengan rincian sebagai berikut :

2017 2016

Alat Besar 3.712.638.183,50 2.863.937.356,00

Alat Angkut 5.619.375.654,50 2.934.094.025,89

Alat Bengkel 1.890.220.300,00 508.640.000,00

Alat Pertanian 23.219.947.953,00 19.696.984.438,00

Alat Kantor dan Rumah Tangga 17.876.621.302,40 10.837.982.375,00

Alat Studio dan Komunikasi 3.005.693.988,40 1.526.348.201,00

Alat Kedokteran 7.100.000,00

Alat Laboratorium 10.041.319.820,73 2.193.552.523,75

Alat Keamanan

Gedung 39.825.934.821,39 31.935.363.762,18

Monumen 1.645.510.810,80 551.808.830,10

Jalan dan Jembatan 1.860.086.976,16 2.145.644.500,00

Bangunan Air dan Irigasi 2.167.613.588,75 1.752.838.334,09

Instalasi 55.916.214,16 21.828.588,22

Jaringan 76.100.416,68 28.011.820,70

Jumlah 111.004.080.030,47 76.997.034.754,93

5.2.1.5. Aset Lainnya

Aset Lainnya per 31 Desember 2017 sebesar 515.695.333,33,- naik/turun sebesar Rp.

515,695.333,33 atau 100 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 0

dengan rincian sebagai berikut :

Page 45: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

45

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

2017 2016

Aset Dikerjasamakan

2017 2016

Aset Tak Berwujud 39.500.000 0

Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud (7.900.000) 0

Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud Netto 31.600.000 0

2017 2016

Barang Rusak Berat 2.998.806.502

Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya (2.514.711.168,67)

Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya Netto 484.095.333,33

Jumlah Aset Lainnya 515.695.333,33

5.2.1.5.1. Aset Dikerjasamakan

Aset Lainnya per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 0 naik/turun sebesar Rp. 0 atau 0 %

dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 0.

5.2.1.5.2. Aset Tidak Berwujud

Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 39.500.000,- naik/turun sebesar

Rp. 39.500.000,- atau 100 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 0,-

5.2.1.5.3. Amortisasi Aset Tak Berwujud

Amortisasi Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 7.900.000,- naik/turun

sebesar Rp. 7.900.000,- atau 100 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar

Rp. 0,-.

5.2.1.5.4. Barang Rusak Berat

Barang Rusak Berat per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 2.998.806.502,00 naik/turun

sebesar Rp. 1.099.640.000,- atau 36,67 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016

sebesar Rp. 1.899.166.502,- merupakan barang rusak dan tidak digunakan untuk aktifitas

operasional SKPD serta dalam proses penghapusan dengan rincian sebagai berikut :

Page 46: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

46

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

2017 2016

Alat Besar 22.813.169 22.813.169

Alat Angkut 1.017.884.413 1.017.884.413

Alat Bengkel

Alat Pertanian 659.265.424 659.265.424

Alat Kantor dan Rumah Tangga 319.936.396 181.676.396

Alat Studio dan Komunikasi 200.000 200.000

Alat Kedokteran

Alat Laboratorium 480.357.100 1.327.100

Alat Keamanan

Gedung 16.000.000 16.000.000

Monumen

Jalan dan Jembatan

Bangunan Air dan Irigasi

Instalasi

Jaringan

Buku Perpustakaan

Barang Bercork Kebudyaan

Hewan dan Tumbuhan 482.350.000

Jumlah 2.998.806.502 1.899.166.502

5.2.1.5.5. Penyusutan Barang Rusak Berat

Penyusutan Barang Rusak Berat per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 2.514.711.168,67

naik/turun sebesar Rp. 615.544.666,67 atau 24,48 % dibandingkan saldo per 31 Desember

2016 sebesar Rp. 1.899.166.502,- dengan rincian sebagai berikut :

2017 2016

Alat Besar 22.813.169 22.813.169

Alat Angkut 1.017.884.413 1.017.884.413

Alat Bengkel

Alat Pertanian 659.265.424 659.265.424

Alat Kantor dan Rumah Tangga 319.936.396 181.676.396

Alat Studio dan Komunikasi 200.000 200.000

Alat Kedokteran

Alat Laboratorium 478.611.766,67 1.327.100

Page 47: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

47

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

2017 2016

Alat Keamanan

Gedung 16.000.000 16.000.000

Monumen

Jalan dan Jembatan

Bangunan Air dan Irigasi

Instalasi

Jaringan

Jumlah 2.514.711.168,67 1.899.166.502

5.2.2. KEWAJIBAN

Total Kewajiban per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 0 naik/turun sebesar Rp. 0 atau 0 %

dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 0

5.2.2.1. Kewajiban Jangka Pendek

Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 0,- naik/turun sebesar Rp.

0,- atau 0 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 0,-

5.1.1.1.1. Utang Jangka Pendek Pihak Ketiga

Kewajiban Jangka Pendek Pihak ketiga per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 0,- naik/turun

sebesar Rp. 0,- atau 0 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 0,-

5.1.1.1.2. Utang Perhitungan Fihak Ketiga

Kewajiban Jangka Pendek Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) per 31 Desember 2017 sebesar

Rp. 0,- naik/turun sebesar Rp. 0,- atau 0 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016

sebesar Rp. 0,-

5.1.1.1.3. Pendapatan Diterima Dimuka

Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 0,- naik/turun sebesar Rp.

0,- atau 0 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 0,- merupakan

penerimaan yang sesungguhnya belum menjadi hak SKPD pada periode bersangkutan,

tetapi pembayarannya telah terlebih dahulu diterima oleh SKPD pada Tahun 2017

5.1.1.1.4. Utang Belanja

Utang Belanjaper 31 Desember 2017 sebesar Rp. 0,- naik/turun sebesar Rp. 0,- atau 0 %

dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 0,-

Page 48: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

48

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

5.1.1.1.5. Utang Jangka Pendek Lainnya

Utang Jangka Pendek Lainnyaper 31 Desember 2017 sebesar Rp. 0,- naik/turun sebesar

Rp. 0,- atau 0 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 0,-

5.1.1.1.6. Utang bagi hasil pajak kepada Kabupaten/Kota (DPPAD)

Utang Bagi Hasil Pajakper 31 Desember 2017 sebesar Rp. 0,- naik/turun sebesar Rp. 0,-

atau 0 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 0,-

5.2.3. EKUITAS

Total Ekuitasper 31 Desember 2017 sebesar Rp. 682.225.747.830,19 naik/turun sebesar

Rp. 230.004.408.215,12 atau 33,71 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar

Rp. 452.221.339.615,07

5.3. PENJELASAN POS-POS LAPORAN OPERASIONAL

5.3.1. PENDAPATAN-LO

Pendapatan yang dimasukan dalam Laporan Operasional adalah pendapatan yang telah

timbul hak pemerintah untuk menagih selama TA. 2017.Pendapatan-LOper 31 Desember

2017 sebesar Rp. 11.584.521.421,- naik/turun sebesar Rp. 8.011.525.040,- atau 69,16 %

dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 19.596.046.461,- dengan rincian

sebagai berikut :

2017 2016

Pendapatan Asli daerah 11.584.521.421 15.891.706.461

Lain-Lain Pendapatan Daerah yang sah 3.704.340.000

Jumlah 11.594.521.421 19.596.046.461

5.3.1.1. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah-LO per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 11.584.521.421,-

naik/turun sebesar Rp. 4.307.185.040,- atau 37,18 % dibandingkan saldo per 31 Desember

2016 sebesar Rp. 15.891.706.461,- dengan rincian sebagai berikut :

2017 2016

Pendapatan Pajak Daerah 0 0

Pendapatan Retribusi Daerah 11.584.521.421 15.891.706.461

Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 0 0

Jumlah 11.584.521.421 15.891.706.461

Page 49: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

49

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

5.3.1.1.1. Pendapatan Retribusi Daerah

Pendapatan Retribusi Daerah-LO per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 11.584.521.421

naik/turun sebesar Rp. 4.307.185.040,- atau 37,18 % dibandingkan saldo per 31 Desember

2016 sebesar Rp. 15.891.706.461,- dengan rincian sebagai berikut :

2017 2016

Retribusi Jasa Umum

Retribusi Jasa Usaha 11.584.521.421 15.891.706.461

Retribusi Perizinan Tertentu

Jumlah 11.584.521.421 15.891.706.461

5.3.1.1.2. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Lain-Lain PAD yang Sah-LO per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 0,- naik/turun sebesar Rp.

0,- atau 0 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 0,- dengan rincian

sebagai berikut :

2017 2016

Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan 0,00 0,00

Pendapatan Bunga 0,00 0,00

Tuntutan Ganti Rugi 0,00 0,00

Pendapatan Denda keterlambatan 0,00 0,00

Pendapatan Denda Pajak 0,00 0,00

Pendapatan Denda Retribusi 0,00 0.00

Pendapatan dari Pengembalian 0,00 0,00

Penerimaan Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum 0,00 0,00

Penerimaan dari Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan 0,00 0,00

Penerimaan dari BLUD 0,00 0,00

Penerimaan Lain-Lain 0,00 0,00

Jumlah 0,00 0,00

5.3.1.2. Lain-Lain Pendapatan yang Sah

Lain-Lain Pendapatan yang Sah -LO per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 0,- naik/turun

sebesar Rp, 0,- atau 0 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 0,- akun

ini merupakan hibah barang aset tetap dari pemerintah pusat dan/atau pemerintah

kabupaten/kota.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

50

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

5.3.2. BEBAN

Belanja yang dimasukan dalam Laporan Operasional adalah Belanja yang telah diterbitkan

dokumen pembayaran yang disahkan oleh pengguna anggaran dan barang telah diterima.

Beban per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 320.363.525.119,14 naik/turun sebesar Rp.

145.991.855.517,25 atau 45,57 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp.

174.371.669.601,89

5.3.2.1. Beban Operasional

Beban Operasional per 31 Desember 2017 sebesar Rp.320.363.525.119,14 naik/turun

sebesar Rp. 145.991.855.517,25 atau 45,57 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016

sebesar Rp. 174.371.669.601,89

2017 2016

Beban Pegawai 155.673.470.553,00 128.471.124.167,00

Beban Barang & Jasa 130.020.631.120,67 35.692.139.322,00

Beban Penyusutan dan Amortisasi 34.669.423.445,47 10.208.406.112,89

Beban Lainnya

Jumlah 320.363.525.119,14 174.371.669.601,89

5.3.2.1.1. Beban Pegawai

Beban Pegawai per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 155.673.470.553,- naik/turun sebesar

Rp. 27.202.346.386,- atau 17,47 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp.

128.471.124.167,-

2017 2016

Beban Pegawai Tidak langsung 132.330.203.289 119.629.289.167

Beban Pegawai Langsung 23.343.267.264 8.841.835.000

Jumlah 155.673.470.553 128.471.124.167

5.3.2.1.2. Beban Barang dan Jasa

Beban Barang dan Jasa per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 130.020.631.120,67 naik/turun

sebesar Rp. 94.328.491,67 atau 72,55 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2016

sebesar Rp. 35.692.139.322,-

2017 2016

Beban Persediaan 96.517.890.177,00 14.576.749.907,00

Beban Jasa 11.454.290.270,67 3.876.286.640,00

Beban Pemeliharaan 7.002.799.755,00 11.439.264.057,00

Page 51: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

51

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

2017 2016

Beban Perjalanan Dinas 14.542.650.918,00 5.623.733.718,00

Beban Barang & Jasa Lainnya 503.000.000,00 176.105.000,00

Jumlah 130.020.631.120,67 35.692.139.322,00

5.3.2.1.3. Beban Penyusutan/Amortisasi Aset

Beban Penyusutan/Amortisasi Aset per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 34.669.423.445,47

naik/turun sebesar Rp. 24.461.017.332,58 atau 70,56 % dibandingkan saldo per 31

Desember 2016 sebesar Rp. 10.208.406.112,89

2017 2016

Beban Penyusutan Aset Tetap 34.045.978.778,80 10.208.406.112,89

Beban Amortisasi Aset Tak Berwujud 7.900.000,00

Beban Penyusutan Aset tetap lainnya 615.544.666,67

Jumlah 34.669.423.445,47 10.208.406.112,89

5.3.2.1.4. Beban Lain-Lain

Beban Lain-Lain per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 0,- naik/turun sebesar Rp. 0,- atau 0

% dibandingkan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 0,-

2017 2016

Beban Penyisihan Piutang

Beban Diragukan Tertagih Investasi Non Permanen

Beban Hibah Aset Tetap

Jumlah

5.4. PENJELASAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Merupakan komponen Laporan Keuangan yang menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos

ekuitas awal, surplus/defisit LO pada periode bersangkutan, koreksi-koreksi yang langsung

menambah/mengurangi ekuitas dan ekuitas akhir.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

52

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

BAB VI

PENJELASAN ATAS INFORMASI – INFORMASI NON KEUANGAN

6.1 GAMBARAN UMUM DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI

JAWA TENGAH

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah adalah gabungan dari tiga dinas

yaitu Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah, Dinas

Perkebunan Provinsi Jawa Tengah dan Sekretariat Badan Penyuluh sejak tanggal 1 Januari

2017.

6.2 Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi

Jawa Tengah

Tugas pokok dan fungsinya berpedoman pada Peraturan Gubernur Jawa Tengah

Nomor 76 Tahun 2016 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas

Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah. Untuk Struktur Organisasi UPT

berpedoman pada Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 113 Tahun 2016 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian dan Perkebunan

6.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, sebagai

berikut :

a. Tugas Pokok

Melaksanakan urusan pemerintahan bidang pertanian sub urusan tanaman pangan,

hortikultura dan perkebunan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan.

b. Fungsi

1. Perumusan kebijakan teknis bidang prasarana dan sarana, tanaman

pangan,hortikultura, perkebunan dan penyuluhan, pasca panen dan bina usaha;

2. Pelaksanaan kebijakan bidang prasarana dan sarana, tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan dan penyuluhan, pasca panen dan bina usaha;

3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang prasarana dan sarana, tanaman

pangan, hortikultura, perkebunan dan penyuluhan, pasca panen dan bina

usaha;

4. Pelaksanaan administrasi bidang prasarana dan sarana, tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan dan penyuluhan, pasca panen dan bina usaha

5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur, sesuai tugas dan

fungsinya;

Page 53: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

53

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

6.2.2. Uraian Tugas

Kepala Dinas memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi membawahi

Sekretariat, Bidang Prasarana dan Sarana, Bidang Tanaman Pangan, Bidang Hortikultura,

Bidang Perkebunan, Bidang Penyuluhan, Pasca Panen dan Bina Usaha, UPT Dinas dan

Kelompok Jabatan Fungsional dengan uraian tugas sebagai berikut :

Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi pelaksanaan tugas,

pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di

lingkungan Dinas.

Untuk melaksanakan tugas, Sekretariat Dinas melaksanakan fungsi :

a. Penyiapan koordinasi kegiatan di lingkungan Dinas;

b. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program dan kegiatan di

lingkungan Dinas;

c. Penyiapan bahan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi

ketatausahaan, kepegawaian, hukum, keuangan, kerumahtangaan, kerjasama,

hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi di lingkungan Dinas;

d. Penyiapan bahan koordinasi, pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana di

lingkungan Dinas;

e. Penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah

(SPIP) dan pengelolaan informasi;

f. Penyiapan bahan pengelolaan barang milik/kekayaan Daerah dan pelayanan

pengadaan barang/jasa di lingkungan Dinas; dan

g. Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan

fungsinya

Bidang Sarana dan Prasarana

Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan

perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di

bidang lahan, irigasi, dan pupuk dan pembiayaan.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok, Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,

evaluasi dan pelaporan di bidang lahan;

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,

evaluasi dan pelaporan di bidang irigasi;

c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,

evaluasi dan pelaporan di bidang pupuk dan pembiayaan; dan;

d. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan

Page 54: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

54

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Bidang Tanaman Pangan

Bidang Tanaman Pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan

perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di

bidang padi, jagung dan serealia lainnya dan aneka kacang dan umbi.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok, Bidang Budidaya Tanaman Pangan mempunyai

fungsi:

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,

evaluasi dan pelaporan di bidang padi;

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,

evaluasi dan pelaporan di bidang jagung dan serealia lainnya;

c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,

evaluasi dan pelaporan di bidang aneka kacang dan umbi; dan

d. Pelaksanaan tugas kedinasan yang diberikan oleh pimpinan.

Bidang Hortikultura

Bidang Hortikultura mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan perumusan

kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang tanaman

sayuran, tanaman buah serta tanaman hias dan tanaman obat.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok, Bidang Hortikultura mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,

evaluasi dan pelaporan di bidang tanaman sayuran;

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,

evaluasi dan pelaporan di bidang tanaman buah;

c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,

evaluasi dan pelaporan di bidang tanaman hias dan tanaman obat; dan

d. Pelaksanaan tugas kedinasan yang diberikan oleh pimpinan.

Bidang Perkebunan

Bidang Perkebunan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan perumusan

kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang tanaman

semusim, tanaman tahunan, rempah dan penyegar.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok, Bidang Produksi Perkebunan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,

evaluasi dan pelaporan di bidang tanaman semusim;

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,

evaluasi dan pelaporan di bidang tanaman tahunan;

c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,

evaluasi dan pelaporan di bidang tanaman rempah dan penyegar; dan

d. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

55

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Bidang Penyuluhan, Pasca Panen dan Bina Usaha

Bidang Penyuluhan, Pasca Panen dan Bina Usaha mempunyai tugas pokok

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,

evaluasi dan pelaporan di bidang penyuluhan, pasca panen dan bina usaha.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok, Bidang Penyuluhan, Pasca Panen dan Bina Usaha

mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,

evaluasi dan pelaporan di bidang penyuluhan;

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaankebijakan,

evaluasi dan pelaporan di bidang pasca panen dan pengolahan;

c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,

evaluasi dan pelaporan di bidang bina usaha; dan

d. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.

Balai Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan Perkebunan

Balai Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Pertanian mempunyai tugas melaksanakan

tugas teknis operasional dan / atau kegiatan teknis penunjang tertentu Dinas di bidang

pengembangan sumber daya manusia pertanian dan perkebunan.

Untuk melaksanakan tugas pokok, Balai Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan

Perkebunan mempunyai fungsi:

a. Penyusunan rencana teknis operasional dibidang pelatihan dan bimbingan teknis dan

penyebaran informasi sumber daya manusia pertanian dan perkebunan;

b. Koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional dibidang pelatihan dan bimbingan

teknis dan penyebaran informasi sumber daya manusai pertanian dan perkebunan;

c. Evaluasi dan pelaporan dibidang pelatihan dan bimbingan teknis dan penyebaran

informasi sumber daya manusia pertanian dan perkebunan ;

d. Pengelolaan ketatausahaan ;

e. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan tugas

dan fungsinya

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

Balai pengawasan dan Sertifikasi Benih mempunyai tugas melaksanakan tugas teknis

operasional dan / atau kegiatan teknis penunjang tertentu Dinas di bidang pengawasan dan

sertifikasi benih tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

Untuk melaksanakan tugas, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih mempunyai fungsi:

a. Penyusunan rencana teknis operasional dibidang pengawasan dan sertifikasi benih

tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan;

b. Koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional dibidang pengawasan dan sertifikasi

benih tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan;

Page 56: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

56

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

c. Evaluasi dan pelaporan dibidang pengawasan dan sertifikasi benih tanaman pangan,

hortikultura dan perkebunan;

d. Pengelolaan ketatausahaan;

e. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya

Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah Banyumas, Wilayah

Semarang dan Wilayah Surakarta.

Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah Banyumas, Wilayah

Semarang dan Wilayah Surakarta mempunyai tugas teknis operasional dan / atau kegiatan

teknis penunjang tertentu Dinas di bidang tanaman pangan dan hortikultura

Untuk melaksanakan tugas, Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah

Banyumas, Wilayah Semarang dan Wilayah Surakarta melaksanakan fungsi:

a. Penyusunan rencana teknis operasional dibidang benih tanaman pangan dan benih

hortikultura;

b. Koordinasi dan pelaksanaan teknis operasioanal dibidang benih tanaman pangan dan

benih hortikultura ;

c. Evaluasi dan pelaporan dibidang benih tanaman pangan dan benih hortikultura

d. Pengelolaan ketatausahaan ;

e. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan

fungsinya.

Balai Benih Tanaman Perkebunan

Balai Perbenihan Tanaman Perkebunan mempunyai tugas teknis operasional dan/atau

kegiatan teknis penunjang tertentu di bidang perbanyakan benih tanaman perkebunan,

percontohan kebun produksi dan pemanfaatan aset di kebun dinas.

Untuk melaksanakan tugas, Balai Benih Tanaman Perkebunan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana teknis operasional dibidang benih dan produksi tanaman

perkebunan;

b. Koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional dibidang benih dan produksi tanaman

perkebunan;

c. Evaluasi dan pelaporan di bidang benih dan kebun produksi tanaman perkebunan;

d. Pengelolaan ketatausahaan dan;

e. Pelaksaaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya

Balai Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

Balai Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan mempunyai tugas

melaksanakan tugas operasional dan / atau kegiatan teknis penunjang tertentu di bidang

perlindungan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

57

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Untuk melaksanakan tugas, Balai Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura dan

Perkebunan mempunyai fungsi:

a. Penyusunan rencana teknis operasional dibidang perlindungan tanaman pangan, dan

perlindungan tanaman perkebunan dan hortikultura;

b. Koordinasi dan pelaksanaan teknis operasioanal dibidang perlindungan tanaman

pangan, dan perlindungan tanaman perkebunan dan hortikultura ;

c. Evaluasi dan pelaporan di bidang perlindungan tanaman pangan, perlindungan

tanaman perkebunan dan hortikultura ;

d. Pengelolaan ketatausahaan ;

e. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Balai Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan

Balai Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan teknis

operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu dibidang mutu hasil pertanian dan

perkebunan.

Untuk melaksanakan tugas, Balai Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana teknis operasional dibidang mutu hasil tanaman pangan dan

hortikultura, dan mutu hasil tanaman perkebunan;

b. Koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional dibidang mutu hasil tanaman pangan

dan hortikultura, dan mutu hasil tanaman perkebunan;

c. Evaluasi dan pelaporan bidang mutu hasil tanaman pangan dan hortikultura, dan mutu

hasil tanaman perkebunan;

d. Pengelolaan ketatausahaan;

e. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya

Balai Alat Mesin Pertanian dan Perkebunan

Balai Alat Mesin Pertanian dan Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan teknis

operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu dibidang alat mesin pertanian dan

perkebunan.

Untuk melaksanakan tugas, Balai Alat Mesin Pertanian dan Perkebunan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana teknis operasional dibidang alat mesin pra panen dan alat mesin

pasca panen;

b. Koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional dibidang alat mesin pertanian dan

perkebunan;

c. Evaluasi dan pelaporan bidang alat mesin pra panen dan alat mesin pasca panen;

d. Pengelolaan ketatausahaan;

e. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan

fungsinya.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

58

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan fungsional mempunyai tugas sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6.3 Sumber Daya Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah

Dalam menjalankan tugas dan fungsi Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa

Tengah maka diperlukan ketersediaan sumberdaya pembangunan yang memadai.

Pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia, ketersediaan sarana dan prasarana,

serta sumberdaya penunjang/pendukung lainnya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

minimal. Kondisi ketersediaan sumberdaya manusia dan sarana pendukung dalam

melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah,

sebagai berikut :

6.3.1 Organisasi dan Kepegawaian

a. Organisasi Dinas

Pejabat struktural dalam struktur organisasi Dinas Pertanian dan Perkebunan

Provinsi Jawa Tengah sebanyak 61 jabatan, terdiri dari : seorang Pejabat Eselon II.a (Kepala

Dinas), Pejabat Eselon III.a (Sekretaris, Kepala Bidang) sebanyak 6 orang, Pejabat Eselon

II.b (Kepala Balai) sebanyak 9 organg Pejabat Eselon IV.a (Kepala Sub Bagian dan Kepala

Seksi) sebanyak 45 orang. Selain itu juga terdapat pejabat fungsional tertentu yang tergabung

dalam Kelompok Jabatan Fungsional

b. Kepegawaian

Kondisi pegawai/karyawan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah

terhitung Maret 2018 sebanyak 907 orang . Data kepegawaian Dinas Pertanian dan

Perkebunan dapat dilihat pada di bawah ini:

Tabel 6.1 Data Pegawai Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah

Berdasarkan Golongan Kepegawaian ( Bulan Maret Tahun 2018)

No Golongan Jumlah (Orang)

1 a. Golongan I 32

2 b. Golongan II 212

3 c. Golongan III 568

4 d. Golongan IV 95

Jumlah 907

Sumber: Distanbun 2017

Page 59: BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …distanbun.jatengprov.go.id/v/files/ppid/calk.pdf · PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OPD 1.1.1 Maksud Penyusunan

59

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Pertanian dan Perkebunan TA. 2017

BAB VII

PENUTUP

Demikian Catatan atas Laporan Keuangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi

Jawa Tengah yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Dinas

Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah untuk Tahun Anggaran 2017. Catatan atas

Laporan Keuangan tersebut disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 71 Tahun

2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri

(Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2011

tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Kami berharap penyampaian Catatan atas

Laporan Keuangan ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders)

serta memenuhi prinsip-prinsiptransportasi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,

independensi, dan fairness dalam pengelolaan keuangan daerah.

Ungaran, Januari 2018