57
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu dimensi dasar pembangunan manusia. Pembangunan kesehatan harus dimulai sejak seseorang dalam kandungan hingga mencapai usia lanjut agar hidup panjang dan sehat. Salah satu indicator pencapaian pembangunan kesehatan adalah status gizi anak usia bawah lima tahun (balita) karena kurang gizi pada anak berkaitan dengan akses yang rendah terhadap pelayanan kesehatan. Selain itu, kurang gizi pada anak meningkatkan resiko kematian, menghambat perkembangan kongnitif, dan mempengaruhi status kesehatan pada usia remaja dan dewasa. Bukti saat ini menunjukkan bahwa gizi adalah mendasari penyebab kematian di diperkirakan 45% dari semua kematian anak-anak di bawah 5 tahun .Gizi yang cukup dan baik merupakan dasar dari pembangunan, kesehatan, dan kelangsungan hidup generasi sekarang dan yang akan 1

BAB I latar belakang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ini untuk metodologi riset

Citation preview

Page 1: BAB I latar belakang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu dimensi dasar pembangunan manusia.

Pembangunan kesehatan harus dimulai sejak seseorang dalam kandungan hingga

mencapai usia lanjut agar hidup panjang dan sehat. Salah satu indicator

pencapaian pembangunan kesehatan adalah status gizi anak usia bawah lima

tahun (balita) karena kurang gizi pada anak berkaitan dengan akses yang rendah

terhadap pelayanan kesehatan. Selain itu, kurang gizi pada anak meningkatkan

resiko kematian, menghambat perkembangan kongnitif, dan mempengaruhi

status kesehatan pada usia remaja dan dewasa. Bukti saat ini menunjukkan

bahwa gizi adalah mendasari penyebab kematian di diperkirakan 45% dari semua

kematian anak-anak di bawah 5 tahun .Gizi yang cukup dan baik merupakan

dasar dari pembangunan, kesehatan, dan kelangsungan hidup generasi sekarang

dan yang akan dating dan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs)

khususnya yang berkaitan dengan pemberantasan kemiskinan dan kelaparan

ekstrem (MDG 1) dan anak survival (MDG 4). Mengingat efek awal gizi anak-

anak tentang kesehatan dan kognitif pembangunan, meningkatkan gizi juga

dampak. (UNICEF-WHO-The World Bank Joint Child Malnutrition Estimates) .

Gizi yang sehat secara khusus penting bagi perempuan selama hamil dan

menyusui sehingga anak-anak mereka berangkat dari jalur pembangunan yang

sehat baik secara fisik maupun mental.

1

Page 2: BAB I latar belakang

Indonesia menghadapi permasalahan gizi yang cukup serius. Prevalensi

gizi buruk atau kurang, permasalahan gizi kronis dan permasalahan gizi akut

relative tinggi di Indonesia. Riskesdas menghasilkan berbagai peta masalah

kesehatan dan kecenderungannya, dari bayi lahir sampai dewasa. Misalnya,

prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD) memberikan gambaran yang

fluktuatif dari 18,4 persen (2007) menurun menjadi 17,9 persen (2010) kemudian

meningkat lagi menjadi 19,6 persen (tahun 2013). Beberapa provinsi, seperti

Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah

menunjukkan kecenderungan menurun. Dua provinsi yang prevalensinya sangat

tinggi (>30%) adalah NTT diikuti Papua Barat, dan dua provinsi yang

prevalensinya 50%) di Nusa Tenggara Timur. Tidak berubahnya prevalensi

status gizi, kemungkinan besar belum meratanya pemantauan pertumbuhan, dan

terlihat kecenderungan proporsi balita yang tidak pernah ditimbang enam bulan

terakhir semakin meningkat dari 25,5 persen (2007) menjadi 34,3 persen (2013).

Salah satu langkah yang cukup strategis untuk menimbulkan motivasi

kearah perbaikan perilaku pengasuhan yang baik sesuai dengan konsep kesehatan

adalah melakukan pemberdayaan keluarga atau masyarakat. Peran ibu sangat

penting dalam menyusun menu untuk hidangan. Seorang ibu yang memiliki

pengetahuan dan sikap gizi yang kurang akan sangat berpengaruh terhadap status

gizi balitanya dan akan sukar untuk memilih makanan yang bergizi untuk

anaknya dan keluarganya. Gizi yang baik adalah gizi yang seimbang, artinya

asupan zat gizi harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gizi kurang pada anak di

usia balita membawa dampak pertumbuhan otak dan tingkat kecerdasan

2

Page 3: BAB I latar belakang

terganggu, hal ini disebabkan karena kurangnya produksi protein dan kurangnya

energi yang diperoleh dari makanan dan pengetahuan juga sikap ibu sangat

penting untuk mencegah terjadinya angka gizi kurang pada balita. Untuk itu

perlu diukur dari pengetahuan dan sikap ibu akan status gizi balita melalui

tahapan wawancara/kuisioner.

Hanya ketika pertumbuhan anak optimal dijamin bagi mayoritas

penduduk, pemerintah akan berhasil dalam upaya-upaya mempercepat

pembangunan ekonomi dengan cara yang berkesinambungan. Status gizi anak

usia dibawah lima tahun merupakan indicator kesehatan publik yang secara

internasional dikenal untuk memonitor kesehatan dan status gizi penduduk. Ada

tiga indicator status gizi anak balita: BB menurut umur, tinggi badan menurut

umur, berat badan menurut tinggi badan. Berdasarkan BB/U, TB/U, BB/TB dan

buku antropometri Badan Kesehatan Dunia (WHO), 2006, ditetapkan status gizi

anak. Berdasarkan indicator BB/U: buruk, kurang baik, dan lebih. Berdasarkan

indicator TB/U: sangat pendek, pendek, normal. Berdasarkan indicator BB/TB;

sangat kurus, kurus, normal, gemuk.

Dengan penjelasan diatas penulis tertarik untuk meneliti mengenai

hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan kejadian gizi kurang

pada balita di Jakarta Timur, karena masih tingginya kejadian gizi kurang pada

balita di Jakarta Timur.

3

Page 4: BAB I latar belakang

Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan kejadian gizi kurang

di Jakarta Timur.

Tujuan khusus

1. Menganalisis tingkat pengetahuan ibu terhadap pemberian makan balita di

Jakarta Timur

2. Mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian gizi kurang pada

balita.

3. Menganalisis sikap ibu terhadap pemberian makan pada balita di Jakarta Timur

4. Menganalisis status gizi pada balita di Jakarta Timur

5. Mengetahuin hubungan tingkat pengetahuan dan ibu dengan status gizi kurang

pada balita di Jakarta Timur

Manfaat :

1. Bagi dinas kesehatan Jakarta

Dengan penelitian ini, dinas kesehatan dapat membuat program untuk

penanggulangan masalah gizi kurang energi protein dan dilakukannya upaya

pencegahan terjadinya gizi kurang.

2. Bagi peneliti

Dengan penelitian ini dapat dipakai sebagai pengalaman belajar dalam

menerapkan ilmu metodologi penelitian dengan cara penelitian langsung. Dan

juga sebagai penerapan ilmu gizi pada kehidupan peneliti.

4

Page 5: BAB I latar belakang

3. Bagi institusi

Sebagai bahan dasar penelitian selanjutnya dan sumber informasi mengenai

kejadian gizi kurang pada balita.

Ruang lingkup :

Penelitian ini membahas mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan dan

sikap ibu dengan kejadian gizi kurang pada balita di puskesmas - Jakarta Timur. Waktu

pelaksanaan pada bulan Juli – Agustus 2015 di puskesmas Jakarta Timur. Responden

pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita dengan status gizi kurang. Penelitian

ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa masih banyak gizi kurang pada balita di

Jakarta Timur. Penelitian ini bersifat kuantitatif studi deskriptif kolerasi, pendekatan

dilakukan dengan cara cross sectional degan menggunakan alat ukur kuisoner.

5

Page 6: BAB I latar belakang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. STATUS GIZI

1. DEFINISI

Status gizi merupakan cerminan kuantitas (jumlah) dan kualitas (ragam)

pasokan zat gizi makanan yang dikonsumsi dan kemampuan tubuh untuk

memanfaatkannya secara optmal. (Aritonang & Endah , 2006)

Status gizi adalah suatu keadaan kesehatan tubuh berkat asupan zat gizi

melalui makanan dan makanan yang dihubungkan dengan kebutuhan. (Sutomo &

Dwi, 2010)

Status Gizi Balita

Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan, dan tinggi

badan. Berat badan anak di timbang dengan timbangan digital yang memiliki

presisi 0,1 Kg. Panjang badan diukur dengan length-boarddengan presisi 0,1 cm

dan tinggi badan diukur dengan menggunakan microtoise dengan presisi 0,1 cm.

Variabel BB dan TB anak disajikan dalam bentuk tiga indikator

antropometri ,yaitu BB menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur

(TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). (Riskesdas, 2009)

6

Page 7: BAB I latar belakang

Asupan Gizi Balita

Makanan – makanan yang dihidangkan untuk balita harus mengandung

zat – zat gizi yang dibutuhkan. Selain itu susunan makanan tambahan untuk

tumbuh kembang balita harus terdiri atas 3 golongan dengan istilah triguna

makanan :

a. Zat gizi penghasil energi (karbohidrat dan lemak)

b. Zat gizi pembangun sel (terutama diperoleh dari protein)

c. Zat gizi pengatur (kelompok ini termasuk vitamin dan mineral)

(Febry & Zulfitro, 2008)

1.1 Karbohidrat

Karbohidrat dibagi dalam dua golongan, yaitu karbohidrat sederhana dan

karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis karbohidrat terdiri atas

karbohidrat sederhana atau gula sederhana. Karbohidrat kompleks

mempunyai lebih dari dua unit gula sederhana didalam satu molekul.

Karbohidrat sederhana terdiri atas:

a. Monosakarida : pada umumnya terasa manis. Didalam monosakarida

terdapat glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Glukosa atau dekstrosa terdapat

didalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon, dan didalam madu.

Gluukosa memiliki peranan sangat penting dan merupakan hasil akhir

pencernaan pati, sukrosa, maltose, dan laktosa pada manusia dan hewan.

Dalam metabolism, glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang beredar

didalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energy. Fruktosa,

dinamakan juga levulosa terdapat didalam madu bersama glukosa, dalam

7

Page 8: BAB I latar belakang

buah, nectar bunga dan juga didalam sayur. Fruktosa merupakan hasil

pencernaan sukrosa. Galaktosa terdapat didalam tubuh sebagai hasil

pencernaan laktosa.

b. Disakarida

- sukrosa : 99% mengandung gula pasir melalui proses penyulingan

dan kritalisasasi. Bila dicernakan atau dihidrolisasi sukrosa akan

pecah menjadi satu unit glukosa dan satu unit fruktosa.

- maltose : tidak terdapat bebas dialam. Maltose terbentuk pada setiap

pemecahan pati. Pati pecah menjadi maltose untuk kemudian

diuraikan menjadi unit-unit glukosa tunggal. Bila dicernakan atau

dihidrolisasi maltose akan pecah menjadi dua unit glukosa.

- laktosa (gula susu) hanya terdapat didalam susu dan hanya terdiri

dari satu nunit glukosa dan satu unit galaktosa. Kadar laktosa pada

susu sapi adalah 6,8 gram per 100 ml, sedangkan pada air susu ibu

4,8 gram per 100 ml. laktosa adalah gula yg tidak memiliki rasa

manis dan bisa larut daripada disakarida lain.

- trehalosa: terdiri atas 2 molekul glukosa dan dikenal sebagai gula

jamur.

c. Gula alcohol: ada empat jenis gula alcohol yaitu sorbitol, manitol,

dulsitol dan inositol.

- sorbitol terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara kormesial

dibuat dari glukosa. Tingkat kemanisan sorbitol hanya 60% bila di

bandingkan dengan sukrosa, diabsrobsi lebih lambat dan diubah

8

Page 9: BAB I latar belakang

didalam hati menjadi glukosa. Pengaruhnya terhadap kadar gula

darah lebih kecil daripada sukrosa. Sorbitol tidak mudah

dimetabolisme oleh bakteri dalam mulut sehingga tidak mudah

menimbulkan karies gigi.

- manitol dan dulsitol adalah alcohol yang dibuat dari

monoskaridamanosa dan galaktosa. Manitol terdapat didalam

didalam nanas, aspagraus, ubi jalar dan wortel.

- inositol merupakan alcohol siklis yang menyerupai glukosa. Inositol

terdapat dalam banyak bahan makanan, terutama dalam sekam

serealia. Bentuk esternya dengan asam fitat menghambat absorbs

kalsium dan zat besi dalam usus halus.

- oligosakarida. Termasuk jenis ini adalah rafinosa, stakiosa, dan

verbasoka. Ketiga jenis olisakarida ini terdapat di dalam biji

tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan serta tidak dapat dipecah

oleh enzim-enzim pencernaan. Oligosakarida didalm usus besar

mengalami fermentasi.

1.1.1 Karbohidrat kompleks terdiri dari :

a. Polisakarida. Jenis polisakarida yang penting adalah pati, dekstrin,

glikogen. Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-

tumbuhan dan merupkan karbohidrat utama. Pati terdapat dalam padi-

padian, biji-bijian, dan umbi-umbian. Molekul pati terdiri atas amilosa

dan amilopektin. Dekstrin merupakan produk antara pada pencernaan

pati atau dibentuk melalui hidrolisis parsial pati. Dekstrin merupakan

9

Page 10: BAB I latar belakang

sumber utama karbohidrat dalam makanan lewat pila (tube feeding).

Glikogen dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk

simpanan karbohidrat didalam tubuh manusia dan hewan, yang

terutama terdapat didalam hati dan otot. Tubuh mempunyai kapasitas

terbatas untuk menyimpan glikogen yaitu hanya sebanyak 350 gram.

Dua pertiga bagian dari glikogen disimpan dalam otot dan sebagian

didalam hati. Glikogen dalam otot hanya dapat digunakan untuk

keprluan energi didalam otot tersebut, glikogen dalam hati dapat

digunakan sebagai sumber energi untuk semua kebutuhan sel tubuh.

b. Polisakarida nonpati/serat. Ada dua golongan serat yaitu yang tidak

dapat larut dan dapat larut dalam air. Serat yang tidak larut dalam air

adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Serat yang larut dalam air

adalah pectin, gum, mukilase, gluka, dan algal.

1.1.2 Karbohidrat mempunyai beberapa fungsi antara lain sebagai berikut:

a. Sumber energi, fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi

tubuh. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kakalori.

b. Pemberi rasa manis pada makanan, khususnya monosakarida dan

disakarida.

c. Penghemat protein. Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi,

maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi,

dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangunn.

Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama

akan digunakan sebagai zat pembangun.

10

Page 11: BAB I latar belakang

d. Pengaturan metabolism lemak. Karbohidrat mencegah terjadinya

oksidasilemak yang tidak sempurna.

1.2 Lemak

Lemak merupakan simpanan energi bagi manusia. Berdasarkan bentuknya

lemak dapat digolongkan dalam lemak padat (mentega, lemak hewan) dan

lemak cair ( minyak kelapa, minyak kelapa sawit). Dengan demikian, lemak

dapat digolongkan sebagai berikut:

1.2.1 Lemak dalam tubuh, yaitu lipoprotein ( mengandung trigliderida

fosfolipid dan kolesterol) yang bergabung dengan protein; dihasilkan

di hati dan mukosa usus untuk mengangkut lemak yang tidak larut.

Jenis yang terdapat didalam tubuh adalah HDL (High Density

Lipoprotein), LDL ( Low Density Lipoprotein), VLDL (Very Low

Density Lipoprotein), glikolopid.

1.2.2 Lemak yang terdapat dalam bahan pangan dan dapat digunakan oleh

tubuh yaitu:

a. Trigliserida banyak ditemukan pada pangan hewani maupun

nabati, disebut lemak netral, dengan struktur dasar meliputi satu

molekul gliserol dan tiga buah molekul asam lemak.

b. Asam lemak jenuh yaitu lemak yang tidak dapat mengikat

hydrogen lagi, seperti asam palmitat, asam stearate yang banyak

ditemukan pada lemak hewani, keju,mentega, minyak kelapa dan

coklat.

11

Page 12: BAB I latar belakang

c. Asam lemak tidak jenuh, yang mempunyai satu titik terbuka untuk

mengikat hydrogen disebut asam lemak tak jenuh tunggal seperti

asam olet yang ditemukan pada minyak kacang tanah. Asam

lemak tak jenuh ganda mempunyai beberapa titik terbuka untuk

mnegikat hydrogen seperti asam linoleat, linolenat, archidonat.

d. Fosfolipid, merupakan senyawa lipid yaitu gliseroldan asam

lemak bergabungdengan karbohidrat, fosfat dan atau nitrogen.

Lemak ini merupakan lemak tak kentara dalam pangan nabati

maupun hewani dan secara kormesial digunakan sebagai aditif

untuk membantu emulsifikasi.

e. Kolesterol, semacam lemak dengan struktur cincin yangkompleks

yang disebut sterol. Kolesterol dapat ditemukan pada makanan

seperti telur, daging, lemak, susus. Hati dan usus dapat

mensintesiskan semua kolesterol yang diperlukan tubuh tanpa

mengkonsumsi kolesterol dari luar.

i. Fungsi lemak:

a. Sumber energi

b. Sebagai pembangun/pembentuk susunan tubuh

c. Pelindung kehilangan panas tubuh

d. Sebagai penghasil asam lemak esensial

e. Sebagai pelarut vitamin A, D, E, K

f. Sebagai pelumas diantara persendian

g. Sebagai agen pengemulsi yang akan mempermudah transport

substansi lemak keluar masuk melalui membrane sel

12

Page 13: BAB I latar belakang

h. Sebagai perkusor dan prostagaldin yang berperan mengatur

tekanan dara, denyut jantung dan lipolisis

1.3 Protein

Protein merupakan zat gizi yang paling banyak terdapat dalam tubuh.

Protein merupakan bagian dari semua sel-sel hidup. Hampir setengah jumlah

protein terdapat didalam otot, seperlima terdapat di tulang atau tulang rawan,

sepersepuluh terdapat di kulit, sisanya terdapat didalam jaringan lain dan

cairan tubuh. Semua enzim merupakan protein. Banyak hormone yang

merupakan protein atau tururnan protein. Hanya urin dan empedu dalam

kondisi normal yang tidak mengandung protein. Protein terdapat dalam

bentuk serabut (fibrous), globular dan konjungasi. Protein dibagi kedalam

beberapa jenis diantaranya:

a. Protein serabut (berbentuk batang)

- Kolagen: merupakan protein jaringan ikat, tidak larut air, mudah

berubah menjadi gelatin bila direbus dengan air, asam encer atau

alkali, tidak mengandung triptofan tetapi banyak mengandung

hidroksiprolin dan hidroksilisin, 30% protein total manusia adalah

kolagen.

- Elastin: terdapat dalam urat, otot, arteri, dan jaringan alastis lain,

tidak dapat diubah menjadi gelatin

- Myosin: merupakan protein utama serat otot

13

Page 14: BAB I latar belakang

- Keratin: protein rambut dan kuku, mengandung banyak sulfur dalam

bentuk sistein.

b. Protein globular (berbentuk bola)

- Albumin: terdapat dalam telur, susu, plasma dan hemoglobin, larut

dalam air dan mengalami koagulasi bila dipanaskan

- Globulin: terdapat dalam otot, serum, kuning telur, dan biji tumbuh-

tumbuhan. Tidak larut dalam air, tetapiu larut dalam larutan

garamencer dan garam dapur. Mengalami koagulasi bila dipanaskan.

- Histon: terdapat dalam jaringan-jaringan kelenjar tertentu seperti

timus dan pancreas. Histon didalam sel terikat dengan asam nukleat.

- Protamine: dihubungkan dengan asam nukleat

c. Protein konjugasi (protein sederhana)

- Nucleoprotein: terdapat dalam inti sel, merupakan bagian penting

DNA dan RNA. Tidak mudah didenaturasi oleh panas.

- Rdapat Lipoprotein: protein larut air yang berkonjungasi dengan

lipida, seperti lesitin dan kolesterol. Terdapat dalam plasma berfungsi

sebagai pengangkut lipida dalam tubuh

- Fosfoprotein: protein yang terikat melalui ikatan ester dengan asam

fosfat seperti pada kasein dalam susu

- Metaloprotein: protein yang terikat dengan mineral, seperti ferritin

dan hemosiderin, mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng

i. Fungsi protein adalah sebagai berikut:

14

Page 15: BAB I latar belakang

a. Membentuk jaringan baru dalam masa pertumbuhan dan

perkembangan tubuh

b. Memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan

yang aus, rusak atau mati

c. Menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk enzim

pencernaan dan metabolism serta antibody yang diperlukan

d. Mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam tiga kompartemen

yaitu ekstraselular, intraselular dan intravaskuler

e. Mempertahankan kenetralan (asam basa) tubuh

1.4 VITAMIN

Vitamin adalah zat-zat organic kompleks yang diperlukan tubuh dalm

jumlah kecil, dan pada umunya tidak dapat dibentuk oleh tubuh tetapi

penting untuk melakukan fungsi metabolic. Vitamin termasuk kelompok zat

pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai

koenzim atau sebagai bagian dari enzim. Vitamin dibagi kedalam dua kelas

besar, yaitu vitamin yang larut dalam lemak (vit. A, D, E, K) dan vitamin

yang larut dalam air (Vit. C, vit B-kompleks yaitu B1, B2, B6, B12 dan

beberapa vitamin lainnya). Secara umum fungsi vitamin adalah sebagai

berikut:

a. Sebagai bagian dari suatu enzim atau co-enzim yang mengatur

berbagai proses metabolisme.

b. Mempertahankan fungsi berbagai jaringan

c. Mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan sel baru

15

Page 16: BAB I latar belakang

d. Membantu pembuatan zat tertentu dalam tubuh

1.4.1 Beberapa fungsi vitamin berdasarkan jenis dapat dibedakakan sebagai

berikut:

a. Vitamin larut lemak

- Vitamin A: proses pengelihatan, reproduksi, perkembangan

tulang, kekebalan, mempertahankan jaringan epitel, mengurangi

angka keskitan dan kematian anak.

- Vitamin D: menaikkan penyerapan cad an P dari usus,

mempengaruhi pemeliharaan P oleh ginjal, bentuk aktifnya 1,25

dihidroksi kolekalsiferol

- Vitamin E: antioksidan untuk melindungi vitamin dalam

makanan, membantu dalam pernapasan jaringan

- Vitamin K: mengkatalisasi reaksi karboksilasi atom karbon

residu asam glutamate pada protein tertentu. Untuk aktivitas

factor antipembekuan darah.

b. Vitamin larut air

- Vitamin C: pembentukan kolagen, gigi, metabolism tirosin,

sintesis neurotransmitter, utilisasi Fe, Ca, folat, mencegah kanker

- Vitamin B6: penting untuk transulfurasi dan dalam perubahan

triptofan menjadi niasin; juga sebagai koensim dalam

transminasi. Berperan dalam metabolism asam lemak esensial.

Penting dalam sintesis porfirin.

16

Page 17: BAB I latar belakang

- Vitamin B12: berperan dalam metabolism purin dan piramidin,

sintesis asam nukleat (DNA), pematangan sel darah merah,

metabolism metionin, dan transmetilasi.

1.5 MINERAL

Secara umum fungsi mineral dalam tubuh adalah sebagai berikut:

a. Memelihara keseimbangan asam tubuh dengan jalan penggunaan mineral

pembentuk asam (klorin, fosfor, belerang) dan mineral pembentukan basa

(kapur, besi, magnesium, kalium, natrium)

b. Mengkatalisasi reaksi yang berkaitan dengan pemecahan karbohidrat,

lemak, dan protein serta pembentukan lemak dan protein tubuh.

c. Sebagai hormone dan enzim tubuh

d. Membantu memelihara keseimbangan air tubuh

e. Menolong dalam pengiriman isyarat ke seluruh tubuh (kalsium, kalium,

natrium)

f. Sebagai bagian cairan usus ( kalsium, magnesium, kalium, dan natrium)

g. Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi, dan jaringan

tubuh lainnya. (Yuniastuti, 2008)

Pemberian makanan bergizi dalam jumlah yang cukup pada masa balita

merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius agar anak tidak jatuh ke

keadaan kurang gizi. Apalagi dalam masa itu terjadi penyapihan yaitu peralihan

antara penyusuan dan makanan dewasa sebagai sumber energi dan zat gizi

utama. Pada masa penyapihan biasanya pemberian ASI mulai dikurangi atau

17

Page 18: BAB I latar belakang

konsumsi ASI berkurang dengan sendirinya sehingga untuk mencukupi

kebutuhan gizi anak perlu diberi makanan tambahan. Makanan yang dikonsumsi

dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan gizi anak khususnya energi dan protein

(Sulaeman dan Muchtadi, 2003) . Setelah anak umur dua tahun kecukupan zat

gizi baik kecukupan energi maupun protein harus dipenuhi dari makanan sehari,

karena setelah anak berumur 6 bulan pemberian ASI saja sudah tidak mencukupi

yang dibutuhkan oleh anak. Kebutuhan energi untuk bayi 7 – 12 bulan adalah

650 kkal dengan protein 16 g dan anak umur 1 – 3 tahun kebutuhan energinya

adalah 1000 kkal dan protein 25 g (Hardinsyah, 2004).

status gizi menurut pengukuran antropometri.

2. MASALAH – MASALAH GIZI

2.1 Gizi Kurang

Tingkat sedang yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan

protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup

lama.

18

Page 19: BAB I latar belakang

2.2 Gizi Lebih

Seseorang dikatakan gizi lebih disebabkan oleh konsumsi makanan yang

melebihi dari kebutuhan, terutama konsumsi lemak yang tinggi dan

makanan dari gula murni.

2.3 Gizi Buruk

Bila kondisi kurang gizi berlansung dalam waktu lama, hal ini akan

mengakibatkan terjadinya pemecahan lemak yang berlansung secara terus

– menerus sehingga tubuh terlihat tinggal kulit saja. (Adiningsih, 2010)

B. PENGETAHUAN ( KNOWLEDGE)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang

malakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penghidu, perasa,

dan peraba. Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga.

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat,

yakni (Notoatmojo,S.2007)

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

19

Page 20: BAB I latar belakang

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab

itu, ‘tahu’ ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain :menyebutkan,menguraikan,mendefinisikan, menyatakan, dsb.

Contoh: Dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein

pada anak balita.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,menyimpulkan, meramalkan

dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat

menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini

dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya

dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil

penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah

20

Page 21: BAB I latar belakang

(problem solving cycle) dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus

yag diberikan.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitannyasatu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dsb.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya : Dapat

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat

menyesuaikan, dsb, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang

telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yng ditentukan sendiri, menggunakan kriteria-

21

Page 22: BAB I latar belakang

kriteria yang telah ada. Misalnya : dapat membandingkan antara anak-

anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat

menanggapi terjadinya wabah diare disuatu tempat,dapat menafsirkan

sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB,dsb.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang kita ketahui atau

kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas.

C. SIKAP (ATTITUDE)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukan konotasi

adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan

sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas , akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan

reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka.

Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu

sebagai suatu penghayatan terhadap objek. (Efendi & Makhfudli, 2009)

22

Page 23: BAB I latar belakang

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

stimulus atau objek. (Notoatmojo,S.2007)

Sikap terdiri dariderbagai tingkatan,yakni (Notoatmojo,S.2007) :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi

dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itubterhadap ceramah-

ceramah.

b. Merespons (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan

suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang

diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima

ide tersebut.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan

orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga.

Misalnya, seorang ibu mengajak ibu lain (tetangganya, saudaranya, dsb),

untuk pergi menimbang anaknya ke posyandu, atau mendiskusikan

tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai

sikap positif terhadap gizi anak.

23

Page 24: BAB I latar belakang

d. Bertanggung-jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu

mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua

atau orang tuanya sendiri.

D. Hasil Penelitian Terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 159 responden terdapat 82

(51,6%) orang yang memiliki sikap kurang dan 77 (48,4%) orang yang memiliki

sikap baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 159 responden terdapat 100 (62,9%)

balita

yang memiliki status gizi kurang dan 59 (37,1%) balita yang memiliki status gizi

baik. Hasil penelitian Sari pada Jurnal (Astut & Taurina, 2012) menunjukan

adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan status gizi balita. Pengetahuan

yang baik akan mempengaruhi pola konsumsi makanan sehingga akan terjadi

status gizi yang baik.

Pengetahuan gizi ibu berhubungan nyata positif dengan sikap gizi ibu di

pedesaan maupun perkotaan. Faktor yang berhubungan nyata dengan

pengetahuan gizi ibu di pedesaan adalah usia ibu, status kerja, dan pengalaman

menyusui sebelumnya. Faktor yang berhubungan nyata dengan sikap gizi ibu di

pedesaan adalah status kerja. Di perkotaan, hanya tingkat pendidikan ibu yang

berhubungan nyata dengan tingkat pengetahuan serta sikap gizi ibu. Tidak

24

Page 25: BAB I latar belakang

terdapat faktor yang berhubungan nyata dengan praktek. (Rachmadewi & Ali,

2009)

Hasil penelitian penelitian terdapat 100 (46,9%) yang memiliki status gizi

kurang, 59 (37,1%) siswa dengan status gizi baik, 87 (54,7%) responden yang

pengetahuan kurang, 72 (45,3%) responden dengan baik, 82 (51,6%) responden

yang memiliki sikap kurang, 77 (48,4%) responden dengan sikap baik.

(Nainggolan & Remi, 2012)

25

Page 26: BAB I latar belakang

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah uraian hubungan antara variable-variabel yang

terkait dengan masalah penelitian dan dibangun berdasarkan kerangka teori atau

kerangka pikir atau hasil studi sebelumnya sebagai pedoman penelitian (Supardi

& Rustika, 2013)

Keterangan:

Area yang diteliti

26

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Tingkat Pengetahuan

2. Sikap Gizi Kurang Pada Balita

Page 27: BAB I latar belakang

Dari kerangka konsep penelitian diatas, digambarkan:

1. Variabel Independen

Variabel yang variasi nilainya dapat mempengaruhi variabel terikat. Yagn

bisa disebut variabel pengaruh, variabel peyebab atau variabel perlakuan.

(Supardi & Rustika, 2013)

Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari Tingkat Pengetahuan

dan Sikap.

2. Variabael Dependen

Variabel yang variasi nilainya diakibatkan oleh satu atau lebih variabel

bebas. Variabel ini disebut juga variabel terpengaruh atau variabel akibat.

(Supardi & Rustika, 2013)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian gizi kurang pada

balita di Jakarta Timur.

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari kata “hypo” (= dibawah) dan thesis (=kaidah) adalah suatu

pernyataan sementara yang harus dibuktikan kebenaran dengan menggunakan uji

statistik yang sesuai. Hipotesis adalah suatu asumsi pernyataan hubungan antara

2variabel atau lebih yang disusun berdasarkan kerangka konsep penelitian.

Hipotesis diperlukan untuk penelitian eksperimen dan analitik. (Supardi &

Rustika, 2013)

Hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

berkenan dengan penelitian ini adalah

27

Page 28: BAB I latar belakang

Ha1: adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian gizi kurang pada

balita.

Ha2: adanya hubungan antara sikap dengan kejadian gizi kurang pada balita.

Ha3: adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan kejadian gizi

kurang pada balita.

C. Definisi Operasional

Suatu definisi ketika variabel – variabel penelitian menjadi bersifat operasional. (Karyuni &

Monica, 2008)

No Variabel Definisi konsep Definisi

operasion

al

Cara

ukur

Alat ukur Hasil

Ukur

Skala

Ukur

1. Pengetahuan Pengetahuan

merupakan

hasil dari tahu,

dan ini terjadi

setelah

seseorang

malakukan

pengindraan

terhadap objek

tertentu.

Merupaka

n hasil

dari tahu

terhadap

objek

melalui

penginder

aan

seseorang

.

Respond

en

menjaw

ab dari

kuisoner

pada

bagian

pengeta

huan .

jawaban

Kuisioner

, Pulpen

Kertas

1. Tau

2. Tidak

tau

Nominal

28

Page 29: BAB I latar belakang

Pengindraan

terjadi melalui

panca indra

manusia, yakni

indra

penglihatan,

pendengaran,

penghidu,

perasa, dan

peraba. Tetapi

sebagian besar

pengetahuan

manusia

diperoleh

melalui mata

dan telinga.

(Efendi &

Makhfudli,

2009)

yang

salah

akan

diberi

nilai 1

dan

jwaban

yang

salah

diberi

nilai 0.

2. Sikap Sikap

merupakan

reaksi atau

respon yang

Reaksi

atau

respon

dari

Survey /

Cross

Sectiona

l

Melihat,

catatan

kecil

1. Baik

2. Tidak

baik

Nominal

29

Page 30: BAB I latar belakang

masih tertutup

dari seseorang

terhadap suatu

stimulus atau

objek. Sikap

secara nyata

menunjukan

konotasi adanya

kesesuaian

reaksi terhadap

stimulus

tertentu yang

dalam

kehidupan

sehari-hari

merupakan

reaksi yang

bersifat

emosional

terhadap

stimulus sosial.

(Efendi &

Makhfudli,

2009)

sesorang

terhadap

kejadian

gizi

kurang

pada

balita.

30

Page 31: BAB I latar belakang

3. Gizi Kurang Tingkat sedang

yang disebabkan

oleh rendahnya

konsumsi energi

dan protein dari

makanan sehari-

hari dan terjadi

dalam waktu

yang cukup

lama. (Ahli Gizi ,

2009)

Status gizi

kurang

pada

balita

ketika

penelitian

dilakukan

Menimb

ang

berat

dan

menguk

ur

panjang

atau

tinggi

badan

balita.

Timbang

an dan

meteran

Baik,

Kurang

dan

Buruk

Ordinal

31

Page 32: BAB I latar belakang

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah pontong lintang (cross sectional)

dimana pengukuran variabel dependen dengan variabel independen diambil pada

waktu yang bersamaan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

dan sikap dengan kejadian gizi kurang pada balita di puskesmas pratama jakarta

timur. Metode ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasi deskriptif.

B. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Populasi dirumuskan

sebagai populasi finite(terbatas) dan populasi infinite (tidak terbatas). (Efendi &

Makhfudli, 2009). Populasi target (sample frame) pada penelitian ini adalah para

ibu yang memiliki balita yang memiliki bayi dengan status gizi kurang dengan

jumlah 100orang.

C. Sampel dan Sampling

Sampel adalah bagian dari populasi, yang diambil dengan menggunakan cara

– cara tertentu. (Efendi & Makhfudli, 2009)

Dengan demikian peneliti mengambil sampel dari seluruh ibu yang memiliki

balita dengan status gizi kurang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100

ibu. Adapun kriteria yang menjadi sampel sebagai berikut :

1. Bisa membaca dan menulis

32

Page 33: BAB I latar belakang

2. Memiliki balita dengan status gizi kurang

3. Bersedia menjadi responden

(Monica, 2014)

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pratama Jakarta Timur. Waktu

pelaksanaan pada bulan Juli – Agustus 2015.

E. Etika Penelitian

Prinsip dasar etik penelitian:

1. Prinsip menghormati martabat manusia (respect for person), dengan

tujuan menghormati otonomi untuk mengambil keputusan dan

melindungi manusia yang otonominya terganggu dari perlakuan dan

penyalahgunaan.

2. Prinsip etik berbuat baik (beneficence), yang menyangkut upaya manfaat

maksimal dan kerugian minimal yaitu:

- Resiko penelitian wajar dibandingkan manfaat yang diharapkan

- Desain penelitian memenuhi syarat penelitian

- Peneliti dapat melaksanakan penelitian dengan menjaga

kesejahteraan subjek

- Tidak merugikan subjek peneliti

3. Prinsip etik keadilan (justice), yaitu keadilan antara beban dan manfaat

yang diperoleh subjek dan keikutsertaannya dalam penelitian

33

Page 34: BAB I latar belakang

Menghormati martabat manusia

1. Menghargai otonominya

2. Melindungi orang yang otonominya terganggu

3. Meminta persetujuan setelah penjelasan (PSP) disebut juga informed

consent

Manfaat

1. Mamaksimalkan manfaat

2. Meminimalkan resiko

3. “ non-mal eficence” ( do no harm)

4. Menjaga kesejahteraan subjek

5. Manfaat untuk kepentingan individu dan masyarakat

6. Pembagian beban dan manfaat secara sama

7. Keikutsertaan kelompok yang akan mendapatkan manfaat

Etik dan tanggung jawab peneliti

1. Peneliti tidak boleh melakukan plagiariseme

Plagiat adalah pengambilan tulisan/ pendapat/ dsb milik orang lain dan

menjadikannya seolah-olah tulisan /pendapat milik sendiri (tanpa

menyembutkan sumbernya).

2. Peneliti tidak boleh melakukan falsification

34

Page 35: BAB I latar belakang

Falsifikasi adalah melihat dari sudut pandang teori kesalahan. Misalnya

menganggap hasil sementara itu salah, maka dilakukan segala upaya,

termasuk merubah, menambahkan , menghilangkan data secara sengaja, atau

mengulangi penelitian sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.

Etika peneliti dalam perilaku:

1. Peneliti mengelolah jalannya penelitian secara jujur, bernurani dan

berkeadilan terhadap lingkungan dan penelitiannya

2. Peneliti menghormati subyek penelitian/manusia tanpa diskriminasi dan

merendahkan martabat makhluk ciptaan Tuhan

3. Peneliti membuka diri dari pendapat, kritik dan saran terhadap hasil

penelitian, saling menghormati melalui diskusi dan pertukaran informasi

ilmiah yang objektif

Etika peneliti dalam kepengaranagn :

1. Peneliti mengelolah, melaksanakan dan melaporkan hasil penelitian secara

bertanggung jawab, cermat, dan seksama

2. Peneliti menyebarluaskan tulisan hasil penelitiannya sekali dan tanpa

duplikasi

3. Peneliti memberi pengakuan melalui pencantuman penulis pendamping,

penguntipan tulisan orang lain, dan ucapan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah membuat pelaksanaan penelitiannya.

35

Page 36: BAB I latar belakang

F. Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data berupa kuisoner yang

isinya beberapa pertanyaan dari peneliti. Kuisioner yang digunakan berupa

pertanyaan yang telah disusun dan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan

kerangka konsep penelitian dan literatur pustaka yang ada, baik dari buku

maupun dari penelitia sebelumnya. Instrumen menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti oleh responden sesuai dengan keadaan tempat penelitian.

Cara pengisian pertanyaan denag memberi tanda silang (x) pada kolom

yang dianggap sesuai. Alat yang digunakan ini diuji coba pada 15orang. Tujuan

uji coba adalah menguji tingkat validitas dan realibilitas kuisioner yang

digunakan sebagai alat pengumpulan data.

G. Mekanisme Pengumpulan Data

Urutan pengolahan data dengan komputer :

a. Editing adalah pemeriksaan kembali jawaban responden pada kuisoner yang

mencakup kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan, keseragaman ukuran, dans

sebagainya sebelum diberi kode.

b. Coding adaalah kegiatan merubah data dalam bentuk huruf pada kuesioner

tertutup atau semitertutup menurut macamnya menjadi bentuk angka untuk

pengolahan data komputer.

36

Page 37: BAB I latar belakang

c. Data file adalah pembuatan program pengolahan data komputer.

d. Entry data adalah pengetikan kode jawaban responden pada koesioner ke dalam

program pengolahan data.

e. Cleaning data adalah pembesrihan data hasil entry data agar terhindar dari

ketidaksesuaian koding jawaban responden pada kuesioner.

H. Tekhnik Analisi Data

1. Analisa Univariat

Analisa Univariat bertujuan untuk mendapatkan gambaran kualitas dan jenis

data dengan cara membentuk tabel dan grafik distribusi frekuensi variabel

independen maupun variabel dependen yang diteliti.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel

independent dengan variabel dependen. Uji yang digunakan adalah dengan

melalui uji Chi-square, dengan menggunakan derajat kemaknaan 95%. Bila nilai

P≥0,05 berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna dan bila p≥ 0,05 hasil

perhitungan statistik bermakna.

Rumus uji statistik :

X2 = ∑ ( O – E) 2

37

Page 38: BAB I latar belakang

E

Keterangan X2 = Statistik Chi-Square

O = Observasi atau nilai yang diperoleh pada penelitian

E = Frekuensi / hasil yang diharapkan

setelah didapatkan X2, kemudian X2 tabel dengan derajat uji kebebasan :

Keterangan : b = jumlah baris dalam tabel silang

k = jumlah kolom dalam tabel silang

dengan uji ini dapat diketahui kemaknaan hubungan antara varabel independen dan variabel dependen.

38

Df = (b-1) (k-1)