21
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analisis observasional. Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara BMI dan kelelahan fisik dengan kualitas kompresi dada pada pelaksanaan high quality CPR. Pendekatan yang dilakukan adalah cross sectional karena pengukuran BMI dan kelelahan fisik (independen) dengan tingkat kelelahan praktisi (dependen) dilakukan secara simultan pada saat bersamaan untuk melihat adanya hubungan atau tidak diantara keduanya (Pollit & Beck, 2006). Penelitian ini menilai hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan melakukan pengukuran sesaat (Sastroasmoro & Ismael, 2008). Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara BMI dan tingkat kelelahan fisik praktisi dengan kualitas kompresi yang dilakukannya, dimana kualitas kompresi dada yang dilakukan oleh praktisi nantinya didefinisikan sebagai kecepatan 100x/menit, full recoil, minimal interupsi dan kedalaman 5 cm. Dari keempat kategori kualitas kompresi 42

Bab 4 VER 2003

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kkkknn

Citation preview

Page 1: Bab 4 VER 2003

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analisis

observasional. Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara BMI dan

kelelahan fisik dengan kualitas kompresi dada pada pelaksanaan high quality

CPR. Pendekatan yang dilakukan adalah cross sectional karena pengukuran BMI

dan kelelahan fisik (independen) dengan tingkat kelelahan praktisi (dependen)

dilakukan secara simultan pada saat bersamaan untuk melihat adanya hubungan

atau tidak diantara keduanya (Pollit & Beck, 2006). Penelitian ini menilai

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan melakukan

pengukuran sesaat (Sastroasmoro & Ismael, 2008).

Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara BMI dan tingkat

kelelahan fisik praktisi dengan kualitas kompresi yang dilakukannya, dimana

kualitas kompresi dada yang dilakukan oleh praktisi nantinya didefinisikan

sebagai kecepatan 100x/menit, full recoil, minimal interupsi dan kedalaman 5 cm.

Dari keempat kategori kualitas kompresi tersebut akan dinilai hubungannya

dengan BMI dan tingkat kelelahan praktisi. Dari sini variabel manakah yang

paling berhubungan terhadap kualitas kompresi dada pada CPR. Selain itu,

peneliti juga mengidentifikasi hubungan antara karakteristik praktisi dengan

kualitas kompresi dada, serta karakteristik makanah yang paling berhubungan.

42

Page 2: Bab 4 VER 2003

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1. Populasi

Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan (Purwanto, 1995). Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh

mahasiswa Keperawatan Stikes Hafshawaty Zainul Hasan, Probolinggo.

4.2.2. Sampel

Nursalam (2003) mendefinisikan sampel adalah bagian dari populasi

terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling.

Teknik penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling. Dimana semua populasi terjangkau yang memenuhi kriteria

inklusi menjadi sampel penelitian. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini

adalah:

a. Kriteria Inklusi

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Stikes Hafshawaty

2. Mahasiswa telah menempuh mata kuliah kegawatdaruratan

3. Mahasiswa setuju untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

4. Mahasiswa dalam keadaan tidak sedang mengalami sakit

5. Mahasiswa tidak mengalami kelelahan berat/setelah melakukan aktivitas

berat.

b. Kriteria Eksklusi

1. Mahasiswa yang dalam masa cuti

2. Mahasiswa yang sedang melaksanakan praktik di lahan.

Sehingga besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah

berdasarkan rumus sampel minimal untuk satu populasi (Lemeshow et al., 1997),

yaitu:

43

n = N . Z2 1-α/2 PQ

d2 (N-1)+ Z2 1-α/2 PQ

Page 3: Bab 4 VER 2003

Keterangan:

n : Jumlah sampel yang dibutuhkan

N : Jumlah populasi

Z2 1-α/2 : Tingkat kepercayaan sebesar 95%

P : Proporsi keadaan yang akan dicari p=50% (0,5)

Q : (1-p)

D : Sampling error sebesar 10%

n = 150. (1.96)2. (0.5) . (0.5)

(0.1)2 . (149-1) + (1.96)2 . (0.5) . (0.5)

= 144.06

1.49 + 0.9604

= 58,79 dibulatkan menjadi 59 Responden

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus di atas jumlah populasi

sebesar 100 orang di dua rumah sakit, maka besar sampel yang diperlukan

adalah 59 orang. Untuk menghindari adanya drop out sampel, peneliti

menambahkan jumlah sampel sebanyak 10%. Sehingga jumlah total smpel yang

dibutuhkan adalah 69 orang.

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

4.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Skill Keperawatan Stikes

Hafshawaty Zainul Hasan, Probolinggo Jawa Timur.

4.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juli 2016 melalui

tiga tahap yaitu penyusunan proposal, pengumpulan data dan pelaporan hasil.

44

Page 4: Bab 4 VER 2003

4.4 Identifikasi Variabel

Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah body mass

index (BMI) dan level kelelahan fisik sedangkan variabel tergantung (dependent)

dalam penelitian ini adalah kualitas kompresi dada.

4.5 Definisi Operasional

No Variabel Independen

Definisi Operasional

Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Body Mass Index (BMI)

Total masa tubuh manusia yang dinyatakan sebagai rasio berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (m).

Dengan menilai TB responden dengan satuan (cm) dengan Stature Meter dan menimbang BB responden dengan timbangan BB digital memiliki satuan kilogram (Kg). BMI= BB/TB2 (m)

Dinyatakkan dengan kategori antropometri.Untuk kepentingan analisis, dilakukan pengelompokan menjadi 2 klasifikasi yaitu:1: BMI normal0: BMI abnormal

Merujuk pada CDC (2015) klasifikasi BMI

Nominal

2. Kelelahan Fatigue

Keadaan dimana tubuh mengalami ketidakmampuan dalam meningkatkan konsentrasi atau fokus dalam menyelesaikan aktivitas tertentu oleh karena tingkat aktivitas yang menimbulkan keletihan terlalu besar.

Diukur menggunakan Skala kelelahan fisik dengan Rate of Perceived Exertion modifikasi dari Borg’s Scale

Hasilnya dinyatakan dengan level fatigue:

1: Fatigue Ringan0: Fatigue Berat

Merujuk pada Kroemer (1997) tentang klasifikasi kelelahan fisik

Nominal

No Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala

45

Page 5: Bab 4 VER 2003

Dependen Operasional1. Kualitas

Kompresi Dada

Kemampuan responden dalam memberikan kompresi dada yang adekuat

Menggunakan checlist dengan skala Likert, tentang elemen kualitas kompresi yang meliputi:a. Kedalaman

kompresi 5 cm

b. Full recoil dinding dada

c. Kecepatan minimal 100x/menit.

d. Minimal Interupsi

Level kualitas kompresi dada berdasarkan AHA 2010 diobservasi dalam 3 siklus CPR.Untuk analisis data dilakukan pengelompokan sebagai berikut:

1: Kompresi dada efektif

0: Kompresi dada tidak efektif

Merujuk pada Travers et al., (2010) tentang teknik kompresi dada yang berkualitas

Nominal

No Variabel Confounding

Definisi Operasional

Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Usia Lama hidup seseorang berdasarkan tanggal lahir sampai dengan ulang tahun terakhir saat mengisi data

Kuesioner usia dalam tahun pada karakteristik demografi responden

Dinyatakan dalam tahun1: Dewasa (>25)0: Remaja (<25)

Merujuk pada kategori usia WHO

Nominal

2. Jenis kelamin Karakteristik seksual berdasarkan ciri fisik biologi yang dibawa sejak lahir hingga saat mengisi data

Kuesioner karakteristik demografi responden tentang jenis kelamin responden

Dinyatakkan dengan 1: Perempuan0: Laki-laki

Merujuk pada perbedaan laki-laki dan perempuan dalam melakukan kompresi dada

Nominal

3. Pengalaman Lamanya responden terpapar

Kuesioner karakteristik demografi

Dinyatakkan dengan 1: Mencoba

Nominal

46

Page 6: Bab 4 VER 2003

BLS/BTLS baik dalam perkuliahan aktif maupun belajar mandiri.

responden tentang pengalaman melakukan BLS

sendiri0: Belajar dari

instruktur

4. Pelatihan Keaktifan responden mengikuti pendidikan non formal mulai masuk kuliah sampai saat ini

Kuesioner karakteristik demografi responden tentang keikutsertaan dalam pelatihan

Dinyatakkan dengan:

1: Pernah0: Belum pernah

Nominal

5. Pendidikan Pendidikan keperawatan formal yang ditempuh hingga saat ini

Kuesioner karakteristik demografi responden tentang tingkat pendidikan

Dinyatakkan dengan 1: S1 Kep0: D3 Kep

Nominal

6. Pengunaan tangan dominan

Dasar tumpuan yang digunakan dalam memberikan kompresi yang adekuat saat pelaksanaan HQCPR

Menggunakan kuesioner dengan 1 pertanyaan dengan mengisi check list tentang pemakaian tangan dominan

Dinyatakkan dengan 1: Tangan

dominan dibawah

0: Tangan dominan di atas

Merujuk pada Travers et al., (2010) tentang teknik kompresi dada

Nominal

4.6 Instrumen Penelitian

4.6.1 Lembar Kuesioner

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lembar kuesioner untuk

menilai hubungan antara body mass index (BMI) dan kelelahan fisik dengan

kualitas kompresi dada. Lembar kuesioner yang dibuat yaitu lembar kuisioner

untuk mengukur level kelelahan fisik, terdiri dari 6 pernyataan positif dengan

skala Likert. Pilihan jawaban dan kriteria pemberian skor adalah jawaban: SS =

Sangat Setuju; S = Setuju; TS =Tidak Setuju; STS = Sangat Tidak Setuju.

47

Page 7: Bab 4 VER 2003

Setelah itu, skor dihitung dan dikategorikan sesuai rentang nilai. Cara

penghitungan skornya adalah:

Keterangan :

N : Prosentase nilai

∑Sp : Jumlah skor yang didapat

∑Sm : Jumlah skor total

(Alimul, 2007).

Kategori level kelelahan fisik adalah:

Level Kelelahan fisik ringan, jika : < 42%

Level Kelelahan fisik berat, jika : ≥ 42%

4.6.2 Lembar Checklist Kuesioner

1. Dalam penelitian ini menggunakan 2 checklist kuesioner untuk mengukur

level kelelahan dengan modifikasi kuesioner visual Borg’s scale dengan

rating of perception exertion (RPE) dan checklist untuk menilai kualitas

kompresi dada yang dimodifikasi dari travers et al., (2010):

a. Checklist instrumen level kelelahan terdiri dari 9 item yang masing-

masing mempunyai skoring (1-10) dengan 1 adalah skor kelelahan

ringan dan 10 skor kelalahan berat.

b. Checklist instrumen kualitas kompresi dada dengan skala likert yang

terdiri dari 4 pernyataan dan 4 kategori skoring (1-4). Skor minimal 4

dan skor maksimal 16.

4.6.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

48

∑Sp

N = X 100%∑Sm

Page 8: Bab 4 VER 2003

Validitas kuisioner diuji dengan uji kolerasi pearson dengan tingkat

signifikan (α) adalah 5% (0,05) menggunakan Statistical Product and Service

Solution (SPSS) 16, dengan kriteria apabila probabilitas kurang dari 0,05 maka

item pertanyaan dalam instrumen tersebut dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila

fakta atau kenyataan hidup diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang

berlainan (Nursalam, 2008). Untuk mendapatkan data yang reliabel, kuisioner ini

diuji menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 16

dengan menggunakan tingkat signifikansi (α) adalah 5 % (0,05). Nilai reliabilitas

dilihat dari nilai Cronbach Alpha (α), jika nilai α > 0,444 maka kuisioner

dinyatakan reliabel (Alimul, 2007).

4.7 Prosedur Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

4.7.1 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan peneliti sesuai dengan rancangan yang

dapat dilihat melalui diagram di bawah ini:

49

Populasi : mahasiswa keperawatan Stikes Hafshawaty Zainul Hasan Probolinggo

Mengukur kualitas kompresi dada yang dilakukan responden

dengan checklistnkuisioner

Identifikasi BMI, tingkat kelelahan dan kualitas kompresi dada

Kesimpulan dan Hasil

Penetapan sampel dengan cara teknik Purposive Sampling

Analisa data bivariate dan mult ivariate menggunakan uji Korelasi

Mengukur BMI dan Level Kelelahan fisik setelah

responden melakukan kompresi dada dengan kuisioner

Page 9: Bab 4 VER 2003

4.7.2 Teknik Pengumpulan Data

Peneliti memperoleh data dari kuesioner yang terdiri dari daftar butir-butir

pertanyaan yang dibagikan kepada responden dan dipergunakan untuk

mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel BMI, level kelelahan dan

kualitas kompresi dada. Langkah berikutnya peneliti menyebarkan lembar

kuesioner BMI dan level kelelahan kepada responden. Pengisian kuesioner ini

membutuhkan waktu selama ± 10 menit.

4.8 Analisa Data

4.8.1 Pre-analisa Data

50

Page 10: Bab 4 VER 2003

Pada tahap pre-analisa, peneliti melakukan beberapa tahap sebelum data

siap untuk dianalisa, yaitu :

a. Editing

Proses editing dilakukan untuk memeriksa kelengkapan, kesinambungan dan

keseragaman data. Dilakukan dengan mengoreksi data yang diperoleh

apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, semua pertanyaan

kuesioner terisi oleh jawaban, jawaban pertanyaan cukup jelas tulisannya,

jawaban yang

ditulis sudah relefan dengan pertanyaan yang ada, apakah antara beberapa

pertanyaan yang berkaitan isi jawabannya konsisten. Proses editing ini

langsung dilakukan setelah responden selesai mengisi kuesioner.

b. Coding

Coding adalah memberikan kode atau simbol tertentu untuk setiap jawaban

dengan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau

bilangan. Coding dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan

entry data, tabulasi dan analisis data. Setelah data dikoreksi dan lengkap

kemudian diberi kode untuk setiap variabel sesuai dengan definisi

operasional. Peneliti memberikan kode pada setiap jawaban di tiap item

pertanyaan kuesioner dalam bentuk skor. Jawaban (STS) : skor 1, (TS) : skor

2, (S) : skor 3 dan (SS) : skor 4.

c. Tabulasi Data

Setelah semua lembar kuesioner terkumpul, peneliti menghitung jumlah skor

dari masing-masing responden, total skor ini yang nantinya digunakan untuk

menganalisa data.

4.8.2 Analisa Data

51

Page 11: Bab 4 VER 2003

Setelah dilakukan pengolahan data langkah selanjutnya adalah analisis

data. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis data univariat, analisis

bivariat dan analisis multivariat dengan menggunakan bantuan program

komputer. Analisis data yang dilakukan sebagai berikut:

1. Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendiskripsikan karakteristik masing-

masing variabel yang diteliti (Hastono, 2007). Analisis ini bentuknya

tergantung dari jenis data yang ada. Analisa univariat dalam penelitian ini

akan menilai kedudukan tiap variabel, yaitu yang pertama menilai BMI

pada masing-masing responden yang kedua menilai tingkat kelelahan dan

yang ketiga menilai kualitas kompresi dada serta faktor confounding yang

lain.

2. Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan

antara dua variabel, atau digunakan untuk mengetahui apakah ada

perbedaan yang signifikan antara dua atau lebih kelompok sampel

(Hastono, 2007). Analisis bivariat dilakukan untuk membuktikan hipotesa

penelitian yaitu adakah hubungan antara BMI dan kelelahan fisik dengan

kualitas kompresi dada. Nilai confidence interval yang ditetapkan adalah

95% dengan tingkat kemaknaan 5% (α = 0,05). Uji statistik untuk analisis

bivariat ini disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut:

No Variabel Independen Variabel Dependen Jenis Uji

Statistik

1. Body Mass Index

(Data Nominal)

Kualitas Kompresi Dada

(Data Nominal)

Uji chi square

2. Kelelahan Fisik Kualitas Kompresi Dada Uji chi square

52

Page 12: Bab 4 VER 2003

(Data Nominal)

3. Karakteristik Responden

a. Umur Kualitas Kompresi Dada

(Data Nominal)

Uji chi square

b. Jenis kelamin Kualitas Kompresi Dada

(Data Nominal)

Uji chi square

c. Pengalaman Kualitas Kompresi Dada

(Data Nominal)

Uji chi square

d. Pelatihan Kualitas Kompresi Dada

(Data Nominal)

Uji chi square

e. Pendidikan Kualitas Kompresi Dada

(Data Nominal)

Uji chi square

f. Pengunaan tangan

dominan

Kualitas Kompresi Dada

(Data Nominal)

Uji chi square

g. Pengalaman Kualitas Kompresi Dada

(Data Nominal)

Uji chi square

h. Pelatihan Kualitas Kompresi Dada

(Data Nominal)

Uji chi square

Tabel 4.2 Uji Statistik Analisis Bivariat

3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan beberapa

variabel bebas (lebih dari satu variabel) dengan satu atau beberapa variabel

terkait (umumnya satu variabel). Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah

regresi logistik ganda, dimana variabel terkait berbentuk katagori terutama

dikotomi (Hastono, 2007). Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui

hubungan antara BMI dan kelelahan fisik dengan kualitas kompresi dada setelah

dikontrol oleh variabel confounding dengan menggunakan pemodelan faktor

risiko. Pemodelan ini bertujuan mengestimasi secara valid hubungan antara

variabel utama dengan variabel dependen dengan mengontrol beberapa variabel

53

Page 13: Bab 4 VER 2003

confounding. Tahapan dalam melakukan uji multivariat regresi logistik model

faktor risiko adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pemodelan lengkap

Penyusunan model lengkap mencakup variabel utama, semua kandidat

confounding dan kandidat interaksi (interaksi dibuat antara variabel utama

dengan semua variabel confounding).

b. Melakukan penilaian interaksi

Penilaian interaksi dilakukan dengan cara mengeluarkan variabel interaksi

yang mempunyai nila P value terbesar tidak signifikan (P > 0,05) dikeluarkan

dari model secara bertahap satu persatu.

c. Melakukan penilaian uji confounding

Penilaian uji confounding dilakukan dengan cara mengeluarkan variabel

covariat/confounding satu persatu dimulai dari yang memiliki nilai P value

terbesar. Bila setelah dikeluarkan mempunyai selisih OR faktor/variabel utama

antara sebelum dan sesudah variabel covariat (X1) dikeluarkan lebih besar

dari 10%, maka variabel tersebut dinyatakan sebagai confounding dan harus

tetap berada didalam model (Hastono, 2007).

4.9 Etika Penelitian

Penelitian ini diawali dengan mengurus surat perijinan sebagai berikut:

peneliti meminta surat pengantar penelitian dan surat lolos uji etik dari Komite

Etik penelitian di Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya yang ditunjukkan kepada Ketua Stikes Hafshawaty.

Setelah mendapat persetujuan dari pihak yang bersangkutan, kemudian peneliti

memilih calon responden yang sesuai dan mengadakan kontrak waktu untuk

menjelaskan tujuan penelitian. Tahap berikutnya, peneliti meminta kesediaan dan

persetujuan calon reponden untuk menjadi responden penelitian. Penelitian ini

54

Page 14: Bab 4 VER 2003

sangat memperhatikan etika dalam penelitian karena penelitian dalam bidang

keperawatan berhubungan dengan manusia secara langsung. Etika yang perlu

diperhatikan menurut Alimul (2003) adalah :

1. Informed Consent (lembar persetujuan)

Lembar persetujuan merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan

responden dengan memberikan lembar persetujuan. Lembar diberikan sebelum

penelitian dilaksanakan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian.

Peneliti mendatangi calon responden penelitian kemudian menjelaskan maksud

dan tujuan penelitian. Hak dan kewajiban calon responden dalam penelitian juga

dijelaskan agar calon responden benarbenar paham tentang penelitian yang

akan dilakukan. Calon responden menandatangi lembar persetujuan di hadapan

peneliti untuk selanjutnya mengisi kuesioner penelitian yang telah disediakan.

2. Anonimity (tanpa nama)

Anonimity merupakan etika dalam penelitian keperawatan yaitu peneliti

tidak akan memberi nama responden pada lembar alat ukur. Peneliti hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpul data. Kode tersebut adalah nomor

register klien (anak responden) agar tidak terjadi pengulangan data yang sama.

Responden pada penelitian ini tidak menuliskan namanya pada alat pengumpul

data hanya membubuhkan tanda tangan sehingga hanya peneliti yang

mengetahui data hasil penelitian adalah milik responden yang bersangkutan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Peneliti menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan

pada hasil penelitian. Peneliti mengolah data yang sesuai dengan kepentingan

penelitian. Data yang didapatkan tidak dipublikasikan kepada orang lain di luar

kepentingan penelitian dan akan dimusnahkan setelah penelitian berakhir.

55